merindukan negara hukum ok - lbhsemarang.id · warga negaranya. dan masih banyak lagi contoh kasus...

57
MERINDUKAN NEGARA HUKUM (Potret Kegagalan Negara dalam Memenuhi, Melindungi dan Menghormati Hak Asasi Manusia terhadap 73.352 orang di Jawa Tengah) CATATAN AKHIR TAHUN 2016 YLBHI – LBH SEMARANG 2016

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

MERINDUKAN NEGARA HUKUM

(Potret Kegagalan Negara dalam Memenuhi,

Melindungi dan Menghormati Hak Asasi Manusia

terhadap 73.352 orang di Jawa Tengah)

CATATAN AKHIR TAHUN 2016

YLBHI – LBH SEMARANG

2016

Page 2: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

KATA PENGANTAR

“Merindukan Negara Hukum”, adalah upaya mengakui atau

meletakkan kembali Konsititusi dan peraturan perundang-undangan

dibawahnya sebagai instrumen negara untuk menjamin dan

melindungi hak-hak warga negaranya. Dalam tataran praksis,

seringkali norma-norma ideal dalam rangka pemuliaan manusia

seringkali masih terbaikan dalam kehidupan bernegara.

Menjadi wajar sekarang ini bila negara hukum menjadi hal

yang dirindukan. Meski telah secara eksplisit dinyatakan dalam Pasal

1 ayat (3) UUD NRI 1945 yang menyebutkan Indonesia sebagai

Negara Hukum. Negara seringkali absen dalam rangka mewujudkan

amanat konstitusi tersebut, jika hukum yang dimaksud adalah

berpihak kepada masyarakat banyak.Hal ini diperparah lagi dengan

adanya pelaksana-pelaksana negara yang tidak memahami hukum

sebagai suatu upaya mencapai masyarakat yang dicita-citakan.Belum

lagi ketimpangan pelaksanaan hukum terhadap golongan berpunya

dan golongan lemah. Padahal jelas dalam Pasal 27 UUD NRI 1945

menyebutkan, “segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam

hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu

dengan tidak ada kecualinya”. Posisi “bersamaan kedudukannya didalam

hukum” hanya menjadi teks belaka, lantaran dalam praktiknya

ketimpangan kian nyata. Belum lagi jika yang dipersoalkan adalah

hukum yang “ideal”, mengingat banyaknya aturan hukum nasional

yang belum berorientasi pada hak asasi manusia, sehingga dapat

melanggengkan ketimpangan serta penindasan.

Judul Merindukan Negara Hukum(Potret Kegagalan Negara dalam Memenuhi, Melindungi dan Menghormati Hak Asasi Manusia terhadap 73.352 orang di Jawa Tengah)

Kontributor :Zainal ArifinEti OktavianiAtma Khikmi AzmyRizky Putra EdryIvan WagnerSamuel Bonatua RajagukgukIrnawatiNico Andi WauranDodik Setiawan AjiRizki KurniasariYunantio Nur AlamsyahSlamet RiyadiDestigastuti LestianiYuliWahyu Supriyo

Editor : Eti Oktaviani & Rizky Putra EdryPembaca Akhir : Siti AminahDesain Sampul : Attak Empat Tujuh

Diterbitkan oleh : YLBHI-LBH SemarangIndonesia Legal Aid Foundation- Semarang Legal Aid InstituteJl. Jomblangsari IV Nomor 17 Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, SemarangTelp.(024) 86453050.Fax.(024) 86453054.

Page 3: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Kemudian, di akhir tahun 2016 LBH Semarang harus

kehilangan salah satu Pengabdi Bantuan Hukum terbaik, Atma

Khikmi. Atma harus berpulang di tengah perjalanan untuk

memperjuangkan hak-hak masyarakat tertindas, petani surokonto

yang telah dikriminalisasikan. Atma telah pergi, tapi tidak dengan

semangatnya. Besar harapan kami bahwa akan lahir kembali seorang

pejuang seperti Atma yang tak pernah padam semangatnya dalam

memperjuangkan hak-hak kaum tertindas.

Akhirnya, kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh

pihak yang membantu dalam penyusunan maupun penerbitan buku

ini, khususnya para penulis, kontributor, pembaca akhir, masyarakat,

dan media massa.

Selamat Membaca.

Semarang, 28 Desember 2016

Zainal Arifin, S.H.I

Direktur

Hal tersebut, misalnya, terlihat dari perjuangan masyarakat

rembang yang melakukan penolakan terhadap pendirian pabrik

semen dan penambangan di wilayahnya, Negara benar-benar

menafikan Indonesia sebagai 'Negara Hukum' dalam menyikapinya.

Begitu pula dalam berbagai kasus pengekangan kemerdekaan

berekspresi yang diterima Ahmad Fauzi dan AMP. Kebebasan

berekspresi yang senyatanya telah menjadi hak konstitusional

ternyata dalam pelaksanaannya Negara tak mampu menempatkan

dirinya sebagai 'Negara Hukum' yang melindungi hak konstitusi

warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di

damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara

Hukum' masih jauh panggang dari api.

Selain itu, tahun 2016 bukanlah tahun yang mudah untuk

dilalui. Banyaknya kasus yang harus di dampingi oleh LBH Semarang

di tengah kurangnya Sumber Daya Manusia yang ada. Awal 2016,

hanya tersisa dua staf yang masih bertahan sebelum pada akhirnya

LBH Semarang mampu melaksanakan Kalabahu (Karya Latihan

Bantuan Hukum) pada pertengahan tahun 2016. Rasanya tidak

mungkin, LBH Semarang mampu menangani berbagai kasus hanya

dengan satu pengacara yang telah memiliki berita acara sumpah.

Tetapi, dengan kerjasama yang baik dengan seluruh Pengabdi

Bantuan Hukum, paralegal, para alumni dan para pengacara dari

lembaga lain yang menjadi jejaring LBH Semarang semua menjadi

mungkin untuk dilakukan. Untuk itu, kami mengucapkan

terimakasih sedalam-dalamnya kepada mereka yang telah dengan

tulus melakukan kerja-kerja penegakan hak-hak asasi manusia

bersama LBH Semarang.

Page 4: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Dia yang lebih dulu berpulang…

Atma Khikmi Azmy,

lahir di Kendal 28 Desember

1992.Atma, adalah Pejuang

Kemanusian, Pengacara Rakyat

sekaligus Pengabdi Bantuan

Hukum di LBH Semarang.

Menamatkan studi S1 di

Fakultas Hukum Unissula pada

November 2015 .Men jad i

lulusan terbaik di angkatannya

tak membuatnya berbesar diri

m a u p u n s o m b o n g. T i d a k

berhenti disana, Atma kembali

melanjutkan studi S2 di Magister Ilmu Hukum Unissula.Atma

merupakan sosok yang santun dan rendah hati.Ia dikenal sebagai

seorang teman, sahabat, saudara, kakak, adik dan anak yang sangat

baik bagi orang-orang terdekatnya.

Selama menjadi mahasiswa, Atma aktif di berbagai organisasi

kemahasiswaan, antara lain: menjadi Ketua Kelompok Studi

Mahasiswa (KSM) FH Unissula; Senat Mahasiswa FH Unissula;

Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Unissula; dan aktif pula

dalam organisasi ekstra kampus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Pernah pula Atma menjabat sebagai pengurus HMI Cabang

Semarang.

Sebelum akhirnya lulus dari studi S1-nya, Atma telah

bergabung dengan LBH Semarang sejak Oktober 2014. Beberapa

kasus pelanggaran HAM telah didampingi dan berhasil dalam proses

litigasi. Salah satu contoh, Atma melakukan pendampingan kasus

rencana pendirian pabrik dan penambangan semen di Pati dan

Rembang.Dalam gugatan Izin Lingkungan pendirian pabrik semen di

Pati, Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang telah

mengabulkan gugatan, namun pada tingkat banding, gugatan Izin

Lingkungan ini lebih menguntungkan pabrik semen.Saat ini,

masyarakat Pati yang menolak pabrik semen beserta LBH Semarang

tengah menunggu putusan Kasasi.

Sedangkan dalam kasus penolakan pendirian pabrik dan

penambangan semen di Rembang, Permohonan Peninjauan

Kembali (PK) diterima oleh Majelis Hakim Mahkamah Agung dan

memenangkan masyarakat.

Namun, pada 23 Oktober 2016, Atma harus pergi meninggalkan

semuanya dalam sebuah kecelakaan saat berniat akan mendampingi

konsolidasi petani. Tapi, meskipun fisiknya telah kembali menyatu

dengan bumi, semangat perjuangan yang begitu membara masih

terasa.Atma meninggalkan semangat itu kepada semua yang

mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk kepentingan masyarakat

banyak.

Page 5: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

I. PENDAHULUAN

Sore itu kantor LBH Semarang yang terletak di jalan

Jomblangsari IV Nomor 17 Semarang penuh dengan kerumunan

manusia. Mereka berkumpul untuk mendiskusikan perihal

pelaksanaan demokrasi di Jawa Tengah khususnya di

Semarang.Hingga terbentuklah satu aliansi yang disebut Gema

Demokrasi Semarang.Aliansi tersebut dibentuk sebagai respon atas

berbagai tindakan pemberangusan hak rakyat untuk berkumpul,

berpendapat, dan berekspresi yang dilindungi oleh konstitusi, namun

direpresi oleh kekuatan anti-demokrasi.

Jam di dinding menunjukkan pukul 19:36 wib, tiba-tiba grup

whatsapp yang berisi jaringan LBH Semarang ramai membincang

terkait putusanPeninjauan Kembali (PK) Rembang tentang

pembangunan pabrik semen dan penambangan semen telah putus

dan masyarakat menang. Salah satu staf LBH Semarang bernama

Atma mengkroscek website resmi Mahkamah Agung.Benar.Dalam

website resmi Mahkamah Agung perkara dengan

Tertulis

Nomor Register

99/PK/TUN 2016 telah putus pada 5 Oktober 2016.

“Kabul PK, Batal Putusan Judex Facti, Adili Kembali: Kabul

Gugatan, Batal Objek Sengketa”.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

I. PENDAHULUAN

II. KONDISI HAK ASASI MANUSIA JAWA TENGAH

III. BANTUAN HUKUM LBH SEMARANG

A. BANTUAN HUKUM STRUKTURAL (BHS)

B. LAYANAN BANTUAN HUKUM

C. PENDIDIKAN HUKUM LBH SEMARANG

IV. PENUTUP

Page 6: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

LBH Semarang berdiri pada 20 Mei 1978 dengan nama LBH

Peradin. Pada tahun 1985, LBH Peradin berafiliasi dengan Yayasan

Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), selanjutnya menjadi LBH

Semarang.LBH Semarang menerapkan Bantuan Hukum Struktural

(BHS) dalam kerja-kerjanya.

Bantuan Hukum Struktural (BHS) per tamakali

diperkenalkan oleh Prof. Paul Mudikdo, seorang kriminolog yang

tinggal di Belanda. BHS diperkenalkan dan disahkan sebagai Ideologi

Kerja LBH Jakarta (1978) dan YLBHI ( 1980). Dalam wawancara

dengan Radar, jurnal yang diterbitkan oleh YLBHI, Mudikdo

menyatakan bahwa dirinya hanya kawan diskusi Buyung (Adnan

Buyung Nasution).Mudikdo menilai para pendiri YLBHI adalah

pribadi-pribadi yang memilikikecintaan terhadap bangsanya.Karena

itu orientasi dan praktek LBH diarahkan pada cita-cita perjuangan

kemerdekaan Indonesia yang terumus dengan luhur dalam

Mukadimah UUD NRI 1945.

Pada pelaksanaannya BHS diterjemahkan dengan kegiatan,

seperti memberikan bantuan hukum, mendidik masyarakat dalam

arti yang seluas-luasnya dan mengadakan pembaharuan hukum dan

perbaikan pelaksanaan hukum.Pengadilan, misalkan, hanya menjadi

sa tu pang gung untuk menyuarakan n i la i -n i la i yang

diperjuangkan.Melalui proses-proses persidangan, masyarakat dan

aparat penegak bantuan hukum dididik secara langsung.Sehingga,

LBH Semarang fokus memilah secara ketat kasus-kasus yang

ditangani melalui pengadilan. Kasus hanya menjadi “Pintu Masuk”

untuk mendorong perubahan hukum dan sosial.

Tak lama Atma segera memberi kabar kepada salah satu

warga Rembang yang merupakan penggugatbernama Joko Prianto

atau sering dipanggil 'Prin' via telepon:

“halo.. masPrin… mas wes krungu kabar durung?”ucapAtma

terbata.

“durung mas Atma, kabar opo?”Tanya Prin dari seberang

“PK wes putus mas, ndewe menang!”

“tenan po rak mas?” Tanya Prin penasaran.

“iyo, bener mas. Aku wes ngecek neng website resmine Mahkamah

Agung. nDewe menang mas. Menang!”

“mbok… ndewe menang mbok!”tangis Prin pecah dari seberang.

Sementara di LBH Semarang seluruh PBH berpelukan dan

menangis bahagia atas berita kemenangan tersebut.

Penolakan masyarakat terhadap pendirian dan penambangan

semen di Rembang melalui jalur pengadilan atau litigasi telah menjadi

salah satu panggung untuk menyuarakan nilai-nilai yang

diperjuangkan oleh masyarakat.Kasus tersebut adalah satu dari

sekian banyak kasus yangdidampingi LBH Semarang dengan

menggunakan Bantuan Hukum Struktural dalam penanganannya.

***

mas sudah dengar kabar belumbelum mas Atma, kabar apaPK sudah putus mas, kita menangbenar apa tidak mas

iya, bener mas. Aku sudah mengecek di website resminya Mahkamah Agung.Kita menang mas.Menang!”bu… kita menang bu

Page 7: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Visi dan Misi LBH SEMARANG 2015-2018

VISI

Terwujudnya Masyarakat yang Mampu Mengembangkan Potensi

Melalui Gerakan Bantuan Hukum yang Kuat Demi Terciptanya

Pembaharuan Hukum yang Berkeadilan.

MISI

1. Penguatan Kapasitas Masyarakat di Bidang Hukum

2. Mewujudkan Bantuan Hukum yang Kuat, Independen,

Profesional serta Mendapat Dukungan Masyarakat.

3. Mendorong Perubahan Kebijakan dan Hukum Serta Perilaku

Aparat Negara yang Berkaitan Dengan Isu Sumber Daya

Alam, Bantuan Hukum dan Masyarakat Marginal yang

Berkeadilan.

Hampir setiap tahun LBH Semarang merumuskan catatan

akhir tahun (Catahu) sebagai bagian program kerja dan sekaligus

merupakan laporan kerja tahunan.Selain itu, catahu dibuat sebagai

tradisi dan bentuk pertanggungjawaban publik.Catahu berisikan

situasi Hak Asasi Manusia (HAM), penanganan kasus serta layanan

bantuan hukum dan pendidikan hukum yang diberikan oleh LBH

Semarang.

Catahu 2016 disusun dari hasil analisis data kliping koran,

data layanan bantuan hukum dan data kasus yang ditangani

berdasarkan bantuan hukum struktural baik litigasi maupun non-

litigasi sepanjang tahun 2016.

Dalam Catahu 2016 ini, LBH Semarang melaporkan

penerima manfaat bantuan hukum struktural berjumlah 73.352

orang. Angka ini termasuk orang yang berpotensi dilanggar Hak

Asasi Manusianya, untuk pelayanan konsultasi hukum 245 orang

menerima manfaat layanan ini dan 888orang menerima manfaat

pendidikan hukum. Sehingga sepanjang 2016, total 74.485 orang

menerima manfaat bantuan hukum dari LBH Semarang.

7Data tersebut merupakan data yang diolah oleh LBH Semarang berdasarkan kasus-kasus yang ditangani secara struktural selama tahun 2016 oleh LBH Semarang

Page 8: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi LBH Semarang 2016 – 2017 :

Direktur : Zainal Arifin, S.H.I.

Staf Program : Eti Oktaviani, S.H.

Staf Operasional : Atma Khikmi Azmy, S.H.

Keuangan : Desti Gastuti Lestiani, S.Akt.

Kasir : Tri Yuliati, Amd

Administrasi dan Indok : Nur Eka Yunianto Alamsyah, S.Sos

Pramubakti : Slamet Riyadi

Volunteer:

Rizky Putra Edry, S.H.

Ivan Wagner, S.H.

Samuel Bonatua Rajagukguk

Irnawati, S.Pd.

Dodik Setiawan Aji, S.H.I.

Nico Andi Wauran

Rizky Kurniasari, S.H.

II. KONDISI HAK ASASI MANUSIA JAWA TENGAH

Berdasar monitoring kasus-kasus struktural sepanjang tahun

2016, LBH Semarang mencatat beberapa kasus masuk kategori

dugaan pelanggaran HAM di Jawa Tengah.Perinciannya di isu

pertanahan terdapat 68 kasus dengan luas lahan sekitar 15.194,4464

ha.Didalamnya meliputi kasus-kasus konflik tanah Hak Guna Usaha

(HGU), kasus tanah Perhutani, dan pengadaan tanah untuk

kepentingan umum.Di isu perburuhan terdapat 42kasus yang terdiri

kasus PHK sepihak tanpa pesangon, jaminan sosial pekerja, dan upah

layak. Di isu lingkungan dan nelayan-pesisir terdapat 42 kasus

meliputi perubahan tata guna lahan, pendangkalan dan penyempitan

sungai, pencemaran lingkungan, reklamasi kawasan pesisir, rob dan

banjir. Sedangkan untuk isu miskin perkotaan terdapat 61 kasus yang

meliputi penggusuran, relokasi dan razia/penggarukan.

Page 9: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

terdata dalam HuMaWin dengan Jumlah Luasan Total

15.194,4464 Ha. Namun jumlah tersebut tidak menjadi

luasan yang final, karena tidak mengakomodir semua

sengketa tanah dan dalam data diatas juga terdapat 5 (lima)

sengketa yang tidak menyuguhkan jumlah luasan lahan yang

menjadi objek sengketa.

2. Kasus Perburuhan

Sepanjang tahun 2016,terdapat 42 kasus perburuhan

yang terjadi diwilayah Jawa Tengah.Hal tersebut dinilai

meningkat dibandingkan tahun lalu sebanyak 15 kasus.Kasus

perburuhan yang terjadi sepanjang tahun 2016 kebanyakan

masih berkaitan dengan tidak dipenuhinya hak normatif para

pekerja seperti, upah layak; adanya PHK sepihak tanpa diberi

pesangon; tidak adanya Jaminan Sosial pekerja; dan lain

sebagainya. Selain itu, Pemerintah pusat, kementerian

maupun Pemerintah daerah juga berperan dalam hal tidak

terciptanya kesejahteraan pekerja di perusahaan.Pemerintah

pusat maupun Menteri Ketenagakerjaan dinilai lamban

dalam merevisi UU Ketenagakerjaan, dimana UU tersebut

masih belum berpihak kepada para pekerja.Pemerintah

daerah juga kurang tegas dalam memberikan sanksi bagi para

pengusaha yang melanggar peraturan ketenagakerjaan,

sehingga efek jera bagi para pengusaha “nakal” tersebut

masih belum bisa terwujud.

