metode dakwah ronggo warsito melalui media wayang kulit ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/skripsi...

77
i METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S.1) Fakultas Dakwah dan Komunikasi Oleh : AHMAD ROBIT HIMAMI 131510000003 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU) JEPARA 2016/2017

Upload: others

Post on 23-Sep-2020

14 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

i

METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA

WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S.1)

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Oleh :

AHMAD ROBIT HIMAMI

131510000003

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’

(UNISNU) JEPARA

2016/2017

Page 2: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

ii

PENGESAHAN

Page 3: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

iii

PERSETUJUAN PEBIMBING

TERHADAP PROPOSAL SKRIPSI

Lamp : 1 bandel

Hal : Naskah Proposal Skripsi

Sdr. Ahmad Robit Himami

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini

saya kirim naskah proposal skripsi saudara :

Nama : Ahmad Robit Himami

NIM/NIRM : 131510000003

Tempat, Tanggal Lahir : Jambu Timur, 08 Juli 1992

Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Judul : Efektifitas dakwah Ronggo Warsito

melalui media wayang kulit di Srobyong,

Mlonggo, Jepara.

Dengan ini saya mohon kiranya Proposal Skripsi saudara tersebut dapat

segera diseminarkan.

Demikian harap menjadikan maklum.

Wassalamua’alaikum Wr.Wb

Jepara, 19 Desember 2017

Pebimbing I Pebimbing II

Drs. Achmad Slamet, M.S.I Muhammad Nashrul Haqqi, S.Th.I., M.Hum

NIDN. 06270986

Page 4: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ahmad Robit Himami

NIM : 131510000003

Fakultas : Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Prodi : Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Jika terdapat data yang tidak sesuai, penulis siap menerima sanksi sebagaimana

aturan yang berlaku

Jepara, 20 September 2017

Ahmad Robit Himami

NIM. 131510000003

Page 5: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

v

PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta‟ala

karya ilmiah ini penulis persembahkan kepada :

1. Orang tua saya tercinta Alm. Bapak Asmuin dan Ibu Shofiyatu yang telah

memberikan kasih sayang, perhatian dan doa yang tak pernah putus.

2. Keluarga saya yang sudah kasi dukungan untuk terus berjuang mengarungi

kehidupan ini.

3. Mantan pacar, yang dahulu pernah mendukung untuk menyelesaikan tugas

akhir.

4. Teman dekat Dzawatul Fahmi, terima kasih atas dukungan semangat dan

perhatiannya selama ini untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Sedulur tuman terima kasih atas dukungan moral dan semangat tidak

henti-hentinya.

6. Sahabat-sahabat organisasi, yang sudah mendukung perjalanan kehidupan

di masa kuliah.

Page 6: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

vi

MOTTO

من خر ج فى طلب العلم فهو فى سبيل للا

„‟Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah „‟

(HR.Turmudzi)

Page 7: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, penulis panjatkan atas

segala limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam, semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad

SAW beserta keluarganya, sahabat-sahabat dan para pengikut-Nya yang telah

membawa dan mengembangkan Islam hingga seperti sekarang ini.

Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini berkat adanya usaha dan

bantuan baik berupa moral maupun spritual dari berbagai pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis tidak

akan lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama

kepada :

1. Bapak Dr. Sa‟dullah Assaidi, M. Ag., selaku Rektor UNISNU Jepara

2. Bapak KH Noor Rohman Fauzan B.Ed, M.A., selaku Dekan Fakultas

Dakwah dan Komunikasi

3. Bapak Drs, Achmad Slamet, M.S.I., selaku wakil Dekan Fakultas

Dakwah dan Komunikasi, sekaligus pembimbing yang selalu

membimbing dan memberikan arahan dalam proses penyelesaian

Skripsi dari awal hingga akhir

4. Bapak Muhammad Nashrul Haqqi, S.Th. I, M. Hum, selaku dosen

pembimbing yang telah mengarahkan sehingga penulisan skripsi dapat

diselesaikan

5. Bapak Abdullah Wahab, S.Sos.i., M.S.I., selaku kaprodi Fakultas

Dakwah dan Komunikasi

6. Seluruh Dosen dan karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) yang telah memberikan

Page 8: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

viii

berbagai ilmu pengetahuan, pelayanan dan fasilitas yang terbaik

kepada penulis selama perkuliahan

7. Pembina Mustika Laras (Grup Wayang) Sekaligus dalang, KI Ronggo

Warsito Desa Srobyong, Mlonggo, Jepara yang telah memberikan ijin

kepada penulis untuk melaksanakan penelitian

8. Yang terkasih seluruh keluarga besarku yang selalu mendoakan dan

memberikan dukungan sehingga penulisan skripsi lancar

9. Kepada sahabat-sahabatku senasib perjuangan yang memberikan saran

dan motivasi dalam rangka menyelesaikan skripsi

10. Berbagai pihak yang secara tidak langsung membantu dukungan

morilnya dalam penyususnan skripsi ini

Semoga Allah SWT berkenan dan memberikan hidayah-Nya serta

melipatgandakan balasan yang setimpal atas segala kebaikannya dan

menjadikannya sebagai amal shaleh di sisi-Nya.

Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini

masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis harapkan kritik dan saran dari

pembaca yang budiman dan tak lupa harapan penulis semoga skripsi ini ada

manfaatnya.

Jepara, 09 Agustus 2017

Penulis

Ahmad Robit Himami

NIM. 131510000003

Page 9: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

ix

ABSTRAK

Ahmad Robit Himami (NIM: 131510000003). Judul Skripsi “METODE

DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT,

SROBYONG, MLONGGO, JEPARA”

Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) untuk mengetahu Biografi

Ki Ronggo Warsito Desa Srobyong, Mlonggo, Jepara. 2) untuk mengetahui

Praktik Ronggo Warsito Dalam Dakwah Budaya. 3) untuk mengetahui Analisis

Metode Dakwah Wayang Kulit Ronggo Warsito. 4) Untuk mengetahui Faktor

Penghambat dan Pendukung Dakwah Ronggo Warsito Desa Srobyong, Mlonggo,

Jepara.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field Research) dan

merupakan penelitian kualitatif. Merupakan jenis kualitatif deskriptif yaitu data

yang dikumpulkan berbentuk kata-kata yang lebih menekankan pada Metodenya

dimana metode dakwah dikatakan berhasil manakala bahasa atau pesan yang

disampaikan oleh komunikator (da‟i) kepada subjek dakwah (mad‟u) ini dapat

dipahami secara menyeluruh dan mudah dipahami.

Dengan mengetahui karakter dan kpribadia mad‟u sebagai penerima

dakwah, maka dakwah melalui media wayang kulit dan di korelasikan dengan

Grup Wayang akan lebih mengena baik materi, pesan, maupun media yang

digunakan tepat sasaran.

Adapun yang menjadi penelitian adalah Ki Ronggo Warsito. Tekhnik

pengumpulan data yang digunakan : wawancara dan menggunakan metode

dokumentasi dan metode analisis data menggunakan metode deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dakwahnya Ki Ronggo Warsito

tersebut menggunakan wayang kulit dan diiringi Grup Wayang Mustika Laras

sebagai media dakwahnya dikarenakan ingin melestarikan atau nguri-nguri

dakwahnya Walisanga di tanah Jawa.

Page 10: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

x

Khususnya Sunan KaliJaga Demak, sekaligus dikomparasikan dengan

media shalawat sesuai dengan mad‟u yang mendengarkan. Dengan ini masyarakat

lebih memaknai wayang kulit sebagai nilai-nilai pesan dan religius dalam

memaknai Islam.

Materi dari dakwah Ki Ronggo Warsito Desa Srobyong, Mlonggo, Jepara

bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadist serta materi ceramah bersifat kondisional,

tergantung dari jenis acara pada pengajian tersebut. Jika acaranya walimatul urusy

beliau akan menerangkan tentang pernikahan dan hal-hal saja yang berkaitan

dengan nikah dan lain-lain.

Kata Kunci : Metode, Dakwah, Ronggo Warsito

Page 11: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PENGESAHAN ..................................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEBIMBING .......................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. iv

PERSEMBAHAN .................................................................................................. v

MOTTO ................................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

BAB I 1PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Penegasan Istilah .......................................................................................... 5

C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7

D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8

E. Kajian Pustaka .............................................................................................. 8

F. Metode penelitian ....................................................................................... 10

G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 14

BAB II LANDASAN TEORITIS ....................................................................... 16

A. Wayang Kulit ............................................................................................. 16

B. Wayang Kulit Sebagai Media Dakwah ...................................................... 22

1. Subjek Dakwah ....................................................................................... 23

2. Objek Dakwah ........................................................................................ 25

3. Materi Dakwah ....................................................................................... 26

Page 12: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

xii

4. Metode Dakwah ..................................................................................... 27

5. Aplikasi Metode Dakwah ....................................................................... 30

6. Strategi Dakwah ..................................................................................... 31

7. Media Dakwah ....................................................................................... 32

BAB III 35HASIL PENELITIAN ..................................................................... 35

A. Biografi Ki Ronggo Warsito Desa Srobyong, Mlonggo, Jepara ................ 35

B. Praktik Dakwah Ronggo Warsito Dalam Dakwah Budaya ....................... 37

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH RONGGO WARSITO ............... 42

A. Analisis Metode Dakwah Wayang Kulit Ronggo Warsito ........................ 42

1. Metode Dakwah Bi Lisan Al Haal ......................................................... 43

2. Metode Pendidikan ................................................................................. 45

3. Metode Nasehat ...................................................................................... 46

B. Analisis Faktor Penghambat dan Pendukung Dakwah Ronggo Warsito

Desa Srobyong, Mlonggo, Jepara. ..................................................................... 49

1. Analisis Faktor Pendukung dakwah ....................................................... 49

2. Analisis faktor penghambat dakwah ...................................................... 51

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 54

A. Simpulan .................................................................................................... 54

B. Saran ........................................................................................................... 56

C. Harapan ...................................................................................................... 57

D. Penutup ....................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 59

LAMPIRAN - LAMPIRAN ............................................................................... 61

Page 13: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah1

artinya agama yang selalu

mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan

dakwah. Maju mundurnya umat Islam sangat bergantung dan berkaitan

erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukannya2, karena itu Al-Qur‟an

dalam menyebut kegiatan dakwah dengan ahsanu qaula. Dengan kata lain

bisa disimpulkan bahwa dakwah menempati posisi yang tinggi dan mulia

dalam kemajuan agama Islam, tidak dapat dibayangkan apabila kegiatan

dakwah mengalami kelumpuhan yang disebabkan oleh berbagai faktor

terlebih pada globalisasi sekarang ini, di mana berbagai informasi masuk

begitu cepat dan instan yang tidak dapat dibendung lagi.

Karena merupakan suatu kebenaran, maka Islam harus tersebar

luas dan penyampaian kebenaran tersebut merupakan tanggung jawab

umat Islam secara keseluruhan. Sesuai dengan misinya “rahmatan lil

alamin”, Islam harus ditampilkan dengan wajah yang menarik supaya

umat lain beranggapan dan mempunyai pandangan bahwa kehadiran Islam

bukan sebagai ancaman bagi eksistensi mereka melainkan pembawa

kedamaian dan kententraman dalam kehidupan mereka sekaligus

penghantar menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

1 M. Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Jakarta: Al-Amin Press, 1997),

hlm. 8. 2 Didin Hafidudin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press. Cet. 3, 1998), hlm. 76.

Page 14: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

2

Dakwah bisa disampaikan melalui berbagai media yang sesuai

dengan kaidah ajaran Islam, baik dengan secara lisan,tulisan,media

massa,seni,budaya, dan sebagainya. Ini dimaksudkan agar dakwah tidak

berhenti hanya sekedar ceramah atau tabligh, melainkan dakwah bisa

menyentuh dan diterima sesuai pesan dakwah yang disampaikan.

Dari uraian tersebut bahwa kegiatan dakwah merupakan akumulasi

dari upaya transformasi dan aktualisasi dari upaya transformasi dan

aktualisasi nilai-nilai keimanan yang dilakukan seorang muslim atau suatu

lembaga keislaman. Dakwah sebagai realisasi atau wujud keyakinan

bahwa Islam sebagai ajaran, pandangan dan kebutuhan hidup dalam

kehidupan personal dan kolektif. Hal tersebut dilakukan melalui saluran

dan media tertentu sesuai dengan ragam dakwah yang terpilih.

Agar dakwah bersifat transformasi seorang da‟i harus memiliki

metode dakwah, dimana metode tersebut memerlukan pengetahuan

tentang kondisi sosial atau tingkah laku manusia dalam sosio-kulturnya

dan seberapa jauh keyakinan agama mad‟u tersebut.

