mini skripsi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya
adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai
mediumnya. Sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam
kehidupannya, maka ia tidak saja merupakan suatu media untuk menyampaikan
ide, teori atau system berpikir tetapi juga merupakan media untuk menampung
ide, teori serta sitem berpikir manusia. Sebagai karya kreatif, sastra harus mampu
melahirkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan
keindahan manusia, disamping itu sastra harus mampu menjadi wadah
penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang
kehidupan umat manusia.
Kemampuan sastra dalam menyampaikan pesan menempatkan sastra
menjadi sarana kritik social. Contohnya dapat dilihat dari kehidupan kita sehari-
sehari , seperti penggunaan puisi dalam demonstrasi . tetapi kritik social dapat
juga disampaikan oleh teks dengan cara yang lebih tersirat dan harus melalui
piranti-piranti sastra, seperti penggunaan symbol dan nada ironis1.
Karya sastra yang selama ini dihasilkan tidak pernah lepas dari adanya
karakter tokoh yang berbeda-beda dan menggambarkan masing-masing dari
kejiwaan manusia. Melalui karakter tokoh yang ditampilkan secara fiksi ini
makasecara tidak langsung karya sastra telah ikut andil dalam kehidupan manusia
dalam segala aspek, tidak terkecuali dalam ilmu jiwa atau psikologi2. Hal ini tidak
terlepas dari pemahaman yang menyatakan bahwa manusia terdiri dari jiwa dan
raga. Penelitian yang menggunakan pendekatan psikologi terhadap karya-karya
sastra merupakan bentuk pengungkapan terhadap karya sastra dari sisi
1 Atar Semi, M. 1993. Anatomi Sastra. Bandung: Angkasa Raya.
2 Bimo Walgito. 1978. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi
Offset.
1
psikologisnya. Alas an ini didorong karena setiap karya satra yang ad telah
dimanusiakan oleh si pengarang. Mereka semua diberi jiwa, diberi raga dan
bahkan sampai akal dan fikiran.
Pudarnya Pesona Cleopatra merupakan salah satu karya Habiburrahman El
Shirazi. Seorang penulis terkenal lulusan Mesir yang hampir separuh karyanya
difilmkan ini mempunyai banyak karya novel maupun cerpen yang tidak sedikit
penikmat sastra yang setia membaca karyanya. Yang menarik dari cerpen ini
untuk diteliti adalah dari segi kesetiaan seorang istri yang sangat ta’dhim kepada
suami yang telah menyia-nyiakan kehidupannya.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini mengambil judul Kesetiaan
Tokoh Raihana dalam cerpen Pudarnya Pesona Cleopatra dengan pendekatan
Psikologi Sastra karya Habiburrahman El-Shirazi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat kami rumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Apa penyebab kesetiaan Raihana pada suaminya?
2. Mengapa Raihana harus setia kepada suaminya?
3. Bagaiman Raihana memainkan kesetiaannya dalam setiap episode
kehidupannya yang penuh cobaan?
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, agar penelitian tetap terfokus dan tidak melebar
melewati focus permasalahan maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun
masalah yangdibatasi dalam penelitian ini dibatasi pada deskripsi kepribadian
tokoh Raihana dalam cerpen Pudarnya Pesona Cleopatra berdasarkan teori
kepribadian psikoanalisis Erich Fromm.
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah dan pembatasan masalah diatas, maka
dapat dirumuskan permasalahn sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan penyebab kesetiaan Raihana kepada suaminya.
2
2. Mendeskripsikan konflik psikologis kesetiaan Raihana kepada
suaminya.
3. Mendeskripsikan sikap tokoh Raihana dalam menghadapi konfik cinta
dan batinnya.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat member manfaat, baik secara teoritis maupun
praktis, yaitu.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan memperkaya
khazanah ilmu pengetahuan mengenai studi sastra khususnya dengan
pendekatan psikologi sastra. Penelitian ini juga diharapkan mampu
member sumbangan dalam teori sastra.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca
untuk lebih bisa memahami isi cerita dalam cerpen Pudarnya Pesona
Cleopatra terutama dalam karakter tokoh si istri tentang cerita
kesetiaannya serta konflik bathin dari sang suami.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tokoh dan Penokohan
Sebagian besar tokoh-tokoh fiksi adalah tokoh-tokoh rekaan dan struktur yang
akan dikaji dalam cerpen ini menitikberatkan pada tokoh dan penokohannya.
