perbandingan metode jarimatika dan metode …

100
PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE PENEMUAN PADA OPERASI PERKALIAN TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG DAN PEMECAHAN MASALAH DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BUNGORO PANGKEP The Comparison Of Jarimatika Method And Discovery Method In Learning Counting On Numeracy Ability And Problem Solving Of Elementary Schools In Bungoro, Pangkep Regency Tesis Oleh: HERLINA Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.02.013.17 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE PENEMUAN PADA OPERASI PERKALIAN

TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG DAN PEMECAHAN MASALAH DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BUNGORO

PANGKEP

The Comparison Of Jarimatika Method And Discovery

Method In Learning Counting On Numeracy Ability And

Problem Solving Of Elementary Schools In Bungoro,

Pangkep Regency

Tesis

Oleh:

HERLINA Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.02.013.17

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2020

Page 2: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …
Page 3: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

i

PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE PENEMUAN PADA OPERASI PERKALIAN TERHADAP

KEMAMPUAN BERHITUNG DAN PEMECAHAN MASALAH DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN

BUNGORO PANGKEP

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Magister

Program Studi Magister Pendidikan Dasar

Disusun dan Diajukan oleh

HERLINA Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.02.013.17

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 4: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …
Page 5: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …
Page 6: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …
Page 7: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

ii

TESIS

PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE PENEMUAN PADA OPERASI PERKALIAN TERHADAP

KEMAMPUAN BERHITUNG DAN PEMECAHAN MASALAH DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN

BUNGORO PANGKEP

Yang disusun dan diajukan oleh

HERLINA Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.02.013.17

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis Pada tanggal 30 Agustus 2020

Menyetujui Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II Dr. Rukli, M.Pd.,M.Cs. Dr. Agustan S, M.Pd.

Mengetahui :

Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Unismuh Makassar Magister Pendidikan Dasar Dr.H.Darwis Muhdina,M.Ag. Sulfasyah,S.Pd.,M.A.,Ph.D. NBM. 483 523 NBM. 970 635

Page 8: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Herlina

NIM : 105.06.02.013.17

Program Studi : Magister Pendidikan Dasar

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

benar – benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari

terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebahagian atau keseluruhan tesis

ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Makassar, 23 September 2020

HERLINA

Page 9: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

iv

Page 10: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

viii

Motto

“Bukanlah ilmu yang semestinya

mendatangi kita tetapi kitalah yang

seharusnya mendatangi ilmu itu”.

( Imam Malik)

Page 11: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah,

rahmat, hidayat serta taufiqnya sehingga proposal ini dapat terselesaikan.

Tak lupa kita kirimkan salam dan salawat kepada junjungan Nabiullah

Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah. Nabi yang senantiasa telah

mengantarkan ummatnya dari alam yang gelap gulita ke alam yang terang

benderang, semoga dapat memberikan inspirasi dalam setiap langkah

hidup manusia, terutama menyadarkan manusia atas sikap serta akhlak

mereka.

Penulis menyadari bahwa sejak penyusunan proposal sampai tesis

ini rampung, banyak hambatan, rintangan, namun berkat bantuan,

motivasi serta doa dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan

tesis yang berjudul “Perbandingan Metode Jarimatika dan Metode

Penemuan Pada Operasi Hitung Perkalian Terhadap Kemampuan

Berhitung dan Pemecahan Masalah Di Sekolah Dasar Kecamatan

Bungoro Pangkep”. Tesis ini disusun sebagai persyaratan untuk

menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Magister Pendidikan Dasar

Pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 12: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

x

Tesis ini tidak akan mungkin tersusun tanpa arahan serta bantuan

dari pihak-pihak lain baik yang bersifat materil maupun immateriil. Oleh

karena itu, disadari bahwa kemampuan penyusun tidak seberapa dalam

menyelesaikan tesis ini. Bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak

sehingga tesis ini dapat terselesaikan tepat waktu. Maka dari itu,

penyusun perlu sampaikan rasa ucapan terima kasih kepada semua pihak

yang telah berperan dalam proses penyusunan tesis ini, antara lain :

Kedua orangtua, Bapak H.Ismail B dan Ibu Hj.Sarlotha S yang

selalu mendoakan setiap langkah kami, yang senantiasa memberikan

support dan motivasi serta doa restu untuk menempuh pendidikan yang

lebih tinggi, tak lupa juga buat saudari – saudari ku Hj,Sarmila, Irna dan

Irma semoga senantiasa selalu dalam lindungan Allah SWT.

Suami tercinta, A. Amirullah yang dengan sepenuh hati selalu siap

siaga mengantar dan menemani selama proses perkuliahan dan selama

pembimbingan.

Anak- anakku, A. Abil Kurniawan dan A. Anugrah Fitrah yang telah

sabar dan mengerti akan kesibukan orangtuanya dalam menuntut ilmu,

mudah-mudahan kelak anak – anakku bisa mendapatkan ilmu yang lebih

banyak lagi dan bisa bersekolah setinggi – tingginya di perguruan tinggi

yang lebih baik dan mencapai cita – citanya kelak..Aamiin...

Bapak Rukli sebagai pembimbing 1 yang senantiasa selalu

meluangkan waktunya untuk kami selama proses pembimbingan.

Page 13: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

x

Bapak Agustan selaku pembimbing ke 2 yang tak bosan-bosannya

memeriksa dan memberikan masukan yang bersifat positif kepada tesis

yang kami susun.

Ibu Ketua Program Studi Magister Pendidikan Dasar, Ibu

Hj.Sulfasyah,S.Pd.,M.A.,Ph.D. yang senantiasa memberikan support,

motivasi serta bimbingan dan semangat yang tak henti-hentinya kepada

kami agar sekiranya bisa segera menyeleseikan studi pada Program

Pascasarjana Dikdas Unsimuh dengan baik.

Bapak Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak

Prof.Dr.H. Ambo Masse, M.Ag., Bapak Direktur Program Pascasarjana,

Bapak Dr. H. Darwis Muhdina,M.Ag. yang senantiasa meluangkan waktu

dan membuka pintu selebar-lebarnya untuk menerima kami yang selalu

menyodorkan kertas untuk tanda tangan.

Teman – teman seperjuangan, tempat berbagi, tempat untuk

berkeluh kesah yang senantiasa selalu memberikan masukan, motivasi

serta dukungan moril sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

Teman – teman di SD Negeri 9 Bujung Tangaya, sekolah dimana

saya pertama kali mengajar serta menjadi abdi negara, yang senantiasa

selalu memberikan support , masukan serta membantu saya selama

proses perkuliahan berlangsung.

Page 14: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

x

Semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian tesis ini,

baik secara materil maupun inmateril yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu.

Tesis ini tidak bebas dari berbagai kesalahan dan kekurangan.

Semua kesalahan dan kekurangan yang ada menjadi tanggung jawab

penulis. Oleh karena itu, dengan penuh rendah hati penulis akan

menerima saran dan kritikan untuk memperbaiki tesis ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas

segala amal perbuatan dan kebaikan semua pihak. Penulis berharap

semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Makassar, 23 September 2020

Penulis,

Herlina

Page 15: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

v

ABSTRAK

Herlina,2020. Perbandingan Metode Jarimatika dan Metode Penemuan Pada Operasi Hitung Perkalian Terhadap Kemampuan Berhitung dan Pemecahan Masalah Di Sekolah Dasar Kecamatan Bungoro Pangkep. Pembimbing oleh Dr. Rukli, M.Pd.,M.Cs dan Dr.Agustan.M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan metode jarimatika dan penemuan terhadap kemampuan berhitung siswa dan pemecahan masalah di sekolah dasar wilayah I Kecamatan Bungoro. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV di sekolah dasar negeri di Wilayah I Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkajene dengan populasi sebanyak 147 orang siswa dan sampel sebanyak 91 orang siswa. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling. Sampel yang digunakan yaitu kelas IV di SDN 9 Bujung Tangaya sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas IV di SDN 20 Bujung Tangaya sebagai kelas eksperimen 2. Teknik pengumpulan data melalui observasi, instrumen tes dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan menggunakan bantuan software SPSS 15.0 for windows dengan melakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

Berdasarkan uji statistik dengan Uji Independent Sample-Test dengan menggunakan analisis Manova dibuktikan bahwa ada perbedaan antara kemampuan berhitung siswa dengan pemecahan masalah pada kelas yang diajarkan dengan menggunakan metode jarimatika dan metode penemuan. Nilai Signifikansi yang diperoleh yaitu 0,000 lebih kecil dari 0,05. Adanya perbedaan tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan antara metode jarimatika dan metode penemuan terhadap kemampuan berhitung dan pemecahan masalah siswa di sekolah dasar wilayah I Kecamatan Bungoro.

Kata Kunci: Metode Jarimatika, Metode Penemuan, Operasi Perkalian dan Pemecahan Masalah.

Page 16: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... i

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI............................................................... ii

HALAMAN KEASLIAN TESIS.......................................................................... iv

ABSTRAK......................................................................................................... v

ABSTRACK...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Batasan Masalah................................................................................. 10

C. Rumusan Masalah............................................................................... 10

D. Tujuan Penelitian.................................................................................. 11

E. Manfaat Penelitian................................................................................ 11

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori................................................................................... 13

1. Metode Jarimatika......................................................................... 13

2. Metode Penemuan ........................................................................ 19

3. Kemampuan Berhitung Perkalian................................................. 27

Page 17: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

xii

a. Pengertian Kemampuan Berhitung........................................... 27

b. Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Berhitung............... 28

c. Indikator Kemampuan Berhitung.............................................. 30

4. Karakteristik Siswa Di Sekolah Dasar............................................ 32

5. Pemecahan Masalah...................................................................... 35

6. Operasi Perkalian........................................................................... 38

B. Penelitian Yang Relevan...................................................................... 39

C. Kerangka Pikir...................................................................................... 44

D. Hipotesis Penelitian.............................................................................. 48

BAB III : METODE PENELITIAN..................................................................... 49

A. Desain dan Prosedur Penelitian .......................................................... 49

1. Desain penelitian............................................................................ 49

2. Prosedur Penelitian........................................................................ 49

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 50

C. Populasi dan Sampel........................................................................... 51

D. Variabel Penelitian .............................................................................. 51

E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data......................................... 52

a. Metode .......................................................................................... 52

b. Instrumen ...................................................................................... 52

F. Teknik Analisis Data............................................................................. 53

Page 18: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

xii

1. Analisis Deskriptif............................................................................ 53

2. Analisis Inferensial........................................................................... 53

a. Uji Normalitas ............................................................................ 53

b. Uji Homogenitas ........................................................................ 53

c. Uji Hipotesis............................................................................... 54

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 56

A. Hasil Pembahasan ............................................................................... 56

B. Hasil Penelitian..................................................................................... 61

C. Uji Hipotesis.......................................................................................... 75

D. Pembahasan Hasil Penelitian.............................................................. 78

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 80

A. Kesimpulan .................................................................................... 80

B. Saran ............................................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 82

RIWAYAT HIDUP............................................................................................. 85

LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. IZIN PENELITIAN

2. HASIL VALIDITAS INSTRUMEN

3. DATA MENTAH HASIL PRETEST DAN POSTEST

4. DATA HASIL SPSS

5. DOKUMENTASI KEGIATAN

Page 19: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

xii

Page 20: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Teks Halaman

2.1 Implementasi Model Pembelajaran Penemuan

Terbimbing..............................................................................23

4.1 Kesepakatan dua pakar Menurut Model Gregory ..................62

4.2 Kategori Penilaian Tingkat Kevalidan dan Aspek

Penilaian Alat.........................................................................63

4.3 Hasil Validasi Silabus Pada Kemampuan Berhitung..............64

4.4 Hasil Perhitungan Instrumen Validasi.....................................65

4.5 Hasil Validasi Instrumen Tes..................................................65

4.6 Hasil Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah.........66

4.7 Tes Pemecahan Masalah Matematika Polya............................68

4.8 Distribusi Nilai Statistik Kemampuan Berhitung Pretest

Dan Posttest............................................................................70

4.9 Descriptif Statistic Pemecahan Masalah Kelas

Eksperimen 1.........................................................................71

4.10 Descriptif Statistic Pemecahan Masalah Kelas

Eksperimen 2...........................................................................71

4.11 Descriptif Statistic Pemecahan Masalah Kelas

Eksperimen 1 dan 2................................................................72

4.12 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berhitung ..........................73

4.13 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kemampuan Berhitung........75

4.14 Hasil Uji Homogenitas / Test Of Homogenity..........................75

4.15 Hasil Uji Hipotesis Multivariate test..........................................76

4.16 Hasil Uji Hipotesis Test Of Between Subject Effects...............77

Page 21: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

xiv

Page 22: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Tabel Teks Halaman

2.1 Formasi Jarimatika Perkalian 6-10.............................................17

2.2 Formasi Berhitung Perkalian .....................................................18

2.3 Kerangka Pikir Penelitian...........................................................47

Page 23: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran Teks

Lampiran 1 Izin Penelitian

Lampiran 2 Hasil Validitas Instrumen

Lampiran 3 Data Mentah Hasil Pretest dan Posttest

Lampiran 4 Data Hasil SPSS

Lampiran 5 Dokumentasi Kegiatan

Page 24: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu memiliki peran yang mulia, keutamaan yang agung dan

kedudukan yang tinggi dalam kehidupan manusia. Sebagaimana dalam

firman Allah SWT Al Quran Surat Al Mujaadilah ayat 11:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: ”berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu .Dan apabila dikatakan :”Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang–orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Ayat di atas memerintahkan kepada setiap muslim untuk menuntut

ilmu atau belajar karena dengan belajar derajat seseorang akan

dimuliakan. Belajar wajib bagi setiap muslim karena dengan ilmu

kebutuhan jasmani dan rohani dapat terpenuhi sehingga kehidupannya

menjadi mulia. Belajar juga menjadi sesuatu yang lazim dilakukan oleh

manusia pada umumnya.

