metode konstruksi robbi 1002426 macam-macam pekerjaan tanah revisi 2

51
Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada pembangunan gedung atau bangunan sipil selalu di lakukan pekerjaan tanah. pada dasarnya metode konstruksi untuk basement dapat di lakukan dengan cara bottom up atau pun dengan cara top down. Metode bottom up pada basement merupakan sebuah metode konstruksi yang di awali dengan proses penyelesaian pekerjaan galian tanah basement kemudian di lanjutkan dengan pelaksanaan elemen struktr bangunan. Berbeda dengan metode top town, pekerjaan galian tanah di lakukan secara bersamaan dengan pekerjaan struktur sehingga efisiensi waktu pengerjaan dapat di maksimalkan agar proyek berlangsung cepat selesai. 1.2 Rumusan masalah : - Bagaimana pemotongan pada tanah keras dan lunak ? - Bagaimana Produktivitas alat berat pada pekerjaan tanah ? - Bagaimaan metode kosntruksi untuk basement dengan metode open cut & cut and cover ? 1.3 Tujuan Adapun tujuan yang ingin di capai yaitu : - Untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam rumusan masalah - Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode konstruksi 1

Upload: robbi-shobri-rakhman

Post on 29-Nov-2015

425 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada pembangunan gedung atau bangunan sipil selalu di lakukan pekerjaan

tanah. pada dasarnya metode konstruksi untuk basement dapat di lakukan dengan cara

bottom up atau pun dengan cara top down. Metode bottom up pada basement

merupakan sebuah metode konstruksi yang di awali dengan proses penyelesaian

pekerjaan galian tanah basement kemudian di lanjutkan dengan pelaksanaan elemen

struktr bangunan. Berbeda dengan metode top town, pekerjaan galian tanah di

lakukan secara bersamaan dengan pekerjaan struktur sehingga efisiensi waktu

pengerjaan dapat di maksimalkan agar proyek berlangsung cepat selesai.

1.2 Rumusan masalah :

- Bagaimana pemotongan pada tanah keras dan lunak ?

- Bagaimana Produktivitas alat berat pada pekerjaan tanah ?

- Bagaimaan metode kosntruksi untuk basement dengan metode open cut & cut and

cover ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin di capai yaitu :

- Untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam rumusan masalah

- Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode konstruksi

1

Page 2: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

BAB II

MACAM – MACAM PEKERJAAN TANAH UNTUK BASEMENT

2.1 Pembersihan permukaan tanah

Pada suatu proyek sebelum dimulai dengan kegiatan penggalian tanah, harus dibuat

gambar kontur dari tanah asli, agar pekerjaan potong dan timbunan tanah (cut & fill) dapat

diperhitungkan. Pada saat sebelum pelaksanaan pekerjaan tanah pada lokasi bangunan dan

fasilitas untuk bangunan, perlu adanya pembersihan / land clearing / clearing and grubbing.

Pembersihan ini ada beberapa kemungkinan dalam pelaksanaannya, tergantung pada tipe

tanamannya, dan tujuan dari pembersihan. Peralatan untuk pembersihan ini yang paling baik

adalah dengan buldoser. Untuk pohon besar buldoser dapat menggali tanah sekeliling pohon,

dengan memotong sebagian akarnya, kemudian ditumbangkan. Tetapi sekarang dengan

memodifikasi buldoser sehingga dapa lebih cepat cara kerjanya. Blade dari buldoser

dimodifikasi sehingga lebih cocok untuk menumbangkan pohon-pohon besar, pembersihan

area proyek, mendongkel tanggul batu dan lain-lain. Beberapa cara memodifikasi diantaranya

adalah :

- Blades dari buldoser diganti dengan bentuk yang dapat membelah belah pohon-

pohon yang besar dangan cara menusuknya dengan besi yang kuat, sehingga mudah

untuk menumbangkannya. Juga dengan alat ini akar-akar yang horisontal dapat

dibelah-belahnya sehingga mudah menumbangkannya. Ada juga dengan

memasangkan blade dengan bentuk V, di sebut sebagai V-blade. Alat ini disebut

tractor-mounted buldoser.

- Blades dari buldoser diganti dengan bentuk seperti garpu / penggaruk (rake).

Dengan bentuk semacam garpu ini dapat untuk pembersihan dengan mengumpulan

batang-batang pohon, batuan dan lain-lain tetapi tanah tidak ikut terbawa.

