metode bimbingan dalam meningkatkan kemampuan...
TRANSCRIPT
METODE BIMBINGAN DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN SOSIAL ANAK TKIT ULUL-ALBAB 1 BATOH
BAYAN PURWOREJO
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Syarat-syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Disusun Oleh :
Saifur Rohman
NIM. 12220020
Dosen Pembimbing :
Dr. Irsyadunnas, M.Ag
NIP. 19710413 199803 1 006
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukur kepada Allah SWT, Skripsi ini penulis persembahkan
kepada:
Almarhum Ayah Amat Yakup yang semasa hidupnya telah dengan tulus
mencurahkan kasih sayang kepada penulis, Ibu Hj.Ruriyah yang
senantiasa tak henti melimpahkan motivasi dan doa untuk kelancaran dan
kesuksesan penulis, Kakak-kakak kandung dan Kakak Ipar yang selalu
meberikan motivasi untuk kelancaran kuliah.
vi
MOTTO
Artinya:
1.Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran. 1
1 Departemen Agama Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Sy9ma Creative Media
Corp, 2009) hlm 482
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehinngga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Metode Bimbingan dalam
Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak TKIT Ulul-Albab 1 Batoh,
Bayan, Purworejo”. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai teladan umat Islam yang patut dijadikan
penyemangat hidup.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari dorongan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D, selaku Rektor UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Nurjannah, M.Si., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
3. Bapak A. Said Hasan Basri S.Psi, M.Si., selaku Ketua Program Studi
dan sebagai pembimbing akademik yang membantu dalam
pembelajaran, member motivasi, mendoakan, dan memberi
viii
pengarahan selama penulis menjadi mahasiswa Bimbingan dan
Konseling Islam (BKI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
4. Bapak Nailul Falah S.Ag., M.Si. selaku Sekretaris Program Studi
Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
5. Yang terhormat Bapak Dr.Irsyadunnas, M. Ag sebagai dosen
pembimbing yang dengan sabar dan ikhlas telah banyak meluangkan
waktu untuk memberikan bekal ilmu tentang penelitian dan karya
ilmiah, memberikan motivasi, arahan dan bimbingan dalam proses
penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat selesai. Beliau sangat
menginspirasi penulis sebagai mahasiswa yang sedang belajar.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bimbingaan dan Konseling Islam UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah membekali ilmu pengetahuan,
motivasi dan doa.
7. Seluruh staf Tata Usaha Jurusan BKI dan Staf Tata Usaha Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah
memberikan pelayanan administrasi pada penulis.
8. Ibu Wulan Widayanti S.Pd Selaku kepala TKIT Ulul-Albab yang
telah memberikan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian serta
memberikan informasi dan bimbingan.
9. Seluruh guru TKIT Ulul-Albab yang telah memberikan informasi,
bimbingan, motivasi dan kerjasamanya sehingga penelitian penulis
dapat terlaksana dan terimakasih kepada seluruh siswa TKIT Ulul-
ix
Albab Batoh Bayan Purworejo yang telah memberikan warna saat
penulis melakukan penelitian.
10. Teruntuk Ayah Almarhum Bapak Amat Yakup yang semasa hidupnya
telah mencurahkan segala kasih sayang, kerja keras dan perhatian
kepada penulis serta selalu mendoakan dan memotivasi penulis.
11. Teruntuk Ibu Hj.Ruriyah yang telah mencurahkan segala kasih sayang,
kerja keras dan perhatian kepada penulis serta selalu mendoakan dan
memotivasi penulis.
12. Kakak kandung dan kakak ipar yang telah memotivasi dan
memberikan segala dukungan serta doa kepada penulis.
13. Bapak Komedi dan Bapak Amir yang selalu memberikan semangat
kepada penulis.
14. Sahabat-sahabatku yang selalu mendoakan, memberikan support team
KENCLENG serta teman-teman lainnya yang telah mendoakan serta
memotivasi dan tidak dapat penulis tuliskan satu persatu.
15. Astri Rahayu S.Sos.I yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi
penulis.
16. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,
terimakasih telah membantu, memberikan dukungan, mendoakan dan
memotivasi.
Semoga semua kebaikan, jasa dan bantuan yang telah Bapak Ibu,
sahabat dan teman-teman berikan menjadi amal kebaikan kalian dan
mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amin.
x
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan untuk perbaikan selanjutnya.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi keilmuan Bimbingan
dan Konseling Islam. Amin
Yogyakarta, 10 Juni2016
Penulis,
Saifur Rohman
NIM. 12220020
xi
ABSTRAK
SAIFUR ROHMAN (12220020). “ Metode Bimbingan Dalam
Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak TKIT Ulul-Albab 1 Batoh Bayan
Purworejo”: Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah sosial anak
berupa masalah kemampuan dalam berkomunikasi dengan orang lain,
misalnya sulit memulai atau membuka pembicaraan, malu bertanya,
masalah tingkahlaku, tata karma baik di lingkungan rumah, sekolah,
maupun masyarkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode
bimbingan yang digunakan guru kelas dalam meningkatkan kemampuan
sosial anak TKIT Ulul-Albab 1 Batoh, Bayan, Purworejo. Subjek dalam
penelitian ini adalah dua anak yang diberikan bimbingan agar kemampuan
sosialnya meningkat, guru kelas dan orang tua anak. Metode pengumpulan
data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk metode
bimbingan yang dilakukan oleh guru kelas dalam meningkatkan
kemampuan sosial anak TKIT Ulul-Albab 1 Batoh Bayan Purworejo, yaitu
pertama, metode bimbingan kelompok yang meliputi program home room,
karya wisata dan kegiatan kelompok. Kedua, metode individual meliputi
konseling direktif dan konseling eklektik. Pelaksanaan penanganan yang
dilakukan oleh guru kelas dalam meningkatkan kemampuan sosial anak
TK yaitu AR dan HF sudah mengalami perkembangan.
Kata Kunci : Metode Bimbingan, Kemampuan Sosial
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Penegasan Judul .......................................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah .............................................................. 4
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
F. KajianPustaka .............................................................................. 9
G. Kerangka Teori.......................................................................... 11
H. Metode Penelitian...................................................................... 40
BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH DAN BIMBINGAN DI TKIT
ULUL-ALBAB BATOH, BAYAN, PURWOREJO .................... 47
A. Profil dan Sejarah Sekolah ......................................................... 47
B. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah, Prestasi Sekolah ....................... 48
C. Struktur Organisasi, Keadaan Guru dan Anak ........................... 49
D. Kurikulum, Sarana dan Prasarana .............................................. 53
E. Program Bimbingan TKIT Ulul-Albab Batoh, Bayan, Purworejo53
xiii
BAB III BENTUK-BENTUK METODE BIMBINGAN YANG
DIGUNAKAN GURU KELAS DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN SOSIAL SISWA TKIT ULUL-ALBAB BATOH
BAYAN PURWOREJO ................................................................. 60
A. Metode Bimbingan Kelompok ................................................... 60
1. Program Home Room………………………….…………. 60
2. Karya Wisata…………………………………….……....... 64
3. Kegiatan Kelompok…………….………………………… 66
B. Metode Bimbingan Individual .................................................... 68
1. Konseling Direktif……….………………………………... 68
2. Konseling Eklektik……….……………………….………. 71
BAB IV KATA PENUTUP ........................................................................... 73
A. Kesimpulan ................................................................................. 73
B. Saran ........................................................................................... 73
C. Kata Penutup............................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 75
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENEGASAN JUDUL
Skripsi ini berjudul “Metode Bimbingan Dalam Meningkatkan
Kemampuan Sosial Anak TKIT Ulul-Albab 1 Batoh Bayan Purworejo”, untuk
memperjelas maka penulis perlu memberikan batasan. Berikut penegasannya
yaitu sebagai berikut:
1. Metode Bimbingan
Secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yan terdiri dari kata
“meta” berarti “melalui” dan “hodos” berarti “jalan”. Bila
digabungkan maka metode bisa diartikan “jalan yang harus dilalui”.
Dalam pengertian yang lebih luas, metode bisa pula diartikan sebagai
“segala sesuatu atau cara yang digunakakn untuk mencapai tujuan-
tujuan yang diinginkan”.1
Menurut kamus bahasa Indonesia bimbingan diartikan sebagai
panduan2, sedangkan konseling adalah penyuluhan.3 Menurut teori
bimbingan merupakan suatu proses bantuan terhadap individu dalam
1 M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta:PT.Golden
Press, 1992), hlm 43. 2 Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006),
hlm. 88 3Ibid., hlm. 333.
