mi/folmer merah putih raksasa: bendera … · kepolisian resor peka-longan, jawa tengah, memba-ngun...

1
KEPOLISIAN Resor Peka- longan, Jawa Tengah, memba- ngun empat posko Lebaran dan 12 posko tenda, untuk melayani para pemudik. Polisi juga me- masang sejumlah barikade di beberapa titik pasar tumpah, swalayan, dan pertokoan. “Kita ingin pemudik yang melintas Pekalongan bisa mera- sa aman dan nyaman. Banyak upaya yang kita lakukan untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas,” kata Kepala Polresta Pekalongan Ajun Komisaris Be- sar Tony Haryono, kemarin. Jalur padat yang akan di- lintasi para pemudik di Peka- longan di antaranya adalah Jl Jenderal Sudirman, Jl Slamet, Jl KH Mas Mansur, Jl Gajahmada, Jl Sutomo, dan Jl Hayamwuruk. Di lokasi itu kendaraan yang berlawanan arah akan dipisah dengan pemasangan pagar bambu. Panjang jalur pantura Peka- longan mencapai 8 kilometer, dengan lebar 9-12 meter. Ken- dala jalur ini adalah banyak persimpangan, perlintasan kereta api, pasar tumpah, per- tokoan, dan swalayan. “Tahun lalu jumlah ken- daraan yang melintas saat mudik mencapai 2.300 unit per jam. Ini dua kali lipat hari biasa, dan akan meningkat 10% pada mudik tahun ini,” tambah kata Kepala Operasional Satuan Lalu lintas Polresta Pekalongan Inspektur Satu Agus Riyanto. Sementara itu, Dinas Per- hubungan Pekalongan sudah memasang beberapa CCTV untuk memantau daerah rawan kemacetan, seperti perempatan Groolan, perempatan Ponola- wen, dan persimpangan THR. “Ini untuk mengantisipasi kemacetan,” kata Kepala Di- nas Perhubungan Pekalongan Budiyanto. Dari Surabaya dilaporkan, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V memastikan pada H-10 kegiatan pembangunan dan pemeliharaan jalan na- sional di Jawa Timur akan di- hentikan sementara. “Kegiatan dihentikan untuk memperlan- car arus mudik dan balik pada Lebaran tahun ini,” kata Kepala Balai Besar AG Ismail. Ia meyakini, pada 2010, arus mudik dipastikan lebih lancar jika dibandingkan dengan tahun lalu karena persiapan infrastruktur jalan yang lebih baik. Khususnya di jalur pan- tura, salah satunya di ruas Widang-Lamongan. Peme- rintah telah merampungkan pelebaran jalan hingga empat jalur melalui dana APBN. Yang lainnya adalah pengaspalan Jalan Raya Porong, di titik Sir- ing Porong sepanjang 1 km, yang akan tuntas dalam tiga hari ke depan. Pada ruas Pa- suruan-Banyuwangi dilakukan penambalan jalan-jalan yang berlubang. “ (AS/FL/N-3) P ERINGATAN hari ulang tahun (HUT) ke-65 Republik Indo- nesia juga dilakukan warga korban lumpur Lapindo di depan pintu pagar Gedung DPRD Sidoarjo, Jawa Timur, kemarin. Peringatan detik-detik proklamasi korban lumpur ini diwarnai dengan adegan gantung diri di atas pohon dan memasang bendera merah putih setengah tiang. Aksi tersebut menggambar- kan korban lumpur panas yang selama ini menggantungkan nasib mereka kepada PT Mi- narak Lapindo Jaya (MLJ). Na- mun, kenyataannya, ganti rugi dari PT MLJ tersebut tersendat dalam lima bulan terakhir. Pemasangan bendera se- tengah tiang menggambarkan keprihatinan warga terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut warga, pemerintahan saat ini tidak maksimal memperjuangkan nasib warga korban lumpur agar proses ganti rugi lancar. Aksi warga korban lumpur ini diawali dengan pembacaan naskah teks proklamasi yang sudah dipelesetkan. Dalam naskah proklamasi tersebut disebutkan bahwa rakyat In- donesia saat ini belum merdeka dari berbagai penindasan. Ini terbukti dengan nasib korban lumpur yang ternyata proses ganti ruginya tersen- dat. Bahkan ada warga yang belum menerima ganti rugi sama sekali. ‘’Apabila PT Minarak La- pindo Jaya menyebutkan pro- ses pembayaran