2

Page 3: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

Gambar 1 Salah satu jenis dari buldoser

Gambar 2 v blade, yang dipasang di depan buldoser pengganti blade, untuk pembersihan

3

Page 4: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

Gambar 3. Garukan / garpu / rake, yang dipasang di depan buldoser pengganti blade, untuk

pembersihan / land clearing

2.2 Pemotongan pada tanah keras dan cadas yang lunak

Untuk pemotongan / penggalian tanah cadas yang agak lunak dapat dengan

menggunakan buldoser saja, yaitu cadas tersebut digaruk dahulu dengan ripper dari

buldoser. Tanah cadaas yang telah hancur setelah digaruk dengan ripper, kemudian dipotong

dan didorong dengan blade di depan untuk dikumpulkan pada suatu tempat tertentu yang

merupakan stock untuk diproses berikutnya.

Kapan dan pada kasus jenis tanah yang bagaimana ripper dapat digunakan secara

effisiewn. Cara untuk mengetahui ini adlah dengan seismoghraphic method, yaitu dengan

cara menentukan kecepatan perambatan gelombang suara pada batuna di bawah permukaan

tanah. Kecepatan perambatan gelombang suara ini akan berbeda-beda pada batuan yang keras

dan yang lunak, sehingga dengan mengukur kecepatan perambatan suara ini dapat ditentukan

penggalian dengan ripper atau dengan cara peledakan. Jika sangat keras terpaksa harus

dengan cara peledakan.

Gambar 4 buldoser dengan dilengkapi dengan ripper (sumber : metode kerja bangunan sipil,

Amien Sajekti 2009)

4

Page 5: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

Gambar 5 A. Ripper yang bergerak secara paralel. B. Ripper yang bergerak melalui engsel

(sumber : metode kerja bangunan sipil, Amien Sajekti 2009)

2.3 Pemotongan cadas keras dan batuan keras/ rock

Cadas batuan yang keras, dimana batasannya adalah penggarukan dengan ripper dari

buldoser sudah tidak mampu lagi, mala cara penggaliannya ada dua macam, berdasarkan :

- Volume tanah yang harus digali hanya sedikit atau tanah yang harus harus dipotong

tipis saja.

- Volume tanah yang harus digali sangat besar dan tebal.

Jika volume tanah yang harus digali hanya sedikit atau tanah yang harus dipotong tipis saja,

maka pemotongan cukup dengan menggunakan jackhammers. Disini kita cukup dengan

menggunakan mesin compressor yang besar sehingga cukup untuk beberapa jackhammers.

5

Page 6: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

Gambar 6. penggunaan jackhammer untuk pemotongan tanah keras. Perlu menggunakan

mesin compressor yang besar agar dapat digunakan untuk beberapa mesin jackhammers

Jika tanah yang harus dipotong sangat tebal dan sangat banyak volumenya, maka

perlu dipertimbangkan dengan menggunakan cara peledakan. Pada dasarnya peledakan

adalah metode bantuan agar pelaksanaan penggalian tanah batuan yang keras dapat terlaksana

dengan mudah. Dengan peledakan berarti akan menjadikan tanah batuan menjadi lepas

berkeping-keping halus, karena energi yang dihasiljan oleh bahan peledak, sehingga mudah

diambil maupun didorong dengan mesin buldoser.

Untuk pembuatan lubang dengan mesin biasanya menggunakan crawler drill (ada

yang menyebut track-mounted drill), yang dapat membuat lubang dengan diameter 1” sampai

6”, tergantung kebutuhan besar energi peledaknya dan kedalaman bisa sampai mencapai 15

M bahkan bisa lebih dari itu.

6

Page 7: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

Gambar 7 track-mounted drill ada yang menyebut crawler drill, menggerakan mesin dengan

kompressor (sumber : metode kerja bangunan sipil, Amien Sajekti 2009)

Gambar 8 sketsa salah satu bentuk dari mata bor (bit) yang menggunakan crawler drill

(sumber : metode kerja bangunan sipil, Amien Sajekti 2009)

2.3.1 Bahan Peledak

Bahan peledak yang biasanya digunakan adalah behan peledak ammonium nitrate,

baik baik peledak dibawah tanaha/ terowongan.bahan peledak ini dapat dumasukan ke dalam

lubang vertikal, atau jika posisi lubang horisontal, maka cara memasukannya dengan delang

plastik dan ditekan sedikit dengan compressor pada tekanan kira-kira 10 psi. Untuk tanah

yang mengandung banyak air tanah, bahan ini perlu dilindungi dengan kantong plastikm agar

bahan peledak tidak bercampur dengan air.

Untuk meledakan bahan peledak ini perli perlu adanya detonator yang diletakan dibawah,

kadang-kadang juga diletakan diantara kedalaman tersebut.

Setelah bahan peledak dan detonator selesai diletakan dibawah lubang, sisa lubang

diatas ditutup kembali, yang disebut dengan stemming. Bahan untuk stemming ini adalah

7

Page 8: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

untuk memperbesar pengaruh dari ledakan. Kadang-kadang diperlukan juga pengisian bahan

peledak dengan pengisisan dengan pengisian stemming secara selang-seling. Dengan

demikian setiap isian bahan peledak masing-masing perlu detonator sendiri.

Gambar 9 Cara pengisian bahan peledak, detonator dan stemming (sumber : metode kerja

bangunan sipil, Amien Sajekti 2009)

Pengisian bahan peledak ini lebih baik diletakan dibawah pada dekat dengan

permukaan tanah, agar mendapatkan hasil fragmentasi dari pecahan-pecahan tanah batuan

tersebut lebih kecil, sehingga mudah untuk dipindahkan / diangkut/ didorong dengan mesin.

Atau dapat juga dengan meletakan bahan peledak yang lebih besar dibawah, sedangkan

makin ke atas semakin kecil kekuatan bahan peledaknya, dengan diantaranya diberi

stemming.

2.3.2 Penggunaan bahan peledak untuk pelaksanaan pemotongan tanah keras/ berbatu

Untuk pemotongan tanah keras perlu diusahakan agar lapis perlapis yang sejajar

dengan permukaan yang akan dipotong mempunyai waktu peledakan yang sama, sedangkan

jajaran lubang-lubang peledak dibelakangnya mempunyai waktu peledakan lebih lambat,

8

Page 9: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

demikian seterusnya pada jajaran lubang-lubang dibelakangnya lagi, mempunyai waktu

peledakan labih lambat dari jajran didepannya

Gambar 10 A. Sketsa urutan peledakan B. Cara pengeboran. Urutan peledakan adalah

1,2,3,4,5 (sumber : metode kerja bangunan sipil, Amien Sajekti 2009)

Dari beberapa pengalaman menyatakan behwa lubang peledakan dengan posisi miring 10o –

40o lebih effisien dari pada dengan posisi yang tegak. Dengan posisi lubang peledakan yang

miring, fragmentasi hasil perpecahannya cadas keras/tuff lebih kecil, sehingga mudah untuk

pengangkutannya dengan mesin.

9

Page 10: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

Gambar 11 dua cara metode pengeboran, miring 10o- 40o, dan vertikal (sumber : metode

kerja bangunan sipil, Amien Sajekti 2009)

Rumus yang digunakan untuk menentukan jarak lubag peledakan, digunakan rumus yang

dikembangkan dari rumus Monsanto

R=0,02√ PS

R = Radius tanah batuan yang rusak karena peledakan, M

P = Tekanan peledakan maksimum, Kg/Cm2

S = Tegangan tarik Ultimit dari batuan, Kg/Cm2

10

Page 11: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

Tabel 1 Jarak lubang pengeboran dari beberapa jenis tanah keras

sumber : metode kerja bangunan sipil, Amien Sajekti 2009

11

Page 12: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

2.4 Alat berat pada pekerjaan tanah

2.4.1 Produktifitas Alat Berat

Produksi alat penggali berbeda-beda antara tipe alat penggali yang satu dengan

yang lainnya. Hal-hal yang mempengaruhi produktifitas dari alat penggali tanah

adalah kapasitas buket, cycle time dan efisiensi kerja (kondisi alat, operator dan

cuaca). Peralatan konstruksi jarang diopersikan selama 60 menit penuh dalam satu

jamnya. Jika alat bekerja efisien selama 50 menit dalam satu jam, hal ini berarti

bahwa alat tersebut mempunyai faktor efisiensi waktu kerja 50/60 x 100% = 83,3 %.

