merawat perbatasan - majalah.imigrasi.go.idmajalah.imigrasi.go.id/2019/bhumipura03.pdf · saat...

31
Edisi: 03 | Juli 2019 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI Patok Tiga Sebatik Kalimantan Utara Merawat Perbatasan

Upload: others

Post on 27-Nov-2019

30 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Edisi: 03 | Juli 2019

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RIDIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

Patok TigaSebatik Kalimantan Utara

MerawatPerbatasan

02 | BHUMIPURA 2019 03BHUMIPURA 2019 |

Bhumipura adalah media internal yang diterbitkan secara resmi oleh Direktorat Jenderal Imigrasi. Menyajikan berita dan tulisan seputar Keimigrasian secara aktual, mendalam dan informatif. Bhumipura dapat dibaca dan diunduh melalui laman www.imigrasi.go.id

Foto Cover:

Arif Rahman Suryaman

04 | BHUMIPURA 2019 05BHUMIPURA 2019 |

DARI REDAKSI

Daftar Isi05 Dari Redaksi

06 Liputan utama Menelisik Sebatik, Pulau Dengan Dua Mata Uang

14 Teladan Pengabdian Penjaga Garis Batas di Utara Negeri

16 Kerja Kita Memudahkan Masyarakat Dengan Jemput Bola

18 Kebijakan Perkuat Pengawasan Perbatasan Melalui Edukasi

20 Jenis Dan Tarif Atas Jenis PNBP Keimigrasian Diperbarui

22 Sinergi Kemenkumham - Pemkot Hasilkan Gedung Baru Kanim Bekasi

24 Opini Meneropong Perbatasan Negara dalam Nawacita Jilid Dua

28 Eksistensi Imigrasi Dalam Penanganan Tenaga Kerja Indonesia Non Prosedural

32 Kabar Dari Seberang Idulfitri di Negeri Seberang

33 Ditjen Imigrasi - KJRI Davao-Ditjen AHU Kolaborasi dalam Pendataan RINs di Mindanao Selatan

35 Kegiatan Tim Pora Jemput Bola Di Bandara, Imigrasi Bima Tanda Tangani Mou Dengan Bandara Bima

38 Mata Lensa

44 Renjana Menengok Kiprah Pejuang WTP Dalam Melaksanakan Inventarisasi Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Imigrasi

46 Jalan - Jalan Sabana Hijau di Tapal Batas Negara

51 Digoel, Tanah Para Pembangkang

54 8 Kuliner Khas Papua yang Wajib Dicoba

58 Resensi 59 Kartun

UNTUK KALANGAN SENDIRI, TIDAK DIJUAL

Pelindung: Direktur Jenderal ImigrasiPenanggung Jawab: Sekretaris Direktorat Jenderal ImigrasiPemimpin Redaksi: Kepala Bagian Humas dan UmumSekretaris Redaksi: Kepala Sub Bagian Persuratan, Dokumentasi,dan Kepustakaan, SetditjenimAnggota Redaksi: Stefi, Fijar, Nadya, Yola, Fipit, Obara, Arum, Merdi, Tomi, Dimas, Ishaq, Hendy Dwi HarfiantoEditor: Tim Cpxi Indonesia & ConsumedMediaDesain Artist & Layout: Tim Cpxi Indonesia & ConsumedMedia Percetakan: Tim Cpxi Indonesia & ConsumedMediaSirkulasi: Sub Bagian Persuratan, Dokumentasi, dan Kepustakaan, SetditjenimAlamat Redaksi: Lt 8, Gedung Direktorat Jenderal ImigrasiJl HR Rasuna Said Kav. X6 No 8, Kuningan, Jakarta SelatanAlamat Email: [email protected]

Kerja sama antar instansidalam pengamananperbatasan kembalimembuahkan hasil. Awal Mei lalu jajaran Kantor Imigrasi kelas II TPI Entikong dan

Polsek Entikong berhasil mengungkap praktik penyelundupan orang denganmodus bersembunyi di bagasi mobil melalui Pos Lintas Batas Negara diEntikong.

Terungkapnya modus kejahatan ini menambah daftar panjang kejahatan penyelundupan manusia melaluiperbatasan antar negara. Berbagai modus telah digagalkan oleh para aparat penjaga perbatasan. Kejelian petugas Imigrasi dan Kepolisian dalam membongkar percobaan kejahatan di perbatasan semakinmenguatkan keamanan perbatasan kita.

Sinergisitas antar instansi menjadi kunci sukses keberhasilan para aparat penjaga perbatasan. Inisiatif petugas untuk selalu berkoordinasi dalam setiap pergerakandalam tugas hendaknya dijadikanpegangan dalam rutinitas keseharian.Luasnya area pengawasan dan sulitnya medan penjagaan harus menjadipertimbangan juga dalam setiap tindakan.

Geliat masyarakat di perbatasan makin hari kian terasa dan berdampak bagikomunitas di sekitarnya. Secara ekonomi, terjadi perkembangan yang signifikansebagai imbas dari lalu lintas orang antar negara. Hal ini pun memberi dampak bagi kondisi sosial budaya warga di sekitarnya.

Direktorat Jenderal Imigrasi melalui Kantor Imigrasi sebagai pengembantugas dan fungsi sebagai fasilitatorpembangunan kesejahteraan masyarakat terus berinovasi dalam memberikanpelayanan dan pemeriksaan Keimigrasian bagi masyarakat di perbatasan. Pelayanan penerbitan Pas Lintas Batas semakinmenjangkau masyarakat. Tak jarang pula diadakan pelayanan penerbitan PLB bagi warga di hari Sabtu dan Minggu.

Penguatan fungsi Keimigrasiansekaligus sinergisitas antar instansi sudah seyogyanya menjadi perhatian parapetugas Imigrasi dalam rangkapeningkatan kualitas pelayanan danpengawasan Keimigrasian di wilayahperbatasan.

SINERGI MENJAGAPERBATASAN

Foto:

Shutterstock.com

PLBN Entikong

06 | BHUMIPURA 2019 07BHUMIPURA 2019 |

Foto:

Arif Rahman Suryaman

Teks:

Mohammad Ishaq

Menelisik Sebatik, Pulau Dengan Dua Mata Uang

Bhumi Pura Wira Wibawa, sebuah kata yang sarat makna, yang selalu digaungkan serta dibanggakan oleh setiap insan Imigrasi. Kata yang bermakna “Penjaga Pintu Gerbang Negara yang Berdaulat” membuat tugas dan fungsi yang diembansemakin berat. Pada kata Penjaga Pintu Gerbang Negara Yang Berdaulat, Kata Kedaulatanlah yang menjadi vocal point pada sasanti Imigrasi tersebut. Dalam pelaksanaannya hanya Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Imigrasi lah yang

menggunakan kata kedaulatan sebagai salah satu tujuan dari keberadaan 2 (dua) unitpelaksana pemerintahan Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut maka sangat benarlah bahwa Imigrasi sebagai salah satu garda terdepan penjaga Pintu Gerbang Negara harus memiliki sifat Wibawa dengan Kedaulatan Negara sebagai alasan kuat untuk melaksanakan tugas yang mulia.

Sejenak kita kemudian menelisik fenomena di mana Kedaulatan sering kali dipertaruhkan. Adalah Pulau Sebatik, yang berlokasi di sebelah timur laut Pulau Kalimantan yang menjadibagian yang tidak terpisahkan dari Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara. Secara geografisPulau Sebatik berada tepat di antara Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara, dan Kota Tawau di Negara Bagian Sabah, Malaysia.

Hal inilah yang akhirnya membuat Sebatik terbelah menjadi dua bagian, di bagian selatan Pulau Sebatik masih merupakan wilayah Kedaulatan Indonesia, sementara di bagian utaraPulau Sebatik sudah menjadi wilayah Negara Bagian Sabah Malaysia. Dari ibu Kota Kabupaten Nunukan, satu-satunya transportasi yang dapat digunakan untuk menuju Kecamatan Sebatik adalah menggunakan kapal speed dan kapal roro yang selalu tersedia di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan dan Pelabuhan Ferry Sungai Jepun Nunukan.

LIPUTAN UTAMA

Pulau Sebatik sendiri telah lamadidiami oleh penduduk asli keturunanIndonesia, di antaranya suku Bugis,Makassar, dan Mandar. Mayoritaspenduduk Sebatik merupakan perantau yang telah mendiami pulau tersebut dari generasi ke generasi. Di antara warga lokal Pulau Sebatik telah ada yang memilikiTanda Kependudukan Malaysia dan telah menjadi Warga Negara Malaysia, namun dari penduduk lokal yang bermukimdi Kecamatan Sebatik, sebagian besarpenduduk tetap menjadi warga negaraIndonesia dengan memegang Pas Lintas Batas Indonesia. Pelayanan penerbitan Pas Lintas Batas dilaksanakan oleh KantorImigrasi Kelas II TPI Nunukan yangberlokasi di Pos Imigrasi Sebatik di Sungai Pancang, Sebatik, Kalimantan Utara.

Dalam upaya menghadirkan kembali Negara hingga ke ke titik terluar wilayah Negara Indonesa, Pos Imigrasi SungaiPancang melayani penerbitan Pas Lintas Batas bagi Warga Negara Indonesia yangberdomisili di wilayah Sebatik dansekitarnya. Hal ini merupakan salah satu kewajiban bagi Masyarakat Indonesia yang ingin melintas secara tradisional ke wilayah Sebatik Malaysia. Pada Wilayah PulauSebatik, Imigrasi Kelas II TPI Nunukan melaksanakan sinergitas dengan TNI, baik TNI AD dan TNI AL denganmenempatkan Pos Pengamanan Terbatas (PAMTAS) yang menjadi counter partsImigrasi untuk melaksanakan pemeriksaan bagi warga lokal yang melintas dari dan menuju ke Wilayah Indonesia.

Yang tidak kalah menariknya adalah bagaimana penduduk lokal di PulauSebatik melewati hari-harinya. Di tapalbatas terujung Wilayah Pulau Kalimantan ini seluruh sendi kehidupan Pulau Sebatik ditopang dari pemaksimalan seluruhsumber daya yang ada di Pulau Sebatik dansekitarnya. Mayoritas dari pendudukKecamatan Sebatik kemudian bermata pencaharian sebagai nelayan petani sawit dan pedagang.

Namun ada hal yang aneh di sini yaitu beredarnya 2 (dua) mata uang di wilayah sebatik ini, yakni Rupiah Indonesia (Rp) dan Ringgit Malaysia (RM), di dalam wilayahSebatik sendiri yang akhirnyamenimbulkan persaingan antara Rupiah dan Ringgit di perputaran ekonomimasyarakat lokal Sebatik. Sangatdisayangkan Ringgit masih sangatmendominasi bahkan di wilayah Sebatik Indonesia.

08 | BHUMIPURA 2019 09BHUMIPURA 2019 |

Ibu Hajah Aseng

Ada beberapa hal yang menjadi sebab utama akan hal tersebut yakniaksesibilitas terhadap kebutuhan dasar bagi warga yang mendiami pulau Sebatik. Akses warga menuju ke KabupatenNunukan yang memakan waktu kuranglebih 2 (dua) jam perjalanan sangatlahtidak efektif jika dibandingkan denganakses menuju ke Kota Tawau NegaraBagian Sabah Malaysia. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor mengapa warga lokal Sebatik lebih memilih untukmenggunakan Uang Ringgit Malaysia dibandingkan dengan menggunakanRupiah Indonesia.

Pasar di mana mereka berniaga dan mencari kebutuhan dapur sehari-harilah yang menjadi alasan kuat penggunaan Ringgit Malaysia yang mendominasipasar lokal di Pulau Sebatik. Sebagaicontoh, di wilayah Pulau Sebatik,mayoritas penduduk Sebatikmenggunakan gas LPG Petronas,

yang berasal dari Wilayah SebatikMalaysia, dengan harga yang lebihterjangkau dan kualitas serta kuantitas yang didapati sangatlah lebih biladibandingkan dengan menggunakan gas LPG yang berasal dari Indonesia.

Banyak generasi pertama pendudukKecamatan Sebatik antara tahun1960-1980 yang akhirnya memiliki statuskewarganegaraan sebagai warga negara Malaysia. Namun hal itu tak berlaku bagi generasi-generasi berikutnya,mayoritas generasi kedua dan selanjutnya lebih memilih untuk bermukim danmenjadi warga negara Indonesia serta mendidik anak-anak mereka menjadiseseorang yang cinta akan tanah air nenek moyang mereka.

Mereka memilih Indonesia sebagaitempat mereka mendidik anak-anakmereka. Sementara di sisi lain generasi kedua ini tetap mencari rezeki di wilayah Sebatik Malaysia tepatnya di perusahaan kepala sawit. Walau pada akhirnya mereka melakukan perlintasan di antara wilayah Sebatik setiap harinya,

Hidup di antara 2 NegaraHal yang menarik lainnya didapati di

Desa Aji Kuning, sepintas tidak ada yang berbeda dari desa yang terletak diKabupaten Aji Kuning, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan ini. Namun hal yang berbeda terlihat pada bangunan dengan corak hijau loreng yang merupakan ciri khas Tentara Nasional Indonesia. Inilah salah satu Pos Pengamanan Perbatasan (PAMTAS) yang terdapat di Pulau Sebatik bagian Indonesia, yang menjadi ciri lain dari wilayah desa Aji Kuning ini adalah tiang bendera Indonesia yang di bagianbawahnya terdapat tugu semen sedater jalanan yang bertuliskan P3. InilahPatok tiga salah satu dari delapan belas patok yang membagi sebatik menjadi dua wilayah, yaitu wilayah Indonesia dan wilayah Malaysia.

