metode ilmiah (makalah ilmu kealaman dasar kelompok 4 teknik pertanian)

17
KATA PENGANTAR Berkat rahmat Allah SWT. Penyusunan Metode Ilmiah mengenai “ADAPTASI JENIS-JENIS BEGONIA ALAM DI KEBUN RAYA “EKA KARYA” BALI “ dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini merupakan hasil yang diperoleh oleh mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Kealaman Dasar dan dapat juga dijadikan panduan dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Kealaman Dasar. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan masukan sehingga makalahini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih diucapkan penyusun kepada para teman – teman kelompok yang telah memberikan kontribusi demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Kealaman Dasar. Inderalaya, Maret 2010 Penyusun Ilmu Kealaman Dasar (1)

Upload: febri-irawan-putra-zenir

Post on 21-Jun-2015

1.471 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Ilmiah (Makalah ILmu Kealaman Dasar Kelompok 4 Teknik Pertanian)

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Allah SWT. Penyusunan Metode Ilmiah mengenai “ADAPTASI

JENIS-JENIS BEGONIA ALAM DI KEBUN RAYA “EKA KARYA” BALI “ dapat

diselesaikan dengan baik. Makalah ini merupakan hasil yang diperoleh oleh mahasiswa

dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Kealaman Dasar dan dapat juga dijadikan panduan

dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Kealaman Dasar.

Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah

memberikan masukan sehingga makalahini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan

terimakasih diucapkan penyusun kepada para teman – teman kelompok yang telah

memberikan kontribusi demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran

Ilmu Kealaman Dasar.

Inderalaya, Maret 2010

Penyusun

Ilmu Kealaman Dasar (1)

Page 2: Metode Ilmiah (Makalah ILmu Kealaman Dasar Kelompok 4 Teknik Pertanian)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………...1

Daftar Isi………………………………………………………………………………………2

Pendahuluan…………………………………………………………………………………...3

Metode

Rumusan Masalah……………………………………………………………………………..4

Tujuan…………………………………………………………………………………………4

Hasil dan pembahasan………………………………………………………………………...5

Kesimpulan…………………………………………………………………………………..10

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….11

Ilmu Kealaman Dasar (2)

Page 3: Metode Ilmiah (Makalah ILmu Kealaman Dasar Kelompok 4 Teknik Pertanian)

ADAPTASI JENIS-JENIS BEGONIA ALAM DI KEBUN RAYA “EKA KARYA”

BALI

PENDAHULUAN

Begonia merupakan salah satu marga tumbuhan yang memiliki anggota yang cukup banyak

dan diperkirakan terdapat 1200 jenis Begonia di dunia. Di Indonesia jenis-jenis Begonia alam

yang masih liar tersimpan di lantai hutan pegunungan dan diperkirakan jumlahnya mencapai

lebih dari 200 jenis yang tersebar di berbagai kawasan, antara lain Jawa 15 jenis, Sumatera 35

jenis, Kalimantan 40 jenis, Sulawesi 20 jenis, dan Irian 70 jenis (Smith, et. al., 1986).

Kebun Raya “Eka Karya” Bali merupakan salah satu Kebun Raya yang memiliki koleksi

Begonia yang cukup lengkap. Hingga tahun 2005 Kebun Raya “Eka Karya” Bali memiliki

koleksi 72 jenis Begonia yang terdiri atas 22 jenis Begonia alam yaitu Begonia yang

ditemukan atau terdapat di alam dan bukan merupakan hasil silangan (11,00 % dari total

Begonia alam di Indonesia), serta 50 jenis merupakan Begonia eksotik, yaitu Begonia hybrid

atau Begonia yang dihasilkan dari persilangan. Kesemuanya memiliki potensi untuk

dikembangkan sebagai tumbuhan hias, (Hartutiningsih – M. Siregar dan Wiriadinata, 2005).

