mikologi

12
Mikologi Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jamur (fungi) - banyak orang juga menyebut cendawan. Kajian dalam mikologi antara lain meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi jamur, budidaya jamur ( mushroom culture ). Mikologi sangat besar pengaruhnya terhadap fitopatologi karena banyak penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jamur; sehingga pernah fitopatologi disebut sebagai mikologi terapan (applied mycology). M I K O L O G I A. Pengetahuan Dasar (diberikan dalam paket bersama) 1. Dasar-dasar mikologi medik : Klasifikasi, patogenesis dan epidemiologi Elemen jamur, macam koloni Media standar, media khusus untuk indentifikasi Nutrisi,requirement, media klamidospor 2. Prinsip dasar diagnosis Pemeriksaan klinis mikologi. Pemerisaan sediaan, pewarnaan dengan KOH, Gram, tinta parker, metilen blue, dan interporetasinya. Pemeriksaan penunjang, biakan, histopatologi, imunologi, dan interpretasinya Penyinaran lampu WOOD dan interpretasinya. 3. Prisip dasar pengobatan jamur kulit Prinsip dermatoterapi : obat anti jamur (local dan sistematik). Prinsip dasar pemilihan obat B. Pengetahuan klinik 1. Mikosis superfisilis Non dermatofitosis o Piedra o Tinea nigra palmaris o Pitiriasis versikolor.

Upload: elvhynd-bei

Post on 02-Oct-2015

131 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

jenis - jenis jamur

TRANSCRIPT

Mikologi

Mikologi

Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jamur (fungi) - banyak orang juga menyebut cendawan.Kajian dalam mikologi antara lain meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi jamur, budidaya jamur (mushroom culture). Mikologi sangat besar pengaruhnya terhadap fitopatologi karena banyak penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jamur; sehingga pernah fitopatologi disebut sebagai mikologi terapan (applied mycology).

M I K O L O G I

A. Pengetahuan Dasar (diberikan dalam paket bersama) 1. Dasar-dasar mikologi medik : Klasifikasi, patogenesis dan epidemiologi Elemen jamur, macam koloni Media standar, media khusus untuk indentifikasi Nutrisi,requirement, media klamidospor 2. Prinsip dasar diagnosis Pemeriksaan klinis mikologi. Pemerisaan sediaan, pewarnaan dengan KOH, Gram, tinta parker, metilen blue, dan interporetasinya. Pemeriksaan penunjang, biakan, histopatologi, imunologi, dan interpretasinya Penyinaran lampu WOOD dan interpretasinya. 3. Prisip dasar pengobatan jamur kulit Prinsip dermatoterapi : obat anti jamur (local dan sistematik). Prinsip dasar pemilihan obatB. Pengetahuan klinik 1. Mikosis superfisilis Non dermatofitosis Piedra Tinea nigra palmaris Pitiriasis versikolor. Korinebakterium Eritrasma Trikomikosis aksilaris Dermatofitosis Tinea kapitis Tinea barbae Tinea palmaris et plantaris Tinea krusis Tinea korporis Tinea unguium Tinea fasialis Tinea sirsinata Tinea Ingkognito Tinea favosa Tinea imbrikata 19. Kandidosis Sistemik Lokalisata Kronik kutan 20. Mikosis protunda Misetoma : cumycetes, schizomycetes Kromomikosis Sporotrikosis Fikomikosis 21. Reaksi id C. Keterampilan klinik 1. Pemeriksaan fisis pasien : Pemeriksaan umum dan dermatology, serta pembuatan catatan medik berorientasikan masalah 2. Pemeriksaan Penunjang Pemerisaan laboratorium langsung (KOH, Gram, tinta parker, metilen blue), biakan, histopatologi dan interporetasinya. Pemeriksaan lampu WOOD dan interpretasinya. Pemeriksaan khusus tes trikofitin. 3. Analisis & sintesis untuk menetapkan diagnosis Analisis dan sisntesis data klinis dan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis dan diagnosis banding. Merencanakan pemeriksaan penunjang lainnya yang sesuai 4. Pengelolaan pasien seutuhnya Medik : Pengelolaan pasien Infeksi jamur (kurativ, preventif, promotif), melakukan tindakan dan menetapkan prognosis. Nonmedik : Edukasi penyuluhan : hygiene perorangan dan lingkungan. Pelaksanaan konsultasi dan rujukan. D. Kegiatan ilmiah 1. Pelatihan nalar : Diskusi pengetahuan klinik 2 X seminggu 2. Aplikasi klinis : Diskusi kasus E. Kegiatan mendidik F. Tanggung jawab G. Penelitian H. Tesis DAFTAR PUSTAKA*) 1. Conant NF, Smith DT, Baker RD Callaway Jl.Manual of Clinical Mycology Philedelphia. WB Saunders Co,1982 2. Rippon JW. Medical Mycology, the pathogenic fungsi and the pathogenic actinomycetes. Philedelphia .WB Saunders Co, 1988. 3. Budimulja U. Penyelidikan Dermatophytosis di RS. Cipto Mangunkusumo Jakarta Tesis FKUI, 1980. 4. Haley LTD, Callaway CS. Laboratory methods on medical Mycologgy. US Department of Health-Education and Wellfare, 1978. ALERGI IMUNOLOGI

