metakognitif

89
  1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu hal yang tidak dapat kita hindarkan dari kehidupan. Pendidikan dapat diperoleh semua orang dalam kehidupannya, baik itu pendidikan formal, maupun non formal. Dijaman sekarang banyak sekali orang yang tidak bisa mengenyam pendidikan formal untuk memperoleh  pendidikan yang layak sesuai dengan sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan akan berjalan dengan baik jika semua unsur dalam pendidikan dapat  berjalan selaras, serasi dan seimbang. Beberapa faktor-faktor pendidikan yang menjadikan pola interaksi saling mempengaruhi diantaranya adalah guru, tujuan, anak didik, metode dan strategi belajar. 1  Adapun tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai melalui  proses pe mbelajaran yang berdasarkan pada kurikulum 2004 adalah melatih cara  berfikir dan bernalar, mengembangkan aktifitas kreatif, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan. Sedangkan salah satu prinsip  pengembangan dalam kurikulum 2004 adalah prinsip berpusat pada anak. 2  1  Fuad Hasan, Dasar-dasar Kependi dikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 6. 2  Depdiknas 2003,  Ketentuan Umum Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Pra-sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Depdiknas)

Upload: auliya-azmie

Post on 14-Jul-2015

1.349 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 1/89

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu hal yang tidak dapat kita hindarkan dari

kehidupan. Pendidikan dapat diperoleh semua orang dalam kehidupannya, baik 

itu pendidikan formal, maupun non formal. Dijaman sekarang banyak sekali

orang yang tidak bisa mengenyam pendidikan formal untuk memperoleh

 pendidikan yang layak sesuai dengan sistem pendidikan yang ada di Indonesia.

Pendidikan akan berjalan dengan baik jika semua unsur dalam pendidikan dapat

  berjalan selaras, serasi dan seimbang. Beberapa faktor-faktor pendidikan yang

menjadikan pola interaksi saling mempengaruhi diantaranya adalah guru, tujuan,

anak didik, metode dan strategi belajar.1 

Adapun tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai melalui

 proses pembelajaran yang berdasarkan pada kurikulum 2004 adalah melatih cara

  berfikir dan bernalar, mengembangkan aktifitas kreatif, mengembangkan

kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan menyampaikan

informasi atau mengkomunikasikan gagasan. Sedangkan salah satu prinsip

 pengembangan dalam kurikulum 2004 adalah prinsip berpusat pada anak.

2

 

1 Fuad Hasan, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 6.2 Depdiknas 2003, Ketentuan Umum Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Pra-sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Depdiknas)

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 2/89

 

2

Dipandang dari tujuan pembelajaran secara prinsip pengembangan

kurikulum 2004 tersebut, maka model pembelajaran kontruktifis merupakan salah

satu model pembelajaran PAI yang sesuai dengan kurikulum 2004. Hal tersebut

didukung dengan pendekatan konstruktifis yang berasal dari ide-ide pieget dan

vygotsky. Pendekatan konstruktifis menekankan adanya prinsip terpusat pada

  peserta didik (  student centered instruction) dan menyarankan penggunaan

kelompok-kelompok belajar dalam proses pembelajaran. Artinya bahwa suatu

  pembelajaran hendaknya didominasi oleh aktivitas belajar siswa yang mandiri

guna mengkonstruksi pengetahuan bagi diri mereka sendiri.3 

Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru dan belajar oleh siswa inilah

yang dimaksud dengan pembelajaran. Namun sampai saat ini, pembelajaran

secara klasikal dengan berpusat pada guru (teacher centered ) masih dominan

dilaksanakan di sekolah. Guru merupakan sumber informasi dan sumber belajar 

utama, perannya sangat mendominasi dalam menentukan semua kegiatan

 pembelajaran dalam kelas.4 

Seorang guru dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi

dengan sebuah strategi-strategi belajar yang ada yang telah disesuaikan dengan

situasi dan kondisi yang ada. Pemahaman siswa pada materi yang diberikan

sangatlah penting bagi seorang guru dan siswa itu sendiri. Bagi seorang guru

3 M. Nur dan Prima Retno Wikandarei,   Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan

 Konstruktivis Dalam Pengajaran, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2000), 44 Russefensi,   Pengajar Matematika Modern Untuk Orang Tua Murid, Guru dan SPG, (Bandung:

trasito, 1979), 231

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 3/89

 

3

keberhasilan siswa pada materi yang diberikan adalah sebuah keberhasilan bagi

guru.

Hal ini dikarenakan seorang guru memiliki sebuah tanggung jawab

terhadap profesinya atas keberhasilan anak didiknya. Guru adalah sebuah profesi

yang nantinya harus dipertanggungjawabkan pada lembaga, siswa, wali murid,

  pribadinya dan lingkungan sekitar. Keprofesionalan guru tidak terlepas dari

strategi, metode yang guru pilih atau gunakan dalam proses belajar mengajarnya.

Memilih strategi hendaknya tidak dilakukan secara asal-asalan melainkan melalui

  berbagai macam pertimbangan seperti manfaat dan kegunaan dari strategi yang

dipilih.

Dijaman sekarang banyak guru yang gampang sekali memilih strategi

  belajar yang digunakan tanpa memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi.

Pemilihan yang cenderung asal-asalan ini dikarenakan guru kurang memiliki rasa

tanggung jawab pada proses belajar-mengajar dan hasil belajar. Seorang pendidik 

  profesional bisa dikatakan sebagai guru yang demokratis, yakni suka bekerja

sama dengan teman sejawat, siswa, dan sering memberikan peluang akademis

kepada para anak didiknya.

Guru diharapkan dapat berperan secara profesional di dalam

melaksanakan tugas-tugasnya. Profesional jelas berkaitan dengan kemampuan

fungsional seorang guru untuk memahami, bersikap, menilai, memutuskan atau

 bertindak di dalam kaitan tugasnya. Seorang guru adalah pemimpin bagi siswanya

dimana siswa merupakan amanat yang harus dijaga dengan sebaik mungkin oleh

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 4/89

 

4

guru yang mana anak didik akan mendapatkan informasi dari pendidik dengan

harapan informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Kecakapan guru dalam

memilih strategi belajar terkait erat dengan fungsi guru/peranan penting guru

dalam proses belajar-mengajar yakni sebagai director of learning  (direktur 

 belajar). Artinya setiap guru diharapkan sepandai mungkin mengarahkan kegiatan

  belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar dalam hal ini seperti

menciptakan keberhasilan pemahaman siswa pada materi yang disajikan.

Konsekuensinya di era dunia pendidikan modern sekarang tugas dan tanggung

 jawab guru menjadi lebih kompleks dan berat.

Pada hakekatnya, tugas seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar 

(KBM) adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai,

cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan belajar bagaimana

 belajar.

Untuk melaksanakan tugas tersebut dapat dilakukan berbagai model

  pengajaran. Selain itu sangat penting juga bagi guru untuk mengajarkan para

siswanya strategi belajar. Proses-proses strategi belajar ini digunakan untuk 

membantu siswa “belajar bagaimana belajar”. Sebagaimana pendapat Claire

Weinstein dan Richard Meyer 5

:

“Merupakan hal yang aneh apabila kita mengharapkan siswa belajar 

namun jarang mengajarkan mereka tentang belajar. Kita mengharapkan

siswa untuk memecahkan masalah namun jarang mengajarkan merekatentang pemecahan masalah. Dan sama halnya kita kadang-kadang

meminta siswa mengingat sejumlah besar bahan ajar namun jarang

5 Mohammad Nur, Jilid 2, 5.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 5/89

 

5

mengajarkan mereka seni menghafal. Sekarang, tibalah waktunya kitamengembangkan ilmu terapan tentang belajar dan pemecahan masalah dan

memori. Kita perlu mengembangkan prinsip-prinsip umum tentang  bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana memecahkanmasalah dan kemudian mengemasnya dalam bentuk pelajaran yang siap

diterapkan dan kemudian memasukkan metode-metode ini dalam

kurikulum.”

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya pemahaman dan hasil

  belajar siswa pada mata pelajaran fiqih. Hal ini disebabkan pembelajaran fiqih

yang dilaksanakan di sekolah masih berjalan konvensional yakni pembelajaran

yang menetapkan guru sebagai pemberi informasi dan kurang memberikan

kesepakatan kepada siswa untuk berpartisipasi. Salah satu alternatif yang dapat

ditempuh untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menerapkan strategi belajar 

metakognitif.

Paradigma konstruktivisme oleh Jean Piaget melandasi timbulnya strategi

kognitif, disebut teori meta cognition. Meta cognition merupakan keterampilan

yang dimiliki oleh siswa-siswa dalam mengatur dan mengontrol proses

 berfikirnya.6 

Salah satu keterampilan metakognitif yang diperlukan oleh setiap siswa

adalah kemampuan menilai pemahaman mereka sendiri. Keterampilan ini

termasuk dalam kategori Metacomprehension. Keterampilan ini sangat penting

  bagi siswa agar mereka dapat selalu menyadari kesalahanya dan berusaha

memperbaiki diri. Oleh karena itu, peneliti akan menfokuskan strategi

6 Drs. H. Martinis Yamin, Stategi pembelajaran berbasis kompetensi, (Jakarta : Gaung Persada Press,

2005) hal.9

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 6/89

 

6

metakognitif pada latihan keterampilan menilai pemahaman diri

(Metacomprehension) dengan menggunakan Lembar Penilaian Pemahaman Diri

(LPPD).

Pada awal pembelajaran siswa akan menuliskan terlebih dahulu

  pengetahuan awalnya sebagai hasil belajar dari rumah dan menuliskan tingkat

keyakinannya. Kemudian siswa dapat mendiskusikan hasil belajarnya dengan

teman dalam kelompok. Hasil diskusi tersebut merupakan hasil dari suatu proses

 perubahan yang harus disadari oleh siswa. Oleh karena itu, siswa akan diminta

membandingkan pengetahuan awalnya dengan hasil diskusi. Dan pada akhir 

  pembelajaran siswa diharapkan dapat belajar untuk menilai pemahaman mereka

sendiri, menghitung waktu yang diperlukan untuk mempelajari sesuatu dan untuk 

membuat perbaikan atas kesalahannya.

Pada dasarnya strategi metakognitif ini lebih cocok diterapkan pada siswa

dengan tingkat berfikir pada tahap operasi formal. Pada tahap ini siswa dapat

diberikan pengalaman dengan masalah-masalah kompleks, tuntutan-tuntutan

 pengajaran formal dan tukar-menukar serta mengalami kontradiksi ide-ide dengan

teman sebaya untuk pengembangan penalaran operasi formal.7 

Adapun strategi ini memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan,

meningkatkan motivasi kepercayaan diri dan life skill yang mana pendekatan

tersebut ditujukan untuk memunculkan emosi dan sikap positif pelajar dalam

 proses belajar mengajar yang berdampak pada peningkatan kecerdasan otak.

7 Prof.Dr. M. Nur, 1999

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 7/89

 

7

Strategi belajar metakognitif merupakan strategi belajar yang enjoy

dengan segala nuansa dan menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan

efisien melalui pembelajaran strategi metakognitif ini dalam proses belajar 

mengajar diharapkan tujuan pendidikan agama Islam tercapai dengan baik dan

sesuai dengan harapan.

Oleh karena itu penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk 

mengetahui tingkat keefektifan dan efisien strategi belajar metakognitif dalam

meningkatkan metacomprehension siswa pada materi fiqih kelas X SMA Islam

  parlaungan. Siswa pada kelas ini sangat bervarisi tingkat berfikirnya dan

kemampuan kognitifnya. Siswa pada kelas ini pada dasarnya memiliki

kemampuan berfikir yang cukup bagus, namun mereka masih diliputi

ketidakpercayaan pada kemampuan mereka sendiri. Dengan strategi metakognitif 

ini diharap siswa memiliki kepercayaan diri dalam belajar serta memiliki motivasi

untuk mempelajari materi sebelum materi disampaikan

B. Alasan Pemilihan Judul

Dalam pemilihan dan penulisan skripsi ini, penulis mempunyai alasan

antara lain :

1.  Dengan menerapkan strategi belajar metakognitif diharapkan siswa mampu

menjadi pebelajar mandiri dan melatih siswa untuk jujur dan mengakui

kesalahan serta memotivasi siswa untuk mempelajari materi sebelum

disampaikan oleh guru.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 8/89

 

8

2.  Dengan mengetahui kemampuan siswa dalam menilai pemahaman diri

(Metacomprehension), diharapkan siswa dapat berusaha memperbaiki

  pemahaman dirinya secara terus menerus sehingga hasil belajarnya terus

meningkat. Hal ini dikarenakan keterampilan metacomprehension menjadi

salah satu faktor ketuntasan hasil belajar siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, permasalahan

yang dapat di rumuskan adalah:

1.  Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan strategi

 belajar Metakognitif di SMA Islam Parlaungan?

2.  Bagaimana kemampuan siswa dalam menilai pemahaman diri

(Metacomprehension) pada materi fiqih setelah diterapkan strategi belajar 

metakognitif?

3.  Apakah pembelajaran dengan strategi belajar metakognitif efektif dalam

meningkatkan metacomprehension siswa pada materi fiqih ?

D. Batasan Masalah

Untuk menghindari melebarnya rumusan masalah, maka peneliti perlu

memberitahukan batasan masalah dalam penelitian ini. Adapun batasan

masalahnya sebagai berikut :

1.  Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan strategi belajar 

Metakognitif di SMA islam perlaungan.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 9/89

 

9

2.  Kemampuan siswa dalam menilai pemahaman diri (Metacomprehension) pada

materi fiqih.

3.  Keefektifan pembelajaran dengan strategi belajar metakognitif dalam

meningkatkan Metacomprehension siswa pada materi fiqih.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1.  Mendeskripsikan Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan

menerapkan strategi belajar Metakognitif di SMA islam perlaungan

2.  Mendiskripsikan kemampuan siswa dalam menilai pemahaman mereka

sendiri (Metacomprehension) meliputi kemampuan siswa dalam:

1)  Menentukan tingkat keyakinan diri.

2)  Membandingkan konsep awal dengan konsep yang baru diperoleh

3.  Mengetahui dan mendeskripsikan Efektifitas pembelajaran dengan strategi

  belajar Metakognitif dalam meningkatkan Metacomprehension siswa pada

materi fiqih.

F.  Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian   Efektifitas pembelajaran dengan

 strategi belajar metakognitif dalam meningkatkan “metacomprehension” siswa

 pada materi fiqih kelas X di SMA islam parlaungan-waru-sidoarjo adalah :

1.  Secara teoritis adalah sebagai upaya menemukan solusi yang baru bagi

kekurang mampuan pendidikan agama Islam di sekolah dalam membangun

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 10/89

 

10

suatu pemahaman ajaran agama Islam yang integral secara kognitif, efektif 

dan psikomotorik.

