mk: komunikasi organisasi (c)

14
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2021 1. Faridita Meiwati Hutami; 195030900111010; 2019 2. Tiyas Putri Wardani; 195030900111012; 2019 3. Rahma Sofiana: 195030907111005; 2019 KELOMPOK 5: MK: KOMUNIKASI ORGANISASI (C)

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MK: KOMUNIKASI ORGANISASI (C)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2021

1. Faridita Meiwati Hutami; 195030900111010; 2019

2. Tiyas Putri Wardani; 195030900111012; 2019

3. Rahma Sofiana: 195030907111005; 2019

KELOMPOK 5:

MK:

KOMUNIKASI ORGANISASI (C)

Page 2: MK: KOMUNIKASI ORGANISASI (C)

i

MOTTO/KATA-KATA MUTIARA/AYAT SUCI AL-QUR’AN

Gambar 1, 2, 3, dan 4. Motto/Kata-Kata Mutiara/Ayat Suci Al-Qur’an

Page 3: MK: KOMUNIKASI ORGANISASI (C)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, karunia, dan hidayah-Nya

kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “JARINGAN KOMUNIKASI DALAM

INTERNAL ORGANISASI” ini dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan

makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Komunikasi Organisasi Kelas C.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi

penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Drs. Muhammad Shobaruddin, MA. selaku Dosen

Pengampu Mata Kuliah Komunikasi Organisasi Kelas C yang telah memberikan tugas makalah ini

sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang yang kami tekuni.

Kami menyadari makalah yang ditulis masih memiliki kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca makalah ini.

Malang, 29 Maret 2021

Penyusun

Page 4: MK: KOMUNIKASI ORGANISASI (C)

iii

DAFTAR ISI

MOTTO/KATA-KATA MUTIARA/AYAT SUCI AL-QUR’AN .................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1

BAB II ISI ........................................................................................................................................... 4

2.1 Komunikasi ....................................................................................................................... 4

2.2 Jaringan Komunikasi ......................................................................................................... 4

2.3 Jaringan Komunikasi Formal ............................................................................................ 5

2.4 Jaringan Komunikasi Informal .......................................................................................... 6

2.5 Analisis Jaringan Komunikasi Organisasi ........................................................................ 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................................................ 8

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 8

3.2 Saran ..................................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 9

Page 5: MK: KOMUNIKASI ORGANISASI (C)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1, 2, 3, dan 4. Motto/Kata-Kata Mutiara/Ayat Suci Al-Qur’an .............................................. i

Gambar 5. Bagan Alur Pemikiran “Jaringan Komunikasi dalam Internal Organisasi” ....................... 3

Page 6: MK: KOMUNIKASI ORGANISASI (C)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang

lain di sekitarnya. Dengan adanya kalimat tersebut manusia tentunya akan terus melakukan berbagai

interaksi dengan banyak orang, baik itu interaksi antar individu dengan individu lainnya, individu

dengan kelompok, ataupun interaksi antar sesama kelompok. Komunikasi juga bisa disebut dengan

sarana setiap individu dalam memperluas wawasannya melalui jalur-jalur informasinya. Hal tersebut

bermakna bahwa komunikasi adalah hal mendasar dalam keberlangsungan hidup manusia di dalam

masyarakat. Berlaku jugapada sebuah organisasi, komunikasi menjadi pondasi utama dalam

keberlangsungan jalannya sebuah organisasi dan muncul dalam setiap proses organisasi.

Hirarki adalah salah satu bagian fundamental dari sebuah organisasi. Dalam berorganisasi tentunya

komunikasi juga menjadi hal yang terpenting. Dengan adanya komunikasi yang jelas di antara tingkat

hirarki, maka organisasi tersebut akan lebih mudah dijalankan dan mudah dalam mencapai tujuan.

Komunikasi antara pimpinan dan bawahan menjadi hal yang akan sering dilakukan di dalam sebuah

organisasi. Interaksi komunikasi yang terjadi di dalam organisasi akan menciptakan rasa saling

pengertian di antara anggotanya. Dalam hal ini, komunikasi yang dilakukan antara anggota organisasi

pun berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan komunikasi antara anggota terutama jika melihat struktur

hirarki akan berbeda-beda dalam cara berbicaranya, penyampaiannya, atau bahasa yang digunakan.

