mid ketenagakerjaan pak guntur
DESCRIPTION
ketenagakerjaanTRANSCRIPT
1. Kenapa tenaga kerja wanita banyak yang bekerja keluar negeri?
Karena:
a. Factor ekonomi, keluarga tidak mampu lagi memberikan nafkah.
b. Pencari kerja di Indonesia banyak sekali sementara lowongan kerja yang
tersedia kurang.
c. Gaji yang ditawarkan kepada tenaga kerja wanita sangat tinggi jika di
rupiahkan dibanding bila bekerja di dalam negeri
d. Lowongan yang tersedia tidak memerlukan keahlian khusus (misalnya
pembantu rumah tangga, dll)
2. Kasus yang berkaitan dengan ketenagakerjaan?
PT Royce Enterprise Co Indonesia, Kabil, Batam dinyatakan melanggaran
Undang-Undang (UU) Nomor Nomor 13 Tahun 2013 tentang
Ketenagakerjaan.
Perusahaan produsen furnitur itu dinilai telah mempekerjakan tenaga kerja
satuan pengamanan (satpam) dengan status perjanjian kerja waktu tertentu
(PKWT/kontrak), sementara pekerjaan satpam termasuk pekerjaan yang
bersifat tetap atau terus-menerus.
Kemudian perusahaan ini juga mempekerjakan tenaga kerja atau buruh
dengan status perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) atau kontrak, dalam
perpanjangan perjanjian kerja tersebut telah melebihi satu tahun.
Selanjutnya perusahaan tersebut dinilai telah mempekerjakan tenaga kerja
atau buruh dengan status pembaharuan perjanjian kerja waktu tertentu
(PKWT) sebanyak dua kali, setelah melalui masa tenggang waktu 30 hari
berakhirnya PKWT yang lama.
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pihak Dinas Tenaga Kerja
(Disnaker) Kota Batam dan Disnaker Kepri, disimpulkan bahwa pihak PT
Royce Enterprise Co Indonesia, Kabil, Batam telah melanggar pasal Pasal 59
ayat 2, ayat 4 dan ayat 6 UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Surat yang dikirim oleh pihak Disnaker ke Komisi IV DPRD Kota Batam itu
disebutkan bahwa, Disnaker Kota Batam telah melakukan pemeriksaan
terhadap pihak manajemen PT Royce tertanggal 30 Agustus 2013 yang
ditandatangani oleh Kadisnaker Kota Batam, Zarepriadi.
Dalam surat tersebut, pihak Disnaker Kota Batam meminta kepada pihak
manajemen PT Royce untuk menyelesaikannya dengan mengacu Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial, khususnya Pasal 1 ayat 2 dan Pasal 8.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Batam, Udin P Sihaloho mengatakan
penerbitan surat tersebut sudah sesuai dengan kondisi ketenagakerjaan yang
selama ini mereka amati dan sikapi di perusahaan itu.
“Meskipun surat itu seharusnya terbit minggu lalu, tetapi kami
mengapresiasi atas ketegasan Disnaker menegakkan UU Ketenagakerjaan di
PT Royce,”ujarnya.
Menurut legislator dari PDI Perjuangan ini, Komisi IV DPRD Batam
selama ini sudah melakukan berbagai upaya guna memediasi masalah
ketenagakerjaan di perusahaan yang sudah beroperasi di Batam sekitar 20
tahun itu.
"Masalah ini, sudah beberapa kali kami melakukan inspeksi mendadak
(sidak) ke PT Royce serta menggelar rapat dengar pendapat (RDP) sebanyak
tiga kali dengan mengundang para pekerja, pihak perusahaan dan Disnaker.
Namun saya melihat pihak manajemen perusahaan tersebut kurang memiliki
keinginan yang kuat guna menyelesaikan masalah dan mematuhi UU
Ketenagakerjaan," ungkap Udin P Sihaloho.
Dalam hearing tersebut, kata Udin, salah satu masalah yang terungkap
dalam rapat itu adalah ratusan karyawan PT Royce putus sambung kontrak
secara berulang atau lebih dari dua kali, bahkan baru 50 orang yang permanen
dari 700 karyawan. Selain itu, tidak sedikit karyawan juga mengaku tidak
mendapatkan gaji sesuai ketentuan besaran upah minimum yang berlaku di
Kota Batam.
Manager HRD PT Royce Enterprise Co Indonesia, Riris Rebecca Siregar
saat dikonfirmasi Haluan Kepri melalui telepon genggamnya, tidak diangkat.
Bahkan melalui pesan singkat (SMS) juga tidak memberikan jawaban. (lim)
http://www.haluankepri.com/batam/53769-pt-royce-enterprise-melanggar-uu-
ketenagakerjaan.html
3. Undang-undang yang berkaitan dengan ketenagakerjaan
a. Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
b. Undang-undang nomor 3 tahun 1992 tentang jaminan social tenaga kerja
c. Undang-undang nomor 2 tahun 2004 tentang penyelesaian perselisihan
hubungan industrial
d. Undang-undang nomor 3 tahun 1958 tentang penempatan tenaga asing
e. Undang-undang nomor 21 tahun 1954 tentang perjanjian perburuhan antara
serikat buruh dan majikan.
f. Undang-undang nomor 8 tahun 1961 tentang wajib kerja sarjana
g. Undang-undang nomor 14 tahun 1969 tentang ketentuan pokok mengenai
tenaga kerja
h. Undang-undang nomor 12 tahun 1964 tentang pemutusan hubungan kerja
di perusahaan swasta
i. Undang-undang nomor 21 tahun 2000 tentang serikat pekerja atau serikat
buruh