geofisika metode geolistrik 1d.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geolistrik adalah metode geofisika yang mempelajari sifat-sifat kelistrikan
dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya dipermukaan bumi. Dalam hal ini
meliputi pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi, baik
secara alamiah maupun akibat adanya injeksi arus kedalam bumi. Oleh karena itu
metode geolistrik mempunyai banyak macam,termasuk didalamnya metode
potensial diri, induksi polarisasi dan resistivity (tahanan jenis).
Pada metode geolistrik tahanan jenis, arus listrik dialirkan kedalam bumi
melalui elektroda arus, kemudian beda potensial yang timbul diukur melalui dua
buah elektroda potensial. Dari pengukuran tersebut untuk jarak elektroda yang
berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga hambatan jenis masing-masing
lapisan dibawah titik ukur. Asumsi yang digunakan untuk menurunkan persamaan
matematis untuk resistivitas (tahanan jenis) adalah sebagai berikut :
1. Bumi berlapis secara horizontal.
2. Tiap lapisan bersifat homogen isotropis.
3. Tiap lapisan bias dibedakan berdasarkan nilai tahanan jenis.
Metode geolistrik tahanan jenis dipakai untuk mencari formasi yang
mengandung air, korelasi stratigrafi dalamlapangan minyak dan pencarian bijih
yang kondusif.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan diadakannya praktikum geolistrik adalah agar praktikan dapat :
1. Mengerti dan memahami prinsip dasar dan teori dari geolistrik tahanan
jenis.
2. Memahami prinsip kerja alat ukur resistivitas bumi.
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 1
3. Mengetahui cara pengukuran data dan perhitungan resistivitas bumi.
4. Mampu melakukan pengolahan data dan interprestasi data resistivitas baik
secara kualitatif maupun kuantitatif.
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Potensial Listrik Pada Medium Homogen
Untuk sumber arus tunggal pada medium (bumi) yang telah diasumsikan
homogen dan isotropis maka potensial pada suatu titik diluar sumber akan
memenuhi persamaan Laplace ∇2V = 0, dalam koordinat bola :
∇2V = 12
∂∂r [ r2 ∂V
∂ r¿+
1r2sin θ
∂∂θ [ sin θ ∂V
∂θ¿+ 1
r2sin 2θ∂ V❑
2
∂ φ❑2 = 0………
(1)
Karena anggapan bumi homogen isotropis maka bumi mempunyai simetri
bola, sehingga potensial (V) merupakan fungsi dari (r) saja, jika ditulis V = V r,
sehingga penyelesaiannya secara umum pada persamaan Laplace adalah sebagai
berikut :
∇2V = 1r
∂∂r [ r2 ∂V
∂ r¿ = 0 ………………………………………… (2)
∇2V = ∂
∂ r2 [ r2 ∂V∂ r
¿ = 0 ………………………………………….(3)
Misalkan :
r2 ∂V∂ r
=C1∂ V∂ r
=C1
r2 dan ∂ V=C 1
r2 ∂r ……….……………………..(4)
∫ ∂V =C1∫ 1r 2 ∂ r≈ V =
−C1
r+C 2..…………………………… (5)
Dimana C1 dan C2adalah Konstanta.
Jika syarat batas potensial yaitu :
Jika r = maka V = 0 dan jika C2= 0, maka demikian pers (5)
diatas
menjadi :
V = - C1
r………………………………………………………….(6)
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 3
Hukum Ohm pada media yang diperluas menyatakan hubungan antara
intensitas media listrik (E) atau gradient potensial dengan rapat arus (j)
yaitu :
J = σE …………………………………………………….(7)
Apabilah hukum kekekalan muatan menyatakan bahwa arus total sama
dengan integrasi rapat arus yang menembus suatu permukaan ½ bola.