2
mengarahkan atau memandu untuk mengatasi masalah dan melewati
masa kritis yang dialami seseorang sehingga tercapainya tujuan yang
diharapkan.4
Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang dimaksud metode
bimbingan dalam penelitian adalah suatu cara yang sistematis dan
terencana untuk memperoleh gambaran metode yang digunakan guru kelas
dalam memberikan bantuan terhadap individu untuk tercapainya tujuan
yang diharapkan dalam meningkatkan kemampuan sosial anak TK.
2. Meningkatkan Kemampuan Sosial
Meningkatkan berasal dari kata tingkat. Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia berarti menaikkan derajat, mempertinggi, memperhebat
dan memegahkan diri.5 Kemampuan adalah (kecakapan, ketangkasan,
bakat, kesanggupan) tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu
perubahan.6 Sedangkan sosial adalah suatu tindakan dimana setiap
kegiatan yang dilakukan selalu berlandaskan kasih sayang, lebih
mementingkan kepentingan orang lain, baik hati, simpatik dan tidak
4Prayitno, Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Rineka Cipta,
2008), hlm.112. 5 W. J. S Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2011),
hlm.1280. 6J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Penerjemah Kartini Kartono, (Jakarta: PT Raja
Grafindo, Persada, 2006), hlm. 1.
3
mementingkan diri sendiri.7 Kemampuan sosial adalah kemampuan anak
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, memberi respon kepada
orang lain.8
Dari penjelasan di sini adalah bahwa usaha dalam menaikan
kemampuan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menaikkan
dan melatih mengembangkan kecakapan komunikasi, interaksi sosial dan
sosialisasi anak dengan lingkungan.
3. Anak
Arti anak adalah turunan yang kedua, manusia yang masih kecil.9
Menurut Papalia, Olds, dan Feldman dalam buku Riana Mashara,
menyebut masa kanak-kanak awal sebagai usia yang berkisar antara 3-6
tahun.
Anak dalam judul ini adalah anak TKIT Ulul-Albab 1 Batoh, Bayan,
Purworejo.
4. TKIT Ulul-Albab Batoh Bayan Purworejo
TKIT Ulul-Albab 1 Batoh Bayan Purworejo adalah singkatan dari
Taman Kanak-kanak Islam Terpadu. TKIT Ulul-Albab 1 Batoh Bayan
Purworejo adalah suatu lembaga pendidikan setingkat TK di bawah
7Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati, Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling,
(Surabaya: Usaha Nasional, 1993), hlm.144. 8Fitri Ariyanti,dkk, Diary Tumbuh Kembang Anak, ( Bandung: Read Publishing House,
2006), hlm.21. 9 Purwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1976), hlm
38.
4
yayasan Ulul-Albab, yang menerima anak dari usia 3-6 tahun. Jumlah
kelas yang ada di TKIT Ulul-Albab 1 Batoh Bayan Purworejo yaitu 6
kelas yang terdiri dari 1 kelas kelompok bermain, 2 kelas TK A/ kecil dan
3 kelas TKB/ besar. TK Ulul-Albab terletak di Desa Batoh Kecamatan
Bayan Kabupaten Purworejo. Sekolah ini memiliki cara atau penanganan
dengan metode bimbingan untuk meningkatkan kemampuan sosial anak.
Berdasarkan penegasan istilah-istilah tersebut, maka yang dimaksud
secara keseluruhan dengan judul “Metode Bimbingan dalam
Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak TKIT Ulul-Albab 1 Batoh,
Bayan, Purworejo” yaitu bentuk-bentuk metode bimbingan yang diberikan
oleh guru kelas dalam meningkatkan kecakapan komunikasi, interaksi
sosial dan sosialisasi anak dengan lingkungan di TKIT Ulul-Albab Batoh,
Bayan, Purworejo.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Selain sebagai makhluk individu, manusia sebagai makhluk sosial
yang dalam kesehariannya tentu tidak bisa hidup tanpa berhubungan dengan
yang lainnnya. Tidak terkecuali anak seusia TK. Tumbuh kembang anak
banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keluarga, lingkungan sekolah
dan teman sepermainan. Anak usia 3-6 tahun merupakan bagian anak usia dini
yang pada usia ini disebut sebagai anak usia prasekolah. Di usia ini anak
mulai menyadari dirinya bahwa dirinya berbeda dengan orang lain atau benda.
5
Kesadaran ini diperoleh dari pengalaman, bahwa tidak setiap keinginannya
dipenuhi oleh orang lain atau benda lain. Bersama dengan itu berkembang
pula perasaaan harga diri yang menuntut pengakuan dari lingkungannya. Jika
lingkungannya (terutama orang tuanya) tidak mengakui harga diri anak,
seperti memperlakukan anak secara keras atau kurang menyayangi maka pada
diri anak akan muncul sikap keras kepala, menyerah jadi penurut yang diliputi
rasa percaya diri kurang dengan sifat pemalu.10
Tidak hanya itu saat seusia 3-6 tahun anak pun beberapa ada yang
mengalami masalah sosial baik di rumah maupun dilingkungan sekolah.
Masalah sosial adalah masalah yang berkenaan dengan hubungan
interpersonal yaitu bagaimana anak mampu berhubungan dengan teman
sebaya, orang yang lebih muda, yang lebih tua atau dengan orang tua.
Biasanya masalah sosial anak berupa masalah kemampuan dalam
berkomunikasi dengan orang lain, misalnya sulit memulai atau membuka
pembicaraan, malu bertanya, masalah tingkah laku, tata krama baik
dilingkungan rumah, sekolah, maupun masyarakat, misalnya: melawan orang
tua dan guru, acuh, dan berkata tidak sopan, aaslah hubungan dengan teman
sebaya dilingkungan sekolah dan masyarakat seperti bullying, masalah
10
Riana Mahar, Emosi Anak Usia Dini Dan Strategi Penanganannya, (Jakarta: Kencana,
2011), hlm.28.
6
pengendalian diri dalam menghadapi masalah seperti mudah marah, egois,
dan menghindari masalah.11
Seperti yang ada di TKIT Ulul- Albab 1 Batoh, Bayan, Purworejo ada
beberapa anak yang mempunyai masalah sosial seperti tidak menaati
peraturan yang ada di sekolah seperti pada saat jam pelajaran yang harusnya
ikut serta dalam kegiatan belajar mengajar tetapi anak tersebut keluar masuk
kelas. Selain itu berkata tidak sopan terhadap teman sekolahnya, dan malu
bertanya maupun memulai pembicaraan dengan temannya.12
Dengan adanya
permasalahan yang dimiliki anak tersebut tentu perlu adanya penanganan
yang tepat dari guru di sekolahnya agar dapat bergaul dan berinteraksi dengan
baik karena setiap individu memiliki kecenderungan bergaul dengan orang
lain. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam QS. Al Hujjarat
ayat 13 yaitu:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
11
Samsul Munir Amin, Bimbingan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm.61. 12
Hasil Observasi di TKIT Ulul-Albab 1 Batoh, Bayan, Purworejo, Sabtu, 30 Januari 2016.
Pukul 08.00
7
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Di TKIT Ulul-Albab 1 Batoh, Bayan, Purworejo guru berperan
penting sebagai pendidik selain mengajarkan pelajaran terhadap anak, guru
juga ikut serta dalam meningkatkan kecakapan anak dalam komunikasi dan
melatih juga mengembangkan interaksi sosial serta sosialisasi anak dengan
beberapa metode salah satunya dengan metode langsung yaitu dengan
menasehati anak saat mulai muncul masalah sosial.13
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
mengkaji lebih dalam mengenai metode bimbingan yang digunakan guru
kelas dalam meningkatkan kecakapan komunikasi, interaksi sosial dan
sosialisasi anak dengan lingkungan di TKIT Ulul-Albab 1 Batoh, Bayan,
Purworejo.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya yaitu
bagaimana bentuk-bentuk metode bimbingan yang digunakan guru kelas dalam
13
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah TKIT Ulul-Albab 1 Batoh, Bayan, Purworejo,
Sabtu, 30 Januari 2016. Pukul 08.00
8
meningkatkan bimbingan pribadi anak TKIT Ulul-Albab 1 Batoh, Bayan,
Purworejo?
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui dan
mendeskripsikan bentuk-bentuk metode bimbingan yang digunakan guru
kelas dalam meningkatkan kemampuan sosial anak TKIT Ulul-Albab 1 Batoh,
Bayan, Purworejo.
E. MANFAAT PENELITIAN
Dari penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan memperkaya
referensi akademik khususnya dalam Bimbingan dan Konseling Islam
dalam meningkatkan kemampuan sosial anak TK.
2. Secara Praktis
Dapat dijadikan pedoman untuk menambah wawasan guru
pembimbing dalam meningkatkan kemampuan sosial anak TK dengan
metode bimbingan di TKIT Ulul-Albab 1Batoh, Bayan, Purworejo.
Diharapkan juga dapat memberikan manfaat bagi para pendidik sebagai
9
salah satu acuan dalam meningkatkan kemampuan sosial anak TK dengan
metode bimbingan.
F. KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka yang berisi tentang tinjauan atas penelitian dan karya
ilmiah terdahulu (buku, skripsi, tesis, disertasi, dan artikel), yang menjelaskan
titik pijak peneliti di tengah-tengah penelitian sejenis yang pernah dilakukan
orang.14
Berdasarkan hasil tinjauan ternyata belum ditemukan judul serupa
dengan judul penelitian ini, namun terdapat beberapa penelitian terkait yang
hampir sama dengan penelitian ini, antara lain:
1. Renti Yasmar dengan judul “Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswi
Bermasalah di Madrasah Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta”hasil
penelitian ini membahas tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling di
Madrasah Mu’allammat, jenis masalah siswi yang dikategorikan masalah
ringan dan sedang, faktor penyebab siswi bermasalah di Madrasah
Mu’allimat.15
2. Amani dengan judul “Peran Lembaga Pendidkan Alternatif HBRC
(Homeschooling Brilliant Reader Club)Dalam Membantu Kemampuan
Sosial Siswa” hasil dari penelitian ini menunjukkan tindakan lembaga
14
Akhmad Rifa’i, dkk.,Pedoman Penulisan Skripsi, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan
Kalijaga, 2010), hlm. 10 15
Renti Yasmar “ Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswi Bermasalah di Madrasah
Muallimmat Muhammadiyah Yogyakarta ” Skripsi Tidak di Terbitkan (Yogyakarta: Fakultas
Tarbiyah, UIN Sunan Kalijaga,2009)
10
HRBC untuk pengembangan kemampuan sosial sesuai dengan teori
adalah dengan cara pengasuhan melalui pemberian penjelasan, peraturan
dan hukuman. Metode untuk pengembangan interaksi sosia adalah
mengajak dialog, memberi contoh, memberi penjelasan dengan
menasehati. Selain metode pengembangan interaksi sosial dalam teori,
peneliti juga menemukan metode yang digunakan pimpinan untuk
mengembangkan kemampuan sosial siswa yaitu metode drama,
pembiasaan, dan pemberian tugas.16
3. Sri Haryati, Upaya Orang Tua dalam Membimbing Kemampuan Sosial
Anak Homeschooling( Studi Kasus pada Keluarga Nurdin Suyono). Hasil
penelitian menunjukkan upaya orang tua dalam membimbing kemampuan
sosial anak homeschooling dilakukan dengan pembiasaan , contoh teladan,
nasehat dan dialog, mengikuti komunitas homeschooling.
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dilakukan peneliti, belum
ditemukan penelitian yang serupa. Dari penelitian yang sudah pernah
dilakukan diatas menunjukkan bahwa fokus pembahasannya tentang
pelaksanaan bimbingan dan konseling di Madrasah Mu’allamat, jenis
masalah siswi yang dikategorikan masalah ringan dan sedang, faktor
penyebab siswi bermasalah di Madrasah Mu’allimat dan bagaimana
lembaga pendidikan alternatif HBRC berperan dalam membantu siswanya
16
Amani, “Peran Lembaga Pendidkan Alternatif HBRC Dalam Membantu Kemampuan Sosial
Siswa” Skripsi Tidak di Terbitkan ( Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan
Klijaga Yogyakarta, 2014)
11
dalam mengembangkan kemampuan sosial. Kemudian upaya orang tua
dalam membimbing kemampuan sosial anak homeschooling dilakukan
dengan pembiasaan , contoh teladan,
Sedangkan dalam penelitian ini fokus penelitiannya yaitu mengenai
bimbingan yang berupa metode bimbingan yang digunakan dalam
meningkatkan kecakapan komunikasi, interaksi sosial dan sosialisasi anak
dengan lingkungan di TKIT Ulul-Albab 1 Batoh, Bayan, Purworejo.
G. KERANGKA TEORI
1. Tinjauan Tentang Bimbingan
a. Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik
anak-anak, remaja maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.17
Kesimpulan yang sangat mendasar dari pengertian bimbingan
adalah pemberian bantuan yang diberikan dari seorang ahli (konselor)
17
Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta:
PT.Rineka Cipta, 2001) hlm.99, 105.
12
dengan membimbing seseorang (klien) baik secara individu (face to face)
maupun kelompok agar mampu mencapai kehidupan yang lebih baik dan
mengentaskan dari permasalahan yang dihadapi.
b. Aspek Bimbingan
Layanan bimbingan dan konseling ditujukan pada 4 bidang layanan
yaitu:
1. Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi adalah layanan bimbingan yang diberikan
kepada siswa untuk menemukan dan mengembangkan diri pribadinya
sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu
mengoptimalkan potensi yang dimiliki.18
Adanya pelayanan bimbingan
pribadi bertujuan untuk mengembangkan aspek kepribadian siswa yang
menyangkut dengan Tuhan dan dirinya sendiri, selain itu untuk
membantu individu dalam memecahkan masalah-masalah yang bersifat
pribadi.
2. Bimbingan Sosial
Bimbingan sosial merupakan layanan bimbingan yang
diberikan kepada siswa untuk mengenal lingkungannya sehingga
mampu bersosialisasi dengan baik dan menjadi pribadi yang
18
Hibana S.Rahman, Bimbingan dan Konseling Pola 17, (Yogyakarta: UCY Press
Yogyakarta, 2003), hlm. 39.
13
bertanggung jawab.19
Adanya pelayanan bimbingan sosial bertujuan
untuk membantu siswa dalam berinteraksi secara baik dengan orang lain
atau lingkungan di sekitarnya.
3. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan layanan yang diberikan kepada
siswa untuk dapat membentuk kebiasaan yang baik, mengembangkan
rasa ingin tahu dan menumbuhkan motivasi untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan.20
Tujuan dari adanya pelayanan bimbingan belajar
untuk membantu siswa menyelesaikan permasalahan belajar mereka,
selain itu membantu siswa dalam mencapai perkembangan yang optimal
dalam proses belajar.
4. Bimbingan Karier
Bimbingan karier adalah layanan bimbingan yang diberikan
kepada siswa untuk dapat merencanakan dan mengembangkan masa
depannya, berkaitan dengan dunia pendidikan maupun dunia karier.21
Pelayanan bimbingan belajar bertujuan untuk membantu siswa dalam
memperoleh informasi tentang perguruan tinggi ataupun pekerjaan,
selain itu untuk membantu siswa agar mampu menyesuaikan diri dengan
karier yang akan dipilihnya.
19
Ibid, hlm. 41.
20
Ibid, hlm. 41-42.
21
Ibid, hlm. 42-43.
14
c. Jenis Layanan Bimbingan
1) Layanan Orientasi
Merupakan layanan terhadap siswa baik di sekolah atau
madrasah yang berkenaan dengan tatapan ke depan dan tentang sesuatu
yang baru.22
Layanan ini juga dilakukan untuk memperkenalkan siswa
baru dan atau seseorang terhadap siswa yang baru dimasukinya.
2) Layanan informasi
Layanan informasi merupakan usaha-usaha untuk membekali
siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan
hiduppnya dan tentang proses perkembangan anak muda.23
Selain itu
layanan informasi juga bermaksud memberikan pemahaman kepada
individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang
diperlukan untuk menjalani suatu tugasatau kegiatan untuk menentukan
arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.
3) Layanan Pembelajaran
Merupakan suatu layanan yang diberikan kepada siswa agar
siswa mampu mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik.
Pembelajaran adalah proses yang dirancang untuk membawa siswa aktif
22
Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis integrasi), Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2007). Hlm.137.
23
Ibid, hlm. 142.
15
dalam susasana belajar yang penuh makna, merancang siswa untuk
menggali, menemukan dan menguasai tehnik pelajaran.24
4) Layanan konseling perorangan
Bermakna layanan konseling yang diselenggarakan oleh
seorang pembimbing (konselor) terhadap seorang klien dalam rangka
pengentasan masalah pribadi konseli.25
5) Layanan bimbingan kelompok
Merupakan layanan yang diberikan kepada sekelompok siswa
baik ada maslah atau tidak ada masalah, sehingga jumlah anggota
kelompok berkisar antara 10 sampai 30 orang.26
d. Tujuan Pelayanan Bimbingan di Sekolah
Pelayanan bimbingan di sekolah merupakan usaha membantu
siswa dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan
belajar, membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang
dihadapi siswa.
24
Hibana S.Rahman, Bimbingan dan Konseling Pola 17, hlm. 53.
25
Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. hlm. 157-159
26
Hibana S.Rahman, Bimbingan dan Konseling Pola 17, hlm. 66
16
Adapun dari pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri
memiliki tujuan antara lain:27
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pelayanan bimbingan konseling di sekolah
adalah sesuai dengan tujuan pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yaitu terwujudnya
manusia Indonesia yang cerdas, beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap
dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan
untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan
perkembangan yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar dan karir.
e. Fungsi Bimbingan
Guru pembimbingan merupakan salah satu pembimbing yang
membantu dalam proses perkembangan siswa, pada dasarnya pemikiran
penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah bukan semata-mata
terletak pada adanya landasan hukum, namun yang lebih penting adalah
27
Jamal Ma’mur Asmani, Panduan Efektif Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah, (Yogyakarta:
Diva Press, 2001), hlm. 50-51.
17
menyangkut upaya memfasilitasi siswa agar mampu mengembangkan
potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Secara umum fungsi guru bimbingan dan konseling sekolah dapat
merujuk pada fungsi bimbingan konseling meliputi beberapa aspek
diantaranya:
1. Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu
siswa agar memiliki pemahaman terhadap dirinya mengenai potensi
yang dimiliki siswa dan lingkungannya seperti pendidikan, pekerjaan
dan norma agama.
2. Fungsi pencegahan (preventive) yaitu fungsi yang berkaitan dengan
upaya guru bimbingan dan konseling senantiasa mengantisipasi berbagai
masaah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya
tidak dialami oleh siswa.
3. Fungsi pengembangan (development) yaitu bantuan yang diberikan guru
bimbingan dan konseling kepada siswa agar mampu mengembangkan
diri secara optimal.
4. Fungsi penyembuhan (currative) yaitu upaya pemberian bantuan kepada
siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, belajar maupun karir.
5. Fungsi perbaikan yaitu fungsi bimbingan konseling untuk membantu
siswa sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir,
berperasaan, dan bertindak (berkehendak).
18
6. Fungsi pemeliharaan (treatment) yaitu fungsi bimbingan konseling
untuk membantu siswa supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan
situasi kondusif yang telah tercipta dalam diri siswa.28
f. Metode Bimbingan
Metode bimbingan dibagi menjadi 2 yaitu metode bimbingan
kelompok dan metode bimbingan individual. Berikut penjelasannya
yaitu:29
1) Metode bimbingan kelompok
Metode bimbingan kelompok adalah cara yang dilakukan
untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah melalui kegiatan
kelompok. Masalah yang dipecahkan bisa bersifat kelompok, yaitu
yang dirasakan bersama oleh kelompok (beberapa orang siswa) atau
bersifat individual atau perorangan, yaitu masalah yang dirasakan oleh
individu sebagai anggota kelompok. Beberapa jenis bimbingan
kelompok yang bisa diterapkan dalam pelayanan bimbingan kelompok
yaitu;
a) Program Home Room
28
Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling Edisi Revisi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm.16-17
29
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.289-296.
19
Program ini dilakukan di sekolah dan madrasah. Program ini
dilakukan dengan menciptakan suatu kondisi sekolah atau kelas
seperti di rumah; sehingga tercipta suatu kondisi tersebut para
siswa dapat mengutarakan perasaannya seperti di rumah. Tujuan
utama program ini adalah agar guru dapat mengenal para siswanya
secara lebih dekat sehingga dapat membantunya secara efisien.
b) Karyawisata
Cara ini dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat atau
objek-objek tertentu. Melalui karyawisata siswa memperoleh
kesempatan mininjau objek-objek yang menarik dan mereka
memperoleh informasi yang lebih baik tentang objek itu. Melalui
kegiatan karyawisata para siswa akan memperoleh oenyesuaian
dalam kehiduppan kelompok, misalnya dalam berorganisasi,
kerjasama, rasa tanggung jawab, dan percaya diri sendiri. Sehingga
diharapkan dapat mengatasi masalah siswa yang mengalami
kesulitan dalam kerjasama.
c) Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok merupakan suatu cara di mana siswa
memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara
bersama-sama. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk
mengemukakan pikirannya masing-masing dalam memecahkan
suatu masalah.
20
d) Kegiatan Kelompok
Kegiatan kelompok dapat menjadi suatu teknik yang baik
dalam bimbingan, karena kelompok memberikan kesempatan
kepada individu untuk berpartisipasi secara baik. Melalui kegiatan
kelompok dapat menegmbangkan bakat dan menyalurkan
dorongan-dorongan tertentu.
e) Organisasi siswa
Organisasi siswa khususnya di lingkungan sekolah dapat
menjadi salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. Melalui
organisasi siswa banyak masalah-masalah siswa baik sifatnya
individual maupun kelompok dapat dipecahkan.
f) Sosiodrama
Sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu cara bimbingan
kelompok. Sosiodrama merupakan suatu cara membantu
memecahkan masalah siswa melalui drama. Sesuai namanya,
masalah-masalah yang didramakan adalah masalah-masalah sosial.
Metode ini dilakukan melalui kegiatan bermain peran. Di dalam
sosiodrama, individu akan memerankan suatu peran tertentu dari
suatu situasi masalah sosial. Pemecahan masalah individu
21
diperoleh melalui penghayatan peran tentang situasi masalah yang
dihadapinya.
g) Psikodrama
Hampir sama dengan sosiodrama psikodrama adalah upaya
pemecahan masalah melalui drama. Bedanya adalah masalah yang
didramakan. Dalam sosiodrama, yang didramakan adalah masalah-
masalah sosial, sedangkan psikodrama yang didramakan adalah
masalah psikis yang dialami individu.
h) Pengajaran remidial
Pengajaran remidial merupakan suatu bentuk pembelajaran
yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa untuk
membantu kesulitan belajar yang dihadapinya, pengajaran remidial
merupakan salah satu teknik pemberian bimbingan yag dapat
dilakukan secara individual maupun kelompok tergantung
kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
2) Metode bimbingan individual
Dalam metode ini seseorang pembimbing melakukan komunikasi
secara individual dengan pihak yang dibimbingnya, konseing
mempunyai karakteristik bersifat korektor yaitu digunakan untuk
individu yang bermasalah.
Metode individual ini merupakan konseling individu dalam bentuk
bantuan yang diberikan kepada seseorang secara langsung. Dalam cara
22
ini pemberian bantuan dilaksanakan secara face to face relationship
(hubungan muka ke muka atau hubungan sempat mata), antara
konselor dengan individu.30
Menurut Tohirin ada beberapa metode dalam bimbingan individual
diantaranya adalah:
1) Konseling direktif (Directive Counseling)
Konseling direktif yaitu dalam pelaksanaan bimbingan
konselor lebih aktif dalam mengarahkan konseli pada pemecah
masalah. Konseling yang menggunakan metode ini, dalam
prosesnya yang paling berperan adalah konselor, dalam
prakteknya konselor berusaha mengarahkan klien sesuai
masalahnya. Selain itu, konselor juga memberikan saran, anjuran,
nasehat (motivasi) kepada klien.
2) Konseling Non-direktif (Non Directive Counseling)
Konseling non-direktif yaitu dalam proses konseling berpusat
pada konseli. Dengan teknik ini seorang klien diberikan peran
utama dalam bidang interaksi dalam bimbingan, seorang
pembimbing hanya menampung pembicaraan yang perperan aktif
adalah klien itu sendiri dalam hal ini adalah anak. Pelayanan
30
Abu Ahmadai dan Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka
Cipta. 19910, hlm. 171.
23
bimbingan dengan teknik konseling non-diretif lebih difokuskan
pada anak yang bermasalah.31
3) Konseling Eklektik (Eclectic Counseling)
Konseling eklektikyaitu campuran dari kedua pendekatan atau
lebih. Teknik bimbingan yang digunakan secara kombinasi atau
bergantian menurut keperluannya. Agar konseling berhasil secara
efektif dan efesien, tentu harus melihat siswa (klien) yang akan
dibantu atau dibimbing dan melihat masalah yang dihadapi siswa
(klien) dalam situasi konseling.32
Metode bimbingan dan konseling yang dimaksud yang
penelitian ini yaitu metode bimbingan dan konseling yang digunakan
dalam meningkatkan kemampuan sosial siswa TK Ulul-Albab Besole,
Bayan, Purworejo.
2. Bimbingan di Taman Kanak-Kanak
a. Bimbingan di Taman Kanak-kanak
31
Abu Ahmadi da Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004),
hlm. 111-112.
32
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 299.
24
Proses pendidikan dapat dilalui melalui tiga bentuk kegiatan, yaitu
bimbingan, pengajaran, dan latihan. Melalui proses bimbingan anak
dibantu untuk mengembangkan aspek kemampuan yang dimilikinya, dan
bilamana anak mengalami kesulitan atau hambatan dalam proses
perkembangan, maka layanan bimbingan juga perlu membantu agar
permasalahan yang dihadapi tidak menghambat proses tumbuh kembang
anak.
Pengajaran juga menjadi satu kegiatan yang dilakukan dalam upaya
menyiapkan anak didik untuk dapat berperan dimasa yang akan dating,
karena melalui suatu proses kegiatan yang terencana dan ditangani oleh
pihak yang berkompeten dapat terselenggara suatu proses pendidikan yang
bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga apa yang dicita-
citakan dan diharapkan dapat tercapai.
Latihan menjadi suatu kegiatan yang tak kaalah pentingnya dalam
melaksanakan proses pendidikan karena untuk mencapai sumber daya
manusia yang bermutu tidak cukup hanya dibekali berbagai kemampuan
yang bersifat kognitif dan afeksi saja, tetapu pada anak didik perlu
dikembangkan berbagai kemampuan psikomotoriknya melalui berbagai
latihan.
Kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam pelaksanaannya
tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi kegiatan ini delakukan secara
terintegrasi yang bermuara tercapainya penyiapan peserta didik yang
25
bermutu. Terintegrasi dalam pemahaman diatas dimaksudkan bahwa
kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan dilaksanakan secara bersama-
sama dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan.
Bimbingan sebagai suatu proses, mengandung arti bahwa
bimbingan bukanlah merupakan suatu kegiatan sesaat melainkan berbagai
tindakan yang bersifat terencana, sistimatis, dan berkelanjutan. Pemberian
bantuan dalam arti bimbingan mengandung arti bahwa guru atau
pembimbing bukan mengambil alih masalah dan tugas serta tanggungjawab
pemecahannya dari peserta didik, melainkan mengembangkan lingkungan
yang kondusif, dan mendorong individu untuk mengubah perilaku dan
mampu menerima tanggungjawab, sehingga individu mampu memecahkan
masalahnya sendiri.
Pendidikan dapat dilakukan dalam berbagai jenjang dan jenis, salah
satunya adalah pendidikan taman kanak-kanak. Taman kanak-kanak
merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan
program pendidikan dini, pada anak usia 4-6 tahun sampai memasuki
pendidikan dasar. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik
diluar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang
26
diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar
sekolah.
Anak taman kanak-kanak adalah sosok individu yang sedang berada
dalam proses perkembangan, yaitu berkembangnya berbagai aspek
kepribadian anak baik fisik, intelektual, sosial, emosional maupun bahasa.
Berbagai aspek perkembangan ini dapat berkembang normal manakala
lingkungan juga turut memberikan kontribusi positif bagi tumbuh
kembangnya anak. Namun kadangkala dalam proses perkembangannya,
anak juga mengalami beberapa hambatan yang mempengaruhi proses
perkembangannya.
Dari penjelasan diatas, guru perlu memiliki kemampuan untuk
mengetahui berbagai hambatan atau kesulitan yang dihadapi anak didiknya
dan berupaya untuk membantu semaksimal mungkin. Selain dari itu, guru
juga perlu berorientasi pada upaya membantu anak sesuai dengan
karakteristik dan kemampuan yang dimiliki anak. Artinya, bahwa proses
bantuan yang dilakukan guru di taman kanak-kanak bukan semata-mata
membantu mengurangi atau menghilangkan berbagai hambatan yang
dihadapi anak, akan tetapi lebih dari itu yakni membantu proses
27
perkembangan anak sehingga anak dapat mengembangkan dirinya
seoptimal mugkin tanpa mengalami hambatan.33
b. Tujuan Bimbingan di Taman Kanak-kanak
Tujuan bimbingan di taman kanak-kanak beranjak dari perkembangan
anak dan kemungkinan berbagai hambatan atau kesulitan yang dihadapi.
Tugas bimbingan di taman kanak-kanak terbagi menjadi tujuan bimbingan
secara umum dan khusus. Tujuan umum bimbingan di taman kanak-kanak
adalah membantu anak didik agar dapat mengenal dirinya dan lingkungan
terdekatnya sehingga dapat menyesuaikan diri melalui peralihan kehidupan di
rumah ke kehidupan di sekolah dan masyarakat sekitar anak.
Dari tujuan bimbingan tersebut dapat dipahami bahwa bimbingan yang
dilakukan merupakan upaya membantu anak untuk melewati proses peralihan
antara lingkungan keluarga menuju lingkungan sekolah yang lebih luas.
Dalam proses peralihan ini, anak perlu memiliki berbagai kemampuan agar
anak dapat beradaptasi dan berkembang secara optimal ketika memasuki
lingkungan sekolah atau masyarakat.
Melewati tahap peralihan dari kehidupan rumah ke kehidupan sekolah
dan masyarakat sekitar anak, tidaklah mudah, berbagai hambatan atau
kesulitan mungkin saja ditemui anak. Bimbingan yang dilakukan guru di
33
Anak Agung Ngurah Adi Putra, Bimbingan Dan Konseling Aplikasi Di Sekolah Dasar Dan
Taman Kanak-Kanak, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 77-81.
28
taman kanak-kanak berusaha untuk membantu anak mengatasi hambatan yang
dihadapinya dan dapat menghantarkan pada proses perkembangan secara
wajar.
Selain tujuan umum seperti yang diungkapkan diatas, bimbingan
taman kanak-kanak juga secara khusus bertujuan untuk:34
1) Membantu anak mengenal dirinya, kemampuan, sifat-sifatnya,
kebiasaannya dan kesenangannya.
2) Membantu anak memahami potensi yang dimilikinya.
3) Membantu naka mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
4) Memnbantu anak menyiapkan perkembangan mental dan sosial untuk
masuk ke lembaga pendidikan selanjutnya.
5) Membantu orang tua agar mengerti, memahami dan menerima anak
sebagai individu.
6) Membantu orang tua mengatasi gangguan emosi anak yang ada
hubungannya dengan situasi keluarga di rumah.
7) Membantu orang tua mengambil keputusan memilih sekolah bagi anaknya
yang sesuai dengan taraf kemampuan intelektual, fisik dan sosial
emosionalnya.
34
Anak Agung Ngurah Adi Putra, Bimbingan Dan Konseling Aplikasi Di Sekolah Dasar Dan
Taman Kanak-Kanak, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 81-83.
29
8) Membeikan informasi kepada orang tua untuk memecahkan masalah
kesehatan anak.
c. Teknik Bimbingan di Taman Kanak-Kanak
Layanan bimbingan umumnya dapat dilakukan dengan menggunakan
dua teknik bimbingan yaitu kelompok dan individual.
1) Teknik Kelompok
Penyelenggaraan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk
membantu mengatasi masalah yang dialami bersama atau membantu
seorang anak didik yang menghadapi masalah dengan menempatkan
dalam satu kehidupan kelompok. Bila masalah yang dihadapinya relative
sama, misalnya sekelompok anak memiliki kesulitan dalam bargaul atau
berinteraksi dengan teman lai, dan mereka cenderung menarik diri dari
lingkungannya. Untuk kasus ini, guru selaku pembimbing dapat
menggunakan teknik kelompok untuk membantu anak secara bersama-
sama. Di samping itu bila hanya da satu orang anak yang dipandang guru
bermaslah, misalnya anak selalu tidak berani bernyanyi didepan kelas
sendirian, maka teknik kelompok ini tetap dapat digunakan dengan
menggunakan peran serta teman sebayanya. Guru dapat merencanakan
bimbingan yang terintegrasi dengan pembelajaran yang menggunakan
situasi kelompok.
2) Teknik Individual
30
Layanan bimbingan dengan menggunakan teknik individual, pada
dasarnya menggunakan langkah-langkah bimbingan konseling. Dengan
kata lain, teknik individual adalah teknik bimbingan dan konseling.
Masalah yang ditangani dengan menggunakan teknik individual
berkenaan dengan masalah yang mungkin dirasakan atau berdasarkan
hasil observasi dan keluhan orang tua. Dengan teknik ini guru melakukan
tatap muka dengan anak yang bermasalah.35
d. Permasalahan pada Anak TK
Secara makro permasalahan anak TK dapat dikelompokkan dalam tiga
kelompok masalah, yaitu: masalah pribadi, sosial, dan keterampilan.
1) Masalah pribadi adalah masalah yang berkenaan dengan pemahaman
anak terhadap kondisi diri dan lingkungannya, pembentukan konsep
diri dan harga diri, menumbuhkan motivasi untuk berprestasi,
menumbuhkan perilaku bertanggung jawab dan kemampuan
menyesuaikan diri.
2) Masalah sosial adalah masalah yang berkenaan dengan hubungan
interpersonal yaitu bagaimana anak mampu berhubungan dengan
teman sebaya, orang yang lebih muda, yang lebih tua atau dengan
35
Anak Agung Ngurah Adi Putra, Bimbingan Dan Konseling Aplikasi Di Sekolah Dasar Dan
Taman Kanak-Kanak, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 88.
31
orang tua, serta bagaimana hubungan dengan orang lain yang memiliki
latar belakang budaya atau kebiasaan yang berbeda dengan dirinya.
3) Masalah keterampilan pada anak TK bukan dimaksudkan pada
masalah keterampilan motorik (baik kasar maupun halus). Masalah
keterampilan disini dimaksudkan sebagai masalah kemampuan
masalah mental yang mungkin dialami anak.36
3. Tinjauan tentang Kemampuan Sosial
a. Pengertian Kemampuan Sosial
Perkembangan sosial pada anak, kemampuan sosial yang dimiliki
meliputi komunikasi, interasksi sosial, dan sosialisasi (penyesuaian diri)
dengan lingkungan luas.
1) Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa latin “comunication” berarti
pergaulan, persatuan, peran serta, kerjasama. Komunikasi adalah proses
penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermaksa sebagai
panduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan,
harapan, dan sebagainya yang dilakukan kepada orang lain, baik secara
36
Anak Agung Ngurah Adi Putra, Bimbingan Dan Konseling Aplikasi Di Sekolah Dasar Dan
Taman Kanak-Kanak, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 89-98.
32
langsung secara tatap muka maupun tak langsung melalui media dengan
tujuan mengubah sikap, pandangan, dan perilaku. 37
Komunikasi berarti faktor yang sangat mempengaruhi dalam interaksi
sosial dikarenakan tanpa komunikasi seseorang tidak bisa memahami
maupun memahami apa yang dimaksud oleh orang lain dan komunikasi
sendiri merupakan suatu alat untuk menyampaikan pendapat, ide,
gagasan dari komunikator kepada komunikan. Komunikasi sosial yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah bahasa atau isyarat yang digunakan
siswa yang memiliki masalah sosial dalam berkomunikasi dengan teman
atau orang yang ada disekitarnya.
2) Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara satu individuatau
lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah,
atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.38
Interaksi
sosial terjadi karena adanya dua individu atau lebih yang menjalin
hubungan dan saling mempengaruhi untuk mencapai suatu tujuan. Ada
beberapa unsur pokok dalam interaksi sosial mencakup (a) adanya
37
Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandunngg:PT.
Remaja Rosdakarya, 2006), hlm 199.
38
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), hlm. 49
33
hubungan, (b) hubungan tersebut dilakukan dua orang atau lebih, (c)
interaksi dilakukan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan.39
Dalam penelitian ini sosialisasi yang dimaksud adalah kemampuan
sosial anak TK yang mengalami masalah sosial. Berdasarkan penjelasan
diatas kemampuan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
komunikasi, interaksi sosial, sosialisasi dengan individu lain yang terjalin
secara baik oleh anak yang mengalami masalah sosial di TKIT Ulul-Albab
1 Batoh, Bayan, Purworejo.
b. Pengembangan Kemampuan Sosial
Lingkungan pendidikan berikutnya, setelah keluarga adalah
lingkungan sekolah. Suatu lembaga pendidikan atau sekolah formal
harus mampu mengembangkan proses pendidikan dan
mengembangkan kemampuan siswa. Artinya, dalam pendidikan guru
selain menyampaikan pelajaran sebagai upaya mentransfer
pengetahuan kepada siswa , juga harus membina siswa menjadi
individu yang bertanggung jawab. Dengan demikian, perkembangan
hubungan sosial siswa dapat berkembang secara maksimal..
39
Moh. Padil dan Triyono Supriyatno, Sosiologi Pendidikan, hlm.97
34
Dalam perkembangan sosial siswa sangat tergantung pada
kemampuannya sendiri untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya serta dalam mengatasi masalah yang dihadapinya.
Faktor yang mempengaruhi kemampuan sosial siswa dalam
bersosialisasi sebagai berikut:40
(a) Lingkungan Keluarga
Faktor keluarga ini sangat berpengaruh terhadap
kemmpuan sosial siswa karena disebuah keluarga dapat
memberikan rasa aman, dihargai, disayangi, diterima, dan anak
mempunyai kebebasan dalam menyatakan diri. Perasaan aman
dapat berupa material dan mental. Perasaan secara material
bisa berupa pemenuhan kebutuhan sehari-hari, sedangkan
perasaan aman secara mental dapat berupa pemenuhan dari
orang tua seperti perlindungan emosional, menjauhkan
ketegangan, dapat membantu dalam menyelesaikan masalah
yang sedang dihadapi, dan memberikan bantuan dalam
menstabilkan emosinya.
(b) Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan perluasan lingkungan sosialnya
dalam proses sosialissinya dan sekaligus merupakan faktor
lingkungan baru yang sangat menantang atau bahkan
40
Aunur Fakih, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, (Yogyakarta: UCY Press, 2000), hlm. 69.
35
mencemaskan diri siswa. Selama proses menyesuaikan diri
dilingkungan pendidikan ini sangat mungkin terjadi konflik
yang dapat berakibat pada terhambatnya perkembangan
sosialnya. Dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah ini
juga dituntut dapat menciptakan sekolah yang kondusif bagi
perkembangan sosial siswa. Sekolah merupakan salah satu
lingkungan tempat anak hidup dalam kesehariannya.
Sebagaimana keluarga, sekolah juga memiliki potesi
memudahkan atau menghambat perkembangan hubungan
sosial anak. Sekolah dapat sebagai fasilitator karena kehidupan
dilingkungan sekolah yang kurang positif dapat menghambat
perkembangan sosial anak.
(c) Lingkungan Masyarakat
Dilingkungan masyarakat ini dapat mengubah perilaku
anak untuk mendapatkan hubungan yang lebih baik dalam
masyarakat. Disamping itu kemampuan sosial yang dimiliki
individu dapat dipengaruhi oleh kondisi di masyarakat tempat
tinggalnya.
Maka dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi
masalah sosial siswa tersebut ada tiga yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.
36
4. Tinjauan tentang Metode Bimbingan
a. Metode Bimbingan dalam Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak
Metode bimbingan dalam meningkatkan kemampuan sosial anak
dibagi menjadi 2 yaitu metode bimbingan kelompok dan metode
bimbingan individual. Berikut penjelasannya yaitu:41
1) Metode bimbingan kelompok
Metode bimbingan kelompok adalah cara yang dilakukan
untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah melalui kegiatan
kelompok. Masalah yang dipecahkan bisa bersifat kelompok, yaitu
yang dirasakan bersama oleh kelompok (beberapa orang siswa) atau
bersifat individual atau perorangan, yaitu masalah yang dirasakan oleh
individu sebagai anggota kelompok. Beberapa jenis bimbingan
kelompok yang bisa diterapkan dalam pelayanan bimbingan kelompok
yaitu;
a) Program Home Room
Program ini dilakukan di sekolah dan madrasah. Program ini
dilakukan dengan menciptakan suatu kondisi sekolah atau kelas
seperti di rumah; sehingga tercipta suatu kondisi tersebut para
siswa dapat mengutarakan perasaannya seperti di rumah. Tujuan
41
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.289-296.
37
utama program ini adalah agar guru dapat mengenal para siswanya
secara lebih dekat sehingga dapat membantunya secara efisien.
Metode ini dapat dilakukan oleh guru kelas karena guru dapat
menciptakan suatu kondisi kelas seperti di rumah siswa, sehingga
siswa akan merasa nyaman dan ketika siswa mengalami masalah
langsung diselesaikan oleh guru jadi masalah tidak akan
berkelanjutan.
b) Karyawisata
Cara ini dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat atau
objek-objek tertentu. Melalui karyawisata siswa memperoleh
kesempatan mininjau objek-objek yang menarik dan mereka
memperoleh informasi yang lebih baik tentang objek itu. Melalui
kegiatan karyawisata para siswa akan memperoleh penyesuaian
dalam kehiduppan kelompok, misalnya dalam berorganisasi,
kerjasama, rasa tanggung jawab, dan percaya diri sendiri. Sehingga
diharapkan dapat mengatasi masalah siswa yang mengalami
kesulitan dalam kerjasama.
Metode karya wisata dapat dilakukan di sekolah karena
dengan metode ini akan menjadikan siswa lebih akrab terhadap
teman yang lain. Kegiatan karya wisata ini bisa dilakukan diluar
kelas sehingga interaksi sosial siswa akan lebih baik dengan teman
yang lain.
38
c) Kegiatan Kelompok
Kegiatan kelompok dapat menjadi suatu teknik yang baik
dalam bimbingan, karena kelompok memberikan kesempatan
kepada individu untuk berpartisipasi secara baik. Melalui kegiatan
kelompok dapat menegmbangkan bakat dan menyalurkan
dorongan-dorongan tertentu.
Metode kegiatan kelompok ini dapat dilakukan karena dapat
melatih kekompakan dan melatih siswa untuk lebih dekat dengan
teman yang lain dan lebih mudah berinteraksi dengan kelompok.
2. Metode bimbingan individual
Dalam metode ini seseorang pembimbing melakukan
komunikasi secara individual dengan pihak yang dibimbingnya,
konseing mempunyai karakteristik bersifat korektor yaitu digunakan
untuk individu yang bermasalah.
Metode individual ini merupakan konseling individu dalam
bentuk bantuan yang diberikan kepada seseorang secara langsung.
Dalam cara ini pemberian bantuan dilaksanakan secara face to face
relationship (hubungan muka ke muka atau hubungan sempat mata),
antara konselor dengan individu.42
Beberapa metode dalam bimbingan individual diantaranya adalah:
42
Abu Ahmadai dan Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka
Cipta. 19910, hlm. 171.
39
a) Konseling direktif (Directive Counseling)
Konseling direktif yaitu dalam pelaksanaan bimbingan
konselor lebih aktif dalam mengarahkan konseli pada pemecah
masalah. Konseling yang menggunakan metode ini, dalam
prosesnya yang paling berperan adalah konselor, dalam
prakteknya konselor berusaha mengarahkan klien sesuai
masalahnya. Selain itu, konselor juga memberikan saran,
anjuran, nasehat (motivasi) kepada klien.
Metode konseling direktif dapat dilakukan oleh guru
kelas karena dengan guru memberi nasehat kepada siswa maka
siswa akan lebih baik dalam berinteraksi sosial dengan teman-
temannya.
b) Konseling Eklektik (Eclectic Counseling)
Konseling eklektik yaitu campuran dari kedua
pendekatan atau lebih. Teknik bimbingan yang digunakan
secara kombinasi atau bergantian menurut keperluannya. Agar
konseling berhasil secara efektif dan efesien, tentu harus
melihat siswa (klien) yang akan dibantu atau dibimbing dan
40
melihat masalah yang dihadapi siswa (klien) dalam situasi
konseling.43
Metode konseling eklektik dapat dilakukan guru kelas
karena guru kelas mengetahui kondisi siswa yang akan diberi
bimbingan, jadi siswa yang murung tidak diberi bimbingan dan
siswa yang kondisi baik langsung diberi bimbingan.
Metode bimbingan dan konseling yang dimaksud yang
penelitian ini yaitu metode bimbingan dan konseling yang
digunakan dalam meningkatkan kemampuan sosial anak TK Ulul-
Albab 1 Besole, Bayan, Purworejo.
H. METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan
pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-
pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.44
1. Jenis Penelitian
43
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 299.
44
Nana Syaodih, Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, hlm.52.
41
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini yaitu
penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang mana prosedur penelitiannya
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata secara tertulis maupun lisan
dari perilaku orang-orang yang diamati. Artinya bahan-bahan atau data
yang di kumpulkan berupa keterangan-keterangan kualitatif.45
Penelitian
kualitatif deskriptif ini menggunakan studi kasus yaitu uraian dan
penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu
kelompok, suatu organisai (komunitas), suatu program, atau suatu situasi
sosial. Penelitian studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data
mengenai subjek yang di teliti.46
Penelitian jenis deskriptif ini akan digunakan untuk
mendiskripsikan mengenai masalah sosial yang dialami oleh anak TKIT
Ulul-Albab 1 Batoh, Bayan, Purworejo dan metode bimbingan dan
konseling yang dilakukan oleh guru kelas dalam meningkatkan
kemampuan sosial anak TKIT Ulul-Albab 1 Batoh, Bayan, Purworejo.
Adapun studi kasus dalam penelitian ini adalah menelaah secara
mendalam dan menggali data sebanyak-banyaknya tentang metode
bimbingan dan konseling yang dilakukan guru kelas dalam meningkatkan
kemampuan sosial anak TKIT Ulul-Albab 1 Batoh, Bayan, Purworejo.
45
Rusdi Pohan, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Lanakarya,2007), hlm. 7. 46
Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010)
hlm. 201.
42
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang menjadi sumber
informasi serta dapat memberikan data keterangan sesuai dengan
masalah yang diteliti.47
Adapun subjek dalam peneliti adalah:
1) Guru kelas sebagai pendidik yang memberikan bimbingan serta
penanganan dengan metode bimbingan dan konseling dalam
meningkatkan kemampuan sosial siswa. Kelas TK B diampu oleh
Ibu Herlina dan kelas TK A diampu oleh Ibu Nurjanah.
2) Anak yang mengalami masalah sosial yaitu HF anak TK A/Kecil
dan AR anak kelas TK B/Besar. Kelas A/Kecil berisi 18 anak,
sedangkan kelas B/Besar 19 anak. Pada penelitian ini hanya
meneliti duasiswa karena ada rekomendasi dari kepala sekolah dan
juga indikator kemampuan sosial anak yang masih kurang seperti
pemalu, hubungan dengan teman sebaya yang tidak harmonis dan
susah untuk diatur .
3) Kepala TKIT Ulul-Albab 1 Batoh, Bayan, Purworejo yaitu Ibu
YL; untuk memperoleh data tentang gambaran umum TKIT Ulul-
Albab 1 Batoh, Bayan, Purworejo.
47
Tatang Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1998), hlm.
34.
43
4) Orang tua subjek yaitu Ibu TN orang tua dari HF kemudian Ibu Ng
orangtua dari AR untuk memperoleh data terkait kebiasaan siswa
di rumah, dan interaksi sosialnya selama di rumah, dan
perkembangan subjek selama ada di TKIT Ulul-Albab 1 Batoh,
Bayan, Purworejo.
a. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah merupakan permasalahan yanng
menjadi titik sentral perhatian dan penelitian.48
Objek penelitian dalam
penelitian ini adalah bentuk-bentuk metode bimbingan dan konseling
yang digunakan oleh guru TKIT Ulul-Albab 1 Batoh, Bayan,
Purworejodalam meningkatkan kemampuan sosial anak.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Metode observasi
Observasi atau pengamatan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung.49
Observasi disini non-partisipan
karena penulis hanya mengamati dan mengumpulkan berkaitan dengan
bentuk-bentuk masalah sosial anak TKIT Ulul-Albab 1 Batoh, Bayan,
Purworejodan metode bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh
48
Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia,1997), hlm 167. 49
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rhineka
Cipta, 2002), Hlm. 162.
44
guru TKIT Ulul-Albab 1 Batoh, Bayan, Purworejo dalam
meningkatkam kemampuan sosial siswa.
Data yang diperoleh dengan observasi yaitu bentuk-bentuk
masalah sosial anak TKIT Ulul-Albab 1 Batoh, Bayan, Purworejodan
metode bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru TKIT
Ulul-Albab 1 Batoh, Bayan, Purworejo dalam meningkatkan
kemampuan sosial anak.
b. Metode Wawancara
Wawancara sebagai suatu proses tanya jawab lisan dimana dua
orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat
melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri
suaranya,tampaknya merupakan alat pengumpul informasi yang
langsung tentang beberapa jenis data sosial, baik yang terpendam
maupun tidak.50
Wawancara yang penulis gunakan adalah model wawancara
terpimpin yaitu tanya jawab yang terarah ditunjukkan kepada guru
kelas, siswa, kepala sekolah dan orang tua siswa untuk mengumpulkan
data-data berdasarkan pedoman wawancara yang sudah disusun
sebelumnya tetapi tidak menutup kemungkinan adanya pengembangan
pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan.
50
Ibid . hlm. 192.
45
4. Dokumentasi
Tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang
berupa catatan, transkrip, buku dan sebagainya.51
Penulis menggunakan
metode dokumentasi untuk mendapatkan data tentang profil sekolah, dan
visi misi sekolah, data guru dan struktur orgnisasi. Data didapatkan dari
papan struktur organisasi sekolah.
5. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data yang terkumpul, penulis menggunakan
metode analisis deskriptif kualitatif. Ananlisis kualitatif yaitu
menganalisis data dengan cara berfikir induktif, yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, selanjutnya dikembangkan
pola hubungan tertentu, kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum
berasal dari fakta-fakta lapangan.52
Dalam proses analisis data, penulis
menggunakan model Miles dan Huberman, yaitu:
a. Reduksi data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yanng penting, dicari tema dan polanya
dan membuang yang tidak perlu.
b. Penyajian Data (Display Data)
51
Ibid., hlm 202. 52
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta,2008),hlm. 335.
46
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplay data melalui penyajian data tersebut, maka data dapat
terorganisasikan sehingga mudah dipahami.53
c. Penarikan Kesimpulan (Verification)
Kesimpulan awal yang ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-
bukti yang valid saat peneliti kembali ke lapangan
53
Ibid . hlm. 341.
73
BAB IV
KATA PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam bab III, maka dapat kesimpulan bahwa bentuk-
bentuk metode bimbingan yang dilakukan oleh guru kelas dalam meningkatkan
kemampuan sosial siswa yaitu yang pertama metode bimbingan kelompok yang
meliputi program home room, karya wisata dan kegiatan kelompok. Yang kedua
metode individual meliputi konseling direktif dan konseling eklektik.
Dari semua metode yang digunakan oleh guru kelas ada beberapa
perkembangan dari HF dan AR. Anak yang mengalami kemampuan sosial yang
kurang sudah terdapat kemajuan dalam kemampuan sosialnya yaitu HF dan AR.
Jadi, HF dan AR dalam kemampuan sosialnya sudah meningkat dan dapat
bersosialisasi dengan baik di lingkungan rumah maupun sekolah.
B. Saran
1. Bagi Sekolah
Sekolah sudah sangat bagus dalam memfasilitasi anak dengan
berbagai kegiatan. Alangkah lebih baik jika metode bimbingan dan konseling
dilakukan kepada semua siswa agar dapat membuat sekolah pun menjadi lebih
dikenal masyarakat dengan kemampuan yang lebih intensif dibanding sekolah
lainnya.
74
2. Bagi guru kelas
Guru kelas sudah sangat baik dalam mengembangkan atau
meingkatkan kemampuan sosial anak. Agar semaksimal mungkin dalam
menjalankan dan meningkatkan metode bimbingan di sekolah dan
memperdalam keilmuannya dengan ilmu bimbingan di taman kanak-kanak.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini masih memerlukan adanya kajian yang lebih
mendalam, oleh karena itu diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk
melakukan penelitian yang lebih kreatif lagi dengan penelitian yang lebih
mendalam tentang anak taman kanak-kanak lainnya dengan masalah yang
lebih kompleks.
C. Kata Penutup
Alhamdulillahi rabbil’alamin
Puji syukur alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT
yang sedalam-dalamnya, berkat limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya
serta kenikmatan yang luar biasa berupa kesehatan baik lahir maupun batin
yang senantiasa dicurahkan pada peneliti sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulis menyadari bahwa selama penelitian masih banyak sekali
kekurangan dalam melakukan penelitian maupun dalam penulisan skripsi ini.
Maka dari itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak.
75
Tak lupa kepada semua pihak yang terlibat secara langsung maupun
tidak langsung membantu dan mendukung penulis dalam menyusun skripsi
ini, penulis mengucapkan terimakasih semoga menjadi amal baik di sisi Allah
SWT.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya mahasiswa/i
UIN Sunan Kalijaga tercinta maupun pembaca yang budiman pada
umumnya. Semoga Allah SWT memberkati amal perbuatan kita semua.Amin.
76
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2004
Akhmad Rifa’i, dkk.,Pedoman Penulisan Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Dakwah
UIN Sunan Kalijaga, 2010
Amani, “Peran Lembaga Pendidkan Alternatif HBRC Dalam Membantu
Kemampuan Sosial Siswa” Skripsi Tidak di Terbitkan, Yogyakarta:
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Klijaga Yogyakarta, 2014
Anak Agung Ngurah Adi Putra, Bimbingan Dan Konseling Aplikasi Di Sekolah
Dasar Dan Taman Kanak-Kanak,Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013
Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, Bandung:Bina
Cipta 1979
Aunur Fakih, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, Yogyakarta: UCY Press,
2000
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka, 1998
Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati, Kamus Istilah Bimbingan dan
Konseling, Surabaya: Usaha Nasional, 1993
Elly M.Setiadi, dkk., Ilmu Sosial dan Budaya,Jakarta: Kencana, 2006
Fheti Hikmawati, Bimbingan Konseling Edisi Revisi, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2011
Fitri Ariyanti,dkk, Diary Tumbuh Kembang Anak,Bandung: Read Publishing
House, 2006
Hibana S.Rahman, Bimbingan dan Konseling Pola 17, Yogyakarta: UCY Press
Yogyakarta, 2003
Jamal Ma’mur Asmani, Panduan Efektif Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah,
Yogyakarta: Diva Press, 2001
77
J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Penerjemah Kartini Kartono, Jakarta:
PT Raja Grafindo, Persada, 2006
Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia,1997
Mohammmad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT.
Bumu Aksara, 2012)
Moh. Padil dan Triyono Supriyatno, Sosiologi Pendidikan
Peter Salim, Kamus Indonesia KontemporerJakarta: Modern English Press, 1991
Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2001
Prayitno, Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka
cipta, 2008)
Renti Yasmar “ Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswi Bermasalah di
Madrasah Muallimmat Muhammadiyah Yogyakarta ” Skripsi Tidak di
Terbitkan (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah, UIN Sunan Kalijaga,2009)
Riana Mahar, Emosi Anak Usia Dini Dan Strategi Penanganannya, (Jakarta:
Kencana, 2011)
Samsul Munir Amin, Bimbingan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2010)
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta,2008)
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rhineka Cipta, 2002)
Syaefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan
Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling,
(Bandunngg:PT. Remaja Rosdakarya, 2006)
Tatang Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: PT Grafindo Persada,
1998)
Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
integrasi), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007)
78
W. J. S Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2011)
79
LAMPIRAN
Gambar 1. Kegiatankelompok gambar 2. HF saatmengikutikegiatansekolah
Gambar 3. Kegiatanlatihansholat Gambar 4. Kegiataneklompokkels
HF
Gambar 5. HF ketikabermain di rumah Gambar 6. AR ketika di rumah
80
PEDOMAN WAWANCARA
WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH
LAMPIRAN
A. IDENTITAS
1. Nama : Ibu YL
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Agama : Islam
B. PERTANYAAN TENTANG SEKOLAH TKIT ULUL-ALBAB 1 BATOH
BAYAN PURWOREJO
1. Tahun berapa sekolah TKIT Ulul-Albab 1 Batoh Bayan Purworejo
didirikan?
2. Bagaimana latar belakang berdirinya sekolah ini?
3. Apa visi, misi dan tujuan didirikannya sekolah ini?
4. Prestasi-prestasi apa yang sudah diraih oleh sekolah ini?
5. Program akademik apa saja yang dimiliki sekolah ini?
6. Ekstrakulikuler apa saja yang dimiliki sekolah ini?
7. Berapa jumlah tenaga pengajaran siswa di sekolah ini?
8. Sarana prasarana apa saja yang ada di sekolah ini?
PEDOMAN WAWANCARA
81
WAWANCARA UNTUK GURU KELAS
LAMPIRAN
A. IDENTITAS
1. Nama : Ibu A dan B
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Agama : Islam
B. PERTANYAAN TENTANG BENTUK-BENTUK METODE
BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Sudah berapa lama ibu mengajar di sekolah ini?
2. Bagaimana perilaku keseharian siswa ini selama di kelas?
3. Metode penanganan apa saja yang Ibu lakukan dalam meningkatkan
kemampuan sosial siswa selama di sekolah ini?
4. Bagaimanakah interaksi siswa dengan teman-teman maupun guru di
sekolah?
5. Bagaimana kondisi siswa sebelum dan sesudah di lakukan
penanganan?
82
PEDOMAN WAWANCARA
WAWANCARA UNTUK ORANG TUA HF dan AR
LAMPIRAN
A. IDENTITAS
1. Nama : Ibu TN dan Ibu Ng
2. Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
3. Agama : Islam
B. PERTANYAAN SEPUTAR PERAN ORANG TUA DALAM
PENIDIKAN DAN INTERAKSI SOSIAL ANAK
1. Apa alasan anda menyekolahkan anak anda di sekolahan ini?
2. Bagaimana perkembangan HF dan AR setelah di TKIT Ulul-Albab?
Apakah ada perubahan?
3. Bagaimana kebiasaan HF dan AR selama di rumah?
4. Bagaimana interaksi sosial HF dan AR dengan teman-temannya di
lingkungan rumah
83
PEDOMAN WAWANCARA
WAWANCARA UNTUK HF dan AR
LAMPIRAN
A. IDENTITAS
1. Nama : HF dan AR
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki
3. Agama : Islam
B. PERTANYAAN SEPUTAR KESEHARIAN HF dan AR
1. HF dan AR anak ke berapa? Di rumah tinggal bersama siapa?
2. HF dan AR kalau berangkat sekolah di antar atau naik sepeda?
3. Di sekolah kegiatan apa saja yang paling di sukai HF dan AR?
4. HF dan AR kalau di rumah kegiatannya apa aja?
5. HF dan AR senang tidak sekolah di sini?