Faktor efisiensi waktu kerja alat tergantung dari kondisi alat pada saat alat tersebut

disewa dan pemeliharaan alat pada saat pelaksanaan. Jika alat yang disewa dipelihara

dengan baik dalam penggunaannya, ada lima kondisi alat pada saat alat tersebut

disewa, yaitu :

1. Kondisi baik sekali, dengan faktor efisiensi waktu kerja 0,833. Hal ini berarti dalam

satu jam alat dapat bekerja secara efisien selama 50 menit.

2. Kondisi baik, dengan faktor efisiensi waktu kerja 0,75. Hal ini berarti dalam satu

jam alat dapat bekerja secara efisien selama 45 menit.

3. Kondisi sedang, dengan faktor efisiensi waktu kerja 0,69. hal ini berarti dalam satu

jamalat dapat bekerja secara efisien selama 41.4 menit.

4. Kondisi buruk, dengan faktor efisiensi waktu kerja 0,61. Hal ini berarti dalam satu

jamalat dapat bekerja secara efisien selama 36.6 menit.

5. Kondisi buruk sekali, dengan faktor efisiensi waktu kerja 0,50. Hal ini berarti

dalam satu jam alat dapat bekerja secara efisien selama 30 menit.

2.4.1.1 Produktifitas backhoe

Perhitungan produktifitas yang dihasilkan dalam proses penggalian tanah lempung

dengan menggunakan Backhoe untuk masing-masing tipe dan efisiensi waktu kerja

alat digunakan rumusan dibawah ini :

Q=q x3600Cm

x E

Kapasitas bucket (q) (m3)

Faktor koreksi total (E)

Cycle time (Cm) :

12

Page 13: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

- Pengisian bucket (detik)

- Mengangkat beban dan swing (detik)

- Dumping (pembuangan) (detik)

- Swing kembali (detik)

Produktifitas backhoe per jam dinyatakan dengan notasi Qp dengan satuan m3/jam,

sedangkan untuk produktifitas total selama waktu pelaksanaan pekerjaan dinyatakan

dengan notasi Q dengan satuan m3.

2.4.1.2 Produktifitas dump truck

Perhitungan produktifitas dump truck dengan kapasitas muat dan jarak angkut untuk

masing-masing lokasi digunakan rumusan seperti dibawah ini :

Q=q x60

Cmtx Et

Cmt=n . Cms+ LV 1

+ t 1+ LV 2

+t 2

q =Kapasitas bucket (m3)

Et =Faktor koreksi total

Cms = waktu siklus backhoe (menit)

L = jarak angkut (m)

V 1 = kecepatan rata-rata dump truck bermuatan (km/jam)

V 2 = kecepatan rata-rata dump truck tanpa muatan (km/jam)

t1 = waktu bongkar muatan hingga posisi siap untuk jalan kembali (menit)

t2 = waktu posisi dump truck hingga siap dimuati (menit)

n = jumlah lintasan

2.4.1.3 Produktivitas Bulldozer

Q=q x60

Cmtx Et

Produksi per siklus (q)

Q = L x H2 x a

L = lebar blade (pisau) (m)

H = tinggi blade (pisau) (m)

a = faktor sudut

13

Page 14: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

q = produksi tiap gerak (m3)

2.4.2 Beberapa Alat yang digunakan pada penggalian basement

2.4.2.1 Wheel dozer

Gambar 19 wheel dozer type 844H produksi perusahaan caterpilar

- Spesifikasi mesin wheel dozer type 844H

14

Page 15: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

- Spesifikasi berat dan transmisi wheel dozer type 844H

15

Page 16: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

- Spesifikasi sistem hidrolik wheel dozer typr 844H

- Spesifikasi kapasitas layanan wheel dozer type 844H

16

Page 17: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

- Spesifikasi dimensi wheel dozer type 844H

Gambar 20 Spesifikasi dimensi wheel dozer type 844H

- Spesifikasi blade wheel dozer type 844H

17

Page 18: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

- Blades wheel dozer type 844H

Gambar 21 Blades wheel dozer type 844H

- Peralatan standar wheel dozer type 844H

18

Page 19: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

- Peralatan tambahan wheel dozer type 844H

19

Page 20: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

2.4.2.2 Track typed tractor

Gambar 22 track type tractor type D6k2 produksi perusahaan caterpilar

- Spesifikasi mesin track type tractor type D4k2

20

Page 21: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

- Spesifikasi transmisi track type tractor type D4k2

- Spesifikasi kapasitas layanan track type tractor type D4k2

- Spesifikasi berat track type tractor type D4k2

- Spesifikasi blade track type tractor type D4k2

- Spesifikasi ripper track type tractor type D4k2

21

Page 22: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

- Spesifikasi dimensi track type tractor type D4k2

Gambar 23 Spesifikasi dimensi track type tractor type D4k2

22

Page 23: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

- Peralatan standar track type tractor type D4k2

23

Page 24: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

- Peralatan tambahan track type tractor type D4k2

24

Page 25: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

BAB III

PENGGALIAN TANAH UNTUK BASEMENT

3.1 Metode bottom up

Metode bottom up terdiri dari 2 jenis yaitu metode open cut dan metode cut and cover