Kehadiran tokoh dalam cerita berkaitan dengan terciptanya konflik. Penokohan
adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seorang yang ditampilkan dalam
sebuah cerita. Penokohan juga dapat dikatakan sebagai proses penampilan tokoh
sebagai pembawa peran watak tokoh dalam suatu cerita.
3
Penokohan dalam cerita dapat disajikan melalui dua metode, yaitu metode
langsung (analitik) dan metode tidak langsung (dramatik). Metode langsung
(analitik) adalah teknik pelukisan tokoh cerita yang memberikan deskripsi, uraian
atau penjelasan langsung. Pengarang memberikan komentar tentang kedirian
tokoh cerita berupa lukisan sikap, sifat, watak, tingkah laku, bahkan ciri fisiknya.
Metode tidak langsung (dramatik) adalah teknik pengarang mendeskripsikan
tokoh dengan membiarkan tokoh-tokoh tersebut saling menunjukkan kediriannya
masing-masing,
Tokoh berkaitan dengan orang atau seseorang sehingga perlu penggambaran
yang jelas tentang tokoh tersebut. Jenisjenis tokoh dapat dibagi sebagai berikut.
1. Berdasarkan segi peranan atau tingkat pentingnya.
a. Tokoh utama yaitu yang diutamakan penceritaannya dalam novel dan sangat
menetukan perkembangan alur secara keseluruhan.
b. Tokoh tambahan yaitu tokoh yang pemunculannya lebih sedikit dan
kehadirannya jika hanya ada keterkaitannya dengan tokoh utama secara
langsung dan tidak langsung.
2. Berdasarkan segi fungsi penampilan tokoh.
a. Tokoh Protagonis yaitu tokoh utama yang merupakan pengejawantahan nilai-
nilai ideal bagi pembaca.
b. Tokoh antagonis yaitu tokoh penyebab terjadinya konflik.
2.2 Pendekatan Psikologi Sastra
1. Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari perkataan Yunani ‘psyche’ yang artinya jiwa, dan
‘logos’ yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologis (menurut arti kata)
psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai
macammacam gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pengertian
‘psikologi’ adalah ilmu yang berkaitan dengan dengan proses-proses mental baik
normal maupun abnormal yang pengaruhnya
pada perilaku atau ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa
4
Dengan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa psikologi adalah
ilmu yang mempelajari jiwa manusia, baik mengenai gejala-gejalanya, prosesnya
maupun latar belakangnya yang tercermin dalam tingkah laku serta aktivitas
manusia atau individu sendiri. Dalam penelitian ini, ada beberapa peristiwa
kejiwaan yang perlu dipahami antara lain.
1. Konflik
a. Approach-approach conflict, yaitu konflik-konflik psikis yang dialami oleh
individu karena individu tersebut mengalami dua atau lebih motif yang
positif dan sama kuat. Misalnya, seorang mahasiswa pergi kuliah atau
menemui temannya karena sudah berjanji.
b. Approach avoidance conflict, yaitu konflik psikis yang dialami individu
karena dalam waktu yang bersamaan menghadapi situasi yang mengandung
motif positif dan motif negatif yang sama kuat. Misalnya, mahasiswa diangkat
menjadi pegawai negeri (positif) di daerah terpencil (negatif).
c. Avoidance-avoidance conflict, yaitu konflik psikis yang dialami individu
karena menghadapi dua motif yang sama-sama negatif dan sama-sama kuat.
Misalnya, seorang penjahat yang tertangkap dan harus membuka rahasia
kelompoknya dan apabila ia melakukan akan mendapat ancaman dari
kelompoknya.
d. Double approach avoidance conflict, yaitu konflik psikis yang dialami
individu karena menghadapi dua situasi yang masing-masing mengandung
motif negatif dan motif positif yang sama kuat. Misalnya, seorang mahasiswa
harus menikah dengan orang yang tidak disukai (negatif) atau melanjutkan
studi (positif).
2. Sikap
Sikap merupakan masalah yang penting dan menarik dalam lapangan
psikologi. Sikap yang ada pada seseorang akan memberikan warna atau corak
pada perilaku atau perbuatan orang yang bersangkutan. Dengan mengetahui sikap
seseorang, orang dapat menduga respon atau perilaku yang akan diambil oleh
orang yang bersangkutan, terhadap sesuatu masalah atau keadaan yang
dihadapkan kepadanya.
