middle income trap journal

12
75 STRATEGI OPTIMALISASI STANDAR KINERJA UMKM SEBAGAI KATALIS PEREKONOMIAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI MIDDLE INCOME TRAP 2045 ABSTRAK Realisasi kontribusi Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM) pada tahun 2018 kepada PDB Indonesia mencapai 60,34 persen. Namun sayangnya, kontribusi yang telah diberikan oleh UMKM belum mencapai angka yang maksimum. Lebih dari 40% UMKM di Indonesia masih mengalami permasalahan dasar mulai dari pembiayaan hingga pemasaran yang menghambat mereka untuk bisa mengakselerasi pertumbuhan bisnis UMKM secara signifikan. Selain itu, Permasalahan fundamental lainnya ialah saat pendirian UMKM, ide bisnis yang digunakan cenderung sudah terlambat dan didahului oleh bisnis pesaing yang sudah sustain, ditambah lagi ketidakmerataan sektor usaha serta tidak adanya standar kinerja UMKM yang menjadi pedoman mereka dalam beroperasi mencapai target. Sehingga strategi bisnis dan operasional hanya terbawa arus yang menyebabkan tren pertumbuhan ekonomi UMKM berlangsung secara stagnan kemudian menurun. Di sisi lain, middle income trap sebagai jebakan yang tak kasat mata menjadi ancaman serius terhadap keberlangsungan dan kesejahteraan para pelaku UMKM di Indonesia. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, penulis mengusulkan rekomendasi kebijakan yaitu strategi optimalisasi standar kinerja bagi UMKM dalam ruang lingkup operasional, finansial, dan sumber daya manusia. Dalam strategi tersebut, penulis membagi tahapan standar menjadi tiga bagian dengan menggunakan hexagon linkage sebagai penghubung antar pemangku kepentingan terkait sebagai motor penggerak sekaligus pengawas dalam pengembangan UMKM yang ada. Dengan demikian, melalui strategi yang lebih bertahap dan bersifat diharapkan dapat menjadi solusi bagi UMKM untuk mampu meningkatkan daya saing dan efektifitas kinerja UMKM sehingga dapat menjadi katalis roda perekonomian di Indonesia untuk keluar dari middle income trap. Kata Kunci : UMKM, Middle Income Trap, hexagon linkage Belinda Azzahra dan I Gede Angga Raditya Prasadha Wibawa Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia email korespondensi: [email protected] JOURNAL Economics and Development Analysis https://ejournal.uksw.edu/inspire | [email protected] ISSN 2776-4389 Vol.1 No.1 Mei 2021

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Middle Income Trap JOURNAL

75

Strategi Optimalisasi Standar Kinerja UMKM Sebagai Katalis Perekonomian Indonesia Dalam Menghadapi MiddleIncome Trap 2045 | Belinda Azzahra dan I Gede Angga R. P. Wibawa

STRATEGI OPTIMALISASI STANDAR KINERJA UMKMSEBAGAI KATALIS PEREKONOMIAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI

MIDDLE INCOME TRAP 2045

ABSTRAKRealisasi kontribusi Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM) pada tahun 2018 kepada PDBIndonesia mencapai 60,34 persen. Namun sayangnya, kontribusi yang telah diberikan oleh UMKMbelum mencapai angka yang maksimum. Lebih dari 40% UMKM di Indonesia masih mengalamipermasalahan dasar mulai dari pembiayaan hingga pemasaran yang menghambat mereka untukbisa mengakselerasi pertumbuhan bisnis UMKM secara signifikan. Selain itu, Permasalahanfundamental lainnya ialah saat pendirian UMKM, ide bisnis yang digunakan cenderung sudahterlambat dan didahului oleh bisnis pesaing yang sudah sustain, ditambah lagi ketidakmerataansektor usaha serta tidak adanya standar kinerja UMKM yang menjadi pedoman mereka dalamberoperasi mencapai target. Sehingga strategi bisnis dan operasional hanya terbawa arus yangmenyebabkan tren pertumbuhan ekonomi UMKM berlangsung secara stagnan kemudian menurun.Di sisi lain, middle income trap sebagai jebakan yang tak kasat mata menjadi ancaman seriusterhadap keberlangsungan dan kesejahteraan para pelaku UMKM di Indonesia. Denganmenggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, penulis mengusulkan rekomendasi kebijakanyaitu strategi optimalisasi standar kinerja bagi UMKM dalam ruang lingkup operasional, finansial,dan sumber daya manusia. Dalam strategi tersebut, penulis membagi tahapan standar menjaditiga bagian dengan menggunakan hexagon linkage sebagai penghubung antar pemangkukepentingan terkait sebagai motor penggerak sekaligus pengawas dalam pengembangan UMKMyang ada. Dengan demikian, melalui strategi yang lebih bertahap dan bersifat diharapkan dapatmenjadi solusi bagi UMKM untuk mampu meningkatkan daya saing dan efektifitas kinerja UMKMsehingga dapat menjadi katalis roda perekonomian di Indonesia untuk keluar dari middle incometrap.