ganti rugi su- dah selesai 98%, saya tegaskan hal itu bohong,’’ kata Zainul Arin, koordinator aksi. Setelah membaca naskah proklamasi yang dipelesetkan, warga kemudian melakukan long march mengelilingi alun- alun. Mereka sempat berhenti di depan pendopo tempat ke- diaman bupati, namun hanya sesaat karena diminta petugas keamanan untuk segera kem- bali ke depan Gedung DPRD. Korban lumpur yang melaku- kan aksi ini berasal dari Desa Renokenongo, Siring, Jatirejo, Kecamatan Porong, serta Desa Kedungbendo dan Gempol- sari, Kecamatan Tanggulangin. Mereka mendesak agar ganti rugi segera diselesaikan sesuai dengan Peraturan Presiden No 14/2007. Di tengah pasar Sementara itu, pedagang Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, mempunyai cara yang juga unik untuk mengungkapkan rasa sukacita mereka dalam merayakan HUT kemerdekaan 65 Republik Indonesia. Yakni, dengan menggelar upacara bendera di tengah pasar. Pesertanya ialah para peda- gang, puluhan siswa, sejumlah organisasi masyarakat, dan beberapa anggota polisi yang sehari-hari bertugas menga- mankan pasar tradisional itu. Kendati berlangsung seadanya dan tanpa persiapan berarti, upacara yang dipimpin Ketua Paguyuban Pasar Gede, Juma- di, ini berlangsung khidmat. Hiruk pikuk khas pasar tradisional bahkan langsung berhenti ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan paduan suara pedagang Pasar Gede. Tanpa dikomando, pedagang dan pembeli yang berada di sekitar lokasi upacara seren- tak menghentikan aktivitas mereka. Mereka mengangkat tangan atau mendongakkan kepala memberikan penghorma- tan kepada lima sang merah putih berukuran besar yang dikibarkan bersamaan oleh lima petugas. Suasana serupa kembali terasa ketika koman- dan upacara membacakan teks proklamasi. Ratusan petani lahan pasir di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Is- timewa Yogyakarta, menggelar upacara hari kemerdekaan RI di tengah lahan pasir. Upacara itu mengusung semangat na- sionalisme dan pluralisme. Upacara yang dilangsung- kan secara sederhana itu di- meriahkan dengan memakai pakaian adat Jawa pada pukul 08.00 WIB. Diikuti generasi tua hingga anak-anak. ‘’Upacara memperingati hari kemerdekaan ini penting bagi kami untuk menanamkan jiwa nasionalisme dan pluralisme sejak dini kepada generasi penerus bangsa yang tinggal di desa ini (Srigading),” kata inspektur upacara, Zunarto, Kepala Dusun Tegalrejo, Desa Srigading. (FR/SO/FO/N-2) [email protected] Korban Lapindo Kerek Bendera Setengah Tiang Pemerintah dipandang setengah hati dan tidak maksimal memperjuangkan nasib warga korban lumpur Lapindo. Heri Susetyo 8 | Nusantara RABU, 18 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Pekalongan Aman, tapi Rawan Macet POLRES Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan, menangkap delapan tersangka pelaku pe- rampokan bus antarkota antar- provinsi (akap) rute Palem- bang-Bengkulu dan truk Fuso. Perampokan terjadi di Kabu- paten Empat Lawang menimpa bus Akap Sriwijaya Expres dan 2 truk Fuso pengangkut minuman ringan di jalan lintas provinsi. Tepatnya, di Desa Pa- duraksa, Kecamatan Ulumusi, Kabupaten Empat Lawang, Kamis (12/8) sekitar pukul 01.00 WIB. Berdasarkan informasi, ka- wanan perampok yang bersen- jata pisau dan kayu itu mengu- ras uang serta barang berharga milik sopir truk dan penum- pang bus yang saat itu sedang melewati Desa Paduraksa. Kapolres Lahat AKBP Iwan Yusuf Chairudin mengatakan pengejaran terhadap pelaku sudah dilakukan sejak Sabtu (14/8). Namun, hal itu sengaja tidak dipublikasikan agar se- mua pelaku bisa tertangkap. ‘’Kita menangkap mereka satu per satu di kediaman ma- sing-masing. Dua tersangka yang berusaha melukai