Ilmu dalam hal ini tentu saja tidak hanya berupa pengetahuan

agama tetapi juga berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan

perkembangan zaman. Matematika merupakan salah satu ilmu dari

Page 25: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

2

berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan perkembangan zaman.

Matematika juga merupakan salah satu kekuatan utama pembentuk

konsepsi tentang alam, serta hakekat dan tujuan manusia dalam

kehidupan, bahkan jatuh bangunnya suatu negara dewasa ini, tergantung

dari kemajuannya di bidang matematika dan IPTEK.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan

semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan melimpah.

Mulai dari berbagai sumber dan tempat di dunia. Untuk menghadapi

perkembangan ilmu pengetahuan tersebut, dituntut Sumber Daya

Manusia (SDM) yang handal dan mampu berkompetisi secara global,

sehingga diperlukan keterampilan yang tinggi, pemikiran yang kritis,

sistematis, logis, kreatif dan kemauan bekerjasama. Cara berpikir seperti

ini dapat dikembangkan melalui belajar matematika karena matematika

memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya

sehingga memungkinkan kita terampil berpikir rasional .

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari

siswa mulai jenjang pendidikan dasar. Bagi sebagian siswa matematika

bukanlah mata pelajaran yang menyenangkan, bahkan ada yang

menganggapnya sebagai pelajaran yang menakutkan. Selain itu,

pembelajaran yang lebih didominasi oleh guru, dimana guru mengajar

dengan menerangkan kemudian memberikan tugas sehingga membuat

siswa tidak bersemangat, keaktifan siswa kurang, prestasi belajar siswa

menjadi rendah, dan pembelajaran matematika menjadi menjenuhkan. .

Page 26: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

3

Oleh karena itu, pembelajaran matematika harus dibuat menarik dan

menyenangkan dengan menggunakan metode inovatif yang mudah

dipahami siswa sehingga diharapkan siswa dapat menyukai pembelajaran

matematika.

Pembelajaran matematika di sekolah dasar mempunyai kedudukan

yang sangat penting dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan yang

telah ditetapkan. Pembelajaran matematika di sekolah merupakan

pelajaran yang didalamnya mencakup penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian. Depdiknas (2006: 417) menyebutkan bahwa

pembelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan (1)

memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep,

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien,

dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada

pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat

generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan

matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan

memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan

model dan menafsirkan solusi yang diperoleh: (4) mengkomunikasikan

gagasan dengan simbol, tabel diagram, atau media lain untuk

memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai

kegunaan matematika dalam kehidupan,yaitu memiliki rasa ingin tahu,

perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan

percaya diri dalam pemecahan masalah.

Page 27: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

4

Hasil analisis ulangan harian yang peneliti lakukan diperoleh

setidaknya lima hal yang mengakibatkan matematika dipandang sulit.

Pertama, pemahaman siswa tentang isi dan maksud soal relatif rendah.

Kedua, sebagian siswa tidak bisa mengenali jawaban atau dengan kata

lain siswa tidak tahu harus mulai dari mana untuk menemukan

jawabannya. Ketiga, siswa terkadang lupa dengan aturan-aturan atau

syarat-syarat yang tidak matematis, rumus-rumus dan terkadang terjebak

dengan syarat-syarat yang tidak boleh dan harus dipenuhi oleh suatu

penyederhanaan kalimat metamatika atau suatu persamaan. Keempat,

seringnya terjadi kesalahan kalkulasi dalam jawaban siswa yang tentunya

mempengaruhi hasil akhir jawaban. Kelima, ada kecendrungan siswa

mengerjakan soal dengan satu cara saja, tidak kreatif dalam mencari cara

baru.

Matematika berperan besar dalam segala aspek kehidupan sehari-

hari. Di dalam mata pelajaran matematika banyak terdapat bahan kajian,

salah satunya perkalian. Di Sekolah Dasar ( SD ) operasi hitung perkalian

sudah diajarkan sejak kelas II, hal tersebut karena operasi hitung

perkalian sebagai dasar yang dipakai pada operasi hitung selanjutnya dan

pengembangan mata pelajaran matematika yang terdapat di kelas yang

lebih tinggi. Kemampuan menghafal perkalian 0 sampai 10 sangat

memudahkan anak agar terampil berhitung. Siswa menghafal di luar

kepala dengan harapan berguna untuk memperkuat kecepatan dalam

menyelesaikan masalah penghitungan perkalian mulai dari yang mudah

Page 28: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

5

hingga yang sulit. Tentu saja, menghafal perkalian diluar kepala, bagi

sebagian siswa merasa keberatan,namun tidak tertutup kemungkinan

sebagian siswa sangat menekankan otak untuk menyimpan memori yang

tidak disukainya.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 3 Desember 2018

dengan guru dibeberapa sekolah terdapat beberapa kendala. Pertama,

hasil belajar matematika siswa tergolong rendah. Kedua, banyak siswa

yang belum menguasai konsep perkalian. Ketiga, metode pembelajaran

yang digunakan guru belum berpusat pada siswa. Keempat, siswa kurang

aktif dalam proses belajar. Kelima, guru tidak menggunakan media

pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam menyampaikan konsep

perkalian, para guru banyak yang menggunakan cara konvensional yaitu

dengan memaksa anak untuk menghafal secara mencongak yaitu dengan

melatih kecepatan siswa dalam membayangkan operasi hitungan.

Persoalan matematika yang sering dihadapi anak adalah seringkali

anak kurang terampil menggunakan aritmatika. Walaupun mereka

mampu, kebanyakan dari mereka kurang cepat dan tepat untuk

membantu persoalan mengalikan angka. Peneliti memiliki pengalaman

dalam membimbing anak dengan menyampaikan metode hitung perkalian

angka dengan jari tangan. Di sinilah kewajiban seorang guru untuk

menanamkan rasa senang terhadap materi pelajaran matematika tentang

perkalian dengan memberi ransangan atau dorongan agar siswa

menyenangi pelajaran matematika .

Page 29: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

6

Salah satu materi yang diajarkan di sekolah dasar adalah operasi

hitung perkalian yang merupakan dasar arimatika. Untuk menjelaskan

konsep perkalian kepada siswa agar siswa lebih mudah memahami dan

terampil menentukan hasil perkalian, sampai kini menjadi permasalahan.

Strategi mengajarkan siswa perkalian menggunakan arti perkalian, yaitu

menjumlahkan berulang masih belum memaksimalkan keterampilan siswa

untuk menentukan hasil–hasil perkalian secara cepat dan tepat .

Metode untuk berhitung saat ini telah berkembang, diantarnya

dengan alat peraga yaitu sempoa dan jarimatika. Pada intinya semua

metode adalah baik, semua anak-anak dapat mempelajari teknik-teknik

yang ada. Saat ini salah satu metode untuk melatih keterampilan

berhitung dalam pembelajaran matematika adalah pengajaran dengan

teknik jarimatika. Jarimatika adalah teknik berhitung mudah dan

menyenangkan dengan menggunakan jari-jari tangan (Peni 2008: 17).

Metode hitung dengan jari tangan bertujuan untuk membantu siswa dalam

mengoprasikan aritmatika terutama dalam berhitung dengan

menggunakan konsep perkalian.

Teknik Jarimatika dapat digunakan oleh siapapun, bukan hanya

guru tetapi orang tua juga dapat menggunakannya dalam pembelajaran di

rumah. Atas peran guru, orangtua, dan tentunya nilai dari siswa, teknik

jarimatika ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan

siswa pada mata pelajaran matematika, terutama dalam berhitung

Page 30: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

7

perkalian. Sejauhmana keefektifan metode jarimatika menarik untuk

diteliti.

Dalam kaitannya dengan operasi hitung perkalian pada

pembelajaran matematika, metode lain yang digunakan adalah metode

penemuan atau yang biasa dikenal dengan metode Inquiry. Inqury dalam

bahasa Indonesia berarti penemuan. Menurut Sund (dalam Suryobroto,

2002: 193) dinyatakan bahwa metode penemuan adalah proses mental

dimana siswa mengasimilasikan sesuatu konsep atau sesuatu prinsip.

Proses mental tersebut misalnya: mengamati, menggolong-golongkan,

membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan

sebagainya. Yang dimaksud konsep misalnya: segitiga, demokrasi, panas,

energi, dan sebagainya. Sementara prinsip misalnya: logam apabila

dipanasi mengembang, lingkungan berpengaruh terhadap kehidupan

organisme.

Kegiatan pembelajaran penemuan terbimbing menekankan pada

pengalaman belajar secara langsung melalui kegiatan penyelidikan,

menemukan konsep dan kemudian menerapkan konsep yang telah

diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan kegiatan belajar yang

berorientasi pada keterampilan proses menekankan pada pengalaman

belajar langsung, keterlibatan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran,

dan penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari. Siswa didorong

untuk berpikir kritis, menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan

konsep atau prinsip umum berdasarkan bahan/data yang telah disediakan

Page 31: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

8

guru. Dalam menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing,

guru hendaknya mampu merumuskan langkah-langkah pembelajaran

sesuai dengan tingkat perkembangan kompetensi dasar yang dimiliki

siswa.

Metode jarimatika salah satu cara berhitung yang menggunakan

alat bantu jari tangan. Dengan metode ini, siswa dilatih untuk mengetahui

konsep perkalian dasar. Keterlibatan siswa untuk memperagakan

jarimatika dapat membuat pembelajaran semakin bermakna. Siswa dapat

menggunakan jari tangannya untuk menyelesaikan permasalahan

berhitung berdasarkan aturan formasi tangan dengan penyelesaian

jarimatika. Media jarimatika ini selain fleksibel juga tidak memberatkan

memori otak anak dalam proses berhitung, menunjukkan tingkat

keakuratan yang tinggi (Prasetyo, 2008: 28). Kemudahan penggunaan

media jarimatika berdampak pada kecepatan dan ketepatan dalam

berhitung. Penerapan media ini pada pembelajaran matematika akan lebih

berkesan dan menarik sehingga membangkitkan minat belajar siswa

Tentu saja hal ini akan sangat membantu siswa dalam menguasai

keterampilan berhitung perkalian, sehingga dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa.

Sejalan dengan penelitian Nasution dan Surya (2016) bahwa

penerapan teknik jarimatika dapat meningkatkan kemampuan operasi

hitung perkalian. Selanjutnya menurut Manik dan Mukhtar (2017) metode

penemuan terbimbing dapat meningkatkan kemampuan pemahaman

Page 32: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

9

konsep matematika siswa. Menurut Darminto (2013) bahwa pembelajaran

berbasis kearifan lokal meningkatkan keterampilan pemecahan masalah.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan metode jarimatika dan metode penemuan pada

pembelajaran operasi perkalian dengan memperhatikan kemampuan

berhitung dan pemecahan masalah di sekolah dasar.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi

permasalahan sebagai berikut :

1. Masih rendahnya keterampilan berhitung perkalian siswa di Sekolah

Dasar.

2. Masih kurangnya sosialisasi tentang pembelajaran berhitung

matematika menggunakan metode berhitung dengan menggunakan

alat bantu.

3. Rendahnya minat siswa belajar berhitung dalam hal ini bidang studi

matematika.

4. Para siswa mengalami kesusahan dalam menghafal perkalian.

5. Metode Jarimatika belum dibiasakan dalam pembelajaran matematika

6. Masih kurang tenaga pendidik yang menguasai metode Jarimatika di

Sekolah Dasar.

7. Penggunaan metode mengajar yang digunakan guru selama ini

dianggap belum mampu dalam mengatasi kesulitan siswa di Sekolah

Dasar pada mata pelajaran matematika dengan materi perkalian.

Page 33: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

10

B. Batasan Masalah

Permasalahan dalam pembelajaran matematika dengan materi

perkalian sangat kompleks, diantaranya adalah siswa berpendapat

pembelajaran perkalian sukar dan menjenuhkan, siswa membutuhkan

waktu lebih lama dalam belajar perkalian, belum adanya penggunaan

metode pembelajaran yang tepat untuk memecahkan kesulitan siswa.

Pembatasan masalah diperlukan agar peneliti ini lebih efektif,

efisien, terarah dan dapat dikaji. Penelitian ini difokuskan masalah masih

rendahnya kemampuan berhitung siswa di Sekolah Dasar. Adapun

materi yang disajikan dalam penelitian ini adalah kemampuan berhitung

dengan menggunakan metode jarimatika.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah ini

sebagai berikut.

1. Seberapa besar tingkat kemampuan berhitung siswa dan pemecahan

masalah siswa pada pembelajaran operasi perkalian dengan metode

jarimatika di sekolah dasar wilayah 1 Kec. Bungoro ?

2. Seberapa besar tingkat kemampuan berhitung siswa dan pemecahan

masalah siswa pada pembelajaran operasi perkalian dengan

menggunakan metode penemuan di sekolah dasar wilayah 1 Kec.

Bungoro ?

Page 34: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

11

3. Apakah ada perbedaan metode jarimatika dan metode penemuan

terhadap kemampuan berhitung siswa dan pemecahan masalah di

sekolah dasar wiayah 1 Kec. Bungoro ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini

bertujuan sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui kemampuan hitung siswa dan pemcahan masalah

pada pembelajaran operasi perkalian dengan metode jarimatika.

2. Untuk mengetahui kemampuan hitung siswa dan pemecahan masalah

pada pembelajaran operasi hitung perkalian dengan menggunakan

metode penemuan.

3. Untuk mengetahui perbedaan metode jarimatika terhadap kemampuan

berhitung siswa dan pemecahan masalah di sekolah dasar wilayah 1

Kec. Bungoro.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan

penggunaan metode jarimatika dan penerapannya terhadap kemampuan

berhitung siswa di sekolah- sekolah dasar.

Page 35: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

12

2. Manfaat praktis.

a. Bagi siswa

Melalui metode jarimatika maka hasil penelitian ini diharapkan

dapat membantu siswa dalam menyelesaikan perkalian dengan tepat dan

cepat, serta diharapkan dapat meningkatkan minat siswa terhadap

pelajaran matematika.

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru

memilih teknik pembelajaran matematika yang tepat khususnya pokok

bahasan perkalian. Disamping itu diharapkan mampu membantu guru

dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran matematika sehingga

kegiatan belajar dapat lebih menarik dan inovatif dan lebih

menyenangkan.

c. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan/pengetahuan serta pengalaman dalam meneliti.

Page 36: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Metode Jarimatika

a) Pengertian metode jarimatika

Jarimatika adalah suatu cara berhitung dengan menggunakan jari

dan ruas jari-jari tangan (Prasetyono, 2008: 28 ). Menurut Astuti (2013: 3)

mengemukakan bahwa jarimatika adalah suatu cara menghitung

matematika yang mudah dan menyenangkan dengan menggunakan jari

kita sendiri. Dibandingkan dengan metode lain, jarimatika lebih

menekankan pada penguasaan konsep terlebih dahulu kemudian cara

cepatnya, sehingga anak-anak menguasai ilmu secara matang. Selain itu

metode ini disampaikan secara menyenangkan sehingga anak-anak akan

merasa senang dan mudah menerimanya ( Abdullah , 2012: 33 ).

Seperti halnya dalam operasi penjumlahan dan pengurangan,

dalam operasi perkalian ini dapat dilakukan perhitungan dengan mudah

dan cepat hanya dengan menggunakan 10 jari saja. Metode berhitung

dengan jari disebut jarimatika. Jarimatika merupakan singkatan dari jari

dan aritmatika, dengan memanfaatkan sepuluh jari manusia. Jarimatika

adalah sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan

berhitung dasar kepada anak-anak menurut kaidah, dimulai dengan

memahamkan secara benar terlebih dahulu tentang konsep bilangan,

Page 37: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

14

lambang bilangan dan operasi hitung dasar, kemudian mengajarkan cara

berhitung dengan jari-jari tangan. Prosesnya diawali, dilakukan dan

diakhiri dengan gembira (Wulandari 2013: 14 ).

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa jarimatika

adalah sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan

berhitung dasar kepada anak-anak menurut kaidah: dimulai dengan

memahami secara benar terlebih dahulu tentang konsep bilangan,

lambang bilangan, dan operasi hitung dasar, kemudian mengajarkan cara

berhitung dengan menggunakan jari-jari tangan.

Berhitung dengan metode jarimatika mudah dipelajari dan

menyenangkan bagi siswa. Mudah dipelajari karena jarimatika mampu

menjembatani antara tahap perkembangan kognitif siswa yang konkret

dengan materi berhitung yang bersifat abstrak. Anak pada usia sekolah

dasar tidak dapat dipaksakan secara langsung untuk berpikir abstrak, oleh

karena itu dengan berhitung menggunakan jari anak bisa memahami cara

berhitung sepat benda konkrit. Adapun keunggulan menggunakan metode

jarimatika menurut (Prasetyono, 2008 : 33 ) adalah:

a. Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung. Siswa belajar

dengan memanipulasi hal-hal konkret tersebut untuk mempelajari

materi matematika yang bersifat abstrak dan edukatif. Ilmu ini mudah

dipelajari segala usia minimal anak usia 3 tahun. Menyenangkan

karena siswa merasakan seolah mereka bermain sambil belajar dan

merasa tertantang dengan metode jarimatika .

Page 38: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

15

b. Tidak membebani memori otak siswa. Metode berhitung jarimatika

mampu menyeimbangkan kerja otak kanan dan kiri, hal itu dapat

ditunjukkan pada waktu berhitung mereka akan mengotak-atik jari-jari

tangan kanan dan kirinya secara seimbang. Jarimatika mengajak siswa

untuk dapat mengaplikasikan operasi hitung dengan cepat dan akurat

menggunakan alat bantu jari-jari tangan, tanpa harus banyak

menghafal semua hasil operasi hitung tersebut .

c. Praktis dan efisien. Dikatakan praktis karena alat hitungnya jari maka

selalu dibawa kemana-mana. Alatnya tidak akan pernah ketinggalan

dan tidak akan disita lagi apalagi diambil, karena siswa hanya

menggunakan jari-jari sebagai alat hitungnya pada saat ujian. Efisien

karena alatnya selalu tersedia dan tidak perlu dibeli.

d. Penggunaan Jarimatika lebih menekankan pada penguasaan konsep

terlebih dahulu baru ke cara cepatnya, sehingga anak-anak menguasai

ilmu secara matang.

e. Metode ini disampaikan secara fun, sehingga anak-anak akan merasa

senang dan gampang bagaikan “ tamasya belajar “

f. Menyenangkan sehingga memudahkan anak dalam menerima materi

baru.

g. Membiasakan anak mengembangkan otak kanan dan kirinya sehingga

otak bekerja lebih optimal.

h. Membangun rasa percaya diri .

Page 39: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

16

Adapun kelebihan dari metode Jarimatika menurut (Wulandari

2013: 44 ) adalah sebagai berikut.

a. Fleksibel

b. Tidak memberatkan memori otak saat digunakan

c. Tidak bisa disita saat ujian berlangsung

d. Dalam proses perhitungan, menunjukkan tingkat keakuratan yang tinggi

e. Siswa terlibat secara fisik, lisan maupun tulisan .

Sejalan dengan Wulandari dan Astuti (2013: 9) menjelaskan bahwa

kelebihan dari metode Jarimatika diantaranya:

a. Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung. Hal ini akan

membuat anak mudah melakukannya .

b. Gerakan jari-jari tangan akan menarik minat anak. Mungkin mereka

menganggapnya lucu sehingga mereka melakukannya dengan

gembira.

c. Jarimatika tidak akan memberatkan memori otak .

d. Alatnya tidak perlu dibeli, tidak akan pernah ketinggalan dimana

menyimpannya dan juga tidak dapat disita ketika sedang ujian .

Adapun kelemahan dari metode jarimatika yaitu terdapat rumus-

rumus, sehingga anak harus paham dalam penempatan rumus-rumus

tersebut. Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kelebihan

penggunaan metode jarimatika adalah fleksibel, tidak memberatkan

memori otak saat digunakan, tidak bisa disita saat ujian berlangsung,

dalam proses perhitungan, menunjukkan tingkat keakuratan yang tinggi,

Page 40: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

17

siswa terlibat secara fisik, lisan maupun tulisan. Sedangkan kekurangan

dari penggunaan metode jarimatika yaitu terdapat aturan-aturan, sehingga

anak harus paham dalam penempatan aturan dalam setiap jari yang

digunakan. Jika bilangan berubah menjadi lebih besar dari ratusan hingga

ribuan, maka aturan tersebut juga mengalami perubahan.

Dalam perkembangan konsep matematika dengan menggunakan

jarimatika, alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah jari

tangan yang dimiliki siswa dan peneliti. Di bawah ini merupakan langkah-

langkah pembelajaran perkalian kelompok dasar ( bilangan 6-10).

a. Siswa terlebih dahulu perlu memahami angka atau lambang bilangan .

b. Siswa mengenali konsep operasi perkalian

c. Siswa sebelumnya diajak bergembira, bisa dengan bernyanyi

d. Mengenal lambang-lambang yang digunakan di dalam jarimatika

Pengenalan Jarimatika seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 1.Formasi Jarimatika Perkalian 6-10 Sumber: Wijiastuti dan Desiningsih(2013:3)

Page 41: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

18

Tahapan-tahapan mempelajari cara berhitung dengan

menggunakan jarimatika

a. Siswa diajarkan cara menghitung dengan jarimatika dengan ketentuan

sebagai berikut :

Rumus : ( T1 + T2 ) + ( B1 + B2 )

Keterangan :

T1 = jari tangan kanan yang ditutup ( puluhan )

T2 = jari tangan kiri yang ditutup ( puluhan )

B1 = jari tangan kanan yang dibuka ( satuan )

B2 = jari tangan kanan yang dibuka ( satuan )

b. Guru dan siswa melakukan operasi perkalian dengan

mendemonstrasikan menggunakan jari tangan

Contoh :

Gambar 2. Formasi Berhitung Perkalian Sumber : Wijiastuti dan Desiningsih(2013:3)

Tangan kanan ( 7 ): kelingking dan jari manis ditutup (dilipat ). Tangan

kiri ( 8): kelingking jari manis , dan jari tengah ditutup (dilipat) 7 x 8

Page 42: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

19

dapat diselesaikan sebagai berikut . Jari yang ditutup bernilai puluhan ,

dijumlahkan . Jari yang terbuka bernilai satuan, dikalikan.

Formasi jarimatikanya adalah sebagai berikut:

7 x 8 = ( T1 + T 2 ) + ( B1 + B2 )

= ( 20 + 30 ) + ( 3 x 2 )

= 50 + 6

= 56

c. Ajak siswa terus bergembira, jangan merepotkan anak untuk menghafal

lambang-lambang jarimatika

d. Melakukan latihan secara rutin dengan demikian anak merasa senang

tanpa ada paksaan untuk menghafal

2. Metode Penemuan

a). Pengertian metode penemuan

Jeni mengemukakakn bahwa metode pembelajaran penemuan

adalah suatu metode pembelajaran dimana guru memberi siswa contoh-

contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut

( Eggen 2012). Metode pembelajaran ini merupakan suatu cara untuk

memahami suatu topik. Fungsi pengajar disini bukan untuk menyelesaikan

masalah bagi peserta didiknya, melainkan membuat siswa mampu

menyelesaikan masalah itu sendiri.

Menurut Marks (dalam Syarif 2012), pembelajaran penemuan

mencakup penciptaan suasana lingkungan atau cara yang memungkinkan

siswa melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu yang baru bagi

Page 43: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

20

mereka. Metode ini memberikan pemahaman kepada siswa untuk

menemukan, menyelidiki suatu permasalahan yang ada dilingkungan

sekitar, siswa mendapat pengalaman baru yang belum pernah mereka

ketahui sebelumnya. Sedangkan menurut Ruseffendi (dalam Misriyadi,

2013), metode penemuan adalah metode mengajar yang mengatur

pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan

yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan,

tetapi sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri.

Berdasarkan penjelasan di atas penemuan memungkinkan siswa

dapat menemukan suatu masalah yang diberikan guru, melalui

keterlibatannya secara aktif dalam pembelajaran yang didasarkan pada

serentetan pengalaman-pengalaman belajar yang lampau. Yang

dimaksud keterlibatan secara aktif dapat berupa kegiatan mengadakan

percobaan/penemuan sebelum membuat kesimpulan, atau memanipulasi,

membuat struktur, dan mentransfer informasi sehingga menemukan

informasi baru yang berupa kebenaran alam. Selama proses penemuan,

siswa mendapat bimbingan guru baik berupa petunjuk secara lisan

maupun petunjuk tertulis yang dituangkan dalam bentuk lembar kerja

siswa. Guru menciptakan lingkungan atau cara yang memungkinkan

siswa melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu. Pemberian

bimbingan dimaksudkan untuk membangkitkan perhatian pada tugas yang

sedang dihadapi, mengurangi pemborosan waktu, dan menghindari

kegagalan proses penemuan.

Page 44: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

21

3. Hakekat Kemampuan Berhitung Perkalian

a. Kemampuan Berhitung

Menurut Peorwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

(1996) berhitung berarti mengerjakan hitungan. Berhitung adalah salah

satu keterampilan dasar yang perlu dikuasai. Aritmatika berasal dari

bahasa Yunani yang artinya angka atau dulu disebut dengan ilmu hitung

yaitu cabang tertua matematika yang mempelajari operasi dasar bilangan.

Operasi dasar tersebut adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian dan

pembagian.

Aisyah ( 2007) ”Kemampuan berhitung merupakan salah satu

kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, dapat dikatakan

bahwa semua aktivitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini”.

Menurut Bismo dalam (Saadah:2008) kemampuan berhitung adalah

kemampuan seseorang yang digunakan untuk memformulasikan

persoalan matematika sehingga dapat dipecahkan dengan operasi

perhitungan atau aritmatika biasa yaitu tambah, kurang, kali dan bagi.

Menurut Sulistyono dan Sari (2013) untuk mengajarkan matematika

di sekolah dasar, guru perlu mengetahui dan mengerti tentang prinsip-

prinsip pengajarannya. Prinsip -prinsip itu adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran dimulai dari yang sederhana ke yang kompleks

2) Pembelajaran dimulai yang mudah ke yang sukar

3) Pembelajaran dimulai dari yang konkret ke yang abstrak

Page 45: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

22

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan

bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan yang memerlukan

penalaran dan keterampilan aljabar yang digunakan untuk

memformulasikan persoalan matematika sehingga dapat dipecahkan

dengan operasi hitung yang diperlukan dalam semua aktivitas kehidupan

manusia sehari-hari. Untuk dapat berhitung dengan baik diperlukan suatu

proses:

1) Anak perlu untuk memahami bilangan dan proses membilang

2) Kemudian mulai diperkenalkan lambang bilangan

3) Setelah itu diajarkan konsep operasi hitung

4) Baru kemudian dikenalkan aneka cara dan metode melakukan

penghitungan.

b. Karakteristik Siswa di Sekolah Dasar

Siswa sekolah dasar pada umumnya berada pada rentang usia 6

sampai 12 tahun atau tiba saatnya individu menjadi matang secara

seksual. Dalam psikologi perkembangan, rentang usia tersebut lazimnya

sebagai middle and latechildhood ( masa kanak). Nasution menyebutkan

bahwa kelompok anak ini dengan sebutan masa usia sekolah dasar

(Djamarah 2002). Sebutan ini mungkin diberikan karena anak pada masa

ini mulai keluar dari lingkungan pertama mereka yaitu keluarga dan mulai

memasuki lingkungan sekolah

Menurut Djaali (2012) bahwa sifat-sifat khas yang dimiliki anak

sekolah dasar dalam merencanakan program sekolah yang akan

Page 46: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

23

diberikan kepada mereka perlu dipertimbangkan masak-masak. Sejak

berumur 9-12 tahun anak tadi harus dibimbing atau dibantu untuk ikut

serta mengambil bagian dalam kerja kelompok agar dapat bekerja sama

dengan teman-temannya dengan baik. Lagi pula dengan pengalaman

yang diperolehnya, rasa ingin tahunya akan bertambah.

Menurut Hurlock yang dikutip oleh Sulviana (2008), ada tiga ciri

utama pada masa ini yang dapat menunjukkan perbedaan dengan masa

sebelumnya yaitu:

1) Adanya dorongan anak untuk masuk kedalam dunia permainan dan

pekerjaan yang membutuhkan keterampilan otot–otot .

2) Adanya dorongan anak-anak untuk keluar dari lingkungan rumah dan

masuk kedalam peer group ( kelompok sebaya ) .

3) Adanya dorongan mental untuk mematuhi dunia konsep – konsep

logika , simbol dan komunikasi secara dewasa.

Menurut Basset, Jack dan Logam dalam Sulviana (2008)

karakter masa usia sekolah dasar adalah sebagai berikut.

1) Mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik

akan dunia sekitar yang mengelilingi dunia mereka sendiri

2) Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira atau riang

3) Mereka suka mengatur dirinya sendiri untuk menangani berbagai hal

mengeksplorasi suatu situasi dan mencoba usaha – usaha baru.

Page 47: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

24

4) Mereka biasanya bergetar perasaannya dan terdorong untuk

berprestasi sebagai mana mereka tidak suka mengalami ketidak

puasan dan menolak kegagalan

5) Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif dan

mengajar anak-anak lain.

Pada pendidikan dasar terdapat dua tingkat kelas yaitu kelas

rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah dimulai dari kelas 1 sampai kelas 3,

sedangkan kelas tinggi dimulai dari kelas 4 sampai kelas 6 (Bahri 2002)

membagi karakteristik siswa SD menjadi dua yaitu karakter masa kelas

rendah dan karakter masa kelas tinggi.

1) Karakter siswa kelas rendah :

a) Adanya hubungan yang positif yang tinggi antara kesehatan dan

pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah .

b) Adanya sikap yang cenderung mematuhi peraturan – peraturan

tradisional

c) Adanya kecendrungan untuk memuji diri sendiri

d) Suka membandingkan diri sendiri dengan anak lain dengan tujuan

untuk meremehkan orang lain

e) Mengabaikan soal yang tidak bisa diselesaikan

f) Anak hanya menghendaki nilai yang baik meskipun dia sebenarnya

tidak pantas untuk mendapatkan nilai baik.

2) Karakter siswa kelas atas

a) Adanya minat terhadap sesuatu yang bersifat kongkrit

Page 48: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

25

b) Mempunyai sifat yang realistik, ingin tahu, dan ingin belajar

c) Mempunyai minat mengenai hal -hal dan mata pelajaran khusus

d) Pada umur sebelas ( 11 ) tahun anak akan membutuhkan gurunya

atau orang dewasa.

e) Anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya.

Siswa kelas bawah yaitu siswa kelas 1, 2 dan kelas 3 menurut

J.Piaget ( dalam Wuryani: 2006) masih dalam tahap concrete operation

dalam perkembangan kognitif anak . Anak masih terkait pada hal-hal yang

masih bersifat konkrit. Anak mulai dapat berpikir lebih dulu akibat yang

mungkin terjadi dari tindakan yang akan dilakukan. Pada akhir tahap ini,

anak telah menguasai prinsip menyimpan.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pada

dasarnya karakter siswa sekolah dasar adalah mereka memiliki rasa ingin

tahu yang besar akan lingkungan sekitar mereka, senang bermain,

senang bereksplorasi, anak tidak menyukai kegagalan, adanya

kecendrungan mematuhi peraturan permainan, dan adanya kecendrungan

anak memuji dirinya sendiri, dan ingin dipuji. Oleh karena itu, disesuaikan

dengan karakteristik siswa sekolah dasar kelas tinggi dalam pembelajaran

Matematika khususnya perkalian, penerapan metode jarimatika sesuai

dan sangat bermanfaat bagi siswa yaitu tidak menjenuhkan, belajar sambil

bermain jari-jari tangan, mematuhi permainan atau mengingat simbol

abstrak dalam jari tangan dan dengan hasil yang cepat serta tepat akan

menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi .

Page 49: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

26

4. Pemecahan Masalah (problem solving)

Metode problem solving adalah suatu metode berpikir dan

memecahkan masalah. Dalam hal ini siswa dihadapkan pada suatu

masalah, kemudian diminta untuk memecahkannya. Dalam 'bahasa

perencanaan', masalah adalah perbedaan antara kondisi yang ada

(objektif) dengan kondisi yang diharapkan. Dalam pembelajaran

matematika di sekolah, suatu masalah (seal) menjadi tantangan yang

tidak dapat segera diselesaikan dengan prosedur rutin yang diketahui oleh

siswa.

Problem solving adalah suatu proses belajar mengajar yang berupa

penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil

yang di peroleh dengan yang diinginkan (Pranata 2005). Sejalan dengan

pendapat tersebut Prawiro (1986) mengatakan bahwa problem solving

adalah metode mengajar dengan jalan menghadapkan siswa pada suatu

masalah yang harus dipecahkan oleh siswa sendiri dengan mengarahkan

segala kemampuan yang ada pada diri siswa tersebut. Menurut Hudoyo

(2007), dalam pengajaran matematika, bahwa masalah (soal) matematika

dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

a. Latihan yang diberikan pada waktu belajar matematika yang bersifat

latihan agar terampil atau sebagai aplikasi dari pengertian yang baru

diajarkan.

b. Masalah yang tidak seperti halnya latihan melainkan menghendaki

siswa untuk menggunakan sintesa atau analisa. Untuk menyelesaikan

Page 50: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

27

suatu masalah, siswa tersebut harus menguasai hal-hal yang telah

dipelajari sebelumnya, yaitu mengenai pengetahuan, keterampilan, dan

pemahaman, tetapi dalam hal ini ia menggunakannya di dalam situasi

baru.

Menurut Polya (2002) memberi empat langkah pokok cara

pemecahan masalah, yaitu :

1. Memahami masalahnya

Masing-masing siswa mengerjakan lathan yang berbeda dengan teman

sebelahnya.

2. Menyusun rencana penyelesaian

Pada tahap ini siswa diarahkan untuk dapat mengidentifikasi masalah,

kemudian mencari cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah

tersebut.

3. Melaksanakan rencana penyelesaian itu

Langkah yang ketiga, siswa dapat menyelesaikan masalah dengan

melihat contoh atau dari buku, dan bertanya pada guru.

4. memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan

Terakhir siswa mengulang kembali atau memeriksa jawaban yang telah

dikerjakan, kemudian siswa bersama guru dapat menyimpulkan dan

dapat mempresentasikan di depan kelas.

Page 51: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

28

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam metode problem

solving menurut Majid (2009) adalah sebagai berikut.

a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus

tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.

b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah tersebut. Misalnya dengan jalan membaca

buku buku, meneliti, bertanya, berdikusi, dan lain-lain.

c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan

jawaban itu tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh.

d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini

siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul

yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok.

e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan

terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.

5. Operasi Perkalian

Perkalian adalah operasi matematika penskalaan satu bilangan

dengan bilangan lain. Sederhananya perkalian merupakan penjumlahan

berulang. Operasi ini adalah salah satu dari empat operasi dasar didalam

aritmatika dasar (yang lainnya adalah penjumlahan, pengurangan, dan

pembagian).

Perkalian adalah penjumlahan berganda dengan suku – suku yang

sama. Pada prinsipnya, perkalian sama dengan penjumlahan secara

berulang. Oleh karena itu, kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa

Page 52: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

29

sebelum mempelajari perkalian adalah penguasaan penjumlahan. Adapun

lambang dari perkalian itu sendiri adalah “ x “.

Definisi perkalian adalah penjumlahan berganda dengan suku-

suku yang sama, misalnya 2 + 2+ 2+ 2+ 2. Disebut juga penjumlahan

berulang. Disini terdapat lima suku yang sama yaitu 2. Penjumlahan ini

disajikan pula dalam bentuk : 5 x 2 dan disebut perkalian 5 dan 2. Jika

bilangan-bilangannya “a” dan “b”, maka a x b adalah penjumlahan

berulang yang mempunyai “a” suku, dan tiap-tiap suku sama dengan “ b”,

dengan rumus : a x b = b + b + b + b + b ( a suku ). Jika a x b dinamakan

c, maka terdapat : a x b = c, yang dibaca : “ a kali b sama dengan c “, a

dinamakan sebagai pengali, b dinamakan bilangan yang dikalikan, atau

untuk singkatannya terkalikan, a x b dan c dinamakan hasil kali .

Pada operasi perkalian pada bilangan cacah berlaku sifat komutatif

dan assosiatif, yaitu bilangan yang saling tukar tempatnya, tetapi hasilnya

tetap sama.

B. Penelitian Yang Relevan

Berikut disajikan penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

1. Aulia Dezi Nur Rahman ( 2013 ) dan Safitri ( 2009 ). Menurut Dezi Nur

Rahman pada tahun 2013 dengan judul Efektivitas Matematika pada

bab perkalian memulai metode jarimatika terhadap Ketuntasan belajar

siswa kelas II MI Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang tahun

pelajaran 2012 / 2013, mengungkapkan bahwa melalui kegiatan ini

merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam suatu

Page 53: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

30

kelas, guna mengajarkan suatu metode baru, untuk meningkatkan

prestasi kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) siswa di kelas II Mi

Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang pada mata pelajaran

matematika pada bab perkalian melalui metode jarimatika. Masalah

utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) apakah

metode jarimatika dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam

mata pelajaran matematika pada bab perkalian kelas II MI Pabelan

Kec. Pabelan Kab. Semarang tahun 2012 / 2013 (2) apakah metode

jarimatika efektif meningkatkan ketuntasan siswa pada mata pelajaran

matematika pada bab perkalian?. Temuan dari penelitian ini adalah

bahwa penggunaan metode jarimatika mampu meningkatkan prestasi

belajar siswa dan efektif terhadap perhatian belajar siswa .

2. Tiarmina Sitio tahun 2017 dengan judul Penerapan Metode Jarimatika

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 1 SDN 003 Pagaran

Tapah Darussalam Kabupaten Rokan Hulu mengungkapkan bahwa

latar belakang penelitian ini adalah buruknya prestasi belajar

matematika siswa kelas I SDN 003 Tagaran Tapah Darussalam.

Rendahnya hasil penelitian ini disebabkan oleh: (a) dari 24 siswa hanya

8 orang yang terlihat dalam mengikuti semangat proses pembelajaran;

(B) minat siswa dalam tugas guru masih kurang, terlihat ketika diberi

pekerjaan lebih dari 50% siswa tidak melakukan pekerjaan dengan

baik; (c) terlihat dari 24 siswa, hanya 40% yang menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh guru; dan (d) jika tidak ada masalah yang dianggap

Page 54: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

31

sulit, siswa berkemampuan rendah yang hanya menunggu hasil dari

kemampuannya yang tinggi, tanpa ada upaya untuk menyelesaikan

masalah tersebut. Untuk itu penelitian dengan menerapkan metode

Jarimatika dengan tujuan meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

dalam dua siklus pada siklus I dan siklus II, setiap siklus dilakukan

dalam dua sesi, langkah-langkah penelitian ini terdiri dari empat tahap:

(1) perencanaan; (2) implementasi tindakan; (3) observasi; dan (4)

refleksi.

3. Ari Uswatun Hasanah tahun 2018 dengan judul Penggunaan Metode

Jarimatika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Kelas

2 SDN Sukorejo mengemukakan bahwa berdasarkan hasil pengamatan

selama ini peserta didik kurang tertarik dengan pelajaran matematika

karena di anggap sebagai pelajaran yang sulit dan susah berhitung

sehingga menyebabkan peserta didik mudah menyerah dan bosan.

Beradasarkan peneliti wawancara dengan guru wali kelas bahwa siswa

kelas 2 ini belum mampu berhitung perkalian dengan cara cepat.

Kebanyakan siswa masih dengan cara menghafal disitulah pada saat

mengerjakan soal siswa merasa kesulitan. Oleh karena itu untuk

meningkatkan kemampuan berhitung perkalian dasar maka akan

menerapkan dengan metode jarimatika. Dimana jarimatika ini sangat

simpel digunakan karena menggunakan jari-jari tangan dan mudah

disimpan. Dalam teknik pengumpulan data ini adalah wawancara dan

Page 55: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

32

observasi.Subjek dalam penelitian ini adalah 40 siswa 35 siswa kelas 2

SDN Sukorejo.

4. Beny Yonas Septiyawili tahun 2016 dengan judul Penggunaan Metode

Jarimatika Dalam Meningkatkan Kecepatan Berhitung Perkalian

Bilangan 6 sampai 10 Untuk Siswa SD Kelas 3 Di SD Blunyahan I

Bantul Yogyakarta mengemukakan bahwa mengetahui efektifitas teknik

jarimatika antara bilangan 6 sampai 10 yang diharapkan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dan mempermudah guru dalam

menyampaikan materi perkalian demi menciptakan suasana belajar

yang menyenangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya

meningkatkan kecepatan berhitung perkalian 6 sampai 10 dengan

menerapkan metode jarimatika dilakukan dengan membagi tindakan

kelas terdiri atas 2 siklus. Waktu tercepat siklus 1 yaitu 36 detik untuk

mengerjakan satu soal perkalian. Waktu rata-rata untuk menyelesaikan

satu soal perkalian yaitu 45,75 detik. Waktu tercepat pada siklus 2 yaitu

1,5 menit atau 90 detik untuk menyelesaikan 20 soal perkalian 6-10.

Artinya, dibutuhkan waktu 4,5 detik untuk menyelesaikan satu soal.

Pada siklus 2 nilai rata-rata meningkat menjadi 83,6 dan seluruh siswa

(100%) telah mencapai KKM.

5. Maria Atik Sunarti Ekowati dan Darsini tahun 2015 dengan judul Efektif

Belajar Matematika Pada Anak Usia Dini Dengan Jari Melalui Model

Aplikasi Visualisai Jarimatika mengemukakan bahwa Jarimatika sangat

penting untuk pembelajaran matematika terutama bagi anak usia dini,

Page 56: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

33

oleh sebab itu, pengembangan prototype model aplikasi visalisasi

jarimatika adalah solusi yang dapat membantu anak-anak untuk belajar

matematika, dan membawa dalam website adalah bagian dari

pengembangan teknologi tepat guna, sehingga orang tua siswa

khususnya dapat mempelajarinya melalui media online di internet,

sehingga bukan hanya orang tua siswa dan siswa TK dan PlayGroup di

20 sampel di wilayah dinas Surakarta saja yang dapat belajar

melainkan semua orang belajar jarimatika melalui media internet secara

online.

6. Tetti Khairani Nasution dan Edy Surya tahun 2016 dengan judul

Penerapan Teknik Jarimatika Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan

Operasi Hitung Perkalian Bilangan mengemukakan bahwa Penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung perkalian

melalui penerapan teknik jarimatika. PTK dilaksanakan secara

kolaboratif bersama guru kelas dalam dua siklus. Subjek penelitian

siswa kelas II SD N 100070 Lobulayan T.A 2014 berjumlah 22 siswa.

7. Idham Sumirat, Wayuningsih dan Trimurtini tahun 2016 dengan judul

Pengaruh Praktik Jarimatika Terhadap Keterampilan Berhitung

Perkalian Pada Siswa Kelas II SD mengemukakan bahwa penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh praktik aritmatika Jarimatika

terhadap keterampilan multiplikasi di gugus Sekolah Dasar kelas II

Jogonegoro Selomerto, Kabupaten Wonosobo. Populasi dalam

penelitian ini adalah gugus Sekolah Dasar kelas II Jogonegoro yang

Page 57: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

34

berjumlah 8 sekolah. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu

dengan menggunakan jenis desain acak pretour-posttest kontrol labu.

Sistem pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode cluster random sampling yang mengambil dua langkah

secara acak.

Dari beberapa penelitian di atas, peneliti memilih penelitian ini

karena merupakan penelitian jenis kuantitatif berupa tesis. Penelitian ini

dilakukan di sekolah dasar yang mengambil objek di wilayah 1 Kecamatan

Bungoro Kabupaten Pangkajene Kepulauan. Penelitian ini lebih

menekankan pada penggunaan metode jarimatika dan metode penemuan

pada operasi hitung perkalian dengan memperhatikan kemampuan

berhitung siswa dan pemecahan masalah.

C. Kerangka Pikir

Matematika merupakan pengetahuan yang perlu dikenalkan pada

anak sejak usia dini terutama pada usia sekolah dasar. Pada

pembelajaran matematika hal yang paling sering dipermasalahkan anak

adalah dalam operasi hitung perkalian sehingga terkadang matematika

dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan dan sulit yang

menyebabkan anak enggan dan malas dalam belajar matematika

terutama dalam operasi perkalian.

Beberapa permasalahan dalam pelajaran matematika adalah

bahwa perkalian dianggap sangat sulit dan membosankan, banyak

diantara guru yang menggunakan satu metode saja dalam mengajarkan

Page 58: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

35

perkalian yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses belajar

mengajar.

Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi

pembelajaran, metode pembelajaran digunakan sebagai cara untuk

menyampaikan pembelajaran langsung, dengan menggunakan metode

tujuan pembelajaran akan tercapai. Diantara metode yang ada. metode

jarimatika dan metode penemuan adalah 2 dari beberapa metode yang

dapat digunakan dalam membantu menyelesaikan beberapa permasalah

dalam operasi hitung perkalian dalam pembelajaran matematika.

Metode jarimatika merupakan metode tentang berhitung yang

menggunakan alat bantu jari tangan dan metode penemuan adalah

metode dengan teknik membantu siswa dalam menemukan solusi atau

jalan keluar dari persoalan matematika yang terkadang sulit dipecahkan

oleh para siswa terkhusus dalam operasi hitung perkalian.

Metode jarimatika memanfaatkan jari tangan sebagai alat bantu

menyelesaikan persoalan matematika dalam operasi hitung perkalian dan

metode penemuan lebih menekankan siswa untuk mampu menyelesaikan

masalah itu sendiri. Metode ini memberikan pemahaman kepada siswa

untuk menemukan, menyelidiki suatu permasalahan yang ada

dilingkungan sekitar, siswa mendapat pengalaman baru yang belum

pernah mereka ketahui sebelumnya.

Page 59: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

36

Keterkaitan antara metode jarimatika dan metode penemuan

memungkinkan siswa dapat lebih tertarik dalam pembelajaran matematika

terkhusus pada operasi hitung perkalian. Hal ini tidak terlepas dari

bagaimana siswa mampu mengerjakan operasi hitung perkalian dengan

memanfaatkan jari-jari tangan mereka dalam menemukan dan

menyelesaikan persoalan matematika yang dihadapi sehingga sangat

jelas terlihat dalam proses belajar mengajar keaktifan para siswa dalam

belajar. Dengan metode ini para guru tidak perlu memberitahukan kepada

siswa bagaimana mereka menyelesaikan persoalan operasi hitung

perkalian, cukup dengan mengarahkan, memandu dan memberikan

bimbingan kepada para siswa. Dengan begitu proses belajar mengajar

akan berjalan sangat menyenangkan yang membuat siswa tidak merasa

bosan dan tertekan saat belajar operai hitung perkalian.

Metode jarimatika dan metode penemuan diharapkan pula dapat

meningkatkan kemampuan berhitung siswa dalam operasi hitung

perkalian. Selain itu dapat pula membantu siswa dalam memecahkan

masalah operasi hitung perkalian. Pemecahan masalah merupakan

metode pengajaran yang menghadapkan siswa pada suatu masalah yang

harus dipecahkan sendiri. Pemecahan masalah ini sendiri tidak serta

merta memberikan kebebasan kepada para guru untuk melepas para

siswa dalam memecahkan masalah operasi hitung perkalian, tetapi tetap

memandu dam membimbing siswa dalam menyelesaikan persoalan yang

dihadapi.

Page 60: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

37

Pemecahan masalah ini diharapkan nantinya akan lebih

mengarahkan siswa untuk lebih menggunakan kemampuannya dalam

berhitung terutama dalam operasi hitung perkalian sehingga sangat

tampak keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar di dalam kelas.

Metode jarimatika dan metode penemuan ini diharapkan nantinya

dapat meringankan dan menghilangkan kejenuhan dan pemikiran-

pemikiran negatif siswa terhadap pembelajaran matematika terkhusus

dalam operasi hitung perkalian, sehingga siswa mampu mengembangkan

kemampuan berhitung dan sebisa mungkin mampu memecahkan

persoalan matematika yang selama ini dianggap sangat sulit dan akhirnya

membuat mereka selalu aktif dalam belajar .

Page 61: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

38

Berdasarkan beberapa persoalan dan pernyataan di atas maka alur

kerangka pikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2 Kerangka Pikir Penelitian

Operasi Perkalian

Permasalahan:

Perkalian sulit

Tidak menggunakan metode yang tepat

Siswa kurang aktif

Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2

Metode jarimatika Metode penemuan

Terdapat pengaruh metode jarimatika dan metode

penemuan terhadap kemampuan berhitung dan

pemecahan masalah.

Page 62: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

39

D.Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Terdapat perbedaan metode jarimatika terhadap kemampuan

berhitung siswa di sekolah dasar wilayah 1 Kec. Bungoro Kabupaten

Pangkep.

2. Terdapat perbedaan metode jarimatika terhadap pemecahan

masalah siswa di sekolah dasar wilayah 1 Kec. Bungoro Kabupaten

Pangkep.

3. Terdapat pengaruh metode penemuan terhadap kemampuan

berhitung siswa di sekolah dasar wilayah 1 Kec. Bungoro Kabupaten

Pangkep.

4. Terdapat perbedaan metode penemuan terhadap pemecahan

masalah siswa di sekolah dasar wilayah 1 Kec. Bungoro Kabupaten

Pangkep.

Page 63: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain dan Prosedur Penelitian

1. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan bertujuan untuk

mengetahui perbandingan penggunaan metode jarimatika dan metode

penemuan terhadap kemampuan berhitung siswa dan pemecahan

masalah dibeberapa Sekolah Dasar di Wilayah 1 Kec. Bungoro Kab.

Pangkep. Penelitian ini termasuk jenis quasi eksperimental. Alasan

peneliti memilih quasi eksperimental design karena penelitian ini

dilaksanakan di Sekolah Dasar yang dikelompokkan ke dalam 2

kelompok.

Dalam penelitian ini, kelas dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas

eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Kelas eksperimen 1 diberi

perlakuan dengan menggunakan metode jarimatika. Sedangkan kelas

eksperimen 2 menggunakan metode penemuan.

2. Prosedur penelitian

Prosedur eksperimen berisi langkah-langkah kegiatan yang

dilakukan peneliti maupun subjek penelitian. Tahapan-tahapan yang

menjadi acuan pelaksanaan penelitian dirincikan sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

a. Mengobservasi sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian.

Page 64: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

41

b. Menetapkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan sub

pokok bahasan.

c. Menyusun rencana pelaksaan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti terjun langsung ke lapangan,

dalam hal ini sekolah yang dijadikan sebagai tempat penelitian.

Adapun hal yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Mengambil sampel penelitian berupa kelas yang sudah ada.

b. Memberikan pretest.

c. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode

jarimatika dan metode penemuan.

3. Tahap Pelaporan

a. Mengolah data hasil penelitian

b. Pelaporan hasil penelitian.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Peneliti mengambil tempat penelitian di beberapa SD di Wilayah 1

Kec. Bungoro Kab. Pangkep dan waktu penelitian dilakukan pada

semester genap tahun 2019/2020

Page 65: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

42

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 di 8 sekolah dasar

wilayah 1 Kec. Bungoro Kab. Pangkep yang berjumlah 147 orang

siswa.

2. Sampel

Berdasarkan populasi yang ada maka sampel penelitian ini adalah

menggunakan teknik class random sampling dimana populasi yaitu

siswa kelas 4 di 8 sekolah dasar wilayah 1 Kec. Bungoro Kab. Pangkep

semua kelas 4 yang ada di sekolah tersebut dipilih secara acak untuk

dijadikan sebagai sampel. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas 4 di

SDN 9 Bujung Tangaya dengan jumlah siswa 23 orang dan siswa kelas

4 di SDN 20 Bujung Tangaya dengan jumlah siswa 17 orang sebagai

kelas eksperimen 1 dan siswa dari SDN 5 Bowong dengan jumlah

siswa 21 orang dan SDN 29 Majannang dengan jumlah siswa 30

sebagai kelas eksperimen 2 yang jumlah keseluruhannya adalah 91

orang.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel bebas dan 2 variabel

terikat yang menjadi variabel bebas adalah metode jarimatika dan metode

penemuan sedangkan variabel terikat adalah kemampuan berhitung

siswa dan pemecahan masalah.

Page 66: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

43

E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

a. Metode

1. Metode pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data peneliti. Metode pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan dokumentasi

dan tes. Semua teknik pengumpulan data tersebut digunakan untuk

memperoleh data tentang hasil penelitian. Hasilnya dipadukan dan

dianalisis untuk selanjutnya diambil kesimpulan .

a. Observasi

Langkah awal peneliti ialah pertama mengumpulkan data dan informasi

sebanyak mungkin. Kemudian peneliti mengkhususkan segala data dan

informasi yang peneliti dapatkan sehingga dapat menjadi terpusat.

Observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data-data tentang

penggunaan metode jarimatika dan metode penemuan serta

kemampuan berhitung siswa dan pemecahan masalah dalam mata

pelajaran matematika terkhusus perkalian di SD yang akan menjadi

lokasi penelitian di Kec. Bungoro Kab . Pangkep.

b. Instrumen

1. Tes

Tes tertulis dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan

siswa dalam menyelesaikan soal-soal perkalian dan kemampuan

pemecahan masalah – masalah dalam matematika yang terdiri dari :

Page 67: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

44

a) Tes kemampuan berhitung

b) Tes pemecahan masalah

2. Dokumentasi

Dokumentasi penelitian ini berupa transkrip nilai matematika siswa.

F.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif dan analisis inferensial.

1. Analisis Deskriptif

Analisis statistika deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan skor

kemampuan berhitung dan pemecahan masalah siswa. Untuk keperluan

analisis digunakan mean,nilai minimum, nilai maksimum, rentang skor dan

standar deviasi.

2. Analisis Inferensial

Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan

pengujian dasar analisis yaitu uji normalitas sebagai berikut

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam metode

pembelajaran dalam hipotesis, variabel dependen maupun independen

mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, digunakan

analisis data menggunakan software SPSS. Peneliti menggunakan uji

Page 68: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

45

Kolmogorov Smirnov dan Shapiro-Wilk. Data terdistribusi normal jika

diperoleh signifikansi >0,05

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua

keadaan atau populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan melihat

keadaan kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan software SPSS. Peneliti menggunakan uji

Box’M. Data homogen jika diperoleh signifikansi >0,05. Uji homogenitas ini

menggunakan rumus sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2008:

275) yaitu :

F = Varians terbesar Varians terkecil

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan analisys of varience atau

MANOVA. Uji hipotesis ini dilakukan untuk melihat perbedaan yang

signifikan hasil dari kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Uji penelitian

ini menggunakan software SPSS.

Setelah menentukan nilainya, adapun kaidah menentukan hasi uji

berdasarkan yang berarti.

1) Jika taraf signifikan nilai α 0,05 maka diterima dan ditolak.

2) Jika taraf signifikan nilai α 0,05 maka ditolak dan diterima.

Peneliti menggunakan uji multivatiate. Dalam penelitian ini akan dilihat

seberapa besar pengaruh metode jarimatika dan metode penemuan

Page 69: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

46

terhadap kemampuan berhitung siswa dan pemecahan masalah siswa

kelas IV di SDN 9 Bujung Tangaya.

Page 70: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

47

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran hasil belajar operasi hitung perkalian siswa kelas IV SD Negeri di Wilayah 1 Kecamatan Bungoro sebelum dan sesudah mendapat perlakuan metode jarimatika dan metode penemuan dengan memperhatikan kemampuan berhitung dan pemecahan masalah.

Gambaran Umum Tempat Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah 1 Kecamatan Bungoro

Kabupaten Pangkajene Kepulauan yang terdiri dari 8 sekolah yang

masing – masing adalah SDN 9 Bujung Tangaya, SDN 20 Bujung

Tangaya, SDN 29.4 Majannang, SDN 33 Jollo, SDN 30 Passalisiang, SDN

5 Bowong, SDN 26 Padang – Padangeng, dan Mis Muhammadiyah

Bujung Tangaya. Dalam penelitian ini melibatkan dua kelompok penelitian

yaitu kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Siswa kelas

eksperimen 1 diberi perlakuan dengan metode jarimatika dan siswa

dengan eksperimen 2 diberi perlakuan dengan metode penemuan.

Wilayah 1 Kecamatan Bungoro merupakan salah satu wilayah yang

didalamnya terdapat 10 sekolah binaan, dimana 10 sekolah didalamnya

terletak di dua desa yang saling berbatasan yakni Desa Bulu Cindea dan

Desa Bowong Cindea. Masing- masing ke 2 desa berlokasi di Kecamatan

Bungoro Kabupaten Pangkajene Kepulauan Propinsi Sulawesi Selatan.

Sekolah – sekolah yang menjadi tempat penelitian merupakan sekolah

– sekolah yang terletak di daerah pesisir. Karena letaknya berada di

Page 71: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

48

daerah pinggir pantai sehingga mayoritas peserta didiknya merupakan

anak nelayan yang berstatus sosial menengah ke bawah. Jumlah peserta

didik di setiap sekolah ini terbilang kurang, sehingga jika di rekapitulasi

jumlah peserta didik di wilayah 1 hanya kurang lebih 500 orang saja.

2. Deskripsi Data

Penelitian ini termasuk eksperimen semu / quasy eksperimen. Data

penelitian dari tes awal dan tes akhir tentang materi yang telah

disampaikan dengan menggunakan metode jarimatika dan metode

penemuan. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November 2019

sampai dengan Februari 2020.

Penelitian ini mengangkat variabel penelitian yaitu variabel bebas

yakni metode jarimatika dan metode penemuan serta variabel terikat yaitu

kemampuan berhitung dan pemecahan masalah. Data hasil belajar siswa

diperoleh dari tes berbentuk uraian sebanyak 5 soal dan pilihan ganda

sebanyak 15 nomor. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data dari

hasil pre-test dan post-test yang dilakukan pada kelas eksperimen 1 dan

kelas eksperimen 2.

1) Kelas Eksperimen 1 Metode Jarimatika

Pre-test merupakan tes kemampuan yang diberikan kepada siswa

sebelum diberi perlakuan, sedangkan post-test dilakukan setelah siswa

mendapatkan perlakuan. Kedua tes ini berfungsi untuk mengatur sampai

mana keefektifan program pembelajaran.

Page 72: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

49

Peneliti melakukan uji coba terhadap instrumen soal yang akan

digunakan sebagai soal pretest dan posttest sebelum dilakukan

pengambilan data. Uji coba dilakukan di SDN 9 Bujung Tangaya dengan

jumlah siswa 22 orang. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas dan

reabilitas instrumen.

Pelaksanaan penelitian, peneliti menerapkan proses pembelajaran

sesuai dengan Rancangan Perencanaan Pembelajaran ( RPP ) yang telah

dibuat dan dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran matematika dalam

hal ini guru kelas IV. Peneliti melakukan pembelajaran sebanyak 4 kali

pertemuan dimana pemberian pretest dilakukan pada saat sebelum

memasuki tahap pelaksanaan pembelajaran pertama sedangkan soal post

test diberikan pada pertemuan terakhir, yakni pertemuan ke 4.

Pertemuan pertama peneliti memulai langkah pembelajaran dengan

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan inti

dimulai dengan peneliti melakukan tanya jawab mengenai materi

sebelumnya yaitu tentang operasi bilangan untuk memudahkan siswa

dalam mempelajari teknik perkalian dengan metode jarimatika. Peneliti

memberikan rangsangan berupa materi tentang perkalian dimulai dengan

perkalian rendah yaitu perkalian 1 sampai dengan perkalian 3. Peneliti

memberikan kesempatan kepada siswa untuk tampil ke depan kelas

melakukan teknik perkalian.

Pertemuan kedua, peneliti melanjutkan materi berikutnya dengan

kembali melakukan tanya jawab mengenai materi sebelumnya untuk

Page 73: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

50

dihubungkan dengan materi yang baru. Pada pertemuan ini peneliti

meminta siswa untuk kembali melakukan teknik perkalian di depan kelas

dengan perkalian yang lebih sulit yaitu perkalian 4 sampai dengan

perkalian 9. Pada kesempatan ini peneliti mulai mengajarkan konsep

perkalian sebagai penjumlahan berulang. Siswa diberi kesempatan

berdiskusi dengan teman sebangku tentang konsep perkalian sebagai

penjumlahan berulang dengan menuliskan perkalian dalam bentuk

penjumlahan berulang di buku masing – masing.

Pertemuan ketiga, peneliti memperkenalkan metode jarimatika kepada

siswa sebagai solusi mudah untuk menguasai perkalian. Pada tahap ini,

peneliti meminta siswa untuk tampil ke depan kelas untuk melakukan

perkalian dengan menggunakan metode jarimatika sampai peserta didik

betul – betul menguasai teknik ini.

Pertemuan keempat, peneliti membagikan lembar soal posttest untuk

mengetahui hasil belajar siswa setelah mempelajari materi perkalian

dengan menggunakan metode jarimatika.

2) Kelas Eksperimen 2 Metode Penemuan

Pada tahap ini, peneliti mengajak siswa untuk menguraikan soal cerita

menjadi suatu penemuan. Pada metode penemuan ini, peneliti membuat

soal cerita kemudian siswa diberi tugas untuk menyelesaikan soal cerita

tersebut dengan menggunakan metode penemuan.

Soal cerita disini adalah bertujuan untuk mengajak siswa memahami

dan menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan dengan kalimat

Page 74: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

51

matematika sehingga memudahkan peserta didik untuk memahami

maksud dari soal cerita tersebut.

Pada tahap pertama peneliti memulai langkah pembelajaran dengan

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan ini

dimulai dengan pemberian soal pretest dan setelah itu peneliti melakukan

tanya jawab mengenai materi sebelumnya tentang teknik dalam perkalian

baik dengan menggunakan penjumlahan bersusun maupun dengan

menggunakan teknik jarimatika seperti yang dijelaskan sebelumnya oleh

peneliti. Peneliti memberikan sedikit stimulus dengan mengajak siswa

untuk melakukan penjumlahan berulang dengan meminta peserta didik

satu persatu tampil didepan kelas dan menuliskan di papan tulis

penjumlahan berulang yang dimaksud.

Pertemuan kedua, peneliti melanjutkan materi dengan pemberian soal

– soal cerita yang didalamnya mengandung kalimat matematika tentang

perkalian. Pada kesempatan ini peneliti mulai mengajarkan konsep

tentang bagaimana menguraikan soal cerita menjadi kalimat matematika

yang lebih mudah di pahami dan dicerna oleh peserta didik sehingga

memudahkan para peserta didik untuk menemukan petunjuk

sebagaimana yang diinginkan dalam soal cerita tersebut.

Pertemuan ke tiga, peneliti memperkenalkan metode penemuan

kepada peserta didik sebagai salah satu solusi dalam menjawab dan

memahami soal – soal cerita yang diberikan kepada siswa. Peneliti

Page 75: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

52

memberi peserta didik contoh – contoh spesifik dan memandu peserta

didik untuk memahami topik tersebut. Metode penemuan ini membantu

peserta didik untuk menyelesaikan masalah itu sendiri memalui soal cerita

dan menemukan sesuatu yang baru.

Pertemuan keempat, peneliti membagikan soal – soal sebagai post

test atau evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta

didik setelah mempelajari konsep metode penemuan ini.

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Pengembangan Instrumen

Penelitian ini menggunakan instrumen tes kemampuan berhitung dan

pemecahan masalah matematika pada kelas eksperimen 1 dan kelas

eksperimen 2. Instrumen ini divalidasi oleh 2 orang ahli yaitu Validator

1(dosen dari STKIP Pelita Nusantara Buton ) dan Validator 2 (rekan guru

sekolah dasar alumni UNM Jurusan Pendidikan Matematika Sekolah)

Untuk mendapatkan instrumen yang valid, maka dilakukan proses validasi

instrumen.

Instrumen yang divalidasi adalah Tes kemampuan berhitung dan tes

pemecahan masalah berupa soal – soal pilihan ganda sebanyak 10 nomor

dan uraian sebanyak 5 nomor dan RPP yang menggunakan metode

jarimatika dan metode penemuan. Tujuan validasi instrumen tersebut yaitu

untuk mengetahui apakah instrumen tersebut layak atau tidak untuk

dijadikan instrumen penelitian. Selanjutnya data hasil validasi pakar

dianalisis dengan validasi Gregory, menurut Lawshe dan Martuza dalam

Page 76: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

53

Ruslan (2009:19), relevansi kedua pakar secara menyeliruh merupakan

validasi isi Gregory, yaitu koefisien validasi isi hitung menggunakan rumus

Validasi isi = D A+B+C+D

Keterangan :

A =sel yang menunjukkan kedua penilai / pakar menyatakan tidak

relevan

B&C =sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antar penilai/pakar

D = sel yang menunjukkan kedua penilai/pakar memenuhi validasi isi

Adapun model kesepakatan antar penilai untuk validasi adalah sebagai

berikut :

Tabel1.5. Kesepakatan Dua Pakar Menurut Model Gregory dalam Ruslan ( 2009)

Tabulasi Penilaian dari Ahli

Validator I

Tidak relevan skor

( 1-2)

Relevan skor

( 3-4)

Validator II

Tidak relevan skor

( 1-2) A B

Relevan skor

( 3-4) C D

Untuk memutuskan apakah instrumen yang telah dikembangkan

memiliki tingkat validitas, maka digunakan model kesepakatan tersebut

dengan menggunakan kriteria hasil penilaian dari kedua validator minimal

memiliki relevansi kuat. Jika hasil dari koefisien validitas isi ini tinggi (V

Page 77: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

54

>0,5 %) maka dapat dinyatakan bahwa hasil pengukuran adalah

sahih/valid. Namun apabila tidak demikian maka dilakukan revisi

berdasarkan saran dari validator atau dengan melihat kembali aspek –

aspek yang nilainya kurang. Setelah itu dilakukan pres validasi ulang

terhadap instrumen yang telah direvisi, sampai diperoleh hasil yang valid.

Instrumen yang telah valid inilah yang digunakan untuk mengambil data

dari informan. Adapun kategori yang digunakan dalam penilaian adalah

sebagai berikut:

Tabel.1.3 Kategori Penilaian tingkat kevalidan dan aspek penilaian alat

No Skor Kategori

1. 1-1,5 Sangat tidak valid

2. 1,6 – 2,5 Tidak Valid

3. 2.6 – 3,5 Kurang Valid

4. 3,6-4,0 Cukup Valid

5. 4,1 - 5 Valid

1) Hasil Validasi Silabus

Dari hasil validasi diperoleh nilai validitas = 0,7. Nilai tersebut lebih

besar dari 0,5 sehingga dapat dikatakan bahwa silabus yang

digunakan valid. Hasil validasi silabus pada kemampuan berhitung

dan pemecahan masalah ditampilkan dalam tabel berikut :

Page 78: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

55

Tabulasi Penilaian dari Ahli

Validator I

Tidak relevan skor

( 1-2)

Relevan skor

( 3-4)

Validator II

Tidak relevan skor

( 1-2) 7 0

Relevan skor

( 3-4) 0 19

Berdasarkan hasil validitas silabus maka dapat kita lihat bahwa

untuk sel yang menyatakan kedua pakar/ penilai menyatakan tidak

relevan sebanyak 7 skor, dan sel yang menunjukkan kedua pakar/penilai

memenuhi validitas isi adalah sebanyak 19 skor.

2). Hasil Validasi RPP Kurikulum 2013.

Dari hasil validasi diperoleh nilai validitas =0.7 . Nilai tersebut lebih

dari 0,5 sehingga dapat dikatakan bahwa RPP Kurikulum 2013

dengan menggunakan metode jarimatika memenuhi kriteria valid.

Hasil validasi RPP Kurikulum 2013 dengan menggunakan metode

Jarimatika ditampilkan dalam tabel 1.8 berikut :

Page 79: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

56

Tabel 1.8 Hasil Perhitungan Instrumen Validasi

Tabulasi Penilaian dari Ahli

Validator I

Tidak relevan skor

( 1-2)

Relevan skor

( 3-4)

Validator II

Tidak relevan skor

( 1-2) 9 0

Relevan skor

( 3-4) 0 27

3). Hasil Validitas Instrumen Tes

a. Tes instrumen kemampuan berhitung

Tabulasi Penilaian dari Ahli

Validator I

Tidak relevan skor

( 1-2)

Relevan skor

( 3-4)

Validator II

Tidak relevan skor

( 1-2) 9 0

Relevan skor

( 3-4) 0 27

Berdasarkan perhitungan di atas dapat kita lihat bahwa hasil

validitas memperoleh nilai 0,75 sehingga dapat dikatakan bahwa

Page 80: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

57

tes kemapuan berhitung yang digunakan memenuhi kriteria

valid.

b. Tes kemampuan pemecahan masalah

Tabulasi Penilaian dari Ahli

Validator I

Tidak relevan skor

( 1-2)

Relevan skor

( 3-4)

Validator II

Tidak relevan skor

( 1-2) 9 0

Relevan skor

( 3-4) 0 27

Hasil validitas di atas menunjukkan skor 0,75 yang menunjukkan

bahwa hasil tes pemecahan masalah memenuhi kriteri valid karena

nilai tersebut lebih dari 0,5.

2. Analisis Statistik Deskriptif

Data hasil penelitian ini berupa hasil Pretest dan Posttest

kemampuan berhitung dan pemecahan masalah matematika siswa

kelas IV SDN 9 Bujung Tangaya , SDN 5 Bowong, SDN 20 Bujung

Tangaya dan SDN 29.4 Majannang. Hasil pretest dan posttest

kemampuan berhitung dan pemecahan masalah diperoleh melalui

tes yang berbentuk pilihan ganda dan uraian. Nilai yang diperoleh

setiap siswa pada kedua variabel terikat tersebut dikonversikan

dalam rentang 1-100 untuk memperoleh gambaran secara lebih jelas

Page 81: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

58

dan menyeluruh hasil penelitian, maka pada bagian ini akan

dideskripsikan secara berurutan sebagai berikut :

a. Deskripsi Nilai Kemampuan Berhitung

Nilai kemampuan berhitung siswa mengacu dan diadaptasi

dari perangkat Kurikulum 2013. Berdasarkan acuan ini rata –

rata skor 0-60 dikategorikan predikat D atau Perlu Bimbingan;

skor 60-72 dikategorikan predikat C atau Cukup ; skor 72-86

dikategorikan predikat B atau Baik; skor 86-100 dikategorikan

predikat A atau sangat baik.

b. Deskripsi Nilai Pemecahan Masalah

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang

kemampuan memecahkan masalah matematika metode tes

yang berbentuk essay yang berjumlah 5 item/soal.

Selanjutnya tes ini disebut dengan Tes Pemecahan Masalah

Matematika ( TPMM). TPMM dibuat mengacu pada materi

perkalian dengan menggunakan soal cerita. Penskoran TPMM

mengacu pada indikator pemecahan masalah dari Polya

adapun TPMM disajikan pada tabel 1.9 berikut.

Page 82: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

59

Tahapan Polya Skor Indikator Penskoran

Memahami Masalah 3 Siswa mampu menuliskan (mengungkapkan) apa yang diketahui dan ditanyakan dari masalah yang diajukan dengan jelas.

2 Siswa hanya menuliskan (mengungkapkan) apa yang diketahui atau apa yang ditanyakan saja.

1 Siswa menuliskan data /konsep /pengetahuan yang tidak berhubungan dengan masalah yang diajukan sehingga siswa tidak memahami masalah yang diajukan.

0 Siswa tidak menuliskan apapun sehingga siswa tidak memahami makna dari masalah yang disajikan

Merencanakan Menyelesaikan

2 Siswa menuliskan syarat cukup dan syarat perlu ( rumus) dari masalah yang diajukan serta menggunakan semua informasi yang telah dikumpulkan.

1 Siswa menceritakan /menuliskan langkah – langkah untuk menyelesaikan masalah tetapi tidak runtut.

0 Siswa tidak menceritkan /menuliskan langkah – langkah untuk menyelesaikan masalah.

Melaksanakan rencana

4 Siswa melaksanakan rencana yang telah dibuat,menggunakan langkah – langkah menyelesaikan masalah secara benar, tidak terjadi kesalahan prosedur, dan tidak terjadi kesalahan algoritma/perhitungan.

3 Siswa melaksanakan rencana yang telah dibuat, menggunakan langkah – langkah menyelesaikan masalah secara benar, dan tidak terjadi kesalahan prosedur, tetapi terjadi kesalahan algoritma/perhitungan

2 Siswa melaksanakan rencana yang telah dibuat, tetapi terjadi kesalahan prosedur.

1 Siswa melaksanakan rencana yang telah dibuat , tetapi terjadi kesalahan prosedur dan kesalahan algoritma/perhitungan

Page 83: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

60

0 Siswa tidak mampu melaksanakan rencana yang telah dibuat.

Memeriksa kembali 1 Siswa melaksanakan pemeriksaan kembali jawaban

0 Siswa tidak melakukan pemeriksaan kembali jawaban.

Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data

deskriptif secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara

kualitatif dilakukan melalui penelaahan untuk mengetahui

validitas isi instrumen yaitu kesesuaian antara soal – soal

dalam tes dengan indikator yang telah disusun sebelumnya,

hal ini merujuk pendapat dari Budoyono(2013) bahwa suatu

instrumen dikatakan valid menurut validitas isi jika isi

instrumen tersebut telah merupakan sampel yang

representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur.

Sedangkan analisis secara kualitatif dilakukan dengan

pendekatan teori tes klasik yang perhitungannya dibantu

dengan program Microsoft Exell. Beberapa aspek yang

dianalisis secara kuantitatif merujuk pada Santayasa(2005),

yaitu daya pembeda butir dan konsistensi internal tes

(reliabilitas tes). Karena item pada tes pemecahan masalah

adalah soal berbentuk essay maka tingkat kesukaran kurang

lazim digunakan untuk soal berbentuk essay.

Deskripsi nilai untuk pemecahan masalah yang diperoleh

dapat dilhat sebelum mendapat perlakuan yaitu soal Pretest,

Page 84: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

61

sedangkan nilai Posttest pemecahan masalah yang dapat

dilihat setelah mendapat perlakuan berupa penggunaan

metode jarimatika dan metode penemuan pada kelas

eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Distribusi frekuensi ini

dinyatakan dalam bentuk interval. Deskripsi rerata skor untuk

pemecahan masalah siswa dapat di deskripsikan kedalam

tabel berikut:

Tabel 1.6 Descriptive Statistics

Distribusi Nilai Statistik Kemampuan berhitung

Pre-test dan Post-test

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Pre-Test Eksperimen 1 31 50,00 70,00 61,0968 4,87411

Post-Test Eksperimen 1 31 70,00 100,00 82,9355 6,71285

Pre-Test Esperimen 2 31 50,00 70,00 60,7179 4,93616

Post-Test Eksperimen 2 31 70,00 100,00 84,6154 7,24974

Valid N (listwise) 31

Tabel. 1.7 Decsriptive Statistic Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen 1

Hasil deskriptif statistik pemecahan masalah pada kelas

eksperimen 1 yang jumlah peserta didik sebanyak 31 orang. Nilai tertinggi

Page 85: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

62

adalah 60,00 dan nilai terendah adalah 100,00 dimana mean atau rata –

ratanya adalah 71,935 sedangkan standar deviasi adalah 10,77632.

Tabel.1.8 Descriptif Statistic Pemecahan Masalah Kelas

Eksperimen 2

Hasil deskriptif statistik pemecahan masalah pada kelas

ekseperimen 2 yang jumlah peserta didik sebanya 31 orang. Nilai

terendah adalah 60,00 dan nilai tertinggi adalah 100,00. Rata – rata

72,0513 dan standar deviasi sebanyak 8,32861.

Tabel 1.9 Descriptif Statistik Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen 1

dan 2

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa dari kedua kelas yaitu kelas

eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 yang jumlah peserta didik sebanyak

62 orang sehingga didapatkan nilai tertinggi adalah 60,00 dan nilai

terendah adalah 100,00. Rata – rata adalah 72,000 dan standar deviasi

adalah 9,51784.

3. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis.

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan

Page 86: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

63

kemampuan berhitung dan pemecahan masalah siswa dalam penelitian

ini adalah uji manova. Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu

dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas, uji Paired sampel t-test

dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan terhadap data skor kemampuan

berhitung siswa dan pemecahan masalah, baik siswa yang

mendapat perlakuan dengan metode jarimatika maupun yang

menggunakan metode penemuan. Dalam pengujian normalitas

ini yang diuji adalah hasil preteset dan posttest kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas data dilakukan

dengan menggunakan uji Kolmogorov – Smirnov pada taraf

signifikansi = 0,05. Kriteria pengujian data adalah jika

diperoleh nilai signifikan p > 0,05 maka data dikatakan

berdistribusi normal. Berdasarkan data kemampuan berpikir

kritis dan pemahaman konsep siswa dari pretest – posttest yang

diolah dan dianalisis menggunalan bantuan SPSS versi 15,

maka dapat dikemukakan normalitas data seperti pada tabel di

bawah ini.

Page 87: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

64

Tabel.1.8.Hasil Uji Normalitas kemampuan berhitung Kolmogorov – Smirnov Test

Test of Normalitiy

Kelas Kolmogorov-Smirnov(a)

Shapiro-Wilk

Statisti

c df Sig.

Statistic

Df Sig.

Kemampuan Berhitung Siswa

Pre-Test Kelas Eksperimen 1 Jarimatika

,223 31 ,000 ,889 31 ,007

Post-Test Kelas Eksperimen 1 Jarimatika

,153 31 063 ,948 31 ,134

Pre-Test Kelas Eksperimen 2 Penemuan

,211 31 ,000 ,919 39 ,008

Post-Test Kelas Eksperimen 2 Penemuan

,137 31 ,064 ,960 39 ,176

This is a lower bound of the significance.

Hasil analisis pada Tabel 1.8 diperoleh nilai normalitas pada hasil

Pretest kelas eksperimen 1 sebesar sig 0,000, pada post test kelas

eksperimen 1 sebesar sig 0,63, pada pre test kelas eksperimen 2 sig

0,000, pada postest eksperimen 2 sig sebesar 0,063. Nilai signifikansi

tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara data yang di uji dengan data normal baku, sehingga

disimpulkan bahwa data pada pengujian ini terdistirbusi secara normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel

yang diambil berasal dari populasi dengan varian yang sama atau tidak.

Jika kedua kelompok sampel mempunyai varian yang sama maka

kelompok tersebut dikatakan homogen. Uji homogenitas dilakukan untuk

mengetahui bahwa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 memiliki

kemampuan yang sama atau tidak. Hal ini penting dikarenakan sebelum

Page 88: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

65

penelitian dilaksanakan di dalam kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2

belum memiliki kemampuan yang sama maka harus dilakukan perlaukan

tambahan agar kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 memiliki

kemampuan yang sama. Untuk uji homogenitas varian dari kedua kelas,

maka digunakan uji homogenitas menggunakan levene’s test of equality

of error variance, dengan mengambil nilai post test kelas eksperimen 1

dan kelas eksperimen 2.

Kaidah pengujian homogenitas sebagai berikut. Jika p 0,05

maka Ho diterima berarti tidak ada perbedaan varians kemampuan

berhitung siswa dan pemecahan masalah siswa antara kelas eksperimen

1 dan kelas eksperimen 2. Hasil uji homogenitas data hasil penelitian

terlihat pada Tabel berikut ini

Tabel 1.10. Hasil Uji Homogenitas Post test Kemampuan Berhitung siswa

Box's Test of Equality of Covariance Matrices(a)

Box's M 75,853

F 24,371

df1 3

df2 648000,000

Sig. ,000

Tests the null hypothesis that the observed covariance matrices of the dependent variables are equal across groups. a Design: Intercept+Metode

Uji Box M merupakan prasyarat dalam melakukan uji manova,

dimana niali sig 0,000 lebih kecil dari 0,05.

Page 89: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

66

Tabel.1.11.Hasil Uji Homogenitas Test Of Homogeneity of Variances Post test Kemampuan Berhitung Siswa

Levene's Test of Equality of Error Variances(a)

F df1 df2 Sig.

K.Berhitung ,911 1 60 ,344

P.masalah 38,879 1 60 ,000

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a Design: Intercept+Metode

Hasil analisis pada tabel diperoleh nilai homogenitas untuk

kemampuan berhitung adalah 0,344 dan nilai untuk pemecahan

masalah adalah 0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05 maka

signifikan data kemampuan berhitung siswa yang diuji berasal

dari populasi yang bervariansi homogen.

C. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan menggunakan

multivariate test. Adapun hasilnyaadalah sebagai berikut :

Tabel 1.12 Uji Hipotesis Multivariate test.

Multivariate Tests

Value F Hypothesis df Error df Sig.

