metode pelaksanaan.pdf

9
F/S dan Detail Desain PLTM Duminanga (1 x 500 kW) Site Investigation Geology I-7 BAB 2 METODE PELAKSANAAN Metoda pelaksanaan penyelidikan tanah yang dilaksanakan mencakup dua kelompok yaitu pekerjaan lapangan dan pengujian di laboratorium, dimana hasil kedua metode ini saling berhubungan satu sama lainnya. Penyelidikan Lapangan (field investigation) berupa Bor Mesin sebanyak 16 titik dengan pengambilan contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sample), Sondir 12 titik dan Test Pit sebanyak 12 titik serta uji Seismik Refraksi. Sedangkan pengujian laboratorium (laboratory test) dilaksanakan untuk sample tanah tidak terganggu (undisturbed sample). Standar pengujian yang digunakan adalah yang berlaku di Indonesia dan mengacu kepada metode American Standar for Testing Material (ASTM). 1.1 PEKERJAAN BOR INTI (BOR MESIN) Penyelidikan pengeboran dengan bor mesin dilaksanakan sebanyak 16 (sembilan) titik pada lokasi area rencana bangunan PLTM Duminangan, dengan kedalaman pengeboran setiap titik maksimum 15 meter atau sampai tanah keras (N > 60). Peralatan dan bahan yang digunakan : a. Bor Mesin 1 unit (Merk TOHO D2G), yang dilengkapi dengan kaki tiga. b. Mata bor single core barrel, yang dilengkapi dengan kepala single. c. Kepala tabung, kepala penumbuk, hammer sebesar 63,5 kg. d. Water swipel, selang karet tekanan tinggi, kepala pengangkat stang. e. Tabung sample, kepala tabung, diamond bit, widya bit, split spoon spt. f. Batang, pipa bor, pipa pelindung, kepala casing, kabel sling waja. g. Kunci-kunci pipa, kunci rantai, kunci inggris, kunci pas, kunci L. h. Parafin, plastik kantong, plastik kantong panjang, plastik lebel. i. Perlengkapan dan bahan lainnya.

Upload: verdanto

Post on 11-Apr-2016

9 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Pelaksanaan.pdf

F/S dan Detail DesainPLTM Duminanga (1 x 500 kW)

Site InvestigationGeology

I-7

BAB 2

METODE PELAKSANAAN

Metoda pelaksanaan penyelidikan tanah yang dilaksanakan mencakup dua kelompokyaitu pekerjaan lapangan dan pengujian di laboratorium, dimana hasil kedua metode inisaling berhubungan satu sama lainnya. Penyelidikan Lapangan (field investigation)berupa Bor Mesin sebanyak 16 titik dengan pengambilan contoh tanah tidak terganggu(undisturbed sample), Sondir 12 titik dan Test Pit sebanyak 12 titik serta uji SeismikRefraksi. Sedangkan pengujian laboratorium (laboratory test) dilaksanakan untuk sampletanah tidak terganggu (undisturbed sample). Standar pengujian yang digunakan adalahyang berlaku di Indonesia dan mengacu kepada metode American Standar for TestingMaterial (ASTM).1.1 PEKERJAAN BOR INTI (BOR MESIN)Penyelidikan pengeboran dengan bor mesin dilaksanakan sebanyak 16 (sembilan) titikpada lokasi area rencana bangunan PLTM Duminangan, dengan kedalaman pengeboransetiap titik maksimum 15 meter atau sampai tanah keras (N > 60).Peralatan dan bahan yang digunakan :a. Bor Mesin 1 unit (Merk TOHO D2G), yang dilengkapi dengan kaki tiga.b. Mata bor single core barrel, yang dilengkapi dengan kepala single.c. Kepala tabung, kepala penumbuk, hammer sebesar 63,5 kg.d. Water swipel, selang karet tekanan tinggi, kepala pengangkat stang.e. Tabung sample, kepala tabung, diamond bit, widya bit, split spoon spt.f. Batang, pipa bor, pipa pelindung, kepala casing, kabel sling waja.g. Kunci-kunci pipa, kunci rantai, kunci inggris, kunci pas, kunci L.h. Parafin, plastik kantong, plastik kantong panjang, plastik lebel.i. Perlengkapan dan bahan lainnya.