Metode tersebut harus dipunyai oleh penceramah atau sering di

sebut ustadz atau kiai zaman sekarang ini. Ada yang berceramah di tempat

sendiri yaitu di mushola atau di pondok pesantren. Ada pula yang

berceramah di media televisi atau berceramah ketika disuruh mengisi

pengajian dari tempat satu ke tempat yang lain.

Setiap penceramah mempunyai ciri khas yang berbeda-beda, ada

yang berceramah dengan media ucapan tanpa ada guyonan sedikitpun,

Page 15: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

3

juga ada kiai yang berceramah dengan diiringi musik rebana dan diiringi

dengan musik tradisional dikolaborasikan musik modern sehingga perform

kiai tersebut di atas panggung lebih menarik dan terhibur, ada juga kiai

yang hanya mengandalkan suara dalam berceramah diselingi humor tanpa

dibantu media apapun.

Selain itu ada juga penceramah yang menggunakan media dakwah

wayang kulit serta diiringi rebana modern yang mana media tersebut

digunakan dalam membantu performa da‟i dalam berdakwah. Kiai Warsito

atau yang lebih populer dengan sebutan Ronggo Warsito atau Ki Sholeh

adalah Seorang Kiai yang berdakwah menggunakan media wayang kulit

dan dikolaborasikan dengan shalawat, dimana shalawat tersebut

dinyanyikan oleh anak-anak sebagai media dakwahnya. Ronggo Warsito

berdakwah meniru metode dakwah Sunan Kalijaga dalam berdakwah

sehingga orang yang belum mengenal tentang Islam menjadi memahami

tentang Islam yang seutuhnya. Tetapi dalam era modern ini, Ronggo

Warsito memberi suasana yang unik dan menarik ditonton oleh

masyarakat, dengan mengolaborasikan wayang kulit dengan shalawat

ciptaannya sendiri dan diisi oleh vokal anak-anak dan diiringi musik

tradisional dan musik modern. Sehingga orang yang nonton sudah pasti

akan berkumpul dan menonton baik anak-anak, dewasa, maupun orang

tua.3

3 Wawancara dengan Nia, orang yang menghadirkan dakwah wayang Ki Sholeh pada hari

Senin, 05 Desember 2016 di rumah Jambu Sari Kecamatan Mlonggo.

Page 16: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

4

Hal ini dibuktikan dengan respon yang baik oleh masyarakat

Srobyong terhadap Ronggo Warsito yang berdiri di Srobyong maupun

dari luar Srobyong. Dengan adanya dakwah Ronggo Warsito banyak

ketetarikan dari segi bahasa maupun karyanya. Karya- karya yang sering

dipentaskan dalam dakwah Ronggo Warsito antara lain Anak-Anak Adam,

anoman obong, ayo sedulur, mbah modin, budhalan dan lain-lain. Hal ini

merupakan media strategis untuk mengenalkan cara dakwah yang

menyentuh sampai dalam (sampai hati),keimanan, akhlaq, materi yang

disajikan.

Dalam segi sejarah, Ronggo Warsito berkenaan dengan spritual

dan mistik yaitu suluk jiwa atau suluk saloka jiwa (pembicaraan ajaran

ma‟rifat tentang wujud dan awal penciptaan), serat pamoring kawulo gusti

(zikir dan larut dalam kotemplasi dan perenungan kepada Allah SWT),

suluk lukma lelana ( perjalanan jiwa manusia dalam menuju makrifat

Tuhan), serat paramayoga (wujud Tuhan pencipta dengan makhluk), serat

wirid Hidayat Jati (kesatuan antara manusia dengan Tuhan).

Diantara sekian banyak media dakwah melalui seni budaya,

wayang kulit terhitung lebih banyak unsur tuntunan dari pada unsur

tontonannya. Dengan berdakwah menggunakan media wayang kulit dan

dikolaborasikan dengan shalawat dengan vokal anak-anak, maka

pendengar dapat memahami serta memperoleh pengetahuan yang tidak ada

pada penceramah lain sehingga diharapkan dakwahnya Ronggo Warsito

dapat berjalan efektif.

Page 17: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

5

Untuk mengetahui lebih jelas tentang metode dakwah Ronggo

Warsitosebagai media dakwah, penulis memandang perlu untuk

melakukan penelitian, guna memperoleh jawaban yang jelas tentang

metode dakwah, khusunya di Srobyong, Mlonggo, Jepara. Namun

demikian, penulis menguatkan perhatian pada penerapan dan metode

dakwahnya. Untuk selanjutnya penulis membahasnya.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah-pahaman dalam memahami judul ini,

maka perlu kiranya peneliti terangkan beberapa istilah yang tercakup

dalam judul penelitian, sebagai mana tertera di bawah ini :

“METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA

WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA”.

1. Metode dakwah

Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan

oleh seorang da‟i (komunikator) kepada mad‟u untuk mencapai suatu

tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.4Sejauh mana metode yang

di gunakan Ronggo Warsito dalam menyampaikan media dakwahnya

melalui wayang kulit.

Dakwah menurut Abdul Rosyad Shaleh adalah suatu proses

aktifitas dilakukan secara sadar, mengajak orang untuk beriman dan

4 M. Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), hlm. 7.

Page 18: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

6

menaati Allah, mencapai kehidupan yang bahagia dan sejahtera yang

diridhai Allah.5

Dari pengertian diatas bahwasanya dakwah harus dilakukan

dengan keadaan sadar agar tercapai pesan dakwah yang disampaikan

dan juga dakwah harus menerapkan nilai-nilai tentang Islam

sebagaimana yang diperintahkan allah SWT sesuai amar ma‟ruf nahi

munkar.

Yang dimaksud dakwah dalam skripsi ini yaitu

menenerapkan etika dan eksistensi dalam mencapai kebaikan dan

melarang kemungkaran agar tercapai tujuan yaitu dunia dan akhirat.

2. Media Wayang

Media berarti sarana komunikasi.6 Sedangkan pengertiannya

media itu sebagai sarana penghubung satu dengan yang lain. Dalam

kompleks dakwah sarana komunikasi untuk menghubungkan dakwah

yang menggunakan alat sesuai peran da‟i tersebut.

Wayang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu

peran suatu pertunjukkan drama tradisional yang bisa terbuat dari kulit

maupun kayu.

Dalam konteks ini media wayang kulit dikategorikan sebagai

media dakwah yang sudah menjadi penghubung untuk mengantarkan

Islam yang dahulu dengan berdakwah dengan tujuan silatuhrahmi yang

5 Abdul Rosyad Shaleh, Manajemen Da‟wah Islam(Jakarta: Bulan Bintang, 1997), hlm.9-

10. 6 Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Ed. 3, (Jakarta : Balai Pustaka,1993), hlm.569.

Page 19: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

7

efektif dalam berdakwah dan sekaligus diterapkan oleh Ronggo

Warsito.

3. Ronggo Warsito

Ronggo Warsito adalah salah satu tokoh agama yang berada di

Desa Srobyong yang lebih dikenal dengan julukan Ki Sholeh yang

lahir di Desa Blimbing Kidul, Kecamatan Kaliwungu Kabupaten

Kudus pada tanggal 3 Januari 1968 yang merupakan seorang

pendalang kemudian mendirikan Group Mustika Laras.

4. Srobyong

Srobyong adalah satu nama Desa yang berada di Kecamatan

Mlonggo, Kabupaten Jepara yang menjadi tempat berdirinya media

wayang kulit dan shalawat Ronggo Warsito.

C. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam skripsi ini

adalah :

1. Bagaimana Metode dakwah Ronggo Warsito melalui media wayang

kulit ?

2. Bagaimana faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan

kegiatan dakwah Ronggo Warsito dalam media wayang kulit

Srobyong, Mlonggo, Jepara?

Page 20: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

8

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan :

1. Untuk memahami metode dakwah Ronggo Warsito melalui media

wayang kulit.

2. Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat

pelaksanaan dakwah Ronggo Warsito dalam media wayang kulit

Srobyong, Mlonggo, Jepara.

E. Kajian Pustaka

Penelitian ini dilakukan dengan mengacu penelitian yang sudah

ada sebelumnya sebagaimana telah dilakukan penelitian oleh Ahmadun

dengan judul, “Metode Dakwah untuk Pembinaan Akhlak Santri Pondok

Pesantren Darul Yatama As Syifa‟ Desa Petekeyan Kecamatan Tahunan”

tahun 2012. Alumni mahasiswa Universitas Islam Nahdlatul Ulama‟

(2012). Dalam penelitian ini berfokus pada metode pembinaan dalam

pesantren tersebut tidak semuanya mendapatkan hasil yang memuaskan,

tetapi ada beberapa metode yang digunakan para santri yang ada di

pesantren tersebut. Seperti metode ceramah dan nasehat.7

Penelitian yang lain tentang “ Metode Dakwah Bagi Narapidana

Di Lembaga Pemasyarakatan Jepara Tahun 2013”. Karya Siti Qomariyah

alumni mahasiswi Universitas Islam Nahdlatul Ulama‟ Jepara (2013).

7 Ahmadun,” Metode Dakwah Untuk Pembinaan Akhlak Santri Pondok Pesantren Darul

Yatama As Syifa‟ Desa Petekeyan Kecamatan Tahunan”. Skripsi S-1 (Jepara: Institut Islam

Nahdlatul Ulama” Jepara, 2012).

Page 21: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

9

Dalam penelitiannya berfokus pada metode dakwah yang efektif didalam

narapidana lembaga pemasyarakatan Jepara.8

Lain halnya penelitian tentang “Studi Analisis Terhadap Aktifitas

Dakwah Dan Komunikasi Pondok Pesantren Miftahun Najah Tahunan

Jepara. Karya Rosy Ahmad Faiz berfokus pada aktifitas dakwah yang

dilakukan para santri dan media komunikasi yang digunakan untuk

bersosialisasi dengan masyarakat disekitar pesantren.9

Kemudian Judul Skripsi “ Efektivitas Metode Dakwah Mauidzah

Hasanah Dalam Pembinaan Akhlak Santri AT-Taqwa Putra Bekasi”.

Karya Dedeh Mahmudah Alumni Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2008. Dalam Penelitiannya membahas tentang efektifitas

metode dakwah dengan menggunakan mauidzah hasanah agar dakwah

nya berjalan dengan lancar dan perkembangan dalam membangun

akhlak.10

Penelitian lain dilakukan oleh Ahmad Kholid Mun‟im Alumni

Mahasiswa UNISNU Jepara tahun 2014. Dalam penelitiannya membahas

tentang praktik dakwah yang dilakukan Ki Joko Goro-Goro yakni melalui

8 Siti Qomariyah, “ Metode Dakwah Bagi Narapidan di Lembaga Pemasyarakatan

Jepara”. Skripsi S-1 (Jepara: Universitas Islam Nahdlatul Ulama‟ Jepara, 2013) 9 Rosy Ahmad Faiz, “ Studi Analisis Terhadap Aktifitas Dakwah Dan Komunikasi

Pondok Pesantren Miftahun Najah Tahunan Jepara”, Skripsi S-, (Jepara: Perpustakaan Universtas

Islam Nahdlatul Ulama‟ Jepara, 2015). 10

Dedeh Mahmudah, “Efektifitas Metode Dakwah Mauidzah Hasanah Dalam

Pembinaan Santri AT-Taqwa Putra Bekasi”, Skripsi S-1, (Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2008).

Page 22: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

10

wayang kulit sebagai dakwahnya, kemudian menggunakan metode

dakwah mauidzah hasanah sebagai proses dakwahnya.11

Berdasarkan penelitian terdahulu, maka penelitian yang akan

dilakukan penelitian ini berbeda dari objek penelitian karena objek

penelitian yang diteliti berada di Srobyong kemudian subjek yang dituju

juga berbeda dengan skripsi terdahulu. Pembahasan ini lebih ke condong

pada metode dakwah dan media wayang kulit dan di terapkan dengan

shalawat oleh vokal anak-anak dan dalang Ronggo Warsito.

F. Metode penelitian

Penelitian lapangan (field Research) ide pentingnya adalah

peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan langsung

serta membuat catatan lapangan.

Metode yang digunakan penulis yaitu menggunakan metode

penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif yaitu metode penelitian

ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-

kata (lisan maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta peneliti

tidak berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan data kualitatif yang

telah diperoleh dan dengan demikain tidak menganalisis angka-angka.12

Untuk mempermudah penelitian dan memperoleh hasil yang

maksimal, maka penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

11

Ahmad Kholid Mun‟im, “ Studi Analisis Dakwah Ki Joko Goro-Goro Desa

Wonowongso, Karang, Demak”, Skripsi S-1, (Jepara: Perpustakaan Universitas Islam Nahdlatul

Ulama‟ Jepara, 2014). 12

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm.13.

