mid

Upload: muhammadrezky

Post on 07-Mar-2016

228 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bh

TRANSCRIPT

Nama Kelompok : Muhammad Rezky 03071181419091 Vita Meiricha 03071281419045 Miftah Nurul Haq 03071281419093 Aditya Putra Dharma 03071181419088 Fajar Siddiq Suryanto 03071281419099

Gambar 1. Busur Magmatisme

Gambar diatas menunjukkan suatu proses magmatisme atau proses terbentuknya magma dan zona dimana magma tersebut dapat dikeluarkan. Proses ini sangat dipengaruhi oleh adanya pergerakan lempeng yang berbeda baik secara fisik maupun secara kimia serta adanya suhu tingi dan tekanan tinggi yang berasal dari dalam bumi dan terjadi dengan konstan dalam waktu yang lama. Lempeng ini berupa lempeng samudra dan benua , lempeng benua dan benua ataupun lempeng samudra dan samudra. Dalam hal ini dibagi kedalam tjuh busur magmatisme yaitu sebagai berikut.

Gambar 2. Magmatisme1. Mid Ocean Ridges

Gambar 3. Mid Ocean Ridges

Pegunungan tengah samudra merupakan barisan pegunungan bawah samudra pada dalaman laut kurang dari 4 km, tetapi pada sisi-sisinya merupakan samudra yang lebih dalam. Lebar bentuk lahan ini mencapai ribuan km dengana ketinggian mencapai 2 km, dan agihannya mencapai sepertiga dari bentuk lahan samudra (Bloom, 1978). Punggung tengah samudra adalah rantai gugusan gunungapi di bawah laut yang mengelilingi bumi dimana kerak bumi baru terbentuk dari leleran magma dan aktifitas gunung berapi, panjangnya lebih dari 40.000 mil (60.000 km).Sejarah Mid- Ocean Ridges pada awalnya tenggelam jauh di dalam laut. Tidak sampai tahun 1950-an, ketika dasar laut yang disurvei secara rinci, yang sepenuhnya mereka menjadi dikenal.The Vema, sebuah kapal dari Lamont-Doherty Earth Observatory of Columbia University, melintasi Samudra Atlantik, merekam data tentang dasar laut dari permukaan laut. Sebuah tim yang dipimpin oleh Marie Tharp dan Bruce Heezen menganalisis data dan menyimpulkan bahwa ada rantai pegunungan yang sangat besar di sepanjang tengah lantai Atlantik. Para ilmuwan memberi nama "Mid-Atlantic Ridge" ke pegunungan kapal selam.Pada awalnya, punggungan itu dianggap sebagai fenomena spesifik ke Samudera Atlantik. Namun, karena survei dasar laut lanjutan di seluruh dunia, ditemukan bahwa setiap laut berisi bagian dari sistem mid-ocean ridge. Meskipun sistem punggungan berjalan di tengah Samudra, punggungan terletak jauh dari pusat lautan lainnya. Alfred Wegener mengajukan teori pergeseran benua pada tahun 1912. Wegener menyatakan: Ridge Mid-Atlantic merupakan zona dimana lantai Atlantik, karena terus menyebar, terus merobek dan membuat ruang bagi sima segar, relatif fluida dan panas . Namun, ia tidak mengejar hal ini observasi dalam karya-karya terakhirnya dan teorinya ditolak oleh ahli geologi karena tidak ada mekanisme untuk menjelaskan bagaimana benua bisa membajak melalui kerak laut, dan teori menjadi terlupakan. Menyusul penemuan sejauh seluruh dunia dari mid-ocean ridge pada 1950-an, ahli geologi menghadapi tugas baru: menjelaskan bagaimana seperti struktur geologi yang sangat besar dapat terbentuk. Pada tahun 1960, ahli geologi ditemukan dan mulai mengusulkan mekanisme untuk lantai laut menyebar. Lempeng tektonik adalah penjelasan yang cocok untuk lantai laut menyebarkan, dan penerimaan dari lempeng tektonik oleh mayoritas ahli geologi mengakibatkan pergeseran paradigma besar dalam pemikiran geologi. Diperkirakan bahwa 20 letusan gunung berapi terjadi setiap tahun di sepanjang pegunungan tengah bumi-laut dan bahwa setiap 2,5 tahun kilometer persegi dasar laut baru dibentuk oleh proses ini. Dengan ketebalan kerak 1 sampai 2 kilometer, ini berjumlah sekitar 4 kilometer kubik kerak samudera baru terbentuk setiap tahun. Contohnya yaitu pada pegunungan Krakatau