2.  Secara praktis dan bermanfaat

a.  Bagi pengembangan para anak didik, merupakan hasil pemikiran yang

dapat dipakai sebagai pedoman untuk melaksanakan usaha belajar dengan

efektif menuju tercapainya cita-cita dan merupakan bahan masukan

sebagai langkah strategis dan dinamis dalam konsep belajar dimanapun.

 b.  Bagi peneliti sendiri, merupakan bahan informasi guna meningkatkan dan

menambah pengetahuan serta keahlian dalam melaksanakan pola belajar 

yang efektif dan efisien di sekolah.

c.  Merupakan kontribusi tersendiri bagi pengembangan metode pengajaran

PAI di sekolah pada umumnya, khususnya di sekolah SMA Islam

 perlaungan.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis ialah pernyataan atau jawaban sementara terhadap rumusan

 penelitian yang dikemukakan.8

Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan pendapat

Sutrisno Hadi yang mengatakan bahwa hipotesis merupakan dugaan yang

mungkin benar atau mungkin juga salah. Dugaan ini ditolak jika salah dan

diterima jika benar.9 

8 Husaini usman dan purnomo setiady akbar, Metodologi penelitian social (Jakarta : Bumi aksara,1996), Cet I, 38

9 Sutrino Hadi, Metodologi Research I , (Yogyakarta: Andi Offset, 1991), 63

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 11/89

 

11

Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah :

1. 

Hipotesis Alternatif (Ha)

Yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara

variabel X dan Y atau yang menyatakan adanya perbedaan antara dua

kelompok.10

Dalam penelitian ini hipotesis yang diperoleh adalah “strategi

  belajar metakognitif efektif dalam meningkatkan metacomprehension siswa

 pada materi fiqih kelas X di SMA islam perlaungan waru sidoarjo. ”

2.  Hipotesis Nihil (Ho)

Hipotesis Nihil biasanya dipakai dengan penelitian yang bersifat

statistik yang diuji dengan perhitungan statistik nihil menyatakan bahwa

“strategi belajar metakognitif tidak efektif dalam meningkatkan

metacomprehension siswa pada materi fiqih kelas X di SMA islam parlaungan

waru sidoarjo.”

H. Definisi Operasional

Untuk memudahkan maksud yang terkandung dalam judul skripsi ini maka

akan memberikan penjelasan tentang bagian-bagian yang ada pada judul skripsi.

Adapun penjelasannya sebagai berikut :

Efektifitas pembelajaran : Seberapa besar sesuatu yang telah direncanakan

dalam pembelajaran dapat tercapai, pencapaian

ini ditentukan oleh kemampuan guru dalam

10 Suharsimi arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek (Jakarta : Rineka cipta, 1998),

edisi revisi IV, 71

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 12/89

 

12

mengelola pembelajaran strategi metakognitif,

aktifitas siswa selama pembelajaran

  berlangsung, pencapaian ketuntasan belajar 

fiqih siswa.

Strategi belajar : Proses-proses berfikir siswa yang digunakan

  pada saat mereka menyelesaikan tugas-tugas

 belajar.11

 

Metakognitif : Pengetahuan seseorang berkenaan dengan proses

dan produk kognitif orang itu sendiri atau segala

sesuatu yang berkaitan dengan proses dan

 produk tersebut.12

 

Metacomprehension siswa : Kemampuan siswa dalam menilai pemahaman

mereka sendiri, kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya.13

 

Kemampuan yang dimaksud dalam hal ini

adalah meliputi kemampuan menentukan

tingkat keyakinan diri, dan kemampuan

membandingkan konsep awal dengan konsep

yang baru diperoleh

11 Mohamad Nur, strategi-strategi belajar, (Surabaya: UNESA University press, 2005), 6.12  Ibid., 41.13 Standiford, S N. 1984, Metacomprehension, dalam

(http://www.vtaide.com/png/ERIC/Metacomprehension.htm diakses tanggal 15 desember 2008)

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 13/89

 

13

Materi fiqih : Salah satu materi pelajaran dalam pendidikan

agama islam yang membahas tentang hukum-

hukum islam yang bersifat Amali, sebagai

materi pokok yang bertujuan memberikan

  pemahaman pada ajaran agama islam sebagai

 pandangan hidup.14

 

Adapun materi fiqih yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi fiqih

kelas X semester I pada pokok bahasan “Qurban Dan Aqiqah”

Dari uraian di atas dapat ditegaskan bahwa yang dimaksud dari judul

skripsi  Efektifitas   pembelajaran dengan strategi belajar metakognitif dalam

meningkatkan “metacomprehension” siswa pada materi fiqih kelas X di SMA

  Islam Parlaungan Waru Sidoarjo adalah efektif tidaknya pembelajaran dengan

strategi belajar metakognitif dalam meningkatkan “metacomprehension” siswa

 pada materi fiqih kelas X.

I.  Metode Penelitian

1.  Identifikasi Variabel

Bertolak dari masalah penelitian yang telah dikemukakan diatas maka

dengan mudah dapat dikenali variabel-variabel penelitiannya. Bahwa dalam

 penelitian masalah yang kita bahas ini mempunyai dua variabel, yaitu :

14 Chabib thoha, et.al., metodologi pengajaran agama, (Semarang: IAIN wali songo, 1999), 145

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 14/89

 

14

a.  Independent Variabel atau Variabel Bebas disebut dengan Variabel (X)

yaitu strategi belajar metakognitif disebut demikian, karena

kemunculannya atau keberadaannya tidak dipengaruhi variabel lain.

Indikator-indikator strategi belajar metakognitif :

•  Siswa diberi kebebasan berfikir sesuai pengetahuan yang ia miliki.

•  Mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui.

•  Menganalisa masalah

•  Memecahkan masalah

•  Mengambil keputusan

 b.  Dependent Variabel atau Variabel Terikat disebut dengan Variabel (Y)

yaitu keterampilan metacomprehension disebut demikian karena

kemunculannya disebabkan atau dipengaruhi variabel lain.

Indikator-indikator metacomprehension :

•  Memonitor tingkat pemahaman diri

•  Menentukan tingkat keyakinan

•  Membandingkan konsep

•  Memperbaiki kesalahan

•  Mengakui kesalahan

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 15/89

 

15

2.  Jenis dan Rancangan Penelitian 

a. 

Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti atau penulis untuk 

meneliti (mengetahui) efektif atau tidaknya stategi belajar metakognitif 

dalam melatih keterampilan “metacomprehension” siswa pada materi fiqih

kelas X di SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo adalah merupakan

 penelitian deskriptif kuantitatif.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif 

yaitu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa

angka-angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa

yang diketahui.15

 

Penelitian ini menggunakan bentuk deskriptif yang bertujuan untuk 

memperoleh informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan

antara variabel-variabel yang ada. Penelitian deskriptif tidak hanya

terbatas pada pengumpulan data saja, tapi juga melihat analisis interpretasi

data.16

 

 b.  Rancangan penelitian

Berpijak dari masalah penelitian di atas, dan setelah dapat dikenali

variabel-variabel penelitiannya. Variabel yang pertama adalah “strategi

  belajar metakognitif” yang kemudian diposisikan sebagai variabel bebas

15 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 10516 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal , (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 26

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 16/89

 

16

atau independent variabel yang konvensional diberi notasi huruf (x), dan

variabel yang kedua adalah “keterampilan metacomprehension” yang

kemudian diposisikan sebagai variabel terikat atau dependent variabel

yang konvensional diberi notasi huruf (y).17

 

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka

  pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif dengan alasan bahwa dalam melakukan tindakan kepada

subyek penelitian, sangat diutamakan pengungkapan makna dalam proses

  pembelajaran sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa melalui

strategi belajar metakognitif.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang memerlukan

analisis statistik (data berupa angka) untuk memperoleh kebenaran

mengenai apa yang ingin diketahui.

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

“  pre-test and post-test one group design” yaitu suatu kelas dikenakan

  perlakuan tertentu dan dalam hal ini strategi belajar metakognitif pada

materi fiqih. Setelah itu dilakukan pendekripsian terhadap pengelolaan

  pembelajaran, ketuntasan dan efektifitas strategi belajar metakognitif 

dalam melatih keterampilan metacomprehension siswa. Desain penelitian

ini dapat digambarkan sebagai berikut :

17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),

119

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 17/89

 

17

 

Keterangan :

O1 : pres test

O2 : post test

X : Treatmen atau strategi belajar metakognitif.

Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu

sebelum tratment (O1) dan sesudah tratment (O2). Dari hasil pengukuran

(test) yang dilakukan sebelum tratment (pre-test) dan sesudah tratment

(post-test) dapat diketahui peningkatan hasil belajar dan

metacomprehension siswa (efek) dari penerapan strategi belajar 

metakognitif.

Adapun latar penelitian dilaksanakan pada siswa SMA Islam

Perlaungan berbek waru sidoarjo, mengenai Efektifitas Strategi

metakognitif dalam melatih keterampilan metacomprehension siswa pada

materi fiqih, dengan pandangan peneliti sudah sedikit banyak mengetahui

tipologi keadaan lokasi baik didalam maupun diluar lingkungan sekolah

tersebut, agar dapat memperoleh data yang valid. Dengan karakteristik 

variabelnya, yaitu strategi belajar metakognitif sebagai variabel bebas, dan

keterampilan metacomprehension siswa pada materi fiqih sebagai variabel

yang terikat.

O1 X O2 

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 18/89

 

18

3.  Populasi dan Sampel 

a.  Populasi 

Populasi pada dasarnya suatu elemen atau individu yang ada dalam

wilayah penelitian atau keseluruhan subyek penelitian.18

atau dalam

  bahasanya Drs. Mardalis, populasi adalah sekumpulan kasus yang perlu

memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian,

kasus-kasus tersebut dapat berupa orang, barang, binatang, hal atau

 peristiwa.

19

 

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa:

“Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian apabila seseorang inginmeneliti semua subyek,maka penelitian tersebut merupakan penelitian

  populasi. Maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil

semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlahsubyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.”

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

  beberapa guru dan siswa yang ada di SMA Islam Perlaungan yang

 berjumlah 245 siswa dari seluruh kelas, mulai dari kelas X, kelas XI, kelas

XII, yang dapat dirinci sebagai berikut :

  Kelas X = 74 siswa

  Kelas XI IPA = 57siswa

  Kelas XI IPS = 37 siswa

  Kelas XII IPA = 40 siswa

  Kelas XII IPS = 37 siswa

18 Suharsimi, prosedur penelitian, edisi revisi IV, 246 19 Drs. Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal , (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet.

III, 53

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 19/89

 

19

b.  Sampel

Berdasarkan hal tersebut di atas dan sesuai dengan judul penelitian

maka sebagai populasi penelitian adalah keseluruhan siswa-siswi kelas X

SMA Islam Perlaungan yang terdiri dari 74 siswa karena jumlah populasi

kurang dari 100 maka penelitian ini menggunakan populasi sebagai

sampel. Maksudnya penelitian menggunakan populasi secara keseluruhan

sebagai obyek penelitian.

4.  Sumber Data 

Yang dimaksud dengan sumber data ialah subyek dari mana data itu

diperoleh.20

Berlandaskan pada penelitian di atas maka sumber data yang

diambil dalam penelitian ini adalah :

a.  Library Research : yaitu kajian kepustakaaan yang digunakan untuk 

mencari landasan teori tentang permasalahan yang diteliti dengan

menggunakan literatur yang ada, baik dari buku, majalah, surat kabar 

maupun dari internet yang ada hubungannya dengan topik pembahasan

skripsi ini sebagai bahan landasan teori.

 b.  Field Research : yaitu data yang diperoleh dari lapangan penelitian.

Adapun dalam penelitian ini ada dua cara untuk memperoleh data di

lapangan , yakni :

1.  Manusia : meliputi kepala sekolah, dewan guru Fiqih yang ada di

tempat penelitian.

20 Suharsimi arikunto, prosedur……., 246

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 20/89

 

20

2.    Non Manusia : untuk memperoleh data dengan mencatat atau

melihat dokumen yang ada di SMA Islam Perlaungan Waru

Sidoarjo.

5.  Jenis Data 

Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini digolongkan menjadi

dua jenis yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

a)  Data Kuantitatif 

Yaitu data yang dapat diukur dan dihitung secara langsung dengan

kata lain data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka, adapun

yang termasuk data kuantitatif dalam penelitian ini adalah:

1.  Jumlah guru, pegawai, dan siswa.

2.  Hasil nilai tes tulis yang diajukan oleh peneliti mengenai keterampilan

metacomprehension siswa pada materi Fiqih

3.  Pelaksanaan strategi belajar metakognitif yang terdapat di SMA Islam

Perlaungan Waru Sidoarjo

 b)  Data Kualitatif 

Yaitu data yang dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian.

Penelitian ini tidak menggunakan angka-angka dan statistik, walaupun

tidak menolak data kuantitatif.21

Dalam hal ini yang termasuk data

kualitatif adalah :

21 Nasution, Metodologi Penelitian Naturalistik (Bandung :Pn. Tarsito, 1998), 9.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 21/89

 

21

1.  Sejarah berdirinya SMA Islam Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo

2. 

Letak Geografis SMA Islam Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo

3.  Struktur Organisasi

4.  Keadaan guru, pegawai, dan siswa

Terhadap data yang bersifat kualitatif, yang digambarkan dengan

kata-kata atau kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk 

mendapatkan kesimpulan. Sementara untuk data yang bersifat kuantitatif 

yang berupa angka-angka yang dapat diukur dan dihitung dapat diproses

dengan cara prosentase dan mencari nilai rata-rata. Serta dijumlahkan,

diklarifikasikan sehingga merupakan suatu susunan urut data, untuk 

selanjutnya dibuat tabel.22

 

6.  Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu

metode.23

Instrumen dalam penelitian ini yaitu :

a.  Lembar Penilaian Pemahaman Diri (LPPD) sebagai Instrumen Metode

Tes.

 b.  Lembar Pengamatan Pengelolaan Kelas sebagai Instrumen Metode

observasi.

c.  Lembar Tes Hasil Belajar sebagai Instrumen Metode Tes.

d.  Lembar pedoman interview sebagai Instrumen Metode interview.

22 Suharsimi arikunto, prosedur……, 246 23  Ibid., 126 

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 22/89

 

22

7.  Teknik Pengumpulan Data 

Yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data adalah cara atau

teknik yang digunakan penulis untuk mendapatkan data atau informasi yang

dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sesuai dengan kenyataan.

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah:

a.  Metode observasi 

Pengertian observasi menurut Sutrisno Hadi adalah sebagai metode

ilmiah, metode observasi biasa diartikan sistematika fenomena-fenomena

yang diselidiki24

 

Observasi juga didefinisikan sebagai suatu teknik yang dilakukan

dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara

sistematis.25

 

Adapun yang dimaksud observasi dalam penelitian ini adalah suatu

metode yang penulis gunakan dengan cara melakukan pengamatan dan

 pencatatan secara sistematis tentang:

1)  Pelaksanaan strategi belajar metakognitif.