Page 23: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

11

1. Pengumpulan Data

a. Jenis Data

Jenis data yang akan dikumpulkan adalah jenis data primer

dan skunder. Data primer adalah data yang diperoleh responden

dengan menggunakan wawancara dan observasi kepada masyarakat

Srobyong dan luar Srobyong baik anak-anak, remaja dan orang

tua.Yaitu mengikuti kegiatan dakwahRonggo Warsito dan qira‟ah

yang di bawa kannya. sedangkan data sekunder adalah data yang

diperoleh dengan menggunakan dokumentasi dan bacaan lainnya

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

b. Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang maksimal, penulis

menggunakan beberapa tekhnik yaitu :

1) Wawancara, yaitu mengumpulkan informasi atau ungkapan

kepada orang yang diteliti yang berputar di sekitar pendapat

dan keyakinannya.13

Tekhnik wawancara ini ada 3 bagian

yaitu :

a) Interview tidak terstruktur.14

Interview ini di gunakan

untuk mewancarai masyarakat umum dengan secara

bebas mengenai media wayang kulit yang di gunakan

oleh Ronggo Warsito untuk berdakwah.

13

Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2011), hlm. 50. 14

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 136.

Wawancara tidak struktur adalah wawancara di mana orang diwawancarai bebas menjawab

pertanyaan-pertanyaan peneliti sebagai pewancara.

Page 24: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

12

Masyarakat umum yang dimaksud adalah masyarakat

yang mengikuti pengajian dakwah Ronggo Warsito

dan ikut serta dalam kegiatannya

b) Interview terstruktur.15

Interview ini digunakan untuk

mendapatkan data-data yang akurat dan terperinci

yaitu mewancarai Ronggo Warsito mengenai

dakwahnya dengan menggunakan media wayang kulit

sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah

ditetapkan

c) Interview Mendalam. Penulis menggunakan langkah

ini untuk mendalami secara detail tentang dakwah

Ronggo Warsito yang digunakan dan mendalami

responden masyarakat secara mendalam dan berulang

kali.

2) Observasi (pengamatan)

Observasi, metode ini diartikan kerja lapangan kegiatan,

perilaku, tindakan, percakapan, proses masyarakat, atau

aspek lain dari pengalaman manusia yang dapat di amati.16

Metode ini guna untuk melengkapi metode wawancara serta

dilakukan secara langsung pada objek penelitian di lokasi.

15

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 136.

Wawancara struktur adalah wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan yang pilihan

jawabannya telah dituliskan atau ditetapkan. 16

Patton, Michael Quinn. Qualitative Research dan Evaluation Methods, (Thausand Oaks:

Sage Publications,2002), hlm. 65.

Page 25: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

13

3) Dokumentasi

Dokumentasi, metode ini di gunakan untuk mengetahui

bukti nyata dari kegiatan yang di lakukan nya, misalnya

dengan catatan program, publikasi, foto-foto dan tanggapan

tertulis untuk survei terbuka.

2. Analisis Data

Data yang terkumpul bukanlah merupakan hasil akhir dari

suatu penelitian ilmiah, tetapi data-data tersebut masih perlu

dianalisis, baik selama dilapangan maupun setelah meninggalkan

lapangan.

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat di

kelola,mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan

apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang

dapat di ceritakan kepada orang lain.17

Menurut Janice Mc Drury ada empat tahapan analisis data

kualitatif yakni membaca / mempelajari data, mempelajari kata-kata

kunci atau menemukan tema-tema yang berasal dari data, model data

dan koding yang telah dilakukan.

Dalam analisis ini, difokuskan pada pemahaman dan

pendalaman pemaknaan serta menggabungkan dan menghubungkan

data, sehingga lebih objektif dalam menganalisa.

17

Bogdan dan Sari Knopp Biklen, Qualitative Research For Education, (Boston: Allyn and

bacon, Inc, 1982) , hlm. 248.

Page 26: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

14

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi merupakan hal yang sangat penting

karena mempunyai fungsi untuk menjelaskan garis-garis besar dari

masing-masing bab yang saling berkesinambungan.

Dalam penulisan penelitian ini akan dibagi tiga bagian, yakni

pertama bagian pendahuluan, kedua bagian isi, ketiga bagian akhir.

1. Bagian Awal

Bagian awal berisi: halaman judul, halaman nota pebimbing,

halaman pengesahan, pernyataan keaslian, persembahan, motto

penulis, kata pengantar, abstrak dan daftar isi.

2. Bagian Isi

Untuk mempermudah penyusunannya penulis membagi skripsi ini

menjadi lima bab, antara laian :

Pendahuluan, yang meliputi Latar Belakang, Penegasan

Judul, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,

Kajian Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Landasan Teori, Meliputi tentang pengertian wayang kulit

dan wayang kulit sebagai media dakwah setelah itu mempelajari

subjek dan objek dakwah, metode dakwah, aplikasi dakwah,

strategi dakwah, materi dakwah dan media dakwah.

Kajian Objek Penelitian, Dalam Bab ini akan membahas

tentang biografi Ronggo Warsito dalam dakwah budaya dan praktik

Ronggo Warsito.

Page 27: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

15

Analisis, merupakan bab yang menganalisa tentang Metode

Dakwah pementasan wayang kulit Ronggo Warsito dalam setiap

kajian yang diterapkan dan menganalisa faktor pendukung dan

penghambat dakwah Ki Ronggo Warsito .

Penutup, Pada bab penutupan ini meliputi kesimpulan

tentang metode, pendukung, penghambat, saran-saran yang

disampaikan dalam dakwah Ronggo Warsito, rekomendasi dan

penutup.

3. Bagian Akhir

Bagian akhir dalam skripsi ini berisi tentang daftar pustaka, daftar

ralat, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.

Page 28: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

16

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Wayang Kulit

Wayang kulit merupakan bentuk seni pertunjukan yang sangat

populer dan disenangi berbagai lapisan masyarakat Jawa khususnya

wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Wayang kulit dimaknai dengan walulang inukir (kulit yang

diukir) dan dilihat bayangannya pada kelir. Tapi akhirnya makna ini

meluas menjadi segala bentuk pertunjukan yang menggunakan dalang

sebagai penuturnya.18

Menurut Bambang Sugito, wayang kulit merupakan bentuk

pertunjukan tradisional yang disajikan oleh seorang dalang dengan

menggunakan gambar boneka atau semacamnya dari kulit sebagai alat

pertunjukan dengan diiringi musik yang telah ditentukan.

Bagi orang Jawa, dunia pewayangan merupakan cerminan usaha

yang memiliki karakteristik dan nilai-nilai simbol kehidupan masyarakat.

Karena orang Jawa menilai bahwa wayang mengandung filsafat dan ajaran

keagamaan.19

Wayang kulit penuh dengan simbolik. Dalam pertunjukannya

menggambarkan kehidupan manusia, yakni manusia yang mencari

keinsyafan akan perannya, bukan manusia yang hanya hidup dan tidak

18

Sri Mulyono, Wayang: asal-usul Filsafat dan Masa Depannya (PT. Gunung Agung,

1976), hlm. 154. 19

Sri Haryanto, Bayang-Bayang Adiluhung, (Semarang, Dahara Prize, 1992), hlm. 77.

Page 29: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

17

mati. Gambaran yang jelas dapat dilihat dari struktur lakon yang

dibawakan oleh dalang yakni menceritakan perjalanan hidup salah satu

tokoh pewayangan.20

Di dalam wayang kulit terdapat tokoh sebagai peran utama

dalam cerita pakem Jawa antara lain :

Puntadewa sebagai Raja bagaikan rukun Islam dan saudara-

saudaranya sebagai simbol rukun Islam. Puntadewa memiliki sifat

“Berbudi bawa leksana”, berbudi luhur dan penuh kewibawaan.21

Seorang Raja yang arif, bijaksana dan adil dalam ucapan dan

perbuatan. Puntadewa memimpin ke empat adiknya dalam suka duka dan

penuh kasih sayang, senang tiasa unggul dalam setiap perjuangan dan

selalu ikhlas dalam menyayangi rakyat.

Bima atau Werkudara, dia dipersonifikasikan sebagai rukun

Islam ke dua yaitu shalat lima waktu. Dalam kisah pewayangan, Bima

terkenal sebagai penegak pandawa. “Ia hanya bisa berdiri saja, tidak bisa

duduk. Dalam cerita pewayangan, Bima tidurpun dengan berdiri.

Seperti halnya hadist Rasulullah SAW yang artinya :

“shalat adalah tiang agama, barang siapa yang menjalankan maka ia

akan menegakkan Islam dan barang siapa yang meninggalkannya ia akan

merobohkan Islam”.

Arjuna atau Janoko, dipersonifikasikan sebagai rukun ke tiga

Islam yaitu zakat. Dalam cerita pewayangan di sebut “lelanganing jagad”

20

Solichin Salam, Sekitar Wali Sanga, (Jakarta: Menara Kudus, 1960), hlm. 65. 21

Sri Wintala, Karakter Tokoh-Tokoh Wayang, (Yogyakarta: Araska Publisher, 2014),

hlm. 41.

Page 30: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

18

(lelaki pilihan). Arjuna memiliki sifat lemah lembut, terlebih kaum wanita,

dia tidak bisa mengatakan tidak (seperti orang Jawa mengatakan tidak

padahal batinnya meng‟iyakan).

Dengan kehalusan dan kelembutan Arjuna ia terlihat lemah dan

tidak berdaya, namun sebenarnya dalam kehalusan terdapat kekuatan yang

luar biasa. Terbukti dalam pertempuran selalu unggul. Ini diartikan

sebagai zakat yaitu wajib bagi setiap muslim berjuang mencari rizki dan

kekayaan. Maka agar harta berfungsi sosial atau pembersih maka harus di

zakati agar suci dan bersih lahir batinnya.

Nakula dan Sadewa, sebagai rukun Islam yang ke empat dan

lima yaitu puasa di bulan Ramadhan dan Haji. Kedua tokoh hanya bertemu

pada saat tertentu saja. Demikian pusa dan haji bertemu pada saat tertentu

saja, misalnya setahun sekali pada bulan ramadhan dan haji pada bulan

Dzulhijjah di Mekkah Al-Karomah.

Fungsi Wayang bagi masyarakat Jawa bukanlah sekedar

ekspresi seni dan hiburan, melainkan juga sebagai sumber acuan hidup dan

cermin budaya Jawa. Lewat lakon, di dalam pertunjukan wayang memuat

nilai-nilai filsafat, etika, religius dan pendidikan. Maka wayang merupkan

media pengajaran bagi manusia yang melambangkan pergulatan hidup dan

budi pekerti luhur.

Sebelum Islam masuk ke tanah Nusantara khususnya di Jawa,

wayang telah menemukan bentuknya. Bentuk wayang pada awalnya

Page 31: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

19

menyerupai relief yang bisa kita jumpai di candi-candi seperti di

Prambanan maupun di Borobudur.22

Dengan kedatangan agama Islam ditanah Jawa telah

menimbulkan perubahan kebudayaan yang melekat pada masyarakat Jawa.

Perubahan yang terjadi bukan semata-mata karena perombakan oleh dunia

Islam, akan tetapi karena adanya toleransi dari Islam untuk

mengakulturasikan budaya yang telah ada.

Kebudayaan Jawa berupa wayang sudah ada sejak zaman dahulu

sebelum Indonesia merdeka dan merupakan kebudayaan asli Indonesia.

Sebenarnya wayang berasal dari kata wayangan yang berarti sumber Ilham

dalam menggambar wujud tokoh dan cerita sehingga bisa tergambar

dengan jelas dalam batin si penggambar.23

Wayang Nusantara memiliki definisi yang tidak terpisah antara

pertunjukan seni dengan peraga, membawa lakon-lakon kisah dan muatan

nilai-nilai Nusantara. Budaya wayang Indonesia adalah salah satu budaya

Nusantara yang telah mengarungi jalan panjang sejak sejarah mencatat

seni wayang nusantara di abad ke-sembilan.

Wayangkulit sebagaimana adanya sekarang merupakan kreasi

wali sanga, khusunya Sunan Kalijaga yang menceritakan wayang seni

pertunjukan dengan muatan-muatan Islam sebagai sarana dakwah.

22

Bambang Murtiyoso, Pertumbuhan dan Perkembangan Seni Pertunjukan Wayang,

(Surakarta: Etnika Surakarta, 2004), hlm. 1. 23

Darori Amin, Islam dan Kebudayaan Jawa, (Yogyakarta: Gama Media, 2000), hlm.

