income smoothing

26
BAB I PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Hal ini disebabkan karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi- informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan terbagi menjadi dua yaitu pihak internal dan pihak eksternal 1 . Laporan keuangan ini nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi para pemakainya. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Fokus utama pelaporan keuangan adalah informasi tentang laba dan komponen-komponennya karena informasi ini memainkan suatu peranan yang signifikan dalam proses pengambilan keputusan oleh pihak eksternal. Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang 1 Pihak internal yaitu manajemen sedangkan pihak eksternal adalah pemegang saham, kreditur, pemerintah, karyawan, pemasok, konsumen, dan masyarakat umum lainnya. 1

Upload: viethieq

Post on 24-Jun-2015

2.021 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Income Smoothing

BAB I

PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk

menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Hal ini

disebabkan karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang

dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pihak-

pihak yang berkepentingan terbagi menjadi dua yaitu pihak internal dan pihak

eksternal1. Laporan keuangan ini nantinya akan digunakan untuk memenuhi

kebutuhan informasi para pemakainya. Laporan keuangan yang lengkap biasanya

meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan

catatan atas laporan keuangan.

Fokus utama pelaporan keuangan adalah informasi tentang laba dan

komponen-komponennya karena informasi ini memainkan suatu peranan yang

signifikan dalam proses pengambilan keputusan oleh pihak eksternal. Informasi

laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk

menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang

representatif dalam jangka panjang, dan menaksir risiko investasi atau

meminjamkan dana. Hal ini menyebabkan para investor lebih cenderung

memperhatikan laba dalam laporan laba rugi untuk keperluan pengambilan

keputusan.

Perilaku investor inilah yang disadari oleh manajemen yang akhirnya

mendorong untuk melakukan perilaku yang tidak semestinya (dysfunctional

behaviour). Di lain pihak terdapat asimetri informasi antara manajemen dengan

pengguna laporan keuangan lainnya seperti investor. Asimetri informasi

memberikan kesempatan pada manajemen unutk menetralisir ketidakpastian

lingkungan dan memperkecil variabilitas dalam kinerja operasi perusahaan. Hal

ini disebabkan karena dengan adanya asimetri informasi, manajemen merasa

1 Pihak internal yaitu manajemen sedangkan pihak eksternal adalah pemegang saham, kreditur, pemerintah, karyawan, pemasok, konsumen, dan masyarakat umum lainnya.

1

Page 2: Income Smoothing

leluasa untuk memilih berbagai alternatif metoda akuntansi. Hal ini dapat

mempengaruhi kualitas laba dalam laporan keuangan.

Cara yang biasa dilakukan manajemen untuk mempengaruhi angka pada

laporan keuangan adalah dengan melakukan manajeman laba (earning

management). Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat

mengurangi kredibilitas laporan keuangan karena ada earning smoothing

hypothesis dan income smoothing hypothesis yang menaksir bahwa laba

dimanipulasi untuk mengurangi fluktuasi sekitar tingkat yang dipertimbangkan

normal bagi perusahaan.

Manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat

mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai sepenuhnya pada

angka laba hasil rekayasa tersebut. Bahkan aktivitas manajemen laba juga

dinyatakan dapat menyesatkan pengguna laporan keuangan dan kadangkala

merupakan indikasi terjadinya tindakan ilegal yang serius dalam pelaporan

keuangan2. Berdasarkan pada pengaruh manipulasi terhadap laba usaha

manajemen laba itu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu usaha memaksimumkan

atau meminimumkan laba dan usaha untuk mengurangi fluktuasi laba (perataan

laba).

Tindakan manajemen laba telah memunculkan beberapa kasus skandal

pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui, antara lain Enron, Merck, World

Com dan mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat. Beberapa penelitian di

Indonesia juga menemukan indikasi dilakukannya tindakan perataan laba oleh

perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Salah satu teknik yang dilakukan daam manajemen laba yaitu perataan

laba (income smoothing). Teknik perataan laba yaitu perilaku meratakan laba dari

waktu ke waktu sehingga pelaporan nilainya tidak berfluktuasi, manajer yang

menolak risiko memiliki daya dorong untuk melakukan perataan laba. Manajer

yang menolak resiko, yaitu manajer yang menghindari pinjaman dan pemberian

pinjaman di pasar modal.

