metabolisme dlm transformasi energi
DESCRIPTION
metabolisme transformasi energiTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya kepada Allah SWT penulis persembahkan atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan.
Makalah ini membahas mengenai mekanisme transformasi energi dalam makhluk
hidup khususnya metabolisme ditinjau dari segi biologi, yang merupakan suatu
topik yang berkaitan dengan biomedik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan
tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini terutama kepada dosen pembimbing mata kuliah
yang bersangkutan.
“Tak ada gading yang tak retak” demikian pula adanya dengan makalah ini
masih banyak terdapat kekeliruan di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun kami terima dengan senang hati guna mencapai
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini berguna bagi kita semua.
Sekian dan terima kasih.
Wassalam
Makassar, Oktober 2009
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua makhluk hidup memerlukan energi. Energi itu digunakan untuk
tumbuh, bergerak, mencari makanan, mengeluarkan sisa-sisa makanan,
menanggapi rangsangan, dan reproduksi. Tanpa energi, semua proses
kehidupan akan terhenti.
Sumber energi utama bagi makhluk hidup di bumi adalah matahari. Energi
matahari dimanfaatkan tumbuhan hijau untuk fotosintesis, kemudian energi itu
di ubah ke dalam bentuk persenyawaan kimia yaitu dalam bentuk gula. Gula
diubah menjadi amilum, protein, lemak, dan berbagai bentuk persenyawaan
organik. Persenyawaan kimia ini menjadi bahan makanan bagi makhluk hidup
lain yang heterotrof. Semua makhluk hidup, baik tumbuhan maupn hewan,
memanfaatkan kabohidrat untuk dioksidasi menjadi oksigen, karbon dioksida,
dan energi. Jadi, energi matahari, ditangkap tumbuhan dan diubah menjadi
persenyawaan kimia. Selanjutnya, energi kimia yang tersimpan dalam
tumbuhan berpindah ke makhluk hidup lain pada saat tumbuhan dimakan oleh
makhluk hidup tersebut. Di dalam tubuh makhluk hidup terjadi perombakan
persenyawaan kimia untuk berbagai keperluan hidupnya.
Menurut hukum termodinamika, energi tidak dapat diciptakan dan tidak
dapat dimusnahkan. Akan tetapi, energi dapat diubah dari bentuk satu ke
bentuk yang lain, yang disebut transformasi energi. Makhluk hidup mampu
melakukan transformasi energi melalui reaksi kimia yang berlangsung di
dalam sel tubuh. Dalam proses transformasi energi itu, sebagian energi
berubah berubah menjadi energi panas, misalnya panas tubuh hewan atau
manusia. Sebagian energi diubah ke dalam bentuk persenyawaan kimia yang
lain. Jika makhluk hidup mati maka semua energi panas di bebaskan ke
lingkungan.
Untuk melakukan transformasi energi mahkluk hidup menyelenggarakan
metabolisme di dalam selnya. Olehnya itu, maka kami sebagai penulis tertarik
untuk mengambil judul “Metabolisme sebagai Penyelenggara Transformasi
Energi dalam Makhluk Hidup.”
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah kami adalah :
“Bagaimana proses metabolisme sebagai penyelenggara transformasi energi
dalam makhluk hidup?”
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses metabolisme sebagai sebagai penyelenggara
transformasi energi dalam makhluk hidup.
2. Untuk dijadikan sebagai bahan materi diskusi.
3. Untuk dijadikan sebagai salah satu referensi dalam blok biomedik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metabolisme
Ribuan reaksi berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup, dan
disebut metabolisme. Metabolisme berasal dari bahasa Yunani metabole =
berubah. Pada makhluk hidup, banyak reaksi kimia yang terjadi simultan.
Olehnya itu metabolisme dapat diartikan juga sebagai seluruh reaksi kimia
yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup.
Metabolisme dilakukan untuk memperoleh energi, menyimpan
energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan,
membentuk struktur sel, memasukkan atau mengeluarkan zat-zat,
melakukan gerakan, menanggapi rangsangan, dan bereproduksi.
Metabolisme dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu reaksi
penyusunan (anabolisme) dan reaksi penguraian (katabolisme).
Anabolisme merupakan reaksi sistesis/penyusunan zat sederhana menjadi
senyawa kompleks. Dalam proses ini dibutuhkan energi. Contohnya yaitu
proses fotosintesis. Sedangkan katabolisme merupakan reaksi perombakan
senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana. Materi yang dirombak
akan melepaskan sejumlah energi. Contohnya yaitu proses
respirasi.Anabolisme maupun katabolisme dapat dipercepat prosesnya
dengan bantuan fermen (enzim).
2.2 Anabolisme
Anabolisme adalah semua reaksi proses penyusunan yang
berlangsung di dalam sel. Anabolisme meliputi antara lain: fotosintesis
dan kemosintesis.
a. Fotosintesis
Fotosintesis adalah reaksi pengubahan zat anorganik (air, karbon
dioksida) menjadi zat organik (gula, amilum) oleh klorofil dengan
bantuan energi cahaya (matahari, lampu).Energi untuk menjalankan
proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang
menghasilkan glukosa berikut ini:
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain
seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses
ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan
maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi
seluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula
(glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk
menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.
b. Kemosintensis
Sebagaimana diuraikan sebelumnya, cahaya digunakan sebagai
sumber energi untuk memecah molekul air. Hasil akhir yang terbentuk
adalah gula (selanjutnya diubah menjadi amilum) yang akan
digunakan sebagai cadangan makanan. Jadi, energi cahaya diubah
menjadi energi yang tersimpan dalam bentuk ikatan kimia.