A. Pengetahuan Dasar 1. Imunologi dasar Antigen dan imunogenisitas Antibodi dan imunoglobulin (pembentukan, struktur, biosintesis dan metabolisme ) Interaksi antigen dan antibodi Sistem Komplemen Reaksi hipresensitivitas Imunokompetensi Fungsi makrofag dan sel Langerhans Reaksi imun selular serta mediatornya Reaksi inflamasi Imunomodulasi imunopotensiasi, toleransi, imunosupresi Imunodefesiensi Penyakit autoimun Imunogenetik Imunofluoresensi Fotoalergi Fotobiologi 2. Mekanisme imunologik berkaitan dengan : Infeksi bakteri Infeksi virus Infeksi jamur dan parasit Tumor ganas 3. Erupsi obat a. Ringan b. Berat (sindrom steven-joohnson,nekrolisis epidermal toksik) 4. Prinsip dasar terapi alergik dan imunologik B. Pengetahuan Klinis Penyakit dengan dasar respoons imun (sesuai dengan tipe reaksi) 1. Tipe 1: Urtikaria ,dermatitis atopik,erupsi obat 2. Tipe 2 : Penyakit vesiko-bulosa kronik (pemfigus, pemfigoid bulosa, dermatitis herpetiformis Duhring) 3. Tipe 3 :Lupus eritematosis 4. Tipe 4 : Dermatitis Kontak, Dermatitis kontak foto 5. Lain-lain : Autoimun C. Keterampilan 1. Pemeriksaan fisis pasien alergi imunologik : Pemeriksaan umum dan dermatologi, serta pembuatan catatan medik berorientasikan masalah.2. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan Uji tempel terbuka / tertutup, dengan sinar Uji tusuk (prick-test) Uji intrakutan Uji pofokasi 3. Analisis dan sintesis untuk menetapkan diagnosis : Analisis dan sintesis data klinis dan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis banding. Merencanakan pemeriksaan penunjang lainnya yang sesuai. 4. Pengelolaan pasien seutuhnya Medik : pengelolaan pasien alergi imunologik (kuratif, preventif, rehabilitatif) melakukan tindakan , dan menetapkan prognosis. Nonmedik : edukasi penyuluhan alergik : terhadap pasien, keluarga, masyarakat. Penatalaksanaan konsultasi dan rujukan. D. Kegiatan ilmiah 1. Diskusi pengetahuan klinik 2 X seminggu 2. Diskusi kasus E. Kegiatan Mendidik F. Tanggung jawab G. Penelitian H. Tesis DAFTAR PUSTAKA*) 1. Bellanti JA Immunology III Phildelphia. WB Saunders Co,1985 2. Fisher AA . Contact dermatitis 3 rd ed. New York : Lea & Febriger.3. Dahl MU. Clinical Imunodermatology, New York : Yearbook of Medical Publication inc, 1981. 4. Malten KS, Nater JP, van Ketel WC WC. Patch test guidelines. Amsterdam Dekker & va de Vegt, Xeynege, 1976. 5. De Groot AC. Test Coservative & Vehicle for 2800 allergens. Amsrerdam : Elsevier, 1986. 6. William PE. Fundamental immunology. 2end New York Roven Press,1989.

