mitos daging kambing

2
Mitos Daging Kambing Daging kambing. Bisa jadi ini adalah menu favorit Anda. Sate, gule, thengkeleng, atau kambing guling. Olahan daging kambing sering direkomendasikan untuk dikonsumsi mereka yang bertekanan darah rendah. Pun bagi yang sedang mengalami penurunan gairah. Benarkah? Sayangnya, tidak semua anggapan tersebut tepat. dr. Ari F. Syam dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, menyatakan, masih banyak mitos yang dipercaya oleh masyarakat seputar daging kambing, sehingga konsumsi daging itu pun cenderung berlebihan. Anggapan bahwa mengkonsumsi daging kambing dapat mengatasi tekanan darah rendah, tidaklah sepenuhnya benar. Mengkonsumsi daging kambing memang dapat meningkatkan tekanan darah. Namun, tidak semua gejala tekanan darah rendah bisa diatasi dengan mengonsomsi daging kambing. Menurut dr. Ari, tekanan darah rendah bisa disebabkan oleh berbagai hal. Bisa karena pendarahan, kurang minum sampai dehidrasi karena berbagai sebab, kelelahan atau kurang tidur. Tensi yang rendah juga dapat disebabkan karena gangguan pada jantung, baik karena kelainan katup atau serangan jantung, bahkan gagal jantung. Nah, seringkali masyarakat memilih mengonsumsi daging kambing untuk mengatasi tensi darah yang rendah, tanpa terlebih dahulu mencari tahu penyebab rendahnya tekanan darah. “Kalau tensi turun karena gangguan jantung, konsumsi daging kambing yang berlebihan justru akan fatal dan memperburuk keadaan.” Kata dr. Ari. Selain itu, dampak langsung mengonsumsi daging kambing berlebihan adalah sembelit. Belum lagi efek jangka panjang berupa peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah. Alih-alih menyembuhkan tekanan darah rendah, yang ada malah bertambahnya resiko penyakit lain. Satu lagi mitos yang sangat dipercaya oleh masyarakat adalah mengonsumsi testi kambing atau sate kambing setengah matang dapat meningkatkan gairah seksual. Ternyata hal itu, menurut dr. Ari tidak sepenuhnya benar.

Upload: arfansyarayaarbi

Post on 21-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mitos

TRANSCRIPT

Page 1: Mitos Daging Kambing

Mitos Daging Kambing

Daging kambing. Bisa jadi ini adalah menu favorit Anda. Sate, gule, thengkeleng, atau kambing guling. Olahan daging kambing sering direkomendasikan untuk dikonsumsi mereka yang bertekanan darah rendah. Pun bagi yang sedang mengalami penurunan gairah. Benarkah?

Sayangnya, tidak semua anggapan tersebut tepat. dr. Ari F. Syam dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, menyatakan, masih banyak mitos yang dipercaya oleh masyarakat seputar daging kambing, sehingga konsumsi daging itu pun cenderung berlebihan.

Anggapan bahwa mengkonsumsi daging kambing dapat mengatasi tekanan darah rendah, tidaklah sepenuhnya benar. Mengkonsumsi daging kambing memang dapat meningkatkan tekanan darah. Namun, tidak semua gejala tekanan darah rendah bisa diatasi dengan mengonsomsi daging kambing.

Menurut dr. Ari, tekanan darah rendah bisa disebabkan oleh berbagai hal. Bisa karena pendarahan, kurang minum sampai dehidrasi karena berbagai sebab, kelelahan atau kurang tidur. Tensi yang rendah juga dapat disebabkan karena gangguan pada jantung, baik karena kelainan katup atau serangan jantung, bahkan gagal jantung.

Nah, seringkali masyarakat memilih mengonsumsi daging kambing untuk mengatasi tensi darah yang rendah, tanpa terlebih dahulu mencari tahu penyebab rendahnya tekanan darah.

“Kalau tensi turun karena gangguan jantung, konsumsi daging kambing yang berlebihan justru akan fatal dan memperburuk keadaan.” Kata dr. Ari.

Selain itu, dampak langsung mengonsumsi daging kambing berlebihan adalah sembelit. Belum lagi efek jangka panjang berupa peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah. Alih-alih menyembuhkan tekanan darah rendah, yang ada malah bertambahnya resiko penyakit lain.

Satu lagi mitos yang sangat dipercaya oleh masyarakat adalah mengonsumsi testi kambing atau sate kambing setengah matang dapat meningkatkan gairah seksual. Ternyata hal itu, menurut dr. Ari tidak sepenuhnya benar.

Memang testis kambing banyak mengandung testosteron yang dapat meningkatkan gairah seksual. Tetapi sebenarnya peningkatan gairah seksual terjadi karena multifaktor, dan tidak semata-mata berhubungan dengan makanan. Jadi, percuma saja mengonsumsi daging kambing, jika faktor penyebab lainnya tidak diatasi, seperti depresi, stres, atau gangguan prostat maupun diabetes.

Daging kambing, seperti halnya daging merah lain, mengadung lemak yang tinggi. Lemak hewani biasanya mengandung lemak jenuh, yang banyak mengandung LDL (low –density lipoprotein) atau lemak jahat, yang bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah kita.

Jadi, bijaklah dalam mengonsumsi daging kambing. Daging kambing mengadung zat gizi yang kita butuhkan, seperti protein untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun. Namun

Page 2: Mitos Daging Kambing

jika dikonsumsi berlebihan, akan berpotensi mengganggu kesehatan tubuh kita. Jangan lupa imbangi dengan makan buah dan sayur untuk mengurangi efek samping makan daging berlebihan. (dhe; hidayatullah.com, dll)