mi/ liliek dharmawan paceklik tangkapan: tarakan … fileterlihat normal di kantor-kantor...

1
PUNCAK perayaan lima abad gereja Katolik di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), berlangsung pada 7 Oktober dengan misa konsele- brasi dipimpin Uskup Larantuka Mgr Frans Kopong Kung Pr. Menurut rencana, Mgr Ko- pong didampingi puluhan us- kup se-Indonesia serta ratusan imam. Selain itu, berlangsung upacara penyerahan kembali Keuskupan dan Kerajaan Laran- tuka kepada Bunda Maria de- ngan penandatanganan prasasti di depan arca Tuan Ma (Patung Bunda Maria). Acara itu mengingatkan pe- nyerahan Kerajaan Larantuka oleh Raja Don Lorenzo II DVG (Raja Usi) pada 8 September 1887, dengan menyerahkan tongkat kerajaan serta penye- rahan Vikariat Larantuka oleh Vikaris Uskup Gabriel Manek SVD pada 8 September 1954. Penyerahan tongkat Raja La- rantuka kepada Bunda Maria memperkuat devosi umat Ka- tolik Larantuka kepada Bunda Maria selama berabad-abad. Humas dan Publikasi Pani- tia Nasional Lima Abad Tuan Ma Saul de Ornay menjelas- kan, terkait dengan itu pula sejak Kamis (7/10) hingga Sabtu (9/10), arca Tuan Ma atau Bunda Maria, Bunda Kedukaan (Mater Dolorosa) yang sudah mentra- disi hanya diarak pada prosesi Jumat Agung, tahun ini untuk pertama kalinya ditakhtakan di Kapela Tuan Ma, Kampung Pante Kebis, Larantuka. Hal itu untuk memberi kesempatan kepada para peziarah melak- sanakan ritual cium Tuan Ma se- suai dengan tradisi yang sudah berlangsung lima abad. Perayaan itu sudah dimulai sejak 7 Oktober 2009 dengan berbagai kegiatan berupa pem- binaan iman dan bakti sosial di Keuskupan Larantuka. Sejum- lah pengusaha dari Jakarta memprakarsai beberapa kegiat- an, seperti operasi bibir sum- bing, katarak, dan pengobatan massal gratis lainnya, serta penjualan sembako murah. Sejumlah menteri terkait dan tokoh-tokoh Katolik nasional, Duta Besar Vatikan, Portugal, Spanyol, Brasil, Mozambik, dan Timor Leste diundang menghadiri acara puncak itu, di samping pejabat pemerintahan provinsi. (Den/N-1) Syahrul Karim K ONDISI pusat Kota Tarakan, Kalimantan Timur, dan sekitarnya, kemarin, sudah ber- jalan normal setelah tercapai perdamaian antarkelompok yang bertikai di sana. Aktivitas terlihat normal di kantor-kantor pemerintahan, bank, toko, dan pusat perbelanjaan. Jalanan pun sudah ramai de- ngan kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang hilir mudik. Siswa kembali masuk sekolah, seperti di SMP 5 Tara- kan Jalan Kusuma Bangsa, SMP 1, dan SMP 7 Tarakan di Jalan Jenderal Sudirman. Namun, untuk mengantisi- pasi hal-hal yang tidak diingin- kan bersama, sejumlah aparat keamanan masih disiagakan di beberapa titik yang masih dianggap rawan kerusuhan. Pascakesepakatan damai tersebut, warga Karang Redjo Tarakan Barat bahu-mem- bahu memperbaiki rumah yang dibakar massa saat terjadi bentrokan beberapa waktu lalu. Warga membersihkan puing- puing akibat kebakaran dan memasang seng di sekeli- ling lokasi rumah tersebut sambil menunggu Pem- kot Tarakan memperbaiki kerusakan. PACEKLIK TANGKAPAN: Ratusan perahu nelayan ditambatkan di Sungai Yasa, Cilacap Selatan, Jawa Tengah, kemarin. Lebih dari sembilan bulan nelayan paceklik tangkapan karena kondisi laut tidak bersahabat akibat hujan turun terus-menerus. MI/ LILIEK DHARMAWAN Rifki, warga Karang Redjo, Tarakan, yang masih keturunan Bugis, mengakui kedua pihak ini bersaudara dan berharap tidak terjadi pertikaian yang merugikan semua pihak. ‘’Kita tidak ingin lagi bertikai, karena hanya mendatangkan kerugian bagi masyarakat,’’ ujarnya. Di sisi lain, Inan, warga ke- turunan asli Dayak Tidung, mengharapkan kerusuhan yang terjadi beberapa waktu lalu menjadi konik yang pertama dan terakhir kalinya terjadi di Kota Tarakan. ‘’Mudah-mudah- an tidak ada lagi kerusuhan.’’ Setelah membersihkan dan memasang pagar seng, warga kembali ke rumah masing-ma- sing dengan suasana kekeluar- gaan. Persaudaraan ini bukan se- kadar semboyan, melainkan memang ada pertalian darah. Ketua Umum Gerakan Pemuda Asli Kalimantan Timur Abra- ham Inan mengatakan secara historis suku Bugis telah lama mendiami pulau Kalimantan, khususnya Kota Tarakan. Me- reka hidup berdampingan satu sama lain tanpa memunculkan perselisihan di antara mereka. Bahkan keduanya telah mem- baur dalam satu komunitas yang baru dan telah terjadi akulturasi budaya. Buktinya, banyak di antara warga Bugis yang telah menikah dengan suku Dayak, khususnya Dayak Tidung. Bugis dan Dayak Tidung memiliki karakteristik sama-sama mendiami daerah pesisir pantai daripada daerah pegunungan. Kendati mereka hidup ber- dampingan, kebudayaan me- reka tetap dijaga hingga turun- temurun dan saling menghargai satu sama lain dalam kehidupan sosial masyarakat. ‘’Jadi, sebe- narnya mereka itu memang bersaudara,’’ katanya. Sosialisasi Untuk menyosialisasi kese- pakatan damai antarkelompok tersebut, Pemerintah Kota Tara- kan mengeluarkan instruksi kepada camat, lurah, dan ketua RT seluruh Kota Tarakan. Sosialisasi ini penting agar seluruh masyarakat tidak takut lagi melakukan aktivitas mere- ka. Wakil Wali Kota Tarakan Su- hardjo Trianto mengatakan nota perdamaian itu perlu disam- paikan kepada seluruh warga. Tarakan Berdenyut Normal Meski sudah normal, aparat keamanan tetap disiagakan di Tarakan, minimal dua pekan. Puncak perayaan 5 Abad Gereja di Larantuka pada 7 Oktober.” Nusantara | 7 SABTU, 2 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Mahasiswa Kecam Pelesiran DPRD Riau PULUHAN mahasiswa yang tergabung dalam Badan Ekse- kutif Mahasiswa (BEM) Se-Pe- kanbaru berunjuk rasa, kemarin. Mereka mengecam keras ren- cana pelesiran anggota DPRD Riau yang berkedok studi ban- ding ke sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat. Sebelumnya, berbagai ka- langan, mulai politikus, ekonom, hingga LSM setempat, juga me- nilai rencana kunjungan kerja tersebut tidak terlalu banyak manfaatnya, kecuali hanya menghamburkan dana rakyat. Mereka menilai lebih baik uang rakyat itu dimanfaatkan seopti- mal mungkin untuk kepenting- an langsung rakyat Riau. Mahasiswa menuntut DPRD Riau membatalkan pelesiran yang dinilai hanya mengham- bur-hamburkan uang rakyat. Puluhan mahasiswa dengan atribut dan almamater masing- masing berpawai jalan mundur dari depan Kantor Badan Peme- riksa Keuangan (BPK) Riau me- nuju Kantor DPRD Riau. Di Kantor DPRD Riau, maha- siswa disambut dengan pagar pintu gerbang Gedung DPRD Riau yang telah terkunci rapat dan digembok. Mahasiswa lan- tas menggelar orasi terbuka di depan pintu gerbang tersebut. Dalam orasi, mahasiswa me- ngecam kegiatan yang tidak amanah yang kerap dilaksana- kan DPRD Riau. Mahasiswa menuding kinerja DPRD Riau periode 2009-2014 selama seta- hun terakhir sangat buruk. Mahasiswa meminta DPRD Riau untuk berbenah diri dan berkomitmen untuk mewakili aspirasi rakyat. ‘’DPRD Riau harus meng- hentikan kebiasaan jalan-jalan keluar negeri. Jalankan amanah rakyat,’’ kecam salah seorang mahasiswa dalam orasinya. Pada pertengahan Oktober, 55 anggota DPRD Riau akan me- ngunjungi sejumlah negara di Eropa seperti Prancis, Jerman, dan Belanda. Di samping itu, wakil rakyat Riau akan mendatangi markas Perhimpunan Bangsa-Bangsa (PBB) di Kota New York, Ame- rika Serikat. Kegiatan jalan-jalan itu menghabiskan dana sekitar Rp3,5 miliar dengan jumlah uang saku bagi setiap anggota DPRD Riau yang berangkat lebih kurang Rp50 juta per orang. Aksi BEM Se-Pekanbaru itu akhirnya diterima pimpinan DPRD Riau. Ketua DPRD Riau Djohar Firdaus didampingi Ketua Komisi A DPRD Riau Bagus Santoso bersedia keluar dan menemui mahasiswa di depan pintu utama Gedung DPRD Riau. ‘’Aspirasi mahasiswa akan kami jadikan masukan untuk membenahi diri.’’ (RK/N-2) Perayaan 5 Abad Gereja di Larantuka Kelompok yang bertikai sudah berdamai dan situasi kota aman. Jangan sampai ada lagi warga yang ketakutan,’’ katanya. Ketua RT 01 Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Tara- kan Barat, Abdul Nasir, meng- aku senang dengan adanya kesepakatan damai kedua ke- lompok dan pihaknya siap me- nyosialisasikan kepada warga. Sementara itu, Kapolri Jen- deral Bambang Hendarso Da- nuri memerintahkan Kapolda Kaltim Irjen Mathius Salempang untuk tetap berkantor di Kota Tarakan selama dua pekan. Hal ini dilakukan untuk memasti- kan kondisi Kota Tarakan tetap aman dan terkendali pascakese- pakatan damai di antara kedua kelompok yang bertikai. Kapolri juga meminta Mus- pida Kaltim dan Pemkot Tara- kan untuk mengawal nota per- damaian kedua kelompok dan terus melakukan sosialisasi. ‘’Terus lakukan sosialisasi dan evaluasi, jangan sampai keco- longan lagi,’’ ungkap Kapolri. Namun, dia mengatakan pelaku pembakaran, termasuk pelaku pembunuhan, tetap di- proses secara hukum. Ia pun berharap kondisi aman Kota Tarakan terus terjaga pascakon- ik, sehingga masyarakat pun tidak waswas melakukan aktivi- tas sehari-hari mereka. (N-2) syahrul @mediaindonesia.com