Namun, sumber energi tidak hanya cahaya. Beberapa
mikroorganisme ada yang dapat memperoleh energi dengan jalan
mengoksidasi persenyawaan kimia. Misalnya bakteri belerang, bakteri
nitrit, bakteri nitrat,dan bakteri besi. Bakteri belerang mengoksidasikan
H2S untuk memperoleh energi. Selanjutnya, energi yang diperoleh
digunakan untuk melakukan asimilasi C. Karena proses penyususnan
bahan organik menggunakan energi dari pemecahan persenyawaan
kimia, maka disebut kemosintesis.
2H2S + O2 2H2O + 2S + energi
Energi yang diperoleh lebih kecil jumlahnya daripada energi yang
dihasilkan dari cahaya. Energi tersebut digunakan untuk fiksasi CO2
menjadi karbohidrat. Dengan demikian, reaksi selengkapnya adalah :
CO2 + H2S CH2O + S2 + H2O
2.3 Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi penguaraian senyawa yang kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Energi itu berasal dari terlepasnya
energi-energi kimia yang menyusun suatu persenyawaan. Semakin
kompleks senyawa kimia itu, semakin banyak ikatan kimia yang
menyusunnya, dan akan semakin besar energi yang dilepaskannya. Akan
tetapi energi itu tidak dapat digunakan secara langsung oleh sel. Energi itu
diubah terlebih dahulu menjadi persenyawaan adenosin trifosfat (ATP)
yang dapat digunakan oleh sel sebagai sumber energi terpakai.
Contoh katabolisme adalah proses pernapasan sel atau respirasi
seluler. Yang dimaksud dengan respirasi seluler adalah proses penguaraian
bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi dilakukan oleh
semua sel penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel hewan dan
manusia. Respirasi dilakukan baik siang maupun malam. Ditinjau dari
kebutuhannya akan oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi dua
macam:
1) Respirasi aerobik, yaitu pernapasan yang menggunakan oksigen untuk
mendapatkan energi.
2) Respirasi anaerobik, yaitu pernapasan yang tidak membutuhkan
oksigen untuk mendapatkan energi. Bahan baku pernapasan adalah
karbohidrat, asam lemak atau protein (asam amino). Hasil pernapasan
berupa karbondioksida, air dan energi dalam bentuk ATP.
2.4 Respirasi Aerobik
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan
dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan
oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan
kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.
Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H12O6 + 6O2 6H2O + 6CO2 + 675 kal
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi,
melalui tiga tahap, yaitu glikolisis, daur krebs, sistem transpor elektron
(ste).
a. Glikolisis
Glikolisis adalah peristiwa pengubahan satu molekul glukosa
(terdiri dari 6 atom C) menjadi dua molekul asam piruvat (terdiri dari 3
atom C), 2 molekul NADH dan 4 molekul ATP, akan tetapi 2 molekul
ATP diantaranya digunakan kembali untuk berlangsungnya reaksi-
reaksi yang lain sehingga tersisa 2 molekul ATP yang siap digunakan
tubuh. Reaksi glikolisis berlangsung di sitoplasma (di luar
mitokondria).
Ada yang membedakan tahap ini menjadi dua, yaitu glikolisis dan
dekarboksilasi oksidatif. Glikolisis mengubah senyawa 6C menjadi
senyawa 3C, sedangkan dekarboksilasi oksidatif mengubah senyawa 3
C menjadi senyawa 2 C pada hasil akhir glikolisis (menjelang
memasuki Siklus Krebs). Yang dimaksud dekarboksilasi oksidatif
adalah reaksi asam piruvat (3C) diubah menjadi asetil KoA (2C).
b. Daur Krebs (Daur asam sitrat atau daur trikarboksilat)
Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan
pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta
energi kimia. Dalam siklus krebs, Asetil KoA direaksikan dengan
asam oksaloasetat (4C) menjadi asam sitrat (6C). Selanjutnya, asam
oksaloasetat memasuki daur menjadi berbagai macam zat yang
akhirnya kembali menjadi asam oksalosuksinat.
Dalam perjalanannya, 1C (CO2) dilepaskan. Pada tiap tahapan,
dilepaskan energi dalam bentuk ATP dan hidrogen. ATP yang
dihasilkan langsung dapat digunakan. Sebaliknya, hidrogen berenergi
digabungkan dengan penerima hidrogen (aseptor hidrogen) yaitu NAD
dan FAD, untuk dibawa ke sistem transpor elektron. Dalam tahap ini
dilepaskan energi, dan hidrogen direaksikan dengan oksigen
membentuk air.Siklus krebs berlangsung di dalam mitokondria.
Gambar. Bagan reaksi pada siklus Krebs
c. Sistem Transpor Elektron (STE)Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
PROSES AKSEPTOR ATP
1. Glikolisis: Glukosa ——> 2 asam piruvat 2 NADH
2 ATP2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP
2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
3. Rantai trsnspor elektron respirator:10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20
30 ATP2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20
4 ATP
Total 38 ATP
Kesimpulan :Pembongkaran 1 mol glukosa (C6H1206) + O2 ——> 6 H20 + 6 CO2 menghasilkan energi sebanyak 38 ATP.
a.