2)  Pengelolaan pembelajaran guru

3)  Perilaku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Fiqih.

4)  Keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Fiqih

24 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach ( Yokyakarta: Andi Offset, 1991), 136.25 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 31.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 23/89

 

23

5)  Interaksi siswa dan guru, siswa dan siswa dalam proses pembelajaran

Fiqih.

 b.  Metode Tes 

Metode tes adalah : “ Serentetan pertanyaan atau latihan atau alat

lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok.“26

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang

kemampuan siswa dalam menilai pemahaman diri dan hasil belajar siswa.

Kemampuan Penilaian Pemahaman Diri siswa diperoleh selama proses

 pembelajaran dan pada akhir pembelajaran. Sedangkan hasil belajar siswa

diperoleh pada akhir pembelajaran.

c.  Metode Interview (wawancara)

Interview atau wawancara adalah metode pengumpulan data

dengan tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan dilaksanakan

secara langsung oleh pewawancara kepada responden.

Dalam penelitian ini metode interview digunakan untuk menggali

data tentang situasi sekolah, kondisi siswa dalam proses belajar mengajar,

kondisi guru dan lain sebagainya. Adapun instrumen pengumpulan

datanya berupa pedoman interview yang terstruktur sebelumnya, dengan

mewawancarai kepada kepala sekolah, karyawan dan guru-guru yang

mengajar di sekolah tersebut.

26 Suharsimi arikunto, prosedur, 139.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 24/89

 

24

d.  Metode Dokumentasi 

Metode dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya

 barang-barang tertulis sehingga metode dokumentasi adalah metode yang

digunakan dengan cara menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-

  buku, dokumen, majalah, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan

harian dan sebagainya.27

 

Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk 

mendapatkan data tentang :

a.  Struktur organisasi sekolah

 b.  Sarana dan Prasarana sekolah

c.  Sejarah berdirinya sekolah

d.  Keadaan fisik sekolah

e. 

Program sekolah

8.  Teknik Analisis Data 

Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam rangka pengujian

hipotesis dan sekaligus untuk memperoleh kesimpulan, maka penelitian ini

memerlukan adanya teknik analisa data.

Setelah data terkumpul baik dari observasi, tes, interview, maupun

dokumentasi, maka peneliti mengelola data tersebut. Dalam hal ini metode

yang digunakan adalah :

27 Suharsimi Arikunto,  prosedur panelitian suatu pendekatan praktek (Jakarta : Rineka Cipta,2002),

edisi revisi V, 135.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 25/89

 

25

1)  Analisis data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

Data tentang kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

dianalisis dengan menghitung rata-rata nilai kategori setiap pertemuan

yang dilakukan. Selanjutnya nilai rata-rata tersebut dikonversikan dengan

kriteria sebagai berikut :

0,00 – 1,50 : Kurang baik 

1,51 – 2,50 : Cukup baik 

2,51 – 3,50 : Baik 

3,51 – 4,00 : Sangat baik 28

 

Pengelolaan pembelajaran dikatakan efektif dan berjalan dengan

  baik jika kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar 

telah tercapai kriteria baik dan sangat baik.

2) 

Untuk menjawab tentang kemampuan “metacomprehension” siswa, terdiri

dari 2 komponen, antara lain : 

a.  Kemampuan menuliskan tingkat keyakinan terhadap kebenaran

 jawabannya, siswa dianggap memiliki Metacomprehension tinggi “jika

siswa tahu atau yakin bahwa jawabannya benar atau salah” dan

sebaliknya siswa memiliki tingkat Metacomprehension rendah “jika

siswa tidak tahu dan tidak yakin bahwa jawabannya benar atau salah.”

Siswa dianggap tuntas jika kesesuaian antara jawaban dan tingkat

28 Muhammad Habib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),

89

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 26/89

 

26

keyakinan >65% dari keseluruan pertanyaan. Dan siswa dianggap

tidak tuntas jika kesesuaian antara jawaban dan tingkat keyakinan

<65% dari keseluruhan pertanyaan. 

 b.  Membandingkan konsep, siswa dianggap memiliki tingkat

metacomprehension tinggi “ jika siswa dapat menentukan dengan tepat

apakah konsep awal mereka berbeda atau tidak dengan konsep yang

  baru diperoleh” dan sebaliknya “jika siswa tidak dapat menentukan

dengan tepat,” maka siswa dianggap memiliki tingkat

metacomprehension rendah. Siswa dianggap tuntas jika kesesuaian

antara jawaban dan kenyataan >65% dari keseluruan pertanyaan. Dan

siswa dianggap tidak tuntas jika kesesuaian antara jawaban dan tingkat

keyakinan <65% dari keseluruhan pertanyaan. 

Untuk mendeskripsikan kemampuan Metacomprehension

secara keseluruhan, peneliti membuat kategori sebagai berikut :

1 = kurang baik (jika tidak ada tuntas dalam 2 komponen tersebut).

2 = cukup baik (jika hanya tuntas dalam 1 komponen)

3 = baik (jika tuntas dalam 2 komponen tersebut)

3)  Untuk memperoleh jawaban tentang efektifitas strategi belajar 

metakognitif dalam melatih keterampilan metacompehension siswa pada

materi fiqih, penulis menggunakan analisis secara statistik dengan uji t.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 27/89

 

27

Untuk itu langkah yang perlu dilakukan adalah.29

 

1) 

Mencari to dengan menggunakan rumus to = MD / SEMD

2)  Untuk mengetahui standar eror dari mean of difference yaitu SEMD

dengan menggunakan rumus :

SEMD =1− N 

SD D  

3)  Untuk mengetahui deviasi standart dari difference (SDD) dengan

rumus :

SDD = N 

 D 2Σ

-( )

 N 

 D2

Σ 

Pembelajaran dengan Strategi belajar metakognitif dalam melatih

keterampilan metacomprehension siswa pada materi fiqih dikatakan

efektif apabila siswa secara individual dapat menjawab soal-soal post tes

yang diberikan dan dapat mencapai metacomprehension ≥ 65% dan secara

klasikal jika mencapai daya serap ≥ 85%

J.  Sistematika Pembahasan

Agar lebih memudahkan dalam memahami tata urutan pembahasan dan

kerangka berfikir, maka penulis uraikan tentang sistematika pembahasan dalam

skripsi ini. Sistematika pembahasan dalam skripsi ini tersusun menjadi 4 (empat)

 bab, yakni :

29 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), 306-307

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 28/89

 

28

BAB I PENDAHULUAN, bab ini merupakan pendahuluan dari

serangkaian pembahasan berikutnya. Dalam bab ini menguraikan tentang latar 

  belakang masalah, alasan pemilihan judul, rumusan masalah, batasan masalah,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis penelitian, definisi operasional,

metode penelitian yang terdiri dari identifikasi variabel, jenis dan rancangan

 penelitian, populasi, sampel, sumber data, jenis data, instrument penelitian, teknik 

  pengumpulan data, teknik analisis data, dan pembahasan terakhir dalam bab

 pendahuluan ini adalah sistematika pembahasan.

BAB II LANDASAN TEORI, bab ini merupakan kerangka teori yang

diperoleh dari hasil telaah berbagai literatur yang berhubungan dengan strategi

  belajar metakognitif dalam melatih keterampilan metacomprehension siswa.

Dalam hal ini akan diuraikan landasan teori tentang strategi belajar metakognitif 

yang meliputi teori pemrosesan informasi, teori belajar konstruktivis, kerangka

  berfikir, pengertian metakognitif, proses metakogntif, perilaku metakognitif,

kemampuan metakognitif, dan menguraikan landasan teori tentang 

Metacomprehension siswa yang meliputi, pengertian Metacomprehension, 

 penerapan Metacomprehension dalam pembelajaran, dan menguraikan landasan

teori tentang pembelajaran Fiqih yang meliputi, pengertian bidang study fiqih,

tujuan dan fungsi bidang study fiqih, ruang lingkup bidang study fiqih, dan

efektifitas strategi belajar metakognitif dalam melatih keterampilan

metacomprehension siswa pada materi fiqih.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 29/89

 

29

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN, dalam bab ini berisi tentang

laporan hasil penelitian yang meliputi penyajian data tentang gambaran umum

objek penelitian, meliputi sejarah berdirinya sekolah, visi dan misi sekolah, letak 

geografis sekolah, struktur organisasi sekolah, keadaan guru dan non guru serta

siswa, sarana dan prasarana sekolah, dan analisis data yang meliputi 3 pokok 

 permasalahan didalam rumusan masalah.

BAB IV PENUTUP, bab ini merupakan rangkaian terakhir pembahasan

dalam skripsi ini yang berisi tentang kesimpulan, saran-saran berkenaan dengan

 penelitian, kemudian dilanjutkan dengan daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 30/89

 

  30

BAB II

LANDASAN TEORI

A.  Tinjauan tentang Strategi Belajar Metakognitif 

1.  Teori Pemrosesan Informasi.

Salah satu kemampuan metakognitif adalah mengacu pada kesadaran

dan pengetahuan pebelajar tentang sistem memori mereka sendiri. Sejumlah

ahli psikologi kognitif telah mengembangkan apa yang mereka sebut

 pandangan   pemrosesan informasi atau information processing tentang

 pembelajaran.1

Teori ini menjelaskan bagaimana otak dan sistem memorinya

 bekerja. Dalam teori ini ide-ide dan informasi baru awalnya sebagai masukan

sensori masuk ke dalam register atau pencatat penglihatan, suara, dan bau.

Setelah masukan sensori itu telah kita persepsi dan kita catat , masukan

sensori tersebut bergerak masuk ke dalam suatu ruang kerja yang disebut

memori jangka – pendek  atau short-term memory, di mana masukan sensori

tersebut diproses atau dilupakan.

Ruang penyimpanan dalam memori jangka pendek ini sangat terbatas.

Meskipun demikian, memori jangka pendek mengatur apa yang hendak 

dilakukan pebelajar, bagaimana informasi baru mula-mula masuk ke dalam

sistem memori, dan bagaimana informasi itu akhirnya dipindahkan ke memori

1 Prof. Dr. M Nur, Strategi-strategi belajar, (Surabaya: UNESA-University Press, 2005),

18

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 31/89

 

  31

 jangka panjang atau long-term memory, tempat pengetahuan disimpan secara

 permanen untuk dipanggil lagi dikemudian hari dan digunakan

2

.

Untuk memasukkan informasi baru ke dalam memori jangka pendek 

diperlukan suatu usaha mendorong siswa untuk mengaktifkan pengetahuan

awal dan memfokuskan perhatian mereka pada bahan-bahan pembelajaran

tertentu. Karena pengetahuan awal dan cara pengetahuan diproses di dalam

otak merupakan dua prasyarat untuk memahami bagaimana individu belajar 

dan bagaimana mereka menerapkan strategi-strategi belajar tertentu. Namun,

informasi di dalam memori jangka pendek itu akan segera dilupakan kecuali

ditindaklanjuti oleh pebelajar tersebut untuk dipindahkan ke memori jangka

 panjang.

Pemrosesan informasi untuk memindahkan informasi dari memori

  jangka pendek ke dalam memori jangka panjang disebut pengkodean atau

encoding. Sementara itu, menyimpan informasi dalam memori jangka panjang

tidak ada gunanya kecuali dapat ditemukan cara untuk mengaktifkan dan

memanggil kembali informasi tersebut. Dan terakhir inilah yang merupakan

tujuan utama pengajaran dan beberapa strategi belajar.3

Untuk lebih jelasnya

dapat kita perhatikan bagan berikut:

2 Ibid., hlm. 203 Ibid., hlm. 22

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 32/89

 

  32

 

 pemanggilan

kembaliPengulangan

Dan Pengkodean

 pengulangan

Lupa 

Gambar 2.1 : urutan pemrosesan informasi (Nur dkk, 1999)

a.   Register Pengindraan

Komponen pertama dari sistem memori yang dijumpai oleh

informasi yang masuk adalah register penginderaan. Register 

  penginderaan menerima menerima sejumlah besar informasi dari

indera dan penyimpanannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak 

lebih dari dua detik. Bila tidak terjadi suatu proses terhadap

informasi yang disimpan oleh register penginderaan itu, maka

dengan cepat informasi itu akan hilang. Keberadaan register 

 penginderaaan mempunyai dua implikasi penting dalam pendidikan:

1.  Orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila

informasi itu harus diingat.

Memori

kerja/Memori

Jangka

pendek 

Pemrosesan

Awal

Register 

 penginderaan

Rangsangan

dari luar

Memori Jangka

Panjang

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 33/89

 

  33

2.  Seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi

yang diindera dalam waktu singkat masuk ke dalam kesadaran.

b.   Memori Jangka Pendek 

Memori jangka pendek adalah sistem penyimpan yang dapat

menyimpan informasi dalam jumlah yang terbatas hanya dalam

  beberapa detik. Cara untuk menyimpan di dalam memori jangka

  pendek adalah memikirkan tentang informasi itu atau

mengucapkannya berkali-kali. Kapasitas memori jangka pendek 

setiap individu berbeda tergantung latar belakang pengetahuan

seseorang.

c.   Memori Jangka Panjang 

Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem

memori yang menyimpan informasi untuk periode waktu yang

  panjang. Cara untuk menyimpan di dalam memori jangka panjang

ini adalah dengan pengulangan atau pengkodean. Memori ini

memiliki kapasitas yang sangat besar, tempat menyimpan memori

dengan jangka yang sangat panjang.4 

2.  Teori Belajar Konstruktivis

Strategi metakognitif memberikan kesempatan pada siswa secara aktif 

untuk melakukan proses pembelajaran dari menggali pengetahuan awal

sampai pada saat menilai pemahaman mereka sendiri. Hal ini sesuai dengan

4M. Nur, Prima R W dan Bambang S, Teori Belajar, (Surabaya: UNESA University Press, 1999), 21.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 34/89

 

  34

Teori Konstruktivisme yang lahir dari gagasan piaget dan vigotsky. Keduanya

menekankan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi

yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui suatu proses

ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi-informasi baru. Piaget

dan Vigotsky juga menekankan adanya hakikat sosial dari belajar dengan

menggunakan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan anggota

kelompok yang berbeda-beda untuk mengupayakan perubahan konseptual.5 

Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori vigotsky

yang menekankan empat prinsip kunci meliputi :

a)  Penekanannya pada hakikat sosial dari pembelajaran, ia mengemukakan

  bahwa siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman

sebaya yang lebih mampu;

 b) 

Zona Perkembangan Terdekat ( Zone of Proximal Development) yaitu ide

 bahwa siswa belajar konsep paling baik apabila konsep itu berada dalam

zona perkembangan terdekat mereka;

c)  Pemagangan kognitif, proses dimana seseorang yang sedang belajar secara

tahap demi tahap memperoleh keahlian dalam interaksinya dengan

seorang pakar, pakar itu bisa orang dewasa atau orang yang lebih tua atau

kawan sebaya yang telah menguasai permasalahanya;

5 M. Nur dan Prima R. W., Pengajaran Berpusat Pada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis Dalam

 Pengajaran, (Surabaya: UNESA University Press, 2000), 4.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 35/89

 

  35

d)  Scaffolding  atau Mediated Learning, siswa seharusnya diberikan tugas-

tugas kompleks, sulit dan realistik dan kemudian diberikan bantuan

secukupnya untuk menyelesaikan tugas-tugas ini.6 

Teori belajar konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus secara

individu menemukan dan mentransfer informasi-informasi kompleks apabila

mereka harus menjadikan informasi itu miliknya sendiri. Teori konstruktivis

memandang siswa secara terus menerus memeriksa informasi-informasi baru

yang berlawanan dengan aturan-aturan lama dan merevisi aturan-aturan

tersebut jika tidak sesuai lagi.

