metode analisi geokimia

16
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan tentang Demokrasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances. Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga- lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh

Upload: fredy

Post on 12-Jul-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

geollogi

TRANSCRIPT

Page 1: metode analisi geokimia

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan tentang Demokrasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

   Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara

sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas

negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.

    Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga

kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan

dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam

peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis

lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling

mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.

Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga

pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan

kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang

menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat

(DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan

legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau

oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang

diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum

legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan.

Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting,

misalnya pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum.

Pemilihan umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warganegara,

namun oleh sebagian warga yang berhak dan secara sukarela mengikuti pemilihan

umum. Sebagai tambahan, tidak semua warga negara berhak untuk memilih

(mempunyai hak pilih).

     Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan

Page 2: metode analisi geokimia

memilih presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam

arti yang lebih luas. Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen

secara langsung tidak menjamin negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab

kedaulatan rakyat memilih sendiri secara langsung presiden hanyalah sedikit dari

sekian banyak kedaulatan rakyat. Walapun perannya dalam sistem demokrasi

tidak besar, suatu pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah

akibat cara berpikir lama dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi

meletakkan tokoh idola, bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh

impian ratu adil. Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin negara, masa

hidupnya akan jauh lebih pendek daripada masa hidup suatu sistem yang sudah

teruji mampu membangun negara. Banyak negara demokrasi hanya memberikan

hak pilih kepada warga yang telah melewati umur tertentu, misalnya umur 18

tahun, dan yang tak memliki catatan kriminal (misal, narapidana atau bekas

narapidana).

1.2 Identifikasi Masalah

      Dalam pelaksanaanya, banyak sekali penyimpangan terhadap nilai-nilai

demokrasi baik itu dalam kehidupan sehari-hari di keluarga maupun masyarakat.

Permasalahn yang muncul diantaranya yaitu:

• Belum tegaknya supermasi hukum.

• Kurangnya partisipasi masyarakat dalam kehidupan bermasnyarakat, berbangsa

dan bernegara.

• Pelanggaran terhadap hak-hak orang lain.

• Tidak adanya kehidupan berpartisipasi dalam kehidupan bersama (musyawarah

untuk mencapai mufakat).

Untuk mengeliminasi masalah-masalah yang ada, maka makalah ini akan

memaparkan pentingnya budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk

itu, penulis menyusun makalah ini dengan judul “ BUDAYA DEMOKRASI ”.

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah :

Page 3: metode analisi geokimia

1. Memaparkan masalah-masalah yang timbul yang diakibatkan penyimpangan

dari nilai-nilai demokrasi dalam kehidupa sehari-hari.

2. Memaparkan sejumlah sumber hukum yang menjadi landasan demokrasi

3. Memaparkan contoh nyata penerapan budaya demokrasi dalam kehidupan

sehari-hari.

1.4 Batasan Masalah

Karena banyaknya permasalahan-permasalahan yang timbul, maka makalah ini

hanya akan membahas tentang pentingnya budanya demokrasi dalam kehidupan

sehari-hari baik itu dalam keluarga maupun masyarakat, berbangsa dan bernegara.

1.5 Sistematika Penulisan

Agar makalah ini dapat dipahami pembaca, maka penulis membuat sistematika

penulisan makalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan berisikan latar belakang mengenai pengertian demokrasi, identifikasi

masalah yang ditimbulkan oleh pelanggara terhadap nilai-nilai demokrasi, tujuan

dibuatnya makalah, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II TEORI BUDAYA DEMOKRASI

Teori Budanya Demokrasi berisikan pengertian demokrasi, landasan-landasan

demokrasi, sejarah perkembangan demokrasi dan penerapan budaya demokrasi

dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III KESIMPULAN dan SARAN

Kesimpulan dan saran merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan dari

keseluruhan pembahasan serta saran-saran.

BAB II

TEORI BUDAYA DEMOKRASI

2.1 Pengertian Demokrasi

Page 4: metode analisi geokimia

      Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara

sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas

negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.

2.1.1 Menurut Internasional Commision of Jurits

       Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyar dimana kekuasaan

tertinggi ditangan rakyat dan di jalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-

wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan yang bebas. Jadi, yang di

utamakan dalam pemerintahan demokrasi adalah rakyat.

2.1.2 Menurut Lincoln

       Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat

(government of the people, by the people, and for the people).

2.1.3 Menurut C.F Strong

       Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewasa dari

masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa

pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan kepada

mayoritas itu.

2.2 Landasan-landasan Demokrasi

2.2.1 Pembukaan UUD 1945

1. Alinea pertama

Kemerdekaan ialah hak segala bangsa.

2. Alinea kedua

Mengantarkan rakyat Indonesia kepintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang

merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

3. Alinea ketiga

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan luhur

supaya berkehidupan dan kebangsaaan yang bebas.

Page 5: metode analisi geokimia

4. Alinea keempat

Melindungi segenap bangsa.