2 Syukriy, The National Commision on Fraudulent Financial Reporting (Treadway Commision), International Edition, 2005.hlm.43.

2

Page 3: Income Smoothing

Besarnya kesempatan dan insentif bagi para manajer untuk melakukan

perataan laba mendorong peneliti-peneliti untuk mengevaluasi praktik perataan

laba dan faktor-faktor yang diduga berpengatuh terhadap perataan laba.

Manajemen diuntungkan dengan adanya praktik perataan laba, yaitu : (1)

skema kompensasi dihubungkan dengan kinerja perusahaan yang disajikan dalam

laba akuntansi yang dilaporkan, karena setiap fluktuasi dalam laba akan

berpengaruh langsung dalam kompensasi. (2) fluktuasi dalam kinerja manajemen

dapat mengakibatkan intervensi pemilik untuk mengganti manajemen dengan cara

pengambilan atau penggantian manajemen secara langsung. Selain itu pemilik

mendukung perataan penghasilan karena adanya motivasi internal dan motivasi

eksternal3.

Alasan perataan laba bertujuan memperbaiki hubungan dengan kreditur,

investor dan karyawan serta meratakan siklus bisnis melalui proses psikologis.

Sedangkan proposi yang diajukan berkaitan dengan perataan laba adalah : (1)

kriteria yang digunakan manajemen perusahaan dalam memilih metode akuntansi

adalah untum memaksimumkan kepuasan atau kemakmuran. (2) kepuasan

merupakan fungsi dari keamanan pekerjaan, level dan tingkat pertumbuhan

besaran perusahaan. (3) Kepuasan pemegang saham dan kenaikan performa

perusahaan dapat meningkatkan status dan reward bagi manajer. (4) Kepuasan

yang sama tergantung pada tingkat pertumbuhan dan stabilitas laba perusahaan.

Perataan laba dianggap suatu tindakan yang umum dilakukan untuk

mencapai suatu aliran yang stabil selama beberapa periodetertentu atau dalam satu

periode. Oleh sebab itu, perataan laba dapat diartikan sebagai suatu sarana yang

digunakan manajemen untuk mengurangi variabilitas pelaporan penghasilan

relatif terhadap target yang terlihat karena adanya manipulasi variabel-variabel

(akuntansi) semu atau (transaksi) riil.

Berdasarkan dari uraian tersebut di atas. Penulis tertarik untuk membuat

karya tulis berbentuk makalah mengenai creative accounting atas penggunaan

3 Motivasi internal menunjukan maksud pemilik untuk meminimalisasi biaya kontrak manajer dengan membujuk manajer agar melakukan perataan laba. Motivasi eksternal ditunjukan oleh usaha pemilik saat ini untuk mengubah persepsi investor terhadap nilai perusahaan.

3

Page 4: Income Smoothing

earning smoothing dengan judul “Earning Smoothing dan Pelaporan

Keuangan”

BAB II

KONSEP DAN TEORI

4

Page 5: Income Smoothing

Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam

laporan keuangan yang sangat penting bagi pihak internal dan eksternal. Informasi

laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan menilai

kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif

dalam jangka panjang dan menaksir resiko investasi atau meminjamkan dana.

Income smoothing sangat berkaitan dengan kandungan informasi atas

laba sehingga penelitian tentang kandungan informasi atas laba sangat mendukung

karena bila pengumuman laba tahunan mengandung informasi, variabilitas

perubahan akan nampak lebih besar pada saat laba diumumkan daripada saat lain

selama tahun yang bersangkutan karena terdapat perubahan dalam keseimbangan

nilai harga saham selama periode pengumuman. Pengumuman laba dikatakan

mengandung informasi jika laba yang diumumkan berbeda dengan laba yang

diprediksikan oleh investor.

