mi kro teknik

47
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK LATIHAN III, VII, X Disusun Oleh: 1. Erma Evilianingtyas (A 420100103) 2. Fibi Ayu T.U (A 420100106) 3. Galing Dimas F. (A 420100107) 4. Tutut Lusiyatiningsih (A 420100111) 5. Wahyu Ni’maturrohmah (A 420100114) 6. Sri Winarni (A 420100116) 7. Heni Purwanti (A 420090181) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA i

Upload: dimaz-galinx

Post on 04-Jan-2016

182 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mi Kro Teknik

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

LATIHAN III, VII, X

Disusun Oleh:

1. Erma Evilianingtyas (A 420100103)

2. Fibi Ayu T.U (A 420100106)

3. Galing Dimas F. (A 420100107)

4. Tutut Lusiyatiningsih (A 420100111)

5. Wahyu Ni’maturrohmah (A 420100114)

6. Sri Winarni (A 420100116)

7. Heni Purwanti (A 420090181)

LABORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

i

Page 2: Mi Kro Teknik

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan MKP Mikroteknik ini telah diperiksa dan disahkan sebagai syarat praktikum

mata kuliah pilihan mikroteknik di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta pada:

Hari : jum’at

Tanggal : 05 Januari 2013

Nilai :

Surakarta, Desember 2012

Dosen Pengampu

(Muhammad Wisnu)

ii

Page 3: Mi Kro Teknik

MOTTO

Hidup itu perlu perjuanagn.

Jadikan hidupmu lebih bermakna.

Hidup didunia hanya sementara, perbanyak ibadah sebagai bekal di akhirat kelak.

Selalu berusaha untuk lebih baik.

Jalani hari-harimu dengan senyuman.

Hidup itu indah jika kita bersyukur.

Mengertilah jika ingin dimengerti.

iii

Page 4: Mi Kro Teknik

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-

Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan MKP Mikroteknik ini. Pada akhirnya,

dalam menyelesaikan Laporan ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai

pihak sehingga dalam waktu yang relatif singkat laporan yang sederhana ini dapat terwujud.

Oleh karena itu, Penulis berkenan untuk menyampaikan penghargaan dan ucapan terima

kasih kepada:

1. ALLAH SWT yang memberikan kesehatan serta kesempatan untuk membuat laporan ini.

2. Orang tua dan keluarga yang sangat membantu memberi motivasi serta nasehat yang

bermanfaat dalam proses penulisan yang cukup banyak menyita waktu.

3. Muhammad wisnu yang selalu membimbing kami.

4. Teman-teman lain yang telah memberi motivasi bagi penulisan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Dengan iringan

doa semoga laporan ini bisa bermanfaat dalam pengembangan pendidikan dan wacana

berfikir bersama. Amin

Wassalamualaikum wr. wb.

Surakarta, 05 Januari 2013

iii

Page 5: Mi Kro Teknik

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... ii

MOTTO...................................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR............................................................................................... iv

DAFTAR ISI.............................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR................................................................................................. vi

BAB I.PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................................. 1

B. TUJUAN ................................................................................................. 2

BAB II.ISI ................................................................................................................. 3

A. LATIHAN I MIKROMETRI .................................................................. 3

1. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 3

2. TUJUAN ............................................................................................. 4

3. ALAT DAN BAHAN ......................................................................... 4

4. PROSEDUR PELAKSANAAN ......................................................... 5

5. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 6

6. KESIMPULAN .................................................................................. 7

7. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 8

B. LATIHAN II.PREPARAT DARAH ....................................................... 9

1. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9

2. TUJUAN.............................................................................................. 10

3. ALAT DAN BAHAN.......................................................................... 10

4. PROSEDUR PELAKSANAAN.......................................................... 11

5. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 13

6. KESIMPULAN................................................................................... 16

7. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 17

v

Page 6: Mi Kro Teknik

LATIHAN III PREPARAT RENTANG .................................................................. 18

1. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 18

2. TUJUAN.............................................................................................. 18

3. ALAT DAN BAHAN.......................................................................... 19

4. PROSEDUR PELAKSANAAN.......................................................... 20

5. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 20

6. KESIMPULAN................................................................................... 23

7. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 24

BAB III.PENUTUP ................................................................................................... 25

A. KESIMPULAN ....................................................................................... 25

B. KRITIK DAN SARAN ........................................................................... 25

1. KRITIK ............................................................................................. 25

2. SARAN.............................................................................................. 25

LAMPIRAN I. GAMBAR MIKROMETER OBJEKTIF DAN MIKROMETER

OKULER

LAMPIRAN II. LAPORAN SEMENTARA

vi

Page 7: Mi Kro Teknik

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 PREPARAT UJUNG AKAR Allium cepa ....................................... 8

GAMBAR 3.1 APUS DARAH ................................................................................. 17

GAMBAR 7.1 MIKROMETRI ................................................................................... 25

GAMBAR 10.1 dan 10.2 JARINGAN LEMAK MESENTERIUM ............................ 32

vi

Page 8: Mi Kro Teknik

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mikroteknik adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan

preparat.Dalam setiap pembuatan preparat pada umumnya selalu dilakukan fiksasi

terlebihdahulu. Sedangkan fiksasi itu sendiri adalah suatu cara atau proses (metode)

yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah fungsi dan struktur di

dalam selitu sendiri. Jika telah dilakukan fiksasi maka preparat yang

dibuat akan menjadilebih awet dan tahan lama

Dehidrasi adalah suatu cara atau proses (metode) penguranagan atau

penghilangan air dari dalam sel. Penjernihan adalah suatu cara atau proses ( metode)

yang digunakan untuk menghilangkan warna asli suatu preparat supaya ketika

pemberian warna yang baru menjadi lebih sempurna daripada warna aslinya. Fungsi

dari dehidrasi pada metode pembuatan preparat dengan penyelubungan agar parafin

dapat terinfiltrasi dengan sempuna.