Oleh sebab itu untuk mempelajari jenis-jenis Begonia yang ada dan potensi yang dapat

dikembangkan, maka perlu dilakukan eksplorasi yang pada akhirnya semua jenis-jenis

Begonia dapat dikonservasikan secara ex-situ dan menambah koleksi di Kebun Raya.

Adaptasi jenis-jenis Begonia alam perlu dilakukan untuk menjadikannya tumbuhan budidaya

yang bernilai ekonomis dan juga dapat menjaga kelestarian keanekaragaman hayati di habitat

alaminya. Umumnya proses domestikasi tumbuhan menjadi tanaman ini memerlukan waktu

yang cukup lama. Namun proses domestikasi pada Aglaonema yang merupakan herba

berperawakan kecil misalnya, hanya diperlukan waktu tidak lebih dari 3 tahun. Adaptasi dan

domestikasi jenis-jenis Begonia alam yang mempunyai perawakan yang kecil juga

diharapkan tidak memerlukan waktu yang lama. Untuk itu perlu dilakukan penelitian dan

pengembangan jenis-jenis Begonia alam karena tidak semua jenis-jenis Begonia alam dapat

beradaptasi dengan baik di lingkungan yang baru.

Ilmu Kealaman Dasar (3)

Page 4: Metode Ilmiah (Makalah ILmu Kealaman Dasar Kelompok 4 Teknik Pertanian)

METODE

Bahan yang digunakan dalam penelitian berasal dari Begonia hasil eksplorasi tumbuhan yang

telah berhasil dikumpulkan oleh tim eksplorasi dan koleksi yang telah ada di Kebun Raya

Bali. Koleksi yang baru datang dari lapangan ditanam dan diupayakan agar sedapat mungkin

disesuaikan dengan cara hidupnya di alam. Tumbuhan hasil eksplorasi yang berupa tumbuhan

kecil segera ditanam di polybag yang berisi campuran tanah dan humus, kemudian diletakkan

di tempat ternaungi. Penyiraman dilakukan seperlunya untuk menjaga kelembaban.

Adaptasi jenis-jenis Begonia alam dapat dikelompokan berdasarkan bentuk morfologi

tumbuhan, yaitu Begonia yang mempunyai perawakan tegak, membentuk pohon (CL = cane

like), Begonia yang membentuk rhizome (Rh = rhizomatus), merambat (TS = trailing

scandent), dan membentuk umbi (T = tuberous). Pengamatan terhadap pertumbuhan terutama

ditekankan pada proses adaptasi dan aklimatisasi. Masing-masing kelompok diamati

pertumbuhannya secara umum dan penggantian media yang sesuai dilakukan apabila

pertumbuhan tanaman kurang optimal. Setelah adaptasi dan pertumbuhannya normal, maka

tahap selanjutnya adalah dilakukan perbanyakan.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Begonia ?

2. Bagaimana pemanfaatan Begonia ?

3. Apa jenis – jenis Begonia ?

4. Dimanakah letak manfaat Begonia ?

Tujuan

1. Dapat memahami pengertian Begonia

2. Mengetahui pemanfaatan Begonia

3. Mengetahui jenis – jenis Begonia

4. Mengetahui letak manfaat Begonia

Ilmu Kealaman Dasar (4)

Page 5: Metode Ilmiah (Makalah ILmu Kealaman Dasar Kelompok 4 Teknik Pertanian)

HASIL dan PEMBAHASAN

Dengan berjalannya waktu, jumlah koleksi Begonia berangsur-angsur mulai menunjukan

peningkatan. Usaha yang aktif dilakukan untuk menambah koleksi adalah dengan melakukan

denag pertukaran biji denga berbagai lembaga konservasi baik di dalam maupun diluar

negeri, penerimaan sumbangan dari instansi atau perorangan dari dalam dan luar negeri serta

eksplorasi flora yang dilakukan di seluruh pelosok nusantara. Dari berbagai macam kegiatan

tersebut, kegiatan eksplorasi flora keseluruh nusantara memberikan sumbangan yang lebih

besar dalam penambahan jumlah koleksi Begonia alam, sedangkan kegiatan lain untuk

penambahan koleksi Begonia dari manca negara.

