model dinamika stok karbon berdasarkan laju … · informasi yang berasal atau ... kehutanan...

50
MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU PERUBAHAN TUTUPAN HUTAN DAN LAHAN DI PROVINSI JAWA TENGAH ESA BAGUS NUGRAHANTO DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

Upload: trinhbao

Post on 10-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN

LAJU PERUBAHAN TUTUPAN HUTAN DAN LAHAN

DI PROVINSI JAWA TENGAH

ESA BAGUS NUGRAHANTO

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Page 2: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah
Page 3: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Model Dinamika Stok

Karbon Berdasarkan Laju Perubahan Tutupan Hutan dan Lahan di Provinsi Jawa

Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Esa Bagus Nugrahanto

NIM E14080064

Page 4: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

ABSTRAK

ESA BAGUS NUGRAHANTO. Model Dinamika Stok Karbon Berdasarkan Laju

Perubahan Tutupan Hutan dan Lahan di Provinsi Jawa Tengah. Dibimbing oleh

HERRY PURNOMO.

Peningkatan emisi karbon akibat laju deforestasi dan degradasi hutan

mengakibatkan perubahan iklim global yang mengkhawatirkan. Penelitian ini

bertujuan untuk membangun model dinamika penggunaan lahan dan dinamika

simpanan karbon, serta mengestimasi simpanan karbon di Provinsi Jawa Tengah.

Penelitian ini menggambarkan laju perubahan hutan dan penggunaan lahan di

Provinsi Jawa Tengah serta keterkaitannya terhadap simpanan karbon dengan

menggunakan metode pemodelan dinamika sistem. Hasil penelitian menunjukan

bahwa Provinsi Jawa Tengah mempunyai simpanan karbon yang cenderung

mengalami penurunan akibat laju deforestasi dan degradasi hutan. Simpanan

karbon pada tahun 2004 sebesar 182.3 mega ton dan menurun sebesar 49.1 mega

ton menjadi 133.2 mega ton pada tahun 2050. Skenario rehabilitasi hutan dan

lahan, skenario penegakan hukum, skenario evaluasi pengelolaan hutan tanaman,

dan skenario provinsi konservasi berdampak positif terhadap peningkatan

simpanan karbon Provinsi Jawa Tengah.

Kata kunci: hutan, Jawa Tengah, karbon, model, simulasi

ABSTRACT

ESA BAGUS NUGRAHANTO. The Dynamic Model of Carbon Stock based on

Forest and Landuse Change Rate in Central Java. Supervised by HERRY

PURNOMO.

The enhancement of carbon emission from deforestration and forest

degradation has leaded to the increase of global climate change. Hence, this

research was conducted to make a dynamic model of landuse and carbon stock

and to estimate the carbon stock in Central Java. The change of carbon stock was

being evaluated to identify its relation to forest change and landuse rate in Central

Java using a system dynamic model. The result shows that there was a reduction

of carbon stock caused by deforestation and forest degradation. The research also

found that in 2004 the total carbon stock was 182.3 mega tons and in 2050 is

predicted to decrease by 49.1 mega tons to 133.2 mega tons. The application of

forest and land rehabilitation, law enforcement, evaluation of forest plantation

management, and conservation province scenarios have positive effect on the

increase of carbon stock in Central Java.

Keywords: carbon, Central Java, forest, model, simulation

Page 5: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Manajemen Hutan

MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN

LAJU PERUBAHAN TUTUPAN HUTAN DAN LAHAN

DI PROVINSI JAWA TENGAH

ESA BAGUS NUGRAHANTO

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Page 6: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah
Page 7: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

Judul Skripsi : Model Dinamika Stok Karbon Berdasarkan Laju Perubahan

Tutupan Hutan dan Lahan di Provinsi Jawa Tengah

Nama : Esa Bagus Nugrahanto

NIM : E14080064

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Herry Purnomo, MComp

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Ahmad Budiaman, MSc F Trop

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Model Dinamika Stok Karbon Berdasarkan

Laju Perubahan Tutupan Hutan dan Lahan di Provinsi Jawa Tengah. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2013 ini ialah

dinamika simpanan karbon Provinsi Jawa Tengah.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Herry Purnomo, MComp

selaku dosen pembimbing. Penghargaan penulis sampaikan kepada Dinas

Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan data.

Ungkapan terima kasih disampaikan kepada dosen-dosen, rekan-rekan di

Fakultas Kehutanan IPB, ayah, ibu, serta seluruh keluarga atas masukan dan saran

terhadap penelitian ini. Terima kasih juga penulis sampaikan, atas doa dan kasih

sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

Esa Bagus Nugrahanto

NIM E14080064

Page 9: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 3

Lokasi dan Waktu Penelitian 3

Bahan dan Alat 3

Metode Pengumpulan Data 4

Prosedur Pengembangan Model 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Identifikasi Isu, Tujuan dan Batasan 6

Formulasi Model Konseptual 7

Spesifikasi Model 8

Evaluasi Model 21

Penggunaan Model 21

SIMPULAN DAN SARAN 25

Simpulan 25

Saran 25

DAFTAR PUSTAKA 25

LAMPIRAN 28

RIWAYAT HIDUP 38

Page 10: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

DAFTAR TABEL

1 Data perkembangan penggunaan kawasan hutan Provinsi Jawa Tengah 8 2 Komponen tegakan hutan Provinsi Jawa Tengah 10 3 Luas areal kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan 14 4 Simpanan karbon berdasarkan jenis penggunaan lahan 15 5 Persamaan allometrik berdasarkan jenis pohon 16 6 Simpanan karbon non kawasan hutan 18 7 Evaluasi model 21

DAFTAR GAMBAR

1 Peta wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah 3 2 Model konseptual dinamika sistem yang dikembangkan 7 3 Submodel dinamika kawasan hutan Provinsi Jawa Tengah 9 4 Dinamika kawasan hutan 9 5 Submodel dinamika tegakan hutan rakyat per hektar 10 6 Dinamika tegakan hutan rakyat per hektar 11 7 Dinamika tegakan hutan rakyat Provinsi Jawa Tengah 11 8 Submodel dinamika tegakan hutan rakyat Provinsi Jawa Tengah 12 9 Dinamika tegakan hutan tanaman jati 13

10 Dinamika tegakan hutan tanaman rimba 13 11 Dinamika luas non kawasan hutan Provinsi Jawa Tengah 13 12 Submodel rehabilitasi hutan dan lahan 14

13 Hasil simulasi simpanan karbon hasil kegiatan rehabilitasi hutan dan

lahan 15 14 Submodel pendugaan simpanan karbon kawasan berhutan Provinsi

Jawa Tengah 16 15 Dinamika simpanan karbon kawasan hutan 16 16 Dinamika simpanan karbon hutan rakyat 17 17 Dinamika simpanan karbon hutan tanaman dan agroforestri 17

18 Dinamika total simpanan karbon kawasan berhutan Provinsi Jawa

Tengah 18 19 Submodel pendugaan simpanan karbon non kawasan hutan Provinsi

Jawa Tengah 19 20 Dinamika simpanan karbon non kawasan hutan Provinsi Jawa Tengah 19

21 Dinamika simpanan karbon Provinsi Jawa Tengah 20 22 Simulasi skenario rehabilitasi hutan dan lahan 22 23 Simulasi skenario penegakan hukum 22

24 Simulasi dinamika tegakan skenario evaluasi pengelolaan HT 23 25 Simulasi simpanan karbon skenario evaluasi pengelolaan HT 24 26 Simulasi skenario provinsi konservasi 24

Page 11: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah
Page 12: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah
Page 13: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan emisi karbon pada beberapa tahun belakangan ini semakin

tinggi. Hal ini mengakibatkan perubahan iklim global yang mengkhawatirkan.

Beberapa faktor yang menyebabkan semakin meningginya tingkat emisi karbon

adalah adanya perubahan penggunaan fungsi lahan berupa deforestasi dan

degradasi hutan. Laju deforestasi dan degradasi hutan Indonesia selama tahun

2000 – 2005 mencapai 1 089 juta ha/tahun (Kemenhut 2009).

Menurut UNFCCC (1998), deforestasi merupakan konversi hutan menjadi

bukan hutan sebagai akibat langsung dari aktifitas manusia. Deforestasi terjadi

karena adanya desakan ekonomi serta pertumbuhan penduduk yang terus

meningkat. Permintaan akan adanya perubahan fungsi lahan hutan menjadi lahan

pemukiman, pertanian, peternakan, dan alih fungsi non hutan lainnya semakin

meningkat. Hal ini akan terus menekan luasan areal hutan di suatu kawasan. Laju

deforestasi akan mempengaruhi ketersediaan stok karbon di daerah tersebut.

Hutan yang selama ini berperan dalam penyerapan karbon, akan semakin

berkurang keberadaannya akibat deforestasi dan kegiatan alih fungsi lahan

lainnya.

Menurut Budiharto (2009), simpanan karbon di Indonesia pada periode

1990-2000 baik yang ada di kawasan hutan ataupun non kawasan hutan terus

menurun setiap tahunnya, yaitu sebesar 3 646.1 mega ton atau rata-rata per tahun

sebesar 364.64 mega ton. Simpanan karbon kemudian turun menjadi 1 046.78

mega ton pada periode 2000-2003 atau 348.93 mega ton /tahun, dan periode 2003-

2006 menurun lagi menjadi 531.68 mega ton atau 177.56 mega ton/tahun.

Penurunan simpanan karbon terbesar terjadi di Pulau Kalimantan dan Sumatera

dengan rata-rata perubahan sebesar 112.35 mega ton/tahun dan 77.57 mega

ton/tahun. Menurut FAO (2010), simpanan karbon pada biomasa hutan Indonesia

tahun 1990 sebesar 16 335 mega ton, tahun 2000 sebesar 15 182 mega ton, tahun

2005 sebesar 14 299 mega ton, tahun 2010 sebesar 13 017 mega ton.

Laju deforestasi dan degradasi hutan tentunya harus segera ditahan jika

tidak ingin memperoleh efek negatif yang lebih buruk terhadap lingkungan.

Penahanan atau pengurangan laju deforestasi dan degradasi hutan bisa dilakukan

dengan mekanisme REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest

Degradation), yaitu sebuah mekanisme untuk mengurangi emisi gas rumah kaca

dengan cara memberikan kompensasi kepada pihak pihak yang melakukan

pencegahan deforestasi dan degradasi hutan.

Pemahaman atas isu-isu dan fakta yang diangkat inilah sebagai dasar perlu

adanya suatu penelitian pada suatu lingkup kawasan tertentu agar dapat

mengetahui simpanan karbon tersedia dan mengetahui faktor apa saja yang

mempengaruhi. Penelitian ini juga nantinya diharapkan mampu memberi

gambaran alternatif solusi dalam penggunaan lahan terkait ketersediaan simpanan

karbon suatu wilayah.

Page 14: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

2

1.2 Perumusan Masalah

Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang padat penduduk.

Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Provinsi Jawa

Tengah sebanyak 32.38 juta jiwa atau sekitar 13.63% dari jumlah penduduk

Indonesia. Kepadatan penduduk ini tentunya akan berdampak pada penggunaan

lahan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti industri-

industri atau pertanian pangan. Hal ini tentunya akan berdampak negatif terhadap

luas dan tutupan kawasan hutan serta akan meningkatkan emisi di sektor

LULUCF (Land Use, Land Use Change and Forestry). Akan tetapi, Provinsi Jawa

Tengah ternyata memiliki peningkatan luasan hutan yaitu berupa hutan rakyat

yang dikembangkan masyarakat. Data Statistik Kehutanan Provinsi Jawa Tengah

menunjukkan adanya peningkatan luas hutan rakyat dari 287 667.36 ha pada

tahun 2004 meningkat menjadi 506 501 ha pada tahun 2010 (Dinas Kehutanan

Jawa Tengah 2010). Pertanyaan yang menjadi masalah penelitian adalah: (1)

Bagaimanakah dinamika yang terjadi pada penggunaan lahan di Provinsi Jawa

Tengah? (2) Bagaimanakah hubungan keterkaitan antara pola penggunaan lahan

dengan tingkat simpanan karbonnya?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Membangun model dinamika penggunaan lahan di Provinsi Jawa Tengah.