I = ∫ J . ∂ S = 2π r2 . ………………………………………………….(8)
Apabila diketahui konduktivitas σ= 1/ρ dan medan listrik E =V sehingga :
J = - 1ρ
C1
r2 ……………………………………………………..(9)
Maka dengan mensubtitusikan persamaan (9) ke persamaan (8) maka akan
didapatkan persamaan :
C1 = - Iρ2 π …..……………………………………………………….(10)
Maka dengan mensubtitusikan pesamaan (10) ke dalam persamaan (6) akan
didapatkan potensial pada suatu titik berjarak (r) dari suatu sumber arus yang
dapat dinyatakan dalam pesamaan berikut :
Vr = Iρ2π ( 1
r ) ………………………………………………………..(11)
Dimana ρadalah tahanan jenis medium.
2.2 Distribusi Potensial Listrik Disekitar Elektroda Arus Ganda Di
Permukaan Bumi
Dalam kasus ini terdapat dua buah elektroda arus yang dipakai untuk
mengalirkan arus listrik kedalam bumi. Jika pada permukaan bumi tersebut
dialirkan arus listrk melalui satu buah elektroda, perhitungan potensial listrik
disuatu titik yang berjarak (r) dari elektroda arus dapat digunakan rumus pada
persamaan (11).
Sekarang apabila pada permukaan bumi tersebut ada dua buah sumber arus
yang berlawanan polaritasnya (menggunakan dua elektroda arus), maka besarnya
potensial dititik M (misalnya) adalah :
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 4
I
0A B
∆V
NM
VM = Iρ2 π ( 1
r1−
1r2 )……………………………………………(12)
Dimana :
r1 = jarak titik M ke sumber arus positif A.
r2= jarak titik M ke sumber arus negatif B.
Jika dua buah titik yaitu M dan N yang terletak didalam bumi, maka besarnya
beda potensial antara dua titik M dan N adalah:
MN = VM - VN
= Iρ2 π ( 1
r1−
1r2 ) - Iρ
2 π ( 1r3
−1r 4 )
= Iρ2 π ( 1
r1−
1r2
−1r3
+1r 4 ) ………………………………..(13)
Dimana :
r3 = jarak titik N ke sumber arus positif A
r4 = jarak titik N ke sumber arus negatif B
Gambar 2.1
Susunan Elektroda Schlumberger
Keterangan :
I = arus listrik (mA) pada transmitter.
∆ V = beda potensial (mV) pada receiver.
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 5
O = titik pengukuran.
AB = spasi elektroda arus (meter).
MN = spasi elektroda potensial (meter).
Dengan syarat menurut aturan Schlumberger : MN ≤ 1/5 AB, maka beda
potensial antara M dan N adalah :
∆ V = VM - VN
= Iρ2 π [( 1
AM− 1
BM )−( 1AN
− 1BN )] =
Iρ2 π { 8 MN
( AB)2−(MN )2 }………………(14)
Karena bumi tidak Homogen isotropis, maka tahanan jenis yang terukur adalah
tahanan jenis semua, yaitu :
ρa=π [( AB)2−(MN )2
4 MN ] ∆VI
……………………………………(15)
ρa=Ks ∆ VI ……………………………………(16)
Dimana :
ρa = tahanan jenis semu.
Ks = faktor geometris (konfigurasi Schlumberger).
Makadapat ditarik kesimpulan bahwa faktor geometri tergantung pada
perletakan elektroda arus maupun elektroda potensial.
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 6
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 7
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Peralatan dan PerlengkapanYang Digunakan
Alat yang digunakan untuk pengukuran Geolistrik Tahanan Jenis adalah
Model Naniura 300 HF.Perlengkapan yang dibutuhkan terdiri dari :
1) Power Supplyberupa baterai kering 12 V (1 buah).
2) Resistivity-meter : Naniura NRD 300 HF(1 buah).
3) Elektroda arus (Besi) dan elektroda potensial (Tembaga),masing-masing 2
buah.
4) Gulungan kabel untuk arus (2 buah )dan beda potensial (2 buah).
5) Lembar pengisian data dan kertas plot bilogaritma.
6) Kalkulator.
7) Alat tulis dan clipboard.
8) Palu (2 buah)
Dalam pengukuran Geolistrik Tahanan Jenis dikenal beberapa susunan
elektroda (konfigurasi) yang digunakan sesuai dengan kebutuhan ataupun maksud
dari pengukuran. Susunan elektroda yang digunakan dalam kegiatan praktikum
adalah Susunan Schlumberger.
