metedologi lapangan ni

6
Metedologi lapangan Metedologi merupakan suatu cara atau system yang digunakan oleh seseorang nntuk mendapatkan specimen atau objek yang di inginkan. Dalam hal ini, metedologi lapangan terbagi dalam 2 macam, yaitu metedologi aktif dan metedologi pasif. Perbedaan antara kedua metode tersebut yaitu terletak pada tekhnik yang di gunakan. Metedologi pasif merupakan suatu metode yang digunakan dengan bantuan alat-alat elektonik ataupun lainnya, sedangkan metedologi aktif merupakan suatu cara yang digunakan oleh suatu pratikan atau individu, dimana individu tersebut langsung terjun ke lapangan. Metedologi Pasif terbagi ke dalam beberapa cara yaitu : 1. Fish Trap Metoda ini merupakan suatu tekhnik atau cara yang digunakan , dimana objek sasarannya adalah ikan. Cara ini dilakukan dengan memasang perangkap untuk ikan dalam suatu wadah yang akan di benamkan ke dalam air. Ada beberapa bentuk perangkap ikan yang sering di gunakan, di antaranya : pukat, jarring, tangguk, trawl, sentrum dan sebagainya. Adapun cara untuk memasang fish trap adalah : Sediakan alat perangkap ikan, di dalam perangkap tersebut, masukkan pellet dan ikat dengan benang,biara pellet tidak terbawa oleh aliran sungai atau air lainnya, kasih pemberat berupa batu di dalam perangkap pukat tersebut. Masukkan pukat tersebut ke dalam sungai dan benamkan. Dalam membenamkan perhatikan mulut perangkap searah dengan arus aliran sungai. Agar perangkap tersebut tidak terbawa arus, maka perangkap tersebut dapat diberi tali dan di ikat dekat dengan pohon. Amati perangkap tersebut tiap 6 jam. Jika sudah dapat, maka pukat tersebut di buka dan di ambil ikan tersebut dan masukkan ke dalam wadah yang sudah di siapkan sebelumnya. 2. Pit Fall Trap Perangkap ini merupakan perangkap tradisional untuk menangkap katak ( Amphibia ) dan Ular ( reptile ). Perangkap ini terbagi ke dalam dua bagian, yaitu line transek dan line straigt transek. Perbedaan pada dua metode tersebut yaitu tekhnik yang digunakan

Upload: rahmatika-putri

Post on 30-Jun-2015

100 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metedologi lapangan ni

Metedologi lapangan

Metedologi merupakan suatu cara atau system yang digunakan oleh seseorang nntuk mendapatkan specimen atau objek yang di inginkan. Dalam hal ini, metedologi lapangan terbagi dalam 2 macam, yaitu metedologi aktif dan metedologi pasif. Perbedaan antara kedua metode tersebut yaitu terletak pada tekhnik yang di gunakan. Metedologi pasif merupakan suatu metode yang digunakan dengan bantuan alat-alat elektonik ataupun lainnya, sedangkan metedologi aktif merupakan suatu cara yang digunakan oleh suatu pratikan atau individu, dimana individu tersebut langsung terjun ke lapangan.

Metedologi Pasif terbagi ke dalam beberapa cara yaitu :

1. Fish TrapMetoda ini merupakan suatu tekhnik atau cara yang digunakan , dimana objek sasarannya adalah ikan. Cara ini dilakukan dengan memasang perangkap untuk ikan dalam suatu wadah yang akan di benamkan ke dalam air. Ada beberapa bentuk perangkap ikan yang sering di gunakan, di antaranya : pukat, jarring, tangguk, trawl, sentrum dan sebagainya.Adapun cara untuk memasang fish trap adalah : Sediakan alat perangkap ikan, di dalam perangkap tersebut, masukkan pellet dan ikat dengan benang,biara pellet tidak terbawa oleh aliran sungai atau air lainnya, kasih pemberat berupa batu di dalam perangkap pukat tersebut. Masukkan pukat tersebut ke dalam sungai dan benamkan. Dalam membenamkan perhatikan mulut perangkap searah dengan arus aliran sungai. Agar perangkap tersebut tidak terbawa arus, maka perangkap tersebut dapat diberi tali dan di ikat dekat dengan pohon. Amati perangkap tersebut tiap 6 jam. Jika sudah dapat, maka pukat tersebut di buka dan di ambil ikan tersebut dan masukkan ke dalam wadah yang sudah di siapkan sebelumnya.