2. Membangun model pendugaan dinamika simpanan karbon di Provinsi Jawa

Tengah.

3. Mengestimasi simpanan karbon yang ada di Provinsi Jawa Tengah.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat antara lain untuk menyediakan

informasi mengenai pendugaan luas kawasan hutan dan simpanan karbon di

Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu

dasar pertimbangan penerapan kebijakan perencanaan tataguna lahan dikemudian

hari.

Page 15: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

3

METODE

2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Gambar 1 Peta wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah

Penelitian ini dilaksanakan di Bogor dengan obyek penelitian kawasan

hutan di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian dilakukan dari bulan November 2013

hingga Maret 2014.

2.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang

diperoleh dari Data Statistik Kementerian Kehutanan dan Data Statistik Dinas

Kehutanan Provinsi Jawa Tengah. Data tersebut meliputi data penggunaan dan

pemanfaatan kawasan. Penelitian ini juga menggunakan hasil dari penelitian-

penelitian sebelumnya yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan

model dinamika karbon. Adapun data yang dimaksud meliputi :

1. Data Penggunaan Kawasan Hutan antara lain:

a. Data pelepasan kawasan hutan

b. Data pinjam pakai kawasan hutan

c. Data tukar menukar kawasan hutan

d. Data perubahan fungsi kawasan hutan

2. Data Pemanfaatan Kawasan Hutan antara lain :

a. Data perkembangan luas hutan tanaman Perhutani

b. Data perkembangan luas agroforestri

3. Data perkembangan luas hutan rakyat

Data perkembangan luas perkebunan

4. Data perkembangan luas pertanian

Alat yang digunakan yaitu seperangkat komputer serta perangkat lunak

(software) untuk mengolah data, yaitu STELLA 9.0.2, Microsoft Office Excel 2007,

Vensim PLE dan Minitab 16.

Page 16: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

4

2.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan studi literatur dari Data

Kementerian Kehutanan RI, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas

Perkebunan Provinsi Jawa Tengah serta penelitian-penelitian sebelumnya yang

terkait dengan penelitian ini.

2.4 Prosedur Pengembangan Model

Pengembangan model pada penelitian ini menggunakan pendekatan analisis

sistem. Analisis sistem dapat digunakan untuk melakukan pendekatan terhadap

masalah secara intuitif terorganisir. Analisis sistem menyaratkan adanya

pemahaman terhadap suatu sistem meskipun sedikit. Dengan membuat analogi-

analogi untuk memahami suatu sistem. Analisis sistem melakukan pendekatan

pemecahan suatu masalah berdasarkan proses. Hal ini membedakan analisis

sistem dengan statistika yang lebih mengedepankan kualitas dan kuantitas data

yang dimiliki. Pemahaman adanya isomorisme antar beragam sistem menjadikan

pemahaman terhadap sesuatu menjadi mungkin, bahkan pada suatu sistem yang

kita buta sekali akan perilakunya (Purnomo 2012).

Pemodelan sistem merupakan salah satu cara untuk menuangkan

pemahaman kita terhadap sistem di dunia nyata. Model merupakan bentuk

penyederhanaan sistem yang mampu menjelaskan komponen-komponen yang

terkait dan interaksi yang terjadi di dalamnya. Pada mulanya model digunakan

sebagai alat prediksi, namun untuk memperoleh hasil yang akurat dalam sistem

yang kompleks sulit didapatkan. Sekarang model lebih digunakan sebagai tempat

belajar untuk memahami proses yang terjadi dalam sistem nyata. Kegunaan model

terletak pada efektivitas kita belajar terkait sistem yang ingin dipahami.

Analisis sistem adalah pendekatan filosofis dan kumpulan teknik, termasuk

simulasi yang dikembangkan secara eksplisit untuk menunjukkan masalah yang

berkaitan dengan sistem yang kompleks. Analisis sistem menekankan pada

pendekatan holistik untuk memecahkan masalah dan menggunakan model

matematika untuk mengidentifikasi dan menyimulasikan karakteristik yang

penting dari sistem yang kompleks. Untuk pemodelan yang lebih fleksibel dan

multiguna, dapat digunakan dengan fase-fase sebagai berikut (Purnomo 2012):

2.4.1 Identifikasi Isu, Tujuan, dan Batasan

Langkah pertama dalam membangun sebuah model adalah mengidentifikasi

isu atau masalah. Hal ini akan menempatkan dimana sebenarnya suatu model

perlu dibangun. Membaca jurnal terkait isu yang akan diangkat merupakan salah

satu cara untuk mempertajam pemahaman pentingnya model yang kita bangun.

Kesalahan dalam mengidentifikasi suatu isu mengakibatkan kesalahan melihat

suatu permasalahan secara tepat yang tentu berpengaruh terhadap pemecahan

suatu masalah. Semakin kompleks suatu sistem maka semakin rumit masalah

yang ditawarkan. Hal ini mengakibatkan solusi yang dicari akan semakin rumit

atau solusi tunggal hampir tidak ada. Beragam solusi yang ditawarkan bergantung

pada sudut pandang yang diambil. Informasi untuk memecahkan masalah tidak

pernah lengkap sehingga tidak akan pernah ada sebuah solusi yang dapat dijamin

kebenarannya.

Page 17: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

5

Setelah isu ditentukan berikutnya adalah menentukan tujuan pemodelan itu

sendiri. Tujuan pemodelan akan menentukan metode pemodelan, ketelitian

pemodelan, dan jenis pemodelan itu sendiri. Tujuan pemodelan harus dinyatakan

secara eksplisit. Ketersediaan sumberdaya yang ada seperti waktu, dana dan data

yang tersedia haruslah menjadi pertimbangan suatu tujuan model. Ketersediaan

data harus menjadi pertimbangan agar tujuan pemodelan tidak terlalu tinggi untuk

dapat dicapai melalui model yang dibangun.

Langkah selanjutnya adalah menentukan batasan dari model. Batasan model

menunjukkan komponen apa saja yang masuk atau tidak termasuk ke dalam

model. Komponen yang tidak termasuk ke dalam pemodelan disebut sebagai

lingkungan. Batasan dapat berupa batas ruang, waktu, dan isu.

2.4.2 Formulasi Konseptual

Fase ini ditujukan agar orang dapat dengan mudah mengikuti pola pikir

yang tertuang pada model, sehingga kerumitan pada model harus dihindari. Model

konseptual yang dibuat menggambarkan secara menyeluruh model yang akan

dibuat. Fase ini dimulai dengan mengidentifikasi semua komponen yang terlibat

dan dimasukkan dalam pemodelan. Komponen-komponen tersebut kemudian

dicari interrelasinya satu sama lain menggunakan ragam metode seperti diagram

kotak dan panah, diagram sebab akibat, diagram stok dan aliran atau diagram

sekuens (sequence diagram). Perilaku dan hubungan antar komponen sebaiknya

juga digambarkan pada fase ini.

2.4.3 Spesifikasi Model

Pada fase ini dilakukan kuantifikasi model. Jika pada model konseptual,

hubungan dua komponen dapat digambarkan dengan anak panah, maka pada fase

ini spesifikasi model anak panah tersebut dapat berupa persamaan numerik

dengan satuan-satuan yang jelas. Peubah waktu yang dipakai dalam keseluruhan

model harus ditetapkan. Komponen-komponen yang terlibat dalam pemodelan,

namun kita tidak memahami lebih lanjut harus dikeluarkan dari model.

Persamaan-persamaan yang dipakai dalam model harus disebutkan

darimana asalnya, apakah berdasarkan suatu rujukan atau hasil kreasi sendiri.

Suatu kreasi persamaan bisa dilakukan dengan melakukan regresi dari data yang

tersedia atau dugaan yang dapat dipertanggungjawabkan. Fase ini menuntut

pengetahuan memadai dalam pemakaian perangkat bantu seperti perangkat lunak

(software) STELLA, VENSIM, POWERSIM, SIMILE, CORMAS, dan lain-lain.

Dalam fase ini, pemrograman dilakukan. Fase ini dilakukan dari yang

sederhana dan memastikan bahwa persamaan dan pemrograman benar. Bila

terdapat kesalahan dalam model yang sederhana ini, maka yang lebih rumit pun

pasti salah.

2.4.4 Evaluasi Model

Evaluasi model dilakukan dengan mengamati kelogisan model dan

membandingkannya dengan dunia nyata. Setiap model diamati apakah relasi-

relasi yang ada logis atau tidak. Setelah setiap bagian model diamati dan dianggap

logis, maka perlu diamati bagaimana hubungan antar bagian tersebut untuk

menjadi model yang utuh. Jika keseluruhan model sudah logis, tahap pertama dari

fase evaluasi model dapat diselesaikan.

Page 18: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

6

Model dapat dikatakan logis berarti ada penalaran yang memadai dari relasi-

relasi tersebut. Logis berarti bahwa semua persamaan sesuai dengan apa yang

dipercayai orang atau dengan kata lain sesuai dengan paradigma yang ada. Setiap

model harus memiliki keberanian untuk berbeda dengan paradigma yang ada

karena pada awalnya pemodelan sistem adalah suatu paradigma baru yang

berlawanan arah dengan paradigma lama yang cenderung spesialisasi berlebihan

pada setiap bidang ilmu pengetahuan.

Tahap kedua adalah mengamati apakah perilaku model sesuai dengan

harapan atau perkiraan yang digambarkan pada fase konseptualisasi model. Tahap

ketiga evaluasi adalah membandingkan antara perilaku model dengan data yang

didapat dari sistem atau dunia nyata. Misalnya model harus dapat dieksekusi pada

rentang waktu batasan model. Kesesuaian model dengan dunia nyata adalah

penting, tetapi lebih penting adalah bagaimana model tersebut bisa dimanfaatkan

sesuai dengan tujuan pemodelan yang dilakukan.

2.4.5 Penggunaan Model

Pada tahap ini model yang telah dikembangkan diaplikasikan pada skenario-

skenario yang telah ditentukan melalui simulasi skenario yng telah dibuat. Hasil

simulasi tersebut kemudian dikerucutkan pada skenario yang memenuhi tujuan

pemodelan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Identifikasi Isu, Tujuan dan Batasan

3.1.1 Identifikasi isu

Berkurangnya luas hutan yang ada akan sangat mempengaruhi fungsi hutan

dalam penyerapan dan penyimpanan karbon yang ada dari atmosfer. Peningkatan

emisi GRK (Gas Rumah Kaca) mengakibatkan pemanasan global dan perubahan

iklim atau yang dikenal dengan climate change. Dewasa ini, telah mulai

digalakkan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi dampak dari

pemanasan global tersebut seperti pemerintah yang berusaha mengurangi tingkat

emisi karbon di Indonesia dengan program REDD+ (Reducing Emission from

Deforestation and Degradation). Provinsi Jawa Tengah berdasarkan SK

Penunjukan Menteri Kehutanan No. 359/Menhut-II/2004 memiliki kawasan hutan

seluas 646 593 ha. Sedangkan untuk hutan rakyat, Provinsi Jawa Tengah memiliki

luas sebesar 576 007 ha (Statistik Kehutanan Provinsi Jawa Tengah 2011) yang

terus meningkat luasannya beberapa tahun terakhir. Keadaan ini bisa membuat

Provinsi Jawa Tengah turut mensukseskan program REDD+ yang dicanangkan

oleh pemerintah.

