meresensi buku kumpulan cerpen

17
I. Identitas Buku 1.1. Judul Buku : Kisah Secangkir Teh 1.2. Pengarang : Softi Tresna 1.3. Penerbit : MOZAIK 1.4. Tahun Terbit : 2010 1.5. Kota Terbit : Jakarta 1.6. Jumlah Hal. : 69 halaman 1.7. Cetakan/Edisi : Pertama 1.8. Harga Buku : Rp. 27.500,00 1.9. Gambar cover : Ilustrasi Cangkir Berwarna Hijau 1.10. Tebal Buku : 0,5 cm II. Sinopsis CERPEN I Luka Yang Terluka Berkisah tentang Ningrum, seorang perempuan yang ditinggalkan selama bertahun-tahun oleh suaminya yang bernama Purnomo. Mereka menikah secara diam-diam karena tidak memperoleh restu dari orang tua Purnomo. Karena keterbatasan ekonomi, Purnomo memutuskan pergi ke Arab Saudi menjadi seorang TKI. Selama 6 tahun Purnomo tidak memberikan kabar maupun nafkah kepada Ningrum, namun Ningrum tetap bertahan dengan berbagai cobaan untuk sekadar pengharapan yang sederhana, yaitu bertemu kembali dengan suaminya. Namun, ketika perjumpaan yang dinanti tiba, malah menerbitkan luka. Purnomo kembali dalam keadaan sudah meninggal, Ningrum pun merasa sangat terpukul atas peristiwa itu karena kehilangan suaminya yang sudah 6 tahun tidak memberinya kabar. Setelah kepergian Purnomo, Sulasih pun datang menemui Ningrum. Sulasih adalah seorang istri yang memiliki seorang anak laki-laki dari perkawinannya dengan Purnomo. Sulasih datang mencaci maki Ningrum dan menyerahkan setumpuk dokumen bukti surat nikahnya dengan Purnomo. Kedatangan Sulasih menerbitkan luka baru bagi Ningrum, sedangkan luka yang lama masih menganga. 2.1 Unsur Intrinsik

Upload: nasyrah-kautsarah

Post on 19-Jan-2016

126 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Resensi Buku Kumpulan Cerpen

TRANSCRIPT

Page 1: Meresensi Buku Kumpulan Cerpen

I. Identitas Buku1.1. Judul Buku : Kisah Secangkir Teh1.2. Pengarang : Softi Tresna1.3. Penerbit : MOZAIK1.4. Tahun Terbit : 20101.5. Kota Terbit : Jakarta 1.6. Jumlah Hal. : 69 halaman1.7. Cetakan/Edisi : Pertama1.8. Harga Buku : Rp. 27.500,001.9. Gambar cover : Ilustrasi Cangkir Berwarna Hijau1.10. Tebal Buku : 0,5 cm

II. SinopsisCERPEN I

Luka Yang Terluka

Berkisah tentang Ningrum, seorang perempuan yang ditinggalkan selama bertahun-tahun oleh suaminya yang bernama Purnomo. Mereka menikah secara diam-diam karena tidak memperoleh restu dari orang tua Purnomo. Karena keterbatasan ekonomi, Purnomo memutuskan pergi ke Arab Saudi menjadi seorang TKI. Selama 6 tahun Purnomo tidak memberikan kabar maupun nafkah kepada Ningrum, namun Ningrum tetap bertahan dengan berbagai cobaan untuk sekadar pengharapan yang sederhana, yaitu bertemu kembali dengan suaminya. Namun, ketika perjumpaan yang dinanti tiba, malah menerbitkan luka. Purnomo kembali dalam keadaan sudah meninggal, Ningrum pun merasa sangat terpukul atas peristiwa itu karena kehilangan suaminya yang sudah 6 tahun tidak memberinya kabar. Setelah kepergian Purnomo, Sulasih pun datang menemui Ningrum. Sulasih adalah seorang istri yang memiliki seorang anak laki-laki dari perkawinannya dengan Purnomo. Sulasih datang mencaci maki Ningrum dan menyerahkan setumpuk dokumen bukti surat nikahnya dengan Purnomo. Kedatangan Sulasih menerbitkan luka baru bagi Ningrum, sedangkan luka yang lama masih menganga.