Adapun dugaan kasus pelanggaran HAM Jawa Tengah sepanjang

tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1. Kasus Pertanahan

Total kasus yang terjadi dalam kasus pertanahan di

Jawa Tengah sebanyak 28 kasus. Sebagian besar berkaitan

dengan pembebasan lahan untuk pembangunan

infrastruktur. Proyek dijalankan tanpa adanya status clean and

clear terhadap lahan yang terdampak. Selain itu berkaitan

dengan akses masyarakat dalam pemanfaatan lahan yang

dikuasai perusahaan.

Pemerintah Pusat menjadi aktor yang dominan

dalam pelanggaran HAM di Jawa Tengah dari bidang

pertanahan sepanjang tahun 2016 menjadi aktor kunci dalam

14 Kasus Pertanahan didominasi oleh kasus mengenai

pembangunan infrastruktur. Sedangkan Pemerintah

Kabupaten/Kota sebanyak 9 kasus serta Pihak swasta

berperan penting setidaknya dalam 9 pelanggaran HAM.

Selain Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten/Kota dan

Pihak Swasta, terdapat aktor-aktor lain yang berperan dalam

pelanggaran HAM bidang pertanahan yaitu Pemerintah

Provinsi (5 Kasus), Perhutani (4 Kasus), Kepolisian (2

Kasus), TNI (1 Kasus) dan Satuan Polisi Pamong Praja (1

Kasus).

Selain dugaan pelanggaran HAM yang tersebut

diatas, LBH Semarang telah mendokumentasikan secara

digital beberapa kasus pertanahan yang terjadi di Jawa

Tengah melalui HuMaWin.Terdapat 40 Kasus sebagaimana

8HuMaWin merupakan tools pendokumentasian yang dikembangkan oleh HuMa. Tools ini membantu mempermudah dalam mengidentifikasi para pelaku, klaim para pihak, kronologi, sejarah konflik, narasi peristiwa sepanjang konflik berlangsung.Ada pula jenis pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh pelaku konflik.

Page 10: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

pengusaha yang sangat kuat, sedangkan para buruh atau

pekerja berada di posisi yang lemah.Selain itu, Pemerintah

pusat maupun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga

berperan sebagai aktor dalam pelanggaran HAM yang terjadi

terhadap buruh atau pekerja.Dalam hal ini, Pemerintah tidak

tegas dalam menangani kasus-kasus disektor buruh, padahal

Pemerintah wajib berperan serta dalam peningkatan

kesejahteraan buruh.Karena, Pemerintah memiliki kewajiban

untuk memenuhi setiap hak warga negaranya untuk

mendapatkan pekerjaan serta upah yang layak.

Aktor pelanggar HAM yang paling dominan adalah

pengusaha. Pengusaha merupakan pihak yang paling banyak

melakukan pelanggaran HAM dengan jumlah 24 kasus.

Selain itu, Pemerintah Pusat atau Menteri Ketenagakerjaan

juga menjadi aktor pelanggaran HAM sebanyak 10

kasus.Provinsi Jateng juga berperan sebagai aktor dalam

pelanggaran HAM sebanyak 7 kasus, serta Pemerintah

Kabupaten menjadi aktor pelanggaran HAM pada 1 kasus.

3. Kasus Lingkungan dan Nelayan-Pesisir

Pada tahun 2016, tercatat 56 kasus pelanggaran

HAM di isu lingkungan hidup yang bila ditinjau dari pelaku

pelanggaran HAM, lebih didominasi perusahaan dengan 17

kasus, disusul oleh Pemerintah Kota sebagai pelaku

pelanggaran HAM dengan 13 kasus, PemerintahPusat

sebagai pelaku dengan 10 kasus, Pemerintah Kabupaten

sebagai pelaku dengan 9 kasus, Pemerintah Provinsi

Selain kasus yang berkaitan dengan hak-hak para

pekerja yang tidak terpenuhi, kasus perburuhan di sepanjang

tahun 2016 juga berkaitan dengan kasus buruh migran.Ada 3

kasus buruh migran yang terjadi, yaitu para pekerja yang ada

di Hongkong, Malaysia dan Saudi Arabia.Para pekerja (TKI)

di Hongkong dan Malaysia harus berurusan dengan hukum

karena dituduh telah melakukan pemalsuan dokumen.

Sebenarnya pemalsuan dokumen tersebut menurut fakta

yang terjadi dilapangan merupakan tindakan yang dilakukan

oleh pihak penyalur pekerja keluar negeri, akan tetapi ketika

dipermasalahkan dikemudian hari, maka yang akan terkena

imbasnya adalah para pekerja yang tidak mengetahui apa-apa.

Hal tersebut dapat terjadi juga karena lemahnya pengawasan

Pemerintah terhadap para pekerja dimulai dari proses pra

penempatan sampai dengan pasca penempatan pekerja diluar

negeri. Kemudian, puluhan pekerja yang ada di Saudi Arabia

di PHK oleh perusahaan yang ada disana tanpa diberikan hak

normatifnya.Seharusnya Pemerintah Indonesia harus

melakukan tindakan-tindakan yang dirasa perlu agar hal

semacam itu tidak terjadi, karena bagaimapaun juga

Pemerintah Indonesia memiliki tanggungjawab terhadap

warga Indonesia yang bekerja di luar negeri.

Dari semua kasus pelanggaran HAM yang terjadi terhadap

para buruh atau pekerja, aktor pelanggar HAM yang paling

dominan adalah pengusaha.Pengusaha merupakan pihak

yang paling banyak melakukan pelanggaran-pelanggaran

HAM tersebut, karena fakta yang terjadi dilapangan posisi

Page 11: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

sebagaipelaku dengan 4 kasus, DPRD sebagai pelaku dengan

2 kasus, dan Kelurahan, BUMN, KKP, Perhutani dan PLN

sebagai aktor pelanggar HAM dengan 1 kasus.

Bentuk pelanggaran HAM yang dilakukan para aktor

antara lain, melakukan pencemaran lingkungan akibat

produksi, merusak lingkungan, merusak ekosistem laut,

merusak akses/fasilitas umun, pencemaran udara, sungai

yang dangkal dan menyempit, lambatnya normalisasi sungai

dan kesalahan tata kelola lahan di wilayah hulu menjadi

penyebab banjir. Debit air saat hujan tak sebanding dengan

kapasitas sungai yang semakin dangkal hingga mengancam

hidup masyarakat.Reklamasi di kawasan pesisir.

Dampak yang timbul akibat pencemaran yaitu,

terenggutnya hak masyarakat atas lingkungan hidup yang

baik dan sehat dalam memperoleh hidup sehat, dan nyaman,

pendapatan masyarakat semakin minim, lumpuhnya akses

masyarakat akibat rob dan banjir yang semakin meluas,

minimnya pasokan air akibat padatnya penduduk pendatang

baru, hasil produksi menurun dan merugikan petani.

Perubahan tata guna lahan berpotensi menyebabkan

kelongsoran dan banjir.

Dari kasus diatas, ada berbagai jenis hak yang

terlanggar antara lain, hak atas lingkungan hidup yang baik

dan sehat, hak atas fasilitas umum, hak atas kesehatan, hak

atas kota, hak atas wilayah pesisir, hak atas tempat tinggal

yang layak, hak atas pangan, hak atas informasi, hak atas

perlindungan nelayan, hak atas tanah, hak mendapatkan

layanan umum.

4. Kasus Miskin Perkotaan

Pada isu miskin perkotaan di tahun 2016 terjadi

beberapa bentuk pelanggaran HAM yang menimpa

pedagang kaki lima (PKL) dan pedagang lainnya, diantaranya

penggusuran/relokasi dan razia/penggarukan, dengan total

55 kasus.PKL.

Pelaku pelanggaran HAM sebagai pelaku utama atau

terbanyak dengan 24 kasus yaitu Satpol PP, disusul oleh

Dinas Pasar sebagai pelaku pelanggaran HAM dengan 9

kasus, Pemerintah Kota sebagai pelaku dengan 8 kasus,

Kepolisian sebagai pelaku dengan 6 kasus, Pemerintah

Kabupaten sebagai pelaku dengan 5 kasus, Dinas Tata Kota,

Dinas Sosial, dan Bupati sebagai pelaku dengan masing-

masing 1 kasus.

Kasus penggusuran dilakukan dibeberapa kota besar

seperti Semarang, Kendal, Solo, dan lain-lain. PKL yang

terkena penggusuran tidak hanya pedagang yang

menggunakan gerobak saja, melainkan yang menggunakan

motor dan mobil juga terjaring. Adapun alasan penggusuran

dikarenakan untuk ketertiban lalu lintas, keindahan kota dan

kepentingan lainnya. Selain itu Satpol PP juga melakukan

razia/penggarukan bagi pengemis, juru parkir liar, dan anak

punk yang dianggap meresahkan ketertiban umum.

Page 12: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Adapun beberapa gambaran tentang kasus-kasus yang

mendapat bantuan hukum dari LBH Semarang adalah sebagai

berikut:

1. Kasus Reklaiming Tanah Dayunan, Sukorejo, Kendal

Kasus ini berawal ketika masyarakat melakukan

reclaim terhadap lahan atas nama pewaris dari masyarakat.

Masyarakat melakukan reclaim setelah memastikan ke BPN

Kendal tentang kepemilikan lahan. Tanah seluas 16 ha

tercatat di BPN atas nama 13 pemilik (masyarakat). Dahulu

13 pemilik tersebut adalah masyarakat penerima redistribusi

lahan oleh Pemerintah. Tanah tersebut telah tercatat di C

Desa dan BPN atas nama 13 warga. Namun, di tengah

perjalanan pengelolaan lahan, Kepala Desa saat itu

merampas tanah dari 13 pemilik dengan alasan bahwa tanah

tersebut adalah tanah negara jadi harus dikembalikan kepada

negara. 13 pemilik lahan tersebut tidak punya alasan untuk

menolak perampasan dari Kepala Desa saat itu.

Kemudian ketika masyarakat menjual tanaman yang

berada di atas lahan mereka sebagai bagian dari proses reclaim,

III. BANTUAN HUKUM OLEH LBH SEMARANG

A. KASUS KASUS STRUKTURAL

LBH Semarang telah memberikan bantuan hukum struktural

di 25 kasus pada tahun 2016, baik litigasi maupun non-litigasi.Jumlah

penerima manfaat dari bantuan hukum struktural adalah 73.352

Orang.

Bantuan Hukum Struktural (BHS) tersebut diberikan di lima

sektor. Di sektor pertanahan, LBH Semarang telah memberikan

bantuan hukum kepada sebanyak 5 kasus, 2 kasus melalui jalur litigasi

dan 3 kasus melalui jalur non-litigasi.Di sektor perburuhan, LBH

Semarang telah memberikan bantuan hukum kepada sebanyak 2

kasusmelalui jalur nonlitigasi.Di sektor lingkungan dan nelayan-

pesisir, LBH Semarang telah memberikan bantuan hukun kepada

sebanyak 6 kasus, 2 kasus melalui litigasi dan 4 kasus melalui jalur

non-litigasi.Di sektor miskin perkotaan, LBH Semarang telah

memberikan bantuan hukum kepada sebanyak 6 kasus dimana

seluruh kasus tersebut diselesaikan melalui jalur non-litigasi.Di

sektor sipil politik, LBH Semarang telah memberikan bantuan

hukum kepada sebanyak 6 kasus, 2 kasus melalui jalur litigasi dan 4

kasus melalui jalur non-litigasi.

Page 13: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

2. Rencana Pembangunan Jalan SORR (Semarang Outer

RingRoad)

Rencana Pemerintah Kota Semarang untuk

membangun SORR (Semarang Outer Ringroad) untuk

mengatasi kemacetan yang terjadi di jalur Jrakah-Mangkang

menimbulkan penolakan bagi sebagian masyarakat.

Penolakan tersebut karena lokasi pembangunan akan

menghilangkan tempat tinggal bagi masyarakat RT 09 RW 02

perumahan mangkang indah.

Masyarakat meminta agar jalur tersebut di geser ke

lahan kosong milik perhutani agar tempat tinggal masyarakat

tidak digusur. Selain itu, dalam proses Amdal masyarakat

terdampak tidak dilibatkan. Di dalam dokumen Amdal pun

terdapat ketidakjelasan dari masyarakat yang akan terdampak

karena tidak di sebut dengan jelas siapa saja yang lahannya

akan terkena proyek.

pihak yang mengaku sebagai PT Soekarli Nawaputra Plus

melaporkan masyarakat ke Kepolisian dan melakukan

gugatan secara perdata kepada masyarakat di PN Kendal.

Masyarakat di tuduh melakukan perbuatan melawan

hukum dan penguasaan tanpa hak atas tanah milik

masyarakat sendiri.Pada tingkat pertama, majelis hakim PN

Kendal menyatakan gugatan yang diajukan oleh perusahaan

NO (Niet Ontvankelijke/Gugatan Tidak Dapat Diterima). Di

Pengadilan tingkat dua, Pengadilan Tinggi Negeri Semarang

memutuskan untuk membatalkan putusan tingkat pertama

dan mengadili sendiri: mengabulkan gugatan penggugat.

Masyarakat kembali mengajukan upaya hukum kasasi di

Mahkamah Agung untuk mempertahankan hak atas tanah

mereka yang telah terlanggar.

Bantuan Hukum:

LBH Semarang melakukan pendampingan

sebagai kuasa hukum dalam proses litigasi. Baik di tingkat

pertama, kedua dan Mahkamah Agung. Saat ini upaya

kasasi yang diajukan masyarakat telah putus, dan

berdasarkan web resmi MA pada tanggal 3 Agustus 2016

menyatakan 'TOLAK'. Namun sampai saat ini putusan

resmi belum diterima oleh para pihak termasuk

masyarakat dan kuasa hukum.

Dalam upaya non-litigasi LBH Semarang

melakukan pendampingan pada saat masyarakat

melakukan aksi dan audiensi.

Penerima manfaat dari advokasi yang LBH Semarang

adalah 242 orang

Bantuan Hukum:

LBH Semarang mendampingi masyarakat dalam

melakukan audiensi di DPRD Kota Semarang. Dari hasil

audiensi tersebut, DPRD Kota Semarang membentuk

tim inventarisir untuk menginventarisir permasalahan

yang terjadi pada masyarakat RT 09 RW 02 perumahan

Mangkang Indah. Tim tersebut terdiri dari akademisi dan

perwakilan pemkot Semarang yang akan memberikan

rekomendasi kepada Pemkot Semarang (Walikota).

Penerima manfaat dari advokasi yang dilakukan LBH

Semarang adalah 66 orang

Page 14: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Bantuan Hukum:

LBH-Semarang menjadi kuasa hukum atas kasus

kriminalisasi dan menjadi bagian dari perjuangan warga

untuk mampu mewujudkan redistrisbusi lahan.Selain itu,

LBH Semarang juga melakukan pendampingan non-

litigasi yaitu mendampingi masyarakat saat melakukan

aksi dan audiensi.

Atas kriminalisasi sudah sampai pada pemeriksaan

saksi, dalam sidang pembacaan tuntutan per tanggal 13

Desember 2016.Dan kemudian, untuk masalah lahan

sedang didiskusikan di tataran internal LBH-Semarang.

Penerima manfaat dari advokasi yang dilakukan LBH

Semarang adalah 450 orang

4. Sengketa tanah HGU PTPN IX

Sengketa ini bermula sejak diterbitkannya SK

Mendagri no 52/HGU/DA/1980 tanggal 28 juni 1980

dengan luas seluruhnya ± 1,265,550 Ha sebagai wilayah

perkebunan diantaranya adalah tanah yang sudah dikelola

warga di Desa Kaliputih, Kecamatan Singorojo, Kabupaten

Kendal, hal ini membuat warga kehilangan tanah dan warga

sudah melakukan berbagai cara agar tanah tersebut bisa

kemba l i ke wa rg a mu l a i deng an me l akukan

negoisasi,maupun permohonan-permohonan, ketika

negosiasi dan sebagainya. Hingga pada akhrnya masyarakat

mulai melakukan aksi reclaiming dan menggarap tanah yang

dikuasai PTPN IX.Aksi ini membuat PTPN IX menggugat

306 petani ke Pengadilan Negeri Kendal.

3. Kriminalisasi Terhadap 3 Petani di Surokonto Wetan,

Kabupaten Kendal.

Terdapat 3 petani dari Surokonto Wetan, yang

bernama Nur Aziz. Sutrisno Rusmin, dan Mujiono. Ketiga

nya dilaporkan atas dugaan telah melanggar Pasal 94 ayat (1)

huruf a Undang-Undang Nomor 18 tahun 2013 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan jo. Pasal

55 ayat (1) ke 1 KUHP.

Ketiga petani tersebut merupakan warga Surokonto

Wetan yang menggarap lahan di lahan yang ditetapkan

sebagai kawasan Hutan oleh kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan dengan Nomor SK. 3021/Menhut-

VII/KUH/2014 Tentang penetapan sebagian kawasan

hutan produksi pada bagian hutan kalibodri seluas 127, 821

Ha, di Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah.

Penetapan tersebut tidak diketahui warga yang

menggarap lahan tersebut.Ada sekitar 450 kepala keluarga

yang menjadi penggarap.Lahan tersebut sudah dikelola

warga sejak tahun 1972, dan jauh sebelum itu lahan tersebut

dikelola warga.

Saat ini, ketiga petani tersebut sudah menjadi terdakwa dalam

kasus Kriminalisasi tersebut, dengan pihak pelapor Rovi, dari

Perhutani Kendal.

Page 15: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Bantuan Hukum:

LBH Semarang memberikan bantuan hukum

dengan melakukan pendampingan di jalur litigasi maupun

non litigasi. Melalui jalur litigasi LBH Semarang sebagai

kuasa hukum dalam persidangan baik di tingkat PN,PTN,

maupun MA, di jalur non litigasi LBH Semarang

melakukan perorganisasian masyarakat dan melakukan

pendidikan-pendidikan hukum kepada masyarakat.LBH

Semarang tetap menjadi pendamping masyarakat untuk

pengajuan TORA (Tanah Obyek Reforma Agraria).

Penerima manfaat dari Advokasi yang diberikan LBH

Semarang adalah 100 KK, ± 306 Orang.

5. Sengketa tanah Bandungan ( P3TR )

Sengketa tanah ini terjadi ketika sebelum tanggal 29

Januari 2001 PT. Sinar Kartasuramemiliki HGU dan berhak

mengelola atas lahan 198 Ha yang terletak di Desa Candi dan

Desa Kenteng,Kecamatan Bandungan (dahulu Ambarawa),

Kabupaten Semarang dan pada tahun 2001 Badan

Pertanahan Nasional Republik Indonesia menerbitkan Surat

Keputusan tentang Pembatalan HGU atas nama PT Sinar

Kartasura seluas 198 Ha karena hal yang pada intinya PT

Sinar Kartasura tidak secara optimal memanfaatkan

tanahnya sesuai dengan maksud pemberian perpanjangan

haknya.

Atas SK Pembatalan HGU tersebut, PT Sinar

Kartasura mengajukan gugatan pembatalanSK Tata Usaha

Negara di PTUN Jakarta.Pada tahapan ini masyarakat

mengajukan Permohonan Intervensi kepada Majelis Hakim

di PTUN Jakarta. Pada tanggal 21 juni 2011 keluar Putusan

No. 022/G.TUN/2001/PTUN-JKT yang isinya

mengabulkan gugatan PT. Sinar Kartasura, sampai pada

tinggat Banding di PTTUN Jakarta dengan putusanNo.