Sifat-sifat dari sediaan ada yang sementara, semi permanen, dan permanen.

Sumber sediaan adalah semua organisme atau yang pernah hidup baik itu tumbuhan,

hewan, maupun manusia dan hasil pertumbuhannya (bagian atau keseluruhan tubuh

organisme). Garis besar pembuatan sediaan adalah pengambilan dan

persiapanmaterial, fiksasi, pencucian, pewarnaan, dehidrasi, penjernihan,

penempelan padagelas objek, dan pemberian nama. Beberapa metode dalam

pembuatan sediaanantara lain: sediaan utuh (Whole Mount), sediaan apus

(Smear), sediaan remas(Squash), sediaan gosok, Maserasi, dan sediaan sayatan

tanpa embedding maupundengan embedding (Parafin, seloidin, maupun resin).

Praktikum yang kami lakukan adalah preparat rentang, mikrometri dan

preparat darah. Dalam praktikum preparat rentang preparat yang kita gunakan adalah

mencit, sedang dalam praktikum mikrometri preparat yang kita gunakan adalah air

rendaman jerami, air sawah dan air kolam. Dan dalam praktikum preparat darah

preparat yang kita gunakan adalah darah dari praktikan sendiri. Dalam praktikum

1

Page 9: Mi Kro Teknik

yang kami lakukan sangat menyenangkan dan memberi banyak pengetahuan baru

yang belum kami ketahui.

B. TUJUAN

1. Latihan III yaitu Preparat Darah

Membuat preparat atau sediaan darah.

2. Latihan VII yaitu Mikrometri

Mengukur panjang atau lebar sel atau bagian sel.

3. Latihan X yaitu Preparat Rentang

Mengamati morfologi bagian sel seperti matriks, jaringan ikat, fibroblas, dll, dari

bahan yang digunakan.

2

Page 10: Mi Kro Teknik

BAB II

ISI

A. LATIHAN I MIKROMETRI

1. TINJAUAN PUSTAKA

Preparat rentang merupakan preparat yang proses pembuatanya dengan metode rentang. Metode rentang atau spread adalah suatu metode sediaan dengan cara merentangkan obyek yang akan diamati di atas gelas benda sehingga diperoleh lapisan tipis yang dapat teramati di bawah mikroskop (Rudyatmi, 2012).

The main purpose of fixation is to provide a specific treatment against the elements-parliamentary networking, particularly the cell nucleus, so it can be preserved in conditions that are somewhat close to their original state. In addition, fixation also prevents the occurrence of tissue damage or destruction by microorganisms caused by enzymes contained in the network itself, known as autolysis. In other words, the fixation of aims: Turning off (stopping metabolic processes) so that the network quickly the situation a little more close to its original state, prevent autolysis, Raising the staining because of the harsh ingredients that are components of a liquid fixative. Lasantha (2008).

Zat warna yang dapat digunakan dalam membuat preparat ini antara lain hematoxilin, eosin, dan methylen blue. Pewarna hematoxilin dengan pelarut aquades sangat baik digunakan untuk mewarnai inti yang akan berwarna biru. Pewarna eosin dengan pelarut alcohol 70% sangat baik untuk mewarnai sitoplasma dengan warna merah, sedangkan methylen blue digunakan pada preparat sementara dengan cara meneteskan langsung ke jaringan kemudian diamati di bawah mikroskop yang mana methylen blue akan mewarnai butir-butir pada “mast cell” yang mewarnai dengan warna biru. Metode rentang juga dapat digunakan ntuk tujuan sitologi dan histology serta juga dapat digunakan untuk tujuan sitokimiawi seperti penelitian phosphatase dan hyaluroidase. Handari (1983).

Mast cell” is a cell which was first recognized by Ehrlich in 1879 because it is seen as a large cell filled with beads. Shape is usually ovoid cells with round nuclei in the middle. Usually the core is hard to see because of the points covered by the cover meets the cell. Grains in the cytoplasm are known to contain ingredients such as heparin, histamine, and various enzymes are known to be associated with allergic symptoms anafilaksi. “Mast cell” or mastosit probably derived from blood cells called basophils cells that also have items. “Mast cell” found in thin tissues

3

Page 11: Mi Kro Teknik

such as mesentery can be observed with a range of methods. Jonathan (2002).

Dalam membuat preparat jaringan hewan awetan permanen maupun sementara dapat menggunakan beberapa metode di antaranya dengan menggunakan metode rentang (spread). Metode rentang (spread) adalah suatu metode sediaan dengan cara merentangkan suatu jaringan pada gelas benda sedemikian rupa sehingga dapat diamati di bawah mikroskop. Pada umumnya jaringan-jaringan yang dapat dibuat preparat rentang adalah jaringan-jaringan yang tipis, misalnya pleura, mesenterium, peritoneum, plarachnoidea, pericardium, dll. Subowo (1992).

2. TUJUAN

Mengamati morfologi bagian sel seperti matriks, jaringan ikat, fibroblast,

dan lain-lain dari bahan yang digunakan.