2.1 Unsur Intrinsik

- Tema : Kesetiaan seorang wanita

- Amanat : - Jangan mengabaikan seorang istri

- Setia kepada pasangan

- Bersikap tabah menerima cobaan kehidupan

- Alur : Campuran

- Setting/Latar : - Tempat : Komplek kuburan umum, pinggiran desa Sukaraja Ciamis Jawa-Barat

- Waktu : Saat hujan gerimis, siang hari - Suasana : Berduka

- Tokoh : Ningrum, Purnomo, Abah Juki, Mak Icih, Mama Haji, Sulasih

Page 2: Meresensi Buku Kumpulan Cerpen

- Karakter Tokoh : Ningrum : Penyabar, setia dan sangat mencintai suaminya Purnomo : Lelaki tegar dan kuat, tidak bertanggung jawab

- Sudut pandang : Orang ketiga pelaku samping

- Gaya Bahasa : Pras Prototo (tak sebatang hidung pun), Hiperbola (isak tangis dan kata-kata penuh duri),

Sarkasme (menyebut Ningrum sebagai perempuan pembawa petaka).

2.2 Unsur ekstrinsik- Nilai Agama : (Membuat talak sendiri sebenarnya disahkan jika suami sudah

tidak member nafkah wajib selama tiga bulan lamanya)- Nilai Ekonomi : (Purnomo pun berangkat ke Arab Saudi untuk mengadu nasib)

CERPEN II

Pukul 19 Lewat 19 menit

Pada pukul 19:19 Ayu menunggu Prasetyo, suaminya, di sebuah rumah makan di kawasan Candi Prambanan untuk merayakan ulang tahun perkawinan mereka yang ke lima. Tiba-tiba alunan lagu tembang Jawa berubah menjadi jerit tangis para pengunjung. Gempa bumi 7,6 SR mengguncang kawasan Jogja dan sekitarnya. Baju putih yang Ayu kenakan berubah menjadi merah darah. Setelah kejadian tersebut, arwah Ayu meninggalkan jasadnya. Ayu pergi kerumahnya, terlihat kedua anaknya terus menangis. Kesedihan sangat tampak saat Bunga, anak pertama Ayu dan Prasetyo menangis disalah satu sudut ruang. Ayu mencoba menggendongnya, namun tubuhnya tak sanggup. Setelah jasad Ayu tiba di rumah, Prasetyo tak sanggup lagi menahan rasa sakit kehilangan ibu dari anak-anaknya, ia terjatuh dan menangis di depan jasad Ayu. Ayu yang melihat kejadian tersebut, juga merasakan kesedihan yang teramat. Namun ia mencoba tabah. Ayu berbisik kepada Pras, bahwa suaminya harus tegar demi anak-anak mereka, dan jangan menangisi kepergiannya. Ayu pergi memenuhi panggilan Tuhan.

2.1 Unsur Intrinsik

- Tema : Perjalanan Arwah

- Amanat : - Cintai keluarga selama nafas masih berhembus - Bersikaplah tegar menghadapi perpisahan

- Relakan kepergian seseorang yang memenuhi panggilan Tuhan

- Alur : Maju

- Latar/Setting : - Tempat : Rumah makan dikawasan candi Prambanan, Rumah kediaman Ayu dan Prasetyo Pada

Page 3: Meresensi Buku Kumpulan Cerpen

- Waktu : Pukul 19:19 sampai 06:17 WIB - Suasana : Mengharukan

- Tokoh : Ayu, Prasetyo, Bunga, Mbok Nah, Aku

- Karakter Tokoh : Ayu (aku) : Penyayang dan bersifat keibuan Prasetyo : Tabah

- Sudut Pandang : Orang pertama pelaku utama

- Gaya Bahasa : Personifikasi (irama musik membangkitkan ketenangan berganti menjadi maut)

Ritoris (siapakah yang harus disalahkan?)2.2 Unsur Ekstrinsik

- Nilai Sosial : (Beberapa orang kelihatan sibuk membereskanrumah dan mengeluarkan sebagian perabotan)

- Nilai Agama : (Aku melangkah pergi menemui panggilan Tuhan)