2.1 Kinerja Saham

Suatu perusahaan dapat menjual kepemilikannya dalam bentuk saham.

Saham merupakan tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu

perseroan terbatas4. Sedangkan menurut Anaroga (2001:58) saham adalah surat

berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu atau institusi dalam

suatu perusahaan. Saham juga didefinisikan sebagai unit kepemilikan dalam

senuah perusahaan. Saham menarik investor karena adanya keuntungan yang

dapat dinikmati. Harapan keuntungan yang dapat dinikmati dari investasi anatara

lain :

1. Dividen merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang

dibagiakn pada pemilik saham.

2. Capital Gain merupakan keuntungan yang diperoleh dati selisih jual

dengan harga belinya.

3. Manfaat non financial yaitu timbul kebanggan dan kekuasaan

memperoleh suara dalam menentukan jalannya perusahaan.

4 Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2001. Hlm.240

5

Page 6: Income Smoothing

Berdasarkan fungsinya nilai suatu saham dapat dibagi atas tiga5, yaitu :

1. Par Value (nilai nominal)

Nilai nominal merupakan nilai yang tercantum pada saham untuk

tujuan akuntansi. Nilai ini tidak digunakan untuk mengukur sesuatu.

2. Base Price (harga dasar)

Harga perdana (untuk mentukan) nilai dasar dipergunakan dalam

perhitungan indeks harga saham. Harga dasar akan berunag sesuai

dengan aksi emiten.

3. Market Price (harga pasar)

Harga pasar merupakan harga pada pasar riil dan merupakan harga

yang paling mudah di tentukan karena merupakan harga dari suatu

saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah

ditutup maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price).

Harga pasar ini merupakan harga jual dari investor yang satu dengan

investor yang lain. Harga pasar inilah yang menentukan naik atau

turunnya suatu saham dan setiap hari harga saham ini diumumkan

pada media.

Saham pada umunya mempunyai tiga karakteristik utama yang

membedakan dengan kesempatan investasi yang lain :

1. Saham tidak menjanjikan pendapatan yang bersifat tetap atau pasti,

2. Pemilik atau pemegang saham biasa akan memiliki hak untuk ikut

serta dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),

3. Saham biasa tidak memiliki masa jatuh tempo tertentu.

Jenis saham dibedakan menjadi dua saham biasa (common stock) dan

saham preferen (preferred stock). Saham biasa merupakan saham yang tidak

memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk

5 Anaroga, Panji dan Piji Pikarti. Pengantar Pasar Modal. STIE BPD Jateng. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.2006. hlm.76.

6

Page 7: Income Smoothing

memperoleh dividen selama perseroan memperoleh keuntungan. Pemilik saham

mempunyai hak suara dalam RUPS sesuai dengan jumlah saham yang

dimilikinya. Apabila perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas atau satu jenis

saham saja, saham ini disebut saham biasa (common stock). Untuk menarik

investor potensial lainnya suatu perusahaan mungkin juga mengeluatkan kelas lain

dari saham yaitu yang disebut dengan saham preferen (preffered stock). Saham

preferen erupakan saham yang diberikan atas hak untuk mendapatkan deviden

atau bagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi terlebih dahulu dari saham

biasa. Saham preferen mempunyai hak-hak prioritas lebih dari saham biasa. Hak-

hak priorotas dari saham preferen yaitu hak atas dividen yang tetap dan hal

terhadap aktiva jika terjadi likuidasi. Akan tetapi pada umumnya,saham preferen

tidak mempunya hak veto seperti yang dimilki oleh saham biasa.

Dividen sifatnya tidak relevan didalam menentukan nilai dari perusahaan,

namun masih banyak perusahaan yang membayar dividen bahkan meningkatkan

nilai devidennya. Dalam suatu penelitian tidak ditemukan bukti bahwa dividen

mengandung informsi. Akan tetapi hasil studi yang terbaru lebih mendukung

bahwa deviden mengandung informasi. Beberapa pendekatan telah digunakan

untuk menguji kandungan informasi dari dividen. Pendekatan yang dilakukan

adalah memasukan dividen kedalam model laba untuk memperediksi laba masa

depan. Dividen mempunyai informasi jika kekuatan prediksi model laba menjadi

meningkat dan menyebabkan laba. Deviden yang diperoleh oleh investor

dipengaruhi oleh kemampuan manajemen perusahaan untuk beroperasi secar

menguntungkan ditangah-tengah lingkungan usaha yang semakin kompetitif.