3. ALAT dan BAHAN

a) ALAT

1. Mikroskop ( 1 buah )2. Alat bedah lengkap ( 1 set ) 3. Object glass ( 3 buah )4. Deck glass ( 3 buah )5. Cawan Petri ( 3 buah )6. Nampan ( 1 buah )7. Jarum ( 7 buah )8. Alat Tulis ( 1 pak )9. Lembar Kerja ( 1 lembar )10. Buku Penuntun ( 1 buku )11. Bak Parafin ( 1 buah )12. Kertas Label ( 1 lembar )

b) BAHAN1. Mencit ( 1 ekor )

a. Jaringan ikat ( secukupnya )b. Jaringan adiposa ( secukupnya )c. Jaringan Otot ( secukupnya )

2. Methyl alkohol ( secukupnya )3. Alkohol absolut ( secukupnya )4. Alkohol 96 % ( secukupnya )5. Alkohol 90 % ( secukupnya )6. Alkohol 80 % ( secukupnya )7. Alkohol 70 % ( secukupnya )8. Eosin ( secukupnya)9. Toluol ( secukupnya )10. Xylol ( secukupnya )

4

Page 12: Mi Kro Teknik

4. CARA KERJA

a) Mensterilkan kaca objek, kaca penutup, jarum franke/blood lancet dengan menggunakan alkohol 70%.

b) Menyiapkan jari tangan yaitu nomor 2, 3, atau 4 untuk diambil darahnya, yang sebelumnya sudah diremas – remas dahulu dengan menggunakan ibu jari.

c) Membersihkan jari yang telah diremas – remas dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi oleh alkohol 70 %.

d) Menusuk jari dengan blood lancet atau dengan jarum franke secukupnya hingga darah menetes atau menetes keluar.

e) Membuang tetesan darah ke 1 atau ke 2, setelah itu menempelkan tetesan ke 3 dari darah (sedikit saja) pada kaca objek.

f) Mengambil kaca objek yang lain, meletakkannya miring dengan sudut 450 disamping kiri tetesan darah, kemudian menariknya sedikit kekanan sampai kaca objek menempel pada darah.

g) Setelah itu mendorong kaca objek ke kiri/maju 3 cm dengan kecepatan yang sama (stabil). Sampai darah tidak tergores lagi, kemudian kaca objek pendorong diangkat.

h) Mengeringkan diudara darah hasil apus, dan memfiksasi dengan metil alkohol selama 3 – 5 menit. Kemudian melakukan pewarnaan.

Prosedur Pewarnaan: a) Menyiapkan bahan pewarnaannya (Larutan Giemsa 3%).b) Menggunakan pipet tetes, menetesi seluruh permukaan oles dengan

Larutan Giemsa 3% selama 30 – 40 menit (makin lama intensitasnya akan semakin menjadi tua) atau dapat pula preparat oles tersebut direndamkan pada Larutan Giemsa tersebut.

c) Mencuci dengan aquades dingin yang sebelumnyatelah dididihkan dulu sampai bersih betul.

d) Mengeringkan preparat diudara kemudian memberinya label.e) Mengamati dibawah mikroskop.f) Menggambar preparat darah sebagai data pengamatan sementara.

5

Page 13: Mi Kro Teknik

5. HASIL dan PEMBAHASAN

a) HASIL

ERITROSIT

b) PEMBAHASANMikrometri merupakan suatu cara untuk mengukur panjang

atau lebar sel secara mikroskopis menggunakan okuler mikrometer

yang ditempatkan di bagian okuler dan objek mikrometer yang

ditempatkan di lensa objektif. Hal pertama yang harus dilakukan

adalah mencari nilai skala okuler mikrometer, kemudian baru

mengukur panjang atau lebar sel karena panjang atau lebr sel adalah

merupakan perkalian bagian skala pada saat pengukuran panjang atau

lebar sel dengan nilai skala okuler.

Sel adalah bagian terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sel

sangat kecil sehingga untuk melihatnya harus menggunakan alat yang

disebut mikroskop. Mikrometer merupakan kaca berskala dan dikenal

2 jenis micrometer yaitu mikrometer okuler dan mikrometer objektif.

Mikrometer okuler dipasang pada lensa okuler mikroskop, sedangkan

micrometer objektif berbentuk slide yang ditempatkan pada meja

preparat mikroskop. Jarak antar garis skala pada mikrometer okuler

tergantung pada perbesaran lensa objektif yang digunakan yang

6

Page 14: Mi Kro Teknik

menentukan lapang pandang mikroskop. Jarak ini dapat ditentukan

dengan mengkalibrasi antara mikrometer okuler dan objektif.

Mikrometer objektif memiliki skala yang telah diketahui,

menjadi tolak ukur untuk menentukan ukuran skala mikrometer okuler.

Satu skala micrometer objektif = 0,01 mm / 10 µm. Kebanyakkan

mikroskop laboratorium dilengkapi dengan tiga lensa objektif : lensa

16 mm, berkekuatan rendah (10 X); lensa 4 mm, berkekuatan kering

tinggi (40-45X); dan lensa celup minyak 1,8 mm (97-100X). Objektif

celup minyak memberikan perbesaran tertinggi dari ketiganya. Lensa

okuler terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat dengan mata.

Lensa okuler biasanya mempunyai perbesaran: 5X, 10X, 12,5X dan

15X. Lensa okuler terdiri dari lensa plankonveks yaitu lensa kolektif

dan lensa mata.

Pada praktikum mikrometri ini bahan yang digunakan adalah

air sawah, air kolam, air rendaman jerami. Praktikum yang kami

lakukan berhasil untuk bahan dari air kolam mendapatkan ganggang

bersel satu yang mengandung klorofil yang berada pada air kolam.

Panjang algae yang terdapat pada air kolam adalah 58,2 µm. Untuk air

rendaman jerami juga berhasil kami mendapatkan Paramaecium sp.

yang berada pada rendaman jerami dengan panjang 24,2 µm.

Paramaecium sp. yang kami dapatkan ukurannya kecil dan bergerak

cepat. Bentuk dan ukuran yang didapatkan antara satu dengan yang

lainnya berbeda karena habitatnya juga berbeda.

6. KESIMPULAN

a) Mikrometri merupakan suatu cara untuk mengukur panjang atau lebar

sel secara mikroskopis menggunakan okuler mikrometer yang

ditempatkan di bagian okuler dan objek mikrometer yang ditempatkan

di lensa objektif.

b) Pada praktikum mikrometri ini bahan yang digunakan adalah air

sawah, air kolam, air rendaman jerami.

c) Panjang algae yang terdapat pada air kolam adalah 58,2 µm.

