miskonsepsi ipa fisika siswa kelas v sd negeri semester 2...
TRANSCRIPT
-
i
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD NEGERI SEMESTER 2
SE-KECAMATAN BERBAH SLEMAN TAHUN 2015
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
ARDI WIBOWO
121134018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur alhamdulilah, peneliti persembahkan karya tulis ini
kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan, dan kelancaran
dalam mengerjakan skripsi ini.
2. Kedua orang tua tercinta “Bapak Paidi dan Ibu Rita Aryani” yang telah
memberikan kasih sayang dan cintanya dengan penuh ketabahan dan
kesabaran, serta selalu memberikan dukungan berupa material maupun
spiritual.
3. Kakakku Diar Yuniarti dan adikku Dini Rahayu yang selalu memberikan
dukungan dan semangat dalam membuat karya tulis ini.
4. Dosen pembimbing bu Ika dan bu Kintan yang telah sabar dalam
membimbing saya dalam menyelesaikan karya tulis ini.
5. Lilik Hermawati yang selalu memberikan motivasi.
6. Teman-teman kelompok payung.
7. Sahabat dan teman-teman yang selalu ada saat susah maupun senang.
8. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
MOTTO
“Banyak kegagalan dalam hidup ini
dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya
mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah”.
(Thomas Alva Edison)
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia
maka wajib baginya memiliki ilmu,
dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akherat,
maka wajib baginya memiliki ilmu,
dan barang siapa menghendaki keduanya
maka wajib baginya memiliki ilmu ”.
(HR.Tirmidzi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SD NEGERI SEMESTER 2
SE-KECAMATAN BERBAH SLEMAN TAHUN 2015
Oleh:
Ardi Wibowo
NIM: 121134018
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman konsep IPA
Fisika pada siswa kelas V yang mengakibatkan terjadinya miskonsepsi. Penyebab
miskonsepsi salah satunya adalah jenis pekerjaan orang tua. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD
Negeri semester 2 se-Kecamatan Berbah, Sleman dan mengetahui adanya
perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari pekerjaan orang tua siswa kelas V
SD negeri semester 2 se-Kecamatan Berbah, Sleman.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan metode survei.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar negeri se-
Kecamatan Berbah, Sleman yang berjumlah 436 siswa. Sampel dalam penelitian
ini adalah 205 siswa yang ditetapkan menggunakan ketentuan Krejcie dan
Morgan. Pengambilan sampel di setiap sekolah dilakukan dengan menggunakan
teknik simple random sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan soal
pilihan ganda dan uraian. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan uji
nonparametrik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada siswa kelas V SD negeri
semester 2 yang mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada KD yang diujikan.
Terbukti dari 20 soal pilihan ganda yang diujikan, 50 % lebih dari 205 siswa
mengalami miskonsepsi pada item 3, 5, 8, 9, 12, 13, 16, 17, dan 19, sedangkan
untuk soal uraian yang diujikan, terlihat 30 % lebih dari 205 siswa mengalami
miskonsepsi pada item 1, 3, 4, dan 5. Siswa mengalami miskonsepsi pada konsep
gaya, pesawat sederhana, cahaya, proses pembentukan batuan dan struktur bumi.
Siswa dominan mengalami miskonsepsi pada konsep cahaya. Hasil uji hipotesis
pada instrumen soal pilihan ganda dan uraian didapatkan taraf signifikansi lebih
kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan (0,000 < 0,05) maka H0 ditolak.
Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat disimpulkan adanya perbedaan miskonsepsi
IPA Fisika dilihat dari jenis pekerjaan orang tua siswa kelas V SD negeri semester
2 se-Kecamatan Berbah.
Kata kunci: Miskonsepsi, IPA Fisika, Jenis Pekerjaan Orang Tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
MISCONCEPTION ABOUT SCIENCE PHISICS IN THE SECOND
SEMESTER FIFTH GRADERS OF STATE ELEMENTARY SCHOOLS IN
BERBAH DISTRICT OF SLEMAN REGENCY IN 2015
By:
Ardi Wibowo
NIM: 121134018
This research triggered by the lack of understanding the concept of
science phisics on the kids grade who has resulted in misconception. Cause
misconception one of these is kinds of work parents. This research attempts to
describe misconception about science physics in the second semester fifth
graders of state elementary schools in Berbah district of Sleman Regency.
Type of this research is descriptive quantitative with the survey method.
The population of the research is graders of state of elementary schools in the
Berbah district of Sleman Regency which were 436 students. The sample in this
research is 205 students who set using provisions Krejcie and Morgan. The
sample in each school conducted using simple random sampling technique.
Research instruments it uses about multiple choice and the discussion. The data
were analyzed using descriptive analysis and nonparametrik test.
This research result indicates that there are many the second semester
fifth graders of state elementary schools experienced misconception about science
physics in tested KD. Proven from 20 about multiple choice tested, 50 % more
than 205 students had misconception on items 3 , 5 , 8 , 9 , 12 , 13 , 16 , 17 , and
19, while he damaged about the descriptive tested, looks more than 30 % 205
students had miskonsepstion on items 1, 3, 4, and 5. Students had misconception
to the concept of light. The result of the hypothesis test on multiple choice and
descriptive instrument obtained standard of significance smaller than standard
significance determined (0,000 < 0,05) so H0 rejected. Based on the result of the
hypothesis test can concluded exst differences misconception about science
physics seen from of parents employment of the second semester fifth graders of
state elementary schools in Berbah district of Sleman Regency
Key words : Misconception, Science Physics, Parents Employment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan
Berbah Sleman Tahun 2015”.
Adapun skripsi ini ditulis guna memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S.Pd) di Universitas
Sanata Dharma. Peneliti menyadari bahwa tanpa ada bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat tersusun. Untuk itu dalam
kesempatan kali ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan izin penelitian.
2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Ketua Program Studi Penddikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Maria Melani Ika Susanti, M.Pd. Dosen pembimbing I yang dengan
penuh kesabaran dalam membimbing, memberi dorongan, dan memberi
motivasi dalam penelitian skripsi ini.
4. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. Dosen pembimbing II yang dengan sabar
telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi saran dalam
penelitian skripsi ini.
5. Kepala sekolah dan guru SD negeri kelas V se-Kecamatan Berbah, yang telah
memberikan ijin penelitian dan berpartisipasi dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .....................................
vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5
C. Batasan Masalah ................................................................................ 6
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian................................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
G. Definisi Operasional .......................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ................................................................................... 10
1. Konsep ........................................................................................... 10
2. Konsepsi ......................................................................................... 11
3. Miskonsepsi ................................................................................... 12
4. Penyebab Miskonsepsi ................................................................... 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
5. Cara Mendeteksi Adanya Miskonsepsi .......................................... 19
6. Hubungan Miskonsepsi dengan Jenis Pekerjaan Orang Tua ......... 21
7. Hakikat Pembelajaran IPA ............................................................. 23
8. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2 ............................... 27
B. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 36
C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 41
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 43
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 44
1. Tempat Penelitian .......................................................................... 44
2. Waktu Penelitian ............................................................................ 44
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 45
1. Populasi .......................................................................................... 45
2. Sampel............................................................................................ 46
D. Variabel Penelitian ............................................................................. 49
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 49
F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 50
G. Teknik Pengujian Instrumen .............................................................. 52
1. Validitas ......................................................................................... 52
2. Reliabilitas ..................................................................................... 60
H. Teknik Analisis Data ......................................................................... 61
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 67
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .................................................. 67
2. Deskripsi Responden Penelitian .................................................... 68
3. Deskripsi Miskonsepsi IPA Fisika ................................................. 70
4. Perbedaan Miskonsepsi dilihat dari Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 100
5. Uji Hipotesis Penelitian ................................................................. 104
B. Pembahasan ........................................................................................ 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 113
B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 113
C. Saran................................................................................................... 114
DAFTAR REFERENSI ................................................................................. 115
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ......................................................................... 44
Tabel 3.2 Populasi Penelitian....................................................................... 45
Tabel 3.3 Krejcie dan Morgan ..................................................................... 46
Tabel 3.4 Data Sampel Penelitian ................................................................ 48
Tabel 3.5 Pedoman Wawancara................................................................... 52
Tabel 3.6 Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen .................................... 54
Tabel 3.7 Hasil Validitas Muka ................................................................... 56
Tabel 3.8 Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda.............................................. 58
Tabel 3.9 Hasil Validitas Soal Esai ............................................................. 59
Tabel 3.10 Koefisien Reliabilitas................................................................... 60
Tabel 3.11 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ..................... 60
Tabel 3.12 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Soal Uraian ................................. 61
Tabel 4.1 Jenis Pekerjaan Orang Tua .......................................................... 69
Tabel 4.2 KD dan Nomor Item Soal yang Mewakili pada Instrumen
Pilihan Ganda...............................................................................