10 | BHUMIPURA 2019 11BHUMIPURA 2019 |

Salah satu objek yang menjadi daya tarik Desa Aji Kuning di Pulau Sebatik ini adalah keberadaan kampung yang tepat berada di antara Malaysia dan Indonesia, di mana juga terdapat rumah yang berdiri di antara dua negara jiran ini. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri di Desa Aji Kuning. Salah satu pemilik rumah adalah ibu Hj Aseng yang telah bermukim di Pulau Sebatik semenjak tahun 1980an, dengan mata yang menerawang jauh beliaumenceritakan alasan beliau memilihSebatik sebagai tempat dia beranak pinak di sana. Beliau bercerita bahwa ambo panggilan mesra untuk suami yang pada bulan 9 Juni 2019 tepat 40 hari telahberpulang bersikeras untuk memilikirumah di tanah kelahiran merekaIndonesia.

“Ambo bercita-cita untuk tetap memilikikehidupan di Indonesia, walaupun hujan emas di Negeri Orang, hujan batu di Negeri sendiri.”

Sehingga setiap harinya sang suamiselalu melintas dengan menggunakan Pas Lintas Batas yang menjadi dokumenperlintasan bagi mereka, sudah takterhitung berapa Pas Lintas Batas yangdimiliki oleh Hj Aseng dan suami, Beliau menjelaskan bahwa beliau ingin sekali melintas menggunakan paspor, namun sangat disayangkan untuk perlintasan pada batas negara hanya dapat dilakukan dengan menggunakan Pas Lintas Batas.

Ibu Hj Aseng bercerita bagaimanakehidupan beliau yang menjadi mencekam saat peristiwa konfrontasi antaraIndonesia atas sengketa Ambalat beberapa waktu yang lalu. Beliau sangatlahkhawatir bahwa Pulau Sebatik juga akan terkena imbas dari Laut Ambalatterutama kekhawatiran atas rumahSebatik yang merupakan peninggalan dari suami tercintanya. Alhamdullilah sekarang kembali kondusif dan tidak pernah ada lagi kekhawatiran yang sempat muncul.

Peran Serta Imigrasi di PerbatasanSebatik

Peran serta Imigrasi yang diemban oleh Direktorat Jenderal Imigrasi terutamadalam menjaga kedaulatan negarasangatlah strategis dalam hal legalitasperlintasan keluar masuknya orang dari dan menuju Indonesia. Pelayanan PasLintas Batas adalah salah satu dari peran strategis Imigrasi dalam melaksanakan fungsi pelayanan keimigrasian. Adapun pelaksanaan fungsi keamanan negara dilaksankan dalam berbagai bentukdi antaranya koordinasi dengan PAMTAS dan pemerintah daerah yang terbangun. Namun ada salah satu fungsi yangdirasakan secara langsung juga oleh warga di sekitar perbatasan Sebatik adalahfungsi sebagai fasilitator pembangunan kesejahteraan masyarakat.

Adalah anggaran yang menjadiopersional kegiatan di perbatasanlah yang menjadi faktor penggerak perekonomian di perbatasan. Sebagai contoh ibu Hj Aseng membuka warung yang selalu menjadi langganan dari petugas Imigrasi untuksekedar membeli bahan bakar kendaraan operasional dan makanan ringan selama tugas.

Mungkin kegiatan ini adalah halsederhana, namun kemudian kitatidak menyadari bahwa denganpelaksanaan operasional pengawasan di sekitar pemukiman di Sebatik membawa side effect terhadap perekonomian warga sekitar. Imigrasi sebagai salah satu pelaksana pemerintahan di wilayahperbatasan memiliki makna yang besar bagi warga di sekitar Pulau Sebatik.Keberadaan Imigrasi merupakan wujudIndonesia sebagai Negara yangberkewajiban melindungi segenapbangsa Indonesia, hadir dalamwujud nyata pelaksanaan fungsiKeimigrasian yang diamanahkan olehUndang-Undang Keimigrasian,

Para Pelintas Batas Melapor di Patok 3

12 | BHUMIPURA 2019 13BHUMIPURA 2019 |

14 | BHUMIPURA 2019 15BHUMIPURA 2019 |

TELADAN

Pengabdian Penjaga GarisBatas di Utara Negeri

Kutipan dari Margareth Chase Smith, seorang politisi

Amerika Serikat ini sangat tepat untuk menggambarkan Efta Daud dan Roni BinarCahyadi dalam menjalani

pekerjaan sebagai Kepala Pos Lintas Batas di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M-HH-02.GR.03.01 Tahun 2018Tentang Perubahan Keempat atasKeputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M-HH-01.GR.02.01 Tahun 2014 Tentang Tempat PemeriksaanImigrasi ditetapkan bahwa di Kabupaten Nunukan terdapat 3 (tiga) Pos Lintas Batas yaitu Long Midang, Lumbis dan Nunukan di bawah wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas II Nunukan.

Berada di sebelah barat Nunukan dan berbatasan darat dengan Sarawak danSabah (Malaysia), Pos Lintas Batas LongMidang yang dipimpin oleh Efta Daud memiliki wilayah kerja di 5 (lima)kecamatan yaitu Krayan Timur, KrayanTengah, Krayan Selatan, Krayan Barat, Krayan Induk, dan memiliki 4 (empat) jalur keluar masuk wilayah Indonesia danMalaysia yang 3 (tiga) di antaranyamasih jalan tikus ( Lembudud, Long Layu, Pa Betung.) Hanya di Desa Long Midang yang dapat dilintasi oleh kendaraan roda empat.

Efta Daud, biasanya dipanggil Efta,menjadi pegawai imigrasi dan bertugassebagai Kepala Pos Lintas Batas LongMidang sejak Agustus 2015. KepadaBhumipura, Efta menceritakan bahwasebelumnya Beliau mengabdi sebagai bidan di Puskesmas Long BawahKecamatan Krayan sejak Februari 1991 sampai Juli 2015.

Sang suami, Alm. Martinus Palung, yang juga telah bertugas dan mengabdi sebagai pegawai imigrasi sejak tahun 1991, wafat pada tahun 2013. Pengabdian suami yang luar biasa dalam menjaga perbatasan membuat Efta memutuskan untuk pindah dan melanjutkan tugas sang suami di Pos Lintas Batas Long Midang.

“Jarak Krayan dengan salah satu desa di Sarawak Malaysia sekitar 7 (tujuh) km yang dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau empat hanya butuh 1 (satu) jam berkendara, sedangkan perjalanan dari Krayan ke Nunukan hanya bisa ditempuh dengan transportasi darat (55 menit)menggunakan pesawat perintis yang frekuensinya jarang dengan jumlahpenumpang yang sangat sedikit. Kondisi ini yang membuat Krayan menjadi salah satu wilayah Indonesia yang cukup terisolir,”ungkap Efta menggambarkan kondisi geografis Krayan.

Tantangan yang dihadapi Efta selainakses yang minim, juga dikarenakanbentuk perlintasan yang masih tradisional menyebabkan daerah ini cukup rawanmasuknya narkoba. Efta yang dalamtugasnya dibantu oleh 3 (tiga) pegawai honor secara tulus melayani masyarakat sekitar dengan sekelumit permasalahan yang ada. Namun, tiada keluh yang terucap dalam menjalani amanat dan yang adahanyalah rasa bangga.

Selain Efta Daud, pegawai Imigrasiteladan lainnya, Roni Binar Cahyadi,menjadi Kepala Pos Lintas Batas di wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas II Nunukantepatnya di Lumbis. Roni, panggilanakrabnya, merupakan seorang putradaerah sehingga beliau tahu betulpermasalahan yang dihadapi masyarakat sekitar dalam mengakses layanan imigrasi.

Berbeda dengan Pos Lintas Batas Long Midang yang berbatasan langsung dengan Sarawak Malaysia, Pos Lintas Batas Lumbis tidak berbatasan langsung dengan negara lain, namun wilayah kerjanya di Labang berbatasan langsung dengan SabahMalaysia. Pos Lintas Batas Lumbis melayani warga perbatasan Kabupaten Malinau Kecamatan Lumbis, Kecamatan Lumbis Ogong, dan Kecamatan Sembakung Atulai.

Persoalan yang muncul adalah untuk mendapatkan pas lintas batas, wargaLabang harus ke Pos Lintas BatasLumbis yang berjarak sangat jauh danhanya dapat diakses melalui sungai harus ditempuh dengan kapal kayu. Demimenjawab persoalan ini, Roni yangbertugas di Pos Lintas Batas Lumbis pada 2006-2007, 2009-2010, 2013 sampaidengan sekarang, setiap beberapa bulan sekali memberikan pelayananKeimigrasian di Labang

Untuk mencapai Labang, Roni harus menggunakan kapal kayu kecilmenyusuri sungai dengan arus jeram yang kadang pasang kadang surut.Untuk melakukan perjalanan ini,diharuskan bekal makanan karena pada saat cuaca bagus dibutuhkan waktu 4(empat) jam perjalanan namun apabilasedang hujan waktu tempuh akan lebih lama dan memakan biaya sekitar 7 (tujuh) juta rupiah pulang pergi.

Ketiadaan akses darat sama sekaliantara Lumbis dan Labang, menjadikan sungai menjadi satu-satunya akses yang ada. Terbatasnya anggaran yangdialokasikan menyebabkan kegiatanjemput bola ini tidak dapat dilakukansecara rutin.

“Kami telah mengajukan anggaran oper-asional dan telah disetujui guna melakukan jemput bola pelayanan Pemberian PLB (Pas Lintas Batas) bagi warga perbatasan yang berada d hulu sungai perbatasan yaitu desa Labang dan sekitarnya mengingat jarak yang jauh dan biaya yang besar ketika mer-eka akan mengurus sendiri ke Posim Lumbis di desa Mansalong,” ungkap Roni.

Dihadapkan tantangan yang kompleks, namun semangat Efta Daud dan RoniBinar Cahyadi mengabdi kepadanegara dan melayani masyarakat tanpakenal pamrih begitu besar. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusiamengapresiasi memberikan piagampenghargaan pada Hari Bhakti Imigrasi ke 66 tahun 2016 kepada Efta Daud dan pada HBI ke 69 tahun 2019 kepada Roni Binar Cahyadi yang telah memberikan prestasi, dedikasi, kompetensi, dan kemampuan bekerja sama dalam melaksanakan tugas.

Foto:

Arif Rahman Suryaman

Teks:

Arum Apriliyana

Roni Binar Cahaya Kepala Pos Lintas Batasdi wilayah Kantor Imigrasi Kelas II Nunukan-Lumbis

Dalam pelayanan publik, tidak hanya bekerja secara efisien dan jujur, namun harus pula dengan dedikasi yang

sepenuhnya demi masyarakat dan negara.“

Efta Daud, Kepala Pos Lintas Long Midang Pos Imigrasi Krayan

16 | BHUMIPURA 2019 17BHUMIPURA 2019 |

KERJA KITA

SOLO – Sebagai salah satulangkah terobosan untuk‘jemput bola’ Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta hadirdalam pelayanan publiksecara langsung

di Solo Square, Sabtu dan Minggu(22-23/06).

“Kita melayani warga, karena itu kita datangi mereka. Kita ciptakan program pembuatan paspor di hari libur. Kita datangi tempat-tempat yang biasa mereka kunjungi di hari-hari libur. Kali ini kita coba di mall,” ujar Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPISurakarta, Said Ismail.

75 kuota tiap harinya disediakan untuk melayani pembuatan dan penggantian paspor habis masa berlaku, bahkan untuk penggantian paspor rusak dan melayani pengunjung yang ingin mendaftarumrah. Said mengatakan bahwa terobosan pelayanan ini bertujuan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan paspor, bahkan menunjukkan kalau pelayanan pembuatan paspor sangat mudah,sehingga masyarakat tidak perlu pusing dengan prosedur yang membingungkan.

Selama kuota masih ada, cukup dengan membawa e-KTP, Kartu Keluarga, dan Akta Kelahiran/Ijazah, masyarakat yang sedang berkunjung ke mall bisa sekalian membuat paspor dengan mudah. Prosespembuatannya pun lebih cepat, karena semua dilayani dalam satu lokasi, mulai dari pendaftaran, rekam data administrasi, dan foto. Pembayarannya pun lebih mudah karena dilakukan di bank persepsi atau kantor pos.

Melihat respon positif dari masyarakat tersebut, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta bermaksud untuk melakukan kegiatan ‘jemput bola’ serupa, “Hari ini di mal, selanjutnya kami rencanakan juga di area car free day, di lokasi-lokasi pameran atau bazar yang banyak dikunjungi warga. Pripsipnya kita melayani agar wargadimudahkan,” pungkasnya.

Pelayanan Paspor di Ladang SawitSementara itu, tidak jauh berbeda

dengan Imigrasi Surakarta, Staf Teknis Keimigrasian Konsulat Jenderal RIdi Kuching melakukan pelayananKeimigrasian bagi para Tenaga KerjaIndonesia yang berada di wilayah Bintulu, Sarawak, Malaysia pada Sabtu-Minggu(29-30/6).

Proses pengambilan data biometrikberupa foto dan sidik jari sekaliguswawancara dilakukan di ladangperkebunan kelapa sawit tempat para TKI bekerja. Pelayanan dilakukan di hari

Sabtu-Minggu pada saat TKI libur bekerja.

Konsul Jenderal RI di Kuching, Yonny Tri Prayitno melalui Staf Teknis Imigrasi pada KJRI Kuching, Ronny Fajar Purbamengatakan bahwa tujuan pelayanan ini untuk menertibkan dokumenKeimigrasian bagi para TKI. Pelayanan ini sekaligus menjadi wujud kehadirannegara dalam perlindungan terhadap WNI, utamanya dalam pencegahan TKINonprosedur di luar negeri.

“Kami hadir dengan sistem jemput bola untuk mendatangi para TKI langsung di ladang tempat mereka bekerja sehinggatidak perlu jauh-jauh ke kantor KJRI diKuching, “ ujarnya.