Pillai's trace ,155 5,399(a) 2,000 59,000 ,007

Wilks' lambda ,845 5,399(a) 2,000 59,000 ,007

Hotelling's trace ,183 5,399(a) 2,000 59,000 ,007

Roy's largest root ,183 5,399(a) 2,000 59,000 ,007

Each F tests the multivariate effect of Metode. These tests are based on the linearly independent pairwise comparisons among the estimated marginal means. a Exact statistic

Page 90: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

67

Tabel 1.12 Uji Hipotesisi test Of Between Subjects Effects.

Tests of Between-Subjects Effects

Source Dependent Variable

Type III Sum of

Squares df Mean

Square F Sig.

Corrected Model

K.Berhitung 98,129(a) 1 98,129 2,502 ,119

P.masalah 552,016(b) 1 552,016 4,061 ,048

Intercept K.Berhitung 439490,323

1 439490,323 11204,1

12 ,000

P.masalah 399524,661

1 399524,661 2939,00

6 ,000

Metode K.Berhitung 98,129 1 98,129 2,502 ,119

P.masalah 552,016 1 552,016 4,061 ,048

Error K.Berhitung 2353,548 60 39,226

P.masalah 8156,323 60 135,939

Total K.Berhitung 441942,000

62

P.masalah 408233,000

62

Corrected Total

K.Berhitung 2451,677 61

P.masalah 8708,339 61

a R Squared = ,040 (Adjusted R Squared = ,024) b R Squared = ,063 (Adjusted R Squared = ,048)

Dalam penelitian ini hasil uji multivariate samples test dipakai

untuk menjawab rumusan masalah :

1. Apakah ada pengaruh metode jarimatika terhadap

kemampuan berhitung siswa dan pemecahan masalah di

sekolah dasar wilayah 1 Kec.Bungoro ?

2. Apakah ada pengaruh metode penemuan terhadap

kemampuan berhitung siswa dan pemecahan masalah di

sekolah dasar wilayah 1 Kec. Bungoro ?

Page 91: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

68

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah diuraikan di atas

dikemukakan pembahasan sebagai berikut :

1. Terdapat Pengaruh Pada Kemampuan Berhitung Siswa dan

Pemecahan Masalah yang diajarkan dengan menggunakan metode

Jarimatika dengan kelas yang diajarkan dengan menggunakan

metode penemuan.

Berdasarkan uji statistik dengan Uji Independent Saamples – Test

dibuktikan bahwa ada pengaruh antara kemampuan berhitung

siswa dengan pemecahan masalah pada kelas yang diajarkan

dengan menggunakan metode jarimatika dan metode penemuan.

Nilai signifikan yang diperoleh yaitu 0,000 lebih kecil dari 0,05.

Adanya perbedaan tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh

antara metode jarimatika dan metode penemuan terhadap

kemampuan berhitung dan pemecahan masalah siswa di SDN

Wilayah 1 Kecamatan Bungoro.

Meskipun metode jarimatika dan metode penemuan mempunyai

keunggulan dan kelemahan masing- masing, namun pada

penelitian ini menunjukkan bahwa metode jarimatika memiliki

pengaruh yang lebih dengan metode penemuan. Hal ini terlihat dari

rata – rata nilai hasil post test pada kelas eksperimen 1 yang

menggunakan metode jarimatika. Sedangkan pada kelas kontrol

Page 92: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

69

yang menggunakan metode penemuan nilai post test sedikit lebih

rendah.

Pengaruh metode jarimatika terhadap kemampuan berhitung dan

pemecahan masalah. Berdasarkan hasil uji independent samples

test, diperoleh kesimpulan bahwa metode pembelajaran

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan

keterampilan berhitung siswa dalam operasi hitung perkalian. Hasil

penelitian metode jarimatika menunjukkan bahwa variabel tersebut

memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan

keterampilan berpikir kritis siswa tentang operasi hitung perkalian

sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Kontribusi ini menunjukkan

bahwa penerapan metode jarimatika dapat meningkatkan

kemampuan berhitung siswa dan pemecahan masalah di wilayah 1

Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep. Secara keseluruhan

terdapat peningkatan kemampuan berhitung siswa dan pemecahan

masalah jika menggunakan metode jarimatika dan metode

penemuan seperti yang ditunjukkan oleh jumlah total pengaruh

penerapan model ini.

Adanya peningkatan kemampuan berhitung siswa dan pemecahan

masalah siswa dikarenakan adanya perubahan metode

pembelajaran yang mencakup kemampuan berhitung siswa. Pada

kelas eksperimen 1 dengan menggunakan metode jarimatika yang

memberikan dampak positif terhadap siswa. Metode ini mampu

Page 93: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

70

memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih berpikir kritis dan

memecahkan persoalan matematika yang dihadapi di kelas selama

pembelajaran berlangsung.

Page 94: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka

selanjutnya akan kami uraikan kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Terdapat perbedaan kemampuan berhitung dengan menggunakan

metode jarimatika pada siswa kelas IV di wilayah 1 Kecamatan

Bungoro Pangkep.

2. Terdapat perbedaan pemecahan masalah siswa dengan

menggunakan metode jarimatika pada siswa kelas IV di Wilayah 1

Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.

3. Terdapat perbedaan kemampuan berhitung siswa dengan

menggunakan metode penemuan pada siswa kelas IV di sekolah

dasar wilayah 1 Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.

4. Terdapat perbedaan pemecahan masalah siswa dengan

menggunakan metode penemuan pada siswa kelas IV di wilayah 1

Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.

Hal ini berdasarkan pada perhitungan uji Independent Sampel test

untuk kemampuan berhitung dan pemecahan masalah diperoleh

nilai sig sebesar 0,000<0,05, maka Ho ditolak dan 𝐻𝑎 diterima.

Page 95: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

72

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, disarankan hal – hal sebagai berikut :

1. Dalam penelitian ini terbukti bahwa model pembelajaran dengan

menggunakan metode jarimatika dan metode penemuan lebih

unggul dan efektif maka disarankan kepada rekan – rekan guru

untuk menggunakan metode pembelajaran dengan teknik

jarimatika dan metode penemuan dalam kegiatan pembelajaran

matematika terkhusus untuk operasi perkalian dibandingkan hanya

dengan mengharuskan siswa untuk menghafalan perkalian.

2. Disarankan kepada rekan – rekan guru untuk menambah wawasan

keilmuan mengenai pembelajaran dengan menggunakan metode

jarimatika dan metode penemuan, sehingga pembelajaran

matematika di kelas terutama materi perkalian membuat siswa

merasa senang dan menyukai pelajaran matematika terkhusus

perkalian.

3. Disarankan kepada peneliti lain agar mengembangakan penelitian

ini pada mata pelajaran lain dan sampel yang berbeda.

Page 96: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

73

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2012). Tehnik Belajar Cepat Jarimatika. Jakarta: Sandro Jaya.

Arikunto. (1999). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. ed.Rev.

IV. Yogyakarta: Rineka Cipta.(2010). Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek. Jakarta:cipta.

Astuti. (2013). Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika. Jakarta: Lingkar

Media

Awaliyah, A. K. (2017). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

Siswa pada Materi Perkalian dengan Teknik Jarimatika.

Darmawan, D. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya Offset.

Depdikbud. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang

Sistem Pendidikan Indonesia.

Depdiknas,Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Pusat

Kurikulum Balitbang Depdiknas ,(2006).

Dwi Sunar Prasetyono. (2008). Pintar Jarimatika. Yogyakarta: Diva Press.

Effendi, L. A. (2012). Pembelajaran Matematika Dengan Metode

Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan

Representasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP.

Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 13 No. 2 Oktober 2012. Universitas

Pendidikan Indonesia (UPI).

Hadi, S., & Radiyatul. (2014). Metode Pemecahan Masalah Menurut Polya

untuk Mengembangkan KemampuanSiswa dalam Pemecahan

Masalah Matematis di Sekolah Menengah Pertama. Edu-Mat Jurnal

Pendidikan Matematika.

Hasanah, A. U ( 2018 ). Penggunaan Metode Jarimatika Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Kelas 2 SDN

Sukorejo.

Heruman. (2008). Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar.

Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

Jumadi. (2013). Penerapan Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Bagi Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 9 Malang. Artikel Universitas Negeri Malang (UNM).

Mawaddah, S., & Anisah, H. (2015). Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Siswa pada Pembelajaran Matematika dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Generatif (Generative Learning)

di SMP. Edu-Mat Jurnal Pendidikan Matematika,

M.K. Abdullah. (2012). Tehnik Belajar Cepat Jarimatika. Jakarta: Sandro

Jaya.

Page 97: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

74

Prasetyono, D. S. (2008). Pintar Jarimatika. Yogyakarta: Diva Press.

Prasetyono, D. S. dkk. (2009). Memahami Jarimatika untuk Pemula.

Yogyakarta: Diva Press.

Priyatno, Duwi. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS.

Yogyakarta: Mediakom.

Purwatiningsih, S. (2014). Penerapan Metode Penemuan Terbimbing

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Luas

Permukaan dan Volume. Dalam Jurnal Elektronik Pendidikan

Matematika Tadulako.

Rahman, D. N ( 2013) Efektivitas Matematika Pada Bab Perkalian

Memulai Metode Jarimatika Terhadap Ketuntasan Belajar Siswa

Kelas II MI Pabelan.Semarang.

Rahmatullah, B. S. (2016). Pengaruh Penggunaan Metode Jarimatika

terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV SD Negeri 06 Metro

Barat Tahun Pelajaran 2015/2016. Lampung: Universitas Lampung.

Sarip. (2011). Pembelajaran Matematika dengan MetodePendekatan

Jarimatika Teknik Berhitung Praktispada Siswa Kelas VI SD

Kedokansayang 03 Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal. Oktadika:

Literasi Gaya Hidup Guru.

Septianti, D. A. (2010). Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika

Menggunakan Jarimatika Dalam Tema Lingkungan SiswaKelas II di

SD Negeri 2 Klapa Sawit Kalimanah, Purbalingga. Jurnal.

Yogyakarta: UNY

Septi Peni Wulandani ( 2007) Jarimatika Perkalian dan Pembagian.

Jakarta:PT.Kawan Pustaka

Septi Peni Wulandani. (2013). Jarimatika Perkalian dan Pembagian.

Jakarta: PTKawan Pustaka.

Sitio Tiarmino (2017). Penerapan Metode Jarimatika Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Kelas 1 SDN 003 Pagaran Tapah Darussalam,

Rokan Hulu.

Sugiyono(2014),Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif,Kualitatif dan R&D , Bandung :Alfabeta.

Trivia Astuti. (2013). Metode Berhitung Lebih Cepat Jarimatika. Jakarta:

Lingkar Media.

Ulvah, S. (2016). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

Ditinjau Melalui Model Pembelajaran SAVI dan Konvensional. Jurnal

Riset Pendidikan,

Wijiastuti Asri (2013)Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui

Metode Jarimatika Pada Siswa TunaRungu Kelas IV di SLB

Sariwiyata Wilingi – Blitar .Sumber

Page 98: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

75

:http://ejaurnalunesia.ac.id/article/3272/15/article.pdf.Diunduh pada

tanggal 7 Januari 2018.

Widodo, S., & Kartikasari. (2017). Pembelajaran Pemecahan Masalah

Matematis Siswa Sekolah Dasar dengan Model Creative Problem

Solving (CPS). Jurnal Prisma Universitas Suryakencana,

Wulandani, S. P. (2013). Jarimatika Perkalian dan Pembagian. Jakarta:

PT Kawan Pustaka

Wulandari, S. P. (2009). Jarimatika. Jakarta: Kawan Pustaka.

Page 99: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

85

Riwayat Hidup

Herlina, lahir di Bungoro pada tanggal 24 November 1984.

Penulis pertama kali menempuh pendidikan di SDN 19

Malewang Kecamatan Bungoro pada tahun 1992 dan tamat

pada tahun 1997. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan

di SMP Negeri 1 Bungoro dan menyelesaikan pendidikannya pada tahun

2003 di SMU Negeri 1 Pangkajene jurusan IPA (Ilmu Pendidikan Alam). Di

tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di bangku kuliah di

Universitas Negeri Makassar jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (

PGSD) Diploma II selama kurang lebih 3 tahun dan berhasil meraih gelar

A.Ma pada tahun 2005. Setahun setelah itu, tepatnya di tahun 2006

penulis berhasil lolos menjadi PNS setelah mengikuti seleksi penerimaan

Pegawai Negeri Sipil di daerah Kabupaten Pangkep dalam golongan II / B

dan terhitung mulai tanggal 01 April 2006 di unit kerja SD Negeri 9 Bujung

Tangaya Kec.Bungoro Pangkep. Setelah rehat selama kurang lebih dua

tahun, tepatnya ditahun 2007 penulis kembali melanjutkan pendidikan

jurusan PGSD S1 di Universitas Muhammadiyah dengan Program Jarak

Jauh hingga 3 tahun lebih. Penulis berhasil menyelesaikan pendidikan

dan meraih gelar S.Pd di tahun 2010. Setelah vakum beberapa tahun

karena ingin berkonsentrasi di sekolah sebagai tenaga pengajar. Kembali

penulis melanjutkan pendidikan di Program Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Makassar dengan jurusan Pendidikan Dasar di tahun

2017 dan tercatat sebagai Alumni Program Pascasarjana di tahun 2020

Page 100: PERBANDINGAN METODE JARIMATIKA DAN METODE …

85

dan berhasil meraih gelar M,Pd. Senang, bangga, dan haru serta rasa

syukur yang tak terhingga bisa melanjutkan pendidikan di Universitas

Muhammadiyah Makassar yang merupakan salah satu Universitas terbaik

di kota Makassar yang menghasilkan lulusan – lulusan berkualitas.