metode geofisika
TRANSCRIPT
PAPER GEOFISIKA
“Pengembagan Eksplorasi Lain, Iklim dan Cuaca”
Disusun oleh :
Nama : Husawatul Hassanah
NPM : A1E012035
Semester : 4 (empat)
Dosen : Desy Hannisa Putri, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
Geofisika adalah metode yang mempelajari Bumi dan Batuan
menggunakan pendekatan-pendekatan Fisika dan Matematika. Ilmu Geofisika
merupakan gabungan dari konsep-konsep Ilmu Geologi dan Fisika. Ilmu geofisika
memiliki cakupan yang luas, dimulai dari Fisika ujungnya pada Geologi
Eksplorasi, malah mungkin masuk ke Domain Tambang dan Petroteur Engineer.
Ilmu Geofisika yang mempelajari bumi secara umum juga disebut Global
Geophysics yang mengamati dan menganalisa bumi, interior, gempa, dll,
diketahui di bidang lain “Solid Eart Geophysics”. Aplikasi geofiisika unutk
eksplorasi disebut Eksploration Geophysics, atau Geofisika eksplorasi atau
Geofisika terapan. Di bumi kita banyak sekali terkandung sumber daya alam yang
kaya. Sumber daya ini harus kita kembangkan dan kita gali agar dapat bermanfaat
untuk kehidupan manusia. Keterbatasan ilmu dan pengetahuan menjadikan
sumber daya alam itu tidak tereksplore, untuk itu di perlukannya metode yang
dapat mengeksplorasi sumber daya alam tersebut dengan baik.
1. Pengertian Eksplorasi
Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan
data/informasi selengkap mungkin tentang keberadaan sumberdaya alam di
suatu tempat. Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum
pengusahaan bahan tambang dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian
yang penyebarannya tidak merata dan sifatnya sementara yang suatu saat akan
habis tergali. Sehingga untuk menentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah
cadangan serta cara pengambilannya diperlukan penyelidikan yang teliti agar
tidak membuang tenaga dan modal, disamping untuk mengurangi resiko
kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan.
2. Macam-macam Eksplorasi
a. Eksplorasi Tambang
Eksplorasi bahan galian pertambangan ialah suatu rangkaian kegiatan mulai
dari kegiatan penyelidikan bahan galian sampai dengan pemasaran bahan
galian. secara umum tahapan kegiatan pertambangan terdiri dari,
penyelidikan umum (prospeksi), eksplorasi, penambangan, pengolahan,
pengangkutan, dan pemasaran.
Metode prospeksi
Yaitu antara lain tracing float dan pemetaan geologi dan bahan galian.
metode tracing float ini digunakan terutama pada anak sungai, yang lebih
mudah dilakukan pada musim kemarau. Metode ini dilakukan untuk
mencari atau menemukan float bahan galian yang diinginkan, yang berasal
dari lapukan zone mineralisasi yang melewati lereng bukit atau terpotong
anak sungai dan terhanyutkan oleh aliran sungai. Dengan melakukan
tracing float dari arah hilir ke hulu sungai, maka bisa diharapkan untuk
menemukan adanya zone mineralisasi yang tersingkap pada arah hulu
sungai. Pada metode ini litologi setempat sebagian besar sudah diketahui.
Metode Eksplorasi
Setelah diketahui terdapatnya bahan galian di suatu daerah dalam
kegiatan prospeksi, yang mempunyai prospek untuk dilakukan kegiatan
selanjutnya, maka dilakukanlah eksplorasi dengan metode atau cara antara
lain sebagai berikut: Untuk mengetahui penyebaran secara lateral dan
vertical dapat dilakukan dengan cara membuat parit uji, sumur uji,
pembuatan adit dam pemboran inti. Untuk mengetahui kualitas bahan
galian, diambil contoh bahan galian yang berasal dari titik percontohan dan
dianalisis di laboratorium.
Pada beberapa jenis bahan galian juga dapat dilakukan beberapa
penyelidikan geofisik seperti seismic, SP, IP dan resistivity. Setelah titik
percontohan yang dibuat dianggap cukup memadai untuk mengetahui
penyebaran lateral dan vertical bahan galian, maka dibuat peta penyebaran
cadangan bahan galian dan dilakukan perhitungan cadangan bahan galian.
Selain dari itu, juga kadang-kadang diperlukan analisis contoh batuan yang
berada di lapisan atas atau bawah bahan galian untuk mengetahui sifat-sifat
fisik dan keteknikannya.
b. Eksplorasi Seismik
Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena
adanya gangguan di dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan atau
adanya ledakan. Energi ini akan merambat ke seluruh bagian bumi dan
dapat terekam oleh seismometer.
Seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang
dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran
dilakukan dengan menggunakan ‘sumber’ seismik (palu, ledakan,dll).
Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium
(tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan
mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan
kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di
rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat
‘diperkirakan’ bentuk lapisan/struktur di dalam tanah.
Eksplorasi seismik adalah istilah yang dipakai di dalam bidang
geofisika untuk menerangkan aktifitas pencarian sumber daya alam dan
mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang
seismik. Hasil rekaman yang diperoleh dari survei ini disebut dengan
penampang seismik. Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan
menggunakan metode seismik banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan
minyak untuk melakukan pemetaan struktur di bawah permukaan bumi
untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan minyak
berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya.
Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu:
1. Metode seismik pantul (Refleksi)
Seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan
gelombang elastis yang dipancarkan oleh suatu sumber getar yang
biasanya berupa ledakan dinamit (pada umumnya digunakan di darat,
sedangkan di laut menggunakan sumber getar (pada media air
menggunakan sumber getar berupa air gun, boomer atau sparker).