Ronny menegaskan bahwa penerbitan paspor menjadi solusi atas beberapapermasalahan yang kerap terjadi pada TKI di luar negeri. Ronny juga berpesan agar TKI taat pada aturan hukum di Malaysia.

Pada pelayanan jemput bola tersebut, KJRI Kuching hanya melayani WNI dengan kriteria sebagai berikut:1. WNI yang sudah mempunyai paspor tapi tidak mempunyai permit/izin tinggal di Malaysia, 2. WNI yang punya paspor, namun telah habis masa berlakunya dan habis masa izin tinggalnya.3. WNI tidak punya paspor, undocumented, tapi terdata pernah punya paspor RI (Biasanya untuk kasus TKI yang masuk Malaysia menggunakan paspor, lalu lari dari majikan, dan paspor ditahan oleh majikan).

Saat ini terdapat 154.864 TKI yang bekerja di wilayah Sarawak. Jumlah ini merupakan 95 persen dari total pekerja asing di Sarawak. Sementara itu terdapat sekitar 20 ribu TKI illegal yang tinggal dan bekerja di Sarawak.

Selama Januari - Juni 2019, KJRIKuching telah melaksanakan pelayanan ‘jemput bola’ bagi WNI sebanyak 12 kali, dengan jumlah WNI yang telah dilayanisebanyak 1.639 pemohon.

Di samping itu, KJRI Kuching juga telah memulangkan sejumlah 284 orang TKI yang bermasalah dengan hukum di Malaysia.Pelanggaran hukum yang dilakukan seperti overstay, tidak memiliki paspor, danmemalsukan cap paspor. Merekadipulangkan melalui Pos Lintas BatasNegara (PLBN) di Entikong, Sanggau,Kalimantan Barat.

Pelayanan ‘jemput bola’ inimendapatkan respon positif darimasyarakat. Hal itu ditunjukkan daritingginya animo masyarakat terhadap layanan ini. Hanya dalam waktu setengah jam, 75 kuota yang disediakan sudahterpenuhi.

Foto:

Dok. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surakarta

Teks:

Yolanda Rosylvia Juniar

MemudahkanMasyarakat DenganJemput Bola

18 | BHUMIPURA 2019 19BHUMIPURA 2019 |

KEBIJAKAN

Perkuat Pengawasan Perbatasan MelaluiEdukasi

Foto:

Dok. Direktorat Jenderal Imigrasi

Teks:

Dimas Nugroho

Indonesia adalah negara kepulauan yangsangat luas. Dengan jumlah pulau yang lebih dari 17ribu, dan berbatasan langsung dengan 10 negara (Malaysia, Singapura, Filipina,India, Thailand, Vietnam, Republik Palau,Australia, Timor Leste, dan Papua Nugini),

tentu wilayah yang berbatasan dengan negara lain sangat luas. Sebagian besar wilayah yangberbatasan dengan negara lain berupa perbatasan laut, sedangkan hanya 3 (tiga) negara yangberbatasan darat dengan Indonesia.

Sulitnya mengawasi perbatasan ternyatamenjadi peluang bagi sejumlah oknum yang ingin mengambil keuntungan dengan mengiming -iming calon Pekerja Migran Indonesia untuk mencari rezeki di negara lain, khususnya yang berbatasan langsung dengan Indonesia. Dilansir dari berita sindonews.com tanggal 30 Juni 2019 yang diakses pada tanggal 4 Juli 2019, di wilayah SarawakMalaysia saja terdapat 154.864 Pekerja MigranIndonesia. Jumlah ini merupakan 95% dari total pekerja asing di Sarawak, sementara itu masih ada lebih dari 20.000 yang tinggal dan bekerja secaraillegal.

Bagaimana Pekerja Migran Indonesia illegal tersebut bisa sampai masuk dan bekerja di luarnegeri, sedangkan di Pos Lintas Batas Negarapasti dilakukan pemeriksaan oleh imigrasisetempat? Menurut Valentino, petugas Imigrasi PLBN Entikong, banyak jalur tikus yang luput dari pengawasan. Jalur-jalur tersebut sangat banyak dan kerap dimanfaatkan oleh calo Pekerja Migran Indonesia untuk menyelundupkan calon Pekerja Migran Indonesia.

“Selain jalur darat, ternyata jalur laut pun kerapdimanfaatkan.”, jelas Valentino.

Hal tersebut diakui oleh Mawar (bukan namasebenarnya), seorang Pekerja Migran Indonesia asal Kupang yang kini bekerja sebagai staf administrasi di sebuah perusahaan perkebunan di Bintulu,Sarawak, Malaysia. Meski saat ini telah bekerjasecara legal, namun yang bersangkutan mengakui dirinya mengawali karirnya sebagai Pekerja Migran Indonesia secara illegal. Dijelaskan bahwa saat itu jalur laut menjadi pilihan untuk masuk ke Sabah, Malaysia, melalui Nunukan. Faktor ekonomimerupakan alasan mencari rezeki sebagai Pekerja Migran Indonesia secara illegal, selain faktorketidaktahuan mengenai prosedur bekerja secara resmi.“Saya diiming-imingi untuk bekerja di Malaysiatanpa mengurus apapun, ternyata dikirim untuk bekerja secara tidak benar” ucap Mawarmenceritakan asal mula bekerja di Malaysia.Hal senada dijelaskan oleh Arif (bukan namasebenarnya), seorang Pekerja Migran Indonesia asal Kupang yang kini bekerja di sebuah ladang sawit di Bintulu, Sarawak, Malaysia. Awalnya bekerja secara illegal setelah ditipu oleh calo TKI untuk bekerja di Malaysia. Diakui olehnya dengan membayarsejumlah uang, maka calo tersebut mengirimnya ke Malaysia melalui jalur tikus tanpa dokumen yang diperlukan.

“Padahal biaya yang dibutuhkan untukmengurus dokumen resmi tidak semahal yangdiminta oleh calo tersebut”, ucap Arif menceritakan pengalamannya.

Sebenarnya tidak ada yang salah denganmenjadi Pekerja Migran Indonesia, selama prosedur resmi telah dijalani dengan baik. Yang menjadimasalah adalah masih banyak WNI yang tertipu menjadi Pekerja Migran Indonesia tanpa prosedur resmi. Mengapa banyak WNI yang nekat untuk bekerja secara non prosedural di luar negeri? Menurut Ronny Fajar Purba, Atase Keimigrasian Konsulat Jenderal Republik Indonesia Kuching, hal tersebut banyak disebabkan ketidaktahuanmengenai prosedur resmi dan risiko yang akandihadapi apabila nekat untuk bekerja tanpa prosedur yang benar.

Menyikapi hal tersebut, Ronny berpendapatbahwa faktor ketidaktahuan mengenai prosedur dan risiko merupakan hal yang harus ditangani.Siapa yang bertanggung jawab untukmemberikan edukasi? Masih menurut Ronny untuk Pekerja Migran Indonesia yang telah berada di luar negeri merupakan tanggung jawab Perwakilan RI, di mana untuk daerah Sarawak, Malaysia, merupakan tanggung jawab KJRI Kuching. Bentuk edukasinya seperti pada saat kegiatan jemput bola pelayanan paspor Pekerja Migran Indonesia, selain diberikan pelayanan penerbitan paspor, juga diberi edukasi mengenai prosedur dan risiko apabila tetap nekat bekerja tanpa dokumen yang resmi.

Namun untuk mencegah Pekerja MigranIndonesia illegal sebelum berada di luar negeriseharusnya merupakan tanggung jawab dari Kantor Imigrasi seluruh Indonesia, khususnya KantorImigrasi yang berada di kantong-kantong TKI.

“Edukasinya bisa berupa sosialisasi langsungkepada para calon Pekerja Migran Indonesia,maupun dengan bekerjasama dengan aparatmaupun tokoh setempat dalam memberikanpemahaman kepada masyarakat di wilayahkerjanya”, jelas Ronny kepada tim redaksi.

Dengan edukasi yang baik kepada masyarakat, diharapkan jumlah Pekerja Migran Indonesia secara non-prosedural melalui jalan tikus akan berkurang dan para calon Pekerja Migran Indonesia yangtelah memiliki dokumen yang lengkap akanmemilih untuk ke luar negeri melalui jalur legal,sehingga memudahkan petugas di perbatasanuntuk melakukan pengawasan. (DN)

Kegiatan Edukasi & Sosialisasi KepadaMasyarakatMengenai Prosedur dan risikoSebagai Pekerja Migran Indonesia

20 | BHUMIPURA 2019 21BHUMIPURA 2019 |

Jenis Dan TarifAtas Jenis PNBPKeimigrasianDiperbarui

Teks:

Putrima Obara

Pemerintah baru saja menerbitkan PeraturanPemerintah No.28 Tahun 2019 tentang Jenis danTarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Kementerian Hukum dan Hak AsasiManusia (Kemenkumham) (“PP 28/2019”), mengingat adanya penyesuaian jenis dan tarif atas jenis PNBP

pada Kemenkumham. PP 28/2019 merupakan peraturan pengganti dari Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP yang Berlaku pada Kemenkumham (“PP 45/2014”).

Salah satu jenis PNBP yang berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah penerimaan dari pelayananKeimigrasian. Pada esensinya, PP 29/2018 mengubah sejumlah ketentuan terkait pelayanan Keimigrasian yang mengatur hal-hal berikut:

1. Subjek penerima tarif Rp 0,00 (nol rupiah) dari pelayanan Keimigrasian tertentu; dan2. Perubahan tarif dan jenis PNBP Direktorat Jenderal Imigrasi.

Perlu diingat bahwa sebelum diterbitkannya PP 28/2019 ini, PP 45/2014 sudah mengalami perubahan beberapa kali sebagaimana terakhir kali diubah dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas PeraturanPemerintah Nomor 45 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP yang Berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak AsasiManusia (PP 45/2016”).

Subjek penerima tarif PNBP Rp 0,00 (nol rupiah) dari pelayanan Keimigrasian tertentu.

Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 5 PP 28/2019, untukbeberapa PNBP yang berasal dari pelayanan Keimigrasian yaitu paspor biasa, Surat Perjalanan Laksana Paspor Republik Indonesia, visa, dan izin Keimigrasian, pemerintah dalam hal ini DirektoratJenderal Imigrasi, memberikan kebijakan kepada subjek tertentu untuk mendapatkan tarif Rp 0,00 (nol rupiah).

Dengan diterbitkannya PP 28/2019, ada beberapa perbedaanantara subjek yang berhak menerima tarif PNBP Rp 0,00 (nol rupiah) dari pelayanan Keimigrasian tertentu sebagai berikut:

Hal yang menarik dari perubahan ketentuan dari penerima tarif PNBP Rp 0,00 (nol rupiah) dari PP 28/2019 adalah Warga NegaraIndonesia yang tidak mampu dan menetap di luar wilayah Indonesia sekarang merupakan salah satu subjek penerima tarif PNBP Rp 0,00 (nol rupiah). Dalam praktiknya, kebijakan ini perlu diawasi dengan ketat agar kebijakan pemberian paspor dengan cuma-cuma initidak dijadikan modus penyalahgunaan oleh subjek penerima paspor tersebut.

Perubahan tarif dan jenis PNBP Direktorat Jenderal ImigrasiDalam PP 28/2019, ada beberapa perbedaan jumlah besaran tarif dan penghapusan serta penambahan jenis PNBP dari peraturansebelumnya, yang berasal dari pelayanan Keimigrasian yangmenjadi highlight, sebagaimana berikut:

1. Dokumen Perjalanan Republik Indonesia

Dengan diterbitkannya PP 28/2019, Paspor biasa dan Paspor Bia-sa Elektronik 24 Halaman resmi dihapuskan, oleh karena itu, paspor yang tersedia adalah Paspor biasa dan Paspor Biasa Elektronik 48 halaman, yang mana tarifnya turun Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah) dari tarif sebelumnya menjadi Rp 650.000,- (enam ratus lima puluh ribu rupiah) per permohonan. Ketentuan tentang tarif terkait paspor yang hilang/rusak baik yang disebabkan karena bencana alam dan awak kapal yang kapalnya tenggelam yang sebelumnya diatur di PP 45/2016 dihapus dengan diterbitkannya PP 28/2019 ini.

Sebagai gantinya, tarif untuk paspor hilang dikenakan sebesar Rp. 1.000.000,- (sejuta rupiah) per buku dan tarif untuk paspor baru dikenakan sebesar Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah) per buku. Yang menarik dari diterbitkannya PP 29/2018 ini adalahditambahkannya satu ketentuan tentang Layanan Percepatan Paspor Selesai Pada Hari Yang Sama dengan tarif sebesarRp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) per permohonan.

2. Visa

Dalam PP 28/2019, klasifikasi jenis visa tinggal terbatas dibagihanya menjadi 2 (dua) jenis yaitu visa tinggal terbatas dan visatinggal terbatas saat kedatangan. Sedangkan untuk visa kunjungan saat kedatangan, hanya berlaku untuk masa berlaku 30 (tiga puluh) hari dan tarif PNBP dalam negeri nya dipungut dalam mata uangrupiah (sebelumnya dipungut dalam mata uang dolar AmerikaSerikat). Untuk persetujuan visa Direktur Jenderal Imigrasi terjadi kenaikan tarif menjadi Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) perpermohonan.

