metode-pelaksanaan-konstruksi

16
METODE PELAKSANAAN A. UMUM Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga, target 3T yaitu tepat mutu/kualitas, tepat biaya/kuantitas dan tepat waktu sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai. Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan lapangan. Khususnya pada saat menghadapi kendala–kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan. Konstruksi bangunan memerlukan teknik khusus dalam pembuatannya. Oleh sebab itu, maka metode pelaksanaan bangunan sangat diperlukan untuk mengatasi masalah–masalah dalam pembangunan konstruksi bangunan tersebut.

Upload: lisa-chama

Post on 29-Nov-2015

192 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

konstruksi

TRANSCRIPT

Page 1: METODE-PELAKSANAAN-KONSTRUKSI

METODE PELAKSANAAN

A. UMUM

Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi.

Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode –

metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat,

praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada

suatu proyek konstruksi. Sehingga, target 3T yaitu tepat mutu/kualitas, tepat

biaya/kuantitas dan tepat waktu sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai.

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan

suatu metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan lapangan. Khususnya

pada saat menghadapi kendala–kendala yang diakibatkan oleh kondisi

lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu,

penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan, akan

sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.

Konstruksi bangunan memerlukan teknik khusus dalam pembuatannya.

Oleh sebab itu, maka metode pelaksanaan bangunan sangat diperlukan

untuk mengatasi masalah–masalah dalam pembangunan konstruksi bangunan

tersebut.

B. Material atau Bahan

Bahan–bahan bangunan merupakan syarat mutlak yang harus

dipenuhi di dalam mendirikan atau membuat suatu bangunan. Pemilihan

bahan–bahan tersebut harus benar–benar mendapat perhatian demi

kelancaran pelaksanaan pembangunan dan mendapatkan kualitas bangunan

yang baik.

Material yang diperlukan dalam perencanaan konstruksi PPI

Menganti Kebumen adalah sebagai berikut:

Page 2: METODE-PELAKSANAAN-KONSTRUKSI

1. Batu Pecah

Batu pecah digunakan sebagai lapis pelindung bagian inti, lapis

pelindung 2 dan juga sebagai pelindung kaki bangunan (toe protection)

pada bangunan jetty dan seawall.

2. Adukan Beton Siap Pakai (Ready Mixed Concrete)

Adukan beton ready mixed adalah adukan beton siap pakai yang

dibuat dan diolah sesuai dengan mutu pesanan sehingga pemesan

dapat langsung menggunakan untuk keperluan pengecoran. Pada

proyek ini, beton ready mixed digunakan untuk membuat tetrapod dan

pada lantai dermaga dengan mutu beton K-300.

3. Tulangan Baja

Tulangan baja digunakan untuk pembuatan tulangan pada tetrapod,

bolder, lantai dermaga, balok memanjang, balok melintang dan

penulangan pondasi tiang pancang. Tulangan baja harus bebas dari

karat, sisik dan lapisan yang dapat

mengurangi lekatnya pada beton. Tulangan baja yang digunakan

adalah ∅ 8,∅ 12, ∅ 19, ∅ 25.

4. Kawat Pengikat Tulangan

Kawat pengikat tulangan terbuat dari baja lunak dengan diameter

minimal 1mm. Kawat ini digunakan untuk mengikat tulangan

baja agar tulangan-tulangan tersebut memiliki jarak yang tetap sesuai

dengan rencana.

5. Papan Kayu / Multiplek

Multiplek digunakan untuk acuan cetakan beton atau bekisting pada

pembuatan lantai dermaga.

6. Kayu

Kayu digunakan untuk membantu pembangunan konstruksi baik

sebagai penyangga cetakan ataupun sebagai pijakan. Kayu yang

dipakai harus pada kondisi yang baik, tidak cacat dan tidak lapuk.

Page 3: METODE-PELAKSANAAN-KONSTRUKSI

Pada proyek ini, kayu digunakan sebagai perancah dan penguat

bekisting. Karena hanya sebagai alat bantu dalam pelaksanaan

pekerjaan tertentu dan sifatnya sementara, maka dipilih kayu dengan

kelas keawetannya tidak terlalu tinggi tetapi cukup kuat menahan

beban yang akan diterima.

