metode evans.docx

3
Metode evans-brooke Menggunakan larutan fisiolgi koloid, dan glukosa dalam retusitasi. Ketiga jenis cairan ini diberikan dalam waktu 24 jam pertama Protokol resutitasi Kebutuhan cairan dan jenis cairan diuraikan dalam tabel Pemberian Pada hari pertama, separuh jumlah kebutuhan cairan dibarikan dalam delapan jam pertama, sisanya diberikan dalam enam belas jam sisa. Pada harii kedua, diberikan separuh jumlah kebutuhan koloid (darah) dan jumlah larutan salin normal ditambah 2000 ml glukosa; pemberian secara merata dalam 24 jam. 3. metode advaced trauma life support ATLS menerapkan pola pemberian cairan kristaloid 2000 ml untuk mengatasi syok pada kesempatan pertama. Tidak ada keterangan lebh lanju yang menjelaskan alasan mengapa diberikan 2000 ml ; meski ditegaskan jumlah tersebut syok efektif dikoreksi. Khusus pada luka pbakar, direkomendasikan 2-4 ml/kg/luas luka bakar. Setelah penatalaksanaan ABC traumatologi berdasarkan prioritas, ATLS menyusun panduan untuk merujuk penderita ke sentrum pelayanan luka bakar. 4. metode lainnya Beberapa metode pemberian cairan untuk luka bakar, antara lain : - Beberapa cara perhitungan kebutuhan volume di ajukan adalah 30 – 70 ml/kg/jam menggunaka cairan kristaloid, dengan pemantauan produksi urin 0,5 ml/kg/jam. - Masih berkaitan dengan metode baxter terutama di bidang pediatric, di beberapa sentrum dilakukan beberapa penyesuaian dan modifikasi sebagaimana dapat dilihat pada table 14. - Resusitasi menggunakan larutan salin hipertonik. Di beberapa literature dibahas metode resusitasi menggunaka larutan salin hipertonik. Larutan salin yang digunakan adalah NaCl 3%, 6% dan 7.5%. cara kerjanya adalah menarik aliran intrasel ke kompartemen intravascular (bekerja lambat) karena

Upload: clara-eka-putri

Post on 26-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jojo

TRANSCRIPT

Page 1: metode evans.docx

Metode evans-brooke

Menggunakan larutan fisiolgi koloid, dan glukosa dalam retusitasi. Ketiga jenis cairan ini diberikan dalam waktu 24 jam pertama

Protokol resutitasiKebutuhan cairan dan jenis cairan diuraikan dalam tabel

PemberianPada hari pertama, separuh jumlah kebutuhan cairan dibarikan dalam delapan jam pertama, sisanya diberikan dalam enam belas jam sisa. Pada harii kedua, diberikan separuh jumlah kebutuhan koloid (darah) dan jumlah larutan salin normal ditambah 2000 ml glukosa; pemberian secara merata dalam 24 jam.

3. metode advaced trauma life support ATLS menerapkan pola pemberian cairan kristaloid 2000 ml untuk mengatasi syok pada kesempatan pertama. Tidak ada keterangan lebh lanju yang menjelaskan alasan mengapa diberikan 2000 ml ; meski ditegaskan jumlah tersebut syok efektif dikoreksi. Khusus pada luka pbakar, direkomendasikan 2-4 ml/kg/luas luka bakar. Setelah penatalaksanaan ABC traumatologi berdasarkan prioritas, ATLS menyusun panduan untuk merujuk penderita ke sentrum pelayanan luka bakar.

4. metode lainnyaBeberapa metode pemberian cairan untuk luka bakar, antara lain :

- Beberapa cara perhitungan kebutuhan volume di ajukan adalah 30 – 70 ml/kg/jam menggunaka cairan kristaloid, dengan pemantauan produksi urin 0,5 ml/kg/jam.

- Masih berkaitan dengan metode baxter terutama di bidang pediatric, di beberapa sentrum dilakukan beberapa penyesuaian dan modifikasi sebagaimana dapat dilihat pada table 14.

- Resusitasi menggunakan larutan salin hipertonik.Di beberapa literature dibahas metode resusitasi menggunaka larutan salin hipertonik. Larutan salin yang digunakan adalah NaCl 3%, 6% dan 7.5%. cara kerjanya adalah menarik aliran intrasel ke kompartemen intravascular (bekerja lambat) karena tonisitasnya yang tinggi. Dalam beberapa tahun ini ke dalam larutan di tambah komponen laktat sebagai sumber energy yang dapat dimetabolisme. Pada metode ini di tambahkan pula dextran 70% sebagai koloid dan mengatasi kebocoran kapiler.

5. resusitasi syokBerdasarkan beberapa hal, antara lain :

- Patofisiologi perubahan endotel (peningkata permeabilitasendotel, kapiler, kebocoran kapiler), dan karakteristiuk fisiologik cairan kristaloid yang umum di gunakan untuk resusitasi luka bakar,

- Evaluasi penatalaksanaan kasus selama tahun (1998-2002) dikaitkan dengan keterlambatan penatalaksanaan yang mewarnai kasus luka bakar yang masuk ke IGD, tiingginya angka kemaytian akibat syok, maka :

Kebutuhan cairan = 3 X 25% (10% (60% X kgBB))

Keterangan : 25% = deficit volume minimal

Page 2: metode evans.docx

60% = komposisi volume cairan tubuh total10% = volume sirkulasi

Sejjumlah cairan yang diperhitungkan berdasarkan rumus ini diberikan dalam waktu kurang dari empat jam pasca luka bakar, didasari wakti iskemik dari endotel dan mukosa saluran cerna akibat hipoperfusi splangnikus.

6. low volume resuscitationAdalah mempertahankan volume sirkulasi adekuat menggunakan koloid dengan berat molekul yang besar. Sejumlah kecil volume cairan dengan berat molekul besar dapat mempertahankan sirkulasi karena cairan ini tetap berada di kompartemen intravascular. Selain itu, di yakini bahwa pemberian sejmlah volume cairan tidak menjamin perbaikan perfusi jaringan , melainkan volume efektif dan berbagai factor lain. Di dasari bahwa tidak ada pedoman pasti yang diberikan yang perlu di berikanb, patokan yang di anjurkan memiliki rentang yang sangat besar, minimal (low dose ) 2ml/kgBB/hari dan maksimal (large dose) 50 ml/kgBB/hari.

Dasar pemilihan dan penentuan protocol resusitasi Dari berbagai protocol resusitasi yang diuraikan sebelumnya tergambarkan beberapa hal : 1. Kedalaman pengetahuan dan kedalaman mengenai patofisiologi syok hipovolemia

sesuai perkembangan zaman2. Orientasi dikaitkan dengan perkembangan pengethuan