Dengan kinerja yang baik maka kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan

juga akan lebih terkamin sehingga harapan investor untuk mendapatkan

keuntungan jangka panjang terpenuhi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham, antara lain :

1. Harapan investor terhadap tingkat pendapatan deviden untuk masa

yang akan datang. Apabila tingkat pendapatan dan deviden suatu saat

stabil maka harga saham cenderung stabil. Sebaliknya jika tingkat

7

Page 8: Income Smoothing

pendapatan dan deviden berfluktuasi karena siklus perusahaan atau

perubahan teknologi maka harga saham berfluktuasi juga.

2. Tingkat pendapatan perusahaan. Tingkat pendapatan perusahaan

tercermin dari earning per share (EPS) terkait dengan kenaikan harga

saham. Apabila fluktuasi dari EPS semakin besar maka harga saham

akan semakin besar pula.

3. Kondisi perekonomian. Kondisi yang akan datang selalu dipengaruhi

oleh kondisi perekonomian saat ini. Apabila kondisi perekonomian

saat ini stabil dan mantap maka investor optimis terhadap kondisi

yang akan datang sehingga harga saham cenderung stabil dan

demikian sebaliknya.

2.2 Informasi Laba

Laba secara akuntansi merupakan perbedaan antara realisasi penghasilan

yang berasal dari transaksi perusahaan apada periode tertentu dikurangi dengan

biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan tersebut. Tetapi IAI

memiliki pengertian sendiri mengenai income. IAI justru tidak menterjemahkan

income sebagai laba tetapi dengan istilah penghasilan. Dalam konsep Penyusunan

dan enyajian Laporan Keuangan income diartikan sebagai kenaikan manfaat

ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau

penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan

ekuitas yang tidak berasal dari kontribus penanam modal. Menurut Belkaoui laba

adalah hal yang mendasar dan penting dari laporan keuangan dan memiliki

banyak kegunaan di berbagai konteks6. Laba pada umumnya dipandang sebagai

dasar untuk perpajakan, penentu dari kebijakan, pembayaran deviden, panduan

dalam melakukan investasi dan pengambilan keputusan dan satu elemen dalam

peramalan masa depan. Laba akuntansi secara operasioanal dapat didefinisikan

sebagai perbedaan antara realisasi laba yang tumbuh dari transaksi-transaksi

selama periode berlangsung dan biaya-biaya histori yang berhubungan. Definisi

6 Ahmed Riahi Belkaoui. Accounting Theory, Teori Akuntansi, Buku 2, Edisi 5, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2007, hlm 226.

8

Page 9: Income Smoothing

tersebut menunjukan adanya lima karakteristik yang terdapat dalam laba akuntansi

:

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang dilakukan oleh

perusahaan (laba muncul dari penjualan barang atau jasa dikurangi

biaya-biaya yang dibutuhkan untuk melakukan penjulan tersebut).

2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periode dan mengacu pada

kinerja keuangan dari perusahaan selama satu periode tertentu.

3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip laba dan membutuhkan

definisi pengukuran dan pengakuan pendapatan.

4. Laba akuntansi meminta adanya pengukuran beban-beban dari segi

biaya historinya terhadap perusahaan, yang menunjukan ketaatan

yang tinggi pada prinsip biaya.

5. Laba akuntansi meminta penghasilan yang terealisasi diperiode

tersebut dihubungkan dengan biaya-biaya relevan yang terkait.

