mk: komunikasi organisasi (c)
TRANSCRIPT
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
1. Faridita Meiwati Hutami; 195030900111010; 2019
2. Tiyas Putri Wardani; 195030900111012; 2019
3. Rahma Sofiana: 195030907111005; 2019
KELOMPOK 5:
MK:
KOMUNIKASI ORGANISASI (C)
i
MOTTO/KATA-KATA MUTIARA/AYAT SUCI AL-QUR’AN
Gambar 1, 2, 3, dan 4. Motto/Kata-Kata Mutiara/Ayat Suci Al-Qur’an
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, karunia, dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “JARINGAN KOMUNIKASI DALAM
INTERNAL ORGANISASI” ini dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Komunikasi Organisasi Kelas C.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Drs. Muhammad Shobaruddin, MA. selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Komunikasi Organisasi Kelas C yang telah memberikan tugas makalah ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang yang kami tekuni.
Kami menyadari makalah yang ditulis masih memiliki kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca makalah ini.
Malang, 29 Maret 2021
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
MOTTO/KATA-KATA MUTIARA/AYAT SUCI AL-QUR’AN .................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
BAB II ISI ........................................................................................................................................... 4
2.1 Komunikasi ....................................................................................................................... 4
2.2 Jaringan Komunikasi ......................................................................................................... 4
2.3 Jaringan Komunikasi Formal ............................................................................................ 5
2.4 Jaringan Komunikasi Informal .......................................................................................... 6
2.5 Analisis Jaringan Komunikasi Organisasi ........................................................................ 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................ 8
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 8
3.2 Saran ..................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 9
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1, 2, 3, dan 4. Motto/Kata-Kata Mutiara/Ayat Suci Al-Qur’an .............................................. i
Gambar 5. Bagan Alur Pemikiran “Jaringan Komunikasi dalam Internal Organisasi” ....................... 3
1
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang
lain di sekitarnya. Dengan adanya kalimat tersebut manusia tentunya akan terus melakukan berbagai
interaksi dengan banyak orang, baik itu interaksi antar individu dengan individu lainnya, individu
dengan kelompok, ataupun interaksi antar sesama kelompok. Komunikasi juga bisa disebut dengan
sarana setiap individu dalam memperluas wawasannya melalui jalur-jalur informasinya. Hal tersebut
bermakna bahwa komunikasi adalah hal mendasar dalam keberlangsungan hidup manusia di dalam
masyarakat. Berlaku jugapada sebuah organisasi, komunikasi menjadi pondasi utama dalam
keberlangsungan jalannya sebuah organisasi dan muncul dalam setiap proses organisasi.
Hirarki adalah salah satu bagian fundamental dari sebuah organisasi. Dalam berorganisasi tentunya
komunikasi juga menjadi hal yang terpenting. Dengan adanya komunikasi yang jelas di antara tingkat
hirarki, maka organisasi tersebut akan lebih mudah dijalankan dan mudah dalam mencapai tujuan.
Komunikasi antara pimpinan dan bawahan menjadi hal yang akan sering dilakukan di dalam sebuah
organisasi. Interaksi komunikasi yang terjadi di dalam organisasi akan menciptakan rasa saling
pengertian di antara anggotanya. Dalam hal ini, komunikasi yang dilakukan antara anggota organisasi
pun berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan komunikasi antara anggota terutama jika melihat struktur
hirarki akan berbeda-beda dalam cara berbicaranya, penyampaiannya, atau bahasa yang digunakan.
Komunikasi yang efektif menjadi penghubung dan membantu organisasi dalam menyalurkan
kinerja antar bagian yang ada di dalam organisasi, sehingga akan menghasilkan sebuah sinergi.
Komunikasi juga menjadi hal yang mengikat kesatuan organisasi. Di dalam sebuah organisasi, arus
informasi dan komunikasi terjadi dalam bentuk komunikasi antar sesama anggota organisasi, antara
pimpinan dan bawahan dan beberapa tingkatan komunikasi lainnya. Jaringan komunikasi dalam
organisasi menjadi dasar utama dalam seseorang melakukan komunikasi di organisasi tersebut. Jaringan
komunikasi digunakan agar para anggota organisasi tahu bagaimana cara melakukan komunikasi dengan
berbagai anggota organisasi dan dengan tingkatan hirarki yang berbeda-beda pula.
Beberapa peneliti melakukan studi pada komunikasi yang terjadi di dalam sebuah organisasi.
penelitian tersebut difokuskan kepada jaringan komunikasi yang terjadi dan digunakan di dalam
organsiasi. Salah satu peneliti mengatakan bahwa pesan yang diterima dalam sebuah proses komunikasi
pada akhirnya akan ditindaklanjuti oleh penerima dalam suatu organisasi. persepsi lain mengatakan
bahwa orang akan lebih sering percaya bahwa mereka menggunakan saluran komunikasi di dalam
organisasi. Namun pada kenyataannya, mereka berkomunikasi dengan cara yang berbeda-beda.
Secara keseluruhan, mengamati bagaimana orang berinteraksi dalam suatu organisasi dan
bagaimana informasi ditransmisikan dalam suatu organisasi adalah tugas yang sangat sulit. Lebih jauh,
bagaimana peneliti dan organisasi memandang jaringan komunikasi juga berbeda. Peneliti lain
mengatakan bahwa jaringan adalah struktur abstrak dari hubungan komunikasi yang dirasakan yang
berfungsi sebagai seperangkat aturan dan sumber daya yang digunakan aktor dalam mencapai perilaku
komunikasi. Dari berbagai pendapat peneliti setelah melakukan penelitian, struktur komunikasi dalam
organisasi dibagi menjadi dua bagian dasar, yaitu jaringan komunikasi formal dan jaringan komunikasi
informal.
Tujuan dari penulisan paper yang berjudul “Jaringan Komunikasi dalam Internal Organisasi” ini
adalah untuk memaparkan secara ringkas dan jelas mengenai jaringan-jaringan komunikasi yang
2
kemudian akan dijadikan sebagai dasar utama dalam melakukan komunikasi di dalam sebuah organisasi.
Hal utama yang dibahas dalam paper ini adalah mengenai jaringan komunikasi formal dan jaringan
komunikasi informal. Penulis juga akan menyajikan secara rinci jenis-jenis jaringan komunikasi yang
ada di jaringan komunikasi formal dan informal beserta analisis jaringan komunikasi organsiasi. Selain
itu, tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk menambah wawasan bagi pembaca dalam menambah
wawasan mengenai komunikasi organisasi.
Pendekatan penulisan ini berbentuk kualitatif. Yang artinya data yang dikumpulkan bukan berupa
angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari buku, jurnal, catatan lapangan, dokumen pribadi,
catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penulisan kualitatif ini
adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas.
Menurut Taylor dan Bogdan Penulisan kualitatif dapat diartikan sebagai penulisan yang menghasilkan
data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-
orang yang diteliti. Jenis penulisan ini adalah jenis penulisan deskriptif, yakni suatu metode dalam
meneliti suatu objek, suatu set objek, suatu sistem pemikiran pada masa sekarang. Tujuan dari penulisan
deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
3
Gambar 5. Bagan Alur Pemikiran “Jaringan Komunikasi dalam Internal Organisasi”
JARINGAN
KOMUNIKASI
ORGANISASI
JARINGAN
KOMUNIKASI FORMAL
JARINGAN KOMUNIKASI
INFORMAL
ANALISIS JARINGAN
KOMUNIKASI
ORGANISASI
Komunikasi
Horizontal/Lateral
Komunikasi ke
Bawah
Komunikasi ke Atas Single Strand
Network
Probability
Communication
Network
Cluster Network
Gossip
Communication
Network,
4
BAB II
ISI
2.1 Komunikasi
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin
communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya
adalah satu makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi
atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik
penerima maupun pengirim sepaham dari suatu pesan tertentu (Effendy, 2002: 9).
Komunikasi (Everett M. Rogers, 2004) merupakan suatu proses di mana dua orang atau lebih
melakukan pertukaran informasi terhadap satu sama lain, yang pada gilirannya akan tiba kepada
saling pengertian. Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication
in Society mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab
pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswel menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur yaitu
1. Komunikator (communicator, sender, source) adalah orang yang menyampaikan pesan atau
informasi.
2. Pesan (message), adalah pernyataan yang didukung oleh lambang, bahasa, gambar dan
sebagainya.
3. Media (channel, media) adalah sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan
jauh tempatna atau banyak jumlahnya, maka diperlukan media sebagai penyampai pesan.
4. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) adalah orang yang menerima
pesan atau informasi yang disampaikan komunikator.
5. Efek (effect, impact, influence) adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan.
Berdasarkan paradigma tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi akan
berhasil apabila kedua belah pihak dapat memahami isinya dan pesan ditindaklanjuti dengan adanya
umpan balik dari penerima pesan. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan
menggunakan perasaan yang disadari; sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu
menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol.
Hasil akhir yang diharapkan dari proses komunikasi adalah agar tindakan atau perubahan
sikap pada penerima sesuai dengan keinginan pengirim. Akan tetapi arti suatu pesan akan
dipengaruhi oleh bagaimana penerima merasakan pesan itu sesuai dengan konteksnya. Oleh karena
itu, adanya tindakan atau perubahan sikap didasarkan atas pesan yang didapatkan.
2.2 Jaringan Komunikasi
Jaringan komunikasi adalah penggambaran “how say to whom” (siapa berbicara kepada siapa)
dalam suatu sistem sosial. Jaringan komunikasi menggambarkan komunikasi interpersonal, dimana
terdapat pemuka-pemuka opini dan pengikut yang saling memiliki hubungan komunikasi pada suatu
topik tertentu, yang terjadi dalam suatu sistem sosial tertentu yang terjadi dalam suatu sistem sosial
tertentu seperti sebuah desa, organisasi atau perusahaan (Gonzales, 1993). Menurut Rogers (1983),
jaringan komunikasi adalah yang terdiri dari individu-individu yang saling berhubungan dan
dihubungkan oleh arus komunikasi yang terpola.
5
Jaringan komunikasi adalah rangkaian hubungan di antara individu sebagai akibat terjadinya
pertukaran informasi, sehingga membentuk pola-pola atau model-model jaringan komunikasi
tertentu.pertukaran pesan melalui jalur yang melibatkan sejumlah anggota organisasi disebut dengan
jaringan komunikasi. Secara umum jaringan komunikasi organisasi dibedakan atas jaringan
komunikasi formal dan jaringan komunikasi informal. Melalui sistem itulah seluruh kerangka kerja
organisasi diatur dalam jaringan secara formal maupun informal dalam suatu susunan yang relatif
berpola, artinya berdasarkan budaya, kayakinan dan sistem nilai.
2.3 Jaringan Komunikasi Formal
Komunikasi formal adalah jenis jaringan komunikasi yang ada dalam aturan dan norma yang
ditetapkan oleh suatu organisasi yang digunakan untuk perilaku komunikatif. Aturan dan norma
yang ada pada sebuah organisasi menjadi acuan dalam berkomunikasi formal. Aturan komunikasi
adalah standar atau arahan yang mengatur bagaimana komunikasi terjadi dalam suatu organisasi.
Secara eksplisit, aturan komunikasi dinyatakan dan dapat ditemukan di kebijakan serta prosedur
manual pada organisasi. Sedangkan norma komunikasi adalah standar atau pola komunikasi yang
dianggap khas atau memiliki ciri tersendiri dalam suatu organisasi. Ada beberapa jenis komunikasi
ke bawah, yaitu komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal/lateral
(Wrench & Carter, hal: 202).. Adapun penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:
Downward Communication atau Jaringan Komunikasi ke Bawah
Komunikasi ke bawah adalah komunikasi organisasi yang dimulai dari bagian atas hirarki
organisasi dan kemudian dikirim ke anak terendah atau terbawah dari hirarki organisasi tersebut.
Sederhananya, Komunikasi ke bawah (downward communication) adalah penyampaian informasi
dari atasan ke bawahan sesuai dengan struktural di organisasi. Penggunaan komunikasi ini sangat
efektif untuk penyampaian instruksi, pengarahan, pengontrolan kepada anak buah. Komunikasi
dapat tertulis maupun lisan yang dapat disesuaikan dengan konteks serta kontennya. Fungsi arus
komunikasi dari atas ke bawah ini adalah 1) Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job
instruction); 2) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan
(job retionnale); 3) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku
(procedures and practices); serta 4) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik
(Wrench & Carter, hal: 203).
Di dalam komunikasi ke bawah dibagi menjadi 5 jenis, antara lain:
1. Job Instruction atau instruksi pekerjaan, pemberian atau penyimpanan instruksi kerja.
2. Job Retionales atau alasan kerja, penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu
untuk dilaksanakan.
3. Procedures and Practice atau prosedur dan praktik, penyampaian informasi mengenai peraturan-
peraturan yang berlaku.
4. Feedback atau umpan balik, berfungsi untuk memotivasi anggota organisasi agar performa kerja
lebih meningkat dari sebelumnya (Wrench & Carter, hal: 206-207).
Upward Communication Network atau Jaringan Komunikasi ke Atas
Komunikasi keatas terdiri dari pesan yang dimulai dari bagian bawah hierarki dan dikirm ke
atas hierarki melalui anak tangga tertinggi. Randy Hirokawa mencatat bahwa komunikasi ke atas
melayani empat fungsi yang sangat penting dalam organisasi modern. Pertama, komunikasi ke atas
memungkinkan manajemen untuk memastikan keberhasilan komunikasi ke bawah yang
6
disampaikan sebelumnya. Kedua, komunikasi ke atas memungkinkan individu di bagian bawah
hierarki memiliki suara dalam kebijakan dan prosedur. Ketiga, komunikasi ke atas memungkinkan
bawahan untuk menyuarakan saran dan pendapat untuk membuat lingkungan kerja menjadi lebih
baik. Terakhir, komunikasi ke atas memungkinkan manajemen untuk menguji bagaimana
karyawan akan bereaksi terhadap kebijakan dan prosedur baru (Wrench & Carter, hal: 212).
1. Information about the Subordinate, melibatkan informasi tentang bawahan. Informasi yang
dapat dikomunikasikan ke atas tentang diri sendiri biasanya termasuk dalam salah satu dari
dua kategori: informasi pribadi dan informasi profesional. Informasi pribadi yang dapat
dikomunikasikan ke atas melibatkan informasi yang lebih bersifat intim.
2. Information about Coworkers and their Problems, melibatkan informasi tentang rekan kerja
dan masalah mereka. Dalam sebuah organisasi, seorang pimpinan pasti memiliki beban yang
cukup berat dan tidak terlalu memerhatikan bawahan. Untuk mengatasi ketidakjelasan ini,
manajer sering mengandalkan bawahan untuk melaporkan masalah.
3. Organizational Procedures & Practices, melibatkan informasi tentang prosedur dan praktik
organisasi. Komunikasi ke atas tentang prosedur dan praktik dapat membantu manajemen
melihat di mana kebijakan, aturan, dan manfaat bisa lebih berpengaruh atau dibatasi.
4. Task at Hand, melibatkan informasi tentang tugas yang ada di tangan. Secara khusus
diarahkan untuk mengkomunikasikan informasi kepada manajemen yang membantu
seseorang menyelesaikan pekerjaannya. (Wrench & Carter, hal: 214-216).
Horizontal Communication Network atau Jaringan Komunikasi Horizontal/Lateral
Komunikasi horizontal atau lateral terdiri dari pesan yang dikirimkan ke individu lain pada
anak tangga yang sama dari hierarki organisasi. Intinya, komunikasi horizontal atau lateral terjadi
ketika seseorang yang memiliki status yang kurang lebih sama berinteraksi satu sama lain dalam
suatu organisasi. Jalur komunikasi ini ditetapkan dengan kuat di dalam bagan hierarki organisasi,
tetapi biasanya jalur komunikasi ini bukan bagian dari bagan hierarki tradisional. Adapun fungsi
dari jaringan komunikasi horizontal/lateral ini, antara lain:
1. Fungsi komunikasi horizontal/horizontal adalah membantu anggota organisasi
mengoordinasikan tugas untuk membantu sistem mencapai tujuannya.
2. Untuk memungkinkan anggota organisasi memecahkan masalah.
3. Sebagai wadah untuk berbagi informasi di antara anggota organisasi, sehingga anggota
organisasi menjadi sadar akan kegiatan organisasi dan kolega masing-masing.
4. Komunikasi ke atas bisa menjadi resolusi konflik. Cara termudah untuk menyelesaikan
konflik tersebut adalah dengan melalui dan melakukan interaksi langsung (Wrench & Carter,
hal: 232-233).
2.4 Jaringan Komunikasi Informal
Komunikasi informal bersifat kasual dan spontan, sedangkan komunikasi formal lebih
dipikirkan dan disiapkan dari pengalaman belajar atau pelatihan terorganisir yang menyajikan
peraturan dan konvensi yang diberi wewenang oleh etiket bisnis dan formal. Komunikasi informal
berasal dari kegiatan komunikasi di luar yang biasanya dipelajari di rumah melalui disiplin, atau di
sekolah melalui pendidikan, atau bisnis melalui pengalaman pribadi dan pelatihan formal. Ini
termasuk dalam komunikasi sosial dari selentingan dan rumor, percakapan santai dan aktivitas
7
antar-relasional di luar arena formal atau publik. Ada 4 jenis jaringan komunikas informal,
diantaranya:
1. Single Strand Network, proses komunikasi sangat linier dan informasi berpindah dari satu
orang ke orang berikutnya.
2. Gossip Communication Network, Komunikasi selentingan antara manajer bawah dan
menengah. Dalam jenis komunikasi ini, seseorang memiliki satu orang lain yang nantinya
akan berfungsi sebagai sumber pesan yang menyampaikan pesan tersebut ke sejumlah orang
secara langsung.
3. Probability Communication Network, Dalam jaringan komunikasi probabilitas, seseorang
memiliki satu individu lain sebagai sumber utama pesan yang secara acak memilih orang-
orang di dalam jaringan komunikasinya untuk mengkomunikasikan pesan tersebut. Orang-
orang sekunder ini kemudian secara acak memilih orang lain di jaringan komunikasi untuk
menyampaikan pesan.
4. Cluster Network, jenis jaringan ini jauh lebih sistematis daripada jaringan probabilitas. Dalam
kasus jaringan cluster, sumber pesan memilih sejumlah orang yang telah dipilih sebelumnya
untuk menyampaikan pesan (Wrench & Carter, hal: 245-246).
2.5 Analisis Jaringan Komunikasi Organisasi
Analisis jaringan adalah proses dimana peneliti berusaha untuk menentukan baik jaringan
komunikasi formal dan informal yang ada dalam suatu organisasi dan antara organisasi dan
lingkungan eksternalnya. Pada akhirnya, ada empat jenis aktivitas komunikatif yang terjadi dalam
jaringan, antara lain 1) exchange of affect; 2) exchange of influence and power; 3) exchange of
information; serta exchange of goods and services (Wrench & Carter, hal: 249). Ada tiga kategori
yang dibuat oleh Daniel J. Brass untuk menganalisis jaringan komunikasi, antara lain
1. Measurement of Ties, melibatkan ukuran jaringan komunikasi yang khas tentang ikatan. Kata
ikatan di sini mengacu pada hubungan antara orang-orang. Sedangkan tautan dalam analisis
jaringan berbicara tentang hubungan komunikatif antara dua orang. Secara khusus, Brass
mencatat bahwa ada tujuh ukuran ikatan yang umum digunakan: tautan tidak langsung,
frekuensi, stabilitas, multipleksitas, kekuatan, arah, dan simetri.
2. Measures Assigned to Individual Actors, melibatkan ukuran jaringan sosial yang ditetapkan
untuk aktor individu. Istilah aktor digunakan untuk mewakili individu yang berpartisipasi
dalam jaringan komunikasi. Brass mengidentifikasi tujuh jenis ukuran yang biasanya
ditetapkan untuk aktor individu dalam jaringan komunikasi: derajat, jangkauan, kedekatan,
antara, sentralitas, prestise, dan peran.