Gelombang bunyi yang dihasilkan dari ledakan tersebut menembus
sekelompok batuan di bawah permukaan yang nantinya akan
dipantulkan kembali ke atas permukaan melalui bidang reflektor yang
berupa batas lapisan batuan. Gelombang yang dipantulkan ke
permukaan ini diterima dan direkam oleh alat perekam yang
disebut geophone (di darat) atau Hydrophone (di laut), (Badley, 1985).
Refleksi dari suatu horison geologi mirip dengan gema pada suatu
muka tebing atau jurang. Metode seismik refleksi banyak dimanfaatkan
untuk keperluan Explorasi perminyakan, penetuan sumber gempa
ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah. Seismik refleksi hanya
mengamati gelombang pantul yang datang dari batas-batas formasi
geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis
gelombang yakni: Gelombang-P, Gelombang-S, Gelombang Stoneley,
dan Gelombang Love
Seismik refleksi ini, dikonsentrasikan pada energi yang diterima
setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari
adalah gelombang-gelombang yang terpantulkan dari semua interface
antar lapisan di bawah permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat
disamakan dengan ‘echo sounding’ pada teknologi bawah air, kapal,
dan sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari
bentuk dan amplitudo gelombang refleksi yang direkam.Struktur bawah
permukaan dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih
sama dengan seismik refraksi, yaitu analisis berdasar kontras
parameter elastisitas medium.
Seismik refleksi umumnya dipakai untuk penyelidikan
hidrokarbon. Biasanya metode seismik refleksi ini dipadukan dengan
metode geofisika lainnya, misalnya metode grafitasi, magnetik, dan
lain-lain. Namun metode seismik refleksi adalah yang paling mudah
memberikan informasi paling akurat terhadap gambaran atau model
geologi bawah permukaan dikarenakan data-data yang diperoleh lebih
akurat.
2. Metode seismik bias (Refraksi)
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang
pada tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak
tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah gangguan
pertama (first break) diabaikan,sehingga sebenarnya hanya data first
break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar
dihubungkan oleh cepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan
tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam
material dan dikenal sebagai parameter elastisitas batuan.
Seismik bias dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada
tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak
tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah usikan
pertama (first break) diabaikan, sehingga sebenarnya hanya data first
break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar
dihubungkan oleh sepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan
tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam
material dan dikenal sebagai parameter elastisitas.
Sedangkan dalam seismik pantul, analisis dikonsentrasikan pada
energi yang diterima setelah getaran awal diterapkan. Secara umum,
sinyal yang dicari adalah gelombang-gelombang yang terpantulkan dari
semua interface antar lapisan di bawah permukaan. Analisis yang
dipergunakan dapat disamakan dengan ‘echo sounding’ pada teknologi
bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang medium juga
dapat diekstrak dari bentuk dan amplitudo gelombang pantul yang
direkam. Struktur bawah permukaan dapat cukup kompleks, tetapi
analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik bias, yaitu analisis
berdasarkan kontras parameter elastisitas medium.
c. Eksplorasi Emas
Sepanjang sejarah, emas (Au) telah menjadi logam yang sangat
berharga karena nilai moneter dan property fisik dan kimia yang unik,
secara kimiawi stabil (tidak teroksidasi, tidak seperti logam lainnya) dan
memiliki konduktivitas listrik dan panas yang tinggi. Secara geologis, Au
adalah salah satu logam langka di kerak bumi [0,0031 g/ton 1, dibandingkan
dengan Tembaga (Cu) 68 ppm, Seng (Zn) 79 ppm, Timbal (Pb) 10 ppm].
Eksplorasi dan pertambangan Emas menarik pasar modal lebih banyak
dibandingkan logam-logam lainnya. Namun, eksplorasi Au sangat
menantang karena ambang batas pertambangannya yang rendah tetapi
sudah ekonomis, dan itu tergantung pada tonase yang tersedia. Sebagai
contoh, konsentrasi Au bahkan kurang dari 1 g / ton sudah ekonomis di
beberapa deposito yang besar. Metode geofisika dan geokimia di eksplorasi
Au telah maju sangat besar sekali pada dekade terakhir ini. Beberapa
metode geofisika umum yang digunakan untuk memetakan zona alterasi
hidrotermal termasuk gravitasi udara, pemodelan 3D data listrik, dan
spektroskopi inframerah (satelit, udara, dan tipe untuk lapangan). Meskipun
metode geofisika sangat penting untuk eksplorasi emas, metode geokimia
termasuk alat portabel XRF adalah satu-satu nya metode yang dapat
mengukur konsentrasi emas dan elemen terkait lainnya.
Metode geolistrik geolistrik/resistivity dalam eksplorasi emas
Emas merupakan salah satu bahan galian logam yang bernilai tinggi
baik dari sisi harga maupun sisi penggunaan. Logam ini juga merupakan
logam pertama yang ditambang karena sering dijumpai dalam bentuk
logam murni. Bahan galian ini sering dikelompokkan ke dalam logam
mulia (precious metal). Penggunaan emas telah dimulai lebih dari 5000
tahun yang lalu oleh bangsa Mesir. Emas digunakan untuk uang logam dan
merupakan suatu standar untuk sistem keuangan di beberapa negara. Di
samping itu emas juga digunakan secara besar-besaran pada industri barang
perhiasan.