5
Bimo Walgito menegaskan bahwa, “sikap itu merupakan organisasi
pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang
disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut
untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang
dipilihnya”
2. Pengertian Psikologi Sastra
Psikologi sastra merupakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan segi-
segi kejiwaan dan menyangkut bathiniah manusia. Lewat tinjauan psikologi akan
nampak bahwa fungsi dan peran sastra adalah untuk menghidangkan citra
manusia yang seadil-adilnya atau sehidup-hidupnya atau paling sedikit untuk
memancarkan bahwa karya sastra pada hakikatnya bertujuan untuk melukiskan
kehidupan manusia.
3. Pendekatan Psikologi Sastra
Pendekatan psikologis adalah pendekatan yang bertolak dari asumsi bahwa
karya sastra selalu saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia. Manusi
mempunyai beragam keunikan dan karakter yang melekat di masing-masing
manusia, maka jika ingin mengetahui lebih dalam tentang keunikan karakter
manusia yang beragam dibutuhkan psikologi3.
Pendekatan yang peneliti gunakan dalm penelitian ini adalah pendekatan
Psikologi Sastra. Pendekatan semacam ini dapat dimanfaatkan untuk beberapa hal.
Pertama untuk memahami aspek kejiwaan pengarang dalam kaitannya dengan
proses kreatif karya sastra yang dihadirkannya. Kedua untuk mengeksplorasi segi-
segi pemkiran dan kejiwaan tokoh-tokoh utama cerita.
2.3 Teori Kepribadian Psikoanalisis Erich Fromm
Erich Pinchas Fromm merupakan seorang Psikologi, Psikoanalisis dan
filosofi manusia berkebangsaan Jerman. Dia dilahirkan di Frankfurt am Main.
Erich Fromm pertama kali belajar pada tahun 1919 di Universitas Heidelberg di
fakultas Sosiologi dan dia merupakan anggota Partai Sosialis Amerika pada era
1950-an.
3 Atar. Semi. Metode Penelitian sastra:1993: penerbit angkasa. Bandung
6
Cinta adalah penyatuan dalam kondisi tetap memelihara integritas
seseorang, individualitas seseorang. Cinta adalah kekuatan aktif dalam diri
manusia, kekuatan yang meruntuhkan tembok yang memisahkan manusia dari
sesamanya, yang menyatukan dirinya dengan yang lain.
Erich Fromm menyebutkan empat unsure yang harus ada dalam cinta:
1. Care (perhatian). Cinta harus melahirkan perhatian pada objek yang
dicinta, maka kita akan memperhatikan setiap yang dibutuhkan objek yang
dicintai sekaligus bisa meringankan beban dari yang dibutuhkan.
2. Responsibility (tanggung jawab). Cinta harus melahirkan sikap tanggung
jawabdan harus bisa menumbuhkan rasa tanggung jawab pada objek yang
dicintainya.
3. Respect (hormat). Cinta harus melahirkan sikap menerima apa adanya
pada objek yang dicintai. Kelebihannya disyukuri dan kekurangannya
diperbaiki.
4. Knowledge (pengetahuan). Cinta harus melahirkan rasa saling memiliki
dan mengetahui seluk beluk objek yang dicintainya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode
penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang sifat-sifat suatu individu,
keadaan atau gejala dari kelompok tertentu yang dapat diamati.
3.2 Pengumpulan data
Tekhnik pengumpulan data yang kami gunakan yaitu dengan cara Libarary
Research, mengumpulkan pustaka-pustaka yang berhubungan dengan teori dan
metodologi psikologi sastra serta. Mengelompokkan permasalahn-permasalahan
yang akan dikaji sekaligus mencari referensi yang sesuai dan bisa menjawab
permasalahan yang timbul.
7
Penelitian ini juga menggunakan beberapa tekhnik pengolahan data.
Tahap-tahap tersebut adalah:
1. Tahap Deskriptif
Tahap ini yaitu dengan mengumpulkan terlebih dahulu data yang telah
dideskripsikan untuk kemudian dikelompokkan menurut permasalahan
masing-masing.
2. Tahap Klasifikasi
Mengumpulkan data yang telah dideskripsikan sesuai dengan
permasalahan masing-masing.
