minat investor bergeser ke sektor jasa · dan china. apalagi, indonesia belum menyelesaikan...

3

Upload: others

Post on 25-Sep-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Minat Investor Bergeser ke Sektor Jasa · dan China. Apalagi, Indonesia belum menyelesaikan per-masalahan yang menjadi faktor penentu dalam investasi. Di antaranya kemudahan perizinan,
Page 2: Minat Investor Bergeser ke Sektor Jasa · dan China. Apalagi, Indonesia belum menyelesaikan per-masalahan yang menjadi faktor penentu dalam investasi. Di antaranya kemudahan perizinan,

Realisasi PMA (US$)

28,5 29,3 28,9

32,1

29,2

21,2

1199,1

236

335,8

274,7222,3

147,3172,3

214,4188

293,4

367 354,5

2014 2015 2016 2017 2018 2019*2014 2015 2016 2017 2018 2019*

Manufaktur Jasa

Realisasi Investasi Sektor Manufaktur Vs Jasa

274,7236

199,1

Investasi manufaktur menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Pasalnya, sektor ini menjadi andalan untuk mengerek pertumbuhan ekonomi.Sementara itu, realisasi investasi manufaktur terus merosot dan kalah dibandingkan dengan sektor lainnya.

PERLUDIGENJOT

Ket: *) Januari-September

Bisnis/Amri Hidayat

4 Jumat, 1 November 2019

�REALISASI OKTOBER 2019

Penerimaan Cukai Capai Rp122,2 Triliun

Bisnis, JAKARTA — Realisasi penerimaan cukai sampai 30 Okto-ber 2019 mencapai Rp122,2 triliun atau 73,8% dari target APBN 2019 yang senilai Rp165,5 triliun.

Capaian tersebut ditopang oleh cukai hasil tembakau (CHT) senilai Rp116,7 triliun, naik Rp15,7 trili-un dibandingkan dengan periode yang sama 2018, dan minuman mengandung etil alkohol (MMEA) yang mencapai Rp5,3 triliun.

Jika diakumulasi, antara pene-rimaan kepabeanan dengan pene-rimaan cukai, realisasi penerima-an Bea Cukai sampai dengan 30 Oktober mencapai Rp154,1 triliun atau 74,3% dari target penerimaan senilai Rp208,8 trilun.

Pemerintah optimistis target pe-nerimaan bisa sesuai ekspektasi meski dibayangi risiko pelemahan di sejumlah sektor penerimaan.

Kepala Sub Direktorat Komuni-kasi dan Publikasi Bea Cukai Deni Surjantoro mengatakan, penerimaan bea masuk hingga akhir tahun 2019 dihadapkan pada kondisi tren pelemahan aktivitas impor

nasional, sebagai dampak situasi perlambatan perekonomian global.

Di satu sisi, kebijakan pengen-dalian impor, seperti kebijakan penyesuaian tarif PPh Impor ter-hadap 1147 jenis komoditas, bisa mengurangi kinerja harian impor 1147 jenis komoditas dibandingkan sebelum kebijakan diterapkan.

“Akan tetapi, karena porsinya yang hanya sekitar 4% dari total impor nonmigas, maka bisa dibilang efeknya tidak signifi kan menekan penerimaan,” kata Deni kepada Bisnis, Kamis (31/10).

Adapun soal penerimaan cukai bila dirata-rata, adalah 1/3 di se-mester I dan 2/3 di semester II. Tren itu merupakan dampak dari Peraturan Menteri Keuangan No. 20/PMK.04/2015 tentang Penundaan Pembayaran Cukai yang mewa-jibkan pelunasan CHT dilakukan tidak melewati tahun anggaran berjalan.

“Karena CHT berkontribusi sekitar 75%, maka kemudian mengakibat-kan pembayarannya menumpuk di akhir tahun,” jelasnya. (Edi Suwiknyo)

�KONFERENSI KELAPA SAWIT

�PROYEKSI OKTOBER 2019

Komoditas Pangan Picu Infl asiBisnis, JAKARTA — Kenaikan harga

pada sejumlah komoditas pangan di-prediksi akan menjadi penyebab infl asi pada Oktober 2019. Sejumlah ekonom memperkirakan, tingkat infl asi pada Oktober berada pada kisaran 3,2% secara year-on-year (yoy).