175/B/PT.TUN-JKT pada tanggal 9 Januari 2002 yang

isinya tetap menguatkan PTUN Jakarta. Angin segar mulai

terasa saat proses Kasasi dengan putusan MA No. 366

K/TUN/2002, tanggal 7 Februari 2007 yang Mengabulkan

Permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi I, II: WAKIL

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, 2. PT

KERETA API (PERSERO), menyatakan batal putusan

PTUN,PTTUN Jakarta, dan ketika proses PK yang diajukan

Pengadilan Negeri Kendal memenangkan PTPN IX

dalam perkara ini. Petani, didampingi LBH Semarang

mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Jawa Tengah.

Tetapi, putusan pengadilan ini menguatkan putusan

Pengadilan Negeri Kendal. Lalu, petani mengajukan kasasi ke

Mahkamah Agung. Di tingkat terakhir inilah, MA

mengabulkan kasasi para petani. Petani baru menerima

putusan MA pada tahun 2011, padahal MA memutus perkara

ini pada 2006.

Dengan dimenangkannya Kasasi oleh warga maka

lahan yang sebelumnya menjadi objek sengketa menjadi

tanah Negara.Kemudian masyarakat mengajukan

permohonan sebagai Tanah Obyek Reforma Agraria.

Page 16: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Bantuan Hukum :

LBH Semarang memberikan bantuan hukum

dengan melakukan pendampingan di jalur litigasi maupun

non litigasi.Melalui jalur litigasi yaitu menjadi kuasa

hukum saat melakukan intervensi baik sebagai tergugat

intervensi dalam persidangan, juga sebagai kuasa saat

meminta hal-hal yang dibutuhkan dalam proses

pelaksanaan Reforma Agraria. Bantuan hukum lain di

bidang non litigasi adalah seperti pendampingan audiensi,

melakukan pendidikan dan pengorganisasian dalam

masyarakat.Penerima manfaat dari Advokasi yang diberikan LBH Semarang adalah 2.612 orang

6. Kasus Buruh Migran

Kasus ini berawal dari 8 Buruh Migran asal Indonesia

yang menjadi korban dari pemberlakuan SIMKIM.Di

Indonesia salah satu korbannya adalah Slamet Riyani yang

sekarang divonis 9 bulan penjara dan Sunarmi sidang digelar

akhir bulan Juni 2016.Kasus ini berawal dari Pemenjaraan

BMI dan BMI asal Jawa Tengah yang dituntut di pengadilan

Hongkong setelah datanya yang palsu, dibenahi KJRI

Hongkong.Para BMI tersebut didakwa dengan tuduhan

sengaja memakai data palsu untuk masuk, tinggal dan bekerja

di Hongkong.Pemerintah Hongkong menerapkan pasport

biometrik dengan menggunakan Sistem Manajemen dan

Informasi Keimigrasian (SIM KIM) bagi WNI yang

ditemukan datanya berbeda maka akan dibenahi. Pemalsuan

data marak di kalangan BMI. Tapi bukan BMI yang

mengubah, justru PJTKI yang mengubah dan bekerjasama

dengan mulai oknum desa hingga kantor Imigrasi.

Di Indonesia PJTKI diberi peran besar untuk

merekrut, memberangkatkan dan menempatkan para

pekerja Buruh Migran ke Luar Negeri.Namun karena

peranbesar yang diberikan kepada PJTKI terhadap Buruh

Migran menimbulkan banyak masalah hingga menjadi

korban perdagangan orang (trafficking). Mulaidari proses

perekrutan (seperti pengurusan identitas calon Buruh

Migran, surat kontrak, surat perjanjian kerja), penampungan,

pemberangkatan, penempatan dan pemulangan. Ketika

mendaftarkan ke PJTKI, calon TKI (CTKI) pasti

Oleh PT. Sinar Kartasura MA menolak permohonan PK

tersebut.

Lahan bekas sengketa tersebut telah dimohon oleh

warga sebagai Tanah Objek Reforma Agraria yang akan di

redistribusikan ke masyarakat untuk bisa dikelola dan

memiliki fungsi sosial serta ekonomis sebagai lahan garapan.

Pemantauan terakhir telah diterbitkannya Surat

Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan

Nasional Provinsi Jawa Tengah Nomor 209/KEP-9-

33.300/VIII/2016 tentang Penunjukan Tim Terpadu

Penyelesaian Masalah Tanah Negara Bekas HGU Nomor

1/Desa Kenteng dan 1/Desa Candi, Kecamatan Bandungan,

Kabupaten Semarang a.n PT Sinar Kartasura. Saat ini LBH

Semarang terus mengawal proses pelaksanaan reforma

agraria.

Page 17: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

memasang bagian upper sepatu dengan bagian sol.

Saat d iber i sura t pemutusan hubungan

kerja/kemitraan, perusahaan tidak memberi upah untuk

pengerjaan sepatu terakhir maupun uang pesangon. Dalih

perusahaan, hubungan antara pekerja rumahan dan

perusahaan adalah hubungan kemitraan.Kuat dugaan bahwa

pemutusan hubungan kerja/kemitraan ini terjadi lantaran

keduanya mulai kritis terhadap kebijakan perusahaan

semenjak bergabung dalam komunitas Perempuan Pekerja

Rumahan (PPR) Mandiri.

Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi

(Dinsosnakertrans) Kabupaten Semarang pun lepas tangan

dalam hal ini, dengan alasan belum diratifikasinya Konvensi

ILO 177 yang mengatur secara khusus mengenai pekerja

rumahan. Selain itu, Dinsosnakertrans Kabupaten Semarang

juga menerbitkan Surat Penjelasan Nomor 560/1765

tertanggal 2 September 2014 yang memperkuat posisi PT

Ara Shoes Indonesia.

menyerahkan surat-surat asli seperti Ijazah, Kartu Keluarga,

Surat Nikah dan KTP bagi yang punya. Setelah itu, CTKI

ditempatkan dipenampungan dan PJTKI yang mengurus

semua keperluan keberangkatan termasuk pembuatan

paspor.Akibatnya para TKI yang menjadi korban.

7. Kasus Pekerja Rumahan PT Ara Shoes Indonesia

Kasus ini berawal dari diputusnya hubungan

kerja/kemitraan dua orang pekerja rumahan,yaitu Giyati dan

Osy Osella Sakti,oleh PT Ara Shoes Indonesia yang berlokasi

di Ungaran, Kabupaten Semarang. Giyati dan Osella

merupakan ibu dan anak yang masing-masing telah bekerja

selama tujuh tahun dan lima tahun di PT Ara Shoes

Indonesia.Keduanya memiliki spesifikasi kerja untuk

Bantuan Hukum:

LBH Semarang dan beberapa jaringan mencoba

menjadikan kasus yang menimpa Giyati dan Osella

sebagai pintu masuk untuk mewujudkan perlindungan

kepada pekerja rumahan secara luas.Hal ini dimulai

dengan menyelesaikan kasus ini menggunakan

mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan

industrial untuk mengkonstruksi bahwa pekerja rumahan

adalah pekerja. Sejauh ini, langkah yang telah dilakukan

Bantuan Hukum:

LBH Semarang melakukan pendampingan

kepada buruh migran yang sedang ditahan, LBH

Semarang dan jaringan berkoordinasi dengan keluarga

korban untuk aksi dan audiensi di kantorGubernur

Provinsi Jawa Tengah serta Disnakertrans. Pemerintah

dan Dinakerstrans akan segera mengurus dan

mendampingi korban agar segera dibebaskan dan

mengawasi lebih ketat praktek PJTKI yang telah

menyimpang. Akhirnya korban Selamet Riani dan

Sumarni diputuskan pada bulan Agustus dan dibebaskan

serta dipulangkan ke negara Indonesia

Penerima manfaat dari advokasi yang dilakukan LBH

Semarang adalah 2 orang

Page 18: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Bantuan Hukum :

LBH Semarang dalam upaya hukum di

Pengadilan menjadi Tim Kuasa Hukum dari

masyarakat.Baik dalam pengajuan gugatan di PTUN

Semarang, Banding di PT TUN Surabaya dan

Permohonan Peninjauan Kembali di Mahkamah Agung.

Adapun dalam proses litigasi, Pengadilan tingkat pertama

(PTUN Semarang) pada tanggal 16 April membacakan

putusan yang manyatakan gugatan tidak dapat diterima.

Pada Pengadilan tingkat dua (PT TUN Surabaya), Majelis

Hakim pada tanggal 3 November 2015 memutus

menguatkan putusan PTUN Semarang No

64/G/2014/PTUN.SMG.Pada tahap PK, LBH

Semarang tetap menjadi kuasa hukum dari masyarakat.

Mahkamah Agung pada tanggal 5 Oktober 2016

mengabulkan permohonan PK yang diajukan oleh

masyarakat.

Masyarakat kontra/tolak semen, telah mengajukan

berbagai upaya hukum dan non-hukum untuk

mempertahankan lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Dalam upaya hukum, masyarakat bersama WALHI telah

mengajukan gugatan di PTUN Semarang, banding PT TUN

Surabaya dan permohonan PK (Peninjauan Kembali) di

Mahkamah Agung untuk membatalkan Surat Keputusan

Gubernur Jawa Tengah Nomor 668.1/17 tahun 2012 tentang

Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan Oleh PT. Semen

Gresik (Persero) Tbk, di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa

Tengah tertanggal 7 Juni 2012.

8. Rencana Penambangan Semen oleh PT Semen

Indonesia di Rembang

Pembangunan dan rencana Penambangan semen

oleh PT Semen Indonesia (PT Semen Gresik, Tbk) di

Kecamatan Gunem, Rembang menimbulkan konflik di

masyarakat.Konflik tersebut membuat masyarakat terbelah

menjadi dua yaitu pro dan kontra/tolak semen. Masyarakat

pro berpendapat bahwa kehadiran pabrik semen akan

membuka banyak lapangan pekerjaan. Sedangkan

masyarakat kontra/tolak menyatakan bahwa penambangan

semen akan menyebabkan kerusakan lingkungan hidup dan

mematikan matapencaharian masyarakat sebagai petani.

adalah meminta perundingan bipartit ke perusahaan,

meminta perundingan tirpartit ke Dinsosnakertrans

Kabupaten Semarang setelah PT Ara Shoes Indonesia

menolak untuk melakukan perundingan bipartit, audiensi

dengan Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Jawa

Tengah saat permintaan penyelesaian secara tripartit

ditolak oleh Dinsosnakertrans Kabupaten Semarang.

Lantaran jalur penyelesaian yang dipilih adalah

dengan mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan

industrial, hingga saat ini LBH Semarang mengusahakan

agar dapat terwujudnya perundingan tripartit antara

Giyati dan Osella, PT. Ara Shoes Indonesia, dan

Dinsosnakertrans Kabupaten Semarang.

Penerima manfaat dari advokasi yang dilakukan LBH

Semarang adalah 2 orang.

Page 19: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Bantuan Hukum:

LBH Semarang dalam upaya hukum di

Pengadilan menjadi Tim Kuasa Hukum dari

masyarakat.Baik dalam pengajuan gugatan di PTUN

Semarang, Banding di PT TUN Surabaya dan Kasasi di

Mahkamah Agung.

Dalam upaya non-litigasi, LBH Semarang terus

mendampingi perjuangan masyarakat dalam melakukan

penolakan atas rencana pendirian dan penambangan

pabrik semen melalui aksi dan audiensi di berbagai

instansi Pemerintah.Selain itu, LBH Semarang juga

melakukan penelitian untuk mendukung perjuangan

masyarakat untuk mempertahankan lingkungan hidup

dan matapencaharian masyarakat.

Penerima Manfaat dari advokasi yang LBH Semarang

lakukan adalah 22.859 orang. Terdiri dari masyarakat Desa

Brati, Desa Karangawen, Desa Larangan, Desa

Mojomulyo, Desa Pakis, Desa Purwokerto, Desa

Sumbersari, Desa Wukirsari, dan Desa Tambakromo.

Pengadilan tingkat dua, PT TUN Surabaya pada tanggal 27

Juni 2016 membacakan putusan yang amarnya membatalkan

p u t u s a n P T U N S e m a r a n g N o m o r

015/G/2015/PTUN.SMG dan menolak gugatan

masyarakat. Masyarakat kembali mengajukan kasasi di

Mahkamah Agung untuk memperjuangkan hak atas

lingkungan hidup yang baik dan sehat.

9. Rencana Pendirian dan Penambangan Semen oleh PT

Sahabat Mulia Sakti di Pati

Rencana pendirian dan penambangan semen tidak

hanya terdapat di Rembang, di Pati juga menjadi sasaran bagi

pengusaha semen. Di Pati pembangunan dan penambangan

semen akan dilakukan di 11 Desa di Kecamatan Kayen dan

Tambakromo dengan luas lahan 2.688 ha. Di Pati rencana

tersebut juga mendapat penolakan dari masyarakat karena

akan merusak lingkungan hidup dan menghilangkan

matapencaharian masyarakat sebagai petani.

Tidak jauh berbeda dengan Rembang, masyarakat

Pati juga melakukan upaya hukum melalui jalur pengadilan.

Di Pengadilan tingkat pertama PTUN Semarang

mengabulkan gugatan masyarakat yang dilakukan oleh

Jasmo, dkk untuk membatalkan Surat Keputusan Bupati Pati

Nomor: 660.1/4767 Tahun 2014 tertanggal 8 Desember

2014 tentang Izin Lingkungan Pembangunan Pabrik Semen

serta Penambangan Batugamping dan Batulempung di

Kabupaten Pati oleh PT Sahabat Mulia Sakti. Namun di

Di ja lur non-l i t ig as i , LBH Semarang

mendampingi tiap aksi dan audiensi yang dilakukan

masyarakat untuk menolak pabrik semen.

Penerima manfaat dari advokasi yang LBH Semarang

lakukan adalah 9.466 orang.Terdiri dari masyarakat Desa

Kajar, Desa Timbrangan, Desa Pesucen. Desa

Tegaldowo, dan Desa Kadiwono.

Page 20: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

11. Reklamasi Karanganyar-Tapak Tugurejo

Kawasan pesisir Kota Semarang tepatnya di

Kelurahan Tugurejo dan Kelurahan Karanganyar terancam

dengan adanya rencana investasi pembangunan kawasan

industri, pergudangan dan jasa serta perumahan dan wisata

komersil. Proses perencanaan reklamasi sendiri telah

berlangsung sejak diterbitkannya Surat Rekomendasi

Walikota Semarang Nomor : 654/2306 tertanggal 3 Mei 2013

yang di tujukan kepada PT Bumi Raya Perkasa Nusantara.

Pada tahun 2014 antara bulan Mei-Juli telah

dilakukan pengukuran dan pematokan lahan secara sepihak

oleh konsultan investor, sementara pada bulan agustus nya

10. Rencana Penambangan Semen oleh PT Semen

Gombong di Kebumen

Rencana Penambangan semen juga terjadi di

kawasan karst Gombong, Kabupaten Kebumen oleh PT

Semen Gombong.Di Kebumen masyarakat juga melakukan

penolakan terhadap rencana tersebut. Wilayah studi yang

akan di tambang berada di 2 kecamatan yaitu Buayan dan

Rowokele yang meliputi 10 Desa. Sebagian besar dari lahan

yang dibutuhkan oleh Perusahaan telah dibebaskan sejak

tahun 1992-1993 namun terhenti pada tahun 1998 akibat

krisis moneter.

PT Semen Gombong kembali mengajukan Amdal

namun tidak lolos pada tahun 2008 dan 2012.Pada tahun

2013 PT Semen Gombong kembali mengajukan AMDAL

dan hendak mulai melakukan pembebasan lahan.Pada

tanggal 8 Juni 2016, BLH Provinsi Jawa Tengah melakukan

sidang penilaian Amdal PT Semen Gombong.BLH Provinsi

Jawa Tengah menyatakan bahwa Amdal tidak layak. Bupati

Kebumen juga telah mengeluarkan surat ketidaklayakan

lingkungan berdasarkan rekomendasi dari tim penilai Amdal.

Setelah dikeluarkan surat ketidaklayakan lingkungan

masyarakat tetap harus berjuang untuk mempertahankan

lingkungan hidup yang baik dan sehat karena sebagian lahan

yang menjadi wilayah studi telah menjadi milik dari PT

Semen Gombong.

Bantuan Hukum:

LBH Semarang melakukan pendidikan hukum

kritis dan pendidikan terkait akses informasi di

masyarakat.Selain itu, LBH Semarang juga mendampingi

berbagai aksi dan audiensi yang di lakukan

masyarakat.Dalam kasus ini belum ada upaya hukum yang

ditempuh. Sejauh ini, masyarakat dan LBH Semarang

masih mengawal pemkab Kebumen untuk membuat tim

inventarisir untuk menyelamatkan kawasan karst

Gombong.

Penerima manfaat dari advokasi yang dilakukan LBH

Semarang adalah 35.558 orang. Terdiri dari desa Nogoraji,

Desa Jogomulyo, Desa Semampir, Desa Jatiroto, Desa

Banyumudal, Desa Kretek, Desa Purbowangi, Desa

Sikayu, Desa Bumiagung, Desa Jatiluhur.

Page 21: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Bantuan Hukum :

LBH Semarang melakukan pendampingan, akses

informasi terkait izin, pembangunan, pemetaan tokoh

serta warga.Beberapa kali LBH Semarang turun ke

lapangan, namun belum mendapatkan tokoh yang kontra

dengan reklamasi tersebut.

Penerima manfaat dari advokasi yang dilakukan LBH

Semarang adalah 126 orang

Bantuan hukum:

LBH Semarang beserta jaringan yang terdiri dari

unsur organisasi rakyat, NGO, mahasiswa dan akademisi

mendorong kampanye kasus tersebut dengan melakukan

Focus Group Discussion (FGD), audiensi-audiensi dengan

pihak Pemerintah Kota Semarang serta melakukan

penguatan di tingkat masyarakat.

Penerima manfaat dari bantuan hukum yang dilakukan

oleh LBH Semarang adalah 50 orang.

12. Reklamasi Tambaklorok Semarang

Kasus ini berawal dari Kampung Tambak Lorok

(Tambak Mulyo) yang akan dijadikan Wisata Bahari oleh

Presiden Jokowi. Rencana tersebut didukung oleh Pemerintah

Kota Semarang serta DPRD Kota Semarang.Kampung ini

akan dijadikan percontohan kampung maritim. Pembangunan

dimulai dari pengurukan bibir pantai laut untuk dijadikan jalan

sepanjang bibir laut hingga tempat pelelangan ikan, pelebaran

jalan hingga melampaui sebagian rumah warga, dengan ganti

rugi yang tidak sesuai, masyarakat hanya bisa pasrah.Wilayah

Tanjung Mas sering kali terjadi rob akibat dari reklamasi pantai

marina, jika tambak lorok dilakukan hal yang sama, maka

kampung tambak rejo dan tambak lorok akan terancam

tenggelam.