3. Izin Keimigrasian

Ketentuan jenis tarif baru yang diatur dalam PP 28/2019 terkait Izin Keimigrasian adalah sebagaimana berikut:

a. Perpanjangan Izin Kunjungan Masa Berlaku 60 (enam puluh) hari. Tarif yang dikenakan adalah Rp 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah ) per permohonan;b. Izin Tinggal Terbatas Masa Berlaku Paling Lama 6 (enam) bulan. Tarif yang dikenakan adalah Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah ) per permohonan;c. Izin Tinggal Terbatas Masa Berlaku Paling Lama 1 (satu) tahun. Tarif yang dikenakan adalah Rp 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah ) per permohonan;d. Izin Tinggal Terbatas Masa Berlaku Paling Lama 2 (dua) tahun. Tarif yang dikenakan adalah Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah ) per permohonan;e. Pemberian Izin Tinggal Tetap Masa Berlaku 5 (lima) tahun. Tarif yang dikenakan adalah Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah ) per permohonan;f. Pemberian Izin Tinggal Tetap Untuk Jangka Waktu Yang Tidak Terbatas. Tarif yang dikenakan adalah Rp 12.000.000,- (dua belas juta rupiah ) per permohonan

Beberapa hal penting yang dapat dicatat terkait jenis PNBP Izin Keimigrasian yang diatur dalam PP 28/2019 ini adalah sebagai berikut:

(1) perpanjangan izin tinggal terbatas atau penggantian kartu izin tinggal terbatas rusak/hilang dihapus dan digantikan dengan pembuatan izin tinggal terbatas baru;(2) Adanya penyederhanaan jenis PNBP izin tinggal yang sebel umnya terdiri dari elektronik dan non-elektronik, maka sekarang menjadi satu tarif layanan izin tinggal.

PP 28/2019 ditetapkan pada tanggal 18 April 2019 dan mulai berlaku setelah 15 (lima belas) hari terhitung sejak tanggal diundangkan.

Rp

22 | BHUMIPURA 2019 23BHUMIPURA 2019 |

SinergiKemenkumham-Pemkot Hasilkan Gedung BaruKanim Bekasi

Foto:

Dok. Direktorat Jenderal Imigrasi

Teks:

Putrima Obara

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H. Laoly meresmikan gedung baru Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Bekasi pada Rabu (10/7). Gedung baru ini dibangun setelah melalui Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Kota Bekasi dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia nomor 217/W11.IMI.IMI.8.UM.01.01-1069 tahun 2016.Pembangunan gedung Kantor Imigrasi dengan area seluas 5,020

m2 berlokasi di Jl. Perjuangan, Kel. Teluk Pucung, Bekasi Utara, Kota Bekasi. Tanah seluas 4,020 m2 dipergunakan untuk gedung kantor, sedangkan tanah seluas 1,000 m2 dipergunakan untuk mess atau asrama pegawai.

Perjalanan pembangunan gedung kantor baru ini cukup panjang dan berliku. Diawali dengan dengan penandatanganan notakesepahaman antara Pemkot Bekasi dengan Kementerian Hukum dan HAM (Kemkumham) pada 2016. Setahun kemudian Pemkot Bekasi menggelontorkan dana APBD sejumlah Rp 31,8 miliar untuk membangun gedung baru itu.

Selanjutnya untuk mengisi perabotan dan perlengkapan kantorn-ya, Kemenkumham mengucurkan dana sendiri. Model “kolaborasi” antara pemerintah pusat dan daerah semacam itu merupakanterobosan yang unik. Menkumham Yasonna pun mengatakanmodel kerja sama seperti ini perlu dilakukan dalam rangkapeningkatan pelayanan Keimigrasian dengan mengedepankanaspek-aspek pelayanan publik yang representative. Dirinyaberpesan juga kepada para Kepala UPT Kemenkumham agarmencontoh pola kerja sama ini.

“Ini upaya terobosan, sehingga pembangunan ini dapatdilaksanakan. Ini kerja sama antara instansi pemerintah pusat dan daerah. Saya sangat mengapreasiasi dan menghargai bantuan Pak Walikota yang memberikan bantuan gedung ini, tidak tanggung- tanggung. Bangunan dan fasilitasnya cukup baik,” ujar Yasonnadalam sambutannya.

Gedung utama Kantor Imigrasi terdiri 6 (enam) lantai, masjid dan pos jaga. Proyeksi ke depan, Kantor Imigrasi Bekasi berencana menyelesaikan sarana pendukung layanan di antaranya area parkir dan sarana layanan perkantoran dalam rencana anggaran tahun 2020.

Lantai basement yang terletak di paling bawah terdiri dari lahan parkir, control room security, pos keamanan, dan ruang deteni.Untuk lantai 1 (satu) digunakan untuk pelayanan bagi Warga Negara Indonesia (WNI), dengan fasilitas 11 booth foto dan wawancara, loket customer service, loket customer care, ruang bermain anak, nursery room, ruang cetak paspor, loket pengambilan paspor, ruang tunggu, dan ruangan ramah berbasis HAM. Lantai 2 (dua) digunakan untuk pelayanan bagi Warga Negara Asing (WNA) seperti 4 (empat) loketpelayanan izin tinggal, 2 (dua) booth foto dan biometrik, ruanganarsip, lounge VIP, serta ruangan tunggu bagi pemohon.

Tanggapan positif disampaikan oleh Walikota Bekasi Rahmat Ef-fendy ketika hadir dalam perersmian tersebut. Rahmat mengatakan bahwa kolaborasi ini merupakan yang pertama kalinya di Indone-sia. Kerja sama dalam penggunaan APBN dan APBD secara bersama menjadi penopang dalam pembangunan infrastruktur pelayanan publik Keimigrasian.

“Saya kira, kalau Anda mau mencari kabupaten atau kota lain,enggak akan ketemu role kerja sama begini. Inilah role modelcara berpikir think out of the box pemerintah. Sekarang ini mungkin(Kantor Imigrasi) kelas II, tapi fasilitasnya seperti ini saya yakinsebentar lagi jadi kelas I,” kata Rahmat disambut tepuk tangan para hadirin.

Pelayanan Imigrasi yang sebelumnya diadakan di Kompleks GOR Bekasi dialihkan ke kantor baru yang berlokasi di sebelah Kantor Kelurahan Teluk Pucung itu. Rahmat Effendi mengaku banggadengan berdirinya Kantor Imigrasi baru di wilayahnya. Hal inikarena warga Bekasi kerap kesulitan terkait jarak yang cukup jauh untuk menuju Kantor Imigrasi.

Jika dahulu warga Bekasi harus mengurus paspor di Jakarta Timur atau Karawang, maka kini bisa mengurus di Kantor Imigrasi di kotanya sendiri. Kemudahan akses menuju Kantor Imigrasi menjadi satu aspek yang dipertimbangkan oleh Pemkot Bekasi untukmenawarkan diri berkolaborasi dengan Kemenkumham dalam membangun gedung layanan publik Keimigrasian. Selain Kantor Imigrasi, Pemkot Bekasi juga memfasilitasi pelayanan Keimigrasian di Mall Pelayanan Publik.

“Kami bangga, enggak perlu lagi ke Cipinang atau Karawanghanya untuk bikin paspor. Cukup di sini saja. Mungkin saya enggak akan lihat lagi 200-300 warga saya antre di Kantor Imigrasi,” kataRahmat optimistis.

24 | BHUMIPURA 2019 25BHUMIPURA 2019 |

OPINI

Meneropong PerbatasanNegara dalam NawacitaJilid Dua

Foto:

Dok. Direktorat Jenderal Imigrasi

Teks:

Reza Riansyah A.Kantor Imigrasi Kelas I TPI Semarang

Tak terasa program Nawacita jilid satu mendekati titik akhir sejak dicanangkan oleh Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada tahun 2014. Dari sembilan poin yang tercantum, poin ketiga begitu menarik perhatian, membangun negara daripinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam rangka negara kesatuan. Karena selama ini, perbatasan negara seolah terlupakan dan tidak terurus. Hal ini dapat dilihat pada berita-berita masa lalu, jika muncul masalah pencaplokanpatok perbatasan atau klaim sepihak oleh negeri tetangga,masyarakat, dan pemerintah pusat langsung seolah-olah kebakaran jenggot sambil berteriak-teriak perang dan rebut kembali, tanpaberusaha memahami masalah sebenarnya. Setelah tak adapemberitaan lebih lanjut, perbatasan negara kembali dilupakan, dan tenggelam di antara isu-isu nasional lainnya.

Nawacita jilid satu telah dijalankan oleh pemerintah dengan membangun kawasan perbatasan yang tidak hanya khusus di zona inti Pos Lintas Batas Negara (PLBN) seperti bangunan utama,bangunan pemeriksa terpadu kedatangan, klinik,carwash/disinfectant, jembatan timbang, pemindai truk, bangunan pemeriksaan keberangkatan, gudang sita, kennel, bangunanutilitas, bangunan check point, dan monumen. Namun juga jalan paralel perbatasan, jalan akses menuju pos lintas batas danpengembangan infrastruktur permukiman di kawasan perbatasan seperti pembangunan jalan lingkungan, drainase, pengelolaan sampah, dan penyediaan air bersih, termasuk juga pasar sebagai sarana pendukung perkembangan ekonomi masyarakat setempat.

Hasilnya dapat dilihat pada PLBN Entikong, Aruk dan Nanga Badau di Kalimantan Barat, PLBN Skouw di Papua, PLBN Wini,Motaasin dan Motaain di Nusa Tenggara Timur sebagaipembangunan tahap pertama berdasarkan InPres Nomor 6 Tahun 2015. Selanjutnya sesuai Inpres Nomor 1 Tahun 2019, pada tahap kedua akan dibangun 11 pos perbatasan lainnya. Dengan empat prioritas utama tahun 2019 yaitu PLBN Jagoi Babang di Bengkayang Kalimantan Barat, PLBN Sota di Merauke Papua, PLBN Sei Pancang Sebatik dan PLBN Long Midang di Nunukan Kalimantan Utara.Sementara tujuh pos perbatasan lainnya yang juga masuk tahap kedua yakni Serasan di Natuna Kepulauan Riau, Oepoli dan Napan di Nusa Tenggara Timur, Yetetkun di Boven Digul Papua, Jasa Sei Kelik di Sintang Kalimantan Barat, Long Nawang Malinau dan Labang di Nunukan, keduanya di Kalimantan Utara.

26 | BHUMIPURA 2019 27BHUMIPURA 2019 |

Perlu diingat bahwa tujuh namaterakhir merupakan pos lintas batastradisional yang statusnya kelak akan naik kelas menjadi PLBN. Sementara itu di sisi laut, pembangunan pos perbatasan dipulau-pulau terluar juga terus dilakukan seperti di Pulau Miangas dan Maroredi Sulawesi Utara, Pulau Morotaidi Halmahera Utara, dll. Keseriusanpemerintah juga terlihat denganditetapkannya 111 pulau-pulau kecilterluar ke dalam zona geografis Indonesia berdasarkan Keppres Nomor 6 tahun 2017.

Dengan segala pencapaian dalamrencana strategis ini, maka dalampengelolaan perbatasan ke depannya membutuhkan partisipasi aktif dariberbagai lembaga pemerintah danpemerintah daerah selain tentunyamasyarakat perbatasan sebagaipemilik wilayah secara turun temurun.

Luasnya wilayah perbatasan punmenjadi perhatian penting pemerintahpusat, terlebih bagi trio lembaga yangmenjadi tulang punggung penegakkedaulatan negara di perbatasan, yakni Karantina Kesehatan, Imigrasi, dan Bea Cukai atau yang lebih dikenal sebagai CIQ (Custom, Immigration, and Quarantine). Tantangan dan dinamika yang dihadapi petugas di pos perbatasan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga (outer border) tentu sangat jauh berbeda dengan yang dihadapi petugas di bandar udarainternasional dan pelabuhan lautinternasional (inner border). Tanpamembandingkan danmengesampingkan perbedaan di antara keduanya, pada dasarnya ada banyakpotensi yang dapat dimaksimalkan dari program Nawacita di bidangpengembangan perbatasan negara ini.

Luasnya wilayah perbatasan punmenjadi perhatian penting pemerintahpusat, terlebih bagi trio lembaga yangmenjadi tulang punggung penegakkedaulatan negara di perbatasan, yakni Karantina Kesehatan, Imigrasi, dan Bea Cukai atau yang lebih dikenal sebagai CIQ (Custom, Immigration, and Quarantine). Tantangan dan dinamika yang dihadapi petugas di pos perbatasan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga (outer border) tentu sangat jauh berbeda dengan yang dihadapi petugas di bandar udarainternasional dan pelabuhan lautinternasional (inner border). Tanpamembandingkan danmengesampingkan perbedaan di antara keduanya, pada dasarnya ada banyakpotensi yang dapat dimaksimalkan dari program Nawacita di bidangpengembangan perbatasan negara ini.

Pertama, kesiapan infrastrukturpendukung telah mendapat jaminan dari pemerintah pusat. Karena sebagai bagian dari Nawacita jilid satu, pembangunaninfrastruktur ini juga telah dimasukkan ke dalam Rencana Induk PengelolaanPerbatasan Negara dengan leadingsektornya adalah Badan NasionalPengelola Perbatasan. Sarana danprasarana dalam melakukan tugas danfungsi keimigrasian di PLBN tentu tidak menjadi persoalan lagi, baik dari sisibangunan, kelistrikan, jaringan data,ruangan/area yang menjadi bataskewenangan imigrasi, dll. Melalui sinergi dan kerjasama antar lembaga,infrastruktur pendukung dapat diatur lebih lanjut dalam skala yang lebih luas seperti fasilitas pemukiman berupa tempat tinggal bagi pegawai imigrasi beserta keluarganya di setiap PLBN.

Kedua, jika diterawang ke berbagailiteratur, media massa, media daring, dan pernyataan tokoh politik nasionalmengenai arah, tujuan dan fokus kabinet pemerintahan ke depannya. Terdapatbeberapa sumber yang menyatakan bahwa Nawacita jilid dua akan berorientasi pada penguatan sumber daya manusia (SDM) yang andal, baik masyarakat umummaupun pegawai pemerintahan, untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0 melalui langkah strategis yang di antaranya adalah penguatan kemampuan riset dan pengembangan inovasi, serta akselerasiadopsi teknologi.