petu- gas dengan senjata tajam jenis badik terpaksa dilumpuhkan di bagian kaki dengan timah panas,’’ ungkap Kapolres Lahat Iwan, kemarin. Kawanan perampok itu ada- lah Arif Sugianto, Agus Su- manto, Rendy Wawansyah, Riko Sugianto, Gatra Suganda, dan Tatang Prawira. Sementara itu, dua pelaku yang tertembak karena melawan aparat, yakni tersangka Jono dan Raenal Markus bin Sudirman. Mereka semuanya warga Kecamatan Ulumusi. Sementara itu, Kapolsek Ulumusi AKP Hersanudin mengatakan penangkapan ter- sangka pelaku perampokan di- awali tertangkapnya salah satu tersangka Tatang Prawira di ke- diamannya. Setelah tertangkap, Tatang memberikan keterangan beberapa rekan lain yang ikut dalam perampokan itu. Kapolsek mengatakan pihak- nya selalu melakukan patro- li rutin di kawasan rawan kriminal, seperti Kecamatan Ulumusi, terlebih menjelang Lebaran. (TT/N-2) TIGA petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kepu- lauan Riau-- Asriadi (40), Seivo Grevo Wewengkang (26), dan Erwan (37)-- dibebaskan, ke- marin, setelah ditangkap kapal patroli Police Marine Malaysia di perairan Berakit. Sebagai imbalannya, Indo- nesia pun harus melepas tujuh nelayan Malaysia yang men- curi ikan di wilayah Indonesia. Praktik pertukaran itu menjadi tanda tanya besar. Padahal, kepada Media Indo- nesia, Asriadi, salah satu ang- gota satuan kerja DKP yang ditangkap itu meyakini telah bertindak benar. Penangkapan lima kapal nelayan Malaysia itu dilakukan karena mereka melanggar batas wilayah. “Mereka menangkap ikan di perairan Indonesia,” tandas Asriadi, yang setelah dibebas- kan, kemarin, bersama dengan Seivo dan Erwan, berada di sebuah hotel di Kota Batam dan dijaga ketat. Ia mengaku penangkapan terhadap dirinya dan dua rekannya terjadi sekitar pukul 21.00. Mereka saat itu tengah mengawal kapal nelayan yang ditangkap sekitar pukul 14.00 WIB. Dalam perjalanan itulah, kapal patroli Marine Police Ma- laysia memberhentikan kapal patroli Dolphin 015 milik DKP. Mereka memerintahkan para petugas DKP untuk naik ke kapal patroli Malaysia. Her- manto, pengawas perikanan di KP Dolphin, menjawab kapal nelayan Malaysia ditangkap karena mencuri ikan di perairan Indonesia, “Kapal Patroli Ma- rine Police Malaysia tidak me- nanggapi jawaban itu. Mereka mengeluarkan tembakan pe- ringatan sebanyak dua kali.” Tembakan itu membuat nakhoda Dolphin 015 melari- kan kapalnya ke arah Pulau Berakit. Asriadi dan dua rekan- nya yang berada di dalam salah satu kapal nelayan Malaysia tidak berkutik dan ditangkap. Sekitar pukul 22.00, Herman- to mengontak Asriadi lewat telepon seluler dan meminta berbicara dengan komandan kapal Malaysia. Sang koman- dan meminta para nelayan Ma- laysia dibebaskan dan diganti ketiga anggota DKP. Hermanto tidak setuju. Ia mengajukan penawaran, para anggota DKP terlebih dahulu dilepaskan dengan diantar menggunakan kapal ikan Malaysia. Dialog itu tidak menemui kata sepakat. Ketiga petugas DKP tetap dibawa ke Johor Bahru. “Kami diperlakukan dengan baik. Tidak ada tindak kekerasan,” kata Asriadi, yang saat tiba di Batam kepalanya harus dibungkus dengan per- ban. (Jaz/HK/N-3) Apabila PT Minarak menyebutkan proses pembayaran ganti rugi sudah selesai 98%, saya tegaskan hal itu bohong.” Zainul Arifin Koordinator aksi Perampok di Empat Lawang Tertangkap Mereka Melepaskan Dua Tembakan MI/FOLMER MERAH PUTIH RAKSASA: Ratusan pemuda membentangkan bendera Merah Putih di tapal batas Wutung, Kota Jayapura, Papua, perbatasan Indonesia-Papua Nugini (PNG), kemarin. Bendera berukuran panjang 165 meter dan lebar 47 meter dengan berat sekitar 550 kg itu dipancangkan di atas 33 pohon pinang dalam rangka memperingati HUT ke-65 Kemerdekaan RI.