Rencana pemukiman warga juga akan di pindahkan

di rumah susun yang telah disiapkan oleh Pemerintah kota

semarang, bagi orang yang memiliki sertifikat. Dalam hal ini

Pemerintah tidak mempertimbangkan aspek pemenuhan

HAM kepada masyarakat.Pasalnya warga juga memiliki hak

atas tempat tinggal yang layak, budaya, lingkungan hidup dan

hidup.

warga Dukuh Tapak Kelurahan Tugurejo menerima

undangan sosialisasi AMDAL dari PT Bumi Raya Perkasa

Nusantara. Sampai saat ini dokumen AMDAL dan Izin

Lingkungan yang menjadi kewajiban mutlak senyatanya

belum berhasil dipenuhi oleh pihak pemrakarsa.Akan tetapi,

dengan sepihak kegiatan pengurukan/reklamasi telah mulai

di kerjakan sejak sekitar pertengahan tahun 2016 yang

dimulai dari Kelurahan Karanganyar.

Dalam pantauan LBH Semarang, kegiatan

pengurukan/reklamasi yang telah berlangsung tersebut telah

memberikan dampak pada masyarakat sekitar berupa debu,

kebisingan sampai banj ir.Secara jelas kegiatan

pengurukan/reklamasi tersebut telah melanggar hak atas

lingkungan hidup yang baik dan sehat, membatasi akses

masyarakat terhadap wilayah pesisir serta mengancam

keberlangsungan fungsi lindung ekosistem pesisir berupa

kawasan mangrove dan fungsi produksi dalam menyediakan

kekayaan bagi penghidupan masyarakat pesisir.

Page 22: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

dan pencemaran air.Aksi terbesar warga terjadi pada tahun

2015 yang melibatkan hampir seluruh warga dusun Krajan

Barat Desa Meteseh. Dari aksi tersebut kemudian muncul surat

dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Tengah

yang isinya adalah Keputusan Gubernur Jawa Tengah tentang

Pengenaan Sanksi Administratif kepada PT CMM, PT CMM

diminta untuk menanggapi komplain warga terkait adanya

pencemaran udara serta pencemaran air limbah pabrik dan

kemudian akan dicek kembali pada kurun waktu 3 bulan setelah

turunnya surat tersebut. Akan tetapi, karena kurangnya

pengawasan dari warga mengenai pengenaan sanksi

administratif tersebut, sehingga sampai saat ini tidak ada

kelanjutan dari surat yang dikirim oleh BLH Provinsi Jawa

Tengah itu.

13. Advokasi Kasus Pencemaran Lingkungan di Boja

Bahwa pada tahun 2008 berdiri sebuah perusahaan

yang bernama PT Citra Mas Mandiri (CMM) di Desa

Meteseh Kecamatan Boja. Pabrik tersebut bergerak dibidang

pengolahan limbah atau daur ulang limbah ban bekas pakai.

Pabrik tersebut awal dibangun pada tahun 2007. Pada awal

pendirian pabrik tersebut pasti ada izin yang dimiliki oleh PT

CMM tersebut, tetapi dalam tahap perizinan, menurut Pak

Zahid dan Ibu Zulaiha (Warga Meteseh) tidak ada sosialiasi

yang dilakukan oleh perusahaan kepada warga sekitar.

Perusahaan hanya memanggil beberapa orang saja untuk

menandatangani berkas perjanjian dan berkas sosialisasi.

Setelah beroperasinya PT CMM tersebut muncul

berbagai masalah di masyarakat Meteseh Kec Boja.Adanya

pencemaran udara mengakibatkan banyak warga yang

mengalami sakit dibagian pernafasan, dari mulai anak-anak

sampai orang dewasa. Selain itu, udara disekitar pabrik dirasa

tidak sehat terutama pada saat malam hari, hal tersebut

dirasakan warga karena bau yang sangat menyengat dari proses

pembakaran. Selain pencemaran udara, warga juga merasakan

adanya pencemaran air disekitar pabrik.kemudian melakukan

berbagai upaya tuntutan hak ke berbagai pihak. Seperti

menemui dan beraudiensi kepada PT CMM; mengadu kepada

kepala desa Meteseh; mengadu kepada camat Boja dan juga

warga pernah melapor ke BLH Kabupaten Kendal. Audiensi

warga dengan PT CMM tidak berhasil, warga juga pernah

melakukan aksi demonstrasi di depan pabrik. Warga mengeluh

atas kondisi pencemaran yang terjadi, yaitu pencemaran udara

Bantuan Hukum :

Advokasi yang dilakukan oleh LBH Semarang

adalah membantu dalam mengumpulkan data-data

mengenai pencemaran lingkungan yang terjadi, sehingga

dapat dijadikan alat bukti pelaporan kepada instansi yang

berwenang.Sejauh ini, yang dilakukan oleh LBH

Semarang adalah membantu dalam pengumpulan data-

data dan berusaha untuk mengkonsolidasikan warga yang

saat ini sedang vacum.

Warga yang diadvokasi adalah warga disekitar

pabrik, yaitu diwilayah Dusun Krajan Barat Desa Meteseh

Kecamatan Boja.

Penerima Manfaat dari advokasi yang dilakukan LBH

Semarang adalah 6 orang

Page 23: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Bantuan Hukum:

LBH Semarang melakukan pendampingan

kepada PKL untuk audiensi di Dinas Pasar Kota

Semarang untuk memberikan solusi bagi para PKL yang

tergusur.Pada saat audiensi Dinas Pasar meminta agar

para PKL mencari lokasi dan konsep untuk tempat

berjualan yang kemudian di tawarkan kepada Dinas Pasar

untuk ditindaklanjuti.15 PKL yang tergusur telah

mendapatkan lokasi baru untuk berjualan di area pujasera

Pasar Bulu.

Penerima manfaat dari advokasi yang dilakukan oleh LBH

Semarang adalah 80 orang

Bantuan Hukum:

LBH Semarang melakukan pendampingan secara

non-litigasi dalam kasus ini.LBH Semarang bersama

beberapa jaringan NGO di Semarang melakukan

pengaduan ke Kanwil Kemenkumham dan Komnas

Ham.LBH Semarang juga melakukan pendampingan aksi

dan audiensi yang dilakukan oleh 24 penghuni rumah

negara tersebut.Penerima manfaat dari advokasi yang dilakukan oleh LBH Semarang adalah 24 orang

15. Penggusuran PKL Taman Menteri Supeno

Kasus ini berawal ketika sekitar 80 PKL yang berada

di pinggir jalan sekitar Taman KB (Taman Menteri Supeno)

yang tidak mendapatkan shelter untuk berjualan digusur dari

tempat yang biasa dipergunakan untuk berjualan.

Hal tersebut dilakukan oleh penegak perda dengan

alasan bahwa lokasi yang digunakan oleh para PKL bukan

peruntukan untuk berjualan.Sejak saat itu, 80 PKL tersebut

tidak mempunyai tempat untuk mencari nafkah dengan

berjualan lagi.

14. Penggusuran Penghuni 24 Rumah Negara di Kota

Semarang

Penggusuran rumah negara oleh Polda Jateng telah

menghilangkan tempat tinggal bagi penghuni yang telah

ditempati oleh 24 janda purnawirawan dan keluarga Polri

selama lebih dari 50 tahun.24 penghuni tersebut telah

melakukan berbagai upaya hukum mulai dari pengajuan

gugatan d i PN Semarang sampai PT Neger i

Semarang.Namun masyarakat kalah di Pengadilan melawan

Polda Jateng.

Penghuni telah melakukan perawatan dan juga

membayar pajak dari aset yang diklaim milik Polda

Jateng.Dalam melakukan penggusuran 24 penghuni hanya

diberikan uang tali asih sebesar 10 juta dan tidak disediakan

alternatif tempat tinggal.

Page 24: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Bantuan Hukum:

LBH Semarang melakukan pengorganisiran

dengan mempertemukan para PKL Segitiga Emas dan

mendorong PKL untuk beraudiensi di Dinas Pasar dan

DPRD Kota Semarang.Hasilnya ialah bahwa pihak

Pemerintah sampai terbit SK Walikota untuk pemindahan

maka PKL tidak dapat dipindah, tanpa penyiapan tempat

pemindahan seperti persiapan tempat, promosi,dll.Selain

itu, PKL tidak akan dipindahkan, tidak adanya

pemungutan biaya dan PKL memiliki kesempatan untuk

membuat konsep penataan sendiri yang akan diajukan

kepada Walikota. Sementara itu konsep penataan sedang

disiapkan dengan menggandeng akademisi dan pihak

sponsor agar tidak membebani para PKL.

Para PKL yang diadvokasi ialah PKL di sepanjang

Jalan Gajahmada sekitar 35 PKL, Depan Masjid

Baiturrahman sekitar 20 PKL dan Jalan Pemuda sekitar ±

50 PKL.Penerima manfaat dari advokasi yang dilakukan oleh LBH Semarang adalah 105

17. Pedagang Pasar Kanjengan di MAJT

Pasca terbakarnya Pasar Johar pada Mei 2015, Pasar

Johar direncanakan akan di bangun kembali. Karena itu, para

Pedagang pun di relokasi dan dipusatkan di lokasi yang dekat

dengan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Relokasi

tersebut berimbas dengan sepinya tempat berdagang di Pasar

Johar yang sejatinya berhubungan dengan pasar lain nya yaitu

16. Rencana Penggusuran PKL Segitiga Emas Semarang

Kawasan Segitiga Emas Semarang ialah kawasan

yang terlingkup dalam 3 (tiga) ruas jalan utama yaitu Jalan

Gajahmada, Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran yang

membentuk segitiga serta masuk dalam wilayah administratif

Kecamatan Semarang Tengah. Keberadaan PKL di ketiga

ruas jalan tersebut sejatinya telah ada sejak lama sejalan

dengan berkembangnya Kota Semarang, namun keberadaan

mereka terancam dengan adanya rencana pembersihan ketiga

ruas jalan tersebut dari PKL.

Camat Semarang Tengah mengintruksikan bahwa

kawasan segitiga emas akanclear dari PKL dan seluruh PKL

akan di pindahkan kebeberapa tempat seperti Jalan Depok,

Jalan Pekunden Timur dan Jalan Wahid Hasyim. Bahkan di

Kelurahan Pekunden Timur ditemukan fakta bahwa PKL di

mintai sejumlah uang senilai Rp 2.250.000,-/PKL dengan

alasan untuk penyeragaman tenda dan pengecoran.

Tentu apa yang dilakukan Camat Semarang Tengah

tersebut membuat resah dimana PKL sebenarnya telah sah

dan berizin berjualan lewat adanya SK Walikota Nomor

511.3/16 tahun 2001 juga menurut Peraturan Daerah Kota

Semarang Nomor 11 Tahun 2000 tentang Pengaturan dan

Pembinaan Pedagang Kaki Lima menyatakan bahwa

pemindahan dan penetapan lokasi ditetapkan oleh Walikota

serta harus memperhatikan fasilitas PKL.

Page 25: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Bantuan Hukum:

LBH Semarang mendampingi ke-lima pedagang

untuk memperjuangkan hak-haknya sampai terakhir

beraudiensi dengan PemerintahKota Semarang. Audiensi

yang ditemui oleh Asisten 1 (satu) Walikota Semarang,

Kepala Dinas Pasar dan Satpol PP secara jelas tidak dapat

memberikan alasan yang jelas terkait tindakan

penggusuran.

Ke-lima pedagang pun hanya diberikan opsi

untuk dapat mencari lokasi baru sendiri dengan

pembatasan yang menyudutkan ke-lima pedagang atau

dicarikan lokasi berjualan oleh Dinas Pasar yang sifatnya

final tanpa opsi.Dalam hal ini, terdapat opsi untuk

menggugat perbuatan melawan hukum yang dilakukan

Pemkot, namun ke-lima pedagang lebih memilih untuk

tidak melakukan nya.

Penerima Manfaat dari bantuan hukum yang dilakukan

LBH Semarang adalah 5 orang

18. PKL Purwosari

Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di

persimpangan Jalan Purwosari dan Jalan R.A Kartini

dihadapkan dengan rencana pengusaha Minimarket Indomaret

yang sejatinya berada di Jalan RA Kartini namun hendak

merubah usahanya agar dapat menghadap Jalan Purwosari.

Karena sisi yang menghadap Jalan Purwosari telah ditempati

para PKL sehingga pemilik usaha Indomaret melaporkan para

PKL ke Satpol PP.

Pasar Kanjengan. Hal tersebut menyebabkan pedagang Pasar

Kanjengan menjadi sepi pembeli dan penghasilan nya

menurun drastis.

Keadaan sepi pembeli yang di alami oleh Pedagang

Pasar Kanjengan menjadikan beberapa pedagang memilih

untuk mengikuti para Pedagang Pasar Johar ke tempat

relokasi di MAJT.Namun karena lokasi relokasi yang

disiapkan dikhususkan untuk para pedagang dari Pasar Johar,

sehingga beberapa pedagang dari Pasar Kanjengan memilih

mencari lokasi dengan menyewa tempat di sekitar lokasi

relokasi di MAJT.

Pada dasarnya, terdapat 5 (lima) orang pedagang dari

Pasar Kanjengan yang kemudian menyewa lokasi dengan

status tanah Hak Milik (SHM) untuk mendirikan kios

berjualan semi permanen dengan jualan berupa buah-

buahan. Namun, ternyata hal ini dipandang oleh dinas pasar

dan Satpol PP melanggar (tanpa kejelasan apa yang

dilanggar) dengan alasan kecemburuan dari para pedagang di

dalam relokasi Pasar Johar.

Pada 30 Mei 2016 kios-kios semi permanen milik

ketiganya di gusur oleh Satpol PP. Secara jelas terdapat

pelanggaran antara lain tindakan penggusuran yang

menyasar lokasi berdagang yang secara jelas berstatus hak

milik (privat), tindakan penggusuran tanpa adanya alasan yang

jelas karena hanya berlandaskan kecemburuan antar

pedagang dan tindakan penggusuran tanpa memberikan

solusi berupa relokasi yang jelas terdapat pada Perda Kota

Semarang tentang Pengaturan dan PembinaanPKL.

Page 26: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Bantuan Hukum:

LBH Semarang mendampingi para PKL dalam

proses kesaksian dalam pemeriksaan di Satpol PP yang

dinilai penuh ketidakadilan dengan ketidakjelasan dugaan

pelanggaran Perda yang dituduhkan, dimana tidak

menjelaskan Pasal pelanggaran sehingga secara jelas

seperti mencari-cari kesalahan para PKL untuk

mengakomodir laporan pengusaha yang hendak

menyingkirkan keberadaan PKL untuk kepentingan

usahanya.

Penerima manfaat dari bantuan hukum yang dilakukan

oleh LBH Semarang adalah 13 orang

Lebih parah Dinas Pasar Kota Semarang

membongkar tanpa mendiskusikan terlebih dahulu dengan

ahli cagar budaya. Pasar Peterongan berdiri selama lebih 50

tahun yang lalu, para penggiat cagar budaya mengusahakan

agar pasar dapat dipertahankan dan menjadi cagar budaya

dan harus dilindungi sebagai aset untuk kota Semarang.

Dalam Perencanaan pembangunan, Pemerintah

seharusnya memasukkan instrumen HAM didalamnya

sebagai tolak ukur keberhasilanya.Keberhasilan

pembangunan hendaknya tidak di ukur dengan indikator

pertumbuhan ekonomi, tetapi juga aspek pemenuhan,

perlindungan, serta penghormatan HAM. Selama revitalisasi

para pedagang terpaksa mencari mata pencaharian lain untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian

Pemerintah telah melanggar hak atas pekerjaan.

Lokasi PKL sendiri bukan daerah larangan PKL dan

para PKL memiliki izin, namun dengan alasan tenda

berjualan PKL yang dinilai pengusaha menempel di dinding

minimarket nya sehingga dilaporkan ke pihak Satpol PP telah

melanggar Perda.Akhirnya sekitar 13 (Tiga Belas) PKL di

undang sebagai saksi pelanggaran Perda untuk Berita Acara

Pemeriksaan (BAP) di Satpol PP.

19. Kasus Revitalisasi Pasar Peterongan Semarang

Kasus ini berawal dari Pemerintahkota Semarang

yang hendak merevitalisasi pasar Peterongan. Pemerintah

kurang melakukan sosialisasi dengan baik, sehingga

pedagang menolak rencana tersebut.Apalagi revitalisasi

dilakukan pada bulan Ramadhan, hal ini semakin meresahkan

pedagang, pasalnya, pada bulan Ramadhan biasanya mereka

mendapatkan keuntungan lebih dari hari biasanya.

Bantuan Hukum :

LBH Semarang melakukan pendampingan

kepada pedagang Pasar Peterongan untuk audiensi ke

Dinas Pasar. Beberapa hasil audiensinya antara lain: Dinas

pasar Kota Semarang akan mempercepat proses

revitalisasi, pada bulan Ramadhan pedagangharus sudah

pindah tempat relokasi, Revitalisasi akan selesai bulan

Januari 2017 dan mengawal sistem pembagian lokasi lapak

masing-masing pedagang. LBH Semarang juga

mengawasi perkembangan pembangunan Pasar

Peterongan dengan jaringan.

Penerima manfaatdari advokasi yang diberikan LBH

Semarang adalah 1.320 orang

Page 27: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Bantuan Hukum

LBH Semarang melakukan pendampingan massa

AMP ke Mapolrestabes Semarang dan menanyakan

alasan penangkapan ke Kanit Intelkam Polrestabes

Semarang. Kanit Intelkam Polrestabes Semarang berdalih

bahwa jajarannya tidak melakukan penangkapan,

melainkan hanya pembubaran. Lantaran tidak ada alasan

penangkapan yang cukup kuat, massa AMP

diperbolehkan pulang.

Penerima manfaat dari advokasi yang dilakukan LBH

Semarang adalah 45 orang

Bantuan Hukum:

LBH Semarang menyurati Komnas HAM dengan

melampirkan persyaratan sebagaimana ditentukan oleh

Peraturan Komnas HAM Nomor 001A/Per.Komnas

HAM/II/2014 tentang Tata Cara Pemberian Surat

Keterangan Korban Pelanggaran HAM yang Berat, agar

Komnas HAM dapat menerbitkan surat keterangan

korban pelanggaran HAM Berat atas nama AW.

Penerima manfaat dari advokasi yang dilakukan LBH

Semarang adalah 1 orang

Pahlawan, Semarang. Beberapa menit berlangsung,

demonstrasi ini dibubarkan oleh Petugas Polrestabes

Semarang, kemudian massa AMP di bawa ke Mapolrestabes

Semarang.

Belum sempat aksi di mulai, AMP diminta

membubarkan diri karena mengenakan ikat kepala bermotif

bintang kejora. AMP menolak untuk membubarkan diri

karena merasa telah memenuhi syarat sebagaimana

ditetapkan oleh UU Nomor 9 tahun 1998 tentang

Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

Namun pihak kepolisian tetap bersikeras bahwa aksi ini tidak

dapat dilanjutkan.

22. Kasus Penodaan Agama

Ahamd Fauzi merupakan penulis buku.Cukup

banyak buku yang telah ditulis oleh Ahamd Fauzi. Akan

20. Eks Tapol 1965

AW merupakan mantan prajurit TNI AD yang

dituduh terlibat G30S. Ia dipenjara dari tahun 1969 – 1979.