Kesenjangan kemampuan pegawai di daerah perbatasan dapat ditingkatkan melalui riset dan pelatihan yang persisten dan konsisten dalam perspektif yanglebih luas, seperti sosiologi danantropologi Keimigrasian masyarakatperbatasan negara, pelatihan, danmanajemen teknologi SIMKIM 2.0; Ketiga,adalah menguatkan kontribusi positifimigrasi yang telah aktif berpartisipasi dan berkoordinasi integral bersama lembagapemerintahan lainnya dalammengelola dan memberdayakanperbatasan negara secara maksimal.

Meski tidak dapat dipungkiri bahwauntuk mengurus 93 unit TPI Pelabuhan Laut, 34 unit TPI Bandar Udara, 8 unit PLBN, 40 unit Pos Lintas Batas Darat, dan 27 unit Pos Lintas Batas Perairan,merupakan tugas yang tidak mudah,belum lagi mengorganisasikan sumber daya Pejabat Imigrasi ke seluruh TPItersebut, maka dibutuhkan penguatansecara kelembagaan untukmemaksimalkan pengaturan danpengawasan TPI, serta memudahkankoordinasi lintas instansi secara integralistik di bidang perbatasan negara.

Salah satunya yang menarik untukdikaji secara spesifik dan mendalamadalah melalui pengembangan direktorat khusus untuk menangani perbatasannegara yang selama ini dijalankan oleh Sub Direktorat Tempat Pemeriksaan Imigrasi di bawah koordinasi Direktorat Lalu Lintas Keimigrasian.

Pada akhirnya, pengembanganperbatasan negara melalui program Nawacita ini akan selalu menjadi perhatian penting. Karena sebagai program prioritasPresiden Joko Widodo, pembangunanberanda negara, baik infrastruktur fisik maupun masyarakatnya, akan terusdikebut untuk mengejarketertinggalannya selama ini.Pembangunan infrastruktur fisik,penguatan SDM yang andal, dan kerjasama perbatasan negara secara intergralistiklintas instansi menjadi kontribusi luar biasa penguatan beranda negara dariberbagai macam ancaman internal daneksternal kejahatan transnasional yang tak jarang mengincar jalur perbatasan negara, sehingga bukan tidak mungkin suatu saat nanti perlu juga untuk membentuk Tim Pengawasan Keimigrasian PerbatasanNegara.

PLBN Aruk Sambas

28 | BHUMIPURA 2019 29BHUMIPURA 2019 |

Sepanjang tahun 2018 Direk-torat Jenderal Imigasi telahmelakukan penundaan 5.785permohonan paspor yangdiduga akan menjadiTenaga Kerja Indonesia Non

Prosedural (TKI NP) di 125 Kantor Imigrasi di seluruh Indonesia serta penundaankeberangkatan bagi calon TKI NP di 25 TPI seluruh Indonesia sebanyak 408 orang. Hal ini terdapat pada Siaran Pers CapaianKinerja dan Isu StrategisKeimigrasian Direktorat Jenderal ImigrasiTahun 2018. Capaian ini tentu sedikitbanyak merefleksikan bahwa Direktorat Jenderal Imigrasi telah melaksanakan fungsi pengawasan bagi calon tenagakerja Indonesia yang diduga akan menjadi TKI NP.

Tenaga Kerja Indonesia Non Prosedural dikhawatirkan merupakan pintu gerbang menuju praktik tindak pidana perdagangan orang. Menurut Pasal 1 ayat 1 UU No. 21Tahun 2007 Tentang PemberantasanTindak Pidana Perdagangan Orang,Perdagangan Orang adalah tindakanperekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, ataupenerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan,penculikan, penyekapan, pemalsuan,penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang laintersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuaneksploitasi atau mengakibatkan orangtereksploitasi.

Tenaga Kerja Indonesia Non Prosedural dikhawatirkan merupakan pintu gerbang menuju praktik tindak pidana perdagangan orang. Menurut Pasal 1 ayat 1 UU No. 21Tahun 2007 Tentang PemberantasanTindak Pidana Perdagangan Orang,Perdagangan Orang adalah tindakanperekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, ataupenerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan,penculikan, penyekapan, pemalsuan,penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang laintersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuaneksploitasi atau mengakibatkan orangtereksploitasi.

Secara Keimigrasian hal ini tertuang pada Pasal 89 Ayat (1), (2), dan (3) UU No 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian yangberbunyi, Ayat 1, Menteri atau PejabatImigrasi yang ditunjuk melakukanupaya preventif dan represif dalam rangka mencegah terjadinya tindak pidanaperdagangan orang danPenyelundupan Manusia. Ayat (2), Upaya preventif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan: a. pertukaran informasi dengan negara lain daninstansi terkait di dalam negeri, meliputi modus operandi, pengawasan danpengamanan Dokumen Perjalanan, sertalegitimasi dan validitas dokumen; b. kerja sama teknis dan pelatihan dengan negara lain meliputi perlakuan yang berdasarkan peri kemanusiaan terhadap korban,pengamanan dan kualitas DokumenPerjalanan, deteksi dokumen palsu,pertukaran informasi, serta pemantauan dan deteksi Penyelundupan Manusiadengan cara konvensional dannonkonvensional;

c. memberikan penyuluhan hukumkepada masyarakat bahwa perbuatanperdagangan orang dan Penyelundupan Manusia merupakan tindak pidana agar orang tidak menjadi korban;

d. menjamin bahwa DokumenPerjalanan atau identitas yang dikeluarkan berkualitas, sehingga dokumen tersebut tidak mudah disalahgunakan, dipalsukan, diubah, ditiru, atau diterbitkan secaramelawan hukum; dan e. memastikanbahwa integritas dan pengamananDokumen Perjalanan yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh atau atas namanegara untuk mencegah pembuatandokumen tersebut secara melawan hukum dalam hal penerbitan dan penggunaannya.

Menurut International Public Migrant Commission, para pelaku melakukanbeberapa hal untuk menjerat korban,antara lain memberikan pinjaman,sehingga korban terjerat hutang, menahan paspor agar korban tidak bisa melarikan diri, memberi tahu korban bahwa status mereka illegal dan akan dipenjara sebelumdideportasi dan membuat korbanbergantung pada pelaku.

Imigrasi memegang peranan pentingdalam upaya pencegahan perekrutan Calon Tenaga Kerja Indonesia Non Prosedural (TKI NP), Kementerian Hukum dan HAMtergabung dalam gugus tugaspenanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang yang dibentuk oleh PresidenRepublik Indonesia berdasarkan Perpres No. 69 Tahun 2008 Tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan TindakPidana Perdagangan Orang.

Eksistensi Imigrasi DalamPenanganan Tenaga Kerja IndonesiaNon Prosedural

Foto:

Dok. Direktorat Jenderal Imigrasi

Teks:

Yudhistira JatmikoKantor Imigrasi Kelas ITPI Bandar Lampung

30 | BHUMIPURA 2019 31BHUMIPURA 2019 |

Permohonan paspor merupakan salah satu filter awal dalam mencegah Tenaga Kerja Indonesia Non Prosedural (TKI NP) selain tentunya Dinas Tenaga Kerja tingkat Provinsi ataupun Kabupaten/Kota selaku penerbit surat rekomendasi permohonan paspor. Menurut Pasal 3 dan 4Permenkumham No. 9 Tahun 2012Tentang Penerbitan Paspor Biasa Bagi Calon Tenaga Kerja Indonesia, para calon tenaga kerja harus melakukanpermohonan pada Kantor Imigrasi yang masih berada dalam provinsi yang sama dengan domisilinya serta melampirkansurat rekomendasi permohonan paspor calon tenaga kerja Indonesia yangditerbitkan oleh Dinas Tenaga KerjaProvinsi atau Kabupaten/Kota yang sesuai dengan domisili.

Dalam surat tersebut terdapat ID TKI dan nomor rekomendasi yang dapatdivalidasi lewat laman interkoneksiBNP2TKI dan Direktorat Jenderal Imigrasi.

Hal tersebut dimaksudkan agarmemudahkan pengawasan lapangan saat ditemukan keraguan terhadap keabsahan dokumen persyaratan maupun keterangan saat wawancara. Dalam praktiknya,berbagai modus yang dilakukan oleh calon TKI NP ataupun perekrutnya antara lainfraudulent atau penipuan. Pada modus ini yang bersangkutan memalsukan datapersyaratan permohonan paspor,seperti KTP, KK ataupun Akta Kelahiran. Sering ditemui TKI NP atau perekrut

memalsukan datanya untuk mengubah tahun lahirnya agar lebih tua karenasejatinya sang calon masih di bawah umur minimal untuk bekerja ataupunmemalsukan KTP dan KK agar domisilinya sesuai dengan Kantor Imigrasi maka butuh ketelitian lebih bagi petugas imigrasi dalam memeriksa dokumen persyaratan.

Banyak cara yang dapat dilakukan mulai dari mengecek Nomor IndukKependudukan (NIK) melalui aplikasi pada Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) yang terkoneksi dengan basis data kependudukan dan catatan sipilhingga memperhatikan fitur-fiturpengaman dan spesifikasi yang terdapat pada KTP, KK, dan Akta Kelahiran yangdiatur dalam Keputusan Menteri Nomor 94 Tahun 2003 Tentang Spesifikasi Pengadaan dan Pengendalian Blangko Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, Buku Register Akta, dan Kutipan Akta Catatan Sipil.

Pemalsuan dokumen ini nantinya akan menyulitkan bagi pemilik paspor saat penggantian selanjutnya, seringkali ditemui para eks TKI NP saat penggantian paspor menggunakan dokumenkependudukan asli dan akhirnya terjadi perbedaan dengan data lama, karena data lama merupakan data yang dipalsukan oleh perekrut TKI saat mereka bekerjasebelumnya.

Modus lain yang mungkin ditemuiadalah alteration atau perubahan,yakni pelaku mengubah data yang ada pada paspor lama, seperti mengganti biodata atapun mengganti foto, dengan sistem informasi Keimigrasian yang terus diperbaiki.

Modus ini sudah sangat sulitdilakukan, namun sebagai petugasimigrasi kita harus senantiasamemperhatikan secara detail terkait paspor penggantian. Saat memberikan keterangan, biasanya calon TKI NP akan mengemukakan bermacam tujuanpembuatan paspor seperti umroh,magang, beasiswa ataupun mengunjungi sanak saudara.

Terkadang mereka melampirkan paspor sanak saudara dan tiket kembali, untuk mengantisipasi hal ini petugas imigrasiharus memperhatikan gerak gerik dangestur yang ditampilkan oleh pemohon. Ajukanlah pertanyaan yang memaksapemohon untuk mengingat, galiinformasi sedalam mungkin mengenaitujuannya tersebut.

Dalam setiap kesempatan, berikanlah edukasi bagi para calon tenaga kerjaIndonesia maupun penyalur tenaga kerja, berikan informasi mengenai peraturan, regulasi internasional ataupun hal-hal yang timbul jika menjadi TKI NP dan berikan pengertian bahwa tindak pidanaperdagangan orang merupakan kejahataninternasional, karena hal tersebutmerupakan bagian upaya preventif dariDirektorat Jenderal Imigrasi.

Tenaga Kerja Indonesia Non Prosedural, menurut hemat saya, merupakan sumber praktik TPPO dikarenakan pada praktiknya mereka sering diharuskan bekerja dalam keadaan yang sangat buruk, mendapat perlakuan kasar, tidak menerima upahsecara penuh dan terkadang tidakmemegang sendiri dokumen identitas dan dokumen perjalanannya serta adabeberapa kasus menggunakan paspordengan identitas palsu yang disediakanpihak ketiga.

Hal ini merupakan indikator-indikator dari Tindak Pidana Perdagangan Orang yang disebutkan oleh Sekretariat Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang pada Laporan Pencegahan dan Penanganan TindakPidana Perdagangan Orang tahun 2015.

Perdagangan orang merupakan salah satu bentuk kejahatan internasional yang bertentangan dengan harkat dan martabat manusia serta melanggar Hak AsasiManusia, sehingga dibutuhkanpenanganan secara konkret,komperhensif serta keterlibatan seluruh unsur baik pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya.Kementerian Hukum dan HAM dalam hal ini Direktorat Jenderal Imigrasi harusterus melakukan upaya preventif maupun represif untuk menanggulangi TindakPidana Perdagangan Orang sebagai bagian dari upaya pemerintah dan melaksanakan amanat dari Undang-UndangKeimigrasian.

Pelayanan Paspor bagi Tenaga Kerja Indonesia di Kuching

Pelayanan Paspor bagi Tenaga KerjaIndonesia di Kuching

32 | BHUMIPURA 2019 33BHUMIPURA 2019 |

Staf Teknis Imigrasi Konsulat Jenderal RepublikIndonesia (KJRI) Kota Davao telah menyelesaikanrangkaian kegiatanRegistrasi dan Konfirmasi

Kewarganegaraan warga keturunanIndonesia (Persons of IndonesianDescent-PIDs) tanggal 17-22 Juni 2019 di kota General Santos Mindanao SelatanFilipina yang merupakan daerahkonsentrasi orang Indonesia di Mindanao Selatan. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Konsul Jenderal RI Kota Davao, DickyFabrian.

Delegasi pemerintah Indonesiaterdiri dari KJRI Davao City, TimPerbantuan Teknis (Perbanis) Direktorat Jenderal Imigrasi dan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum. Sedangkan delegasi pemerintah Filipina terdiri dariDepartment of Justice, Bureau ofImmigration, Public Attorney Office dengan asistensi kantor UNHCR Manila.

Konsul Jenderal RI Kota Davao, Dicky Fabrian melalui Staf Teknis Imigrasi,Galih Perdana mengatakan penentuanstatus kewarganegaraan dilakukan oleh Tim Perbanis melalui assessment,kemudian ditindaklanjuti denganpenerbitan surat keterangan penegasan status kewarganegaraan Indonesia.“Pelaksanaan registrasi dan konfirmasikewarganegaraan PIDs ini merupakanhasil kesepakatan dua negara dalam Joint Committee on Bilateral Cooperation (JCBC) pada tahun 2014,” ujarnya.