3.2 Kegiatan Pengukuran
3.2.1 Lokasi Pengukuran
Pengukuran untuk pengambilan data dengan metode geolistrik ini dilakukan
di lapangan bola UPN “Veteran” Yogyakarta.
3.2.2 Persiapan Alat dan Lokasi Pengukuran
1. Pilihlah lintasan yang akan disurvei. Sebaiknya lintasan yang dipilih atau
dibuat permukaannya datar dan tegak lurus terhadap strike lapisan
batuannya.
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 8
2. Rangkailah alat Naniura NRD 300 HFResistivity-
meter.
3. Hidupkan alat (saklar power posisi On), diindikator bagian pemancar akan
diinjeksikan sebesar24 V dan disekitar pertengahan untuk tegangan
masukan 12 V. Jika indikator kurang dari 24 V, aki sudah harus diisi
kembali.
4. Hubungkan kedua kabel daari elektroda arus ke terminal Current.Indicator
Current Loop akan menyimpang ke arah kanan. Usahakan agar tahanan
kontak antara elektroda sekecil mungkin dengan memperdalam elektroda
dan diusahakan didaerah merah.
5. Hubungkan kedua kabel dari elektroda potensial ke terminal potensial.
Jarak M-N yang digunakan sesuai dengan tabel pengukuran yang
digunakan dan biasanya dimulai dengan MN/2 = 0,5 meter. Digital meter
akan menunjukkan angka tertentu. Atur kompensator sehingga angka akan
menunjukkan nol dengan mengatur potensiometer kasar dan halus.
3.2.3 Pengukuran
1. Arus dimulai diinjeksikan dengan volume kecil yang berada pada posisi 1.
Tekan tombol start, besarnya arus akan muncul didisplay (usahakan besar
arus lebih besar dari 10 mA agar pembacaan arus dapat stabil). Pada saat
pembacaan nilai arus ini, tombol hold ditekan, lalu arus dimatikan. Jadi
pada saat pengiriman arus, cukup membaca besarnya arus sedangkan
besarnya nilai potensial dapat dibaca setelah arus dimatikan. Biasanya
berada pada posisi AB/2 masih kecil misalkan 1,5 meter atau 2 meter,
pembacaan potensial dalam skala V, sehingga arus dikalikan 1000 untuk
besaran milivolt.
2. Setelah nilai potensial dibaca, tombol hold ditekan, nilai potensial akan
segera hilang.
3. Nilai tegangan dan arus ditulis dalam tabel yang sudah disediakan
kemudian dihitung besarnya tahanan jenis semu (ρ ¿dengan menggunakan
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 9
rumus persamaan ρa=π [( AB)2−(MN )2
4 MN ] ∆VI
. Untuk memudahkan
perhitungan, besarnya tegangan dibuat dalam satuan mV dan arus dalam
mA.
4. Setiap pengukuran harus langsung diplotkan dalam kertas bilogaritma.
5. Untuk pembacaan berikutnya sama dengan point 1 sampai 4. Sebelum
pengiriman arus, angka dibagian penerima harus dalam keadaan nol.
Besarnya arus dapat diperbesar dengan menaikkan tegangan keposisi yang
lebih tinggi, tapi selama pembacaan potensial masih cukup baik, tidak
perlu manaikkan arus, hal ini bertujuan untuk menghemat aki.
6. Setelah pengukuran dilakukan beberapa kali dengan posisi elektroda
potensial MN/2 = 0,5 meter sesuai dengan tabel yang tersedia atau nilai
potensial sudah sangat kecil, posisi elektroda potensial dapat dipindahkan
ke MN/2 = 1 meter dan dalam hal ini harus dilakukan pengukuran overlap
yaitu pengukuran AB/2 yang sama untuk dua harga MN/2.
7. Pengukuran selanjutnya dapat dilakukan dengan posisi elektroda potensial
MN/2 yang berikutnya sesuai dengan yang kita inginkan. Setiap perubahan
harga MN/2 selalu dilakukan pengukuran overlap.