Ada tiga hal penting dalam membahas pembentukan emas, yaitu
1. Suatu reservoar yang mengandung emas meskipun dalam kadar yang
tidak begitu besar
2. Larutan airpanas yang dapat membawa emas ke tempat penjebakan
3. Tempat penjebakan
Emas dapat dijumpai dalam jumlah cukup besar pada inti bumi dan
batuan-batuan yang berukuran halus, seperti lempung hitam. Dua hal ini
merupakan reservoar potensial dari logam emas ini.
Emas murni sangat mudah larut dalam KCN, NaCN, dan Hg (air
raksa). Sehingga emas dapat diambil dari mineral pengikatnya melalui
amalgamasi (Hg) atau dengan menggunakan larutan sianida (biasanya
NaCN) dengan karbon aktif. Di antara kedua metode ini, metode
amalgamasi paling mudah dilakukan dan tentunya dengan biaya yang
relatif rendah. Hanya dengan modal air raksa dan alat pembakar, emas
dengan mudah dapat diambil dari pengikatnya. Metode ini umumnya
dipakai oleh penduduk lokal untuk mengambil emas dari batuan
pembawanya
d. Eksplorasi Mineral Mangan
Mangan merupakan satu dari 12 (dua belas) unsur terbesar yang
terkandung dalam kerak bumi. Mangan mempunyai warna abu-abu besi
dengan kilap metalik sampai submetalik, kekerasan 2 – 6, berat jenis 4,8,
massif, reniform, botriodal, stalaktit, serta kadang-kadang berstruktur
fibrous dan radial. Mangan berkomposisi oksida lainnya namun berperan
bukan sebagai mineral utama dalam cebakan bijih adalah bauxit, manganit,
hausmanit, dan lithiofori, sedangkan yang berkomposisi karbonat adalah
rhodokrosit, serta rhodonit yang berkomposisi silika.
Di Indonesia, cadangan mangan cukup besar dan tersebar di berbagai
lokasi. Potensi tersebut terdapat di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau
Jawa, Pulau Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua.
Salah satu elemen penting dalam proses penambangan adalah eksplorasi.
Eksplorasi yang baik merupakan penerapan good mining practices dalam
pra produksi tambang di lokasi IUP. Lama dan besar per satuan waktu
produksi dapat dihitung dengan memasukkan jumlah potensi mangan
tersebut dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Tahapan Eksplorasi
Pada dasarnya belum ada metode eksplorasi paling tepat untuk
mengetahui potensi mangan, karena penyebaran mangan yang sulit
diprediksi dan ditemukan secara sporadis. Pendekatan-pendekatan yang
bisa dilakukan adalah suatu rangkaian kegiatan eksplorasi yang merupakan
suatu kesatuan dan saling melengkapi, setiap tahapan direncanakan
berdasarkan tahapan sebelumnya. Apabila setiap tahapan ini dapat
dilaksanakan dengan baik, maka tingkat keyakinan data semakin tinggi
sehingga menjadi informasi berharga dalam perencanaan produksi
tambang.
Adapun tahapan – tahapan dalam eksplorasi mangan sebagai berikut:
1. Survei Tinjau
Untuk mengetahui kondisi umum suatu area IUP maka perlu
melakukan survei tinjau. Peta dasar Skala sekurang - kurangnya 1 :
50.000.
Informasi yang harus di dapatkan :
a. Beberapa titik pengamatan umum (jenis batuan dan bentuk muka
bumi)
b. Kondisi penduduk (pemukiman, kearifan lokal, agama, tingkat
pendidikan, dan lain-lain.
c. Tata guna Lahan
d. Kesampaian daerah
2. Pemetaan geologi permukaan
Mengetahui sebaran endapan mineral mangan yang tersingkap di
permukaan. Peta dasar Skala sekurang - kurangnya 1 : 25.000. Out put
dari kegiatan ini adalah:
a. Peta lintasan dan titik pengamatan dalam kegiatan lapangan
pemetaan geologi.
b. Peta geologi merupakan penggambaran dua dimensi kondisi geologi
lapangan meliputi jenis batuan, struktur geologi, serta sejarah
pembentukannya.
c. Penampang geologi adalah penampang yang menggambarkan
urutan – urutan pembentukan satuan litologi dalam peta geologi.
d. Peta geomorfologi
e. Peta ini menggambarkan relief permukaan bumi di area IUP. Peta
ini penting untuk perencanaan tambang dan infrastruktur tambang.
f. Peta tata guna lahan. Peta yang menunjukkan penggunaan lahan
oleh masyarakat, misalnya pemukiman, rumah ibadah, sekolah,
pertanian, perkebunan, hutan, dan infrastruktur lain seperti jalan dan
jembatan. Peta ini penting untuk mengetahui lokasi-lokasi dalam
area IUP yang tidak bisa dilakukan proses penambangan.
g. Peta pola pengaliran. Peta pola pengaliran dalam eksplorasi mangan
diperlukan untuk interpretasi struktur dan mineralisasi mangan
h. Peta interpretasi zona mineralisasi mangan. Peta ini sangat penting
untuk mengetahui zona prospeksi mangan dan rekomendasi metode
eksplorasi selanjutnya.
3. Test pit/trenching
Setelah dilakukan pemetaan permukaan (surface mapping) akan
diketahui lokasi-lokasi yang prospek. Informasi ini kemudian
ditindaklanjuti dengan perencanaan test pit (sumur uji) atau trenching
(parit uji). Jenis dan dimensinya diatur berdasarkan kebutuhan data
yang diinginkan dan pola mineralisasi mangan dari hasil kegiatan
pemetaan geologi.