Page 2: Metode Pelaksanaan.pdf

F/S dan Detail DesainPLTM Duminanga (1 x 500 kW)

Site InvestigationGeology

I-8

Pengujian pengeboran dengan alat bor mesin bertujuan untuk mengambil contoh tanahterganggu dan contoh tanah tidak terganggu pada lapisan tanah tertentu untuk dibawakelaboratorium dan untuk :a. Mengetahui susunan lapisan tanah yang terkandung pada daerahpenelitian secara visual dan terinci.b. Mengambil sampel tanah terganggu (disturbed sample) lapis demilapis sampai kedalaman yang diinginkan untuk tujuan deskripsi lithology lapisantanah (soil description).c. Mengambil contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sample)pemboran untuk dibawa ke laboraborium sebagai bahan pengujian.Pada waktu pengeboran, apabila ditemukan lapisan tanah berbutir kasar (non plastic),casing perlu digunakan sebagai pelindung agar tidak terjadi kelongsoran dan diperolehhasil pengeboran yang baik, dimana contoh tanah (sample), tidak terganggu oleh tanahlongsoran.Untuk tanah lunak (soft soil) pengeboran juga dilakukan dengan pipa pelindung (casing),drilling rod dan ujung casing diberi mata bor. Bila pemboran telah mencapai kedalaman15 m, atau sampai ditemukanya tanah keras, maka pemboran sudah dapat dihentikan.Untuk setiap titik pemboran dilakukan pengambilan contoh tanah tidak terganggu(undisturbed sample) dimana setelah pengambilan contoh tanah (sample), tabung contoh(tube sampler) ditutup dengan parafin untuk mencegah penguapan pada contoh tanahtersebut dan pada tabung diberi kode titik bor dan kedalaman pengujian. Contoh tanah inidibawa ke laboratorium untuk bahan/sample pengujian laboratorium.Tabung contoh tanah yang digunakan adalah stainless tube sampler ukuran OD (outerdiameter) 3 inch dan ID (inner diameter) 2 7/8 inch, tebal tabung 1/16 inch dan panjang60 cm.Pengamatan muka air tanah dilakukan pada lobang bor pada saat dimulai pekerjaan dansetelah selesai pekerjaan. Dari hasil pengukuran tersebut diambil nilai rata-rata. Nilairata-rata pengukuran muka air dicantumkan secara simbolis pada drilling log. Hasilpengujian pengeboran ini dituangkan dalam Drilling log (Boring Log).Pengujian standard penetration test, dilakukan setiap interval kedalaman tertentu,langsung dilobang bor.

Page 3: Metode Pelaksanaan.pdf

F/S dan Detail DesainPLTM Duminanga (1 x 500 kW)

Site InvestigationGeology

I-9

Tabung SPT yang digunakan adalah split spoon sampler dengan ukuran 0,2 inch panjang32 inch. Setelah pengambilan sample dilakukan, pemboran dihentikan dan lobang bordibersihkan dari sisa kotoran longsoran tanah, kemudian tabung seperti disambungkandengan stang bor, diturunkan sampai kedasar lobang bor pada kedalaman tertentu,kemudian dilakukan pengujian, dengan menjatuhkan hammer sebesar 63,50 kg denganketinggian jatuh hammer 75 cm.Pengujian dilaksanakan dengan menggunakan Automatic drop hammer device, dimanahammer dapat jatuh bebas. Split spoon sampler dipukul masuk menembus tanah aslisedalam 3 x 15 cm. Hasil pukulan 15 cm pertama tidak diperhitungkan. Yang dihitungadalah, pukulan 15 cm kedua dan pukulan 15 cm ketiga. Setiap pukulan yang dilakukandisebut (N1, N2, N3) dalam satuan Pukulan /cm, maka hasil akhir dari pengujian iniadalah pukulan 15 cm kedua (N2) + pukulan 15 cm ketiga (N3) / 30 cm atau N2 + N3 / 30cm. Data-data tersebut disajikan pada Drilling Log dalam bentuk angka dan grafik(terlampir).1.2 PEKERJAAN SONDIR (DUTH CONE PENETRATION TEST)Sondir dilakukan dengan alat sondir ringan yang mempunyai kapasitas tekan maksimal2,5 ton. Sondir tersebut dilengkapi dengan 4 buah angker ulir dengan diameter 40 cm danbiconus type Bagemann yang mempunyai luas penampang konus 10 cm² dan luasselubung gesek 150 cm². Grafik sondir disajikan dalam tekanan konus qc, dan jumlahhambatan pelekat (JHP), versus kedalaman. Pembacaan sondir dilakukan selang interval20 cm. Spesifikasi pelaksanaan Sondir adalah sebagai berikut :a. Sondir dilakukan untuk tiap titik sampai ditemukannya tanah keras.b. Tanah keras didefinisikan dari bacaan konus, yaitu jika diperoleh tekanan konusqc > 150 kg/cm2.c. Jika hasil bacaan konus telah didapat qc > 150 kg/cm2, sondir dihentikan. Jikatidak, akan dilakukan terus sampai mencapai tanah keras.d. Tiap interval 20 cm, dilakukan bacaan tekanan konus dan tekanan friksi.e. Hasil bacaan ini diplot pada formulir yang telah disediakan.f. Hasil bacaan sondir dilapangan dan grafik sondir disajikan pada lampiran B.

Page 4: Metode Pelaksanaan.pdf

F/S dan Detail DesainPLTM Duminanga (1 x 500 kW)

Site InvestigationGeology

I-10

1.3 TEST PITPekerjaan test pit dilakukan pada lokasi rencana bangunan utama PLTM. Test Pit dibuatberukuran 1,0 m x 1,0 m dengan kedalaman maksimum 3,50 m atau sampaiditemukannya tanah keras. Setelah itu dilakukan description dan pengambilan test pit ditiap titik penggalian. Test Pit yang telah dilakukan sebanyak 12 titik. Description hasil testpit dilapangan dilampirkan pada lampiran C.1.4 LABORATORIUMTest laboratorium dilakukan sesuai dengan standard yang berlaku (ASTM). Pekerjaanlaboratorium dimaksudkan untuk mengetahui identifikasi dan karakteristik tanah padakondisi asli.Contoh tanah yang diambil dari lapangan dibawa ke laboratorium untuk selanjutnyadilaksanakan pengujian di laboratorium.Pengujian laboratorium dilaksanakan untuk mengetahui sifat-sifat tanah yaitu sifat-sifatpengenal (index propesties) dan sifat-sifat teknis (engineering propesties). Dengandiketahuinya kedua sifat ini maka jenis dan parameter tanah dapat ditentukan yangselanjutnya dapat digunakan dalam perencanaan pondasi. Pengujian laboratoriummenggunakan metode/standar American Standard for Testing Material (ASTM).Pengujian laboratorium menggunakan metode/standar American Standard for TestingMaterial (ASTM).Pekerjaan laboratorium yang akan dilaksanakan meliputi pengujian-pengujian sebagaiberikut :a. Indeks Propertiesb. Atterberg limits testc. Triaxial UU testd. Konsolidasi test.

