metakognitif
TRANSCRIPT
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 1/89
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu hal yang tidak dapat kita hindarkan dari
kehidupan. Pendidikan dapat diperoleh semua orang dalam kehidupannya, baik
itu pendidikan formal, maupun non formal. Dijaman sekarang banyak sekali
orang yang tidak bisa mengenyam pendidikan formal untuk memperoleh
pendidikan yang layak sesuai dengan sistem pendidikan yang ada di Indonesia.
Pendidikan akan berjalan dengan baik jika semua unsur dalam pendidikan dapat
berjalan selaras, serasi dan seimbang. Beberapa faktor-faktor pendidikan yang
menjadikan pola interaksi saling mempengaruhi diantaranya adalah guru, tujuan,
anak didik, metode dan strategi belajar.1
Adapun tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai melalui
proses pembelajaran yang berdasarkan pada kurikulum 2004 adalah melatih cara
berfikir dan bernalar, mengembangkan aktifitas kreatif, mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan menyampaikan
informasi atau mengkomunikasikan gagasan. Sedangkan salah satu prinsip
pengembangan dalam kurikulum 2004 adalah prinsip berpusat pada anak.
2
1 Fuad Hasan, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 6.2 Depdiknas 2003, Ketentuan Umum Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Pra-sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Depdiknas)
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 2/89
2
Dipandang dari tujuan pembelajaran secara prinsip pengembangan
kurikulum 2004 tersebut, maka model pembelajaran kontruktifis merupakan salah
satu model pembelajaran PAI yang sesuai dengan kurikulum 2004. Hal tersebut
didukung dengan pendekatan konstruktifis yang berasal dari ide-ide pieget dan
vygotsky. Pendekatan konstruktifis menekankan adanya prinsip terpusat pada
peserta didik ( student centered instruction) dan menyarankan penggunaan
kelompok-kelompok belajar dalam proses pembelajaran. Artinya bahwa suatu
pembelajaran hendaknya didominasi oleh aktivitas belajar siswa yang mandiri
guna mengkonstruksi pengetahuan bagi diri mereka sendiri.3
Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru dan belajar oleh siswa inilah
yang dimaksud dengan pembelajaran. Namun sampai saat ini, pembelajaran
secara klasikal dengan berpusat pada guru (teacher centered ) masih dominan
dilaksanakan di sekolah. Guru merupakan sumber informasi dan sumber belajar
utama, perannya sangat mendominasi dalam menentukan semua kegiatan
pembelajaran dalam kelas.4
Seorang guru dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
dengan sebuah strategi-strategi belajar yang ada yang telah disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang ada. Pemahaman siswa pada materi yang diberikan
sangatlah penting bagi seorang guru dan siswa itu sendiri. Bagi seorang guru
3 M. Nur dan Prima Retno Wikandarei, Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan
Konstruktivis Dalam Pengajaran, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2000), 44 Russefensi, Pengajar Matematika Modern Untuk Orang Tua Murid, Guru dan SPG, (Bandung:
trasito, 1979), 231
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 3/89
3
keberhasilan siswa pada materi yang diberikan adalah sebuah keberhasilan bagi
guru.
Hal ini dikarenakan seorang guru memiliki sebuah tanggung jawab
terhadap profesinya atas keberhasilan anak didiknya. Guru adalah sebuah profesi
yang nantinya harus dipertanggungjawabkan pada lembaga, siswa, wali murid,
pribadinya dan lingkungan sekitar. Keprofesionalan guru tidak terlepas dari
strategi, metode yang guru pilih atau gunakan dalam proses belajar mengajarnya.
Memilih strategi hendaknya tidak dilakukan secara asal-asalan melainkan melalui
berbagai macam pertimbangan seperti manfaat dan kegunaan dari strategi yang
dipilih.
Dijaman sekarang banyak guru yang gampang sekali memilih strategi
belajar yang digunakan tanpa memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi.
Pemilihan yang cenderung asal-asalan ini dikarenakan guru kurang memiliki rasa
tanggung jawab pada proses belajar-mengajar dan hasil belajar. Seorang pendidik
profesional bisa dikatakan sebagai guru yang demokratis, yakni suka bekerja
sama dengan teman sejawat, siswa, dan sering memberikan peluang akademis
kepada para anak didiknya.
Guru diharapkan dapat berperan secara profesional di dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Profesional jelas berkaitan dengan kemampuan
fungsional seorang guru untuk memahami, bersikap, menilai, memutuskan atau
bertindak di dalam kaitan tugasnya. Seorang guru adalah pemimpin bagi siswanya
dimana siswa merupakan amanat yang harus dijaga dengan sebaik mungkin oleh
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 4/89
4
guru yang mana anak didik akan mendapatkan informasi dari pendidik dengan
harapan informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Kecakapan guru dalam
memilih strategi belajar terkait erat dengan fungsi guru/peranan penting guru
dalam proses belajar-mengajar yakni sebagai director of learning (direktur
belajar). Artinya setiap guru diharapkan sepandai mungkin mengarahkan kegiatan
belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar dalam hal ini seperti
menciptakan keberhasilan pemahaman siswa pada materi yang disajikan.
Konsekuensinya di era dunia pendidikan modern sekarang tugas dan tanggung
jawab guru menjadi lebih kompleks dan berat.
Pada hakekatnya, tugas seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar
(KBM) adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai,
cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan belajar bagaimana
belajar.
Untuk melaksanakan tugas tersebut dapat dilakukan berbagai model
pengajaran. Selain itu sangat penting juga bagi guru untuk mengajarkan para
siswanya strategi belajar. Proses-proses strategi belajar ini digunakan untuk
membantu siswa “belajar bagaimana belajar”. Sebagaimana pendapat Claire
Weinstein dan Richard Meyer 5
:
“Merupakan hal yang aneh apabila kita mengharapkan siswa belajar
namun jarang mengajarkan mereka tentang belajar. Kita mengharapkan
siswa untuk memecahkan masalah namun jarang mengajarkan merekatentang pemecahan masalah. Dan sama halnya kita kadang-kadang
meminta siswa mengingat sejumlah besar bahan ajar namun jarang
5 Mohammad Nur, Jilid 2, 5.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 5/89
5
mengajarkan mereka seni menghafal. Sekarang, tibalah waktunya kitamengembangkan ilmu terapan tentang belajar dan pemecahan masalah dan
memori. Kita perlu mengembangkan prinsip-prinsip umum tentang bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana memecahkanmasalah dan kemudian mengemasnya dalam bentuk pelajaran yang siap
diterapkan dan kemudian memasukkan metode-metode ini dalam
kurikulum.”
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya pemahaman dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran fiqih. Hal ini disebabkan pembelajaran fiqih
yang dilaksanakan di sekolah masih berjalan konvensional yakni pembelajaran
yang menetapkan guru sebagai pemberi informasi dan kurang memberikan
kesepakatan kepada siswa untuk berpartisipasi. Salah satu alternatif yang dapat
ditempuh untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menerapkan strategi belajar
metakognitif.
Paradigma konstruktivisme oleh Jean Piaget melandasi timbulnya strategi
kognitif, disebut teori meta cognition. Meta cognition merupakan keterampilan
yang dimiliki oleh siswa-siswa dalam mengatur dan mengontrol proses
berfikirnya.6
Salah satu keterampilan metakognitif yang diperlukan oleh setiap siswa
adalah kemampuan menilai pemahaman mereka sendiri. Keterampilan ini
termasuk dalam kategori Metacomprehension. Keterampilan ini sangat penting
bagi siswa agar mereka dapat selalu menyadari kesalahanya dan berusaha
memperbaiki diri. Oleh karena itu, peneliti akan menfokuskan strategi
6 Drs. H. Martinis Yamin, Stategi pembelajaran berbasis kompetensi, (Jakarta : Gaung Persada Press,
2005) hal.9
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 6/89
6
metakognitif pada latihan keterampilan menilai pemahaman diri
(Metacomprehension) dengan menggunakan Lembar Penilaian Pemahaman Diri
(LPPD).
Pada awal pembelajaran siswa akan menuliskan terlebih dahulu
pengetahuan awalnya sebagai hasil belajar dari rumah dan menuliskan tingkat
keyakinannya. Kemudian siswa dapat mendiskusikan hasil belajarnya dengan
teman dalam kelompok. Hasil diskusi tersebut merupakan hasil dari suatu proses
perubahan yang harus disadari oleh siswa. Oleh karena itu, siswa akan diminta
membandingkan pengetahuan awalnya dengan hasil diskusi. Dan pada akhir
pembelajaran siswa diharapkan dapat belajar untuk menilai pemahaman mereka
sendiri, menghitung waktu yang diperlukan untuk mempelajari sesuatu dan untuk
membuat perbaikan atas kesalahannya.
Pada dasarnya strategi metakognitif ini lebih cocok diterapkan pada siswa
dengan tingkat berfikir pada tahap operasi formal. Pada tahap ini siswa dapat
diberikan pengalaman dengan masalah-masalah kompleks, tuntutan-tuntutan
pengajaran formal dan tukar-menukar serta mengalami kontradiksi ide-ide dengan
teman sebaya untuk pengembangan penalaran operasi formal.7
Adapun strategi ini memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan,
meningkatkan motivasi kepercayaan diri dan life skill yang mana pendekatan
tersebut ditujukan untuk memunculkan emosi dan sikap positif pelajar dalam
proses belajar mengajar yang berdampak pada peningkatan kecerdasan otak.
7 Prof.Dr. M. Nur, 1999
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 7/89
7
Strategi belajar metakognitif merupakan strategi belajar yang enjoy
dengan segala nuansa dan menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan
efisien melalui pembelajaran strategi metakognitif ini dalam proses belajar
mengajar diharapkan tujuan pendidikan agama Islam tercapai dengan baik dan
sesuai dengan harapan.
Oleh karena itu penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat keefektifan dan efisien strategi belajar metakognitif dalam
meningkatkan metacomprehension siswa pada materi fiqih kelas X SMA Islam
parlaungan. Siswa pada kelas ini sangat bervarisi tingkat berfikirnya dan
kemampuan kognitifnya. Siswa pada kelas ini pada dasarnya memiliki
kemampuan berfikir yang cukup bagus, namun mereka masih diliputi
ketidakpercayaan pada kemampuan mereka sendiri. Dengan strategi metakognitif
ini diharap siswa memiliki kepercayaan diri dalam belajar serta memiliki motivasi
untuk mempelajari materi sebelum materi disampaikan
B. Alasan Pemilihan Judul
Dalam pemilihan dan penulisan skripsi ini, penulis mempunyai alasan
antara lain :
1. Dengan menerapkan strategi belajar metakognitif diharapkan siswa mampu
menjadi pebelajar mandiri dan melatih siswa untuk jujur dan mengakui
kesalahan serta memotivasi siswa untuk mempelajari materi sebelum
disampaikan oleh guru.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 8/89
8
2. Dengan mengetahui kemampuan siswa dalam menilai pemahaman diri
(Metacomprehension), diharapkan siswa dapat berusaha memperbaiki
pemahaman dirinya secara terus menerus sehingga hasil belajarnya terus
meningkat. Hal ini dikarenakan keterampilan metacomprehension menjadi
salah satu faktor ketuntasan hasil belajar siswa.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, permasalahan
yang dapat di rumuskan adalah:
1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan strategi
belajar Metakognitif di SMA Islam Parlaungan?
2. Bagaimana kemampuan siswa dalam menilai pemahaman diri
(Metacomprehension) pada materi fiqih setelah diterapkan strategi belajar
metakognitif?
3. Apakah pembelajaran dengan strategi belajar metakognitif efektif dalam
meningkatkan metacomprehension siswa pada materi fiqih ?
D. Batasan Masalah
Untuk menghindari melebarnya rumusan masalah, maka peneliti perlu
memberitahukan batasan masalah dalam penelitian ini. Adapun batasan
masalahnya sebagai berikut :
1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan strategi belajar
Metakognitif di SMA islam perlaungan.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 9/89
9
2. Kemampuan siswa dalam menilai pemahaman diri (Metacomprehension) pada
materi fiqih.
3. Keefektifan pembelajaran dengan strategi belajar metakognitif dalam
meningkatkan Metacomprehension siswa pada materi fiqih.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan
menerapkan strategi belajar Metakognitif di SMA islam perlaungan
2. Mendiskripsikan kemampuan siswa dalam menilai pemahaman mereka
sendiri (Metacomprehension) meliputi kemampuan siswa dalam:
1) Menentukan tingkat keyakinan diri.
2) Membandingkan konsep awal dengan konsep yang baru diperoleh
3. Mengetahui dan mendeskripsikan Efektifitas pembelajaran dengan strategi
belajar Metakognitif dalam meningkatkan Metacomprehension siswa pada
materi fiqih.
F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian Efektifitas pembelajaran dengan
strategi belajar metakognitif dalam meningkatkan “metacomprehension” siswa
pada materi fiqih kelas X di SMA islam parlaungan-waru-sidoarjo adalah :
1. Secara teoritis adalah sebagai upaya menemukan solusi yang baru bagi
kekurang mampuan pendidikan agama Islam di sekolah dalam membangun
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 10/89
10
suatu pemahaman ajaran agama Islam yang integral secara kognitif, efektif
dan psikomotorik.
2. Secara praktis dan bermanfaat
a. Bagi pengembangan para anak didik, merupakan hasil pemikiran yang
dapat dipakai sebagai pedoman untuk melaksanakan usaha belajar dengan
efektif menuju tercapainya cita-cita dan merupakan bahan masukan
sebagai langkah strategis dan dinamis dalam konsep belajar dimanapun.
b. Bagi peneliti sendiri, merupakan bahan informasi guna meningkatkan dan
menambah pengetahuan serta keahlian dalam melaksanakan pola belajar
yang efektif dan efisien di sekolah.
c. Merupakan kontribusi tersendiri bagi pengembangan metode pengajaran
PAI di sekolah pada umumnya, khususnya di sekolah SMA Islam
perlaungan.
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis ialah pernyataan atau jawaban sementara terhadap rumusan
penelitian yang dikemukakan.8
Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan pendapat
Sutrisno Hadi yang mengatakan bahwa hipotesis merupakan dugaan yang
mungkin benar atau mungkin juga salah. Dugaan ini ditolak jika salah dan
diterima jika benar.9
8 Husaini usman dan purnomo setiady akbar, Metodologi penelitian social (Jakarta : Bumi aksara,1996), Cet I, 38
9 Sutrino Hadi, Metodologi Research I , (Yogyakarta: Andi Offset, 1991), 63
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 11/89
11
Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah :
1.
