mitos, penalaran, dan pengetahuan sebagai pangkal kelahiran sains

27
MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

Upload: hilda

Post on 24-Feb-2016

276 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS. PENGANTAR. PENGANTAR. PENGANTAR. PENGANTAR. PENGANTAR. PENGANTAR. PENGANTAR. Mungkin saudara pernah mendengar ucapan berikut : Gunung Api meletus hebat disebabkan oleh karena dewa sakti lagi marah besar . - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN

SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

Page 2: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

PENGANTAR

Page 3: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

PENGANTAR

Page 4: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

PENGANTAR

Page 5: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

PENGANTAR

Page 6: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

PENGANTAR

Page 7: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

PENGANTAR

Page 8: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

PENGANTARMungkin saudara pernah mendengar ucapan berikut : Gunung Api meletus hebat disebabkan

oleh karena dewa sakti lagi marah besar.

Gempa Bumi terjadi karena dewa atlas yang memikul bumi memindahkan bumi dari bahu yang satu ke bahu yang lainnya.

Gerhana bulan disangka terjadi karena bulan dimakan raksasa.

Bunyi Guntur timbul karena roda kereta yang dikendarai dewa sedang melintas di langit.

Page 9: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

Pada awal prasejarah kemampuan manusia masih terbatas, baik keterbatasan pada peralatan maupun keterbatasan pemikiran. Keterbatasan peralatan menyebabkan pengamatan menjadi kuratig seksama, dan cara berpikir yang sederhana menyebabkan hasil pemecahan masalah memberikan kesimpulan yang kurang tepat.

Dengan demildan pengetahuan yang terkumpul belum dapat memberikan jawaban yang baik terhadap rasa ingin tahu manusia, dan masih jauh dari kebenaran.

PENGANTAR

Page 10: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

TAHAP PERKEMBANGAN PIKIRAN MANUSIA

Menurut A. Comte Tahap Perkembangan manusia ada 3 tahap, yaitu :• Tahap Teologi / Metafisika• Tahap Filsafat• Tahap Positif atau Tahap

Ilmu

Page 11: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

TAHAP TEOLOGI / METAFISIKA Mitos diciptakan hanya untuk menjawab rasa ingin

tahu manusia akan suatu kejadian yang mereka amati. Mitos merupakan cerita yang dibuat-buat atau

dongeng yang pada umumnya menyangkut tokoh kuno, seperti dewa atau manusia perkasa, yang ada kaitannya dengan apa yang terdapat di alam. pengetahuan yang subyektif (tidak Obyektif)

Manusia menyusun mitos / dogeng untuk mengenal realita atau kenyataan.

Dalam alam mitos, Pikiran rasional atau penalaran belum terbentuk. Melainkan hanya didasari atas daya khayal, intuisi, atau imajinasi

Page 12: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

Mitos dibedakan atas 3 macam, yaitu mitos sebenarnya, cerita rakyat, dan legenda.

Dalam. mitos sebenamya manusia berusaha dengan sungguh-sungguh dan dengan imajinasinya menerangkan gejala alam yang ada, namun belum tepat karena kurangnya pengetahuan, sehingga orang mengaitkannya dengan seorang tokoh atau dewa.

Mitos yang merupakan cerita rakyat adalah usaha manusia mengisahkan peristiwa petting yang menyangkut kehidupan masyarakat, biasanya juga disampaikan dari mulut ke mulut sehingga, sulit diperiksa kebenarannya.

Dalam mitos sebagai legenda, dikemukakan tentang seorang tokoh yang dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah.

Menurut C.A. Van Peursen, MITOS adalah suatu cerita yang memberikan pedoman atau arah tertentu pada sekelompok orang dan dapat ditularkan kepada kelompok lain atau diungkapkan melalui pementasan tari-tarian, wayang, dan sebagainya

Inti Cerita terkait dengan lambang-lambang, kejahatan, kebaikan, kehidupan, kematian, dosa, dan penyucian, sorga, neraka

TAHAP TEOLOGI / METAFISIKA

Page 13: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

Pada masa prasejarah tersebut, mitos dapat diterima dan dipercaya kebenaranya karena: keterbatasan pengetahuan yang

disebabkan karena keterbatasan pengindraan, balk langsung maupun dengan slat:

keterbatasan penalaran manusia pada masa itu

hasrat ingin tahunya texpenuhi.

TAHAP TEOLOGI / METAFISIKA

Page 14: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

Pada tahap ini manusia menemukan identitas diri.