4. Metode Geofisika
Metode geofisika sangat penting untuk mengetahui kondisi
geologi bawah permukaan. Metode geofisika yang dipilih diperoleh
dari rekomendasi kegiatan pemetaan geologi permukaan atau
berdasarkan jenis batuan yang berasosiasi dengan mangan. Metode
geofisika yang biasa dipakai dalam eksplorasi mangan adalah geolistrik
dan geoscanner.
Output dari eksplorasi dengan metode geofisika ini adalah kondisi
geologi bawah permukaan termasuk di dalamnya interpretasi
keterdapatan mangan secara vertika. Dalam kegiatan pemetaan geologi
diperoleh penyebaran mangan dan polanya, sedangkan eksplorasi
dengan metode geofisika menghasilkan interpretasi prospek mangan
secara vertikal.
5. Pemboran
Metode geofisika menghasilkan interpretasi kondisi bawah
permukaan termasuk keterdapatan mangan di dalamnya, kegiatan
pemboran memberikan keyakinan 100% terhadap interpretasi tersebut.
Lokasi dan kedalaman yang menarik menurut hasil metode geofisika,
bisa ditindak lanjuti dengan pemboran. Disamping memberikan
keyakinan pada interpretasi metode geofisika, kegiatan pemboran juga
menghasilkan informasi berharga terkait kuantitas dan kualitas mineral
mangan serta model tiga dimensi dan pendekatan perhitungan cadangan
mangan terukur secara akurat.
e. Eksplorasi Timah
Timah (Tin) adalah logam berwarna putih keperakan, dengan
kekerasan yang rendah, berat jenis 7,3 g/cm3, serta mempunyai sifat
konduktivitas panas dan listrik yang tinggi. Dalam keadaan normal (13 –
1600C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk. Ada 2 macam
timah yaitu Sn (stnnum) atau timah putih dan Pb (timbal) atau timah hitam.
Timah putih (sn) adalah unsur kimia dengan simbol Sn (Latin :
stannum) dan nomor atom 50, adalah logam golongan utama di kelompok
14 dari tabel periodik. Timah menunjukkan kemiripan kimia untuk kedua
kelompok 14 elemen tetangga, germanium dan memimpin dan memiliki dua
kemungkinan oksidasi, +2 dan sedikit lebih stabil 4. Timah adalah unsur
paling melimpah ke-49 dan memiliki, dengan 10 isotop stabil, jumlah
terbesar yang stabil isotop dalam tabel periodik. Tin diperoleh terutama dari
mineral kasiterit , di mana itu terjadi sebagai timah dioksida.
Timah hitam (Pb) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-
biruan atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik
didih 1.740°C pada tekanan atmosfer. Senyawa Pb-organik seperti Pb-
tetraetil dan Pb-tetrametil merupakan senyawa yang penting karena banyak
digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin dalam upaya
meningkatkan angka oktan secara ekonomi. PB-tetraetil dan Pb tetrametil
berbentuk larutan dengan titik didih masing-masing 110°C dan 200°C.
Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah dibandingkan
dengan daya penguapan unsur-unsur lain dalam bensin, maka penguapan
bensin akan cenderung memekatkan kadar P-tetraetil dan Pb-tetrametil.
Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya
sinar matahari dan senyawa kimia lain diudara seperti senyawa holegen
asam atau oksidator.
Sumber timah yang terbesar yaitu sebesar 80% berasal dari endapan
timah sekunder (alluvial) yang terdapat di alur-alur sungai, di darat
(termasuk pulau-pulau timah), dan di lepas pantai. Endapan timah sekunder
berasal dari endapan timah primer yang mengalami pelapukan yang
kemudian terangkut oleh aliran air, dan akhirnya terkonsentrasi secara
selektif berdasarkan perbedaan berat jenis dengan bahan lainnya. Endapan
alluvial yang berasal dari batuan granit lapuk dan terangkut oleh air pada
umumnya terbentuk lapisan pasir atau kerikil.
Mineral utama yang terkandung pada bijih timah adalah cassiterite
(Sn02). Batuan pembawa mineral ini adalah batuan granit yang
berhubungan dengan magma asam dan menembus lapisan sedimen (intrusi
granit). Pada tahap akhir kegiatan intrusi, terjadi peningkatan konsentrasi
elemen di bagian atas, baik dalam bentuk gas maupun cair, yang akan
bergerak melalui pori-pori atau retakan. Karena tekanan dan temperatur
berubah, maka terjadilah proses kristalisasi yang akan membentuk deposit
dan batuan samping.
Proses pembentukan bijih timah (Sn) berasal dari magma cair yang
mengandung mineral kasiterit (Sn02). Pada saat intrusi batuan granit naik ke
permukaan bumi, maka akan terjadi fase pneumatolitik, dimana terbentuk
mineral-mineral bijih diantaranya bijih timah (Sn). Mineral ini terakumulasi
dan terasosiasi pada batuan granit maupun di dalam batuan yang
diterobosnya, yang akhirnya membentuk vein-vein (urat), yaitu : pada
batuan granit dan pada batuan samping yang diterobosnya.
Tahap penambangan timah:
1. Tahap pengkajian / Eksplorasi
Tujuan tahap ini untuk mengetahui seberapa besar cadangan logam ini,
beberapa komponennya meliputi pemetaan awal atau surveyo, sumur bor
atau small bor berarti menggambil contoh logam dengan teknik bor tanah
dan melakukan analisis di laboraturium. Sehingga pemetaanakhir
geologis (geological map) sangat menentukan.
2. Tahap Operasional Tambang
Meliputi dua tahap yaitu penanmbagan lepas pantai dan darat. Untuk
lepas pantai biasanya perusahaan mengoperasikan dengan armada kapal
kruk, bucket(mangkuk) kapal keruk memiliki ukuran 7cuft sampai 20
cuft, digunakan pada kedalaman 15 sampai 50 meter dibawah permukaan
laut, perbulannya kapal keruk ini mampu menggali lebih dari 3 setengah
juta meter kubik material setiap bulan. Sedangkan untuk Darat banyak
dilakukan ditempat tertentu di kepulauan BangkaBelitung yang nantinya
akan menghasilkan danau/kolong hasil dari penambangan tersebut
3. Tahap peningkatan kadar bijih logam atau pengolahan
Proses ini dilakukan untuk mendapatkan produk akhir berupa logam
berkualitas dengan kadar pengotor rendah dan sn/pb tinggi
4. Tahap peleburan
Proses ini meleburkan bijihnya menjadi logam timah, dan harus
dilakukan pemurnian terlebih dahulu dengan alat pemurnian crystallizer
5. Tahap distribusi pemasaran
Proses ini meliputi kegiatan penjualan atau penyaluran logam timah ke
dalam atau luar negeri.
CUACA DAN IKLIM
1. Pengertian Cuaca dan Iklim
a. Cuaca
Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat dan pada suatu tempat/daerah
yang sempit dalam periode waktu yang relatif singkat. Misalnya : cuaca y
cerah, banyaknya awan, tekanan angin yang tinggi, panas atau sejuk.
b. Iklim
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca (atmosfer) pada suatu wilayah yang
relatif luas dan waktu yang relatif lama (puluhan tahun), ilmu yang
mempelajarinya adalah meteorologi dan ilmu yang mempelajari iklim
adalah klimatologi.
2. Perbedaan Cuaca dan Iklim
Pada dasarnya, cuaca adalah perilaku yang terjadi pada atmosfer dan
berdampak langsung pada aktifitas kehidupan manusia. Perbedaan antara
cuaca dan iklim terdiri dari jangka waktu perubahan pada atmosfer. Cuaca
berhubungan dengan suhu, kelembaban, curah hujan, kecerahan, kejernihan,
angin, visibilitas, dan tekanan atmosfer.
Di suatu tempat, cuaca bisa berubah dalam hitungan menit, jam, hari,
dan musim. Iklim merupakan rata-rata cuaca yang terjadi dalam suatu
waktu. Cara yang paling mudah untuk mengingat keduanya adalah iklim
merupakan apa yang anda harapkan seperti udara yang panas, sedangkan
cuaca adalah apa yang anda rasakan seperti saat ini panas sekali.
Sebenarnya ada banyak sekali unsur-unsur pembentuk cuaca. Mulai
dari sinar matahari, awan, hujan, hujan es, angin, salju, badai, aliran udara,
gelombang panas, dan masih banyak lagi. Dalam rangka membantu semua
orang untuk menghadapi kemungkinan cuaca yang akan terjadi maka
dibentuklah suatu badan peramalan cuaca, yang di Indonesia biasa ditangani
oleh BMKG.
Secara singkat, iklim adalah pola jangka panjang cuaca yang terjadi
pada suatu daerah. Beberapa ahli mendefinisikan iklim sebagai rata-rata
cuaca yang terjadi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Iklim
biasanya dipengaruhi oleh rata-rata curah hujan, suhu, sinar matahari,
kelembaban, kecepatan angin, dan fenomena alam lainnya.
Mempelajari iklim dan perubahan iklim sangat penting karena mampu
mempengaruhi kehidupan manusia di seluruh dunia. Meningkatnya suhu
global diperkirakan akan menaikkan permukaan air laut dan mengubah
curah hujan/iklim di suatu tempat. Mengubah iklim bisa mengoptimalkan
kesehatan manusia, hasil panen, tingkat persediaan air, dan sebagainya.
Bahkan hal ini juga mampu memperluas daerah jangkauan di gurun pasir.
3. Unsur-unsur Pembentuk Cuaca dan Iklim
a. Radiasi Matahari
Yang menyebabkan adanya panas di permukaan bumi. Radiasi
matahari datang ke bumi. Radiasi matahari datang ke bumi dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Unsur radiasi matahari yang perlu diperhatikan
adalah intensitas radiasi dan lamanya radiasi berlangsung. Intensitas radiasi
matahari terbesar terjadi di daerah tropis.
b. Temperatur Udara
Temperatur udara adalah derajat panas udara. Alat untuk mengukur
temperature udara adalah termometer. Faktor-faktor yang mempengaruhi
suhu udara suatu daerah adalah :
Sudut datang sinar matahari
Cerah tidaknya cuaca
Lama penyinaran matahari
Letak lintang
Ketinggian tempat
c. Tekanan Udara
Udara merupakan suatu zat berwujud gas dan mempunyai massa serta
volume. Karena memiliki massa dan terpengaruh gravitasi bumi, maka
udara memiliki tekanan yang disebut tekanan udara.Tekanan udara adalah
tekanan yang diberikan oleh setiap satuan luas bidang datar dari permukaan
bumi sampai batas atmosfer. Alat untuk mengukur tekanan udara
disebut barometer. Faktor utama yang mempengaruhi perbedaan tekanan
udara adalah temperature udara. Daerah yang mendapat panas terus-
menerus merupakan daerah yang mempunyai tekanan udara minimum
sedangkan daerah yang pemanasannya kurang, bertekanan maksimum.