3.1.2 Tujuan

Tujuan dari pemodelan ini adalah untuk membangun sebuah model

dinamika sistem mengenai pola penggunaan kawasan hutan dan non kawasan

hutan Provinsi Jawa Tengah serta pengaruhnya terhadap pendugaan simpanan

karbon.

Page 19: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

7

3.1.3 Batasan

Batasan dari model yang dibangun adalah data luas mengenai penggunaan

kawasan hutan, perkebunan dan pertanian yang bersumber dari data statistik

kehutanan dan perkebunan Provinsi Jawa Tengah tahun 2004 sampai dengan

tahun 2012. Model dibangun dengan basis data luas dan mengesampingkan

kualitas dari kawasan hutan maupun non kawasan hutan.

3.2 Formulasi Model Konseptual

Provinsi Jawa Tengah mempunyai kawasan hutan (KH) berdasarkan

fungsinya berupa hutan produksi tetap (HP), hutan produksi terbatas (HPT), hutan

konservasi (HK), dan hutan lindung (HL) yang ditetapkan melalui SK Penunjukan

Menteri Kehutanan No. 359/Menhut-II/2004. Pengelolaan hutan produksi

dilakukan oleh Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah yaitu berupa hutan

tanaman (HT) dan sistem agroforestry. Selain itu juga terdapat kawasan berfungsi

hutan berupa hutan rakyat (HR) yang status kepemilikan lahannya merupakan

lahan pribadi.

Gambar 2 Model konseptual dinamika sistem yang dikembangkan

Pendugaan simpanan karbon dikembangkan melalui submodel kegiatan alih

fungsi lahan dan submodel dinamika tegakan pada kawasan berhutan dan non

kawasan hutan yang berpotensi memiliki simpanan karbon. Pada submodel

kegiatan alih fungsi lahan menggambarkan perubahan fungsi kawasan hutan

menjadi non kawasan hutan yang terjadi di hutan produksi dan hutan lindung yang

berubah fungsi menjadi areal tambang serta hutan lindung yang berubah fungsi

menjadi hutan konservasi. Kawasan hutan mengalami degradasi hutan menjadi

kawasan hutan rusak (KHR) dan mengalami deforestasi menjadi non kawasan

hutan (NKH). Submodel dinamika tegakan pada kawasan hutan menggambarkan

dinamika tegakan di hutan produksi yang dikelompokkan menjadi agroforestri dan

hutan tanaman yang meliputi hutan jati dan hutan rimba campuran. Pada

submodel pendugaan karbon non kawasan hutan menggambarkan dinamika

Tambang

Hutan

Tanaman

Hutan Rakyat

Hutan

Lindung

Hutan

Konservasi

Hutan

Produksi

Alih FungsiPinjamPakai

ReturnPinjamPakaiBiomassa

+

++ +

Stok Karbon

Faktor konversi

perkebunan

+Agroforestry

+

Non Kawasan

Hutan

Laju perkembangan HR

PinjamPakai Ht

Produksi

ReturnPinjamPakai Ht Produksi

Pertanian

Laju Perkembangan Lahan Pertanian

+

Kawasan

HutanKawasan

Hutan Rusak

Laju DeforestasiLaju Degradasi Hutan

Laju Reforestasi

Laju Perkembangan Lahan Perkebunan

Laju Kegiatan

RehabilitasiHutanLahan

Laju

RehabilitasiHutanLahan

Page 20: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

8

simpanan karbon di perkebunan, pertanian, dan dinamika tegakan di hutan rakyat

yang terbagi atas hutan jati, hutan sengon dan hutan mahoni.

Gambaran-gambaran dari submodel tersebut akan saling berhubungan dan

menghasilkan pendugaan biomassa dan dikonversikan menjadi simpanan karbon

(C stock) berdasarkan persamaan dari IPCC (Intergovernmental Panel on Climate

Change) .

3.3 Spesifikasi Model

3.3.1 Submodel Dinamika Kawasan Hutan

Provinsi Jawa Tengah memiliki kawasan hutan seluas 646 593 ha

berdasarkan SK Penunjukan Menteri Kehutanan No. 359/Menhut-II/2004. Pada

perkembangannya, luas kawasan hutan Provinsi Jawa Tengah mengalami

perubahan karena adanya lahan yang diperuntukan untuk penggunaan lain. Data

Kemenhut (2009) menyatakan bahwa kawasan hutan Provinsi Jawa Tengah

mengalami deforestasi rata-rata sebesar 5 044 ha/tahun. Degradasi hutan juga

terjadi di kawasan hutan akibat kebakaran hutan sebesar 4 724 ha/tahun dan

pembalakan liar sebesar 414 ha/tahun.

Tabel 1 Data perkembangan penggunaan kawasan hutan Provinsi Jawa Tengah

Tahun

Tukar

menukar (ha) Alih fungsi

(ha)

Pelepasan

(ha)

Pinjam

pakai (ha) Tanah Masuk

(TM)

Tanah Keluar

(TK)

2004 11 80 10 844 - -

2005 - - - - -

2006 - - 231 - 188

2007 - - - - -

2008 258 761 - - -

2009 2 2 - - -

2010 2 680 10 698 - - -

2011 467 128 - - -

Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah (2007-2011)

(-) tidak ada kegiatan

Selanjutnya data perkembangan penggunaan kawasan hutan dari Tabel 1

disimulasikan ke dalam model seperti yang tersaji pada Gambar 3. Gambar 3

menjelaskan mengenai adanya kegiatan alih fungsi dari HL menjadi HK

kemudian adanya pinjam pakai HP dan HL menjadi tambang dan kegiatan tukar

menukar di areal HP menjadi non kawasan hutan. Deforestasi yang terjadi di

kawasan hutan menyebabkan penurunan luasan kawasan hutan, sedangkan

degradasi hutan hanya mengakibatkan kerusakan berupa berkurangnya tutupan

lahan di kawasan hutan menjadi kawasan hutan rusak tanpa mempengaruhi luas

kawasan hutan.

Page 21: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

9

Gambar 3 Submodel dinamika kawasan hutan Provinsi Jawa Tengah

Gambar 4 Dinamika kawasan hutan

Grafik pada Gambar 4 di atas menyajikan perkembangan luas tutupan

kawasan hutan dari submodel yang dibangun. Luas tutupan kawasan hutan dari

tahun 2004 hingga 2050 terus mengalami penurunan dari 646 593 ha pada tahun

2004 terus mengalami penurunan menjadi 228 976 ha pada tahun 2050 pada

kondisi alami atau bussines as ussual (BAU).

3.3.2 Submodel Hutan Rakyat

Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah yang memiliki hutan rakyat yang

terus berkembang. Luas hutan rakyat terus meningkat tiap tahunnya. Pada tahun

2004, hutan rakyat memiliki luas 287 667 ha dan terus mengalami kenaikan

hingga tahun 2011 menjadi 576 007 ha. Jenis yang paling banyak dibudidayakan

oleh masyarakat adalah jenis Sengon (Paraserienthes falcataria), Mahoni

(Swietenia macrophylla), dan Jati (Tectona grandis). Submodel hutan rakyat

mensimulasikan dinamika tegakan yang terjadi di hutan rakyat Provinsi Jawa

Tengah. Submodel yang dibangun adalah untuk menyajikan dinamika tegakan

HK

HL

HP

HPT

~Alih Fungsi

Tambang

PP

RPP

RPP HP

PP HPPinjam pakai

TK

TM

pgunaan kwsn

~

Tn msk~

Tn klr

KHR

Degradasi hutan

NKH

Deforestasi

~

Intensitas dh

Intensitas df

Dinamika Kawasan Hutan Jawa Tengah

Lu

as (

ha)

Page 22: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

10

untuk mengetahui jumlah pohon yang ada sehingga bisa digunakan untuk

membangun submodel dinamika karbon Provinsi Jawa Tengah.

Tabel 2 Komponen tegakan hutan Provinsi Jawa Tengah

Jenis pohon Jarak tanam

(m)

Intensitas

penjarangan

(%)

Daur

(tahun) Sumber Pustaka

Jati(Tectona

grandis) 3x3 0,05 30 Lestari (2011)

Mahoni (Swietenia

macrophylla) 4x2 0,05 30 Krisnawati (2011)

Sengon

(Paraserienthes

falcataria)

3x3 0,05 10 Krisnawati (2011)

Pinus (Pinus

merkusii) 3x3 0,05 35

Dinas Kehutanan Jawa

Tengah (2011)

Gambar 5 Submodel dinamika tegakan hutan rakyat per hektar

Nha Mahoni

Tanam M

JT2 penjarangan M intensitas penjarangan M

Panen M

daur M

Tegakan Hutan Rakyat Mahoni per Hektar

Nha Sengon

Tanam S

JT3

penjarangan S intensitas penjarangan S

Panen S

daur S

Tegakan Hutan Rakyat Sengon per Hektar

Page 23: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

11

Pada Gambar 5 jumlah pohon perhektar digambarkan sebagai stock (bentuk

persegi). Tanam (inflow), penjarangan (outflow) dan panen (outflow) adalah

variabel yang mempengaruhi stock. Variabel jarak tanam (JT) mempengaruhi

tanam. Variabel daur mempengaruhi tanam dan panen, sedangkan variabel

intensitas penjarangan mempengaruhi penjarangan. Submodel hutan rakyat

dibangun menjadi dua bagian yaitu bagian tegakan pohon per hektar dan bagian

tegakan pohon luas keseluruhan. Simulasi hutan rakyat dibangun dengan asumsi

hutan rakyat menggunakan sistem silvikultur monokultur dengan sistem tebang

habis pada umur daur.

Gambar 6 Dinamika tegakan hutan rakyat per hektar

Gambar 6 menyajikan grafik mengenai dinamika tegakan hutan rakyat per

hektar (Nha). Kurva yang terbentuk tersebut diperoleh karena adanya daur panen

dan penjarangan. Jumlah pohon jati, mahoni, sengon per hektar yang diperoleh

dari model yang dibangun secara berturut-turut adalah 1 111 pohon/ha, 1 250

pohon/ha, dan 1 111 pohon/ha pada awal daur dan terus menurun akibat adanya

penjarangan selama masa daur. Jumlah pohon jati, mahoni, sengon di akhir daur

untuk dipanen secara berturut-turut adalah 860 pohon/ha, 873 pohon/ha dan 905

pohon/ha.

Gambar 7 Dinamika tegakan hutan rakyat Provinsi Jawa Tengah

Jum

lah P

oho

n (

N/h

a)

Jum

lah P

oho

n

Page 24: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

12

Grafik pada Gambar 7 menyajikan hal yang berbeda dengan grafik pada

Gambar 6. Perbedaan pada Gambar 7, grafik yang disajikan relatif mengalami

kenaikan. Hal ini disebabkan karena luas hutan rakyat Provinsi Jawa Tengah yang

selalu mengalami kenaikan luasan tiap tahunnya sehingga jumlah pohonnya pun

ikut mengalami kenaikan setiap tahunnya. Sedangkan submodel dinamika tegakan

hutan rakyat dibangun seperti yang tersaji pada Gambar 8.