Sekilas Tentang Mikologi ( Jamur )

Mikologi Berasal dari bahasa Yunani Mykes yang berarti Jamur dan Logos yang berarti Ilmu. Mikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jamur. Dalam bahasa Inggris Jamur disebut Fungi / Fungus.Ciri-ciri jamur :-Merupakan sel Eukariotik (mempunyai Inti yang jelas)-Berkembang biak dengan spora secara asexual maupun sexual-Tidak berklorofil-Dinding sel terdiri dari khitin dan selulosa-Bersifat sebagai Saprofit

Peranan jamur dialam ada yang bermanfaat dan ada yang merugikan bagi manusia,Yang bermanfaat diantaranya adalah :-Fermentasi alcohol, pembuatan tempe, menghasilkan antibiotik (Penicillium notatum).-Jamur yang bisa dimakan edible Mushrom (Volvariella volvacea, Pleurotus ostreatus) dll

Yang merugikan diantaranya :-yang bersifat pathogen pada manusia-merusak perabot, penyakit tumbuhan

MORFOLOGIBentuk jamur secara garis besar ada 3 bentuk yaitu :a. Yeastmerupakan jamur uniselluler yang berbentuk oval / lonjong dengan diameter 3 15 mikron, berkembang biak dengan cara membelah diri (asexual) membentuk tunas atau budding cell. Yeast ada dua yaitu : Yeast murni merupakan jamur uniselluler yang tidak mampu membentuk pseudohifa/ klamidospora, Yeast like merupakan jamur uniselluler yang mampu membentuk pseudohifa.Contoh :Candida sp,Candida albicans,Torulla (koloni berwarna merah / orange),Cryptococcus neoformans Secara makroskopik (pada media padat SGA) koloni jamurbentuk yeast tampak Smooth, warna krem, cembung bauseperti ragi. Identifikasi dengan uji biokimia

b. Mold / KapangMerupakan jamur multiselluler (mempunyai inti lebih dari satu) yang membentuk benang-benang hifa / filament, kumpulan dari hifa disebut miselium yang membentuk suatu anyaman. Hifa yang dibentuk ada yang bersekat maupun tak bersekat. Hifa yang berada di atas permukaan media disebut Hifa aerial yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Hifa yang berada didalam media disebut Hifa Vegetatif berfungsi sebagai alat untuk menyerap makanan.

Secara makroskopik (pada media SGA) jamur yang berbentuk Mold membentuk koloni yang berserabut / granuler koloninya tampak kasar (Rought). Untuk identifikasi, hasil mikroskopik dan makroskopik merupakan dasar identifikasi.Contoh :Aspergillus,Penicellium,Rhizopus,Mucor,Microsporum,Trichophyton,Epidermophyton