Upload: vuque

Post on 06-Jun-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MI/FOLMER MERAH PUTIH RAKSASA: Bendera … · KEPOLISIAN Resor Peka-longan, Jawa Tengah, memba-ngun empat posko Lebaran dan 12 posko tenda, untuk melayani para pemudik. Polisi juga

KEPOLISIAN Resor Peka-longan, Jawa Tengah, memba-ngun empat posko Lebaran dan 12 posko tenda, untuk melayani para pemudik. Polisi juga me-masang sejumlah barikade di beberapa titik pasar tumpah, swalayan, dan pertokoan.

“Kita ingin pemudik yang melintas Pekalongan bisa mera-sa aman dan nyaman. Banyak upaya yang kita lakukan untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas,” kata Kepala Polresta Pekalongan Ajun Komisaris Be-sar Tony Haryono, kemarin.

Jalur padat yang akan di-lintasi para pemudik di Peka-longan di antaranya adalah Jl Jenderal Sudirman, Jl Slamet, Jl KH Mas Mansur, Jl Gajahmada, Jl Sutomo, dan Jl Hayamwuruk. Di lokasi itu kendaraan yang berlawanan arah akan dipisah dengan pemasangan pagar bambu.

Panjang jalur pantura Peka-longan mencapai 8 kilometer, dengan lebar 9-12 meter. Ken-dala jalur ini adalah banyak persimpangan, perlintasan kereta api, pasar tumpah, per-tokoan, dan swalayan.

“Tahun lalu jumlah ken-daraan yang melintas saat

mudik mencapai 2.300 unit per jam. Ini dua kali lipat hari biasa, dan akan meningkat 10% pada mudik tahun ini,” tambah kata Kepala Operasional Satuan Lalu lintas Polresta Pekalongan Inspektur Satu Agus Riyanto.

Sementara itu, Dinas Per-hubungan Pekalongan sudah memasang beberapa CCTV untuk memantau daerah rawan kemacetan, seperti perempatan Groolan, perempatan Ponola-wen, dan persimpangan THR. “Ini untuk mengantisipasi kemacetan,” kata Kepala Di-

nas Perhubungan Pekalongan Budiyanto.

Dari Surabaya dilaporkan, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V memastikan pada H-10 kegiatan pembangunan dan pemeliharaan jalan na-sional di Jawa Timur akan di-hentikan sementara. “Kegiatan dihentikan untuk memperlan-car arus mudik dan balik pada Lebaran tahun ini,” kata Kepala Balai Besar AG Ismail.

Ia meyakini, pada 2010, arus mudik dipastikan lebih lancar jika dibandingkan dengan

tahun lalu karena persiapan infrastruktur jalan yang lebih baik. Khususnya di jalur pan-tura, salah satunya di ruas Widang-Lamongan. Peme-rintah telah merampungkan pelebaran jalan hingga empat jalur melalui dana APBN. Yang lainnya adalah pengaspalan Jalan Raya Porong, di titik Sir-ing Porong sepanjang 1 km, yang akan tuntas dalam tiga hari ke depan. Pada ruas Pa-suruan-Banyuwangi dilakukan penambalan jalan-jalan yang berlubang. “ (AS/FL/N-3)

PERINGATAN hari ulang tahun (HUT) ke-65 Republik Indo-nesia juga dilakukan

warga korban lumpur Lapindo di depan pintu pagar Gedung DPRD Sidoarjo, Jawa Timur, kemarin.

Per ingatan det ik-det ik proklamasi korban lumpur ini diwarnai dengan adegan gantung diri di atas pohon dan memasang bendera merah putih setengah tiang.

Aksi tersebut menggambar-kan korban lumpur panas yang selama ini menggantungkan nasib mereka kepada PT Mi-narak Lapindo Jaya (MLJ). Na-mun, kenyataannya, ganti rugi

dari PT MLJ tersebut tersendat dalam lima bulan terakhir.

Pemasangan bendera se-tengah tiang menggambarkan keprihatinan warga terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut warga, pemerintahan saat ini tidak maksimal memperjuangkan nasib warga korban lumpur agar proses ganti rugi lancar.

Aksi warga korban lumpur ini diawali dengan pembacaan naskah teks proklamasi yang sudah dipelesetkan. Dalam naskah proklamasi tersebut disebutkan bahwa rakyat In-donesia saat ini belum merdeka dari berbagai penindasan.

Ini terbukti dengan nasib korban lumpur yang ternyata proses ganti ruginya tersen-dat. Bahkan ada warga yang belum menerima ganti rugi sama sekali.

‘’Apabila PT Minarak La-pindo Jaya menyebutkan pro-ses pembayaran ganti rugi su-dah selesai 98%, saya tegaskan hal itu bohong,’’ kata Zainul Arifi n, koordinator aksi.