Kata Kunci : UMKM, Middle Income Trap, hexagon linkage

Belinda Azzahra dan I Gede Angga Raditya Prasadha WibawaFakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesiaemail korespondensi: [email protected]

JOURNALEconomics and Development Analysishttps://ejournal.uksw.edu/inspire | [email protected]

ISSN 2776-4389

Vol.1 No.1 Mei 2021

Page 2: Middle Income Trap JOURNAL

Inspire Journal: Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 1, Mei 2021: 75-86

76

PENDAHULUAN

Latar Belakang

UMKM digadang-gadang menjadi sumbuperekonomian di Indonesia dalam menghadapiketidakpastian perekonomian global. PadaTahun 2014-2016 jumlah UMKM di Indonesialebih dari 57.900.000 unit dan pada tahun 2017jumlah UMKM diperkirakan berkembang lebihdari 59.000.000 unit. Pada Tahun 2016,Presiden RI menyatakan UMKM yangmemiliki daya tahan tinggi akan mampu untukmenopang perekonomian negara, bahkan saatterjadi krisis global. UMKM telah menjaditulang punggung perekonomian Indonesia danASEAN. Sekitar 88,8-99,9% bentuk usaha diASEAN adalah UMKM dengan penyerapantenaga kerja mencapai 51,7-97,2%. UMKMmemiliki proporsi sebesar 99,99% dari totalkeseluruhan pelaku usaha di Indonesia atausebanyak 56,54 juta unit.

Oleh karena itu, kerja sama untuk pengem-bangan dan ketahanan UMKM perludiutamakan. Perkembangan potensi UMKMdi Indonesia tidak terlepas dari dukunganperbankan dalam penyaluran kredit kepadapelaku UMKM. Menurut data Bank Indonesia,setiap tahunnya kredit kepada UMKMmengalami pertumbuhan. Walaupun pada2015, sekitar 60%-70% dari seluruh sektorUMKM belum mempunyai akses pembiayaanmelalui perbankan. Selain itu pula, banyakpermasalahan fundamental dan operasional lainyang dihadapi UMKM di Indonesia tanpamendapatkan solusi kebijakan yang efisien daripemangku kepentingan terkait.

Pada sisi lain, salah satu tantangan terbesar yangmenghantui masa depan bangsa Indonesiadalam upayanya meraih cita-cita luhurkemerdekaan adalah ancaman Middle Income

Trap (MIT). Bank Dunia pada tahun 2012menyatakan bahwa dari 101 negara yangtergolong middle income countries pada 1960hanya 13 negara saja yang kemudian mampukeluar dari jebakan MIT. Sedikit negara yangmampu keluar dari jebakan ini sepertiSingapura, Taiwan dan Korea Selatan. Tolokukur suatu negara dikatakan negaraberpendapatan rendah jika pendapatan per-kapitanya kurang dari USD 1.005, negaraberpendapatan menengah-bawah jikapendapatan per-kapitanya USD 1.006 - 3.975,negara berpendapatan menengah-atas jikapendapatan per-kapitanya USD 3.976 -12.275 dan negara maju jika pendapatan per-kapitanya di atas USD 12.276.

Pada 2016, pendapatan nasional per-kapitaIndonesia hanya sekitar 36,38 juta rupiah atausekitar USD 2.734,62. Berdasarkan kategoridi atas, Indonesia termasuk ke dalam negaraberpendapatan menengah-bawah dan memilikipotensi cukup tinggi untuk terjebak menjadinegara berpendapatan menengah. Selama2010-2016 rata-rata pertumbuhan pendapatannasional per-kapita Indonesia adalah sekitar8,66 persen. Jika angka ini konsisten, makaartinya Indonesia memerlukan waktu sekitar 18tahun untuk menjadi negara maju yangberpenghasilan USD 12.276 dengan asumsibahwa kondisi secara makro dan globalfavorable bagi pertumbuhan ekonomiIndonesia.

Ancaman MIT ini sebenarnya bisa ditanggulangiIndonesia dengan memanfaatkan danmengoptimalkan bonus demografi yang sedangberlangsung dan diperkirakan mencapaipuncaknya pada 2030. Agar Indonesia menjadinegara maju pada tahun dimana bonusdemografi mencapai puncaknya yaitu 2030

Page 3: Middle Income Trap JOURNAL

77

Strategi Optimalisasi Standar Kinerja UMKM Sebagai Katalis Perekonomian Indonesia Dalam Menghadapi MiddleIncome Trap 2045 | Belinda Azzahra dan I Gede Angga R. P. Wibawa

maka pertumbuhan pendapatan nasional per-kapita Indonesia secara rata-rata harus minimalberada pada nilai 11,32 persen untuk 14 tahunmendatang. Suatu pencapaian yang ambisiusmengingat dalam kurun waktu 7 tahun terakhirpendapatan nasional per-kapita hanya rata-ratasebesar 8,66 persen.

Peningkatan pendapatan nasional per-kapita iniharus dimotori oleh paket program pembangunanekonomi yang menghasilkan pertumbuhanekonomi inklusif dan berkelanjutan, yaitumelalui optimalisasi kinerja UMKM. Sehingga,UMKM harus bisa meningkatkan standarkinerja dalam meningkatkan pertumbuhanekonomi secara rapid. Oleh karena itu pula,dibutuhkan suatu solusi konkret yangmemberikan implementasi nyata dari prosesoperasional UMKM, hingga kontrol internalUMKM tersebut.

Sasaran Penelitian

Penelitian ini memiliki 3 sasaran utama (triplehelix) yaitu :• Pemerintah; sebagai pemangku kepentingan

utama dalam merumuskan dan mengesahkanstrategi negara khususnya dalam upayapengembangan UMKM sebagai bentukupaya keluar dari Middle Income Trap 2045.