Tidak adanya persamaan pendapat untuk mendefinisikan laba secara

tepat disebabkan oleh luasnya penggunaan konsep laba. Para pemakai laporan

keuangan mempunyai konsep laba sendiri yang dianggap paling cocok untuk

pengambilan keputusan mereka. Nilai pada laporan keuangan seperti laba bersih

perusahaan dianggap sebagai sinyal yang menunjukan nilai dari perusahaan. Hal

ini menjasikan perhatian investor dan calon investor terpusat pada laba suatu

perusahaan. Seoarang investor yang rasioanal akan membuat prediksi terlebih

dahulu sebelum membuat keputusan dengan mengamati sinyal yang di berikan

perusahaan. Investor sering memusatkan perhatiannya hanya pada informasi laba

tanpa memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi

laba tersebut. Hal ini mendorong manajer untuk melakukan manajemen atas laba

(earning management) dan menyebabkan manajemen untuk mnegelola laba dalam

usahanya membuat entitas tampak bagus secara finansial. Salah satu tindakan

manajemen atas laba yang dapat dilakukan adalah tindakan income smoothing.

9

Page 10: Income Smoothing

BAB III

PEMBAHASAN

Pembahasan dari makalah ini dimulai dari penjelasan konsep earning

management yang dapat dimulai dari pendekatan agency dan signalling theory.

10

Page 11: Income Smoothing

Kedua teori ini membahas masalah perilaku manusia yang memiliki keterbatasan

rasional (bounded rationallity) dan menolak resiko (risk averse). Teori keagenan

(agency theory) menyatakan bahwa praktik earning management (dalam makalah

ini income smoothing) dipengaruhi oleh adanya konflik kepentingan antara agen

(manajemen) dengan pricipal (pemilik) yang timbul ketika setiap pihak berusaha

untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya,

sedangkan teori signal (signalling theory) membahas bagaiman seharusnya signal-

signal keberhasilan atau kegagalan manajemen (agen) disampaikan kepada

pemilik atau prinsipal.

Penyampaian laporan keuangan dapat dianggap sebagai signal mengenai

kinerja manajemen. Dalam hubungan keagenan, manajer mempunyai asimetri

informasi terhadap pihak eksternal perusahaan sperti investor dan kreditor.

Asimetri informasi terjadi ketika manajer mempunyai informasi internal

perusahaan yang relatif lebih banyak dan mengetahui informasi tersebut relatif

lebih cepat dibandingkan pihak eksternal. Kondisi ini memberikan kesempatan

kepada manajer untuk menggunakan informasi yang diketahuinya untuk menata

pelaporan keuangan sebagai usaha untuk memaksimalkan kemakmurannya.

Batasan yang mungkin mempengaruhi para manajer untuk melakukan

perataan laba adalah :

1. Mekanisme pasar yang kompetitif sehingga mengurangi jumlah

pilhan yang tersedia bagi manajemen.

2. Skema kompensasi manajemen yang tehubung langsung dengan

kinerja perusahaan.

3. Ancaman penggantian manajemen.

Faktor-faktor yang memepengaruhi income smoothing antara lain ukuran

perusahaan, profitabilitas, sektor industri, harga saham, leverage operating,

rencana bonus. Apabila dipandang dari sisi manajemen, para manajer yang

termotivasi melakukan perataan laba atau penghasilan pada dasaranya ingin

mendapatkan berbagai keuntungan ekonomi dan psikologis, antara lain :

mengurangi total pajak terutang, meningkatkan kepercayaan diri manajer yang

11

Page 12: Income Smoothing

bersangkutan karena penghasilan yang stabil mendukung kenijakan deviden yang

stabil pula, meningkatkan hubungan manajer dengan karyawan karena pelaporan

penghasilan yang meningkat tajam memberi kemungkinana munculnya tuntutan

kenaikan gaji dan upah, siklus peningkatan dan penurunan penghasilan dapat

ditandingkan dan gelombang optimisme atau pesimisme dapat diperlunak.

Sedangkan tujuan lainnya adalah untuk memberikan kesan baik pada pemilik

kreditor terhadap kinerja manajemen untuk menjaga posisi atau kedudukan

mereka dalam perusahaan. Untuk itu diusulkan :

1. Kriteria yang dipakai oelh manajemen perusahaan dalam memilih

prinsip-prinsip akuntansi adalah untuk memaksimalkan kegunaan dan

kesejahteraan.