Mengacu pada teori belajar konstruktivis, belajar adalah suatu

  peristiwa yang dilakukan oleh pebelajar secara terus menerus membangun

gagasan baru atau memodifikasi gagasan lama dalam struktur kognitif yang

senantiasa disempurnakan. Belajar adalah suatu proses organik untuk 

menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanik untuk mengumpulkan fakta.

Belajar itu suatu perkembangan pemikiran dengan membuat kerangka-

kerangka pengertian yang berbeda.7 

Menurut pandangan konstruktivisme, otak anak (siswa) pada dasarnya

tidak seperti gelas kosong yang siap diisi dengan air informasi yang berasal

dari pikiran guru. Otak anak tidak kosong, otak anak berisi pengetahuan-

 6 Ibid., 5.7 Mustaji dan sugiarso, Pembelajaran Berbasis Konstruktivis, (Surabaya: UNESA University Press,

2005),11.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 36/89

 

  36

 pengetahuan yang dikonstruksi anak sendiri sewaktu anak berinteraksi dengan

lingkungan peristiwa yang dialaminya.

Pebelajar sendirilah yang bertangggung jawab atas hasil belajarnya.

Mereka membawa pengertiannya yang lama dalam situasi belajar yang baru.

Mereka sendirilah yang membuat penalaran atas apa yang dipelajarinya

dengan cara mencari makna, membandingkanya dengan apa yang telah

diketahui serta menyelesaikan ketidaksesuaian antara apa yang telah diketahui

dengan apa yang ia perlukan dalam pengalaman baru.8 

3.  Kerangka Berfikir

Dalam kurikulum 2004, pembelajaran yang digunakan adalah

  pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Siswa diharapkan membangun

sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar mengajar.

Selain itu, penekanan teori pembelajaran perilaku yang terkini menekankan

  pada pengaturan diri atau  self regulation membantu siswa mencapai

 pengendalian atas pembelajarannya sendiri.9

Kemampuan tersebut merupakan

hal yang agak lebih sukar dilakukan karena evaluasi diri melibatkan

 pemberian suatu pertimbangan tentang kualitas. Kemampuan ini juga jarang

dilatihkan pada siswa, sehingga siswa tidak memiliki kemampuan yang cukup

untuk keterampilan pengaturan diri.

8 Ibid., 12.9 M. Nur, Teori Pembelajaran Sosial, (Surabaya: IKIP Surabaya, 1998),

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 37/89

 

  37

Untuk itu diperlukan suatu strategi untuk melatihkan keterampilan

tersebut yaitu dengan strategi belajar metakognitif. Dengan strategi ini siswa

diajarkan untuk menilai pemahaman mereka sendiri, menghitung berapa

waktu yang mereka perlukan dan memilih rencana yang efektif untuk belajar 

atau memecahkan masalah.

Strategi ini lebih cocok untuk siswa dengan tingkat berfikir pada tahap

operasi formal. Pada tahap ini siswa dapat diberikan pengalaman dengan

masalah-masalah kompleks. Oleh karena itu materi yang diambil adalah

materi fiqih yang memiliki masalah-masalah yang kompleks dengan tingkat

kesulitan yang cukup tinggi dan dipelajari oleh siswa yang telah berada pada

tingkat berfikir tahap operasi formal yaitu sekitar usia 15-16 tahun.

Pada akhirnya diharapkan siswa memiliki kemampuan menilai

 pemahaman diri dalam materi fiqih dan dapat melanjutkan keterampilan pada

materi-materi yang lain. Siswa yang dilatih dengan strategi belajar 

metakognitif diharapkan untuk selalu memperbaiki kesalahan, jujur dan

mengakui kesalahan.

4.  Pengertian Metakognitif. 

Istilah metakognis berarti pengetahuan tentang belajar diri sendiri atau

  pengetahuan tentang belajar. Siswa dapat diajarkan stategi menilai

 pemahaman mereka sendiri, menghitung berapa waktu yang diperlukan untuk 

mempelajari sesuatu, dan memilih rencana yang efektif untuk belajar 

memecahkan masalah.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 38/89

 

  38

Metakognisi adalah proses aktivitas siswa yang menggunakan alur 

 berfikir sendiri, siswa akan mempelajari bagaimana ia berfikir untuk belajar 

mengoreksi dirinya sendiri pada saat siswa tersebut kurang memahami

sesuatu.

Sedangkan menurut Hamilton, metakognisi mengacu pada

  pengetahuan seseorang tentang proses yang dipikirkan manusia meliputi

 proses pengaturan diri yang digunakan siswa selama berusaha menyelesaikan

masalah termasuk merencanakan, mengecek, memonitor, dan mengevaluasi.

5.  Proses Metakognitif (Metacognitive process).

Proses metakognitif meningkatkan pengetahuan dengan menggiring

  pemikiran siswa dan dengan membantu siswa mengikuti suatu tindakan

seperti yang dia pikirkan melalui suatu masalah, membuat keputusan atau

  berusaha untuk memahami suatu kondisi atau bacaan. Pebelajar yang dapat

mengembangkan kemampuan metakognitif dengan baik akan melakukan hal – 

hal berikut:10

 

a)  Percaya bahwa diri mereka dapat belajar;

 b)  Membuat penilaian yang tepat tentang penyebab keberhasilan mereka

dalam belajar;

c)  Memikirkan penyebab ketidaktepatan ketika terjadi kesalahan dalam

tugas;

10 Metacognitive Process (diadaptasi dari Strategic Teaching and Reading Project Guidebook) dalam NCREL online (http://www.ncrel.org./sdrs/areas/issues/students/learning/Ir1metp.htm  diakses tanggal

15 desember 2008)

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 39/89

 

  39

d)  Aktif mencari informasi untuk memperluas daftar strategi belajar mereka;

e) 

Mencocokkan strategi dengan tugas belajar, membuat penyesuaian ketika

dibutuhkan;

f)  Meminta petunjuk kepada teman sebaya atau guru;

g)  Menggunakan waktu untuk berfikir tentang pemikiran mereka sendiri;

h)  Memandang diri mereka sendiri sebagai pebelajar dan pemikir terus

menerus.

6.  Perilaku Metakognitif (MetacognitiveBehavior) 

Blakey dan Spence (1990) memberikan gambaran teknik-teknik yang

memudahkan metakognisi atau berfikir tentang berfikir, mereka memberikan

kesan bahwa berfikir tentang perilaku diri sendiri adalah langkah pertama

untuk menunjukkan perilaku metakognitif dan mengetahui cara belajar.

Strategi yang dapat mengembangkan metakognisi terdiri atas:

“mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui”;

“membicarakan apa yang dipikirkan”; “membuat suatu jurnal”; “ perencanaan

dan pengaturan diri”; “Tanya jawab tentang proses berfikir”; dan “evaluasi

diri.”11

 

11 Blakey, E., Spence, S., Metacognitive Behaviors, (online, 1990)

(http://www.ncrel.org./sdrs/areas/issues/students/learning/Ir2behav.htmdiakses tanggal 15 desember 2008)

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 40/89

 

  40

7.  Kemampuan Metakognitif (Metacognitive Skills).

Kemampuan metakognitif mengacu pada kesadaran otomatis yang

dimiliki pebelajar tentang pengetahuan dan kemampuan mereka untuk 

memahami, mengontrol, dan memanipulasi proses kognitif mereka sendiri.

Kemampuan metakognitif dapat dikategorikan sebagai berikut (Metacognitive

Skill dalam education.calumet.purdue.edu) :12

 

a.  Metamemory 

Kemampuan ini mengacu pada kesadaran dan pengetahuan

 pebelajar tentang sistem memori mereka sendiri dan strategi-strategi untuk 

menggunakan memori mereka dengan efektif.

b.  Metacomprehension 

Kemampuan ini mengacu pada kemampuan pebelajar untuk 

memonitor tingkat pemahaman mereka terhadap suatu informasi yang

disampaikan kepada mereka, untuk mengetahui kesalahan, juga untuk 

memahami dan menggunakan strategi yang telah diperbaiki karena

kesalahan telah dapat diketahui.

Salah satu cara paling sederhana untuk mengukur tingkat

metacomprehension siswa adalah dengan meminta siswa untuk 

menuliskan tingkat keyakinan bahwa dia menjawab dengan benar atau

12 Metacognitive Skill dalam

(http://education.calumet.perdue.edu/vockell/EdPsyBook/Edpsy7/edpsy7_meta.htmdiakses tanggal 15 desember 2008)

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 41/89

 

  41

salah. Siswa dengan metacomprehension yang baik akan merespon

dengan yakin bahwa jawabannya yang benar adalah benar atau

 jawabannya yang salah adalah salah. Siswa dengan metacomprehension

yang rendah akan bertentangan antara jawaban dan tingkat keyakinannya

(Standiford, Sally N. dalam www.vtaide.com).13

 

c.  Self Regulation 

Kemampuan ini mengacu pada kemampuan pebelajar untuk 

membuat penyesuaian dalam proses belajar mereka untuk merespon

tentang penilaian mereka terhadap status belajar mereka yang paling akhir.

Untuk belajar lebih efektif, siswa seharusnya tidak hanya memahami

strategi apa yang ada dan tujuan strategi tersebut, tetapi juga harus mampu

mamilih, menggunakan, memonitor, dan mengevaluasi penggunaan

strategi tersebut.

B.  Tinjauan Tentang Metacomprehension Siswa Pada Materi Fiqih.

1.  Pengertian Metacomprehension

Sebelum kita membahas Metacomprehension terlebih dahulu kita

  bahas tentang Comprehension (pemahaman). Pemahaman dapat diartikan

menguasai sesuatu dengan pikiran.14

Karena itu maka belajar berarti harus

mengerti maksud dan penerapannya sehingga siswa dapat memahami suatu

13 Standiford, S N. 1984, Metacomprehension, dalam

(http://www.vtaide.com/png/ERIC/Metacomprehension.htm diakses tanggal 15 desember 2008)14 Sardiman A.M, Interaksi dan motivasi belajar dan mengajar,(Jakarta: PT Raja Grafindo, 1996),cet.

VI,42. 

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 42/89

 

  42

situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar karena memahami

maksud dari suatu materi, menangkap maknanya adalah tujuan akhir dari

setiap belajar. Pemahaman (Comprehension) juga mamiliki arti yang sangat

mendasar karena tanpa pemahaman, maka  skill pengetahuan dan sikap tidak 

akan bermakna.

Dalam belajar, unsur pemahaman tidak dapat dipisahkan dari unsur-

unsur psikologis yang lain. Dengan motivasi, konsentrasi dan reaksi, subjek 

 belajar dapat mengembangkan fakta-fakta, ide-ide, sehingga dengan gabungan

semuanya siswa dapat mempelajari sejumlah data atau materi baik secara

 berkala maupun secara langsung.

Pemahaman (Comprehension) tidak sekedar tahu tetapi juga

menghendaki agar subjek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang

telah dipahami melalui perhatian, tanggapan, sikap, perubahan tingkah laku

dalam belajar. Semakin dalam Comprehension yang diperoleh siswa pada

waktu mempelajari materi untuk petama kali, makin baik pula prestasi

mengingat kembali pada waktu mengerjakan ulangan.15

Dengan demikian

diharapkan pemahaman (Comprehension) akan bersifat kreatif dan apabila

siswa benar-benar memahami suatu materi maka akan siap memberi jawaban

yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan dalam proses belajar. Pemahaman

(Comprehension) dapat dibedakan menjadi dua macam:16

 

15 WS. Winkel , Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi,2004), 74.16 Abu ahmadi dan M. Umar, Psikologi Umum, (Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset,1992), 40-41.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 43/89

 

  43

a.  Menurut terjadinya, pemahaman (comprehension) dapat dibagi dalam dua

macam:

1)  Dengan sengaja, ialah dengan sadar dan sungguh-sunguh memahami,

hasilnya akan lebih mendalam.

2)  Tidak sengaja, ialah dengan tidak sadar ia memperoleh sesuatu

 pengetahuan, hasilnya tidak mendalam dan tidak teratur.

 b.  Menurut cara memahaminya, pemahaman (comprehension) dapat dibagi

dua macam:

1)  Secara mekanis, ialah menghafal secara mesin dengan tidak 

menghiraukan apa artinya. Hasil dari pemahaman ini biasanya tidak 

akan tahan lama dan cepat lupa.

2)  Secara logis, ialah menghafal dengan mengenal dan memperhatikan

artinya. Hasil dari pemahaman ini akan lebih tahan lama dan tidak 

cepat lupa.

Pemahaman atau Comprehension siswa juga dapat terlihat dari

tanggapan yang mereka berikan pada materi pelajaran. Tanggapan dapat

diartikan sebagai perilaku baru dari siswa sebagai manifestasi dari

  pendapatnya yang timbul karena adanya perangsang pada saat ia belajar.

Tanggapan juga berarti kemauan dan kemampuan untuk bereaksi terhadap

suatu kejadian dengan cara berpatisipasi dalam berbagai bentuk.17

 

17 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,(Jakarta:Gaung Persada

Press,2006),cet.4,34.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 44/89

 

  44

Dengan menggabungkan antara comprehension dan

metacomprehension, kategori siswa dapat dibagi menjadi 4 kelompok 

(Standiford, Sally N. dalam www.vtaide.com):

1)    High Comprehension-High Metacomprehension (siswa yang tahu dan

sadar bahwa dia tahu)

2)    Low Comprehension-High Metacomprehension (siswa yang tidak tahu

dan menyatakan bahwa mereka tidak tahu)

3)    High Comprehension-Low Metacomprehension (siswa yang tahu tapi

 berfikir bahwa mereka tidak tahu)

4)   Low Comprehension-Low Metacomprehension (siswa yang tidak tahu tapi

 berfikir bahwa mereka tahu)

Arti kata Metacomprehension adalah Keterampilan dan kemampuan

siswa dalam menilai pemahaman mereka sendiri.