CERPEN III

Si Kodok Hijau

Angelo Musoni adalah anak laki-laki yang sangat tampat yang berasal dari Jakarta. Namun ia harus pindah dan tinggal dengan tante Lambayong di Kawali karena perintah dari papinya. Selama enam bulan Musoni tinggal Kawali, namun ia masih merasa tidak betah dengan lingkungan yang dianggapnya asing. Di sekolah, Musoni dikenal sebagai anak yang tidak pernah mematuhi perintah dan selalu mendapatkan hukuman. Musoni memiliki mobil VW model kodok berwarna hijau. Banyak yang memanggilnya “Kodok Hijau”, namun Musoni tidak peduli. Suatu ketika Musoni ditampar dan dipermalukan didepan temannya karena ia tidak sengaja memegang dada Irawati yang saat itu dihinggapi kodok. Irawati pun meminta maaf dan mereka berdua resmi berpacaran. Suatu ketika, Musoni melihat Irawati sedang dibonceng Kihong, lalu Musoni sangat marah sekali. Karena kejadian itu, Musoni pun kembali ke Jakarta tanpa memberi tahu Irawati. Suatu ketika Irawati berjalan ditrotoar didaerah Cawang untuk mencari universitas dan ia disenggol oleh mobil seorang lelaki, dan ternyata lelaki tersebut adalah Musoni. Akhirnya mereka pun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi satu sama lain. Ternyata terjadi kesalahpaman diantara mereka berdua. Akhirnya, setelah masalah tersebut diklarifikasi, mereka berduapun akhirnya kembali berpacaran.

2.1 Unsur Intrinsik

- Tema : Cinta anak remaja

- Amanat : - Janganlah menjadi orang yang sombong- Jangan mudah terpengaruh ucapan orang lain- Dengarkan terlebih dahulu penjelasan orang lain

- Alur : Maju

- Latar/Setting : - Tempat : Kawai, SLTA Negeri I Kawai, Cawang.

Page 4: Meresensi Buku Kumpulan Cerpen

- Waktu : Saat jam sekolah, siang hari - Suasana : Ricuh dan mengharukan.

- Tokoh : Angelo Musoni, Maya, Irawati, Papi Benny, Pak Asep,Kihong, Tante Lambayong, Toni.

- Karakter Tokoh : Angelo Musoni : Sombong, manja, nakal, pecemburu, pemarah. Irawati : Baik, pemarah, penyayang.

- Sudut Pandang : Orang ke tiga pelaku sampingnya

- Gaya Bahasa : Hipebola (suara teriakan Musoni membuat telingapenghuni rumah setengah budek).

2.2 Unsur Ekstrinsik

- Nilai Sosial : (Aku bermaksud untuk menolong cewek itu)

CERPEN IV

Maafkan Aku!

Arini adalah seorang perempuan yang cantik dan memiliki karier yang bagus. Ia memiliki suami bernama Ario. Rumah tangganya selalu dihampiri banyak masalah, salah satunya adalah masalah materi dan keegoisan mereka berdua sehingga membuat ia ingin bercerai dengan Ario. Arini memutuskan unuk memilki anak, mungkin dengan adanya anak dapat memperbaiki hubungan mereka berdua. Tetapi ketika Fahri, anak mereka lahir tetap saja mereka berdua selalu bertengkar. Arini pun mendapat tugas dari pekerjaannya ke Bandung tetapi ia malah berselingkuh dengan Arifin di kamar. Ketika ia membangunkan Arifin tetapi Arifin tidak bergeming dan saat itu ia tahu bahwa Arifin mempunyai penyakit jantung dan lever. Pada saat itu juga Fahri masuk rumah sakit karen sakit Typus yang ia derita sejak lama. Fahri meminta ibunya pulang menemaninnya, namun Arini lebih memilih menemani selingkuhannya di Bandung. Pada akhirnya, Fahri tidak terselamatkan, dan Arini sangat menyesali tingkah lakunya yang tidak memperhatikan anak kandungnya sendiri.

2.1 Unsur Intrinsik

- Tema : Kehidupan keluarga

- Amanat : - Jadilah orang yang setia pada satu pasangan dan jangan menjadi orang yang matrealistis.- Utamakan perhatian terhadap keluarga sendiri

- Alur : Maju

- Latar/Setting : Di rumah, di hotel, di mall Bandung indah plaza.Pagi hari, siang hari, di rumah sakit dan pukul 12Malam, suasana duka, menyedihkan, dan memprihatinkan.