2. Kegunaan yang sama adalah suatu fungsi keamanan pekerjaan,

peringkat dan tingkat pertumbuhan gaji serta peringkat dan tingkat

pertumbuhan ukuran perusahaan.

3. Kepuasan dari pemegang saham terhadap kinerja perusahaan

meningkatkan status dan penghargaan dari para manajer.

4. Kepuasan yang sama tergantung pada tingkat pertumbuhan dan

stabilitas dari pendapatan perusahaan.

Perataan laba mungkin terkait dengan ukuran perusahaan, keberadaan insentif

bonus dan penyimpangan laba aktual dengan laba ekspektasi yang telah

disebutkan di atas.

Media yang biasanya digunakan oeleh manajemen dalam melakukan

income smoothing yaitu real smoothing dan artificial smoothing. Perataan riil

mengacu pada transaksi aktual yang terjadi maupun tidak terjadi dalam hal

pengaruh perataan sedangkan perataan artifisial mengacu pada prosedur akuntansi

yang diimplementasikan terhadap pergeseran biaya dan pendapatan dari satu

periode ke periode yang lain. Namun disamping kedua media tersebut masih

terdapat dimensi atau media lain untuk melakukan income smoothing, yaitu :

1. Perataan melalui adanya kejadian dan atau pengakuan.

12

Page 13: Income Smoothing

Manajemen dapat menentukan waktu transaksi aktual terjadi sehingga

pengaruhnya terhadap pelaporan pendapatan akan cenderung mengurangi

variasi dari waktu ke waktu.

2. Perataan melalui alokasi terhadap waktu.

Melalui kejadian dan pengakuan atas suatu peristiwa, manajemen memiliki

kendali yang lebih bebas terhadap determinasi atas periode-periode yang

dipengaruhi oelh kuantifikasi dari peristiwa.

3. Perataan melalui klasifikasi.

Dilakukan melalui pengklasifikasian pos-pos laporan intralaba untuk

menurunkan variasi yang terjadi dari waktu ke waktu dalam statistik.

Pendapat tersebut sependapat dengan tulisan Sofyan Safiri (2003:232)

yakni income smoothing dapat dilakukan dengan tiga cara mengatur waktu

kejadian transaksi, memilih prinsip atau metode alokasi, mengatur penggolongan

laba yanki antara laba operasi normal dengan laba yang bukan dari operasi

normal. Perataan laba yang melalui periode waktu tertentu dapat dilakukan

dengan tiga cara :

1. Manajemen dapat menentukan waktu terjadinya kejadian tertentu

melaui kebijakan yang dimiliki untuk mengurangi variasi laba yang

dilaporkan.

2. Manajemen dapat mengalokasikan pendapatan atau biaya tertentu

utnuk beberapa periode akuntansi.

3. Manajemen memilki kebijakan sendiri untuk mengklaisfikasikan pos-

pos laba atau rugi tertentu dalam kategori yang berbeda.

Unsur laporan keuangan yang sering dijadikan sasaran perataan laba

adalah unsur penjualan ( saat membuat faktur, pembuatan pesanan atau penjualan

fiktif, down grading penurunan produk) dan unsur biaya (memecah-mecah faktur,

mencatat prepaymen atau biaya dibayar dimuka sebagai biaya). Selain itu bentuk-

bentuk manipulasi laba adalah sebagai berikut :

13

Page 14: Income Smoothing

1. Kalsifikasi berita baik dan buruk

Dimana manajemen cenderung melaporkan berita baik sebagai

bagian dari operasi dan melaporkan berita buruk sebagai pos-pos luar

biasa.

2. Perataan laba dimana manajemen dalam tahun-tahun yang baik

mengurangi laba (menunda pendapatan atau keuntungan dan

mengakui segera biaya atau kerugian).

3. Bigh bath behaviour yang merupakan kontras dari perataan laba

dimana pada tahun yang suram manajemen cenderung mengakui

kerugian potensial sehingga pada tahun-tahun berikuntany tersebut

tidak muncul.