Kemampuan ini mengacu pada kemampuan pebelajar untuk 

memonitor tingkat pemahaman mereka terhadap suatu informasi yang

disampaikan kepada mereka. Kemampuan ini sangat penting bagi siswa agar 

mereka dapat selalu menyadari kesalahanya dan berusaha memperbaiki diri.

Keterampilan Metacomprehension meliputi kemampuan siswa dalam:

1)  Menentukan tingkat keyakinan diri.

2)  Membandingkan konsep awal dengan konsep yang baru diperoleh.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 45/89

 

  45

2.  Penerapan Metacomprehension

Pada proses pembelajaran strategi metakognitif, siswa dilatih suatu

keterampilan untuk menilai kemampuan pemahaman mereka

(Metacomprehension) terhadap suatu materi.

Keterampilan metacomprehension ini tidak bisa dilakukan secara asal-

asalan, akan tetapi memerlukan pemahaman (comprehension) yang tinggi.

Dalam penerapannya keterampilan metacomprehension membutuhkan media

yang bisa dikatakan sangat sederhana. Media yang digunakan adalah Lembar 

Penilaian Pemahaman Diri (LPPD), yang terdiri dari dua lembar, yaitu LPPD

individu dan LPPD kelompok. Metacomprehension bisa dimulai dengan

membagi LPPD menjadi dua bagian dengan masing-masing fungsi, yakni

  pada bagian LPPD individu yang berfungsi sebagai menentukan tingkat

keyakinan diri dan pada LPPD kelompok yang berfungsi untuk 

membandingkan konsep awal dengan konsep yang baru diperoleh dari hasil

diskusi dengan bantuan buku siswa.

Siswa yang memiliki Comprehension tinggi terhadap suatu materi

akan bisa langsung mengerjakan soal pada LPPD I, dengan tanpa melihat

  buku dan bertanya pada teman. Begitu juga pada siswa yang

Metacomprehension tinggi akan menjawab dengan benar dalam menentukan

tingkat keyakinan dan membandingkan konsep pengetahuannya.

Diakhir pelajaran, beri waktu pada siswa untuk melihat kembali

LPPDnya, lalu beri mereka kesempatan dari masing-masing kelompok untuk 

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 46/89

 

  46

mengungkapkan hasil jawabannya. Ketika siswa mengulas kembali jawaban

dari LPPDnya, maka dari jawaban-jawaban itu akan memicu pikirannya untuk 

mengingat apa yang dikatakan pembicara dan juga menghidupkan kembali

apa yang siswa pikirkan pada saat itu, hal ini akan sangat berarti bagi siswa

dalam membantu mereka memahami materi yang disampaikan guru.18

 

Menulis pikiran yang ada pada anak didik dengan cara seperti ini akan

membantu siswa dalam memusatkan konsentrasi dan mengalihkan pikiran

kembali pada apa yang sedang dikatakan oleh guru.

Indikator-indikator Metacomprehension :

a)  Mampu menentukan tingkat keyakinan atas jawabannya

•  Yakin bahwa jawabannya yang benar adalah benar 

•  Yakin bahwa jawabannya yang salah adalah salah

 b)  Mampu membandingkan konsep

•  Jika dapat membedakan bahwa pengetahuan yang ia miliki

sebelumnya berbeda atau tidak berbeda dengan pengetahuan yang baru

diperoleh.

C.  Tinjauan Tentang Pembelajaran Materi Fiqih di Sekolah

1.  Pengertian fiqih

Fiqih merupakan salah satu materi pelajaran dalam pendidikan agama

Islam yang membahas tentang hukum-hukum Islam yang bersifat amali.

18 Bobbi DePorter, dkk., Terj. Ary Nilandari, Quantum Teaching : Mempraktekkan Quantum Learning 

 Di Ruang-Ruang Kelas, (Bandung: Kaifa, 2001),179.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 47/89

 

  47

Materi ini diberikan dengan tujuan memberikan pemahaman dan pengalaman

 pada siswa dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul di

sekitarnya yang bersifat amaliyah dengan melalui hukum-hukum Islam.

Pengertian fiqih secara etimologis berarti mengetahui sesuatu secara

mendalam yang menghendaki pengerahan potensi akal. Pengertian tersebut

dapat kita temukan dalam al-qur’an yang berbunyi :19

 

و هو يذ لا  م آأ ش نأ  ن م  س ف ن  ةد حاو   ف م س ت ق ر عدو ت س مو  د ق   ف ص ل ن ا تا يآلا  مو ق ل  نو ه ق ف ي 

(٩٨)

Artinya: “Sesungguhnya telah kami jelaskan tanda-tanda kebesaran kami

kepada orang-orang yang mengetahui”. (QS. Al-An’am : 98)

Adapun fiqih secara terminologis adalah hukum-hukum syara’ yang

 bersifat praktis (amaliah) yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinci.20

 

Sedangkan menurut Dr. H. Muslim Ibrahim.M.A. mendefinisikan fiqih

sebagai suatu ilmu yang mengkaji hukum syara’ yaitu firman allah yang

  berkaitan dengan aktifitas muallaf berupa tuntutan, seperti wajib, haram,

sunnah, dan makruh atau pilihan yaitu mubah, ataupun ketetapan seperti

syarat dan mani’ yaitu kesemuannya digali dari dalil-dalilNya yaitu Al-qur’an

19 Chabib thoha, et. al., Metodologi Pengajaran Agama, (Semarang : IAIN walisongo,1999), 145.20 Ahmad rofiq. M.A., Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997), 5

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 48/89

 

  48

dan As-sunnah melalui dalil-dalil yang terinci seperti ijma’, qiyas dan lain-

lain.

21

 

Pembelajaran fiqih dalam kurikulum adalah salah satu bagian dari

mata pelajaran PAI yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk 

mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang

kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan

 bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.

Mata pelajaran fiqih meliputi fiqih ibadah dan fiqih Mu'amalah, yang

menggambarkan bahwa ruang lingkup fiqih mencakup perwujudan kesaksian,

keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan

diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya

(hablunminallah wa hablunminnas).

2. 

Tujuan dan fungsi

a.  Tujuan

Fiqih di Madrasah bertujuan untuk membekali peserta didik agar 

dapat :

  Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara

terpenuhi dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli.

Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman

hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

21 Muhammad azhar, Fiqih Kontemporer Dalam Pandangan Neomodernisme Islam, (yogyakarta :

lesiska, 1996), 4

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 49/89

 

  49

  Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan

 benar pengalaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kekuatan

menjalankan hukum Islam, dengan disiplin dan bertanggung jawab

sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.

 b.  Fungsi

Bidang study fiqih berfungsi untuk :

  Menanamakaan nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik 

kepada Allah SWT, sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan akhirat.

  Membiasakan pengamalan terhadap hukum Islam pada peserta didik 

dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku

di Madrasah dan masyarakat.

 Membuat kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di Madrasah

dan masyarakat.

  Meneguhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta

menanamakaan akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin.

3.  Ruang lingkup

Ruang lingkup fiqih meliputi keserasian keselarasan dan

keseimbangan antara :

  Hubungan manusia dengan Allah SWT

  Hubungan manusia dengan sesama manusia

  Hubungan manusia dengan alam dan lingkungan.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 50/89

 

  50

D.  Efektifitas Pembelajaran dengan Strategi Belajar Metakognitif dalam

Meningkatkan Metacomprehension Siswa pada Materi Fiqih.

Efektifitas adalah ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan. Dalam

upaya meningkatkan efektifitas proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar 

terbaik sesuai harapan, perencanaan pembelajaran merupakan sesuatu yang

mutlak harus dipersiapkan setiap guru, setiap akan melaksanakan proses

  pembelajaran, walaupun belum tentu semua yang direncanakan akan dapat

dilaksanakan, karena bisa terjadi kondisi kelas merefleksikan sebuah permintaan

yang berbeda dari rencana yang sudah dipersiapkan, khususnya tentang strategi

  pembelajaran apa yang diterapkan. Namun demikian, guru tetap diharapkan

mampu menyusun perencanaan yang lebih sempurna, sesuai dengan kebutuhan

siswa, sehingga semua siswa bisa mengikuti proses kegiatan belajar sesuai

harapan, semua siswa bisa memahami bahan-bahan ajar yang ditawarkan, semua

siswa bisa memperoleh berbagai pengalaman baru dalam menambah

kompetensinya sesuai hasil belajar mereka.

Untuk dapat membuat perencanaan yang baik dan dapat

menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal, setiap guru harus mengetahui

unsur-unsur perencanaan pembelajaran yang baik, antara lain, kebutuhan-

kebutuhan siswa, tujuan-tujuan yang dapat dicapai, berbagai strategi belajar yang

relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien, dan kriteria

evaluasi. Bersamaan dengan itu, peran guru dalam mengembangkan strategi

  belajar metakognitif ini sangat penting, karena aktivitas siswa belajar sangat

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 51/89

 

  51

dipengaruhi oleh sikap dan perilaku guru dalam kelas. Jika mereka antusias,

memperhatikan aktivitas dan kebutuhan-kebutuhan siswa, maka siswa-siswa

tersebut akan mengembangkan aktivitas belajarnya dengan baik, antusias, giat,

dan serius.

Efektifitas pengajaran guru dalam pembelajaran dengan menggunakan

strategi belajar metakognitif pada materi fiqih ini, merupakan sejauh mana tujuan

 pengajaran yang diinginkan telah tercapai melalui kegiatan belajar mengajar dan

sejauhmana siswa mengalami perubahan tingkah laku.

Dalam meningkatkan metacomprehension siswa, khususnya pada materi

fiqih maka seorang guru dituntut untuk dapat menggunakan strategi mengajar 

yang tepat maka dari itu salah satu usaha guru dalam rangka meningkatkan

metacomprehension siswa pada materi fiqih adalah dengan menggunakan strategi

  belajar metakognitif. Pebelajar yang dapat mengembangkan kemampuan

metakognitif dengan baik akan melakukan hal –hal berikut:

1.  Percaya bahwa diri mereka dapat belajar;

2.  Membuat penilaian yang tepat tentang penyebeb keberhasilan mereka dalam

 belajar;

3.  Memikirkan penyebab ketidaktepatan ketika terjadi kesalahan dalam tugas;

4.  Aktif mencari informasi untuk memperluas daftar strategi belajar mereka;

5.  Mencocokkan strategi dengan tugas belajar, membuat penyesuaian ketika

dibutuhkan;

6.  Meminta petunjuk kepada teman sebaya atau guru;

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 52/89

 

  52

7.  Menggunakan waktu untuk berfikir tentang pemikiran mereka sendiri;

8. 

Memandang diri mereka sendiri sebagai pebelajar dan pemikir terus menerus.

Maka dari itu, penggunaan strategi belajar metakognitif sangat penting

untuk memberikan pemahaman yang baik serta untuk meningkatkan

metacomprehension siswa dalam materi fiqih. Berdasarkan uraian tersebut di atas,

dapat diketahui bahwa penggunaan strategi belajar metakognitif sangat efektif 

dalam meningkatkan metacomprehension siswa terutama pada materi fiqih.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 53/89

 

53

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A.  Gambaran Umum Obyek Penelitian.

1.  Sejarah berdirinya SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo

Pada bab ini ditegaskan bahwa penelitian ini penulis lakukan di SMA

Islam Perlaungan Waru Sidoarjo yang berlokasi di jalan raya Berbek,

Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo

dibuka pada tahun 1980.

Kemudian disusul dengan berdirinya yayasan pada tanggal 1 oktober 

1980 dengan nama “Yayasan Madrasah Islamiyah Modern” (YMIM). Yang

sekarang diketuai oleh Ir. H. Masyhuda. Selain SMA Islam Perlaungan Waru

Sidoarjo ini, lembaga pendidikan Al-Muslim yang terletak di desa Wadung

Asri Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo, juga termasuk satu yayasan dalam

naungan YMIM

Mulai berdirinya sampai sekarang, SMA Islam Perlaungan Waru

Sidoarjo telah mengalami tujuh kali pergantian kepala sekolah. Adapun urutan

yang menjabat sebagai kepala sekolah adalah sebagai berikut :

a.  Ir. Erlina Nasution : 1979-1981

 b.  Ir. H. Masyhuda : 1981-1985

c.  Drs. M. Shofi : 1985- 1987

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 54/89

 

54

d.  Drs. Heru Mustari : 1987-1994

e. 

Drs. Fahrur Rozi : 1994-1998

f.  Drs. Ahmad Hermanto : 1998-2005

g.  H. Sudjono, S.Si.Apt : 2005-sekarang

SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo merupakan wadah pendidikan

agama Islam yang menerapkan kurikulum KBK dan KTSP dengan proses

  pembelajaran integrasi Pendidikan Agama Islam ke dalam setiap mata

 pelajaran.

Sedangkan waktu kegiatan belajar mengajar di SMA Islam Perlaungan

Waru Sidoarjo berlangsung 6 (enam) hari, mulai Senin-Sabtu yakni pagi

sampai siang hari, tepatnya pukul 06.30-12.30 WIB.

2.  Visi dan Misi

Visi dari SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo adalah

Mengembangkan potensi siswa sebagai kholifah Fil-ardli yang berwawasan

IMTAQ dan IPTEK.

Misi dari SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo adalah :

a.  Membekali siswa sebagai pemimpin

 b.  Membekali siswa ilmu pengetahuan akademis

c.  Mengembangkan prestasi siswa di bidang keterampilan, olah raga, dan

seni.

d.  Membekali siswa ilmu pengetahuan agama sehingga dapat melaksanakan

 perintahnya dan menjahui larangannya.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 55/89

 

55

3.  Letak Geografis

Letak geografis merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi

  pelaksanaan penalitian untuk memperoleh gambaran yang utuh dan jelas

mengenai kualitas. SMA Islam Perlaungan terletak di Kecamatan Waru,

tepatnya di jalan raya Berbek I. Letak SMA Islam Perlaungan agak masuk ke

dalam sehingga hal ini menjadikan SMA Islam Perlaungan tempat yang

nyaman untuk proses belajar mengajar karena jauh dari jalan raya sehingga

terhindar dari kebisingan. Walaupun demikian untuk mencapai SMA Islam

Perlaungan tidak terlalu sulit karena lokasi tersebut terletak pada posisi yang

sangat strategis, dikatakan demikian karena jangkauannya sangat mudah,

dapat dilewati berbagai sarana transportasi yang memadai sehingga dapat

memudahkan masyarakat untuk menuju SMA Islam Perlaungan Waru

Sidoarjo. Berikut kondisi geografis SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo :

a.  SMA Islam Perlaungan terletak di wilayah kecamatan Waru kabupaten

Sidoarjo. Adapun luas dan batas wilayahnya, antara lain :

  Sebelah utara : Rumah Penduduk 

  Sebelah timur : Masjid dan Pondok 

  Sebelah selatan : Rumah Penduduk 

  Sebelah barat : Jalan

 b.  Kondisi Geografis

  Ketinggian tanah dari permukaan laut : 5 M

  Banyaknya curah hujan : 2000 Mm/tahun

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 56/89

 

56

  Topografis (dataran rendah, tinggi, pantai) : Dataran Rendah

4. 