Page 5: Metode Pelaksanaan.pdf

F/S dan Detail DesainPLTM Duminanga (1 x 500 kW)

Site InvestigationGeology

I-11

1.5 SEISMIK REFRAKSIMetode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yangdikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan denganmenggunakan sumber seismik (palu, ledakan, dll) untuk melakukan survey identifikasibawah permukaan.Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dariposisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu.Adapun metoda yang dipakai adalah metoda seismik menggunakan prinsip perbedaankecepatan rambat gelombang mekanik pada medium.1.5.1 Metodologi dan Teknik Akuisisi Data

A. MetodologiMetode seismik merupakan salah satu metode yang sangat penting dan banyakdipakai dalam aplikasi geoteknik. Hal ini disebabkan metode seismik mempunyaiketepatan serta resolusi yang tinggi dalam memodelkan struktur geologi di bawahpermukaan bumi. Dalam penentuan struktur geologi, metode seismik dikategorikanke dalam dua bagian yang besar yaitu seismik bias dangkal (head wave or refracted

seismic) dan seismik refleksi (reflected seismic). Seismik refraksi efektif digunakanuntuk penentuan struktur geologi yang dangkal sedangkan seismik refleksi untukstruktur geologi yang dalam. Dasar teknik seismik dapat digambarkan sebagaiberikut. Suatu sumber gelombang dibangkitkan di permukaan bumi. Karena materialbumi bersifat elastik maka gelombang seismik yang terjadi akan dijalarkan ke dalambumi dalam berbagai arah. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang ini sebagiandipantulkan dan sebagian lagi dibiaskan untuk diteruskan ke permukaan bumi. Dipermukaan bumi, gelombang tersebut diterima oleh serangkaian detector(geophone) yang umumnya disusun membentuk garis lurus dengan sumber ledakan.Struktur lapisan geologi di bawah permukaan bumi dapat diperkirakan berdasarkanbesar kecepatannya.Berbagai anggapan yang dipakai untuk medium bawah permukaan bumi antara lain:a. medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkangelombang seismik dengan kecepatan berbeda-beda.

Page 6: Metode Pelaksanaan.pdf

F/S dan Detail DesainPLTM Duminanga (1 x 500 kW)

Site InvestigationGeology

I-12

b. Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi maka lapisannya makinpadat.Sedangkan anggapan yang dipakai untuk penjalaran gelombang seismik adalah:a. Panjang gelombang seismik jauh lebih kecil jika dibandingkan denganketebalan lapisan bumi ( h ). Hal ini memungkinkan setiap lapisan bumiakan terdeteksi.b. Gelombang seismik dipandang sebagai sinar seismik yang memenuhi HukumSnellius dan Prinsip Huygens.c. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismic menjalar dengankecepatan gelombang pada lapisan bawahnya.d. Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.Data akuisisi seismic refraksi akan menggunakan OYO McSeis 160 (modified).Ilustrasi akuisisi data seismic refraksi adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Akuisisi lapangan

S

h

o

t

1

S

h

o

t

2

S

h

o

t

3

Page 7: Metode Pelaksanaan.pdf

F/S dan Detail DesainPLTM Duminanga (1 x 500 kW)

Site InvestigationGeology

I-13

Setiap line memiliki 2 tembakan akhir (shot 1 and 3), dan 1 tembakan tengah (shot 2).

Gambar 2.2 Kurva waktu tempuh dari data seismic refraksi

135

145

155

165

175

185

Depth

(m)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120(m)Distance

(km/s)

0.300.570.851.121.401.671.952.222.502.773.053.323.603.874.154.424.704.975.25

Scale = 1 / 415

0.30

0.67

1.471.08

5.25

Gambar 2.3 Hasil dari pengolahan data berupa distribusi kecepatan bawah permukaan

Page 8: Metode Pelaksanaan.pdf

F/S dan Detail DesainPLTM Duminanga (1 x 500 kW)

Site InvestigationGeology

I-14

B. Spesifikasi Peralatan yang Digunakan

Seismic recorder model OYO McSeis 160 (modified)

Gambar 2.4 Unit perekam OYO McSeis 160 (modified)

Page 9: Metode Pelaksanaan.pdf

F/S dan Detail DesainPLTM Duminanga (1 x 500 kW)

Site InvestigationGeology

I-15

Geophone geser (Shear geophone) model: OYO GEOSPACE

Take out cableLangkah-langkah akuisisi seismik refraksi:

Gambar 2.5 Flow chart akuisisi seismik refraksi