3.1.1 Metode Cut and Cover

Metode ini biasa disebut metode konvensional, merupakan metode yang paling

sederhana. Pada metode ini, dilakukan penggalian dari permukaan tanah ke dasar galian

dengan sudut lereng galian tertentu (slope angle) dan tanpe menggunakan retaining wall.

Metode ini biasanya digunakan pada proyek yang mempunyai lahan cukup luas,

dimana terletak di tengah-tengan site, sehingga tidak berbatasan langsung dengan bangunan

tetangga (existing building) dan jumlah lantai basement kurang dari dua lantai atai semi-

basement. Metode ini juga tidak disarankan untuk dilakukan diwilayah perkotaan atai galian

basement yang berbatasan langsung dengan bangunan teatangga

Gambar 16 metode open cut

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode konstruksi ini adalah

jenis tanah, sudut kemiringan lereng galian (slope angle), kondisi muka air tanah dan

surcharge load yang bekerja disekitar galian. Hal-hal tersebut perlu diperhatikan untuk

25

Page 26: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

menjaga kestabilan lereng dan mencegah terjadinya longsor. Kaitan antara jenis tanah dan

sudut kemiringan lereng dapat dilihat pada beberapa tabel dibawah ini

Tabel 2 temporary slope angle

Sumber : Ahlvin, smoots (1988, p.24)

Tabel 3 Slope angle untuk granular soil

Sumber : koerner (1985, p.61)

26

Page 27: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

Tabel 4 slope angle untuk cohesive soil

Sumber : koerner (1985, p.77)

metode ini cocok digunakan apabila kondisi muka air tanah tidak lebih tinggi dari

dasar galian. Namun hal tersebut dapat dikendalikan denga sistem dewatering yang benar.

Pada tanah granular, metode ini dapat diaplikasikan dengan metode dewaterinh sistem ground

water lowing. Pada tanah kohesif, metode ini dapat diaplikasikan dengan metode dewatering

sistem open dumping.

Pada tanah kohesif, sudut kemiringan lereng dapat lebih besar dan lebih stabil

dibandingkan tanah granular. Tetapi kelongsoran rawan terjadi pada musim hujan, karen pada

jenis tanah kohesif (yang dominan lempung), tanahnya akan mengembang, menjadi

ekspansif, meleleh, menjadi lumpur ketika terkena air hujan dalam jumlah tertentu. Pada saat

hujan akan terjadi penambahan tegangan air tanah yang dapat mengganggu stabilitas lereng

galian.

Kelongsoran juga bisa disebabkan akibat getaran dari kendaraan yang lewat di tepi

lereng galian (surcharge load). Oleh karena itu perlu adanya jarak aman dari tepi lereng

galan, sehingga tidak mengganggu kestabilan lereng. Selain itu, pada metode ini rawan

terjadi heave pada dasar galian akibat kehilangan beban tanah selama penggalian, sehingga

tanah di samping galian akan menjadi suatu beban tambahan pada dasar galian.

27

Page 28: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

Pada kondisi tertentu, untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan pada lereng akibat

pengaruh cuaca (hujan), maka lereng galian diproteksi dengan shot crete atau gunniting

(beton cait yang disemprotkan pada lereng galina) atau dapat pula ditutupi dengan terpal.

Beberapa upaya perkuatan lereng galian yang dapat dilakukan antara lain memberi susunan

anyaman kawat berisi bati (bronjong) pada lereng galian atau dengan memasung susunan

karung berisi pasir kering atau mortar semen pada lereng galian.

3.1.2 Metode cut and cover

Berbeda dengan metode open cut, pada metode ini sebelum dilakukan pekerjaan

penggalian, di sekeliling lahan galian dipasang dinding penahan tanah (retaining wall)

terlebih dahulu. Setelah dinding penahan tanah terpasang, maka dilakukan penggalian dari

tanah permukaan (ground level hingga ke dasar galian dan pekerjaan konstruksi basement

akan dikerjana dari dasar galian dilanjutkan ke atas (bottom up)

Gambar 17 Metode cut and cover

Sumber : chew (2009, p. 68)

Dinding penahan tanah ini berguna untuk menghindari terjadinya longsoran akibat

tekanan tanah dari sisi luar ketika dilakukan penggalina. Tanpa mengesampingkan

pelaksanaan sistem dewatering yang tepat, dengan adanya dinding penahan tanah juga dapat

mencegah resiko terjadinya piping dan meminimalkan terjading penurunan pada lahan

disekeliling galian. Pada beberapa kasus, untuk mengmperkuat dan menjafa kestabilan

dinding penahan tanah, maka dapat dipasang suatu support system, seperti strutting atau

anchor.

28

Page 29: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

Metode ini cocok untuk penggalian yang cukup dalam (deep basement) dengan lokasi

lahan yang cukup sempit dan terletak dikawasan yang padat. Selain itu metode ini cocok

dipakai untuk jenis tanah galian granular. Namun, jika jenis tanah pada lahan proyek bersifat

ekspansif ( dominan lempung atau lempung murni), maka metode ini juga cukup efektif

untuk digunakan, dengan pertimbangan tidak perlu perawatan atau penanganan khusus untuk

mencegah tanah tersebut mengembang (swell), karena ada dinding penahan tanah (retaining

wall) yang menahan.

Metode ini juga cukup cocok apabila kondisi muka air tanah cukup tinggi (lebih

tinggi dari dasar galian) dan cocok untuk diaplikasikan bersama dengan menggunakan

metode dewatering sistem open dumping,Sama seperti metode open-cut, yang perlu

diantisipasi pada metode ini adalah heaver pada dasar galian. Selama tanah digali, terjadi

pengurangan beban diatas galian, sedangkan tanah disamping galian akan menjadi suatu

beban tembahan terhadap tanah dasar galian. Tanah di samping galian akan menekan ke

bawah dan menyebabkan gerakan tanah naik ke atas (bottom heave), seperti pada gambar di

bawah

Gambar 18 Heave pada dasar galian

Sumber : Tschebotariof (1982, p 103)

Oleh karena itu salah satu solusi untuk mencegah terjadinya heave adalah melakukan

galian secara bertahap dan seger melakukan pengerjaan konstruksi sub-structure. Selain itu,

penggunaan retaining wall secara tepat juga dapat menghambat terjading heave pada dasar

galian

29

Page 30: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

3.1.3 Metode konstruksi penggalian metode open cut

a. Pencarian data tanah galian

Data tanah di perlukan dalam pelaksanaan yaitu data jenis tanah, elevasi muka air

tanah & kekuatan tanah. Ketiga data tanah tersebut bisa di dapatkan dengan

melakukan pengujian pemboran taknik.

Gambar 19 contoh data tanah hasil pemboran teknik

b. Analisis data tanah galian

Analisis data tanah yang di lakukan untuk pekerjaan basement dengan metode ini

adalah analisis stabilitas lereng. Tujuan dilakukan analisis ini yaitu untuk mengetahui berapa

kemiringan dinding galian yang di izinkan agar tidak terjadi keruntuhan dinding galian atau

longsoran yang dapat membahayakan proses berlangsungnya pelaksanaan penggalian.

Ketentuan kemiringan dinding galian dapat di lihat di. Tabel 2 temporary slope angle, Tabel 3

Slope angle untuk granular soil, Tabel 4 slope angle untuk cohesive soil. Pada ketiga tabel

tersebut perlu diketahui berapa sudut geser tanah dari tanah galian. Besarnya sudut geser

tanah di dapat dengan cara memplotkan hasil jumlah pukulan dari data bor (N value) ke tabel

internal friction angle.

30

Page 31: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

Gambar 20 internal Friction angle

c. Perencanaan mobilisasi alat

Pengaturan arah manuver alat besar dan dump truck yang baik dilakukan dengan

memperhatikan site installation yang ada

Gambar 21 contoh penentuan arah manuver alat berat dan dump truck

31

Page 32: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

Gambar 22 Penempatan posisi alat berat dan dump truck untuk menghasilkan

produksi galian yang optimal

d. Pekerjaan galian

-Galian tahap 1 penggalian di lakukan backhoe dan material langsung di dumping ke

dumptruck (posisi dumptruck yang optimal di mana sudut swing bucket 45o – 90o),

tinggi galian sesuai dengan perhitungan tinggi kritis.