Gambar 8 Submodel dinamika tegakan hutan rakyat Provinsi Jawa Tengah

3.3.3 Submodel Hutan Tanaman

Selain hutan rakyat, Provinsi Jawa Tengah juga terdapat hutan tanaman

yang dikelola oleh Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah. Hutan tanaman

yang terdapat di perhutani berupa hutan tanaman Jati (T grandis) dan hutan

tanaman rimba campuran yaitu jenis Pinus (P merkusii) dan Mahoni (S

macrophylla). Submodel yang dikembangkan sama dengan submodel hutan

rakyat. Sistem silvikultur yang digunakan adalah monokultur dan sistem tebang

habis pada umur daur. Hanya saja, pada hutan tanaman memperlihatkan hasil

yang cenderung menurun seperti yang tersaji di Gambar 9 dan Gambar 10. Hal ini

sesuai dengan kenyataan, yaitu luasan hutan tanaman yang cenderung menurun.

HR Jati

Tanam2

JT

daur

intensitas penjarangan J2penjarangan J2

Panen2

~

permit HR

Tegakan Hutan Rakyat jati Jateng

HR Mahoni

Tanam M2

JT

daur

intensitas penjarangan M2penjarangan M2

Panen M2

~

permit

Tegakan Hutan Rakyat Mahoni Jateng

HR Sengon

Tanam S2

JT

daur

intensitas penjarangan S2penjarangan S2

Panen S2

~

permit

Tegakan Hutan Rakyat Sengon Jateng

Page 25: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

13

Gambar 9 Dinamika tegakan hutan tanaman jati

Gambar 10 Dinamika tegakan hutan tanaman rimba

3.3.4 Submodel Non Kawasan hutan

Areal non kawasan hutan yang disimulasikan adalah perkebunan, sawah,

ladang dan padang rumput. Komoditas perkebunan yang digunakan dalam

pemodelan berupa cengkeh, kakao, karet, kopi, kapok, teh, kelapa, tembakau, tebu,

dan jambu mete. Simulasi model hanya menggunakan komoditas tersebut karena

komoditas tersebut memiliki luas terbesar, sedangkan komoditas lainnya hanya

memiliki luas yang kecil dan tidak mempengaruhi hasil pendugaan karbon

perkebunan.

Gambar 11 Dinamika luas non kawasan hutan Provinsi Jawa Tengah

Jum

lah P

oho

n

Lu

as (

ha)

Ju

mla

h P

oh

on

Page 26: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

14

Hasil yang disajikan di Gambar 11 menunjukan hasil kenaikan secara linier.

Hal ini dikarenakan setelah tahun 2012, grafik merupakan hasil persamaan regresi

linier dari data luas masing-masing sektor. Model juga dibangun dengan

mengesampingkan faktor-faktor lain seperti kebakaran, bencana alam, penyakit,

dan tindakan lainnya yang dapat mempengaruhi dinamika luas non kawasan hutan.

Sektor yang menyumbang simpanan karbon terbesar adalah dari sektor

perkebunan.

3.3.5 Submodel Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) dilaksanakan untuk mengembalikan

atau meningkatkan kualitas dan fungsi dari lahan kritis baik di dalam kawasan

hutan maupun luar kawasan hutan yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Pemerintah

Provinsi Jawa Tengah telah melakukan kegiatan RHL beberapa tahun terakhir

yang terangkum dalam Tabel 3.

Tabel 3 Luas areal kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan

Tahun Luas (ha)

2005 5 140

2006 29 685

2007 2 273

2008 11

Sumber: Kemenhut (2009)

Rata-rata luas kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan sebesar 9 277 ha/tahun.

Data tersebut kemudian dikembangkan menjadi model untuk menduga besaran

karbon yang diserap. Submodel yang dikembangkan tersaji pada Gambar 12.

Gambar 12 Submodel rehabilitasi hutan dan lahan

Pohon RHL

tanamrhl

JTrhl

matirhl

C RHL

BiomassaSengon

R H L

Luas RHL

Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Page 27: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

15

Gambar 13 Hasil simulasi simpanan karbon hasil kegiatan rehabilitasi hutan dan

lahan

Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan meningkatkan simpanan karbon

Provinsi Jawa Tengah. Penghitungan simpanan karbon dilakukan dengan cara

mengkalikan luas kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan dengan faktor konversi

karbon. Gambar 13 menyajikan hasil simulasi model RHL. Pada tahun 2050,

simulasi model menunjukkan karbon yang berhasil diserap adalah sebesar 624

384 ton.

3.3.7 Submodel Dinamika Simpanan Karbon Kawasan Berhutan

Pendugaan nilai simpanan karbon kawasan hutan menggunakan penelitian-

penelitian sebelumnya mengenai simpanan karbon seperti yang tersaji di Tabel 4.

Tabel 4 Simpanan karbon berdasarkan jenis penggunaan lahan

Jenis Penggunaan Lahan Cadangan Karbon

(ton/ha) Sumber Pustaka

Hutan Primer 348.02 Tresnawan dan Rosalina (2002)

Hutan Bekas Tebangan 189.26 Tresnawan dan Rosalina (2002)

Hutan Pinus 74.6 Gintings (1997)

Agroforestry 41.1 Rusolono (2006)

Metode pendugaan simpanan karbon kawasan berhutan pada penelitian ini

mengacu pada metode perhitungan IPCC (2006) untuk sektor AFOLU

(Agriculture, Forestry and Other Land Use) dimana untuk mendapatkan nilai

emisi/ serapan GRK menggunakan rumus:

Emisi/ Serapan GRK = DA X FE Keterangan :

DA = Data aktifitas (ha)

FE = Faktor emisi (tonC/ha)

Pendugaan simpanan karbon juga menggunakan biomassa hasil persamaan-

persamaan alometrik penelitian-penelitian sebelumnya seperti yang tersaji pada

Tabel 5. Biomassa dapat digunakan untuk menduga simpanan karbon yang

tersimpan dalam vegetasi karena 47% biomassa tersusun oleh karbon (IPCC

2006).

Sim

pan

an K

arbon

(T

on C

)

Page 28: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

16

Tabel 5 Persamaan allometrik berdasarkan jenis pohon

Jenis Pohon Persamaan Allometrik

(kg/pohon) Sumber Pustaka

Jati (Tectona grandis) B=0.153xD2.382

Sutaryo (2009)

Mahoni (Swietenia macrophylla) B=0.048xD2.68

Sutaryo (2009)

Sengon (Paraserianthes falcataria) B=0.049xD2.591

Sutaryo (2009)

Keterangan: B=biomassa (kg/pohon), D=diameter (cm)

Data dari Tabel 4 dan Tabel 5, kemudian digunakan untuk membangun

model pendugaan simpanan karbon kawasan berhutan seperti pada Gambar 14.

Gambar 14 Submodel pendugaan simpanan karbon kawasan berhutan Provinsi

Jawa Tengah

Gambar 15 Dinamika simpanan karbon kawasan hutan

HT Maho

HR Maho HR Sengo

C Mahoni HT

Biomassa

C Mahoni HRC Sengon

AgroforesHT Ja

C Jati HT

Faktor Konve

HR Ja

C Jati

HT Pinu

C Pinus

C Agrof

H HHHP

C HPT C HPC HLC HK

C KH

NK

C nonKH

C Pembalakan L

C HR

C HT

C pgunaan kws

KH

c khr

Sub model Pendugaan karbon KH Jateng

Sim

pan

an K

arbon

(T

on C

)

Page 29: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

17

Gambar 15 menyajikan simpanan karbon kawasan hutan yang cenderung

mengalami tren negatif, yaitu terjadi penurunan hingga akhir periode simulasi.

Penurunan simpanan karbon ini terjadi karena adanya deforestasi dan degradasi

hutan yang terjadi di kawasan hutan. Pada tahun 2004, simpanan karbon kawasan

hutan sebesar 138.3 mega ton dan menurun menjadi 59.3 mega ton di tahun 2050

atau kehilangan simpanan karbon sebesar 79 mega ton karbon pada kondisi BAU.

Deforestasi menyebabkan kawasan hutan kehilangan simpanan karbon sebesar 1

mega ton/tahun. Degradasi hutan berupa kebakaran hutan dan pembalakan liar

melepaskan simpanan karbon sebesar 0.7 mega ton/tahun.

Gambar 16 Dinamika simpanan karbon hutan rakyat

Gambar 16 menyajikan hasil simulasi simpanan karbon HR yang relatif

mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini berbanding lurus dengan luas HR

yang selalu meningkat setiap tahunnya. Simpanan karbon HR hingga tahun 2004

sebesar 22.5 mega ton dan akan terus meningkat menjadi 38.87 mega ton pada

tahun 2050.

Sektor selanjutnya adalah agroforestri. Agroforestri yang berkembang di

Provinsi Jawa Tengah memiliki sistem tumpang sari. Tumpang sari tersebut

berupa tanaman kehutanan yang ditanam bersama dengan tanaman pertanian

seperti kedelai, kacang tanah, jagung, padi, dan lain sebagainya.

Gambar 17 Dinamika simpanan karbon hutan tanaman dan agroforestri

Hasil yang tersaji pada Gambar 17 menunjukan bahwa simpanan karbon

yang diperoleh dari sistem agroforestri mengalami fluktuasi sampai tahun 2012.

Simpanan karbon agroforestry sampai dengan tahun 2012 sebesar 2.35 mega ton.

Sim

pan

an K

arbon

(T

on C

) S

impan

an K

arbon

(T

on C

)

Page 30: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

18

Setelah itu grafik secara konstan mengalami kenaikan hingga tahun 2050

simpanan karbon agroforestry menjadi 5.14 mega ton. Fluktuasi tersebut terjadi

karena model yang dibangun sampai tahun 2012 berasal dari data yang diperoleh,

sedangkan untuk tahun 2013 hingga akhir periode simulasi merupakan hasil dari

regresi linier data agroforestri. Kemudian untuk grafik hutan tanaman cenderung

mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2004 simpanan karbon hutan

tanaman sebesar 6.3 mega ton dan menurun menjadi 3.2 mega ton pada tahun

2050.

Gambar 18 Dinamika total simpanan karbon kawasan berhutan Provinsi Jawa

Tengah

Gambar 18 memperlihatkan bahwa simpanan karbon kawasan berhutan

Provinsi Jawa Tengah hingga tahun 2004 adalah sebesar 168.8 mega ton dan jika

berada di kondisi BAU, simpanan karbon kawasan hutan Provinsi Jawa Tengah

akan terus menurun dan di tahun 2050, simpanan karbon hanya sebesar 106.4

mega ton atau kehilangan 62.4 mega ton selama periode simulasi. Total simpanan

karbon kawasan berhutan paling besar dipengaruhi oleh simpanan karbon hutan

rakyat dan simpanan karbon kawasan hutan.

3.3.8 Submodel Dinamika Simpanan Karbon Non Kawasan hutan

Tabel 6 Simpanan karbon non kawasan hutan

Jenis Penggunaan Lahan Cadangan Karbon

(ton/ha) Sumber Pustaka

Sawah 2.8 Rakhmawati (2012)

Ladang 1.1 Kurniawan et al (2010)

Padang Rumput 10 Muzahid (2008)

Kebun Cengkeh 2.6 Yuwono et al (2012)

Kebun Kakao 7.1 Yuwono et al (2012)

Kebun Teh 16.3 Haryadi (2005)

Kebun Karet 113.85 Widayati et al (2005)

Kebun Kopi 52 Yuwono et al (2012)

Kebun Kelapa 1.2 Brown (1997)

Sim

pan

an K

arbon

(T

on C

)

Page 31: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

19

Agroforestry 41.1 Rusolono (2006)

Semak Belukar 15 Muzahid (2008)

Data mengenai perkembangan luas kawasan dan faktor emisi tersebut

kemudian digunakan untuk membangun model pendugaan simpanan karbon non

kawasan hutan tersaji pada Gambar 19.

Gambar 19 Submodel pendugaan simpanan karbon non kawasan hutan Provinsi

Jawa Tengah

Pendugaan simpanan karbon di kawasan non hutan menggunakan metode

penghitungan IPCC (2006) yaitu dengan mengkalikan luas kawasan dengan faktor

emisi karbon.