22.

Page 32: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

20

Wayang merupakan puncak seni budaya yang paling menonjol

di Indonesia baik segi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni

sastra, seni lukis dan seni perlambang yang mempunyai unsur penerangan,

dakwah, pendidikan, hiburan serta pemahaman filsafat.

Jadi berbeda dengan sandiwara atau film dimana sutradara tidak

ikut bermain. Adapun sutradara dalam pertunjukkan wayang di kenal

dengan dalang. Yang peranannya dapat dominasi pertunjukkan seperti

dalam wayang purwa di Jawa.24

Menurut buku-buku Jawa seperti Centhini dan Sastramiruda

bahwa wayang Purwa sudah ada sejak zaman Prabu Jayabaya di

Mamenang (939 M). Wayang pada zaman ini masih erat dengan religius

yaitu menyembah atau memperingati para leluhurnya yang telah

meninggal.25

.

Pada zaman Prabu Suryahamiluhur di Jenggala tahun 1166 Ska

(1244) wayang Purwa dibuat di atas kertas Jawa (kertas kulit kayu) dari

Ponorogo dijapit kayu dikanan-kirinya untuk menggulung. Perkembangan

berikutnya pada zaman Raja Brawijaya 1 th 1301 Saka (1379 M) di

Majapahit wayang Purwa dilukis lengkap dengan pakaian, rambut, dan

bermacam-macam warna dengan nama wayang sunggingan.

Wayang dibuat dari kulit dan berupa seperti boneka muncul

pada zaman Raden Patah di Demak tahun 1437 Saka (1515 M).

24

Soetarno, Wayang Kulit Jawa,(Surakarta: CV. Cendrawasih, 1995), hlm. 19. 25

Pandam Guritno, Wayang, Kebudayaan Indonesia dan Pancasila. (Jakarta: UI Press,

1988), hlm. 11.

Page 33: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

21

Selanjutnya pada zaman Demak itu pertunjukan wayang kulit

disempurnakan agar tidak bertentangan dengan agama.

Asal-usul wayang di dunia ada dua pendapat. Pertama, wayang

berasal dan lahir di tanah Jawa, tepatnya di Jawa Timur. Pendapat ini di

ikuti ahli-ahli dan penelitian Indonesia dan juga di teliti sarjana-sarjana

Barat diantaranya Hazeu, Brandes, Rentse dan Kryut.

Alasannya cukup kuat karena seni wayang masih erat dengan

sosialkultural dan religi sehingga orang Jawa menyebutnya dalam tokoh

Punakawan pewayangan yaitu Gareng, Petruk, Semar dan Bagong. Selain

itu nama dan tekhnis pewayangan berasal dari bahasa Jawa bukan bahasa

lain.26

Pendapat ke dua diduga wayang berasal dari India, yang di bawa

dari agama Hindu ke Indonesia. Budaya wayang sudah lahir di Indonesia

setidaknya pada zaman Prabu Airlangga, Raja Kahuripan (976-1012),

yakni kerajaan Jawa Timur sedang makmur-makmurnya.

Wayang sudah di tulis oleh para Pujangga Indonesia, sejak abad

X. Antara lain kitab Ramayana Kakawin. Berbahasa Jawa kuna ditulis

pada masa pemerintahan raja Dyah Balitung (989-910). Selanjutnya, para

pujangga Jawa tidak lagi hanya menerjemahkan Ramayana dan

Mahabarata ke bahasa Jawa kuna, dimasukkan falsafah Jawa kuna

kedalamnya.

26

Sri Mulyono, Wayang, Asal-Usul, Filsafat dan Masa depannya, (Jakarta: ALDA,

1965), hlm. 21.

Page 34: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

22

Sejak itu cerita-cerita panji kemudian digunakan untuk

pertunjukan wayang beber.Tradisi menjawakan cerita wayang diteruskan

oleh beberapa ulama Islam diantaranya para Wali Sanga.

Hadirnya tokoh punakawan dalam pewayangan sengaja dibuat

Indonesia yang mempunyai makna filsafat bahwa di dunia ini tidak ada

makhluk yang baik dan benar-benar yang jahat. Setiap makhluk selalu

menyandang unsur kebaikan dan kejahatan.

B. Wayang Kulit Sebagai Media Dakwah

Kata dakwah berasal dari bahasa Arab (da‟a) yang artinya

mengajak, menyeru, dan memanggil. Kedua yaitu (yad‟u) mendo‟a dan

memohon.27

Beberapa dari kata tersebut berarti mengajak kebaikan dan

mencegah kemungkaran (Qs Ali Imran), mengajak manusia kejalan Tuhan

(QS Al Nahl), mengajak manusia ke agama Islam serta mengajak manusia

ke jalan yang lurus.

Dalam pengertian istilah dakwah diartikan Prof. Toha Yahya

Oemar menyatakan bahwa dakwah Islam sebagai upaya mengajak umat

dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah

Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.

M. Quraish Shihab, dakwah adalah seruan atau ajakan kepada

keinsyafan atau usaha mengubah situasi menjadi lebih baik dan sempurna,

baik terhadap pribadi maupun masyarakat.28

27

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990), hlm. 127.

Page 35: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

23

Jadi dakwah adalah suatu usaha atau proses yang dilakukan

dengan sadar dan terencana, dengan mengajak umat manusia ke jalan

Allah SWT. Usaha dan proses tersebut untuk memperbaiki situasi dan

untuk mencapai tujuan tertentu, yakni agar manusia hidup dengan

kebahagiaan tanpa ada paksaan.

1. Subjek Dakwah

Subjek dakwah yaitu orang yang melaksanakan tugas

dakwah. Pelaksanaan tugas ini bisa perorangan atau kelompok yang

memiliki nilai teladan yang baik dalam segi komunikator, inovator

dan emansipator.29

Dalam subjek dakwah dalam media wayang kulit, dalang

mempunyai tugas sentral pertunjukan baik dalam menyaji, penghibur

maupun sebagai juru dakwah.

Selain itu Dalang juga dikatakan sebagai Guru, menurut

Victoria M, Clara dalam bukunya Dalang di Balik Wayang (1967)

“menyatakan bahwa dalang yang dahulu menganggap dirinya

sebagai guru masyarakat, dan juga seniman, sementara itu kaum elit

justru tertarik peranan dalang sebagai guru, tulisnya.30

Karakter dalang harus paham isi cerita setiap lakon yang di

bawahnya sehingga pesan dalam kehidupan sosial dan dimasuki pesan

bernilai Islami dapat diterima oleh masyarakat.

28

Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an : Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat, (Bandung : Mizan, 1996), Cet XIX, hlm. 194. 29

Maman Abdul Jalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: CV. Pustaka Setia,

1997), hhlm. 47. 30

Sigit Oerdianto, “Berdakwah Keliling Kota dengan Wayang Kulit, Suara Merdeka

Senin 31 Oktober 2008.

Page 36: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

24

Bagi dalang sejati setiap sajian wayang yang ditampilkan akan

selalu berusaha menyampaikan pesan yang menyangkut nilai religius,

nilai moral, nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, kesetiaan,

kesetiakawaan sosial yang semuanya itu disampaikan dalang lewat

tokoh-tokoh yang ditampilkan.

Dalang memiliki kedudukan yang tinggi setingkat kiai,

pujangga dan sebagainya. Karena wayang tersebut tidak mungkin

bisa bergerak sendiri tanpa adanya dalang, maka jelas sekali bahwa

peranan dalang sangat penting dan paling menentukan bagi

perkembangan dunia pewayangan.31

Peran dalang sebagai juru dakwah sebagaimana

menyampaikan pesan-pesan agamis dalam setiap lakon yang

dipentaskan. Dahulu pada saat awal-awalnya perkembangan Islam

Nusantara, para penyebar Islam khususnya Walisongo yaitu Sunan

Kali Jaga, juga telah menggunakan media wayang untuk mendukung

kegiatan dakwahnya, dan ternyata berhasil.

Sebagai seniman, dalang dituntut penguasaannya atas

unsur-unsur seni pedalangan, yang mencangkup seni drama, seni

rupa, seni kriya, seni sastra, seni suara, seni karawitan dan seni gaya.

Dalang harus menguasai 12 bidang keahlian yang merupakan

persyaratan klasik tradisional yang sangat berat tetapi mendasar

(Haryanto, 1988), yaitu:

31

Wawan Susetya, Dhalang, Wayang, dan Gamelan, (Jakarta: Narasi, 2007), hlm. 28.

Page 37: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

25

Antawacana, Renggep, Enges, Tutug, pandai dalam sabetan, pandai

melawak, pandai amardawa lagu, pandai amardi basa, faham kawi

radya, faham parama kawi, faham parama sastra, dan faham awi

cerita.

Dalam hal keagamaan dalang dituntut wajib menguasai

detail demi detail tentang agama. Karena dapat dikatakan bahwa

dalang setingkat dengan kiai atau pemuka agama. Dan juga dalang

harus sebagai seorang komunikator, penyuluh, atau juru penerang.

Karena wayang tersebut tidak mungkin bergerak sendiri tanpa ada

dalang. Mak jelas sekali bahwa peranan dalang sangat penting dan

paling menentukan bagi pementasan wayang.

2. Objek Dakwah

Daerah Da‟i adalah mulai dari masyarakat desa yang

primitif hingga masyarakat industri yang telah terpengaruhi ekonomi

dan teknologi modern di tengah gejolak masyarakat yang bergejolak.

Dengan demikian da‟i harus mempunyai pemahaman besar tentang

kondisi masyarakat berbagai segi, psikologi, sosial, budaya, ekonomi

dan politik.

Berdasarkan kenyataan berkembang masyarakat bila

dilihat dari aspek psikologis, maka sasaran dakwah harus menyangkut

kelompok masyarakat baik perdesaan maupun kota-kota, tak hanya itu

sasaran dakwah juga harus menyangkut struktural berupa golongan

Page 38: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

26

priyai dan sasaran juga menyangkut pekerjaan profesi sehingga

sasaran untuk masyarakat bisa tersampaikan dengan baik.32

3. Materi Dakwah

Menurut Asmuni Syukir dalam bukunya dasar-dasar strategi

dakwah Islam. Secara global materi dakwah di klafisikan menjadi tiga

pokok yaitu :

a. Masalah Aqidah

Aqidah dalam Islam yaitu mencangkup masalah-masalah

yang erat hubungannya dengan rukun iman. Akan tetapi materi-

materi dakwah meliputi maslah yang dilarang sepertinya misalnya

syirik dan ingkar adanya Tuhan.

Dalam pertunjukan wayang kulit dalang membangun

nilai-nilai aqidah dengan syair-syair,dengan mengedepankan

keyakinan dalam setiap lakonya.

b. Masalah Syari‟ah

Syari‟ah berhubungan dengan peraturan atau hukum

Allah guna mengatur hubungan manusia dengan tuhan dan

mengatur pergaulan hidup antar sesama manusia.

Setiap perjalanan wayang kulit, dalang menyisipkan

cerita yang dimana di setiap kerajaan mempunyai dasar hukum

yang harus ditaati oleh semua rakyat.

32

M. Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hlm. 47.

Page 39: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

27

Bahwasanya cerita ini sudah menggambarkan peraturan

atau hukum Allah perlu kehidupan manusia dalam menjalankan

tugas dunia maupun akhirat.

c. Masalah Akhlaqul karimah

Masalah aktifitas dakwah yakni untuk melengkapi

keimanan dan keislaman seseorang. Meskipun akhlak ini

berfungsi hanya sebagai pelengkap tetapi akhlak sebagai

penyempurnaan dan keislaman.

Syair-syair yang selalu di bawakan oleh sinden

memberikan makna tentang kehidupan dan perilaku manusia

dalam menjalankan kehidupannya.

Dalang selalu melontarkan ucapan-ucapan tentang

kehormatan baik segi nilai tawadhu‟nya maupun nilai etikanya.

4. Metode Dakwah

Dalam melakukan sesuatu kegiatan dakwah, diperlukan

penyampaian metode dakwah yang tepat. Metode dakwah berarti cara-

cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da‟i (komunikator) kepada

mad‟u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih

sayang.33

Hal ini mengandung arti bahwa pendekatan dakwah harus

bertumpu pada suatu pandangan human oriented menempatkan

penghargaan yang mulia atas diri manusia.

33

Toto Tasmara, Komuniikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), hlm. 43.

Page 40: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

28

Selain itu metode dakwah sangat penting peranannya dalam

penyampaian dakwah. Metode tidak benar, meskipun materi yang

disampaiakan baik, maka pesan baik tersebut bisa ditolak. Seorang da‟i

mesti jeli dan bijak dalam memilih metode, karena metode sangat

penting dan mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan dakwah.34

Keberhasilan dakwah tidak terlepas dalam bentuk bentuk

dakwah

“Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan

pelajaran yang baikdan bantalah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat di jalan-nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-

orang yang mendapat petunjuk”. (an-Nahl :125)

Dari pernyataan Surat an-Nahl ayat 125 dijelaskan bahwa

seruan dan ajakan menuju jalan Allah SWT harus menggunakan

metode Al-Hikmah ( bijaksana dalam menggunakan akal budinya), al-

mauidzah ( pelajaran yang baik atau memberi nasihat dengan tutur di

ajarkan Rasulullah SAW), mujaddalah bil alati hiya ahsan

(perdebatan dengan cara argumentatif).

Dalam hal ini terbentuklah metode dakwah budaya yang

mencangkup tentang cerita, tembang dan iringan musik gamelan.

Iringan musik gamelan Menurut tradisi keraton Surakarta seperti yang

dijelaskan dalam Serat Sastramiruda bahwa pertunjukan wayang kulit

34

Karni Awis, Dakwah Islam di Perkantoran, Studi Kasus Yayasan Wakaf Paramidana,

(Jakarta: disertasi SPS UIN Jakarta), hlm. 45.

Page 41: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

29

diiringi dengan gamelan laras slendro dengan instrumen terdiri dari :

gender barung, gender penerus, rebab, kendang, slenthem, saron

barung, saron penerus, gambang, seruling, kecer, kethuk dan

kempyang, kenong lima dan enam, kempul barang serta gong

suwukan gulu.35

Namun untuk pertunjukan wayang perdesaan, atau menurut

tradisi dalang rakyat gending-gending kurang ditaati. Hal ini

dikarenakan para musisi di perdesaan kurang menguasai gending-

gending wayang, sehingga gending yang di pergunakan disesuaikan

dengan repetoar gending yang dimiliki.

Misalnya adegan Kedhatonan Dwarawati diiringi ladrang

Asmaradana. Rasa gending kadang-kadang kurang mendukung tokoh

yang ditampilkan akibatnya mengurangi mutu sajian pekeliran. Dalam

sajian pakeliranya gendhing-gendhing khusus mengiringi adegan

tertentu seperti budhalan, jaranan, perang kembar, dan pathet

manyura. Tak hanya itu suluknya juga dikembangkan dengan cengkok

dan gaya lain dengan tradisi.

Bagi dalang yang telah matang akan mampu menampilkan

keprakan yang mantap dan memiliki keindahan sendiri. Itulah

sebabnya apabila instrumen keyboard, drum, bedhug dalam iringan

wayang bukanlah keindahan yang di dapat melainkan kebisingan yang

membosankan pada gilirannya.

35

Soetarno, Wayang Kulit Jawa, (Surakarta : CV Cendrawasih, 1995), hlm. 50.

Page 42: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

30

Oleh karena itu dalam menggunakan instrumen yang baru

hendaknya seniman dalang harus hati-hati dan empan-papan. Selain

itu dalang juga dituntut kreatifitas yang tinggi sehingga setiap

penyajiaanya diharapkan dapat memanfaatkan instrumen-instrumen

yang baru dalam komposisi gendhing yang baru pula.

Begitu juga, dalang juga memberikan metode dakwah

budayanya dengan memberikan suguhan-suguhan cerita tentang

pewayangan rakyat dan sinden selalu mengiringi tembang-tembang

yang berhubungan dengan isi cerita yang dibawakan oleh dalang.

Setiap lakon yang mempunyai karakter berbeda-beda dalam

setiap pewayangan dan gerakan-gerakan yang selalu memberikan sisi

nilai-nilai agamadalam dunia pewayangan sesuai di terapkan oleh

Sunan Kalijaga.

5. Aplikasi Metode Dakwah

Aplikasi metode dakwah sangat penting dalam menyampaikan

isi dakwah dan perlu pendekatan.36

Pendekatan yang dapat mengubah

hati, menyentuh perasaan, lurus pemikiran. Salah satunya dengan

pendekatan personal atau secara individual sehingga materi yang

disampaikan langsung diterima dan sudah pernah dilakukan pada

zaman Rasulullah SAW.37

36

Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: Mitra Pustaka 2000 ),

hlm. 55. 37

Ibnu Sa‟ad, Al-Thabaqat al-Kubra ,(Beirut: Dar el-Fikr 1980), hlm. 199.

Page 43: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

31

Aplikasi metode dakwah budaya dengan menggunakan

wayang kulit sangat efektif, dikarenakan seorang dalang harus

membuat suasana menyenangkan disaat memerankan wayang.

Tak hanya itu dalang harus membuat hidup suasana penonton

dengan diiringi grup musik wayang, lagu-lagu, gaya bahasa,

penuturan dan dalil-dalil sehingga pendekatan menjadi efektif dalam

menjalankan misi dakwah.

Pendekatan pendidikan sangat penting dalam menyebarkan

dakwah kemasyarakat dikarenakan dakwah yang tidak dilandasi

dengan pendidikan yang baik akan menjadikan dakwah yang

berkualitas sehingga perlu yang namanya belajar baik belajar di

pesantren, sekolah, sanggar dan sebagainya.

Pendekatan misi perlu dalam menguatkan dakwah ke daerah-

daerah di karenakan dalam berdakwah ada pesan-pesan yang

disampaikan sesuai misi Islam rahmatallilalamin.

6. Strategi Dakwah

Ada dua hal yang harus perhatikan dalam mengatur strategi

dakwah yaitu mengatur rencana tindakan kegiatan dakwah dan

penyusunan strategi dalam mencapai tujuan.38

Dalam membangun strategi dakwah perlu yang membentuk

strategi-strategi antara lain Strategi sentimnetil dalam memfokuskan

aspek hati dan menggerakkan perasaan batin mitra dakwah.

38

Ali Aziz, Ilmu Dakwah, ( Jakarta, Prenadamedia Group), hlm. 349.

Page 44: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

32

Strategi sentimentil sudah di terapkan oleh grup wayang,

dengan memberi sentuhan-sentuhan syair-syair, lagu dan musik,

Sehingga hati masyarakat akan mengena dan kembali kehidupan

akhirat.

Strategi Rasional menggunakan metode aspek akal pikiran,

merenungkan dan mengambil pelajaran. Dalam aspek pola pikir,

dakwah budaya yang diterapkan oleh dalang dengan menggunakan

pola pikir pengetahuan. Sangat mempengaruhi masyarakat mengerti

tentang kehidupan modern.

7. Media Dakwah

Dari pengertian ini ahli komunikasi mengartikan media

sebagai alat yang menghubungkan pesan komunikasi yang

disampaiakan oleh komunikator kepada komunikan (menerima

pesan). Dalam bahasa arab media sama dengan wasilah berarti alat

atau perantara.

Definisi media dakwah berarti alat yang menghubungkan

ide dengan umat untuk mencapai pesan dakwah.39

Ada tiga jenis media dakwah yang menghubungakan

pesan dakwah. Spoken words, yaitu media dakwah yang berbentuk

ucapan atau bunyi yang dapat ditangkap dengan indra telinga seperti

radio, telepon, dan sebagainya.

39

Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 403.

Page 45: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

33

Pinted writting, yaitu media dakwah yang berbentuk

tulisan, gambar, lukisan, dan sebagainya yang dapat ditangkap dengan

indra mata.

The audio visual, yaitu media dakwah yang berbentuk

gambar hidup yang dapat didengar sekaligus dapat dilihat seperti

televisi, film, video dan sebagainya.

Di samping penggolongan media dakwah media dakwah

di bagi segi sifatnya.Media tradisional, yaitu berbagai macam seni

pertunjukan yang secara tradisional dipentaskan di depan umum

(khalayak) terutama sebagai sarana hiburan yang memiliki sifat

komunikatif, seperti ludruk, wayang, drama, dan sebagainya.

Media modern, yang diistilahkan juga dengan “media

elektronika” yaitu media yang dilahirkan dari teknologi. Yang

termasuk media modern ini antara lain televisi, radio, pers dan

sebagainya.

Melihat kenyataan budaya bangsa Indonesia yang

memiliki beranekaragam media tradisional, maka dapat dipahami

mengapa para Wali Songo menggunakan media ini sebagai media

dakwah dan ternyata pilihan media yang digunakan Wali Songo

menggunakan media ini sebagai media dakwah dan ternyata pilihan

media para wali tersebut menghasilkan masyarakat muslim yang

merupakan mayoritas penduduk Indonesia.

Page 46: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

34

Media tradisional berupa berbagai macam seni

pertunjukan, yang secara tradisional dipentaskan di depan khalayak

terutama sebagai sarana hiburan memiliki sifat komunikatif dan

ternyata mudah dipakai sebagai media dakwah yang efektif.

Page 47: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

35

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Biografi Ki Ronggo Warsito Desa Srobyong, Mlonggo, Jepara

Ki Sholeh Ronggo Warsito adalah seorang mubaligh di Jepara

yang biasa disapa Ki Ronggo Warsito. Beliau lahir pada tanggal 3 Januari

1968 di Desa Blimbing Kidul Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus.40

Ki Ronggo Warsito merupakan anak ke dua dari pasangan bapak

Subiyanto dan ibu Kasriyatun. Lahir dari keturunan seniman wayang

mengikuti jejak sang ayah sebagai dalang wayang kulit. Ibu kasriyatun

adalah seorang pembuat wayang.

Kedua orang tua Ki Ronggo Warsito cukup dikenal oleh

Kaliwungu Kudus sebagai seniman wayang kulit yang sudah

menghasilkan pembuatan wayang, payut dan barongan. Memiliki lima

keturunan dimana mempunyai darah seniman.

Waryoto sebagai anak ke tiga yang dapat memainkan wayang dan

pelatih teater di Kudus dan Mahwati juga mengalir darah seniman sebagai

sinden.

Selain seni pendalangan Ki Ronggo Warsito juga bisa membuat

wayang sendiri, walaupun belum memumpuni tapi layak di pentaskan.

Karena dalam pendalangan melibatkan seni karawitan, seni kriya, seni

tatah sungging.

40

Wawancara dengan Warsito di kediaman Desa Srobyong Kecamatan Mlonggo

Kabupaten Jepara, tanggal 15 Januari 2017.

Page 48: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

36

Menganyam pendidikan dasar di sekolah Dasar Negri 1 Blimbing

Kaliwungu selama 6 tahun, kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan

sekolah SMP Negri 1 Blimbing Kaliwungu selama 3 tahun dan

Dilanjutkan lagi ke tingkat SMA PGRI Blimbing Kaliwungu.

Selain pendidikan formal, Ki Ronggo Warsito mengenyam

pendidikan non formal belajar bersama Kyai Mansyhur yang dulu sebagai

pendalang terkenal. Tetapi beliau tak lama kemudian berpindah tempat

tinggal di Desa Srobyong Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara setelah

menikah dengan Pujianah cucu dari Mbah Kyai Muhyin Srobyong tahun

1997 dan dikaruniai dua anak yang mempunyai bakat seniman Maysithoh

Khoirun Nisak dan Ahmad

Dengan modal keberanian dan percaya diri, Ki Ronggo Warsito

memberanikan diri tampil pertama kali sebagai dalang pada tahun 1999

Dengan meminta bimbingan guru dan ayahnya di kemudian hari.

Setelah mendalang Ki Ronggo Warsito mendirikan TPQ I‟alatul

Adfal tahun 1999 dan mendirikan Madin Darul Istiqomah .

kemudian tahun 2000 mendirikan Rebana Wayang (Mustika Laras)

di Desa Srobyong dan mengajar MI Tarunajah. Awal mulanya Ronggo

Warsito mempunyai gagasanbersama Supriyono membuat Grup Mustika

Laras, dikarenakan orang Jawa Islam menggemari yang namanya kesenian

dan pewayangan dan orang Islam mencintai yang namanya shalawatan.

Sehingga terjadilah grup Mustika Laras.

Page 49: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

37

Tak hanya itu Ki Ronggo Warsito mempunyai gagasan

membangun kader-kader untuk mencintai budaya wayang dan mencintai

shalawat terutama anak-anak. Pembuatan grup Mustika Laras didukung

banyak masyarakat Srobyong.41

Ki Ronggo Warsito mulai terkenal di Jepara sebagai pendalang

bersama anak-anak MI Tarunnajjah dan anaknya sebagai sinden cilik

berdakwah ke mana-mana hingga luar Jepara.

Tidak hanya puas dengan pendidikan wajib 12 tahun. Ki Ronggo

Warsito ingin melanjutkan pendidikan formalnya perguruan tinggi tahun

2010.Ronggo Warsito kuliah di Institut Islam Nahdlatul Ulama‟

(INISNU). Di sana mengambil program pendidikan Agama Islam.

B. Praktik Dakwah Ronggo Warsito Dalam Dakwah Budaya

Dalam melaksanakan dakwahnya, Ronggo Warsito biasanya

menggunakan media wayang kulit sebagai pengiring dakwah. Wayang

kulit sendiri yaitu benda seni tiruan manusia, binatang dan lain-lain yang

mana terbuat dari kulit binatang dan di gunakan untuk mementaskan suatu

cerita yang di sebut lakon. Wayang kulit digunakan sebagai media dakwah

Ronggo Warsito dikarenakan ingin nguri-nguri atau melestarikan tradisi

metode dakwah yang dahulu pernah dilakukan oleh Sunan Kalijaga.

Ronggo Warsito dalam setiap ceramahnya biasanya didahului

dengan Grup Mustika Laras berjumlah 13 orang yang terdiri dari orang

tua, remaja dan anak-anak. Rebana tersebut mengawali pengajian dengan

41

Wawancara dengan Warsito di kediaman Desa Srobyong Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara, tanggal 10 Februari 2017.

Page 50: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

38

lagu-lagu shalawat oleh anak-anak selanjutnya di iringi wayang kulit

sebagai dakwahnya di atas panggung.

Di atas panggung Ronggo Warsito tidak langsung berceramah

dengan menggunakan wayang akan tetapi menerangkan materi dakwah

yang di sampaikan. Sesekali diiringi dengan suluk spritual zaman dulu

maupun sekarang yang mana orang lebih tertarik serta ceramahnya juga

disisipi dengan guyonan atau sampaan yang membuat orang-orang

mendengarkan tertawa.

Lagu-lagu dakwah yang diterangkan dalam ceramahnya

diantaranya adalah lagu ciptaan sendiri yang berjudul ayo sedulur, liriknya

yaitu

Ayo sedulur jo ngalalek ake, wajibe ngaji (sak pranatane), nggo

ngandelake (iman tauhide), baguse sangu (mulyo matine), al-qur‟an

qodim wahyu minulyo, tanpa tinulis (iso diwoco), iku wejangan (guru

waskitho), den tancepake (ing njero dhodho), kumanthil ati sarto pikiran,

mrasuk ing badan (kabeh jerohan), mukjizat rosul (dadi pedhoman),

minongko dalan (manjinge iman).42

Dalam lirik di atas , menerangkan tentang peringatan bagaimana

kita tidak boleh melupakan hidup di dunia ini, terutama ngaji, sholat dan

wahyu yang sudah di turunkan Allah SWT terhadap umatnya.

42

Sumber berasal dari hasil buku mustiko laras, ki Sholeh pada pengajian di Jambu 2016

Page 51: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

39

Dalam proses berdakwahnya Ronggo Warsito menggabungkan

antara materi dakwah, lagu dakwah, dan vokal dari sehingga para audien

mendapatkan siraman rohani yang mengena sampai ke hati.

Setelah kiranya materi agama yang disampaikan cukup, barulah

Ronggo Warsito muncul yaitu wayang pandhawa dan punakawan. Tokoh

wayang tersebut dapat diimplementasikan sebagai sifat sifat manusia yang

ada di dunia ini.

Dalam menerangkan materi dakwah Ronggo Warsito dibantu oleh

beberapa vokal anak-anak atau disebut sinden kecil. Sinden kecil ini

tugasnya adalah menyanyikan lagu-lagu shalawat. Agar terdengar indah

dan dapat dijadikan teladan bagi para mad‟u yang mendengarkan.

Selanjutnya dibantu oleh musik-musik yaitu musik iringan piano

yang dimainkan untuk mengiringi dakwah ketika tampil di atas panggung,

ada lagi gendhong, Jidur, Terbang, ketipung, tamburan, dram, saron dan

pelok sendro dimana dimainkan ketika dinyanyikan lagu Islam.

Dalam setiap pengajiannya materi yang di sampaikan berbeda-

beda tergantung dari jenis pengajiannya. Misalnya pengajian dalam rangka

walimatul khitan, Ronggo Warsito menjelaskan anak-anak yang di khitan

dimana anak tersebut sudah waktunya untuk menjalankan syari‟at Nabi

Alloh Ibrahim bisa disebut juga Kholil Lulloh.

Setiap tetesan darah sebagai saksi sesuai Sunnah Rosul yang di

taati, untuk menjadikan anak-anak Uswatun Hasanah sebagai teladan bagi

umat Islam.

Page 52: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

40

Sedangkan pada walimatul urusy, Ronggo Warsito menjelaskan

tentang senangnya pengantin baru di kelaminan, bagaikan Raja dan Permai

Suri yang duduk tersenyum seperti bidadari.

Tinggalkan masa remajamu, peganglah amanat dari tuhanmu,

untuk menuju hidup bahagia, rukun dan damai aman sentosa, disaat kau

berbulan madu, ingatlah akan masa depanmu, engkau tak akan kecewa,

kelak di hari tuamu.43

Selain mengandalkan wayang kulit, Ronggo Warsito juga

mengandalkan mimik muka serta suara yang dimiliki dalam proses

dakwah. Mimik muka dalam penyampaian ceramahnya sangat unik

sehingga membuat gelak tawa dari para pendengar pengajian sekalian serta

kemampuan suara yang dimiliki sangat bagus seperti dalang-dalang pada

umumnya. Ronggo Warsito dapat meniru peran suara dari setiap tokoh

pandhawa maupun punakawan misalnya Petruk, Gareng, Semar, Bagong

dan lain-lain.

Sehingga praktik budaya wayang kulit dan di padukan dengan

grup Mustika Laras membuat peforma Ronggo Warsito di atas panggung

tidak diragukan lagi, dibuktikan dengan jadwal pengajian yang padat,

mulai dari mengisi pengajian di kabupaten kudus, Jepara dan pati.

Dalam berdakwah Ki Ronggo Warsito banyak dinamika ketika

berdakwah dari segi pendukung maupun dalam penghambat. Dimana

dakwah pada zaman sekarang lebih mudah dalam penyebaran di

43

Sumber berasal dari hasil buku mustiko laras, Ki Sholeh pada pengajian di Jambu 2016

Page 53: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

41

karenakan Ki Ronggo Warsito di bantu dengan perkembangan teknologi

antara lain sound, alat suara dan musik modern.

Selain itu penyebaran dakwah menggunakan media wayang kulit

sangat efektif karena nilai-nilai Islam dan penerapan yang digunakan Ki

Ronggo Warsito lebih mudah di tangkap masyarakat karena materi yang di

gunakan disesuaikan dengan zaman modern dan tingkah laku manusia

sekarang.

Selain pendukung, Ki Ronggo Warsito mempunyai dinamika

penghambat dalam dakwahnya. Dikarenakan, masyarakat yang menikmati

wayang kulit belum sepenuhnya dinikmati masyarakat seluruhnya.

dikarenakan banyak pemuda-pemudi lebih menikmati yang namanya

musik modern. Jadi media wayang lebih sulit diterima banyak orang

sekiling warga baik dalam segi bahasa maupun dalam segi cerita yang

dipentaskan.

Selain itu Konsistensi Ronggo Warsito dalam merekrut SDM

(sumber daya manusia) dalam menunjang keberhasilan dakwah, belum

sepenuhnya baik dikarenakan pergantian personil sehingga kualitas dalam

media wayang sulit terpenuhi.

Page 54: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

42

BAB IV

ANALISIS METODE DAKWAH RONGGO WARSITO

A. Analisis Metode Dakwah Wayang Kulit Ronggo Warsito

Sejarah perkembangan Islam di Indonesia tak bisa dilepaskan dari

peran Walisongo sebagai ulama penyebar agama Islam. Yang cukup

menarik untuk disimak adalah bagaimana cara ulama mengajarkan Islam.

Islam tidak saja dilihat sebagai unsur yang universal, tetapi juga

akomodatif. Sementara kebudayaan lokal tidak dipandang sebagai unsur

„rendah‟ yang harus mengalahkan kepada Islam, tetapi justru

memperlihatkan adanya dialog.44

Salah satunya adalah wayang. Sebelum Islam masuk ke tanah

Nusantara khususnya di Jawa-wayang telah menemukan bentuknya. Tak

hanya bentuknya, ada banyak sisipan dalam cerita dan pemaknaan wayang

yang berisi pesan moral Islam serta karakter – karakter di dalamnya.

Wayang kulit yang diperankan Ki Dalang Ronggo Warsito

mempunyai metode yang cukup menarik. Setiap penyampaian pesan

dalam memainkan gerak – gerak wayang sangat bermakna terutama dalam

segi agama, sosial dan budaya. hal ini menjadikan bahwa setiap gerak

mempunyai pesan yang positif atau dan baik.

Dalam hal ini Metode dakwah yang diaplikasikan oleh Ronggo

Warsito dapat dikelompokkan sebagai berikut:

44

Purwadi, “Tasawuf Muslim Jawa”, (Yogyakarta, Damar Pustaka, 2004), hlm. 7.

Page 55: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

43

1. Metode Dakwah Bi Lisan Al Haal

Secara etimologis dakwah bi lisan al-haal merupakan

penggabungan tiga kata yaitu dakwah, lisan dan al-haal. Kata dakwah

berarti memanggil, menyeru. Kata lisan berarti bahasa sedangkan al-haal

berarti hal atau keadaan.

Secara terminologis dakwah mengandung untuk menyeru berbuat

kebajikan dan melarang segala perbuatan mungkar dan mendapat

kebahagian dunia dan akhirat.

Dengan demikian, dakwah bi lisan al-haal adalah mengajak

manusia ke jalan Tuhan untuk kebahagiaan manusia dunia dan akhirat

dengan perbuatan nyata yang sesuai dengan keadaan manusia.45

Metode dakwah Ronggo Warsito diaplikasikan lewat ceramah

kebudayaan yang berupa pengajian rutin. Metode tersebut banyak

keberhasilan dalam sikap keberagaman dan kehidupan sehari – hari.

Kemajuan ini dapat di lihat dari sikap para pemuda- pemudi maupun

audience dengan seputar kebudayaan yang ada dalam forum.46

Adapun kegiatan dakwah beliau sebagai berikut :

a. Pengajian Hari Jum’at

Metode dakwah yang dilakukan oleh Ronggo Warsito yaitu

berupa pengajian setiap hari Jum‟at. Pengajian ini merupakan bentuk

metode dakwah bi-lisan yaitu penyampaian informasi atau pesan

dakwah melalui lisan langsung antara subyek dengan objek dakwah.

45

M. Munir, Metode Dakwah Edisi Revisi, ( Jakarta: Kencana, 2009), cet. 3, hlm. 215. 46

Wawancara dengan Maftuha, Masyarakat Desa Srobyong, pada hari jum‟at, 26 Januari

2018 di masjid Al Mukminin Srobyong.

Page 56: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

44

Pengajian ini bermaksud melakukan pengajaran agama Islam dengan

menanamkan norma – norma budaya yang di terapkan Wali Songo

melalui dakwah.

Pengajian yang diikuti oleh para mad‟u masyarakat Srobyong

dan dilaksanakan di Masjid Al Mukminin. Beliau menggunakan media

dakwahnya dengan salah satu karya beliau sendiri dengan melantunkan

syair-syair yang di kumandangkan dengan lagu. Sehingga nantinya

dalam kehidupan sehari – hari mad‟u bisa mengamalkan makna kajian

yang terkandung dalam buku Mustika Laras tersebut.

b. Pengajian Hari Besar Umat Islam

Pengajian ini dilaksanakan khusus di Hari Besar Umat Islam

dengan masyarakat sekitar maupun luar dengan media wayang

kulitnya.

c. Undangan Ceramah / Pementasan Wayang kulit

Ronggo Warsito memiliki metode dalam mengisi setiap pesan

yang mau di bawakan. Melalui undangan ceramah / pementasan

wayang kulit sehingga Ronggo Warsito bisa berdakwah secara luas

dengan kajian – kajian menarik baik kajian dewasa, orang tua maupun

anak – anak sesuai dengan kondisi Undangan yang di minta oleh

masyarakat.47

47

Wawancara denagan Ahmad Farid, Masyarakat desa Jambu Timur RT 29/06 pada hari

senin, 29 Januari 2018 di Acara Undangan Ultah.

Page 57: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

45

2. Metode Pendidikan

Metode pendidikan ini dimaksudkan metode yang penerapannya lewat

kegiatan – kegiatan pendidikan yang mengarah pada pengajaran masyarakat

luas dengan mengembangkan pengetahuan baik pengembangan dalam hal

sarana dan prasarana. Selain pendidikan formal, pendidikan informal juga

perlu ditekankan dalam kalangan umat Islam untuk menunjang diberbagai

bidang.