• UMKM dan Swasta; sebagai pelaku utamadalam implementasi kebijakan danpengembangan yang telah dicanangkan olehpemerintah untuk menjadikannya sebagaitameng perekonomian Indonesia.

• Masyarakat Sipil; sebagai pendukung utamakegiatan operasional UMKM di Indonesiaserta sebagai potential market bagi UMKMdi Indonesia untuk bisa tumbuh danberkembang menuju pertumbuhan ekonomiIndonesia yang lebih rapid.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikanrekomendasi kebijakan dalam menyusunimplementasi strategi optimalisasi kinerjaUMKM yang lebih efisien dan efektif denganpemanfaatan optimum di semua bidangoperasional UMKM. Selain itu, dalam jangkapanjang, strategi ini diharapkan dapatmembawa UMKM keluar dari Middle IncomeTrap sebagai kunci utama upaya semuapemangku kepentingan dalam menuju Indonesiayang lebih mandiri dan sejahtera.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat antaralain :• Dapat menjadi acuan bagi pemerintah

maupun UMKM di Indonesia dalammengupayakan peningkatan kinerjaoperasional maupun fundamental

• Dapat menjadi rekomendasi strategi bagiUMKM untuk meningkatkan kontribusinyadalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia

• Dapat menjadi draft plan bagi pemangkukepentingan terkait dalam menyusun strateginyata bagi pengembangan UMKM diIndonesia khususnya dalam keluar dariMiddle Income Trap 2045.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep UMKM di Indonesia

Di Indonesia, definisi UMKM diatur dalamUndang - Undang Republik Indonesia No.20Tahun 2008 tentang UMKM.1 Pasal 1 dari UUterebut, dinyatakan bahwa Usaha mikro adalahusaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memilikikriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalamUU tersebut. Usaha kecil adalah usaha

Page 4: Middle Income Trap JOURNAL

Inspire Journal: Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 1, Mei 2021: 75-86

78

ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yangdilakukan oleh orang perorangan atau badanusaha yang bukan merupakan anak perusahaanatau bukan anak cabang yang dimiliki, dikuasaiatau menjadi bagian, baik langsung maupuntidak langsung, dari usaha menengah atau usahabesar yang memenuhi kriteria usaha kecilsebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.

Sedangkan usaha mikro adalah usaha ekonomiproduktif yang berdiri sendiri yang dilakukanoleh perorangan atau badan usaha yang bukanmerupakan anak perusahaan atau bukancabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, ataumenjadi bagian baik langsung maupun tidaklangsung, dari usaha mikro, usah kecil atauusaha besar yang memenuhi kriteria usahamikro sebagaimana dimaksud dalam UUtersebut. Di dalam Undang-undang tersebut,kriteria yang digunakan untuk mendefinisikanUMKM seperti yang tercantum dalam Pasal 6adalah nilai kekayaan bersih atau nilai aset tidaktermasuk tanah dan bangunan tempat usaha,atau hasil penjualan tahunan. Dengan kriteriasebagai berikut:a) Usaha mikro adalah unit usaha yang memiliki

aset paling banyak Rp.50 juta tidaktermasuk tanah dan bangunan tempat usahadengan hasil penjualan tahunan paling besarRp.300 juta.

b) Usaha kecil dengan nilai aset lebih dariRp. 50 juta sampai dengan paling banyakRp.500 juta tidak termasuk tanah danbangunan tempat usaha memiliki hasilpenjualan tahunan lebih dari Rp.300 jutahingga maksimum Rp.2.500.000, dan.

c) Usaha menengah adalah perusahaan dengannilai kekayaan bersih lebih dari Rp.500 jutahingga paling banyak Rp.100 milyar hasilpenjualan tahunan di atas Rp.2,5 milyarsampai paling tinggi Rp.50 milyar.

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Me-nengah (UMKM) sangat penting dan strategisdalam mengantisipasi perekonomian ke depanterutama dalam memperkuat strukturperekonomian nasional. Adanya krisisperekonomian nasional seperti sekarang inisangat mempengaruhi stabilitas nasional,ekonomi dan politik yang imbasnya berdampakpada kegiatan-kegiatan usaha besar yangsemakin terpuruk, sementara UMKM sertakoperasi relatif masih dapat mempertahankankegiatan usahanya.

Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingindicapai adalah terwujudnya Usaha Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM) yang tangguhdan mandiri yang memiliki daya saing tinggi danberperan utama dalam produksi dan distribusikebutuhan pokok, bahan baku, serta dalampermodalan untuk menghadapi persainganbebas. UMKM adalah unit usaha produktifyang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orangperorangan atau badan usaha di semua sektorekonomi. Pada prinsipnya, pembedaan antaraUsaha Mikro (UMI), Usaha Kecil (UK), UsahaMenengah (UM), dan Usaha Besar (UB)umumnya didasarkan pada nilai aset awal (tidaktermasuk tanah dan bangunan), omset rata-rataper tahun, atau jumlah pekerja tetap. Namundefinisi UMKM, berdasarkan tiga alat ukur iniberbeda menurut negara. Karena itu, memangsulit membandingkan pentingnya atau peranUMKM antar negara.

Beberapa keunggulan UKM terhadap usahabesar antara lain adalah sebagai berikut :a. Inovasi dalam teknologi yang telah dengan

mudah terjadi dalam pengembanganproduk.

b. Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalamperusahaan kecil.

Page 5: Middle Income Trap JOURNAL

79

Strategi Optimalisasi Standar Kinerja UMKM Sebagai Katalis Perekonomian Indonesia Dalam Menghadapi MiddleIncome Trap 2045 | Belinda Azzahra dan I Gede Angga R. P. Wibawa

c. Kemampuan menciptakan kesempatan kerjacukup banyak atau penyerapannya ter-hadap tenaga kerja.

d. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikandiri terhadap kondisi pasar yang berubahdengan cepat dibanding dengan perusahaanbesar yang pada umumnya birokrasi.

e. Terdapatnya dinamisme manajerial danperan kewirausahaan.

Klasifikasi UMKM di Indonesia

Dalam perspektif perkembangannya, UsahaMikro Kecil dan Menengah (UMKM)merupakan kelompok usaha yang memilikijumlah paling besar. Selain itu kelompok initerbukti tahan terhadap berbagai macamguncangan krisis ekonomi. Maka, sudahmenjadi keharusan penguatan kelompokUsaha Mikro Kecil dan Menengah yangmelibatkan banyak kelompok. Usaha MikroKecil dan Menengah (UMKM) diklasifikasikansebagai berikut:1) Livelyhood Activities, merupakan Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yangdigunakan sebagai kesempatan kerja untukmencari nafkah, yang labih umum biasadisebut sektor informal. Contohnya pedagangkaki lima.

2) Micro Enterprise, merupakan UsahaMikro Kecil dan Menengah (UMKM) yangmemiliki sifat pengrajin tetapi belum memilikisifat kewirausahaan.

3) Small Dynamic Enterprise, merupakanUsaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)yang telah memiliki jiwa kewirausahaan danmampu menerima pekerjaan subkontrakdan ekspor.

4) Fast Moving Enterprise, merupakan UsahaMikro Kecil dan Menengah (UMKM) yangtelah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan

melakukan transformasi menjadi usahabesar (UB).

Peranan UMKM di Indonesia

Diakui, bahwa Usaha Mikro, Kecil danMenengah (UMKM) memainkan peran pentingdi dalam pembangunan dan pertumbuhanekonomi, tidak hanya di negara-negara sedangberkembang (NSB), tetapi juga di negara-negara maju (NM). Di negara maju, UMKMsangat penting, tidak hanya kelompok usahatersebut menyerap paling banyak tenaga kerjadibandingkan usaha besar (UB), seperti halnyadi negara sedang berkembang, tetapi jugakontribusinya terhadap pembentukan ataupertumbuhan produk domestik bruto (PDB)paling besar dibandingkan kontribusi dari usahabesar.

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)memiliki peran penting dalam perekonomianmasyarakat Indonesia. Pemerintah Indonesiapun memandang penting keberadaan parapelaku UMKM. Buktinya, UMKM bersamadengan Koperasi memiliki wadah secarakhusus di bawah Kementerian Koperasi danUKM. Perhatian tinggi yang diberikan kepadapara pelaku UMKM tersebut tidak lain sebagaiwujud pemerintah dalam menyangga ekonomirakyat kecil. Apalagi, UMKM mampumemberikan dampak secara langsung terhadapkehidupan masyarakat di sektor bawah.Setidaknya, ada 3 peran UMKM yang sangatpenting dalam kehidupan masyarakat kecil. Tigaperan tersebut adalah:• Sarana mengentaskan masyarakat dari

jurang kemiskinan Peran UMKM pentingyang pertama adalah sebagai saranamengentaskan masyarakat kecil dari jurangkemiskinan. Alasan utamanya adalah,tingginya angka penyerapan tenaga kerja

Page 6: Middle Income Trap JOURNAL

Inspire Journal: Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 1, Mei 2021: 75-86

80

oleh UMKM. Hal ini terbukti dalam datamilik Kementerian Koperasi dan UMKMtahun 2011. Disebutkan, lebih dari 55,2 jutaunit UMKM mampu menyerap sekitar101,7 juta orang. Angka tersebut meningkatmenjadi sekitar 57,8 juta unit UMKMdengan jumlah tenaga kerja mencapai 114juta orang.

• Sarana untuk meratakan tingkat perekono-mian rakyat kecil.UMKM juga memiliki peran yang sangatpenting dalam pemerataan ekonomimasyarakat. Berbeda dengan perusahaanbesar, UMKM memiliki lokasi di berbagaitempat. Termasuk di daerah yang jauh darijangkauan perkembangan zaman sekalipun.Keberadaan UMKM di 34 provinsi yangada di Indonesia tersebut memperkeciljurang ekonomi antara yang miskin dengankaya. Selain itu, masyarakat kecil tak perluberbondong-bondong pergi ke kota untukmemperoleh penghidupan yang layak.

• Memberikan pemasukan devisa bagi negaraPeran UMKM berikutnya yang tidak kalahpenting adalah, memberikan pemasukanbagi negara dalam bentuk devisa. Saat ini,UMKM Indonesia memang sudah sangatmaju. Pangsa pasarnya tidak hanya skalanasional, tapi internasional. Data dariKementerian Koperasi dan UKM di tahun2017 menunjukkan tingginya devisa negaradari para pelaku UMKM. Angkanya punsangat tinggi, mencapai Rp88,45 miliar.Angka ini mengalami peningkatan hinggadelapan kali lipat dibandingkan tahun 2016.

Perkembangan UMKM di Indonesia

Berbicara mengenai usaha di Indonesia sendirisaat ini usaha mikro, kecil dan menengah ataubiasanya disingkat (UMKM) saat ini sudah

mulai berkembang. Walaupun UMKM diIndonesia ini masih terbilang kecil dalam skalainternasional akan tetapi dikutip dariKemenkeu.go.id di Indonesia sendiri UMKMmampu menyumbang 60,3 produk domestikbruto (PDB) dan 97% tenaga kerja. Denganperkembangan UMKM di Indonesia saat initelah membantu pemerintah di Indonesia untukbisa menciptakan lapangan kerja bagipengangguran. Selain itu perkembanganUMKM di Indonesia juga telah membantumeningkatkan ketahanan ekonomi rumahtangga di Indonesia. Potensi UMKM yangbegitu besar ini disinyalir sebagai salah satukunci Indonesia untuk bisa keluar dari MiddleIncome Trap. Dengan meningkatkan per-tumbuhan UMKM secara rapid, pemerintahmengharapkan output maksimum yaitu sebagaisalah satu kunci dalam keluar dari jeratanmiddle income trap.

Penelitian Terdahulu sebagai BenchmarkKinerja UMKM secara Internasional

Industri Jepang yang meningkat pesat sejak1960 mempengaruhi kemajuan teknologi danpertumbuhan ekonomi Negara AmerikaSerikat, wilayah Asia bahkan dunia (Barra,1986). Perkembangan ilmu Jepang dankeberhasilan dalam teknologi, serta produk-tivitas yang tinggi berkaitan dengan konsepperbaikan berkelanjutan Jepang yang dikenaldengan istilah Kaizen. Salah satu disiplin kerjaJepang yang merupakan bagian Kaizen adalahGerakan 5S yaitu gerakan kebulatan tekad ditempat kerja untuk mengadakan pemilahan,penataan, pembersihan, dan pemeliharaankondisi kerja untuk melaksanakan kebiasaankerja yang baik. 5S adalah huruf pertama istilahJepang, Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, danShitsuke, yang menjadi semboyannya (Oshada,2000). Amerika Serikat, Amerika Selatan,

Page 7: Middle Income Trap JOURNAL

81

Strategi Optimalisasi Standar Kinerja UMKM Sebagai Katalis Perekonomian Indonesia Dalam Menghadapi MiddleIncome Trap 2045 | Belinda Azzahra dan I Gede Angga R. P. Wibawa

Eropa dan Asia Tenggara menyadari bahwaprinsip-prinsip umum kerja Jepang bersifatuniversal dan dapat diterima sebagian besarnegara di seluruh dunia (Barra, 1986).

Saat ini, konsep disiplin kerja Jepang terutamadalam hal prinsip kerja 5S mulai diadopsinegara-negara maju dan berkembang di seluruhdunia termasuk Indonesia. Sektor pentingperkembangan dunia usaha di Indonesia adalahpada Usaha Mikro Kecil dan Menengah atauUMKM. Penelitian penerapan 5S studi kasusdi luar negeri seperti India, Malaysia, danInggris memadukan teori 5S dengan beberapametode seperti LSS (Lean Six Sigma), LeanManufacturing, TQM (Total QualityManagement), Seven Steps dan Seven toolsMethod. Lean manufacturing dan Six Sigmasebagai metodologi produksi bertujuanmengurangi waste atau pemborosan, penye-derhanaan prosedur dan mempercepat operasiyang memungkinkan organisasi untuk mampumenerapkan 5S dalam organisasi (Harry danCrawford, 2005). Studi lain mengenaipenerapan 5S, memadukannya dengan konsepLean Manufacturing dan mengatakan bahwakonsep tersebut tepat dipraktikkan bersamadengan penerapan 5S (Badurdeen, 2007).

Prinsip Lean berfokus pada menghilangkanpemborosan baik waktu tunggu, persediaan,mengurangi ukuran lot atau batch, Arusproduksi maupun siklus proses (Jones danWomack, 1996). Imai (1998) mengatakanbahwa berbagai praktik manajemen sepertiTotal Quality Control (TQC), Zero Defect, just-in-time (JIT), Gugus Kenali Mutu danmanajemen kualitas Jepang lainnya merupakankonsep Kaizen. Penerapan 5S yang merupakanbagian dari perbaikan berkesinambungan(Kaizen) bertujuan untuk perbaikan kualitas dansistem kerja dalam sebuah organisasi. Penelitian

lain membahas penerapan 5S dalam SME(Small Medium Enterprise) menggunakanmetode Seven Tools dan Seven Steps yangmerupakan bagian dari TQM (Total QualityManagement). Tujuh alat tahapan dasar (SevenSteps) dalam sistem manajemen mutu berkaitanerat dengan prinsip perbaikan terus-menerusmenggunakan tujuh alat kualitas dasar (Seventools). Metode ini mengumpulkan, meng-analisis, memvisualisasikan dan menentukansolusi perbaikan dengan langkah sistematisuntuk peningkatan kualitas (Mirko, 2009).

METODOLOGI PENELITIAN

Perspektif Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian iniadalah metode deskriptif, yaitu langkahpenyelesaian masalah yang diteliti denganmenggambarkan keadaan subjek atau objekdalam penelitian dapat berupa orang, lembaga,masyarakat dan yang lainnya yang pada saatsekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampakatau apa adanya.

Jenis dan Sumber Data

Seluruh analisis dijelaskan dengan mengguna-kan metode studi pustaka melalui data sekunder.Sumber dari studi pustaka ini bervariasi dariartikel, buku, dan jurnal yang berasal dari mediainternasional maupun nasional. Data-data yangdiambil merupakan data yang valid karenadiambil dari sumber terpercaya yang yangdapat dipertangungjawabkan dengan tidakmelupakan kaidah ilmiah. Peneliti memakaipendekatan kualitatif dengan data sekunder daripenelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

Teknik analisis data

Dalam karya tulis ini, penarikan kesimpulanmenggunakan teknik induktif. Fakta-fakta dandata akurat yang didapatkan akan dijabarkan

Page 8: Middle Income Trap JOURNAL

Inspire Journal: Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 1, Mei 2021: 75-86

82

di area pembahasan, lalu akan ditarik beberapapoin kesimpulan berdasarkan poin pembahasantersebut. Kesimpulan yang ditarik merupakanpoin umum yang menghubungkan 1 poinpembahasan ke poin pembahasan lainnya.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Hexagon Linkage : Optimalisasi KinerjaUMKM dari perspektif Operasional

Saat ini, dunia bisnis menjadi dunia yang sangatdinamis, namun di sisi lain juga disruptive terhadappenggunaan teknologi dan ilmu pengetahuan.Sehingga apabila kita mengharapkan agarkinerja UMKM dapat berkembang hingga ketingkat dimana UMKM dapat membawaIndonesia menembus Middle Income Trap,maka kita perlu melakukan optimalisasi kinerjaUMKM melalui perspektif yang lebih relevannamun disaat yang bersamaan aplikatif bagi parapelaku UMKM secara umum. Oleh karena itukami mengajukan solusi yakni HexagonLinkage sebagai perspektif baru dalam menilaioportunitas dan optimalisasi operasionalUMKM baik yang telah berdiri maupun UMKMPotensial yang mungkin akan berkembang.

Terdapat enam komponen yang dapat meme-ngaruhi kinerja UMKM dan menciptakan bestpractice bagi para pelaku UMKM yang padaakhirnya akan menciptakan business behaviouryang menjadi petunjuk bagi para pemangkukepentingan dalam mengambil keputusan, baikdari sisi pemerintah dalam menyiapkan regulasiyang lebih kompatibel maupun investor yangingin menanamkan modalnya pada UMKM.Komponen tersebut di antaranya adalah :1. Inovasi dan Kebutuhan Teknologi

Tingkat inovasi dan kebutuhan teknologiyang berbeda antar pelaku UMKM

2. Intensitas PermodalanKebutuhan modal antara pelaku UMKM

dengan pelaku usaha yang lain tentu berbeda,hal ini disebabkan karena: perbedaanindustri, strategi produksi, jenis produk

3. Pengembangan Sumber Daya ManusiaTingkat sumber daya manusia yang dapatdiukur secara kualitas dan kuantitas akanmemiliki pengembangan yang berbeda bagipara pelaku UMKM

4 Fleksibilitas dan Desain OrganisasiFleksibilitas merupakan langkah-langkahpraktis dan fleksibel yang digunakan olehperusahaan dalam mengambil keputusanyang bersifat jangka pendek dan menengah.Sedangkan desain organisasi mencerminkanpengembangan divisi yang ada, span ofcontrol, serta proses pengambilan keputus-an pada UMKM

5. Kerjasama antar Pelaku UMKMKerjasama merupakan kegiatan yangbersifat mutualisme dan telah disepakati olehUMKM dengan pihak terkait, semisalsupplier bahan baku, agen produk, maupunsesama UMKM

6. Scan-Copy FactorScan-Copy Factor menunjukkan kemampuansuatu UMKM untuk menjadi role modeldalam suatu usaha yang nantinya ide sertacara kerjanya dapat atau tidak untuk ditiruoleh pelaku UMKM lain

Gambar 1 Role Model UMKM

Page 9: Middle Income Trap JOURNAL

83

Strategi Optimalisasi Standar Kinerja UMKM Sebagai Katalis Perekonomian Indonesia Dalam Menghadapi MiddleIncome Trap 2045 | Belinda Azzahra dan I Gede Angga R. P. Wibawa

Dari linkage atas setiap faktor tersebut,business behaviour yang telah terbentuk akanmenciptakan cerminan terkait dimana letakoptimalisasi kinerja yang terbaik bagi pelakuUMKM.

Skema Kontrol Internal UMKM denganmemerhatikan Budget-Effect Control

Di dalam suatu organisasi maupun bisnis,seorang pemimpin dapat memberikanpengawasan kepada para pekerjanya secaralangsung, namun semakin besar suatu entitas,tentu saja penyampaian informasi dankoordinasi menjadi lebih kompleks. Sehinggasuatu sistem kontrol internal perlu dibentuk dandilakukan oleh setiap jenis dan ukuran badanusaha untuk meminimalkan risiko manajemendalam mencapai tujuan organisasi. Permasalahanmuncul ketika para pelaku UMKM menganggapsepele kontrol internal ataupun terhalang olehadanya keterbatasan biaya dan cost-benefitanalysis yang memberikan sinyal negatif atasimplementasi kontrol internal pada kegiatanusaha UMKM. Sehingga terjadi budget-effectatau efek biaya yang belum dapat dikontrol olehpara pelaku UMKM saat mencoba imple-mentasi kontrol internal. Budget-effect terjadijika terdapat mismatch antara kebutuhan yangdiharapkan dengan biaya yang telah atau harusdikeluarkan oleh suatu entitas atau individu. Halini dapat disebabkan oleh faktor informasi yangasimetris, tingkat dan kemampuan sumber dayayang berbeda, serta kesalahan prosedur dalampelaksanaan yang ideal. Oleh karena itu pelakuUMKM harus tahu benar terkait komponenkontrol internal, tujuan implementasinya, sertaStandar prosedur yang ideal. Hal ini dapatdipelajari melalui Internal Control IntegratedFramework cube pada Gambar 2 berikut

Gambar 2 Internal Control Integrated Framework cube

Dari kubik 3 dimensi tersebut dapat kita lihatbahwa memang dari segi manfaat dan proseduryang ada terlalu kompleks dan tidak mengun-tungkan bagi para pelaku UMKM untukmenerapkannya. Namun layaknya sebuah kueyang besar, kita tidak perlu memakan semuanyabulat-bulat, kita dapat sisihkan bagian apa sajayang kita inginkan. Sehingga penulis berpen-dapat bahwa perlu adanya persiapan skemayang lebih sederhana namun efektif bagi parapelaku UMKM dengan memanfaatkanteknologi yang ada.

Membentuk Sustainable Peers Relation-ship antar UMKM

Tidak dapat dipungkiri bahwa kekuatan suatuentitas bisnis tidak luput dari peran “rekanbisnis”nya yang dalam waktu bersamaan dapatpula menjadi “kompetitor” dalam suatu industriyang sama. Hal ini dapat terjadi karenadisebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :1. Adanya keinginan untuk menjadi bisnis

yang sustainable sekaligus profitable2. Benchmarking dan terbuka atas perkem-

Page 10: Middle Income Trap JOURNAL

Inspire Journal: Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 1, Mei 2021: 75-86

84

bangan hal-hal dan teknologi baru untukmendorong pertumbuhan perusahaan

3. Kesamaan tujuan dengan cara kerja yangberbeda ataupun sebaliknya

Dimana, apabila perilaku yang sama diterapkanoleh para pelaku UMKM, maka dapat dipastikanbahwa adanya pembentukan intentional peersakan memberikan dampak yang lebih baikdikarenakan telah memiliki mutual agreementantar anggota peers. Sehingga akan menciptakanadanya hubungan yang bersifat berkelanjutanantar pelaku UMKM.

Level Expected Impact dari UsulanStrategi Solusi

Setelah menganalisis optimalisasi kinerjamenggunakan Hexagon Linkage, lalumerumuskan skema kontrol internal, danmemberikan rekomendasi UMKM untukmembangun sustainable peers relationshiptentunya ada berbagai impact yang diharapkanatas dasar peningkatan pertumbuhan pereko-nomian UMKM dalam menuju visi besarIndonesia, sukses keluar dari Middle IncomeTrap di tahun 2045. Pengaruh yang diharapkandapat terbagi menjadi 3 level ruang lingkup yaitu,level mikro, meso dan makro

Makro

Meso

Mikro

Gambar 3. Level Expected Impact

Dari level mikro, diharapkan pengaruh positifyang ditimbulkan dapat meningkatkan kinerjadi ruang lingkup UMKM itu sendiri. ExpectedImpact di level mikro antara lain :

• Dari segi manajemen operasional, UMKMdapat mengimplementasikan asas-asasoperasional yang lebih efisien dan efektif,namun tetap bearing with cost.

• Dari segi manajemen sumber daya manusia,UMKM diharapkan dapat terus meningkat-kan kualitas sumber daya manusia, denganmelakukan berbagai pelatihan internalmaupun eksternal, serta melakukankonsultasi yang intensif ke UMKM yanglebih baik dari segi pelatihan sumber daya.

• Dari segi manajemen keuangan, UMKMdiharapkan dapat terlebih dahulu mengertistruktur keuangan UMKM lalu merancangpermodalan yang suitable bagi operasionalperusahaan.

Dari segi Meso, diharapkan pengaruh positifyang ditimbulkan dapat meningkatkan kinerjaUMKM dalam berhubungan dengan UMKMlainnya secara berkesinambungan danberkelanjutan. Expected Impact di level mesoantara lain:• Terjalinnya hubungan antar UMKM yang

harmonis, dalam artian saling membantu satusama lain dalam bidang operasional,keuangan, dan manajemen sumber daya.

• Membangun kerja sama yang inklusif danberkelanjutan agar antar UMKM satudengan yang lainnya dapat saling menopangketika salah satunya dihadapkan olehpermasalahan fundamental maupunoperasional.

Dari segi Makro, diharapkan pengaruh positifyang ditimbulkan oleh kemajuan UMKMsecara ruang lingkup besar dapat berkontribusidengan level nasional.

Expected Impact di level makro antara lain:• Peningkatan kontribusi UMKM terhadap

pertumbuhan ekonomi Indonesia secara

Page 11: Middle Income Trap JOURNAL

85

Strategi Optimalisasi Standar Kinerja UMKM Sebagai Katalis Perekonomian Indonesia Dalam Menghadapi MiddleIncome Trap 2045 | Belinda Azzahra dan I Gede Angga R. P. Wibawa

nasional sebagai salah satu bentuk upayakeluar dari jeratan Middle Income Trap

• Kemajuan UMKM yang berkelanjutandiharapkan dapat meningkatkan partisipasimasyarakat Indonesia dalam ikut terjunmembangun perekonomian bangsa.

PENUTUP

Kesimpulan

Menyadari bahwa Indonesia saat ini dihadapkanpada beberapa risiko ketidakpastian ekonomiglobal, salah satunya ialah Middle Income Trapdi tahun 2045, Indonesia memerlukan tamengekonomi yang cukup kuat untuk keluarperangkap tersebut. Salah satu bentuktamengnya ialah meningkatkan pertumbuhanekonomi khususnya kemandirian domestikmelalui UMKM. Akan tetapi, perkembanganUMKM saat ini dirasa belum makimal danmasih dipandang sebelah mata karena inefsiensibaik dari segi permodalan hingga sumber dayamanuaia. Oleh karena itu, solusi dalam paperini hadir untuk mengoptimalisasi kinerjaUMKM dari per-bidang operasional. Selain itu,penulis melihat beberapa kekurangan darisistem UMKM yaitu dari segi kontrol internal,termasuk di dalam nya cost-budget effect.Melalui sistem kontrol internal yang lebihterintegrasi dengan memanfaatkan kemajuanteknologi dan partisipasi dari beberapapemangku kepentingan lainnya, skema yangkami buat dapat meningkatkan efisiensi kerjadan pengawasan UMKM di Indonesia.Diharapkan kedepannya para pelaku UMKMdapat meningkatkan kesejahteraannya dalamrangka memperkuat sektor ekonomi nasional,lewat pasar domestik. Selain itu, diharapkandengan meningkatnya kualitas UMKMIndonesia, UMKM juga tidak akan kalah dariperusahaan asing di era global.

Saran

Penulis menyadari bahwa strategi optimalisasiUMKM ini masih memiliki beberapa kekurangandalam penerapannya pada masyarakat secaramenyeluruh. Oleh karena itu, diharapkannantinya program ini dapat terus mengembang-kan dan mengevaluasi sistem yang telahdiciptakan serta senantiasa berinovasi setiapmenemukan kekurangan dalam pelaksanaan dilapangan nantinya. Selain itu, sebaiknyapemerintah serta pemangku kepentingan lainyang terkait dapat turut membantu dan ber-kolaborasi dalam mewujudkan standar kinerjaUMKM Indonesia yang lebih efisien daninklusif.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, F. D. 2013. Pengembangan UsahaMikro, Kecil dan Menengah (UMKM)Melalui Fasilitasi Pihak Eksternal danPotensi Internal (Studi Kasus PadaKelompok Usaha” Emping Jagung” diKelurahan Pandanwangi KecamatanBlimbing Kota Malang). JurnalAdministrasi Publik, 1(6), 1286-1295.

Anggraini, D., & Nasution, S. H. 2013.Peranan kredit usaha rakyat (KUR) bagipengembangan UMKM di Kota Medan(studi kasus Bank BRI). Ekonomi danKeuangan, 1(3).

Chrismardani, Y. 2014. Komunikasi pemasaranterpadu: implementasi untuk UMKM.Neo-Bis, 8(2), 179-189.

Fuadi, A. O., & Mangoting, Y. 2013. PengaruhKualitas Pelayanan Petugas Pajak, SanksiPerpajakan dan Biaya Kepatuhan PajakTerhadap Kepatuhan Wajib PajakUMKM. Tax & Accounting Review,1(1), 18.

Page 12: Middle Income Trap JOURNAL

Inspire Journal: Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 1, Mei 2021: 75-86

86

Narsa, I. M., Widodo, A., & Kurnianto, S. 2012.Mengungkap kesiapan UMKM dalamimplementasi standar akuntansi keuanganentitas tanpa akuntabilitas publik (PSAK-ETAP) untuk meningkatkan akses modalperbankan. Jurnal Ekonomi dan BisnisAirlangga (JEBA)/ Journal of Economicsand Business Airlangga, 22(3).

Rudiantoro, R., & Siregar, S. V. 2012. Kualitaslaporan keuangan umkm serta prospekimplementasi SAK ETAP. JurnalAkuntansi dan Keuangan Indonesia,9(1), 1-21.

Suci, Y. R. 2017. Perkembangan UMKM (Usahamikro kecil dan menengah) di Indonesia.Cano Ekonomos, 6(1), 51-58.

Sudaryanto, R., & Wijayanti, R. R. 2013.Strategi pemberdayaan UMKM meng-hadapi pasar bebas Asean. PusatKebijakan Ekonomi Makro. BadanKebijakan Fiskal. KementerianKeuangan, Jakarta.

Susilo, Y. 2012. Strategi meningkatkan dayasaing UMKM dalam menghadapiimplementasi CAFTA dan MEA.Buletin Ekonomi.

Tambunan, T. 2012. UMKM Indonesia.BUKU DOSEN-2014.

Tedjasuksmana, B. 2014. Potret UMKMIndonesia Menghadapi MasyarakatEkonomi ASEAN 2015.

***