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi SMA Islam Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo

Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMA Islam Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo.

5.  Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa

a.  Keadaan guru dan karyawan

Keterangan :

: Garis komando

: Garis koordinasi

KomiteYayasan

Ka. Tata UsahaTU. Keuangan

Waka Kurikulum Waka Kesiswaan/BP

W. Kelas X1 W. Kelas XI IPA W.Kelas XI IPS W.Kelas XII IPS

Kepala Sekolah

Dinas Pendidikan

Guru

Siswa

W. kelas X2 W. Kelas XII IPA

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 57/89

 

57

Jumlah guru yang ada di SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo

  pada tahun ajaran 2008/2009 sebanyak 32 orang. Dengan perincian

sebagai berikut :

Tabel 3.1 Daftar Guru SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo

No Nama Jabatan

1 H. Sudjono, S.Si.Apt Kepala Sekolah/ Guru kimia

2 Drs. Syaifullah yazid Guru B. Inggris

3 M. Asmali, S. Kom. WKS. Kurikulum/Guru TIK 

4 Syamsuddin, S. Pd. WKS. Kesiswaan/Guru Penjas5 Drs. Masruchin. Guru Fiqih

6 M. Amirulloh umam, S.T. Guru KTK 

7 Drs. Wahyu Cahyono. Guru Kimia

8 Mas Hulatun Nasiah, M. Pd.I Guru Aqidah Akhlak 

9 Gandung Imaiviarto, S.Si. Guru Biologi

10 Nur Faizatul M, S.Pd. Guru Sosiologi

11 Rochimatul Afiyah, S.Pd. Guru Ekonomi

12 Musrifah, S.Pd. Guru matematika/Guru Kimia

13 Aminullah Hadi, S.H. Guru B. Arab

14 H. Imam Sulbani, S. HI. Guru Al-qur’an Hadist

15 M. Agus Salim, S.Pd. Guru B. Inggris

16 Alfan Sasmiko S., S. HI Guru BP

17 Drs. Asmaul Husna Guru Kewarganegaraan

18 Drs. Hadi Maryono Guru KIR 

19 Drs. Puryanto. Guru Geografi

20 Nanang Zainul A. S.Pd. Guru Fisika/KTK 

21 Drs. Ahmad Hermanto. Guru Ekonomi.

22 Kuliyah, Sra. Guru B. Indonesia

23 Sapto Wiyono, SPd. Guru Ekonomi

24 Drs. Supardi. Guru Matematika

25 Nur Badriyah,SPd. Guru KTK 

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 58/89

 

58

26 Isnaini Rahmawati, SPd. Guru KTK 

27 Rimawati, SPd Guru Geografi

28 Rosiana Hidayati, S. Si. Guru B. Indonesia

29 Achmad Fauzi, SPd Guru Sejarah

30 Mas Abdul Haris, BA. Guru kesenian

31 Ai’ Suarti, SPd Guru B. inggris

32 H. M. shochib A., SPd Guru Sejarah

 b.  Keadaan Siswa

Jumlah siswa yang belajar di SMA tahun 2008/2009 secara

keseluruhan dari kelas 1 s/d 3 adalah 245 siswa.

Tabel 3.2 Keadaan Siswa

Jumlah MuridKelas

LK PR Jumlah

X 32 42 74 siswa

XI IPA 16 41 57 siswa

XI IPS 25 12 37 siswaXII IPA 13 27 40 siswa

XII IPS 25 12 37 siswa

6.  Keadaan Sarana dan Prasarana

Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana

No Jenis Ruang/Sarana Prasarana Jumlah Keterangan

1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik 

2 Ruang Guru 1 Baik 

3 Ruang Tata Usaha/Administrasi 1 Baik 

4 Ruang Teori/Kelas 7 Baik 

5 Ruang Laboratorium Fisika 1 Baik 

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 59/89

 

59

6 Ruang Laboratorium Biologi 1 Baik 

7 Ruang Laboratorium Kimia 1 Baik 

8 Ruang Laboratorium Computer 1 Baik 

9 Ruang Keterampilan 3 Baik 

10 Ruang Perpustakaan 1 Baik 

11 Ruang Ibadah 1 Baik 

12 Ruang BP/BK 1 Baik 

13 Ruang OSIS 1 Baik 

14 Ruang UKS 1 Baik 

15 Koperasi/Toko 1 Baik 

16 Kamar mandi/WC Guru 1 Baik 

17 Kamar Mandi/WC Siswa 10 Baik 

18 Bengkel 1 Baik 

19 Gudang 1 Baik 

B.  Penyajian Data

1.  Penyajian Data Hasil Interview

Dari hasil interview antara penulis dengan bapak H. Sudjono, S.Si.Apt

sebagai kepala sekolah SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo dan bapak Drs.

H. Masruchin sebagai guru mata pelajaran fiqih yang penulis lakukan, maka

dapat diketahui bahwasanya penerapan strategi belajar metakognitif pada

materi fiqih kelas X di SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo bukan tanpa

alasan. Strategi ini diterapkan karena dinilai bisa membawa siswa pada

 pemahaman yang baik pada materi fiqih yang diberikan di sekolah. Strategi

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 60/89

 

60

metakognitif yang diterapkan adalah dalam melatih keterampilan

metacomprehension siswa.

Materi fiqih di kelas X diberikan 1 kali dalam seminggu yaitu

diberikan di hari Jum’at pada jam 1-2 di kelas X1 dan pada jam 4-5 di kelas

X2, dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran untuk tiap kali pertemuan.

Dari hasil interview dengan bapak Drs. H. Masruchin dan juga hasil

dari observasi yang penulis lakukan pada kelas X ketika proses belajar 

mengajar berlangsung, penulis memperoleh gambaran tentang suasana kelas

dan strategi yang dipakai dalam pembelajaran fiqih.

Adapun pelaksanaan pembelajaran fiqih di kelas X SMA Islam

Perlaungan Berbek berjalan dengan lancar dan terlaksana dengan langkah-

langkah yang benar menurut ilmu pendidikan/pengajaran. Lebih jelasnya

  pembelajaran fiqih di kelas X menggunakan langkah-langkah sebagai

 berikut:1 

Langkah persiapan, langkah ini merupakan kegiatan guru dalam

mempersiapkan materi pelajaran sebelum mengajar. Dalam hal ini, guru

menyiapkan LPPD dan perangkat pembelajaran Serta menerapkan strategi

mengajar yang hendak dipakai dalam pembelajaran nanti.

Setelah guru mempersiapkan materi pelajaran serta menetapkan

strategi/metode yang akan digunakan pada waktu pembelajaran, maka

1 Hasil Wawancara dengan Bapak Drs. H. Masruchin (Guru Fiqih SMA Islam Perlaungan pada hari

Jum’at, 2 januari 2009), Pukul 9.30 Wib

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 61/89

 

61

kegiatan berikutnya masuk dalam langkah pembelajaran. Adapun

  pembelajaran fiqih di kelas X SMA Islam Perlaungan, melalui langkah-

langkah sebagai berikut :

Langkah awal (pendahuluan), guru memberikan beberapa pertanyaan

tentang materi yang disampaikan pada pertemuan yang lalu. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana ingatan anak didik terhadap materi yang telah

diberikan dan untuk merangsang anak didik dalam menerima pelajaran

 berikutnya, guru mengajukan pertanyaan tentang materi baru untuk menggali

  pengetahuan awal siswa. Kemudian guru juga menyampaikan tujuan

 pembelajaran serta menetapkan topik yang akan dipelajari.

Langkah kedua (kegiatan inti), tiap siswa disuruh untuk mengerjakan

LPPD hal I. Selanjutnya, guru membimbing siswa dalam mengerjakan LPPD

hal II dengan bantuan buku siswa serta bekerja sama dengan teman

sebangkunya. kemudian guru membimbing siswa dalam membandingkan

  pengetahuan awalnya dengan hasil diskusi. Sebelum mengecek pemahaman

siswa, guru terlebih dahulu menjelaskan konsep-konsep penting dari materi

dan dilanjutkan dengan mengecek pemahaman siswa dengan memberi

kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk menjawab pertanyaan.

Sebagai langkah akhir pada kegiatan inti, dan guru selalu mengingatkan siswa

untuk selalu berlaku jujur dalam membuat penilaian.

Langkah ketiga (penutup), guru menyimpulkan materi dan

mengarahkan siswa untuk untuk membuat rangkuman. Sebelum pengajaran

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 62/89

 

62

fiqih ditutup, guru selalu memotivasi siswa agar membuka kembali buku

 pelajaran di rumah, agar tidak mudah lupa dan menjadi ilmu yang bermanfaat

khususnya bagi perkembangan kepribadian anak didik.

Pada setiap pertemuan guru berupaya sebisa mungkin untuk dapat

menjalankan strategi ini dalam proses pembelajaran.

Penerapan strategi metakognitif ini tidak terlepas dari hambatan dan

rintangan yang datanya dari guru atau dari siswa. Keadaan siswa yang kurang

memiliki rasa percaya diri atas kemampuan mereka, sehingga cenderung

 banyak siswa yang masih bertanya pada teman pada saat mengerjakan LPPD

individu. Dalam mengatasi hambatan ini guru berusaha selalu mengingatkan

siswa untuk berbuat jujur, tidak membuka buku dan bertanya pada teman.

Dengan demikian pembelajaran fiqih khususnya di kelas X SMA

Islam Perlaungan sangat menekankan pada kebebasan berfikir siswa sesuai

  pengetahuan yang ia miliki dan memberikan kesempatan pada siswa untuk 

terampil dan berkreasi dalam menilai pemahaman mereka dalam proses

 pembelajaran.

2.  Penyajian Data Hasil Observasi

Data kemampuan guru dalam mengelola strategi belajar metakognitif pada

materi Fiqih di SMA Islam Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo.

Data kemampuan guru dalam mengelola strategi belajar 

metakognitif pada materi Fiqih disajikan dalam tabel 3.4 berikut :

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 63/89

 

63

Tabel 3.4 Data kemampuan guru

No Aspek yang di amati Pt I Pt IIRata-

rataI Persiapan 4 4 4

Pelaksanaan

A. Pendahuluan

1.  Memotivasi siswa 4 4 4

2.  Mengaitkan materi baru dengan

materi sebelumnya2 3 2,5

3.  Menjelaskan tujuan pembelajaran 4 3 3,5

B.  Kegiatan inti

1.  Menggali pengetahuan awal siswa

dengan menggunakan LPPD.3 4 3,5

2.  Membimbing siswa untuk 

mengerjakan LPPD dengan bantuan buku siswa

3 3 3

3.  Membimbing siswa dalam

membandingkan pengetahuan

awalnya dengan hasil diskusi

kelompok 

4 4 4

4.  Menjelaskan konsep-konsep penting 3 4 3,5

5.  Membimbing diskusi kelas/mengecek 

 pemahan siswa2 3 2,5

C.  Penutup

II

1.  Menyimpulkan materi 3 3 3

III Pengelolaan waktu 3 4 3,5

Suasana KelasA. Berpusat pada siswa 4 4 4

B.  Siswa antusias 3 4 3,5

IV

C.  Guru antusias 4 4 4

3.  Penyajian Data Hasil Tes

a.  Data  Keterampilan Metacomprehension siswa dengan penerapan strategi

 belajar metakognitif selengkapnya disajikan pada tabel 3.5 berikut : 

Tabel 3.5 Keterampilan Metacomprehension

LPPD I LPPD II Tes AkhirKetuntasan

komponen

metacmprehension

(MC) 

Ketuntasan

komponen

metacmprehension

(MC) 

Ketuntasan

komponen

metacmprehension

(MC) 

No

abse

n

a b

 Skor 

 MC 

a b

 Skor 

 MC 

a b

 Skor 

 MC 

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 64/89

 

64

1. T TT 2 T T 3 T T 3

2. TT T 2 T T 3 T T 3

3. T T 3 T T 3 T T 3

4. TT T 2 T T 3 T T 3

5. TT T 2 TT TT 1

6. T TT 2 TT T 2 T TT 2

7. TT TT 1 T T 3 T T 3

8. T T 3 TT TT 1

9. T T 3 T T 3 T T 3

10. T TT 2 TT T 2 T T 3

11. T T 3 T T 3 T T 3

12. TT TT 1 T T 3 T T 3

13. T T 3 T T 3 T T 3

14. T TT 2 T T 3 T T 3

15. TT T 2 TT T 2 TT T 2

16. TT TT 1 T TT 2 T T 3

17. T TT 2 TT TT 1

18. T T 3 T TT 2 TT T 2

19. T TT 2 T T 3 T T 3

20. T T 3 T T 3 T T 3

21. TT T 2 TT T 2 T T 3

22. TT T 2 T T 3 T T 3

23. TT TT 1 T T 3 T T 3

24. T T 3 T T 3 T T 3

25. T T 3 T T 3 T T 3

26. T TT 2 T T 3 T T 3

27. T T 3 T T 3 T T 3

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 65/89

 

65

28. T T 3 T T 3 T T 3

29. TT TT 1 T T 3 T T 3

30. T TT 2 T T 3 T T 3

31. TT TT 1 TT TT 1 TT TT 1

32. TT TT 1 T T 3 T T 3

33. T TT 2 T TT 2 TT TT 1

34. TT T 2 T T 3 T T 3

35. TT TT 1 TT T 2 T T 3

36. T TT 2 T TT 2 T T 3

37. T TT 2 T T 3 T T 3

38. T T 3 T T 3 T T 3

39. T T 3 T T 3 T T 3

40. T T 3 T T 3 T T 3

41. TT TT 1 T T 3 T TT 2

42. TT T 2 T TT 2 T T 3

43. TT TT 1 TT T 2 TT T 2

44. T TT 2 T T 3 T T 3

45. T TT 2 T T 3 T T 3

46. T T 3 T T 3 T T 3

47. TT TT 1 T T 3 T T 3

48. T T 3 T T 3 T T 3

49. T T 3 T T 3 T T 3

50. T T 3 TT TT 1

51. TT T 2 T TT 2 T T 3

52. T T 3 TT T 2 T T 3

53. T T 3 T T 3 T T 3

54. TT T 2 T TT 2 T T 3

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 66/89

 