c. DimorfikMerupakan jamur yang mempunyai dua bentuk yaitu : Yeast dan Mold. Berbentuk Yeast jika berada di dalam inang / host atau pada suhu inkubasi 37 derajat C, dan berbentuk mold jika berada diluar inangnya atau pada suhu inkubasi suhu ruang.Contoh :Histoplasma capsulatum,Coccidioides immitis,Blastomyces dermatidisSTRUKTUR SEL JAMURJamur merupakan sel Eukariotik oleh karena itu struktur sel jamur dapat kita ketahui adanya : o Dinding sel o Membrane sel o Inti o Sitoplasma o Retikulum endoplasma o Badan golgi o Vakuola o Ribosom o Mitokondria o Organel yang lainDinding sel :Dinding sel jamur terdiri dari selulosa , chitin atau campurankeduanya yang merupakan karbohidrat ( 90 % ) danprotein 10 % ( enzim ). Ada beberapa golongan fungi yang mempunyai dinding sel yang berbeda diantaranya :FUNGI DINDING SELMonomer KH1. Fungi Aquatik Selulosa2. Klas Zygomycetes Chitin, Chitosan3 Klas Ascomycetes(Yeast) Beta Glucan, Mannan4. Klas Basidiomycetes (Yeast) Chitin, Mannan5. Fungi dengan hifa septa Chitin, Beta GlucansProtein pada dinding sel jamur berfungsi membantu dalam metabolisme yaitu membentuk enzim baik enzim ektraseluler maupun intraselluler.Struktur tambahan pada jamur juga ditemui adanya Kapsul, atau lendir pada jamur yang merupakan struktur tambahan pada bagian luar dinding sel merupakan Polisakarida yang berfungsi sebagai menjaga dari kekeringan dan meningkatkan daya patogenitas. Jamur yang berkapsul secara makroskopik koloninya tampak basah / Mucoid .Contoh jamur yang berkapsul adalah Cryptococcus neoformansREPRODUKSIPerkembang biakan jamur dengan membentuk spora, spora dibentuk dengan dua cara yaitu : Asexual dan SexualAsexual,Spora asexual dibentuk oleh hifa fertile yang mengalamipemutusan atau fragmentasi.Macam- macam spora asexual :Blastospora, spora asexual yang dibentuk oleh jamur yangberbentuk oval (jamur uniselluler) denganmembentuk sel anakan Budding cell.Arthrospora, spora asexual yang dibentuk pada ujung hifadan berbentuk persegi.Klamidospora, spora asexual yang dibentuk oleh hifa yangmengalami penebalan terletak pada ujunghifa (klamidospora terminal), atau padatengah hifa disebut klamidospora interkalar.Spora/ Konidia yang dibentuk pada hifa yang fertile secaraasexual atau sexualMikrokonidia, spora asexual pada hifa yang ukurannya kecil berbentuk seperti tetes air, cerutu.Makrokonidia, spora asexual pada hifa yang ukurannyabesar dan bentuknya seperti gada, bulansabit.Pada beberapa jamur pada bagian ujung menggelembungmembentuk suatu wadah (sporangium), dimanaprotoplasmanya membagi diri membentuk spora(sporangiospora), hifa dari jamur tersebut disebutsporangiospore.SexualSpora jamur yang dibentuk melalui percampuran sitoplasma dan inti dari 2 hifa atau 2 sel jamur.Perkembang biakan secara sexual ada dua cara yaitu :Plasmogami dan Karyogami.Plasmogami, persatuan antara dua sel jamur yang didahuluidengan protoplasma kemudian persatuan inti.Karyogami, Persatuan antara dua sel jamur atau hifa padabagian inti.KLASIFIKASIKlasifikasi jamur Sejati (Eumycetes)terbagi menjadi empat berdasarkan cara perkembang biakannya yaitu :1.Golongan Zygomycetes, Jamur yang berkembang biak secara sexual dengan membentuk zigot dari penggabungan ujung-ujung hifa. Contoh : Mucor, Absidia2.Golongan Basidiomycetes, Jamur yang berkembang biak secara sexual, spora dibentuk diluar tubuhnya pada sel berbentuk seperti pemukul yang disebut basidia3.Golongan Ascomycetes, Jamur yang berkembang biak secara sexual dengan membentuk spora didalam askus (wadah).4.Golongan Deuteromycetes, Jamur yang brekembang biak secara asexual atau jamur tidak sempurna (Fungi Imperfekti), dijumpai pada jamur penyebab penyakit.Penggolongan jamur pathogen lebih diutamakan pada lokasi infeksinya, misalnya Mikosis Superfisial, Mikosis Subcutan, Mikosis Sistemik, Oportunis.Jamur berdasarkan habitat asal dibagi menjadi :1. Habitat Tanah (Geofilik)Menyebabkan penyakit pada manusia melalui :a. Inhalasi ( Pernafasan ) :Jamur ini masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan,sehingga biasanya menyebabkan penyakit pada organ dalam(Mikosis Sistemik).Contoh :Aspergillosis paru,Histoplasmosis,Cryptococosis,Blastomycesb. Traumatik / luka / lesi :Jamur ini masuk kedalam tubuh manusia karena adanyaluka, dan dapat menyebabkan penyakit pada Mikosis Subcutan.Contoh :Cladosporium corioni,Phialospora verukosac. Kontak kulit :Jamur ini pathogen pada manusia karena kontak antara kulitsehingga menyebabkan Mikosis Superfisial(Jamur Kulit).Contoh :Malazezia furfur / panu,Microsporum,Trychophyton,Epidermophyton2. Habitat hewan (Zoofilik)Jamur ini menyebabkan penyakit pada manusia melalui kontak kulit dengan hewan, menyebabkan Mikosis Superfisial.Contoh :Microsporum,Trychophyton,Epidermophyton3. Habitai Air / AquatikJamur ini menyebabkan penyakit pada manusia melalui mulut, luka kontak dengan kulit, menyebabkan Mikosis Sub cutan.Contoh :Cladosporium,Phialospora verucosa,Candida4. Habitat pada manusia (Anthropofilik)Jamur ini menyebabkan penyakit pada manusia melalui kontak kulit, menyebabkan penyakit Mikosis Superfisial.Contoh :Malazezia furfur / panu,Epidermophyton,CandidaFAKTOR PREDISPOSISI/ pertumbuhanFaktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur ada 2 yaitu :-secara Eksogen-secara EndogenFaktor EksogenCuaca (kelembaban, suhu yang tinggi, pH asam),Pakaian,Penggunaan emolin yang berminyak danKebiasaan / pekerjaan.Faktor Endogen :Immunodefisiensi,Malnutrisi,Genetic,Hormonal (Mengandung),Diabetes militus danObesitas, kulit berminyak.