2.2.2 Batang Tubuh UUD 1945

1. Pasal 1 ayat 2

Kedaulatan adalah ditangan rakyat.

2. Pasal 2

Majelis Permusyawaratan Rakyat.

3. Pasal 6

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.

4. Pasal 24 dan Pasal 25

Peradilan yang merdeka.

5. Pasal 27 ayat 1

Persamaan kedudukan di dalam hukum.

6. Pasal 28

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul.

2.2.3 Lain-lain

1. Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang hak asasi

2. UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM

2.3 Sejarah dan Perkembangan Demokrasi

     Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno

pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari

sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti

dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah

berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem

“demokrasi” di banyak negara.

      Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan

kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai

pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat,

oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci

Page 6: metode analisi geokimia

tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat

ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.

     Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan

dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica)

dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk

kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan

ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu

besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab,

bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran

terhadap hak-hak asasi manusia.

Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya

kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk

gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak

akan membawa kebaikan untuk rakyat.

Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi

harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga

negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori)

membatasi kekuasaan lembaga negara tersebut.

     Demokrasi Indonesia pasca kolonial, kita mendapati peran demokrasi yang

makin luas. Di zaman Soekarno, kita mengenal beberapa model demokrasi. Partai-

partai Nasionalis, Komunis bahkan Islamis hampir semua mengatakan bahwa

demokrasi itu adalah sesuatu yang ideal. Bahkan bagi mereka, demokrasi bukan

hanya merupakan sarana, tetapi demokrasi akan mencapai sesuatu yang ideal.

Bebas dari penjajahan dan mencapai kemerdekaan adalah tujuan saat itu, yaitu

mencapai sebuah demokrasi. Oleh karena itu, orang makin menyukai demokrasi.

     Demokrasi yang berjalan di Indonesia saat ini dapat dikatakan adalah

Demokrasi Liberal. Dalam sistem Pemilu mengindikasi sistem demokrasi liberal

di Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Pemilu multi partai yang diikuti oleh sangat banyak partai. Paling sedikit sejak

reformasi, Pemilu diikuti oleh 24 partai (Pemilu 2004), paling banyak 48 Partai

Page 7: metode analisi geokimia

(Pemilu 1999). Pemilu bebas berdiri sesuka hati, asal memenuhi syarat-syarat

yang ditetapkan KPU. Kalau semua partai diijinkan ikut Pemilu, bisa muncul

ratusan sampai ribuan partai.

2. Pemilu selain memilih anggota dewan (DPR/DPRD), juga memilih anggota

DPD (senat). Selain anggota DPD ini nyaris tidak ada guna dan kerjanya, hal itu

juga mencontoh sistem di Amerika yang mengenal kedudukan para anggota senat

(senator).

3. Pemilihan Presiden secara langsung sejak 2004. Bukan hanya sosok presiden,

tetapi juga wakil presidennya. Untuk Pilpres ini, mekanisme nyaris serupa dengan

pemilu partai, hanya obyek yang dipilih berupa pasangan calon. Kadang, kalau

dalam sekali Pilpres tidak diperoleh pemenang mutlak, dilakukan pemilu putaran

kedua, untuk mendapatkan legitimasi suara yang kuat.

4. Pemilihan pejabat-pejabat birokrasi secara langsung (Pilkada), yaitu pilkada

gubernur, walikota, dan bupati. Lagi-lagi polanya persis seperti pemilu Partai atau

pemilu Presiden. Hanya sosok yang dipilih dan level jabatannya berbeda. Disana

ada penjaringan calon, kampanye, proses pemilihan, dsb.

5. Adanya badan khusus penyelenggara Pemilu, yaitu KPU sebagai panitia, dan

Panwaslu sebagai pengawas proses pemilu. Belum lagi tim pengamat independen

yang dibentuk secara swadaya. Disini dibutuhkan birokrasi tersendiri untuk

menyelenggarakan Pemilu, meskipun pada dasarnya birokrasi itu masih

bergantung kepada Pemerintah juga.

6. Adanya lembaga surve, lembaga pooling, lembaga riset, dll. yang aktif

melakukan riset seputar perilaku pemilih atau calon pemilih dalam Pemilu.

Termasuk adanya media-media yang aktif melakukan pemantauan proses pemilu,

pra pelaksanaan, saat pelaksanaan, maupun paca pelaksanaan.

7. Demokrasi di Indonesia amat sangat membutuhkan modal (duit). Banyak sekali

biaya yang dibutuhkan untuk memenangkan Pemilu. Konsekuensinya, pihak-

pihak yang berkantong tebal, mereka lebih berpeluang memenangkan Pemilu,

daripada orang-orang idealis, tetapi miskin harta.Akhirnya, hitam-putihnya politik

tergantung kepada tebal-tipisnya kantong para politisi.