Setiap hasil pengukuran harus langsung diplotkan dalam kertas bilogaritma
untuk membantu mengetahui kualitas dari data yang diperoleh. Jika kurva yang
diperoleh bentuknya tidak halus (smooth), akan dapat dianalisa penyebabnya
sehingga pengukuran dapat segera dilakukan pengulangan.
Tabel 3.1
Data Hasil Pengukuran Di Lapangan
AB/2 MN/2 KPERCOBAAN KE-1 PERCOBAAN KE-2
ρavgV I ρ V I ρ
1 0,5 2,355 8840 9 2313,13 8840 9 2313,13 2313,13
2 0,5 11,775 2962 11 3170,69 3259 1
2 3197,89 3184,293 0,5 27,475 1502 11 3751,5 1424 1 3556,76 3654,18
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 10
9 1
4 0,5 49,455 1596 22 3587,74 1553 2
1 3657,32 3622,53
5 0,5 77,715 1165 28 3233,5 1161 28 3222,4 3227,95
6 0,5 112,255 848 35 2719,78 837 3
4 2763,45 2741,62
6 1 54,95 1712 35 2687,84 1711 3
5 2686,27 2687,06
8 1 98,91 1007 48 2075,05 985 4
7 2072,9 2073,98
10 1 155,43 522 52 1560,28 520 5
2 1554,3 1557,29
12 1 224,51 2954 53 12513,3 2933 5
3 12424,3 12468,8
15 1 351,68 1638 55 10473,7 1670 5
6 10487,6 10480,6
15 5 62,8 1088 58 1178,04 1069 5
7 1177,78 1177,91
20 5 117,75 3878 61 7485,81 3837 6
1 7406,67 7446,24
25 5 188,4 1800 62 5469,68 1768 6
1 5460,51 5465,09
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 11
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengolahan Data Secara Manual
Dalam praktikum akan menggunakan metode Curve Matching untuk
mengolah data lapangan. Metode Curve Matching mengaplikasikan empirical
master curves yang terdiri atas dua bagian, yaitu kurva standar 2 lapisan dan
kurva pembantu. Kurva pembantu ini ada empat macam yaitu:
Jenis H (p1> p2< p3 ).
Jenis A (p1< p2< p3 ).
Jenis K (p1< p2> p3 ).
Jenis Q (p1> p2> p3 ).
4.1.1 Cara Penggunaan CurveMatching
1. Data lapangan diplotkan pada kertas bilogaritma tembus pandang spasi
AB/2 sebagai absis dan tahanan jenis sebagai ordinat.
2. Himpitkan kurva sounding spasi pendek dengan kurva standar dua lapisan.
Koordinat titik asal kurva standar yang dibaca pada kurva sounding
merupakan tahanan jenis dan ketebalan lapisan pertama, ρ1 = 457,4 Ohm
meter dan h1=1 meter. Kurva standaryang sesuai tadimenunjukkan harga
perbandingan tahanan jenis antara lapisan pertama dan kedua, ρ2/ρ1 = 8,
maka ρ2 = 457,4x8 Ohm-m = 3659,2 Ohm-m dan perbandingan h2/h1 =
0,35 meter, maka h2 = 1 x 0,35 = 0,35 meter.
3. Titik asal pertama (I) dikatakan tepat pada titik asal sounding sehingga
diperoleh ρ2dan h2 dari kertas bilogaritma masing-masing 733Ohm-meter
dan 2 meter. Kemudian pada kertas bilogaritma dibuat kurva bantu dengan
harga ρ3/ρ2 = 0,8. Kurva bantu ini akan menjadi tempat kedudukan titik
asal selanjutnya (II) yang menentukan harga tahanan jenis lapisan ketiga
dan ketebalan lapisan kedua. Tahanan jenis lapisan ketiga merupakan
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 12
perkalian antara ordinat titik asal II dengan perbandingan ρ3/ρ2 yang
didapatkan ρ3 = 733 x 0,8 Ohm-meter = 586,4 Ohm-meter dan
perbandingan h3/h2 = 3 meter, maka h3 = 3 x 2 = 6 meter.
4. Untuk bagian kurva sounding dengan spasi yang lebih besar maka harus
mengulangi langkah-langkah diatas.