7

Page 15: Mi Kro Teknik

d) Paramaecium sp. yang berada pada rendaman jerami dengan panjang

24,2 µm

DAFTAR PUSTAKA

Handari, Suntoro. 1983. Metode Pewarnaan. Jakarta: Bhatara Karya Aksara.

Jonathan, Charles. 2002. Histology. London: Hall Inc.

Lasantha. 2008. Spreading Preparation.New York : Marcel Dekker,Inc.

Rudyatmi, Ely. 2012. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.

Subowo. 1992. Histologi umum. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

8

Page 16: Mi Kro Teknik

B. LATIHAN II PREPARASI DARAH

1. TINJAUAN PUSTAKA

Pembuatan sediaan apus darah biasanya digunakan dua buah kaca sediaan yang sangat bersih terutama harus bebas lemak. Satu buah kaca sediaan bertindak sebagai tempat tetes darah yang hendak diperiksa dan ynag lain bertindak sebagai alat untuk meratakan tetes darah agar didapatkan lapisan tipis darah (kaca perata). Darah dapat diperoleh dari tusukan jarum pada ujung jari. Sebaiknya tetesan darah pertama dibersihkan agar diperoleh hasil yang memuaskan. Tetesan yang kedua diletakan pada daerah ujung kaca sediaan yang bersih. Salah satu ujung sisi pendek kaca perata diletakan miring dengan sudut kira- kira 45o tepat didepan tetes darah menyebar sepanjang sisi pendek kaca perata, maka dengan mempertahankan sudutnya, kaca perata digerakan secara cepat sehingga terbentuklah selapis tipis darah diatas kaca sediaan. Setelah sediaan darah dikeringkan pada suhu kamar barulah dilakukan pewarnaan sesudah difiksasi menurut metode yang dipilih, yaitu metode Giemsa dan Wright yang merupakan modifikasi metode Romanosky (Maskoeri, 2008).

Sediaan apus darah secara rutin diwarnai dengan campuran zat warna khusus yang pertama kali ditemukan oleh oleh Dimitri Romanosky dan diubah oleh penyelidik lainnya. Pada tahun 1891, Romanosky menemukan campuran methylen blue dan eosin dalam perbandingan tertentu memberi warna ungu inti leukosit. Pewarnaan ini disebabkan karena oksidasi methylen blue dan pembentukan senyawa baru dalam campuran yang dinamakan azure. Setelah pemberiaan campuran jenis Romanosky, diferensiasi sel-sel dapat dilakukan Berdasarkan 4 sifat pewarnaan yang menyatakan afinitas struktur sel oleh masing-masing zat warna dari campuran, yaitu:

1. Afinitas untuk methylen blue

2. Afinitas untuk azure dikenal sebagai azurefilik ( ungu).

3. Afinitas untuk eosin (suatu zat warna asam ) dikenal sebagai

asidofilik atau eosinofilia.(merah muda kekuningan ).

4. Afinitas untuk komplek zat warna yang terdapat dalam campuran,

secara tidak tepat dianggap netral, dikenal sebagai neutrofilia

(Marianti, 2010)

9

Page 17: Mi Kro Teknik

Blood is composed of plasma and various cell some plasma protein are described in chapter 5 gram. Here, we discuss major biochemical features of red blood cells and of one class of white blood cells (leucocytes), namely neutrophiles. White bloods cells are concidered three groups those are granulocytes, monocytes and lymphocytes. The granulocytes also known as polymorphonuclear leucocytes (PMNS) because of their multilobed nuclei. Murray(2000).

Darah adalah jaringan cair yang terdiri dari bagian darah intraseluler adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur padat yaitu sel darah, yang terdiri atas eritrosit, leukosit, dan trombosit. Sel darah merah berupa cakram kecil bikonkaf, cekung, dan kedua sisinya dalam setiap mm3 darah terdapat 5 juta sel darah. Warna eritrosit kuning tua pucat tetapi dalam jumlah besar kelihatan merah dan memberi warna pada darah. Kaya akan Hb suatu protein dasar yang memberi warna merah padanya. Leukosit dalam darah manusia normalnya berjumlah rata-rata 5000-9000 sel tiap mm3. Tetapi pada anak-anak jumlahnya lebih tinggi dua golongan utama leukosit yaitu yang granuler yaitu basofil, neutrofil, dan eosinofil. Dan terdapat dua jenis leukosit agranuler yaitu monosit dan limfosit. Jumlah Hb dalam darah normal ialah 100ml dari jumlah ini biasa disebut 100%. Rearee(1992).

Leucocytes or white blood cells, make up acting factim of whole blood. Leucocytes function in house keeping and defense, some scavenge dead or warnout cells or materials indentified as foreign to the body. Other target or destroy disease agents such as bacteria or viruses. Must go to work after teh squeele out of blood vessels an enter tissue. Red blood cells are the most common type of blood cells and the vertebrate organism’s principal means of deliveryng oxygen (O2) to the body tissues via the blood flow through the circulatory system. The take up oxygen in the lungs or gills and release it while squeezing through the body’s capilaries. Starr (2008).

2. TUJUAN

Membuat preparat atau sediaan darah

3. ALAT dan BAHAN

a) ALAT

1. Lancing devide ( 1 buah )2. Jarum frankle ( 3 buah )3. Object glass ( 6 buah )4. Pipet ( 1 buah )

10

Page 18: Mi Kro Teknik

5. Alat Tulis ( 1 pak )6. Kertas Label ( 3 lembar )7. Lembar Pengamatan ( 1 lembar )8. Cawan Petri ( 5 buah )9. Nampan ( 1 buah )

b) BAHAN

1. Darah ( secukupnya )2. Alkohol 70 % ( secukupnya )3. Methyl Alkohol ( secukupnya )4. Kapas bersih ( secukupnya )5. Pewarna Giemsa ( secukupnya )6. Aquades ( secukupnya )

4. CARA KERJA

a) PERSIAPAN 1) Menyiapkan mikroskop dengan memberinya okuler mikrometer

pada okulernya. 2) Menyiapkan objek mikrometer serta preparat yang akan diukur.

b) MENCARI NILAI SKALA OKULER MIKROMETER1) Menempelkan mata diatas lensa okuler, melihat apakah bayangan

skala – skala okuler mikrometer sudah jelas. Pada okuler tertentu, lensa atas okuler dapat distel sedemikian rupa, hingga bayangan skala – skala tersebut jelas.

2) Menempatkan objek mikrometer dibawah objektif, mencari bayangan yang jelas dari skala – skala dari objek mikrometer tersebut, bersama – sama dengan bayangan skala-skala okuler mikrometer.

3) Membuat kedua bayangan skala tersebut sejajar dengan memutar okuler dalam tabungnya. Meletakkan titik-titik 0 dari kedua skala sama tinggi dengan menggerakkan objek mikrometer.

4) Mencari bayangan garis skala kedua mikrometer tersebut yang berimpit (sama tinggi). Menghitung jumlah bagian skala pada masing-masing mikrometer, menghitungnya dari titik 0 sampai garis skala yang berimpit tadi.

5) Jarak sesungguhnya antara 2 garis skala objek mikrometer diketahui (tertulis pada objek mikrometer), jadi nilai skala okuler mikrometer dapat dihitung. Diketahui bahwa nilai 1 skala objek mikrometer = 10 µm

c) MENGUKUR PANJANG/LEBAR SEL ATAU BAGIAN SEL1) Mengambil objek mikrometer, mengganti dengan preparat.

Mencari bayangan preparat. Kombinasi objektif, okuler serta

11

Page 19: Mi Kro Teknik

panjang tubus sama dengan waktu mencari nilai skala okuler mikrometer.

2) Menampilkan bayangan skala okuler mikrometer pada skala itu sesuai dengan arah panjang/lebar sel atau bagian sel yang akan diukur. Mengalikan jumlah bagian skala dengan nilai skala adalah panjang/lebar yang dicari

d) MENGUKUR PANJANG/LEBAR SEL ATAU BAGIAN SEL DENGAN PERANGKAT OPTILAB1) Perangkat Optilab, Mikroskop. PC (Komputer/Notebook) sudah

terangkai dengan baik dan siap dipakai.2) Membuka program Optilab viewer pada PC, mengambil citra objek

yang diinginkan, pada toolbar: pilihan, ambil citra, pilih resolusi.3) Setelah muncul laman baru pengambilan citra, pada toolbar: edit,

edit dengan ImageRaster.4) Setelah muncul laman baru Optilab ImageRaster, proses

Mikrometri dapat dimulai:a) Mengecek Scale Offset pada horizontal dan vertikal pada

angka “0” (skala otomatis x 10 µ, pada pojok kanan atas).b) Mengecek Objective (lensa objektif pada mikroskop) memilih

perbesaran lensa yang sesuai antara program Optilab ImageRaster dan mikroskop yang digunakan.

c) Mengklik Ruler dan Text Enabled, untuk memunculkan garis skala mikrometri.

d) Mengecek Line Width (tebal/besar garis skala yangingin dipakai) dan warna garis skala yang ingin dipakai.

5) Mengukur objek citra yang telah diambil dengan mengarahkan kursor ke objek, mengklik kursor pada panjang/lebar objek lalu menarik berdasarkan panjang/lebar objek yang diinginkan.

6) Setelah proses mikrometri selesai akan nampak garis skala dan berapa ukuran objek.

7) Menyimpan citra Optilab yang sudah melalui proses mikrometri dengan Optilab ImageRaster, pada toolbar: file, save, pilih local disk/folder yang diinginkan, memberi nama file (file name), save as format JPEG, dan klik save.

12

Page 20: Mi Kro Teknik

5. HASIL dan PEMBAHASAN

a) HASIL

1 1. GANGGANG2. PARAMAECIUM

2

b) PEMBAHASAN

Darah adalah suatu konsentrat sel-sel darah dan trombosit

didalam plasma darah. Sel-sel darah yang memiliki bahan perantara

dan jalan pengangkutan bersama, tergolong dalam berbagai sistem

faali. Plasma darah ( kira-kira 56% isi darah) mengandung lebih dari

90% air, garam dan 7,8% protein plasma ( kira-kira 60% diantaranya

13

Page 21: Mi Kro Teknik

adalah albumin, demikian juga ada alfa, beta dan gama globin,

glabulin). Glabulin tadi berfaal sebagai zat anti dan fibrinogen.

Sel darah pada umumnya dikenal ada tiga tipe yaitu: eritrosit,

lekosit dan trombosit. Eritrosit manusia dalam keadaan normal

berbentuk cakram bulat bikonkaf dengan diameter 7,2 µm tanpa inti,

lebih dari separoh komposisi eritrosit terdiri dari air (60%) dan sisanya

berbentuk substansi koloidal padat. Sel ni bersifat elastis dan lunak.

Lekosit (sel darah putih) terdapat pada bagian pinggir sel darah, lekosit

ini dibagi menjadi dua yaitu granulosit dan agranulosit. Granulosit

terbagi menjadi tiga yaitu Netrofil (terbanyak) berbentuk bulat dengan

diameter 10-12 µm, Eosinofil yang strukturnya lebih besar daripada

netrofil (10-15 µm) dan Basofil (paling sedikit) dengan ukuran hampir

sama dengan netrofil tetapi basofil sangat sulit ditemukan. Agranulosit

dibagi menjadi dua yaitu Limfosit yang mempunyai ukuran yang

bevariasi, inti bulat sitoplasma mengelilingi inti seperti cincin dan

berperan penting dalam imunitas tubuh, dan Monosit (sel lekosit

terbesar), intinya berbentuk oval kadang terlipat-lipat dapat bergerak

dengan membentuk pseudopodia. Tipe ketiga yaitu Trombosit (disebut

juga keping darah), berbentuk sebagai keping-keping sitoplasma

lengkap dengan membran yang mengelilinginya, Trombosit terdapat

khusus pada sel darah mammalia.

Eritrosit ditunjukkan dengan warna kekuning-kuningan atau

agak transparan. Eritrosit berbentuk bulat dan tak berinti. Sedangkan

leukosit ditunjukkan dengan sel yang memiliki inti yang berwarna

ungu. Warna biru pada leukosit disebabkan karena  pewarnaan yang

diberikan pada saat pembuatan preparat. Inti leukosit akan menyerap

warna yang bersifat basa. Eritrosit memiliki kadar yang paling banyak

dalam darah jika dibandingkan dengan leukosit dan trombosit. Jumlah

eritrosit antara individu yang satu dengan individu yang lain itu

berbeda-beda. Ini dapat disebabakan oleh beberapa faktor, salah

satunya adalah ketinggian tempat. Individu yang hidup di daerah

dataran tinggi akan memiliki jumlah eritrosit lebih banyak

dibandingkan individu yang hidup di dataran rendah. Ini terkait dengan

kebutuhan fisiologinya. Pada individu yang hidup di dataran tinggi

14

Page 22: Mi Kro Teknik

membutuhkan asupan oksigen yang cukup, sedang kandungan oksigen

di dataran tinggi lebih sedikit sehingga membutuhkan banyak Hb

untuk mengikat oksigen. Begitu juga sebaliknya.

Untuk melihat struktur sel-sel darah dengan mikroskop cahaya

pada umumnya dibuat sediaan apus darah. Sediaan apus darah ini tidak

hanya digunakan untuk mermpelajari sel darah tapi juga digunakan

untuk menghitung perbandingan jumlah masing-masing sel darah.

Pembuatan preparat apus darah ini menggunakan suatu metode yang

disebut metode oles (metode smear) yang merupakan suatu sediaan

dengan jalan mengoles atau membuat selaput (film) dan substansi yang

berupa cairan atau bukan cairan di atas gelas benda yang bersih dan

bebas lemak untuk kemudian difiksasi, diwarnai dan ditutup dengan

gelas penutup.

Fungsi giemsa digunakan untuk member warna sel darah agar

mudah untuk di amati sebelum ditetesi di tetesi giemsa terlebih dahulu

difiksasi dengan methyl alkohol agar susunan apusnya tidak berubah.

Pada praktikum preparat darah ini dinyatakan berhasil, yaitu pada

apusan terdapat sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit)

dan plasma darah. Praktikum preparat atau sediaan darah ini berhasil

karena saat pengamatan di bawah mikroskop terlihat jelas hanya sel

darah merah tampak bulat dengan cekungan di tengah. Sedangkan

Untuk sel darah putih tidak tampak karena probandus dalam keadaan

sehat, dan keping darah karena ukurannya yang sangat kecil.

15

Page 23: Mi Kro Teknik

6. KESIMPULAN

a) Preaparat awetan darah dapat dibuat dengan metode apus.

b) Fungsi giemsa digunakan untuk member warna sel darah agar mudah

untuk di amati sebelum ditetesi di tetesi giemsa terlebih dahulu

difiksasi dengan methyl alkohol agar susunan apusnya tidak berubah.

c) Preparat atau sediaan darah ini berhasil karena saat pengamatan di

bawah mikroskop terlihat jelas hanya sel darah merah tampak bulat

dengan cekungan di tengah. Sedangkan Untuk sel darah putih tidak

tampak karena probandus dalam keadaan sehat, dan keping darah

karena ukurannya yang sangat kecil.

d) Sel darah merah tidak memiliki inti, sedangkan sel darah putih

memiliki inti.

e) Sel darah putih (leukosit) ada yang granuler dan agranuler, yang

granuler yaitu neutrofil, eosinofil dan basofil, sedangkan yang

agranuler yaitu limfosit dan monosit.

16

Page 24: Mi Kro Teknik

DAFTAR PUSTAKA

Marianti, Aditya.2010. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Semarang : Biologi FMIPA UNNES.

Maskoeri, Jasin. 2008. Darah. http://barrusweet.blogspot.com/2008_07_ 17_archive.html/. (diakses tanggal  30 Desember 2012).

Murray, Robert. 2000. Harper’s Biochemistry. Ontorio: Professor of Biochemistry University of Toronto.

Rearee, Evelyn. 1992. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Erlangga.

Starr, Cecie. 2008. Human Biology Seventh Edition. California: Thomson Higher Education.

17

Page 25: Mi Kro Teknik

C. LATIHAN III PREPARAT RENTANG

1. TINJAUAN PUSTAKA

‘Optilab’ adalah alat bantu yang dapat merubah mikroskop analog menjadi mikroskop digital. Dimana alat Optilab ini didesain untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam mengamati benda-benda menggunakan mikroskop, karena dengan optilab ini benda yang sedang diamati menggunaka mikroskop dapat secara langsung ditampilkan dilayar monitor.

Kegunaan dari alat Optilab adalah :1) Menampilkan objek yang sedang diamati dibawah mikroskop ke

layar monitor.

2) Dapat mengambil gambar (capture) benda yang sedang diamati.

3) Dapat merekam gambar hidup (streaming video).

4) Dapat mengukur dimensi benda yang diamati.

5) Dapat memberikan label indetifikasi (image signer).

6) Dapat memberikan kemudahan dalam menghitung jumlah benda

yang diamati.

7) Pengamatan tidak terbatas oleh waktu maupun cuaca.

Dan masih ada kegunaan-kegunaan lain yang dimiliki oleh Optilab. (Dhani, 2009)

Mikrometer merupakan kaca berskala dan dikenal 2 jenis mikrometer yaitu mikrometer okuler dan mikrometer objektif. Mikrometer okuler dipasang padalensa okuler mikroskop, sedangkan mikrometer objektif berbentuk slide yangditempatkan pada meja preparat mikroskop. Jarak antar garis skala padamikrometer okuler tergantung pada perbesaran lensa objektif yang digunakanyang menentukan lapang pandang mikroskop. Jarak ini dapat ditentukan dengan mengkalibrasi antara mikrometer okuler dan objektif. Mikrometer objektif memiliki skala yang telah diketahui, menjadi tolak ukur untuk menentukan ukuranskala mikrometer okuler 1 skala mikrometer objektif = 0,01 mm / 10 µm. Saas (1958).

Stage micrometers designed for applications employing transmitted-light microscopes consist of a standard-sized microscope slide (1 x 3 inches) having a scale of defined length attached directly to the surface, or preferably, sandwiched beneath a cover glass of known thickness. Micrometers commonly have a graduated scale either one or

18

Page 26: Mi Kro Teknik

two millimeters in length, subdivided into units that are one-tenth millimeter in length (100 micrometer units). Each 100 micrometer unit is further subdivided into ten equal sections, resulting in the smallest graduation representing ten micrometers. Thomas (2000).

Measuring with the Ocular Micrometer – A stage micrometer and an ocular micrometer are necessary. A stage micrometer should be ruled in tenths and one-hundredths of a millimeter. It does not matter what the spacing in the ocular micrometer may be, except that the lines must be at equal distances from one another. As a matter of fact, the ocular micrometer is generally ruled in tenths of a millimeter, but this ruling is more or less magnified by the lens. Volk (2000).

Dimensi sel dinyatakan dalam ukuran mikrometer (µm) yang merupakansatuan pengukuran dan besarnya 1/1000 mm. Berbagai organisme mempunyaiukuran yang beragam mulai kurang dari 1 µm sampai dengan beberapa µm.Pengukuran yang tepat sel mikroorganisme dapat dilakukan dengan penyisipansuatu mikrometer okuler pada lensa okuler mikroskop yang digunakan untuk mengamati sel tersebut. Mikrometer okuler pada umumnya merupakan suat piringan kaca bundar yang pada salah satu permukaannya terukir skala pengukuran, sebelum dilakukan pengukuran maka mikrometer okuler ini terlebihdahulu dikalibrasi terhadap mikrometer objektif, sehingga diperoleh ukuran yang pasti. Pelezar (1986).

2. TUJUAN

Mengukur panjang atau lebar sel atau bagian sel

3. ALAT dan BAHAN

a) ALAT

1. Mikroskop ( 1 buah )2. Object glass ( 3 buah )3. Deck glass ( 3 buah)4. Pipet ( 1 buah )5. Nampan ( 1 buah )6. Alat Tulis ( 1 set )7. Lembar Pengamatan ( 1 lembar )8. Boto plastik ( 1 buah )9. Optilab ( 1 set )10. Laptop ( 1 buah )

b) BAHAN

19

Page 27: Mi Kro Teknik

1. Air Rendaman Jerami( secukupnya )2. Air Sawah ( secukupnya )3. Air Kolam ( secukupnya )4. Iodium 2 % ( secukupnya )

4. CARA KERJA

a) Mengambil jaringan segar yang digunakan, menggunakan benda tajam seperti jarum preparat, pisau skalpel atau pisau runcing.

b) Merentangkan sayatan jaringan segar pada objek glass kering (tanpa diberi apapun, baik garam fisiologik atau fiksatif).

c) Memfiksasinya dengan menggunakan Methyl alkohol 3% selama 1-3 menit.

d) Melanjutkan dengan langkah berikut:1) Alkohol absolut... 1-3 menit2) Alkohol 96%... 1-3 menit3) Alkohol 90% 1-3 menit4) Alkohol 80% 1-3 menit5) Alkohol 70% 1-3 menit6) Eosin 1-3 menit7) Alkohol 70% 1-3 menit8) Alkohol 80% 1-3 menit9) Alkohol 90% 1-3 menit10) Alkohol 96% 1-3 menit11) Alkohol absolut 1-3 menit12) Toluol 1-3 menit13) Xylol 1-3 menit

e) Menutup preparat menggunakan degglass dan mengolesi dengan canada balsam.

f) Mengamati dibawah mikroskop dan memberi kesimpulan.

5. HASIL dan PEMBAHASAN

a) HASIL

1 1. JARINGAN ADIPOSA

20

Page 28: Mi Kro Teknik

2 2. JARINGAN OTOT

b) PEMBAHASAN

Metode rentang adalah suatu metode sediaan dengan cara

merentangkan suatu jaringan pada permukaan gelas benda sedemikian

rupa sehingga dapat diamati di bawah mikroskop. Pada umumnya

jaringan-jaringan yang dibuat sediaan rentang adalah jaringan-jaringan

yang tipis, misalnya pleura, mesenterium, peritoneum, plarachnoidea,

pericardium, dan sebagainya.

Untuk membuat preparat rentang yang dapat bertahan lama

sehingga dapat diamati sewaktu-waktu, maka preparat harus difiksasi

terlebih dahulu sebelum diwarnai. Zat warna yang dapat digunakan

dalam membuat preparat ini antara lain hematoxilin, eosin, dan

methylen blue. Pewarna hematoxilin dengan pelarut aquades sangat

baik digunakan untuk mewarnai inti yang akan berwarna biru. Pewarna

eosin dengan pelarut alcohol 70% sangat baik untuk mewarnai

sitoplasma dengan warna merah, sedangkan methylen blue digunakan

pada preparat sementara dengan cara meneteskan langsung ke jaringan

kemudian di amati di bawah mikroskop yang mana methylen blue akan

mewarnai butir-butir pada “mast cell” yang mewarnai dengan warna

biru. Metode rentang juga dapat digunakan untuk tujuan sitologi dan

histology serta juga dapat digunakan untuk tujuan sitokimiawi seperti

penelitian phosphatase dan hyaluroidase.

Pada praktikum preparat rentang ini digunakan (Mus musculus)

atau mencit, bagian yang diambil atau dipakai untuk membuat preparat

rentang adalah jaringan segar yang berupa subkutis, mesenterium dan

21

Page 29: Mi Kro Teknik

penggantung testis. Cara mengambil jaringan segar tersebut adalah

dengan menggunakan jarum pentul dan pinset, kemudian memotong

jaringan tersebut dengan skapel permanen dan merentangkannya pada

objeck glass dengan menarik bagian ujung-ujungnya menggunakan

jarum pentul. Dalam pengambilan jaringan untung preparat rentang ini

sangat sulit dan harus sangat hati-hati, karena jaringan sangat tipis dan

mudah mengkerut. Hasil dari preparat rentang ini dinyatakan berhasil,

walaupun hasil rentangan yang dibuat tidak semuanya tipis dan

terentang dengan baik pada objeck glass, namun masih bisa teramati

dibawah mikroskop dan terlihat jaringan adiposa (jaringan lemak) nya

yang diperoleh dari mesenterium mencit. Jaringan adiposa terdiri dari

serat kolagen dan inti sel (nukleus).

Otot polos berbentuk seperti gelendong, terdapat pula

sitoplasma, benang fibrin, nukleus terdapat di tengah, ujungnya

menyempit, otot ini didapat dari bagian femur mencit. Otot bekerja

secara tidak sadar. Untuk jaringan lemak berbentuk bulat tidak

beraturan, terdapat membran plasma, intinya terletak di tepi, dibagian

tengah terdapat butiran lemak. Pada tubuh dapat di temukan dibawah

kulit, sekitar ginjal dan sekitar jantung.fungsinya untuk menyimpan

energi. Jaringan ikat terdiri dari bahan dasar matrik yang terbuat dari

protein dan sel-sel penyusun jaringan ikat.nukleus di tengah, terdapat

serat kolagen. Ditubuh dapat ditemukan tendon, kulit, kapsul

ginjal.fungsinya sebagai elastisitas dan penyokong.

Fungsi dari masing-masing bahan yang digunakan adalah

Methyl alkohol 3% selama 3 menit yaitu untuk memfiksasi pertama

pada jaringan. Kemudian dilanjutkan dengan alkohol. Alkohol yang

digunakan dalam praktikum preparat rentang ini dibagi menjadi

beberapa tingkat kadarnya. Dimulai dari alkohol dengan kadar tinggi

(Absolut) yaitu dengan tujuan untuk menggantikan air yang ada pada

preparat (jaringan) agar preparat (jaringan) tersebut tidak kehilangan

air. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan alkohol dari 96%,

90%, 80% dan 70% masing-masing selama 3 menit. Eosin berfungsi

untuk pewarna jaringan agar mudah diamati dibawah mikroskop.

Setelah pewarnaan dengan eosin dilanjutkan dengan pemberian

22

Page 30: Mi Kro Teknik

alkohol dari alkohol 70%-absolut masing-masing selama 3 menit.

Pemberian alkohol ini harus bertingkat karena untuk mencegah

jaringan agar tidak mengkerut. Toluol berfungsi untuk menghilangkan

air secara sempurna dan clearing.

6. KESIMPULAN

a) Metode rentang adalah suatu metode sediaan dengan cara

merentangkan suatu jaringan pada permukaan gelas benda sedemikian

rupa sehingga dapat diamati di bawah mikroskop.

b) Jaringan yang diperoleh dari preparat rentang mencit ini adalah

jaringan lemak (jaringan adiposa) yang terdapat pada mesenterium.

c) Jaringan lemak diperoleh terdiri dari butiran lemak, membran plasma

dan inti sel (nukleus).

d) Penggunaan alkohol secara bertingakat dari 70%, 80%, 90%, 96%

sampai absolut adalah supaya jaringan tidak mengkerut.

23

Page 31: Mi Kro Teknik

DAFTAR PUSTAKA

Dhani. 2009. Mikroskop Digital. http://dhani-optilab.blogspot.com/2009/01/optilab-mikroskop-digital.html (diakses pada tanggal 30 Desember 2012)

Pelezar. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi.    Jakarta: Universitas Jakarta.

Saas. 1958. Fotomikroskop. Ontorio: The lowa State College Press.

Thomas. 2000. National High Magnetic Field Laboratory. Tallahassee: The Florida State University.

Volk.2000.Micrometry.http://www.microscopyu.com/articles/formulas/measurements.html (diakses tanggal 30 Desember

24

Page 32: Mi Kro Teknik

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

a. Mikrometri merupakan suatu cara untuk mengukur panjang atau lebar sel

secara mikroskopis menggunakan okuler mikrometer yang ditempatkan di

bagian okuler dan objek mikrometer yang ditempatkan di lensa objektif.

b. Dengan membua preparat apus darah kita dapat mengamati bentuk-bentuk

morfologi darah.

c. Metode rentang adalah suatu metode sediaan dengan cara merentangkan suatu

jaringan pada permukaan gelas benda sedemikian rupa sehingga dapat diamati

di bawah mikroskop.

B. KRITIK dan SARAN

1) KRITIK

Pemikiran 2 dosen seharusnya sama dalam membinmbing praktikan.

2) SARAN

Sebaiknya obtilap ditambah agar memudahkan dalam pengamatan

25

Page 33: Mi Kro Teknik

26