Gambar 20 Dinamika simpanan karbon non kawasan hutan Provinsi Jawa Tengah.

Kaka Cengke Kapo

Kare

Te

Jambu Me Teb Kelap

Kop

Tembaka

Sawa

C Pd Rumput

Ladan

Pd Rump

C Kakao C Cengkeh C Kapok

C Ladang

C Sawah

C Tembakau

C Kopi

C Karet

C Teh

C KelapaC TebuC Jambumete

Cstk

C NKH

Sub Model Pendugaan Karbon NKH JatengS

impan

an K

arbon

(T

on C

)

Page 32: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

20

Submodel pendugaan simpanan karbon non kawasan hutan Provinsi Jawa

Tengah dibangun berdasarkan penggunaan lahan kawasan non hutan yang ada di

Provinsi Jawa Tengah, yaitu berupa perkebunan, sawah, ladang, dan padang

rumput. Komoditas perkebunan yang digunakan untuk membangun model yaitu

berupa cengkeh, kakao, karet, kopi, kapok, teh, kelapa, tembakau, tebu, dan jambu

mete. Model juga dibangun dengan mengesampingkan faktor-faktor lain seperti

kebakaran, bencana alam, penyakit. Hasil simulasi tersaji dalam grafik yang

disajikan Gambar 20 menunjukan bahwa simpanan karbon non kawasan hutan

relatif mengalami kenaikan secara linier. Grafik berbentuk linier karena grafik

tersebut merupakan hasil regresi linier luas kawasan non hutan yang

dikonversikan menjadi simpanan karbon. Pada tahun 2012 simpanan karbon non

kawasan hutan sebesar 14.44 mega ton dan meningkat menjadi 26.19 mega ton

pada tahun 2050. Sektor perkebunan dan sawah menjadi penyumbang simpanan

karbon terbesar.

3.3.9 Submodel Dinamika Simpanan Karbon Provinsi Jawa Tengah

Submodel pendugaan simpanan karbon Provinsi Jawa Tengah yang

dibangun merupakan hasil keluaran dari submodel-submodel yang telah dibangun

sebelumnya. Hasil dari simulasi submodel dinamika simpanan karbon Provinsi

Jawa Tengah tersaji dalam Gambar 21.

Gambar 21 Dinamika simpanan karbon Provinsi Jawa Tengah

Simpanan karbon Provinsi Jawa Tengah lebih banyak disumbangkan oleh

sektor kawasan hutan. Berdasarkan hasil simulasi, simpanan karbon mengalami

kondisi fluktuatif hingga tahun 2011. Setelah itu, simpanan karena relatif

mengalami penurunan. Simpanan karbon cenderung terus menurun karena

dipengaruhi oleh simpanan karbon kawasan hutan yang selalu menurun akibat

adanya deforestasi dan degradasi hutan. Simpanan karbon hutan rakyat dan non

kawasan hutan yang selalu meningkat masih belum mampu menutupi simpanan

yang lepas akibat deforestasi dan degradasi hutan. Simpanan karbon Provinsi

Jawa Tengah terus menurun dari 182.3 mega ton menjadi 133.2 mega ton selama

periode simulasi.

Sim

pan

an K

arbon

(T

on C

)

Page 33: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

21

3.4 Evaluasi Model

Evaluasi model dilakukan untuk membandingkan perilaku model yang

dibangun dengan kondisi nyata. Evaluasi model menggunakan kriteria kelogisan

dan perbandingan perilaku model dengan pola yang diharapkan dan perbandingan

perilaku model dengan sistem nyata (Purnomo 2012).

Evaluasi model dilakukan dari model secara keseluruhan kemudian ke

setiap submodel yang dikembangkan. Model dinamika simpanan karbon Provinsi

Jawa Tengah memiliki relasi-relasi antar bagian dari model yang logis untuk

dibangun sebagai satu kesatuan model. Bagian-bagian dari model yang dibangun

memiliki hubungan yang saling terkait untuk menghasilkan model yang

diharapkan. Perilaku yang ditunjukan oleh model yang dibangun sesuai dengan

yang diharapkan dan sesuai dengan sistem nyata. Hasil dari model yang dibangun

dibandingkan dengan data statistik yang diperoleh dan menunjukan hasil yang

tidak jauh berbeda.

Tabel 7 Evaluasi model

Model Kelogisan Perbandingan perilaku model

dengan pola yang diharapkan

Model secara keseluruhan Ya Sesuai

Submodel dinamika kawasan hutan Ya Sesuai

Submodel hutan rakyat Ya Sesuai

Submodel hutan tanaman Ya Sesuai

Submodel non kawasan hutan Ya Sesuai

Submodel rehabilitasi hutan dan lahan Ya Sesuai

Submodel dinamika simpanan karbon

kawasan berhutan Ya Sesuai

Submodel dinamika simpanan karbon non

kawasan hutan Ya Sesuai

Submodel dinamika simpanan karbon

Provinsi Jawa Tengah Ya Sesuai

Model yang dibangun menunjukan bahwa simpanan karbon Provinsi Jawa

Tengah terus mengalami penurunan hingga akhir periode simulasi. Hasil ini sesuai

dengan data statistik kehutanan dan perkebunan Provinsi Jawa Tengah dari tahun

2004 hingga 2012 dan keadaan di lapangan.

3.5 Penggunaan Model

Model yang telah dibangun harus bisa digunakan untuk skenario-skenario

sesuai dengan tujuan model. Model yang dibangun dapat digunakan sebagai

baseline untuk skenario-skenario yang akan digunakan. Skenario yang digunakan

adalah skenario yang bertujuan untuk meningkatkan serapan karbon dan

konservasi karbon hutan.

Page 34: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

22

3.5.1 Skenario Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Provinsi Jawa Tengah memiliki luas lahan kritis mencapai 720 763 ha pada

tahun 2011. Pemerintah selama ini telah melakukan kegiatan untuk merehabilitasi

lahan kritis tersebut. Laju rehabilitasi hutan dan lahan yang dilakukan pemerintah

sekitar 9 277 ha/tahun. Skenario rehabilitasi hutan dan lahan dilakukan dengan

meningkatkan luasan menjadi 2 kali lipat dari luasan rehabilitasi hutan dan lahan

aktual. Skenario dilakukan mulai dari tahun 2014 hingga akhir periode simulasi.

Keterangan: (1) garis biru: baseline, (2) garis merah: skenario RHL

Gambar 22 Simulasi skenario rehabilitasi hutan dan lahan

Gambar 22 menyajikan grafik simulasi pada kondisi BAU hingga tahun

2050 menunjukan simpanan karbon Provinsi Jawa Tengah sebesar 133.2 mega

ton. dengan adanya penerapan skenario peningkatan luas rehabilitasi hutan dan

lahan meningkatkan simpanan karbon sebesar 0.6 mega ton menjadi 133.8 mega

ton.

3.5.2 Skenario Penegakan Hukum

Pembalakan liar dan kebakaran hutan merupakan hal yang merugikan baik

secara ekonomi dan lingkungan. Setiap tahun, negara terus dirugikan akibat

aktivitas pembalakan liar serta kebakaran hutan. Setiap tahunnya kawasan hutan

juga terus mengalami kehilangan simpanan karbon.

Keterangan: (1) garis biru: baseline, (2) garis merah: skenario penegakan hukum

Gambar 23 Simulasi skenario penegakan hukum

Sim

pan

an K

arbon

(T

on C

) S

impan

an K

arbon

(T

on C

)

Page 35: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

23

Upaya penanggulangan dari pemerintah sebenarnya telah dilakukan dengan

keluarnya peraturan-peraturan untuk mencegah terjadinya aktivitas pembalakan

liar. Hanya saja, upaya penegakan hukum di lapangan masih kurang maksimal.

Skenario penegakan hukum dibuat dengan asumsi bahwa penegakan hukum dan

pengawasan dilaksanakan secara maksimal sehingga aktivitas pembalakan liar dan

kebakaran hutan dapat ditekan hingga angka minimal. Hasil dari simulasi skenario

penegakan hukum disajikan pada Gambar 23. Dengan adanya skenario penegakan

hukum, diharapkan simpanan karbon yang hilang akan menurun. Penerapan

skenario penegakan hukum meningkatkan simpanan karbon pada akhir periode

simulasi sebesar 23.5 mega ton menjadi 156.7 mega ton.

3.5.3 Skenario Evaluasi Pengelolaan Hutan Tanaman

Hutan tanaman di Provinsi Jawa Tengah dikelola oleh Perum Perhutani Unit

I Jawa Tengah. Beberapa tahun belakangan ini, luas pengelolaan hutan tanaman

oleh perhutani cenderung mengalami penurunan. Hal ini tentunya berdampak

pada penurunan simpanan karbon. Keadaan ini dapat diubah dengan memperbaiki

kinerja pengelolaan hutan tanaman. Skenario evaluasi pengelolaan hutan tanaman

dibangun untuk memperbaiki tren yang ada saat ini. Skenario ini dibangun dengan

asumsi jika luas pengelolaan hutan tanaman ditingkatkan menjadi 1.5 kali luasan

yang telah dikelola hingga saat ini dan adanya penghentian aktivitas penebangan

selama 5 tahun untuk memperbaiki ekosistem hutan tanaman. Skenario diterapkan

mulai tahun 2014 dan hasilnya seperti yang tersaji pada grafik di Gambar 24.

Keterangan: (1) garis biru: baseline, (2) garis merah: skenario evaluasi pengelolaan HT

Gambar 24 Simulasi dinamika tegakan skenario evaluasi pengelolaan HT

Ketika skenario diterapkan, pada tahun 2014 hingga tahun 2019 merupakan

waktu ketika aktivitas penebangan dihentikan dan mulai dilakukan perluasan area

pengelolaan. Pada rentang waktu tersebut terjadi peningkatan jumlah pohon.

Grafik akan mulai mengalami penurunan ketika aktivitas penebangan kembali

dilakukan.

Jum

lah

Poh

on

Page 36: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

24

Keterangan: (1) garis biru: baseline, (2) garis merah: skenario evaluasi pengelolaan HT

Gambar 25 Simulasi simpanan karbon skenario evaluasi pengelolaan HT

Gambar 25 menyajikan hasil simulasi pada kondisi BAU hingga tahun 2050

menunjukkan simpanan karbon Provinsi Jawa Tengah sebesar 133.2 mega ton.

penerapan skenario evaluasi pengelolaan hutan tanaman mampu meningkatkan

simpanan karbon sebesar 2 mega ton.

3.5.4 Skenario Provinsi Konservasi

Skenario Provinsi Konservasi dibangun berdasarkan pada model yang telah

ada, dengan mengasumsikan bahwa semua kegiatan yang dapat mengurangi luas

kawasan hutan setelah tahun 2013 dihentikan. Gambar 26 menyajikan hasil

simulasi jika skenario provinsi konservasi diterapkan.

Keterangan: (1) garis biru: baseline, (2) garis merah: skenario provinsi konservasi

Gambar 26 Simulasi skenario provinsi konservasi

Penerapan skenario provinsi konservasi mampu menahan hilangnya

simpanan karbon di Provinsi Jawa Tengah. Simulasi pada kondisi BAU hingga

tahun 2050 menunjukkan simpanan karbon Provinsi Jawa Tengah sebesar 133.2

mega ton. penerapan skenario provinsi konservasi dimulai tahun 2014 dan dapat

meningkatkan simpanan karbon sebesar 36.1 mega ton.