Hipotesis Alternatif (Ha)
Yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara
variabel X dan Y atau yang menyatakan adanya perbedaan antara dua
kelompok.10
Dalam penelitian ini hipotesis yang diperoleh adalah “strategi
belajar metakognitif efektif dalam meningkatkan metacomprehension siswa
pada materi fiqih kelas X di SMA islam perlaungan waru sidoarjo. ”
2. Hipotesis Nihil (Ho)
Hipotesis Nihil biasanya dipakai dengan penelitian yang bersifat
statistik yang diuji dengan perhitungan statistik nihil menyatakan bahwa
“strategi belajar metakognitif tidak efektif dalam meningkatkan
metacomprehension siswa pada materi fiqih kelas X di SMA islam parlaungan
waru sidoarjo.”
H. Definisi Operasional
Untuk memudahkan maksud yang terkandung dalam judul skripsi ini maka
akan memberikan penjelasan tentang bagian-bagian yang ada pada judul skripsi.
Adapun penjelasannya sebagai berikut :
Efektifitas pembelajaran : Seberapa besar sesuatu yang telah direncanakan
dalam pembelajaran dapat tercapai, pencapaian
ini ditentukan oleh kemampuan guru dalam
10 Suharsimi arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek (Jakarta : Rineka cipta, 1998),
edisi revisi IV, 71
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 12/89
12
mengelola pembelajaran strategi metakognitif,
aktifitas siswa selama pembelajaran
berlangsung, pencapaian ketuntasan belajar
fiqih siswa.
Strategi belajar : Proses-proses berfikir siswa yang digunakan
pada saat mereka menyelesaikan tugas-tugas
belajar.11
Metakognitif : Pengetahuan seseorang berkenaan dengan proses
dan produk kognitif orang itu sendiri atau segala
sesuatu yang berkaitan dengan proses dan
produk tersebut.12
Metacomprehension siswa : Kemampuan siswa dalam menilai pemahaman
mereka sendiri, kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.13
Kemampuan yang dimaksud dalam hal ini
adalah meliputi kemampuan menentukan
tingkat keyakinan diri, dan kemampuan
membandingkan konsep awal dengan konsep
yang baru diperoleh
11 Mohamad Nur, strategi-strategi belajar, (Surabaya: UNESA University press, 2005), 6.12 Ibid., 41.13 Standiford, S N. 1984, Metacomprehension, dalam
(http://www.vtaide.com/png/ERIC/Metacomprehension.htm diakses tanggal 15 desember 2008)
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 13/89
13
Materi fiqih : Salah satu materi pelajaran dalam pendidikan
agama islam yang membahas tentang hukum-
hukum islam yang bersifat Amali, sebagai
materi pokok yang bertujuan memberikan
pemahaman pada ajaran agama islam sebagai
pandangan hidup.14
Adapun materi fiqih yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi fiqih
kelas X semester I pada pokok bahasan “Qurban Dan Aqiqah”
Dari uraian di atas dapat ditegaskan bahwa yang dimaksud dari judul
skripsi Efektifitas pembelajaran dengan strategi belajar metakognitif dalam
meningkatkan “metacomprehension” siswa pada materi fiqih kelas X di SMA
Islam Parlaungan Waru Sidoarjo adalah efektif tidaknya pembelajaran dengan
strategi belajar metakognitif dalam meningkatkan “metacomprehension” siswa
pada materi fiqih kelas X.
I. Metode Penelitian
1. Identifikasi Variabel
Bertolak dari masalah penelitian yang telah dikemukakan diatas maka
dengan mudah dapat dikenali variabel-variabel penelitiannya. Bahwa dalam
penelitian masalah yang kita bahas ini mempunyai dua variabel, yaitu :
14 Chabib thoha, et.al., metodologi pengajaran agama, (Semarang: IAIN wali songo, 1999), 145
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 14/89
14
a. Independent Variabel atau Variabel Bebas disebut dengan Variabel (X)
yaitu strategi belajar metakognitif disebut demikian, karena
kemunculannya atau keberadaannya tidak dipengaruhi variabel lain.
Indikator-indikator strategi belajar metakognitif :
• Siswa diberi kebebasan berfikir sesuai pengetahuan yang ia miliki.
• Mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui.
• Menganalisa masalah
• Memecahkan masalah
• Mengambil keputusan
b. Dependent Variabel atau Variabel Terikat disebut dengan Variabel (Y)
yaitu keterampilan metacomprehension disebut demikian karena
kemunculannya disebabkan atau dipengaruhi variabel lain.
Indikator-indikator metacomprehension :
• Memonitor tingkat pemahaman diri
• Menentukan tingkat keyakinan
• Membandingkan konsep
• Memperbaiki kesalahan
• Mengakui kesalahan
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 15/89
15
2. Jenis dan Rancangan Penelitian
a.
Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti atau penulis untuk
meneliti (mengetahui) efektif atau tidaknya stategi belajar metakognitif
dalam melatih keterampilan “metacomprehension” siswa pada materi fiqih
kelas X di SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo adalah merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif
yaitu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa
angka-angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa
yang diketahui.15
Penelitian ini menggunakan bentuk deskriptif yang bertujuan untuk
memperoleh informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan
antara variabel-variabel yang ada. Penelitian deskriptif tidak hanya
terbatas pada pengumpulan data saja, tapi juga melihat analisis interpretasi
data.16
b. Rancangan penelitian
Berpijak dari masalah penelitian di atas, dan setelah dapat dikenali
variabel-variabel penelitiannya. Variabel yang pertama adalah “strategi
belajar metakognitif” yang kemudian diposisikan sebagai variabel bebas
15 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 10516 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal , (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 26
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 16/89
16
atau independent variabel yang konvensional diberi notasi huruf (x), dan
variabel yang kedua adalah “keterampilan metacomprehension” yang
kemudian diposisikan sebagai variabel terikat atau dependent variabel
yang konvensional diberi notasi huruf (y).17
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif dengan alasan bahwa dalam melakukan tindakan kepada
subyek penelitian, sangat diutamakan pengungkapan makna dalam proses
pembelajaran sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa melalui
strategi belajar metakognitif.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang memerlukan
analisis statistik (data berupa angka) untuk memperoleh kebenaran
mengenai apa yang ingin diketahui.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
“ pre-test and post-test one group design” yaitu suatu kelas dikenakan
perlakuan tertentu dan dalam hal ini strategi belajar metakognitif pada
materi fiqih. Setelah itu dilakukan pendekripsian terhadap pengelolaan
pembelajaran, ketuntasan dan efektifitas strategi belajar metakognitif
dalam melatih keterampilan metacomprehension siswa. Desain penelitian
ini dapat digambarkan sebagai berikut :
17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
119
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 17/89
17
Keterangan :
O1 : pres test
O2 : post test
X : Treatmen atau strategi belajar metakognitif.
Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu
sebelum tratment (O1) dan sesudah tratment (O2). Dari hasil pengukuran
(test) yang dilakukan sebelum tratment (pre-test) dan sesudah tratment
(post-test) dapat diketahui peningkatan hasil belajar dan
metacomprehension siswa (efek) dari penerapan strategi belajar
metakognitif.
Adapun latar penelitian dilaksanakan pada siswa SMA Islam
Perlaungan berbek waru sidoarjo, mengenai Efektifitas Strategi
metakognitif dalam melatih keterampilan metacomprehension siswa pada
materi fiqih, dengan pandangan peneliti sudah sedikit banyak mengetahui
tipologi keadaan lokasi baik didalam maupun diluar lingkungan sekolah
tersebut, agar dapat memperoleh data yang valid. Dengan karakteristik
variabelnya, yaitu strategi belajar metakognitif sebagai variabel bebas, dan
keterampilan metacomprehension siswa pada materi fiqih sebagai variabel
yang terikat.
O1 X O2
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 18/89
18
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi pada dasarnya suatu elemen atau individu yang ada dalam
wilayah penelitian atau keseluruhan subyek penelitian.18
atau dalam
bahasanya Drs. Mardalis, populasi adalah sekumpulan kasus yang perlu
memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian,
kasus-kasus tersebut dapat berupa orang, barang, binatang, hal atau
peristiwa.
19
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa:
“Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian apabila seseorang inginmeneliti semua subyek,maka penelitian tersebut merupakan penelitian
populasi. Maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlahsubyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.”
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
beberapa guru dan siswa yang ada di SMA Islam Perlaungan yang
berjumlah 245 siswa dari seluruh kelas, mulai dari kelas X, kelas XI, kelas
XII, yang dapat dirinci sebagai berikut :
Kelas X = 74 siswa
Kelas XI IPA = 57siswa
Kelas XI IPS = 37 siswa
Kelas XII IPA = 40 siswa
Kelas XII IPS = 37 siswa
18 Suharsimi, prosedur penelitian, edisi revisi IV, 246 19 Drs. Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal , (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet.
III, 53
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 19/89
19
b. Sampel
Berdasarkan hal tersebut di atas dan sesuai dengan judul penelitian
maka sebagai populasi penelitian adalah keseluruhan siswa-siswi kelas X
SMA Islam Perlaungan yang terdiri dari 74 siswa karena jumlah populasi
kurang dari 100 maka penelitian ini menggunakan populasi sebagai
sampel. Maksudnya penelitian menggunakan populasi secara keseluruhan
sebagai obyek penelitian.
4. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data ialah subyek dari mana data itu
diperoleh.20
Berlandaskan pada penelitian di atas maka sumber data yang
diambil dalam penelitian ini adalah :
a. Library Research : yaitu kajian kepustakaaan yang digunakan untuk
mencari landasan teori tentang permasalahan yang diteliti dengan
menggunakan literatur yang ada, baik dari buku, majalah, surat kabar
maupun dari internet yang ada hubungannya dengan topik pembahasan
skripsi ini sebagai bahan landasan teori.
b. Field Research : yaitu data yang diperoleh dari lapangan penelitian.
Adapun dalam penelitian ini ada dua cara untuk memperoleh data di
lapangan , yakni :
1. Manusia : meliputi kepala sekolah, dewan guru Fiqih yang ada di
tempat penelitian.
20 Suharsimi arikunto, prosedur……., 246
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 20/89
20
2. Non Manusia : untuk memperoleh data dengan mencatat atau
melihat dokumen yang ada di SMA Islam Perlaungan Waru
Sidoarjo.
5. Jenis Data
Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini digolongkan menjadi
dua jenis yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
a) Data Kuantitatif
Yaitu data yang dapat diukur dan dihitung secara langsung dengan
kata lain data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka, adapun
yang termasuk data kuantitatif dalam penelitian ini adalah:
1. Jumlah guru, pegawai, dan siswa.
2. Hasil nilai tes tulis yang diajukan oleh peneliti mengenai keterampilan
metacomprehension siswa pada materi Fiqih
3. Pelaksanaan strategi belajar metakognitif yang terdapat di SMA Islam
Perlaungan Waru Sidoarjo
b) Data Kualitatif
Yaitu data yang dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian.
Penelitian ini tidak menggunakan angka-angka dan statistik, walaupun
tidak menolak data kuantitatif.21
Dalam hal ini yang termasuk data
kualitatif adalah :
21 Nasution, Metodologi Penelitian Naturalistik (Bandung :Pn. Tarsito, 1998), 9.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 21/89
21
1. Sejarah berdirinya SMA Islam Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo
2.
Letak Geografis SMA Islam Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo
3. Struktur Organisasi
4. Keadaan guru, pegawai, dan siswa
Terhadap data yang bersifat kualitatif, yang digambarkan dengan
kata-kata atau kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk
mendapatkan kesimpulan. Sementara untuk data yang bersifat kuantitatif
yang berupa angka-angka yang dapat diukur dan dihitung dapat diproses
dengan cara prosentase dan mencari nilai rata-rata. Serta dijumlahkan,
diklarifikasikan sehingga merupakan suatu susunan urut data, untuk
selanjutnya dibuat tabel.22
6. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu
metode.23
Instrumen dalam penelitian ini yaitu :
a. Lembar Penilaian Pemahaman Diri (LPPD) sebagai Instrumen Metode
Tes.
b. Lembar Pengamatan Pengelolaan Kelas sebagai Instrumen Metode
observasi.
c. Lembar Tes Hasil Belajar sebagai Instrumen Metode Tes.
d. Lembar pedoman interview sebagai Instrumen Metode interview.
22 Suharsimi arikunto, prosedur……, 246 23 Ibid., 126
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 22/89
22
7. Teknik Pengumpulan Data
Yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data adalah cara atau
teknik yang digunakan penulis untuk mendapatkan data atau informasi yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sesuai dengan kenyataan.
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah:
a. Metode observasi
Pengertian observasi menurut Sutrisno Hadi adalah sebagai metode
ilmiah, metode observasi biasa diartikan sistematika fenomena-fenomena
yang diselidiki24
Observasi juga didefinisikan sebagai suatu teknik yang dilakukan
dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematis.25
Adapun yang dimaksud observasi dalam penelitian ini adalah suatu
metode yang penulis gunakan dengan cara melakukan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis tentang:
1) Pelaksanaan strategi belajar metakognitif.
2) Pengelolaan pembelajaran guru
3) Perilaku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Fiqih.
4) Keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Fiqih
24 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach ( Yokyakarta: Andi Offset, 1991), 136.25 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 31.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 23/89
23
5) Interaksi siswa dan guru, siswa dan siswa dalam proses pembelajaran
Fiqih.
b. Metode Tes
Metode tes adalah : “ Serentetan pertanyaan atau latihan atau alat
lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.“26
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang
kemampuan siswa dalam menilai pemahaman diri dan hasil belajar siswa.
Kemampuan Penilaian Pemahaman Diri siswa diperoleh selama proses
pembelajaran dan pada akhir pembelajaran. Sedangkan hasil belajar siswa
diperoleh pada akhir pembelajaran.
c. Metode Interview (wawancara)
Interview atau wawancara adalah metode pengumpulan data
dengan tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan dilaksanakan
secara langsung oleh pewawancara kepada responden.
