documentmk

3
The Dynamic of The Life Cycle Project Setiap proyek terutama proyek konstruksi pasti memiliki Life Cycle project atau Daur Hidup Proyek. Life Cycle Project disusun bertujuan untuk meminimalisir konflik yang terjadi di setiap proyek konstruksi . Konflik yang terjadi biasanya berupa konflik akibat faktor jadwal, konflik akibat faktor prioritas, konflik akibat faktor teknis, dan konflik akibat faktor personalitas. Dalam menyelesaikan konflik yang terjadi pada proyek, baik manajer proyek pada konsultan maupun kontraktor umumnya menggunakan pendekatan confrontation atau problem solving dan pendekatan compromising atau negotiating. Khusus untuk konflik yang berkaitan dengan masalah personalitas, manajer proyek juga mempergunakan pendekatan smoothing sebagai alternatif lain penyelesaian konflik yang terjadi. Person In Charge yang bertugas atau berwenang untuk menyelesaikan sebuah konflik adalah manajer proyek. Dalam tugasnya pada saat pelaksanaan, mereka dibantu oleh para site manager dan beberapa staf administrasi dan teknik. Konflik Prioritas diselesaikan dengan cara Forcing dan Compromising, sedangkan konflik Personalitas diselesaikan dengan cara Smoothing atau Problem Solving. Dan pada tahap Pasca Construction, konflik yang sering muncul adalah konflik Jadwal, Prioritas dan Personalitas. Para Project Manager menyelesaikannya dengan cara Problem Solving atau Forcing. Dalam kontrak Design and Build pada tahap Project Development konflik yang cukup sering muncul adalah konflik Jadwal dan diselesaikan dengan cara Compromising. Berikut ini adalah contoh dari Basic Project Life Cycle Model : 1. Initiating

Upload: yuwana-nugraha

Post on 16-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

t

TRANSCRIPT

The Dynamic of The Life Cycle Project

Setiap proyek terutama proyek konstruksi pasti memiliki Life Cycle project atau Daur Hidup Proyek. Life Cycle Project disusun bertujuan untuk meminimalisir konflik yang terjadi di setiap proyek konstruksi . Konflik yang terjadi biasanya berupa konflik akibat faktor jadwal, konflik akibat faktor prioritas, konflik akibat faktor teknis, dan konflik akibat faktor personalitas.Dalam menyelesaikan konflik yang terjadi pada proyek, baik manajer proyek pada konsultan maupun kontraktor umumnya menggunakan pendekatan confrontation atau problem solving dan pendekatan compromising atau negotiating. Khusus untuk konflik yang berkaitan dengan masalah personalitas, manajer proyek juga mempergunakan pendekatan smoothing sebagai alternatif lain penyelesaian konflik yang terjadi. Person In Charge yang bertugas atau berwenang untuk menyelesaikan sebuah konflik adalah manajer proyek. Dalam tugasnya pada saat pelaksanaan, mereka dibantu oleh para site manager dan beberapa staf administrasi dan teknik. Konflik Prioritas diselesaikan dengan cara Forcing dan Compromising, sedangkan konflik Personalitas diselesaikan dengan cara Smoothing atau Problem Solving. Dan pada tahap Pasca Construction, konflik yang sering muncul adalah konflik Jadwal, Prioritas dan Personalitas. Para Project Manager menyelesaikannya dengan cara Problem Solving atau Forcing. Dalam kontrak Design and Build pada tahap Project Development konflik yang cukup sering muncul adalah konflik Jadwal dan diselesaikan dengan cara Compromising.Berikut ini adalah contoh dari Basic Project Life Cycle Model : 1. Initiating 2. Planning3. Executing4. Closing.Dalam setiap penyusunan Life Cycle project haruslahh berkesinambungan dan berhubungan dalam setiap tahapan , sehingga dapat membentuk Life Cycle project Yang Dinamis. Sehingga kita dapat meminimallisir konflik konflik yang terjadi di setiap proyek konstruksi.

Berikut ini contoh Diagram atau Bagan dari Life Cycle project .

Pada tahap 1 atau penyusunan konsep yang perlu diperhatikan adalah Mengidentifikasi kebutuhan yaitu dengan menyusun gagasan atau ide. Lalu kita susun anggaran serta program. Serta mempertimbangkan faktor lain seperti resiko yang terjadi.Tahap II yaitu Planning seperti mengembangkan rencana , menyiapkan dan memilih peralatan, meninjau kembali dana keuangan dan jadwal. Pada Tahap III yaitu Executing . seperti : Set up Organization, Disin review , Kualiti control dan memonitor setiap kelangsungan dan perkembangan. Pada Tahap IV yaitu Closing , yaitu meningkatkan SDM , meningkatkan kapasitas dan produktifitas , transfer materials , archive lessons learned. Juga memberikan Finall report .