Sim

pan

an K

arbon

(T

on C

) S

impan

an K

arbon

(T

on C

)

Page 37: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

25

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Hasil pemodelan mengenai dinamika simpanan karbon yang dibangun

menunjukan bahwa Provinsi Jawa Tengah mempunyai simpanan karbon yang

cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya. Faktor yang paling

mempengaruhi adalah laju deforestasi dan degradasi hutan yang besar di kawasan

hutan setiap tahunnya. Simpanan karbon pada tahun 2004 sebesar 182.3 mega ton

dan menurun sebesar 49.1 mega ton menjadi 133.2 mega ton pada tahun 2050.

Skenario pilihan yang dibangun dalam penelitian ini untuk mempertahankan

dan meningkatkan simpanan karbon adalah skenario rehabilitasi hutan dan lahan,

skenario penegakan hukum, skenario evaluasi pengelolaan hutan tanaman, dan

skenario provinsi konservasi. Hasil simulasi keempat skenario tersebut berdampak

positif terhadap peningkatan simpanan karbon Provinsi Jawa Tengah.

4.2 Saran

Upaya mitigasi perubahan iklim perlu dilakukan setiap waktu untuk

mempertahankan simpanan karbon. Penelitian-penelitian serupa terkait dinamika

simpanan karbon perlu dilakukan di provinsi lainnya untuk mengetahui dinamika

simpanan karbon Indonesia. Penelitian yang lebih mendalam mengenai nilai

ekonomi yang akan diperoleh dan dampak sosial yang akan ditimbulkan jika

skenario Reducing Emission from Deforestation and Degradation (REDD+)

diterapkan di Provinsi Jawa Tengah juga perlu dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, S. 1997. Estimating Biomass and Biomass Change of Tropical Forest.

FAO, Forestry Paper 134. A Forest Resource Assessment Publication, Rome.

Pp,1.

Budiharto. 2009. Penentuan rujukan dan skenario pengurangan emisi karbon dari

deforestasi dan degradasi hutan di Indonesia [Tesis]. Bogor (ID) Pascasarjana:

Institut Pertanian Bogor.

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah. 2007. Statistik Kehutanan Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2007. Jawa Tengah (ID): Dinas Kehutanan Provinsi Jawa

Tengah.

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah. 2008. Statistik Kehutanan Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2008. Jawa Tengah (ID): Dinas Kehutanan Provinsi Jawa

Tengah.

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah. 2009. Statistik Kehutanan Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2009. Jawa Tengah (ID): Dinas Kehutanan Provinsi Jawa

Tengah.

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah. 2010. Statistik Kehutanan Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2010. Jawa Tengah (ID): Dinas Kehutanan Provinsi Jawa

Tengah.

Page 38: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

26

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah. 2011. Statistik Kehutanan Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2011. Jawa Tengah (ID): Dinas Kehutanan Provinsi Jawa

Tengah.

Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah. 2008. Statistik Perkebunan Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2008. Jawa Tengah (ID): Dinas Perkebunan Provinsi Jawa

Tengah.

Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah. 2009. Statistik Perkebunan Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2009. Jawa Tengah (ID): Dinas Perkebunan Provinsi Jawa

Tengah.

Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah. 2010. Statistik Perkebunan Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2010. Jawa Tengah (ID): Dinas Perkebunan Provinsi Jawa

Tengah.

Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah. 2011. Statistik Perkebunan Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2011. Jawa Tengah (ID): Dinas Perkebunan Provinsi Jawa

Tengah.

Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah. 2012. Statistik Perkebunan Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2012. Jawa Tengah (ID): Dinas Perkebunan Provinsi Jawa

Tengah.

[FAO] Food and Agriculture Organization. 2010. Global Forest Resources

Assessment 2010: Main Report. Forestry Paper No 163.

Gintings A. Ng. 1997. Pendugaan biomassa karbon pada berbagai tipe hutan

tanaman. Bogor (ID): Kerjasama JIFPRO dan Puslitbang hutan dan Konservasi

Alam.

Haryadi. 2005. Kajian Potensi Cadangan Karbon pada Pertanaman Teh (Camelia

sinensis (L) O. Kuntze) dan Berbagai Tipe Penggunaan Lahan di Kawasan

Taman Nasional Gunung Halimun, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor

[Tesis]. Bogor (ID): Institut pertanian bogor.

[IPCC] International Panel on Climate Change. 2006. Guidelines for National

Greenhouse Gas Inventories: Vol 4: Agriculture, Forestry and Other Land Use.

[KEMENHUT] Kementerian Kehutanan. 2009. Eksekutif Data Strategis

Kehutanan Tahun 2008. Jakarta (ID): Kemenhut

[KEMENHUT] Kementerian Kehutanan. 2011. Statistik Kehutanan Indonesia

Tahun 2010. Jakarta (ID): Kemenhut.

Krisnawati H, Varis E, Kallio M, Kanninen M. 2011. Paraserianthes falcataria

(L.) Nielsen: Ekologi, silvikultur dan produktivitas. Bogor (ID): CIFOR.

Krisnawati H, Varis E, Kallio M, Kanninen M. 2011. Swietenia macrophylla

King: Ekologi, silvikultur dan produktivitas. Bogor (ID): CIFOR.

Kurniawan S, Prayogo C, Zulkarnain MT, Lestari ND, Aini FK, Hairiah K. 2010.

Estimasi Karbon Tersimpan di Lahan-lahan Pertanian di DAS Konto Jawa

Timur: RACSA (Rapid Carbon Stock Appraisal). Working paper 120. Bogor

(ID): World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Program.

Lestari WS. 2011. Model Simpanan Karbon pada Hutan dan Mebel Jati di Jepara

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Muzahid HA. 2008. Potensi Simpanan Karbon di Hutan Alam Tropika Indonesia

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Purnomo H. 2012. Pemodelan dan simulasi untuk pengelolaan adaptif sumber

daya alam dan lingkungan. Bogor (ID): IPB Press.

Page 39: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

27

Rakhmawati M. 2012. Pemanfaatan citra landsat untuk estimasi biomassa atas

permukaan dari berbagai penutupan lahan dengan pendekatan indeks vegetasi

(studi kasus kabupaten mamuju utara sulawesi barat [skripsi]. Bogor (ID):

Institut Pertanian Bogor.

Rusolono T. 2006. Model pendugaan persediaan karbon tegakan agroforestri

untuk pengelolaan hutan milik melalui skema perdagangan karbon [disertasi].

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sutaryo D. 2009. Penghitungan biomassa: sebuah pengantar untuk studi karbon

dan perdagangan karbon. Bogor (ID): Wetlands International Indonesia

Programme.

Tresnawan H, Rosalina U. 2002. Pendugaan biomasa di atas tanah di ekosistem

hutan primer dan hutan bekas tebangan (Studi Kasus Hutan Dusun Aro,

Jambi). Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. VIII No. 1 : 15-29 (2002)

Artikel (Article) Trop. For. Manage. J. VIII (1) : 15-29 (2002).

[UNFCCC] United Nations Framework Convention on Climate Change. 1998.

Kyoto Protocol to the United Nations Framework Convention on Climate

Change. UNFCCC

Widayati A, Ekadinata A, Syam R. 2005. Alih Guna Lahan di Kabupaten

Nunukan: Pendugaan Cadangan Karbon Berdasarkan Tipe Tutupan Lahan dan

Kerapatan Vegetasi pada Skala Lanskap Di dalam : Lusiana B, van Noordwijk

M, Rahayu S, editor. Cadangan Karbon di Kabupaten Nunukan, Kalimantan

Timur: Monitoring Secara Spasial dan Pemodelan. Bogor (ID): World

Agroforestry Centre – ICRAF.

Yuwono SB, Hilmanto R, Qurniati R. 2012. Estimasi Total Penyerapan Karbon

Tersimpan Pada Sistem Agroforestri di Desa Sumber Agung Untuk

Mendukung Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca [jurnal]. Bandar

Lampung (ID): Universitas lampung.

Page 40: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

28

LAMPIRAN

1. Model kuantitatif dinamika simpanan karbon di Provinsi Jawa Tengah

Agroforestry Jateng

Agroforestry(t) = Agroforestry(t - dt) + (laju_Agroforestry + laju2_agroforestry -

panen_agf) * dtINIT Agroforestry = 47499.00

INFLOWS:

laju_Agroforestry = if time>2012 then Permit1_agroforestry else 0

laju2_agroforestry = if time<2013 then permit2_agroforestry else 0

OUTFLOWS:

panen_agf = if mod(time,0) then Agroforestry else 0

Permit1_agroforestry = -2690206+1374*time

permit2_agroforestry = GRAPH(TIME)

(2004, 47499), (2005, 58602), (2006, 77153), (2007, 98210), (2008, 31138),

(2009, 117903), (2010, 57120), (2011, 57163)

HK(t) = HK(t - dt) + (Alih_Fungsi) * dtINIT HK = 16413

INFLOWS:

Alih_Fungsi = GRAPH(TIME)

(2004, 10844), (2005, 0.00), (2006, 231), (2007, 0.00), (2008, 0.00), (2009, 0.00),

(2010, 0.00), (2011, 0.00), (2012, 0.00), (2013, 0.00), (2014, 0.00)

HL(t) = HL(t - dt) + (RPP - Alih_Fungsi - PP) * dtINIT HL = 84430

INFLOWS:

RPP = if time=2036 then Pinjam_pakai/2 else 0

OUTFLOWS:

Alih_Fungsi = GRAPH(TIME)

(2004, 10844), (2005, 0.00), (2006, 231), (2007, 0.00), (2008, 0.00), (2009, 0.00),

(2010, 0.00), (2011, 0.00), (2012, 0.00), (2013, 0.00), (2014, 0.00)

PP = if time=2006 then Pinjam_pakai/2 else 0

HP(t) = HP(t - dt) + (RPP_HP + TM - PP_HP - TK) * dtINIT HP = 362360

INFLOWS:

RPP_HP = if time=2036 then Pinjam_pakai/2 else 0

TM = if TIMe>2003 and time<2012 then Tn_msk else 0

OUTFLOWS:

PP_HP = if time=2006 then Pinjam_pakai/2 else 0

TK = if time>2003 and Prov_konservasi=0 then Tn_klr else if time>2003 and

time<2014 and Prov_konservasi=1 then Tn_klr else 0

HPT(t) = HPT(t - dt)INIT HPT = 183390

KHR(t) = KHR(t - dt) + (Degradasi_hutan) * dtINIT KHR = 0

INFLOWS:

Degradasi_hutan = if time>2005 and penegakanhukum=0 then Intensitas_dh else

if time>2005 and time<2014 and penegakanhukum=1 then Intensitas_dh else 0

NKH(t) = NKH(t - dt) + (Deforestasi + TK - TM) * dtINIT NKH = 0

INFLOWS:

Deforestasi = if time>2003 and Prov_konservasi=0 then Intensitas_df else if

time>2003 and time<2014 and Prov_konservasi=1 then Intensitas_df else 0

Page 41: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

29

TK = if time>2003 and Prov_konservasi=0 then Tn_klr else if time>2003 and

time<2014 and Prov_konservasi=1 then Tn_klr else 0

OUTFLOWS:

TM = if TIMe>2003 and time<2012 then Tn_msk else 0

Tambang(t) = Tambang(t - dt) + (PP + PP_HP - RPP - RPP_HP) * dtINIT

Tambang = 0

INFLOWS:

PP = if time=2006 then Pinjam_pakai/2 else 0

PP_HP = if time=2006 then Pinjam_pakai/2 else 0

OUTFLOWS:

RPP = if time=2036 then Pinjam_pakai/2 else 0

RPP_HP = if time=2036 then Pinjam_pakai/2 else 0

Intensitas_df = 5044

pgunaan_kwsn = (HK+HL+HP+HPT)-(KHR+NKH)

Pinjam_pakai = 187.8

Prov_konservasi = 0

Intensitas_dh = GRAPH(TIME)