Upload: duongliem

Post on 24-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PUNCAK perayaan lima abad gereja Katolik di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), berlangsung pada 7 Oktober dengan misa konsele-brasi dipimpin Uskup Larantuka Mgr Frans Kopong Kung Pr.

Menurut rencana, Mgr Ko-pong didampingi puluhan us-kup se-Indonesia serta ratusan imam. Selain itu, berlangsung upa cara penyerahan kembali Keuskupan dan Kerajaan Laran-tuka kepada Bunda Maria de-ngan penandatanganan prasasti di depan arca Tuan Ma (Patung Bunda Maria).

Acara itu mengingatkan pe-nyerahan Kerajaan Larantuka oleh Raja Don Lorenzo II DVG (Raja Usi) pada 8 September 1887, dengan menyerahkan tong kat kerajaan serta penye-rahan Vikariat Larantuka oleh Vikaris Uskup Gabriel Manek SVD pada 8 September 1954.

Penyerahan tongkat Raja La-rantuka kepada Bunda Maria memperkuat devosi umat Ka-tolik Larantuka kepada Bunda Maria selama berabad-abad.

Humas dan Publikasi Pani-tia Nasional Lima Abad Tuan Ma Saul de Ornay menjelas-kan, terkait dengan itu pula se jak Kamis (7/10) hingga Sabtu (9/10), arca Tuan Ma atau Bunda Maria, Bunda Kedukaan (Mater Dolorosa) yang sudah mentra-disi hanya diarak pada prosesi Jumat Agung, tahun ini untuk pertama kalinya ditakhtakan di Kapela Tuan Ma, Kampung Pante Kebis, Larantuka. Hal itu untuk memberi kesempatan kepada para peziarah melak-sanakan ritual cium Tuan Ma se-suai dengan tradisi yang sudah berlangsung lima abad.

Perayaan itu sudah dimulai sejak 7 Oktober 2009 dengan berbagai kegiatan berupa pem-binaan iman dan bakti sosial di Keuskupan Larantuka. Sejum-lah pengusaha dari Jakarta mem prakarsai beberapa kegiat-an, seperti operasi bibir sum-bing, ka tarak, dan pengobatan massal gratis lainnya, serta penjualan sembako murah.

