metode penelusuran paten

10
METODE PENELUSURAN PATEN Oleh : Ir. A z h a r 1. Tujuan Penelusuran Penelusuran paten bertujuan untuk menemukan dokumen prior art yang terkait sesuai dengan bidang teknik invensi untuk tujuan penentuan kebaruan dan langkah inventif permohonan paten. Pada Kantor Paten, secara umum penelusuran dapat dilakukan dengan menggunakan database publikasi paten Indonesia, piringan CD-ROM, atau akses melalui internet. 2. Lingkup Penelusuran Dokumentasi yang tersedia di Kantor Paten saat ini masih terbatas dibandingkan dengan dokumentasi minimum PCT yang tersedia pada Lembaga Penelusuran Internasional (International Searching Authorities/ ISA) sehingga hasil penelusuran relatif belum dapat diperoleh secara lengkap dibandingkan dengan hasil penelusuran yang dilakukan oleh ISA. Akan tetapi didalam melakukan penelusuran harus diusahakan semaksimal mungkin untuk memperkecil kemungkinan kegagalan dalam menemukan prior art yang paling relevan dalam dokumentasi yang tersedia. Dalam melakukan penelusuran terhadap permohonan paten pada prinsipnya pertama harus melihat semua dokumen yang memiliki klasifikasi yang relevan. Penelusuran yang dilakukan harus mencakup semua bidang teknik yang secara langsung relevan, dan kemudian dapat diperluas hingga bidang-bidang yang analog. Didalam melakukan penelusuran inventor

Upload: said-nafik

Post on 27-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Penelusuran Paten

METODE PENELUSURAN PATENOleh : Ir. A z h a r

1. Tujuan Penelusuran

Penelusuran paten bertujuan untuk menemukan dokumen prior art yang terkait sesuai dengan bidang teknik invensi untuk tujuan penentuan kebaruan dan langkah inventif permohonan paten.

Pada Kantor Paten, secara umum penelusuran dapat dilakukan dengan menggunakan database publikasi paten Indonesia, piringan CD-ROM, atau akses melalui internet.

2. Lingkup Penelusuran

Dokumentasi yang tersedia di Kantor Paten saat ini masih terbatas dibandingkan dengan dokumentasi minimum PCT yang tersedia pada Lembaga Penelusuran Internasional (International Searching Authorities/ ISA) sehingga hasil penelusuran relatif belum dapat diperoleh secara lengkap dibandingkan dengan hasil penelusuran yang dilakukan oleh ISA. Akan tetapi didalam melakukan penelusuran harus diusahakan semaksimal mungkin untuk memperkecil kemungkinan kegagalan dalam menemukan prior art yang paling relevan dalam dokumentasi yang tersedia.

Dalam melakukan penelusuran terhadap permohonan paten pada prinsipnya pertama harus melihat semua dokumen yang memiliki klasifikasi yang relevan. Penelusuran yang dilakukan harus mencakup semua bidang teknik yang secara langsung relevan, dan kemudian dapat diperluas hingga bidang-bidang yang analog. Didalam melakukan penelusuran inventor harus berusaha membayangkan semua kemungkinan permohonan yang berkaitan dengan invensi.

3. Subyek Penelusuran

Penelusuran harus ditujukan ke invensi yang didefinisikan oleh klaim-klaimnya, sebagaimana dipahami dengan membaca deskripsi dan melihat gambar-gambarnya (jika ada). Ini berarti bahwa dalam melakukan penelusuran harus ditujukkan pada konsep teknik yang bersifat inventif

Page 2: Metode Penelusuran Paten

dimana invensi tersebut terletak. Penelusuran disatu pihak tidak terbatas pada arti harfiah (literal wording) klaimnya, tetapi dilain pihak harus tidak diperluas sehingga mencakup semua yang mungkin dapat diartikan dalam mebaca deskripsi dan melihat gambar-gambarnya. Sebagai konsekwensinya penelusuran harus mencakup semua subject matter yang secara umum dipandang ekivalen dengan subject matter invensi yang diklaim untuk semua fiturnya atau fitur-fitur tertentu.

Penelusuran ditujukan terhadap klaim-klaim yang ada pada dokumen permohonan yang diajukan pertama kali, artinya dokumen permohonan saat diajukan oleh pemohon ke Kantor Paten dan mendapat Tanggal Penerimaan (Filing Date/FD).

Penelusuran harus mencakup keseluruhan subject matter invensi (klaim) atau kemungkinan amandemen yang mungkin dilakukan oleh pemohon, jika tidak penelusuran harus dilakukan setiap kali jika pemohon melakukan amandemen terhadap klaimnya.

4. Prosedur sebelum Penelusuran

Jika akan melakukan penelusuran, mula-mula pemeriksa harus mempelajari dokumen permohonan untuk menentukan subjek dari invensi yang diklaim dimana hal ini harus dilakukan dengan melihat pada uraian dalam deskripsi dan gambar. Dalam hal ini, tidak perlu melihat keseluruhan deskripsi dan/atau gambar, tetapi cukup untuk mengidentifikasi masalah yang mendasari invensi, bagaimana pemecahannya, fitur-fitur teknik yang disebutkan dalam klaim yang penting dalam pemecahan masalah tersebut dan hasilnya serta efek yang diperoleh.

5. Perangkat Penelusuran

Pada dasarnya dalam melakukan penelusuran dapat menggunakan sarana yang tersedia pada Kantor Paten. Adapun sumber dokumen pembanding paten yang tersedia antara lain adalah:

- ESPACE A/B- ACCESS A/B- BULLETIN- USAPAT

Page 3: Metode Penelusuran Paten

- USAAP- CASSIS- GLOBALPAT- JPO- IP AUSTRALIA A/B- WORLD- BENELUX- ASEANPAT.

6. Strategi Penelusuran

Setelah menentukan subjek dari invensi seperti yang dijelaskan diatas, mula-mula kita harus memilih grup IPC yang paling dapat diterapkan pada invensi. Untuk alasan ekonomi, kita harus mempertimbangkan untuk mengakhiri penelusuran apabila kemungkinan untuk mendapatkan prior art lebih lanjut yang relevan sangat kecil dibandingkan dengan usaha yang dilakukan.

6.1. Dokumen yang dipublikasikan setelah tanggal penerimaanDokumen yang dipublikasikan antara tanggal prioritas dan tanggal

penerimaan (dokumen dengan kategori “P”) dapat digunakan sebagai dokumen pembanding jika hak prioritas tidak berlaku. Apabila dokumen tersebut tidak relevan untuk penilaian kebaruan dan langkah inventif dokumen tersebut dapat diabaikan.

Jika ditemukan dua dokumen pembanding yang relevan, sebaiknya dipilih dokumen pembanding yang tanggal publikaisnya sebelum tanggal prioritas. Hal ini dapat mencegah diskusi selanjutnya mengenai keabsahan hak prioritas.

6.2. Pengungkapan yang bukan merupakan prior art Pengungkapan dari invensi terdahulu tidak dianggap sebagai prior art

jika: publikasi dari invensi dilakukan dalam suatu pameran internasional di

Indonesia atau luar negeri yang resmi atau diakui sebagai resmi atau dalam suatu pameran nasional di Indonesia yang resmi atau diakui

Page 4: Metode Penelusuran Paten

resmi dalam jangka 6 (enam) bulan sebelum tanggal penerimaan, atau jika

invensi tersebut digunakan oleh inventornya dalam rangka percobaan dengan tujuan penelitian dan pengembangan, atau jika

invensi telah diungkapkan 12 bulan sebelum tanggal penerimaan dimana publikasi dilakukan oleh pihak lain dengan cara melanggar kewajiban untuk menjaga kerahasiaan invensi tersebut.

Penentuan mengenai hal ini biasanya tidak dapat dilakukan pada tahap penelusuran. Biasanya pengungkapan tersebut diinformasikan oleh pihak ketiga sebagai perwujduan dari ketentuan Pasal 45 UUP.

6.3. Tanggal PublikasiSetiap tanggal penerimaan yang tercantum dalam dokumen harus

benar, keculai ada bukti lain misalnya dari pemohon yang memperlihatkan bahwa tanggal publikasinya adalah tanggal setelah tanggal publikasi yang tercantum dalam publikasi dokumen pembanding tersebut.

7. Subjek yang tidak perlu dilakukan penelusuran

7.1. Yang dianggap bukan invensi atau yang tidak dapat diberi patenDalam CD-ROM biasanya tidak memuat hal-hal tersebut karena

secara internasional hal-hal tersebut juga dipertimbangkan sebagai invensi yang tidak dapat dipatenkan (kecuali bebrapa hal tertentu misalnya metode pengobatan yang dapat diberi paten di Amerika dan Australia).

7.2. Permohonan yang keseluruhannya tidak jelasSuatu keadaan dimana suatu penelusuran yang bermakna tidak dapat

dilakukan atau hanya mungkin dilakukan sebagian, hal ini dapat disebabkan oleh karena permohonan mengandung ketidak jelasan (obscurities), ketidak konsistenan atau kontradiksi sehingga sama sekali tidak mungkin disimpulkan dengan tepat sesuai dengan lingkup klaim invensi.

7.3. Permohonan yang bertentangan (conflicting application)

Page 5: Metode Penelusuran Paten

Adalah permohonan (dokumen pembanding) yang telah diajukan sebelumnya, tetapi dipublikasi setelah tanggal penerimaan permohonan dokumen yang sedang dilakukan penelusuran.

7.4. Kesatuan Invensi

8. Laporan penelusuran dari kantor paten lainDalam melakukan peneluran dapat diperoleh laporan penelusuran

(dalam bentuk CD-ROM) dari kantor paten lain. Kantor paten ini menggunakan kode huruf tertentu untuk menentukan hubungan atau karakter dari sitasi tertentu dalam laporan penelusuran.

9. Bagaimana melakukan penelusuranDisini akan dijelaskan penelusuran dengan menggunakan disk

ACCSESS EP-A dan disk EP-B. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan:

- klasifikasi (IPC) dan- kata dari judul dan abstrak (EP-A) atau dari judul dan klaim (EP-B)- dokumen sitasi (EP-B), atau yang kurang lazim menggunakan - nama penemu dan/atau pemohon

9.1. Disk CD-ROMESPACE ACCESS EP-A berisi:

- Yang dapat ditelusuri: data bibliografi (nomor paten, nomor permohonan, nomor prioritas, pemohon), klasifikasi IPC, judul dalam bahasa Inggris, Perancis dan Jerman, abstrak dalam bahasa Inggris.

- Referensi-silang terhadap FIRST dan ESPACE EP serta WORLD untuk melihat halaman pertama (dengan halaman pertama) atau dokumen lengkap.

ESPACVE ACCESS EP-B berisi:- Yang dapat ditelusri: data bibliografi (nomor paten, nomor

permohonan, nomor prioritas, pemohon), klasifikasi IPC, judul dan klaim dalam bahasa Inggris, Perancis atau Jerman, (tergantung pada bahasa yang digunakan saat instalasi), dokumen-dokumen sitasi (cited documen).

Page 6: Metode Penelusuran Paten

- Referensi-silang terhadap disk EP-B untuk melihat dokumen-dokumen lengkapnya.

Disk-disk ESPACE EP, EP-B, WORLD dan FIRST menggunakan sistem pengarsipan yang sangat baik dan dapat digunakan untuk mempelajari dokumen-dokumen secara lebih detail lagi. Disk-disk access paling cocok dipakai untuk melakukan penelusuran terhadap koleksi EP dan WO, hanya dengan melakukan manipulasi pada beberapa buah disk.

9.2. Klasifikasi IPCDokumen paten dalam CD-ROM ESPACE diklasidikasi berdasarkan

International Patent Classification (IPC) oleh pemeriksa paten EPO. Meskipun tidak sangat sempurna, penelusuran dengan IPC sering lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan menggunakan kata.

IPC dipublikasikan oleh WIPO (Geneva) dalam bentuk kertas dan CD-ROM IPC:CLASS. Disk ini berisikan beberapa edisi yang berbeda dalam beberapa bahasa yang berbeda pula (Inggris, Perancis, Jerman, Spanyol dan bahkan Hongaria), dan indeks catchwords, yaitu “Stichwrterverzeichnics” Jerman yang sangat komprehensif juga ditermahkan ke dalam bahasa Inggris.

9.3. Kata-kata pada judul, abstrak atau klaimKonsep teknik yang sama dapat dijelaskan dengan kata-kata yang

berbeda, jadi perlu dicari sinonim dan kespresi lain yang dapat digunakan untuk mencari subyek tertentu, kalau tidak dokumen-dokumen yang dicari dapat terlewatkan.

Kombinasi yang sama dari beberapa kata dapat menghasilkan dokumen-dokumen yang sangat berbeda (“=penyimpangan”). Penyimpangan ini sering hanya dapat dihilangkan dengan menggunakan klasifikasi.

10. Strategi penelusuran lengkap.Penelusuran lengkap biasanya dilakukan dengan menggunakan IPC

maupun kata-kata. Masalah yang dihadapi bukan hanya untuk mencari klasifikasi IPC dan kata-kata yang tepat, tetapi juga bagaimana mengkombinasikannya.

Page 7: Metode Penelusuran Paten

1. Coba mencari klasifikasi IPC yang paling penting untuk subyek yang bersangkutan, dan lakukan penelusuran pada grup yang paling relevan. Bila jumlah dokumen sedikit, sebaiknya lakukan penelusuran pada seluruh grup, karena tiap pembatasan mempunyai risiko terlewatkannya dokumen yang dicari.

2. Jika jumlah dokumen dalam grup(-grup) yang relevan terlau banyak, coba batasi penelusuran pada grup-grup tersebut dengan menggunakan klasifikasi-klasifikasi lain, kode-kode pengindeksan atau kata-kata pada judul atau abstrak. Hal ini tidak selalu dilakukan. Sebaiknya dilakukan pengecekan dengan mengambil sampel diantara dokumen yang relevan (sudah diketahui atau ditemukan) apakah dokumen yang penting terlewatkan.

3. Setiap pertanyaan mungkin memberikan hasil yang tidak lengkap. Kombinasi AND dari dua atau lebih pertanyaan yang tidak lengkap memberikan hasil yang bahkan lebih kurang-lengkap lagi. Dengan demikian penggunaan OR harus dipertimbangkan bila jumlah dokumen terlalu banyak, terutama bila penelusuran dilakukan pada grup-grup yang paling relevan.

4. Jangan gunakan kombinasi AND antara grup dan kata-kata yang berhubungan dengan subyek yang sama, Sebagai contoh, IC=F25D AND AB+REFRIGERAT* tidak diperkenankan karena F25D adalah bidang refirigerator.

5. Coba juga membuat pertanyaan hanya dengan menggunakan kata-kata. Pertanyaan ini mungkin mencari dokumen yang mempunyai klasifikasi yang salah atau tidak sesuai dengan yang diharapkan. Cara ini tidak selalu mungkin dilakukan: “penyimpangan” dapat menjadi terlalu besar. Sebagian penyimpangan dapat dieliminir dengan mempersempit pertanyaan, tetapi dokumen-dokumen yang diinginkan dapat terlewatkan dengan melakukan penyempitan ini. Sebagian “penyimpangan” dapat dieliminir dengan menggunakan ANDNOT IC=untuk mengeliminir dokumen-dokumen yang diklasifikasi pada bidang yang tidak relevan.

6. Lakukan juga penelusuran pada dokumen-dokumen sitasi. Dokumen-dokumen sitasi terdapat pada disk ACCESS EP-B (hanya dokumen yang telah diberi paten) pada disk berisi teks lengkap.

Page 8: Metode Penelusuran Paten

Cl=(pada ACCESS EP-B) mencari paten-paten EP yang terhadapnya ditemukan dokumen-dokumen sitasi.

7. Mungkin ada baiknya melakukan penelusuran dengan menggunakan nama-nama perusahaan (company) dan/atau penemu. Cek apakah pada hasil-hasil penelusuran yang ditemukan nama-nama yang sama muncul beberapa kali. Nama-nama perusahaan kecil berspesialisasi tertentu dapat digunakan. Untuk perusahaan-perusahaan besar, pakai juga nama penemu.