AW berniat untuk memperoleh surat keterangan Korban

Pelanggaran HAM Berat dari Komnas HAM sebagai salah

satu persyaratan mendapatkan bantuan Medis/Psikososial

yang akan diajukan kepada LPSK. Namun, lantaran tidak

mengetahui prosedurnya, AW mendatangi LBH Semarang

untuk meminta agar LBH Semarang dapat membantu untuk

mengurus surat tersebut.

21. Pembubaran Demonstrasi dan Penangkapan Anggota

Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Semarang

Pada tanggal 2 Mei 2016, AMP mengadakan

demonstrasi peringatan aneksasi Papua oleh Pemerintah

Indonesia yang dilakukan pada 1 Mei 1963. Demonstrasi

dengan massa 45 orang ini dilakukanbundaran Jalan

Page 28: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Bantuan Hukum:

Lembaga Bantuan Hukum Semarang melakukan

p e n d a m p i n g a n t e r h a d a p s a u d a r a A h m a d

Fauzi.Pendampingan yang dilakukan oleh LBH Semarang

berupa pendampingan dalam ranah litigasi dan non-

litigasi. Proses litigasi LBH Semarang mendampingi

Ahamd Fauzi dalam proses penyidikan. Sedangkan untuk

non-ligasi LBH Semarang bersama mahasiswa,

akademisi, jurnalis, advokat membentuk tim advokasi

dalam hal mengecam pengekangan hak kebebasan

berekspresi. Perkembangan terakhir, Ahmad Fauzi telah

ditetapkan sebagai tersangka dan berkas siap untuk

dikirim ke Kejaksaan.

Penerima manfaat dari advokasi yang dilakukan oleh LBH

Semarang adalah 1 orang.

23. Penolakan Peringatan Sentiling

Sehubungan dengan penyelenggaraan acara

bernuansa Koloniale Tentoonstelling –atau Kolonial Sentiling

atau Pasar Malam Sentiling atau Sentiling—di Kota

Semarang selama beberapa tahun belakangan ini, yang itu

merupakan bagian dari acara besar Festival Kota Lama atau

sejenisnya, bersama ini kami elemen masyarakat yang

tergabung dalam Aliansi Tolak Sentiling (ATS)

menyampaikan koreksi, dan mengharapkan supaya

Pemerintah tidak lagi memfasilitasi atau memberi bantuan

penyelenggaraan event atau pameran terkait Koloniale

Tentoonstelling.

Bahwa peristiwa Koloniale Tentoonstelling –yang

kemudian oleh lidah warga Semarang disebut Kolonial

Sentiling, atau Pasar Malam Sentiling, atau disebut Sentiling

saja— yang terjadi di Kota Semarang pada tahun 1914,

merupakan peristiwa peringatan 100 tahun kemerdekaan

Belanda dari Perancis, yang itu dilakukan di tanah jajahan

(Semarang dan lain-lain) yang sedang dirampas

tetapi, pada bulan September 2015 Ahmad Fauzi dipanggil

oleh Polrestabes Semarang untuk menjalani mediasi dengan

FPI (Front Pembela Islam), selanjutnya di bulan Oktober

2015 Ahamd Fauzi dilaporkan oleh beberapa Ormas Islam

(FPI, JAT, JAS) ke Ditrekrimsus Polda Jateng dengan

tuduhan penodaan agama dan pelanggaran Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik.

Beberapa Ormas Islam melaporkan Ahmad Fauzi

karena dianggap menodai agama Islam melalui akun

Facebook dan Twiter yang dia miliki.Dalam akun Facebook

dan Twiternya, Ahmad Fauzi sering membuat status yang

dianggap menodai agama Islam.

Pada dasarnya, kebebasan berekspresi telah dijamin

oleh UUD 1945 Amandemen II Pasal 28 ayat (2) dan (3),

serta dijamin juga didalam UU No. 39 Tahun 1999 Tentang

Hak Asasi Manusia Pasal 22 ayat (3). Maka, ketika ada

pengekangan dalam proses kebebasan dalam berekspresi itu

telah melanggar Hak Asasi Manusia.

Page 29: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Bantuan Hukum:

Peranan LBH-Semarang sebagai bagian dari

aliansi adalah melakukan audensi dengan pihak

terkait.Dan disepakati audensi dilakukan pada tanggal 17

Septmber 2016.Pada saaat audensi, kritik atau masukan

yang diberikan oleh aliansi diwakili oleh kordinator

Aliansi Kelana, memberikan rekomendasi kepada Dinas

Kebudayaan Kota Semarang. Atas dasar tersebut, Dinas

Kebudayaan menyampaikan menerima rekomendasi dari

aliansi dan menjadikan hal tersebut catatan terhadap event

ke depan. Artinya, kebudayaan mengakui bahwa mereka

tidak mengetahui perihal peristiwa sejarah tersebut.

Penerima manfaat dari advokasi yang LBH Semarang

lakukan adalah 6 orang

diantaranya; Komunitas pegiat sejarah Semarang, YLBHI-

LBH Semarang, Yunanto Adi, dan elemen masyarakat

melayangkan surat kepada Dinas Kebudayaan Kota

Semarang.

24. Diskriminasi Eks-Anggota Gafatar

Eks-anggota Gafatar mendatangi LBH Semarang

dan menceritakan bagaimana tidak humanisnya pemulangan

eks-anggota Gafatar dari Kalimantan menuju lokasi asal.

Mulai dari tidak layaknya tempat peristirahatan dan logistik,

kapal laut yang over capacity, dilakukannya identifikasi oleh tim

Inafis mulai dari bayi hingga dewasa, tidakjelasnya

perlindungan aset di Kalimantan, dan lain-lain.

kemerdekaannya oleh penguasa kolonial Belanda sendiri.

Gagasan peringatan kemerdekaan Belanda di tanah jajahan

itu telah diprotes Soewardi Soerjaningrat yang kemudian

bernama Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional)

sejak 1913, karena dianggap sebagai penghinaan terhadap

bangsa Indonesia. Oleh penguasa kolonial di bawah

kekuasaan Gubernur Jenderal Idenburg, Ki Hajar selanjutnya

dibuang ke Pulau Bangka pada tahun itu, selanjutnya atas

permintaan Tjipto Mangoenkoesoemo dan Douwes Dekker

(keduanya pahlawan perintis kemerdekaan) Ki Hajar

dipindah ke negeri Belanda. Masih dalam pengasingan Ki

Hajar, Gubernur Jenderal Idenburg selanjutnya mengarsiteki

Koloniale Tentoonstelling di Semarang pada tahun 1914,

merupakan event expo terbesar di Asia Tenggara.

Pendapat warga Semarang, menghargai pelestarian

cagar budaya, dan menyadari bahwa mengadakan event adalah

hak tiap-tiap warga Indonesia, namun tidak sewajarnya jika

pelestarian itu dengan cara-cara menyakiti nilai-nilai

kebangsaan, utamanya kesejarahan Koloniale Tentoonstelling

(Sentiling) ini berhubungan erat dengan kesejarahan

pahlawan perintis kemerdekaan Ki Hajar Dewantara. Tidak

ada larangan bagi siapa pun menempatkan Sentiling sebagai

bagian dari sejarah atau kajian akademik, namun dalam hal

peringatan event, masyarakat menganggap wajar jika kami

melayangkan protes keras.

Atas dasar polemik tersebut, masyarakat yang

tergabung dalam penolakan adanya pasar Sentiling,

Page 30: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Bantuan hukum:

Setelah PN Semarang menjatuhkan Putusan

berupa percobaan 6 bulan penjara kepada Ronny yang

kemudian putusannya diperkuat oleh pengadilan tingkat

banding (Pengadilan Tinggi Semarang), Ronny

memutuskan untuk Kasasi dengan LBH Semarang

sebagai penasehat hukumnya.

Penerima manfaat dari advokasi yang dilakukan LBH

Semarang : 1 OrangBantuan Hukum:

LBH Semarang mendampingi eks anggota Gafatar untuk

audiensi ke Ombudsman Perwakilan Provinsi Jawa

Tengah tekait adanya dugaan maladministrasi yang

dilakukan oleh instansi layanan publik di beberapa daerah

di Jawa Tengah.Penerima manfaat dari advokasi ini adalah 6 orang.

Zon (Wakil Ketua DPR RI) pada tanggal 7 Juli 2014

melaporkan Ronny Maryanto keBareskrim Mabes Polri

dengan delik Pasal 27 ayat (3) UUITE serta Pasal 310 dan 311

KUHP.

Selain itu, pasca dibubarkan dan dinyatakannya

Gafatar sebagai organisasi terlarang, eks-anggota Gafatar

mendapat perlakuan yang tak layak. Ada yang dipaksa oleh

petugas kecamatan agar anaknya diimunisasi, tidak

diberikannya pengantar untuk pengurusan SKCK sebelum

terlebih dahulu ada pengantar dari Kesbangpol, didatangi

oleh petugas kepolisian secara reguler yang mengakibatkan

adanya perasaan terintimidasi, tidak ditepatinya janji

pemberian uang kompensasi oleh Kementerian Sosial.

Sementara itu, dalam pergaulan sehari-hari eks-anggota

Gafatar juga terkucilkan akibat stigma aliran sesat yang

difatwakan oleh MUI.

25. Kriminalisasi Aktivis Anti Korupsi

Kasus ini berawal ketika Ronny Maryanto, aktivis

antikorupsi/Komite Penyelidikan dan Pemberantasan

Korupsi,Kolusi, dan Nepotisme (KP2KKN) Jawa Tengah

melaporkan dugaanpolitik uang yang dilakukan oleh Fadli

Zonsaat kampanye Pilpresdi Pasar Bulu, Semarang pada 2

Juli 2014 kePanwaslu Kota Semarang.Atas hal tersebut, Fadli

Page 31: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Layanan hukum yang diberikan LBH Semarang

mencakup beberapa wilayah di Jawa Tengah, namun

mayoritas masyarakat yang datang berasal dari Kota

Semarang yakni sebanyak 29. Sedangkan sisanya berasal dari

kota-kota di sekitar kota Semarang, seperti kabupaten

Semarang, Kendal, Demak, Pati dan Demak, seluruhnya 9.

Beberapa klien juga berasal dari luar Jawa Tengah seperti dari

Sidoarjo, Jawa Timur. Biasanya klien mendapat informasi

dari orang lain yang mengetahui aktivitas LBH Semarang.

B. LAYANAN KONSULTASI HUKUM

Sepanjang tahun 2016, layanan konsultasi hukum

yang diber ikan LBH Semarang ber jumlah 38

layanan.Penerima manfaat dari layanan bantuan hukum ini

terdiri atas duakelompok kepentingan yaitu bertindak untuk

kepentingan sendiri sebanyak 29 Orang, dan bertindak untuk

kepentingan kelompok ada 9 Layanan.Adapun 9 kelompok

tersebut mewakili 216 Orang. Sehingga total penerima

manfaat layanan konsultasi hukum tahun 2016 adalah 245

Orang.

Masalah hukum yang paling banyak dibawa

masyarakat adalah persoalan perdata-pertanahan 3 kasus,

perburuhan 5 kasus, pidana 6 kasus, perdata 11 kasus,

perdata-perkawinan 2 kasus, pertanahan-lingkungan 1 kasus,

lingkungan 1 kasus, dan persoalan struktural yang kemudian

ditangani secara struktural sebanyak 3 kasus dan 3 kasus

diluar tersebut diatas.

Page 32: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

C. PENDIDIKAN HUKUM LBH SEMARANG

Selain layanan konsultasi hukum, LBH Semarang

juga memberikan pendidikan kritis.Pendidikan hukum kritis

ini tak hanya dikhususkan untuk masyarakat yang berkonflik

atau di kasus yang ditangani oleh LBH Semarang melalui

metode bantuan hukum struktural.Pendidikan hukum juga

dilaksanakan untuk masyarakat, organisasi rakyat, pelajar,

dan mahasiswa Perguruan Tinggi di Jawa Tengah.

Bagi mahasiswa, tujuan umum pendidikan adalah

meningkatkan kesadaran kritis mahasiswa dan pengetahuan

advokasi masyarakat.Sedangkan bagi masyarakat dan

organisasi rakyat, tujuan umum pendidikan adalah

menyediakan ruang komunikasi, membangnun kesadaran

kritis dan konsolidasi serta penguatan di tingkat masyarakat

yang berkonflik.

Sepanjang tahun 2016, di luar pendidikan hukum di

basis-basis tradisional LBH Semarang dan di luar bagian

penanganan kasus struktural, LBH Semarang memberikan

pendidikan hukum di 24 Kegiatan yang diikuti oleh 888

Orang.

Klien yang telah datang ke kantor LBH Semarang

untuk berkonsultasi atau meminta pendampingan kasus,

pada tahun 2016 cukup banyak. Jika dilihat dari aspek

penghasilan klien, yang datang ke LBH Semarang sebanyak

30 orang. Dari jumlah 30 klien yang datang kantor LBH

Semarang tersebut sebanyak 3 orang berpenghasilan dibawah

Rp. 500.000; 5 orang memiliki penghasilan dibawah 1 juta; 16

orang berpenghasilan dibawah 2 juta; dan ada sebaganyak 6

orang yang berpenghasilan lebih dari 2 juta. Dari data

tersebut orang yang berpenghasilan antara 1 juta – 2 juta

adalah yang paling banyak datang ke kantor LBH Semarang.

Page 33: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

LBH Semarang menjadi salah satu pemateri

dalam kegiatan tersebut.Sekolah Kader FNKSDA di

ikuti oleh sekitar 18 orang.

2. Training Advokasi Lembaga Mahasiswa Fiat

Justicia Unnes

Lembaga Mahasiswa Fiat Justicia FH Unnes

mengadakan training advokasi bagi anggota

baru.Training tersebut bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan mahasiswa mengenai advokasi masyrakat

sebagaimana yang telah dilakukan LBH Semarang.

Tujuan lain dari training adalah pentingnya kesadaran

kritis bagi mahasiswa mengenai permasalahan yang

terjadi di masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan

marginal. LBH Semarang menjadi pemateri.Training

tersebut dilakukan di Fakultas Hukum Unnes dan diikuti

oleh 70 mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai fakultas

di Unnes.

3. Sekolah Proklamator Fisip UNS

Sekolah Proklamator merupakan kegiatan yang

diselenggarakan oleh BEM FISIP UNS. Sekolah

proklamator bertujuan untuk mengenalkan kepada

mahasiswa baru di UNS utamanya di lingkungan FISIP

UNS terkait advokasi kepada masyarakat sebagaimana

yang selama ini dilakukan oleh LBH Semarang.Dalam

kegiatan tersebut LBH Semarang memberikan

1. Sekolah Kader FNKSDA

Sekolah Kader Front Nahdliyin untuk

Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) Semarang

diselenggarakan atas kerjasama Rumah Buku Simpul

Semarang, Satjipto Rahardjo Institute, LBH Semarang,

PMII Walisongo, Komunitas Payung, Kalam Kopi dan

Ponpes Al-Islah. Sekolah Kader FNKSDA ini dibuka

dengan dialog publik bertema “Islam dan Penyelamatan

Sumber Daya Alam”.

Sekolah Kader FNKSDA diikuti oleh peserta

yang berasal dari berbagai daerah yang ingin berjuang

nyata dalam penyelamatan sumber daya alam Indonesia

yang tengah dieksploitasi secara besar-besaran tanpa

mempedulikan dampak ekologis dan sosialnya.

Page 34: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

5. Diskusi Kampung UU Perlindungan dan

Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan dan

Petambak Garam : Semarang

LBH Semarang bersama Kiara mengadakan

diskusi kampung pasca di sahkannya UU No 7 Tahun

2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan,

Pembudi Daya Ikan dan Petambak Garam dengan

komunitas nelayan di Semarang.

Diskusi tersebut dimaksudkan sebagai salah satu

bentuk dari pendidikan hukum kritis yang selama ini

dilakukan oleh LBH Semarang.Dalam diskusi tersebut

nelayan dapat mengidentifikasi peluang dan hambatan

yang terdapat dalam UU tersebut untuk melindungi dan

memberdayakan nelayan dan masyarakat pesisir pantai

utara yang sedang terancam reklamasi di Semarang.

Dari diskusi tersebut komunitas nelayan telah

mampu menghasilkan RTL (Rencana Tindak Lanjut)

untuk advokasi.Diskusi tersebut dihadiri oleh 25 Nelayan

dan Perempuan Nelayan.

6. Diskusi Kampung UU Perlindungan dan

Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan dan

Petambak Garam: Jepara

LBH Semarang bersama Kiara mengadakan

diskusi kampung pasca di sahkannya UU No 7 Tahun

2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan,

Pembudi Daya Ikan dan Petambak Garam dengan

komunitas nelayan di Jepara. Diskusi tersebut

pendidikan terkait advokasi sosial. Penting juga

memberikan penyadaran kritis terkait persoalan yang

terjadi di masyarakat dan dimana peran mahasiswa

sebagai agen perubahan sosial/social change sebagaimana

telah termaktub di dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh sekitar 50

mahasiswa dan mahasiswi Fisip UNS.

4. Diskusi Kampung UU Perlindungan dan

Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan dan

Petambak Garam : Demak

LBH Semarang bersama Kiara mengadakan

diskusi kampung pasca di sahkannya UU No 7 Tahun

2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan,

Pembudi Daya Ikan dan Petambak Garam dengan

komunitas nelayan di Demak. Diskusi tersebut

dimaksudkan sebagai salah satu bentuk dari pendidikan

hukum kritis yang selama ini dilakukan oleh LBH

Semarang.Dalam diskusi tersebut nelayan dapat

mengidentifikasi peluang dan hambatan yang terdapat

dalam UU tersebut untuk mel indungi dan

memberdayakan nelayan di Demak.

Dari diskusi tersebut komunitas nelayan telah

mampu menghasilkan RTL (Rencana Tindak Lanjut)

untuk advokasi.Diskusi tersebut dihadiri oleh 25 Nelayan

dan Perempuan Nelayan.

Page 35: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Semen. Perusahaan yang hendak berinvestasi ialah PT

Semen Gombong yang merupakan anak perusahaan dari

Grup Bisnis Medco. Sadar daerah mereka terancam

kelestarian lingkungan nya, masyarakat kemudian

menyerukan penolakan sampai pada penilaian terhadap

dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) oleh Komisi Penilai AMDAL Provinsi Jawa

Tengah menyatakan Dokumen AMDAL PT Semen

Gombong tidak layak yang di ikuti dengan penerbitan

Surat Penetapan Ketidak layakan Lingkungan rencana

pendirian Pabrik Oleh PT Semen Gombong.

Kesadaran Masyarakat Gombong yang telah

terbangun tersebut tidak kemudian berhenti, mereka

justru semakin kompak terutama kesadaran atas

lingkungan. Namun, dalam proses mengawal dan proses

memastikan lingkungan mereka tetap lestari, mereka

sadar bahwa salah satu yang perlu diketahui ialah hak atas

informasi.