3. Tahap Analisis
Melakukan penganalisisan terhadap data-data yang telah diklasifikasikan
menurut kelompoknya masing-masing berdasarkan teori yang sesuai.
4. Tahap Interpretasi
Memaknai hasil analisis data untuk mendapatkan pemahaman yang sesuai
dengan tujuan penelitian.
5. Tahap Evaluasi
Tahap pengoreksian kembali terhadap dat yang dianalisis untuk mendapat
suatu penelitian yang actual dan dapat dipertanggungjawabkan.
3.3 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah sebuah cerpen karya habiburrohman El Shirazi
yang berjudul Pudarnya Pesona Cleopatra.
3.4 Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah watak dari seorang tokoh perempuan yang
berperan sebagai seorang istri yang sangat setia kepada suaminya dalam cerpen
Pudarnya Pesona Cleopatra.
SINOPSIS CERITA
Cerita pendek Pudarnya Pesona Cleopatra bercerita tentang seorang laki-laki
lulusan kairo Mesir yang telah pulang ke Tanah Air (Indonesia). Sepulangnya dia
8
dari Mesir, orang tuanya menjodohkannya dengan seorang perempuan bernama
Raihana yang tak lain adalah anak dari sahabat karib dari kedua orang tuanya.
Usut punya usut ternyata perjodohan itu telah terlaksana mulai dikandungan,
sang orang tua telah menjodohkannya dengan Raihana sejak mulai di kandungan.
Dengan perasaan penuh pasrah hanya karena takdhim kepada orang tua dia
menerima perjodohan tersebut walaupun sebenarnya ia sangat keberatan.
Sebagai sarjana lulusan Mesir pastinya dia sangat menginginkan seorang
perempuan yang sangat cantik seperti titisan Cleopatra, dan saat perjodohan itu
terjadi dan diadakan Khitbah, sama sekali dia tak menemukan sedikitpun tetesan
kecantikan Cleopatra dalam diri calon pendamping hidupnya tersebut. Walaupun
seperti itu dia tetap tegar dan menerima perjodohan itu demi kedua orang tuanya.
Hari yang sangat mendebarkan akhirnya dating juga, ya. Pernikahan dalam
tragedi perjodohan tersebut akhirnya terlaksana dengan sangat khidmat. Perasaan
ingin memmberontak pada sang orang tua sangatlah kuat akan tetapi melihat
keteduha wajah sang orang tua dia tak kuasa untuk menolaknya.
Dihari pernikahan itu dia dan istri yang tidak dikehendakinya duduk
bersanding dipelaminan bagaikan mayat hidup yang tak kuasa menahan gejolak
perasaan yang sebenarnya menusuknya dari belakang. Tanpa gairah ia ikuti respsi
pernikahan itu demi orang tuanya.
Layaknya pengantin baru, dia memaksa hatinya untuk bisa mesra walaupun
dalam hatinya tidak ada kata cinta sedikitpun untuk sang istri. Raihana si istri
tersenyum dan bangga melihatku menyayanginya padahal hatinya menangisi
kebohongan dan kepura-puraannya.
Setelah dua bulan dia hidup bersama sang istri, mulailah perasaan hampa dan
tiada gairah menghinggapinya, betapa susahnya hidup dengan seorang perempuan
dalam satu atap tanpa cinta. Dengan bertambahnya bulan semakin bertambah pula
rasa muak terhadap sang istri dan dia merasa hidupnya sia-sia harus hidup dengan
perempuan yang tak dikehendakinya.
Tidak hanya dia yang merasa tersiksa dengan keadaan tersebut akan tetapi
sang istri juga merasakan hal yang sama, karena sang istri adalah seorang yang
berpendidikan maka si istri hanya bisa diam menghormatinya dengan penuh
takdzim.
9
Pernah suatu saat dia memanggil sang istri dengan sebutan “mbak”
Raihanapun menangis terisak sambil memeluk kakinya seraya berkata “kalau mas
tidak mencintaiku, tidak menerimaku sebagi istri kenapa mas ucapkan akad
nikah? Kalau dalam tingkahku melayani mas masih ada yang kurang berkenan,
kenapa mas tidak bilang dan menegurnya, kenapa mas diam saja, aku harus
bersikap bagaimana untuk membahagiakan mas, kumohon bukalah sedikit hatimu
untuk menjadi ruang bagi pengabdianku, bagi menyempurnakan ibadahku didunia
ini”. Raihana mengiba penuh pasrah. Aku menangis menitikan air mata buka
karena Raihana tetapi karena kepatunganku.