(2006, 10194), (2007, 5289), (2008, 4572), (2009, 4683), (2010, 160), (2011,

3447)

Tn_klr = GRAPH(TIME)

(2004, 80.1), (2005, 0.00), (2006, 0.00), (2007, 0.00), (2008, 761), (2009, 1.69),

(2010, 10698), (2011, 128)

Tn_msk = GRAPH(TIME)

(2004, 10.6), (2005, 0.00), (2006, 0.00), (2007, 0.00), (2008, 258), (2009, 1.69),

(2010, 2680), (2011, 467)

LNKH = Ladang+Pd_Rumput+Sawah+Kebun

biomasaPL = pembalakan_liar*189.26

C_Pembalakan_Liar = if time>2003 and time<=2012 then biomasaPL else if

time>2012 and penegakanhukum=0 then biomasaPL else 0

pembalakan_liar = 414

penegakanhukum = 0

Ladang(t) = Ladang(t - dt) + (laju_Ladang + laju2_ladang - panen_ld) * dtINIT

Ladang = 12205.00

INFLOWS:

laju_Ladang = if time>2012 then permit_ladang else 0

laju2_ladang = if time<2008 then 12205.00 else if time>2007 and time<2013 then

permit2_ladang else 0

OUTFLOWS:

panen_ld = if mod(time,0) then Ladang else 0

permit_ladang = 568022-276*time

permit2_ladang = GRAPH(TIME)

(2008, 12205), (2009, 13346), (2010, 13413), (2011, 11664), (2012, 11664)

Pd_Rumput(t) = Pd_Rumput(t - dt) + (laju_Pd_Rumput + laju2_pd_rumput -

panen_pdr) * dtINIT Pd_Rumput = 1846.00

Page 42: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

30

INFLOWS:

laju_Pd_Rumput = if time<2008 then 1846.00 else if time>2007 and time<2013

then permit2_pd_rumput else 0

laju2_pd_rumput = if time>2012 then permit_rumput else 0

OUTFLOWS:

panen_pdr = if mod(time,0) then Pd_Rumput else 0

permit_rumput = -61162+31*time

permit2_pd_rumput = GRAPH(TIME)

(2008, 1846), (2009, 1231), (2010, 1184), (2011, 1745), (2012, 1745)

C_Jateng = C_KH+C_NKH+C_RHL

Cengkeh(t) = Cengkeh(t - dt) + (laju_Cengkeh + laju2_cengkeh - panen_ckh) *

dtINIT Cengkeh = 36059.76

INFLOWS:

laju_Cengkeh = if time<2008 then 36059.76 else if time>2007 and time<2013

then permit_cengkeh else 0

laju2_cengkeh = if time>2012 then permit2_cengkeh else 0

OUTFLOWS:

panen_ckh = if mod(time,0) then Cengkeh else 0

Jambu_Mete(t) = Jambu_Mete(t - dt) + (laju_Jambu_Mete + laju2_jbmete -

panen_jbmt) * dtINIT Jambu_Mete = 26364.85

INFLOWS:

laju_Jambu_Mete = if time<2008 then 26364.85 else if time>2007 and time<2013

then permit_jbmete else 0

laju2_jbmete = if time>2012 then permit2_jbmete else 0

OUTFLOWS:

panen_jbmt = if mod(time,0) then Jambu_Mete else 0

Kakao(t) = Kakao(t - dt) + (laju_Kakao + laju2_kakao - panen_kakao) * dtINIT

Kakao = 6862.64

INFLOWS:

laju_Kakao = if time<2008 then 6862.64 else if time>2007 and time<2013 then

permit_kakao else 0

laju2_kakao = if time>2012 then permit2_kakao else 0

OUTFLOWS:

panen_kakao = if mod(time,0) then Kakao else 0

Kapok(t) = Kapok(t - dt) + (laju_Kapok + laju2_kapok - panen_kapok) * dtINIT

Kapok = 44021.48

INFLOWS:

laju_Kapok = if time<2008 then 44021.48 else if time>2007 and time<2013 then

permit_kapok else 0

laju2_kapok = if time>2012 then permit2_kapok else 0

OUTFLOWS:

panen_kapok = if mod(time,0) then Kapok else 0

Karet(t) = Karet(t - dt) + (laju_Karet + laju2_karet - panen_karet) * dtINIT Karet

= 33056.20

INFLOWS:

Page 43: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

31

laju_Karet = if time<2008 then 33056.20 else if time>2007 and time<2013 then

permit_karet else 0

laju2_karet = if time>2012 then permit2_karet else 0

OUTFLOWS:

panen_karet = if mod(time,0) then Karet else 0

Kelapa(t) = Kelapa(t - dt) + (laju_Kelapa + laju2_kelapa - panen_kelapa) * dtINIT

Kelapa = 253586.71

INFLOWS:

laju_Kelapa = if time<2008 then 253586.71 else if time>2007 and time<2013

then permit_kelapa else 0

laju2_kelapa = if time>2012 then permit2_kelapa else 0

OUTFLOWS:

panen_kelapa = if mod(time,0) then Kelapa else 0

Kopi(t) = Kopi(t - dt) + (laju_Kopi + laju2_kopi - panen_kopi) * dtINIT Kopi =

37376.76

INFLOWS:

laju_Kopi = if time<2008 then 37376.76 else if time>2007 and time<2013 then

permit_kopi else 0

laju2_kopi = if time>2012 then permit2_kopi else 0

OUTFLOWS:

panen_kopi = if mod(time,0) then Kopi else 0

Tebu(t) = Tebu(t - dt) + (laju_Tebu + laju2_tebu - panen_tebu) * dtINIT Tebu =

63250.98

INFLOWS:

laju_Tebu = if time<2008 then 63250.98 else if time>2007 and time<2013 then

permit_tebu else 0

laju2_tebu = if time>2012 then permit2_tebu else 0

OUTFLOWS:

panen_tebu = if mod(time,0) then Tebu else 0

Teh(t) = Teh(t - dt) + (laju_Teh + laju2_teh - panen_teh) * dtINIT Teh = 9189.85

INFLOWS:

laju_Teh = if time<2008 then 9189.85 else if time>2007 and time<2013 then

permit_teh else 0

laju2_teh = if time>2012 then permit2_teh else 0

OUTFLOWS:

panen_teh = if mod(time,0) then Teh else 0

Tembakau(t) = Tembakau(t - dt) + (laju_Tembakau + laju2_tbk -

panen_tembakau) * dtINIT Tembakau = 36778.31

INFLOWS:

laju_Tembakau = if time<2008 then 36778.31 else if time>2007 and time<2013

then permit_tbk else 0

laju2_tbk = if time>2012 then permit2_tbk else 0

OUTFLOWS:

panen_tembakau = if mod(time,0) then Tembakau else 0

Kebun =

Cengkeh+Jambu_Mete+Kakao+Kapok+Karet+Kelapa+Kopi+Tebu+Teh+Tembak

au

permit2_cengkeh = -3650916+1836*time

Page 44: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

32

permit2_jbmete = 495605-234*time

permit2_kakao = -496434+250*time

permit2_kapok = 1405838-678*time

permit2_karet = -3826928+1923*time

permit2_kelapa = -3148329+1695*time

permit2_kopi = -705892+370*time

permit2_tbk = -7241889+3625*time

permit2_tebu = -5468286+2754*time

permit2_teh = -225268+117*time

permit_cengkeh = GRAPH(TIME)

(2008, 36060), (2009, 37488), (2010, 38971), (2011, 42322), (2012, 42823)

permit_jbmete = GRAPH(TIME)

(2008, 26365), (2009, 26309), (2010, 26191), (2011, 25895), (2012, 25404)

permit_kakao = GRAPH(TIME)

(2008, 6863), (2009, 6661), (2010, 6560), (2011, 7091), (2012, 7900)

permit_kapok = GRAPH(TIME)

(2008, 44021), (2009, 43575), (2010, 43169), (2011, 42177), (2012, 41330)

permit_karet = GRAPH(TIME)

(2008, 33056), (2009, 35092), (2010, 38955), (2011, 39303), (2012, 40563)

permit_kelapa = GRAPH(TIME)

(2008, 253587), (2009, 256286), (2010, 258485), (2011, 260688), (2012, 259859)

permit_kopi = GRAPH(TIME)

(2008, 37377), (2009, 37477), (2010, 37641), (2011, 38127), (2012, 38902)

permit_tbk = GRAPH(TIME)

(2008, 36778), (2009, 42158), (2010, 48812), (2011, 45932), (2012, 53019)

permit_tebu = GRAPH(TIME)

(2008, 63251), (2009, 60545), (2010, 67371), (2011, 69456), (2012, 72564)

permit_teh = GRAPH(TIME)

(2008, 9190), (2009, 8979), (2010, 8975), (2011, 10717), (2012, 8905)

Pohon_RHL(t) = Pohon_RHL(t - dt) + (tanamrhl - matirhl) * dtINIT Pohon_RHL

= 0

INFLOWS:

tanamrhl = 10000/JTrhl

OUTFLOWS:

matirhl = Pohon_RHL*0.2

BiomassaSengon = 71.6

C_RHL = if time >2003 and time <=2012 then

Pohon_RHL*BiomassaSengon*0.47*Luas_RHL/1000 else if time>2012 and

R_H_L=0 then Pohon_RHL*BiomassaSengon*0.47*Luas_RHL/1000 else if

time>2012 and R_H_L=1 then

Pohon_RHL*BiomassaSengon*0.47*(Luas_RHL*2)/1000 else 0

JTrhl = 25

Luas_RHL = if time>2003 then 9277.4 else 0

R_H_L = 0

Sawah(t) = Sawah(t - dt) + (Laju_Sawah + laju2_sawah - panen_sw) * dtINIT

Sawah = 992455.00

Page 45: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

33

INFLOWS:

Laju_Sawah = if time>2012 then Permit1_Sawah else 0

laju2_sawah = if time<2008 then 992455 else if time>2007 and time<2013 then

permit2_sawah else 0

OUTFLOWS:

panen_sw = if mod(time,0) then Sawah else 0

Permit1_Sawah = 1190551-99*time

permit2_sawah = GRAPH(TIME)

(2008, 992455), (2009, 990652), (2010, 991652), (2011, 991524), (2012, 991524)

Biomassa[mahoni] = 61.05

Biomassa[sengon] = 71.6

Biomassa[karet] = 110

Biomassa[Agroforestry1] = 41.1

Biomassa[Jati] = 308.6

Biomassa[pinus] = 74.6

Biomassa[Hutan_primer] = 348.02

Biomassa[Hutan_sekunder] = 189.26

Biomassa[Tambang1] = 0

C_Agrof = Agroforestry*Biomassa[Agroforestry1]

C_HK = HK*Biomassa[Hutan_primer]

C_HL = HL*Biomassa[Hutan_primer]

C_HP = HP*Biomassa[Hutan_sekunder]

C_HPT = HPT*Biomassa[Hutan_sekunder]

C_HR = C_Jati+C_Mahoni_HR+C_Sengon

C_HT = C_Jati_HT+C_Mahoni_HT+C_Pinus

C_Jati = (HR_Jati*Biomassa[Jati]*Faktor_Konversi)/1000

C_Jati_HT = (Faktor_Konversi*HT_Jati*Biomassa[Jati])/1000

C_KH =

(C_HK+C_HL+C_HPT+C_Sengon+C_Pinus+C_Mahoni_HR+C_Jati_HT+C_Jat

i+C_Agrof+C_HP)-(C_Pembalakan_Liar+c_khr+C_nonKH)

c_khr = KHR*Biomassa[Hutan_sekunder]