Komunikasi yang efektif menjadi penghubung dan membantu organisasi dalam menyalurkan

kinerja antar bagian yang ada di dalam organisasi, sehingga akan menghasilkan sebuah sinergi.

Komunikasi juga menjadi hal yang mengikat kesatuan organisasi. Di dalam sebuah organisasi, arus

informasi dan komunikasi terjadi dalam bentuk komunikasi antar sesama anggota organisasi, antara

pimpinan dan bawahan dan beberapa tingkatan komunikasi lainnya. Jaringan komunikasi dalam

organisasi menjadi dasar utama dalam seseorang melakukan komunikasi di organisasi tersebut. Jaringan

komunikasi digunakan agar para anggota organisasi tahu bagaimana cara melakukan komunikasi dengan

berbagai anggota organisasi dan dengan tingkatan hirarki yang berbeda-beda pula.

Beberapa peneliti melakukan studi pada komunikasi yang terjadi di dalam sebuah organisasi.

penelitian tersebut difokuskan kepada jaringan komunikasi yang terjadi dan digunakan di dalam

organsiasi. Salah satu peneliti mengatakan bahwa pesan yang diterima dalam sebuah proses komunikasi

pada akhirnya akan ditindaklanjuti oleh penerima dalam suatu organisasi. persepsi lain mengatakan

bahwa orang akan lebih sering percaya bahwa mereka menggunakan saluran komunikasi di dalam

organisasi. Namun pada kenyataannya, mereka berkomunikasi dengan cara yang berbeda-beda.

Secara keseluruhan, mengamati bagaimana orang berinteraksi dalam suatu organisasi dan

bagaimana informasi ditransmisikan dalam suatu organisasi adalah tugas yang sangat sulit. Lebih jauh,

bagaimana peneliti dan organisasi memandang jaringan komunikasi juga berbeda. Peneliti lain

mengatakan bahwa jaringan adalah struktur abstrak dari hubungan komunikasi yang dirasakan yang

berfungsi sebagai seperangkat aturan dan sumber daya yang digunakan aktor dalam mencapai perilaku

komunikasi. Dari berbagai pendapat peneliti setelah melakukan penelitian, struktur komunikasi dalam

organisasi dibagi menjadi dua bagian dasar, yaitu jaringan komunikasi formal dan jaringan komunikasi

informal.

Tujuan dari penulisan paper yang berjudul “Jaringan Komunikasi dalam Internal Organisasi” ini

adalah untuk memaparkan secara ringkas dan jelas mengenai jaringan-jaringan komunikasi yang

Page 7: MK: KOMUNIKASI ORGANISASI (C)

2

kemudian akan dijadikan sebagai dasar utama dalam melakukan komunikasi di dalam sebuah organisasi.

Hal utama yang dibahas dalam paper ini adalah mengenai jaringan komunikasi formal dan jaringan

komunikasi informal. Penulis juga akan menyajikan secara rinci jenis-jenis jaringan komunikasi yang

ada di jaringan komunikasi formal dan informal beserta analisis jaringan komunikasi organsiasi. Selain

itu, tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk menambah wawasan bagi pembaca dalam menambah

wawasan mengenai komunikasi organisasi.

Pendekatan penulisan ini berbentuk kualitatif. Yang artinya data yang dikumpulkan bukan berupa

angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari buku, jurnal, catatan lapangan, dokumen pribadi,

catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penulisan kualitatif ini

adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas.

Menurut Taylor dan Bogdan Penulisan kualitatif dapat diartikan sebagai penulisan yang menghasilkan

data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-

orang yang diteliti. Jenis penulisan ini adalah jenis penulisan deskriptif, yakni suatu metode dalam

meneliti suatu objek, suatu set objek, suatu sistem pemikiran pada masa sekarang. Tujuan dari penulisan

deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Page 8: MK: KOMUNIKASI ORGANISASI (C)

3

Gambar 5. Bagan Alur Pemikiran “Jaringan Komunikasi dalam Internal Organisasi”

JARINGAN

KOMUNIKASI

ORGANISASI

JARINGAN

KOMUNIKASI FORMAL

JARINGAN KOMUNIKASI

INFORMAL

ANALISIS JARINGAN

KOMUNIKASI

ORGANISASI

Komunikasi

Horizontal/Lateral

Komunikasi ke

Bawah

Komunikasi ke Atas Single Strand

Network

Probability

Communication

Network

Cluster Network

Gossip

Communication

Network,

Page 9: MK: KOMUNIKASI ORGANISASI (C)

4

BAB II

ISI

2.1 Komunikasi

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin

communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya

adalah satu makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi

atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik

penerima maupun pengirim sepaham dari suatu pesan tertentu (Effendy, 2002: 9).

Komunikasi (Everett M. Rogers, 2004) merupakan suatu proses di mana dua orang atau lebih

melakukan pertukaran informasi terhadap satu sama lain, yang pada gilirannya akan tiba kepada

saling pengertian. Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication

in Society mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab

pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Lasswel menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur yaitu

1. Komunikator (communicator, sender, source) adalah orang yang menyampaikan pesan atau

informasi.

2. Pesan (message), adalah pernyataan yang didukung oleh lambang, bahasa, gambar dan

sebagainya.

3. Media (channel, media) adalah sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan

jauh tempatna atau banyak jumlahnya, maka diperlukan media sebagai penyampai pesan.

4. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) adalah orang yang menerima

pesan atau informasi yang disampaikan komunikator.

5. Efek (effect, impact, influence) adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Berdasarkan paradigma tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi akan

berhasil apabila kedua belah pihak dapat memahami isinya dan pesan ditindaklanjuti dengan adanya

umpan balik dari penerima pesan. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan

menggunakan perasaan yang disadari; sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu

menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol.

Hasil akhir yang diharapkan dari proses komunikasi adalah agar tindakan atau perubahan

sikap pada penerima sesuai dengan keinginan pengirim. Akan tetapi arti suatu pesan akan

dipengaruhi oleh bagaimana penerima merasakan pesan itu sesuai dengan konteksnya. Oleh karena

itu, adanya tindakan atau perubahan sikap didasarkan atas pesan yang didapatkan.

2.2 Jaringan Komunikasi

Jaringan komunikasi adalah penggambaran “how say to whom” (siapa berbicara kepada siapa)

dalam suatu sistem sosial. Jaringan komunikasi menggambarkan komunikasi interpersonal, dimana

terdapat pemuka-pemuka opini dan pengikut yang saling memiliki hubungan komunikasi pada suatu

topik tertentu, yang terjadi dalam suatu sistem sosial tertentu yang terjadi dalam suatu sistem sosial

tertentu seperti sebuah desa, organisasi atau perusahaan (Gonzales, 1993). Menurut Rogers (1983),

jaringan komunikasi adalah yang terdiri dari individu-individu yang saling berhubungan dan

dihubungkan oleh arus komunikasi yang terpola.

Page 10: MK: KOMUNIKASI ORGANISASI (C)

5

Jaringan komunikasi adalah rangkaian hubungan di antara individu sebagai akibat terjadinya

pertukaran informasi, sehingga membentuk pola-pola atau model-model jaringan komunikasi

tertentu.pertukaran pesan melalui jalur yang melibatkan sejumlah anggota organisasi disebut dengan

jaringan komunikasi. Secara umum jaringan komunikasi organisasi dibedakan atas jaringan

komunikasi formal dan jaringan komunikasi informal. Melalui sistem itulah seluruh kerangka kerja

organisasi diatur dalam jaringan secara formal maupun informal dalam suatu susunan yang relatif

berpola, artinya berdasarkan budaya, kayakinan dan sistem nilai.

2.3 Jaringan Komunikasi Formal

Komunikasi formal adalah jenis jaringan komunikasi yang ada dalam aturan dan norma yang

ditetapkan oleh suatu organisasi yang digunakan untuk perilaku komunikatif. Aturan dan norma

yang ada pada sebuah organisasi menjadi acuan dalam berkomunikasi formal. Aturan komunikasi

adalah standar atau arahan yang mengatur bagaimana komunikasi terjadi dalam suatu organisasi.

Secara eksplisit, aturan komunikasi dinyatakan dan dapat ditemukan di kebijakan serta prosedur

manual pada organisasi. Sedangkan norma komunikasi adalah standar atau pola komunikasi yang

dianggap khas atau memiliki ciri tersendiri dalam suatu organisasi. Ada beberapa jenis komunikasi

ke bawah, yaitu komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal/lateral

(Wrench & Carter, hal: 202).. Adapun penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:

Downward Communication atau Jaringan Komunikasi ke Bawah

Komunikasi ke bawah adalah komunikasi organisasi yang dimulai dari bagian atas hirarki

organisasi dan kemudian dikirim ke anak terendah atau terbawah dari hirarki organisasi tersebut.

Sederhananya, Komunikasi ke bawah (downward communication) adalah penyampaian informasi

dari atasan ke bawahan sesuai dengan struktural di organisasi. Penggunaan komunikasi ini sangat

efektif untuk penyampaian instruksi, pengarahan, pengontrolan kepada anak buah. Komunikasi

dapat tertulis maupun lisan yang dapat disesuaikan dengan konteks serta kontennya. Fungsi arus

komunikasi dari atas ke bawah ini adalah 1) Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job

instruction); 2) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan

(job retionnale); 3) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku

(procedures and practices); serta 4) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik

(Wrench & Carter, hal: 203).

Di dalam komunikasi ke bawah dibagi menjadi 5 jenis, antara lain:

1. Job Instruction atau instruksi pekerjaan, pemberian atau penyimpanan instruksi kerja.

2. Job Retionales atau alasan kerja, penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu

untuk dilaksanakan.

3. Procedures and Practice atau prosedur dan praktik, penyampaian informasi mengenai peraturan-

peraturan yang berlaku.

4. Feedback atau umpan balik, berfungsi untuk memotivasi anggota organisasi agar performa kerja

lebih meningkat dari sebelumnya (Wrench & Carter, hal: 206-207).

Upward Communication Network atau Jaringan Komunikasi ke Atas

Komunikasi keatas terdiri dari pesan yang dimulai dari bagian bawah hierarki dan dikirm ke

atas hierarki melalui anak tangga tertinggi. Randy Hirokawa mencatat bahwa komunikasi ke atas

melayani empat fungsi yang sangat penting dalam organisasi modern. Pertama, komunikasi ke atas

memungkinkan manajemen untuk memastikan keberhasilan komunikasi ke bawah yang

Page 11: MK: KOMUNIKASI ORGANISASI (C)

6

disampaikan sebelumnya. Kedua, komunikasi ke atas memungkinkan individu di bagian bawah

hierarki memiliki suara dalam kebijakan dan prosedur. Ketiga, komunikasi ke atas memungkinkan

bawahan untuk menyuarakan saran dan pendapat untuk membuat lingkungan kerja menjadi lebih

baik. Terakhir, komunikasi ke atas memungkinkan manajemen untuk menguji bagaimana

karyawan akan bereaksi terhadap kebijakan dan prosedur baru (Wrench & Carter, hal: 212).

1. Information about the Subordinate, melibatkan informasi tentang bawahan. Informasi yang

dapat dikomunikasikan ke atas tentang diri sendiri biasanya termasuk dalam salah satu dari

dua kategori: informasi pribadi dan informasi profesional. Informasi pribadi yang dapat

dikomunikasikan ke atas melibatkan informasi yang lebih bersifat intim.

2. Information about Coworkers and their Problems, melibatkan informasi tentang rekan kerja

dan masalah mereka. Dalam sebuah organisasi, seorang pimpinan pasti memiliki beban yang

cukup berat dan tidak terlalu memerhatikan bawahan. Untuk mengatasi ketidakjelasan ini,

manajer sering mengandalkan bawahan untuk melaporkan masalah.

3. Organizational Procedures & Practices, melibatkan informasi tentang prosedur dan praktik

organisasi. Komunikasi ke atas tentang prosedur dan praktik dapat membantu manajemen

melihat di mana kebijakan, aturan, dan manfaat bisa lebih berpengaruh atau dibatasi.

4. Task at Hand, melibatkan informasi tentang tugas yang ada di tangan. Secara khusus

diarahkan untuk mengkomunikasikan informasi kepada manajemen yang membantu

seseorang menyelesaikan pekerjaannya. (Wrench & Carter, hal: 214-216).

Horizontal Communication Network atau Jaringan Komunikasi Horizontal/Lateral

Komunikasi horizontal atau lateral terdiri dari pesan yang dikirimkan ke individu lain pada

anak tangga yang sama dari hierarki organisasi. Intinya, komunikasi horizontal atau lateral terjadi

ketika seseorang yang memiliki status yang kurang lebih sama berinteraksi satu sama lain dalam

suatu organisasi. Jalur komunikasi ini ditetapkan dengan kuat di dalam bagan hierarki organisasi,

tetapi biasanya jalur komunikasi ini bukan bagian dari bagan hierarki tradisional. Adapun fungsi

dari jaringan komunikasi horizontal/lateral ini, antara lain:

1. Fungsi komunikasi horizontal/horizontal adalah membantu anggota organisasi

mengoordinasikan tugas untuk membantu sistem mencapai tujuannya.

2. Untuk memungkinkan anggota organisasi memecahkan masalah.

3. Sebagai wadah untuk berbagi informasi di antara anggota organisasi, sehingga anggota

organisasi menjadi sadar akan kegiatan organisasi dan kolega masing-masing.

4. Komunikasi ke atas bisa menjadi resolusi konflik. Cara termudah untuk menyelesaikan

konflik tersebut adalah dengan melalui dan melakukan interaksi langsung (Wrench & Carter,

hal: 232-233).

2.4 Jaringan Komunikasi Informal

Komunikasi informal bersifat kasual dan spontan, sedangkan komunikasi formal lebih

dipikirkan dan disiapkan dari pengalaman belajar atau pelatihan terorganisir yang menyajikan

peraturan dan konvensi yang diberi wewenang oleh etiket bisnis dan formal. Komunikasi informal

berasal dari kegiatan komunikasi di luar yang biasanya dipelajari di rumah melalui disiplin, atau di

sekolah melalui pendidikan, atau bisnis melalui pengalaman pribadi dan pelatihan formal. Ini

termasuk dalam komunikasi sosial dari selentingan dan rumor, percakapan santai dan aktivitas

Page 12: MK: KOMUNIKASI ORGANISASI (C)

7

antar-relasional di luar arena formal atau publik. Ada 4 jenis jaringan komunikas informal,

diantaranya:

1. Single Strand Network, proses komunikasi sangat linier dan informasi berpindah dari satu

orang ke orang berikutnya.

2. Gossip Communication Network, Komunikasi selentingan antara manajer bawah dan

menengah. Dalam jenis komunikasi ini, seseorang memiliki satu orang lain yang nantinya

akan berfungsi sebagai sumber pesan yang menyampaikan pesan tersebut ke sejumlah orang

secara langsung.

3. Probability Communication Network, Dalam jaringan komunikasi probabilitas, seseorang

memiliki satu individu lain sebagai sumber utama pesan yang secara acak memilih orang-

orang di dalam jaringan komunikasinya untuk mengkomunikasikan pesan tersebut. Orang-

orang sekunder ini kemudian secara acak memilih orang lain di jaringan komunikasi untuk

menyampaikan pesan.

4. Cluster Network, jenis jaringan ini jauh lebih sistematis daripada jaringan probabilitas. Dalam

kasus jaringan cluster, sumber pesan memilih sejumlah orang yang telah dipilih sebelumnya

untuk menyampaikan pesan (Wrench & Carter, hal: 245-246).

2.5 Analisis Jaringan Komunikasi Organisasi

Analisis jaringan adalah proses dimana peneliti berusaha untuk menentukan baik jaringan

komunikasi formal dan informal yang ada dalam suatu organisasi dan antara organisasi dan

lingkungan eksternalnya. Pada akhirnya, ada empat jenis aktivitas komunikatif yang terjadi dalam

jaringan, antara lain 1) exchange of affect; 2) exchange of influence and power; 3) exchange of

information; serta exchange of goods and services (Wrench & Carter, hal: 249). Ada tiga kategori

yang dibuat oleh Daniel J. Brass untuk menganalisis jaringan komunikasi, antara lain

1. Measurement of Ties, melibatkan ukuran jaringan komunikasi yang khas tentang ikatan. Kata

ikatan di sini mengacu pada hubungan antara orang-orang. Sedangkan tautan dalam analisis

jaringan berbicara tentang hubungan komunikatif antara dua orang. Secara khusus, Brass

mencatat bahwa ada tujuh ukuran ikatan yang umum digunakan: tautan tidak langsung,

frekuensi, stabilitas, multipleksitas, kekuatan, arah, dan simetri.

2. Measures Assigned to Individual Actors, melibatkan ukuran jaringan sosial yang ditetapkan

untuk aktor individu. Istilah aktor digunakan untuk mewakili individu yang berpartisipasi

dalam jaringan komunikasi. Brass mengidentifikasi tujuh jenis ukuran yang biasanya

ditetapkan untuk aktor individu dalam jaringan komunikasi: derajat, jangkauan, kedekatan,

antara, sentralitas, prestise, dan peran.