Tahap selanjutnya adalah mengembangkan jenis-jenis Begonia yang berpotensi sebagai

tumbuhan hias, baik secara langsung maupun proses kawin silang. Dari tahap adaptasi dan

budidaya diharapkan dapat menghasilkan berbagai jenis Begonia yang mampu tumbuh dan

berkembang biak di tempat pelestarian dan dapat digunakan sebagai bahan penelitian dan

pengembangan dan pada akhirnya dapat digunakan untuk tujuan komersial.

Begonia alam Indonesia pada umumnya mempunyai perawakan yang kurang menarik, hidup

meliar, banyak dijumpai di hutan-hutan tropik basah pada tempat yang lembab, teduh, tepi

sungai dan daerah pegunungan mulai dataran rendah sampai ketinggian 3000 m dpl. Koleksi

yang ada di Kebun Raya Bali kebanyakan berperawakan tegak (CL = cane like) yang terdiri

dari 11 jenis antara lain Begonia aptera Blume, Begonia cf. aptera (berbulu), Begonia

bracteata, Begonia “Hoover”, Begonia longifolia Blume, dan Begonia muricata. Sembilan

jenis lainnya berbentuk rhizome (Rh) misalnya Begonia goegoensis NE. Brown, satu jenis

merambat (Begonia “Candikuning”) dan satu jenis berumbi (Begonia “Gitgit”) (Krempin,

1993).

Daya adaptasi jenis-jenis Begonia alam dapat dibagi berdasarkan bentuk morfologinya.

Begonia alam yang mudah beradaptasi. Begonia alam yang mudah beradaptasi pada

umumnya mempunyai perawakan tegak (CL= cane like Begonia). Jenis-jenis ini tumbuh tegk

meninggi, mencapai 1,5 m atau lebih, ada juga yang pendek. Batangnya lunak, sukulen, agak

berkayu, dan beruas-ruas. Pada umumnya yang termasuk dalam kelompok ini mempunyai

daun menyerupai sayap panjang yang sedang mengepak. Kedudukan daun pada umumnya

berpasangan, menyerupai sayap bidadari sehingga sering disebut sebagai “Angelwing-

Ilmu Kealaman Dasar (5)

Page 6: Metode Ilmiah (Makalah ILmu Kealaman Dasar Kelompok 4 Teknik Pertanian)

Begonia”. Bunganya tersusun dalam tandan, berwarna putih, merah muda, merah cerah, atau

kuning.

Beberapa jenis yang termasuk dalam golongan ini antara lain adalah Begonia aptera Blume,

Begonia “Hoover”, Begonia glabra, Begonia longifolia Blume, Begonia muricata Blime,

dsb. Selain merupakan jenis baru, koleksi yang berasal dari Sulawesi Selatan yaitu Begonia

“Putu” merupakan Begonia tegak yang mempunyai perawakan mini, daun majemuk keci-

kecil dan sangat sulit beradaptasi. Begonia aptera Blume dan Begonia cf aptera (berbulu),

merupakan terna tegak yang mempunyai bunga berwarna putih menerombol muncul di ketiak

daun, buah menempel, berbentuk segetiga dengan warna hijau bintik-bintik putih (Backer and

Bachuizen, 1968). Kedua jenis Begonia tersebut sangat potensial untuk dikonservasi dan

dijadikan tetua (induk silangan), karena mempunyai batang yang kokoh dan bunga yang

indah. Ditemukan ditempat terlindung dengan keadaan tanah yang berbau pada ketinggian

1700 m dpl di hutan Mala-Mala, Kabupaten Kolaka, Kendari, Sulawesi Tenggara, sebuah

kawasan hutan lindung yang sangat potensial karena mempunyai variasi jenis tumbuhan yang

cukup banyak dengan keadaan topografinya berbukit-bukit dan tebing yang sangat terjal.

Semua tumbuhan yang dibawa dari hasil eksplorasi pada awalnya merupakan tumbuhan kecil

dalam bentuk semai, stek atau biji. Tumbuhan hasil eksplorasi yang berupa tumbuhan kecil

segera ditanam di polybag yang berisi campuran tanah dan humus, kemudian diletakkan

ditempat ternaungi. Penyiramannya dilakukan seperlunya untuk menjaga kelembaban.

Setelah pertumbuhannya optimal, maka tahap selanjutnya adalah dilakukan perbanyakan dan

penempatannya disesuaikan seperti cara hidupnya di alam.

Yang termasuk dalam kelompok ini umumnya mudah beradaptasi dengan lingkungan yang

baru, pemeliharaan juga seperti tumbuhan yang lain, tidak memerlukan perawatan yang

khusus. Perbanyakannya dapat dilakukan dengan stek batang ataupun pucuk.

Perbanyakannya dengan stek daun dapat dilakukan akan tetapi memerlukan waktu yang lama

sekitar 95 hari baru muncul tunas (Hartutiningsih – M. Siregar dan Siregar, 2004).

Begonia alam yang agak mudah beradaptasi. Begonia ini bias beradaptasi dengan

perlakuan khusus, terutama untuk jenis – jenis Begonia yang mempunyai perawatan

membentuk rhizome ( Rh = Rhizomatous Begonia ). Kelompok ini mempunyai batang yang

menjalar membentuk rimpang. Batangnya lunak dan beruas pendek, daunnya membulat lebar

dengan permukaan daun yang licin, ada yang kasar dengan pertulangan yang jelas dan ada

yang berbulu.

Ilmu Kealaman Dasar (6)

Page 7: Metode Ilmiah (Makalah ILmu Kealaman Dasar Kelompok 4 Teknik Pertanian)

Yang termasuk dalam kelompok ini umumnya bias beradaptasi dengan lingkungan yang baru,

walaupun jenis tertentu seperti B. goegoensis pada awalnya mengalami stress, layu dan

setelah enam bulan baru dapat beradapatasi. Penenmpatan pot – pot di tempat yang teduh dan

tidak terkena matahari langsung sangat membantu proses pertumbuhan. Setelah

pertumbuhannya optimal baru dilakukan perbanyakan. Jenis – jenis yang termasuk golongan

ini antara lain Begonia goegoensis, Begonia “ Langgaliru “, Begonia “ Hartutiningsih “,

Begonia “ Gregory”, dan sebagainya.

Begonia “ Langgaliru “ , merupakan tumbuahn merayap membentuk rhizoma. Daunnya

bertangkai, warna daun bagian atas hijau, bagian bawah hijau muda. Ditemukan di kawasan

Cagar Alam Langgaliru, dalam wilayah Kecamatan Katikutana, Sumba Barat di ketinggian

500 m dpl dengan topografi datar sampai curam.

Begonia “ Hartutiningsih “ merupakan terna tegak, membentuk rhizome, merayap, tinggi 20

cm. bentuk daun unik seperti perisai ( peltate ). Bunga berwarna merah muda dengan bakal

buah segitiga. Buah kecil berwarna hijau, beruang tiga dan tidak bersayap. Jenis ini potensial

sebagai tetua. Ditemukan di tempat terlindung di Bukit Lempuyang, sebelah Timur Gunung

Agung, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali di ketinggian 700 m dpl dengan

topografi berbukit – bukit.