Dalam penelitian ini metode interview digunakan untuk menggali
data tentang situasi sekolah, kondisi siswa dalam proses belajar mengajar,
kondisi guru dan lain sebagainya. Adapun instrumen pengumpulan
datanya berupa pedoman interview yang terstruktur sebelumnya, dengan
mewawancarai kepada kepala sekolah, karyawan dan guru-guru yang
mengajar di sekolah tersebut.
26 Suharsimi arikunto, prosedur, 139.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 24/89
24
d. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya
barang-barang tertulis sehingga metode dokumentasi adalah metode yang
digunakan dengan cara menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-
buku, dokumen, majalah, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan
harian dan sebagainya.27
Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk
mendapatkan data tentang :
a. Struktur organisasi sekolah
b. Sarana dan Prasarana sekolah
c. Sejarah berdirinya sekolah
d. Keadaan fisik sekolah
e.
Program sekolah
8. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam rangka pengujian
hipotesis dan sekaligus untuk memperoleh kesimpulan, maka penelitian ini
memerlukan adanya teknik analisa data.
Setelah data terkumpul baik dari observasi, tes, interview, maupun
dokumentasi, maka peneliti mengelola data tersebut. Dalam hal ini metode
yang digunakan adalah :
27 Suharsimi Arikunto, prosedur panelitian suatu pendekatan praktek (Jakarta : Rineka Cipta,2002),
edisi revisi V, 135.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 25/89
25
1) Analisis data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
Data tentang kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
dianalisis dengan menghitung rata-rata nilai kategori setiap pertemuan
yang dilakukan. Selanjutnya nilai rata-rata tersebut dikonversikan dengan
kriteria sebagai berikut :
0,00 – 1,50 : Kurang baik
1,51 – 2,50 : Cukup baik
2,51 – 3,50 : Baik
3,51 – 4,00 : Sangat baik 28
Pengelolaan pembelajaran dikatakan efektif dan berjalan dengan
baik jika kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar
telah tercapai kriteria baik dan sangat baik.
2)
Untuk menjawab tentang kemampuan “metacomprehension” siswa, terdiri
dari 2 komponen, antara lain :
a. Kemampuan menuliskan tingkat keyakinan terhadap kebenaran
jawabannya, siswa dianggap memiliki Metacomprehension tinggi “jika
siswa tahu atau yakin bahwa jawabannya benar atau salah” dan
sebaliknya siswa memiliki tingkat Metacomprehension rendah “jika
siswa tidak tahu dan tidak yakin bahwa jawabannya benar atau salah.”
Siswa dianggap tuntas jika kesesuaian antara jawaban dan tingkat
28 Muhammad Habib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),
89
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 26/89
26
keyakinan >65% dari keseluruan pertanyaan. Dan siswa dianggap
tidak tuntas jika kesesuaian antara jawaban dan tingkat keyakinan
<65% dari keseluruhan pertanyaan.
b. Membandingkan konsep, siswa dianggap memiliki tingkat
metacomprehension tinggi “ jika siswa dapat menentukan dengan tepat
apakah konsep awal mereka berbeda atau tidak dengan konsep yang
baru diperoleh” dan sebaliknya “jika siswa tidak dapat menentukan
dengan tepat,” maka siswa dianggap memiliki tingkat
metacomprehension rendah. Siswa dianggap tuntas jika kesesuaian
antara jawaban dan kenyataan >65% dari keseluruan pertanyaan. Dan
siswa dianggap tidak tuntas jika kesesuaian antara jawaban dan tingkat
keyakinan <65% dari keseluruhan pertanyaan.
Untuk mendeskripsikan kemampuan Metacomprehension
secara keseluruhan, peneliti membuat kategori sebagai berikut :
1 = kurang baik (jika tidak ada tuntas dalam 2 komponen tersebut).
2 = cukup baik (jika hanya tuntas dalam 1 komponen)
3 = baik (jika tuntas dalam 2 komponen tersebut)
3) Untuk memperoleh jawaban tentang efektifitas strategi belajar
metakognitif dalam melatih keterampilan metacompehension siswa pada
materi fiqih, penulis menggunakan analisis secara statistik dengan uji t.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 27/89
27
Untuk itu langkah yang perlu dilakukan adalah.29
1)
Mencari to dengan menggunakan rumus to = MD / SEMD
2) Untuk mengetahui standar eror dari mean of difference yaitu SEMD
dengan menggunakan rumus :
SEMD =1− N
SD D
3) Untuk mengetahui deviasi standart dari difference (SDD) dengan
rumus :
SDD = N
D 2Σ
-( )
N
D2
Σ
Pembelajaran dengan Strategi belajar metakognitif dalam melatih
keterampilan metacomprehension siswa pada materi fiqih dikatakan
efektif apabila siswa secara individual dapat menjawab soal-soal post tes
yang diberikan dan dapat mencapai metacomprehension ≥ 65% dan secara
klasikal jika mencapai daya serap ≥ 85%
J. Sistematika Pembahasan
Agar lebih memudahkan dalam memahami tata urutan pembahasan dan
kerangka berfikir, maka penulis uraikan tentang sistematika pembahasan dalam
skripsi ini. Sistematika pembahasan dalam skripsi ini tersusun menjadi 4 (empat)
bab, yakni :
29 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), 306-307
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 28/89
28
BAB I PENDAHULUAN, bab ini merupakan pendahuluan dari
serangkaian pembahasan berikutnya. Dalam bab ini menguraikan tentang latar
belakang masalah, alasan pemilihan judul, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis penelitian, definisi operasional,
metode penelitian yang terdiri dari identifikasi variabel, jenis dan rancangan
penelitian, populasi, sampel, sumber data, jenis data, instrument penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, dan pembahasan terakhir dalam bab
pendahuluan ini adalah sistematika pembahasan.
BAB II LANDASAN TEORI, bab ini merupakan kerangka teori yang
diperoleh dari hasil telaah berbagai literatur yang berhubungan dengan strategi
belajar metakognitif dalam melatih keterampilan metacomprehension siswa.
Dalam hal ini akan diuraikan landasan teori tentang strategi belajar metakognitif
yang meliputi teori pemrosesan informasi, teori belajar konstruktivis, kerangka
berfikir, pengertian metakognitif, proses metakogntif, perilaku metakognitif,
kemampuan metakognitif, dan menguraikan landasan teori tentang
Metacomprehension siswa yang meliputi, pengertian Metacomprehension,
penerapan Metacomprehension dalam pembelajaran, dan menguraikan landasan
teori tentang pembelajaran Fiqih yang meliputi, pengertian bidang study fiqih,
tujuan dan fungsi bidang study fiqih, ruang lingkup bidang study fiqih, dan
efektifitas strategi belajar metakognitif dalam melatih keterampilan
metacomprehension siswa pada materi fiqih.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 29/89
29
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN, dalam bab ini berisi tentang
laporan hasil penelitian yang meliputi penyajian data tentang gambaran umum
objek penelitian, meliputi sejarah berdirinya sekolah, visi dan misi sekolah, letak
geografis sekolah, struktur organisasi sekolah, keadaan guru dan non guru serta
siswa, sarana dan prasarana sekolah, dan analisis data yang meliputi 3 pokok
permasalahan didalam rumusan masalah.
BAB IV PENUTUP, bab ini merupakan rangkaian terakhir pembahasan
dalam skripsi ini yang berisi tentang kesimpulan, saran-saran berkenaan dengan
penelitian, kemudian dilanjutkan dengan daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 30/89
30
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan tentang Strategi Belajar Metakognitif
1. Teori Pemrosesan Informasi.
Salah satu kemampuan metakognitif adalah mengacu pada kesadaran
dan pengetahuan pebelajar tentang sistem memori mereka sendiri. Sejumlah
ahli psikologi kognitif telah mengembangkan apa yang mereka sebut
pandangan pemrosesan informasi atau information processing tentang
pembelajaran.1
Teori ini menjelaskan bagaimana otak dan sistem memorinya
bekerja. Dalam teori ini ide-ide dan informasi baru awalnya sebagai masukan
sensori masuk ke dalam register atau pencatat penglihatan, suara, dan bau.
Setelah masukan sensori itu telah kita persepsi dan kita catat , masukan
sensori tersebut bergerak masuk ke dalam suatu ruang kerja yang disebut
memori jangka – pendek atau short-term memory, di mana masukan sensori
tersebut diproses atau dilupakan.
Ruang penyimpanan dalam memori jangka pendek ini sangat terbatas.
Meskipun demikian, memori jangka pendek mengatur apa yang hendak
dilakukan pebelajar, bagaimana informasi baru mula-mula masuk ke dalam
sistem memori, dan bagaimana informasi itu akhirnya dipindahkan ke memori
1 Prof. Dr. M Nur, Strategi-strategi belajar, (Surabaya: UNESA-University Press, 2005),
18
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 31/89
31
jangka panjang atau long-term memory, tempat pengetahuan disimpan secara
permanen untuk dipanggil lagi dikemudian hari dan digunakan
2
.
Untuk memasukkan informasi baru ke dalam memori jangka pendek
diperlukan suatu usaha mendorong siswa untuk mengaktifkan pengetahuan
awal dan memfokuskan perhatian mereka pada bahan-bahan pembelajaran
tertentu. Karena pengetahuan awal dan cara pengetahuan diproses di dalam
otak merupakan dua prasyarat untuk memahami bagaimana individu belajar
dan bagaimana mereka menerapkan strategi-strategi belajar tertentu. Namun,
informasi di dalam memori jangka pendek itu akan segera dilupakan kecuali
ditindaklanjuti oleh pebelajar tersebut untuk dipindahkan ke memori jangka
panjang.
Pemrosesan informasi untuk memindahkan informasi dari memori
jangka pendek ke dalam memori jangka panjang disebut pengkodean atau
encoding. Sementara itu, menyimpan informasi dalam memori jangka panjang
tidak ada gunanya kecuali dapat ditemukan cara untuk mengaktifkan dan
memanggil kembali informasi tersebut. Dan terakhir inilah yang merupakan
tujuan utama pengajaran dan beberapa strategi belajar.3
Untuk lebih jelasnya
dapat kita perhatikan bagan berikut:
2 Ibid., hlm. 203 Ibid., hlm. 22
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 32/89
32
pemanggilan
kembaliPengulangan
Dan Pengkodean
pengulangan
Lupa
Gambar 2.1 : urutan pemrosesan informasi (Nur dkk, 1999)
a. Register Pengindraan
Komponen pertama dari sistem memori yang dijumpai oleh
informasi yang masuk adalah register penginderaan. Register
penginderaan menerima menerima sejumlah besar informasi dari
indera dan penyimpanannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak
lebih dari dua detik. Bila tidak terjadi suatu proses terhadap
informasi yang disimpan oleh register penginderaan itu, maka
dengan cepat informasi itu akan hilang. Keberadaan register
penginderaaan mempunyai dua implikasi penting dalam pendidikan:
1. Orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila
informasi itu harus diingat.
Memori
kerja/Memori
Jangka
pendek
Pemrosesan
Awal
Register
penginderaan
Rangsangan
dari luar
Memori Jangka
Panjang
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 33/89
33
2. Seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi
yang diindera dalam waktu singkat masuk ke dalam kesadaran.
b. Memori Jangka Pendek
Memori jangka pendek adalah sistem penyimpan yang dapat
menyimpan informasi dalam jumlah yang terbatas hanya dalam
beberapa detik. Cara untuk menyimpan di dalam memori jangka
pendek adalah memikirkan tentang informasi itu atau
mengucapkannya berkali-kali. Kapasitas memori jangka pendek
setiap individu berbeda tergantung latar belakang pengetahuan
seseorang.
c. Memori Jangka Panjang
Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem
memori yang menyimpan informasi untuk periode waktu yang
panjang. Cara untuk menyimpan di dalam memori jangka panjang
ini adalah dengan pengulangan atau pengkodean. Memori ini
memiliki kapasitas yang sangat besar, tempat menyimpan memori
dengan jangka yang sangat panjang.4
2. Teori Belajar Konstruktivis
Strategi metakognitif memberikan kesempatan pada siswa secara aktif
untuk melakukan proses pembelajaran dari menggali pengetahuan awal
sampai pada saat menilai pemahaman mereka sendiri. Hal ini sesuai dengan
4M. Nur, Prima R W dan Bambang S, Teori Belajar, (Surabaya: UNESA University Press, 1999), 21.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 34/89
34
Teori Konstruktivisme yang lahir dari gagasan piaget dan vigotsky. Keduanya
menekankan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi
yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui suatu proses
ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi-informasi baru. Piaget
dan Vigotsky juga menekankan adanya hakikat sosial dari belajar dengan
menggunakan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan anggota
kelompok yang berbeda-beda untuk mengupayakan perubahan konseptual.5
Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori vigotsky
yang menekankan empat prinsip kunci meliputi :
a) Penekanannya pada hakikat sosial dari pembelajaran, ia mengemukakan
bahwa siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman
sebaya yang lebih mampu;
b)
Zona Perkembangan Terdekat ( Zone of Proximal Development) yaitu ide
bahwa siswa belajar konsep paling baik apabila konsep itu berada dalam
zona perkembangan terdekat mereka;
c) Pemagangan kognitif, proses dimana seseorang yang sedang belajar secara
tahap demi tahap memperoleh keahlian dalam interaksinya dengan
seorang pakar, pakar itu bisa orang dewasa atau orang yang lebih tua atau
kawan sebaya yang telah menguasai permasalahanya;
5 M. Nur dan Prima R. W., Pengajaran Berpusat Pada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis Dalam
Pengajaran, (Surabaya: UNESA University Press, 2000), 4.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 35/89
35
d) Scaffolding atau Mediated Learning, siswa seharusnya diberikan tugas-
tugas kompleks, sulit dan realistik dan kemudian diberikan bantuan
secukupnya untuk menyelesaikan tugas-tugas ini.6
Teori belajar konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus secara
individu menemukan dan mentransfer informasi-informasi kompleks apabila
mereka harus menjadikan informasi itu miliknya sendiri. Teori konstruktivis
memandang siswa secara terus menerus memeriksa informasi-informasi baru
yang berlawanan dengan aturan-aturan lama dan merevisi aturan-aturan
tersebut jika tidak sesuai lagi.