Sejumlah menteri terkait dan tokoh-tokoh Katolik nasional, Duta Besar Vatikan, Portugal, Spanyol, Brasil, Mozambik, dan Timor Leste diundang menghadiri acara puncak itu, di samping pejabat pemerintahan provinsi. (Den/N-1)

Syahrul Karim

KONDISI pusat Kota Tarakan, Kalimantan Timur, dan sekitarnya, kemarin, sudah ber-

jalan normal setelah tercapai perdamaian antarkelompok yang bertikai di sana. Aktivitas terlihat normal di kantor-kantor pemerintahan, bank, toko, dan pusat perbelanjaan.

Jalanan pun sudah ramai de-ngan kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang hilir mudik. Siswa kembali masuk sekolah, seperti di SMP 5 Tara-kan Jalan Kusuma Bangsa, SMP 1, dan SMP 7 Tarakan di Jalan Jenderal Sudirman.

Namun, untuk mengantisi-pasi hal-hal yang tidak diingin-kan bersama, sejumlah aparat keamanan masih disiagakan di beberapa titik yang masih dianggap rawan kerusuhan.

Pascakesepakatan damai ter sebut, warga Karang Re djo Tarakan Barat bahu-mem-bahu memperbaiki rumah yang dibakar massa saat terjadi bentrokan bebe rapa waktu lalu.

Warga membersihkan puing-puing akibat kebakaran dan memasang seng di sekeli-ling lokasi rumah tersebut sambil menunggu Pem-kot Tarakan memperbaiki kerusakan.

PACEKLIK TANGKAPAN: Ratusan perahu nelayan ditambatkan di Sungai Yasa, Cilacap Selatan, Jawa Tengah, kemarin. Lebih dari sembilan bulan nelayan paceklik tangkapan karena kondisi laut tidak bersahabat akibat hujan turun terus-menerus.

MI/ LILIEK DHARMAWAN

Rifki, warga Karang Redjo, Tarakan, yang masih keturunan Bugis, mengakui kedua pihak ini bersaudara dan berharap tidak terjadi pertikaian yang merugikan semua pihak. ‘’Kita tidak ingin lagi bertikai, karena hanya mendatangkan kerugian bagi masyarakat,’’ ujarnya.

Di sisi lain, Inan, warga ke-turunan asli Dayak Tidung, mengharapkan kerusuhan yang terjadi beberapa waktu lalu menjadi konfl ik yang pertama dan terakhir kalinya terjadi di Kota Tarakan. ‘’Mudah-mudah-an tidak ada lagi kerusuhan.’’

Setelah membersihkan dan memasang pagar seng, warga kembali ke rumah masing-ma-sing dengan suasana kekeluar-gaan.

Persaudaraan ini bukan se-

ka dar semboyan, melainkan me mang ada pertalian darah. Ketua Umum Gerakan Pemuda Asli Kalimantan Timur Abra-ham Inan mengatakan secara historis suku Bugis telah lama mendiami pulau Kalimantan, khususnya Kota Tarakan. Me-reka hidup berdampingan satu sama lain tanpa memunculkan perselisihan di antara mereka. Bahkan keduanya telah mem-baur dalam satu komunitas yang baru dan telah terjadi akul turasi budaya.

Buktinya, banyak di antara warga Bugis yang telah menikah dengan suku Dayak, khususnya Dayak Tidung. Bugis dan Dayak Tidung memiliki karakteristik sama-sama mendiami daerah pesisir pantai daripada daerah pegunungan.

Kendati mereka hidup ber-dampingan, kebudayaan me-reka tetap dijaga hingga turun-temurun dan saling menghargai satu sama lain dalam kehidupan sosial masyarakat. ‘’Jadi, sebe-narnya mereka itu memang bersaudara,’’ katanya.

SosialisasiUntuk menyosialisasi kese-

pakatan damai antarkelompok tersebut, Pemerintah Kota Tara-kan mengeluarkan instruksi kepada camat, lurah, dan ketua RT seluruh Kota Tarakan.

Sosialisasi ini penting agar seluruh masyarakat tidak takut lagi melakukan aktivitas mere-ka. Wakil Wali Kota Tarakan Su-hardjo Trianto mengatakan nota perdamaian itu perlu disam-paikan kepada seluruh warga.

Tarakan Berdenyut NormalMeski sudah normal, aparat keamanan tetap disiagakan di Tarakan,

minimal dua pekan.

Puncak perayaan 5 Abad Gereja di Larantuka pada 7 Oktober.”

Nusantara | 7SABTU, 2 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Mahasiswa Kecam Pelesiran DPRD RiauPULUHAN mahasiswa yang tergabung dalam Badan Ekse-kutif Mahasiswa (BEM) Se-Pe-kanbaru berunjuk rasa, kemarin. Mereka mengecam keras ren-cana pelesiran anggota DPRD Riau yang berkedok studi ban-ding ke sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat.

Sebelumnya, berbagai ka-langan, mulai politikus, ekonom, hingga LSM setempat, juga me-nilai rencana kunjungan kerja tersebut tidak terlalu banyak manfaatnya, kecuali hanya meng hamburkan dana rakyat. Me reka menilai lebih baik uang rakyat itu dimanfaatkan seopti-mal mungkin untuk kepenting-an langsung rakyat Riau.

Mahasiswa menuntut DPRD Riau membatalkan pelesiran yang dinilai hanya mengham-bur-hamburkan uang rakyat. Puluhan mahasiswa dengan atribut dan almamater masing-masing berpawai jalan mundur dari depan Kantor Badan Peme-riksa Keuangan (BPK) Riau me-nuju Kantor DPRD Riau.

Di Kantor DPRD Riau, maha-siswa disambut dengan pagar pintu gerbang Gedung DPRD Riau yang telah terkunci rapat dan digembok. Mahasiswa lan-tas menggelar orasi terbuka di depan pintu gerbang tersebut.

Dalam orasi, mahasiswa me-ngecam kegiatan yang tidak amanah yang kerap dilaksana-kan DPRD Riau. Mahasiswa menuding kinerja DPRD Riau periode 2009-2014 selama seta-hun terakhir sangat buruk. Mahasiswa meminta DPRD Riau untuk berbenah diri dan berkomitmen untuk mewakili aspirasi rakyat.

‘’DPRD Riau harus meng-hentikan kebiasaan jalan-jalan keluar negeri. Jalankan amanah rakyat,’’ kecam salah seorang mahasiswa dalam orasinya. Pada pertengahan Oktober, 55 anggota DPRD Riau akan me-ngunjungi sejumlah negara di Eropa seperti Prancis, Jerman, dan Belanda.

Di samping itu, wakil rakyat Riau akan mendatangi markas Perhimpunan Bangsa-Bangsa (PBB) di Kota New York, Ame-rika Serikat. Kegiatan jalan-jalan itu menghabiskan dana sekitar Rp3,5 miliar dengan jumlah uang saku bagi setiap anggota DPRD Riau yang berangkat lebih kurang Rp50 juta per orang.

Aksi BEM Se-Pekanbaru itu akhirnya diterima pimpinan DPRD Riau. Ketua DPRD Riau Djohar Firdaus didampingi Ketua Komisi A DPRD Riau Bagus Santoso bersedia keluar dan menemui mahasiswa di depan pintu utama Gedung DPRD Riau.

‘’Aspirasi mahasiswa akan kami jadikan masukan untuk membenahi diri.’’ (RK/N-2)

Perayaan 5 Abad Gereja di Larantuka

Kelompok yang bertikai sudah berdamai dan situasi kota aman. Jangan sampai ada lagi warga yang ketakutan,’’ katanya.

Ketua RT 01 Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Tara-kan Barat, Abdul Nasir, meng-aku senang dengan adanya ke sepakatan damai kedua ke-lompok dan pihaknya siap me-nyosialisasikan kepada warga.

Sementara itu, Kapolri Jen-deral Bambang Hendarso Da-nuri memerintahkan Kapolda Kaltim Irjen Mathius Salempang untuk tetap berkantor di Kota Tarakan selama dua pekan. Hal ini dilakukan untuk memasti-kan kondisi Kota Tarakan tetap aman dan terkendali pascakese-pakatan damai di antara kedua kelompok yang bertikai.

Kapolri juga meminta Mus-pida Kaltim dan Pemkot Tara-kan untuk mengawal nota per-damaian kedua kelompok dan terus melakukan sosialisasi. ‘’Terus lakukan sosialisasi dan evaluasi, jangan sampai keco-longan lagi,’’ ungkap Kapolri.

Namun, dia mengatakan pe laku pembakaran, termasuk pe laku pembunuhan, tetap di-proses secara hukum. Ia pun ber harap kondisi aman Kota Tarakan terus terjaga pascakon-fl ik, sehingga masyarakat pun tidak waswas melakukan aktivi-tas sehari-hari mereka. (N-2)

[email protected]