Tekanan udara akan berubah seiring dengan semakin tingginya suatu
tempat dari permukaan laut. Makin tinggi suatu tempat makin rendah pula
kerapatan udaranya. Oleh karena itu, makin ke atas tekanan udara akan
makin rendah. Sebaliknya, makin rendah suatu tempat akan semakin tinggi
tekanan udaranya. Hal ini disebabkan udara yang berada pada bagian bawah
akan ditekan oleh udara bagian atasnya, sehingga semakin dekat ke
permukaan bumi akan semakin besar tekanan udaranya. Tekanan udara di
suatu tempat dapat berubah-ubah. Hal ini karena dipengaruhi oleh suhu
udara. Pemanasan oleh radiasi matahari dapat menyebabkan terjadinya
pemuaian udara sehingga udara akan menjadi lebih ringan. Akibatnya
tekanan pada daerah tersebut akan lebih rendah. Demikian pula sebaliknya,
jika mengalami proses pendinginan akan terjadi penyusutan sehingga
tekanan udara akan lebih tinggi. Perbedaan tekanan inilah yang akan
mengakibatkan bergeraknya udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke
daerah yang bertekanan rendah. Pergerakan udara inilah yang disebut angin.
d. Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Udara bergerak dari daerah yang
bertekanan maksimum ke daerah yang bertekanan minimum. Angin terjadi
akibat adanya perbedaan tekanan udara. Alat untuk mengukur kecepatan
angin adalah anemometer.
Jenis-jenis angin dapat dibedakan :
- Angin tetap yang meliputi angin barat, angin timur, angin pasat, angin
anti pasat
- Angin periodik yang meliputi angin muson adalah angin yang setiap
setengah tahun bertiupnya berganti arah. Angin muson dapat dibedakan
menjadi angin muson laut dan angin muson darat selain angin muson ada
angin darat dan angin laut, angin, gunung dan angin lembah.
- Angin lokal yang meliputi angin siklon yaitu angin di daerah depresi
yang memiliki barometris minimum dan di kelilingi barometris
maksimum, Angin antisiklon adalah angin di daerah kompresi yang
memiliki barometris maksimum dan di kelilingi barometris minimum,
Angin fohn angin yang bersifat panas dan kerin yang turun di daerah
pegunungan.
e. Kelembaban Udara
Kelembaban udara menunjukkan banyaknya kandungan uap air di dalam
udara. Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam
udara, air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam
udara hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin.
Kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun
dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah
menjadi titik-titik air. Udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat
dikandungnya disebut udara jenuh.
Macam-macam kelembaban udara sebagai berikut :
1. Kelembaban relatif / Nisbi yaitu perbandingan jumlah uap air di udara
dengan yang terkandung di udara pada suhu yang sama. Misalnya pada
suhu 270C, udara tiap-tiap 1 m3maksimal dapat memuat 25 gram uap
air pada suhu yang sama ada 20 gram uap air,maka lembab udara pada
waktu itu sama dengan
20 x 100 % = 80 %
2. Kelembaban absolut / mutlak yaitu banyaknya uap air dalam gram pada
1 m3.
Contoh : 1 m3 udara suhunya 250 C terdapat 15 gram uap air maka
kelembaban mutlak = 15 gram. Jika dalam suhu yang sama , 1 m3 udara
maksimum mengandung 18 gram uap air, maka
Kelembaban relatifnya = 15/18 X 100 % = 83,33 %.
3. Kelembaban Spesifik
Kelembaban spesifik adalah metode untuk mengukur jumlah uap air di
udara dengan rasio terhadap uap air di udara kering. Kelembaban
spesifik diekspresikan dalam rasio kilogram uap air, mw, per kilogram,
ma.
f. Awan
Awan adalah kumpulan titik air atau kristal-kristal es yang halus
diatmosfir. Awan terjadi akibat adanya proses kondensasi dari uap air.
Awan yang mencapai permukaan bumi disebut kabut. Berdasarkan
bentuknya awan dibedakan: Awan cumulus, berbentuk bergumpal-gumpal
seperti bulu domba. Awan stratus, berbentuk berlapis-lapis. Awan cirrus,
bentuk halus seperti kapas. Awan nimbus, warna kelabu merupakan sumber
hujan
Berdasarkan ketinggiannya, awan dibedakan; Awan tinggi, ketinggian
lebih 6000 m. Awan sedang, terletak antara 2000-6000 m.Awan rendah,
terletak antara 0-2000 m. Awan yang berkembang vertical, yaitu awan yang
ketinggian 500 m. Awan terjadi akibat adanya proses kondensasi dari uap
air. Awan yang mencapai permukaan bumi disebut kabut
g. Hujan
Hujan adalah peristiwa jatuhnya titik air dari atmosfer ke permukaan
bumi secara alami. Alat untuk mengukur besarnya curah hujan
adalah ombrometeratau disebut raingauge. Berdasarkan bentuknya hujan
dibedakan sebagai berikut yaitu hujan air, hujan salju, hujan es. Berdasar
proses terjadinya hujan dibedakan yaitu hujan orografis yaitu hujan yang
terjadi di daerah pegunungan, hujan konveksi, hujan frontal hujan yang
terjadi di daerah sub tropis, hujan konvergen hujan yang terjadi karena
adanya pengumpulan awan yang disebabkan oleh angin. Berikut disajikan
video animasi sederhana proses terjadinya hujan
Hujan adalah peristiwa jauhnya titik-titik air dari udara yang sudah
terlalu berat kandungan airnya.Berdasarkan besar kecilnya dan banyak
sedikitnya titik air hujan dibedakan menjadi:
Hujan halus, yaitu hujan yang titik-titik airnya sangat halus.