- Tokoh : Arini, Ario, arifin, Fahri

- Karakter Tokoh : Arini : Matrealistis, egois, pengkhianat, tidak memperhatikan

Page 5: Meresensi Buku Kumpulan Cerpen

keluarga sendiri. Ario : Penyayang, baik, sabar, mudah percaya dengan orang

lain.- Sudut Pandang : Orang pertama pelaku utama.

- Gaya Bahasa : Hiperbola (“obat warung sebagai pahlawan penyembuh sakit ku”)

2.2 Unsur ekstinsik

- Nilai ekonomi : (perempuan metropolis yang selalu mengukur sesuatu dengan uang serta materi)(pekerjaan sebagai seorang karyawan dengan gaji standar tak bisa memenuhi kehidupan di Jakarta yang serba mahal)

- Nilai Agama : (Nafsu bejat telah melantarkan status dan kewajiban sebagai seorang istri)

CERPEN V

Kekasihku Oh Kekasihmu

Mita, wanita yang telah berumur 35 tahun memiliki seorang kekasih yang bernama Rian Rahardian. Suatu ketika Mita meminta Rian untuk melamarnya karena umur Mita yang sudah kepala tiga, namun Rian tidak memenuhi permintaan tersebut. Mita pun merasa kecewa dan sedih. Mita memiliki sahabat yang bernama Haris, ia satu-satunya teman dekat yang bisa mengerti perasaan Mita. Haris begitu pengertian terhadap Mita, dan Mita mengira Haris memiliki perasaan terhadapnya. Tugas kantor membawa Haris ke Kalimantan sehingga mereka berdua tidak bisa bertemu, namun mereka sering memberi kabar satu sama lain. Suatu ketika, Haris mengabari tentang kepulangannya ke Jakarta kepada Mita. Haris bilang orang pertama yang ingin ia temui adalah Mita, seseorang yang Haris rindukan. Ia pun mengajak Mita bertemu di café. Namun saat bertemu, Haris bilang ia ingin memperkenalkan kekasihnya kepada Mita. Mita merasa sangat sedih karena perkiraannya salah, bahwa Haris tidak menyukai dirinya. Haris memperkenalkan kekasihnya, lalu Mita terdiam karena Rian Rahardian adalah kekasih Haris. Mita pun menyadari bahwa mereka berdua suka sesama jenis. Rasa sakit hati yang ia rasakan terulang kembali. Dan sebotol racun serangga bisa menghilangkan rasa sakit tersebut.

2.1 Unsur Intrinsik

- Tema : Cinta sesama jenis

- Amanat : - Jangan mudah putus asa - Berpandangan optimis tentang jodoh - Pilihlah pasangan yang normal

- Alur : Maju

Page 6: Meresensi Buku Kumpulan Cerpen

- Latar/Setting : Café, Rumah dan Rumah Sakit

- Tokoh : Mita, Haris, Rian Rahardian, Ratih

- Karakter Tokoh : Mita : Mudah putus asa Haris : Penghibur, suka sesama jenis Rian Rahardian : Suka sasama jenis, tidak mempunyai komitmen

dalam hubungan- Sudut Pandang : Orang pertama pelaku utama

- Gaya Bahasa : Hiperbola (sejuta asa menungguku disana) (Rianmemang seorang lelaki dengan sejuta pesona)

2.2 Unsur Ekstrinsik

- Nilai Agama : (Tuhan telah mengatur umat-NYA dalam berpasang-pasangan)

Cerpen VI

Krakal

Jolita atau lebih dikenal Jola adalah seorang ibu yang mampu menghidupi anaknya sendirian tanpa hadirnya seorang ayah bagi Ella, anaknya. Kini Ella berumur sebelas tahun, ia menderita sakit kelainan jaringan pembuluh darah yang menimbulkan luka lembam, Dr. Aby menyuruh Jola untuk mencari ayah kandung Ella. Namun Jola sendiri tidak pernah mengetahui siapa ayah dari Ella. Dicarilah orang yang pernah dekat dengan hidup Jola, tetapi tidak satupun dari mereka yang pernah berbuat hal yang aneh kepada Jola. Sampai pada suatu ketika, Dr. Aby meminta Jola datang ke rumah sakit. Dan disana Jola menemukan Ella dalam keadaan sehat dan bermuka segar. Ternyata ada seoarang lelaki yang telah mendonorkan darahnya dan ternyata ia adalah Jaka, ayah kandung dari Ella. Jaka mengaku pernah memperkosa Jola ketika ia sedang pingsan. Akhirnya Ella pun sembuh, kemudian Jola dan Koman melangsungkan pernikahan dan melupakan masa lalunya.