70
Tabel 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 1 Soal Uraian ..... 91
Tabel 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 4 Soal Uraian ..... 93
Tabel 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 2 Soal Uraian ..... 94
Tabel 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 3 Soal Uraian ..... 96
Tabel 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 5 Soal Uraian ..... 98
Tabel 4.8 Uji Normalitas pada Instrumen Soal Pilihan Ganda .................... 100
Tabel 4.9 Uji Normalitas pada Instrumen Soal Uraian ................................ 102
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas pada Instrumen Soal Pilihan Ganda ....... 104
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas pada Instrumen Soal Uraian ................... 104
Tabel 4.12 Uji Hipotesis pada Instrumen Soal Pilihan Ganda ...................... 105
Tabel 4.13 Uji Rank pada Instrumen Sola Pilihan Ganda ............................. 106
Tabel 4.14 Uji Hipotesis Soal Uraian ............................................................ 107
Tabel 4.15 Uji Rank pada Instrumen Soal Uraian ......................................... 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Penerapan gaya gravitasi ............................................................. 28
Gambar 2.2 Penerapan gaya gesek .................................................................. 28
Gambar 2.3 Garis medan magnet antara dua kutub magnet senama dan
tidak senama ................................................................................
29
Gambar 2.4 Alat yang menggunakan prinsip tuas golongan pertama ............. 30
Gambar 2.5 Alat yang menggunakan prinsip tuas golongan kedua ................ 30
Gambar 2.6 Alat yang menggunakan prinsip tuas golongan ketiga ................ 31
Gambar 2.7 Contoh penggunaan prinsip bidang miring ................................. 31
Gambar 2.8 Jenis katrol ................................................................................... 32
Gambar 2.9 Literature Map Penelitian-penelitian Relevan............................. 40
Gambar 3.1 Rumus Product Moment .............................................................. 57
Gambar 4.1 Pie Chart Jenis Pekerjaan Orang Tua Siswa ............................... 69
Gambar 4.2 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri
Semester 2 Se-Kecamatan Berbah Untuk Seluruh KD................
71
Gambar 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 1 Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
72
Gambar 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 2 Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
73
Gambar 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 3 Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
74
Gambar 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 4 Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
75
Gambar 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 5 Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
76
Gambar 4.8 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 6 Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
76
Gambar 4.9 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 7 Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
77
Gambar 4.10 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 8 Soal Pilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
Ganda ........................................................................................... 78
Gambar 4.11 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 9 Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
78
Gambar 4.12 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 10 Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
79
Gambar 4.13 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 11 Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
80
Gambar 4.14 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 12 Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
81
Gambar 4.15 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 13 Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
82
Gambar 4.16 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 14 Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
83
Gambar 4.17 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 15 Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
83
Gambar 4.18 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 16 Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
84
Gambar 4.19 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 17 Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
85
Gambar 4.20 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 18 Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
86
Gambar 4.21 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 19 Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
87
Gambar 4.22 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 20 Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
88
Gambar 4.23 Persentase Miskonsepsi Siswa pada Soal Uraian Untuk Semua
KD. ..............................................................................................
89
Gambar 4.24 Histogram Skor Siswa pada Instrumen Soal Pilihan Ganda ........ 101
Gambar 4.25 Histogram Jenis Pekerjaan Orang Tua pada Instrumen Soal
Pilihan Ganda...............................................................................
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xviii
Gambar 4.26 Histogram Skor Siswa pada Instrumen Soal Uraian.................... 102
Gambar 4.27 Histogram Jenis Pekerjaan Orang Tua pada Instrumen Soal
Uraian ..........................................................................................
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat-surat .................................................................................... 119
Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ................. 120
Lampiran 1.2 Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor........................... 121
Lampiran 1.3 Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA Kab. Sleman..................... 122
Lampiran 1.4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD
Kec. Berbah .................................................................................
123
Lampiran 2 Data Penelitian ............................................................................. 124
Lampiran 2.1 Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Berbah,
Kabupaten Sleman .......................................................................
125
Lampiran 2.2 Data hasil tes siswa kelas V ......................................................... 126
Lampiran 2.3 Data sekolah dan jenis pekerjaan orang tua ................................. 132
Lampiran 2.4 Hasil validitas isi instrumen pilihan ganda dan uraian ................ 138
Lampiran 2.5 Rekapan Data Miskonsepsi Untuk Instrumen Soal Pilihan
Ganda ...........................................................................................
144
Lampiran 2.6 Rekapan Data Miskonsepsi Untuk Instrumen Soal Uraian ......... 151
Lampiran 3 Instrumen Penelitian .................................................................... 155
Lampiran 3.1 Kisi-kisi Instrumen Soal Pilihan Ganda untuk Expert
Judgment ......................................................................................
156
Lampiran 3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal Uraian untuk Expert Judgment ............ 171
Lampiran 3.3 Petunjuk Pengisian Soal dan Identitas Responden ...................... 180
Lampiran 3.4 Soal Pilihan Ganda Penelitian ..................................................... 182
Lampiran 3.5 Soal Uraian Penelitian ................................................................. 187
Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli ...................................................................... 188
Lampiran 4.1 Permohonan Izin Validasi Ahli ................................................... 189
Lampiran 4.2 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Pilihan Ganda ... 190
Lampiran 4.3 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Uraian ............... 198
Lampiran 5 Hasil Validitas dan Reliabilitas ................................................... 200
Lampiran 5.1 Hasil Validitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris ........ 201
Lampiran 5.2 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Pilihan Ganda......................... 204
Lampiran 5.3 Hasil Validitas Instrumen Soal Uraian Uji Empiris .................... 205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xx
Lampiran 5.4 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Uraian .................................... 206
Lampiran 6 Uji Asumsi Dasar Penelitian ........................................................ 207
Lampiran 6.1 Hasil uji normalitas pada instrumen soal pilihan ganda .............. 208
Lampiran 6.2 Hasil uji normalitas pada instrumen soal uraian .......................... 208
Lampiran 6.3 Hasil uji homogenitas pada instrumen soal pilihan ganda........... 209
Lampiran 6.4 Hasil uji homogenitas pada instrumen soal uraian ...................... 209
Lampiran 7 Hasil Analisis ............................................................................... 210
Lampiran 7.1 Hasil Uji Hipotesis pada instrumen soal pilihan ganda ............... 211
Lampiran 7.2 Hasil Uji Hipotesis pada instrumen soal uraian ........................... 212
Lampiran 8 Foto Penelitian ............................................................................. 213
Biodata Peneliti ..................................................................................................... 214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I memberikan gambaran kepada pembaca mengenai landasan penelitian
ini. Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan
kualitas manusia (Djamarah, 2005: 22). Demi mengembangkan manusia
yang berkualitas, maka pendidikan sangat penting untuk diberikan kepada
siswa. Ahmadi (2014: 45) mengungkapkan bahwa pendidikan penting
diberikan untuk siswa karena pendidikan sebagai transmisi pengetahuan
atau proses membangun manusia menjadi berpendidikan.
Salah satu cara yang digunakan untuk memberikan pendidikan kepada
siswa yaitu melalui sekolah. Pernyataan tersebut dilandasi dengan pendapat
Triwiyanto (2014: 75) bahwa sekolah adalah kelompok layanan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal
pada setiap jenjang dan jenis pendidikannya. Sekolah membekali
pengetahuan pada siswa melalui berbagai macam mata pelajaran. Mata
pelajaran yang diadakan di sekolah-sekolah Indonesia menurut Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan, bahasa, matematika, IPA, IPS, seni dan budaya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan atau kejuruan, serta muatan
lokal (Mulyasa, 2007: 12).
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan salah satu mata pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa
melalui jenjang sekolah dasar. Sapriati (2009: 2.3) berpendapat bahwa
pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa menguasai
pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan, serta memiliki sikap
ilmiah, yang akan bermanfaat dalam mempelajari diri dan alam sekitar.
Samatowa (2011: 3) berpendapat bahwa dalam Ilmu Pengetahuan Alam
dibahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang
didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh
manusia. Pendapat tersebut senada dengan pernyataan Wonorahardjo (2010:
11) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam ini sifatnya lebih pasti karena gejala
yang diamati relatif nyata dan terukur. Berdasarkan kedua pendapat dapat
disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang sifatnya
pasti karena didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang relatif
nyata dan terukur.
IPA berisi tentang konsep yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari, maka penting untuk siswa memahaminya. Faktanya masih banyak
ditemui siswa yang sulit memahami konsep-konsep yang ada pada mata
pelajaran IPA khususnya Fisika. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya
Fisika merupakan suatu pelajaran yang mempelajari konsep-konsep dari
suatu konsep yang sederhana sampai konsep yang lebih kompleks (Ratama,
2013: 1). Giancoli (2001: 1) mengungkapkan bahwa Fisika adalah ilmu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
pengetahuan yang paling mendasar, karena berhubungan dengan perilaku
dan struktur benda. Dalam mata pelajaran IPA Fisika, guru telah
mengajarkan konsep dasar, namun masih banyak siswa yang memiliki
pemahaman konsep rendah terhadap materi yang dipelajari, sehingga terjadi
salah konsepsi.
Rendahnya pemahaman siswa tentang konsep IPA Fisika dibuktikan
berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 30 Maret 2015 terhadap salah
seorang guru kelas V SD negeri di Kecamatan Berbah. Salah seorang guru
mengatakan bahwa menemui suatu kendala pada pembelajaran IPA Fisika
yaitu rendahnya pemahaman konsep pada suatu materi, sehingga masih
banyak siswa mendapat nilai di bawah KKM yang ditentukan. Pemahaman
konsep siswa yang rendah dapat dilihat juga berdasarkan hasil kinerja
Indonesia pada pemetaan Trends in International Mathematics and Science
Studies and Progress in International Reading Literacy Study (TIMSS &
PIRLS) 2011 bidang literasi sains, Indonesia mendapat peringkat 40 dari 42
negara yang di data (Baswedan, 2014: 17). Literasi sains sendiri merupakan
pengetahuan dan pemahaman konsep serta proses ilmiah yang diperlukan
untuk pengambilan keputusan personal, partisipasi dalam kegiatan publik
dan budaya, dan produktivitas ekonomi. Dengan literasi sains dimaksudkan
bahwa seorang dapat bertanya, menemukan, atau menentukan jawaban
terhadap pertanyaan yang diturunkan dari rasa ingin tahu tentang
pengalaman sehari-hari (Rustaman, 2012: 1.40). Berdasarkan gagasan
sebelumnya dapat dikatakan bahwa rendahnya peringkat Indonesia pada
bidang literasi sains dipengaruhi oleh salah konsepsi pada suatu konsep,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
karena literasi sains merupakan pemahaman konsep yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan.
Fakta lain yang menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang
memiliki salah konsepsi ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Suryanto dan Yuni (2002) dengan judul “Pemahaman Murid Sekolah Dasar
Terhadap Konsep-Konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Berbasis Biologi:
Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi”. Penelitian ini bertujuan untuk (1)
mengetahui pemahaman murid sekolah dasar terhadap konsep-konsep IPA
berbasis biologi, (2) mengidentifikasi adanya miskonsepsi, dan (3) mencari
penyebab miskonsepsi berdasarkan pola jawaban yang diberikan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa miskonsepsi masih banyak terjadi pada
konsep-konsep yang diteliti. Jika digunakan kriteria 75% sebagai ambang
batas pemahaman konsep yang benar maka hanya ditemukan suatu konsep
yaitu konsep tentang bernapas yang dapat dipahami dengan baik oleh murid.
Berdasarkan analisis terhadap pola jawaban yang diberikan murid ternyata
dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi yang terjadi antara lain disebabkan
karena dalam memahami suatu konsep, murid mengandalkan pada
pengalaman sehari-hari dan hasil pemikiran logis.
Berdasarkan data yang dituliskan, jelas bahwa pemahaman konsep
siswa masih rendah. Untuk itu penelitian tentang miskonsepsi pada
pembelajaran IPA Fisika perlu dilaksanakan karena banyak konsep siswa
yang tidak cocok dengan konsep ilmiah, selain itu konsep yang salah pada
siswa dapat bertahan lama dan sulit diperbaiki. Hal ini biasanya disebabkan
konsep yang mereka bawa itu, meskipun keliru, tetapi dapat menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
beberapa persoalan yang sedang mereka hadapi dalam kehidupan mereka
(Suparno, 2005: 3).
Berdasarkan kenyataan latar belakang yang sudah diungkapkan, maka
peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Miskonsepsi
IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 se-Kecamatan Berbah,
Sleman Tahun 2015”. Alasan peneliti melaksanakan penelitian di
Kecamatan Berbah karena berdasarkan hasil wawancara dengan guru SD
kelas V di Kecamatan Berbah, mengatakan bahwa tidak sedikit siswa yang
mengalami miskonsepsi pada IPA Fisika kelas V semester 2. Hal tersebut
dikarenakan IPA Fisika memuat materi yang sangat banyak dan luas
cakupanya, sehingga siswa kesulitan untuk menyerap semua materi dengan
baik. Dengan dilakukannya penelitian ini, dapat diketahui miskonsepsi yang
terjadi pada siswa dan perbedaan miskonsepsi dilihat dari pekerjaan orang
tua, sehingga cepat dilakukan penanganan kepada siswa yang mengalami
miskonsepsi. Dengan dilakukan penanganan, diharapkan pemahaman siswa
kembali ke konsep ilmiah yang sudah ditetapkan para ahli.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka peneliti mengungkapkan beberapa
masalah yang mendasari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Prestasi sains Indonesia rendah.
2. Rendahnya pemahaman konsep siswa pada suatu materi IPA Fisika.
3. Terdapat siswa SD Negeri kelas V se-Kecamatan Berbah yang
mendapat nilai di bawah KKM yang ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
C. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah atau tidak terlalu luas, maka peneliti
membuat batasan masalah. Masalah yang diteliti akan dibatasi sebagai
berikut:
1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-
Kecamatan Berbah, Sleman.
2. Penelitian ini fokus pada miskonsepsi IPA Fisika.
3. Perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari pekerjaan orang tua siswa.
4. Peneliti fokus pada SK dan KD sebagai berikut :
a. SK (Standar Kompetensi)
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta
fungsinya.
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya atau model.
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya
dengan penggunaan sumber.
b. KD (Kompetensi Dasar)
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan
lebih mudah dan lebih cepat.
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari
bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.
7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang sudah
disampaikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Apakah ada miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Negeri semester
2 se-Kecamatan Berbah, Sleman?
2. Apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari pekerjaan
orang tua siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-Kecamatan Berbah,
Sleman?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
1. Mengetahui adanya miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Negeri
semester 2 se-Kecamatan Berbah, Sleman.
2. Mengetahui adanya perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari
pekerjaan orang tua siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-
Kecamatan Berbah, Sleman.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis:
Melalui penelitian ini dapat diketahui miskonsepsi pada siswa sehingga
dapat dijadikan bahan evaluasi bagi guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
2. Manfaat praktis:
a. Bagi guru
Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi guru agar
kedepannya lebih berhati-hati dalam mengajarkan konsep IPA Fisika
sehingga miskonsepsi pada siswa dapat diminimalisir.
b. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk lebih
meningkatkan kualitas pembelajaran.
c. Bagi peneliti
Penelitian ini merupakan sarana untuk belajar dan mengembangkan
pengetahuan peneliti yang telah berproses dalam penelitian.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional berisi tentang istilah-istilah yang digunakan
dalam penelitian ini. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian
ini antara lain:
1. Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian
ilmiah atau pengertian yang diterima pakar dalam bidang itu.
Miskonsepsi pada soal pilihan ganda dapat dideteksi dari jawaban
yang salah namun siswa tersebut yakin benar dengan jawabannya.
2. Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang membahas
tentang gejala alam yang sifatnya lebih pasti karena didasarkan pada
percobaan dan pengamatan manusia secara terukur.
3. Miskonsepsi Ilmu Pengetahuan Alam adalah pemahaman yang salah
tentang konsep IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
4. Miskonsepsi IPA Fisika adalah pemahaman yang salah tentang konsep
IPA Fisika.
5. Siswa Kelas V SD adalah siswa yang berada pada tingkat kelas V SD
negeri se-Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman dengan rata-rata
umur 10-11 tahun.
6. Pekerjaan orang tua adalah sesuatu yang dilakukan oleh setiap orang
tua untuk mendapatkan nafkah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bagian ini berisi tentang kajian pustaka, penelitian yang relevan,
kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan uraian hasil pengkajian peneliti terhadap
berbagai referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian. Kajian pustaka
misalnya dapat mengkaji beberapa hal sebagai berikut.
1. Konsep
Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang
memiliki ciri-ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu
mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga
objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Konsep dapat
dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa) (Djamarah,
2011: 30).
Basleman dan Mappa (2011: 67) menyatakan bahwa konsep
diperoleh dari kejadian yang dijumpainya, baik positif maupun negatif.
Sekali memperoleh konsep, peserta belajar akan mampu mengenal hal
atau kejadian dan mampu memberikan defnisi verbal dari konsep
tersebut.
Djamarah (2011: 31) berpendapat bahwa konsep dibedakan atas
konsep konkret dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep konkret
adalah pengertian yang menunjuk pada objek-objek dalam lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
fisik. Konsep ini mewakili benda tertentu, seperti meja, kursi, mobil, dan
sebagainya. Konsep yang didefinisikan adalah konsep yang mewakili
realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam
lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak berbadan. Misalnya,
saudara sepupu, dan sebagainya, adalah kata-kata yang tidak dapat
dilihat dengan mata biasa, bahkan dengan mikroskop sekalipun.
Berdasarkan pendapat yang sudah disampaikan para ahli dapat
dikatakan bahwa konsep adalah satuan arti baik positif maupun negatif
yang diperoleh si penerima konsep dari kejadian yang dijumpainya.
2. Konsepsi
Pemahaman setiap murid terhadap suatu konsep disebut dengan
konsepsi (Berg dalam Suryanto, 2002: 13). Contohnya jika dua kutub
magnet yang sama yaitu utara dan utara didekatkan, maka akan
didapatkan murid yang mempunyai pemahaman berbeda satu sama lain
tentang konsep magnet tersebut. Ada yang memiliki pemahaman bahwa
magnet saling tolak menolak, ada juga murid yang memiliki pemahaman
bahwa magnet tidak mau menyatu, ada juga yang memiliki pemahaman
magnet saling mendorong atau memberi gaya.
Hal yang sama dikatakan oleh (Rustaman, 2012: 2.6) bahwa
konsepsi seseorang berbeda dengan konsepsi orang yang lain. Konsepsi
berasal dari kata to conceive yang artinya cara menerima. Sementara
Budi (1992: 114-115) menyatakan bahwa konsepsi adalah sebagai
kemampuan memahami konsep, baik yang diperoleh dari indera maupun
kondisi lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
Berdasarkan pendapat yang sudah disampaikan oleh ahli dapat
disimpulkan bahwa konsepsi adalah suatu pemahaman seseorang
terhadap konsep.
3. Miskonsepsi
Suparno (2005: 4) menyatakan bahwa miskonsepsi atau salah
konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan
pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima pakar dalam bidang itu.
Fowler (dalam Suparno, 2005: 5) menjelaskan bahwa miskonsepsi
adalah sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan
konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan
konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirakis konsep-konsep
yang tidak benar. Suparno (2005: 15) memberikan contoh miskonsepsi
sebagai berikut, jika seorang mendorong suatu kereta dan kereta itu
bergerak, siswa mengatakan ada suatu gaya bekerja pada kereta itu.
Tetapi bila kereta itu tidak bergerak, siswa mengatakan tidak ada gaya
yang bekerja pada kereta tersebut, meskipun orang itu mendorong
kereta dengan gaya yang besar. Menurut fisika, meskipun kereta tidak
bergerak, tetap ada gaya yang bekerja.
Budi (1992: 114-115) mengungkapkan bahwa kesalahan konsep
atau miskonsepsi adalah terjadi perbedaan konsepsi antara orang yang
satu dengan yang lain dalam mempelajari konsep untuk menangkap
makna konsep melalui proses persepsi melalui tahap-tahap perekaman
informasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
Berdasarkan beberapa pendapat yang sudah disebutkan, dapat
disimpulkan bahwa miskonsepsi adalah pemahaman konsep seseorang
yang berbeda dengan konsep-konsep ilmiah yang sudah ditetapkan
sebelumnya oleh ahli.
4. Penyebab Miskonsepsi
Suparno (2005: 29) mengungkapkan bahwa penyebab miskonsepsi
dapat diringkas dalam lima kelompok, yaitu: siswa, guru, buku teks,
konteks, dan metode mengajar. Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan
sebagai berikut:
a. Siswa
Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat dikelompokkan
dalam beberapa hal, antara lain:
1) Prakonsepsi atau konsep awal siswa
Banyak siswa sudah mempunyai konsep awal atau
prakonsepsi tentang suatu bahan sebelum siswa mengikuti
pelajaran formal di bawah bimbingan guru. Konsep awal ini
sering kali mengandung miskonsepsi. Salah konsep awal ini
jelas akan menyebabkan miskonsepsi pada saat mengikuti
pelajaran fisika berikutnya, sampai kesalahan itu diperbaiki.
Prakonsepsi ini biasanya diperoleh dari orang tua, teman,
sekolah awal, dan pengalaman di lingkungan siswa. Misalnya
dari pengalaman kehidupan sehari-hari yaitu tentang terbit dan
terbenamnya matahari. Siswa berpendapat bahwa matahari yang
mengelilingi bumi karena matahari terbit dari timur, kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
berjalan di atas bumi, dan akhirnya terbenam di barat.
Miskonsepsi siswa tersebut bahwa mataharilah yang
mengelilingi bumi. Konsep yang diutarakan oleh siswa tersebut
salah, konsep yang benar bahwa bumi yang mengelilingi
matahari.
2) Pemikiran Asosiatif Siswa
Asosiasi siswa terhadap istilah-istilah sehari-hari kadang-
kadang juga membuat miskonsepsi (Arons dalam Suparno,
2005: 35). Contohnya, siswa mengasosiasikan gaya dengan aksi
atau gerakan. Gaya oleh banyak siswa dianggap selalu
menyebabkan gerakan. Maka jika siswa tidak tidak melihat
suatu benda bergerak, mereka memastikan tidak ada gaya.
3) Pemikiran Humanistik
Siswa kerap kali memandang semua benda dari pandangan
manusiawi (Gilbert dalam Suparno, 2005: 36). Tingkah laku
benda dipahami seperti tingkah laku manusia yang hidup,
sehingga tidak cocok. Misalnya miskonsepsi siswa akan
kekekalan energi. Seorang bila bekerja secara terus menerus
atau bermain secara terus menerus akan merasa lelah dan lapar.
Dari pengalaman sebagai manusia yang menjadi lapar dan
kehabisan energi bila terus bekerja, siswa beranggapan bahwa
kekekalan energi itu tidak mungkin terjadi. Energi yang ada
pasti berkurang dan lenyap. Siswa tidak mudah untuk keluar
dari pemikiran yang manusiawi ini (Suparno, 2005: 37).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
4) Reasoning yang tidak lengkap/ salah
Miskonsepsi juga dapat disebabkan oleh reasoning atau
penalaran siswa yang tidak lengkap atau salah (Comins dalam
Suparno, 2005: 38). Alasan yang tidak lengkap dapat
disebabkan karena logika yang salah dalam mengambil
kesimpulan, sehingga terjadi miskonsepsi. Misalnya, siswa
mengetahui bahwa bumi termasuk planet, siswa tersebut
menganggap bahwa semua planet yang ada di tata surya kita
sama seperti bumi. Berarti planet-planet tersebut terdapat
tumbuh-tumbhan, air, gaya, gravitasi, batu-batu keras, dan lain-
lainnya.
5) Instuisi yang salah
Intuisi yang salah dan perasaan siswa juga dapat
menyebabkan miskonsepsi. Intuisi adalah suatu perasaan dalam
diri seseorang, yang secara spontan mengungkapkan sikap atau
gagasannya tentang sesuatu sebelum secara obyektif dan
rasional diteliti. Contoh siswa kadang-kadang mempunyai
instuisi bahwa benda yang besar akan jatuh bebas lebih cepat
daripada benda yang kecil. Pemikiran instuitif ini sering
membuat siswa tidak kritis dan mengakibatkan miskonsepsi.
6) Tahap perkembangan kognitif siswa
Perkembangan kognitif siswa yang tidak sesuai dengan
bahan yang digeluti dapat menjadi penyebab adanya
miskonsepsi siswa. Secara umum, siswa yang masih dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
tahap operational concrete bila mempelajari sesuatu bahan yang
abstrak sulit menangkap dan sering salah mengerti tentang
konsep tersebut.
7) Kemampuan siswa
Kemampuan siswa juga mempunyai pengaruh pada
miskonsepsi siswa. Siswa yang kurang berbakat fisika atau
kurang mampu dalam mempelajari fisika, sering mengalami
kesulitan menangkap konsep yang benar dalam proses belajar.
8) Minat belajar siswa
Secara umum dapat dikatakan, siswa yang berminat pada
fisika cenderung mempunyai miskonsepsi lebih rendah daripada
siswa yang tidak berminat pada fisika. Suparno (2005: 42)
mengungkapkan bahwa siswa yang tidak berminat dalam
belajar, bila salah menangkap suatu bahan, sering kali siswa
tidak berminat mencari mana yang benar dan mengubah konsep
yang salah. Akibatnya, merekan akan lebih mudah menagalami
kesalahan atau miskonsepsi.
b. Guru
Miskonsepsi siswa dapat terjadi pula karena miskonsepsi yang
dibawa oleh guru fisika. Guru yang tidak menguasai bahan atau
mengerti bahan fisika secara tidak benar, akan menyebabkan siswa
mendapatkan miskonsepsi (Suparno, 2005: 42).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
c. Buku
1) Buku Teks
Buku teks juga menyebabkan miskonsepsi. Entah karena
bahasanya sulit dimengerti atau karena penjelasannya tidak
benar, miskonsepsi tetap diteruskan. Para peneliti menemukan
bahwa beberapa miskonsepsi datang dari buku teks (Lona dalam
Suparno, 2005: 44).
2) Buku Fiksi Sains (Science Fiction)
Seringkali pengarang membuat gagasan fisika kurang
berdasarkan kaidah ilmu yang sesungguhnya. Misalnya gerak-
gerakan tokoh fiksi di udara bebas yang kadang-kadang tidak
mengindahkan hukum fisika. Akibatnya, dalam diri anak
tertanam nilai dan pengertian yang tidak benar.
3) Kartun (Cartoon)
Gambar-gambar kartun dalam majalah sains sering kali
dapat memunculkan dan menyebabkan miskonsepsi pada siswa
bila tidak mengindahkan hukum dan teori fisika yang berlaku.
d. Konteks
1) Pengalaman
Pengalaman siswa dapat menyebabkan miskonsepsi. Kita
dapat melihatnya dalam kasus kekekalan energi. Dalam
kehidupan sehari-hari, siswa mengalami, bahwa mereka akan
merasa lelah setelah bekerja keras. Motor akan kehabisan bahan
bakar bila dipakai terlalu lama dan bahan bakarnya tidak diisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
kembali. Tampak bahwa energi hilang dan tidak kekal. Di sini
siswa berpikir tentang kekelan energi dalam pengertian yang
terbatas dan tidak dalam pengertian luas (Stavy dalam Suparno,
2005: 47).
2) Bahasa Sehari-hari
Beberapa miskonsepsi datang dari bahasa sehari-hari yang
mempunyai arti lain dengan fisika (Gilbert dalam Suparno,
2005: 48). Misalnya, dalam bahasa sehari-hari siswa mengerti
dan menggunakan istilah berat dan kg. Tetapi dalam fisika, berat
adalah suatu gaya, dan satuannya adalah Newton.
3) Teman Lain
Orang muda sangat senang belajar dalam kelompok
bersama teman-teman kelompoknya. Kelompok sering
didominasi oleh beberapa orang yang suaranya vokal. Bila siswa
yang dominan atau vokal itu mempunyai miskonsepsi, maka
jelas mereka dapat mempengaruhi siswa lain dalam hal
miskonsepsi.
4) Keyakinan dan Ajaran Agama
Keyakinan atau agama siswa dapat juga menjadi penyebab
miskonsepsi dalam bidang fisika (Commins dalam Suparno,
2005: 49). Keyakinan ataupun ajaran agama yang diyakini
secara kurang tepat sering membuat siswa tidak dapat menerima
penjelasan ilmu pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
e. Metode Mengajar
Beberapa metode mengajar yang digunakan guru, terlebih yang
menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti,
meskipun membantu siswa menangkap bahan, tetapi sering
mempunyai dampak jelek yaitu memunculkan miskonsepsi siswa.
5. Cara Mendeteksi Adanya Miskonsepsi
Suparno (1998: 121-128) mengungkapkan cara bagi seorang
peneliti atau seorang guru mendeteksi miskonsepsi siswa, yaitu melalui :
a. Peta Konsep
Peta konsep dapat digunakan untuk mendeteksi miskonsepsi
siswa dalam bidang fisika. Peta konsep yang mengungkapkan
hubungan berarti antara konsep-konsep dan menekankan gagasan-
gagasan pokok, yang disusun hirarkis, dengan jelas dapat
mengungkap miskonsepsi siswa digambakan dalam peta konsep
tersebut. Biasanya miskonsepsi dapat dilihat dalam proposisi yang
salah dan tidak adanya hubungan lengkap antar konsep (Novak
dalam Suparno, 2005 : 121).
b. Tes Multiple Choice dengan Reasoning Terbuka
Beberapa peneliti menggunakan pertanyaan pilihan ganda
digabungkan dengan alasan yang sudah tertentu. Jadi alasan-
alasannya sudah dipilihkan. Model ini dipilih, biasanya dengan
alasan untuk lebih memudahkan menganalisis. Kelemahan model ini
adalah alasan siswa yang tidak tercantum dalam pilihan itu, tidak
terungkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
c. Tes Esai Tertulis
Dari tes tersebut dapat diketahui miskonsepsi yang dibawa siswa
dan dalam bidang apa. Setelah ditemukan miskonsepsinya, dapatlah
beberapa siswa diwawancarai untuk lebih mendalami, mengapa
mereka mempunyai gagsan seperti itu.
d. Wawancara Diagnosis
Wawancara dapat berbentuk bebas dan terstruktur. Dalam
wawancara bebas, guru atau peneliti memang bebas bertanya kepada
siswa dan siswa dapat dengan bebas menjawab. Sedangkan dalam
wawancara terstruktur, pertanyaan sudah disiapkan dan urutannya
pun secara garis besar sudah disusun, sehingga memudahkan dalam
praktiknya.
e. Diskusi dalam Kelas
Dalam kelas siswa diminta untuk mengungkapkan gagsan
mereka tentang konsep yang sudah diajarkan atau yang hendak
diajarkan. Dari diskusi di kelas itu dapat dideteksi juga apakah
gagasan mereka itutepat atau tidak.
f. Praktikum dengan Tanya Jawab
Praktikum yang disertai dengan tanya jawab antara guru dengan
siswa yang melakukan praktikum juga dapat digunakan untuk
mendeteksi apakah siswa mempunyai miskonsepsi tentang konsep
pada praktikum itu atau tidak. Selama praktikum, guru selalu
bertanya bagaimana konsep siswa dan bagaimana siswa menjelaskan
persoalan-persoalan dalam praktikum tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa cara untuk
mendeteksi miskonsepsi pada siswa adalah dengan menggunakan peta
konsep, tes pilihan ganda, tes esai, wawancara diagnosis, diskusi dalam
kelas dan praktikum dengan tanya jawab. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan tes pilihan ganda dan esai untuk mendeteksi miskonsepsi
pada siswa. Dalam tes pilihan ganda, peneliti memberikan alasan yang
harus diisi oleh siswa berupa opsi yakin benar dan tidak yakin benar
terhadap jawaban yang dipilih.
6. Hubungan Miskonsepsi dengan Jenis Pekerjaan Orang Tua
Miskonsepsi yang dialami siswa berhubungan dengan orang tua.
Suparno (2005: 35) juga menegaskan bahwa miskonsepsi akan lebih
banyak lagi, jika yang mempengaruhi pembentukan konsep pada anak
tersebut mempunyai banyak miskonsepsi, seperti orang tua, tetangga,
dan lain-lain. Hal ini diperkuat dalam aliran konvergensi yang
diungkapkan oleh Husdarta (2010: 22) bahwa pertumbuhan dan
perkembangan yang dialami anak adalah pengaruh dari unsur
lingkungan dan pembawaan atau eksternal dan internal, kedua pengaruh
itu dimisalkan dengan dua garis yang bertemu atau bergabung pada satu
tempat kemudian menjadi satu garis yang kuat.
Berdasar pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa orang tua
dapat mempengaruhi miskonsepsi siswa. Rand Conger dalam Yusuf
(2009: 54) mengemukakan bahwa orang tua yang mengalami tekanan
ekonomi atau perasaan tidak mampu mengatasi masalah finansialnya,
cenderung menjadi depresi, dan mengalami konflik keluarga, yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
akhirnya mempengaruhi masalah siswa, seperti prestasi belajar rendah.
Ahmadi (1991: 83-84) menyatakan bahwa keadaan ekonomi miskin
akan menyebabkan kurangnya alat-alat belajar, kurangnya biaya yang
disediakan oleh orang tua, dan tidak mempunyai tempat belajar yang
baik sedangkan keadaan ekonomi kaya memiliki keadaan yang
sebaliknya.
Berdasar pendapat ahli dapat dikatakan bahwa tekanan ekonomi
keluarga dapat menyebabkan masalah pada siswa seperti miskonsepsi
dan menyebabkan prestasi belajar rendah, hal ini dikarenakan
kurangnya fasilitas seperti alat belajar dan biaya yang didapatkan siswa.
Tekanan ekonomi orang tua dipengaruhi oleh jenis pekerjaan orang tua.
Jenis pekerjaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
yang mempunyai ciri (sifat, keturunan, dan sebagainya) yang khusus,
sedangkan pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat,
dikerjakan dan sebagainya), tugas kewajiban, hasil bekerja, perbuatan
(Depdikbud, 1994: 410-488). Jadi yang dimaksud dengan jenis
pekerjaan adalah suatu bentuk atau macam kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh penghasilan.
Dalam penelitian ini pekerjaan yang dipakai meliputi PNS,
wiraswasta, dan buruh. Tentu saja antara PNS, wiraswasta, dan buruh
mempunyai tingkat penghasilan yang berbeda yang akhirnya
berpengaruh terhadap masalah siswa serta hasil belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
7. Hakikat Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering disebut dengan singkat
sebagai Sains. Dalam bahasa Inggris: Science berasal dari bahasa latin
“scientia” yang berarti (1) pengetahuan tentang, atau tahu tentang; (2)
pengetahuan, pengertian, paham yang benar dan mendalam. Ilmu atau
Science mengalami perluasan dan merujuk ke pengetahuan alam yang
sifatnya lebih pasti karena gejala yang diamati relatif nyata dan terukur,
(Wonorahardjo, 2010: 11).
Samatowa (2011: 3) berpendapat bahwa ilmu pengetahuan alam
merupakan terjemahan dari kata bahasa inggris yaitu natural science,
artinya ilmu pengetahuan alam. IPA ini membahas tentang gejala-gejala
alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil
percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.
Iskandar (2001: 2-3) juga menambahkan bahwa Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) disebut sebagai ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa
yang terjadi di alam. Ilmu pengetahuan alam sebagai disiplin ilmu disebut
juga sebagai produk IPA yang bentuknya berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA. Fakta dalam pembelajaran IPA
merupakan pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, dan
peristiwa yang benar-benar terjadi serta sudah dikonfirmasi secara objektif.
Konsep dalam IPA adalah suatu ide yang menghubungkan beberapa fakta
yang telah ada. IPA mempunyai suatu prinsip yang bersifat analitik sebab
merupakan penggabungan dari konsep-konsep Ilmu Pengetahuan.
Iskandar (2001: 3) menjelaskan kembali tentang IPA yang merupakan
sebuah keterampilan proses yang dilakukan dengan beberapa kegiatan yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel,
merumuskan hipotesis, membuat grafik dan tabel data, membuat definisi
operasional, dan melakukan eksperimen. Keterampilan proses dalam IPA
juga memuat kegiatan melakukan penelitian dan mengkomunikasikan hasil
penelitiannya. Aspek-aspek keterampilan proses menurut Iskandar
(2001:51) memuat beberapa hal yaitu: 1) mengamati, yang merupakan
proses pengumpulan informasi dengan mempergunakan semua alat indra,
2) pengklasifikasian, merupakan kegiatan mengklasifikasi adah kegiatan
mengatur atau menyusun obyek-obyek, kejadian-kejadian, atau informasi
ke dalam golongan atau kelas dengan mempergunakan cara tertentu untuk
sistem tertentu, 3) pengukuran, yang merupakan kegiatan mengukur hasil
pengamatan dengan jalan membandingkan dengan suatu standar yang telah
ditetapkan, 4) pengidentifikasian dan pengendalian variabel, yaitu untuk
menandai karakteristik obyek atau faktor dalam kejadian atau peristiwa
yang tetap dan yang berubah di dalam kondisi yang berbeda-beda, 5)
perumusan hipotesis, dilakukan untuk memberikan dugaan tentang
hubungan alasan yang mungkin ditemukan di dalam percobaan atau
penelitian, 6) perancangan eksperimen dan penyimpulan hasil eksperimen
ialah suatu proses yang disusun dengan memuat langkah-langkah
percobaan yang harus dilakukan. Perancangan eksperimen dilakukan agar
mendapatkan data yang baik sehingga hasil nya dapat memuaskan,
pengkomunikasian hasil eksperimen yaitu berarti mencatat data yang
telah didapat sebagai hasil eksperimen dalam bentuk yang dapat
dipahami oleh orang lain dan menceritakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa IPA
adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang gejala alam yang
sifatnya lebih pasti karena didasarkan pada percobaan dan pengamatan
manusia secara terukur yang dikatakan sebagai keterampilan proses
serta sebagai produk IPA yang bentuknya berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA.
a. Pengaruh belajar IPA
Purnomo (2008: 269) mengungkapkan bahwa pengalaman
belajar dalam kurikulum IPA membantu siswa untuk: (1) menjalani
kehidupan sehari-hari secara efektif, (2) memahami dunianya dan
hal-hal yang mempengaruhinya, (3) memanfaatkan kesempatan
untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, fleksibel, dan
inovatif, (4) mengembangkan pengertian tentang konsep-konsep
IPA, (5) menilai dan menggunakan produk teknologi IPA, (6)
memahami bahwa karier dalam IPA dan teknologi sangat cocok bagi
pria dan wanita, (7) membuat penilaian tentang isu-isu yang
berkenaan dengan lingkungan alam dan buatan, (8) bertanggung
jawab terhadap perbaikan kualitas lingkungan, (9) memberikan
pemecahan pada dilema moral sehubungan dengan isu-isu IPA dan
teknologi, dan (10) menyiapkan diri untuk studi pada tingkatan yang
lebih lanjut.
b. Fungsi IPA atau sains bagi manusia
Wonorahardjo (2010: 12-14) mengungkapkan beberapa fungsi
IPA bagi manusia yaitu sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
1) Sains membantu manusia berpikir dalam pola sistematis
Karena belajar sains sangat berurusan dengan logika dan
matematika, tentu saja sains sangat membantu kita berpikir lebih
sistematis, terutama dalam hal menghadapi permasalahan di
dunia dan menyangkut alam.
2) Sains dapat menjelaskan gejala alam serta hubungan satu sama
lain antar gejala alam
Karena sains merupakan kumpulan pengetahuan mengenai
alam, kita dapat dengan mudah merujuk ke penjelasan alam
untuk menjelaskan gejala-gejala alam di sekitar kita.
3) Sains dapat digunakan untuk meramalkan gejala alam yang akan
terjadi berdasarkan pola gejala alam yang dipelajari
Salah satu sifat sains adalah kausatif. Jika ada hukum alam
berarti gejala alam dapat dijamin akan mengikuti hukum alam
tersebut. Misal dalam meramal letusan gunung berapi, dinas
meteorologi dan geofisika akan mengamati pola aktivitas
gunung tersebut dan meramalkan kapan terjadi letusan dan
dengan demikian dapat diambil langkah evakuasi penduduk di
sekitarnya.
4) Sains digunakan untuk menguasai alam dan mengendalikannya
demi kepentingan manusia
Dengan serangkaian pengamatan serius mengenai gejala
alam dan dengan demikian sifat-sifatnya diketahui manusia,
manusia akan berusaha mengatur dan mengendalikan alam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
dengan tujuan tertentu yang berkatan dengan kepentingan
manusia sendiri. Fungsi sains inilah yang paling terasa
manfaatnya bagi manusia. Kita bayangkan saja seandainya
listrik tidak ditemukan oleh Thomas Alfa Edison, mungkin
sampai sekarang kita masih menggunakan lampu minyak.
5) Sains digunakan untuk melestarikan alam karena sumbangan
ilmunya mengenai alam
Karena dari pengamatan dan analisis yang mendalam
mengenai alam ilmuwan akan tahu sampai dimana alam dapat
dimanfaatkan dan sampai dimana alam justru dirusak oleh
aktivitas manusia. Dengan pengetahuan inilah sebenarnya alam
yang sudah terlanjur rusak dapat direhabilitasi dan dijaga dari
pihak pelaku yang tidak bertanggung jawab.
Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa IPA
memiliki dampak yang besar terhadap diri manusia. Dengan adanya
IPA, manusia dapat menjadi pribadi yang berpikir sistematis dan
manusia dapat memahami gejala alam sekitar guna menangani
kelangsungan hidupnya di dunia.
8. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2
Ada beberapa materi yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
a. Gaya
Gerakan mendorong atau menarik yang menyebabkan benda
bergerak disebut gaya. Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
mempengaruhi benda tersebut. Gaya terhadap suatu benda dapat
mengakibatkan benda bergerak, berubah bentuk, dan berubah arah
(Sulistyanto, 2008: 89).
Azmiyawati (2008: 82-90) mengungkapkan bahwa gaya
dibedakan menjadi 3 yaitu:
1). Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi bumi sering disebut juga gaya tarik bumi.
Gaya gravitasi bumi menyebabkan benda-benda yang ada di bumi
tidak terlempar ke angkasa luar. Selain itu, gaya gravitasi
membuat kita dapat berjalan di atas tanah. Gaya gravitasi juga
menyebabkan semua yang ada di bumi mempunyai berat sehingga
tidak melayang-layang di udara. Penerapan gaya gravitasi berupa
kelapa jatuh dari pohonnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1 Kelapa jatuh dari pohonnya
Sumber gambar: Azmiyawati (2008: 82)
2). Gaya Gesek
Gaya gesek merupakan gaya yang menimbulkan hambatan
ketika dua permukaan benda saling bersentuhan. Penerapan gaya
gesek antara lantai dan box dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.2 Gesekan antara lantai dan box
Sumber gambar: Azmiyawati (2008: 84)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
3). Gaya Magnet
Gaya tarik pada magnet dapat menarik benda-benda
tertentu. Bahan dari besi atau baja dapat ditarik magnet. Bahan
dari plastik dan kayu tidak dapat ditarik magnet. Magnet
mempunyai dua kutub. Pada keadaan bebas, magnet akan selalu
menunjuk ke arah utara dan selatan. Ujung magnet yang
mengarah ke utara disebut kutub utara, sedangkan ujung magnet
yang mengarah ke selatan disebut kutub selatan. Gambar garis
medan magnet antara dua kutub magnet senama dan tidak senama
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.3 Garis medan magnet antara dua kutub magnet
senama dan tidak senama
Sumber gambar: Azmiyawati (2008: 84)
b. Pesawat Sederhana
Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan
manusia disebut pesawat. Kesederhanaan dalam penggunaannya
menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan pesawat
sederhana (Sulistyanto, 2008: 109).
Pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu
tuas, bidang miring, katrol, dan roda berporos (Sulistyanto, 2008:
110-112).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
1) Tuas
Tuas lebih dikenal dengan nama pengungkit. Berdasarkan
posisi atau kedudukan beban, titik tumpu, dan kuasa, tuas
digolongkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
a) Tuas golongan pertama
Pada tuas golongan pertama, kedudukan titik tumpu
terletak di antara beban dan kuasa. Contoh alat yang
menggunakan prinsip tuas golongan pertama dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 2.4 Alat yang menggunakan prinsip tuas golongan
pertama
Sumber gambar: Azmiyawati (2008: 99)
b) Tuas golongan kedua
Pada tuas golongan kedua, kedudukan beban terletak di
antara titik tumpu dan kuasa. Contoh alat yang menggunakan
prinsip tuas golongan kedua dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 2.5 Alat yang menggunakan prinsip tuas golongan
kedua
Sumber gambar: Azmiyawati (2008: 100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
c) Tuas golongan ketiga
Pada tuas golongan ketiga, kedudukan kuasa terletak di
antara titik tumpu dan beban. Contoh alat yang menggunakan
prinsip tuas golongan ketiga dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 2.6 Alat yang menggunakan prinsip tuas golongan
ketiga
Sumber gambar: Azmiyawati (2008: 100)
2) Bidang Miring
Bidang miring adalah permukaan rata yang
menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya.
Azmiyawati (2008: 101) mengungkapkan bidang miring
tergolong pesawat sederhana karena dapat mempermudah
pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Contoh penggunaan
bidang miring dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar 2.7 Contoh penggunaan prinsip bidang miring
Sumber gambar: Azmiyawati (2008: 101)
3) Katrol
Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya.
Biasanya pada katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
penghubungnya. Azmiyawati (2008: 103) mengatakan ada
beberapa jenis katrol sebagai berikut:
a). Katrol tetap : katrol yang tidak berubah posisinya ketika
digunakan untuk memindahkan benda.
b). Katrol bebas : katrol yang berubah posisinya ketika
digunakan untuk memindahkan benda.
c). Katrol rangkap : katrol yang terdiri dari lebih dari satu
katrol yang disusun berjajar.
d). Katrol ganda atau takal : katrol yang terdiri dari beberapa
katrol yang disatukan
Untuk lebih memperjelas pengertian, dapat dilihat
penggolongan jenis katrol pada gambar sebagai berikut:
Gambar 2.8 Jenis katrol
Sumber gambar: Azmiyawati (2008: 103)
4) Roda Berporos
Roda berporos merupakan roda yang dihubungkan dengan
sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama.
c. Sifat - sifat Cahaya
Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada
cahaya yang mengenai benda tersebut. Cahaya yang mengenai benda
akan dipantulkan oleh benda ke mata sehingga benda tersebut dapat
terlihat. Cahaya memiliki sifat merambat lurus, menembus benda
bening, dan dapat dipantulkan (Sulistyanto, 2008: 125)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
d. Periskop
Periskop adalah sejenis teropong yang biasanya terdapat pada
kapal selam untuk mengamati keadaan di permukaan laut. Periskop
dapat digunakan untuk melihat benda yang berada di atas batas
pandang (Sulistyanto, 2008: 139).
e. Proses terbentuknya tanah
Tanah berasal dari batuan. Batuan akan mengalami pelapukan
menjadi butiran-butiran yang sangat halus. Lama-kelamaan butiran-
butiran halus ini bertambah banyak dan terbentuklah tanah
(Azmiyawati, 2008: 124).
Azmiyawati (2008: 125) mengungkapkan terdapat tiga jenis
batuan yang menyusun lapisan kerak bumi dilihat dari proses
terbentuknya yaitu sebagai berikut:
1) Batuan Beku (Batuan Magma/Vulkanik)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma
yang membeku.
2) Batuan Endapan (Batuan Sedimen)
Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk dari endapan
hasil pelapukan batuan. Batuan ini dapat pula terbentuk dari
batuan yang terkikis atau dari endapan sisa-sisa binatang dan
tumbuhan.
3) Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan malihan (metamorf) berasal dari batuan sedimen
yang mengalami perubahan (metamorfosis). Batuan sedimen ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
mengalami perubahan karena mendapat panas dan tekanan dari
dalam Bumi. Jika mendapat panas terus menerus, batuan ini
akan berubah menjadi batuan malihan.
f. Proses Pembentukan Tanah karena Pelapukan Batuan
Batuan memerlukan waktu jutaan tahun untuk berubah menjadi
tanah. Batuan menjadi tanah karena pelapukan. Batuan dapat
mengalami pelapukan karena berbagai faktor, di antaranya cuaca dan
kegiatan makhluk hidup. Pelapukan yang disebabkan oleh faktor
cuaca ini disebut pelapukan fisika. Adapun makhluk hidup yang
menyebabkan pelapukan, misalnya pepohonan dan lumut. Pelapukan
yang disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup ini disebut pelapukan
biologi (Azmiyawati, 2008: 128)
g. Susunan Bumi
Dalam susunan bumi, peneliti membahas tentang selimut bumi
dan lapisan penyusun bumi.
1) Selimut Bumi
Berbicara tentang Bumi, kita tidak boleh melupakan
selubung udara yang menyelimuti Bumi. Selubung udara itu
disebut atmosfer. Azmiyawati (2008: 139-140) mengungkapkan
bahwa atmosfer terdiri atas lapisan troposfer, stratosfer,
mesosfer, dan termosfer.
Lapisan troposfer terbentang sejauh 10 km dari permukaan
bumi. Lapisan troposfer merupakan lapisan yang paling dekat
dengan Bumi. Lapisan inilah yang memengaruhi cuaca. Di atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
lapisan troposfer terdapat lapisan stratosfer. Lapisan stratosfer
berjarak 10–50 km di atas permukaan bumi. Udara di lapisan
stratosfer sangat dingin dan tipis. Lapisan di atas stratosfer yaitu
mesosfer. Lapisan mesosfer berjarak 50-80 km di atas
permukaan bumi.
Lapisan di atas mesosfer yaitu lapisan termosfer. Lapisan
termosfer terbentang pada ketinggian 80–500 km di atas
permukaan bumi. Di lapisan ini terjadi efek cahaya yang disebut
aurora. Lapisan yang paling jauh dari permukaan bumi yaitu
lapisan eksosfer. Eksosfer ada di ketinggian 700 km di atas
permukaan bumi. Setelah lapisan eksosfer adalah angkasa luar.
(Azmiyawati, 2008: 139-140)
2) Lapisan Penyusun Bumi
Azmiyawati (2008: 141) mengungkapkan ada tiga lapisan
penyusun Bumi yaitu :
a) Kerak
Kerak adalah lapisan terluar permukaan bumi yang
berupa batuan keras dan dingin setebal 15–60 km.
b) Selubung atau Mantel
Selubung atau mantel merupakan lapisan di bawah
kerak yang tebalnya mencapai 2.900 kilometer. Lapisan
mantel merupakan lapisan yang paling tebal. Lapisan ini
terdiri atas magma kental yang bersuhu 1.400°C–2.500°C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
c) Inti
Inti terdiri atas dua bagian, yaitu inti luar dan inti
dalam. Lapisan inti luar merupakan satu-satunya lapisan
cair. Lapisan ini mempunyai tebal ±2.255 kilometer,
sedangkan lapisan inti dalam setebal ±1.200 kilometer. Inti
dalam merupakan bola logam yang padat dan mampat,
bersuhu sangat panas sekitar 4.500°C.
B. Penelitian yang Relevan
Peneliti menemukan beberapa penelitian relevan atau mempunyai
keterkaitan dengan judul penelitian. Penelitian tersebut antara lain :
Penelitian pertama oleh Norika (2014) dengan judul “Pemahaman dan
Miskonsepsi Konsep Gaya pada Siswa di Empat SMA Swasta di
Yogyakarta”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan deskriptif
kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui miskonsepsi apa
yang banyak terjadi pada siswa dalam memahami konsep gaya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa miskonsepsi yang banyak
dijumpai pada siswa di empat SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah
gaya akhir untuk menentukan/menetapkan penentuan gerak, tidak dapat
membedakan antara kecepatan dengan percepatan, dengan menghilangnya
dorongan, kehilangan/menerima dorongan aslinya, hanya
perantara/peralatan yang aktif yang menyebabkan gaya lebih besar,
gabungan gaya menentukan arah, gerakan yang menyatakan bahwa terdapat
gaya aktif pada benda, ada hambatan, dan gaya dorong oleh pukulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
Penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti
karena sama-sama meneliti tentang miskonsepsi materi gaya pada IPA
Fisika. Pembedanya adalah jika penelitian tersebut mendeteksi miskonsepsi
materi gaya pada siswa SMA, sedangkan peneliti melakukan penelitian
tentang miskonsepsi materi gaya ditambah pesawat sederhana, sifat-sifat
cahaya, periskop, proses terbentuknya tanah, proses pembentuan tanah
karena pelapukan batuan dan susunan bumi pada siswa kelas V Sekolah
Dasar.
Penelitian yang kedua oleh Suryanto dan Yuni (2002) dengan judul
“Pemahaman Murid Sekolah Dasar Terhadap Konsep-Konsep Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis Adanya
Miskonsepsi”. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini bertujuan
untuk (1) mengetahui pemahaman murid sekolah dasar terhadap konsep-
konsep IPA berbasis biologi, (2) mengidentifikasi adanya miskonsepsi, dan
(3) mencari penyebab miskonsepsi berdasarkan pola jawaban yang
diberikan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa miskonsepsi masih banyak
terjadi pada konsep-konsep yang diteliti. Jika digunakan kriteria 75%
sebagai ambang batas pemahaman konsep yang benar maka hanya
dtemukan suatu konsep yaitu konsep tentang bernapas yang dapat dipahami
dengan baik oleh murid. Berdasarkan analisis terhadap pola jawaban yang
diberikan murid ternyata dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi yang terjadi
pada murid antara lain disebabkan karena dalam memahami suatu konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
murid mengandalkan pada pengalaman sehari-hari dan hasil pemikiran
logis.
Penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti
karena sama-sama mengidentifikasi adanya miskonsepsi. Pembedanya
dalam penelitian ini mengidentifikasi miskonsepsi pada IPA Biologi,
sedangkan dalam penelitian yang dilakukan peneliti mengidentifikasi
miskonsepsi pada IPA Fisika.
Penelitian ketiga oleh Zuldafrial (2014) dengan judul “Pengaruh
Heterogenitas Terhadap Hasil belajar Program Studi Sejarah STKIP-
PGRI Pontianak”. Jenis penelitian ini adalah ex post facto dengan desain
factorial 2x2x2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
heterogenitas mahasiswa yang disebabkan oleh faktor pembawaan dan
lingkungan terhadap hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hasil belajar antara Mahasiswa-
mahasiswi yang pekerjaan orang tuanya Pegawai Negeri dan mahasiswa-
mahasiswi yang pekerjaan orang tuanya Pegawai Swasta. kelompok
mahasiswa-mahasiswi yang pekerjaan orang tuanya Pegawai Negeri hasil
belajarnya lebih tinggi dari hasil belajar kelompok mahasiswa-mahasiswi
yang pekerjaan orang tuanya Pegawai Swasta.
Penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan peneliti,
karena sama-sama meneliti perbedaan hasil berdasarkan pekerjaan orang
tua. Pembedanya jika dalam penelitian tersebut meneliti perbedaan hasil
belajar berdasarkan pekerjaan orang tua, sedangkan dalam penelitian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
https://cancer55.wordpress.com/2014/10/27/pengaruh-heterogenitas-terhadap-hasil-belajar-program-studi-sejarah-stkip-pgri-pontianak/https://cancer55.wordpress.com/2014/10/27/pengaruh-heterogenitas-terhadap-hasil-belajar-program-studi-sejarah-stkip-pgri-pontianak/https://cancer55.wordpress.com/2014/10/27/pengaruh-heterogenitas-terhadap-hasil-belajar-program-studi-sejarah-stkip-pgri-pontianak/
-
39
dilakukan oleh peneliti meneliti tentang perbedaan miskonsepsi berdasarkan
pekerjaan orang tua.
Penelitian keempat oleh Rahmawati (2012) yang berjudul “Studi
Komparasi Tingkat Miskonsepsi Siswa Pada Pembelajaran Biologi Melalui
Model Pembelajaran Konstruktivisme Tipe Novick Dan Konstruktivis”.
Jenis penelitian ini yaitu eksperimen semu menggunakan Pre-test Post-test
Non Equivalent Control Group Design. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah ada perbedaan tingkat miskonsepsi pada materi sistem
ekskresi siswa kelas XI IPA SMA N 4 Surakarta tahun Pelajaran 2012/2013
melalui penerapan model pembelajaran kontruktivisme tipe Novick dan
pembelajaran konstruktivis-kolaboratif.
Hasil uji hipotesis tingkat miskonsepsi siswa melalui pembelajaran
konstruktivisme tipe Novick dan konsruktivis kolabortif diperoleh nilai p-
value< 0,05 (0.002 < 0.05), sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan
tingkat miskonsepsi siswa SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran
2012/2013 melalui pembelajaran kontruktivisme tipe Novick dan
pembelajaran berbasis kontruktivis-kolaboratif.
Penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan peneliti,
karena sama-sama membandingkan miskonsepsi berdasarkan variabel
bebas. Pembedanya jika dalam penelitian tersebut meneliti perbedaan
miskonsepsi dilihat dari metode mengajar, sedangkan dalam penelitian yang
dilakukan oleh peneliti meneliti tentang perbedaan miskonsepsi dilihat dari
pekerjaan orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
Berdasarkan keempat penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa peneilitan tersebut relevan atau memiliki keterkaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan peneliti yang berjudul Miskonsepsi IPA
Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 Se-Kecamatan Berbah Sleman
Tahun 2015. Peneliti membuat sebuah bagan tentang literature map
penelitian terdahulu sampai dengan penelitian yang dilakukan. Dalam
literature map ditunjukkan penelitian yang relevan mendasari penelitian
yang dilakukan. Literature map penelitian yang relevan dapat dilihat pada
gambar 2.9.
Gambar 2.9 Literature Map Penelitian-penelitian Relevan
Pemahaman dan Miskonsepsi Konsep
Gaya pada Siswa di Empat SMA
Swasta di Yogyakarta
Oleh Norika (2014)
Studi Komparasi Tingkat Miskonsepsi
Siswa pada pembelajaran Biologi
Melalui Model Pembelajaran
Kontruktivisme Tipe Novick Dan
Kontuktivis
Oleh Rahmawati (2012)
Pengaruh Heterogenitas Terhadap Hasil
Belajar Program Stud Sejarah STKIP-
PGRI Pontianak
Oleh Zuldafrial (2014)
Pemahaman Murid Sekolah Dasar
Terhadap Konsep-Konsep Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) Berbasis
Biologi: Suatu Diagnosis Adanya
Miskonsepsi
Oleh Suryanto dan Yuni (2002)
Penelitian yang
dilakukan oleh
peneliti
Miskonsepsi IPA
Fisika Siswa Kelas V
SD Negeri Semester 2
Se-Kecamatan Berbah
Sleman Tahun 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
Berdasarkan gambar 2.9 dapat djelaskan bahwa keempat penelitian
sebelumnya mendasari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian
yang dilakukan oleh Norika dan Suryanto sama-sama meneliti tentang
miskonsepsi. Penelitian yang dilakukan oleh Zuldafrial (2014) dan
Rahmawati (2012) sama-sama meneliti tentang perbedaan variabel
independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen.
C. Kerangka Berpikir
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang sifatnya
pasti karena gejala yang diamati relatif nyata dan terukur. Nyata dan
terukurnya gejala yang diamati pada Ilmu Pengetahuan Alam, tidak
menjamin siswa untuk dapat memahami konsep dasar yang sudah
ditetapkan ahli. Terbukti masih banyak siswa yang salah memahami konsep
pada materi Ilmu Pengetahuan Alam. Salah pemahaman suatu konsep
disebut dengan miskonsepsi.
Miskonsepsi merupakan konsep awal yang dibawa siswa tidak sesuai
atau bertentangan dengan konsep yang diterima para ahli. Miskonsepsi
dapat disebabkan oleh siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode
mengajar. Miskonsepsi dapat pula terjadi karena faktor pekerjaan orang tua.
Berdasarkan penjelasan yang sudah disampaikan, maka untuk
menemukan miskonsepsi yan