Atas dasar kesepakatan itu, kegiatan yang sama juga dilakukan untuk warga keturunan Filipina atau Persons of ThePhilippines Descent (PPDs) yang tinggal di Sulawesi Utara. Departemen KeadilanFilipina mengeluarkan Surat Edaran No. 26 Tahun 2018 tentang pengaturanpemberian izin bagi PIDs yang sudahterdaftar dan terkonfirmasi atau Registered Indonesian Nationals (RINs).

Dari laporan akhir kegiatan ini,tercatat ada sebanyak 338 RINs dari total 531 PIDs yang telah terkonfirmasi sebagai Warga Negara Indonesia (WNI). Jumlah ini menambah RINs yang sudah melaluiproses pada tahap sebelumnya, sehingga kini totalnya 2.763 orang. Dari jumlahtersebut, KJRI Kota Davao telahmenerbitkan sejumlah 1.259 paspor bagi RINs sepanjang 2018 dan akanmenyelesaikan proses sisanya padatahun 2019 ini.

Orang Indonesia yang tinggal di Pulau Mindanao umumnya berasal daripulau-pulau di sekitar Kepulauan Sangihe dan Talaud, Sulawesi Utara yangmerupakan generasi ketiga atau keempat, bahkan ada juga yang merupakan generasi kelima dari leluhurnya.

Ditjen Imigrasi - KJRI Davao-Ditjen AHU Kolaborasi dalam Pendataan

RINs di Mindanao Selatan

KABAR DARI SEBERANG

Teks:

Fipit Fatimah

Setelah sebulanmelaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan, umat Islam di berbagai belahan dunia merayakan hari raya Idul Fitri. Tak terkecuali Atase

Imigrasi di Jepang, Bapak Arief Munandar dan keluarga yang merayakan Idul Fitri di Tokyo untuk kedua kalinya bersamamasyarakat Indonesia yang tinggaldi Jepang.

Idulfitri tahun ini di Jepang jatuh pada hari Rabu yang bukan merupakan harilibur. Para pekerja Muslim mengajukan ijin libur kepada atasannya atau cuti 1/2 hari utk melaksanakan sholat Ied. Saat iniperusahaan di Jepang sudah memahami mengenai hari raya Idulfitri yangdirayakan umat Muslim dan memberikan kemudahan untuk ijin bagi parapekerjanya.

Perayaan Idulfitri di Tokyo dipusatkan di Sekolah Indonesia yang mengadakansholat Idulfitri hingga 3 (tiga) gelombang karena banyaknya warga negara Indonesia yang datang dan keterbatasan tempat.Tahun ini diperkirakan berjumlah 4000 orang yang datang dari wilayah Tokyo,Yokohama, Ibaraki, Saitama, Kanagawa, Chiba, dan juga WNI yang sedang wisata ke Jepang menyempatkan diri untuk sholat Ied di Sekolah Indonesia. Setelahmelaksanakan sholat Iedul Fitri, warganegara Indonesia kemudian berjalanke Wisma Duta di KBRI Jepang,

yang berjarak kurang lebih 1 (satu) kmuntuk bersilaturahmi bersalamandengan Duta Besar dan Home staffsekaligus mencicipi berbagai hidanganlebaran khas Indonesia seperti ketupat dan opor ayam. Hidangan ini disiapkan olehpihak Kedutaan bekerja sama dengan pemilik restoran Indonesia sejumlah 3500 porsi.

Hidangan khas lebaran Indonesia dan bertemu dengan sesama warga Indonesia mampu menghapus sedikit kerinduan akan suasana berlebaran di Indonesia, sehingga banyak warga negara Indonesia yang rela datang dan mengantri ke sekolahIndonesia dan Wisma Duta KBRI di Tokyo selain masyarakat Indonesia datang pula WN Jepang untuk memberi ucapan dan merayakan Idulfitri.

Walaupun suasana lebaran sangatterasa di KBRI dan mengikuti kalender libur di Indonesia, namun bagian pelayanankhususnya Keimigrasian tetap standbydengan posisi on call. Pada hari itupelayanan tetap berjalan denganadanya turis asal Indonesia yangkehilangan paspor, petugas memberi SPLP kepada yang bersangkutan.

Selain di Tokyo, penyelenggaraan sholat Iedul Fitri juga dilaksanakan di tempat lain oleh Komunitas Muslim yang tersebar di 47 provinsi di Jepang dan WNI terbanyak ada di Aichi/Nagoya, Kanagawa, Ibaraki,Saitama, dan Fukuoka.

Idulfitri di Negeri Seberang

Foto:

Dok. KBRI Tokyo

34 | BHUMIPURA 2019 35BHUMIPURA 2019 |

Teks:

Stefi Wujud tindakan preventif dan efisiensi dalam pengawasan Orang Asing, KantorImigrasi Kelas III Non TPI Bima bersama Tim PORA melakukan Jemput Bola denganPenyelenggara Bandar Udara SultanMuhammad Salahuddin Bima dalam bentuk

penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU). MoU ini bertujuanuntuk memperkuat kewenangan pengawasan Tim Pora padaBandar Udara yang merupakan tempat keluar masuknya orang asing ke berbagai wilayah menuju Bima maupun Dompu.

Acara yang berlangsung pada Senin (13/5/19) pagi bertempat di lantai dua gedung bandara Muhammad Salahuddin Bima turutdihadiri oleh kepala kantor imigrasi kelas III non TPI Bima, kepala bandara pihak Jaksa Bima, pihak TNI dari Kodim 1608 Bima, Polri, dan Tim Pora.

Kepala kantor Imigrasi Kelas III non TPI Bima, Dedy SH padasambutannya menyampaikan MoU ini dipandang penting untuk segera dilakukan mengingat semakin meningkatnya aktivitas orang asing di wilayah Kota Bima, Kabupaten Bima, dan juga Kabupaten Dompu, sehingga diperlukan deteksi dini keberadaan Orang Asing dengan melakukan pengawasan sejak Orang Asing tersebut tiba di Bima melalui Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin yang merupakan pintu masuk utama ke wilayah Bima.

KEGIATAN

Tim Pora Jemput Bola Di Bandara,Imigrasi Bima Tanda TanganiMou Dengan BandaraBima

Aktivitas nelayan yang berkembangsejak 1950-an menyebabkan merekaberinteraksi dengan warga Filipina,kemudian sebagian nelayan itu tinggal diMindanao. Orang Indonesia yang datang berikutnya ke Mindanao pada tahun1970-an umumnya menjadi buruhperkebunan nanas dan buruh pemetikkelapa.

Galih lebih lanjut menjelaskan masih terdapat jumlah tertentu warga keturunan Indonesia yang tidak ikut dalamkegiatan registrasi dan konfirmasikewarganegaraan.

Pemerintah kedua negara akanmelakukan pendataan kembali terkaitjumlah tersebut. Mereka yang belumtergabung dalam program registrasi dan konfirmasi kewarganegaraan akanterancam menjadi stateless.

“Kondisi tersebut akan menyebabkanmereka akan rentan terhadap segala hal. Tidak memiliki akses terhadap pendidikan maupun pekerjaan. Dan pada akhirnya menjadi subyek penindakan Keimigrasian atau aparat terkait lainnya,” jelasnya.

Teks:

Fipit Fatimah

Foto:

Dok. KJRI Davao Filipina

36 | BHUMIPURA 2019 37BHUMIPURA 2019 |

Para petugas Imigrasi ditempatkandi beberapa lokasi selama kegiatanberlangsung antara lain di titik perbatasan seperti pintu masuk Warga PNG yang masuk ke wilayah Sota, Kantor Pos Imigrasi Sota untuk kepengurusan Pas Lintas Batas para pelintas batas dari Warga PNG, Lapangan Pattimura, dan pertigaan jalan tugu Sota yang merupakan akses keluar dari wilayah Sota untuk mencegah para pelintas dari warga PNG keluar melebihi dari wilayahdistrik Sota.

Kepala Seksi Lalu Lintas dan IzinTinggal Keimigrasian Kantor ImigrasiMerauke didapuk terlibat dalamOpening Ceremonial Festival Crossborder Sota melalui penabuhan tifa bersama Forkopimda Kabupaten Merauke dan Distrik Sota baik dari unsur Pemerintahan, TNI,Polri, dan CIQ yang dilanjutkan dengantarian tradisional Papua New Guinea.

Yang menarik dalam tarian tradisional tersebut, para warga Sota pun turut serta menjadi penari tradisional bergabungdengan warga negara PNG.

Hal tersebut dikarenakan para pelintas warga negara PNG merupakan kerabat dari warga negara Indonesia yang berada di Sota dan memiliki latar belakang budayatradisional yang sama, sehingga taritradisional tersebut bisa dibawakan dengan sangat bagus oleh kedua warga negara baik dari Indonesia maupun Papua New Guinea.

Selain dari Imigrasi, unsur pemerintahan juga bergabung jadi satu di area perbatasan Sota, Merauke. Semua unsur bersatu padu menggabungkan kekuatan untuk satutujuan yang sama, ingin melambungkan brand Wonderful Indonesia di wilayahperbatasan. Agenda Festival Crossborderdigelar semakin hangat denganhadirnya Bupati Merauke, Frederikus Gebze yang menunjukkan semangat Meraukedalam mendukung Festival tersebut yang rutin digelar oleh Kementerian Pariwisata.

“Penempatan personil imigrasi di Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima dirasa sangat efektif dalam melakukandeteksi dini keberadaaan Orang Asingtersebut. Sehingga data awal keberadaan Orang Asing yang memasuki wilayah Bima dapat tercatat dengan baik,” jelasnya.

Perjanjian kerja sama ini merupakan yang pertama kali dilakukan denganpengelola Bandar Udara yang belumberstatus Bandara Internasional dengan harapan untuk masa mendatang akan dapat ditingkatkan kerja sama dalam wadah Tim PORA Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima.

IMIGRASI MERAUKE TURUT SUKSESKAN FESTIVAL CROSSBORDER SOTA 2019

Kantor Imigrasi Kelas II TPI Merauke (30/6/2019) kembali berpartisipasi dalam rangkaian event Festival Crossborder Sota 2019 sesi kedua. Petugas Imigrasi berperan dalam pendataan, pemberian izin masuk dan keluar, juga pengawasan terhadappelintas batas Warga Negara PNG yang melintas ke wilayah Sota untuk mengikuti kegiatan tersebut.

WISATA BAHARI MENARIK TURIS ASING, IMIGRASI SABANG CATAT PENINGKATAN KUNJUNGAN KAPAL LAYAR DI PERAIRAN SABANG

Berdasarkan data yang dimiliki olehKantor Imigrasi Kelas II TPI Sabangkunjungan kapal layar ke Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSNP) terus meningkat dari tahun 2017 sebanyak 84 kapal, padatahun 2018 ada sebanyak 95 kapal, dan saat ini terhitung sejak Januari hingga Juni 2019, ada sebanyak 73 kapal layar dari berbagai negara Asia, Eropa, hingga Afrika melakukan kunjungan wisata ke pulau terluar baratIndonesia.

“Januari hingga Juni sudah 73 kapallayar masuk ke Sabang,” ujar Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Sabang, Anton Helistiawan melalui Kasi Lalu Lintas dan Izin Tinggal Keimigrasian, Said Azhar.

Kapal layar yang berkunjung ke Sabang, Provinsi Aceh tersebut berasal dari Malaysia, Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Australia, Belgia, Inggris, Kanada, Jerman, Belanda, hingga Selandia Baru. Tidak hanyawisatawan manca negara, Wisatawandomestik kerap berlibur ke KawasanStrategis Pariwisata Nasional (KSPN).Mereka melakukan aktivitas olahraga air seperti snorkeling dan diving.

Kedatangan kapal layar ke Sabang juga diramaikan dengan event Sabang Marine Festival (SMF) 2019, Dalam event tahunan initerdapat kegiatan Yacht Parade yangdimeriahkan oleh klub-klub yacht. Pada SMF 2019, tercatat 26 kapal layar mengunjungi Sabang dengan membawa 56 penumpang.

Foto:Dok. Kantor imigrasi Kelas IIITPI Bima & Kantor Imigrasi Kelas IINon TPI Merauke

Petugas Kantor Imigrasi Kelas II TPI Merauke mengikuti Festival Cross Border Soetta 2019

Peserta berdatangan di acara Sail Sabang

38 | BHUMIPURA 2019 39BHUMIPURA 2019 |

Fotografer:Ade Yanuar Ikbal Kasubsi TI dan Inteldak padaKantor Imigrasi Kelas III non TPI Kediri

PENJAGA PINTUGERBANG NEGARA

40 | BHUMIPURA 2019 41BHUMIPURA 2019 |

Fotografer:R. Muhammad Umar K.NKasubsi Intelijen pada Kantor ImigrasiKelas II TPI Sambas

Fotografer:Dimas Zainudin Staf Humas Ditjen Imigrasi

GELIAT EKONOMI DI PERBATASAN

MEMENUHIPANGGILAN ILAHI

42 | BHUMIPURA 2019 43BHUMIPURA 2019 |

Fotografer:Caesar Ardian OktawaASN di Kantor Imigrasi Kelas I KhususTPI Surabaya

ANDA SENYUM, KAMI LEGA

44 | BHUMIPURA 2019 45BHUMIPURA 2019 |

Berbeda dengan dinas luar pegawai pemerintah pada umumnya, pejuang inventarisasi BMN ini dituntut mampu menyelesaikaninventarisasi barang dropping milik Direktorat Jenderal Imigrasi yang berada di satuan kerja Keimigrasian. Hal ini tentunya sangatmenyulitkan para pejuang Penatausaha BMN karena tidak semua memahami secara pasti bentuk dari perangkat keras SIMKIM juga disebabkan karena identitas barang banyak yang tidakdilengkapi dengan label BMN (yang memuat kode barang, NUP,tahun pengadaan). Selain menghadapi kendala-kendala teknis tersebut, para pejuang inventarisasi juga harus rela dan ikhlasberjibaku dalam gudang-gudang, lorong-lorong tangga, bahkan tempat penyimpanan yang sempit untuk menemukan barang yang menjadi objek inventarisasi.