66

55. T TT 2 T T 3 T T 3

56. T T 3 T T 3 T T 3

57. T T 3 T T 3 T T 3

58. T T 3 T T 3 T T 3

59. TT T 2 TT TT 1

60. T TT 2 T T 3 T T 3

61. T T 3 T T 3 T T 3

62. TT T 2 T T 3 T T 3

63. T TT 2 T TT 2 T T 3

64. T T 3 T TT 2 T T 3

65. T T 3 T T 2 T T 3

66. TT T 2 T T 3 T T 3

67. T T 3 TT T 2 T T 3

68. T T 3 T T 3 T T 3

69. T TT 2 T T 3 T T 3

70. T T 3 T T 3 T T 3

71. T T 3 T T 3 T T 3

72. T T 3 T T 3 T T 3

73. TT T 2 TT T 2 T T 3

74. TT T 2 T T 3 T T 3

T 47 44 59 61 64 65

TT 25 28 12 10 10 9

%T 65,3

%

61,1

%

83,1

%

85,9

%

86,5

%

87,8

%

Keterangan :a = kemampuan menentukan keyakinan T = Tuntas

b = kemampuan membandingkan konsep TT = Tidak Tuntas

 MC = Metacomprehension

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 67/89

 

67

Nilai :1 = Kurang Baik (Tidak Ada Komponen Yang Tuntas)

2 = Cukup Baik (Hanya Satu Komponen Yang Tuntas)

3 = Baik (Dua Komponen Yang Tuntas)

Berdasarkan data dari kedua komponen tersebut, diperoleh data skor 

keterampilan metacomprehension diringkas dalam tabel 3.6 berikut :

Tabel 3.6 Rekapitulasi Keterampilam Metacomprehension Siswa

LPPD I LPPD II Tes AkhirSkor

Metacompehension Jumlah

siswa%

Jumlah

siswa%

Jumlah

siswa%

1 (kurang baik) 11 15 3 4 7 9

2 (cukup baik) 31 43 19 27 5 7

3 (baik) 30 42 49 69 62 84

Total 72 100 71 100 74 100

Rata-rata2,36 (cukup

baik)2,65 (baik) 2,74 (baik)

 b.  Data Hasil Belajar Siswa

Tabel 3.7 hasil belajar siswa dengan strategi belajar metakognitif 

Skor Hasil Belajar

No NamaSebelum

diterapkannya

strategi

metakognitif 

Sebelum

diterapkannya

strategi

metakognitif 

ketuntasan

1. Agung majid subakti 70 80 T

2. Agung setiawan 70 75 T

3. Arini maziatun nisa’ 80 95 T

4. Ayu agustin ningrum 70 85 T

5. Chorida 58 55 TT

6. Coni’atul hidayah 70 70 T

7. Dimas naiyirul huda 60 80 T

8. Eka febriana R 43 55 TT

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 68/89

 

68

9. Emi musaiyadah 60 70 T

10. Fitrotin nufus 50 70 T

11. Hidayatun nisa’ 65 80 T

12. Imroatul wahidah 70 80 T

13. Intihaul choiro 80 90 T

14. Irfan Andrian F 70 70 T

15. Khoirotun nisa’ 70 100 T

16. Kholifatul jannah 70 80 T

17. Kurniawan andi P 50 50 TT

18. Lia fatma choirun N 70 70 T

19. Linda siti aminah 60 80 T

20. M. Alfin Nuzul 70 60 T

21. M. Farid Abdillah 50 80 T

22. Masduchi zakaria 70 90 T

23. Mirna anisa putri 60 60 T

24. M. debbi Baihaqi 50 75 T

25. Nadhiroh safitri 80 85 T

26. Ni’matus Sa’adah 70 80 T

27. Nur Aifa 70 75 T

28. Nur laila indah 86 90 T

29. Nurul chusnul jannah 60 80 T

30. One firsa fauziah 70 75 T

31. Rian ardana 40 55 TT

32. Rifki firmansyah 70 90 T

33. Rizkie arie cahyani 40 50 TT

34. Salamah salein bazhe 80 80 T

35. Siti kholifah 65 90 T

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 69/89

 

69

36. Siti khofsah 85 100 T

37. Siti maimunah 77 90 T

38. Syahidul munfarid 68 70 T

39. Veni erma yulistika 70 70 T

40. Ainur Rosyidah 75 80 T

41. Abdul rahman wahid 70 80 T

42. Agung prasetyo 68 70 T

43. Ahmad hidayatullah 70 70 T

44. Ahmad kardianto 85 80 T

45. Chusnah muhaiyaroh 80 80 T

46. Chusnul ariyanti 83 90 T

47. Doddy eko wijayanto 66 70 T

48. Erwin wincono aji 85 100 T

49. Fatimah romadhoni 80 80 T

50. Heru eko prasetyo 45 58 TT

51. Ibnu rusydi 70 70 T

52. Ilma ilfiyah 75 80 T

53. Intan paradita asmara 60 60 T

54. Ismawati 80 80 T

55. Ita novita 75 90 T

56. Lailyah munawaroh 65 60 T

57. Lusyanawati 80 90 T

58. M. muslihuddin 80 90 T

59. M. wahyu arianto 55 50 TT

60. Muhammad khozin 80 80 T

61. Moh. Shodiq 90 90 T

62. Nur fitriyah 70 100 T

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 70/89

 

70

63. Risdiyanti 70 90 T

64. Sendy prayoga 60 70 T

65. Siti mubarokah 70 70 T

66. Verry mega taviardi 78 80 T

67. Wasilatur rohmaniah 70 80 T

68. Yasir Abdurrahman 65 70 T

69. Yuyun azariah 70 70 T

70. Zainul arif 75 80 T

71. M. Amirul mukminin 70 80 T

72. M. rizal 85 90 T

73. Fakhrur rozi 80 85 T

74. M. Yarist 80 80 T

Jumlah 5198 5723

Rata-rata 70,24 77,34

Tuntas  67

Tidak Tuntas  7

% Ketuntasan Klasikal  90,54%

C.  Analisis Data

1.  Analisis data kemampuan guru dalam mengelola strategi belajar metakognitif 

 pada materi Fiqih di SMA Islam Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo.

Berdasarkan data pada tabel 3.4, akan dihitung nilai rata-rata

kemampuan guru dalam mengelola strategi belajar metakognitif pada materi

fiqih sebagai berikut :

•  Rata-rata untuk aspek persiapan = 4

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 71/89

 

71

•  Rata-rata untuk kegiatan pendahuluan = 4+2,5+3,5 = 3,333

•  Rata-rata untuk kegiatan inti = 3,5+3+4+3,5+2,5 = 3,3

5

•  Rata-rata untuk kegiatan penutup = 3

Berdasarkan rata-rata untuk kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup di atas, maka rata-rata untuk kegiatan pembelajaran adalah:

rata-rata untuk kegiatan pembelajaran = 3,33+3,3+3 = 3,21

3

Untuk aspek persiapan, rata-ratanya sebasar 4. sedang aspek 

 pengelolaan waktu, rata-ratanya sebesar 3,5. Dan untuk aspek suasana kelas,

nilai rata-ratanya adalah :

rata-rata untuk suasana kelas = 83,33

5,344=

++ 

Setelah diketahui nilai rata-rata untuk tiap aspek, maka nilai rata-rata

tersebut akan dikonversikan ke dalam kategori-kategori sesuai ketentuan

 berikut :

  0,00 – 1,50 : Kurang baik 

  1,51 – 2,50 : Cukup baik 

  2,51 – 3,50 : Baik 

  3,51 – 4,00 : Sangat baik 

Berdasarkan kriteria di atas maka dapat disimpulkan bahwa untuk 

aspek persiapan yang nilai rata-ratanya 4 tergolong dalam kriteria sangat baik.

Sedang untuk kegiatan pendahuluan dalam proses pembelajaran yang nilai

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 72/89

 

72

rata-ratanya 3,33 tergolong dalam kriteria baik. Sedang untuk kegiatan inti

mendapatkan nilai 3,3 yang termasuk dalam kriteria baik. Pada tahap penutup

mendapat nilai 3,0 sehingga termasuk dalam kriteria baik. Dengan demikian

kegiatan pembelajaran secara keseluruhan yang meliputi pendahuluan,

kegiatan inti dan menutup yang nilai rata-ratanya sebesar 3,21 termasuk 

dalam kriteria baik. Adapun untuk aspek pengelolaan waktu mendapatkan

nilai 3,5 dan tergolong dalam kriteria baik. Sedangkan untuk suasana kelas

dalam pembelajaran strategi metakognitif mendapatkan nilai 3,83 yang

termasuk dalam kriteria sangat baik.

Dari uraian di atas, selanjutnya akan dicari rata-rata kemampuan guru

secara umum dalam mengelola strategi metakognitif yakni sebagai berikut :

rata-rata kemampuan guru = 4+3,21+3,5+3,83 = 3,634

 Nilai rata-rata sebesar 3,63 tersebut menunjukkan bahwa kemampuan

guru dalam pengelolaan strategi metakognitif pada materi fiqih berdasarkan

 penilaian pengamat tergolong sangat baik.

2.  Analisis metacomprehension siswa

Keterampilan siswa dalam menilai kemampuan dirinya

(metacomprehension) 

Keterampilan siswa dalam menilai dirinya meliputi dua komponen,

yaitu : a) kemampuan dalam menentukan tingkat keyakinan; b) kemampuan

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 73/89

 

73

dalam membandingkan konsep. Hasil data tentang kedua komponen tersebut

dinyatakan pada tabel 3.5 dan tabel 3.6.

Dari kedua komponen tersebut, menunjukkan adanya perubahan

  positif tiap prtemuan. Pada komponen yang pertama tentang kesesuaian

tingkat keyakinan dengan kebenaran jawaban siswa terus meningkat, pada

LPPD I, siswa yang tuntas pada komponen ini sebesar 65,3% menjadi 83,1%

  pada LPPD II. Hal ini terus meningkat dengan 86,5% pada tahap tes akhir.

Peningkatan komponen ini disebabkan karena pada awalnya siswa tidak 

menyadari pentingnya mempertimbangkan tingkat keyakinan dengan

kebenaran jawaban. Siswa memilih tingkat keyakinan tanpa memperhatikan

kebenaran jawaban, bahkan banyak yang tidak memilih. Setelah berkali-kali

guru mengingatkan siswa untuk memperhatikan kebenaran jawaban sebelum

menentukan tingkat keyakinan, siswa mulai merubah sikap.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan strategi metakognitif, siswa dapat

  belajar meyakini sesuatu yang memang benar dan mengakui kesalahan atas

 jawaban yang salah, sehinggan siswa dapat belajar untuk menilai kemampuan

dirinya. Dan pada akhirnya siswa dapat menganalisis apa yang telah mereka

ketahui dan apa yang belum mereka ketahui (Blakey dan Spence,1990 dam

  NCREL online). Proses-proses tersebut sangat penting bagi siswa dalam

rangka mengecek, memonitor dan mengevaluasi pemahaman diri terhadap

suatu informasi, yang kemudian diharapkan agar siswa memperbaiki dan

meningkatkan proses belajar mereka setelah menemukan letak kesalahannya.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 74/89

 

74

Untuk komponen yang kedua yaitu kemampuan membandingkan

konsep, persentase siswa yang tuntas juga mengalami peningkatan dengan

61,1% pada LPPD I, sedangkan pada LPPD II dengan 85,9% siswa yang

tuntas untuk kemampuan ini. Untuk selanjutnya pada tes akhir persentase

siswa yang tuntas pada kemampuan ini terus meningkat dengan 87,5%.

Kemampuan ini relatif lebih mudah bagi siswa dibandingkan kemampuan

  pada komponen yang pertama. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang

tuntas pada komponen ini labih besar dibandingkan komponen yang lain.

Meskipun demikian, masih ada siswa yang tidak tuntas dalam komponen ini.

Hal ini disebabkan karena siswa belum mampu melihat kesamaan konsep

 pada susunan kalimat yang berbeda. Pada komponen ini, siswa dilatih melihat

  perbedaan dan persamaan konsep dalam susunan kalimat yang berbeda.

Kemampuan ini dapat menunjukkan tingkat penguasaan konsep siswa.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan strategi metakognitif, siswa

 belajar untuk mengetahui proses berfikirnya melalui kegiatan menghubungkan

  pengetahuan awal dengan pengetahuan yang baru diperoleh. Kegiatan ini

sesuai dengan salah satu strategi yang dapat mengembangkan metakognisi

yaitu Tanya jawab tentang proses berfikir (Blakey dan Spence,1990 dam

 NCREL online).

Secara keseluruhan, keterampilan metacomprehension siswa

mengalami peningkatan dari skor rata-rata 2,36 (cukup baik) pada LPPD I

menjadi 2,74(baik) pada tes akhir.  Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 75/89

 

75

mengalami proses belajar, karena belajar adalah perubahan di dalam diri

seseorang yang disebabkan oleh pengalaman. Jika dilihat dari jumlah siswa

yang mendapatkan skor 2 dan 3, keterampilan metacomprehension siswa

mengalami peningkatan dari 61 siswa menjadi 67 siswa dari 74 siswa. Jumlah

ini sudah bisa dikatakan sesuai dengan harapan. Namun, masih ada 7 siswa

yang memiliki keterampilan metacomprehension yang kurang baik.

3.  Analisis Hasil Belajar Siswa

Standart ketuntasan minimal untuk fiqih di SMA Islam Perlaungan

Waru Sidoarjo adalah 65. kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil jika

 jumlah siswa yang tuntas lebih dari 85%. Berdasarkan tabel 3.7 diperoleh data

ketuntasan klasikal sebesar 90,54% yaitu 67 siswa yang tuntas dan 7 siswa

yang tidak tuntas.

Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran dapat dikatakan

 berhasil. Setelah siswa menerima materi pada bab qurban dan aqiqah, maka

  peneliti memberikan soal tes untuk mengetahui ketuntasan belajar 

siswa/tingkat pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Dan ketuntasan

 belajar siswa dianalisis berdasarkan hasil post test.

Berdasarkan tabel 3.7 dapat dihitung rata-rata persentase ketercapaian

skor pre test adalah :

Persentase ketercapaian = 5198 x 100% = 70,24%

7400

Sedangkan rata-rata persentase ketercapaian skor post test adalah :

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 76/89

 

76

Persentase ketercapaian = 5723 x 100% = 77,34%

7400

Jika diperhatikan bahwa rata-rata persentase ketercapaian skor post

test meningkat dari rata-rata persentase ketercapaian skor pre test sebesar 

70,24% . Hanya ada tujuh siswa yang tidak mencapai persentase ketuntasan

 belajar dikarenakan belum bisa menguasai materi. Walaupun demikian untuk 

67 siswa yang lain persentase ketercapaian belajar meningkat. Hal ini

menunjukkan perangkat pembelajaran strategi metakognitif yang digunakan

dalam penelitian ini dapat meningkatkan rata-rata persentase ketercapaian

skor hasil belajar siswa. Adanya peningkatan rata-rata persentase ketercapaian

skor siswa menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran ini dapat digunakan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa untuk mencapai ketuntasan belajar.