Mengacu pada teori belajar konstruktivis, belajar adalah suatu
peristiwa yang dilakukan oleh pebelajar secara terus menerus membangun
gagasan baru atau memodifikasi gagasan lama dalam struktur kognitif yang
senantiasa disempurnakan. Belajar adalah suatu proses organik untuk
menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanik untuk mengumpulkan fakta.
Belajar itu suatu perkembangan pemikiran dengan membuat kerangka-
kerangka pengertian yang berbeda.7
Menurut pandangan konstruktivisme, otak anak (siswa) pada dasarnya
tidak seperti gelas kosong yang siap diisi dengan air informasi yang berasal
dari pikiran guru. Otak anak tidak kosong, otak anak berisi pengetahuan-
6 Ibid., 5.7 Mustaji dan sugiarso, Pembelajaran Berbasis Konstruktivis, (Surabaya: UNESA University Press,
2005),11.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 36/89
36
pengetahuan yang dikonstruksi anak sendiri sewaktu anak berinteraksi dengan
lingkungan peristiwa yang dialaminya.
Pebelajar sendirilah yang bertangggung jawab atas hasil belajarnya.
Mereka membawa pengertiannya yang lama dalam situasi belajar yang baru.
Mereka sendirilah yang membuat penalaran atas apa yang dipelajarinya
dengan cara mencari makna, membandingkanya dengan apa yang telah
diketahui serta menyelesaikan ketidaksesuaian antara apa yang telah diketahui
dengan apa yang ia perlukan dalam pengalaman baru.8
3. Kerangka Berfikir
Dalam kurikulum 2004, pembelajaran yang digunakan adalah
pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Siswa diharapkan membangun
sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar mengajar.
Selain itu, penekanan teori pembelajaran perilaku yang terkini menekankan
pada pengaturan diri atau self regulation membantu siswa mencapai
pengendalian atas pembelajarannya sendiri.9
Kemampuan tersebut merupakan
hal yang agak lebih sukar dilakukan karena evaluasi diri melibatkan
pemberian suatu pertimbangan tentang kualitas. Kemampuan ini juga jarang
dilatihkan pada siswa, sehingga siswa tidak memiliki kemampuan yang cukup
untuk keterampilan pengaturan diri.
8 Ibid., 12.9 M. Nur, Teori Pembelajaran Sosial, (Surabaya: IKIP Surabaya, 1998),
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 37/89
37
Untuk itu diperlukan suatu strategi untuk melatihkan keterampilan
tersebut yaitu dengan strategi belajar metakognitif. Dengan strategi ini siswa
diajarkan untuk menilai pemahaman mereka sendiri, menghitung berapa
waktu yang mereka perlukan dan memilih rencana yang efektif untuk belajar
atau memecahkan masalah.
Strategi ini lebih cocok untuk siswa dengan tingkat berfikir pada tahap
operasi formal. Pada tahap ini siswa dapat diberikan pengalaman dengan
masalah-masalah kompleks. Oleh karena itu materi yang diambil adalah
materi fiqih yang memiliki masalah-masalah yang kompleks dengan tingkat
kesulitan yang cukup tinggi dan dipelajari oleh siswa yang telah berada pada
tingkat berfikir tahap operasi formal yaitu sekitar usia 15-16 tahun.
Pada akhirnya diharapkan siswa memiliki kemampuan menilai
pemahaman diri dalam materi fiqih dan dapat melanjutkan keterampilan pada
materi-materi yang lain. Siswa yang dilatih dengan strategi belajar
metakognitif diharapkan untuk selalu memperbaiki kesalahan, jujur dan
mengakui kesalahan.
4. Pengertian Metakognitif.
Istilah metakognis berarti pengetahuan tentang belajar diri sendiri atau
pengetahuan tentang belajar. Siswa dapat diajarkan stategi menilai
pemahaman mereka sendiri, menghitung berapa waktu yang diperlukan untuk
mempelajari sesuatu, dan memilih rencana yang efektif untuk belajar
memecahkan masalah.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 38/89
38
Metakognisi adalah proses aktivitas siswa yang menggunakan alur
berfikir sendiri, siswa akan mempelajari bagaimana ia berfikir untuk belajar
mengoreksi dirinya sendiri pada saat siswa tersebut kurang memahami
sesuatu.
Sedangkan menurut Hamilton, metakognisi mengacu pada
pengetahuan seseorang tentang proses yang dipikirkan manusia meliputi
proses pengaturan diri yang digunakan siswa selama berusaha menyelesaikan
masalah termasuk merencanakan, mengecek, memonitor, dan mengevaluasi.
5. Proses Metakognitif (Metacognitive process).
Proses metakognitif meningkatkan pengetahuan dengan menggiring
pemikiran siswa dan dengan membantu siswa mengikuti suatu tindakan
seperti yang dia pikirkan melalui suatu masalah, membuat keputusan atau
berusaha untuk memahami suatu kondisi atau bacaan. Pebelajar yang dapat
mengembangkan kemampuan metakognitif dengan baik akan melakukan hal –
hal berikut:10
a) Percaya bahwa diri mereka dapat belajar;
b) Membuat penilaian yang tepat tentang penyebab keberhasilan mereka
dalam belajar;
c) Memikirkan penyebab ketidaktepatan ketika terjadi kesalahan dalam
tugas;
10 Metacognitive Process (diadaptasi dari Strategic Teaching and Reading Project Guidebook) dalam NCREL online (http://www.ncrel.org./sdrs/areas/issues/students/learning/Ir1metp.htm diakses tanggal
15 desember 2008)
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 39/89
39
d) Aktif mencari informasi untuk memperluas daftar strategi belajar mereka;
e)
Mencocokkan strategi dengan tugas belajar, membuat penyesuaian ketika
dibutuhkan;
f) Meminta petunjuk kepada teman sebaya atau guru;
g) Menggunakan waktu untuk berfikir tentang pemikiran mereka sendiri;
h) Memandang diri mereka sendiri sebagai pebelajar dan pemikir terus
menerus.
6. Perilaku Metakognitif (MetacognitiveBehavior)
Blakey dan Spence (1990) memberikan gambaran teknik-teknik yang
memudahkan metakognisi atau berfikir tentang berfikir, mereka memberikan
kesan bahwa berfikir tentang perilaku diri sendiri adalah langkah pertama
untuk menunjukkan perilaku metakognitif dan mengetahui cara belajar.
Strategi yang dapat mengembangkan metakognisi terdiri atas:
“mengidentifikasi apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui”;
“membicarakan apa yang dipikirkan”; “membuat suatu jurnal”; “ perencanaan
dan pengaturan diri”; “Tanya jawab tentang proses berfikir”; dan “evaluasi
diri.”11
11 Blakey, E., Spence, S., Metacognitive Behaviors, (online, 1990)
(http://www.ncrel.org./sdrs/areas/issues/students/learning/Ir2behav.htmdiakses tanggal 15 desember 2008)
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 40/89
40
7. Kemampuan Metakognitif (Metacognitive Skills).
Kemampuan metakognitif mengacu pada kesadaran otomatis yang
dimiliki pebelajar tentang pengetahuan dan kemampuan mereka untuk
memahami, mengontrol, dan memanipulasi proses kognitif mereka sendiri.
Kemampuan metakognitif dapat dikategorikan sebagai berikut (Metacognitive
Skill dalam education.calumet.purdue.edu) :12
a. Metamemory
Kemampuan ini mengacu pada kesadaran dan pengetahuan
pebelajar tentang sistem memori mereka sendiri dan strategi-strategi untuk
menggunakan memori mereka dengan efektif.
b. Metacomprehension
Kemampuan ini mengacu pada kemampuan pebelajar untuk
memonitor tingkat pemahaman mereka terhadap suatu informasi yang
disampaikan kepada mereka, untuk mengetahui kesalahan, juga untuk
memahami dan menggunakan strategi yang telah diperbaiki karena
kesalahan telah dapat diketahui.
Salah satu cara paling sederhana untuk mengukur tingkat
metacomprehension siswa adalah dengan meminta siswa untuk
menuliskan tingkat keyakinan bahwa dia menjawab dengan benar atau
12 Metacognitive Skill dalam
(http://education.calumet.perdue.edu/vockell/EdPsyBook/Edpsy7/edpsy7_meta.htmdiakses tanggal 15 desember 2008)
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 41/89
41
salah. Siswa dengan metacomprehension yang baik akan merespon
dengan yakin bahwa jawabannya yang benar adalah benar atau
jawabannya yang salah adalah salah. Siswa dengan metacomprehension
yang rendah akan bertentangan antara jawaban dan tingkat keyakinannya
(Standiford, Sally N. dalam www.vtaide.com).13
c. Self Regulation
Kemampuan ini mengacu pada kemampuan pebelajar untuk
membuat penyesuaian dalam proses belajar mereka untuk merespon
tentang penilaian mereka terhadap status belajar mereka yang paling akhir.
Untuk belajar lebih efektif, siswa seharusnya tidak hanya memahami
strategi apa yang ada dan tujuan strategi tersebut, tetapi juga harus mampu
mamilih, menggunakan, memonitor, dan mengevaluasi penggunaan
strategi tersebut.
B. Tinjauan Tentang Metacomprehension Siswa Pada Materi Fiqih.
1. Pengertian Metacomprehension
Sebelum kita membahas Metacomprehension terlebih dahulu kita
bahas tentang Comprehension (pemahaman). Pemahaman dapat diartikan
menguasai sesuatu dengan pikiran.14
Karena itu maka belajar berarti harus
mengerti maksud dan penerapannya sehingga siswa dapat memahami suatu
13 Standiford, S N. 1984, Metacomprehension, dalam
(http://www.vtaide.com/png/ERIC/Metacomprehension.htm diakses tanggal 15 desember 2008)14 Sardiman A.M, Interaksi dan motivasi belajar dan mengajar,(Jakarta: PT Raja Grafindo, 1996),cet.
VI,42.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 42/89
42
situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar karena memahami
maksud dari suatu materi, menangkap maknanya adalah tujuan akhir dari
setiap belajar. Pemahaman (Comprehension) juga mamiliki arti yang sangat
mendasar karena tanpa pemahaman, maka skill pengetahuan dan sikap tidak
akan bermakna.
Dalam belajar, unsur pemahaman tidak dapat dipisahkan dari unsur-
unsur psikologis yang lain. Dengan motivasi, konsentrasi dan reaksi, subjek
belajar dapat mengembangkan fakta-fakta, ide-ide, sehingga dengan gabungan
semuanya siswa dapat mempelajari sejumlah data atau materi baik secara
berkala maupun secara langsung.
Pemahaman (Comprehension) tidak sekedar tahu tetapi juga
menghendaki agar subjek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang
telah dipahami melalui perhatian, tanggapan, sikap, perubahan tingkah laku
dalam belajar. Semakin dalam Comprehension yang diperoleh siswa pada
waktu mempelajari materi untuk petama kali, makin baik pula prestasi
mengingat kembali pada waktu mengerjakan ulangan.15
Dengan demikian
diharapkan pemahaman (Comprehension) akan bersifat kreatif dan apabila
siswa benar-benar memahami suatu materi maka akan siap memberi jawaban
yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan dalam proses belajar. Pemahaman
(Comprehension) dapat dibedakan menjadi dua macam:16
15 WS. Winkel , Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi,2004), 74.16 Abu ahmadi dan M. Umar, Psikologi Umum, (Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset,1992), 40-41.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 43/89
43
a. Menurut terjadinya, pemahaman (comprehension) dapat dibagi dalam dua
macam:
1) Dengan sengaja, ialah dengan sadar dan sungguh-sunguh memahami,
hasilnya akan lebih mendalam.
2) Tidak sengaja, ialah dengan tidak sadar ia memperoleh sesuatu
pengetahuan, hasilnya tidak mendalam dan tidak teratur.
b. Menurut cara memahaminya, pemahaman (comprehension) dapat dibagi
dua macam:
1) Secara mekanis, ialah menghafal secara mesin dengan tidak
menghiraukan apa artinya. Hasil dari pemahaman ini biasanya tidak
akan tahan lama dan cepat lupa.
2) Secara logis, ialah menghafal dengan mengenal dan memperhatikan
artinya. Hasil dari pemahaman ini akan lebih tahan lama dan tidak
cepat lupa.
Pemahaman atau Comprehension siswa juga dapat terlihat dari
tanggapan yang mereka berikan pada materi pelajaran. Tanggapan dapat
diartikan sebagai perilaku baru dari siswa sebagai manifestasi dari
pendapatnya yang timbul karena adanya perangsang pada saat ia belajar.
Tanggapan juga berarti kemauan dan kemampuan untuk bereaksi terhadap
suatu kejadian dengan cara berpatisipasi dalam berbagai bentuk.17
17 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,(Jakarta:Gaung Persada
Press,2006),cet.4,34.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 44/89
44
Dengan menggabungkan antara comprehension dan
metacomprehension, kategori siswa dapat dibagi menjadi 4 kelompok
(Standiford, Sally N. dalam www.vtaide.com):
1) High Comprehension-High Metacomprehension (siswa yang tahu dan
sadar bahwa dia tahu)
2) Low Comprehension-High Metacomprehension (siswa yang tidak tahu
dan menyatakan bahwa mereka tidak tahu)
3) High Comprehension-Low Metacomprehension (siswa yang tahu tapi
berfikir bahwa mereka tidak tahu)
4) Low Comprehension-Low Metacomprehension (siswa yang tidak tahu tapi
berfikir bahwa mereka tahu)
Arti kata Metacomprehension adalah Keterampilan dan kemampuan
siswa dalam menilai pemahaman mereka sendiri.
Kemampuan ini mengacu pada kemampuan pebelajar untuk
memonitor tingkat pemahaman mereka terhadap suatu informasi yang
disampaikan kepada mereka. Kemampuan ini sangat penting bagi siswa agar
mereka dapat selalu menyadari kesalahanya dan berusaha memperbaiki diri.
Keterampilan Metacomprehension meliputi kemampuan siswa dalam:
1) Menentukan tingkat keyakinan diri.
2) Membandingkan konsep awal dengan konsep yang baru diperoleh.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 45/89
45
2. Penerapan Metacomprehension
Pada proses pembelajaran strategi metakognitif, siswa dilatih suatu
keterampilan untuk menilai kemampuan pemahaman mereka
(Metacomprehension) terhadap suatu materi.
Keterampilan metacomprehension ini tidak bisa dilakukan secara asal-
asalan, akan tetapi memerlukan pemahaman (comprehension) yang tinggi.
Dalam penerapannya keterampilan metacomprehension membutuhkan media
yang bisa dikatakan sangat sederhana. Media yang digunakan adalah Lembar
Penilaian Pemahaman Diri (LPPD), yang terdiri dari dua lembar, yaitu LPPD
individu dan LPPD kelompok. Metacomprehension bisa dimulai dengan
membagi LPPD menjadi dua bagian dengan masing-masing fungsi, yakni
pada bagian LPPD individu yang berfungsi sebagai menentukan tingkat
keyakinan diri dan pada LPPD kelompok yang berfungsi untuk
membandingkan konsep awal dengan konsep yang baru diperoleh dari hasil
diskusi dengan bantuan buku siswa.
Siswa yang memiliki Comprehension tinggi terhadap suatu materi
akan bisa langsung mengerjakan soal pada LPPD I, dengan tanpa melihat
buku dan bertanya pada teman. Begitu juga pada siswa yang
Metacomprehension tinggi akan menjawab dengan benar dalam menentukan
tingkat keyakinan dan membandingkan konsep pengetahuannya.
Diakhir pelajaran, beri waktu pada siswa untuk melihat kembali
LPPDnya, lalu beri mereka kesempatan dari masing-masing kelompok untuk
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 46/89
46
mengungkapkan hasil jawabannya. Ketika siswa mengulas kembali jawaban
dari LPPDnya, maka dari jawaban-jawaban itu akan memicu pikirannya untuk
mengingat apa yang dikatakan pembicara dan juga menghidupkan kembali
apa yang siswa pikirkan pada saat itu, hal ini akan sangat berarti bagi siswa
dalam membantu mereka memahami materi yang disampaikan guru.18
Menulis pikiran yang ada pada anak didik dengan cara seperti ini akan
membantu siswa dalam memusatkan konsentrasi dan mengalihkan pikiran
kembali pada apa yang sedang dikatakan oleh guru.
Indikator-indikator Metacomprehension :
a) Mampu menentukan tingkat keyakinan atas jawabannya
• Yakin bahwa jawabannya yang benar adalah benar
• Yakin bahwa jawabannya yang salah adalah salah
b) Mampu membandingkan konsep
• Jika dapat membedakan bahwa pengetahuan yang ia miliki
sebelumnya berbeda atau tidak berbeda dengan pengetahuan yang baru
diperoleh.
C. Tinjauan Tentang Pembelajaran Materi Fiqih di Sekolah
1. Pengertian fiqih
Fiqih merupakan salah satu materi pelajaran dalam pendidikan agama
Islam yang membahas tentang hukum-hukum Islam yang bersifat amali.
18 Bobbi DePorter, dkk., Terj. Ary Nilandari, Quantum Teaching : Mempraktekkan Quantum Learning
Di Ruang-Ruang Kelas, (Bandung: Kaifa, 2001),179.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 47/89
47
Materi ini diberikan dengan tujuan memberikan pemahaman dan pengalaman
pada siswa dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul di
sekitarnya yang bersifat amaliyah dengan melalui hukum-hukum Islam.
Pengertian fiqih secara etimologis berarti mengetahui sesuatu secara
mendalam yang menghendaki pengerahan potensi akal. Pengertian tersebut
dapat kita temukan dalam al-qur’an yang berbunyi :19
و هو يذ لا م آأ ش نأ ن م س ف ن ةد حاو ف م س ت ق ر عدو ت س مو د ق ف ص ل ن ا تا يآلا مو ق ل نو ه ق ف ي
(٩٨)
Artinya: “Sesungguhnya telah kami jelaskan tanda-tanda kebesaran kami
kepada orang-orang yang mengetahui”. (QS. Al-An’am : 98)
Adapun fiqih secara terminologis adalah hukum-hukum syara’ yang
bersifat praktis (amaliah) yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinci.20
Sedangkan menurut Dr. H. Muslim Ibrahim.M.A. mendefinisikan fiqih
sebagai suatu ilmu yang mengkaji hukum syara’ yaitu firman allah yang
berkaitan dengan aktifitas muallaf berupa tuntutan, seperti wajib, haram,
sunnah, dan makruh atau pilihan yaitu mubah, ataupun ketetapan seperti
syarat dan mani’ yaitu kesemuannya digali dari dalil-dalilNya yaitu Al-qur’an
19 Chabib thoha, et. al., Metodologi Pengajaran Agama, (Semarang : IAIN walisongo,1999), 145.20 Ahmad rofiq. M.A., Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997), 5
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 48/89
48
dan As-sunnah melalui dalil-dalil yang terinci seperti ijma’, qiyas dan lain-
lain.
21
Pembelajaran fiqih dalam kurikulum adalah salah satu bagian dari
mata pelajaran PAI yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang
kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.
Mata pelajaran fiqih meliputi fiqih ibadah dan fiqih Mu'amalah, yang
menggambarkan bahwa ruang lingkup fiqih mencakup perwujudan kesaksian,
keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan
diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya
(hablunminallah wa hablunminnas).
2.
Tujuan dan fungsi
a. Tujuan
Fiqih di Madrasah bertujuan untuk membekali peserta didik agar
dapat :
Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara
terpenuhi dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli.
Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman
hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
21 Muhammad azhar, Fiqih Kontemporer Dalam Pandangan Neomodernisme Islam, (yogyakarta :
lesiska, 1996), 4
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 49/89
49
Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan
benar pengalaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kekuatan
menjalankan hukum Islam, dengan disiplin dan bertanggung jawab
sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.
b. Fungsi
Bidang study fiqih berfungsi untuk :
Menanamakaan nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik
kepada Allah SWT, sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.
Membiasakan pengamalan terhadap hukum Islam pada peserta didik
dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku
di Madrasah dan masyarakat.
Membuat kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di Madrasah
dan masyarakat.
Meneguhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta
menanamakaan akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin.
3. Ruang lingkup
Ruang lingkup fiqih meliputi keserasian keselarasan dan
keseimbangan antara :
Hubungan manusia dengan Allah SWT
Hubungan manusia dengan sesama manusia
Hubungan manusia dengan alam dan lingkungan.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 50/89
50
D. Efektifitas Pembelajaran dengan Strategi Belajar Metakognitif dalam
Meningkatkan Metacomprehension Siswa pada Materi Fiqih.
Efektifitas adalah ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan. Dalam
upaya meningkatkan efektifitas proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar
terbaik sesuai harapan, perencanaan pembelajaran merupakan sesuatu yang
mutlak harus dipersiapkan setiap guru, setiap akan melaksanakan proses
pembelajaran, walaupun belum tentu semua yang direncanakan akan dapat
dilaksanakan, karena bisa terjadi kondisi kelas merefleksikan sebuah permintaan
yang berbeda dari rencana yang sudah dipersiapkan, khususnya tentang strategi
pembelajaran apa yang diterapkan. Namun demikian, guru tetap diharapkan
mampu menyusun perencanaan yang lebih sempurna, sesuai dengan kebutuhan
siswa, sehingga semua siswa bisa mengikuti proses kegiatan belajar sesuai
harapan, semua siswa bisa memahami bahan-bahan ajar yang ditawarkan, semua
siswa bisa memperoleh berbagai pengalaman baru dalam menambah
kompetensinya sesuai hasil belajar mereka.
Untuk dapat membuat perencanaan yang baik dan dapat
menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal, setiap guru harus mengetahui
unsur-unsur perencanaan pembelajaran yang baik, antara lain, kebutuhan-
kebutuhan siswa, tujuan-tujuan yang dapat dicapai, berbagai strategi belajar yang
relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien, dan kriteria
evaluasi. Bersamaan dengan itu, peran guru dalam mengembangkan strategi
belajar metakognitif ini sangat penting, karena aktivitas siswa belajar sangat
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 51/89
51
dipengaruhi oleh sikap dan perilaku guru dalam kelas. Jika mereka antusias,
memperhatikan aktivitas dan kebutuhan-kebutuhan siswa, maka siswa-siswa
tersebut akan mengembangkan aktivitas belajarnya dengan baik, antusias, giat,
dan serius.
Efektifitas pengajaran guru dalam pembelajaran dengan menggunakan
strategi belajar metakognitif pada materi fiqih ini, merupakan sejauh mana tujuan
pengajaran yang diinginkan telah tercapai melalui kegiatan belajar mengajar dan
sejauhmana siswa mengalami perubahan tingkah laku.
Dalam meningkatkan metacomprehension siswa, khususnya pada materi
fiqih maka seorang guru dituntut untuk dapat menggunakan strategi mengajar
yang tepat maka dari itu salah satu usaha guru dalam rangka meningkatkan
metacomprehension siswa pada materi fiqih adalah dengan menggunakan strategi
belajar metakognitif. Pebelajar yang dapat mengembangkan kemampuan
metakognitif dengan baik akan melakukan hal –hal berikut:
1. Percaya bahwa diri mereka dapat belajar;
2. Membuat penilaian yang tepat tentang penyebeb keberhasilan mereka dalam
belajar;
3. Memikirkan penyebab ketidaktepatan ketika terjadi kesalahan dalam tugas;
4. Aktif mencari informasi untuk memperluas daftar strategi belajar mereka;
5. Mencocokkan strategi dengan tugas belajar, membuat penyesuaian ketika
dibutuhkan;
6. Meminta petunjuk kepada teman sebaya atau guru;
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 52/89
52
7. Menggunakan waktu untuk berfikir tentang pemikiran mereka sendiri;
8.
Memandang diri mereka sendiri sebagai pebelajar dan pemikir terus menerus.
Maka dari itu, penggunaan strategi belajar metakognitif sangat penting
untuk memberikan pemahaman yang baik serta untuk meningkatkan
metacomprehension siswa dalam materi fiqih. Berdasarkan uraian tersebut di atas,
dapat diketahui bahwa penggunaan strategi belajar metakognitif sangat efektif
dalam meningkatkan metacomprehension siswa terutama pada materi fiqih.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 53/89
53
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian.
1. Sejarah berdirinya SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo
Pada bab ini ditegaskan bahwa penelitian ini penulis lakukan di SMA
Islam Perlaungan Waru Sidoarjo yang berlokasi di jalan raya Berbek,
Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo
dibuka pada tahun 1980.
Kemudian disusul dengan berdirinya yayasan pada tanggal 1 oktober
1980 dengan nama “Yayasan Madrasah Islamiyah Modern” (YMIM). Yang
sekarang diketuai oleh Ir. H. Masyhuda. Selain SMA Islam Perlaungan Waru
Sidoarjo ini, lembaga pendidikan Al-Muslim yang terletak di desa Wadung
Asri Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo, juga termasuk satu yayasan dalam
naungan YMIM
Mulai berdirinya sampai sekarang, SMA Islam Perlaungan Waru
Sidoarjo telah mengalami tujuh kali pergantian kepala sekolah. Adapun urutan
yang menjabat sebagai kepala sekolah adalah sebagai berikut :
a. Ir. Erlina Nasution : 1979-1981
b. Ir. H. Masyhuda : 1981-1985
c. Drs. M. Shofi : 1985- 1987
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 54/89
54
d. Drs. Heru Mustari : 1987-1994
e.
Drs. Fahrur Rozi : 1994-1998
f. Drs. Ahmad Hermanto : 1998-2005
g. H. Sudjono, S.Si.Apt : 2005-sekarang
SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo merupakan wadah pendidikan
agama Islam yang menerapkan kurikulum KBK dan KTSP dengan proses
pembelajaran integrasi Pendidikan Agama Islam ke dalam setiap mata
pelajaran.
Sedangkan waktu kegiatan belajar mengajar di SMA Islam Perlaungan
Waru Sidoarjo berlangsung 6 (enam) hari, mulai Senin-Sabtu yakni pagi
sampai siang hari, tepatnya pukul 06.30-12.30 WIB.
2. Visi dan Misi
Visi dari SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo adalah
Mengembangkan potensi siswa sebagai kholifah Fil-ardli yang berwawasan
IMTAQ dan IPTEK.
Misi dari SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo adalah :
a. Membekali siswa sebagai pemimpin
b. Membekali siswa ilmu pengetahuan akademis
c. Mengembangkan prestasi siswa di bidang keterampilan, olah raga, dan
seni.
d. Membekali siswa ilmu pengetahuan agama sehingga dapat melaksanakan
perintahnya dan menjahui larangannya.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 55/89
55
3. Letak Geografis
Letak geografis merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi
pelaksanaan penalitian untuk memperoleh gambaran yang utuh dan jelas
mengenai kualitas. SMA Islam Perlaungan terletak di Kecamatan Waru,
tepatnya di jalan raya Berbek I. Letak SMA Islam Perlaungan agak masuk ke
dalam sehingga hal ini menjadikan SMA Islam Perlaungan tempat yang
nyaman untuk proses belajar mengajar karena jauh dari jalan raya sehingga
terhindar dari kebisingan. Walaupun demikian untuk mencapai SMA Islam
Perlaungan tidak terlalu sulit karena lokasi tersebut terletak pada posisi yang
sangat strategis, dikatakan demikian karena jangkauannya sangat mudah,
dapat dilewati berbagai sarana transportasi yang memadai sehingga dapat
memudahkan masyarakat untuk menuju SMA Islam Perlaungan Waru
Sidoarjo. Berikut kondisi geografis SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo :
a. SMA Islam Perlaungan terletak di wilayah kecamatan Waru kabupaten
Sidoarjo. Adapun luas dan batas wilayahnya, antara lain :
Sebelah utara : Rumah Penduduk
Sebelah timur : Masjid dan Pondok
Sebelah selatan : Rumah Penduduk
Sebelah barat : Jalan
b. Kondisi Geografis
Ketinggian tanah dari permukaan laut : 5 M
Banyaknya curah hujan : 2000 Mm/tahun
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 56/89
56
Topografis (dataran rendah, tinggi, pantai) : Dataran Rendah
4.
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi SMA Islam Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo
Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMA Islam Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo.