Haripun terus berjalan tanpa komunikasi yang renyah dalam hubungan
mereka. Sampai akhirnya si istri hamil. Dan memasuki bulan keenam dari
kehamilannya Raihan meminta izin untuk menetap dirumah orang tuanya demi
merawat dengan baik calon bayi tersebut. Ketika berpamitan Raihana sempat
berpesan “Mas, untuk menambah biaya kelahiran anak kita, tolong nanti cairkan
tabunganku yang ada di ATM. Aku taruh dibawah bantal, no.pinnya sama dengan
tanggal pernikahan kita”.
Waktu terus berjalan dan dia merasa enjoy dengan hidupnya tanpa sang istri.
Tapi saat ia membutuhkan sesuatu dalam kebutuhan sehari-harinya. Dia merasa
sangat kehilangan sosok lembut dan perhatian sang istri. Sampai kehamilannya
yang kedelapan bulan dia belum sama sekali menyempatkan diri untuk menjenguk
sang istri dan calon bayinya ia menyempatkan diri pulang ke rumahnya
mengambil uang tabungan yang disimpan sang istri dibawah bantal. Dibawah
kasur itu dia menemukan kertas Merah jambu. Dengan rasa takut ia baca surat itu
satu persatu. Dan ya Rabbii ternyata surat-surat itu adalah ungkapan hati Raihana
yang selama ini dia zhalimi. Ia menulis, betapa ia mati-matian mencintainya,
meredam rindunya akan belaiannya. Ia menguatkan diri untuk menahan nestapa
dan derita yang luar biasa. Hanya Allah lah tempat ia meratap melabuhkan
dukanya. Dan ya .. Allah, ia tetap setia memanjatkan doa untuk kebaikan
suaminya. Dan betapa dia ingin hadirnya cinta sejati darinya.
Inilah isi akhir dari surat sang istri:
” Ya Allah inilah hamba-Mu yang kerdil penuh noda dan dosa
kembali datang mengetuk pintumu, melabuhkan derita jiwa ini kehadirat-
10
Mu. YaAllah sudah tujuh bulan ini hamba-Mu ini hamil penuh derita dan
kepayahan. Namun kenapa begitu tega suami hamba tak mempedulikanku
dan menelantarkanku. Masih kurang apa rasa cinta hamba padanya. Masih
kurang apa kesetiaanku padanya. Masih kurang apa baktiku padanya? Ya
Allah, jika memang masih ada yang kurang, ilhamkanlah pada hamba-Mu
ini cara berakhlak yang lebih mulia lagi pada suamiku.
Ya Allah, dengan rahmatMu hamba mohon jangan murkai dia
karena kelalaiannya. Cukuphamba saja yang menderita. Maafkanlah dia,
dengan penuh cinta hamba masih tetap menyayanginya. Ya Allah berilah
hamba kekuatan untuk tetap berbakti dan memuliakannya. Ya Allah,
Engkau maha Tahu bahwa hamba sangat mencintainya karena-Mu.
Sampaikanlah rasa cinta ini kepadanya dengan cara-Mu. Tegurlah dia
dengan teguran-Mu. Ya Allah dengarkanlah doa hamba-Mu ini. Tiada
Tuhan yang layak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau”.
Setelah membaca surat tersebut betapa dia merasakan perasaan yang
sangat merasa bersalah telah memperlakukan sang istri dengan tidak layak.
Dengan menggunakan kendaraannya dia mengejar waktu untuk cepat menemui
sang istri. Tapi apa yang ia dapat? Sesampainya dia dirumah sang mertua, dia tak
menemukan sang istri disana. Dia bertanya kepada sang mertua “mana Raihana
Bu?” ibu mertuanya hanya menangis dan menangis. . Aku terus bertanya apa
sebenarnya yang telah terjadi. ” Raihana…istrimu. .istrimu dan anakmu yang
dikandungnya” . ” Ada apa dengan dia”. ” Dia telah tiada”. ” Ibu berkata apa!”. ”
Istrimu telah meninggal seminggu yang lalu. Dia terjatuh di kamar mandi. Kami
membawanya ke rumah sakit. Dia dan bayinya tidak selamat. Sebelum meninggal,
dia berpesan untuk memintakan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafannya
selama menyertaimu.