Setelah diperoleh nilai p dan h pada tiap lapisan, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan pengecekan terhadap hasil matching dengan menggunakan
salah satu program geofisika seperti program Datares, Resoma, IPI2-WIN.
Sehingga dari program tersebut dapat diketahui berapa tingkat prosentasenya (%)
kesalahan ketika kita melakukan matching secara manual.
4.1.2 Pengolahan Data Secara Komputasi Dengan Menggunakan Program
Ipi2-Win
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada program IPI2-WIN adalah:
1. Tulislah data hasil yang diperoleh pada pengukuran dilapangan dalam
format Text Document (Notepad).
2. Adapun cara untuk menginput data tersebut, yaitu :
Klik file > New Ves Point.
Klik ikon ρ pilih konfigurasi yang akan digunakan (dalam praktikum
digunakan konfigurasi Schlumberger).
Gambar 4.1
Ves-PointPada Software IP2-Win
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 13
Klik Open TXT, masukkan data lapangan yang sudah di format
kedalam bentuk Notepad> Klik OK.
Kemudian save kedalam direktori yang diinginkan > Klik OK.
Maka akan muncul berapa persen Error bila lebih dari 5%, klik
iconAutometic minimization with number of layer selection.
Pada samping dimunculkan new ves.
Gambar 4.2
Ves-Point dan Persen Error Pada Software IP2-Win
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 14
4.2 Interpretasi Data
Untuk interpretasi, klik kanan pada kurva hasil pengukuran dilapangan lalu
pilih split, fungsi split itu sendiri adalah untuk menambahkan lapisan pada kurva
lapangan sehingga memudahkan interpretasi data. Geserkan garis yang berwarna
biru sedemikian rupa sehingga kurva standar (garis merah) akan berhimpitan
dengan kurva lapangan (garis hitam). Tingkat kesalahan (%) tidak boleh melebihi
5%.Metode interpretasi secara garis besarnya dibagi dalam dua bagian, yaitu :
1. Metode Kualitatif.
2. Metode Kuantitatif.
4.2.1 Metode Kualitatif
Metode ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum perlapisan
yang diharapkan dapat membantu dalam interpretasi kuantitatifyang biasa
dilakukan dalam metode ini adalah:
Mengenal berbagai tipe kurva lapangan.
Membuat penampang tahanan jenis semu.
Membuat peta tahanan jenis semu.
4.2.2 Metode Kuantitatif
Metode ini digunakan untuk menentukan harga tahanan jenis dan
ketebalan lapisan dari data di lapangan dengan cara matching dan kemudian
melakukan pengecekan dengan menggunakan program. Hasil akhir metode ini
adalah tahanan jenis dan ketebalan lapisan yang telah terkoreksi oleh program
dengan kesalahan lebih kecil dari 5%. Kemudian hasil koreksi tersebut
dikorelasikan dengan titik sounding lainnya sehingga diperoleh penampang dua
dimensi, yaitu harga resistivitas terhadap kedalaman.
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 15
BAB V
INTERPETASI DATA
5.1 Interpretasi Data
Interpretasi dengan menggunakan IPI2WIN, langkahnya sebagai berikut :
1. Lengkapi perhitungan di Microsoft Excel.
2. Buka program IP2Win
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 16
3. Pilih File> New VES Point.
4. Copy AB/2 dan ρ rata-rata dari Microsoft Excel. Lalu klik OK.
5. Simpan pekerjaan yang dilakukan. Muncul kotak dialog kemudian klik OK.
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 17
6. Grafik merah harus disesuaikan dengan grafik hitam dengan cara menggeser
posisi dan klik kanan lalu pilih split untuk memotong posisi geser.
7. Atur sedemikian rupa sehingga grafik merah mendekati bentuk grafik hitam
sampai persentase kesalahan di bawah 10%.
Dari interpretasi mengunakan IPI2WIN didapatkan bahwa pada tempat
pengujian terdapat 4 lapisan(kesalahan 5,9%). Hasil interpretasi adalah sebagai
berikut :
Lapisan pertama mempunyai ρ = 1763Ohm-mdan kedalaman lapisan 0,098
m.