2.1 Unsur Intrinsik

- Tema : Kehidupan yang sulit ditebak

- Amanat : Bersikaplah ksatria, berani mengakui kesalah yang sudah kita lakukan.

- Alur : Maju

- Latar/Setting : - Tempat : Pantai Krakal dan Rumah Sakit - Waktu : Malam hari - Suasana : Menegangkan

- Tokoh : Jolita Larasati (Jola), Ella, Boy, Dr. Aby, Suteja, Jaka, Koman.

- Karakter Tokoh :

Page 7: Meresensi Buku Kumpulan Cerpen

Jolita Larasati (Jola) : Tegar, pantang menyerah. Boy : Awalnya pengecut, namun akhirnya berani mengakui

kesalahannya- Sudut Pandang : Orang pertama pelaku utama

- Gaya Bahasa : Ritoris (siapa? Dan dimana?)

2.2 Unsur Ekstrinsik

- Nilai Sosial : (Koman menawarkan dirinya untuk mendonorkan sebagian darahnya untuk Ella)

CERPEN VII

Maria

Disebuah kelab malam Tomy mencari Maria seorang penari erotis dan wanita yang ia cintai. Ketika Maria disebuah ruang ganti, Tomy melihat Maria sedang berciuman dengan seorang lelaki sehingga membuat Tomy merasa putus assa. Tomy mengenal Maria pertama kali sebagai wanita baik-baik penari jaipongan. Tomy pernah mengutarakan cintanya kepada Maria, namun Maria bilang bahwa Tomy tidak bisa memilikinya selamanya. Tomy merasa bingung dengan perkataan Maria, namun ia yakin bahwa Maria juga mencintainya. Suatu malam Rini menghampiri Tomy, Rini adalah salah satu teman Maria. Kemudian Rini menjelaskan bahwa selama ini Maria tidak bisa membalas cinta Tomy, karena Maria adalah seorang lelaki juga. Maria menjalani bedah kelamin untuk bisa bersama dengan Tomy, lelaki yang ia cintai, dan pernyataan Rini tersebut membuat tubuh Tomy lunglai dan karena tidak percaya dengan apa yang telah terjadi. Sampai suatu hari, Maria berani menghampiri apartemen milik Tomy, ketika Tomy membuka pintu tampaklah perempuan cantik dan ia adalah Maria.

2.1 Unsur Intrinsik- Tema : Pengkuan yang menyakitkan

- Amanat : - Terima kodrat yang telah diberi oleh Tuhan - Carilah pekerjaan yang halal

- Jangan saling mencintai antar sesama jenis- Alur : Campuran

- Latar/Setting : Kelab malam, malam hari, kamar apartemen

- Tokoh : Maria, Tomy, Rini

- Karakter Tokoh : Maria : Bertanggung jawab dengan keluarganya Tomy : Pantang menyerah, baik, penyayang

- Sudut Pandang : Orang pertama pelaku sampingan

- Gaya Bahasa : Hiperbola ( tubuh ku melorot jatuh ku lantai), (mencarinya diantara kerumunan lautan manusia), (ia menebarkan sejuta pesona)

Page 8: Meresensi Buku Kumpulan Cerpen

2.2 Unsur Ekstrinsik

- Nilai Sosial : (Ia terpaksa melakukannya karena untuk membiayai tiga adik yang masih sekolah dan orang tuanya)

CERPEN VIII

Dua Dunia

Nuning seorang gadis desa biasa yang selalu dihampiri lelaki misterius bernama Kencana. Tapi Nuning tidak tahu Kencana berasal dari dunia yang berbeda. Orang tua Nuning menjodohkan ia dengan lelaki lain tapi Nuning menolak, ia bilang bahwa ia ingin menikah dengan lelaki yang ia cintai. Suatu malam Nuning ingin ikut dengan Kencana pergi ke dunia tempat Kencana berasal, lalu Nuning pun pergi meninggalkan dunia menuju alam dimana Kencana tinggal. Nuning menikah dengan kencana di dunia Kencana, saat hamil, Nuning ngidam ingin bertemu dengan orang tuanya dan sang suami pun mengijinkan, Nuning pun pergi sendiri tapi di tengah perjalanan ia merasa lelah dan letih hingga akhirnya ia lupa untuk ke tempat orang tuanya. Nuning pun terjebak diantara dunianya dan dunia Kencana. Akhirnya ia pun tidak bisa kembali untuk selamanya. Dan terjebak di antara dua dunia.

2.1 Unsur Intrinsik- Tema : Kisah cinta beda dunia

- Amanat : - Jangan mudah dibutakan oleh cinta karena ketampanan seseorang -Patuhlah kepada keinginan orang tua karena orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya

- Alur : Maju

- Latar/Setting : Rumah Nuning (maghrib, pagi, subuh, malam), hutan (malam), istana kencana (dunia gaib kencana).

- Tokoh : Nuning, orang tua Nuning, Kencana

- Karakter Tokoh : Nuning : Lugu, tidak patuh pada orang tua, mudah dibutakan

cinta. Orang tua Nuning : Baik, penyayang, peduli. Kencana : Baik, tegas pada peraturan, penyayang.

- Sudut Pandang : Orang ketiga pelaku sampingan.

- Gaya Bahasa : Personifikasi : (Rembulan asyik mencumbui bintang dan sembunyi di balik pekatnya malam)

Hiperbola : (Bungkam seribu bahasa) Sarkasme : (kamu sudah gila)

2.2 Unsur Ekstrinsik

Page 9: Meresensi Buku Kumpulan Cerpen

- Nilai Agama: (tahlilan dengan membaca doa untuk nuning diadakan dirumahnya bersama beberapa orang tetangga).

CERPEN IX

Coleta

Pada ulang tahun yang kedua belas Vina diberikan seekor kucing Persia yang diberi nama Coleta. Coleta adalah kucing yang sangat setia, bahkan ketika Vina sedang sakit Coleta tetap menunggu Vina. Vina sangat bahagia karena ia memilki keluarga, Coleta dan Moris kekasihnya. Suatu hari Vina pulang terlambat, hari sudah sore dan hujan lebat. Vina tidak bisa menghubungi orang tuanya, dan Vina hanya bisa menunggu bersama Coleta kalau-kalau ada tumpangan lewat. Tiba-tiba ada dua orang lelaki datang dan menodongkan pisau pada Vina, Vina terpental dan membentur tiang halte karena lelaki tersebut mendorongnya. Vina dibawa ke rumah sakit tapi nyawanya tidak tertolong, Coleta mengikuti Vina ke rumah sakit tapi ia tersasar. Coleta pun ditemukan Sodik Satpam Vila ungu dan tinggal bersama satpam tersebut, tetapi suatu ketika Sodik menemukan Coleta sudah tidak bernyawa. Lalu ia dimakamkan di taman Vila dekat bangunan jam, banyak warga setempat sering menaburkan bunga untuk penghormatan terhadap kesetian Coleta yang masih sering menunggu Vina di halte bis sampai ajal menjemputnya.

2.1 Unsur Intrinsik- Tema : Kesetiaan seekor kucing

- Amanat : - Sayangilah binatang - Pupuklah rasa kesetiaan sejak dini

- Alur : Maju

- Latar/Setting : - Tempat : Halte Violet, Perumahan Vila Ungu, Rumah Sakit

- Waktu : Pulang sekolah Vina - Suasana : Menegangkan dan menyedihkan

- Tokoh : Vina, Coleta, Moris, Tius, Pak Andri, Papa, Mama, Sodik

- Karakter Tokoh : Vina : Pemalas, bawel, penyayang binatang Coleta : Setia, penyayang manusia

- Sudut Pandang : Orang ketiga pelaku sampingan

- Gaya Bahasa : Hiperbola (nilai ulangan jeblog semua) Sarkasme (makanya, jangan punya pacar dulu kalau tidak

bisa mengatur waktu belajar)

2.2 Unsur Ekstrinsik

Page 10: Meresensi Buku Kumpulan Cerpen

- Nilai Sosial : (warga setempat sering menaburkan bunga setiap hari diatas kuburannya sebagai tanda penghormatan)