Begonia alam yang sulit beradaptasi. Selain dua kelompok di atas, terdapat jenis Begonia

alang yang berumbi. Kelompok ini mempunyai siklus hidup pendek, sekitar 3 bulan dan

mempunyai daya adapatasi dengan tingkat kesulitan paling tinggi di bandingkan dengan

kelompok pertama dan kedua. Sebagai contoh Begonia “ Gitgit “ yang ditemukan di dekat air

terjun Gitgit, Kabupaten Buleleng, Bali.

Begonia “ Gitgit “ mempunyai dua variasi yang mirip, keduanya membentuk umbi. Yang

pertama mempunyai cirri – cirri sebagai berikut : Rhizoma, merayap, daun kecil – kecil,

bentuk daun membulat diameter 3 cm, warna hijau dengan spot – spot potih. Berumbi

diameter 1 – 2 cm. Setelah memasuki fase generatif tumbuhan akan layu, kering dan mati,

umbi masih tersimpan dan pada saat tertentu akan tumbuh kembali.

Yang kedua mirip dengan Begonia integrifolia Danwell ( Begonia Asam Riang = Malaysia ).

Rhizoma, merayap, daun kecil – kecil membundar dengan ujung runcing, diameter 3 – 5 cm,

warna daun hijau kecoklatan dengan bintik – bintik berwarna putih ( Kiew, 2005 ).

Ilmu Kealaman Dasar (7)

Page 8: Metode Ilmiah (Makalah ILmu Kealaman Dasar Kelompok 4 Teknik Pertanian)

Begonia tersebut diduga merupakan jenis baru yang sulit sekali beradaptasi dengan

lingkungan baru. Setelah di pindahkan di Rumah Kaca Kebun Raya Bali, tumbuhan

mengalami stress, layu, seluruh permukaan daun terserang jamur berwarna keputihan

sehingga akhirnya daun mengkerut dan mati.

Tumbuhan yang masih tersisa bisa tumbuh, tetapi tidak lama kemudian ( 1 bulan ) berbunga,

gugur, kemudian layu dan mati. Umbi yang da dibiarkan ( diameter 1 cm ) ditunggu sampai

dapat bertunas kembali. Jenis – jenis Begonia ini sangat sulit untuk beradaptasi, beberapa

pecinta Begonia yang pernah meneliti dan mengkoleksi mengatakan bahwa Begonia semusim

yang mempunyai siklus hidup pendek sangat sensitif terhadap pergantian musim. Kelompok

Begonia ini sangat rentan terhadap frost atau embun beku yang terjadi pada musim dingin

tiba. Di Kebun Raya Bali suhu terendah mencapai 9 – 10 ℃ yang terjadi pada sekitar bulan

Juli – Agustus. Jika daun terkena embun bisa rusak, warnya berubah kecoklatan dan

kemudian mati. Tinggal umbi kecil yang masih tersimpan di tanah yang akan muncul pada

saatnya tiba.

Beberapa cara yang telah di coba di Rumah Kaca pembibitan adalah dengan memindahkan

tumbuhan pada media yang bersih yaitu media merang mentah ( disterilkan secara sederhana

dengan menyiram air ,mendidih). Penggunaan media ini bertujuan untuk mengisolasi jamur

dan bakteri yang masih menempel pada tumbuhan. Akan tetapi cara ini pun juga belum

berhasil, pertumbuhannya terganggu, setelah 2 minggu tumbuhan layu dan mati. Kemudian di

coba lagi dengan media yang berupa arang merang, menunjukan pertumbuhan yang baik,

sampai tumbuhan menghasilkan bunga. Cara ini dapat mempertahankan pertumbuhannya

walaupun siftanya sementara dan harus segera dipindahkan kedalam pot yang berisi media

biasa yaitu tanah dan humus.

Begonia alam yang tertata dalam suatu taman tematik “ Tanam Begonia “ dengan desain

taman meniru habitat alami diharapkan mampu memberikan pertumbuhan yang sesuai. Di

tempat tersebut, Begonia “ Gitgit ” ditanam dengan cara menempelkan pada tebing batu di

dekat aliran air seperti pada waktu di ketemukan.