LBH Semarang kemudian memberikan

pendidikan mengenai akses informasi publik kepada

masyarakat Gombong terutama dalam lingkup

organisasi masyarakat Persatuan Rakyat Penyelamat

Karst Gombong (PERPAG) pada tanggal 30 September-

1 Oktober 2016 bertempat di Desa Sikayu.Pendidikan ini

sendiri difasilitasi tidak hanya dari LBH Semarang namun

juga dari warga dari Rembang dan Pati yang menemui

masalah serupa di daerah mereka.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh 40 orang

dimaksudkan sebagai salah satu bentuk dari pendidikan

hukum kritis yang selama ini dilakukan oleh LBH

Semarang.Dalam diskusi tersebut nelayan dapat

mengidentifikasi peluang dan hambatan yang terdapat

dalam UU tersebut untuk mel indungi dan

memberdayakan nelayan di Jepara.

Dari diskusi tersebut komunitas nelayan telah

mampu menghasilkan RTL (Rencana Tindak Lanjut)

untuk advokasi.Diskusi tersebut dihadiri oleh 20 Nelayan

dan perempuan nelayan.

7. FGD (Focus Group Discussion) Konflik Agraria

KSMW Uin Walisongo

Diskusi ini di selenggarakan oleh KSMW

(Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo) Semarang.LBH

Semarang menjadi salah satu pemateri dalam kegiatan

tersebut.Tujuan dari terselenggaranya kegiatan adalah

untuk mengasah ketajaman analisis mahasiswa terkait

isu-isu sosial terutama konflik agraria dan sebagai upaya

penyadaran mahasiswa terhadap kasus-kasus agraria

yang banyak merugikan masyarakat.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh 10 Mahasiswa

dan mahasiswi UIN Walisongo Semarang.

8. Pendidikan tentang Akses Informasi Gombong

Masyarakat di Gombong Kabupaten Kebumen

dihadapkan dengan persoalan dimana daerah mereka

akan berhadapan dengan investasi berupa industri

Page 36: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

11. Pelatihan Advokasi bagi Korban Pelanggaran Hak

atas KBB

Pada tanggal 23 Januari 2016 LBH Semarang

diminta menjadi Narasumber materi Perlindungan

Keamanan Pembela HAM Komunitas dalam pelatihan

advokasi bagi korban pelanggaran hak atas KBB yang

diselenggarakan oleh LBH Yogyakarta.

Bertindak sebagai Narasumber, LBH Semarang

memberikan pemahaman terkait HAM,pembela HAM,

analisis resiko, menilai ancaman dan insiden keamanan,

pemetaan aktor, serta simulasi membuat mekanisme

perlindungan. Materi ini diikuti oleh sekitar 20 peserta

yang berasal dari komunitas lintas keyakinan yang rentan

mendapatkan kekerasan dan diskriminasi di daerah

Yogyakarta dengan tujuan peserta komunitas bisa

membuat perencanaan perlindungan keamanan.

12. Pelatihan Advokasi Pers Kampus

Pada tanggal 31 Januari 2016 LBH Semarang

diminta menjadi Narasumber materi advokasi dalam

rangkaian kegiatan Dies Natalis Perhimpunan Pers

Mahasiswa Indonesia (PPMI) ke- XXII. Materi advokasi

ini diberikan dengan tujuan Lembaga Pers Mahasiswa

memiliki kemampuan melakukan advokasi ditengah

maraknya pembredelan pers kampus.

B e r t e m p a t d i k a m p u s U n i v e r s i t a s

Muhammadiyah Semarang (UNIMUS), LBH Semarang

memberikan materi advokasi kepada sekitar 35 orang

9. Film Group Discussion (FGD) Aufklarung-FISIP

Undip

LBH Semarang diminta sebagai Pemantik

sekaligus narasumber dalam Film Group Discussion (FGD)

yang diadakan oleh UPK Aufklarung Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro

Semarang pada hari Senin, 31 Oktober 2016 bertempat di

ruang teater FISIP UNDIP.

FGD sendiri bertema-kan film dokumenter

“Pulau Buru, Tanah Air (mata) Beta” dan mengusung

topik Kejahatan Politik 1965.Dalam kegiatan ini LBH

Semarang menjadi pengisi atau narasumber.

Kegiatan ini dihadiri oleh 25 Orang.

10. Pelatihan Paralegal – eLSA

LBH Semarang diundang sebagai narasumber

dalam “Pelatihan Paralegal bagi Korban Kebebasan

Beragama dan Berkeyakinan” yang diselenggarakan oleh

Lembaga Studi Sosial Agama (eLSA) Semarang.

Penyelenggaraan terlaksana pada hari Sabtu-Minggu, 29-

30 Oktober 2016 bertempat di Wisma Yohanes

Gunungpati.

LBH Semarang memberikan materi, diskusi dan

berbagi seputar materi mengenai “Dasar-dasar Advokasi;

Litigasi”.Pelatihan ini sendiri di hadiri peserta dari

berbagai daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta dan dari

berbagai denominasi Agama dan Kepercayaan.

Kegiatan ini dihadiri oleh 25 Orang.

Page 37: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

(Sekretariat Layar Nusantara) melakukan kunjungan

sekaligus rembug nelayan bersama Forum Nelayan

Jepara Utara (Fornel) di Perkampungan Nelayan Desa

Bandungharjo, Kecamatan Donorojo, Jepara. Rembug

nelayan diikuti oleh sekitar 20 orang perwakilan dari

kelompok nelayan di 5 Kecamatan di Jepara

mendiskusikan soal UU No 7 tahun 2016 tentang

Perlindungan dan Pembardayaan Nelayan, Pembudi

Daya Ikan, dan Petambak Garam. Selain itu dalam

kegiatan tersebut juga mendiskusikan tentang Raperda

Zonasi Kawasan Pesisir dengan tujuan untuk

mendorong kebijakan kawasan pesisir yang melindungi

ruang hidup masyarakat nelayan.

15. Pelatihan Paralegal Universitas Nahdlatul Ulama

(UNISNU) Jepara

Pada tanggal 4-5 Juni 2016 LBH Semarang

bekerjasama dengan Fakultas Syariah Universitas

Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara menyelenggarakan

Pelatihan Paralegal yang diikuti oleh 20 orang Mahasiswa

Fakultas Syariah UNISNU. Kegiatan ini dimaksudkan

untuk memberikan pemahaman Hak Asasi Manusia dan

Social Justice kepada Mahasiswa. Selain itu, para peserta

juga diberikan pengetahuan advokasi baik litigasi

maupun non-litigasi. Kegiatan yang berlangsung 2 hari

ini diselenggarakan di LPWP UNDIP Pantai Kartini

Jepara.

peserta yang juga merupakan anggota PPMI dari

berbagai kampus di Indonesia. Setelah memberikan

materi advokasi, LBH Semarang juga menjadi fasilitator

dalam bedah kasus yang menjadi rangkaian simulasi

dalam kegiatan tersebut.

13. Dialog Pengadvokasian Rakyat Pondok Mahasiswa

V

Pada 13 Februari 2016 LBH Semarang diminta

menjadi Narasumber dalam Dialog Inspiratif

pengadvokasian rakyat yang merupakan salah satu materi

dalam rangkaian kegiatan Pondok Mahasiswa V yang

diselenggarakan oleh Politik Rakyat. Sesi tersebut

dimaksudkan untuk mengajak peserta mengenal lebih

dekat perjuangan rakyat melalui pelaku parjuangan itu

sendiri.

Kegiatan tersebut diselenggarakan di Randu

Blatung, Blora, dengan peserta sekitar 25 orang dari

berbagai darerah di Indonesia, dengan gambaran

pembahasan lebih banyak berdialog terkait pengalaman

dan strategi pengadvokasian rakyat di sektor Sumber

Daya Alam.

14. Rembug Nelayan Forum Nelayan Jepara Utara

(Fornel)

Pada tanggal 29 Februari 2016 Koalisi Rakyat

untuk Keadilan Perikanan (KIARA) dan LBH Semarang

Page 38: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Komunitas di Desa Surokonto Wetan memahami analisis

resiko serta memiliki sistem perindungan keamanan

komunitas.

Dalam kegiatan ini juga mendiskusikan

mengenai proses sistem peradilan pidana serta simulasi

sederhananya untuk memberikan gambaran kepada

warga mengenai proses persidangan kriminalisasi 3

orang petani yang sedang dialami oleh warga sebagai

akibat konflik agraria yang mengancam ruang hidup

warga di Desa Surokonto Wetan.

18. Career Day Loyola Education Fair

Pada tanggal 23 September 2016 LBH Semarang

diminta menjadi salah satu pembicara bidang profesi

keahlian hukum dalam acara Career Day Loyola

Education Fair 2016 yang diselenggarakan oleh SMA

Kolase Loyola Semarang. Kegiatan ini bertujuan

memberikan penjelasan, motivasi, dan inspirasi bagi para

siswa melalui bidang profesi yang ditawarkan yang salah

satu diantaranya adalah profesi dalam bidang hukum.

Kelas profesi bidang hukum sendiri diikuti oleh

sekitar 25 orang siswa yang didalamnya LBH Semarang

menjelaskan mengenai macam profesi dalam bidang

hukum, profesi hukum dan tantangannya, serta berbagi

pengalaman menjadi Pengabdi Bantuan Hukum LBH

Semarang.

16. Training Keamanan Pembela HAM Komunitas di

Antajaya Kabupaten Bogor

Pada tanggal 19-21 Juli 2016 Yayasan

Perlindungan Insani (Protection International Indonesia)

meminta LBH Semarang yang juga merupakan Security

Focal Point untuk menjadi salah satu fasilitator Training

Keamanan Pembela HAM Komunitas di Antajaya

Kabupaten Bogor. Kegiatan tersebut dimaksudkan

untuk mendorong Pembela HAM Komunitas di

Antajaya memahami analisis resiko serta memiliki sistem

perindungan keamanan komunitas.

Selain menjadi fasilitator kegiatan ini, LBH

Semarang juga berbagi pengalaman advokasi serta

mekanisme perlindungan keamanan komunitas yang ada

di Jawa Tengah (Komunitas Pati dan Rembang) Kepada

20 orang peserta dari warga Antajaya yang mengikuti

pelatihan ini.

17. Training Keamanan Pembela HAM Komunitas di

Desa Sorokonto Wetan Kendal

Pada tanggal 18-21 Agustus 2016 LBH Semarang

bekerjasama dengan Yayasan Perlindungan Insani

(Protection International Indonesia) menyelenggarakan

kegiatan Training Keamanan Pembela HAM Komunitas

yang diikuti oleh sekitar 20 orang warga Desa Surokonto

Wetan. Pelatihan yang bertempat di salah satu rumah

warga ini bertujuan untuk mendorong Pembela HAM

Page 39: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

mungkin dilakukan jika kejadian terulang kembali.Pada

diskusi ini, LBH Semarang diminta untuk menyampaikan

analisis hukum terhadap peristiwa ini.Pada diskusi ini

hadir sekitar 25 orang yang berasal dari beberapa jaringan

pegiat serta pemerhati masalah perburuhan.

21. Diskusi dan Bedah Film Munir

Kegiatan ini didakan oleh Komunitas Payung

Universitas Diponegoro dalam rangkaian agenda

“Malam Menyimak Munir, Pekan Merawat

Ingatan”.Kegiatan ini didakan di Fakultas Hukum

Universitas Diponegoro.Tujuan kegiatan ini untuk

mengenang perjuangan-perjuangan Munir semasa

hidupnya serta mendiskusikan tentang Hak Asasi

Manusia.LBH Semarang diundang sebagai pemantik

diskusi ini.Diskusi ini dihadiri oleh sekitar 40 orang

mahasiswa yang mayoritas berdomisili di Semarang.

22. Diskusi Peringatan 12 Tahun Peristiwa Takbai

Patani

Diskusi ini diselenggarakan oleh HMPI dan

PMIPTI (komunitas mahasiswa Patani/Thailand

Selatan) Semarang.Kegiatan ini diadakan di Kampus I

UIN Walisongo Semarang.LBH Semarang pada kegiatan

ini diminta untuk melihat kasus diskriminasi yang dialami

oleh warga Patani oleh Pemerintah Thailand dari

persepktif HAM.Tujuannya, agar peserta, khususnya

19. Malam Kerakyatan di FIB UNDIP

Pada tanggal 7 Oktober 2016 LBH Semarang

diminta menjadi salah satu narasumber dalam acara

Malam Kerakyatan dengan tema “Kebebasan Rakyat:

sampaimana kebebasan Rakyat?” yang diselenggarakan oleh

BEM Fakultas Ilmu Budaya UNDIP. Kegiatan yang

dilaksanakan di Gedung Serba Guna FIB UNDIP ini

bertujuan untuk mendiskusikan persoalan represivitas

Negara dalam mengekang kebebasan berekspresi. Selain

itu, diskusi tersebut juga sebagai respon terhadap

persoalan maraknya pelarangan diskusi yang terjadi di

berbagai kampus di Semarang.

Didepan sekitar 100 orang yang hadir LBH Semarang

memantik diskusi dengan menyampaikan materi tentang

Hak Kebebasan Berekspresi dalam perspektif hukum

dan HAM yang dilanjutkan dengan dialog interaktif.

20. Diskusi Kriminalisasi Buruh

Diskusi ini diselenggarakan oleh Komunitas

Spartakus guna membahas kriminalisasi yang dialami dua

orang aktivis buruh FSPBI Gresik, Hakam dan

Agus.Diskusi ini diadakan di Sekolah Tinggi Teologi

(STT) Abdiel, Ungaran, Kabupaten Semarang.Tujuan

diskusi ini adalah untuk memahami pola peredaman

suara kritis dari buruh dan tindakan-tindakan yang

Page 40: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

24. Seminar Peran Advokasi dalam Peradilan Fakultas

Hukum Universitas Wahid Hasyim.

Dalam kegiatan tersebut studi kasus yang

diangkat adalah mengenai perjuangan masyarakat

rembang yang menolak pendirian dan penambangan

pabrik semen di rembang.Kasus tersebut adalah salah

satu kasus yang didampingi oleh LBH Semarang dengan

menggunakan bantuan hukum struktural.

Keg ia tan tersebut ber tu juan sebaga i

pembelajaran bagi mahasiswa FH Unwahas sebagai agen

of change sebagaimana terdapat dalam Tri Dharma

Pe r g u r u a n T i n g g i d a l a m h a l p e n g a b d i a n

masyarakat.Penting bagi mahasiswa untuk mengetahui

perjuangan-perjuangan yang dilakukan oleh masyarakat

dan mahasiswa mampu untuk menempatkan posisi

sebagai pembela dari masyarakat yang tertindas.

Dalam kegiatan tersebut LBH Semarang menjadi

pemberi materi/narasumber, dihadiri pula oleh

Penghubung Komisi Yudisial Jawa Tengah.Kegiatan ini

dihadiri sekitar 30 mahasiswa/mahasiswi FH Unwahas.

yang berasal dari Patani, memahami konteks hak asasi

manusia dan model advokasi yang mungkin dilakukan

terhadap diskriminasi yang dialami.Peserta kegiatan ini

sekitar 100 orang.

23. Alsa Legal Coaching Clinic 2016

Kegiatan tersebut bertema “Pemanfaatan Tanah

Adat Untuk Pengembangan Infrastruktur Provinsi Jawa

Tengah” dan dilaksanakan di Desa Jetis, Kecamatan

Kaliwungu, Semarang.Agenda tersebut bertujuan Secara

umum, 1.Mendorong peningkatan dan pengembangan

pengetahuan hukum masyarakat. 2. Secara khusus,

memberikan informasi kepada masyarakat mengenai

pemanfaatan tanah adat. 3. Meningkatkan pengetahuan

dan pemahaman dibidang hukum agraria. 4. Mendorong

timbulnya kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam

upaya melestarikan tanah adat. 5. Mencari solusi terhadap

permasalahan hukum yang timbul dimasyarakat,

khususnya mengenai tanah adat. 6. Memberikan

pengetahuan mengenai tata cara dan prosedur sertifikasi

tanah secara sah. Pada agenda tersebut LBH Semarang

berperan sebagai pemberi materi/narasumber, selain

LBH Semarang dihadiri pula dari akademisi dan

BPN.Peserta dari kegiatan tersebut sekitar 100 orang.

Page 41: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

telah ditarik menjadi kewenangan Pemerintah Daerah

Provinsi.

LBH Semarang (Sekretariat Layar Nusantara)

bersama Kiara (Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan)

yang selama ini konsen dalam isu pesisir dan nelayan,

berupaya mengawal pembentukan Perda tersebut.

Pengawalan tersebut dimaksudkan agar dalam pembuatan

regulasi masyarakat yang akan terdampak langsung dalam hal

ini nelayan dan masyarakat pesisir dilibatkan secara aktif

dalam setiap tahapannya. Hal ini penting untuk pembuatan

rencana peruntukkan wilayah pesisir agar tidak mengabaikan

hak-hak dari nelayan dan masyarakat pesisir.

Kegiatan tersebut dimulai dengan diskusi kampung

yang diadakan di tiga komunitas nelayan dan masyarakat

pesisir di tiga kabupaten/kota di Jawa Tengah yaitu

Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak dan Kota Semarang.

Di dalam diskusi kampung akan teridentifikasi peruntukan,

dan mengurangi konflik sumber daya alam yang selama ini

sering terjadi. Kemudian dilanjutkan mengadakan FGD

(Focus Group Discussion) dengan stakeholders terkait. Hasil dari

FGD tersebut kemudian akan di audiensikan dengan

pemangku kebijakan dan legislative drafter.

2. Undang-Undang No 7 Tahun 2016 tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi

Daya Ikan dan Petambak Garam

Di sahkannya UU No 7 tahun 2016 telah

memberikan angin segar bagi nelayan, pembudi daya ikan

A. ADVOKASI KEBIJAKAN

Selain memberikan bantuan hukum struktural, layanan

bantuan hukum dan pendidikan hukum LBH Semarang juga

melakukan advokasi dalam hal kebijakan. Adapun gambaran umum

dari beberapa advokasi kebijakan yang dilakukan LBH Semarang

antara lain:

1. Penyusunan Peraturan Daerah Zonasi Wilayah Pesisir

Pasca disahkannya Undang-Undang Nomor 1 tahun

2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 27

tahun 2007 tentang Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

telah mengamanahkan dibentuknya Peraturan Daerah

Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di setiap

daerah. Berkaitan dengan kewenangan daerah yang diatur

dalam Undang-Undanng Nomor 23 tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah telah menarik beberapa kewenangan,

termasuk kewenangan membentuk Peraturan Daerah Zonasi

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil oleh Kabupaten/Kota

Page 42: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

3. Penyusunan RTRW Jawa Tengah

Dalam advokasi kasus rencana pendirian dan

penambangan pabrik semen di Pati dan Rembang, akses

informasi dan data menjadi hal sangat penting. Pengetahuan

masyarakat terkait rencana tata ruang di wilayahnya

menyebabkan masyarakat tahu bahwa mereka akan terkena

dampak dari rencana tata ruang dan rencana pembangunan.

Namun masyarakat biasanya baru akan mengakses informasi

terkait rencana tata ruang ketika mereka mengetahui bahwa

mereka akan terdampak. Data dan informasi yang telah

diperoleh oleh masyarakat dijadikan bahan untuk melakukan

advokasi dan sebagai bahan untuk mengkampanyekan

permasalahan tersebut.