Setelah membaca naskah proklamasi yang dipelesetkan, warga kemudian melakukan

long march mengelilingi alun-alun. Mereka sempat berhenti di depan pendopo tempat ke-diaman bupati, namun hanya sesaat karena diminta petugas keamanan untuk segera kem-bali ke depan Gedung DPRD.

Korban lumpur yang melaku-kan aksi ini berasal dari Desa Renokenongo, Siring, Jatirejo, Kecamatan Porong, serta Desa Kedungbendo dan Gempol-sari, Kecamatan Tanggulangin. Mereka mendesak agar ganti rugi segera diselesaikan sesuai dengan Peraturan Presiden No 14/2007.

Di tengah pasar Sementara itu, pedagang

Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, mempunyai cara yang juga unik untuk mengungkapkan rasa sukacita mereka dalam merayakan HUT kemerdekaan 65 Republik Indonesia. Yakni, dengan menggelar upacara bendera di tengah pasar.

Pesertanya ialah para peda-gang, puluhan siswa, sejumlah organisasi masyarakat, dan beberapa anggota polisi yang sehari-hari bertugas menga-mankan pasar tradisional itu. Kendati berlangsung seadanya dan tanpa persiapan berarti, upacara yang dipimpin Ketua Paguyuban Pasar Gede, Juma-di, ini berlangsung khidmat.

Hiruk pikuk khas pasar tradisional bahkan langsung berhenti ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan paduan suara pedagang Pasar Gede. Tanpa dikomando, pedagang dan pembeli yang berada di sekitar lokasi upacara seren-tak menghentikan aktivitas mereka.

Mereka mengangkat tangan atau mendongakkan kepala memberikan penghorma-

tan kepada lima sang merah putih berukuran besar yang dikibarkan bersamaan oleh lima petugas. Suasana serupa kembali terasa ketika koman-dan upacara membacakan teks proklamasi.

Ratusan petani lahan pasir di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten

Bantul, Provinsi Daerah Is-timewa Yogyakarta, menggelar upacara hari kemerdekaan RI di tengah lahan pasir. Upacara itu mengusung semangat na-sionalisme dan pluralisme.

Upacara yang dilangsung-kan secara sederhana itu di-meriahkan dengan memakai pakaian adat Jawa pada pukul 08.00 WIB. Diikuti generasi tua hingga anak-anak.

‘’Upacara memperingati hari kemerdekaan ini penting bagi kami untuk menanamkan jiwa nasionalisme dan pluralisme sejak dini kepada generasi penerus bangsa yang tinggal di desa ini (Srigading),” kata inspektur upacara, Zunarto, Kepala Dusun Tegalrejo, Desa Srigading. (FR/SO/FO/N-2)

[email protected]

Korban Lapindo Kerek Bendera Setengah Tiang

Pemerintah dipandang setengah hati dan tidak maksimal memperjuangkan nasib warga korban lumpur Lapindo.

Heri Susetyo

8 | Nusantara RABU, 18 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

Pekalongan Aman, tapi Rawan Macet

POLRES Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan, menangkap delapan tersangka pelaku pe-rampokan bus antarkota antar-provinsi (akap) rute Palem-bang-Bengkulu dan truk Fuso.

Perampokan terjadi di Kabu-paten Empat Lawang menimpa bus Akap Sriwijaya Expres dan 2 truk Fuso pengangkut minuman ringan di jalan lintas provinsi. Tepatnya, di Desa Pa-duraksa, Kecamatan Ulumusi, Kabupaten Empat Lawang, Kamis (12/8) sekitar pukul 01.00 WIB.

Berdasarkan informasi, ka-wan an perampok yang bersen-ja ta pisau dan kayu itu mengu-ras uang serta barang berharga milik sopir truk dan penum-pang bus yang saat itu sedang melewati Desa Paduraksa.

Kapolres Lahat AKBP Iwan Yusuf Chairudin mengatakan pengejaran terhadap pelaku sudah dilakukan sejak Sabtu (14/8). Namun, hal itu sengaja tidak dipublikasikan agar se-mua pelaku bisa tertangkap.

‘’Kita menangkap mereka sa tu per satu di kediaman ma-sing-masing. Dua tersangka

yang berusaha melukai petu-gas dengan senjata tajam jenis ba dik terpaksa dilumpuhkan di bagian kaki dengan timah panas,’’ ungkap Kapolres Lahat Iwan, kemarin.

Kawanan perampok itu ada-lah Arif Sugianto, Agus Su-manto, Rendy Wawansyah, Ri ko Sugianto, Gatra Suganda, dan Tatang Prawira. Sementara itu, dua pelaku yang tertembak ka rena melawan aparat, yakni tersangka Jono dan Raenal Mar kus bin Sudirman. Mereka se muanya warga Kecamatan Ulumusi.

Sementara itu, Kapolsek Ulu musi AKP Hersanudin me ngatakan penangkapan ter-sangka pelaku perampokan di-awali tertangkapnya salah sa tu tersangka Tatang Prawira di ke-diamannya. Setelah tertang kap, Tatang memberikan kete rangan beberapa rekan lain yang ikut dalam perampokan itu.

Kapolsek mengatakan pi hak-nya selalu melakukan patro-li rutin di kawasan rawan kri mi nal, seperti Kecamatan Ulumusi, terlebih menjelang Lebaran. (TT/N-2)

TIGA petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kepu-lauan Riau-- Asriadi (40), Seivo Grevo Wewengkang (26), dan Erwan (37)-- dibebaskan, ke-marin, setelah ditangkap kapal patroli Police Marine Malaysia di perair an Berakit.

Sebagai imbalannya, Indo-nesia pun harus melepas tujuh nelayan Malaysia yang men-curi ikan di wilayah Indonesia. Praktik pertukaran itu menjadi tanda tanya besar.

Padahal, kepada Media Indo-nesia, Asriadi, salah satu ang-gota satuan kerja DKP yang ditangkap itu meyakini telah bertindak benar. Penangkapan lima kapal nelayan Malaysia itu dilakukan karena mereka melanggar batas wilayah.

“Mereka menangkap ikan di perairan Indonesia,” tandas Asriadi, yang setelah dibebas-kan, kemarin, bersama dengan Seivo dan Erwan, berada di sebuah hotel di Kota Batam dan dijaga ketat.

Ia mengaku penangkapan terhadap dirinya dan dua rekan nya terjadi sekitar pukul 21.00. Mereka saat itu tengah mengawal kapal nelayan yang ditangkap sekitar pukul 14.00 WIB. Dalam perjalanan itulah, kapal patroli Marine Police Ma-laysia memberhentikan kapal patroli Dolphin 015 milik DKP.

Mereka memerintahkan para

petugas DKP untuk naik ke kapal patroli Malaysia. Her-manto, pengawas perikanan di KP Dolphin, menjawab kapal nelayan Malaysia ditangkap karena mencuri ikan di perairan Indonesia, “Kapal Patroli Ma-rine Police Malaysia tidak me-nanggapi jawaban itu. Mereka mengeluarkan tembakan pe-ringat an sebanyak dua kali.”

Tembakan itu membuat nakhoda Dolphin 015 melari-kan kapalnya ke arah Pulau Berakit. Asriadi dan dua rekan-nya yang berada di dalam salah satu kapal nelayan Malaysia tidak berkutik dan ditangkap.

Sekitar pukul 22.00, Herman-to mengontak Asriadi lewat telepon seluler dan meminta berbicara dengan komandan kapal Malaysia. Sang koman-dan meminta para nelayan Ma-laysia dibebaskan dan diganti ketiga anggota DKP. Hermanto tidak setuju. Ia mengajukan penawaran, para anggota DKP terlebih dahulu dilepaskan dengan diantar menggunakan kapal ikan Malaysia.

Dialog itu tidak menemui kata sepakat. Ketiga petugas DKP tetap dibawa ke Johor Bahru. “Kami diperlakukan dengan baik. Tidak ada tindak kekerasan,” kata Asriadi, yang saat tiba di Batam kepalanya harus dibungkus dengan per-ban. (Jaz/HK/N-3)

Apabila PT Minarak menyebutkan pro ses pembayaran ganti rugi sudah selesai 98%, saya tegaskan hal itu bohong.”Zainul ArifinKoordinator aksi

Perampok di Empat Lawang Tertangkap

Mereka Melepaskan Dua Tembakan

MI/FOLMER

MERAH PUTIH RAKSASA: Ratusan pemuda membentangkan bendera Merah Putih di tapal batas Wutung, Kota Jayapura, Papua, perbatasan Indonesia-Papua Nugini (PNG), kemarin. Bendera berukuran panjang 165 meter dan lebar 47 meter dengan berat sekitar 550 kg itu dipancangkan di atas 33 pohon pinang dalam rangka memperingati HUT ke-65 Kemerdekaan RI.