Selesai melaksanakan inventarisasi tugas belum berakhir. Para operator SIMAK BMN perlu melakukan penelusuran pada aplikasiSIMAK-BMN dan melakukan pengolahan data dengan caradisandingkan dengan data administrasi hasil inventarisasi.Dilanjutkan dengan proses pembuatan ADK dan transfer keluar ADK terhadap barang dropping Direktorat Jenderal Imigrasi hasilinventarisasi. Pada saat itu operator SIMAK BMN bahkan harusbekerja menggunakan sistem shift yaitu mulai jam 07:00 – 16:00, 15:00 – 23:00, dan 23:00 – 07:00.

Hal ini dilakukan agar seluruh hasil inventarisasi BMN dapatditransfer ke masing-masing satuan kerja Keimigrasian di manabarang berada dan seluruh BMN yang telah ditransfer ADK nya akan menjadi aset satuan kerja penerima dan pengelolaan atas BMN tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab satuan kerja penerima barang.

Pada tahun 2017 dan 2018 dikarenakan hasil inventarisasi yang telah dilaksanakan pada tahun 2016 masih belum dapat tersajidengan baik, maka pejuang inventarisasi BMN kembalimelakukan inventarisasi ulang pada 64 (enam puluh empat) satuan kerja Keimigrasian. Hasilnya pun sangat memuaskan karena total Arsip Data Komputer (ADK) transfer yang telah dikirimkan ke satuan kerja Keimigrasian penerima barang mencapai 23.021 unit barang dengan total nilai Rp 605.391.217.485,00.

Di tahun 2019 ini berdasarkan informasi KasubbagPenatausahaan Barang Milik Negara, Ibu Endah Mugi Rahayu, hingga majalah Bhumipura Edisi 3 (tiga) ini diterbitkan, telah dilaksanakan inventarisasi ulang pada 5 (lima) satuan kerja Keimigrasian yaituDivisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Timur, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Samarinda, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Balikpapan, dan Rumah Detensi ImigrasiBalikpapan serta Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta. Kelima satuan kerja ini telah menerima transfer ADK BMNkhususnya perangkat SIMKIM dropping Direktorat Jenderal Imigrasi pada Semester I TA 2019 dengan jumlah 452 unit barang dengan total nilai Rp 16.846.336.441,00.

Perjuangan belum selesai dan masih akan terus dilakukaninventarisasi BMN khususnya perangkat SIMKIM dan pencatatan transaksi transfer keluar BMN/ADK pada SIMAK-BMN yang harus dilakukan oleh para pejuang inventarisasi BMN dan operator SIMAK BMN. Apresiasi besar perlu disematkan kepada Bagian Pengelolaan BMN dan Layanan Pengadaan atas tugas dan prestasi yangdikerjakan, sehingga Direktorat Jenderal Imigrasi tetap jaya danterhindar dari temuan pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan. Bersama kita bisa dan bersama kita hebat.

Foto:

Dok. Direktorat Jenderal Imigrasi

Teks:

Tomi Purba

Menengok Kiprah Pejuang WTPDalam Melaksanakan

Inventarisasi Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Imigrasi

Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara dan Layanan Pengadaan berdasarkan pada Peraturan MenteriHukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, memiliki tugas untuk melaksanakan penyiapan pembinaan dan

pengelolaan urusan barang milik negara pada Direktorat Jenderal Imigrasi dan satuan kerja di bawahnya.

Kalimat “satuan kerja di bawahnya” merupakan sebuahtantangan yang harus dihadapi oleh Pejabat dan Pelaksana padaBagian Pengelolaan BMN dan Layanan Pengadaan, karena Direktorat Jenderal Imigrasi memiliki 173 satuan kerja yang tersebar di seluruh Indonesia dan 18 satker Perwakilan Imigrasi di Luar Negeri dan 4 (empat) Unit akuntansi Pembantu pada perwakilan di Luar Negeri.

Mengelola aset negara yang terdiri dari tanah, Gedung Bangunan, Peralatan dan mesin, asset lainnya, asset tak berwujud dan aset tak berwujud lainnya menjadi sebuah pekerjaan yang mungkindisepelekan banyak orang padahal merupakan kunci dalam meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan LaporanHasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atasLaporan Keuangan yang telah berhasil diraih oleh KementerianHukum dan HAM RI sebanyak 4 (empat) kali berturut-turut.

Untuk diketahui, WTP merupakan opini audit yang akanditerbitkan jika laporan keuangan dianggap memberikan informasi yang bebas dari salah saji material. Setidaknya ada empat (4)parameter yang harus dipenuhi untuk mendapatkan opini WTP, yaitu kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP),kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), kepatuhanterhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern (SPI).

Kebijakan Penatausahaan BMN pada Ditjen Imgrasi sejak awal hingga tahun 2015 atas BMN yang dikirimkan ke SatkerKeimigrasian di bawahnya, ditatausahakan pada SIMAK BMN Satker Ditjen Imigrasi sebagai BMN di luar ruangan. Kebijakan inimengakibatkan pencatatan BMN tersebut belum menunjukkan keadaan yang sebenarnya.

Berawal dari tindak lanjut Temuan Pemeriksaan BPK-RI Tahun 2015 di mana Direktorat Jenderal Imigrasi tidak dapatmenunjukkan lokasi keberadaan barang yang telah tercatat padaSIMAK-BMN Direktorat Jenderal Imigrasi. Atas temuan tersebutDirektorat Jenderal Imigrasi memerintahkan Kepala BagianPengelolaan BMN dan Layanan Pengadaan Bapak Jonny PestaSimamora untuk melakukan inventarisasi barang dropping milik Direktorat Jenderal Imigrasi yang dialokasikan di luar satuan kerja Direktorat Jenderal Imigrasi yang tidak jelas lokasi keberadaannya.

Setelah mendapatkan persetujuan dari pimpinan tinggiDirektorat Jenderal Imigrasi, terbentuklah sebuah Tim yang bisa disebut sebagai Pejuang Inventarisasi BMN. Pejuang inventarisasi BMN ini bersedia ditugaskan melakukan kegiatan inventarisasiuntuk memeriksa keberadaan barang milik negara khusus perangkat Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) yang diberikan (dropping) dari Direktorat Jenderal Imigrasi dan untuk memastikan jumlah fisik barang tersebut sama dengan jumlah yang tertera pada aplikasi SIMAK BMN. Kegiatan inventarisasi secara serentak dannasional ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016.

Kegiatan ini menerjunkan hampir 200 orang mulai dari pejabat, pegawai, pegawai pemerintah non PNS di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM hingga 127 siswa Pendidikan Pejabat Imigrasi(DIKPIM) Tahun 2015 yang sedang menjalani pendidikan. Mereka disebar ke satuan kerja Keimigrasian di seluruh Indonesia untuk melakukan kegiatan inventarisasi selama 3(tiga) hari di setiapsatuan kerja dan bekerja mulai pagi hingga malam hari.

Dalam menindaklanjuti temuan pemeriksaan tersebutdilakukan kegiatan inventarisasi BMN milik Direktorat JenderalImigrasi yang telah dikirimkan kepada satuan kerja di bawahnya,kegiatan yang membandingkan konsdisi sebenarnya dengan catatan penatausahaan. Hasil inventarisasi dibuatkan berita acarainventarisasi, dilanjutkan dengan membuat Berita Acara serahterima Transper BMN dalam Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Keuangan (SIMAK-BMN) dan dilanjutkan proses transfer keluar Arsip Data Komputer (ADK) dari Unit akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) Direktorat Jenderal Imigrasi ke UAKPB penerima barang.

RENJANA

46 | BHUMIPURA 2019 47BHUMIPURA 2019 |

Sabana Hijau diTapal Batas Negara Kota Perbatasan, itulah sebutan bagi kota Atambua yang

menjadi pusat administratif Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Terletak kurang lebih sejauh 280 KM dari Ibukota Provinsi, Kupang, Kota yang berada di ujung paling timur pulau Timor ini merupakangarda terdepan Negara Indonesia, yang wilayahnya

berbatasan langsung dengan Negara Tetangga, Timor Leste.Jika anda berkunjung ke Kota Atambua, maka pastikanlah diri

anda untuk mengunjungi sabana hijau nan cantik yang merupakan hidden gem tanah Rai Belu (Kota Belu) yaitu padang Fulan Fehan. Tempat ini beberapa waktu lalu sempat viral setelah aktrispemeran film “Rumah Merah Putih” yang sedang tayang di bioskop, Pevita Pearce mengunggah kekagumannya pada lembah padang rumput nan luas di kaki gunung Lakaan, gunung tertinggi kedua di daratan Timor di Instagram nya.Foto:

Dok. Kantor Imigrasi Kelas II TPI

Atambua, Kantor Pelayanan

Keimigrasian di PLBN Terpadu

Motaain & Ghiffari Yusuf

Teks:

Ghiffari Yusuf Mohammad Arsyad

Kantor Imigrasi Kelas II TPI Atambua

JALAN - JALAN

48 | BHUMIPURA 2019 49BHUMIPURA 2019 |

Berjarak sekitar 35 KM dari Kota Atambua, diperlukan waktutempuh sekitar 1 Jam 30 menit untuk mencapai Padang Fulan Fehan, melalui jalan beraspal bagus yang meliuk-liuk di antara perbukitan, menyuguhkan pemandangan indah sepanjang perjalanan menuju Desa Dirun, desa yang menjadi pintu masuk menuju Padang Fulan Fehan. Setibanya di Desa Dirun, anda bisa memilih untuk melanjut-kan perjalanan mendaki ke Padang Fulan Fehan dengan berjalan kaki, atau menggunakan kendaraan. Namun perlu diperhatikan bah-wa jalanan menuju padang Fulan Fehan dari Desa Dirun cukup terjal dan jalannya dipenuhi batu-batu lepas dan jalan cor-an semen yang telah rusak di beberapa tempat, sehingga jika akan menggunakan kendaraan perlu dipastikan performa kendaraan cukup mampuuntuk melintasi jalan tersebut.

Terletak pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, Padang Fulan Fehan akan menyuguhkan pemandangan indah yang akan membayar lunas perjalanan jauh yang anda tempuh untukmengunjunginya, hamparan rumput hijau nan luas, berlatarkanpuncak gunung Lakaan, melihat tebing dengan pemandangan memukau, dengan ditemani gerombolan sapi dan kuda liar yang merumput dan berlari ke sana kemari, akan memukau siapapun yang mengunjungi tempat ini. Hal unik lainnya yang dapatditemukan di tempat ini adalah banyaknya tanaman kaktus yang tumbuh subur di antara batu-batu karang yang ada di sekitar padang rumput.

Ya, batu karang yang biasa kita temukan di laut atau daerah pantai, dan kaktus yang biasanya tumbuh di daerah kering seperti padang pasir, dapat anda temukan di Padang Fulan Fehan ini. Dari ketinggian Fulan Fehan, kita dapat dengan jelas melihat WilayahKabupaten Belu, Kota Maliana yang merupakan wilayah Negara Timor Leste, dan konon menurut warga sekitar, jika cuaca cerah pada malam hari, kita dapat melihat pendaran cahaya lampu kota dari Australia.

Tidak jauh dari lokasi Padang Fulan Fehan, terdapat objek wisata lain yang memiliki nilai spiritual dan sejarah tinggi, yakni Benteng Ranu Hitu atau dikenal juga sebagai Benteng 7 (tujuh) Lapis, yang merupakan benteng perang tradisional yang dulu digunakan saat masih sering terjadi perang antar suku. Suasana sakral dan mistis masih sangat terasa ketika kita memasuki area Benteng 7 (tujuh) lapis, dimana di area paling dalam benteng, kita akan menemukan struktur berbentuk lingkaran yang disusun dari batu-batu pipih yang ditumpuk, dengan dua batu dolmen kecil di tengahnya.

Tempat ini digunakan sebagai tempat pertemuan Raja dengan tetua suku pada waktu itu, dengan dolmen kecil di tengah lingkaran yang konon menjadi tempat diletakannya kepala musuh yang telah ditaklukan.

50 | BHUMIPURA 2019 51BHUMIPURA 2019 |

Digoel, Tanah Para Pembangkang

Ke mana kita dibawa oleh nasib, ke mana kita dibuang olehyang berkuasa tiap-tiap bidang tanah dalam Indonesia ini,itulah juga Tanah Air kita. Di atas segala lapangan tanah airaku hidup, aku gembira. Dan di mana kakikumenginjak bumi Indonesia di sanalah tumbuh bibit cita-citayang tersimpan dalam dadaku.

(Bung Hatta)

Foto:

Google Images

Teks:

Sam Fernando

Kasubag Humas Ditjenim

Keindahan dan kekayaan alam serta keunikan senibudaya membuat Papua menjadi destinasi wisata yang istimewa. Boven Digoel merupakan salah satukabupaten di Provinsi Papua yang memiliki potensi wisata unik dan istimewa. Boven Digoel dalam bahasa Belanda artinya Digul Atas. Dulu adalah tempat yang

sangat terasing dan hanya dapat ditempuh melalui pelayaran kapal di Sungai Digoel. Boven Digoel merupakan satu-satunya daerah bersejarah di Papua yang memiliki keunikan sendiri yaitu kamppengasingan atau penjara terbuka. Selain penjara di Tanah Merah, juga ada situs Maryam atau penjara bebas di Tanah Tinggi. Untuk sampai ke Boven Digoel harus menempuh perjalanan hampirsepuluh jam dari kota Merauke dengan menggunakan mobil sewa.