Sementara itu, berdasarkan konsen-sus Bloomberg, rata-rata infl asi pada Oktober adalah sebesar 3,29% (yoy), dengan estimasi atas 3,5% (yoy) dan

estimasi bawah sebesar 3,10% (yoy).Ekonom Bank Danamon Wisnu

Wardana mengatakan, infl asi Oktober 2019 kemungkinan masih 0,13% secara month to month (mtm) atau secara total 3,24% (yoy). “Penyumbang dari bahan baku makanan yaitu daging ayam dan makanan jadi,” tutur Wisnu kepada Bisnis, Kamis (31/10).

Senada dengan Wisnu, SVP Ekonom BNI Ryan Kiryanto juga mempredik-

si inflasi pada Oktober 2019 berkisar 0,1% (mtm), sehingga infl asi berkisar 3,22% (yoy). Kenaikan harga pangan menurut-nya menjadi pemicu infl asi pada bulan lalu.

Direktur Eksekutif In-def Tauhid Ahmad me-nyatakan, kemarau pan-jang mulai Oktober akan mempengaruhi produksi pangan. Alhasil, infl asi pangan berpeluang naik di atas 3,3% dari kondisi

saat ini 3,19% yang terpantau oleh Bank Indonesia (BI).

“Efek ke daya beli masih sulit karena infl asi terlalu rendah juga menjadi disinsentif bagi orang untuk berusaha karena keuntungan berkurang.”

Ekonom Bank Permata Josua Par-dede berpendapat, infl asi pada Okto-ber 2019 ini lebih dikarenakan oleh peningkatan gejolak harga.

Beberapa harga komoditas pangan menurut Josua cenderung meningkat. Misalnya beras yang tercatat infl asi 0,13% (mtm), daging ayam ras tercatat infl asi 7,25% (mtm), bawang merah infl asi 8,14% (mtm), dan daging sapi infl ais 0,04% (mtm).

Di sisi lain, masih ada beberapa ko-moditas pangan yang mengalami defl asi atau penurunan antara lain telur ayam defl asi -3,19% (mtm), cabai merah defl asi -4,09% (mtm), dan cabai rawit mengalami defl asi -3,83% (mtm).

“Ke depan infl asi diperkirakan stabil pada target BI di kisaran 3,2%-3,4% hingga akhir tahun.” (Gloria F.K. Lawi)

�PERCEPATAN VISI DAN MISI PRESIDEN

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.Jl. Rungkut Industri Raya No.18, Surabaya

Telp. (031) 8431699, Faks. (031) 8430986PENGUMUMAN

Dengan ini kami informasikan bahwa Direksi PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. telah menunjuk Sdr. Bambang Priambodo sebagai Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) menggantikan Sdr. Andy Revianto efektif sejak Jumat, 1 November 2019.

Seluruh korespondensi kepada Sekretaris Perusahaan harap ditujukan kepada:

Nama : Bambang Priambodo S.H., M.HumAlamat PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.

Sudirman Central Business District

Telepon : (021) 5151 234Email : [email protected]

Jakarta, 1 November 2019PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.

Direksi

Antara/Fikri Yusuf

Wakil Presiden Ma’ruf Amin (tengah) menabuh beduk didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kedua kiri), Gubernur Bali Wayan Koster (kedua kanan), Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono (kiri) dan Ketua Panitia Indonesia Palm Oil Conference and 2020 Price Outlook

(IPOC) Mona Surya saat pembukaan konferensi tersebut di Nusa Dua, Bali, Kamis (31/10). Konferensi minyak sawit yang mengambil tema Palm Oil Industry: Managing Market, Enhancing Competitiveness tersebut diikuti 1.100 peserta dari 18 negara.

Antara/Rivan Awal Lingga

Menko PMK Muhadjir Effendy (kiri) berjabat tangan dengan Mendikbud Nadiem Makarim seusai mengikuti rapat konsolidasi Kemenko PMK di Jakarta, Kamis (31/10). Rapat yang dihadiri para menteri di bawah koordinasi Kemenko PMK tersebut membahas percepatan visi misi Presiden Joko Widodo serta sasaran dan target indikator bidang PMK dalam RPJMN 2020—2024.

�REALISASI INVESTASI

Minat Investor Bergeser ke Sektor JasaBisnis, JAKARTA — Manufaktur

tidak lagi menjadi primadona investasi. Investor semakin berminat menanamkan modalnya di

sektor jasa sejalan dengan pembangunan infrastruktur yang digenjot pemerintah.