Semua ini dan indikasi-indikasi lainnya telah terlembagakan secara kuat dengan

Page 8: metode analisi geokimia

payung UU Politik yang direvisi setiap 5 tahunan. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa sistem demikian telah menjadi realitas politik legal dan memiliki posisi

sangat kuat dalam kehidupan politik nasional.

Pesta demokrasi yang kita gelar setiap 5 tahun ini haruslah memiliki visi kedepan

yang jelas untuk membawa perubahan yang fundamental bagi bangsa Indonesia

yang kita cintai ini, baik dari segi perekonomian, pertahanan, dan persaiangan

tingkat global. Oleh karena itu, sinkronisasi antara demokrasi dengan

pembangunan nasional haruslah sejalan bukan malah sebaliknya demokrasi yang

ditegakkan hanya merupakan untuk pemenuhan kepentingan partai dan

sekelompok tertentu saja.

Jadi, demokrasi yang kita terapkan sekarang haruslah mengacu pada sendi-sendi

bangsa Indonesia yang berdasarkan filsafah bangsa yaitu Pancasila dan UUD

1945.

Penerapan Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari

Di Lingkungan Keluarga

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan keluarga dapat diwujudkan dalam

bentuk sebagai berikut:

- Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara;

- Menghargai pendapat anggota keluarga lainya;

- Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja;

- Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.

Di Lingkungan Masyarakat

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam

bentuk sebagai berikut:

- Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya;

- Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi;

- Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya;

- Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;

- Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga lain.

Page 9: metode analisi geokimia

Di Lingkungan Sekolah

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan dalam

bentuk sebagai berikut:

- Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan;

- Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama;

- Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;

- Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan

masalah;

- Sikap anti kekerasan.

Di Lingkungan Kehidupan Bernegara

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat

diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

Besedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas;

Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai pendapat

warganya;

Memiliki kejujuran dan integritas;

Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik;

Menghargai hak-hak kaum minoritas;

Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;

Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan berrsama untuk menyelesaikan

masalah-masalah kenegaraan.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

    Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi belum

membudaya. Kita memang telah menganut demokrsai dan bahkan telah di

Page 10: metode analisi geokimia

praktekan baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan bebangsa

dan bernegara. Akan tetapi, kita belum membudanyakannya.

Membudaya berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Mengatakan

“Demokrasi telah menjadi budaya” berarti penghayatan nilai-nilai demokrasi telah

menjadi kebiasaan yang mendarah daging di antara warga negara. Dengan kata

lain, demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari

kehidupanya. Seluruh kehidupanya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.

     Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar betapa sering

warga negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar nilai-nilai demokrasi.

Orang-orang kurang menghargai kebabasan orang lain, kurang menghargai

perbedaan, supremasi hukum kurang ditegakan, kesamaan kurang di praktekan,

partisipasi warga negara atau orang perorang baik dalam kehidupan sehari-hari

maupun dalam kehidupan pilitik belum maksimal, musyawarah kurang dipakai

sebagai cara untuk merencanakan suatu program atau mengatasi suatu masalah

bersama, dan seterusnya. Bahkan dalam keluarga dan masyarakat kita sendiri,

nilai-nilai demokrasi itu kurang di praktekan.

Saran

Mewujudkan budaya demokrasi memang tidak mudah. Perlu ada usaha dari

semua warga negara. Yang paling utama, tentu saja, adalah:

1. Adanya niat untuk memahami nilai-nilai demokrasi.

2. Mempraktekanya secara terus menerus, atau membiasakannya.

Memahami nilai-nilai demokrasi memerlukan pemberlajaran, yaitu belajar dari

pengalaman negara-negara yang telah mewujudkan budaya demokrasi dengan

lebih baik dibandingkan kita. Dalam usaha mempraktekan budaya demokrasi, kita

kadang-kadang mengalami kegagalan disana-sini, tetapi itu tidak mengendurkan

niat kita untuk terus berusaha memperbaikinya dari hari kehari. Suatu hari nanti,

kita berharap bahwa demokrasi telah benar-benar membudaya di tanah air kita,

baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara.

Page 11: metode analisi geokimia

DAFTAR PUSTAKA

1. “http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi“

2. “http://dondsor.blogster.com/demokrasi_dan_Konstitusi.html“

3. Abdulkarim, Aim, Drs, M.Pd. 2004 “Kewarganegaraan untuk SMP Kelas II

Jilid 2”. Bandung: Grafindo Media Pratama.

4. Wijianti, S.Pd. dan Aminah Y., Siti, S.Pd. 2005 “ Kewarganegaraan

(Citizenship)”. Jakarta: Piranti Darma Kalokatama.

5. Dahlan, Saronji, Drs. Dan H. Asy’ari, S.Pd, M.Pd. 2004 “Kewarganegaraan

Untuk SMP Kelas VIII Jilid 2”. Jakarta: Erlangga

http://math-engineer.blogspot.com/2013/03/makalah-pendidikan-

kewarganegaraan.html