3. Measures Assigned to Networks, melibatkan ukuran jaringan sosial yang biasa digunakan

untuk mendeskripsikan jaringan. Dua klasifikasi ukuran sebelumnya melihat lebih banyak

aspek tingkat mikro dari jaringan komunikasi, sedangkan bagian ini akan memeriksa sembilan

ukuran yang digunakan untuk menggambarkan jaringan pada tingkat makro: ukuran,

inklusivitas, komponen, jangkauan, keterhubungan, kepadatan, sentralisasi, simetri, dan

transitivitas.

Page 13: MK: KOMUNIKASI ORGANISASI (C)

8

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Didalam komunikasi organisasi terdapat dua arah komunikasi, yaitu komunikasi formal dan

komunikasi informal. Keduanya sangat mempengaruhi kinerja yang ada di suatu organisasi.

Organisasi formal yang terdiri dari Jenis komunikasi ke bawah yang merupakan penyampaian

informasi dari atasan ke bawahan sesuai dengan struktural di organisasi. Penggunaan komunikasi

ini sangat efektif untuk penyampaian instruksi, pengarahan, pengontrolan kepada anak buah.

Komunikasi keatas terdiri dari pesan yang dimulai dari bagian bawah hierarki dan dikirm ke atas

hierarki melalui anak tangga tertinggi. komunikasi kritis ke atas dalam organisasi yang merupakan

Setiap hari individu dalam organisasi di seluruh dunia membuat keputusan tentang apakah akan

berkomunikasi secara kritis tentang tujuan organisasi dan perilaku manajemen. Untuk membantu

kita memahami komunikasi ke atas, terdiri dari dua variable kesunyian karyawan dan perbedaan

pendapat organisasi. Komunikasi horizontal atau lateral terdiri dari pesan yang dikirimkan ke

individu lain pada anak tangga yang sama dari hierarki organisasi. Sedangkan komunikasi informal

terdiri dari empat jaringan yaitu Jaringan komunikasi untai tunggal, Jaringan komunikasi, jaringan

komunikasi probabilitas dan Jaringan cluster.

3.2 Saran

Dengan adanya paper yang berjudul “Jaringan Komunikasi dalam Internal Organisasi” dapat

menambah wawasan, baik bagi penulis dan para pembaca. Untuk penulis lain yang hendak menulis

paper dengan judul yang sama, diharapkan dapat menambah, melengkapi, ataupun lebih

menjelaskan secara lengkap dan jelas mengenai apa yang kurang dalam paper yang dibuat oleh

penulis. Penulis juga menyarankan bagi para pembaca untuk melihat beberapa referensi lain yang

sekiranya mendukung penjelasan dari materi yang disajikan di dalam paper, jika materi yang ditulis

oleh penulis kurang jelas ataupun kurang lengkap.

Page 14: MK: KOMUNIKASI ORGANISASI (C)

9

DAFTAR PUSTAKA

Amintapratiwi, Dian Purwwandini dan Irwansyah. 2018. Komunikasi Korporasi pada Era Industri 4.0.

Jurnal Ilmu Sosial. Vol.17 no.1 hal. 53-63.

Anggoro, Abid Padmantyo. 2015. Komunikasi dalam Organisasi: Pengertian serta Contoh Komunikasi

Upward dan Downward. http://abidanggoro.web.unej.ac.id/2015/07/04/hello-world/. Diakses

pada 8 Maret 2021.

Effendy, Onong Uchjana. 2009. ILMU KOMUNIKASI: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Furqon, Chairul. 2005. Hakikat Komunikasi Organisasi. (Online)

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/197207152003121-

CHAIRUL_FURQON/Artikel-Organizational_Communication.pdf. Diakses pada Maret 2021.

Oktarina, Yetty dan Abdullah, Yudi. 2017. Jenis Komunikasi. Yahnu Wiguno Sanyoto (eds).

Komunikasi dalam Perspektif teori dan Praktik. DEEPUBLISH.

Silviani, Irene.2020. Konsep Dasar Komunikasi. Irene Silviani (eds). Komunikasi Organisasi.

SCOPINDO.

Wrench, J.S and Punyanunt-Carter, Narissa. 2012. An Introduction to Organizational Communication.

Unknown Publisher.