Hujan rintik-rintik, yaitu hujan yang titik-titiknya haul dan dalam jumlah
banyak.
Hujan sebenarnya, yaitu hujan yang titik-titik airnya berjari-jari 0,3-3mm
dan jatuh dengan kecepatan 3m/detik.
Hujan lebat, yaitu hujan yang turun sangat kuat, dan titik-titik airnya
berdiameter ± 7 mm.
4. Dampak Positif dan Negatif Iklim dan Cuaca
Cuaca dan iklim merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Karena cuaca dan iklim iklim mempunyai peranan yang
besar terhadap kehidupan seperti dalam bidang pertanian, perhubungan,
telekomunikasi, pariwisata dan budaya masyarakat.
Dampak Positif Iklim dan Cuaca
Banyak sekali dampak positif dari iklim dan cuaca, yaitu pada bidang
ekonomi, kesehatan, transportasi, komunikasi. Kerena dibidang tersebut
kegiatan yang dilakukan setiap hari akan berjalan dengan lancar tanpa adanya
hambatan terhadap iklim dan cuaca. Misalnya saja pada bidang komunikasi,
jika cuaca dan iklim nya bagus maka untuk kita untuk berkomunikasi dapat
berjalan dengan lancar. Pada bidang ekonomi dan pertanian jika iklim dan
cuaca nya bagus maka hasil pertanian akan melimpah, tidak banyak yang
mengalami gagal panen jika demikian maka harga-harga bahan pokok akan
stabil. Selain itu pada bidang kesehatan, jika iklim dan cuaca nya bagus maka
penyakit-penyakit yang sering kali muncul pada perubahan iklim dan cuaca
yang buruk tidak begitu menyerang masyarakat seperti batuk, pilek, dll.
Dampak Negatif Iklim
1. Bidang Pertanian
Diperkirakan produktivitas pertanian di daerah tropis akan mengalami
penurunan bila terjadi kenaikan suhu rata-rata global antara 1-20 C sehingga
meningkatkan risiko bencana kelaparan. Meningkatnya frekuensi
kekeringan dan banjir diperkirakan akan memberikan dampak negatif pada
produksi lokal, terutama pada sektor penyediaan pangan di daerah subtropis
dan tropis. Terjadinya perubahan musim di mana musim kemarau menjadi
lebih panjang sehingga menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan
kebakaran hutan. Terjadinya pergeseran musim dan perubahan pola hujan,
akibatnya Indonesia harus mengimpor beras. Pada tahun 1991, Indonesia
mengimpor sebesar 600 ribu ton beras dan tahun 1994 jumlah beras yang
diimpor lebih dari satu juta ton (KLH, 1998). Adaptasi bisa dilakukan
dengan menciptakan bibit unggul atau mengubah waktu tanam. Peningkatan
suhu regional juga akan memberikan dampak negatif kepada penyebaran
dan reproduksi ikan.
2. Terhadap kenaikan muka air laut
Naiknya permukaan laut akan menggenangi wilayah pesisir sehingga
akan menghancurkan tambak-tambak ikan dan udang di Jawa, Aceh,
Kalimantan dan Sulawesi (UNDP, 2007). akibat pemanasan global pada
tahun 2050 akan mendegradasi 98 persen terumbu karang dan 50% biota
laut. Gejala ini sebetulnya sudah terjadi di kawasan Delta Mahakam
Kalimantan Timur, apabila suhu air laut naik 1,50C setiap tahunnya sampai
2050 akan memusnahkan 98% terumbu karang. di Indonesia kita tak akan
lagi menikmati lobster, cumi-cumi dan rajungan. Di Maluku, nelayan amat
sulit memperkirakan waktu dan lokasi yang sesuai untuk menangkap ikan
karena pola iklim yang berubah.
Kenaikan temperatur menyebabkan es dan gletser di Kutub Utara dan
Selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya pemuaian massa air
laut dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini membawa banyak perubahan
bagi kehidupan di bawah laut, seperti pemutihan terumbu karang dan
punahnya berbagai jenis ikan. Sehingga akan menurunkan produksi tambak
ikan dan udang serta mengancam kehidupan masyarakat pesisir
pantai. Kenaikan muka air laut juga akan merusak ekosistem hutan bakau,
serta merubah sifat biofisik dan biokimia di zona pesisir.
3. Terhadap sumber daya air.
Pada pertengahan abad ini, rata-rata aliran air sungai dan ketersediaan
air di daerah subpolar serta daerah tropis basah diperkirakan akan
meningkat sebanyak 10-40%. Sementara di daerah subtropis dan daerah
tropis yang kering, air akan berkurang sebanyak 10-30% sehingga daerah-
daerah yang sekarang sering mengalami kekeringan akan semakin parah
kondisinya.
4. Terhadap Ekosistem
Kemungkinan punahnya 20-30% spesies tanaman dan hewan bila
terjadi kenaikan suhu rata-rata global sebesar 1,5-2,5oC. Meningkatnya
tingkat keasaman laut karena bertambahnya Karbondioksida di atmosfer
diperkirakan akan membawa dampak negatif pada organisme-organisme
laut seperti terumbu karang serta spesies-spesies yang hidupnya bergantung
pada organisme tersebut. Dampak lainnya yaitu hilangnya berbagai jenis
flaura dan fauna khususnya di Indonesia yang memiliki aneka ragam jenis
seperti pemutihan karang seluas 30% atau sebanyak 90-95% karang mati di
Kepulauan Seribu akibat naiknya suhu air laut.