5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa
a. Keadaan guru dan karyawan
Keterangan :
: Garis komando
: Garis koordinasi
KomiteYayasan
Ka. Tata UsahaTU. Keuangan
Waka Kurikulum Waka Kesiswaan/BP
W. Kelas X1 W. Kelas XI IPA W.Kelas XI IPS W.Kelas XII IPS
Kepala Sekolah
Dinas Pendidikan
Guru
Siswa
W. kelas X2 W. Kelas XII IPA
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 57/89
57
Jumlah guru yang ada di SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo
pada tahun ajaran 2008/2009 sebanyak 32 orang. Dengan perincian
sebagai berikut :
Tabel 3.1 Daftar Guru SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo
No Nama Jabatan
1 H. Sudjono, S.Si.Apt Kepala Sekolah/ Guru kimia
2 Drs. Syaifullah yazid Guru B. Inggris
3 M. Asmali, S. Kom. WKS. Kurikulum/Guru TIK
4 Syamsuddin, S. Pd. WKS. Kesiswaan/Guru Penjas5 Drs. Masruchin. Guru Fiqih
6 M. Amirulloh umam, S.T. Guru KTK
7 Drs. Wahyu Cahyono. Guru Kimia
8 Mas Hulatun Nasiah, M. Pd.I Guru Aqidah Akhlak
9 Gandung Imaiviarto, S.Si. Guru Biologi
10 Nur Faizatul M, S.Pd. Guru Sosiologi
11 Rochimatul Afiyah, S.Pd. Guru Ekonomi
12 Musrifah, S.Pd. Guru matematika/Guru Kimia
13 Aminullah Hadi, S.H. Guru B. Arab
14 H. Imam Sulbani, S. HI. Guru Al-qur’an Hadist
15 M. Agus Salim, S.Pd. Guru B. Inggris
16 Alfan Sasmiko S., S. HI Guru BP
17 Drs. Asmaul Husna Guru Kewarganegaraan
18 Drs. Hadi Maryono Guru KIR
19 Drs. Puryanto. Guru Geografi
20 Nanang Zainul A. S.Pd. Guru Fisika/KTK
21 Drs. Ahmad Hermanto. Guru Ekonomi.
22 Kuliyah, Sra. Guru B. Indonesia
23 Sapto Wiyono, SPd. Guru Ekonomi
24 Drs. Supardi. Guru Matematika
25 Nur Badriyah,SPd. Guru KTK
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 58/89
58
26 Isnaini Rahmawati, SPd. Guru KTK
27 Rimawati, SPd Guru Geografi
28 Rosiana Hidayati, S. Si. Guru B. Indonesia
29 Achmad Fauzi, SPd Guru Sejarah
30 Mas Abdul Haris, BA. Guru kesenian
31 Ai’ Suarti, SPd Guru B. inggris
32 H. M. shochib A., SPd Guru Sejarah
b. Keadaan Siswa
Jumlah siswa yang belajar di SMA tahun 2008/2009 secara
keseluruhan dari kelas 1 s/d 3 adalah 245 siswa.
Tabel 3.2 Keadaan Siswa
Jumlah MuridKelas
LK PR Jumlah
X 32 42 74 siswa
XI IPA 16 41 57 siswa
XI IPS 25 12 37 siswaXII IPA 13 27 40 siswa
XII IPS 25 12 37 siswa
6. Keadaan Sarana dan Prasarana
Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana
No Jenis Ruang/Sarana Prasarana Jumlah Keterangan
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2 Ruang Guru 1 Baik
3 Ruang Tata Usaha/Administrasi 1 Baik
4 Ruang Teori/Kelas 7 Baik
5 Ruang Laboratorium Fisika 1 Baik
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 59/89
59
6 Ruang Laboratorium Biologi 1 Baik
7 Ruang Laboratorium Kimia 1 Baik
8 Ruang Laboratorium Computer 1 Baik
9 Ruang Keterampilan 3 Baik
10 Ruang Perpustakaan 1 Baik
11 Ruang Ibadah 1 Baik
12 Ruang BP/BK 1 Baik
13 Ruang OSIS 1 Baik
14 Ruang UKS 1 Baik
15 Koperasi/Toko 1 Baik
16 Kamar mandi/WC Guru 1 Baik
17 Kamar Mandi/WC Siswa 10 Baik
18 Bengkel 1 Baik
19 Gudang 1 Baik
B. Penyajian Data
1. Penyajian Data Hasil Interview
Dari hasil interview antara penulis dengan bapak H. Sudjono, S.Si.Apt
sebagai kepala sekolah SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo dan bapak Drs.
H. Masruchin sebagai guru mata pelajaran fiqih yang penulis lakukan, maka
dapat diketahui bahwasanya penerapan strategi belajar metakognitif pada
materi fiqih kelas X di SMA Islam Perlaungan Waru Sidoarjo bukan tanpa
alasan. Strategi ini diterapkan karena dinilai bisa membawa siswa pada
pemahaman yang baik pada materi fiqih yang diberikan di sekolah. Strategi
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 60/89
60
metakognitif yang diterapkan adalah dalam melatih keterampilan
metacomprehension siswa.
Materi fiqih di kelas X diberikan 1 kali dalam seminggu yaitu
diberikan di hari Jum’at pada jam 1-2 di kelas X1 dan pada jam 4-5 di kelas
X2, dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran untuk tiap kali pertemuan.
Dari hasil interview dengan bapak Drs. H. Masruchin dan juga hasil
dari observasi yang penulis lakukan pada kelas X ketika proses belajar
mengajar berlangsung, penulis memperoleh gambaran tentang suasana kelas
dan strategi yang dipakai dalam pembelajaran fiqih.
Adapun pelaksanaan pembelajaran fiqih di kelas X SMA Islam
Perlaungan Berbek berjalan dengan lancar dan terlaksana dengan langkah-
langkah yang benar menurut ilmu pendidikan/pengajaran. Lebih jelasnya
pembelajaran fiqih di kelas X menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:1
Langkah persiapan, langkah ini merupakan kegiatan guru dalam
mempersiapkan materi pelajaran sebelum mengajar. Dalam hal ini, guru
menyiapkan LPPD dan perangkat pembelajaran Serta menerapkan strategi
mengajar yang hendak dipakai dalam pembelajaran nanti.
Setelah guru mempersiapkan materi pelajaran serta menetapkan
strategi/metode yang akan digunakan pada waktu pembelajaran, maka
1 Hasil Wawancara dengan Bapak Drs. H. Masruchin (Guru Fiqih SMA Islam Perlaungan pada hari
Jum’at, 2 januari 2009), Pukul 9.30 Wib
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 61/89
61
kegiatan berikutnya masuk dalam langkah pembelajaran. Adapun
pembelajaran fiqih di kelas X SMA Islam Perlaungan, melalui langkah-
langkah sebagai berikut :
Langkah awal (pendahuluan), guru memberikan beberapa pertanyaan
tentang materi yang disampaikan pada pertemuan yang lalu. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana ingatan anak didik terhadap materi yang telah
diberikan dan untuk merangsang anak didik dalam menerima pelajaran
berikutnya, guru mengajukan pertanyaan tentang materi baru untuk menggali
pengetahuan awal siswa. Kemudian guru juga menyampaikan tujuan
pembelajaran serta menetapkan topik yang akan dipelajari.
Langkah kedua (kegiatan inti), tiap siswa disuruh untuk mengerjakan
LPPD hal I. Selanjutnya, guru membimbing siswa dalam mengerjakan LPPD
hal II dengan bantuan buku siswa serta bekerja sama dengan teman
sebangkunya. kemudian guru membimbing siswa dalam membandingkan
pengetahuan awalnya dengan hasil diskusi. Sebelum mengecek pemahaman
siswa, guru terlebih dahulu menjelaskan konsep-konsep penting dari materi
dan dilanjutkan dengan mengecek pemahaman siswa dengan memberi
kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk menjawab pertanyaan.
Sebagai langkah akhir pada kegiatan inti, dan guru selalu mengingatkan siswa
untuk selalu berlaku jujur dalam membuat penilaian.
Langkah ketiga (penutup), guru menyimpulkan materi dan
mengarahkan siswa untuk untuk membuat rangkuman. Sebelum pengajaran
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 62/89
62
fiqih ditutup, guru selalu memotivasi siswa agar membuka kembali buku
pelajaran di rumah, agar tidak mudah lupa dan menjadi ilmu yang bermanfaat
khususnya bagi perkembangan kepribadian anak didik.
Pada setiap pertemuan guru berupaya sebisa mungkin untuk dapat
menjalankan strategi ini dalam proses pembelajaran.
Penerapan strategi metakognitif ini tidak terlepas dari hambatan dan
rintangan yang datanya dari guru atau dari siswa. Keadaan siswa yang kurang
memiliki rasa percaya diri atas kemampuan mereka, sehingga cenderung
banyak siswa yang masih bertanya pada teman pada saat mengerjakan LPPD
individu. Dalam mengatasi hambatan ini guru berusaha selalu mengingatkan
siswa untuk berbuat jujur, tidak membuka buku dan bertanya pada teman.
Dengan demikian pembelajaran fiqih khususnya di kelas X SMA
Islam Perlaungan sangat menekankan pada kebebasan berfikir siswa sesuai
pengetahuan yang ia miliki dan memberikan kesempatan pada siswa untuk
terampil dan berkreasi dalam menilai pemahaman mereka dalam proses
pembelajaran.
2. Penyajian Data Hasil Observasi
Data kemampuan guru dalam mengelola strategi belajar metakognitif pada
materi Fiqih di SMA Islam Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo.
Data kemampuan guru dalam mengelola strategi belajar
metakognitif pada materi Fiqih disajikan dalam tabel 3.4 berikut :
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 63/89
63
Tabel 3.4 Data kemampuan guru
No Aspek yang di amati Pt I Pt IIRata-
rataI Persiapan 4 4 4
Pelaksanaan
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 4 4 4
2. Mengaitkan materi baru dengan
materi sebelumnya2 3 2,5
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran 4 3 3,5
B. Kegiatan inti
1. Menggali pengetahuan awal siswa
dengan menggunakan LPPD.3 4 3,5
2. Membimbing siswa untuk
mengerjakan LPPD dengan bantuan buku siswa
3 3 3
3. Membimbing siswa dalam
membandingkan pengetahuan
awalnya dengan hasil diskusi
kelompok
4 4 4
4. Menjelaskan konsep-konsep penting 3 4 3,5
5. Membimbing diskusi kelas/mengecek
pemahan siswa2 3 2,5
C. Penutup
II
1. Menyimpulkan materi 3 3 3
III Pengelolaan waktu 3 4 3,5
Suasana KelasA. Berpusat pada siswa 4 4 4
B. Siswa antusias 3 4 3,5
IV
C. Guru antusias 4 4 4
3. Penyajian Data Hasil Tes
a. Data Keterampilan Metacomprehension siswa dengan penerapan strategi
belajar metakognitif selengkapnya disajikan pada tabel 3.5 berikut :
Tabel 3.5 Keterampilan Metacomprehension
LPPD I LPPD II Tes AkhirKetuntasan
komponen
metacmprehension
(MC)
Ketuntasan
komponen
metacmprehension
(MC)
Ketuntasan
komponen
metacmprehension
(MC)
No
abse
n
a b
Skor
MC
a b
Skor
MC
a b
Skor
MC
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 64/89
64
1. T TT 2 T T 3 T T 3
2. TT T 2 T T 3 T T 3
3. T T 3 T T 3 T T 3
4. TT T 2 T T 3 T T 3
5. TT T 2 TT TT 1
6. T TT 2 TT T 2 T TT 2
7. TT TT 1 T T 3 T T 3
8. T T 3 TT TT 1
9. T T 3 T T 3 T T 3
10. T TT 2 TT T 2 T T 3
11. T T 3 T T 3 T T 3
12. TT TT 1 T T 3 T T 3
13. T T 3 T T 3 T T 3
14. T TT 2 T T 3 T T 3
15. TT T 2 TT T 2 TT T 2
16. TT TT 1 T TT 2 T T 3
17. T TT 2 TT TT 1
18. T T 3 T TT 2 TT T 2
19. T TT 2 T T 3 T T 3
20. T T 3 T T 3 T T 3
21. TT T 2 TT T 2 T T 3
22. TT T 2 T T 3 T T 3
23. TT TT 1 T T 3 T T 3
24. T T 3 T T 3 T T 3
25. T T 3 T T 3 T T 3
26. T TT 2 T T 3 T T 3
27. T T 3 T T 3 T T 3
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 65/89
65
28. T T 3 T T 3 T T 3
29. TT TT 1 T T 3 T T 3
30. T TT 2 T T 3 T T 3
31. TT TT 1 TT TT 1 TT TT 1
32. TT TT 1 T T 3 T T 3
33. T TT 2 T TT 2 TT TT 1
34. TT T 2 T T 3 T T 3
35. TT TT 1 TT T 2 T T 3
36. T TT 2 T TT 2 T T 3
37. T TT 2 T T 3 T T 3
38. T T 3 T T 3 T T 3
39. T T 3 T T 3 T T 3
40. T T 3 T T 3 T T 3
41. TT TT 1 T T 3 T TT 2
42. TT T 2 T TT 2 T T 3
43. TT TT 1 TT T 2 TT T 2
44. T TT 2 T T 3 T T 3
45. T TT 2 T T 3 T T 3
46. T T 3 T T 3 T T 3
47. TT TT 1 T T 3 T T 3
48. T T 3 T T 3 T T 3
49. T T 3 T T 3 T T 3
50. T T 3 TT TT 1
51. TT T 2 T TT 2 T T 3
52. T T 3 TT T 2 T T 3
53. T T 3 T T 3 T T 3
54. TT T 2 T TT 2 T T 3
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 66/89
66
55. T TT 2 T T 3 T T 3
56. T T 3 T T 3 T T 3
57. T T 3 T T 3 T T 3
58. T T 3 T T 3 T T 3
59. TT T 2 TT TT 1
60. T TT 2 T T 3 T T 3
61. T T 3 T T 3 T T 3
62. TT T 2 T T 3 T T 3
63. T TT 2 T TT 2 T T 3
64. T T 3 T TT 2 T T 3
65. T T 3 T T 2 T T 3
66. TT T 2 T T 3 T T 3
67. T T 3 TT T 2 T T 3
68. T T 3 T T 3 T T 3
69. T TT 2 T T 3 T T 3
70. T T 3 T T 3 T T 3
71. T T 3 T T 3 T T 3
72. T T 3 T T 3 T T 3
73. TT T 2 TT T 2 T T 3
74. TT T 2 T T 3 T T 3
T 47 44 59 61 64 65
TT 25 28 12 10 10 9
%T 65,3
%
61,1
%
83,1
%
85,9
%
86,5
%
87,8
%
Keterangan :a = kemampuan menentukan keyakinan T = Tuntas
b = kemampuan membandingkan konsep TT = Tidak Tuntas
MC = Metacomprehension
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 67/89
67