2. Pit Fall TrapPerangkap ini merupakan perangkap tradisional untuk menangkap katak ( Amphibia ) dan Ular ( reptile ). Perangkap ini terbagi ke dalam dua bagian, yaitu line transek dan line straigt transek. Perbedaan pada dua metode tersebut yaitu tekhnik yang digunakan dalam mengaplikasi dalam lapangan. Tekhnil Line transek yaitu, membuat garis lurus di tengah hutan, kemudian membentuk beberapa bidang bujur sangkar, dimana tiap bujur sangkar panjangnya 50 m, dimana mementuk beberapa kolom dengan dua baris. Pada tekhnik ini, tiap bidang ditebarkan snake glue, dimana snake glue tersebut merupakan sejenis lem yang digunakan untuk menjebak ular, sehingga ular tersebut akan lengket dan menghalangi pergerakannya.Dalam menjebak ular dapat digunakan umapan yang berupa mencit ataupun serangga lainnya. Ular tersebut dapat dipisahkan dari snake glue dengan menggunakan minyak mais. Sedangkan tekhnik kedua merupakan suatu tekhnik dimana pada tekhnik ini digenakan pasir yang berisi umpan untuk menarik perhatian objek.Selain itu, pada tekhnik ini mempunyai prosedur yang cukup unik dalam menjebak reptile ataupun amphibian. Pertama-tama sediakan kaleng cat bekat dengan ukuran medium, kaleng tersebut dibolongi pada bagian dasarnya. Setelah itu, buat lubang atau parit dengan kedalam yang sama dengan tinggi kaleng tersebut, benamkan kaleng tersebut kedalam lubang atau parit yang telah disiapkan, lumuri permukaan kaleng tersebut dengan minyak makan atau oli. Minyak

Page 2: Metedologi lapangan ni

makan atau oli tersebut berguna untuk membuat objek tidak dapat keluar lagi jika sudah terperangkap, karena oli/minyak tersebut memperlicin bidang, sehingga objek tersebut dapat terpeleset. Letakkan kaleng tersebut pada satu bidang lurus dengan jarak 1 meter tiap kaleng cat atau peletakkan dengan cara zigzag . Setelah itu beri batasan berupa terpat sepanjang kaleng tersebut di letakkan. Dalam meletakkan terpal, usahakan terpal tersebut dibenamkan sepanjang ±10 cm di bawah dasar tanah. Ini berguna untuk menghambat objek yang akan kabur, karena ada sebagian binatang yang dapat menggai tanah untuk kabur.Usahan posis terpat tersebut tidak renggang ( harus tegang ). Dalam membuat lubang atau parit usahakan berada dekat dengan bibir sungai, karena hampir tiap jenis amphibi datang dari daerah sungai. Selain itu, dalam pemasangan perangkap harus dilakukan sebelum maghrib.Amati perangkap tersebut 1x 1 jam.

3. Mist Net burungMetoda ini merupakan suatu cara/ tekhnik yang digunakan dalam menangkap burung. Dalam metoda ini menggunakan jala, pancang, tali, kantong burung, tongkat nabi Musa, mist net. Mist net burung pada umumnya memiliki panjang sekitar 12 m, 9 m, dan 6 m. Dengan lebar atau tinngi sekitar 2,5 m. Dalam pemasangan mist net harus di perhatikan tali tersebut agar tdak kusut, kemudian buar pancang dengan jarak yang telah di tentukan. Beri pasak pada pancang tersebut dengan tali yang berwarna putih agar dapat berdiri tegak. Adapun yang perlu di perhatikan dalam pemasangan mist net tersebut harus sesuai dengan permukaan bumi ( tekstur bumi), misalnya jika mendaki maka pemasngan mist net harus mendaki pula. Jarak antara mist net dengan permukaan tanah sekitar ±50 cm. Mist net terdiri dari 12 kantong, yang berfungsi sebagai wadah jika burung tertangkap, sehingga burung tersebut tidak langsung jatuh ke tanah. Dalam pemasangan mist net usahakann pada pagi hari. Pada pagi hari, maka objek yang didapatkan adlah burung yang berukuran sedang kebawah, jika pemasangan Pda malam hari maka akan terasa sulit di karenakan mist net yang bias saja akan kusut dan objek yang didapat bias saja ukurannya sedang ke atas. Amati mist net tiap 1 x 1 jam.Dalam pengamatan harus dilakukan setiap satu jam satu kali, disebabkan jika ada objek yang tertangkap tidak segera di tangani atau dilepaskan dari jala tersbut maka objek tersebut bias pingsan dan mati Sebagaimana kita ketahui burung memiliki tingkat kesetresan yang cukup tinggi dan bias mati di karenakan panas

4. DigiscopingSuatu tekhnik yang digunakan untuk mengamati suatu objek pada jarak jauh dengan menggunakan perpaduan antara teropong dengan monukuler. Digiscoping terdiri dari monukuler, camdig, dan tripod. Digiscoping mempunyai lensa objektif dan lensa fokus. Lensa tersebut membantu dalam mengamati objek secara jelas. Digiscoping mempunyai suatu petunjuk yang berupa cairan dimana cairan tersebut ada berupa gelembung yang dapat menentukan apakah posisi digiscoping sudah tepat atau belum pada permukaan tanah. Jika sudah maka gelembung tersebut berada pada bagian tengah. Tripot memiliki suatu sekruo dimana posisi digiscoping sesuai dengan pengamatnya, sehingga dapat mempermudah dalam

Page 3: Metedologi lapangan ni

pengamatan. Digiscoping dapat diubah posisinya dengan menggunakan suatu tuas, apakah pengamat tersebut ingin posisinya agak ke bawah atau ke atas.Pengamatan ini sebaiknya dilakukan pada cuaca yang cerah.