Muhamad [email protected]

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi sektor

industri manufaktur selama Januari—September 2019 hanya Rp147,3 triliun, lebih rendah diban-

dingkan periode yang sama 2018 Rp169,7 triliun.Sementara itu, minat investor mulai bergeser

ke sektor jasa. Tahun ini, realisasi investasi pada sektor jasa periode Januari—September mencapai

Rp354,6 triliun, hampir menyamai realisasi investasi pada 2018 yang mencapai Rp367 triliun.Plt. Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Pe-

nanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani mengatakan, investasi ke sektor jasa meningkat pada 2017—2019 karena pemerintah mengebut pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara.

“Memang investasi ada yang mengarah situ dan se-karang sektor tersebut menggeliat,” ujar Farah, Kamis (31/10). Farah enggan berbicara terlalu banyak mengenai penurunan investasi di sektor industri manufaktur.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa kontraksi investasi di sektor manufaktur merupakan

pekerjaan rumah bagi pemerintah. Dia berjanji untuk menyelesaikan permasalahan ini bersama dengan

pihak terkait.

“Kasih kami waktu satu bulan, kami akan konsolidasi-kan dan akan kami lihat peta potensinya dan akan kita ajak investor masuk ke industri manufaktur,” ujar Bahlil.

Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal mengatakan, faktor daya saing menjadi penyebab tertekannya investasi menuju sektor manufaktur. Menurutnya, ini disebabkan oleh faktor fundamental perekonomian Indonesia, bukan hanya sekedar faktor musiman.

“Ada masalah di iklim investasi manufaktur kita yang mempengaruhi daya tarik bagi investor untuk menanam-kan modal di sektor manufaktur,” ujar Faisal.

Hal ini pula yang menyebabkan tidak dipilihnya In-donesia sebagai tujuan relokasi oleh perusahaan yang terdampak perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Apalagi, Indonesia belum menyelesaikan per-masalahan yang menjadi faktor penentu dalam investasi.

Di antaranya kemudahan perizinan, kemudahan untuk mendapatkan lahan, akses energi, hingga masalah kete-nagakerjaan dimana Indonesia dikenal memiliki regulasi yang paling ketat dibandingkan dengan negara lain.

Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Perekonomian Bambang Adi Winarso menilai, perlambatan investasi di sektor ma-nufaktur disebabkan oleh adanya tahun politik.

Menurutnya, tahun politik menyebabkan investor me-milih untuk wait and see sembari menunggu hasil dari Pemilu. Selain itu, adanya

perlambat-an pertum-buhan ekono-mi global turut menekan realisa-si investasi.

“Industri yang sudah beroperasi banyak mengalami disrupsi karena regu-lasi dan pungutan di daerah. Ini juga faktor yang menghambat in-vestasi,” kata Bambang.

Sementara itu, total re-alisasi investasi kuartal III/2019 mencapai Rp205,7 triliun, meningkat 18,4% secara year-on-year (yoy).

Selama kuartal III/2019 realisasi PMDN mencapai Rp100,7 triliun, naik 18,9% (yoy), sedangkan PMA mencapai Rp105 triliun, meningkat 17,8 (yoy). Adapun, sepanjang Januari-September 2019 realisasi investasi mencapai Rp601,3 triliun.

M A K R O E K O N O M I

Page 3: Minat Investor Bergeser ke Sektor Jasa · dan China. Apalagi, Indonesia belum menyelesaikan per-masalahan yang menjadi faktor penentu dalam investasi. Di antaranya kemudahan perizinan,

PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.Jl. Rungkut Industri Raya No.18, Surabaya

Telp. (031) 8431699, Faks. (031) 8430986ANNOUNCEMENT

We hereby inform you that the Board of Directors of PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. has appointed Mr. Bambang Priambodo as Corporate Secretary to replace Mr. Andy Revianto effective as of Friday, 1 November 2019.

Any correspondence to the Corporate Secretary should be addressed to:

Name : Bambang Priambodo S.H., M.HumAddress PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.

One Pacific Place 18th FloorSudirman Central Business DistrictJl. Jendral Sudirman Kav. 52-53; Lot 3&5, Jakarta - 12190

Phone : (021) 5151 234Email : [email protected]

Jakarta, 1 November 2019PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.

The Board of Directors

rarieti
Typewritten Text
rarieti
Typewritten Text
UNOFFICIAL TRANSLATION
rarieti
Typewritten Text
rarieti
Typewritten Text
rarieti
Typewritten Text
rarieti
Typewritten Text
rarieti
Typewritten Text
rarieti
Typewritten Text