metode tambang bawah tanah

2
Faktor2 Yg Mempengaruhi Pemilihan sistem TA Bwh Tnh: 1. Pjg Tebal dan lebar cebakan. Berpengaruh utk menentuikan dimensi stope maksimum yaitu yg dikenal sbg minimum stoping width. 2. Kemiringan Cebakan Menentukan kemungkinan memanfaatkan gravitasi dlm operasinya. 3. Kedalaman Operasi Rock Failure mjd lebih memungkinkan pd kedalaman yg besar. 4. Faktor waktu Berpengaruh pd strenght stress ratio pd exposed rock. Semakin lama waktu pilar berdiri mk ssr semakin turun 5. Kadar cebakan Ceb kdr rendah perlu met produksi besar yg sering melupakan %tase recovery, ceb kdr tinggi memerlukan met yg menjamin recovery tinggi. 6. Fasilitas lokal yg meliput buruh dan material. Biaya buruh mahal mk memerlukan met yg mpy mekanisme tinggi. Ketersediaan timber dan material filling juga berpengaruh. 7. Modal yg tersedia. Modal kerja awal besar mk biaya operasi rendah. Perusahaan dgn modal kecil memerlukan development yg murah dan met yg cepat mendptkan hsl. 8. Batas dgn badan bijih lain. Tk teg yg tinggi mungkin timbul pd pilar di perm kerja yg berdekatan mk diperlukan filling pd stope bekas penambangan utk mengurangi teg yg tinggi. 9. Strenght dan karakteristik phisik bijih dan batuan ddg atau material yg berada di atas bjh. Berpengaruh pd kompetensi, amblesan, kemudahan pemboran, karakteristik breaking, cara handling, ventilasi dan pemompaan. Karakteristik2 tsb termasuk: Tipe batuan, tipe dan penyebaran alterasi, weaknesses seperti (perlapisan schistocity belahan min patahan jointing cavities dan spasi),weaknesses sepanjang ddg cebakan, kecenderungan min berharga menghasilkan rich fines atau mud, kecenderungan BO utk memadat/menggumpal, kecenderungan BO teroksidasi dan terbakar, Tewrjadinya swelling pd lantai, Abrasiveness, terdapatnya air porositas dan permeabilitas cebakan dan bat sekitarnya. 10. Biaya Penambangan berkaitan dgn nilai bijih yg di TA, periode modal kerja bisa diperoleh kembali, tipe keahlian buruh yg tersedia. 11. Produktivitas Dinyatakan dlm ton per manshift yaitu menyatakan kemampuan setiap tenaga kerja menghasilkan BO setiap gilir kerja. 12. Masalah Lingk Keamblesan, berkurangnya hutan lokal utk penyanggaan, kualitas dumpsite dll. Sistem2 TBT: Stope dgn penyanggaan alamiah: -Open stope dgn underhand stoping -Open stope dgn overhand stoping -Open stope dgn breast stoping (room n pilar) -Sublevel stoping Stope dgn penyanggaan buatan: -Cut n fill stoping -Shringkage stoping -Square-set stoping -stull stoping -longwall mining -undercut n fill -top sliocing Metode caving: -Sub level caving -Block caving Open stope alamiah: -Cebakan dgn bijih dan dinding yg kuat, kecuali pd ceb yg tipis yg datar/ sedikit miring dimana dpt di TA dgn sist. mundur -Penyangga brp bijih shg bijih tdk dpt diambil. -Penambangan scr selektif -Pd cebakan datar, dimungkinkan melakukan sortasi bijih di bwh tnh, sedang utk steep dip sortasi dilakukan scr terbatas -Terbatas pd cebakan tabular dgn btk teratur, ddg batas jelas ttp bias juga utk cebakan besar, menggumpal, irregular. Open Stope Underhand stoping Aplikasi: -End dgn tebal 3-4 m -Dip 50 yg memungkinkan memanfaatkan g pd pemindahan bo -Sbg met. +an utk menganbil badan bjh yg terpisah dr bb utama atau bag dr bb utama yg memberikan kondisi yg cocok. -Hangingwall dan footwall kompeten utk mengurangi pemakaian ore pilar. -Bjh boleh tdk kompeten krn akan mjd tempat berpijak pekerja. +: -Unjuk pemboran baik. -Perlu material penyanga sedikit -Memanfaatkan g untuk memindah broken ore -Pemboran ke arah bawah -Kehilangan bjh halus kdr tinggi < dibanding overhand stoping. -: -sorting sukar di dlm stope -Kondisi kerja berbahaya bg pekerja di back dan wall shg interval level hrs kecil -Fasilitas utk waste kecil -BO dr pemuka kerja dikeluarkan pd 1 ttk pengeluaran shg Output terbatas. Open Stope Overhand Stoping: Ap: 1,2,3,4 idem -Bijih kompeten -Pd urat dgn kemiringan besar >50 pekerja tdk bias berdiridi footwall shg perlu membuat platform utk berpijak + : -Pos back tdk bahaya krn penambangan mengikuti back shg interval level bisa > dibanding open stope underhand stoping -Sorting sistematis -Waste mudah ditumpuk pd daerah tambang -Kondisi kerja aman, kondisi aplikasi elatis -pd kemiringan yg kecil Bro ore jatuh pd haulage drive scr g -: -Unjuk pemboran turun -Dip > 45 diperlukan patform utk berpijak -Material penyangga banyak ->kehilangan bjh uk hls kadar tinggi lebih besar Open Stope Breast stoping (Stop N Pillar) : Ap: -Cebakan tdk bernilai tinggi yg mengijinkan sejumlah bijih ditinggal sbg pilar -Ketebalan < 7m -Cebakan > 7 m mungkin ditambang ttp loss bjh dan atap runtuh semakin besar -Dip 20-50: horizon mining yaitu stope n pillar yg diterapkan utk cebakan mendatar/ hampir datar inclined:20 –30, penambangan searah kemiringan dan tdk memungkinkan pemakaian mobile equipment step mining: 30-50, penamabangan scr berurutan utk menghasilkan daerah kerja dgn kemiuringan yg memungkinkan menggunakan mobile equipment. -Batuan atap dan lantai kuat, utk meminimalkan pemakaian pilar -Bijih hrs kuat utk mengurangi lebar pilar -Kedalaman tdk terlalu besar utk mengurangi beban yg harus disangga pilar +: -biaya rendah -memungkinkan seleksi pd stope dan waste ditinggal pd ruang kosong -memungkinkan melakukan mekanisasi dr drilling sampai loading dgn used trackless -development cepat dan dev dilakukan pd bijih itu sendiri -: -kehilangan bijih pd pilar sampai 40% jk dgn pilar robbing mjd 20% -Bahaya runtuhan dr hanggingwall, dan bila hangingwall mpy joint dan crack yg sejajar memungkinkan runtuhan slab bat yg besar. -Daerah ventilasi sangat luas. Sublevel stoping : Ap : -dip 50-90 (steeply) yaitu kemiringan fw> drpd sudut gelincir bo -hanging dan fott hrs kompeten -bjh hrs kompeten -bjh dgn batas penyebaran kadar merata -bjh sulf needed penanganan flotasi +: -mengurangi drilling delay utk peledakan,scaling, mucking -pemb scr kontinue pd dev. -Longhole driller dpt diledakan di seluruh stope utk give bro ore yg banyak. -Fleksibel -Aman dr kebakaran -: -tdk mungkin melakukan sorting scr efektif -blok bro ore besar bisa menyumbat grawpoints -ventilasi susah -rongga yang besar -losses dan dilusi besar -memerlukan periode yg lama sblm stope berprod Stope dgn Penyangga Buatan Cut and fill Stoping: Ap : -utk menggantikan sublevel stoping dan shrinkage stoping pd penambangan yg sangat dlm dimana teg bat mjd sangat besar. -bb kompeten -hanging dan foot boleh tdk kompeten mengingat mereka akan hampir scr lanmgsung disangga dgn material filling -bjh dgn batas yg tdk teratur dan bjh yg discontinue, mk dilakukan penambangan pd bijih kadar tinggi dan meninggalkan bijih kadar rendah sbg filling -utk mengambil pilar kadar tinggi -dip <65 bisa menyebabkan dilusi +- -met filling memberi tk selektifitas > tinggi dibanding shringkage dan sublevel stoping -ventilasi mudah diatur -dilusi seminimum mungkin -ddg antara 2 stope yg berdekatan bias lebih tipis disbanding metode stoping yg lain -stope fleksibel mengikuti ceb sempit kadar tinggi -stope stabil krn ddg yg lemah disangga dgn waste filling -: -needed material filling mahal -needed buruh banyak utk menangani filling -needed banyak air utk pulp -lebih mahal disbanding shrinkage dan sublevel stoping -semen dan psr halus utk filling bias menyumbat pompa/pipa -output dr stope terbatas krn adanya kegiatan filling Keuntungan Sublevel thd sringkage: -resiko kebakaran < pd penambangan cebakan sulfida -konsumsi bhn peledak< krn bijih lepas akan lebih terdisintegrasi pd saat bergerak dlm stope -kondisi penerapan sublevel stoping lebih fleksibel -sarana memasuki pemuka kerja lebih mudah -pekerja sedikit, pemboran efisien dgn longhole drill. Shringkage: Ap : - ideal utk dip 50-90 (steeply) yg > dr sudut gelincir bo -urat sempit –lebar -bb dgn btk teratur utk menghindari dilusi dan losses -ketebalan bijih >5m -hanging dan foot ddg stabil, shg tdk terjadi crushing dan spaling bila bo diambil -utk bro ore yg tdk menggumpal -bjh hrs kuat, shg penyanggaan pd atap bias seminimal mungkin -kadar sebaiknya seragam, krn tdk memungkinkan sorting +: -biaya dev rendah -timber sangat sedikit -biaya ventilasi murah -sederhana dan mudah dikerjakan -development cepat shg recovery bijih juga cepat -blok berukuran besar dpt dibedakan dlm stope -pekerja dpt bekerja di stope - : -selalu tjd runtuhan waste dr ddg shg tjd dilusi -sukar utk menambang offshot -bjh ditinggal dlm stope ckp lama, shg investasi tdk segera kembali -syarat ketat dan hanya cocok utk bjh ttu -kon lantai kurang nyaman utk pergerakan para pekerja dan peralatan -bb pd wasterock tdk dpt ditambang -stope perlu di filling agar tdk runtuh -kon kerja berbahaya khususnya pd saat penarikan bo Shringkage thd sub level stoping: -dev lebih sedikit -memperoleh kontak dgn ddg cebakan lebih baik shg memungkinkan memperoleh semua bjh dlm stope. -ddg penggalian setiap saat disangga dgn bjh lepas shg dilusi sedikit -bjh dpt dihancurkan lebih kecil dlm stope -met ini dpt diterapkan thd bat lebih lemah disbanding sub level stoping Square Set Stoping -dahulu banyak diaplikasi skr sudah digantikan dgn met caving dan cut n fill -cebakan bjh nilai tinggi dimana ekstraksi yg sempurna lebih penting disbanding biaya penambangan -cebakan dgn ketebalan>3m -pd ceb yg tdk kompeten, stope need penyanggaan dgn timbering -ceb dgn kondisi structural yg berubah ubah yg mpy offshoots dan kantong2 dgn batas yg tdk teratur -ceb yg belum diketahui atau sangat sedikit diketahui ttg karakter batuannya -ceb bjh suphide yg dpt teroksidasi -utk mengambil pilar yg terletak diantara 2 stope +: -ekstraksi tinggi -dpt diterapkan utk menambang pd sembarang kon batuan -bias disangga scr menyeluruh -ventilasi mudah -aman dr kebakaran pd penambangan bijih sulphide -fleksibel, arah kemajuan stope dpt diatur mengikuti arah penyebaran bijih -bias diaplikasikan pd semua kon batuan -: -biaya pekerja dan material tinggi -mekanisme scr penuh tdk memungkinkan -bhy kebakaran dr timber -ekstraksi lambat -pembusukan kayu bisa menyulitkan ventilasi -seringkali need material filling Stull stoping Ap: -bb dgn Ketebalan < 5-7 m -bb dgn Dip 50-90 yg memungkinkan pemanfaatan g -Bjh<45 need slusher utk mengambil bro ore -Bjh kdr tinggi need recovery tinggi dibanding biaya penambangan -Sbg alternatif met cut and fill bila material filling tdk ada/bila tersedia timber murah -Bat ddg kompeten, shg rongga bekas penambangan tdk perlu difilling + : -bjh dpt disortir dlm stope dan waste ditinggalkan dlm stope -dpt digunakan utk menambang bjh dgn bts tdk jelas -reletif give kon kerja aman -dpt diubah mjd met lain mis: cut and fill - : -memerlukan penyanggaan timber yg banyak -dlm jk lama kekuatan timber berkurang shg stope runtuh -labour intensive dan susah memperoleh buruh terampil Longwall: Ap: -ceb tipis 2m, dgn ketebalan merata dan lapisan penyebaran mendatar -kon bat kompeten (ta emas di afsel) atau inkompeten (ta bb) krn daerah kerja akan disangga -dip<30 +: -ekstraksi (recovery) tinggi -produksi cepat, modal balik cepat -dev sederhana hanya system haulage unit - : -headroom rendah, kadang memerlukan unit2 yg digerakan scr manual -produksi rendah -bhy ambrukan atap -penyanggaan sistematis -hanya bias diterapkan utk lapisan bjh tipis ( 2m) Undercut n fill: Ap: -sbg met utk menambang rib pilar -sbg met utk menambang Crown pilar -Utk operasi dimana kon bat jelek -Utk setiap kon dimana bat diatas penggalian tdk dijamin karakteristiknya dgn pasti +: -sangat sedikit keuntungannya, mrpkn pilihan terakhir utk mprlh bjh dgn nilai ek tinggi -: -biaya mahal -eff rendah -material sangat banyak. Top slicing: Ap: -Bjh mpy capping lemah yg segera runtuh apabila penyangga dibawahnya dihancurkan -Ddg lemah/kuat. Hw yg lemah sangat cocok utk top slicing krn hw yg kuat akan gagal membtk runtuhan yg sempurna

Upload: hassbullah

Post on 07-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Metode Tambang Bawah Tanah

TRANSCRIPT

Open stope alamiah:

Faktor2 Yg Mempengaruhi Pemilihan sistem TA Bwh Tnh:1. Pjg Tebal dan lebar cebakan.

Berpengaruh utk menentuikan dimensi stope maksimum yaitu yg dikenal sbg minimum stoping width.

2. Kemiringan Cebakan

Menentukan kemungkinan memanfaatkan gravitasi dlm operasinya.

3. Kedalaman Operasi

Rock Failure mjd lebih memungkinkan pd kedalaman yg besar.

4. Faktor waktu

Berpengaruh pd strenght stress ratio pd exposed rock. Semakin lama waktu pilar berdiri mk ssr semakin turun

5. Kadar cebakan

Ceb kdr rendah perlu met produksi besar yg sering melupakan %tase recovery, ceb kdr tinggi memerlukan met yg menjamin recovery tinggi.

6. Fasilitas lokal yg meliput buruh dan material.

Biaya buruh mahal mk memerlukan met yg mpy mekanisme tinggi. Ketersediaan timber dan material filling juga berpengaruh.

7. Modal yg tersedia.

Modal kerja awal besar mk biaya operasi rendah. Perusahaan dgn modal kecil memerlukan development yg murah dan met yg cepat mendptkan hsl.

8. Batas dgn badan bijih lain.

Tk teg yg tinggi mungkin timbul pd pilar di perm kerja yg berdekatan mk diperlukan filling pd stope bekas penambangan utk mengurangi teg yg tinggi.

9. Strenght dan karakteristik phisik bijih dan batuan ddg atau material yg berada di atas bjh.

Berpengaruh pd kompetensi, amblesan, kemudahan pemboran, karakteristik breaking, cara handling, ventilasi dan pemompaan.

Karakteristik2 tsb termasuk:

Tipe batuan, tipe dan penyebaran alterasi, weaknesses seperti (perlapisan schistocity belahan min patahan jointing cavities dan spasi),weaknesses sepanjang ddg cebakan, kecenderungan min berharga menghasilkan rich fines atau mud, kecenderungan BO utk memadat/menggumpal, kecenderungan BO teroksidasi dan terbakar, Tewrjadinya swelling pd lantai, Abrasiveness, terdapatnya air porositas dan permeabilitas cebakan dan bat sekitarnya.

10. Biaya Penambangan

berkaitan dgn nilai bijih yg di TA, periode modal kerja bisa diperoleh kembali, tipe keahlian buruh yg tersedia.

11. Produktivitas

Dinyatakan dlm ton per manshift yaitu menyatakan kemampuan setiap tenaga kerja menghasilkan BO setiap gilir kerja.

12. Masalah Lingk

Keamblesan, berkurangnya hutan lokal utk penyanggaan, kualitas dumpsite dll.

Sistem2 TBT:

Stope dgn penyanggaan alamiah:

-Open stope dgn underhand stoping

-Open stope dgn overhand stoping

-Open stope dgn breast stoping (room n pilar)

-Sublevel stoping

Stope dgn penyanggaan buatan:

-Cut n fill stoping

-Shringkage stoping

-Square-set stoping

-stull stoping

-longwall mining

-undercut n fill

-top sliocing

Metode caving:

-Sub level caving

-Block caving

Open stope alamiah:

-Cebakan dgn bijih dan dinding yg kuat, kecuali pd ceb yg tipis yg datar/ sedikit miring dimana dpt di TA dgn sist. mundur

-Penyangga brp bijih shg bijih tdk dpt diambil.

-Penambangan scr selektif

-Pd cebakan datar, dimungkinkan melakukan sortasi bijih di bwh tnh, sedang utk steep dip sortasi dilakukan scr terbatas

-Terbatas pd cebakan tabular dgn btk teratur, ddg batas jelas ttp bias juga utk cebakan besar, menggumpal, irregular.

Open Stope Underhand stoping

Aplikasi:

-End dgn tebal 3-4 m

-Dip 50 yg memungkinkan memanfaatkan g pd pemindahan bo

-Sbg met. +an utk menganbil badan bjh yg terpisah dr bb utama atau bag dr bb utama yg memberikan kondisi yg cocok.

-Hangingwall dan footwall kompeten utk mengurangi pemakaian ore pilar.

-Bjh boleh tdk kompeten krn akan mjd tempat berpijak pekerja.

+:

-Unjuk pemboran baik.

-Perlu material penyanga sedikit

-Memanfaatkan g untuk memindah broken ore

-Pemboran ke arah bawah

-Kehilangan bjh halus kdr tinggi < dibanding overhand stoping.

-:

-sorting sukar di dlm stope

-Kondisi kerja berbahaya bg pekerja di back dan wall shg interval level hrs kecil

-Fasilitas utk waste kecil

-BO dr pemuka kerja dikeluarkan pd 1 ttk pengeluaran shg Output terbatas.

Open Stope Overhand Stoping:

Ap: 1,2,3,4 idem

-Bijih kompeten

-Pd urat dgn kemiringan besar >50 pekerja tdk bias berdiridi footwall shg perlu membuat platform utk berpijak

+ :

-Pos back tdk bahaya krn penambangan mengikuti back shg interval level bisa > dibanding open stope underhand stoping

-Sorting sistematis

-Waste mudah ditumpuk pd daerah tambang

-Kondisi kerja aman, kondisi aplikasi elatis

-pd kemiringan yg kecil Bro ore jatuh pd haulage drive scr g

-:

-Unjuk pemboran turun

-Dip > 45 diperlukan patform utk berpijak

-Material penyangga banyak

->kehilangan bjh uk hls kadar tinggi lebih besar

Open Stope Breast stoping (Stop N Pillar):

Ap:

-Cebakan tdk bernilai tinggi yg mengijinkan sejumlah bijih ditinggal sbg pilar

-Ketebalan < 7m

-Cebakan > 7 m mungkin ditambang ttp loss bjh dan atap runtuh semakin besar

-Dip 20-50:

horizon mining yaitu stope n pillar yg diterapkan utk cebakan mendatar/ hampir datar

inclined:20 30, penambangan searah kemiringan dan tdk memungkinkan pemakaian mobile equipment

step mining: 30-50, penamabangan scr berurutan utk menghasilkan daerah kerja dgn kemiuringan yg memungkinkan menggunakan mobile equipment.

-Batuan atap dan lantai kuat, utk meminimalkan pemakaian pilar

-Bijih hrs kuat utk mengurangi lebar pilar

-Kedalaman tdk terlalu besar utk mengurangi beban yg harus disangga pilar

+:

-biaya rendah

-memungkinkan seleksi pd stope dan waste ditinggal pd ruang kosong

-memungkinkan melakukan mekanisasi dr drilling sampai loading dgn used trackless

-development cepat dan dev dilakukan pd bijih itu sendiri

-:

-kehilangan bijih pd pilar sampai 40% jk dgn pilar robbing mjd 20%

-Bahaya runtuhan dr hanggingwall, dan bila hangingwall mpy joint dan crack yg sejajar memungkinkan runtuhan slab bat yg besar.

-Daerah ventilasi sangat luas.

Sublevel stoping:

Ap :

-dip 50-90 (steeply) yaitu kemiringan fw> drpd sudut gelincir bo

-hanging dan fott hrs kompeten

-bjh hrs kompeten

-bjh dgn batas penyebaran kadar merata

-bjh sulf needed penanganan flotasi

+:

-mengurangi drilling delay utk peledakan,scaling, mucking

-pemb scr kontinue pd dev.

-Longhole driller dpt diledakan di seluruh stope utk give bro ore yg banyak.

-Fleksibel

-Aman dr kebakaran

-:

-tdk mungkin melakukan sorting scr efektif

-blok bro ore besar bisa menyumbat grawpoints

-ventilasi susah

-rongga yang besar

-losses dan dilusi besar

-memerlukan periode yg lama sblm stope berprod

Stope dgn Penyangga Buatan

Cut and fill Stoping:

Ap :

-utk menggantikan sublevel stoping dan shrinkage stoping pd penambangan yg sangat dlm dimana teg bat mjd sangat besar.

-bb kompeten

-hanging dan foot boleh tdk kompeten mengingat mereka akan hampir scr lanmgsung disangga dgn material filling

-bjh dgn batas yg tdk teratur dan bjh yg discontinue, mk dilakukan penambangan pd bijih kadar tinggi dan meninggalkan bijih kadar rendah sbg filling

-utk mengambil pilar kadar tinggi

-dip tinggi dibanding shringkage dan sublevel stoping

-ventilasi mudah diatur

-dilusi seminimum mungkin

-ddg antara 2 stope yg berdekatan bias lebih tipis disbanding metode stoping yg lain

-stope fleksibel mengikuti ceb sempit kadar tinggi

-stope stabil krn ddg yg lemah disangga dgn waste filling

-:

-needed material filling mahal

-needed buruh banyak utk menangani filling

-needed banyak air utk pulp

-lebih mahal disbanding shrinkage dan sublevel stoping

-semen dan psr halus utk filling bias menyumbat pompa/pipa

-output dr stope terbatas krn adanya kegiatan filling

Keuntungan Sublevel thd sringkage:

-resiko kebakaran < pd penambangan cebakan sulfida

-konsumsi bhn peledak< krn bijih lepas akan lebih terdisintegrasi pd saat bergerak dlm stope

-kondisi penerapan sublevel stoping lebih fleksibel

-sarana memasuki pemuka kerja lebih mudah

-pekerja sedikit, pemboran efisien dgn longhole drill.

Shringkage:

Ap :

- ideal utk dip 50-90 (steeply) yg > dr sudut gelincir bo

-urat sempit lebar

-bb dgn btk teratur utk menghindari dilusi dan losses

-ketebalan bijih >5m

-hanging dan foot ddg stabil, shg tdk terjadi crushing dan spaling bila bo diambil

-utk bro ore yg tdk menggumpal

-bjh hrs kuat, shg penyanggaan pd atap bias seminimal mungkin

-kadar sebaiknya seragam, krn tdk memungkinkan sorting

+:

-biaya dev rendah

-timber sangat sedikit

-biaya ventilasi murah

-sederhana dan mudah dikerjakan

-development cepat shg recovery bijih juga cepat

-blok berukuran besar dpt dibedakan dlm stope

-pekerja dpt bekerja di stope

- :

-selalu tjd runtuhan waste dr ddg shg tjd dilusi

-sukar utk menambang offshot

-bjh ditinggal dlm stope ckp lama, shg investasi tdk segera kembali

-syarat ketat dan hanya cocok utk bjh ttu

-kon lantai kurang nyaman utk pergerakan para pekerja dan peralatan

-bb pd wasterock tdk dpt ditambang

-stope perlu di filling agar tdk runtuh

-kon kerja berbahaya khususnya pd saat penarikan bo

Shringkage thd sub level stoping:

-dev lebih sedikit

-memperoleh kontak dgn ddg cebakan lebih baik shg memungkinkan memperoleh semua bjh dlm stope.

-ddg penggalian setiap saat disangga dgn bjh lepas shg dilusi sedikit

-bjh dpt dihancurkan lebih kecil dlm stope

-met ini dpt diterapkan thd bat lebih lemah disbanding sub level stoping

Square Set Stoping

-dahulu banyak diaplikasi skr sudah digantikan dgn met caving dan cut n fill

-cebakan bjh nilai tinggi dimana ekstraksi yg sempurna lebih penting disbanding biaya penambangan

-cebakan dgn ketebalan>3m

-pd ceb yg tdk kompeten, stope need penyanggaan dgn timbering

-ceb dgn kondisi structural yg berubah ubah yg mpy offshoots dan kantong2 dgn batas yg tdk teratur

-ceb yg belum diketahui atau sangat sedikit diketahui ttg karakter batuannya

-ceb bjh suphide yg dpt teroksidasi

-utk mengambil pilar yg terletak diantara 2 stope

+:

-ekstraksi tinggi

-dpt diterapkan utk menambang pd sembarang kon batuan

-bias disangga scr menyeluruh

-ventilasi mudah

-aman dr kebakaran pd penambangan bijih sulphide

-fleksibel, arah kemajuan stope dpt diatur mengikuti arah penyebaran bijih

-bias diaplikasikan pd semua kon batuan

-:

-biaya pekerja dan material tinggi

-mekanisme scr penuh tdk memungkinkan

-bhy kebakaran dr timber

-ekstraksi lambat

-pembusukan kayu bisa menyulitkan ventilasi

-seringkali need material filling

Stull stoping

Ap:

-bb dgn Ketebalan < 5-7 m

-bb dgn Dip 50-90 yg memungkinkan pemanfaatan g

-Bjh