CERPEN X

Kisah Secangkir Teh

Dinda dan Nadia menikmati secangkir teh di Rumah Teh Widuri Tan Goen. Dinda ingin mengetahui tentang kehidupannya yang rumit. Ia ingin mengetahui apa penyebab kematian papinya, perbincanganpun terjadi dengan Nadia, maminya. Nadia menceritakan banyak kisah tentang dia dan suaminya (Goen). Dalam ceritanya Goen adalah seorang anak dari pemilik perkebunan teh, dan Widuri adalah selingkuhan Goen. Namun kenyataan Widuri adalah putri tunggal pemilik perkebunan teh keluarga Budi Goenawan dan Goen yang bernama kecil Nandang adalah anak angkat keluarga Budi Goenawan. Sampai akhirnya Goen dan Widuri menikah, tapi wanita licik bernama Nadia menikah dengan Goen juga, Goen terpaksa melakukannya. Tetapi ia menjalin hubungan dengan Rani sekretarisnya dan Dinda adalah hasil hubungannya dengan Rani. Nadia adalah penyebab kematian Goen dan Rani (ibu Dinda) dengan meracuni mereka berdua, dan Nadia mendapat ganjaran setimpal karena perbuatannya yaitu dipenjara. Saat itu Widuri muncul dan berjanji akan menganggap Dinda seperti anaknya sendiri.

2.1 Unsur Intrinsik- Tema : Keserakahan terhadap harta

- Amanat : - Jangan serakah terhadap harta - Jangan licik dalam menjalani kehidupan - Tegakan kebenaran

- Alur : Campuran

- Latar/Setting : - Tempat : Rumah The Widuri Tan Goen - Waktu : Sore hari - Suasana : Mengharukan

- Tokoh : Dinda, Nadia, Widuri, Goen, Rani, keluarga Budi

- Karakter Tokoh : Dinda : Baik, ingin tahu, tidak pendendam. Nadia : Licik, jahat, pembohong. Widuri : Baik, penyayang, tabah, berani. Goen : Pimplan, baik. Rani : Baik, peduli.

- Sudut Pandang : Orang ke tiga pelaku sampingan.

Page 11: Meresensi Buku Kumpulan Cerpen

- Gaya Bahasa : Hiperbola (Mata Nadia melotot seakan ingin menerkam)

2.2 Unsur Ekstrinsik

- Nilai moral : (ia berjanji dalam hati untuk tidak menyimpan dendam pada siapapun)

III. Kritik Terhadap Buku (keunggulan/kelemahan)3.1 Keunggulan buku : Setelah membaca buku kumpulan cerpen yang berjudul

“Kisah Secangkir Teh”, ada satu sisi menarik dari kumpulan cerpen ini, yaitu pengemasannya yang terkesan ringan. Sehingga dari awal, pembaca merasa tidak terbebani untuk menandaskan buku ini sekali duduk. Pembaca juga dapat menemukan beberapa keunggulan dari buku tersebut diantaranya kertas dari buku itu bagus, tidak mudah rusak, cerita dari awal sampai akhir sangat menarik dan banyak pesan-pesan yang dapat diambil dari cerita tersebut sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca.

3.2 Kelemahan buku : Disamping ada keunggulan dari buku tersebut juga memiliki kelemahan. Diantaranya, terdapat banyak kesalahan dalam pengetikan kata, lalu ada satu cerpen yang jalan ceritanya sedikit membingungkan sehingga sulit untuk menentukan alurnya.

IV. Tanggapan Peresensi

Ada sepuluh cerpen dalam buku ini. Seluruhnya menyajikan ruang imajinasi untuk pembaca. Secara keseluruhan, pengarang berhasil menyajikan cerita yang menarik. Pembaca dihadapkan pada kejutan-kejutan yang disudahi dengan kelegaan setelah menikmati cangkir-cangkir kisah dalam buku ini. Meskipun dalam buku ini ada beberapa kesalahan pengetikan, tapi tidak mengganggu plot. Kesepuluh cerpen ini tetap enak dibaca. 

V. Saran Kepada Khalayak/PembacaPenulis menyarankan atau menghimbau pada khalayak agar membaca buku

cerpen yang berjudul “Kisah Secangkir Teh” terutama bagi yang gemar menulis cerpen. Karena ceritanya sangat menarik dan seru untuk dibaca. Selain itu, pembaca bisa mendapat pelajaran atau pesan-pesan yang diambil dari cerita-cerita didalamnya sehingga sangat bermanfaat bagi para pembacanya.

Page 12: Meresensi Buku Kumpulan Cerpen