2. Intracontinental RiftsContinenal rift zone adalah suatu zona yang hampir sama dengan zona MOR (MOR yang terletak diatas dan dibawah continental rift zone). Bedanya, pada zona continental rift zona ini terjadi pada lempeng continental yang tetap dikontrol oleh arus konveksi pada mantel bumi sehingga lempeng continental saling menjauh atau divergen dan membentuk sebuah pecahan celah yang panjang hingga ribuan kilometer dan lebarnya ratusan kilometer atau mirip dengan graben. Magma yang dihasilkan pada zona ini adalah magma basah intermediet karena berasal dari astenosfer yang bersifat ultra basah bertemu dengan lempeng benua yang bersifat asam sehingga menghasilkan magma basah intermediet.

3. Island ArcsIsland arc merupakan sebuah busur kepulauan yang terbentuk akibat terjadinya pergerakan lempeng samudera dari zona MOR (yang secara terus menerus sehingga membentuk suatu busur kepulauan ). Dilihat dari gambar 1 diatas island arc terletak pada zona subduction karena island arc yang sudah terbentuk dibawa oleh pergerakan lempeng samudera dan sifat Magma yang dihasilkan adalah basah.

Gambar 4. Island Arc

4. Active Contitental Margins Active Contitental Margins merupakan jalur pegunungan aktif di Indonesia yang memiliki topografi khas dengan sumberdaya alam yang khas juga. Back arc merupakan bagian paling belakang dari rangkaian busur tektonik yang relatif paling stabil dengan topografi yang hampir seragam berfungsi sebagai tempat sedimentasi. Semua daerah tersebut memiliki kekhasan dan keunikan yang jarang ditemui di daerah lain, baik keanegaragaman hayatinya maupun keanekaragaman geologinya. Active Contitental Margins dapat juga diartikan sebagai busur gunung api yang terbentuk pada zona subduction dimana terjadi penunjaman antara lempeng samudera dengan lempeng benua sehingga lempeng samudera menyusup dibawahnya langsung terjadi melting dan terbentuklah gunung vulkanik dengan magma yang bersifat intermediet. Active Contitental Margins terbentuk di kerak benua dan kedudukannya berada pada zona pengangkatan basement terrane di awal tersier dimana hasilnya membentuk pegunungan bukit barisan sepanjang pulau Sumatera. Basement dan volcanic arc dipengaruhi olehtranscurent fault system yang bergerak ke kanan bukit barisan. Sumatera membentuk continental craton dataran Sunda di mana pada masa Palaegosen daerah ini dipengaruhi oeleh perluasan dan penurunan yang menghasilkan celah cekungan seperti cekungan Batubara Ombilin di Sumatera Barat yang dipengaruhi oleh transtensional sepanjang patahan Bariasan.

5. Back-arc Basins Back arc basin merupakan suatu cekungan dibelakang zona subduction . Proses ini hampir sama dengan zona MOR yang terjadi pada lempeng samudera. Ketika lempeng samudera bergerak saling menjauh (rifting) sementara diatas lempeng samudera ada lempeng benua sehingga terbentuk cekungan dibelakang zona subduction. Ini biasanya terbentuk bersamaan dengan island arc. Magma yang dihasilkan bersifat basah.

6. Ocean Island Basalts Oceanic intraplate terjadi pada zona hotspot yang berasal dari mantel. Ini terjadi karena pergerakan lempeng sehingga kerak samudera menipis yang memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera sehingga membentuk gunungapi atau pulau-pulau gunungapi di tengah samudera. Karena lempeng samudera terus bergerak, maka terbentuk deretan pulau-pulau tengah samudera. Magma yang dihasilkan bersifat ultra basah karena langsung berasal dari astenosfer dalam bumi.

7. Miscellaneous Intra-Continental Activity Continental intraplate ini juga terjadi pada zona hotspot tepatnya pada lempeng continental. Dari peregerakan lempeng tersebut menjadikan kerak benua mulai menipis namun magma tidak bisa keluar karena berada paling jauh dibawah sehingga hanya terbentuk gunung. Dari lempeng continental yang terus bergerak maka terbentuk deretan pegunungan. Magma yang dihasilkan bersifat ultra basah yang berasal dari astenosfer dalam bumi.

Gambar 5. Hotspot