4. Perubahan akuntansi

Stabilitas laba dapat diukur dengan menggunakan beberapa ukuran

stabilitas :

a. Rata-rata laba (average reported earning)

Rata-rata laba yang dicari dengan menjumlahkan semua laba

yang hendak diamati dan dibagi dengan jumlah periode

pengamatan.

b. Rata-rata laba pesimis (average pessimistic earning)

Rata-rata laba pesimis didasarkan atas kemungkinan terburuk

yang dapat dialami perusahaan, penggunaan laba minimum ini

berguna ketika perusahaan beresiko tinggi. Hal ini dilakukan

dengan menyatakan kembali laba menjasi laba minimum dari

periode-periode yang hendak diamati. Dari laba minimum

tersebut di cari rata-ratanya.

c. Standar deviasi

Standar deviasi dicari untuk laba atau laba pesismi. Standar

deviasi yang semakin besar menunjukan variabilitas yang lebih

besar (laba yang lebih tidak stabil).

d. Indeks instabilitas laba (instability index of eraning)

14

Page 15: Income Smoothing

Indeks ini mencerminkan deviasi antara laba aktual dan laba

trend. Semakin tinggi indeks maka semakin rendah kualitas laba

perusahaan.

e. Beta

Beta merupakan ukuran resiko sistematis yang tidak dapat

dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Apabila beta

meningkat maka variabilitas perusahaan lebih besar jika terjadi

perubahan dalam pasar.

Tidak semua negara menganggap income smoothing sebagai tindakan

manipulasi yang dilarang, contohnya adalah Swedia, sepanjang dilakukan dan

dibuat secara transparan hal tersebut boleh dilakukan.

BAB IV

KESIMPULAN

15

Page 16: Income Smoothing

Berdasarakan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa income

smoothing adalah salah satu teknik manipulasi laporan keuangan dengan

menyusun laporan keuangan menjadi sedemikian rupa sehingga laba menjadi

lebih besar misalnya dengan mencatat pendapatan fiktif pada laporan keuangan

atau bisa juga di sebut perataan laba. Income smoothing merupakan salah satu

bentuk kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan. Ketika perusahaan berusaha

menutupi adanya hutang, menyajikan ulang laba, menggelembungkan pendapatan

maupun biaya, mengecilkan jumlah pengeluaran dengan mengkapitalisasi biaya

dan mendepresiasi asset dalam jangka waktu yang sangat panjang, maka terjadi

pemalsuan dasar penilaian sebuah perusahaan. Dan hal ini berdampak besar pada

valuasi nilai perusahaan, perpajakan, kredibilitas perusahaan, perlakuan tidak adil

terhadap pemangku kepentingan (stakeholders) lain, bahkan dapat menyebabkan

kebangkrutan perusahaan.

Untuk mencegah adanya praktek income smoothing maka perusahaan

harus menerapkan GCG, karena GCG memfasilitasi adanya sistem check and

balance serta didukung transparansi yang memungkinkan dilakukannya

pengawasan oleh berbagai pihak untuk memitigasi risiko penyalahgunaan

kewenangan, dan melindungi semua pemangku kepentingan.

DAFTAR PUSTAKA

16

Page 17: Income Smoothing

Anaroga, Panji dan Piji Pikarti. 2001. Pengantar Pasar Modal. STIE BPD

Jateng. Jakarta: Rineka Cipta.

Belkaoui, Ahmed Riahi. 2007. Accounting Theory Teori Akuntansi Buku

Dua Edisi 5, Jakarta: Salemba Empat.

Marisi P. Purba. 2009. Asumsi Going Concern, Suatu Tinjauan terhadap

Dampak Krisis Keuangan, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sofyan Safiri. 2003. Teori Akuntansi. Yogyakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan,

Edisi Ketiga, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Wirda, Fatkhiya. 2007. Faktor-faktor Yang Mmempengaruhi Tindakan

Perataan Laba (income smoothing) Pada Perusahaan. Jakarta :

Bina Aksara.

17