C. Peralatan Kerja

Selain bahan bangunan, untuk pelaksanaan proyek ini juga

diperlukan adanya peralatan kerja sebagai sarana untuk membantu

dan memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Sebagaimana halnya

pengadaan barang, maka dalam pengadaan dan pemilihan peralatan

kerja harus dilakukan kiat khusus agar pemilihan jenis peralatan kerja

tersebut dapat menghasilkan efektifitas dan produktifitas alat yang

optimal, antara lain :

a. Merinci mengenai peralatan yang dibutuhkan.

b. Memperhitungkan banyaknya alat yang akan dipakai sesuai

dengan volume pekerjaan yang akan dilaksanaan.

c. Memperhitungkan kapasitas alat.

d. Memperhitungkan biaya alat (sewa/beli,pemeliharaan,dll).

e. Memperhitungkan daya tahan alat.

Peralatan-peralatan yang digunakan pada perencanaan

konstruksi PPI Menganti Kebumen adalah:

1. Truk Mixer

Truck mixer adalah kendaraan pengangkut adukan beton ready mix

dari tempat pembuatannya ke lokasi proyek.

2. Concrete Pump

Concrete Pump adalah kendaraan yang berfungsi untuk membantu

mengalirkan adukan beton ready mix dari truck mixer ke lokasi

pengecoran yang lebih tinggi maupun yang jauh lebih rendah dari

kedudukan truck mixer.

3. Concrete Vibrator

Page 4: METODE-PELAKSANAAN-KONSTRUKSI

Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk memadatkan

adukan beton, meningkatkan homogenitas adukan pada saat

pengecoran, mengeluarkan gelembung-gelembung udara sehingga

tidak terjadi rongga udara setelah pengerasan beton dan berfungsi

untuk meratakan beton ke segala arah, serta dapat menjangkau celah-

celah terjauh di dalam bekisting.

4. Bar Bender

Bar bender digunakan untuk membengkokkan tulangan sesuai

dengan ukuran yang dikehendaki.

5. Bar Cutter

Bar cutter digunakan untuk memotong baja tulangan sesuai

panjang yang ditentukan.

6. Theodolite

Theodolite digunakan untuk menentukan as bangunan

jetty, seawall

7. Waterpass

Waterpass digunakan untuk menentukan titik–titik elevasi

bangunan jetty, seawall.

8. Dump Truck

Digunakan sebagai pengangkut batu pecah dari quarry dan untuk

membuang material–material yang tidak diperlukan (lumpur dan

pasir).

9. Single acting drop hammer

Single acting drop hammer berfungsi sebagai palu untuk memukul

tiang pancang agar masuk ke dalam tanah pada pekerjaan pondasi

dermaga.

Page 5: METODE-PELAKSANAAN-KONSTRUKSI

10. Excavator

Digunakan untuk menggali tanah. Selain itu, excavator digunakan

untuk penataan timbunan material bangunan dan pemasangan batu

belah pada konstruksi jetty dan seawall.

11. Boat Penarik

Digunakan sebagai alat penarik kapal tongkang dari dan menuju lokasi

pembangunan.

13. Crane

Digunakan untuk mengangkat tiang pancang.

14. Flat Bed Truck

Digunakan sebagai pengangkut tetrapod dari area stock menuju cause

way.

D. PEKERJAAN STUKTUR

1. PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI

Setelah pekerjaan Pendahuluan dan pekerjaan pemancangan selesai

dilakukan, hal yang dilakukan selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah

pondasi. Galian tanah pondasi diperlukan untuk perletakan pondasi plat.

Pengalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan telah

mendapat persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal galian tanah harus

mempunyai jarak yang lebih besar dari lebar pondasi, hal ini berfungi untuk

memungkinkan pemasangannya, penopangan dan lain-lain. Kedalaman

galian harus sesuai dengan gambar rencana.

Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pengawas,

karena tanah tersebut akan dipakai kembali.

2. PEKERJAAN LANTAI KERJA

Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat lantai

kerja dengan campuran beton 1Pc:3Ps:5Kr. Sebelum campuran beton

diletakkan, dasar tanah diratakan terlebih dahulu. Tebal dari lantai kerja ini

Page 6: METODE-PELAKSANAAN-KONSTRUKSI

sekitar 5 cm, setelah lantai kerja mengeras barulah diatasnya diletakkan

pondasi Plat Setempat.

3. PEKERJAAN URUGAN PASIR

Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug,

kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini

berfungsi untuk menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban.

Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga mencapai ketebalan Urugan Pasir

yang sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis yang ada yaitu

sekitar 7 cm.

4. PEKERJAAN URUGAN TANAH

Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah

mengeras. Tanah hasil galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk

menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan lapis demi lapis baik dengan

cara manual atau menggunakan alat stamper.

Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai

yang perlu ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai

dapat berasal dari hasil galian ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah

dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan

kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

5. PEKERJAAN PONDASI

Dalam Proyek ini ada dua buah jenis pondasi yang digunakan yaitu pondasi

tiang pancang dan Pondasi Plat Setempat, yang mana metode pelaksanaan

kedua pondasi tersebut berbeda. Pondasi Plat Setempat dipakai pada

bangunan Pos Jaga, Pagar dan Bangunan Utama, sedangkan Pondasi Tiang

Pancang Digunakan pada Gudang, bangunan Utama dan Pagar Luar.

Adapun Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang yaitu :

a. Pondasi Tiang Pancang

Tiang Pancang yang digunakan yaitu Tiiang Pancang Beton dengan

ukuran 35x35 cm dan panjang sekitar 30 m. Tiang Pancang ini

merupakan barang pabrikan. Sekitar 1 minggu sebelum kegiatan

pemancangan dilakukan, tiang pancang telah dipesan.

Pelaksanaan pemancangan yaitu sebagai berikut :

Melakukan pengukuran kembali dengan theodolit untuk

mendapatkan titik-titik yang akan dipancang dan sesuai dengan

gambar kerja.

Page 7: METODE-PELAKSANAAN-KONSTRUKSI

Setelah didapatkan titik-titik yang akan dipancang, selanjutnya diatur

posisi atau kedudukan dari crane.

Setelah itu dilakukan penyetelan tiang pancang agar tepat pada

posisinya (Centre Line).

Jika tiang pancang telah pas (Centre) maka selanjutnya tiang pancang

dipukul dengan menggunakan hammer. Jika tiang pancang tersebut

telah hampir tertancap seluruhnya namun setelah dilakukan tes

calendering (PDA Test) masih belum mencapai tanah keras, maka

tiang pancang disambung dengan menggunakan las.

Kegiatan pemancangan dapat dihentikan jika hasil tes calendering

(PDA Test) telah menunjukkan nilai yang diinginkan atau telah

mencapai tanah keras. Untuk mengetahui tiang pancang telah

mencapai tanah keras yaitu jika dipukul hammer (alat pemukul) akan

membalik.

Sisa tiang pancang yang muncul di permukaan tanah dipotong dan

dibobok dengan menggunakan alat potong, kemudian besi dari tiang

pancang yang muncul disambungkan ke balok Sloof dan Kolom.

Proses Pelaksanaan Pemancangan

b. Pondasi Plat Setempat

Pondasi Plat Setempat terbuat dengan mutu beton K-300. Hal pertama

dilakukan yaitu merakit tulangan dan bekisting pondasi sesuai dengan

gambar kerja. Perakitan dan pembuatan mal ini dapat dilakukan

bersamaan dengan pengalian tanah pondasi. Setelah itu bekisting

diletakkan diatas lantai kerja dan besi tulangan dimasukkan ke dalam

bekisting. Sebelum besi tulangan diletakkan di dalam bekisting, diatas

lantai kerja di berikan beton tahu kira-kira berukuran 2x2x2 cm dengan

mutu beton yang sama. Beton tahu ini berfungsi agar kedudukan

tulangan pas berada di tengah dan memberikan ruang untuk selimut

beton yang cukup.

Page 8: METODE-PELAKSANAAN-KONSTRUKSI

Jika tulangan dan bekisting telah dipasang maka campuran beton dapat

dituang. Ketinggian curahan harus diperhatikan agar seluruh rongga

dapat tertutupi oleh material.

Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton harus sesuai

dengan job mix design yang ada. Bebas dari material organik, debu dan

telah mendapat persetujuan dari pengawas.

6. PEKERJAAN COR BALOK SLOOF

Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pondasi plat setempat dan pile cap

selesai dilakukan. Pada dasarnya pelaksanaan balok sloof sama dengan

pelaksanaan Pondasi Plat Setempat. Bekisting dan tulangan besi dirakit

terlebih dahulu sesuai dengan shop drawing. Setelah itu barulah campuran

beton dituangkan, campuran beton yang digunakan sama dengan campuran

beton Pondasi yaitu mutu beton K-300. Campuran beton tersebut terlebih

dahulu telah dilakukan job mix design dan nilai slump tesnya sesuai dengan

spesifikasi teknis. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini perlu adanya persetujuan

dari pengawas.

7. PEKERJAAN COR BETON KOLOM

Proses pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :

Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat

fabrikasi. Besi yang digunakan yaitu besi Ø19 sebagai tulangan utama

dan besi Ø10 sebagai sengkang (begel). Besi ini dirakit dan dibentuk

sesuai dengan shop drawing.

Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang

diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak

mudah roboh.

Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan.

Kontrol kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan

pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi

bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar tulangan,

panjang penjangkaran, ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran

baja tulangan yang digunakan, posisi penempatan water stop.

Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada

saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete mixer Truck

diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum

dalam spesifikasi.

Page 9: METODE-PELAKSANAAN-KONSTRUKSI

Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan

konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan

kontrol kualitas.

Kegiatan pengecoran.

Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh

Kegiatan Curing (perawatan)

Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran selesai

dilakukan dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam

keadaan basah.

Proses Pelaksanaan Pekerjaan Kolom

8. PEKERJAAN COR BETON BALOK & RING BALOK

Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom, hanya

saja dalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu dolken/ubar.

Kayu ini berfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting agar bekisting

tetap pada tempatnya (tidak terjadi lendutan). Kayu steger tersebut

ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm. Pelaksanaan pengecoran balok atau

ring balok, biasanya seiringan dengan pelaksanaan Pelat lantai. Dalam

proyek ini tulangan yang digunakan yaitu besi Ø16 & Ø13 sebagai tulangan

utama dan besi Ø8 sebagai sengkang (begel)

9. PEKERJAAN COR BETON PLAT LANTAI

Proses pelaksanaan pekerjaan ini yaitu :

Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting

Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi

balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan

pada kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah.

Pengukuran ini ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi

Page 10: METODE-PELAKSANAAN-KONSTRUKSI

balok. Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat

dapat difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah

disiapkan. Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan

mengatur ketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan

bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan

pelat.

Pekerjaan Pembesian

Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting

siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi.

Pembesian balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan

pembesian pelat lantai. Panjang penjangkaran dipasang 30xD Tulangan

Utama.

Leveling Pengecoran pelat lantai

Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak

terjadi perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu

leveling pengecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku

L.50.50.5 yang ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton

ini ditancapkan hingga posisi besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan

besi siku diukur dengan waterpass dan diukur pada level sesuai gambar

desain.

Pekerjaan Kontrol Kualitas

Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang

dilakukan pada pekerjaan kolom.

Pengecoran beton

Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan

penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara

sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses

pengecoran dipakai Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan alat

vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya

finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena

selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.

Pekerjaan curing

Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan

sehari setelah dilakukan pengecoran.

Page 11: METODE-PELAKSANAAN-KONSTRUKSI

Proses Pelaksanaan Pekerjaan Balok & Pelat Lantai