metode ilmiah "antroposentris"
DESCRIPTION
Sejarah filsafat zaman modern dengan ciri pemikiran antroposentrisTRANSCRIPT
SEJARAH FILSAFAT ZAMAN MODERN DENGAN CIRI PEMIKIRAN
ANTROPOSENTRIS
KELOMPOK 3
IKA RACHMA PANGESTI 1114121106
HABIBA NURUL ISTIQOMAH 1114121095
PENDAHULUAN
Seluruh aspek peradaban tidaklah terbangun secara serampangan. Terdapat kekuatan-kekuatan fundamental yang menggerakannya. Setidaknya ada dua kekuatan yang telah lama dikenal umat manusia, yaitu agama dan filsafat.
Pada masa abad modern ini berhasil menempatkan manusia pada tempat yang sentral dalam pandanan kehidupan sehingga corak pemikirannya antroposentris, yaitu pemikiran filsafatnya mendasarkan pada akal fikir dan pengalaman.
Antroposentris
1. Antroposentris (anthropus = manusia, centrum = pusat) adalah anggapan bahwa manusialah yang menjadi pusat segala-galanya. Pandangan ini masih dalam tahap awal perkembangan pikiran manusia.
2. Antroposentris menjelaskan kecenderungan manusia untuk menganggap diri mereka sebagai entitas pusat dan yang paling penting di alam semesta, atau penilaian realitas melalui perspektif eksklusif manusia.
3. Antroposentrisme adalah sebuah konsep utama dalam bidang etika lingkungan hidup dan filsafat lingkungan, di mana sering dianggap sebagai akar penyebab masalah yang diciptakan oleh interaksi manusia dengan lingkungan.
Pada abad pertengahan, dunia barat masih dipengaruhi pikiran
mitologis yang berasal dari mitologi Yunani. Saat itu banyak filosof
yang berpikiran seolah-olah Tuhan membelenggu manusia dengan
berbagai aturan dalam agamaNya.
Antroposentrisme ini berasal dari pikiran rasionalisme yang tidak
percaya lagi bahwa hukum alam bersifat mutlak. Rasa percaya diri
manusia kian meningkat sehingga manusia berpikir bahwa kuasa
atas sumber daya alam dan lingkungan adalah miliknya.
Sejarah Filsafat Antroposentris
Pandangan antroposentris dari segi agama dipercaya
berasal dari ajaran agama monotheis. Contohnya
adalah dalam tradisi Yudeo-Kristen tampak pada
kitab-kitab Kejadian 1: 28.
Antroposentrisme dalam dimensi kajian Islam diduga
bersumber dari prinsip-prinsip dasar Islam yang
berkaitan dengan konsep hakikat manusia sebagai
makhluk istimewa (super being), manusia sebagai
makhluk yang diberi akal (rasional), manusia
makhluk yang paling kuasa atas alam (sukhriya’) dan
konsep khalifah fi al-ardl.
1. Val Plumwood
Teori Antroposentrisme mengenakan peran dalam teori ekologi yang mirip dengan peran dalam ruang lingkup androcentrismul dalam teori feminis dan etnosentrisme dalam teori anti- rasis, karena itu mewakili suatu diskriminasi terhadap spesies non-manusia.
Val Plumwood merupakan pemerhati spesies non-manusia
Tokoh Pendukung Pemikiran
Antroposentris
2. Sebagai alasan mendasar bahwa manusia mendominasi dan melihat kebutuhan
untuk "mengembangkan" sebagian besar wilayah bumi.
3. SOCRATES
Socrates berpendapat, bahwa kebenaran itu tetap dan harus dicari.
Manusia dapat merefleksi, mentransformasi, dan menganalisis alam semesta melalui metode dialog dan debat. Hasil dari itulah yang dijadikan pengetahuan pada saat itu.
4. PLATO
Untuk mendapatkan pengetahuan yaitu melalui dialegtika, mempertentangkan sesuatu kemudian mencari solusi atau titik temu.
Jiwa merupakan pusat atau intisari kepribadian manusia
1. Antroposentris menjelaskan kecenderungan manusia untuk menganggap diri mereka sebagai entitas pusat dan yang paling penting di alam semesta, atau penilaian realitas melalui perspektif eksklusif manusia.
2. Sejarah filsafat dengan pemikiran Antroposentris dapat dilihat dari segi agama dan nonagama.
3. Pemikiran Antroposentris mengantarkan manusia pada eksploitasi alam secara besar-besaran.