5. Ekonomi
Semua dampak yang terjadi pada setiap sektor tersebut diatas pastilah
secara langsung akan memberikan dampak terhadap perekonomian
Indonesia akibat kerugian ekonomi yang harus ditanggung. Terjadinya
kenaikan harga bahan pokok dan kenaikan kebutuhan sehari-hari lainnya.
6. Terhadap pemukim perkotaan
Kenaikan muka air laut antara 8 hingga 30 centimeter juga akan
berdampak parah pada kota-kota pesisir seperti Jakarta dan Surabaya yang
akan makin rentan terhadap banjir dan limpasan badai. Masalah ini sudah
menjadi makin parah di Jakarta karena bersamaan dengan kenaikan muka
air laut, permukaan tanah turun: pendirian bangunan bertingkat dan
meningkatnya pengurasan air tanah telah menyebabkan tanah turun.Namun
Jakarta memang sudah secara rutin dilanda banjir besar pada awal
Februari,2007,banjir di Jakarta menewaskan 57 orang dan memaksa
422.300 meninggalkan rumah, yang 1.500 buah di antaranya rusak atau
hanyut.Total kerugian ditaksir sekitar 695 juta dolar.
7. Terhadap Kesehatan
Ketika perubahan iklim datang, maka kesehatan manusia akan berada
dalam ketidakpastian waktu. Kasus bisa terjadi sewaktu-waktu dengan
kuantitas dan kualitas dampak yang juga tidak dapat dipastikan. Sistem
pelayanan kesehatan akan menemui berbagai macam tantangan yang rumit
seperti naiknya biaya pelayanan kesehatan, komunitas yang mengalami
penuaan dini, dan berbagai tantangan lainnya sehingga strategi pencegahan
yang efektif sangat dibutuhkan.
Frekuensi timbulnya penyakit seperti malaria dan demam berdarah
meningkat. Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin
rentan terhadap diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi penyakit-
penyakit yang ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan. ”Pemanasan
global” juga memicu meningkatnya kasus penyakit tropis seperti malaria
dan demam berdarah. Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan
semakin rentan terhadap diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi
penyakit-penyakit yang ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan.
Faktor iklim berpengaruh terhadap risiko penularan penyakit tular vektor
seperti demam berdarah dengue (DBD) dan malaria. Semakin tinggi curah
hujan, kasus DBD akan meningkat. suhu berhubungan negatif dengan kasus
DBD, karena itu peningkatan suhu udara per minggu akan menurunkan
kasus DBD. Penderita alergi dan asma akan meningkat secara signifikan.
Gelombang panas yang melanda Eropa tahun 2005 meningkatkan angka
“heat stroke” (serangan panas kuat) yang mematikan, infeksi salmonela, dan
“hay fever” (demam akibat alergi rumput kering).
Dampak Negatif Cuaca
1. Bidang Pertanian
Cuaca yang buruk sektor pertanian di indonesia hal ini dikarenakan
waktu tanam dan tanaman yang akan di tanam harus di sesuaikan dengan
adalah cuaca sedang terjadi. Namun sekarang cuaca sering berubah ubah
sehingga terjadinya krisis air untuk pasokan irigasi pada lahan yang di
sebabkan terlalu cepatnya penguapan dan tanaman juga sering mengalami
kerusakan karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Jika
terjadi hal seperti ini maka akan berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat terutama faktor ekonomi, harga SDA yang di butuhkan akan
tinggi dan persediaan yang minim.
2. Bidang Transportasi
Cuaca dan iklim mempunyai peranan yang besar tehadap bidang
transportasi. Seperti cuaca, suhu, arah dan kecepatan angin, awan, dan kabut
sangat mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan. Selain berpengaruh
terhadap penerbangan, faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap
transportasi laut. Seperti arah dan kecepatan angin, tinggi gelombang, badai
dan lain-lain. Sehingga jika cuaca buruk jalur transportasi akan terhambat,
terutama transportasi laut dan udara.
3. Bidang Telekomunikasi
Cuaca yang buruk dapat berpengaruh pula terhadap bidang
telekomunikasi. Seperti arus angin dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi
antar daerah dengan menggunakan telepon angin. Pengaruh lain yaitu
kondisi cuaca yang kurang baik dapat mengganggu jaringan telekomunikasi.
Misalnya saat kondisi hujan atau mendung sinyal Handphone menjadi
melemah.
4. Sosial-budaya.
Bagi petani tidak ekonomisnya pertanian akan menyebabkan alih
fungsi lahan dan bergantinya corak produksi. Bagi nelayan tidak melaut
berarti tidak makan, seiring meningkatnya intensitas badai. Budaya yang
lahir akibat interaksi manusia dengan alam akan tercabut. Daerah-daerah
tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian.
Hal hal tersebut akan angan mempengaruhi kehidupan masyarakat,
kebudayaan mereka akan berubah dengan faktor faktor tersebut diatas.
Kedihupan manusia tidak akan lepas dari SDA yang telah di ciptakan Tuhan
untuk di rawat dan di kembangkan oleh manusia agar dapat di manfaatkan
oleh manusia, namun terkadang sering sekali manusia juga yang merusak
alam ini, cuaca yang tidak menentu juga di sebabkan oleh tingkah manusia.