Untuk itu penting bagi LBH Semarang bersama

Yayasan Tifa mendorong peningkatan kapasitas masyarakat

dalam pengelolaan informasi terhadap advokasi penataan

ruang yang berkeadilan di Jawa Tengah.Kegiatan tersebut

bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam

akses, analisis dan mengolah informasi.Selain itu, bertujuan

untuk mendorong Pemerintah lebih responsif dan

mendorong perubahan regulasi tata ruang (Perda Tata Ruang

Jawa Tengah) agar tidak menimbulkan permasalahan dan

konflik bagi masyarakat.

4. RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021

Tahun 2016 menjadi tahun dimana disusunnya

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

dan petambak garam yang selama ini minim perlindungan

oleh negara. UU ini bertujuan untuk memberikan sarana dan

prasarana dalam mengembangkan usaha, memberikan

kepastian usaha yang berkelanjutan, meningkatkan

kemampuan, kepastian, dan kelembagaan nelayan,

pembudidaya ikan dan petambak garam serta penguatan

kelembagaan dalam menjalankan usaha yang mandiri,

produktif, maju, modern dan berkelanjutan serta

mengembangkan prinsip kelestarian lingkungan,

menumbuhkembagkan sistem dan kelembagaan pembiayaan

yang melayani kepentingan usaha, melindungi dari resiko

bencana alam dan perubahan iklim, dan memberikan

perlindungan hukum dan keamanan di laut.

Untuk itu LBH Semarang bersama KIARA merasa

sangat perlu untuk mengawal implementasi dari UU

ini.Kegiatan tersebut dimulai dengan diskusi kampung yang

diadakan di tiga komunitas nelayan dan masyarakat pesisir di

tiga Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yaitu Kabupaten

Jepara, Kabupaten Demak dan Kota Semarang. Dalam

kegiatan tersebut telah teridentifikasi kebutuhan-kebutuhan

dan peluang yang bisa di akses oleh nelayan untuk

perlindungan dan pemberdayaan sebagaimana telah

termaktub UU ini.

Kemudian dari rangkaian kegiatan tersebut akan

disusun kertas kerja yang akan di audiensikan kepada

pemangku kebijakan oleh masyarakat pesisir dan nelayan di

Jawa Tengah.

Page 43: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Hubungan Industrial antara perusahaan dengan

karyawannya yaitu penahanan ijazah sebagai jaminan

kerja.Pengambilan ijazah diharuskan membayar sejumlah

penalti/denda sebesar seperti yang dituangkan di dalam

klausul perjanjian, klausul ini dimungkinkan untuk mengikat

tenaga kerja murah atau sengaja mencari keuntungan dari

adanya penalti/denda tersebut.

Sesuai dengan UU Nomor 39 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan bahwa penahanan ijazah tidak ada

peraturannya sehingga perusahaan tidak mempunyai dasar

untuk melakukan penahanan ijazah sebagai jaminan kerja.

Selain itu, apabila dilihat dari UU Nomor 39 tahun

1999tentang Hak Asasi Manusia Pasal 38 ayat (2), dengan

ditahannya ijazah sebagai jaminan kerja berdasarkan Pasal

tersebut maka setiap warga negara tidak memiliki hak untuk

memilih pekerjaan guna mendapatkan kesejahteraan yang

lebih baik, selain itu syarat penahan ijazah sebagai jaminan

kerja dirasa tidak adil bagi setiap warga negara yang

memasuki dunia kerja.

Dalam hal tersebut LBH Semarang bersama Kanwil

Kemenkumham terus mendorong adanya regulasi untuk

melarang perusahaan di Jawa Tengah menjadikan jazah calon

karyawannya sebagai jaminan kerja.Hingga saat ini,

Pemerintah Daerah Jawa Tengah telah mengeluarkan Surat

Edaran Pelarangan Ijazah sebagai Jaminan Kerja.

Kota Semarang.LBH Semarang bersama berbagai elemen

lainnya kemudian berpartisipasi untuk mengikuti

pembahasan nya serta pula memberikan masukan untuk

RPJMD yang nantinya menjadi acuan Pemerintah Kota

Semarang dalam pembangunan dari tahun 2016-2021.

LBH Semarang ikut bersama jaringan dari berbagai

isu membentuk koalisi Kawal RPJMD Semarang.Secara

khusus LBH Semarang diserahi tugas dalam lingkup bidang

Tata Kota dan Lingkungan Hidup, PKL, Pertanahan serta

Perikanan dan Kelautan. Akan tetapi serangkaian acara

pembahasan RPJMD ini seakan hanya di jadikan ajang

sosialisasi dan seperti acara formal saja bagi Pemerintah Kota

Semarang, hal ini tercermin dari kurang diakomodirnya

masukan dari berbagai elemen untuk menyempurnakan

Rencana Pembangunan yang akan di pakai hingga 5 (lima)

tahun mendatang ini. Sampai pada akhirnya terbitlah Perda

Nomor 6 Tahun 2016 Tentang RPJMD.

5. Kebijakan Larangan Penahanan Ijazah di Jawa Tengah

Sepanjang tahun 2015-2016 LBH Semarang menjadi

mitra Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Tengah dalam

FGD (Focus Group Discussion) maupun Rapat Koordinasi

(Rakor) pelayanan komunikasi masyarakat (Yankomas).

Dalam forum tersebut membahas pengaduan/komunikasi

yang diterima Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah

mengenai dugaan pelanggaran HAM. Permasalahan yang

diadukan sebagian besar merupakan permasalahan

Page 44: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

membahas persoalan yang terjadi.Pada pertemuan tersebut

presiden memberikan keputusan dan arahan untuk

menyusun KLHS di wilayah pegunungan kendeng.

Hingga saat ini, tim penyusun telah terbentuk dan

telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah setempat

untuk pelaksanaan penyusunan KLHS di pegunungan

kendeng.

7. Penambahan Wilayah di KBAK (Kawasan Bentang

Alam Karst) Sukolilo

KEPMEN ESDM Nomor 1518 K/20/MPE/1999

adalah kebijakan tentang karst untuk pertama kalinya.Dalam

KEPMEN tersebut Bentang Alam Karst terbagi dalam 3

(tiga) klasifikasi. Selanjutnya Kementrian ESDM

menerbitkan KEPMEN Nomor 1456 K/20/MEM/2000

yang menetapkan bahwa Karst Kelas 1 tidak boleh dilakukan

penambangan. Bentang alam kawasan KarstSukolilo

selanjutnya ditetapkan melalui KEPMEN ESDM ESDM RI

No. 0398.K/40/MEM/2005.Pada Juni 2012 Kementerian

ESDM kembali menerbitkan Peraturan Menteri ESDM

Nomor 17 tahun 2012 tentang Penetapan Kawasan Bentang

Alam Karst.Dalam Permen ESDM tersebut Kawasan

Bentang Alam Karst (KBAK) yang merupakan kawasan

lindung geologi sebagai bagian dari kawasan lindung nasional

merupakan KBAK yang menunjukkan bentuk eksokarst dan

endokarst tertentu.

6. KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis) di Wilayah

Pegunungan Kendeng

Kawasan pegunungan kapur disepanjang

pegunungan kendeng menjadi incaran yang menggiurkan

bagi perusahaan industri ekstraksi (semen). Setidaknya ada

empat perusahaan raksasa yang telah berusaha melakukan

penambangan di wilayah tersebut yaitu PT Indocement (PT

Sahabat Mulia Sakti), PT Semen Gresik, PT Semen Indonesia

dan PT Semen Holcim namun mendapatkan penolakan dari

masyarakat setempat.

Penolakan masyarakat didasarkan karena wilayah

tersebut merupakan lahan pertanian yang menjadi sumber

kehidupan masyarakat yang sebagian besar merupakan

petani, selain itu kawasan pegunungan kendeng merupakan

kawasan karst yang mempunyai fungsi ekologi yang perlu

dilindungi.

Dalam penolakannya masyarakat telah melakukan

upaya litigasi melalui gugatan KTUN di Pengadilan Tata

Usaha Negara. LBH Semarang menjadi kuasa hukum

masyarakat dalam proses tersebut. Tidak hanya melakukan

upaya litigasi, masyarakat juga melakukan upaya non-litigasi

untuk menyuarakan nilai-nilai yang diperjuangkan.Salah

satunya adalah melakukan advokasi kebijakan.

Serangkaian aksi dan audiensi telah dilakukan

masyarakat bersama LBH Semarang dan jaringan untuk

mendorong advokasi tersebut.Hingga puncaknya, Presiden

Republik Indonesia menemui perwakilan masyarakat untuk

Page 45: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

8. Peninjauan Kembali PenetapanKBAK Gombong

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya

M i n e r a l R e p u b l i k I n d o n e s i a N o m o r 3 0 4 3

K/40/MEN/2014 tentang Penetapan Kawasan Bentang

Alam Karst Gombong dan Keputusan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 3873

K/40/MEN/2014 tanggal 16 Oktober 2014 tentang

Perubahan atas Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya

M i n e r a l R e p u b l i k I n d o n e s i a N o m o r 3 0 4 3

K/40/MEN/2014 tanggal 4 Juli 2014 tentang Penetapan

Kawasan Bentang Alam Karst Gombong telah menjadikan

kawasan yang dahulu menjadi kawasan lindung menjadi

tidak.

Dalam Kepmen tersebut luasan karst hanya 40,89

terdapat pengurangan kawasan KBAK seluas 8,02 km2 (802

ha). Padahal pada Keputusan Menteri ESDM Nomor

961.K/40/MEN/2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang

Penetapan Kawasan Karst Gombong sebagai Kawasan

Karst Kelas 1 dengan luas 48,94 km2.

Penyusutan luasan tersebut mengakibatkan adanya

wilayah karst yang dikeluarkan dari KBAK. Sehingga wilayah

yang dikeluarkan dari KBAK akan terancam tereksploitasi

dan dapat merusak fungsi ekologi dari kawasan karst.

Sehingga LBH Semarang bersama masyarakat

mendorong peninjauan kembali terhadap Penetapan KBAK

Gombong tahun 2014 agar kawasan yang dahulu merupakan

KBAK dapat dikembalikan lagi.

Selain mengatur tentang kriteria dan ciri kawasan

bentang alam karst, Permen tersebut juga sekaligus

mencabut Kepmen ESDM 1456 K/20/MEM/2000 serta

aturan setelahnya termasuk Keputusan Menteri ESDM RI

No. 0398.K/40/MEM/2005 tentang Penetapan Kawasan

Bentang Alam Karst Sukolilo. Kemudian pada tahun 2014

Kementerian ESDM menerbitkan keputusan baru dalam

Kepmen Nomor 2641 K/40/MEM/2014. Dalam Kepmen

ESDM tahun 2005 dan 2014 Kawasan Bentang Alam Karst

Sukolilo membentang di sepanjang 3 Kabupaten, yaitu

Kabupaten Pati, Kabupaten Grobogan dan Kabupaten

Blora. Namun di KBAK Sukolilo 2014 terdapat penyusutan

luasan wilayah bentang alam karst di Kabupaten Pati.

Wilayah yang dahulu merupakan kawasan karst dan

tidak boleh ditambang saat ini terancam untuk di

eksploitasi.Begitu juga dengan kawasan yang memiliki ciri

sebagai kawasan karst namun belum ditetapkan sebagai

KBAK.Untuk itu perlu adanya pengusulan perluasan wilayah

KBAK Sukolilo untuk menjamin terlindunginya kawasan

karst.

Untuk itu LBH Semarang bersama masyarakat

mendorong adanya perluasan wilayah KBAK Sukolilo

melalui pengusulan wilayah KBAK kepada Kementerian

Energi, Sumber Daya dan Mineral untuk menetapkan

wilayah tersebut menjadi KBAK Sukolilo.

Page 46: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Pelanggaran HAM yang dilakukan oleh para pelaku antara

lain, kesewenang-wenangan Pemerintah dalam pengadaan tanah

untuk kepentingan umum, kesewenang-wenangan dan tidak

partisipatifnya Pemerintah dalam melakukan penata-gunaan lahan,

minimnya pelibatan masyarakat dalam rencana pembangunan,

pembatasan sumber daya hutan bagi masyarakat pinggir

hutan,menghilangkan pengelolaan atas lahan pertanian bagi petani,

penghilangan pekerjaan/mata pencaharian, tidak memberikan akses

informasi, PHK sepihak tanpa pesangon, jaminan sosial tenaga kerja,

upah layak, pendangkalan dan penyempitan sungai, pencemaran

lingkungan, pembatasan akses wilayah pesisir, reklamasi kawasan

pesisir, rob dan banjir,penggusuran paksa, relokasi dan

razia/penggarukan, pembatasan hak berekspresidan menyampaikan

pendapat.

Lebih rinci, masih maraknya konflik pertanahan

(berdasarkan data konflik yang tercatat sepanjang tahun 2016

menempati angka tertinggi) yang kemudian sangat berpotensi

menimbulkan dampak ikutan lantaran tanah menjadi faktor yang

paling menentukan terhadap kesejahteraan dan kelangsungan hidup

masyarakat. Baik konflik yang disebabkan oleh pembangunan

infrastruktur, perluasan maupun pembangunan industri yang telah

difasilitasi Pemerintah melalui perencanaan tata ruang yang

mendukung kepentingan pemodal, kriminalisasi petani yang

memperjuangkan hak-haknya, telah melanggengkan ketimpangan

struktur agraria yang tak pernah terselesaikanmeskipun Undang-

Undang Pokok Agraria, yang mengamanatkan penciptaan struktur

agraria yang berkeadilan, telah diberlakukan sejak tahun 1960.

ANALISA KONDISI HAK ASASI MANUSIA

DI JAWA TENGAH

Sepanjang tahun 2016, LBH Semarang mencatat terjadinya

pelanggaran hak asasi manusia di isu-isu pertanahan, lingkungan

hidup, perburuhan, miskin perkotaan, nelayan dan masyarakat

pesisir. Jumlah warga negara yang terlanggar hak asasi manusianya

berdasarkan pemaparan di atas adalah 73.352 orang di Jawa Tengah.

Dilihat dari pelaku pelanggaran HAM, Pemerintah Kabupaten/Kota

merupakan pelaku pelanggar HAM paling tinggi sepanjang tahun

2016. Setidaknya,Pemerintah Kabupaten/Kota menjadi pelaku

pelanggaran HAM dalam 55 kasus. Menyusul Perusahaan, baik

Badan Usaha Milik Negara maupun milik Swasta sebanyak 54 kasus.

Pemerintah Provinsi, Satpol PP dan Pemerintah Pusat secara

berurutan menjadi pelaku pelanggaran HAM masing-masing dalam

27, 25, dan 24 kasus. Sementara Kepolisian dengan 8 kasus, disusul

oleh DPRD sebagai pelaku pelanggaran HAM sebanyak 4 kasus,

serta TNI sebanyak 1 kasus.

Page 47: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Kemudian penyusunan Perda zonasi wilayah pesisir dan

pulau-pulau kecil, juga sarat kepentingan bagi pemodal untuk terus

melanggengkan kekuasaannya di wilayah pesisir. Kenyataan di

lapangan, mengambil contoh Kota Semarang, sebanyak 60 persen

dari total panjang garis pantai yang mencapai 36,63 KM sebagian

besar telah dikuasai oleh pihak swasta, TNI dan kepemilikan pribadi.

Apalagi, pesisir pantai mulai dari Mangkang, Kecamatan Tugu

(berbatasan dengan kebupaten Kendal) hingga Kecamatan Genuk

(berbatasan dengan Kabupaten Demak), hampir 80 persennya sudah

tidak dapat diakses publik secara bebas karena digunakan untuk

pendirian tempat usaha. Privatisasi pantai/kawasan pesisir oleh

swasta memudahkan terjadinya tindakan sewenang-wenang dalam

pemanfaatan wilayah pesisir tanpa memperdulikan keberlanjutan

lingkungan dan dampak yang akan diterima oleh masyarakat sekitar.

Hal tersebut, terlihat dalam kasus reklamasi di Tugurejo yang

dilakukan oleh PT Bumi Raya Perkasa Nusantara. Lahan seluas 400

Ha yang saat ini merupakan kawasan mangrove dan tambak ikan akan

direklamasi. Meskipun kawasan tersebut sudah dimiliki oleh

perusahaan tentu perusahaan harus memikirkan dampak dan

keberlanjutan lingkungan di wilayah tersebut.

Selain itu, potensi pelanggaran HAM kian besar saat semakin

banyak masyarakat yang bekerja di sektor industri akibat hilangnya

lahan garapan yang dikuasai secara berkeadilan. Sebagaimana

disampaikan diawal, dalam bidang perburuhan, pengusaha menjadi

aktor pelanggaran HAM dengan angka yang paling tinggi. Hal ini

diperparah dengan belum maksimalnya peran dinas tenaga kerja

untuk menjamin perlindungan hak-hak pekerja, mulai dari upah

layak, K3, dan lain-lain.Padahal Konstitusi dalam Pasal 28D ayat (2)

Disamping itu, juga terdapat kontradiksi antara gencarnya

pembangunan dengan niatan rezim Joko Widodo untuk melakukan

Reforma Agraria.Maraknya konflik tanah berkedok pembangunan

untuk kepentingan umum dan belum tampaknya progres dari

Reforma Agraria tentu dapat dimaknai bahwa niatan Reforma

Agraria barulah sebatas gula-gula dalam kampanye Pilpres 2014 lalu.

Ketimpangan struktur agraria ini telah menyebabkan proletarisasi

terhadap petani, sehingga tidak punya pilihan selain mengikuti arus

investasi yang cenderung tidak manusiawi lantaran tidak memberikan

kesejahteraan secara merata. Artinya ada upaya pemiskinan secara

struktural yang dilakukan negara. Masyarakat yang telah kehilangan

ruang hidupnya tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi industri-

industri agar tenaganya dapat dimanfaatkan dan dibayar seadanya

untuk menghasilkan laba bagi pemodal-pemodal besar. Sementara

jelas, di dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang

Perlindugan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup terdapat suatu cita

utama untuk lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan

daripada eksploitasi terhadapnya.

Perencanaan tata ruang sejatinya ditujukan untuk

memanfaatkan ruang agar tidak berdampak pada kerusakan

lingkungan dan mencegah terjadinya konflik melalui pelibatan

masyarakat dalam setiap prosesnya, ternyata hanya dilaksanakan

untuk memfasilitasi kepentingan pemodal. Perencanaan tata ruang di

Kabupaten Pati misalnya, kawasan yang sebelumnya diperuntukkan

untuk kawasan pertanian dan pariwisata berubah menjadi kawasan

peruntukkan industri agro dan pertambangan di wilayah yang akan

dipergunakan oleh PT Sahabat Mulia Sakti untuk menambang.

Page 48: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

negara. Dalam Pasal XVI Piagam Hak atas Kota dijelaskan bahwa:Kota harus meningkatkan integrasi perdagangan informal secara progresif yang dilakukan oleh kalangan berpenghasilan rendah dan pengangguran, menghindarkan mereka dari tindak eliminasi dan represi terhadap pedagang informal. Ruang yang diadaptasi sedemikian rupa bagi perdagangan informal harus disediakan dan kebijakan yang memadai harus dikembangkan untuk menyertakan mereka dalam perekonomian perkotaan

Selain itu, padatnya perkotaan tidak diiringi dengan langkah-

langkah efektif dari Pemerintah guna melakukan upaya pencegahan

maupun pemulihan guna mengatasi dampak negatif terhadap

lingkungan yang ditimbulkan olehnya. Dampak yang paling terasa

dalam lingkup Semarang misalnya, adalah rob yang masih rutin

terjadi hingga saat ini. Artinya, di Kota, Pemerintah juga gagal dalam

mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat sebagaimana

diamanatkan oleh Pasal 28H ayat (1) UUD NRI 1945.

