metode pengumpulan data kualitatif - penelitian
DESCRIPTION
tugas kuliah semester pertamaTRANSCRIPT
Metode Pengumpulan Data Kualitatif
1. Observasi Partisipan
Peneliti secara harfiah menjadi bagian dari pengamatan, dan terlibat langsung dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan partisipan.
Contoh: Seorang peneliti ingin mendalami bagaimana pola pembelajaran matematika yang dilakukan suatu suku tertentu yang berada pada daerah terpencil.
Peneliti akan berada di lingkungan wilayah itu dan terlibat sebagai guru berinteraksi dengan guru-guru di daerah tersebut untuk memahami pola yang dilakukan guru-guru tersebut.
2. Observasi Langsung
Observasi yang dilakukan dengan cara peneliti mengamati perilaku-perilaku nyata subjek bahkan berdasar apa yang subjek katakan tentang mereka sendiri atau pendapat orang lain.
Contoh: Seorang peneliti ingin mengetahui bagaimana kesiapan dan strategi-strategi siswa dalam mempersiapkan ujian nasional matematika, serta bagaimana upaya orang tuanya. Untuk memahami ini, peneliti mengamati perilaku dan aktivitas siswa-siswa yang mewakili karakteristik yang diinginkan peneliti, termasuk kegiatan orang tuanya. Peneliti mengamati langsung subjek tetapi tidak terlibat langsung dalam aktivitas-aktivitas yang dilakukan subjek atau partisipan.
3. Wawancara tak terstruktur adalah metode pengumpulan data yang memberikan kesempatan pada peneliti untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan terbuka terhadap subjek.
4. Studi Kasus
Metode untuk pengumpulan data terutama pada wilayah-wilayah yang tidak mungkin dikaji dengan metode biasa atau merupakan perkecualian-perkecualian.
Contoh: Seorang peneliti melihat bahwa seorang anak yang mempunyai kemampuan khusus (supranatural) dapat memecahkan masalah-masalah matematika yang sulit untuk anak setingkatnya tanpa mempelajari konsep-konsep matematika lebih dulu. Peneliti ingin mengetahui bagaimana proses mendapatkan pemahaman itu dan menyelesaikan soal-soal itu.
5. Analisis konten adalah analisis terhadap isi artikel-artikel.
6. Wawancara kelompok terfokus adalah wawancara terhadap beberapa partisipan yang mewakili yang menjadi target penelitian bisa terdiri 5-12 orang yang terpusat pada suatu kelompok topik dengan menggunakan pertanyaan terbuka.
Pedoman wawancara terfokus perlu dibuat dengan rincian terdiri dari tujuan, deskripsi peserta, sumber wawancara, profil peserta, peran dan tanggungjawab peserta dan moderator, format diskusi, pengaturan, pertanyaan-pertanyaan, dan hasil atau manfaat.
Diagram proses pengumpulan data yang digambarkan oleh Cresswell (2007) sebagai berikut:
(Penentuan Lokasi/individu)
(Penyortiran data)
(Pencarian akes dan membuat ijin)
(Pemecahan kembali isu-isu utama)
(Pemilihan sample (purposive sampling))
(Perekaman informasi)
(Pengumpulan data)
Pemilihan sampel dalam penelitian kualitatif lebih menggunakan purposive sampling. Menurut Merriam (1998:61), Purpose Sampling is based on the assumption that investigator wants to discover, understand, and gain insight and therefore must select a sample from which the most can be learned.
Artinya bahwa sampel purposif didasarkan pada asumsi bahwa peneliti ingin menemukan, memahami, dan mendapatkan wawasan, sehingga harus memilih suatu sampel yang paling banyak dapat dipelajari.
Tipe-tipe sampel yang umum:
1. Sampel khas (typical): didasarkan pada ketertarikan terhadap seseorang, situasi, atau fenomena tertentu.
2. Sampel unik: keunikan, bahkan suatu fenomena yang jarang terjadi.
3. Sampel maksimum variasi: berdasarkan pertimbangan mencari suatu sampel yang kecil dengan variasi yang besar untuk mendapatkan pola-pola yang penting.
4. Sampel mudah (convenience): hanya karena implikasi waktu, keuangan, lokasi atau ketersediaan responden. Tipe ini sangat lemah untuk mendapatkan data yang kredibel.
5. Sampel snowball, chain, atau network: meminta setiap partisipan atau kelompok untuk memberikan referensi peneliti pada partisipan lain.
Menurut Litcman (2009), snowball sampling adalah suatu teknik untuk mengidentifikasi informan yang mana kelompok informan asli diminta untuk mengidentifikasi individu-individu tambahan yang karakteristiknya sama.
Pemilihan sampel dalam penelitian kualitatif menggunakan beberapa strategi seperti yang disebutkan oleh Hubermen (1994:22) berikut:
Tipe Sampling
Tujuan
Variasi umum
Mendokumentasikan perbedaan variasi dan mengidentifikasi pola-pola umum yang penting.
Homogen
Terfokus, reduksi, penyederhanaan, dan mefasilitasi wawancara berkelompok.
Kasus kritis
Memberikan generalisasi logis dan aplikasi maksimum informasi terhadap kasus lain.
Berbasis teori
Menemukan contoh-contoh dari suatu konstruksi teoritis dan mengel=laborasikan dan memeriksanya.
Konfirmasi dan kasus diskonfirmasi
Mengelaborasi pada analisis awal, mencari awal. Mencari pengecualian, dan melihat variasi.
Snowball atau rantai
Mengidentifikasi kasus-kasus yang mnejadi ketertarikan orang-orang yang mengetahui siapa-siapa yang memiliki informasi yang kaya.
Kasus khusus
Menggarisbawahi apa yang normal atau biasa terjadi.
Ekstrim atau kasus berbeda
Belajar dari manifestasi yang sungguh tidak biasa dari fenomena yang menjadi ketertarikan.
Intensitas
Informasi yang kaya kasus-kasus yang merupakan manifestasi fenomena yang intensif tetapi tidak ekstrim.
Kepentingan Politis
Menarik perhatian atau menghindari perhatian yang tidak menarik.
Purposif acak (random purposeful)
Menambah kredibilitas sample ketika sample purposif terlalu besar.
Purposif bertingkat (Stratified purposifull)
Mengilustrasikan subgrup-subgrup dan memfasilitasi perbandingan pembandingan.
Kriteria
Semua kasus-kasus berhadapan kriteria-kriteria, berguna untuk menjamin kualitas.
Oppotunistik
Ikuti arahan baru, membawa keuntungan yang tidak diharapkan.
Kombinasi
Triangulasi, fleksibiltas, menjumpai interes dan keperluan yang bermacam-macam.
Mudah (convenience)
Menghemat waktu, uang, dan usaha, tetapi mahal akan informasi dan kredibiltas.