-Galian tahap 2, lereng hasil penggalian tahap 1 harus di proteksi dari gerusan air

hujan dengan menggunakan terpal plastik (plastic sheet) dan galian tahap kedua dapat

dilaksanakan dengan metode yang sama pada tahap 1.

Gambar 23 pekerjaan galian denga 2 tahap

-Penggalian di lanjutkan sampai elevasi rencana, untuk penggalian di bawah

permukaan air tanah dilakukan pekerjaan dewatering

-Hasil galian tanah dibuang ke lokasi disposal are, di usahakan agar jarak disposal

adalah jarak terdekat dan yang perlu diperhatikan usahakan tanah galian tidak

berjatuhan di jalan dengan cara menutup bak dump truck dengan terpal

32

Page 33: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

Gambar 24 proses pengangkutan tanah

3.1.4 Metode kosntruksi penggalian Cut and cover

a. Tahapan pertama adalah melakukan pencarian data tanah di lokasi galian sama seperti

pada metode open cut

b. Analisis tegangan horizontal yang bekerja berdasarkan data tanah yang ada, kemudian

tentukan jenis turap yang bisa mungkin di laksanakan berdasarkan tegangan

horizontal yang bekerja pada dinding galian

c. Penentuan lokasi penggalian (soldier pile)

33

Page 34: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

d. Pengeboran tanah pada lokasi rencana bored pile

34

Page 35: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

e. Pengecoran beton ready mix ke lokasi penggalian bored pile

f. Penggalian tanah hingga ke dasar galian rencana

g. Pembuatan pondasi dan melanjutkan pekerjaan struktur

35

Page 36: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

3.2 Metode Top Down

Hampir sama dengan metode cut and cover, pada metode ini sebelum dilakukan

penggalian dan pelaksanaan konstruksi basement, dipasang dinding penahan tanah terlebih

dahulu. Pada metode open cut maupun metode cut and cover, pelaksanaan konstruksi

basement dilakukan dari dasar galian berlanjut ke atas. Sedangkan pada metode top-down

pelaksanaan konstruksi basement dimulai dari level permukaan tanah 9ground level)

berlanjut hingga ke lantai dasar basement terdalam. Dengan penggunaan metode konstruksi

top down, maka pekerjaan struktur bawah bisa dilakukan secara bersamaan dengan struktur

atas. Pada struktur bawah yang dimaksud seperti penggalian, penulangan dan pengecoran plat

lantai basement, kolom basement, pile cap serta sloof.

Adapun tahap-tahap pelaksanaan konstruksi basement dengan metode top-down sebagai

berikut :

- Dilakukan pelaksanaan pekerjaan pondasi terlebih dahulu. Jika menggunakan metode

top-down, maka pondasi yang biasa digunakan adalah bored-pile.

- Dilakukan pengeboran lubang-lubang tiang pondasi sekaligus lubang bagi king-post.

Lubang bor diberi slurry untuk mencegah terjadinya longsoran pada lubang yang di

bor. Pada kasus tertenti, pada lubang yang di bor bisa di beri casing untuk mencegah

terjadinya longsoran.

- Setelah lubang lubang pondasi siap, maka dilakukan pengecoran dengan

menggunakan tremi. Beberapa diantara lubang bor yang disiapkan, selain berfungsi

sebagai pondasi juga dapat berfungsi sebagai king-post. King-post merupakan kolom

penopang selama dilakukan penggalian, yang nantinya akan dijadikan sebagai kolom

basement itu tersendiri. King-post bisa terbuat dari pondasi yang diteruskan, dicor

hingga mencapai level permukaan tanah atau terbuat dari baja WF tertanam sedalam

tertentu pada bored-pile, yang harus diperhatikan dalam pemasangan king-post batang

baja WF adalah batang ini harus dipasang vertikan dan tegak lurus. Adapun

pemasangan baja WF sebagai king-post dapat dilakukan dengan 2 cara, akni baja WF

dimasukan sesaat setelah pengecoran pondast (pos-concreting method) dan baja WF

dimasukan sebelum pengecoran pondasi (pre-concreting method) seperti gambar di

bawah ini

36

Page 37: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

Gambar 25 pemasangan kong-post baja WF dengan post-concreting method

Sumber : Thasnanipan, Maung (2000, p.6)

Gambar 26 pemasangan kong-post baja WF dengan pre-concreting method

Sumber : Thasnanipan, maung (2000, p.8)

Untuk lubang bor yang hanya berfungsi sebagai pondasi, maka dicor sampai

kedalaman yang direncanakan (sampai kedalaman lantai basement terdalam). Sedangkan

untuk lubang yang juga difungsikan sebagai king-post, maka dapat dicor seluruhnya, penuh,

hingga ke level permukaan tanah. Seteleh tiang-tiang pondasi dan king-post selesai

dikerjakan, maka dilakukan pekerjaan penulangan dan pengecoran plat lantai dan balok serta

kolom mulai dari level permukaan tanah. Yang perlu diperhatikan adalah harus ada lubang

yang cukup untuk akses masuk keluar alat gali yang akan menggali basement bawahnya.

37

Page 38: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

Alat gali akan masuk menggali basement pertama, kamudian dilakukan pekerjaan penulangan

dan pengecoran tulangan plat dan balok basement pertama. Demikian seterusnya basement

dibawahnya, hingga dilakukan pekerjaan penulangan dan pengecoran tulangan pkat dan

balok basement pertama. Demikian seterusnya basement dibawahnya, hingga dilakukan

penulangan dan pengecoran sloof dan poer pondasi, adapun skema sederhana pelaksanaan

penggalian metode top-down, dapat diliha pada gambar dibawah ini.

38

Page 39: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

Gambar tahap pelaksanaan metode top-down

Sumber : Apartemen Triliun (2007, p 31)

Disamping memiliki tingkat kerumitan pelaksanaan yang cukup tinggi, metode ini memiliki

beberapa keuntungan yang dapat menjadi pertimbangan antara lain :

- Cocok untuk pelaksanaan konstruksi basement yang terletak di kawasan perkotaan

yang padat, yang berbatasan langsung dengan existing building maupun utilitas

lainnya

- Relatif lebih hemat waktu, karena upper structure dapat dikerjakan tanpa menunggu

basement selesai dikerjakan. Berbeda dengan metode lainnya dimana pekerjaan

konstruksi dilakukan dari bawah ke atas (bottom up). Tetapi tentu saja ada batasan,

struktur atasu tidak melampaui ketinggian tertenti yang telah diperhitungkan sebelum

keseluruhan struktur basement (struting dan pile cap_ selesai dibangun.

- Tidak membutuhkan anchor, bracing atau struting sementara untuk menahan retaining

wall, karena penggalina dilakukan bertahap dari atas ke bawah dan balok-balok

basement dapat berfungsi sebagai struting

- Galian tanah dilakukan secara bertahap, sehingga resiko terjadi heave dapat

terkurangi, terutama pada jenis tanah highly over-consolidated.

39

Page 40: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

DAFTAR PUSTAKA

Sajekti, Amien ., 2009, Metode kerja bangunan sipil, Graha ilmu; Yogyakarta

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?

submit.x=20&submit.y=22&submit=prev&page=13&qual=high&submitval=prev&fname=

%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-

chapter4.pdf

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?

page=12&submit.x=24&submit.y=12&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=

%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-

chapter4.pdf

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?

page=13&submit.x=20&submit.y=8&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=

%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-

chapter4.pdf

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?

page=14&submit.x=7&submit.y=17&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=

%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-

chapter4.pdf

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?

page=15&submit.x=14&submit.y=13&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=

%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-

chapter4.pdf

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?

page=4&submit.x=10&submit.y=21&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=

%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-

chapter4.pdf

40

Page 41: Metode Konstruksi Robbi 1002426 Macam-macam Pekerjaan Tanah Revisi 2

Robbi Shobri Rakhman 1002426 Teknik Sipil S-1

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?

page=2&submit.x=13&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=

%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-

chapter4.pdf

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?

page=1&submit.x=8&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=

%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-

chapter4.pdf

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?

page=3&submit.x=23&submit.y=19&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=

%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fsip4%2F2010%2Fjiunkpe-ns-s1-2010-21406012-15284-basement-

chapter4.pdf

http://www.fhwa.dot.gov/bridge/tunnel/pubs/nhi09010/05.cfm

41