Lapisan kedua mempunyai ρ = 963Ohm-m dan kedalaman lapisan 0,195 m.
Lapisan ketiga mempunyai ρ = 621Ohm-m dan kedalaman lapisan 0,175 m.
Lapisan keempat mempunyai ρ = 187Ohm-m dan kedalaman lapisan 0,368 m.
Lapisan keempat mempunyai ρ = 871 Ohm-m dan kedalaman lapisan 5,51 m
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 18
Lapisan keempat mempunyai ρ = 1.98 Ohm-m dan kedalaman lapisan
16,2 m.
Lapisan keempat mempunyai ρ = 8,88 Ohm-m dan kedalaman lapisan ∞.
Interpretasi secara manual dengan Curve Matching didapatkan hasil sebagai
berikut :
1.ρ2
ρ1 = 2,5
ρ1 = 2318,05 Ohm-meter
ρ2 = 2318,05x 2,5 = 5795,125 Ohm-meter
h2
h1 = 1,5
h1 = 1 meter
h2 = 1 x 1,5 = 1,5 meter
2.ρ3
ρ2 = 0,2
ρ2 = 4500Ohm-meter
ρ3 = 4500 x 0,2 = 900Ohm-meter
h3
h2 = ∞
h2 = 1,5 meter
h3 = ~ x 1,5 = ∞meter
Untuk menafsirkan litologinya disesuaikan dengan harga tahanan jenis untuk
berbagai lapisan bumi.
Tabel 5.1
Harga Tahanan Jenis Untuk Berbagai Lapisan Bumi
No. Jenis Lapisan Harga Tahanan Jenis (Ohm m)
1. Air Permukaan 80 – 200
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 19
2. Air Tanah 30 - 100
3. Lempung 10 - 200
4. Pasir 100 - 600
5. Pasir dan Kerikil 100 - 1000
6. Batu Lumpur 20 - 200
7. Batu Pasir 50 - 500
8. Konglomerat 100 - 500
9. Kelompok Andesit 100 - 2000
10. Kelompok Granit 1000 - 10000
11. Kelompok Chert 200 - 2000
Tabel 5.2
Hasil Interpretasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D
Interpretasi dengan IPI2WIN Interpretasi dengan Curve Matching
Lap.ρ
(Ohm-m)Jenis
Lapisanh
(m)Lap.
ρ (Ohm-m)
Jenis Lapisan
h(m)
1 1414 Kelompok Granit 0,5 1 2318,05 Kelompok
Granit 1
2 9681 Kelompok Granit 1,12 2 5795,125 Kelompok
Granit 1,5
3 556 Pasir dan Kerikil 3,63 3 900 Konglomera
t ∞
4 3783 Kelompok Granit ∞
BAB VI
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 20
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Geolistrik adalah metode geofisika yang mempelajari sifat-sifat kelistrikan
dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya dipermukaan bumi. Dalam hal ini
meliputi pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi, baik
secara alamiah maupun akibat adanya injeksi arus kedalam bumi. Matematis
untuk resistivitas (tahanan jenis) adalah sebagai berikut :
1. Bumi berlapis secara Horizontal.
2. Tiap lapisan bersifat Homogen isotropis.
3. Tiap lapisan bias dibedakan berdasarkan nilai tahanan jenis.
Untuk mengolah data lapangan kita dapat menggunakan beberapa metode,
metode yang digunakan antaranya yaitu :
Metode Curve Matching.
Metode Automatic Interpretation.
Metode Linier Filter.
Metode interpretasi secara garis besarnya dibagi dalam dua bagian, yaitu :
1. Metode Kualitatif.
2. Metode Kuantitatif.
6.2 Saran
1. Lebih teliti dalam memberikan keterangan macam-macam alat yang
digunakan beserta fungsinya.
2. Agar memberikan koreksi pada data yang didapat saat dilapangan agar tidak
ada kesalahan atau koreksi saat pengolahan data.
DAFTAR PUSTAKA
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 21
Winda, dkk. 2015. Buku Panduan Praktikum Geofisika Tambang. Laboratorium
Geofisika, Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral,
UPN “Veteran” Yogyakarta.
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 22
LAMPIRAN
Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D 23