Manusia yang ada dialam hidup menyatu dengan alam dan terpengaruh dengan alam == kemasukan kekuatan alam

Pada tahap mitos, manusia terikat, manusia menerima keadaan sebagai takdir

TAHAP TEOLOGI / METAFISIKA

Page 15: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

TAHAP FILSAFAT Rasio sudah terbentuk, tapi belum

ditemukan metoda berfikir yang obyektif Menggunakan rasio secara dangkal, tapi

obyek yang dimasuki belum obyektif (contoh bumi datar)

Pola pikir belum metodologis yang definitif

Page 16: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

TAHAP ILMU ATAU TAHAP POSITIF

Adanya ketidakpuasan pikiran Rasio dikembangkan kearah yang lebih

obyektif Manusia menghadapi obyek dengan

rasio

Page 17: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

TAHAP PERKEMBANGAN PIKIRAN MANUSIA

TAHAP ILMU

TAHAP TEOLOGI

PIKIRAN MANUSIA

TAHAP FILSAFAT

Page 18: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

PENALARAN Dari pengamatan yang sistematis dan kritis

serta makin bertambanhnya pengalaman yang diperoleh, lambat laun menusia mencari jawab secara rasional atau berdasarkan fakta-fakta

Pemecahan masalah mengandalkan penalaran yang rasional atau berdasarkan fakta dalam usaha memperoleh kebenaran

Model Penalaran ada 2, yaitu : Penalaran Deduktif Penalaran Induktif

Page 19: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

PENALARAN DEDUKTIF (RASIONALISME)

Penalaran Deduktif, pola pikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus.

Penarikan kesimpulan menggunakan pola pikir yang disebut silogisme

Kaum rasionalis mengembangkan paham rasionalisme == menggunakan penalaran deduktif

Page 20: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

SILOGISME Silogisme terdiri atas dua pernyataan

dan sebuah kesimpulan Kedua pernyataan disebut premis mayor

dan premis minor Kesimpulan diperoleh dari penalaran

deduktif terhadap kedua premis

PREMIS

MAYOR

PREMIS MINOR

SIMPULAN

Page 21: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

CONTOH Misal :

Semua mahluk bernapas (premis mayor) Si Ali adalah seorang mahluk (Premis minor) Jadi si Ali juga bernapas ( kesimpulan)

Kesimpulan benar bila : Kedua premis benar Cara penarikan kesimpulan juga benar Bila salah satu darinya salah maka kesimpulan

salah

Page 22: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

Apakah penalaran deduktif pasti diterima kebenarannya Pada jaman alkimia aristoteles mengemukakan teori

perkembangan, yang menyatakan bahwa setiap benda akan mengalami perkembangan kearah dewasa

Logam yang telah dewasa adalah emas atau perak. contoh lain kelapa, dari bungsil – kuwud – nyuh

Contoh silogisme : Semua logam akan mengalami perkembangan menjadi

emas (premis mayor) Air raksa adalah logam (Premis minor) Jadi, air raksa dapat berubah menjadi emas (kesimpulan)

Apakah silogisme ini benar ? Dapatkah air raksa berubah menjadi emas ?

Tidak semua penalaran deduktif menghasilkan kesimpulan yang benar.

Page 23: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

Pendekatan induktif (empirisme)

Pengetahuan diperoleh dari pengamatan lapangan (emipiris)

Kaum empiris mengembangkan paham empirisme == menggunakan penalaran induktif

Penalaran induktif, bertolak dari pola pikir yang bersifat khusus untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum

Page 24: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

Misalkan : Dari pengamatan diperoleh bahwa : Besi

dipanaskan memuai, Tembaga dipanaskan memuai, aluminium dipanaskan memuai. Maka maka disimpulkan bahwa semua logam bila dipanaskan akan memuai.

Dari pengamatan diperoleh bahwa : kucing butuh makanan, anjing butuh makanan, kuda butuh makanan, maka disimpulkan semua binatang butuh makanan.

Page 25: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

Apakah semua hasil penalaran Induktif pasti dapat diterima kebenarannya Misal :

Pengamatan lapangan menemukan bahwa anak-anak yang berprestasi bagus di banyak sekolah adalah anak-anak yang berhidung mancung.

Apakah dapat disimpulkan bahwa setiap anak yang berhidung mancung akan memiliki prestasi bagus ?

Apakah pengalaman yang dimaksud paham ini merupakan stimulus pancaindra ataukah hanya persepsi ?

Adanya keterbatasan kemampuan panca indra. Misalkan : Sendok yang dimasukkan kedalam gelas berisi air

terlihat patah. Apakah sesungguhnya sendok itu patah ? Celupkan kedua tangan pertama ke air dingin, tangan kedua

keair panas, lalu angkat dan celupkan keair biasa ? Apakah air biasa tadi panas, dingin, atau sejuk ?

Page 26: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

Panca indra punya kelemahan Penalaran induktif yang mengacu pada

pengalaman yang dialami panca indra tidak sepenuhnya benar

Page 27: MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN  SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS

Penalaran Deduktif masih diragukan Penalaran Induktif masih diragukan

Selanjutnya Muncul Pendekatan ilmiah