Nilai :1 = Kurang Baik (Tidak Ada Komponen Yang Tuntas)
2 = Cukup Baik (Hanya Satu Komponen Yang Tuntas)
3 = Baik (Dua Komponen Yang Tuntas)
Berdasarkan data dari kedua komponen tersebut, diperoleh data skor
keterampilan metacomprehension diringkas dalam tabel 3.6 berikut :
Tabel 3.6 Rekapitulasi Keterampilam Metacomprehension Siswa
LPPD I LPPD II Tes AkhirSkor
Metacompehension Jumlah
siswa%
Jumlah
siswa%
Jumlah
siswa%
1 (kurang baik) 11 15 3 4 7 9
2 (cukup baik) 31 43 19 27 5 7
3 (baik) 30 42 49 69 62 84
Total 72 100 71 100 74 100
Rata-rata2,36 (cukup
baik)2,65 (baik) 2,74 (baik)
b. Data Hasil Belajar Siswa
Tabel 3.7 hasil belajar siswa dengan strategi belajar metakognitif
Skor Hasil Belajar
No NamaSebelum
diterapkannya
strategi
metakognitif
Sebelum
diterapkannya
strategi
metakognitif
ketuntasan
1. Agung majid subakti 70 80 T
2. Agung setiawan 70 75 T
3. Arini maziatun nisa’ 80 95 T
4. Ayu agustin ningrum 70 85 T
5. Chorida 58 55 TT
6. Coni’atul hidayah 70 70 T
7. Dimas naiyirul huda 60 80 T
8. Eka febriana R 43 55 TT
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 68/89
68
9. Emi musaiyadah 60 70 T
10. Fitrotin nufus 50 70 T
11. Hidayatun nisa’ 65 80 T
12. Imroatul wahidah 70 80 T
13. Intihaul choiro 80 90 T
14. Irfan Andrian F 70 70 T
15. Khoirotun nisa’ 70 100 T
16. Kholifatul jannah 70 80 T
17. Kurniawan andi P 50 50 TT
18. Lia fatma choirun N 70 70 T
19. Linda siti aminah 60 80 T
20. M. Alfin Nuzul 70 60 T
21. M. Farid Abdillah 50 80 T
22. Masduchi zakaria 70 90 T
23. Mirna anisa putri 60 60 T
24. M. debbi Baihaqi 50 75 T
25. Nadhiroh safitri 80 85 T
26. Ni’matus Sa’adah 70 80 T
27. Nur Aifa 70 75 T
28. Nur laila indah 86 90 T
29. Nurul chusnul jannah 60 80 T
30. One firsa fauziah 70 75 T
31. Rian ardana 40 55 TT
32. Rifki firmansyah 70 90 T
33. Rizkie arie cahyani 40 50 TT
34. Salamah salein bazhe 80 80 T
35. Siti kholifah 65 90 T
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 69/89
69
36. Siti khofsah 85 100 T
37. Siti maimunah 77 90 T
38. Syahidul munfarid 68 70 T
39. Veni erma yulistika 70 70 T
40. Ainur Rosyidah 75 80 T
41. Abdul rahman wahid 70 80 T
42. Agung prasetyo 68 70 T
43. Ahmad hidayatullah 70 70 T
44. Ahmad kardianto 85 80 T
45. Chusnah muhaiyaroh 80 80 T
46. Chusnul ariyanti 83 90 T
47. Doddy eko wijayanto 66 70 T
48. Erwin wincono aji 85 100 T
49. Fatimah romadhoni 80 80 T
50. Heru eko prasetyo 45 58 TT
51. Ibnu rusydi 70 70 T
52. Ilma ilfiyah 75 80 T
53. Intan paradita asmara 60 60 T
54. Ismawati 80 80 T
55. Ita novita 75 90 T
56. Lailyah munawaroh 65 60 T
57. Lusyanawati 80 90 T
58. M. muslihuddin 80 90 T
59. M. wahyu arianto 55 50 TT
60. Muhammad khozin 80 80 T
61. Moh. Shodiq 90 90 T
62. Nur fitriyah 70 100 T
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 70/89
70
63. Risdiyanti 70 90 T
64. Sendy prayoga 60 70 T
65. Siti mubarokah 70 70 T
66. Verry mega taviardi 78 80 T
67. Wasilatur rohmaniah 70 80 T
68. Yasir Abdurrahman 65 70 T
69. Yuyun azariah 70 70 T
70. Zainul arif 75 80 T
71. M. Amirul mukminin 70 80 T
72. M. rizal 85 90 T
73. Fakhrur rozi 80 85 T
74. M. Yarist 80 80 T
Jumlah 5198 5723
Rata-rata 70,24 77,34
Tuntas 67
Tidak Tuntas 7
% Ketuntasan Klasikal 90,54%
C. Analisis Data
1. Analisis data kemampuan guru dalam mengelola strategi belajar metakognitif
pada materi Fiqih di SMA Islam Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo.
Berdasarkan data pada tabel 3.4, akan dihitung nilai rata-rata
kemampuan guru dalam mengelola strategi belajar metakognitif pada materi
fiqih sebagai berikut :
• Rata-rata untuk aspek persiapan = 4
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 71/89
71
• Rata-rata untuk kegiatan pendahuluan = 4+2,5+3,5 = 3,333
• Rata-rata untuk kegiatan inti = 3,5+3+4+3,5+2,5 = 3,3
5
• Rata-rata untuk kegiatan penutup = 3
Berdasarkan rata-rata untuk kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup di atas, maka rata-rata untuk kegiatan pembelajaran adalah:
rata-rata untuk kegiatan pembelajaran = 3,33+3,3+3 = 3,21
3
Untuk aspek persiapan, rata-ratanya sebasar 4. sedang aspek
pengelolaan waktu, rata-ratanya sebesar 3,5. Dan untuk aspek suasana kelas,
nilai rata-ratanya adalah :
rata-rata untuk suasana kelas = 83,33
5,344=
++
Setelah diketahui nilai rata-rata untuk tiap aspek, maka nilai rata-rata
tersebut akan dikonversikan ke dalam kategori-kategori sesuai ketentuan
berikut :
0,00 – 1,50 : Kurang baik
1,51 – 2,50 : Cukup baik
2,51 – 3,50 : Baik
3,51 – 4,00 : Sangat baik
Berdasarkan kriteria di atas maka dapat disimpulkan bahwa untuk
aspek persiapan yang nilai rata-ratanya 4 tergolong dalam kriteria sangat baik.
Sedang untuk kegiatan pendahuluan dalam proses pembelajaran yang nilai
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 72/89
72
rata-ratanya 3,33 tergolong dalam kriteria baik. Sedang untuk kegiatan inti
mendapatkan nilai 3,3 yang termasuk dalam kriteria baik. Pada tahap penutup
mendapat nilai 3,0 sehingga termasuk dalam kriteria baik. Dengan demikian
kegiatan pembelajaran secara keseluruhan yang meliputi pendahuluan,
kegiatan inti dan menutup yang nilai rata-ratanya sebesar 3,21 termasuk
dalam kriteria baik. Adapun untuk aspek pengelolaan waktu mendapatkan
nilai 3,5 dan tergolong dalam kriteria baik. Sedangkan untuk suasana kelas
dalam pembelajaran strategi metakognitif mendapatkan nilai 3,83 yang
termasuk dalam kriteria sangat baik.
Dari uraian di atas, selanjutnya akan dicari rata-rata kemampuan guru
secara umum dalam mengelola strategi metakognitif yakni sebagai berikut :
rata-rata kemampuan guru = 4+3,21+3,5+3,83 = 3,634
Nilai rata-rata sebesar 3,63 tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
guru dalam pengelolaan strategi metakognitif pada materi fiqih berdasarkan
penilaian pengamat tergolong sangat baik.
2. Analisis metacomprehension siswa
Keterampilan siswa dalam menilai kemampuan dirinya
(metacomprehension)
Keterampilan siswa dalam menilai dirinya meliputi dua komponen,
yaitu : a) kemampuan dalam menentukan tingkat keyakinan; b) kemampuan
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 73/89
73
dalam membandingkan konsep. Hasil data tentang kedua komponen tersebut
dinyatakan pada tabel 3.5 dan tabel 3.6.
Dari kedua komponen tersebut, menunjukkan adanya perubahan
positif tiap prtemuan. Pada komponen yang pertama tentang kesesuaian
tingkat keyakinan dengan kebenaran jawaban siswa terus meningkat, pada
LPPD I, siswa yang tuntas pada komponen ini sebesar 65,3% menjadi 83,1%
pada LPPD II. Hal ini terus meningkat dengan 86,5% pada tahap tes akhir.
Peningkatan komponen ini disebabkan karena pada awalnya siswa tidak
menyadari pentingnya mempertimbangkan tingkat keyakinan dengan
kebenaran jawaban. Siswa memilih tingkat keyakinan tanpa memperhatikan
kebenaran jawaban, bahkan banyak yang tidak memilih. Setelah berkali-kali
guru mengingatkan siswa untuk memperhatikan kebenaran jawaban sebelum
menentukan tingkat keyakinan, siswa mulai merubah sikap.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan strategi metakognitif, siswa dapat
belajar meyakini sesuatu yang memang benar dan mengakui kesalahan atas
jawaban yang salah, sehinggan siswa dapat belajar untuk menilai kemampuan
dirinya. Dan pada akhirnya siswa dapat menganalisis apa yang telah mereka
ketahui dan apa yang belum mereka ketahui (Blakey dan Spence,1990 dam
NCREL online). Proses-proses tersebut sangat penting bagi siswa dalam
rangka mengecek, memonitor dan mengevaluasi pemahaman diri terhadap
suatu informasi, yang kemudian diharapkan agar siswa memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar mereka setelah menemukan letak kesalahannya.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 74/89
74
Untuk komponen yang kedua yaitu kemampuan membandingkan
konsep, persentase siswa yang tuntas juga mengalami peningkatan dengan
61,1% pada LPPD I, sedangkan pada LPPD II dengan 85,9% siswa yang
tuntas untuk kemampuan ini. Untuk selanjutnya pada tes akhir persentase
siswa yang tuntas pada kemampuan ini terus meningkat dengan 87,5%.
Kemampuan ini relatif lebih mudah bagi siswa dibandingkan kemampuan
pada komponen yang pertama. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang
tuntas pada komponen ini labih besar dibandingkan komponen yang lain.
Meskipun demikian, masih ada siswa yang tidak tuntas dalam komponen ini.
Hal ini disebabkan karena siswa belum mampu melihat kesamaan konsep
pada susunan kalimat yang berbeda. Pada komponen ini, siswa dilatih melihat
perbedaan dan persamaan konsep dalam susunan kalimat yang berbeda.
Kemampuan ini dapat menunjukkan tingkat penguasaan konsep siswa.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan strategi metakognitif, siswa
belajar untuk mengetahui proses berfikirnya melalui kegiatan menghubungkan
pengetahuan awal dengan pengetahuan yang baru diperoleh. Kegiatan ini
sesuai dengan salah satu strategi yang dapat mengembangkan metakognisi
yaitu Tanya jawab tentang proses berfikir (Blakey dan Spence,1990 dam
NCREL online).
Secara keseluruhan, keterampilan metacomprehension siswa
mengalami peningkatan dari skor rata-rata 2,36 (cukup baik) pada LPPD I
menjadi 2,74(baik) pada tes akhir. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 75/89
75
mengalami proses belajar, karena belajar adalah perubahan di dalam diri
seseorang yang disebabkan oleh pengalaman. Jika dilihat dari jumlah siswa
yang mendapatkan skor 2 dan 3, keterampilan metacomprehension siswa
mengalami peningkatan dari 61 siswa menjadi 67 siswa dari 74 siswa. Jumlah
ini sudah bisa dikatakan sesuai dengan harapan. Namun, masih ada 7 siswa
yang memiliki keterampilan metacomprehension yang kurang baik.
3. Analisis Hasil Belajar Siswa
Standart ketuntasan minimal untuk fiqih di SMA Islam Perlaungan
Waru Sidoarjo adalah 65. kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil jika
jumlah siswa yang tuntas lebih dari 85%. Berdasarkan tabel 3.7 diperoleh data
ketuntasan klasikal sebesar 90,54% yaitu 67 siswa yang tuntas dan 7 siswa
yang tidak tuntas.
Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran dapat dikatakan
berhasil. Setelah siswa menerima materi pada bab qurban dan aqiqah, maka
peneliti memberikan soal tes untuk mengetahui ketuntasan belajar
siswa/tingkat pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Dan ketuntasan
belajar siswa dianalisis berdasarkan hasil post test.
Berdasarkan tabel 3.7 dapat dihitung rata-rata persentase ketercapaian
skor pre test adalah :
Persentase ketercapaian = 5198 x 100% = 70,24%
7400
Sedangkan rata-rata persentase ketercapaian skor post test adalah :
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 76/89
76
Persentase ketercapaian = 5723 x 100% = 77,34%
7400
Jika diperhatikan bahwa rata-rata persentase ketercapaian skor post
test meningkat dari rata-rata persentase ketercapaian skor pre test sebesar
70,24% . Hanya ada tujuh siswa yang tidak mencapai persentase ketuntasan
belajar dikarenakan belum bisa menguasai materi. Walaupun demikian untuk
67 siswa yang lain persentase ketercapaian belajar meningkat. Hal ini
menunjukkan perangkat pembelajaran strategi metakognitif yang digunakan
dalam penelitian ini dapat meningkatkan rata-rata persentase ketercapaian
skor hasil belajar siswa. Adanya peningkatan rata-rata persentase ketercapaian
skor siswa menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran ini dapat digunakan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa untuk mencapai ketuntasan belajar.
Tabel 3.7 juga menunjukkan bahwa ketuntasan belajar perseorangan
sebanyak 67 siswa dari 74 siswa dengan sehingga diperoleh ketuntasan belajar
klasikal sebagai berikut :
KBK = 67 x 100% = 90,5%
74
Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran
metakognitif pada pokok bahasan qurban dan aqiqah termasuk tuntas karena
nilai KBK lebih dari 85%. Sedang berdasarkan kriteria ketuntasan belajar
perseorangan maka pembelajaran strategi metakognitif pada pokok bahasan
qurban dan aqiqah termasuk tuntas karena nilai KBK lebih dari 65%.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 77/89
77
4. Analisis efektivitas penerapan strategi belajar metakognitif dalam melatih
keterampilan metacomprehension siswa pada materi fiqih kelas X di SMA
Islam Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo. Dalam rangka uji coba terhadap
efektifitas/keampuhan strategi belajar metakognitif, dilaksanakan penelitian
dengan mengajukan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan adanya
hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain atau dengan kata lain
ada efektivitas penerapan strategi belajar metakognitif dalam melatih
keterampilan metacomprehension siswa pada materi Fiqih di SMA Islam
Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo. Untuk menguji kebenaran atau kepalsuan
hipotesis alternatif (Ha) tentang adanya efektivitas penerapan strategi belajar
metakognitif dalam melatih keterampilan metacomprehension siswa pada
materi Fiqih di SMA Islam Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo, antara pre test
dan post test pada strategi belajar metakognitif tersebut, maka digunakan
analisis “t –test”.
Tabel 3.8 Perhitungan untuk memperoleh “t”Skor Hasil Belajar D D2
No Nama SiswaSebelum
diterapkan
Stategi
metakognitif
Sesudah
diterapkan
Stategi
metakognitif
x – y (x - y)2
1. Agung majid subakti 70 80 -10 100
2. Agung setiawan 70 75 -5 25
3. Arini maziatun nisa’ 80 95 -15 225
4. Ayu agustin ningrum 70 85 -15 225
5. Chorida 58 55 3 9
6. Coni’atul hidayah 70 70 0 0
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 78/89
78
7. Dimas naiyirul huda 60 80 -20 400
8. Eka febriana R 43 55 -12 144
9. Emi musaiyadah 60 70 -10 100
10. Fitrotin nufus 50 70 -20 400
11. Hidayatun nisa’ 65 80 -15 225
12. Imroatul wahidah 70 80 -10 100
13. Intihaul choiro 80 90 -10 100
14. Irfan Andrian F 70 70 0 0
15. Khoirotun nisa’ 70 100 -30 900
16. Kholifatul jannah 70 80 -10 10017. Kurniawan andi P 50 50 0 0
18. Lia fatma choirun N 70 70 0 0
19. Linda siti aminah 60 80 -20 400
20. M. Alfin Nuzul 70 60 10 100
21. M. Farid Abdillah 50 80 -30 900
22. Masduchi zakaria 70 90 -20 400
23. Mirna anisa putri 60 60 0 0
24. M. debbi Baihaqi 50 75 -25 625
25. Nadhiroh safitri 80 85 -5 25
26. Ni’matus Sa’adah 70 80 -10 100
27. Nur Aifa 70 75 -5 25
28. Nur laila indah 86 90 -4 16
29. Nurul chusnul jannah 60 80 -20 400
30. One firsa fauziah 70 75 -5 25
31. Rian ardana 40 55 -15 225
32. Rifki firmansyah 70 90 -20 400
33. Rizkie arie cahyani 40 50 -10 100
34. Salamah salein bazhe 80 80 0 0
35. Siti kholifah 65 90 -25 625
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 79/89
79
36. Siti khofsah 85 100 -15 225
37. Siti maimunah 77 90 -13 169
38. Syahidul munfarid 68 70 -2 4
39. Veni erma yulistika 70 70 0 0
40. Ainur Rosyidah 75 80 -5 25
41. Abdul rahman wahid 70 80 -10 100
42. Agung prasetyo 68 70 -2 4
43. Ahmad hidayatullah 70 70 0 0
44. Ahmad kardianto 85 80 -5 25
45. Chusnah muhaiyaroh 80 80 0 046. Chusnul ariyanti 83 90 -7 49
47. Doddy eko wijayanto 66 70 -4 16
48. Erwin wincono aji 85 100 -15 225
49. Fatimah romadhoni 80 80 0 0
50. Heru eko prasetyo 45 58 -13 169
51. Ibnu rusydi 70 70 0 0
52. Ilma ilfiyah 75 80 -5 25
53. Intan paradita asmara 60 60 0 0
54. Ismawati 80 80 0 0
55. Ita novita 75 90 -15 225
56. Lailyah munawaroh 65 60 -5 25
57. Lusyanawati 80 90 -10 100
58. M. muslihuddin 80 90 -10 100
59. M. wahyu arianto 55 50 5 25
60. Muhammad khozin 80 80 0 0
61. Moh. Shodiq 90 90 0 0
62. Nur fitriyah 70 100 -30 900
63. Risdiyanti 70 90 -20 400
64. Sendy prayoga 60 70 -10 100
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 80/89
80
65. Siti mubarokah 70 70 0 0
66. Verry mega taviardi 78 80 -2 4
67. Wasilatur rohmaniah 70 80 -10 100
68. Yasir Abdurrahman 65 70 -5 25
69. Yuyun azariah 70 70 0 0
70. Zainul arif 75 80 -5 25
71. M. Amirul mukminin 70 80 -10 100
72. M. rizal 85 90 -5 25
73. Fakhrur rozi 80 85 -5 25
74. M. Yarist 80 80 0 0Total -616 10.629
Pada tabel 3.8 telah berhasil peneliti peroleh : ΣD = -616 dan ΣD2
=
10.629. Dengan diperolehnya ΣD dan ΣD2
itu, maka dapat kita ketahui
besarnya deviasi standar perbedaan skor antara variabel X dan Y (dlm hal ini
SDD).
SDD = N
D
N
22 )(D Σ−
Σ
=74
)616(
74
10629 2−
−
= )3,8(63,143 −−
= 89,6863,143 −
= 74,74
= 8,64
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 81/89
81
Dengan diperolehnya SDD sebesar 8,64, maka dapat dihitung standart
error dari perbedaan skor antara variabel X dan variabel Y :
SEMD =73
64,8
174
64,8
1=
−
=
− N
SD D
= 01,154,8
64,8=
Langkah berikutnya adalah mencari harga t0 dengan menggunakan
rumus :
t0 =MD
D
SE
M
MD telah diketahui yaitu = -8,3 sedangkan SEMD = 1,01 jadi
t0 = 21,801,1
3,8−=
−
Langkah berikutnya, kita berikan interpretasi terhadap t0, dengan
terlebih dahulu memperhitungkan df atau d b-nya, df atau d b = N-1 = 74-1 = 73
kita berkonsultasi pada nilai “t” baik pada taraf signifikasi 5% maupun pada
taraf signifikasi 1%.
Ternyata dengan df sebesar 73 itu diperoleh harga kritik tt atau t tabel
pada taraf signifikasi 5% sebesar 1,98. sedangkan pada taraf signifikasi 1%
diperoleh tt sebesar 2,61
Dengan membandingkan besarnya “t” yang kita peroleh dalam
perhitungan (t0 = 8,21) dan besarnya “t” yang tercantum pada tabel t (tt) pada
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 82/89
82
taraf signifikan 5% = 1,98 dan (tt) pada taraf signifikan 1% = 2,61 maka dapat
diketahui t0 lebih besar dari pada tt.
Karena t0 lebih besar daripada tt maka hipotesis alternatif (Ha)
diterima. Ini berarti perbedaan skor hasil belajar siswa kelas X di SMA Islam
Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo. Pada materi fiqih pokok bahasan qurban
dan aqiqah pada waktu pre test dan post test pembelajaran strategi belajar
metakognitif merupakan perbedaan yang berarti/perbedaan yang menyakinkan
(signifikan).
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah dapat dikatakan pembelajaran
strategi belajar metakognitif pada materi fiqih telah menunjukkan efektifitas
yang nyata dalam arti dapat diandalkan sebagai strategi pembelajaran yang
baik dalam mengajarkan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA
Islam Perlaungan Berbek Waru Sidoarjo.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 83/89
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian Bab I sampai Bab III dan berdasarkan pada Basic Questions
dalam rumusan masalah, maka jawaban inti atas permasalahan, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan strategi belajar
metakognitif pada materi fiqih secara umum termasuk dalam kriteria sangat
baik. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata kemampuan guru secara umum dalam
pengelolaan srategi belajar metakognitif yang sebesar 3,64 dan terletak antara
3,50 – 4,00.
2) Keterampilan Metacomprehension siswa secara umum terus meningkat
dengan rata-rata tertinggi 2,74 pada tes akhir dalam kategori baik dengan
persentase jumlah siswa yang berada dalam katagori baik pada tes akhir
adalah 84%. Ketuntasan tiap komponen keterampilan metacomprehension
siswa juga terus meningkat. Pada tes akhir diperoleh pada aspek menentukan
tingkat keyakinan dengan persentase 86,5% siswa yang tuntas, dan aspek
membandingkan konsep dengan persentase 87,8% siswa yang tuntas.
3) Strategi belajar metakognitif efektif dalam melatih keterampilan
metacomprehension siswa pada materi fiqih kelas X. Berdasarkan hasil
analisis uji-t yang mana hal ini dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan to
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 84/89
sebesar 8,21 lebih besar daripada tt yaitu 1,98 pada taraf signifikansi 5% dan
2,61 pada taraf signifikansi 1% jadi dikatakan semakin efektif penerapan
strategi belajar metakognitif pada materi fiqih semakin baik pula hasil belajar
siswa.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini penulis
dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Dalam melatihkan srategi metakognitif, sebaiknya dimulai dari materi yang
paling mudah, dari usia sedini mungkin dan berkelanjutan.
2. Guru harus mampu mempertahankan motivasi siswa agar tidak merasa jenuh
dan bosan selama mengikuti pembelajaran dengan strategi belajar
metakognitif.
3. Penerapan strategi belajar metakognitif yang masih baru ini baiknya frekuensi
pertemuan diperbanyak bila tidak memungkinkan untuk memperbanyak
frekuensi pertemuan maka guru harus pandai-pandai mengatur waktu dalam
KBM.
4. Strategi belajar metakognitif dapat dikembangkan pada pokok bahasan lain
sesuai dengan karakteristik.
5. Selama ini strategi belajar metakognitif dapat memudahkan siswa dalam
memahami konsep-konsep yang akan dikembangkan karena siswa dapat
memeriksa pemahaman mereka terhadap materi tersebut. Untuk itu strategi
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 85/89
belajar metakognitif mungkin dapat digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar materi pelajaran selain mata pelajaran fiqih.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 86/89
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan M. Umar. 1992. Psikologi Umum. Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset.
Azhar, Muhammad. 1996. Fiqih Kontemporer Dalam Pandangan Neomodernisme
Islam. Yogyakarta: lesiska.
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta:Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta:
Rineka Cipta.
Blakey, E., Spence, S. 1990. Metacognitive Behaviors, (online)
(http://www.ncrel.org./sdrs/areas/issues/students/learning/Ir2behav.htm
diakses tanggal 15 desember 2008)
Depdiknas. 2003. Ketentuan Umum Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Pra-
sekolah Dasar dan Menengah, Jakarta: Depdiknas.
DePorter, Bobbi, dkk., Terj. Ary Nilandari. 2001. Quantum Teaching :Mempraktekkan Quantum Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
Hadi, Sutrino. 1991. Metodologi Research I . Yogyakarta: Andi Offset.
Hasan, Fuad. 1997. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Mardalis, Drs. 1995. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal , Cet. III. Jakarta:Bumi Aksar
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Mustaji dan Sugiarso. 2005. Pembelajaran Berbasis Konstruktivis. Surabaya:
UNESA University Press.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 87/89
Metacognitive Process (diadaptasi dari Strategic Teaching and Reading ProjectGuidebook) dalam NCREL online
(http://www.ncrel.org./sdrs/areas/issues/students/learning/Ir1metp.htm diaksestanggal 15 desember 2008)
Metacognitive Skill dalam(http://education.calumet.perdue.edu/vockell/EdPsyBook/Edpsy7/edpsy7_meta.htm diakses tanggal 15 desember 2008)
Nasution. 1998. Metodologi Penelitian Naturalistik. Bandung: Pn. Tarsito.
Nur, Mohammad. 2005. Strategi-strategi belajar , Surabaya: UNESA-University
Press.
Nur, M., Prima W. dan Bambang S. 1999. Teori Belajar. Surabaya: UNESA
University Press
Nur, M. dan Wikandarei, Prima Retno. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa
dan Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya.
Nur, Mohammad. 1998. Teori Pembelajaran Sosial . Surabaya: IKIP Surabaya.
Rofiq, Ahmad. 1997. Hukum islam di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Russefensi. 1979. Pengajar Matematika Modern Untuk Orang Tua Murid, Guru dan
SPG, Bandung: Trasito.
Sardiman. 1996. Interaksi dan motivasi belajar dan mengajar . Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Standiford, S N. 1984. Metacomprehension, dalam
(https://reader003.{domain}/reader003/html5/0214/5a8396938f481/5a8396b309306./15 desember 2008)
Sudjono, Anas. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Thoha, Chabib. 1999. Metodologi Pengajaran Agama. Semarang : IAIN Walisongo.
Thoha, Habib Muhammad. 2004. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 88/89
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 1996. Metodologi Penelitian Social Jakarta : Bumi aksara
Winkel , WS. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
Yamin, Martinis. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:GaungPersada Press.
.
5/12/2018 metakognitif - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/metakognitif-55a4d73eb61f9 89/89
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Zunaidah ulfah dilahirkan di Sidoarjo, Jawa Timur tanggal 09 desember 1986,
anak kedua dari empat bersaudara, pasangan bapak H. M. Anas dan Ibu Hj. Siti
Munawarah. Pendidikan dasar yang ditempuh dikampung halamannya di MINU
Wedoro Waru Sidoarjo, dan jenjang pendidikan berikutnya, ditempuh di Pondok
Pesantren Al-Hikmah Purwoasri Kediri pada tahun 1999-2005 (+6 tahun). Pendidikan
Menengah Pertama ditempuh di MTS Al-Hikmah Purwoasri Kediri, dan Pendidikan
Menengah Keatas ditempuh di MA. Al-Hikmah Purwoasri Kediri.
Pendidikan selanjutnya ia tempuh di jurusan Pendidikan Agama Islam.
Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya.