mi/sumaryanto dpr belajar etika hingga ke yunani fileka mafia kasus pajak gayus halomoan tambunan...

1
PERANAN jaksa untuk mem- buka blokir rekening tersang- ka mafia kasus pajak Gayus Halomoan Tambunan semakin jelas. Salah satu penyidik kasus Gayus, Ajun Komisaris Besar Polisi Mardiyani, mengaku pembukaan rekening itu atas petunjuk jaksa. Mardiyani ada- lah pembuat draf surat pembu- kaan blokir di rekening Gayus. “Dari P19, petunjuk yang disita hanya Rp370 juta. Dan yang lain, karena tidak ada dalam petunjuk jaksa, tidak dilakukan penyitaan,” ungkap Mardiyani selaku saksi dalam persidangan kasus Gayus di Pengadilan Negeri Jakarta Se- latan, kemarin. Ia menjelaskan uang Rp370 juta yang disita adalah uang dari PT Megah Citra dan meru- pakan bagian dari uang se- nilai Rp28 miliar yang diblokir polisi. Mardiyani kemudian menerangkan setelah perkara Gayus P21, ia dan Kombes Eko Budi Sampurno meng- hadap Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri Brigjen Raja Erizman untuk menjelaskan duduk perkara kasus Gayus Tambunan. Ia ke- mudian disuruh Eko Budi un- tuk membuat draf permohonan pembukaan blokir kepada Bank BCA dan Bank Panin. Alasan surat pembukaan blokir tersebut, dari hasil penyidikan dan penelitian jaksa bahwa barang bukti dalam perkara tersebut tidak ada kaitannya dengan proses penyidikan. Terkait dengan perkenal- annya dengan kuasa hukum Gayus, Haposan Hutagalung, Mardiyani mengaku sudah kenal Haposan sejak setahun sebelum memegang kasus Gayus. Dari persidangan lainnya, Haposan menuduh Gayus Tambunan berbohong terkait dengan penjelasan Ga yus bahwa ia menerima SMS dari Haposan yang melaporkan telah memberi uang kepada Mardiyani. Dari Kejaksaan Agung di- laporkan, Kepala Pusat Pene- rangan Hukum Kejagung Babul Khoir Harahap menya- takan, telah membentuk satu tim yang berisikan sejumlah jaksa pengawas Kejagung yang ditugaskan untuk memeriksa adanya kasus kebocoran surat rencana penuntutan (rentut) terdakwa Gayus Tambunan di Pengadilan Negeri Tangerang. Sebelumnya, Gayus menga- ku telah menerima tiga surat rentut atas dirinya dari Hapo- san Hutagalung. Pada kesempatan yang sama, mantan atasan Gayus, Maruli Pandapotan Manurung didak- wa bersama-sama melakukan tindak pidana korupsi. (*/P-3) D EWAN Perwakilan Rakyat (DPR) terus mengeluarkan alas- an konyol untuk melakukan perjalanan ke luar negeri. Kali ini giliran Badan Kehormatan (BK) DPR beren- cana melakukan perjalanan ke Yunani untuk belajar soal etika, pada 23 Oktober 2010. Wakil Ketua BK dari Fraksi Partai Golkar Nudirman Mu- nir menyatakan melakukan kunjungan ke Yunani untuk studi banding selama enam hari. “Saya berangkat ke Yu- nani bersama tujuh anggota BK lain,” ujarnya ketika ditemui di gedung parlemen, Jakarta, kemarin. Menurutnya, studi langsung ke lapangan itu penting dilaku- kan karena BK perlu mempela- jari aplikasi beretika untuk diterapkan di DPR. Sengaja dipilih Yunani karena negara itu dipandang memiliki sejarah demokrasi yang tertua. Ia mengaku ingin menge- tahui secara langsung alasan anggota parlemen Yunani un- tuk mematuhi etika dan fak- tor pemaksanya. “Tidak bisa dibuka di internet. Kami ingin kompara tif. Kita akan lihat bagaimana dunia mengatur anggota parlemen yang mero- kok. Kemudian soal pakaian, kalau kita kan diatur. Termasuk mekanisme interupsi untuk menyampaikan pendapatnya. Apakah cukup dengan meng- angkat tangan, kemudian bi- cara, atau seperti apa,” pa- parnya. Koordinator Advokasi dan Investigasi Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi mengungkapkan, rencana pe- lesir ke Yunani itu menguras kocek negara. Kalkulasi Fitra, setiap anggota DPR mendapat- kan jatah tiket pulang pergi sebesar US$14.911, uang harian untuk 6 hari senilai US$418, ke- hadiran US$2.000, dan asuransi US$50. Total US$17.739 atau setara dengan Rp165 juta. Selain itu, dua staf yang mengikuti kunjungan ke Yu- nani mendapatkan jatah tiket pulang pergi US$3.331, uang harian selama 6 hari senilai US$378, dan asuransi US$50. Total US$3.759 atau setara Rp35,7 juta. Jika dijumlahkan, uang nega- ra yang dipakai untuk belajar etika 8 anggota DPR plus 2 staf ke Yunani mencapai Rp1,4 mili- ar. “Anggaran ini tidak sedikit. DPR lagi-lagi melakukan pem- borosan dengan alasan konyol. Saya pikir pergi ke luar negeri merupakan salah satu contoh bahwa DPR malah tidak ber- etika,” tegasnya. Tidak merestui Berbeda dengan sikap Nudirman, Ketua BK dari Fraksi PDIP Gayus Lumbuun justru tidak merestui rencana studi banding ke Yunani. Menurutnya, studi etika dapat dilakukan di Kedutaan Yunani di Indonesia. “Ini merupakan pemboros- an. Anggaran studi banding memang sudah tersedia. Lebih baik anggaran ini dikembalikan ke negara. Kalau bicara man- faat, memang bermanfaat tapi ada cara yang lebih efektif,” tegasnya. Saat dimintai komentarnya, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat, Ruhut Si- tompul justru tertawa lebar. Terlebih ketika mengetahui tujuan studi banding BK DPR itu untuk mengetahui larangan merokok, cara berpakaian serta berbicara parlemen di sana. Rupanya perilaku etika ini yang mau dilihat BK, jauh-jauh sampai ke Yunani. “Indonesia itu sebenarnya kaya etika. Kenapa harus nega- ra yang saya tahu kaitan de- ngan etika jauh belum matang- nya. Itu enggak perlu. Kalau mau jalan-jalan ya silakan saja,” ujar Ruhut. (P-4) [email protected] TARIK ulur penetapan sikap partai soal ambang batas parlemen ( parliamen- tary threshold/PT) mewarnai Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I Partai Golkar, di Jakarta, tadi malam. Pada akhirnya, Golkar memu- tuskan PT sebesar 5% un- tuk menghindarkan kesan menghilangkan partai-partai kecil. “Soal PT 5%, bagaimana kalau kita buat 7%-7,5%. Kalau kita 5%, nanti jatuhnya jadi seperti PKB (2,5%),” kata ang- gota DPD Partai Golkar Leo Nababan, saat memaparkan laporan Komisi C yang membi- dangi pemenangan pemilu. Suara-suara setuju me- nyambut usulan Leo sebe- lum akhirnya Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menengahi. Ia mengingatkan agar Golkar tidak menetapkan batas PT berdasarkan keinginan menge- liminasi partai kecil. Hal itu dinilainya tidak menghormati semangat demokrasi. Akbar menilai angka 5% sebagai angka moderat yang seharusnya diambil Partai Golkar. “Jangan sampai diartikan penetapan PT tinggi karena kita mau menghilangkan partai kecil. Angka 5% sudah cukup moderat. Kalau angka 7%-7,5%, saya khawatir semangat kita adalah untuk menghilangkan partai lain. Ini tidak baik dalam demokrasi,” tukasnya. Atas usulan ini, pemimpin rapat paripurna Ketua DPP Partai Golkar bidang Organi- sasi dan Daerah Mahyudin kembali menawarkan pada forum untuk menyepakati rekomendasi awal Komisi C. Forum pun sepakat dengan usulan tersebut. Ketua Panitia Rapimnas I Partai Golkar Firman Subagyo menambahkan, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sempat mengusulkan angka 7%. Sementara itu, Dewan Per- wakilan Daerah (DPD) Partai Golkar bahkan ada yang meng- usulkan hingga 10%. Sebelumnya, Wakil dari DPD Maluku Utara Edi Langkari bahkan meminta agar partai mengambil sikap mengusul- kan PT 7%. Hal itu dinilainya bisa menghambat langkah or- ganisasi masyarakat Nasional Demokrat sebelum berjalan lebih jauh. (Din/P-4) Pertahanan Lunglai tanpa Anggaran NEGARA akan menanggung risiko kedaulatan bila modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) tidak berhasil dicapai karena defisit anggaran yang mencapai Rp9 triliun. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro seusai Rapat Koordinasi Kesehatan (Rakorkes), di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, kemarin. “Negara lain meningkatkan kekua- tan pertahanan untuk perimbangan kekuatan di kawasan. Kita juga mestinya demikian. Apalagi, kita itu sudah 30% di bawah minimum saat ini,” tegas Purnomo. Dalam rakor tersebut, Purnomo beserta Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih juga menyepakati fasilitas asuransi kesehatan sebesar 4% untuk prajurit dan pegawai negeri sipil (PNS). (*/P-4) Polri SP3 Penyidikan Ayat Tembakau BADAN Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menghentikan pe- nyidikan kasus hilangnya ayat tembakau dalam UU Kesehatan, yang melibatkan politisi Ribka Tjiptaning, Asiyah Salekan, dan Maryani A Baramuli. Penyidik menyimpulkan bahwa perbuatan yang dituduhkan bukan tindak pidana. Ketetapan penghentian penyidikan kasus ayat tembakau ditu- angkan dalam surat tertanggal 12 Oktober 2010. “Bila ada novum baru, akan dibuka kembali kasusnya,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Iskandar Hasan, di Jakarta, kemarin. Secara terpisah, Koalisi Anti Korupsi Ayat Rokok (KAKAR) menilai surat perintah penghentian penyidikan (SP3) yang diter- bitkan Mabes Polri tersebut cacat hukum. Mereka akan menga- jukan gugatan praperadilan. (Dvd/Ide/P-4) DINAMIKA DPR Belajar Etika hingga ke Yunani Aryo Bhawono Total uang negara yang dikuras untuk studi banding etika ke Yunani mencapai Rp1,4 miliar. Dari P19, petunjuk yang disita hanya Rp370 juta.” Mardiyani Penyidik Polri Partai Golkar Tetapkan Ambang Batas Parlemen 5% Rekening Gayus Dibuka atas Petunjuk Jaksa 4 | Politik & HAM RABU, 20 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA TOLAK PELESIRAN DPR: Aktivis ICW menggelar aksi tolak pelesiran berkedok studi banding DPR di Kedutaan Besar Jerman, Jakarta, kemarin. Aksi tersebut meminta Kedubes Jerman untuk tidak mengeluarkan izin bagi anggota DPR yang akan berangkat ke Jerman. MI/SUMARYANTO MI/M IRFAN Akbar Tandjung Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar

Upload: nguyennguyet

Post on 30-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERANAN jaksa untuk mem-buka blokir rekening tersang-ka mafia kasus pajak Gayus Halomoan Tambunan semakin jelas. Salah satu penyidik kasus Gayus, Ajun Komisaris Besar Polisi Mardiyani, mengaku pembukaan rekening itu atas petunjuk jaksa. Mardiyani ada-lah pembuat draf surat pembu-kaan blokir di rekening Gayus.

“Dari P19, petunjuk yang disita hanya Rp370 juta. Dan yang lain, karena tidak ada dalam petunjuk jaksa, tidak dilakukan penyitaan,” ungkap Mardiyani selaku saksi dalam persidangan kasus Gayus di Pengadilan Nege ri Jakarta Se-latan, kemarin.

Ia menjelaskan uang Rp370 juta yang disita adalah uang dari PT Megah Citra dan meru-pakan bagian dari uang se-nilai Rp28 miliar yang diblokir polisi. Mardiyani kemudian menerangkan setelah perkara Gayus P21, ia dan Kombes Eko Budi Sampurno meng-hadap Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri

Brigjen Raja Erizman untuk menjelaskan duduk perkara kasus Gayus Tambunan. Ia ke-mudian disuruh Eko Budi un-tuk membuat draf permohon an pembukaan blokir kepada Bank BCA dan Bank Panin. Alasan surat pembukaan blokir

tersebut, dari hasil penyidikan dan penelitian jaksa bahwa barang bukti dalam perkara tersebut tidak ada kaitannya dengan proses penyidikan.

Terkait dengan perkenal-annya dengan kuasa hukum Gayus, Haposan Hutagalung, Mardiyani mengaku sudah kenal Haposan sejak setahun

sebelum memegang kasus Gayus.

Dari persidangan lainnya, Haposan menuduh Gayus Tambunan berbohong terkait dengan penjelasan Ga yus bahwa ia menerima SMS dari Haposan yang melaporkan telah memberi uang kepada Mardiyani.

Dari Kejaksaan Agung di-laporkan, Kepala Pusat Pene-rangan Hukum Kejagung Babul Khoir Harahap menya-takan, telah membentuk satu tim yang berisikan sejumlah jaksa pengawas Kejagung yang ditugaskan untuk memeriksa adanya kasus kebocoran surat rencana penuntutan (rentut) terdakwa Gayus Tambunan di Pengadilan Negeri Tangerang.

Sebelumnya, Gayus menga-ku telah menerima tiga surat rentut atas dirinya dari Hapo-san Hutagalung.

Pada kesempatan yang sama, mantan atasan Gayus, Maruli Pandapotan Manurung didak-wa bersama-sama melakukan tindak pidana korupsi. (*/P-3)

DEWAN Perwakilan Rakyat (DPR) terus mengeluarkan alas-an konyol untuk

melakukan perjalanan ke luar negeri. Kali ini giliran Badan Kehormatan (BK) DPR beren-cana melakukan perjalanan ke Yunani untuk belajar soal etika, pada 23 Oktober 2010.

Wakil Ketua BK dari Fraksi Partai Golkar Nudirman Mu-nir menyatakan melakukan kunjungan ke Yunani untuk studi banding selama enam hari. “Saya berangkat ke Yu-nani bersama tujuh anggota BK lain,” ujarnya ketika ditemui di gedung parlemen, Jakarta, kemarin.

Menurutnya, studi langsung ke lapangan itu penting dilaku-kan karena BK perlu mempela-jari aplikasi beretika untuk diterapkan di DPR. Sengaja dipilih Yunani karena negara itu dipandang memiliki sejarah demokrasi yang tertua.

Ia mengaku ingin menge-tahui secara langsung alasan anggota parlemen Yunani un-

tuk mematuhi etika dan fak-tor pemaksanya. “Tidak bisa dibuka di internet. Kami ingin kompara tif. Kita akan lihat bagaimana dunia mengatur anggota parlemen yang mero-kok. Kemudian soal pakaian, kalau kita kan diatur. Termasuk mekanisme interupsi untuk menyampaikan pendapatnya. Apakah cukup dengan meng-angkat tangan, kemudian bi-cara, atau seperti apa,” pa-parnya.

Koordinator Advokasi dan Investigasi Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi meng ungkapkan, rencana pe-lesir ke Yunani itu menguras kocek negara. Kalkulasi Fitra, setiap anggota DPR mendapat-kan jatah tiket pulang pergi sebesar US$14.911, uang harian untuk 6 hari senilai US$418, ke-hadiran US$2.000, dan asuransi US$50. Total US$17.739 atau setara dengan Rp165 juta.

Selain itu, dua staf yang mengikuti kunjungan ke Yu-nani mendapatkan jatah tiket pulang pergi US$3.331, uang harian selama 6 hari senilai US$378, dan asuransi US$50. Total US$3.759 atau setara Rp35,7 juta.

Jika dijumlahkan, uang nega-ra yang dipakai untuk belajar etika 8 anggota DPR plus 2 staf ke Yunani mencapai Rp1,4 mili-ar. “Anggaran ini tidak sedikit. DPR lagi-lagi melakukan pem-borosan dengan alasan konyol.

Saya pikir pergi ke luar negeri merupakan salah satu contoh bahwa DPR malah tidak ber-etika,” tegasnya.

Tidak merestuiBerbeda dengan s ikap

Nudirman, Ketua BK dari Fraksi PDIP Gayus Lumbuun justru tidak merestui rencana studi banding ke Yunani. Menurutnya, studi etika dapat dilakukan di Kedutaan Yunani di Indonesia.

“Ini merupakan pemboros-an. Anggaran studi banding memang sudah tersedia. Lebih baik anggaran ini dikembalikan ke negara. Kalau bicara man-faat, memang bermanfaat tapi ada cara yang lebih efektif,” tegasnya.

Saat dimintai komentarnya, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat, Ruhut Si-tompul justru tertawa lebar. Terlebih ketika mengetahui tujuan studi banding BK DPR itu untuk mengetahui larangan merokok, cara berpakaian serta berbicara parlemen di sana. Rupanya perilaku etika ini yang mau dilihat BK, jauh-jauh sampai ke Yunani.

“Indonesia itu sebenarnya kaya etika. Kenapa harus nega-ra yang saya tahu kaitan de-ngan etika jauh belum matang-nya. Itu enggak perlu. Kalau mau jalan-jalan ya silakan saja,” ujar Ruhut. (P-4)

[email protected]

TA R I K u l u r p e n e t a p a n sikap partai soal ambang batas parlemen (parliamen-tary threshold/PT) mewarnai Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I Partai Golkar, di Jakarta, tadi malam. Pada akhirnya, Golkar memu-tuskan PT sebesar 5% un-tuk menghindarkan kesan menghilangkan partai-partai kecil.

“Soal PT 5%, bagaimana kalau kita buat 7%-7,5%. Kalau kita 5%, nanti jatuhnya jadi seper ti PKB (2,5%),” kata ang-gota DPD Partai Golkar Leo Nababan, saat memaparkan laporan Komisi C yang membi-dangi pemenangan pemilu.

Suara-suara setuju me-

nyambut usulan Leo sebe-lum akhirnya Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menengahi. Ia mengingatkan agar Golkar tidak menetapkan batas PT berdasarkan keinginan menge-liminasi partai kecil. Hal itu

dinilainya tidak menghormati semangat demokrasi.

Akbar menilai angka 5% sebagai angka moderat yang seharusnya diambil Partai Golkar.

“Jangan sampai diartikan penetapan PT tinggi karena kita mau menghilangkan partai kecil. Angka 5% sudah cukup moderat. Kalau angka 7%-7,5%, saya khawatir semangat kita adalah untuk menghilangkan partai lain. Ini tidak baik dalam demokrasi,” tukasnya.

Atas usulan ini, pemimpin rapat paripurna Ketua DPP Partai Golkar bidang Organi-sasi dan Daerah Mahyudin kembali menawarkan pada forum untuk menyepakati

rekomendasi awal Komisi C. Forum pun sepakat dengan usulan tersebut.

Ketua Panitia Rapimnas I Partai Golkar Firman Subagyo menambahkan, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sempat mengusulkan angka 7%. Sementara itu, Dewan Per-wakilan Daerah (DPD) Partai Golkar bahkan ada yang meng-usulkan hingga 10%.

Sebelumnya, Wakil dari DPD Maluku Utara Edi Langkari bahkan meminta agar partai mengambil sikap mengusul-kan PT 7%. Hal itu dinilainya bisa menghambat langkah or-ganisasi masyarakat Nasional Demokrat sebelum berjalan lebih jauh. (Din/P-4)

Pertahanan Lunglai tanpa Anggaran

NEGARA akan menanggung risiko kedaulatan bila modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) tidak berhasil dicapai karena defisit anggaran yang mencapai Rp9 triliun. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro seusai Rapat Koordinasi Kesehatan (Rakorkes), di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, kemarin. “Negara lain meningkatkan kekua-tan pertahanan untuk perimbangan kekuatan di kawasan. Kita juga mestinya demikian. Apalagi, kita itu sudah 30% di bawah minimum saat ini,” tegas Purnomo.

Dalam rakor tersebut, Purnomo beserta Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih juga menyepakati fasilitas asuransi kesehatan sebesar 4% untuk prajurit dan pegawai negeri sipil (PNS). (*/P-4)

Polri SP3 Penyidikan Ayat TembakauBADAN Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menghentikan pe-nyidikan kasus hilangnya ayat tembakau dalam UU Kesehatan, yang melibatkan politisi Ribka Tjiptaning, Asiyah Salekan, dan Maryani A Baramuli. Penyidik menyimpulkan bahwa perbuatan yang dituduhkan bukan tindak pidana.

Ketetapan penghentian penyidikan kasus ayat tembakau ditu-angkan dalam surat tertanggal 12 Oktober 2010. “Bila ada novum baru, akan dibuka kembali kasusnya,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Iskandar Hasan, di Jakarta, kemarin.

Secara terpisah, Koalisi Anti Korupsi Ayat Rokok (KAKAR) menilai surat perintah penghentian penyidikan (SP3) yang diter-bitkan Mabes Polri tersebut cacat hukum. Mereka akan menga-jukan gugatan praperadilan. (Dvd/Ide/P-4)

DINAMIKA

DPR Belajar Etika hingga ke Yunani

Aryo Bhawono

Total uang negara yang dikuras untuk studi banding etika ke Yunani mencapai Rp1,4 miliar.

Dari P19, petunjuk yang disita hanya Rp370 juta.”

MardiyaniPenyidik Polri

Partai Golkar Tetapkan Ambang Batas Parlemen 5%

Rekening Gayus Dibuka atas Petunjuk Jaksa

4 | Politik & HAM RABU, 20 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

TOLAK PELESIRAN DPR: Aktivis ICW menggelar aksi tolak pelesiran berkedok studi banding DPR di Kedutaan Besar Jerman, Jakarta, kemarin. Aksi tersebut meminta Kedubes Jerman untuk tidak mengeluarkan izin bagi anggota DPR yang akan berangkat ke Jerman.

MI/SUMARYANTO

MI/M IRFAN

Akbar TandjungKetua Dewan Pertimbangan Partai Golkar