Tabel 3.7 juga menunjukkan bahwa ketuntasan belajar perseorangan

sebanyak 67 siswa dari 74 siswa dengan sehingga diperoleh ketuntasan belajar 

klasikal sebagai berikut :

KBK = 67 x 100% = 90,5%

74 

Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran

metakognitif pada pokok bahasan qurban dan aqiqah termasuk tuntas karena

nilai KBK lebih dari 85%. Sedang berdasarkan kriteria ketuntasan belajar 

  perseorangan maka pembelajaran strategi metakognitif pada pokok bahasan

qurban dan aqiqah termasuk tuntas karena nilai KBK lebih dari 65%.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 77/89

 

77

4.  Analisis efektivitas penerapan strategi belajar metakognitif dalam melatih

keterampilan metacomprehension siswa pada materi fiqih kelas X di SMA

Islam Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo. Dalam rangka uji coba terhadap

efektifitas/keampuhan strategi belajar metakognitif, dilaksanakan penelitian

dengan mengajukan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan adanya

hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain atau dengan kata lain

ada efektivitas penerapan strategi belajar metakognitif dalam melatih

keterampilan metacomprehension siswa pada materi Fiqih di SMA Islam

Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo. Untuk menguji kebenaran atau kepalsuan

hipotesis alternatif (Ha) tentang adanya efektivitas penerapan strategi belajar 

metakognitif dalam melatih keterampilan metacomprehension siswa pada

materi Fiqih di SMA Islam Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo, antara pre test

dan post test pada strategi belajar metakognitif tersebut, maka digunakan

analisis “t –test”.

Tabel 3.8 Perhitungan untuk memperoleh “t”Skor Hasil Belajar D D2 

 

No Nama SiswaSebelum

diterapkan

Stategi

metakognitif 

Sesudah

diterapkan

Stategi

metakognitif 

x – y (x - y)2 

1. Agung majid subakti 70 80 -10 100

2. Agung setiawan 70 75 -5 25

3. Arini maziatun nisa’ 80 95 -15 225

4. Ayu agustin ningrum 70 85 -15 225

5. Chorida 58 55 3 9

6. Coni’atul hidayah 70 70 0 0

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 78/89

 

78

7. Dimas naiyirul huda 60 80 -20 400

8. Eka febriana R 43 55 -12 144

9. Emi musaiyadah 60 70 -10 100

10. Fitrotin nufus 50 70 -20 400

11. Hidayatun nisa’ 65 80 -15 225

12. Imroatul wahidah 70 80 -10 100

13. Intihaul choiro 80 90 -10 100

14. Irfan Andrian F 70 70 0 0

15. Khoirotun nisa’ 70 100 -30 900

16. Kholifatul jannah 70 80 -10 10017. Kurniawan andi P 50 50 0 0

18. Lia fatma choirun N 70 70 0 0

19. Linda siti aminah 60 80 -20 400

20. M. Alfin Nuzul 70 60 10 100

21. M. Farid Abdillah 50 80 -30 900

22. Masduchi zakaria 70 90 -20 400

23. Mirna anisa putri 60 60 0 0

24. M. debbi Baihaqi 50 75 -25 625

25. Nadhiroh safitri 80 85 -5 25

26. Ni’matus Sa’adah 70 80 -10 100

27. Nur Aifa 70 75 -5 25

28. Nur laila indah 86 90 -4 16

29. Nurul chusnul jannah 60 80 -20 400

30. One firsa fauziah 70 75 -5 25

31. Rian ardana 40 55 -15 225

32. Rifki firmansyah 70 90 -20 400

33. Rizkie arie cahyani 40 50 -10 100

34. Salamah salein bazhe 80 80 0 0

35. Siti kholifah 65 90 -25 625

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 79/89

 

79

36. Siti khofsah 85 100 -15 225

37. Siti maimunah 77 90 -13 169

38. Syahidul munfarid 68 70 -2 4

39. Veni erma yulistika 70 70 0 0

40. Ainur Rosyidah 75 80 -5 25

41. Abdul rahman wahid 70 80 -10 100

42. Agung prasetyo 68 70 -2 4

43. Ahmad hidayatullah 70 70 0 0

44. Ahmad kardianto 85 80 -5 25

45. Chusnah muhaiyaroh 80 80 0 046. Chusnul ariyanti 83 90 -7 49

47. Doddy eko wijayanto 66 70 -4 16

48. Erwin wincono aji 85 100 -15 225

49. Fatimah romadhoni 80 80 0 0

50. Heru eko prasetyo 45 58 -13 169

51. Ibnu rusydi 70 70 0 0

52. Ilma ilfiyah 75 80 -5 25

53. Intan paradita asmara 60 60 0 0

54. Ismawati 80 80 0 0

55. Ita novita 75 90 -15 225

56. Lailyah munawaroh 65 60 -5 25

57. Lusyanawati 80 90 -10 100

58. M. muslihuddin 80 90 -10 100

59. M. wahyu arianto 55 50 5 25

60. Muhammad khozin 80 80 0 0

61. Moh. Shodiq 90 90 0 0

62. Nur fitriyah 70 100 -30 900

63. Risdiyanti 70 90 -20 400

64. Sendy prayoga 60 70 -10 100

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 80/89

 

80

65. Siti mubarokah 70 70 0 0

66. Verry mega taviardi 78 80 -2 4

67. Wasilatur rohmaniah 70 80 -10 100

68. Yasir Abdurrahman 65 70 -5 25

69. Yuyun azariah 70 70 0 0

70. Zainul arif 75 80 -5 25

71. M. Amirul mukminin 70 80 -10 100

72. M. rizal 85 90 -5 25

73. Fakhrur rozi 80 85 -5 25

74. M. Yarist 80 80 0 0Total -616 10.629

Pada tabel 3.8 telah berhasil peneliti peroleh : ΣD = -616 dan ΣD2

=

10.629. Dengan diperolehnya ΣD dan ΣD2

itu, maka dapat kita ketahui

 besarnya deviasi standar perbedaan skor antara variabel X dan Y (dlm hal ini

SDD).

SDD = N 

 D

 N 

22 )(D Σ−

Σ 

=74

)616(

74

10629 2−

−  

= )3,8(63,143 −−  

= 89,6863,143 −  

= 74,74

= 8,64

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 81/89

 

81

Dengan diperolehnya SDD sebesar 8,64, maka dapat dihitung standart

error dari perbedaan skor antara variabel X dan variabel Y :

SEMD =73

64,8

174

64,8

1=

=

− N 

SD D  

= 01,154,8

64,8=  

Langkah berikutnya adalah mencari harga t0 dengan menggunakan

rumus :

t0 =MD

 D

SE 

M  

MD telah diketahui yaitu = -8,3 sedangkan SEMD = 1,01 jadi

t0 = 21,801,1

3,8−=

− 

Langkah berikutnya, kita berikan interpretasi terhadap t0, dengan

terlebih dahulu memperhitungkan df atau d b-nya, df atau d b = N-1 = 74-1 = 73

kita berkonsultasi pada nilai “t” baik pada taraf signifikasi 5% maupun pada

taraf signifikasi 1%.

Ternyata dengan df  sebesar 73 itu diperoleh harga kritik tt atau t tabel

  pada taraf signifikasi 5% sebesar 1,98. sedangkan pada taraf signifikasi 1%

diperoleh tt sebesar 2,61

Dengan membandingkan besarnya “t” yang kita peroleh dalam

 perhitungan (t0 = 8,21) dan besarnya “t” yang tercantum pada tabel t (tt) pada

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 82/89

 

82

taraf signifikan 5% = 1,98 dan (tt) pada taraf signifikan 1% = 2,61 maka dapat

diketahui t0 lebih besar dari pada tt.

Karena t0 lebih besar daripada tt maka hipotesis alternatif (Ha)

diterima. Ini berarti perbedaan skor hasil belajar siswa kelas X di SMA Islam

Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo. Pada materi fiqih pokok bahasan qurban

dan aqiqah pada waktu pre test dan post test pembelajaran strategi belajar 

metakognitif merupakan perbedaan yang berarti/perbedaan yang menyakinkan

(signifikan).

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah dapat dikatakan pembelajaran

strategi belajar metakognitif pada materi fiqih telah menunjukkan efektifitas

yang nyata dalam arti dapat diandalkan sebagai strategi pembelajaran yang

  baik dalam mengajarkan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA

Islam Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 83/89

 

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian Bab I sampai Bab III dan berdasarkan pada Basic Questions

dalam rumusan masalah, maka jawaban inti atas permasalahan, dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1)  Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan strategi belajar 

metakognitif pada materi fiqih secara umum termasuk dalam kriteria sangat

 baik. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata kemampuan guru secara umum dalam

 pengelolaan srategi belajar metakognitif yang sebesar 3,64 dan terletak antara

3,50 – 4,00.

2)  Keterampilan Metacomprehension siswa secara umum terus meningkat

dengan rata-rata tertinggi 2,74 pada tes akhir dalam kategori baik dengan

  persentase jumlah siswa yang berada dalam katagori baik pada tes akhir 

adalah 84%. Ketuntasan tiap komponen keterampilan metacomprehension

siswa juga terus meningkat. Pada tes akhir diperoleh pada aspek menentukan

tingkat keyakinan dengan persentase 86,5% siswa yang tuntas, dan aspek 

membandingkan konsep dengan persentase 87,8% siswa yang tuntas.

3)  Strategi belajar metakognitif efektif dalam melatih keterampilan

metacomprehension siswa pada materi fiqih kelas X. Berdasarkan hasil

analisis uji-t yang mana hal ini dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan to 

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 84/89

 

sebesar 8,21 lebih besar daripada tt yaitu 1,98 pada taraf signifikansi 5% dan

2,61 pada taraf signifikansi 1% jadi dikatakan semakin efektif penerapan

strategi belajar metakognitif pada materi fiqih semakin baik pula hasil belajar 

siswa.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini penulis

dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :

1.  Dalam melatihkan srategi metakognitif, sebaiknya dimulai dari materi yang

 paling mudah, dari usia sedini mungkin dan berkelanjutan.

2.  Guru harus mampu mempertahankan motivasi siswa agar tidak merasa jenuh

dan bosan selama mengikuti pembelajaran dengan strategi belajar 

metakognitif.

3.  Penerapan strategi belajar metakognitif yang masih baru ini baiknya frekuensi

  pertemuan diperbanyak bila tidak memungkinkan untuk memperbanyak 

frekuensi pertemuan maka guru harus pandai-pandai mengatur waktu dalam

KBM.

4.  Strategi belajar metakognitif dapat dikembangkan pada pokok bahasan lain

sesuai dengan karakteristik.

5.  Selama ini strategi belajar metakognitif dapat memudahkan siswa dalam

memahami konsep-konsep yang akan dikembangkan karena siswa dapat

memeriksa pemahaman mereka terhadap materi tersebut. Untuk itu strategi

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 85/89

 

  belajar metakognitif mungkin dapat digunakan dalam kegiatan belajar 

mengajar materi pelajaran selain mata pelajaran fiqih.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 86/89

 

DAFTAR PUSTAKA 

Ahmadi, Abu dan M. Umar. 1992. Psikologi Umum. Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset.

Azhar, Muhammad. 1996.   Fiqih Kontemporer Dalam Pandangan Neomodernisme

 Islam. Yogyakarta: lesiska.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 1998.  Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta:Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2002.  Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006.  Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta:

Rineka Cipta.

Blakey, E., Spence, S. 1990. Metacognitive Behaviors, (online)

(http://www.ncrel.org./sdrs/areas/issues/students/learning/Ir2behav.htm 

diakses tanggal 15 desember 2008)

Depdiknas. 2003. Ketentuan Umum Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Pra-

 sekolah Dasar dan Menengah, Jakarta: Depdiknas.

DePorter, Bobbi, dkk., Terj. Ary Nilandari. 2001. Quantum Teaching :Mempraktekkan Quantum Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.

Hadi, Sutrino. 1991. Metodologi Research I . Yogyakarta: Andi Offset.

Hasan, Fuad. 1997. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mardalis, Drs. 1995. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal , Cet. III. Jakarta:Bumi Aksar 

Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mustaji dan Sugiarso. 2005.   Pembelajaran Berbasis Konstruktivis. Surabaya:

UNESA University Press.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 87/89

 

Metacognitive Process (diadaptasi dari Strategic Teaching and Reading ProjectGuidebook) dalam NCREL online

(http://www.ncrel.org./sdrs/areas/issues/students/learning/Ir1metp.htm diaksestanggal 15 desember 2008)

Metacognitive Skill dalam(http://education.calumet.perdue.edu/vockell/EdPsyBook/Edpsy7/edpsy7_meta.htm diakses tanggal 15 desember 2008)

 Nasution. 1998. Metodologi Penelitian Naturalistik. Bandung: Pn. Tarsito.

  Nur, Mohammad. 2005. Strategi-strategi belajar , Surabaya: UNESA-University

Press.

  Nur, M., Prima W. dan Bambang S. 1999. Teori Belajar. Surabaya: UNESA

University Press

  Nur, M. dan Wikandarei, Prima Retno. 2000.  Pengajaran Berpusat Kepada Siswa

dan Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas

 Negeri Surabaya.

 Nur, Mohammad. 1998. Teori Pembelajaran Sosial . Surabaya: IKIP Surabaya.

Rofiq, Ahmad. 1997.  Hukum islam di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Russefensi. 1979. Pengajar Matematika Modern Untuk Orang Tua Murid, Guru dan

SPG, Bandung: Trasito.

Sardiman. 1996. Interaksi dan motivasi belajar dan mengajar . Jakarta: PT Raja

Grafindo.

Standiford, S N. 1984. Metacomprehension, dalam

(https://reader003.{domain}/reader003/html5/0214/5a8396938f481/5a8396b309306./15 desember 2008)

Sudjono, Anas. 2004.   Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Thoha, Chabib. 1999. Metodologi Pengajaran Agama. Semarang : IAIN Walisongo.

Thoha, Habib Muhammad. 2004. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 88/89

 

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 1996. Metodologi Penelitian Social  Jakarta : Bumi aksara

Winkel , WS. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Yamin, Martinis. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:GaungPersada Press.

.

5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 89/89

 

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Zunaidah ulfah dilahirkan di Sidoarjo, Jawa Timur tanggal 09 desember 1986,

anak kedua dari empat bersaudara, pasangan bapak H. M. Anas dan Ibu Hj. Siti

Munawarah. Pendidikan dasar yang ditempuh dikampung halamannya di MINU

Wedoro Waru Sidoarjo, dan jenjang pendidikan berikutnya, ditempuh di Pondok 

Pesantren Al-Hikmah Purwoasri Kediri pada tahun 1999-2005 (+6 tahun). Pendidikan

Menengah Pertama ditempuh di MTS Al-Hikmah Purwoasri Kediri, dan Pendidikan

Menengah Keatas ditempuh di MA. Al-Hikmah Purwoasri Kediri.

Pendidikan selanjutnya ia tempuh di jurusan Pendidikan Agama Islam.

Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya.