metode analisis reduksi arus inrush pada · pdf filedapat menyebabkan efek yang kurang baik...

41
Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010 1 METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA TRANSFORMATOR Zainal Abidin 1 1) Dosen dpk pada Fakultas Teknik Prodi Elektro Universitas Islam Lamongan Abstrak Transformasi energi dalam sebuah transformator tak berbeban dapat menghasilkan arus inrush dengan amplitudo tinggi. Hal ini dapat menyebabkan efek yang kurang baik terhadap kegagalan operasi sistem proteksi differensial sebuah transformator, kerusakan isolasi dan pendukung mekanis dari struktur lilitan serta mengurangi kualitas daya sistem. Artikel ini menjelaskan tentang beberapa metode mereduksi arus inrush pada transformator. Penggunaan persamaan-persamaan arus inrush ditentukan dengan menggunakan beberapa metode untuk mereduksinya. Kemudian hasilnya dibandingkan antara beberapa metode untuk menghasilkan metode reduksi yang terbaik. Karakter hasil dibandingkan dengan simulasi EMTP / ATP. Kata Kunci : Reduksi, Arus, Inrush, Transformator Abstract This paper present some techniques for reduction of transformer inrush current. The equation of inrush current is obtained and then by use thes methods, transformer inrush current is reduced, then after comparing the result of some methode, we choice the best methode is determined. These result character is compared with EMTP / ATP simulation program. Keywords : Arus Inrush, Transformator , Analisis, EMTP I. Pendahuluan Transformasi energi dalam sebuah transformator tak berbeban dapat menghasilkan arus inrush dengan amplitudo tinggi. Hal ini dapat menyebabkan efek yang kurang baik terhadap kegagalan operasi sistem proteksi differensial sebuah transformator, kerusakan isolasi dan pendukung mekanis dari struktur lilitan serta mengurangi kualitas daya sistem. Tanpa menggunakan switching terkontrol transformasi energi sebuah transformator dapat menghasilkan gelombang tegangan dengan amplitudo tinggi sesaat ketika inti transformator dalam keadaan saturasi. Transformator daya, sebagai salah satu komponen vital dari sistem daya listrik memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi. Akan tetapi arus magnetisasi inrush, yang sering muncul ketika transformator bekerja dapat mengakibatkan kegagalan trip pada relay diffierensial sehingga reduksi dari arus inrush sangat diperlukan. Beberapa metode telah banyak dilakukan untuk mereduksi arus inrush pada transformator, diantaranya adalah metode pemasangan resistor seri dan sistem penutupan sinkron ( synchronous closing) pada circuit breaker, serta metode pengetanahan resistor menjadi dasar skema mitigasi arus inrush pada beberapa penelitian yang telah banyak dilakukan. II. Model Transformator Secara mendasar model transformator dan persamaan-persamaan untuk menghitung arus inrush akan dipaparkan. Karakteristik transformator 1 phase dapat dimodelkan melalui persamaan sederhana yang digambarkan pada gambar 1 sebagai berikut : Gambar 1 . Model transformator 1 phase

Upload: lyquynh

Post on 27-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

1

METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA

TRANSFORMATOR

Zainal Abidin

1

1) Dosen dpk pada Fakultas Teknik Prodi Elektro Universitas Islam Lamongan

Abstrak

Transformasi energi dalam sebuah transformator tak berbeban dapat menghasilkan arus

inrush dengan amplitudo tinggi. Hal ini dapat menyebabkan efek yang kurang baik terhadap

kegagalan operasi sistem proteksi differensial sebuah transformator, kerusakan isolasi dan

pendukung mekanis dari struktur lilitan serta mengurangi kualitas daya sistem.

Artikel ini menjelaskan tentang beberapa metode mereduksi arus inrush pada

transformator. Penggunaan persamaan-persamaan arus inrush ditentukan dengan menggunakan

beberapa metode untuk mereduksinya. Kemudian hasilnya dibandingkan antara beberapa metode

untuk menghasilkan metode reduksi yang terbaik. Karakter hasil dibandingkan dengan simulasi

EMTP / ATP.

Kata Kunci : Reduksi, Arus, Inrush, Transformator

Abstract

This paper present some techniques for reduction of transformer inrush current. The equation of

inrush current is obtained and then by use thes methods, transformer inrush current is reduced,

then after comparing the result of some methode, we choice the best methode is determined. These

result character is compared with EMTP / ATP simulation program.

Keywords : Arus Inrush, Transformator , Analisis, EMTP

I. Pendahuluan

Transformasi energi dalam sebuah

transformator tak berbeban dapat menghasilkan

arus inrush dengan amplitudo tinggi. Hal ini

dapat menyebabkan efek yang kurang baik

terhadap kegagalan operasi sistem proteksi

differensial sebuah transformator, kerusakan

isolasi dan pendukung mekanis dari struktur

lilitan serta mengurangi kualitas daya sistem.

Tanpa menggunakan switching

terkontrol transformasi energi sebuah

transformator dapat menghasilkan gelombang

tegangan dengan amplitudo tinggi sesaat ketika

inti transformator dalam keadaan saturasi.

Transformator daya, sebagai salah satu

komponen vital dari sistem daya listrik

memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan,

keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi.

Akan tetapi arus magnetisasi inrush, yang

sering muncul ketika transformator bekerja

dapat mengakibatkan kegagalan trip pada relay

diffierensial sehingga reduksi dari arus inrush

sangat diperlukan. Beberapa metode telah

banyak dilakukan untuk mereduksi arus inrush

pada transformator, diantaranya adalah metode

pemasangan resistor seri dan sistem penutupan

sinkron ( synchronous closing) pada circuit

breaker, serta metode pengetanahan resistor

menjadi dasar skema mitigasi arus inrush pada

beberapa penelitian yang telah banyak

dilakukan.

II. Model Transformator

Secara mendasar model transformator

dan persamaan-persamaan untuk menghitung

arus inrush akan dipaparkan. Karakteristik

transformator 1 phase dapat dimodelkan

melalui persamaan sederhana yang

digambarkan pada gambar 1 sebagai berikut :

Gambar 1 . Model transformator 1 phase

Page 2: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

2

Dari gambar 1, rp dan Lp merupakan

representasi dari gulungan primer. Lm

representasi dari induktan non linier dari inti

besi sebagai fungsi dari arus magnetisasi.

Sedangkan rsp dan Lsp mewakili gulungan

sekunder. Vp dan Vs adalah tegangan primer

dan sekunder yang masing-masing terhubung

ke terminal ground. Dari gambar 1 tersebut

dapat diformulasikan :

Vp= Vm sin (t + 0) = irp + N1dL/ dt (1)

dimana 0 adalah tegangan fase primer pada

saat t=0, i adalah arus magnetisasi, L adalah

fluk inti dan N1 adalah jumlah lilitan sisi

primer. Sehingga didapatkan :

Vm = sin (t + 0) = (N1L. rp/ L1) + N1 L/ dt (2)

dimana L1 adalah induktansi primer. Dari

persamaan 2 maka untuk L :

)(.)( 01

0

tCoseCos m

tL

rp

rmt (3)

dimana m adalah L maksimum dan r adalah

flux residual. Pada 0=/2 sehingga dari

persamaan 3 kita mendapatkan :

te m

tL

rp

rt sin1

(4)

Dalam hal ini terjadi flux transient dengan r

tetap dan waktu konstan dengan persamaan =

L1/ rp, sehingga arus magnetisasi maksimum

dapat dihitung :

t

rmm

A

Ai

0

122.22

(5)

dimana A1 adalah luas daerah inti, At adalah

luas area inti dengan lilitan dan 0 adalah

permeabilitas udara.

Arus transient primer dapat dihitung dengan

menghubungkan transformator dengan beban

yakni sebesar :

tI

r

tL

r

sp

pp

Ieeiti 11

2

1)( (6)

dimana I adalah arus nominal . Karena Isp < L1,

maka arus transient yang timbul dengan arus

beban menjadi tertahan sangat cepat. Dari

persamaan kita dapat melihat bahwa jumlah

dari arus inrush berada dalam wilayah short

circuit dan mungkin akan mengakibatkan

tekanan dinamik pada gulungan transformator.

Nilai maksimum arus inrush biasanya tidak

sampai menyebabkan arus gagal pada

kemampuan transformator, tetapi

bagaimanapun durasi dari tekanan-tekanan

tersebut secara signifikan lebih panjang

daripada peluang beberapa frekuensi daripada

short circuit yang dikondisikan oleh proteksi

relay dengan waktu 10 ms. Amplitudo arus

tergantung pada dua faktor, yakni fluk sisa inti

magnet dan fluk transient yang dihasilkan oleh

tegangan suply. Ketika sebuah tegangan

transformator pada titik 0 grafik sinus maka

arus dan fluk menjadi maksimum, dan tertunda

90. Fluks transient berjalan dari fluk sisa dan

mencapai amplitudo tertinggi pada setengah

periode kemudian. Pada keadaan ini fluk

saturasi inti dan amplitudo arus inrush menjadi

tinggi karena induktansi dari inti magnet terlalu

kecil. Untuk mengurangi arus inrush ada

beberapa metode yang dapat diterapkan.

III. Metode Reduksi Arus Inrush Trafo

Untuk menganalisis arus inrush

transformator marilah kita analisis

rangkaian gambar 2. Gambar berikut

adalah rangkaian transformator tanpa

kontrol.

Gambar 2. rangkaian jaringan dengan ATP

Draw

A. Pengaruh Clearing Flux Sisa (Residual

Flux)

Jika transformator bekerja tanpa metode

reduksi arus inrush seperti gambar 2 di

atas, maka akan menghasilkan karakter

sebagai mana gambar 3 berikut :

Page 3: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

3

Gambar 3 . Arus inrush trafo tanpa kontrol

Seperti yang digambarkan pada model

transformator, bahwa magnitude fluks sisa pada

transformator merupakan parameter penting

untuk merubah magnitude arus inrush trafo,

ketika circuit breaker dibuka maka

transformator akan terbuka dengan network,

sementara fluks sisa masih ada di transformator

dan ketika bekerja kembali arus inrush akan

naik. Untuk menurunkan pengaruh ini,

kapasitor dimasukkan pada sisi primer trafo, hal

ini untuk mereduksi fluks sisa kemudian akan

mengurangi arus inrush seperti ditampilkan

pada gambar 4 berikut :

Gambar 4. Arus inrush trafo dengan clearing fluks sisa

Dari gambar di atas, kita dapat melihat

adanya reduksi arus sisa dengan metode

clearing fluks sisa.

B. Pengaruh dari Pemasangan Resistor

Pada gambar 2 ditunjukkan pada

saat C3 ditutup rangkaian terseri dengan

resistor, setelah 10 ms switch C1 tertutup

dan tersambung dengan switch yang lain

dan resistor. Dalam kasus ini karakter arus

inrush ditampilkan pada gambar 5. Dari

gambar ini dapat dilihat bahwa arus inrush

secara efektif dapat terkurangi, ada satu

metode yang efektif untuk mereduksi arus

inrush adalah dengan memasang resistor

sebelum switch utama tertutup (pre-

insertion resistor).

Gambar 5. Arus inrush dengan pemasangan resistor

sebelum switch

C. Pengaruh pemasangan resistor dan

clearing flux sisa

Langkah selanjutnya untuk melihat

pengaruh pemasangan resistor dan clearing

flux sisa terhadap efektifitas pengurangan

arus inrush, dalam langkah ini kedua metode

digunakan bersamaan. Hasilnya adalah

berupa gambar 6 berikut :

Gambar 6. Arus inrush dengan clearing flux

sisa & metode pemasangan resistor

Dari gambar 6 dapat dilihat bahwa

penggabungan dua metode tersebut dapat

lebih efektif mereduksi arus inrush trafo.

D. Pengaruh bekerjanya beban-beban

Bagaimana metode yang dapat

digunakan untuk mereduksi arus inrush

ketika bekerjanya beban-beban lain secara

Page 4: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

4

simultan dengan transformator ?. Untuk

kasus ini, rangkaian lain yang diajukan

adalah seperti pada gambar 7. Pada saat

rangkaian beban bantu (auxiliary load)

bekerja, maka arus inrush transformator

yang pertama dapat tereduksi.

Gambar 7. Rangkain jaringan dengan beban bantu

(auxiliary load)

Ketika beban diputus maka arus inrush

masih ada, secara simulasi dapat dilihat pada

gambar 8.

Gambar 8. Arus inrush dengan penggunaan beban

bantu (auxiliary load)

E. Pengaruh penggunaan auxiliary load dan

clearing flux sisa

Di samping untuk menemukan

metode reduksi arus inrush, pada bagian ini

kedua metode yakni penggunaan auxiliary

load dan clearing flux sisa digunakan,

dengan hasil simulasi rangkaian sebagai

berikut :

Gambar 9. Arus inrush trafo, ketika auxiliary load

dan clearing flux sisa digunakan.

Dari gambar 9 di atas menyatakan

bahwa kombinasi dari kedua metode yakni

auxiliary load dan clearing fluks sisa dapat

lebih memperkecil arus inrush.

F. Pengaruh penggunaan auxiliary load,

clearing arus flux sisa dan pemasangan

resistor

Langkah berikutnya adalah

menggunakan ketiga metode secara

bersama-sama untuk mereduksi arus inrush.

Dan hasil simulasi dari ketiga metode ini

seperti pada gambar 10.

Gambar 10. Arus inrush dengan menggunakan

ketiga metode

Dari gambar di atas, kita dapat

melihat ketiga metode mampu menekan

lebih kecil arus inrush tetapi arus inrush

masih tetap tinggi pada orde ketiga

sehingga membutuhkan solusi untuk

mengatasinya.

G. Waktu Swiching Terbaik

Dalam bahasan kali ini mencoba

untuk menemukan waktu terbaik switching

open and close dan jadwal ini digunakan

pada metode F (penggunaan ketiga metode).

Waktu terbaik untuk open dan close

ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1. Waktu terbaik switching

Switch Waktu (t)

tertutup

Waktu (t)

terbuka

C1 0.0775 s -

C2 0.07 s 0.52 s

C3 0.071 s 0.15 s

Dengan menggunakan waktu

switching di atas untuk metode F, arus

inrush akan direduksi, hasil dari simulasi

ditunjukkan pada gambar 11 berikut :

Page 5: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

5

Gambar 11. Arus inrush dengan ketiga metode dan

penentuan waktu terbaik

Dari gambar 11 di atas, dapat dilihat

bahwa arus inrush diperkecil. Kemudian

dengan kombinasi metode ini, kita dapat

menemukan masalah terbaik untuk

mereduksi arus inrush dengan biaya

terkecil.

H. Switching Asinkron

Dalam bagian ini, kita menggunakan

metode switching asinkron untuk switch C1

tanpa C3 pada rangkaian gambar 2. Waktu

terbaik penyalaan (switching) C1 di

tunjukkan pada tabel 2, dimana saat

tegangan sumber pada masing-masing phase

maksimum dan fluks sisa terjadi.

Tabel 2. Waktu terbaik switching C1

Phase A B C

Waktu (t)

tertutup 0.08 s 0.086 s 0.083 s

Dengan menggunakan waktu

switching pada tabel 2, maka arus inrush

dapat ditunjukkan pada gambar 12 berikut :

Gambar 12. Arus transformator ketika terjadi

switching asinkron

Kemudian dengan menggunakan

switching asinkron saja, arus inrush dapat

diperkecil. Untuk trafo tanpa beban karakter

arus inrush trafo ditunjukkan gambar 13,

ketika trafo bekerja tanpa beberapa metode

kontrol. Sebagai pembanding, ketika

switching asinkron digunakan, arus inrush

digambarkan pada gambar 14. Dengan

demikian arus inrush semakin kecil dengan

metode asinkron switching.

Gambar 13. Arus inrush transformator tanpa beban

tanpa metode kontrol

Gambar 14. Arus inrush trafo tanpa beban dengan

metode asinkron

IV. Kesimpulan

Fluks sisa pada transformator

memainkan peranan penting dalam

pembentukan magnetisasi arus inrush.

Dalam prakteknya fluk sisa (residual flux)

dapat direduksi dengan menghubungkan

kapasitor dari fase ke ground pada terminal

trafo. Pemasangan resistor dan penggunaan

kombinasi dari beberapa metode dapat

menghasilkan reduksi terbaik terhadap arus

inrush. Pada akhirnya bahwa switching

asinkron dapat menekan arus inrush tetapi

metode ini mahal karena seluruh CB harus

diadakan peralihan/ pergantian. Hasil

perbandingan numerik ditunjukkan pada

Page 6: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

6

tabel 3. Pada tabel tersebut dapat dilihat

bahwa metode G adalah yang terbaik karena

hampir semua arus inrush dapat diperkecil.

Jika rugi-rugi dari pemasangan resistor dan

kemungkinan terjadinya resonansi, maka

metode switch asinkron adalah metode

terbaik untuk menekan arus inrush pada

transformator.

Tabel 3 . Hasil Perbandingan dari

beberapa metode

Metode Arus max

(pu)

Arus min

(pu)

Normal 5.96 - 5.24

A. Dengan resistor 5.05 -4.91

B. Dengan Kapasitor 4.95 - 4.2

C. Kapasitor & Resistor 4.19 - 3.82

D. Beban Auxiliary 4.78 - 2.39

E. Beban Auxiliary &

Kapasitor

3.2 - 2.72

F. Beban Auxiliary,

Kapasitor & Resistor 2.89 -2.48

G. Waktu terbaik switching 1.08 - 1.01

H. Switch asinkron 1 -1

Apendiks :

Data Transformator

F =50 Hz, S= 50 MVA, Vh = 132 kV, V1= 11

kV, Ibase = 230 A

Daftar Pustaka :

1. M. Steurer, K. Frohlich. The Impact of

Inrush current on the mechanical stress of

high voltage power transformer coils, IEEE

PWRD, Vol. 17 No. 1, pp. 155-160 January

2002

2. L. Prikler, G. Banfai, G.Ban and P. Becker,

Reducing the Magnetizing Inrush Current

by means of Controlled Energization and

de-Energization of Large Power

Transformer. International Conference on

Power System Transient. IPST.2003.

3. W. Xu. SG, Abdulsalam, S.Chen and X.

Liu. A Sequential Phase Energization

Method for Transformer inrush current

reduction, Part II : Theoritical Analysis and

Design Guide, IEEE Trans. On Power

Delivery, Vol. 20, pp. 950-957 April 2005.

4. R. Rahnavard, M. Valizadeh, and A.A.B.

Sharifian. Analitical Analysis of

Transformer Inrush Current and Some New

Techniques For Its Reduction. 2006

Page 7: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

7

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS

NETRAL DAN LOSSES PADA TRAFO DISTRIBUSI

Arief Budi Laksono1

1) Dosen Fakultas Teknik Prodi Elektro Universitas Islam Lamongan

Abstrak

Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem distribusi tenaga listrik selalu terjadi dan

penyebab ketidakseimbangan tersebut adalah pada beban-beban satu fasa pada pelanggan jaringan

tegangan rendah.

Akibat ketidakseimbangan beban tersebut muncullah arus di netral trafo. Arus yang

mengalir di netral trafo ini menyebabkan terjadinya losses (rugi-rugi), yaitu losses akibat adanya

arus netral pada penghantar netral trafo dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah.

Setelah dianalisa, diperoleh bahwa bila terjadi ketidakseimbangan beban yang besar

(28,67%), maka arus netral yang muncul juga besar (118,6A), dan losses akibat arus netral yang

mengalir ke tanah semakin besar pula (8.62%).

Kata kunci : Ketidakseimbangan Beban, Arus Netral, Losses

Abstract

The unbalanced load in electric power distribution system always happen and it is caused

by single phase loads on low voltage system.

The effect of the unbalanced load is appear as a neutral current. These neutral current

cause losses, those are losses caused by neutral current in neutral conductor on distribution

transformers and losses caused by neutral current flows to ground.

In conclusion, when high unbalanced load happened (28,67%), then the neutral current

that appear is also high (118,6 A), ultimately the losses that caused by the neutral current flows to

ground will be high too (8,62%).

Key words : Unbalanced Load, Neutral Current, Losses

Pendahuluan

Dewasa ini Indonesia sedang melaksanakan

pembangunan di segala bidang. Seiring dengan

laju pertumbuhan pembangunan maka dituntut

adanya sarana dan prasarana yang

mendukungnya seperti tersedianya tenaga

listrik. Saat ini tenaga listrik merupakan

kebutuhan yang utama, baik untuk kehidupan

sehari-hari maupun untuk kebutuhan industri.

Hal ini disebabkan karena tenaga listrik mudah

untuk ditransportasikan dan dikonversikan ke

dalam bentuk tenaga yang lain. Penyediaan

tenaga listrik yang stabil dan kontinyu

merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi

dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik.

Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik

tersebut, terjadi pembagian beban-beban yang

pada awalnya merata tetapi karena

ketidakserempakan waktu penyalaan beban-

beban tersebut maka menimbulkan

ketidakseimbangan beban yang berdampak pada

penyediaan tenaga listrik. Ketidakseimbangan

beban antara tiap-tiap fasa (fasa R, fasa S, dan

fasa T) inilah yang menyebabkan mengalirnya

arus di netral trafo.

Teori Transformator

Transformator merupakan suatu alat

listrik yang mengubah tegangan arus bolak-

balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain

melalui suatu gandengan magnet dan

berdasarkan prinsip-prinsip induksi-

elektromagnet. Transformator terdiri atas

sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan

dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan

kumparan sekunder.

Penggunaan transformator yang

sederhana dan handal memungkinkan dipilihnya

tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-

tiap keperluan serta merupakan salah satu sebab

penting bahwa arus bolak-balik sangat banyak

Page 8: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

8

dipergunakan untuk pembangkitan dan

penyaluran tenaga listrik.

Prinsip kerja transformator adalah

berdasarkan hukum Ampere dan hukum

Faraday, yaitu: arus listrik dapat menimbulkan

medan magnet dan sebaliknya medan magnet

dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah

satu kumparan pada transformator diberi arus

bolak-balik maka jumlah garis gaya magnet

berubah-ubah. Akibatnya pada sisi primer

terjadi induksi. Sisi sekunder menerima garis

gaya magnet dari sisi primer yang jumlahnya

berubah-ubah pula. Maka di sisi sekunder juga

timbul induksi, akibatnya antara dua ujung

terdapat beda tegangan

Perhitungan Arus Beban Penuh

Transformator

Daya transformator bila ditinjau dari sisi

tegangan tinggi (primer) dapat dirumuskan

sebagai berikut :

S = √3 . V . I (1)

dimana :

S : daya transformator (kVA)

V : tegangan sisi primer transformator

(kV)

I : arus jala-jala (A)

Sehingga untuk menghitung arus beban

penuh (full load) dapat menggunakan rumus :

IFL V . 3

S (2)

dimana :

IFL : arus beban penuh (A)

S : daya transformator (kVA)

V : tegangan sisi sekunder transformator

(kV)

Losses (rugi-rugi) Akibat Adanya Arus

Netral pada Penghantar Netral

Transformator

Sebagai akibat dari ketidakseimbangan

beban antara tiap-tiap fasa pada sisi sekunder

trafo (fasa R, fasa S, fasa T) mengalirlah arus di

netral trafo. Arus yang mengalir pada

penghantar netral trafo ini menyebabkan losses

(rugi-rugi). Losses pada penghantar netral trafo

ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

PN = IN2. RN (3)

dimana :

PN : losses pada penghantar netral trafo

(watt)

IN : arus yang mengalir pada netral trafo (A)

RN : tahanan penghantar netral trafo (Ω)

Sedangkan losses yang diakibatkan

karena arus netral yang mengalir ke tanah

(ground) dapat dihitung dengan perumusan

sebagai berikut :

PG = IG2 . RG (4)

dimana :

PG : losses akibat arus netral yang mengalir

ke tanah (watt)

IG : arus netral yang mengalir ke tanah (A)

RG : tahanan pembumian netral trafo (Ω)

Ketidakseimbangan Beban

Yang dimaksud dengan keadaan seimbang

adalah suatu keadaan di mana :

Ketiga vektor arus / tegangan sama besar.

Ketiga vektor saling membentuk sudut 120º

satu sama lain.

Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan

tidak seimbang adalah keadaan di mana salah

satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidak

terpenuhi. Kemungkinan keadaan tidak

seimbang ada 3 yaitu :

Ketiga vektor sama besar tetapi tidak

membentuk sudut 120º satu sama lain.

Ketiga vektor tidak sama besar tetapi

membentuk sudut 120º satu sama lain.

Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak

membentuk sudut 120º satu sama lain.

Gambar 1. Vektor Diagram Arus

Gambar 1(a) menunjukkan vektor

diagram arus dalam keadaan seimbang. Di sini

terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor

arusnya (IR, IS, IT) adalah sama dengan nol

sehingga tidak muncul arus netral (IN).

Sedangkan pada Gambar 1(b) menunjukkan

vektor diagram arus yang tidak seimbang. Di

sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor

arusnya (IR, IS, IT) tidak sama dengan nol

`

120o

120o

120o 120

o

135o

105o

`

IR

IN

IS

IT

IR + IT

IS

IR

IT

(a) (b)

Page 9: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

9

sehingga muncul sebuah besaran yaitu arus

netral (IN) yang besarnya bergantung dari

seberapa besar faktor ketidakseimbangannya.

Penyaluran Dan Susut Daya

Misalnya daya sebesar P disalurkan

melalui suatu saluran dengan penghantar netral.

Apabila pada penyaluran daya ini arus-arus fasa

dalam keadaan seimbang, maka besarnya daya

dapat dinyatakan sebagai berikut :

P = 3 . [V] . [I] . cos (5)

dengan :

P : daya pada ujung kirim

V : tegangan pada ujung kirim

cos : faktor daya

Daya yang sampai ujung terima akan

lebih kecil dari P karena terjadi penyusutan

dalam saluran.

Jika [I] adalah besaran arus fasa dalam

penyaluran daya sebesar P pada keadaan

seimbang, maka pada penyaluran daya yang

sama tetapi dengan keadaan tak seimbang

besarnya arus-arus fasa dapat dinyatakan

dengan koefisien a, b dan c sebagai berikut :

IcI

IbI

IaI

T

S

R

(6)

dengan IR , IS dan IT berturut-turut adalah arus di

fasa R, S dan T.

Bila faktor daya di ketiga fasa dianggap

sama walaupun besarnya arus berbeda,

besarnya daya yang disalurkan dapat dinyatakan

sebagai :

P = (a + b + c) . [V] . [I] . cos (7)

Apabila persamaan (7) dan persamaan (5)

menyatakan daya yang besarnya sama, maka

dari kedua persamaan itu dapat diperoleh

persyaratan untuk koefisien a, b, dan c yaitu :

a + b + c = 3 (8)

dimana pada keadaan seimbang, nilai a = b = c

= 1

Pengumpulan Data :

Spesifikasi Trafo Tiang adalah sebagai berikut :

Buatan Pabrik : TRAFINDO

Tipe : Outdoor

Daya : 200 kVA

Tegangan Kerja : 21/20,5/20/19,5/19 kV

// 400 V

Arus : 6,8 – 359 A

Hubungan : Dyn5

Impedansi : 4%

Trafo : 1 x 3 phasa

Gambar 2. Trafo Distribusi 200 kVA

Gambar 3. Single Line Trafo Distribusi 200

kVA

Tabel 1. Hasil Pengukuran Trafo Distribusi

200 kVA

Fasa S Vp-n I Cos

200 kVA

20 kV

Dyn 5

LA

380 V

3 fasa

Jurusan 1 Jurusan 3Jurusan 2

NH FuseNH FuseNH Fuse

NH Fuse

Fuse CO

20 kV

Page 10: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

10

(kVA) (V) (A)

Pengukuran pada siang hari

R 50,42 226 223,1 0,95

S 37,34 226 165,0 0,94

T 20,56 227 90,6 0,95

IN 118,6 A

IG 62,1 A

RG 3,8

Pengukuran pada malam hari

R 68,22 225 303,6 0,91

S 42,42 226 187,7 0,92

T 37,38 226 165,4 0,94

IN 131,7 A

IG 58,9 A

RG 3,8

Ukuran kawat untuk penghantar netral trafo

adalah 50 mm2 dengan R = 0,6842 / km,

sedangkan untuk kawat penghantar fasanya

adalah 70 mm2 dengan R = 0, 5049 / km.

Gambar 4. Skema Aliran Arus di Sisi Sekunder

Trafo pada Siang Hari.

IR = 303,6 A

IS = 187,7 A

IT = 165,4 A

.

IG = 58,9 A

RG = 3,8 ohm

IN = 131,7 A

Gambar 5. Skema Aliran Arus di Sisi Sekunder

Trafo pada Malam Hari.

Analisa Pembebanan Trafo

S = 200 kVA

V = 0,4 kV phasa - phasa

IFL

= V

S

3 =

4003

200000

= 288,68 Ampere

Irata siang

= 3

TSR III =

= 3

6,900,1651,223 = 159,67 Ampere

Irata malam

= 3

TSR III =

= 3

4,1657,1876,303 = 218,90 Ampere

Persentase pembebanan trafo adalah :

Pada siang hari :

FL

ratasiang

I

I =

68.288

67.159 = 55.31 %

Pada malam hari :

FL

ratamalam

I

I =

68.288

90.218 = 75.83 %

Dari perhitungan di atas terlihat bahwa pada

saat malam hari (WBP = Waktu Beban Puncak)

persentase pembebanan cukup tinggi yaitu

75.83 %.

Analisa Ketidakseimbangan Beban pada

Trafo

Pada Siang Hari :

Dengan menggunakan persamaan (6),

koefisien a, b, dan c dapat diketahui

besarnya, dimana besarnya arus fasa dalam

keadaan seimbang ( I ) sama dengan

besarnya arus rata-rata ( Irata ).

IR = a . I maka : a

159,67

223,1

I

IR = 1,40

IS = b . I maka : b

159,67

165,0

I

IS = 1,03

IT = c . I maka : c

159,67

90,6

I

IT = 0,57

IR = 223,1 A

IS = 165,0 A

IT = 90,6 A

.

IG = 62,1 A

RG = 3,8 ohm

IN = 118,6 A

Page 11: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

11

Pada keadaan seimbang, besarnya koefisien

a, b dan c adalah 1.

Dengan demikian, rata-rata

ketidakseimbangan beban (dalam %) adalah

:

{│a – 1│ + │b – 1│ + │c – 1│}

= 3 x 100 %

{│1,40 – 1│+│1,03 – 1│+│0,57 – 1│}

= 3 x 100%

= 28,67%

Pada Malam Hari :

Dengan menggunakan persamaan (6),

koefisien a, b, dan c dapat diketahui

besarnya, dimana besarnya arus fasa dalam

keadaan seimbang ( I ) sama dengan

besarnya arus rata-rata ( Irata ).

IR = a . Imaka : a218,9

303,6

I

I R = 1,39

IS = b . Imaka : b218,9

187,7

I

IS = 0,86

IT = c . Imaka : c218,9

165,4

I

IT = 0,75

Pada keadaan seimbang, besarnya koefisien a, b

dan c adalah 1.

Dengan demikian, rata-rata ketidakseimbangan

beban (dalam %) adalah :

{│1,39 – 1│+│0,86 – 1│+│0,75 – 1│}

= 3 x100%

= 26.00%

Dari perhitungan di atas terlihat bahwa baik

pada siang hari maupun malam hari,

ketidakseimbangan beban cukup tinggi (> 25%),

hal ini disebabkan karena penggunaan beban

yang tidak merata di antara konsumen.

Analisa Losses Akibat Adanya Arus Netral

pada Penghantar Netral Trafo dan Losses

Akibat Arus Netral yang Mengalir ke Tanah

Pada Siang Hari :

Dari tabel pengukuran, dan dengan

menggunakan persamaan (3), losses akibat

adanya arus netral pada penghantar netral

trafo dapat dihitung besarnya, yaitu:

PN = IN2. RN = (118,6)

2 . 0,6842 =

9623,92 Watt ≈ 9,62 kW

dimana daya aktif trafo (P) :

P = S . cos φ , dimana cos φ yang

digunakan adalah 0,85

P = 200 . 0,85 = 170 kW

Sehingga, persentase losses akibat adanya arus

netral pada penghantar netral trafo adalah :

% PN % 100 x P

P N

% 100 x kW 170

kW 9,62 = 5.66 %

Losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah

dapat dihitung besarnya dengan menggunakan

persamaan (4), yaitu :

PG = IG2 . RG = (62,1) 2 . 3,8 =

14654,4 Watt ≈ 14,65 kW

Dengan demikian persentase losses-nya adalah :

% PG % 100 x P

P G

% 100 x kW 170

kW 14,65 = 8,62 %

Pada Malam Hari :

Dari tabel pengukuran, dan dengan

menggunakan persamaan (3), losses akibat

adanya arus netral pada penghantar netral trafo

dapat dihitung besarnya, yaitu:

PN = (131,7)2

. 0,6842 = 11867.37 Watt ≈

11,87 kW

Sehingga, persentase losses akibat adanya arus

netral pada penghantar netral trafo adalah :

% PN % 100 x

kW 170

kW 11.87

= 6,98 %

Losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah

dapat dihitung besarnya dengan menggunakan

persamaan (4), yaitu :

PG = (58,9) 2 . 3,8 = 13183,00 Watt

≈ 13,18 kW

Page 12: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

12

Dengan demikian persentase losses akibat arus

netral yang mengalir ke tanah adalah :

% PG % 100 x kW 170

kW 13,18 = 7,75%

Tabel 2. Losses pada Trafo Distribusi 200 kVA

Pada Tabel 2 terlihat bahwa semakin besar arus

netral yang mengalir di penghantar netral trafo

(IN) maka semakin besar losses pada penghantar

netral trafo (PN). Demikian pula bila semakin

besar arus netral yang mengalir ke tanah (IG),

maka semakin besar losses akibat arus netral

yang mengalir ke tanah (PG).

Dengan semakin besar arus netral dan

losses di trafo maka effisiensi trafo menjadi

turun.

Bila ukuran kawat penghantar netral dibuat

sama dengan kawat penghantar fasanya (70

mm2) maka losses arus netralnya akan turun.

Kesimpulan

Berdasarkan analisa data di atas, terlihat bahwa

pada siang hari ketidakseimbangan beban pada

trafo tiang semakin besar karena penggunaan

beban listrik tidak merata.

Sesuai tabel 2, semakin besar ketidakseimbangan beban pada trafo tiang maka

arus netral yang mengalir ke tanah (IG) dan

losses trafo tiang semakin besar. Salah satu cara mengatasi losses arus netral

adalah dengan membuat sama ukuran kawat

netral dan fasa.

Referensi

[1] Abdul Kadir, Distribusi dan Utilisasi

Tenaga Listrik, Jakarta : UI - Press, 2000.

[2] Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000

(PUIL 2000), Jakarta : Badan Standarisasi

Nasional, 2000.

[3] James J.Burke, Power Distribution

Engineering – Fundamentals And

Applications, New York : Marcel Dekker

Inc., 1994.

[4] Sudaryatno Sudirham, Dr., Pengaruh

Ketidakseimbangan Arus Terhadap Susut

Daya pada Saluran, Bandung : ITB, Tim

Pelaksana Kerjasama PLN-ITB, 1991.

[5] Sulasno, Ir., Teknik Tenaga Listrik,

Semarang : Satya Wacana, 1991.

[6] Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, Bandung :

ITB, 1991.

[7] Abdul Kadir, Transformator, Jakarta:

PT. Elex Media Komputindo, 1989

RN

Waktu

Ketidaks

eimbanga

n Beban (

% )

IN IG PN PN PG PG

( ) ( A ) ( A ) ( kW

) ( % )

( kW

) ( % )

0,6842

(50

mm2)

Siang 28,67 118,6 62,1 9,62 5,66 14,65 8,62

Malam 26,00 131,7 58,9 11,87 6,98 13,18 7,75

0,

5049

(70

mm2)

Siang 28,67 118,6 62,1 7.10 4.18 14,65 8,62

Malam 26,00 131,7 58,9 8.76 5.15 13,18 7,75

Page 13: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

13

PENENTUAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DITINJAU DARI

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KONSTRUKSI PADA SETIAP

JENJANG KEAHLIAN DI LAPANGAN

Zulkifli Lubis1

Sandy Tri Putranto2

1) Dosen dpk, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan

2) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan

ABSTRAK

Produktivitas merupakan salah satu faktor mendasar yang mempengaruhi peformasi

kemampuan bersaing pada industri konstruksi. Tidak tesedianya standar produktivitas konstruksi

baik pada tingkatan proyek maupun tingkatan item pekerjaan sangat dirasakan oleh industri jasa

konstruksi di Indonesia untuk dapat digunakan sebaai acuan dalam menyusun anggaran biaya dan

jadwal pelaksanaan kegiatan konstruksi.

Dari hasil studi pada beberapa proyek yang ditinjau di lapangan, ternyta produktivitas tenaga kerja

sangat dipengaruhi oleh faktor pengawasan, perencanaan dan koordinasi, urutan kerja, komposisi

kelompok kerja, kondisi fisik lapangan dan sarana bantu, dan kerja lembur.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai produktivitas tenaga kerja pada daftar analisis BOW

untuk pekerjaan pasangan dinding dan pekerjaan balok dan pelat lantai sudah tidak relevan lagi

untuk digunakan pada kondisi sekarang. Kemudian disusun suatu nilai produktivitas yang

direkomendasikan untuk digunakan sebagai perubahan dari daftar analisis BOW. Dan setelah diuji

kembali ternyata produktivitas juga ditenukan oleh jenis tenaga kerja yang digunakan. Pada

pekerjaan pasangan dinding lantai 1, produktivitasnya akan lebih tinggi jika menggunakan tenaga

kerja borongan dibandingkan tenaga kerja harian.

Motivasi dari kedua jenis tenaga kerja perlu diperhatikan dan besarnya upah perlu ditinjau dan

dipikirkan bersama guna perbaikan hidup para tenaga kerja.

Kata kunci : performasi kemampuan bersaing, standar produktivitas konstruksi, daftar analisis

BOW, motivasi.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Produktivitas merupakan salah satu

faktor mendasar yang mempengaruhi

performansi kemampuan bersaing pada industri

konstruksi. Peningkatan produktivitas akan

mengurangi waktu pekerjaan, dan itu berarti

akan mereduksi biaya, khususnya biaya pekerja

sehingga diperoleh suatu minimum labor cost

untuk mendapatkan harga yang kompetitif baik

untuk pelelangan maupun pelaksanaan. Oleh

karena itu pengukuran dan peningkatan

produktivitas pekerjaan konstruksi yang

mencapai sasaran mutu, proses, dan hasil kerja

yang diharapkan, baik dari segi kualitas, waktu

pelaksanaan, maupun pembiayaan.

Kendala utama bagi perusahaan

konstruksi di Indonesia dewasa ini dalam usaha

pengembangan produktivitas pekerjaan

konstruksi adalah belum adanya standar

produktivitas yang handal, yang dapat digunakan

sebagai acuan dalam mengestimasi biaya dan

jadwal pelaksanaan kegiatan konstruksi.

Perusahaan konsstruksi juga jarang melakukan

pengukuran produktivitas yang murah, mudah,

fleksibel, dan cukup akurat.

Pengukuran produktivitas yang

digunakan di indusstri konstruksi saat ini

umumnya diadopsi dari industri manufaktur

dengan metoda pengukuran antara lain : Time

and Motion Study, Work Sampling dan Metoda

Productivity Delay Model. Metoda-metoda ini

memerlukan pengukuran produktivitas aktual di

lapangan secara khusus, yang pelaksanaannya

cukup sulit, memerlukan waktu lama, harus

intensif, dan memerlukan dana cukup yang harus

disiapkan.Sebagai alternatif dari metoda-metoda

pengukuran tersebut di atas, diperlukan metoda

yang lebih sederhana yaitu dengan

memanfaatkan informasi proyek yang mudah

didapat. Salah satu sumber informasi yang

berharga adalah laporan kemajuan pekerjaan

Page 14: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

14

(site progress records), yaitu Laporan Harian

yang berisi : daily works report, daily material

report, daily man power report, daily equipment

report, weather and woring hour, serta Laporan

Bulanan yang isinya merupakan kumulasi dari

laporan-laporan mingguannya. Informasi yang

diperoleh dari laporan kemajuan pekerjaan ini

sebenarnya merupakan suatu sumber daya

organisasi yang berharga, khususnya untuk

perencanaan dan pengendalian, namun pada

umumnya masih belum dimanfaatkan secara

maksimal.

Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini, adalah untuk :

1. Mendapatkan gambaran mengenai

produktivitas tenaga kerja pada proyek

konstruksi yang didapatkan dari laporan

kemajuan pekejaan hasil observasi di

lapangan.

2. Mendapatkan suatu rentang (range)

produktivitas tenaga kerja pada setiap

jenjang keahlian (dalam hal ini adalah

tukang dan laden) pada proyek konstruksi di

lapangan.

Pembatasan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini, dibuat

pembatasan masalah, yaitu sebagai berikut :

Pengukuran produktivitas tenaga kerja

dilakukan pada jenjang keahlian tukang dan

laden.

Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga

kerja standar.

Proyek gedung bertingkat minimal dua

lantai.

Kondisi dilapangan mendukung, antara lain :

Kondisi cuaca normal, artinya tidak ada

kendala berarti yang dapat mengganggu

kelancaran pelaksanaan pekerjaan di

lapangan.

Ketersediaan jumlah tenaga kerja yang

cukup untuk memenuhi jumlah tenaga

kerja yang diperlukan untuk pelaksanaan

pekerjaan di lapangan sesuai dengan

jenis pekerjaannya.

Lingkungan kerja mendukung akan

banyaknya jumlah tenaga kerja yang

melaksanakan pekerjaan di laangan pada

suatu waktu tertentu.

Metoda Penelitian

Dengan mengumpulkan bahan dari studi

literatur, baik berupa buku yang telah

dipublikasikan secara umum maupun dengan

mengembangkan penelitian yang telah dilakukan

oleh peneliti terdahulu, juga dengan

memanfaatkan arsip laporan kemajuan pekerjaan

untuk mengukur produktivitas tenaga kerja pada

proyek konstruksi.

Dengan menggunakan data yang

terekam pada laporan kemajuan pekerjaan

mingguan, dapat dihitung dan dianalisa suatu

angka produktivitas tenaga kerja untuk tingkatan

proyek yang dapat dipergunakan oleh para

perencana biaya dan jadwal konstruksi pada

tahap preliminary estimate sesuai dengan

teknologi dan metode pelaksanaan konstruksi

yang biasa dilakukan sekarang.

Diharapkan dengan adanya pengukuran

ini, produktivitas tenaga kerja pada proyek

konstruksi akan dapat terus ditingkatkan, dengan

demikian kerugian akibat kesalahan estimasi

akan dapat diperkecil. Hasil pengukuran ini juga

bermanfaat sebagai data dan alat analisa bagi

perusahaan untuk terus meningkatkan

performansinya, sehingga mampu untuk ikut

berkompetisi.

Diagram Air Metoda Penelitian

Tahapan-tahapan proses kegiatan yang

dilakukan dalam tesis ini secara garis besar

dilakukan dengan mengikuti bagan air seperti

terlihat pada gambar 1.

LANDASAN TEORI

Jika membicarakan masalah

produktivitas muncullah satu situasi yang

produktivitas muncullah satu situasi yang

paradoksial (bertentangan), karena belum ada

kesepakatan umum tentang maksud pengertian

produktivitas serta kriterianya dalam mengukur

petunjuk-petunjuk produktivitas. Dan tak ada

konsepsi, metode penerapan maupun cara

pengukuran yang bebas dari kritik (Sinungan,

Muchdarsyah, 1995). Para ahli tidak

memberikan rumusan produktivitas yang sama,

karena itu masih ditemukan pengertian

produktivitas dalam berbagai cara, namun pada

prinsipnya mempunyai kesamaan.

Dalam berbagai referensi terdapat

banyak sekali pengertian mengenai

produktivitas, yang dapat dikelompokkan

menjadi tiga (Sinungan, Muchdarsyah, 1995)

yaitu :

1. Rumusan tradisional bagi keseluruhan

produktivitas tidak lain ialah ratio dari apa

yang dihasilkan (output) terhadap

keseluruhan peralatan produksi yang

dipergunakan (input).

Page 15: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

15

2. Rumusan tradisional bagi keseluruhan

produktivitas tidak lain ialah ratio dari apa

yang dihasilkan (output) terhadap

keseluruhan peralatan produksi yang

dipergunakan (input).

3. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu

sikap mental yang selalu mempunyai

pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini

lebih baik daripada kemarin, dan hari esok

lebih baik dari hari ini.

4. Produktivitas merupakan interaksi terpadu

secara serasi dari tiga faktor penting, yakni :

Investasi, termasuk penggunaan pengetahuan

dan teknologi serta riset; manajemen; dan

tenaga kerja.

Gambar 1. Metoda Penelitian

Kata ’produktivitas’ sendiri pertama kali

disebutkan pada sebuah artikel oleh Quesnay

tahun 1766. Pada tahun 1833, Littre

mendefinisikan pengertian dari produktivitas

sebagai kemampuan dalam memproduksi.

Definisi yang lebih spesifik dari produktivitas

yaitu sebagai perbandingan antara keluaran dan

sumber-sumber yang digunakan dalam

menghasilkan keluaran tersebut mulai dikenal

sekitar akhir abad sembilan belas.

Definisi lainnya tentang produktivitas

telah banyak dilontarkan oleh para ahli dan

badan-badan internasional. Organization for

european Economic Cooperation (OEEC) pada

tahun 1950 mendefinisikan produktivitas sebagai

berikut :

”Produktivitas merupakan hasil bagi yang

diperoleh dengan membagi keluaran dengan

salah satu dari faktor-faktor produksi yang jadi

input, yaitu kapital, investasi, bahan mentah dan

lain-lain.”

Peter F. Ducker mengemukakan definisi

produktivitas sebagai berikut :

”Produktivitas adalah keseimbangan antara

seluruh faktor-faktor produksi yang memberikan

keluaran yang lebih banyak melalui penggunaan

sumber daya yang lebih sedikit.”

Dari definisi-definisi di atas, secara

umum produktivitas didefinisikan sebagai

perbandingan antara keluaran suatu proses

terhadap sumber daya masukan dalam proses

tersebut, yang dapat digambarkan sebagai

berikut :

Produktivitas = Masukan

Keluaran

Keluaran adalah hasil yang bermanfaat

bagi manusia yang didapat dari suatu kegiatan,

sedangkan masukan adalah sumber-sumber yang

digunakan untuk memperoleh hasil tersebut.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa produktivitas berarti juga suatu ukuran

efektivitas masukan yang digunakan suatu proses

untuk menghasilkan keluarannya.

Definisi produktivitas secara umum yaitu :

Produktivitas = Output : Input

Produktivitas = Output : Satuan Waktu

Dan produktivitas pada building site

adalah jumlah jam-orang per m2 luas lantai.

Jenis-jenis Produktivitas

Pendefinisian produktivitas dapat

bermacam-macam tergantung pada konteks apa

produktivitas tersebut dibicarakan. Pada

dasarnya ada tiga jenis dasar produktivitas

(Susanto, 1992), yaitu :

a. Produktivitas parsial

Manajemen Sumber Daya

Manusia

Mulai

PerumusanMasalah : Belum adanya standar yang jelas mengenai besarnya produktivitas tenaga kerja untuk setiap jenjang keahlian pada setiap satuan

jenis pekerjaan di lapangan.

Studi Literat

ur

Produktivitas Tenaga Kerja

PengumpulanData : Time Schedule danKurva

S Laporan Kemajuan

Pekerjaan Spesifikasi dan gambar Analisis Data :

Perhitungan produktivitas tenaga kerja pada setiap jenjang keahlian tukang dan laden pada proyek yang berbeda. Perhitungan dilakukan untuk jenis pekerjaan yang memerlukan tenaga kerja manusia dalam pelaksanaan pekerjaannya dengan menggunakan

bantuan peralatan sesedikit mungkin.

Hasil Studi : Range produktivitas tenaga kerja pada setiap jenjang keahlian untuk setiap satuan jenis pekerjaan yang ditinjau.

Rekomendasi : Besarnya nilai produktivitas tenaga kerja pada setiap jenjang keahlian untuk setiap satuan jenis pekerjaan yang ditinjau.

Selesai

Page 16: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

16

Produktivitas parsial adalah rasio keluaran

terhadap salah satu faktor masukan, sebagai

contoh, produktivitas tenaga kerja (rasio dari

keluaran dan masukan kerja), merupakan

ukuran produktivitas parsial.

b. Produktivitas total faktor

Produktivitas total faktor adalah rasio

keluaran bersih terhadap jumlah masukan

faktor tenaga kerja dan faktor kapital. Yang

dimaksud dengan ’keluaran bersih’ adalah

masukan total dikurangi dengan jumlah

barang dan jasa yang dibeli. Yang harus

diperhatikan adalah faktor pembagi dari

rasio ini adalah faktor tenaga kerja dan

kapital.

c. Produktivitas total

Produktivitas total adalah rasio keluaran

total terhadap semua faktor masukan.

Dengan demikian, pengukuran produktivitas

total mencerminkan pengaruh bersama dari

semua masukan dalam menghasilkan

keluaran.

Secara tradisional orang sering

mengandalkan pada pengukuran produktivitas

parsial. Pengukuran produktivitas yang paling

sering dipakai adalah pengukuran produktivitas

tenaga kerja yang dinyatakan dengan keluaran

per-orang per-jam atau keluaran per-karyawan.

’Keluaran’ dinyatakan dalam unit uang atau

dalam bentuk fisik. Tetapi pengukuran

produktivitas parsial kadang menunjukkan sifat

yang berlawanan, sebaliknya dengan hanya

mengetahui ukuran produktivitas total, akan sulit

mendeteksi faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan untuk tindakan perbaikan.

Produktivitas Tenaga Kerja

Dari definisi-definisi produktivitas

secara umum, dapat disimpulkan bahwa

produktivitas tenaga kerja adalah besar volume

pekerjaan yang dihasilkan oleh seorang pekerja

atau oleh satu tim pekerja selama tenggang

waktu tertentu. Dengan kata lain, produktivitas

tenaga kerja adalah jumlah waktu atau tenggang

waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja atau

atu tim pekerja untuk menghasilkan suatu

volume pekerjaan tertentu.

Produktivitas dalam Industri Konstruksi

Industri konstruksi mempunyai sifat

yang berbeda dari industri manufaktur, dimana

sifat-sifat ini akan mempengaruhi pengertian

produktivitas dalam industri konstruksi.

Karakteristik dari industri konstruksi yang

membedakannya dari industri manufaktur adalah

sebagi berikut (Suryanto, 1997) :

1. Proyek konstruksi mempunyai pelaksanaan

yang relatif pendek.

2. Lokasi kerja tidak tetap.

3. Hasil akhir konstruksi merupakan hasil yang

unik dan berbeda dari satu lokasi dengan

lokasi yang lain.

4. Tenaga terlatih lebih banyak digunakan

daripada tenaga kerja kasar.

5. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan diluar

ruangan dengan kemungkinan gangguan yng

besar.

6. Keterlibatan berbagai pihak (pemberi

pekerjaan, perencana, pengawas dan

pelaksana) yang banyak terlibat dalam

proses konstruksi.

Dalam industri konstruksi keterlibatan

pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses

kegiatan konstruksi (pemberi pekerjaan,

perencana, kontraktor dan sub kontraktor,

pekerja) akan memberikan sumbangan terhadap

produktivitas suatu proyek konstruksi.

Meskipun berbagai faktor yang

berkaitan dengan keterlibatan berbagai tahap

kegiatan akan mempengaruhi produktivitas total

pekerjaan konstruksi, tetapi faktor produktivitas

tenaga kerja di lapangan memegang peranan

yang sangat besar. Hal ini dimungkinkan karena

hasil akhir suatu pekerjaan konstruksi

bergantung kepada kinerja tenaga kerja pada

setiap pekerjaan yang dilakukan di lapangan.

Sehingga pengukuran produktivitas tenaga kerja

di lapangan, tanpa mengesampingkan kontribusi

peranan pihak-pihak lain yang memungkinkan

peningkatan produktivitas proyek konstruksi

secara keseluruhan.

Dengan mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi produktivitas konstruksi, maka

kemampuan industri konstruksi untuk mencari

cara-cara untuk meningkatkan produktivitas juga

akan menjadi lebih baik lagi, sehingga sekarang

tinggal bagaimana cara mengukur produktivitas

konstruksi dapat dilakukan dari waktu ke waktu

untuk mengetahui peningkatan atau penurunan

produktivitas dimulai dengan mengetahi dan

menetapkan produktivitas yang ada melalui

suatu pengukuran.

Variabel-variabel yang mempengaruhi

produktivitas tenaga kerja lapangan menjadi

seperti tersebut di bawah ini (Soeharto, 1995) :

1. Kondisi fisik lapangan dan sarana bantu.

2. Pengawasan, perencanaan, dan koordinasi.

3. Komposisi kelompok kerja.

Page 17: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

17

4. Kerja lembur.

5. Ukuran besar proyek.

6. Kurva pengalaman.

7. Pekerja langsung – sub kontraktor.

8. Kepadatan tenaga kerja.

Daftar Analisis BOW

Sampai saat ini, perencanaan atau

estimasi biaya konstruksi dan penentuan jadwal

kegiatan proyek konstruksi masih menggunakan

angka-angka standar produktivitas tenaga kerja

yang mengacu pada hasil penelitian puluhan

tahun yang lalu, seperti standar BOW yang

dikeluarkan sekitar tahun 40-an yang sekarang

dirasakan sudah tidak sesuai lagi jika

dipergunakan untuk menghitung perencanaan

tenaga kerja pada proyek konstruksi sekarang

ini, sebab baik metode kerja, peralatan,

pengawasan dan faktr-faktor lainnya sudah

banyak berbeda jika dibandingkan dengan

keadaan saat BOW tersebut disusun (Suryanto,

1997).

Di bawah ini adalah contoh nilai

produktivitas tenaga kerja hasil penelitian yang

disusun dalam BOW sebagai berikut :

1. Pekerjaan kayu, pemasangan atap

Untuk mengerjakan 1 m3 pemasangan kaso

dan reng untuk atap genteng diperlukan :

0,005 mandor

0,01 kepala tukang

0,1 tukang kayu

0,1 pekerja / laden

2. Pekerjaan beton

Untuk mengerjakan 1 m3 beton semen

portland dengan campuran 4 bagian batu

pecah (kerikil) : 2 bagian pasir : 1 bagian

semen portland yang dipakai untuk

pemasangan ubin pada lantai, pembuatan

genteng beton, pengecoran beton dibawah

air, dan pembuatan lapisan turap diatas

pasangan-pasangan batu atau bata yang

dimiringkan dengan tebal 0,06 m, diperlukan

:

0,3 mandor

0,1 kepala tukng

1 tukang batu

6 pekerja / laden

ANALISIS DATA LAPANGAN

Proyek yang ditinjau adalah :

1. Proyek pengembangan Ruko Graha Indah

Lamongan

2. ProyekpembangunanRuko LTC Lamongan

3. ProyekPembangunan Ruko Demangan

Regency Lamongan

Dibawahiniadalahjenispekerjaan pada

bangunan yang ditinjau pada setiapproyek :

1. PekerjaanTanah dan Pondasi

1.1 Pekerjaan pondasi batu kali menerus

2. PekerjaanStrukturBeton

2.1 Pekerjaankolomlantai 1

2.2 Pekerjaanpasangandindinglantai 1

2.3 Pekerjaan balok dan pelat lantai 2

Tenaga kerja di lapangan terbagi

menjadi dua jenis, yaitu tenaga kerja harian dan

tenaga kerja borongan. Tenaga kerja harian

adalah tenaga kerja yang melaksanakan satu

jenis pekerjaan di lapangan dengan tingkat

kesulitan yang cukup tinggi, dan upahnya

dihitung berdasarkan lamanya tenaga kerja

tersebut melaksanakan satu jenis pekerjaan

hingga selesai. Sedangkan tenaga kerja borongan

adalah tenaga kerja yang melaksanakan satu

jenis pekerjaan yang sifatnya massal di lapangan,

dan upahnya dihitung berdasarkan volume

pekerjaan yang dilaksanakan tanpa

memperhitungkan lamanya durasi waktu

penyelesaian pekerjaan yang dimaksud.

Dengan kenyataan yang terjadi di

lapangan, bahwa hanya tukang yang

menghasilkan pproduk, dan laden mendukung

kelancaran pekerjaan tukang, sedangkan mandor

sebagai pemberi instruksi dan mengawasi

pekerjaan tukang dan laden di lapangan, maka

sesuai dengan hasil pengamatan di lapangan,

ratio untuk tukang dan laden adalah sebagai

berikut:

a. Untuk tenaga kerja harian :

1 orang kepala tukang memimpin 10 orang

tukang, dan 1 orang tukang dibantu oleh 3

orang laden.

b. Untuk tenaga kerja borongan :

1 orang kepala tukang memimpin 12 orang

tukang, danm 1 orang tukang dibantu oleh 4

orang laden.

Dibawah ini adalah salah satu contoh

metode perhitungan produktivitas tenaga kerja

pada setiap pekerjaan yang ditinjau pada masing

- masing proyek, dan untuk pekerjaan -

pekerjaan lain dan pada proyek - proyek yang

lain dilakukan dalam bentuk tabelaris, seperti

terlihat pada tabel 1.

Proyek Pembangunan Ruko Graha Indah

Lamongan

Page 18: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

18

1. Pekerjaan tanah dan pondasi

1.1 Pekerjaan pondasi batu kali menerus

Volume pekerjaan = 70,25 m3

Durasi = 14 hari

Volume pekerjaan per hari = 70,25/14

Komposisi jumlah tenaga kerja :

1 mandor

1 tukang

2 laden

Produktivitas tenaga kerja = 5 org/5,0179 m3

Jadi keperluan jumlah tenaga kerja per m3

pekerjaan pondasi batu kali di lapangan adalah

0,0057 mandor

0,9964 tukang

2,989 laden

Tabel 1 : Prodiuktivitas Tenaga Kerja Pada

Setiap Jenjang Keahlian Pekerjaan di

Lapangan

No Jenis Pekerjaan

Proyek

Ruko

Grah

a

Inda

h

Ruko

LTC

Ruko

Deman

gan

Regenc

y

1 Pekerjaan tanah dan

pondasi

1.1 Pekerjaan pondasi batu

kali (m3)

Volume pekerjaan (m3) 70,2

5

84,88 40,318

Durasi (hari) 14 14 49

Volume pekerjaan per

hari (m3)

5,01

79

6,0629 6,1224

Jumlah tenaga kerja

(orang) :

Mandor 1 1 1

Tukang 1 2 2

Laden 2 2 2

Hasil analisis

produktivitas :

Mandor 0,00

57

0,0067 0,0250

Tukang 0,99

64

1,3195 1,3067

Laden 2,98

93

3,9585 3,9200

2 Pekerjaan beton

2.1 Pekerjaan kolom lantai

1(m3)

Volume pekerjaan (m3) 72,8

9

36,22 10

Durasi (hari) 35 14 7

A Pekerjaan pembesian

(kg)

Volume pekerjaan (kg) 18.2

25

9.055 2.500

Durasi (hari) 14 7 3

Volume pekerjaan per

hari (kg)

1.30

7,8

1.293,6 833,3

Jumlah tenaga kerja

(orang) :

Mandor 1 1 1

Tukang 5 5 4

Laden 5 5 4

Hasil analisis

produktivitas :

Mandor 0,0057 0,0067 0,0250

Tukang 0,0154 0,0155 0,0192

Laden 0,0461 0,0464 0,0576

B Pekerjaan bekisting (m2)

Volume pekerjaan (m2) 833 415 115

Durasi (hari) 21 7 4

Volume pekerjaan per

hari (m2)

39,7 59,3 28,75

Jumlah tenaga kerja

(orang) :

Mandor 1 1 1

Tukang 4 4 4

Laden 3 3 4

Hasil analisis

produktivitas :

Mandor 0,0057 0,0067 0,0250

Tukang 0,3778 0,2530 0,5565

Laden 1,1335 0,7589 1,6696

Dari hasil perhitungan dengan meninjau tiga

jenis pekerjaan dari ketiga proyek di lapangan,

kemudian dibandingkan dengan hasil yang

dibuat dari daftar analisa upah dan bahan (BOW)

dapat dilihat dari tabel 2 di bawah ini :

Tabel 2 : Produktivitas Tenaga Kerja Pada

Setiap Jenjang Keahlian di Lapangan

dan Dari Daftar Analisa Upah dan

Bahan (BOW)

Jenis Pekerjaan

Proyek

BOW Ruko

Graha

Indah

Ruko

LTC

Ruko

Dema

ngan

Rege

ncy

1 Pekerjaan tanah dan

pondasi

1 1 Pekerjaan pondasi

batu kali (1 m3)

Mandor 0,0057 0,0067 0,0250 0,1800

Tukang 0,9964 1,3195 1,3067 1,2000

Laden 2,9893 3,9585 3,9200 3,6000

2 Pekerjaan beton

2 1 Pekerjaan kolom

lantai 1

Pekerjaan

pembesian (1 kg)

Mandor 0,0057 0,0067 0,0250

Tukang 0,0154 0,0155 0,0192 0,0545

Laden 0,0461 0,0464 0,0576 0,0273

Pekerjaan

bekisting (1 m2) :

Mandor 0,0057 0,0067 0,0250 0,1000

Tukang 0,3778 0,2530 0,5565 1,0000

Laden 1,1335 0,7589 1,6696 2,0000

2 2 Pekerjaan

pasangan dinding

(1 m2)

Mandor 0,0057 0,0067 0,0250 0,2250

Kepala

Tukang

0,0067 0,0067 0,0174 0,1500

Tukang 2,7000 2,5800 2,0600 1,5000

Laden 8,1100 7,7400 6,1700 4,5000

2 3 Pekerjaan

balok dan

pelat lantai 2

Pekerjaan

pembesia (1

kg)

Mandor 0,0057 0,0067 0,0250

Tukang 0,0161 0,0133 0,0152 0,0545

Laden 0,0484 0,0400 0,0457 0,2730

Pekerjaan

Page 19: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

19

pembesian (1

kg) :

Mandor 0,0057 0,0067 0,0250 0,1000

Tukang 0,3379 0,3019 0,4667 1,0000

Laden 1,0138 0,9057 1,4000 2,0000

Adanya perbedaan hasil produktivitas

yang didapat dari studi dengan analisis BOW

disebabkan oleh karena perkiraan kondisi pada

proyek pada saat disusunnya BOW adalah

sebagai berikut :

1. Tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di

lapangan bekerja berada di bawah

kwpwmimpinan yang keras dari pengaasnya.

2. Tingginya tingkat kedisiplinan dan

ketertiban dari tenaga kerja di bawah

pengaruh (tekanan) yang sangat tinggi dari

pimpinannya.

3. Tingkat ketelitian, kerapihan dan keindahan

yang sangat baik di bawah pengaruh

(tekanan) yang besar dari pimpinannya.

4. Faktor keamanan dari bangunan yang sangat

tinggi.

5. Belum banyaknya peralatan yang dipakai

untuk membantu melaksanakan pekerjaan

pada setiap jenis pekerjaan di lapangan.

Kondisi tersebut di atas jika

dibandingkan dengan yang terjadi pada saat

penelitian ini dibuat sudah jauh berbeda.

Setelah dilakukannya studi mengenai

produktivitas tenaga kerja pada setiap jenjang

keahlian di lapangan ini, dapat diberikan suatu

rekomendasi mengenai angka produktivitas

tenaga kerja pada setiap jenis pekerjaan, yang

dapat dipergunakan dalam menyusun rencana

jadwal pekerjaan, jumlah tenaga kerja yang

diperlukan, dan dalam menyusun rencana

anggaran biaya yang akan dipakai dalam

mengikuti pelangan proyek sebagai berikut :

1. Pekerjaan tanah dan pondasi

Pekerjaan pondasi batu kali menerus (1 m3)

Mandor 0,1

Tukang 1,1

Laden 3,4

2. Pekerjaan beton

Pekerjaan kolom lantai 1

Pekerjaan pembesian (1 kg)

Tukang 0,05

Laden 0,03

Pekerjaan bekisting (1 m2)

Mandor 0,075

Tukang 0,75

Laden 1,6

Pekerjaan pasangan dinding (1 m2)

Mandor 0,15

Kepala Tukang 0,1

Tukang 1,5

Laden 4,5

Pekerjaan balok dan pelat lantai 2

Pekerjaan pembesian (1 kg)

Tukang 0,04

Laden 0,025

Pekerjaan bekisting (1 m2)

Mandor 0,1

Tukang 0,75

Laden 1,6

PENUTUP

Kesimpulan

1. Nilai produktivitas dari daftar analisis BOW

untuk jenis pekerjaan pasangan dinding dan

pekerjaan balok dan pelat lantai sudah tidak

relevan lagi digunakan pada perencanaan

dan pelaksanaan pekerjaan di lapangan pada

kondisi saat ini terbukti dengan jauhnya

perbedaan angka produktivitas hasil studi

dengan daftar analisis BOW.

2. Produktivitas tenaga kerja pada setiap

jenjang keahlian selain dipengaruhi oleh

faktor pengawasan, perencanaan dan

koordinasi, urutan kerja, komposisi

kelompok kerja, kondisi fisik lapangan dan

sarana bantu dan kerja lembur juga

dipengaruhi oleh jenis tenaga kerja yang

digunakan apakah tenaga kerja harian atau

tenaga kerja borongan.

3. Variabel yang paling berpengaruhpada

produktivitas tenaga kerja pada setiap

jenjang keahlian di lapangan hasil

pengamatan di lapangan untuk keempat

proyek yang ditinjau adalah komposisi

kelompok kerja untuk setiap jenis pekerjaan.

Saran

1. untuk mendapatkan nilai produktivitas

tenaga kerja pada setiap jenjang keahlian

yang lebih akurat perlu dilakukan

pengamatan yang berkesinambungan dan

waktu yang cukup pada banyak proyek

konstruksi. Sebaiknya proyek dipilah - pilah

menurut jenisnya.

2. Para pengusaha konstruksi perlu

mempertimbangkan kembali mengenai

besarnya upah yang diberikan untuk mandor,

tukang, laden supaya dapat meningkatkan

Page 20: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

20

taraf hidup mereka dan juga dapat

memotivasi mereka agar dapat

melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Mukomoko, J.A., 1985.

DasarPenyusunanAnggaranBiayaBangu

nan. CV. Gaya Media Pratrama :Jakarta

Sinungan, Muchdarsyah, 1985. Produktivitas

:Apa dan Bagaimana.BumiAksara

:Jakarta.

Soeharto, Iman, 1995. ManajemenProyek

:DariKonseptualSampaiOperasional.Pe

nrbitErlangga : Yakarta.

Suryanto, Krishna Pribadi, 1997. Model

Productivitas

PekerjaanKonstruksiBangunanGedungB

ertingkat di Indonesia. Laporan

penelitian, ITB : Bandung.

Page 21: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

21

INSTALASI PENGOLAHAN AIR PORTABLE SEBAGAI PENYEDIAAN AIR

BERSIH DI DAERAH BENCANA BANJIR

Alfian Zuliyanto1

1)Dosen Fakultas teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Lamongan, email: [email protected]

Abstrak

Bencana banjir merupakan proses meningkatnya volume air akibat luapan air. Jawa Timur

merupakan provinsi yang setiap tahunnya mengalami bencana banjir di sejumlah daerah terutama

di Bojonegoro dan Lamongan. Banjir mengakibatkan masyarakat setempat mengungsi ke daerah

yang aman. Namun di tempat pengungsian kebutuhan akan air bersih menjadi langka. Air bersih

menjadi salah satu kebutuhan yang penting pada bencana banjir di tempat pengungsian.

Pemenuhan air bersih salah satunya menggunakan teknologi tepat guna dengan proses yang

sederhana untuk menghasilkan air bersih yang layak pakai oleh masyarakat di pengungsian.

Salah satu teknologi sederhana dan tepat guna dalam menyediakan air bersih yaitu instalasi

pengolahan air portable yang dengan mudah dioperasikan serta dapat dipindahkan ke tempat yang

lain. Alat ini mampu melayani 10 Kepala Keluarga dalam sehari. Proses yang dilakukan meliputi

koagulasi, flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi sederhana. Setiap harinya alat ini mampu

menghasilkan 1000 L dengan 5 kali pengoperasian. Alat ini dilengkapi dengan Standart

Operational Proccedure (SOP) untuk memudahkan masyarakat dalam mengoperasikannya.

Air hasil olahan dari alat ini telah diteliti di laboratorium dan diperoleh bahwa removal

kekeruhan mencapai 99,94%. Dari hasil tersebut, air yang terolah sudah tergolong dalam air

bersih yang siap pakai di tempat pengungsian. Selain kekeruhan, dilakukan juga uji mikrobiologi

dari air hasil olahan. Berdasarkan hasil laboratorium, diperoleh bahwa masih terdapat kandungan

E-Coli dalam air hasil olahan sehingga jika ingin dikonsumsi harus dimasak terlebih dahulu.

Kata Kunci: Banjir, Pengolahan Air Portable, Penyediaan Air Bersih

1. Pendahuluan

Bencana merupakan hal yang tidak dapat

dihindarkan lagi. Secara umum bencana adalah

kejadian (fenomena alam maupun ulah manusia)

yang terjadi di suatu wilayah, yang menyebabkan

kerusakan-kerusakan fisik, lingkungan, sosial

ekonomi maupun hal-hal yang membahayakan

keselamatan jiwa manusia. (Imamuddin, 2006).

Salah satu bencana yang sering terjadi di Jawa

Timur adalah meluapnya Kali Bengawan Solo.

Meluapnya kali ini dapat dikatakan terjadi setiap

tahun dengan lama dan tinggi genangan

bervariasi sesuai dengan terjadinya perioda ulang

hujan. Khusus lama genangan, hal ini dapat

terjadi mulai beberapa hari saja hingga beberapa

minggu. Saat terjadi genangan inilah ada puluhan

hingga ratusan kepala keluarga harus mengungsi,

baik dalam dalam tenda maupun tidak, hingga air

menjadi surut. Saat menunggu air surut inilah

harus tetap tersedia kesediaan air minum agar

kesehatan lingkungan terus bisa terjaga (Garsadi

et al, 2008). Ketersediaan air minum yang selama

ini terjadi seperti misalnya di Kabupaten

Bojonegoro yang dilewati oleh Kali Bengawan

Solo, tidak selalu dapat disediakan oleh PDAM.

Sangat ironis memang, dalam keadaan banjir

malah tidak tersedia air minum. Untuk itu harus

disediakan teknologi tepat guna penyediaan air

minum dan dapat dioperasikan sendiri oleh warga

yang sedang mengalami kesusahan itu.

Salah satu strategi penyediaan air bersih

zaman sekarang ini yaitu dengan memanfaatkan

teknologi tepat guna. Teknologi tepat guna juga

merupakan solusi yang tepat dalam menangani

kebutuhan air dan sanitasi dengan menggunakan

teknologi yang inovatif dan memberdayakan

masyarakat untuk mencapai tujuan mereka sendiri

(Murphy at al, 2009). Di luar masalah sosialisasi

penggunaan teknologi tepat guna yang tidak

kalah pentingnya, penelitian ini mencoba

mengkaji penyediaan teknologi yang mudah

dioperasikan oleh masyarakat yang sedang

ditimpa musibah itu, khususnya pengguna

teknologi dari kelompok wanita dan remaja.

Kelompok inilah yang dari berbagai kajian

merupakan pengguna utama dari air minum ini.

Air yang dihasilkan dari teknologi ini, meskipun

sulit untuk dicapai secara mudah, diupayakan

mengikuti standar yang dikeluarkan oleh

Permenkes nomor 492/Men.Kes/ PER/IV/2010.

Banjir mengakibatkan masyarakat harus

mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sebagian

masyarakat menetap di rumah masing masing

meski dalam kondisi terkena banjir. Baru baru ini

terjadi banjir di Kabupaten Karawang, Jawa

Page 22: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

22

Barat, lebih dari 15.000 korban banjir mengungsi

ke tempat yang lebih aman, (Anonim, 2010).

Salah satu prioritas yang harus disediakan di

lokasi pengungsian adalah air bersih. Perbaikan

kualitas air bersih, juga harus diutamakan agar

terhindar dari serangan penyakit. Penyediaan air

untuk kebutuhan warga yang berada di

pengungsian, diarahkan untuk memenuhi

kebutuhan minimal air bersih bagi korban

bencana alam, baik untuk keperluan minum,

masak maupun kebersihan pribadi. Pasalnya,

masalah utama menurunnya kesehatan banyak

disebabkan lingkungan yang kurang bersih akibat

kekurangan air dan mengonsumsi air yang

tercemar. Faktor yang menjadi sulitnya

memperoleh air bersih yaitu sumur penduduk

tercemar akibat tergenang air banjir, rusaknya

pipa transmisi penyalur air bersih dan sulitnya

akses menuju lokasi banjir.

Meskipun ini merupakan teknologi tepat

guna, karena air baku dari air banjir yang ada

merupakan air sungai seperti pada Gambar 1,

sudah barang tentu air menjadi sangat keruh yang

meningkatkan kadar solid yang ada. Untuk itu air

banjir harus diendapkan beberapa saat sebelum

dilakukan proses pengolahan konvensional

sederhana dengan urutan koagulasi, flokulasi,

sedimentasi, dan filtrasi. Adanya pengendapan

pendahuluan memberikan air baku dengan variasi

kualitas air yang lebih konstan. Dengan demikian

dosis koagulan yang dibubuhkan tidak menjadi

terlalu variatif. Dosis tidak variatif ini

memudahkan operator, yang notabene merupakan

warga yang sedang kesusahan, untuk

mendapatkan kualitas air terlolah yang lebih

pasti.

Gambar 1 Lokasi Unit Pengolahan

Dosis yang diberikan tentu saja dibuat dalam

kemasan (cache) sesuai dengan kapasitas bak

koagulasi-flokulasi-sedimentasi yang ada. Unit

filterpun tidak perlu dibersihkan atau dicuci

(backwashed) karena apabila terlihat keruh

(dalam keadaan bencana tidak tersedia fasilitas

turbidity-meter) media pasirpun langsung diganti

dari stok yang disediakan (spare).

Proses pengolahan air banjir merupakan

alternatif yang sangat baik untuk memperoleh air

bersih pada kondisi darurat. Sementara itu

kebutuhan air bersih yang diperlukan pengungsi

tidaklah banyak. U.S. Agency for International

Development (USAID) 2007 menyebutkan bahwa

kebutuhan air yang diperlukan oleh pengungsi

meliputi:

a. Untuk minum 3 – 4 liter per orang per hari

b. Masak dan bersih-bersih 2 – 3 liter per orang

per hari

c. Sanitasi 6 – 7 liter per orang per hari

d. Cuci pakaian 4 – 6 liter per orang per hari

Sehingga total air yang diperlukan oleh

pengungsi antara 15 – 20 liter per orang per

hari. (Coppola, 2007)

2. Metodologi

Penelitian ini dilakukan menggunakan alat

yang telah direncanakan terlebih dahulu yang

terdiri dari satu unit reaktor untuk proses

koagulasi, flokulasi dan sedimentasi dan satu unit

reaktor untuk proses filtrasi dan dari filtrasi

langsung dialirkan menuju konsumen seperti

yang ditunjukkan pada Gambar 2 dan Gambar 3

Unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi

direncanakan menggunakan drum yang terbuat

dari fiber. Pemilihan drum ini dikarenakan karena

drum ini sangat kuat dan mudah untuk dibawa

serta dimodifikasi. Drum ini akan dimodifikasi

sedemikian menggunakan pengaduk (paddle)

untuk proses pengadukan dengan dimensi paddle

sesuai perhitungan yang telah direncankan

sebelumnya. Pengaduk terbuat dari pipa PVC

berukuran 19.05 mm dan paddle terbuat dari plat

aluminium. Bagian bawah drum ini akan dibuat

outlet lumpur menggunkan pipa dengan keran

19.05 mm. Filtrasi direncanakan menggunakan

pipa PVC berukuran 203.2 mm. Media yang

digunkan yaitu pasir.

Gambar 2 Denah Alat

Page 23: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

23

Gambar 3 Potongan A-A

Tahapan proses ini terdiri dari proses

koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan filtrasi.

Pengisian air baku ke reaktor sampai penuh yang

ditandai dengan adanya overflow. Kemudian

dilakukan penambahan koagulan (PAC) ke dalam

reaktor. PAC yang dimasukkan sudah dalam

keadaan dalam kemasan cache yang telah

diperoleh dari hasil percobaan jar test di

laboratorium. Proses koagulasi sangat efisien

untuk mengurangi bahan organik yang

terkandung dalam air permukaan, (Leiknes,

2009). Proses sedimentasi dapat lebih optimum

apabila diawali dengan proses flokulasi. Flokulan

yang terbentuk lebih mudah mengendap. (Guibai,

1991). Setelah penambahan koagulan dilakukan

pengadukan cepat menggunakan pengaduk yang

telah terpasang di reaktor tersebut selama 1

menit. Setelah pengadukan cepat dilakukan

proses pembentukan flok dengan pengadukan

lambat selama 5 menit. Kemudian diendapkan

selama 25 menit, kemudian dilakukan

pembuangan sludge melalui kran yang telah

disediakan di bagian bawah reaktor. Pengendapan

menggunakan kemampuan grafitasi mampu

mengendapakan suspensi dalam air setelah proses

flokulasi. (Goula et al, 2008). Setelah lumpur

habis dibuang maka kran outlet reaktor dibuka

menuju filter yang telah direncanakan. Air dari

filter langsung ke konsumen.

Untuk percobaan alat ini dilakukan beberapa

kali proses menggunakan air sungai untuk

memperoleh berapa lama filter akan clogging.

Pada saat percobaan alat ini dilakukan juga

pengukuran kualitas air yang dihasilkan dari

beberapa kali percobaan. Dari hasil percobaan

alat akan diperoleh suatu efisiensi setiap unit.

Alat yang telah terbentuk seperti pada Gambar 4.

Gambar 4 Reaktor dan Filter

Air baku yang digunakan dalam penelitian

ini adalah air yang diambil dari Kali Lamong dan

Kali Mas. Kali Lamong terletak di perbatasan

Surabaya-Gresik. Kali Lamong merupakan

cabang sungai Bengawan Solo. Kali ini termasuk

kali yang setiap tahun meluap. Kali Mas

digunakan untuk menguji filter sampai clogging.

Parameter yang dianalisa dari air baku

tersebut yaitu Kekeruhan, dan E.coli. Hasil

analisa air baku dapat dilihat pada Tabel 1 dan

Tabel 2

Tabel 1 Hasil Analisa Air Baku Kali Lamong

No. Parameter Satuan Persyaratan

Air Minum

Hasil

Analisa

1 Kekeruhan NTU 5 20

2 E.coli Jumlah per

100 ml sampel 0 5000

3 Warna TCU 15 193

4 pH - 6,5-8,5 7,91

Sumber: Hasil Penelitian

Tabel 2 Hasil Analisa Air Baku Kali Mas No. Parameter Satuan Persyaratan

Air Minum Hasil

Analisa

1 Kekeruhan NTU 5 136

2 pH - 6,5-8,5 7,03

Sumber: Hasil Penelitian

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 ANALISA KEKERUHAN

Kekeruhan merupakan parameter yang

penting dalam mengolah air. Removal kekeruhan

melalui dua variabel yaitu tinggi media (300mm,

600mm, dan 900mm) dan filtration rate (2, 4, dan

8 m3/m2.jam). Kedua variabel tersebut akan

menghasilkan sembilan kualitas air yang berbeda.

Melalui variabel tinggi media dan filtration rate

diperoleh hasil analisa seperti pada Tabel 3.

Page 24: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

24

Tabel 3 Analisa Kekeruhan

No. Filtration

Rate

m3/m2.jam

Tinggi

Media

(mm)

Kekeruhan

Air Baku

(NTU)

Kekeruh

an Akhir

(NTU)

Persentase

Removal

(%)

1 2 300 663 1.9 88.89

2 4 300 663 1.7 90.06

3 8 300 663 1.9 88.89

4 2 600 663 3.6 78.95

5 4 600 663 3.8 77.78

6 8 600 663 2.9 83.04

7 2 900 663 3.1 81.87

8 4 900 663 2.2 87.13

9 8 900 663 2.8 83.63

Sumber: Hasil Analisa

Tabel 4.5 merupakan kulitas effluent hasil

pengolahan menggunakan variabel tinggi media

dan filtration rate. Kualitas outlet filter tersebut

sudah memenuhi standart kualitas air minum

sesuai dengan PERMENKES RI No.

492/MEN.KES /PER/IV/2010 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum yaitu untuk

kekeruhan maksimum 5 NTU.

Gambar 7 Grafik Analisa Kekeruhan

Gambar 7 menunjukan hasil analisa

kekeruhan dari hasil outlet berdasarkan variabel

tinggi media dan filtration rate. Berdasarkan tabel

dan grafik di atas diperoleh kualitas kekeruhan

yang paling baik yaitu pada saat tinggi media 300

mm dengan filtration rate 4 m3/m2/jam diperoleh

kekeruhan 1.7 NTU. Kualitas outlet yang paling

buruk yaitu pada saat tinggi media 600 mm dan

filtration rate 4 m3/m2.jam. Tinggi media sebesar

300 mm menghasilkan kualitas air yang baik

sedangkan dengan penambahan tinggi media 600

mm dan 900 mm kekeruhan lebih besar namun

masih di bawah standart kekeruhan untuk air

minum. Demikian juga untuk filtration rate

semakin rendah maka kualitasnya seharusnya

lebih namun pada penelitan ini hal tersebut tidak

terjadi. Kualitas air yang dihasilkan alat ini sudah

termasuk sangat baik untuk digunakan sebagai air

bersih di tempat pasca bencana. Jika

menggunakan filtration rate sebesar 4 m3/m2.jam

maka untuk menghasilkan air bersih maka

masyarakat harus membutuhkan waktu yang

cukup lama.

Gambar 8 Grafik Efisiensi Removal Kekeruhan

Unit Filter

Gambar 8 merupakan efisiensi removal

kekeruhan Unit Filter. Dari variasi filtration rate

dan tinggi madia pada grafik tersebut diperoleh

bahwa pada saat tinggi media 300 mm dengan

filtration rate 2, 4 dan 8 m3/m2.jam secara

berturut-turut efisiensi removal kekeruhan

sebesar 88.89%, 90.06% dan 88.89%. Pada saat

tinggi media 600 mm dengan filtration rate 2, 4

dan 8 m3/m2.jam secara berturut-turut efisiensi

removal kekeruhan sebesar 78.95%, 77.78% dan

83.04%. Pada saat tinggi media 900 mm dengan

filtration rate 2, 4 dan 8 m3/m2.jam secara

berturut-turut efisiensi removal kekeruhan

sebesar 81.87%, 87.13% dan 83.63%. Efisiensi

removal paling besar yaitu 90.06% pada saat

tinggi media 300 mm dan filtration rate 4

m3/m2/jam.

Proses sedimentasi juga memiliki efisiensi

removal kekeruhan yang diambil dari selisih

kekeruhan air baku dengan hasil outlet

sedimentasi. Dari hasil perhitungan diperoleh

bahwa efisiensi removal kekeruhan melalui

proses sedimentasi sebesar 97,42%. Efisiensi

terbesebu memiliki pengaruh yang sangat besar

dalam meremoval kekeruhan yang

mengakibatkan air yang masuk ke filter lebih

bersih. Secara keseluruhan efisiensi unit

pengolahan dalam meremoval kekeruhan sebesar

99,74%.

3.2 ANALIS E.COLI

Salah satu parameter syarat untuk air minum

berdasarkan PERMENKES RI No.

492/MEN.KES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan

Kualitas Air Minum adalah E.coli dengan kadar

0/100 ml sampel. Kali Lamong merupakan sungai

yang dibantaran sungainya terdapat banyak

Page 25: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

25

pemukiman penduduk. Kondisi sekarang ini

setelah disurvei ditemukan bahwa banyak sekali

masyarakat yang langsung membuang kotoran ke

Kali Lamong. Melihat kondisi tersebut perlu

dianalisa kandungan E.coli karena sangat

mempengaruhi kesehatan. Filtrasi menggunakan

filter adalah proses dimana air dilewatkan melalui

lapisan pasir secara mekanik mapun secara

biologis sehingga suspensi, bakteri dan virus

dapat tereduksi. (Wagner, 2003). Hasil analisa

E.coli terdapat pada Tabel 2 dan Gambar 9.

Analisa E.coli menggunakan air baku pada saat

kondisi air sebanarnya, sebab jika menggunakan

kekeruhan buatan akan mempengaruhi

kandungan E.coli air baku tersebut.

Tabel 4 Analisa E.coli

No

Filtration

Rate

m3/m2.jam

Tinggi

Media

(mm)

E.coli

Awal

(MPN/

100ml

sampel)

E.coli

Akhir

(MPN/

100ml

sampel)

Persentae

Removal

(%)

1 2 300 5000 2 99.96

2 4 300 5000 6 99.88

3 8 300 5000 4 99.92

4 2 600 5000 4 99.92

5 4 600 5000 1 99.98

6 8 600 5000 2 99.96

7 2 900 5000 1 99.98

8 4 900 5000 6 99.88

9 8 900 5000 4 99.92

Sumber : Hasil Penelitian

Gambar 9 Grafik Analisa E.coli

Dari data pada Tabel 4 dan Gambar 9

diperoleh informasi bahwa masih terdapat

kandungan E.coli dalam air hasil olahan. Grafik

di atas memberikan variasi terhadap removal

E.coli berdasarkan tinggi media dan kecepatan

filtrasi. Kondisi yang paling efisien untuk

removal E.coli yaitu pada saat tinggi media 900

mm dan filtration rate 2 m3/m2.jam yaitu sebesar

2 index MPN/100 ml sampel. Konsentrasi E.coli

yang dihasilkan sudah sangat kecil namun belum

bisa disebut air minum. Dapat disimpulkan bahwa

air yang dihasilkan termasuk air bersih sehingga

harus dimasak dulu sebelum dikonsumsi.

Gambar 10 Grafik Efisiensi Removal E.coli

Dari variasi filtration rate dan tinggi madia,

diperoleh bahwa pada saat tinggi media 300 mm

dengan filtration rate 2, 4 dan 8 m3/m2.jam

secara berturut-turut efisiensi removal E.coli

sebesar 99.96%, 99.88% dan 99.92%. Pada saat

tinggi media 600 mm dengan filtration rate 2, 4

dan 8 m3/m2.jam secara berturut-turut efisiensi

removal E.coli sebesar 99.92%, 99.98% dan

99.96%. Pada saat tinggi media 900 mm dengan

filtration rate 2, 4 dan 8 m3/m2.jam secara

berturut-turut efisiensi removal E.coli sebesar

99.98%, 99.88% dan 99.92%. Dari data tersebut

diperoleh efisiensi paling tinggi dalam melakukan

removal E.coli sebesar 99,98%.

Penelitian terakhir yang dilakukan oleh

peneliti Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi

Lahan Basah bahwa kandungan E.coli di hulu

Kali Mas sebesar 350 miliar – 1600 miliar per

100 ml sampel (Fakhrizal, 2004). Hal tersebut

akibat banyaknya pencemaran limbah domestik di

sepanjang Kali Mas. Nilai tersebut sangat berbeda

jauh dengan nilai E.coli pada Kali Lamong yang

hanya 5000 per 100 ml. Pengolahan Kali Lamong

masih menyisihkan kandungan E.coli yang

mengakibatkan air hasil olahan ini belum bisa

langsung diminum melainkan harus dimasak

terlebih dahulu agar mikroorganisemnya mati.

Setiap unit pengolahan memiliki

kemampuan melakukan removal kekeruhan, dan

E.coli. Analisa efesiensi unit pengolahan

diperoleh berdasarkan kualitas air baku dengan

air hasil olahan. Efisiensi yang diperoleh

berdasarkan setiap parameter yang diuji yaitu

kekeruhan, dan E.coli. Semakin tinggi efisiensi

removal maka kualitas air yang dihasilkan akan

semakin bagus. Perhitungan efisiensi unit

pengolahan dalam melakukan removal

kekeruhan, dan E.coli terdapat pada Tabel 5

Page 26: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

26

Perhitungan diperoleh dari hasil selisih antara

inlet dan outlet unit pengolahan.

Tabel 5 Efisiensi Unit Pengolahan

No Unit Proses Parameter Efisiensi

(%)

1 Unit

Pengolahan

Koagulasi,

Flokulasi,

Sedimentasi,

Filtrasi

Kekeruhan 99,94

E.coli 99,98

Sumber: Hasil Penelitian

Tabel 5 menunjukkan efisiensi pengolahan

air berdasarkan parameter kekeruhan, dan E.coli.

Nilai efisiensi diambil dari persentase removal

yang paling tinggi dari setiap percobaan alat.

Uji clogging dapat dilihat dari hasil efluen

yang dihasilkan. Clogging terjadi akibat pengaruh

dari partikel suspensi, kandungan zat kimia, dan

aktivitas mikroorganisme. (Duran at al, 2009).

Setiap proses pengolahan diperoleh data data

kualitas hasil olahan sebagai dasar untuk

mengetahui waktu clogging. Dari data tersebut

diperoleh grafik penurunan kualitas air akibat

kemampuan filter dalam menyaring menjadi

semakin rendah. Semakin tinggi filtration rate

maka akan semakin sering periode pencucian

media (Fitriani, 2010)

Semakin sering filter digunakan maka

kemampuannya untuk menyaring menjadi

semakin rendah (Titistiti, 2010). Pada saat

running alat yang ke sembilan peningkatan nilai

kekeruhan meningkat secara drastis yaitu dari 7.2

NTU mejadi 17.4 NTU. Melalui data tersebut

dapat disimpulkan bahwa filter harus dicuci

setelah dipakai sebanyak 9 kali. Pencucian filter

dilakukan dengan mengeluarkan pasir dan dibilas

dengan air bersih.

Running alat ini berfungsi untuk

membandingkan kualitas yang dihasilkan dengan

menggunakan air baku Kali Lamong dengan air

baku menggunakan Kali Mas. Pengolahan air

Kali Lamong dilakukan di ruang kaca Teknik

Lingkungan. Air baku diambil dari Kali Lamong

menggunakan profil tank yang diangkut

menggunakan pick up sebanyak 800 Liter.

Sedangkan pengolahan air Kali Mas langsung

dilakukan di tepi Kali Mas yang terletak di Jalan

Ketabang Kali Surabaya.

Pengolahan Kali Lamong dilakukan

sebanyak empat kali proses pengolahan akibat air

baku yang terbatas. Dari data karakteristik air

baku diperoleh hasil anasila kekeruhan sebesar 20

NTU. Hal tersebut tidak sesuai dengan

karakteristik air banjir yang memiliki tingkat

kekeruhan diatas 250 NTU. Oleh karena itu,

dilakukan pembuatan kekeruhan buatan dengan

penambahan lumpur (clay) yang diambil dari

dasar sungai Kali Lamong sampai nilai

kekeruhannya sesuai dengan karakteristik air

banjir.

Selain menggunakan air baku Kali Lamong,

dilakukan juga pengolahan air baku Kali Mas.

Pengolahan air Kali Mas ini dilakukan langsung

di lapangan. Unit pengolahan dibawa ke tepi

sungai Kali Mas di Jalan Ketabang Kali.

Pengolahan dilakukan selama 2 hari sebanyak 6

Kali. Pengolahan tidak dilakukan penambahan

kekeruhan buatan melainkan langsung

menggunakan airnya secara langsung.

Pengolahan air Kali Mas ini juga berfungsi untuk

mengetahui sampai kapan filter clogging.

4. Kesimpulan

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Dengan tinggi media 300 mm maka

removal kekeruhan paling tinggi,

sedangkan untuk filtration rate sebesar 4

m3/m2.jam kemampuan removal

kekeruhan paling tinggi.

2. Dengan pemilihan filtration rate sebesar 8

m3/m2.jam dan tinggi media sebesar 900

mm pada saat running alat di lapangan,

alat ini mampu meremoval kekeruhan

99.94%.

3. Dalam kondisi baik, alat ini memiliki

kemampuan meremoval kekeruhan, dan

E.coli secara berturut-turut sebesar

99,94%, dan 99,92%. Hasil

Daftar Pustaka

Anonim. 2010. PERMENKES No.

492/MEN.KES/PER/IV/2010 Tentang

Persyaratan Kualita Air Minum

Anonim, 2010. Lebih 15.000 Korban Banjir

Karawang Mengungsi. < http://www.

sinarharapan.co.id /berita/read/lebih-15000-

korban-banjir-karawang-mengungsi/>

Titistiti, A., dan Hadi, W., 2010. Pengaruh

Roughing Filter Dan Slow Sand Filter Dalam

Pengolahan Air Minum Dengan Air Baku Dari

Intake Karang Pilang Terhadap Parameter

Kimia. Teknik Lingkungan, FTSP, ITS.

Surabaya.

Coppola, D. P., 2007. Introduction to

International Disaster Management. Oxford:

Elsevier.

Duran, M. R., Puing J. B., Arbat, G., Barragan, J.,

Ramirez, F. C., 2009. Effect of filter, emitter

and location on clogging when using

Page 27: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

27

effluents. Agricultural Water Management

No. 96, hal 67-79.

Fakhrizal. 2004. Mewaspadai Bahaya Limbah

Domestik di Kali Mas. Ecoton <URL:

http://www.ecoton.or.id/ tulisanlengkap

.php?id=1566

Fitriani, N., dan Hadi, W., 2010. Pengaruh

Roughing Filter Dan Slow Sand Filter Dalam

Pengolahan Air Minum Dengan Air Baku

Dari Intake Karang Pilang Terhadap

Parameter Fisik. Jurusan Teknik Lingkungan,

FTSP, ITS. Surabaya.

Garsadi, R., Salima H.T., Soekarnoa I.,

Doppenbergb A.F.J., Verberk, J.Q.J.C., 2008.

Operational experience with a micro

hydraulic mobile water treatment plant in

Indonesia after the ‗‗Tsunami of 2004‘‘.

Desalination, No. 248, Hal 91-98

Goula, A. M., Kostoglou, M., Karapantsios, T.D.,

Zouboulis, A.I., 2008. The effect of influent

temperature variations in a sedimentation tank

for potable water treatment—A computational

fluid dynamics study. Water Research, Vol,

42 Hal 3405-3415

Guibai, L. and Gregory, J., 1991. Flocculation

and Sedimentation of High-Turbidity Waters.

Water Research, Vol. 25, No. 9, 1137-1143.

Imamuddin, M. dan Kadri, T., 2006. Penerapan

Algoritma AHP Untuk Prioritas Penanganan

Bencana Banjir. Seminar Nasional Aplikasi

Teknologi Informasi 2006. ISSN: 1907-5022.

Yogyakarta.

Leiknes, T., 2009. The effect of coupling

coagulation and flocculation with membrane

filtration in water treatment. Journal of

Environmental Sciences, Vol. 21, No. 1 (8-

12)

Murphy, M. H., Edward A. M., Khosrow, F.,

2009. Appropriate technology-A

Comprehensive approach for water and

sanitation in the developing word.Technology

in Society, Vol 31 hal 158-167

Wagner, E. J. and Ronney E. A.. 2003. Filtering

Myxobolus cerebralis Triactinomyxons from

contaminated water using rapid sand

filtration. Aquacultural Engineering, Vol, 29

(77-91)

Page 28: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

28

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 29: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

29

ALTERNATIF PENURUNAN BIAYA LISTRIK

DENGAN PEMAKAIAN ELEKTRODA BATANG PADA STOP KONTAK

Abdullah Iskandar1

1)Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro, Universitas Islam Lamongan

Abstrak

Energi listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dampak pemakaian

energi yang cukup besar mengakibatkan timbul krisis energi listrik. Salah satu cara mengurangi

krisis energi listrik adalah dengan melakukan penghematan energi listrik. Permasalahan pada

pemakaian tenaga listrik yang biayanya ditanggung oleh pihak pelanggan adalah tarif dasar listrik

yang semakin meningkat. Sebagai evaluasi digunakan metode perhitungan register KWH meter

akhir –awal pada stop kontak dengan dan tanpa elektrode batang pada tegangan yang sama .

Tujuan Penelitian ini untuk mencari solusi penurunan biaya listrik bagi pihak pelanggan setiap

bulannya lebih rendah dari biaya rekening listrik umumnya dan membuktikan bahwa stop kontak

dengan elektrode batang dapat menurunkan biaya listrik. Hasil penelitian menunjukan bahwa

terdapat hasil berbeda antara penggunaan stop kontak dengan elektroda batang dibanding tanpa

elektroda batang. Dari perbandingan biaya rekening listrik ternyata terdapat selisih harga Rp.

75.600,-(Tujuh puluh lima ribu enam ratus rupiah). Jadi penggunaan stop kontak dengan elektroda

batang dapat menghemat atau menurunkan biaya rekening listrik, dan sekaligus pengaman listrik.

Kata Kunci : stopkontak, elektroda batang, register

I. PENDAHULUAN

Energi listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan

pokok bagi masyarakat. Dampak pemakaian

energi yang cukup besar mengakibatkan timbul

krisis energi listrik. Salah satu cara mengurangi

krisis energi listrik adalah dengan melakukan

penghematan energi listrik.

Permasalahan pada pemakaian tenaga listrik

adalah bagaimana solusi yang diambil oleh pihak

pelanggan dalam menekan biaya listrik seiring

tarif dasar listrik yang semakin meningkat.

Beberapa peneliti menyatakan bahwa sistem

pentanahan diperlukan untuk mengurangi

kebocoran arus listrik, mendapatkan tahanan

kontak ke tanah yang cukup kecil dan berfungsi

sebagai pengaman.

Tujuan Penelitian ini untuk mencari solusi

penurunan biaya listrik bagi pihak pelanggan

setiap bulannya lebih rendah dari biaya rekening

listrik umumnya dan membuktikan bahwa stop

kontak dengan elektroda batang dapat menurunkan

biaya listrik.

I.1 Pengetanahan

Pengetanahan dapat dilakukan dengan cara

menanamkan batang-batang konduktor tegak lurus

atau sejajar dengan permukaan tanah dengan

kedalaman beberapa puluh centimeter dibawah

permukaan tanah.

I.2 Karakteristis Tanah dan Nilai resistans

jenis tanah

ρt sangat berbeda tergantung komposisi

tanah seperti dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Nilai rata-rata jenis tanah ρt

I.3 Tahanan Pentanahan

Adalah jumlah dari tahanan elektroda tanah dan

tahanan hubung tanah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecil

tahanan pentanahan :

1. Tahanan jenis tanah

Jenis Tanah Resistans jenis

tanah ρt dalam Ω.m

Tanah rawa 10……..40

Tanah liat dan tanah ladang 20…….100

Pasir basah 50…….200

Kerikil basah 200……3000

Pasir/kerikil kering < 1000

Tanah berbatu 2000…3000

Air laut dan Air tawar 10…….100

Page 30: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

30

Harga tahanan jenis tanah tergantung dari

beberapa faktor yaitu :

a. Jenis tanah

Meliputi tanah liat, berpasir, berbatu dan

lain-lain.

b. Lapisan tanah

Meliputi berlapis-lapis dengan tahanan jenis

berlainan atau sama (uniform)

c. Kelembaman tanah

d. Temperatur

Penanaman memungkinkan kelembaman

dan temperatur bervariasi.

2. Jenis elektroda tanah

a. Elektroda Pita

Adalah elektroda yang terbuat dari hantaran

berbentuk pita / berpenampang bulat atau hantaran

pilin yang pada umumnya ditanam secara dangkal.

b. Elektroda Batang

Adalah elektroda dari pipa / tembaga atau

besi baja profil yang dipancangkan dalam tanah.

c. Elektroda Pelat

Adalah elektroda yang terbuat dari bahan

pelat logam (utuh atau berlubang).

I.4 Petunjuk Pemasangan Elektroda Batang

a. Ketika memilih suatu elektroda, harus

diperhatikan kondisi setempat seperti sifat

tanah, dan tahanan pentanahan yang

diperkenankan.

b. Permukaan elektroda tanah harus

berhubungan baik dengan tanah

sekitarnya. Batu dan kerikil yang langsung

mengenai elektroda memperbesar tahanan

pentanahan.

c. Elektroda batang dimasukan kedalam

tanah 0.5 meter sampai 1 meter setegak

lurus mungkin. Panjang elektroda

disesuaikan dengan tahanan pentanahan

yang diperlukan jika beberapa elektroda

batang yang paralel tidak bekerja efektif

pada seluruh batang misalnya karena

adanya lapisan tanah yang kering, maka

jarak minimum antara elektroda dipilih

dua kali panjang efektif dari satu elektroda

batang.

I.5 Stop kontak

Stop kontak adalah peralatan listrik yang

terdiri dari dua bagian / kutub yaitu satu kutub

bermuatan listrik positif dan satu kutub lainnya

bermuatan listrik negatif yang memiliki fungsi

antara lain :

a. Sebagai tempat sambungan / terminal

listrik

b. Sebagai alat untuk mengalirkan /

menyalurkan arus listrik

Jenis stop kontak secara umum terbagi dua macam

:

a. Stop kontak tanpa pengentanahan

b. Stop kontak dengan pengentanahan

II. BAHAN DAN CARA PENELITIAN

II.1. Bahan Penelitian

Data dan Karakteristik Bahan diasumsikan

sebagai berikut :

a. Jenis elektroda tanah : batang tembaga

b. Diameter elektroda = 1 cm

c. Panjang elektroda = 120 cm

d. Kondisi tanah sawah, selama 2 hari

tegangan normal

e. Sop kontak 10A/220V

f. Daya total = 450 VA

g. Lampu pijar 4 buah @ 100 W, Kabel

NYM 2x2,5 mm2

h. KWH meter

II.2. Cara Penelitian

II.2.1 Analisa Hasil Percobaan Stop Kontak

NON Elektroda Batang

1. Diketahui Register Akhir - Register Awal /

KWH hari 1

2. Diketahui Register Akhir - Register Awal /

KWH hari 2

3. Dicari Register Rata-rata

= Hasil Register Hari 1+ Hasil Register Hari 2

2

II.2.2 Hasil Percobaan Stop Kontak dengan

Elektroda Batang

1. Diketahui Register Akhir - Register Awal /

KWH hari 1

2. Diketahui Register Akhir - Register Awal /

KWH hari 2

3. Dicari Register Rata-rata

= Hasil Register Hari 1+ Hasil Register Hari 2

2

III. HASIL PENELITIAN

3.1 Hasil Percobaan Stop Kontak TANPA

Elektroda Batang

Tabel 4.1 Hasil Percobaan Hari Ke-1

PUKUL (WIB) Register KWH meter Waktu

Jam

Keterangan Start Finish Awal Akhir

Page 31: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

31

09.00 11.00 01344,3 01346,5 2 TANPA

Grounding

Tabel 4.2 Hasil Percobaan Hari Ke-2

PUKUL(WIB) Register KWH meter Waktu

Jam Ket

Start Finish Awal Akhir

09.00 11.00 01350,0 01352,2 2 Tanpa

Grounding

III.2 Hasil Percobaan Stop Kontak dengan

Elektroda Batang

Tabel 4.3 Hasil Percobaan Hari Ke-1

PUKUL WIB

Register KWH meter

Waktu Jam

Ket Start Finish Awal Akhir

09.00 11.00 01354,0 01355,5 2 Dengan

Grounding

Tabel 4.4 Hasil Percobaan Hari Ke-2 PUKUL

WIB

Register KWH

meter

Waktu

Jam

Ket

Start Finish Awal Akhir

09.00 11.00 01356,0 01357,5 2 Dengan

Grounding

IV. PEMBAHASAN

IV.1 Susunan stop kontak TANPA elektroda

Batang

Gambar 4.1 Diagram Pengawatan

IV.1.1 Hasil Percobaan Stop Kontak Tanpa

Elektroda Batang

Tabel 4.5 Hasil Percobaan Hari Ke-1

PUKUL

WIB

Register KWH

meter

Waktu

Jam

Keterangan Start Finish Awal Akhir

09.00 11.00 01344,3 01346,5 2 TANPA

Grounding

Tabel 4.6 Hasil Percobaan Hari Ke-2 PUKUL

WIB

Register KWH

meter

Waktu Jam

Keterangan Start Finish Awal Akhir

09.00 11.00 01350,0 01352,2 2 Tanpa

Grounding

Selanjutnya percobaan selama 2 hari dilakukan

pengolahan data sebagai berikut:

1. Register Akhir - Register Awal KWH hari 1=

01346,5 - 01344,3 = 2,2 KWH

2. Register Akhir - Register Awal KWH hari 2=

01352,2 - 01350,0 = 2,2 KWH

3. Register Rata-rata

= Hasil Register Hari 1+ Hasil Register Hari 2

2

= 2,2 + 2,2 = 4,4 = 2,2 KWH

2 2

IV.2 Susunan stop kontak dengan elektroda

batang

Gambar 4.2. Diagram Pengawatan

IV.2.1 Hasil Percobaan Stop Kontak dengan

Elektroda Batang

Tabel 4.7 Hasil Percobaan Hari Ke-1

PUKUL WIB

Register KWH meter

Waktu jam

Keterangan Start Finish Awal Akhir

09.00 11.00 01354,0 01355,5 2 Dengan

Grounding

KWH Meter

F

N

F

N

KWH Meter

Page 32: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

32

Tabel 4.8 Hasil Percobaan Hari Ke-2

Selanjutnya percobaan selama 2 hari dilakukan

pengolahan data sebagai berikut:

1. Register Akhir - Register Awal KWH hari 1=

01354,0 - 01355,5 = 1,5 KWH

2. Register Akhir - Register Awal KWH hari 1=

01356,0 - 01357,5 = 1,5 KWH

3. Register Rata-rata

= Hasil Register Hari 1 + Hasil Register Hari 2

2

= 1,5 + 1,5 = 3,0 = 1,5 KWH

2 2

Dari tabel 4.5 sampai dengan tabel 4.8 dapat

kami nyatakan bahwa dari percobaan selama 2

hari, terdapat hasil yang berbeda antara stop

kontak dengan elektroda batang dibanding tanpa

elektroda batang. Hal ini disebabkan pada stop

kontak dengan elektroda batang memiliki sistem

pembumian dengan tahanan resistansi yang kecil,

sehingga arus yang mengalir menjadi kecil yang

mengakibatkan putaran lempengan KWH meter

menjadi lambat. Sesuai hukum P = I2.R , semakin

kecil nilai tahanan maka daya yang dihasilkan juga

semakin kecil.

IV.3 Analisa Biaya Listrik TANPA Elektroda

Batang

Dari tabel 4.1 yang identik tabel 4.2, maka

biaya rekening listrik diasumsikan sebagai berikut

:

Selisih percobaan @ 2 jam/KWH = 2,2

Dalam 2 jam ada selisih 2,2. Berarti dalam 1

hari = 12 jam,

- maka dalam 1 hari = 2,2x12 = 26,4 Kwh

- Maka dalam 1 bulan = 26,4 x 30 hari = 792

Kwh

- Jika biaya per Kwh diasumsikan Rp. 300,-

- Maka Biaya rekening listrik 1 bulan =792

Kwh x Rp.300 = Rp. 237.600,-

IV.4 Analisa Biaya Energi Listrik dengan

Elektroda Batang

Dari tabel 4.3 yang identik tabel 4.4, maka

biaya rekening listrik diasumsikan sebagai berikut

:

Selisih percobaan @ 2 jam/KWH = 1,5

Dalam 2 jam ada selisih 1,5. Berarti dalam 1 hari =

12 jam,

maka dalam 1 hari = 1,5x 12 = 18 Kwh

Maka dalam 1 bulan = 18 x 30 hari = 540 Kwh

Jika biaya per Kwh diasumsikan Rp.300,-

Maka Biaya rekening listrik 1 bulan = 540 Kwh

x Rp.300 = Rp. 162.000,-

Dari perbandingan biaya rekening listrik stop

kontak Tanpa elektroda batang dibanding stop

kontak dengan elektroda batang, ternyata terdapat

selisih harga Rp. 75.600,-(Tujuh puluh lima ribu

enam ratus rupiah).

V. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan dapat kami

simpulkan bahwa :

- Bahwa terdapat hasil berbeda antara

penggunaan stop kontak dengan elektroda

batang dibanding tanpa elektroda batang. Dari

segi perbandingan biaya rekening listrik

ternyata terdapat selisih harga Rp. 75.600,-

(Tujuh puluh lima ribu enam ratus rupiah). Hal

ini disebabkan stop kontak dengan elektroda

batang memiliki sistem pembumian dengan

tahanan resistansi yang kecil, sehingga arus

yang mengalir menjadi kecil yang

mengakibatkan putaran lempengan KWH meter

menjadi lambat. Jadi stop kontak dengan

elektroda batang berfungsi dapat menghemat

atau menurunkan biaya rekening listrik, dan

sekaligus pengaman listrik.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan Siswoyo, Elektronika Pemula,Surabaya,

CV.Gunawan Santoso,1996.

Elektro Indonesia, Peraturan Elektrode dan

Penghantar Bumi ,Jakarta, Nomor 24 Tahun

V,1999.

Supangat, Analisa Tahanan Pentanahan dan

pengaruhnya, Lamongan, Fakultas teknik,

2006.

PUKUL

WIB

Register

KWH meter

Wakt

u

jam

Keter

angan Start Finis

h Awal Akhir

09.0

0 11.00

0135

6,0

0135

7,5 2

Deng

an

Grou

nding

Page 33: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

33

PROSES PRA PRODUKSI

DALAM PEMBUATAN KONTEN MEDIA INTERAKTIF

Kurnia Yahya1, Jumain

1

1)Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Lamongan

Abstrak Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak kepada

media interaktif baik pendidikan maupun perusahaan, tidak terkecuali di Indonesia. Disamping

popularitas website yang digunakan untuk mendongkrak image perusahaan dan sebagai sarana

promosi, saat ini konten media interaktif berupa CD interaktif company profile juga mulai

menjamur. Proyek konten multimedia yang dikerjakan membutuhkan perencanaan yang

terstruktur dengan baik agar mencapai tujuan yang sesuai baik oleh konsumen ataupun pengguna

dari media tersebut.

Kata Kunci : Pra Produksi, Multimedia

1. Pendahuluan

Suatu proyek selalu diawali dengan suatu

gagasan atau kebutuhan yang kita saring dengan

membuat garis besar atas pesan dan tujuannya.

Kemudaian bagaimana kita akan membuat setiap

pesan dan tujuan tersebut bekerja dalam system

yang dibuat. Sebelum memulai mengembangkan

proyek kita memerlukan proses pre-production

yang cermat terutama dalam hal berinteraksi

dengan konsumen. Suatu perencanaan yang

matang dan estimasi yang tepat dan cepat juga

berpengaruh terhadap keseluruhan produksi

konten multimedia.

Penelitian ini mengembangkan proses pra

produksi dalam pembuatan konten multimedia

2. Landasan Teori

2.1. Pengertian

Istilah multimedia pertama kali di kenal

pada dunia teater, yang mempertunjukan

pagelaran dengan menggunakan gerak, musik,

dan video untuk menambah dramatisasi suatu

cerita. Sekarang multimedia dikenal dengan

panduan dari hasil gambar atau image, grafik,

teks, suara, TV, dan animasi sehingga menjadi

suatu karya yang dapat dinikmati secara audio

visual. Umumnya juga orang mengenal

multimedia sebagai sistem dari komputer

personal (PC) yang berkembang pesat dewasa

ini. Dalam Perkembangannya pengajaran,

latihan, pembuatan manufaktur, sedang dalam

system perekonomian layak digunakan untuk

kegiatan promosi penjualan [4]

2.2. Manfaat Multimedia

Multimedia memiliki manfaat yang

beragam, seperti penggunaan dibawah ini :

• Industri Kreatif

Industri kreatif menggunakan multimedia

untuk berbagai keperluan, mulai dari seni, untuk

hiburan, untuk seni komersial,

• Komersial

Presentasi yang menarik digunakan untuk

menjaga perhatian dalam periklanan. Bisnis dan

komunikasi seringkali dikembangkan oleh tim

kreatif perusahaan untuk menawarkan menjual

ide maupun dalam pelatihan dalam bentuk

presentasi multimedia

• Hiburan dan seni rupa

Selain itu, multimedia ini berisi banyak

digunakan dalam industri hiburan, khususnya

untuk mengembangkan efek khusus dalam film

dan animasi. Permainan populer dalam

multimedia sebagaimana permainan dan

program perangkat lunak yang telah tersedia

baik terdistribusi dalam CD-ROM atau online.

Beberapa video games mengajak pengguna

untuk berpartisipasi aktif, bukan hanya duduk

sebagai penerima pasif informasi.

• Pendidikan

Dalam pendidikan, multimedia digunakan

untuk memproduksi pelatihan berbasis computer

dan buku referensi seperti ensiklopedia yang

Page 34: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

34

memungkinkan pengguna melalui serangkaian

modul presentasi, teks tentang topik tertentu, dan

gambar yang terkait dalam berbagai format

informasi. Informal Edutainment adalah istilah

yang digunakan untuk menjelaskan

menggabungkan pendidikan dengan hiburan,

terutama hiburan multimedia.

Belajar teori dalam dekade terakhir telah

berkembang dramatis karena pengenalan

multimedia.

• Teknik

Perangkat lunak dapat menggunakan

multimedia dalam menciptakan Simulasi

Komputer untuk sebagai hiburan dan pelatihan

seperti pelatihan militer atau industri.

Multimedia sebagai desain antarmuka yang

sering dilakukan sebagai sebuah kolaborasi

antara kreatifitas dan perangkat lunak

• Perindustrian

Di sektor industri, multimedia digunakan

sebagai cara untuk menyajikan informasi untuk

membantu pemegang saham, rekan kerja dan

atasan. Multimedia ini juga bermanfaat untuk

memberikan pelatihan karyawan, periklanan dan

penjualan produk di seluruh dunia hampir tak

terbatas melalui web berbasis teknologi.

• Matematika dan penelitian ilmiah

Dalam matematika dan penelitian ilmiah,

multimedia dipakai terutama untuk modelling

dan simulasi. Misalnya, seorang ilmuwan bisa

melihat pada model molekular tertentu dari

substansi dan memanipulasinya untuk tiba pada

suatu zat baru. Perwakilan penelitian dapat

ditemukan di jurnal seperti Journal of

Multimedia.

• Kesehatan

Dalam Pengobatan, dokter dapat dilatih

dengan melihat virtual operasi atau mereka dapat

mensimulasikan bagaimana tubuh manusia yang

terkena penyakit menular oleh virus dan bakteri

dan kemudian mengembangkan teknik untuk

mencegahnya.

• Gambar Dokumen

Pengambil foto copy / dokumen dan

mengkonversi ke dalam format digital [2]

2.3. Tujuan Multimedia

Menurut Sutopo (2003 : 22), multimedia

dapat digunakan untuk bermacam-macam bidang

pekerjaan, tergantung dari kreatifitas untuk

mengembangkannya. Setelah mengetahui

defenisi dari multimedia serta elemen-elemen

multimedia yang ada, serta aplikasi-aplikasi

yang saat ini digunakan pada bidang kehidupan

manusia, maka dapat diketahui bahwa tujuan

dari penggunaan multimedia adalah sebagai

berikut :

1. Multimedia dalam penggunaannya dapat

meningkatkan efektivitas dari penyampaian

suatu informasi.

2. Penggunaan multimedia dalam lingkungan

dapat mendorong partisipasi, keterlibatan

serta eksplorasi pengguna tersebut.

3. Aplikasi multimedia dapat meransang panca

indera, karena dengan penggunaannya

multimedia akan meransang beberapa

indera penting manusia, seperti :

Penglihatan, pendengaran, aksi maupun

suara.

2.4. Perencanaan dan Pembuatan Proyek.

Kebanyakan proyek multimedia dikerjakan

dalam beberapa tahap. Beberapa tahap harus

terlebih dahulu diselesaikan sebelum. memulai

tahap, yang lain, dan beberapa tahap ada yang

dapat dihilangkan atau dikombinasikan. Berikut

adalah empat tahap dasar dalam suatu proyek

multimedia:

1. Perencanaan dan pembiayaan

Perhitungkan waktu yang dibutuhkan

untuk mengerjakan seluruh elemen, dan

rencanakan biayanya. Susunlah sebuah prototipe

atau konsep pembuktian singkat. Kemudahan di

mana Anda dapat menciptakan material dengan

produksi hari ini dan peranti authoring akan

menarik para pengembang baru untuk beralih

produksi. Namun, berpindah jalur tanpa.

perencanaan terkadang menyebabkan awalan

yang keliru dan pemborosan waktu. dan, dalam

jangka waktu lama, mempertinggi biaya

pengembangan. Semakin lama waktu. yang

Anda. habiskan untuk menggeluti proyek Anda.

Page 35: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

35

dan mendefinisikan isi dan strukturnya, semakin

cepat Anda dapat membuatnya, dan ketika

sampai di tengah-tengah pengerjaan dan

penyusunan ulang yang dilakukan semakin

berkurang.

Rencanakan dengan matang sebelurn Anda

memulai! Gagasan kreatif dan "uji coba" Anda

akan berkembang dalam. layar dan tombol

(tampilan dan rasa), dan konsep pembuktian

Anda akan menguji apakah gagasan Anda dapat

bekerja. Anda. akan menemukan bahwa dengan

melanggar aturan, Anda dapat menemukan

sesuatu yang menakjubkan!

2. Desain dan produksi:

Lakukan setiap rencana. yang dibuat untuk

membuat produk jadi. Selarna proses ini,

mungkin akan terjadi banyak siklus umpan balik

dengan klien sampai klien merasa puas.

3. Pengujian

Selalu lakukan pengujian terhadap program

Anda untuk memastikan bahwa mereka sudah

sesuai dengan tujuan proyek Anda, mereka.

bekerja sesua platform pengiriman yang

diinginkan dan sesuai keperluan klien atau

pengguna akhir.

4. Pengiriman

Kemas kemudian kirimkan proyek ke pengguna

akhir.

Dalam pengaplikasiannya multimedia

akan sangat membantu penggunanya, terutama

bagi pengguna awam.

2.5 Siklus hidup pengembangan multimedia

a. Mendefinisikan Masalah

Mendefinisikan masalah sistem adalah hal

yang pertama yang dilakukan oleh seorang analis

sistem.

b. Studi Kelayakan

Hal kedua yang dilakukan analis system

adalah studi kelayakan, apakah pengembangan

sistem multimedia layak diteruskan atau tidak.

c. Analisis Kebutuhan Sistem

Menganalisis maksud, tujuan dan sasaran

sistem merupakan hal yang dilakukan pada tahap

ini.

Gambar 2.1. Siklus hidup pengembangan

multimedia

d. Merancang Konsep

Pada tahap ini, analisis sistem terlibat

dengan user untuk merancang konsep yang

menentukan keseluruhan pesan dan isi dari

aplikasi yang akan dibuat.

e. Merancang Isi

Merancang isi meliputi mengevaluasi dan

memilih daya tarik pesan, gaya dalam

mengeksekusi pesan, nada dalam mengeksekusi

pesan dan kata dalam mengeksekusi pesan.

f. Merancang Naskah

Merancang naskah merupakan spesifikasi

lengkap dari teks dan narasi dalam aplikasi

multimedia.

g. Merancang Grafik

Dalam merancang grafik, analis memilih

grafik yang sesuai dengan dialog.

h. Memproduksi Sistem

Dalam tahap ini, komputer mulai

digunakan secara penuh, untuk merancang

Page 36: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

36

sistem, dengan menggabungkan ketujuh tahap

yang telah dilakukan.

i. Mengetes Sistem

Pengetesan merupakan langkah setelah

aplikasi multimedia selesai dirancang.

j. Menggunakan Sistem

Implementasi sistem multimedia dipahami

sebagai sebuah proses apakah sistem multimedia

mampu beroperasi dengan baik.

k. Memelihara Sistem

Setelah sistem digunakan, maka sistem

akan dievaluasi oleh user untuk diputuskan

apakah sistem yang baru sesuai dengan tujuan

semula dan diputuskan apakah ada revisi atau

modifikasi [1]

3. Metodologi

Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yang

langkah-langkah penelitian mengacu pada siklus

dan pengembangan, dengan uraian penjelasan

yang telah disesuaikan dengan tujuan penelitian,

seperti yang digambarkan pada gambar 2.1.

Pengembangan konten multimedia tidak

mempunyai suatu metodologi khusus dalam

prakteknya, biasanya suatu pengembangan

multimedia lazimnya mengikuti metodologi

pengembangan perangkat lunak yang sudah ada

sebelumnya. Proses pengembangan yang umum

digunakan untuk pengembangan suatu konten

multimedia biasanya bertolak dari proses

pengembangan perangkat lunak konvensional

atau biasa dikenal dengan siklus hidup perangkat

lunak (SWDLC) yang mempunyai berbagai

macam model pengembangan yang dapat

diterapkan sesuai dengan perangkat lunak yang

akan dikembangkan.

Dalam penelitian ini, penulis telah

melakukan proses yang mana ada dalam

pembahasan

4. Pembahasan

Pada prinsipnya proses ini meliputi proses

penuangan ide (proposal) produk, perencanaan

produk, perencanaan proses produksi,

penyusunan dokumentasi, penyusunan tim,

membangun prototip, pengurusan hak cipta dan

penendatangan kontrak dan pembiayaan seperti

diagram dibawah ini.

Gambar 3.1. Proses Pre-Production

Pada Alur Pre-Production diatas dapat

dijabarkan sebagai berikut :

1. Penyampaian Konsep

o Presentasi

Dalam tahap awal ini, kita memaparkan

layanan produk multimedia yang dapat kita

kerjakan. Hal ini wajib kita siapkan dalam

bentuk proposal baik tertulis maupun disajikan

dalam slide presentasi.

o Informasi dari Klien

Setelah menawarkan jasa, kita memerlukan

tujuan utama permintaan dari klien. Informasi

sebanyak-banyaknya juga diperlukan untuk

menimbang biaya produksi. Seperti halnya

konsumen dari produk multimedia tersebut

o Penawaran

Penawaran biaya dengan target seperti

permintaan klien, misalkan jumlah halaman

ataupun fasilitas-fasilitas yang akan kita

kerjakan. Perhitungan yang cepat dan tersedia

dalam bentuk per-item akan lebih meyakinkan

konsumen. Penawaran juga dapat dilakukan

dengan produk dalam bentuk paket. Selanjutnya

Penyampaian Konsep

Desain

Rencana Produksi

Pendokumentasian

Menyusun Tim

Membangun Prototype

Penandatanganan Kontrak

Memulai Produksi

Page 37: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

37

akan ditentukan secara nyata pada tahap rencana

produksi.

o Penjadwalan

Penjadwalan disusun secara cepat

menimbang berapa berat pekerjaan dan seberapa

banyak tim penyusun. Penjadwalan ini dapat

disusun dengan estimasi item yang dikerjakan,

sehingga perhitungan jadwal dapat terinci secara

cepat. Berikanlah jangka waktu lebih lama

daripada pekerjaan sebenarnya, minimal terdapat

penambahan 25 persen waktu pengerjaan

normal. Hal ini dikarenakan kebanyakan klien

membutuhkan waktu yang lebih cepat dari pada

penawaran sehingga kita siap dengan

kemungkinan percepatan pengerjaan. Perlu

diperhatikan, pengerjaan secara tergesa-gesa

akan menurunkan kualitas produk.

2. Desain

Data yang telah terkumpul dari kebutuhan

produk klien menjadi konsep awal yang kita

tawarkan kembali ke klien. Data-data ini menjadi

kesepakan final pekerjaan. Desain ini dapat

berupa bentuk konten, desain, suara, interaksi

dan navigasi.

3. Rencana Produksi

Setelah disepakati konten dan item apa saja

yang digunakan, selanjutnya merencanakan

harga dan jadwal pengerjaan.

4. Pendokumentasian

Semua rencana tersebut didokumentasikan

menjadi bentuk perjanjian dengan klien. Lain

halnya seperti proposal awal, bentuk perjanjian

berisi item-item yang telah disepakati bersama.

5. Menyusun Tim

Beban dari pembuatan produk multimedia

mempengaruhi jumlah tim yang akan kita

bangun. Semakin melebar maka semakin banyak

orang yang harus kita persiapkan. Kita tentu saja

akan kesulitan jika membangunnya secara

mandiri, contoh saja apabila kita membuat

produk interaktif, maka tenaga teknis meliputi

desainer konten, coder, teknisi audio dan video,

desainer cover, percetakan/penggandaan CD,

tester dan lain-lain.

6. Membangun Prototipe

Dari ketentuan oleh konsumen, maka kita

selanjutnya membuat prototipe atau kerangka

awal, disini kita dapat mengambil sebagian dari

tim sebagai pembangun prorotipe.

7. Penandatanganan Kontrak

Agar memiliki kekuatan hukum, maka kita

memerlukan surat perjanjian resmi. Biasanya

terdapat 2 buku atau lembar perjanjian. Satu

untuk kita sebaga developer dan satu untuk

konsumen. Dari sini kita dapat menerima uang

muka pengerjaan, minimal 20% dari jumlah

total. Secara sederhana, kita bisa membubuhi

tandatangan dengan dilengkapi dengan materai.

8. Memulai Produksi

Selanjutnya saatnya kita memulai produksi,

hubungan dengan konsumen terus berlanjut jika

terdapat perubahan-perubahan konten, namun

disini kita bisa juga meninggalkan konsumen

secara tidak langsung hingga produk menjadi

Alpha Version.

Sedangkan didalam rumah produksi

Hivemanagement

(http://www.hivemanagement.com) tahap pre-

production ini melalui tiga tahap sebagai berikut

:

1. Penerimaan (Acceptance)

Tahap awal yaitu penerimaan proyek

multimedia diawali dengan kesepakatan

permintaan klien secara tertulis dan memilki

kekuatan hukum.

Pengembangan dalam proyek multimedia

awal juga memungkinkan untuk menawarkan

produk dari rekan kerja kita yang berkaitan

dengan proyek ini.

2. Penelitian

Tim produksi dan klien bertemu bersama,

kemudian melakukan pembahasan teknis secara

singkat dari sasaran obyektif. Dalam tahap ini

juga pengetahuan tentang profil klien juga sangat

membantu dalam pengembangan proyek

multimedia. Interaksi antara klien dan tim

produksi akan membantu dalam memunculkan

kreatifitas.

3. Kesepakatan

Klien dan Produksi Tim bertemu dengan

tujuan untuk menentukan persyaratan dan

rencana proyek ke tahap produksi. Persyaratan-

persyaratan teknis dibahas dalam tahap ini,

Page 38: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

38

misalkan ketentuan pembayaran dan jangka

waktu produksi hingga versi sempurna.

5. Kesimpulan

Pembuatan konten multimedia interaktif

memerlukan proses pre-production yang cermat

terurtama dalam hal berinteraksi dengan

konsumen. Suatu perencanaan yang matang dan

estimasi yang tepat dan cepat juga berpengaruh

terhadap keseluruhan produksi konten

multimedia. Dalam kasus tertentu, proses ini

juga dapat mengalami penambahan maupun

pengurangan.

REFERENSI

Philip van Allen, Interactive Production Process Notes, 1999

Juhaeri , Pengantar Multimedia Untuk Media Pembelajaran, Ilmu-Komputer.com, 2007

Suyanto, Multimedia Alat Untuk Meningkatkan

Keunggulan Bersaing, 2003

en.wikipedia.org/wiki/Multimedia, 2010

Page 39: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

47

Petunjuk bagi (Calon) Penulis

TEKNIKa

1. Artikel yang ditulis untuk TEKNIKa meliputi hasil pemikiran dan hasil penelitian atau kajian pustaka

yang mempunyai kontribusi baru di bidang Teknik. Naskah diketik dengan huruf Times New Roman,

ukuran 11 pts, dengan spasi ganda, dicetak pada kertas HVS kuarto sepanjang maksimum 15 halaman,

dan diserahkan dalam bentuk print-out sebanyak 3 eksemplar beserta disketnya. Berkas (file) dibuat

dengan Microsoft word. Pengiriman file juga dapat dilakukan sebagai attacment e-mail ke alamat:

[email protected]

2. Nama penulis artikel dicantumkan tanpa gelar akademik dan ditempatkan di bawah judul artikel. Jika

penulis terdiri 4 orang atau lebih, yang dicantumkan di bawah judul artikel adalah nama penulis utama;

nama penulis-penulis lainnya dicantumkan pada catatan kaki halaman pertama naskah. Dalam hal

naskah ditulis oleh tim, penyunting hanya berhubungan dengan penulis utama atau penulis yang

namanya tercantum pada urutan pertama. Penulis dianjurkan mencantumkan alamat e-mail untuk

memudahkan komunikasi.

3. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris dengan format esai, disertai judul pada

masingmasing bagian artikel, kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul bagian. Judul

artikel dicetak dengan huruf besar ditengah-tengah, dengan huruf sebesar 14 poin. Peringkat judul

bagian dinyatakan dengan jenis huruf yang berbeda (semua judul bagian dan sub-bagian dicetak tebal

atau tebal dan miring), dan tidak menggunakan angka/nomor pada judul bagian: PERINGKAT 1

(HURUF BESAR SEMUA, TEBAL, RATA TEPI KIRI) Peringkat 2 (Huruf Besar Kecil, Tebal,

Rata Tepi Kiri) Peringkat 3 (Huruf Besar Kecil, Tebal-Miring, Rata Tepi Kiri)

4. Sistematika artikel hasil pemikiran adalah: judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); abstrak

(maksimum 200 kata); kata kunci; pendahuluan (tanpa judul) yang berisi latar belakang dan tujuan atau

ruang lingkup tulisan; bahasan utama (dapat dibagi ke dalam beberapa sub-bagian); penutup atau

kesimpulan; daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk).

5. Sistematika artikel hasil penelitian adalah: judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); abstrak

(maksimum 200 kata) yang berisi tujuan, metode dan hasil penelitian; kata kunci; pendahuluan (tanpa

judul) yang berisi latar belakang, sedikit tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian; metode; hasil;

pembahasan; kesimpulan dan saran; daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk)

6. Sumber rujukan sedapat mungkin merupakan pustaka-pustaka terbitan 10 tahun terakhir. Rujukan yang

diutamakan adalah sumber-sumber primer berupa laporan penelitian (termasuk skripsi, tesis, disertasi)

atau artikel-artikel penelitian dalam jurnal dan/atau majalah ilmiah.

7. Perujukan dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurang (nama, tahun). Pencantuman sumber

pada kutipan langsung hendaknya disertai keterangan tentang nomor halaman tempat asal kutipan.

Contoh: (Davis, 2003: 47).

8. Daftar Rujukan disusun dengan tata cara seperti contoh berikut dan diurutkan secara alfabetis dan

kronologis.

Buku:

Anderson, D, W., Vault, V. D. & Dickson, C. E. 1999. Problem and Prospects for the Decades Ahead:

Competency Based Teacher Education. Berkeley: McCutchan Publising Co.

Buku kumpulan artikel:

Saukah, A. & Waseso, M.G. (Eds.). 2002. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah (Edisi ke-4, cetakan ke-

1). Malang: UM Press.

Artikel dalam buku kumpulan artikel:

Russel, T. 1998. An Alternative Conception: Representing Represensation. Dalam P.J. Black & A. Lucas (Eds), Children’s Informal Ideas in Science (hlm. 62-84). London: Routledge.

Artikel dalam jurnal atau majalah:

Kansil, C.L. 2002. Orientasi Baru Penyelenggaraan Pendidikan Program Profesional dalam Memenuhi kebutuhan Dunia Industri. Transpor, XX (4): 57-61.

Artikel dalam koran:

Pitunov, B. 13 Desember, 2002. Sekolah Unggulan ataukah Sekolah Pengunggulan? Majapahit Pos, hlm. 4 & 11.

Tulisan/berita dalam koran (tanpa nama pengarang): Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3.

Page 40: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

48

Dokumen resmi:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta:

Depdikbud. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT. Armas Duta Jaya.

Buku terjemahan:

Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. 1976. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.

Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan Penelitian:

Kuncoro, T. 1996. Pengembangan Kurikulum Pelatihan Magang di STM Nasional Malang Jurusan Bangunan, Program Studi Bangunan Gedung: Suatu Studi Berdasarkan Kebutuhan Dunia

Usaha Jasa Konstruksi. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS IKIP MALANG.

Makalah seminar, lokakarya, penataran:

Waseso, M.G 2001. Isi dan Format Jurnal Ilmiah. Makalah disajikan dalam Seminar Lokakarya

Penulisan Artikel dan Pengelolaan Jurnal Ilmiah, Universitas Lambungmangkurat, Banjarmasin, 9-11 Agustus.

Internet (karya individual) Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals, 1990-1995 : The Calm

before the Storm, (Online), (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html, diakses 12 Juni

1996)

Internet (artikel dalam jurnal online):

Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan.

(Online), jilid 5,No. 4,(http://www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2000).

Internet (bahan diskusi):

Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet sites. NETTRAIN Discussion List, (Online), ([email protected], diakses 22 November 1995).

Internet (e-mail pribadi):

Naga, D.S ([email protected]). 1 Oktober 1997. Artikel Untuk JIP. E-mail kepada Ali Saukah ([email protected]).

9. Tata cara penyajian kutipan, table, dan gambar mencontoh langsung tata cara yang digunakan

dalam artikel yang telah dimuat. Artikel berbahasa Indonesia menggunakan Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Depdikbud, 1987). Artikel bahasa Inggris

menggunakan ragam baku.

10. Semua naskah ditelaah secara anonim oleh mitra bestari reviewers yang ditunjuk oleh

penyunting menurut bidang kepakarannya. Penulis artikel diberi kesempatan untuk melakukan

perbaikan (revisi) naskah atas dasar rekomendasi/saran dari mitra bestari atau penyunting,

kepastian pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis.

11. Pemeriksaan dan penyuntingan cetak-coba dikerjakan oleh penyunting dan/atau dengan

melibatkan penulis. Artikel yang sudah dalam bentuk cetak-coba dapat dibatalkan

pemuatannya oleh penyunting jika diketahui bermasalah.

12. Segala sesuatu yang menyangkut perjanjian pengutipan atau penggunaan software komputer

untuk pembuatan naskah atau ihwal lain yang terkait dengan HAKI yang dilakukan oleh

penulis artikel, berikut konsekuensi hukum yang mungkin timbul karenanya, menjadi tanggung

jawab penuh penulis artikel tersebut.

Page 41: METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA · PDF filedapat menyebabkan efek yang kurang baik ... memerlukan relay proteksi dengan keterkaitan, keamanan dan kecepatan operasi yang tinggi

Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.1 Tahun 2010

49