5. Harpa TrapPerangkap ini termodifikasi dari alat music Harpa. Perangkap ini dilakukan untuk mencebak atau menangkap kelelawar di suatau daerah, baik di dataran rendah, dataran tinggi ataupun di dalam goa.perangkap ini terdiri dari beberapa buah layer yaitu sekitar 3/4 buah layer. Layer tersebut terbuat dari nilon. Alasan dipilih nilon dikarenakan nilon bersifat elastis dan plastis. Layer tersebut dipasang secara zigzag ( selang-seling ) dengan layer yang lain.Itu disebabkan karena ada beberapa jenis kelelawar memiliki suara ultrasionik gemma. Suara itu berfungsi sebagai pendeteksi apakah di depannya ( arah terbangnya ) bertabrakan dengan dinding atau benda lainnya atau penentuan lokasi, sehingga kelelawar tersebut dapat menghindarinya. Namun, itulah keuntungan pemasangan layer dengan cara zigzag( selang-seling ) sehingga dapat memperbesar peluang dalam menangkap kelelawar. Selain itu nilon tersebut dapat memecah gelombang ultrasionik kelelawar. Dalam metode ini, dibutuhkan sarung tangan kulit untuk menghindari kontak dengan kelelawar cecara langsung, kantong kelelawar untuk memasukkan kelelawar. Dalam pemangan Harpa Trap usahakan terletak dekat dengan mulut goa atau tempat strategis lainnya. Amati tiap saat. Jika perangkap tersebut berhasil, maka kelelawar dapat di identifikasi dan di lepas kembali jika jenis kelelawar tersebut sudah mulai tipis/ langka. Dalam mengidentifikasi, adapun karakter yang perlu diperhatikan adlah panjang lengan bawah, panjang tubuh total, panjang kepala saja, panjang telapak kaki tanpa cakar dan pakai cakar, dan sebaginya. Biasanya ukuran kelelawar pada dataran tinggi lebih kecil di bandingkan dengan dataran rendah.

6. Mist Net kelelawarMetoda ini merupakan suatu cara/ tekhnik yang digunakan dalam menangkap kelelawar. Perbedaan dengan mist net burung adalah panjang dan ukurannya lebih keci di bandingkan dengan mist net burung. Selain itu, jala yang digunakan lebih halus.Ukuran dari mist net kelelawar yaitu panjangnya 6-9 m dengan tinggi 1 meter. Pemasangan mist net kelelawar lebih rendah daripada mist net burung, dikarenakan terbang kelelawar lebih rendah dibandingkan dengan burung yaitu 50 cm dari permukaan tanah. Adapun yang perlu diperhatikan dalam pemasangan mist net kelelawar yaitu ; Tidak memakai acsesoris ( untuk menghindari robeknya jala), pemasangannya pada rentang waktu 12.00-16.00 WIB.lakukan pengamatan setiap 1x 1 jam. Jika ada kelelawar yang terperangkap, jangan di biarkan terlalu lama. Adapun pemasangan mist net kelelawar yaitu sekitar3-5 m dari mulut goa. Dalam mengambil kelelawar terperangkap, lepaskan kakinya dari jeratan jala tersebut kemudian pegang sayapnya baru kepalanya. Begitu juga dengan burung.

7. Camera TrapKamera Trap merupakan media yang digunakan untuk mengambil gambar objek secara langsung tanpa ada pengamatnya. Kamera trap terbagi ke dalam dua jenis yaitu kamera trap sederhana

Page 4: Metedologi lapangan ni

dan modern. Kamera trap sederhana terdiri dari kamera digital dan alat sensor. Sensor tersebut memiliki 4 tuas yaitu Tuas pertama berupa kamera ( jika tuas di tekan ke atas ) dan laser ( jika tuas di tekan ke bawah ). Laser berfungsi untuk mengatur ketinggian kameran dari permukaan tanah. Biasanya jarak kamera dengan permukaan tanah sekitar 60-70 cm.Tuas kedua berupa tombol Delay. Tombol delay terbagi 2 yaitu delay a untuk tenggang pengambilan 1 menit, sedangkan delay b untuk tenggang waktu 5 menitvdalam penjebretan objek.Tuas ketiga yaitu tombol 24 jam on nyaTuas keempat merupakan start nya. Caranya nyalakan tuas ke4, buka lensa dan atur delay yang diinginkan, tekan tuas kamera sampai lampu hidup dan terus tekan tuas ke atas sampai lampu yang kedap-kedip tesebut mati. Jika sudah mati, berarti kamera sudah aktif.Adapuntips pada metoda ini adalah meletakkan kamera pada poho atau tempat besi yang sudah karatan, guna tidak membuat objek takut.