Begonia “ Putu “ merupakan salah satu jenis Begonia yang mempunyai rhizome yang sulit

beradaptasi dengan lingkungan baru. Merupakan herba kecil, membentuk rhizome dan

merayap. Daun majemuk beranak daun 7, ukuran daun kecil. Jenis ini sulit sekali beradaptasi

dengan lingkungan baru. Bentuk daun yang kecil dan unik ini sangat cocok sebagai tumbuhan

hias pot.

Ilmu Kealaman Dasar (8)

Page 9: Metode Ilmiah (Makalah ILmu Kealaman Dasar Kelompok 4 Teknik Pertanian)

Data habitat yang tercatat menunjukkan bahwa jenis tersebut ditemukan di tempat yang

kering pada tanah yang banyak mengandung pasir. Adaptasi yang dilakukan di Kebun Raya

Bali adalah sesuai habitat alamnya yaitu dengan menggunakan media pasir, tumbuhan

menunjukan pertumbuhan yang normal, pucuk – pucuk baru mulai terbentuk akan tetapi

setelah tumbyhan berumur satu tahun pertumbuhan mulai terhambat, daun layu dan kering

karena hara yang terkandung di dalam pasir sangat minimal. Berbagai cara telah dilakukan

termasuk dengan cara yang sama pada perlakuan Begonia “ Gitgit “.

Ilmu Kealaman Dasar (9)

Page 10: Metode Ilmiah (Makalah ILmu Kealaman Dasar Kelompok 4 Teknik Pertanian)

KESIMPULAN

Begonia alam mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai tumbuhan hias, baik

secara langsung maupun secara pemuliaan (kawin silang). Ada beberapa jenis Begonia yang

mempunyai daya tarik pada daunnya misalnya Begonia bracteata, Begonia goegoensis,

Begonia longifolia, dan Begonia muricata atau pada bunganya misalnya pada Begonia

“Hoover” dan Begonia optera. Jenis-jenis tersebut dapat dikembangkan sebagai tumbuhan

hias daun dan atau tumbuhan hias bunga.

Adaptasi jenis-jenis Begonia alam di Kebun Raya Bali dapat dikelompokan berdasarkan

bentuk morfologi tumbuhan, yaitu Begonia yang mempunyai perawakan tegak mempunyai

daya adapatasi yang lebih tinggi, disbanding dengan Begonia yang berbentuk rhizome,

sedangkan Begonia alam berumbi sangat sulit beradaptasi.

Ilmu Kealaman Dasar (10)

Page 11: Metode Ilmiah (Makalah ILmu Kealaman Dasar Kelompok 4 Teknik Pertanian)

DAFTAR PUSTAKA

Hartutiningsih – M. Siregar dan M. siregar. 2004. Perbanyakan Begonia sp. Di Kebun Raya

Bali. Prosiding Seminar Nasional Biologi “Peranan Biosistematika dalam Menunjang

Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati”. Institut Teknologi Surabaya. Surabaya, 25

september 2004.

http://www.pdf-search-engine.com/adaptasi-jenis---jenis-begonia-alam-di-kebun-raya-"-eka-

karya-"-bali-pdf.html

Ilmu Kealaman Dasar (11)

Page 12: Metode Ilmiah (Makalah ILmu Kealaman Dasar Kelompok 4 Teknik Pertanian)

MAKALAH

METODE ILMIAH

ADAPTASI JENIS-JENIS BEGONIA ALAM DI KEBUN RAYA “EKA KARYA” BALI

DI SUSUN OLEH :

M. RIZKY FAJRIN ( 05091002003 )

SITI ASLAMIAH ( 05091002004 )

FEBRI IRAWAN ( 05091002006 )

RISMA SIHOMBING ( 05091002007)

AGUSTINA INDAH PERMATA SARI ( 05091002008 )

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2009

Ilmu Kealaman Dasar (12)