C_Mahoni_HR = (Faktor_Konversi*HR_Mahoni*Biomassa[mahoni])/1000

C_Mahoni_HT = (HT_Mahoni*Faktor_Konversi*Biomassa[mahoni])/1000

C_nonKH = NKH*Biomassa[Hutan_sekunder]

C_pgunaan_kws = (C_HK+C_HL+C_HP+C_HPT)-

(c_khr+C_nonKH+C_Pembalakan_Liar)

C_Pinus = (HT_Pinus*Biomassa[pinus])/1000

C_Sengon = (Faktor_Konversi*HR_Sengon*Biomassa[sengon])/1000

Noname_4 = c_khr+C_Pembalakan_Liar

Cstk[kakao1] = 7.1

Cstk[cengkeh1] = 2.6

Cstk[kopi1] = 52

Cstk[karet1] = 113.85

Cstk[teh1] = 16.3

Cstk[kelapa1] = 1.2

Cstk[sawah1] = 2.8

Page 46: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

34

Cstk[ladang1] = 1.1

Cstk[pdrumput1] = 10

Cstk[agrof] = 41.1

Cstk[semak_belukar] = 15

C_Cengkeh = Cengkeh*Cstk[cengkeh1]

C_Jambumete = Jambu_Mete*Cstk[agrof]

C_Kakao = Kakao*Cstk[kakao1]

C_Kapok = Kapok*Cstk[agrof]

C_Karet = Karet*Cstk[karet1]

C_Kelapa = Kelapa*Cstk[kelapa1]

C_Kopi = Kopi*Cstk[kopi1]

C_Ladang = Ladang*Cstk[ladang1]

C_NKH =

C_Cengkeh+C_Jambumete+C_Kakao+C_Kapok+C_Karet+C_Kelapa+C_Kopi+

C_Tebu+C_Teh+C_Tembakau+C_Sawah+C_Pd_Rumput+C_Ladang

C_Pd_Rumput = Pd_Rumput*Cstk[pdrumput1]

C_Sawah = Sawah*Cstk[sawah1]

C_Tebu = Tebu*Cstk[semak_belukar]

C_Teh = Teh*Cstk[teh1]

C_Tembakau = Tembakau*Cstk[semak_belukar]

HR_Jati(t) = HR_Jati(t - dt) + (Tanam2 - Panen2 - penjarangan_J2) * dtINIT

HR_Jati = 106543467

INFLOWS:

Tanam2 = (((10000/JT1)*(permit_HR/3))*1/daur_J)

OUTFLOWS:

Panen2 = if time>=2004 then HR_Jati*(1/daur_J) else 0

penjarangan_J2 = if time>=2004 then HR_Jati*intensitas_penjarangan_J2/daur_J

else 0

intensitas_penjarangan_J2 = 5/100

Noname_1 = 444400000

Noname_2 = Noname_1-HR_Jati

Noname_3 = 0.02*Noname_2

permit_HR = GRAPH(TIME)

(2004, 287667), (2005, 317440), (2006, 345883), (2007, 375211), (2008, 412981),

(2009, 469195), (2010, 506501), (2011, 576008)

Nha_Jati(t) = Nha_Jati(t - dt) + (Tanam_J - penjarangan_J - Panen_J) * dtINIT

Nha_Jati = 0

INFLOWS:

Tanam_J = if mod(time,daur_J)=0+1 then 10000/JT1 else 0

OUTFLOWS:

penjarangan_J = if mod(time,5)=0 then intensitas_penjarangan_J*Nha_Jati else 0

Panen_J = if mod(time,daur_J)=0 then Nha_Jati else 0

daur_J = 30

intensitas_penjarangan_J = 5/100

JT1 = 9

Page 47: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

35

HR_Mahoni(t) = HR_Mahoni(t - dt) + (Tanam_M2 - Panen_M2 -

penjarangan_M2) * dtINIT HR_Mahoni = 119861400

INFLOWS:

Tanam_M2 = ((10000/JT2)*(permit_HR/3))*1/daur_M

OUTFLOWS:

Panen_M2 = if time>=2004 then HR_Mahoni*(1/daur_M) else 0

penjarangan_M2 = if time>=2004 then

HR_Mahoni*intensitas_penjarangan_M2/daur_M else 0

intensitas_penjarangan_M2 = 5/100

Nha_Mahoni(t) = Nha_Mahoni(t - dt) + (Tanam_M - penjarangan_M - Panen_M)

* dtINIT Nha_Mahoni = 0

INFLOWS:

Tanam_M = if mod(time,daur_M)=0+1 then 10000/JT2 else 0

OUTFLOWS:

penjarangan_M = if mod(time,4)=0 then intensitas_penjarangan_M*Nha_Mahoni

else 0

Panen_M = if mod(time,daur_M)=0 then Nha_Mahoni else 0

daur_M = 30

intensitas_penjarangan_M = 5/100

JT2 = 8

HR_Sengon(t) = HR_Sengon(t - dt) + (Tanam_S2 - Panen_S2 - penjarangan_S2)

* dtINIT HR_Sengon = 106543467

INFLOWS:

Tanam_S2 = ((10000/JT3)*(permit_HR/3))*1/daur_S

OUTFLOWS:

Panen_S2 = if time>=2004 then HR_Sengon*(1/daur_S) else 0

penjarangan_S2 = if time>=2004 then

HR_Sengon*intensitas_penjarangan_S2*(1/daur_S) else 0

intensitas_penjarangan_S2 = 5/100

Nha_Sengon(t) = Nha_Sengon(t - dt) + (Tanam_S - penjarangan_S - Panen_S) *

dtINIT Nha_Sengon = 0

INFLOWS:

Tanam_S = if mod(time,daur_S)=0+1 then 10000/JT3 else 0

OUTFLOWS:

penjarangan_S = if mod(time,2)=0 then intensitas_penjarangan_S*Nha_Sengon

else 0

Panen_S = if mod(time,daur_S)=0 then Nha_Sengon else 0

daur_S = 10

intensitas_penjarangan_S = 5/100

JT3 = 9

HT_Jati(t) = HT_Jati(t - dt) + (Penanaman - Pemanenan - penjarangan_HTJ) *

dtINIT HT_Jati = 38193295

INFLOWS:

Page 48: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

36

Penanaman = if time>2013 and insentif2=0 then

(((10000/JT1)*permit_Tanam_Jati)*1/daur_J) else if time>2013 and insentif2=1

then (((10000/JT1)*permit_Tanam_Jati*1.5)*1/daur_J) else if time>2003 then

(((10000/JT1)*permit_Tanam_Jati)*1/daur_J) else 0

OUTFLOWS:

Pemanenan = if time>2013 and time<2019 and insentif=0 then

HT_Jati*(1/daur_J) else if time>2013 and time<2019 and insentif=1 then

0*HT_Jati*(1/daur_J) else if time>=2004 then HT_Jati*(1/daur_J) else 0

penjarangan_HTJ = if time>=2004 then

HT_Jati*intensitas_penjarangan_J2_2*(1/daur_J) else 0

intensitas_penjarangan_J2_2 = 5/100

permit_Tanam_Jati = GRAPH(TIME)

(2004, 34374), (2005, 26521), (2006, 23273), (2007, 25858), (2008, 14741),

(2009, 15038), (2010, 12389), (2011, 11984)

HT_Mahoni(t) = HT_Mahoni(t - dt) + (Penanaman_3 - Pemanenan_3 -

penjarangan_RC_2) * dtINIT HT_Mahoni = 7119444

INFLOWS:

Penanaman_3 = if time>2013 and insentif2=0 then

(((10000/JT1)*permit_Tanam_RC_2)*1/daur_Mahoni)*0.5 else if time>2013 and

insentif2=1 then (((10000/JT1)*permit_Tanam_RC_2*1.5)*1/daur_Mahoni)*0.5

else if time>2003 then

(((10000/JT1)*permit_Tanam_RC_2)*1/daur_Mahoni)*0.5 else 0

OUTFLOWS:

Pemanenan_3 = if time>2013 and time<2019 and insentif=0 then

HT_Mahoni*(1/daur_Mahoni) else if time>2013 and time<2019 and insentif=1

then 0*HT_Mahoni*(1/daur_Mahoni) else if time>=2004 then

HT_Mahoni*(1/daur_Mahoni) else 0

penjarangan_RC_2 = if time>=2004 then

HT_Mahoni*intensitas_penjarangan_RC_2*(1/daur_Mahoni) else 0

HT_Pinus(t) = HT_Pinus(t - dt) + (Penanaman_2 - Pemanenan_2 -

penjarangan_RC) * dtINIT HT_Pinus = 7119444

INFLOWS:

Penanaman_2 = if time>2013 and insentif2=0 then

(((10000/JT1)*permit_Tanam_RC)*1/daur_Pinus)*0.5 else if time>2013 and

insentif2=1 then (((10000/JT1)*permit_Tanam_RC*1.5)*1/daur_Pinus)*0.5 else

if time>2003 then (((10000/JT1)*permit_Tanam_RC)*1/daur_Pinus)*0.5 else 0

OUTFLOWS:

Pemanenan_2 = if time>2013 and time<2019 and insentif=0 then

HT_Pinus*(1/daur_Pinus) else if time>2013 and time<2019 and insentif=1 then

0*HT_Pinus*(1/daur_Pinus) else if time>=2004 then HT_Pinus*(1/daur_Pinus)

else 0

penjarangan_RC = if time>=2004 then

HT_Pinus*intensitas_penjarangan_RC*(1/daur_Pinus) else 0

daur_Mahoni = 30

daur_Pinus = 35

insentif = 0

insentif2 = 0

Page 49: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

37

intensitas_penjarangan_RC = 5/100

intensitas_penjarangan_RC_2 = 5/100

permit_Tanam_RC = GRAPH(TIME)

(2004, 12815), (2005, 14936), (2006, 12130), (2007, 21732), (2008, 3903), (2009,

9859), (2010, 4248), (2011, 9584)

permit_Tanam_RC_2 = GRAPH(TIME)

(2004, 12815), (2005, 14936), (2006, 12130), (2007, 21732), (2008, 3903), (2009,

9859), (2010, 4248), (2011, 9584)

Page 50: MODEL DINAMIKA STOK KARBON BERDASARKAN LAJU … · informasi yang berasal atau ... Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang telah membantu pengumpulan ... Pertanyaan yang menjadi masalah

38

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Wonosobo pada tanggal 12 Desember 1989 dari ayah

Eka Heru Nugraha dan ibu Lilik Musyarofah. Penulis adalah putra pertama dari

dua bersaudara. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA 1 Wonosobo dan tahun yang

sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Manajemen Hutan,

Fakultas Kehutanan IPB.

Selama mengikuti pendidikan penulis aktif di beberapa organisasi

kemahasiswaan seperti Forest Management Student Club (FMSC) sebagai wakil

ketua, International Forestry Student Asociation (IFSA-LC IPB) sebagai staf

Departement Public Relation. Selain itu, penulis juga aktif menjadi anggota

kepanitiaan pada berbagai acara kemahasiswaan.

Pada tahun 2010 penulis mengikuti Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan

yang dilaksanakan di Sancang-Papandayan, Garut. Kemudian pada tahun 2011,

penulis mengikuti Praktek Pengelolaan Hutan di Hutan Pendidikan Gunung Walat

Sukabumi, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, dan Perhutani KPH Cianjur

Selatan. Penulis juga melakukan Praktek Kerja Lapang di PT. Suka Jaya Makmur

di Ketapang Kalimantan Barat pada tahun 2012.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) di Fakultas

Kehutanan, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul Model Dinamika Stok

Karbon berdasarkan Laju Perubahan Tutupan Hutan dan Lahan di Provinsi Jawa

Tengah dibawah bimbingan Prof Dr Ir Herry Purnomo, MComp.