Sementara, dalam hak-hak sipil politik, terdapat kemenduaan

sikap negara. Meskipun telah tersedia regulasi-regulasi yang

menjamin pelaksanaannya, namun juga terdapat beberapa regulasi

yang membatasi. Pembatasan ini, memberikan peluang intervensi

negara ataupun pihak-pihak non negara yang berkepentingan,

terhadap kebebasan warga negara. Apa yang menimpa Ronny

Maryanto Romadji, Ahmad Fauzi, ataupun eks-anggota Gafatar

merupakan contoh nyata dari hal ini.Sementara, dalam tataran

praktik, ketidakpahaman aparat negara terhadap aturan juga menjadi

ancaman terhadap hak-hak sipil dan politik. Pembubaran aksi yang

dilakukan oleh AMP merupakan contoh dalam hal ini.

telah menjamin bahwa setiap orang berhak untuk bekerja serta

mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam

hubungan kerja.

Selain itu, dampak pasti dari industrialisasi yang tidak dikelola

secara bijak juga akan diturunkan kepada generasi selanjutnya

lantaran menciptakan kerusakan lingkungan. Di Jawa Tengah,

tampak betapa Pemerintah melayani industri-industri yang

berpotensi besar untuk merusak lingkungan. Gugatan terhadap Izin

Lingkungan PT Semen Indonesia yang dimenangkan oleh warga,

agaknya cukup memberi gambaran. Gubernur Jawa Tengah tampak

dengan segala cara mensiasati agar pabrik semen tersebut tetap

berjalan. Padahal, telah ada Putusan MA Nomor 99 PK/TUN/2016

yang mengharuskan Gubernur Jawa Tengah untuk mencabut Izin

Lingkungan yang menjadi objek sengketa. Tidak hanya di Rembang,

Gugatan Terhadap Izin Lingkungan PT SMS di Pati pun saat ini

masih belum ada kepastian lantaran masih menunggu Mahkamah

Agung memutus permohonan kasasi dari warga. Di Kabupaten

Gombong dan Grobogan industri semen makin kuat menancapkan

kuku-kuku kerakusannya.

Meledaknya jumlah masyarakat urban akibat ketimpangan

struktur agraria –ditambah dengan adanya daya tarik tersendiri di

perkotaan- tentu menimbulkan permasalahan tersendiri di

perkotaan. Kota menjadi padat dan seringkali hal ini disiasati dengan

cara-cara yangmelanggar HAM, khususnya sebagaimana yang telah

tercantum dalam Piagam Hak atas Kota. Hal ini tampak jelas jika

memperhatikan pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi pada

PKL dan pedagang kecil. Kondisi ini diperparah pula dengan

tindakan-tindakan represif yang kerap dilakukan oleh aparatur

Page 49: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Sedianya, dalam ketentuan HAM maupun Konstitusi telah

terdapat kewajiban negara untuk memenuhi, melindungi, dan

menghormati HAM. Namun demikian, negara tampak lebih sering

mengingkari kontrak sosial dengan warganya ketimbang

menepatinya. Merupakan suatu paradoks saat negara menuntut

warganya untuk taat kepada hukum negara, sementara negara tidak

memenuhi kewajibannya dalam kontrak sosial bersama warganya.

Tabel di bawah ini memaparkan pelanggaran HAM dan

potensi pelanggaran HAM oleh Negara melalui regulasi maupun

kebijakan yang dikeluarkannnya di sektor pertanahan, lingkungan

hidup dan pesisir, perburuhan dan masyarakat miskin perkotaan.

Surat Penjelasan Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten S e m a r a n g N o m o r 560/1765

S u r a t K e p u t u s a n Bersama Menteri Agama Republik Indonesia, Jaksa Agung Republik I n d o n e s i a M e n t e r i Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor : 93 Tahun 2016 Nomor : Kep-043/A/JA/02/2016 Nomor : 223 - 865 Tahun 2016 tentang Perintah dan Peringatan Kepada M a n t a n Pe n g u r u s , M a n t a n A n g g o t a , Pengikut dan / atau Simpatisan Organisasi K e m a s y a r a k a t a n Gerakan Fajar Nusantara atau Dalam Bentuk L a i n n y a u n t u k M e n g h e n t i k a n Penyebaran Kegiatan K e a g a m a a n y a n g Menyimpang dari Ajaran Pokok Agama Islam

Surat penjelasan ini memperkuat posisi PT Ara Shoes Indonesia untuk berbuat sewenang-wenang terhadap pekerja rumahan di PT Ara Shoes Indonesia. Dalam Surat Penjelasan yang diterbitkan tanggal 2 September 2014 ini dimuat penjelasan bahwa tidak ada hubungan kerja antara pekerja rumahan di PT Ara Shoes Indonesia dengan PT Ara Shoes Indonesia, sehingga dipandang murni hubungan keperdataan. Hal ini lantaran belum diratifikasinya Konvensi ILO 177 yang mengatur secara khusus mengenai pekerja rumahan.Akibatnya, jika terjadi perselisihan

hubungan industrial, tidak ada mekanisme yang je las dalam penye l e s a i annya . S emen ta r a , hubungan antara pekerja rumahan di PT Ara Shoes Indonesia dengan PT Ara Shoes Indonesia telah memenuhi kriteria hubungan kerja pada Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Surat Keputusan Bersama (SKB) ini berisikan tentang larangan bagi eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) untuk menyebarkan ajarannya, meski Gafatar sebelumnya telah menyatakan bubar pada tahun 2015. Alih-alih merehabilitasi, k e b e r a d a a n S K B i n i t e l a h menyebabkan stigmasi terhadap eks anggota Gafatar. Akibatnya, banyak eks anggota Gafatar yang tidak diterima di lingkungan sosialnya lantaran dianggap sesat. Selain itu, dalam pelayanan publik pun eks anggota Gafatar juga mengalami diskriminasi.

Regulasi/Kebijakan Kritik terhadap Regulasi/Kebijakan

Page 50: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Sura t Rekomendas i Wa l i ko t a Semarang Nomor: 654/2306 tahun 2 0 1 3 y a n g m e r e k o m e n d a s i k a n Kelurahan Tugurejo dan Karanganyar menjadi k a w a s a n i n d u s t r i , pergudangan dan jasa serta Perumahan dan Wisata Komersil di Kota Semarang kepada PT Bumi Raya Perkasa Nusantara

Undang-Undang Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum

PP 72 tahun 2010 tentang Pe r u s a h a a n U m u m Kehutanan Negara

SK Bupati Kabupaten Pati Nomor: 660.1/4767 tahun 2014 tentang Izin L i n g k u n g a n Pembangunan Pabrik S e m e n s e r t a P e n a m b a n g a n B a t u g a m p i n g d a n B a t u l e m p u n g d i Kabupaten Pati oleh PT Sahabat Mulia Sakti

SK Gubernur Jawa T e n g a h N o m o r : 660.1/17 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan oleh PT Semen Gresik ( Pe r s e r o ) T b k , d i Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah

M e l a l u i k e b i j a k a n t e r s e b u t Pemerintah kota Semarang berencana melakukan reklamasi diatas kawasan yang telah ditanami mangrove dan dikelola oleh masyarakat. Kebijakan tersebut berpotensi akan mematikan mata pencaharian ratusan petani tambak dan masyarakat pesisir yang menggantungkan hidup dari hasil mangrove. Kawasan mangrove yang telah dicanangkan sebagai kawasan ekowisata di Kota Semarang yang berpotensi memberikan penghasilan bagi masyarakat. Mangrove tersebut yang memilikifungsi sebagai sabuk hijau dan penahan abrasi di pesisir Semarang akan hilang dan akan mengancam keberlangsungan hidup masyarakat sekitar.

Regulasi tersebut mengancam hak masyarakat atas tanah karena rawan diselewengkan untuk kepentingan bisnis yang justru meminggirkan a k s e s m a s y a r a k a t t e r h a d a p pembangunan. Masyarakat pemilik hak harus melepaskan haknya demi kepentingan swasta yang berlindung dibalik kepentingan umum

Melalui regulasi tersebut hampir seluruh kawasan hutan di Jawa dikelola oleh Perum Perhutani. Namun, pengelolaan hutan oleh Perhutani meningkatkan krisis

Kebijakan ini berpotensi menggusur dan menghilangkan lahan-lahan pertanian masyarakat yang selama ini menjadi salah satu penyokong kedaulatan pangan dan merupakan lahan matapencahaharian sebagian besar masyarakat Pati yang berprofesi sebagai petani. Dengan demikian keputusan ini telah mengutamakan kepentingan pemodal daripada kepentingan masyarakat. Kebijakan ini tidak mendahulukan kepentingan umum, kesejahteraan masyarakat, dan keberlanjutan lingkungan hidup.

SK tersebut bertentangan dengan berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Antara lain, UU No 7 tahun 2004 tentang Sumberdaya Air jo. Keppres Nomor 26 tahun 2011 tentang Penetaoan Cejungan Air Tanah, UU No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang jo. PP Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, UU 32 tahun 2009 tentang PPLH, Perda Jawa Tengah Nomor 6 tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah tahun 2010-2030 jo. Keppres Nomor 26 Tahun 2011 tentang Penetapan Cekungan Air Tanah , Perda Kabupaten Rembang Nomor 14 tahun 2011-2031 jo. Keppres Nomor 26 tahun 2011 tentang Penetapan Cekungan Air Tanah.

Page 51: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

UU Nomor 18 tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Pengerusakan Hutan

Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Peraturan Menteri Energi d a n S u m b e r D a y a Mineral Nomor 17 tahun 2012 tentang Penetapan Bentang Alam Karst

Undang-Undang ini berisi ancaman pidana yang berpotensi besar untuk mengkriminalisasi masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan. Hal ini telah menutup akses bagi masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan untuk memanfaatkan hutan, meskipun pada faktanya masyarakat di sekitar kawasan hutan memanfaatkan kawasan hutan tanpa merusak hutan lantaran menyadari bahwa merusak hutan adalah membahayakan kehidupan mereka sendiri.

Begitu jelas dalam peraturan tersebut bahwa yang menjadi strategi pengelolaan dan pengembangan kawasan pantai ialah dengan cara reklamasi pantai. Selain itu juga secara terang benderang ditetapkan kawasan strategis bidang lingkungan hidup berupa kawasan reklamasi pantai di Kecamatan Semarang Utara, hal ini menjadi kontraproduktif karena reklamasi pantai bukan mendukung lingkungan hidup justru merusak lingkungan hidup yang ada. Hal ini tampak jelas dengan parahnya bencana rob yang tidak hanya menyasar Kota Semarang namun juga bahkan ke Kabupaten Demak. Menjadi sangat krusial agar peraturan ini dapat segera di revisi karena reklamasi pantai seakan berhasil

ekologis dan menimbulkan konflik di masyarakat pinggir hutan. Tak hanya itu, jumlah masyarakat miskin yang hidup di pinggir hutan dikarenakan masyarakat tidak dapat mengakses sumber daya hutan yang melimpah. Pe rhu t an i d a l am me l akukan pengelolaan hutan juga banyak tidak melibatkan masyarakat. Banyak kriminalisasi terjadi akibat masyarakat yang hendak mencoba mengakses sumber daya hutan namun tanpa ijin dari Perhutani.

Peraturan mengenai penetapan kawasan karst sebagai kawasan lindung geologi belum sepenuhnya mengakomodir seluruh kawasan yang menurut penelitan ilmiah telah m e nu n j u k a n k awa s a n k a r s t . Peraturan tersebut menetapkan tiga kawasan yaitu Sukolilo, Gombong dan Gunung Sewu. Kawasan karst yang telah ditetapkan tersebut telah mengalami perubahan, misalnya KBAK Sukolilo telah mengalami penyusutan, sedangkan kawasan gombong telah mengalami perubahan lokasi. Akibatnya, banyak kawasan karst yang seharusnya menjadi kawasan lindung geologi menjadi rusak dan terancam di eksploitasi.

Page 52: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Pe r p r e s 1 2 5 / 2 0 1 2 , Permendagri 41/2012 maupun Perda Kota Semarang 11/2000

P e r a t u r a n D a e r a h Kabupaten Pati Nomor 5 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang W i l a y a h ( R T R W ) Kabupaten Pati

Dalam regulasi tersebut penataan PKL tidak adanya landasan berupa asas partisipatif. Penataan semata-mata berupa penetapan oleh Bupati maupun Walikota tanpa memandang peran serta dari PKL yang merupakan penerima manfaat dan dampak dari penataan i tu sendir i , ar t inya penetapan seperti apapun yang di tetapkan oleh Bupati/Walikota harus di ikuti oleh PKL, padahal penetapan tersebut berkaitan dengan sumber penghidupan para PKL. Tentu hal tersebut bertentangan dengan hak asasi manusia berupa hak atas pekerjaan yang layak yang menjadi kewajiban negara (Pemerintah) untuk melindungi serta memenuhinya.

Rencana Pembangunan Pabrik Semen serta Penambangan Batugamping dan Batulempung oleh PT Sahabat Mulia sakti terletak di Kecamatan Kayen dan Tambakromo. Pada Perda sebelum di revisi/evaluasi, kawasan tersebut merupakan kawasan pariwisata dan pertanian. Namun setelah PT SMS hendak melakukan penambangan di wilayah tersebut, peruntukkan kawasan berubah menjadi kawasan industri agro dan pertambangan.

menanggulangi rob disatu daerah, namun memperparah didaerah l a i n n y a , b a h k a n d a m p a k lingkungannya sangat besar dengan mengorbankan ekosistem pesisir dan bahkan menenggelamkan Desa Pesisir di lokasi yang rendah. Bila dilihat dari segi sosial, budaya dan ekonomi, reklamasi pantai akan mengancam tatanan sosial karena akan menimbulkan konflik akibat rusaknya ekosistem pesisir yang menjadi urat nadi masyarakat pesisir, serta menyasar kepentingan ekonomi masyarakat pesisir dimana sumber pundi-pundi kehidupan mereka akan tergerus dan rusak. Sementara disisi lain, reklamasi diperuntukkan bagi kepentingan pengembang dan pemodal yang akan menikmati keuntungan besar, itu tidak lepas karena bukan hanya reklamasi semata, n a mu n a d a n y a ke p e n t i n g a n pengembangan kawasan pantai b e r u p a k a w a s a n i n d u s t r i , pergudangan peti kemas, perumahan elit ataupun wisata privat yang sangat jelas tidak dapat dinikmati oleh masyarakat pesisir. Selain itu, budaya pesisir pun akan ikut hilang bersama dengan hilangnya akses pesisir yang di reklamasi maupun hilangnya desa pesisir yang tenggelam akibat naiknya permukaan air laut hasil gelontoran material reklamasi.

Page 53: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

dalam praktek nyata.Disamping itu, pelanggaran HAM yang

dilakukan oleh non-state actor semisal perusahaan atau kelompok

intoleran juga perlu disikapi secara tegas oleh negara.

Dengan demikian, diperlukan perubahan segala regulasi dan

kebijakan yang mengakibatkan konflik dan kemiskinan struktural ke

arah yang benar-benar berpihak pada masyarakat. Kewajiban

tersebut termasuk merancang kebijakan dan regulasi yang bertujuan

memastikan proses pemulihan ini akan mampu mengembalikan

dampak yang ditimbulkan dari adanya konflik dan kemiskinan

struktural sekaligus mencegah potensi konflik dan kemiskinan

struktural selanjutnya.

Dalam jangka pendek dan menengah negara harus segera

mencabut atau setidaknya merevisi segala kebijakan dan regulasi yang

jelas-jelas memberikan ruang terhadap munculnya konflik dan

kemiskinan struktural.

Sementara dalam tataran praktek, perlu untuk membentuk

aparatur negara yang berorientasi pada hak asasi manusia dan

demokrasi. Aparatur negara harus meninggalkan cara pikir dan pola-

pola lama dalam menjalankan negara, demi pemuliaan terhadap

HAM dan demokrasi.

***

V. PENUTUP

Apa yang terjadi pada kasus-kasus pertanahan, lingkungan,

pesisir, buruh, dan miskin kota, serta sipil politik telah

menggambarkan ketidakpahaman negara dalam konteks hak

ekonomi, sosial, dan budaya (ekosob). Hak Ekosob sebagai hak

positif (positive rights) menuntut peran aktif negara dalam

pemenuhannya.Namun, seringkali negara abai. Sedangkan dalam

kasus-kasus pelanggaran hak sipil dan politik, yang merupakan hak

negative (negative rights) sehingga hanya menghendaki jaminan negara

atasnya dan bukan intervensi, masih terlihat pembatasan-

pembatasan yang dilakukan negara baik melalui regulasi-kebijakan

maupun praktek berhukum.

Indonesia merupakan Negara Pihak dari hukum hak asasi manusia

internasional dan juga dengan telah diratifikasinya berbagai

Konvenan Internasional mengenai HAM oleh Indonesia, Indonesia

merupakan salah satu negara yang paling banyak meratifikasi

ketentuan HAM ke dalam hukum nasionalnya. Atas dasar itu pula,

negara sebagai pemangku kewajiban (duty holder)berkewajiban untuk

memenuhi (to fulfill), melindungi (to protect), menghormati (to respect),

dan mengupayakan (to promote) tidak hanya dalam wacana, melainkan

Page 54: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Aksi tanggal 9 Desember 2016: Longmarch 150 km

Rembang-Semarang

Diskusi LBH Semarang dengan Mahasiswa Takbai Patani

Suasana Sidang Kriminalisasi 3 Petani Surokonto di PN Kendal

Konsolidasi LBH Semarang dengan PKL Mentri Supeno yang telah digusur oleh Satpol PP Kota Semarang

Lampiran

Page 55: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Diskusi terkait Konflik Agraria di Jawa Tengah

Pengajuan Memori Kasasi kasus penolakan masyarakat Pati terhadap Pabrik Semen di PTUN Semarang

Aksi dalam mengawal sidang Komisi Penilaian Amdal PT Semen Gombong oleh ratusan masyarakat Kebumen

di BLH Provinsi Jawa Tengah

Diskusi terkait Konflik Agraria dan pelaksanaan Reforma Agraria di Jawa Tengah dengan Huma, Arupa dan Tim Gugus Kerja

Reforma Agraria (KSP)

Page 56: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Pendampingan laporan HBW (Home-Based Worker/Pekerja Rumahan) ke Ombudsman Perwakilan Jawa Tengah

PKL Segitiga Mas melakukan pengaduan ke LBH Semarang terkait Penggusuran Lapak

Nobar Pekan Merawat Ingatan Munir di Gedung Sarekat Islam

Diskusi kampung dengan Nelayan dan Perempuan Nelayan di Moro Demak terkait Undang-Undang Perlindungan dan

Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam

Page 57: Merindukan Negara Hukum OK - lbhsemarang.id · warga negaranya. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang telah di damping LBH Semarang sepanjang 2016 yang menunjukan 'Negara Hukum

Kalabahu LBH Semarang Angkatan XVIII tahun 2016