Sang ibu menyampaikan pesan-pesan sang istri sebelum ia meninggal.
Kata san ibu ia meminta maaf karena tidak bisa membuatnya bahagia. Dia
meminta maaf telah dengan tidak sengaja membuatnya menderita. Dia
memintanya meridhionya” . Hatinya bergetar hebat. ” kenapa ibu tidak memberi
kabar padaku?”. “Ketika Raihana dibawa ke rumah sakit, aku telah mengutus
seseorang untuk menjemputmu di rumah kontrakan, tapi kamu tidak ada.
11
Dihubungi ke kampus katanya kamu sedang mengikuti pelatihan. Kami tidak
ingin mengganggumu. Apalagi Raihana berpesan agar kami tidak mengganggu
ketenanganmu selama pelatihan. Dan ketika Raihana meninggal kami sangat
sedih, Jadi Maafkanlah kami”. Itulah ungkapan sang ibu mnyampaikan pesan-
pesan dari sang istri.
Dia menangis tersedu-sedu. Hatinya pilu. Jiwanya remuk. Ketika dia
merasakan cinta Raihana, Raihana telah tiada. Ketika dia ingin menebus dosanya,
dia telah meninggalkannya. Ketika ia ingin memuliakannya raihana telah tiada.
Dia telah meninggalkannya tanpa memberinya kesempatan untuk sekedar minta
maaf dan tersenyum padanya. Tuhan telah menghukumnya dengan penyesalan
dan perasaan bersalah tiada terkira.
ANALISIS DATA
Genre/bidang cerpen dalam kesusasteraan Melayu termasuk dalam
kategori cereka, merupakan satu bidang yang popular. Terdapat lima genre/bidang
dalam kesusasteraan Melayu moden iaitu cerpen, drama, esei/kritik, novel dan
puisi. Cerpen ialah cerita berdasarkan fakta di campur dengan imaginasi.
Manakala sastera pula payah diberikan definisi yang universal, justeru sastera
bukan sesuatu yang dijumpai tetapi sebuah nama yang diberikan kepada sesebuah
karya tertentu dalam lingkungan budaya tertentu. Bagaimanapun dapat
disimpulkan bahawa kesusasteraan ialah ciptaan seni yang disampaikan melalui
bahasa. Di dalamnya ada bahan yang indah, bahasa yang indah dan teknik
penceritaan yang indah. Yang indah dalam kesusasteraan juga bukan hanya yang
cantik di mata tetapi mempunyai nilai estatika.
Dengan ini cerpen ialah satu gabungan yang tidak seimbang antara
pengalaman (realiti/benar berlaku) dengan rekaan (imaginasi) pengarang.
Panjangnya cerpen ialah antara 5,000 hingga 20,000 patah perkataan. Oleh sebab
makna dari segi istilah cerpen itu ialah cerita pendek maka ada yang menyebutkan
panjang cerpen ialah sehabis meminum secawan kopi atau sehabis menghisap
sebatang rokok.
12
Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel.
Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai
satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka
waktu yang singkat.
Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung
memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis: eksposisi (pengantar
setting, situasi dan tokoh utamanya), komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang
memperkenalkan konflik dan tokoh utama); komplikasi (peristiwa di dalam cerita
yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat, krisis (saat yang
menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah);
klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang
mengandung aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana
konflik dipecahkan); dan moralnya.
Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin
pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali
mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan
cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang,
plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun
demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan
dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis.
Menurut teori dari Erich Fromm tentang cinta, yaitu dimana manusia
membutuhkan Respect yaitu rasa saling menghormati satu sama lain, Tokoh
Raihana dalam cerpen tersebut berusaha menyempurnakan cintanya dengan
ngaplikasikan rasa hormat kepada suaminya kaena menurut dia cinta
membutuhkan rasa hormat. “kalau mas tidak mencintaiku, tidak menerimaku
sebagi istri kenapa mas ucapkan akad nikah? Kalau dalam tingkahku melayani
mas masih ada yang kurang berkenan, kenapa mas tidak bilang dan menegurnya,
kenapa mas diam saja, aku harus bersikap bagaimana untuk membahagiakan mas,
kumohon bukalah sedikit hatimu untuk menjadi ruang bagi pengabdianku, bagi
menyempurnakan ibadahku didunia ini” salah satu penggalan cerita yang
13
menunjukkan bahwa Raihana begitu ta’dhimnya kepada sang suami walaupun dia
tak mendapatkan perhatian dari suaminya.
Perasaan benci sang suami bukan karena tanpa alas an tapi karena satu alas
an kuat yang membuatnya tidak bisa mencintai sang istri. Menurut Fromm rasa
benci itu menekankan pada iklim sosialnya sebagai sumber kemarahan dan
kebencian. Sang suami sangat menginginkan seorang istri yang cantik seperti
layaknya kecantikan Cleopatra seorang ratu Mesir tapi harapan itu tak bisa
terwujud Karen perjodohan dari sang orang tua. Oleh karena keadaan sosial yang
seperti itu dia meluapkan rasa bencinya kepada sang istri.
Konflik bathin yang dialaami sang istri (tokoh utama) ini ditinjau dari sisi
psikologis atau kejiwaan yang dipendam oleh sang istri atas perlakuan sang
suami. Menurut Maslow, konflik bathin jika dipandang dari sisi psikologisnya
maka dia membutuhkan a. kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis. b. kebutuhan
rasa aman. c. kebutuhan akan cinta dan memiliki. d. kebutuhan akan harga diri,
dan e.kebutuhan akan aktualisasi diri. Dari berbagai kebutuhan ini sang istri tidak
satupun mendapatkannya dari sang suami.
Abraham Maslow juga memperlihatkan bahwa berbagai ketakutan dan
keraguan kita sendiri berakar dari ketidakmatangan dan kebencian. Sang suami
merupakan salah satu orang yang masih kurang matang dalam hal percintaan.
Sebagai seorang lulusan Mesir dia mengharapkan istri yang juga berasal dari
Mesir tanpa suatu alas an yang dewasa tapi hanya Karena dia seorang sarjana
Mesir.
Langkah-langkah yang harus ada dalam sebuah CERPEN
Pertama
Intelek iaitu ada sesuatu pemikiran yang tinggi dalam cerpen tersebut. Maknanya
dalam karya tersebut ada mesej yang mahu disampaikan kepada pembaca supaya
boleh direnung dan difikir oleh pembaca untuk dijadikan panduan, mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman.
Kedua
Pancaran emosi dalam cerpen tersebut sama ada gembira, sedih, sinis. Maknanya
14
cerpen tersebut memilih persoalan dan stail/gaya bahasa yang boleh dihayati
dengan baik oleh pembacanya dan dapat menimbulkan suatu fikiran khusus serta
memberikan kesan pengajaran dan hiburan.
Ketiga
Peristiwa/persoalan dalam cerpen tersebut dituliskan dengan mata hati dan mata
fikir iaitu dengan imaginasi yang mengandungi unsur-unsur pemikiran bukan
angan-angan. Ada matlamat dalam penulisan cerpen ini dan biasanya hal-hal yang
positif.
Keempat
Sebuah cerpen ada teknik persembahannya yaitu cara olahannya, susunan
peristiwanya dan diksi-diksi yang dipilihnya.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari tokoh diatas adalah konflik bathin yang dihadapi sang
istri terhadap perlakuan suaminya. Sebagai seorang istri dia membutuhkan
kebutuhan cinta yang layak dari sang suami akan tetapi dia tak mendaptkannya
hanya karena tidak ada rasa cinta dari sang suami.
Kebutuhan cinta dari sang istri tidak pernah terungkap dihadapan suami.
Sang istri hanya menyimpan perasaan tersebut sampai akhirnya dia meninggal
dunia. Empat teori Erich Fromm tentang cinta tidak satupun sang istri
mendapatkannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Atar Semi, M. 1993. Anatomi Sastra. Bandung: Angkasa Raya.
Atar. Semi. Metode Penelitian sastra:1993: penerbit angkasa. Bandung
Bimo Walgito. 1978. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi
Offset.
http://www.blogdetik.com. Diakses pada tanggal 20 Juni 2010
www.psicologymania.com Diakses pada tanggal 20 juni 2010
tim. Membaca Sastra. 2002: Indonesia Tera Anggota IKAPI.
Teeuw.A. Sastera dan ilmu Sastera.1984: PT Dunia Pustaka Jaya Anggota IKAPI Jakarta.
16