3. Measures Assigned to Networks, melibatkan ukuran jaringan sosial yang biasa digunakan
untuk mendeskripsikan jaringan. Dua klasifikasi ukuran sebelumnya melihat lebih banyak
aspek tingkat mikro dari jaringan komunikasi, sedangkan bagian ini akan memeriksa sembilan
ukuran yang digunakan untuk menggambarkan jaringan pada tingkat makro: ukuran,
inklusivitas, komponen, jangkauan, keterhubungan, kepadatan, sentralisasi, simetri, dan
transitivitas.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Didalam komunikasi organisasi terdapat dua arah komunikasi, yaitu komunikasi formal dan
komunikasi informal. Keduanya sangat mempengaruhi kinerja yang ada di suatu organisasi.
Organisasi formal yang terdiri dari Jenis komunikasi ke bawah yang merupakan penyampaian
informasi dari atasan ke bawahan sesuai dengan struktural di organisasi. Penggunaan komunikasi
ini sangat efektif untuk penyampaian instruksi, pengarahan, pengontrolan kepada anak buah.
Komunikasi keatas terdiri dari pesan yang dimulai dari bagian bawah hierarki dan dikirm ke atas
hierarki melalui anak tangga tertinggi. komunikasi kritis ke atas dalam organisasi yang merupakan
Setiap hari individu dalam organisasi di seluruh dunia membuat keputusan tentang apakah akan
berkomunikasi secara kritis tentang tujuan organisasi dan perilaku manajemen. Untuk membantu
kita memahami komunikasi ke atas, terdiri dari dua variable kesunyian karyawan dan perbedaan
pendapat organisasi. Komunikasi horizontal atau lateral terdiri dari pesan yang dikirimkan ke
individu lain pada anak tangga yang sama dari hierarki organisasi. Sedangkan komunikasi informal
terdiri dari empat jaringan yaitu Jaringan komunikasi untai tunggal, Jaringan komunikasi, jaringan
komunikasi probabilitas dan Jaringan cluster.
3.2 Saran
Dengan adanya paper yang berjudul “Jaringan Komunikasi dalam Internal Organisasi” dapat
menambah wawasan, baik bagi penulis dan para pembaca. Untuk penulis lain yang hendak menulis
paper dengan judul yang sama, diharapkan dapat menambah, melengkapi, ataupun lebih
menjelaskan secara lengkap dan jelas mengenai apa yang kurang dalam paper yang dibuat oleh
penulis. Penulis juga menyarankan bagi para pembaca untuk melihat beberapa referensi lain yang
sekiranya mendukung penjelasan dari materi yang disajikan di dalam paper, jika materi yang ditulis
oleh penulis kurang jelas ataupun kurang lengkap.
9
DAFTAR PUSTAKA
Amintapratiwi, Dian Purwwandini dan Irwansyah. 2018. Komunikasi Korporasi pada Era Industri 4.0.
Jurnal Ilmu Sosial. Vol.17 no.1 hal. 53-63.
Anggoro, Abid Padmantyo. 2015. Komunikasi dalam Organisasi: Pengertian serta Contoh Komunikasi
Upward dan Downward. http://abidanggoro.web.unej.ac.id/2015/07/04/hello-world/. Diakses
pada 8 Maret 2021.
Effendy, Onong Uchjana. 2009. ILMU KOMUNIKASI: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Furqon, Chairul. 2005. Hakikat Komunikasi Organisasi. (Online)
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/197207152003121-
CHAIRUL_FURQON/Artikel-Organizational_Communication.pdf. Diakses pada Maret 2021.
Oktarina, Yetty dan Abdullah, Yudi. 2017. Jenis Komunikasi. Yahnu Wiguno Sanyoto (eds).
Komunikasi dalam Perspektif teori dan Praktik. DEEPUBLISH.
Silviani, Irene.2020. Konsep Dasar Komunikasi. Irene Silviani (eds). Komunikasi Organisasi.
SCOPINDO.
Wrench, J.S and Punyanunt-Carter, Narissa. 2012. An Introduction to Organizational Communication.
Unknown Publisher.