Pendidikan merupakan peranan penting dalam pengembangan ilmu

pengetahuan. Menurut Moh. Ali Aziz, pelaksanaan pendidikan merupakan

salah satu tujuan dakwah bagi umat manusia itu sendiri yakni membuat

manusia memiliki kualitas aqidah, ibadah serta akhlak yang tinggi.48

Demi menunjang keberhasilan dakwahnya, Ronggo Warsito

menerapkan metode pendidikan yaitu mendirikan TPQ I‟alatul Adfal dan

mendirikan Madin Darul Istiqomah. Diniyah didefinisikan sebagai suatu

tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam.

Dengan tujuan yang jelas yakni membentuk kepribadian, memantapkan

akhlak dan melengkapi dengan pengetahuan.

Secara historis diniyah dikembangkan guna keperluan dakwah dan

syiar Islam. Semakin banyaknya lembaga-lembaga dibidang pendidikan Islam

yang didirikan, agama Islam juga semakin berkembang pesat sehingga dapat

48

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 60.

Page 58: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

46

dikatakan lembaga diniyah merupakan anak panah penyebaran Islam didunia

terutama di pulau Jawa.49

Dalam mendirikan sebuah lembaga TPQ I‟alatul Adfal dan Madin

Darul Istiqomah, tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pada

kenyataannya anak – anak di lingkungan setempat, belum banyak yang respon

untuk mengaji atau menuntut ilmu disana. sehingga butuh kesabaran ber tahun

– tahun untuk adaptasi menyebarkan Islam melalui lembaga TPQ I‟alatul

Adfal dan Madin Darul Istiqomah.

Setelah berdiri selama beberapa tahun perkembangan TPQ dan

Diniyah mulai di respon oleh masyarakat sekitar. Bahkan di antaranya yang

semula tidak suka terhadap TPQ dan Diniyah mulai suka dengan keberadaan

lembaga tersebut.

Metode ini cukup efisien untuk mengembangkan metode dakwah

wayang kulit, sehingga anak – anak mulai menyukai kebudayaan Jawa bahkan

ada anak –anak yang ikut berlatih dan ikut bergabung di Group Mustika Laras.

3. Metode Nasehat

Ronggo Warsito selalu mengedepankan nasehat ketika beliau dan

group Mustika Laras melakukan pagelaran wayang kulit. Dengan memainkan

boneka wayang kulit memberikan makna pesan – pesan dakwah sesuai

49

Wahyu Ilahi, Pengantar Sejarah Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 183.

Page 59: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

47

pedoman Al-Qur‟an dan Hadist tentang tontonan dan tuntunan dakwah yang

benar.50

Dalang merupakan sutradara sekaligus tokoh utama dalam

pagelaran. Ia adalah penutur kisah, penyanyi lagu suluk yang

memamahami suasana pada saat-saat tertentu, pemimpin suara gamelan

yang mengiringi diatas segalanya, pemberi jiwa pada wayang atau pelaku-

pelaku manusia. Sesuai dengan perkembangan dan perubahan wayang

dengan konteks modernisasi.

Metode nasehat yang dilakukan Ronggo Warsito tujuannya

memberikan rangsangan terhadap masyarakat tutur kata, baik pendidikan,

sosial, budaya maupun agama. Tutur kata yang di ucapkan saat melakukan

pagelaran sesuai dengan konteks pagelaran yang di mainkan.

Ketika konteks itu adalah pengajian anak – anak, ulang tahun dan

Walimatul Khitan, Ronggo Warsito dan Mustika Laras memainkan kisah

tentang anak berbakti pada orang tuanya, ber shadaqah mulai dari anak –

anak. Bahkan setiap nasehat yang di terapkan lebih mudah di pahami

audiens sekitar.

Ketika konteksnya adalah pengajian maulud, Isra‟ mi‟raj, tahun

baru Islam dan Walimatul ursy‟. Ronggo Warsito memberi suluk – suluk

atau syair yang mengandung arti dari setiap cerita yang dimainkan,

sehingga gerak, ucapan dan karakter yang berbeda – beda menciptakan

50

S. Haryono, Pratiwimba Adiluhung, Sejarah dan Perkembangan Wayang, (Yogyakarta:

Penerbit Djambatan, 1988), hlm. 124-126.

Page 60: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

48

dengan kata – kata yang penuh perasaan, yang mampu memikat penonton

dan sarat dengan pesan moral.51

Dalang Ronggo Warsito banyak menceritakan tokoh-tokoh

wayang yang mempunyai makna ajaran Islam dan tingkah laku manusia

pada zamannya salah satunya :

Pandhawa bisa diartikan asal dari kata “Dawa” yang artinya

obat. Manusia mempunyai kewajiban untuk mengobati dan memberikan

obat kepada orang yang kena penyakit yang merusak aqidah.

Bima yang mempunyai makna Dodot bangbing tilu aji (Iman,

Islam dan Ihsan). Dalam lakon Bima Suci misalnya, Bima sebagai tokoh

sentralnya diceritakan menyakini adanya Tuhan yang Maha Esa. Tak

berhenti di situ, dengan keyakinannya Bima mengajarkan kepada

saudaranya Janaka. Ajaranya tentang menuntut ilmu, sabar, berlaku adil

dan bertatakrama dengan manusia.

Hal ini sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dakwah yakni

menyuarakan pesan-pesan moral, nilai-nilai Aqidah, Syari‟ah maupun

akhlak yang ingin disampaikan kepada masyarakat umum melalui

pertunjukan wayang kulit.52

51

Purwadi, “seni Pendhalangan Wayang Purwa” (Yogyakarta: Panji Pustaka, 2007),

hlm. 35. 52

Wawancara dengan Nia, orang yang menghadirkan dakwah wayang Ki Sholeh pada hari Senin, 05 Desember 2016 di rumah Jambu Sari Kecamatan Mlonggo.

Page 61: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

49

B. Analisis Faktor Penghambat dan Pendukung Dakwah Ronggo

Warsito Desa Srobyong, Mlonggo, Jepara.

1. Analisis Faktor Pendukung dakwah

Analisis Faktor pendukung dakwah Ronggo Warsito yaitu

a. Persiapan Ruhiyah (spritual) adalah aqidah pondasi kehidupan

mukmin.

Bahwa seseorang akan ditentukan oleh kekuatan aqidah

yang melekat di hati. Bisa kita pahami, penanaman aqidah dalam

generasi kaum muda, merupakan kekuatan Islam, pada saat iman

mulai tumbuh dan berkembang pada pribadi mukmin yang siap

mati di jalan Allah SWT.

Teori persiapan ritual sangat relevan dengan dakwah

Ronggo Warsito dikarenakan sejak kecil Ronggo Warsito sudah

didik kesenian oleh bapaknya mengenai tentang kesenian wayang

dan hidupnya penuh dengan keilmuan pesantren.

Sehingga proses menuntut ilmu agama dan kesenian

budaya sudah membuatnya faham betul dan membuat hatinya

tambah senang dengan agama Islam dan kesenian wayang.

b. Persiapan karakter da‟i harus memiliki karakter yang kuat dan

jelas.

Mereka adalah panutan umat, setiap gerak langkah, tutur

kata, perilaku, dan kehidupan seharinya senantiasa diperhatikan

oleh umat.

Page 62: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

50

Teori sangat relevan dengan keseharian Ronggo Warsito

dalam berdakwah, dikarenakan ronggo warsito mempunyai garis

keturunan yang diwarisi oleh keluarganya yang mempunyai jiwa

mubaligh dan pewayangan.

Sehingga dia mempunyai karakter mubaligh dimana beliau

dengan ramah tamah serta tegas dalam penyampaian dakwahnya

dan suka membuat penonton menjadi senang dalam gerak wayang

kulitnya dan suara.

Tak hanya itu setiap gerakan di landasi ketegasan dakwah

tentang pembelajaran nilai-nilai agama, sosial maupun budaya.

Sehingga mad‟u tersebut bisa menangkap apa yang disampaiakan

oleh Ronggo Warsito.

c. Persiapan materi

segalanya akan di perlukan kelangsungan dakwah, baik

dalam skala individu maupun kolektif. Setiap langkah dakwah

membutuhkan materi, baik berupa uang yang terlihat, ataupun

berbentuk pembekalan yang terlihat secara langsung.

Teori persiapan materi ini sangat relevan dengan yang ada

pada kenyataan yang ada. Di kerenakan Ronggo Warsito dakwanya

menggunakan media wayang kulit sehingga memerlukan materi

yang sangat banyak sekali dalam pembelian wayang kulit tersebut.

Page 63: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

51

Setiap materi yang dibawakan selalu diiringi musik yang

sesuai dengan perkembangan zaman dan materi pun juga

disesuaikan dengan objek dakwah.

Demikian rangkaian perjuangan Ronggo Warsito yang

sampai ini tidak henti-hentinya menyebarkan agama Islam.

Analisis dari teori dan hasil penelitian sesuai karena Ronggo

Warsito dengan kesehariannya yaitu selalu memohon kepada Allah

SWT dalam semua persiapan tersebut.

d. Lingkungan Setempat

Adanya lingkungan yang aman, tertib, nyaman dapat

menjadikan pendukung terlaksananya aktivitas dakwah yang di

lakukan Ronggo Warsito dan Group Mustika Laras.

Antusiasme masyarakat terhadap pengajian yang di perankan

Ronggo Warsito sangatlah banyak, di karenakan setiap ceramah Desa

ke Desa yang lain memberi warna yang berbeda dan candaan yang

memikat sehingga masyarakat dari luar pun ikut dalam setiap

pengajian.

2. Analisis faktor penghambat dakwah

Analisis faktor penghambat dakwah Ronggo Warsito yaitu :

a. Ketidakseimbangan aktifitas

Ketidakseimbangan aktifitas juga menimbulkan problematika

tersendiri. Ketidakseimbangan antara aktifitas kehidupan dan

lapangan, pribadi dengan organisasi, kualitas dengan kuantintas sdm

Page 64: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

52

semuanya bisa berakibat negatif. Tawazun atau keseimbangan yang

merupakan asas kehidupan, juga harus dipratekkan dalam kehidupan

berjamaah dan oleh semua aktivis dakwah.

Teori ketidakseimbangan aktifitas ini sangat tidak relevan

dengan kehidupan nyata pada dakwah Ronggo Warsito dikarenakan

dia selalu menyeimbangkan kegiatan ingat kepada Allah dengan

aktifitas dakwahnya.

b. Penyesuaian diri

Penyesuaian diri terhadap karakteristik pendekatan dan sikap

dakwah yang melekat pada masing-masing.

Teori penyesuaian diri tidak sesuai di karenakan dalam

penyampaian dakwah Ronggo Warsito selalu dapat menyesuaikan diri

dimanapun tempatnya, baik ketika di undang pengajian, nikahan, sunat

dan ulang tahun dengan wayang kulit bisa menyusaiakan jenis karakter

wayang dan shalawatnya.

Tak hanya itu penyesuai diri dalam masyarakat perlu

dikarenakan masyarakat yang menonton belum tentu orang yang bisa

mendengar karena butuh penyesuaian diri.

c. Persiapan acara

Persiapan acara termasuk sebagai hambatan dalam

mementaskan wayang kulit, sehingga Ki Ronggo Warsito selalu

mempersiapkan semuanya untuk bisa menyampaikan segala materi

yang ada dan musik yang dibawakan.

Page 65: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

53

Teori ini sangat relevan karena persiapan acara dalam segi

panggung, soundsystem dan masyarakat butuh persiapan yang matang

dalam membuat acara.

Page 66: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

54

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang di dapat mengenai “ Metode

Dakwah Ronggo Warsito melalui media wayang kulit Srobyong,

Mlonggo, Jepara”. menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam melaksanakan kegiatan dakwah haruslah mempunyai metode

dakwah yaitu dibagi 3 bagian yaitu:

a. Pertama, dakwah bi lisan al-haal yang meliputi kegiatan dakwah

pengajian hari Jum‟at Pengajian yang diikuti oleh para mad‟u

masyarakat Srobyong dan dilaksanakan di Masjid Al Mukminin Beliau

menggunakan media dakwahnya dengan salah satu karya beliau sendiri

dengan melantunkan syair-syair yang di kumandangkan dengan lagu.

Sehingga nantinya dalam kehidupan sehari – hari mad‟u bisa

mengamalkan makna kajian yang terkandung dalam buku Mustika

Laras tersebut, pengajian Hari Besar Umat Islam, Pengajian ini

dilaksanakan khusus di Hari Besar Umat Islam dengan masyarakat

sekitar maupun luar dengan media wayang kulitnya, Undangan

Ceramah / Pementasan Wayang kulit, Ronggo Warsito memiliki

metode dalam mengisi setiap pesan yang mau di bawakan. Melalui

undangan ceramah / pementasan wayang kulit sehingga Ronggo

Warsito bisa berdakwah secara luas dengan kajian – kajian menarik

Page 67: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

55

baik kajian dewasa, orang tua maupun anak – anak sesuai dengan

kondisi Undangan yang di minta oleh masyarakat.

Kedua, Metode pendidikan. Ronggo Warsito menerapkan metode

pendidikan diantaranya adalah mendirikan TPQ I‟alatul Adfal dan

Madin Darul Istiqomah. Diniyah didefinisikan sebagai suatu tempat

pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam

yang bersifat permanen.

Ketiga, Metode nasehat. Yakni pengajian anak – anak, ulang tahun

dan Walimatul Khitan, Ronggo Warsito dan Mustika Laras

memainkan kisah tentang anak berbakti pada orang tuanya, ber

shadaqah mulai dari anak – anak. Bahkan setiap nasehat yang di

terapkan lebih mudah di pahami audiens sekitar.

Ketika konteksnya adalah pengajian maulud, Isra‟ mi‟raj, tahun baru

Islam, Walimatul ursy‟, Ronggo Warsito memberi suluk – suluk atau

syair yang mengandung arti dari setiap cerita yang dimainkan,

sehingga gerak, ucapan dan karakter yang berbeda. menciptakan

dengan kata – kata yang penuh perasaan, yang mampu memikat

penonton dan sarat dengan pesan moral.

b. Faktor pendukung metode dakwah yang dilakukan Ronggo Warsito

adalah segala sesuatu yang menunjang maupun mendukung

terselenggaranya kegiatan dakwah sehingga dengan adanya hal yang

demikian, maka berbagai kegiatan dakwah dapat berjalan baik dan

lancar, mulai dari awal hingga berakhirnya kegiatan yakni persiapan

Page 68: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

56

ruhiyah, persiapan karakter da‟i, persiapan materi dan lingkungan

setempat.

Kemudian faktor yang dapat menghambat dari berbagai aktivitas

dakwah yang dilakukan Ronggo Warsito. Dalam pelaksanaanya

mendapatkan hambatan yaitu ketidakseimbanga aktifitas, penyesuaian

diri dan persiapan acara.

B. Saran

Dakwah merupakan sesuatu kewajiban bagi seluruh umat muslim

yang bertujuan untuk mengamalkan segala apa yang di perintahkan oleh

Allah SWT. Mengajak manusia menuju kebenaran dan menjauhi segala

perkara yang di larang oleh Islam.

Untuk itu marilah kita bersama-sama menegakkan segala yang

menjatuhkan nilai-nilai ajaran Islam, baik itu hal yang sepele, ringan

maupun berat.

Dakwah ada berbagai penerapan yang dilakukan oleh penceramah,

dengan memadukan shalawat denagan kesenian wayang, dengan

pendidikan maupun dan lain-lain. Untuk itu apapun caranya yang

terpenting adalah niat yang tulus dari si penceramah tersebut hingga tidak

menimbulkan sifat ria.

Setelah penulis mengemukan beberapa kesimpulan, maka penulis

mencoba menyamapaikan saran yang bertujuan memberikan masukan

sehubungan dengan skripsi ini sebagai berikut :

Page 69: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

57

1. Metode dakwah yang di terapkan dengan media wayang dan

shalawat menggambarkan metode dakwah yang bagus bagi

penceramah.

2. Seorang tokoh agama merupakan cerminan dan gambaran dalam

bertingkah laku baik di kehidupan sehari-hari. Maka nilai-nilai

baik lah yang harus diatur di lingkungan sendiri maupun

masyarakat.

3. Seorang tokoh agama harus memperkuat akhlaqul karimah, agar

keteguhan iman dan kekuatan Islam bisa mampu membangun

masyarakat mengenai tentang dunia dan akhirat.

4. Dakwah yang dilakukan Ronggo Warsito Desa Srobyong,

Mlonggo, Jepara dengan menggunakan media wayang kulit dan

diimbangi grup Mustika Laras sangat unik sekali, tampil beda

dengan Mubaligh yang lain. Masyarakat akan kembali mengenal

wayang dan cerita-cerita yang dahulu hingga kontemporekan

dengan sekarang.

C. Harapan

Harapan penulis supaya skripsi ini bisa dilanjutkan serta dikaji

kembali oleh mahasiswa pada generasi selanjutnya supaya mendapatkan

suatu tambahan ilmu yang berguna bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Page 70: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

58

D. Penutup

Syukur alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

karena dengan taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan didalamnya, jauh dari kesempurnaan yang demikian itu tentu

dapat dimaklumi karena kertebatasan ilmu pengetahuan penulis. Oleh

karena itu, penulis lapang dada menerima kritik yang membangun dan

saran-saran bagi berbagai pihak.

Penulis memanjatkan do‟a, dengan selesai dan terwujudnya skripsi

ini dapat membawa manfaat yang sebesar-besarnya, khususnya bagi

penulis dan pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT selalu

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita.

Akhir kata, hanya kepada Allah SWT bermohon, seraya berdo‟a

semoga skripsi ini dapa bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya. Amin.

Page 71: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

59

DAFTAR PUSTAKA

Syabibi, Ridho. Metodologi Ilmu Dakwah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008

Basit, Abdul. Filsafat Dakwah. Jakarta: Rajawali Pers, 2013

Mulyana, Dedy. Komunikasi efektif, pendekatan lintasbudaya. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005

Munir, Muhammad. Metode Dakwah. jakarta: Kencana, 2009

Hafiduddin, didin. Dakwah Aktual. Jakarta : Gema Insani, Cet. Ke-3, 1998

Aziz, Abdul. Jelajah Dakwah Klasik-Kontemporer. Yogyakarta: Gama Media,

2006

Purwadadi. Dakwah Sunan Kalijaga; Penyebaran Agama Islam di Jawa Berbasis

Kultural. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007

Acep, Aripudin dan Syukriadi Sambas. Dakwah Damai Pengantar Dakwah

Antarbudaya. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 1993

Rosyad Shaleh, Abdul. Manajemen Da‟wah Islam . Jakarta : Bulan Bintang, 1997

Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif dalam berbagai disiplin ilmu. Jakarta : Raja

Grafindo, 2014

Emzir. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2011

Mulyono Sri.Wayang: asal-usul Filsafat dan Masa Depannya.PT. Gunung

Agung, 1976

Haryanto Sri. Bayang-Bayang Adiluhung. Semarang: Dahara Prize, 1992

Page 72: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

60

Salam Solichin.Sekitar Wali Sanga. Jakarta: Menara Kudus, 1960

Wintala Sri. Karakter Tokoh-Tokoh Wayang.Yogyakarta: Araska Publisher, 2014

Murtiyoso Bambang. pertumbuhan dan perkembangan seni pertunjukan wayang.

Surakarta: Etnika Surakarta, 2004

Amin Darori, Islam dan Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Gama Media, 2000

Soetarno. Wayang Kulit Jawa. Surakarta: CV. Cendrawasih, 1995

Guritno Pandam. Wayang, Kebudayaan Indonesia dan Pancasila. Jakarta: UI

Press, 1988

Palgunadi Bram.Tinjauan Tentang Wayang Kulit. buletin PSTK-ITB, 1978

Yunus Mahmud.Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung, 1990

Shihab Quraish, Membumikan Al-Qur‟an Fungsi dan Peran Wahyu dalam

kehidupan Masyarakat. Bandung : Mizan, 1996.

Abdul Jalil Maman, Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung: CV. Pustaka Setia,

1997

Oerdianto Sigit, Berdakwah Keliling Kota dengan Wayang Kulit. Suara Merdeka

Senin 31 Oktober 2008.

Susetya Wawan, Dhalang, Wayang, dan Gamelan. Jakarta: Narasi, 2007

Arifin M, Psikologi Dakwah. Jakarta: Bumi Aksara, 1997

Tasmara Toto, Komuniikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997

Awis Karni, Dakwah Islam di Perkantoran, Studi Kasus Yayasan Wakaf

Paramidana. Jakarta: disertasi SPS UIN Jakarta

Muriah Siti, Metodologi Dakwah Kontemporer.Yogyakarta: Mitra Pustaka 2000

Aziz Ali, Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana, 2004

Purwadi, Tasawuf Muslim Jawa. Yogyakarta : Damar Pustaka, 2004

Page 73: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

61

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 74: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

62

Page 75: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

63

Transkip Wawancara

Nama : Ki Sholeh (Ronggo Warsito)

Jabatan : Dalang Wayang Kulit ( Pendiri Mustiko Laras )

Tempat/Tanggal lahir : Blimbing, 03 Januari 1968 Kec. Kaliwungu, Kab. Kudus

Alamat : Desa Srobyong Kec. Mlonggo, Jepara

Penulis : sejak kapan bapak menekuni dunia wayang?

Ki Warsito : awal mulanya menekuni dunia wayang sejak masih kecil.

Yang dimana bapak saya sudah menekuni dunia

pewayangan, sehingga saya senang. Saat itu saya

menekuni hingga berani dalang di masyarakat pada tahun

1999 di dorong oleh bapak dan guru.

Penulis : Menurut bapak, apakah wayang kulit sebagai media yang

tepat untuk melakukan dakwah?

Ki Warsito : Seni pertunjukan bukan pertunjukan seni biasa, dimana

setiap tutur kata yang di ucapkan harus mempunyai nilai

pesan moral dan akhlak. Sehingga pesan tersebut bisa

sampai pada penonton, sehingga dakwah wayang kulit

termasuk media yang tepat untuk dakwah.

Penulis : Bagaimana bapak menyampaikan pesan – pesan dakwah

saat pementasan?

Ki Warsito : Dalam pementasan, saya harus menyampaikan pesan

dakwah dengan cara suluk, sholawatan, karawitan, music,

tutur kata, perilaku lakon, sehingga pesan yang saya

bawakan harus mempunyai pesan dakwah.

Page 76: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

64

Penulis : Apa tujuan bapak menggunakan wayang kulit sebagai

media dakwah?

Ki Warsito : Tujuan saya menggunakan wayang kulit agar para pemuda

lebih mencintai seni wayang kulit dan mengamalkan ilmu

saya pada audiens, dan setiap saya dalang harus mengena

pada masyarakat tentang dakwah wayang kulit yang saya

lakukan.

Penulis : Dengan materi apa yang bapak sampaikan saat mendalang

agar dapat di mengerti masyarakat?

Ki Warsito : Materi tentang social dan keagamaan yang pasti saya

bawakan atau lebih tepatnya masyarakat mengundang saya

sesuai dengan tema apa yang di inginkan dari pengundang,

intinya qt harus bersiap untuk segala materi – materi biar

tidak menonton. Contohnya dalam walimatul ursy, maulud

Nabi Muhammad SAW saya bawakan cerita – cerita itu.

Biar masyarakat memahami materi saya bawakan.

Penulis : Nilai- nilai pesan dakwah apa yang bapak bawakan saat

pementasan

Ki Warsito : Nilainya ya……tentang sholat, zakat, ibadah, haji tentang

rukun Islam

Penulis : Apa faktor pendukung dan penghambat dalam proses

penyampaian pesan saat pertunjukan wayang kulit bapak?

Ki Warsito : Alhamdulillah, untuk penghambat penyampaian pesan

tidak ada, kecuali masalah soundsytem, cuaca, jarak

tempuh dari perjalanan, pegantian personil serta masyarakat

menderita tuna rungu. Untuk faktor pendukung, banyak

sekali, dari keluarga, sahabat, materi, tim paguyuban,

sinden, pemain gamelan dan musik modern menjadi faktor

pendukung internal.

Penulis : apa harapan bapak untuk masyarakat yang menyasikan

pertunjukan wayang kulit bapak?

Page 77: METODE DAKWAH RONGGO WARSITO MELALUI MEDIA WAYANG KULIT ...eprints.unisnu.ac.id/1511/9/SKRIPSI Full.pdf · WAYANG KULIT SROBYONG, MLONGGO, JEPARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

65

Ki Warsito : Harapan saya terutama semua yang saya berikan bisa

manfaat bagi masyarakat baik segi kehidupan, sosial,

ekonomi maupun agama.

Dan juga harapan saya masyarakat bisa juga melestarikan

dunia seni pewayangan diminati.

Mengetahui,

Pewancara Responden

Ahmad Robit Himami Ki Ronggo Warsito