Sebelum kita mengenal lebih jauh tentang Boven Digoel, ada baiknya kita mengenal sejarah asal muasal situs bersejarah di Boven Digoel. Cerita dimulai ketika Kota Batavia baru saja dilanda amukan massa beberapa hari sebelumnya. Kantor polisi dan pejabat Belanda jadi sasaran. Ribuan orang yang mengamuk itu adalah kaumkomunis tak terpelajar. Mereka kemudian ditangkapi. Sebagian dipenjarakan di penjara-penjara kolonial sekitar Jawa. Tapi ada yang tak cukup jika dipenjarakan saja.

Orang-orang yang dianggap spesial ini harus dibuatkantempat khusus. Karena itu, pada 18 November 1926,Raad van Nederlandsch-Indie (Dewan Hindia Belanda)mengadakan pertemuan luar biasa. Mereka memutuskan untuk membangun kamp pengasingan bagi pentolan komunis yangberontak pada 12 November 1926 berlokasi di hulu Sungai Digoel. Posisinya berada di bagian selatan Papua, 410 KM ke arah utara dari Merauke. Dulu posisinya termasuk dalam onderafdeelingNew Guinea Selatan, Karesidenan Ambon. Kamp ini dipimpin oleh seorang opsir tentara yang ditugaskan sebagai fungeerendcontroleur (pejabat pengawas). Kamp Digoel ini terletak di tengah belantara Papua. Saat ini ada tiga cara untuk mencapai Digoel dari Merauke.

Pertama, dengan pesawat yang penerbangannya agak jarang dari Merauke. Ini adalah cara tercepat, tapi mahal biayanya. Kedua, menumpang kapal yang lama perjalanannya, bisa seminggu jika air tidak surut. Ketiga, lewat perjalanan darat dengan mobil doublegardan. Tarifnya Rp 700.000 tiap orang. Jika sedang kemarau,perjalanan darat butuh waktu sekitar 8 (delapan) jam dari Merauke.

Saat musim hujan, waktunya bisa sehari penuh karena jalanan becek dan hancur . Lebih dari separuh jalan Merauke - Digoel masih berupa tanah hingga kini. Jika Anda menuju ke sana lewat jalandarat, di sepanjang jalan akan banyak pos aparat yang terlewati, baik polisi maupun TNI. Sopir harus berhenti dan menunjukan surat jalan jika mencapai pos-pos itu.

Pos militer banyak berada di hutan dan biasanya dianggap pos perbatasan. Di tiap pos TNI terdapat puluhan prajurit yangkebanyakan masih muda. Asal mereka umumnya bukan dari Kodam Jayawijaya. Pasukan penjaga pos itu selalu berganti setiap tahun,biasanya dari Batalyon Infanteri. Di beberapa tempat yang ramai dekat perbatasan, biasanya ada pos Kopassus. Mereka berjagamengantisipasi Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang dianggap berbahaya. Meski dijaga, daerah sekitar Merauke dan Boven Digoel dianggap tak serawan daerah sekitar Timika dan Jayapura.

Sebelum dijadikan kamp, Boven Digoel tadinya memang hutan belantara. Kapten L. Th Becking yang ditunjuk jadi pengawasdi Digoel memang tak asing dengan orang-orang komunis buangan itu. Ia sebelumnya terlibat dalam upaya penumpasan kaum komunis di Banten. Sewaktu tiba di Digoel, Kapten Becking “geleng-geleng kepala,” kata Ali Hasjmi dalam bukunya Digul: Bumi PahlawanKemerdekaan Indonesia (1976). Pemerintah kolonial tak punya rasa kemanusian, batin Sang Kapten saat melihat kondisi hutan di sana. Ia kemudian memimpin pembukaan lahan yang belakanganmenjadi Kamp Tanah Merah itu. Hingga kini, pusat Kabupaten Boven Digoel adalah Tanah Merah. Setelah Tanah Merah dibangun,pemerintah kolonial membuat tempat isolasi lagi seperti Gudang Arang yang kemudian dipindah ke Tanah Tinggi.

Layaknya Bandara dan Pelabuhan Internasional, Pos Lintas Batas Negara Terpadu, atau yang biasa disingkat PLBN Terpadu,merupakan tempat keluar masuknya orang dan barang antarnegara, yang melayani perlintasan di tempat-tempat yang memiliki perbatasan darat dengan negara lain. PLBN Terpadu juga memiliki Tempat Pemeriksaan Imigrasi seperti di Bandara dan PelabuhanInternasional yang memiliki tanggung jawab untuk melakukanpemeriksaan Keimigrasian dan memberikan tanda izin masuk atau keluar wilayah Negara Indonesia.

Terdapat 7 (tujuh) PLBN Terpadu yang tersebar didaerah-daerah perbatasan Indonesia, dan Kantor Imigrasi Kelas II TPI Atambua membawahi 3 (tiga) PLBN Terpadu yang berada di tiga Kabupaten di wilayah kerjanya, yakni PLBN Terpadu Motaaindi Kabupaten Belu, PLBN Terpadu Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara, serta PLBN Terpadu Motamasin di Kabupaten Malaka, serta pada tahun 2019 ini, akan dibangun PLBN Terpadu Baru di desaNapan, Kabupaten Timor Tengah Utara.

PLBN Terpadu Motaain terletak di Desa Silawan, KecamatanTasifeto Timur, Kabupaten Belu. Dengan jumlah perlintasan sampai dengan rata-rata 13.000 Pelintas untuk pelintas Warga Negara Asing (WNA) maupun Warga Negara Indonesia (WNI) setiap bulannya,menjadikan PLBN Terpadu Motaain sebagai PLBN Terpadu yangpaling ramai dibandingkan dengan 2 (dua) PLBN Terpadu lainnya di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas II TPI Atambua, PLBN Terpadu Motaain, dan PLBN Terpadu Wini.

Sejak diresmikan oleh Presiden Ir. Joko Widodo pada Tahun 2016, PLBN Terpadu Motaain telah menjadi destinasi wisata baruyang ramai dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan lokal dari Kota Atambua dan sekitarnya, maupun wisatawan mancanegara,khususnya dari negara tetangga, Timor Leste. Desain bangunan yang modern, dipadukan dengan unsur daerah lokal seperti desain atap Matabesi yang menyerupai atap rumah adat masyarakat Belu, dan motif tenun daerah di berbagai dekorasi dinding dan plafonbangunan PLBNT. Dari Kantor Imigrasi Kelas II TPI Atambuahanya dibutuhkan waktu 45 Menit saja untuk mencapai PLBNTerpadu Motaain.

Selain Padang Fulan Fehan dan PLBN Terpadu Motaain, KotaAtambua masih menyimpan berbagai objek wisata untuk andakunjungi, seperti Pantai Pasir Putih, Pantai Sukaerlaran,Pelabuhan Atapupu, Taman Hutan Mangrove, Kolam Susuk (kolam yang menginspirasi group band legendaris Koes Plus membuat lagu dengan judul yang sama), serta objek wisata terbaru Kota Atambua yakni Bendungan Rotiklot yang baru saja diresmikan PresidenIr. Jokowi pada bulan Mei 2019 yang lalu.

Atambua menyimpan banyak keistimewaan bagi mereka yang mengunjunginya, sebuah kota garda depan Indonesia dengan Pos Lintas Batas Negara yang modern nan megah serta keindahan alam yang memanjakan mata. Sebuah kombinasi yang unik bukan?Mai iha rai Atambua! (Mari Datang ke Kota Atambua!).

52 | BHUMIPURA 2019 53BHUMIPURA 2019 |

Sisa-Sisa Kamp Menjelang kedatangan Jepang, PemerintahHindia Belanda memindahkan orang-orang buangan ke Australia. Di antara mereka ada yang dijadikan perwira NICA, bahkan KNIL. Kamp pembuangan di Boven Digoel yang dibangun pemerintah kolonial pun tak berbekas. Bangunan penjara di dekat Kantor Polisi (Polres) Boven Digoel, juga beberapa rumah dinas perwira polisi, adalahbangunan baru yang dibuat Belanda setelah Perang Dunia II. Meski begitu, fungsi Boven Digoel tak pernah berubah sebelum Belanda angkat kaki dari Papua.

Tokoh integrasi Papua ke Indonesia, Johanes Abraham Dimara, pernah dipenjara sejak 1954 hingga 1960. Posisi dermaga yangsekarang pun bukanlah dermaga yang dahulu. Pada zamanBelanda, dermaga terletak di dekat pasar. Kamp Tanah Tinggi pun tak lagi ditemukan bekasnya. Selain itu, kuburan orang buanganpernah longsor, sehingga makam Marco Kartodikromo yangmeninggal pada 1932 tak ditemukan. Tapi, makam Aliarcham yang meninggal 1933 masih ada. Keduanya meninggal karena malaria.

Kuburan-kuburan itu diakui sebagai Taman Makam Pahlawan Perintis Kemerdekaan Indonesia. Letaknya di Kampung B. Adarumah-rumah di kampung ini, tapi bangunan-bangunan itubukanlah peninggalan orang buangan yang dulunya berdinding kayu dan beratap seng.

Rumah-rumah yang ada sekarang adalah rumah yang dibangun sendiri oleh warga di sana. Di depan kantor polisi Digoel, ada satu patung besar Bung Hatta. Tepat di depan patung Hatta, ada sebuah bandara yang dibangun di masa pembuangan. Bandara ini kecil,hanya pesawat perintis yang bisa mendarat. Patung dan bandara itu menjadi saksi bahwa Boven Digoel adalah persinggahan,bahkan hunian terakhir, bagi orang-orang pergerakan yang tak mau mematuhi Belanda. Tanah Merah di Boven Digoel adalah tanah para pembangkang.

Kita tentu tidak akan melupakan sejarah. Berkunjung ke BovenDigoel menjadi bukti kalau kita tetap mengenang jasa parapahlawan. Kita pun akhirnya tahu betapa gigihnya perjuanganbangsa Indonesia melawan bangsa kolonial. Kita sebagai bangsa Indonesia, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.

Bangunan cagar budaya bekas penjara Boven Digoel

Sisa sisa penjara Boven Digoel dan juga ruang isolasi

Patung bung hartta di boven digoel

Kamp tambahan ini menampung orang-orang paling keraskepala di antara orang-orang buangan. Marco Kartodikromo,Aliarcham, Budisutjitro, Thomas Najoan, dan lainnya pernahditempatkan di sana. Tanah Tinggi jauh lebih sepi ketimbang Tanah Merah. Waktu tempuhnya satu jam menggunakan boat dengan menyusuri Sungai Digoel. Pembukaan lahan untuk kamppembuangan Tanah Merah dimudahkan oleh adanya pos polisidi Assike sebelah selatan. Pos itu sudah ada sejak 1913 dan dihuni 40 polisi bersenjata. Saat ini, Assike menjadi areal perkebunan kelapa sawit yang luas. Lebih selatan dari Digoel, ada satu daerah yangsekarang jadi kampung transmigrasi bernama Muting. Di Muting juga terdapat pos polisi dan dulu pernah jadi tempat pembuangan juga.

Dulu, sebelum lahan Tanah Merah dibuka, tidak mudahmenuju daerah itu. Orang harus menumpang kapal uap Formalhout dari Merauke yang khusus digunakan untuk mengantar tahanan maupun pegawai sipil ataupun militer. Setelah 1927, penghuniDigoel mendadak ramai. Jumlah orang buangan (interneer) di sana mencapai lebih dari 1.200 orang. Kamp ini kemudian punya sekolah untuk anak-anak orang buangan, selain lapangan bola, toko, bahkan masjid. Masjid dibangun karena banyak juga orang Islam yangterlibat dalam pemberontakan. Umumnya mereka berasal dariBanten dan Sumatera Barat. Oleh karenanya, di Digoel yang punya stigma sebagai tempat pembuangan komunis itu terdapat jugadakwah Islam.

Sebagian orang buangan juga berusaha bertani, meski tanahnya tak sesubur di Jawa. Ada yang menanam pepaya dan pisang, seperti dilakukan oleh Lukman, salah satu pengikut Hatta. Sekolah juga ada di tempat pembuangan itu.

“Di Boven Digoel sendiri sudah ada sekolah pemerintah, tapi tampaknya banyak orang buangan tak mau sekolahkan anaknya ke sekolah pemerintah. Di sekolah swasta di Tanah Merah itu memakai bahasa Inggris dan Indonesia,” kata Siti Rahmatun, yang pernah menjalani masa kecil di Boven Digoel.

Pemerintah kolonial pun memberi jatah bahan makanan kepada orang buangan, termasuk mereka yang tidak mau bekerja untukpemerintah kolonial. Mereka dijatah beras 18 kg, 1 kg kacang hijau, 2 kg ikan asin, teh, dan garam. Mereka disebut sebagai golonganNaturalis. Ada juga golongan yang disebut Werkwilig, yakni orang buangan yang bekerja pada pusat pelayanan pemerintah dandibayar 40 sen per hari. Contohnya adalah A.J. Patty yang jadi mantri di rumah sakit.

Namun, lebih banyak penghuni yang memilih jadi Naturalis. Di Boven Digoel, orang buangan tak disiksa dan tak diwajibkan kerja paksa. Mereka hanya perlu membangun rumah sendiri untukditempati. Mereka juga boleh pergi ke manapun dia suka, asalkan masih dalam radius 30 KM dari kamp. Jika menghilang, mereka akan dikejar oleh polisi dan serdadu KNIL yang bertugas di sana.

“Kampung-kampung di Digul tidak ada pagar kawat berduri. Orang bebas mau pergi ke Kampung A, B, C, D. Mau mancingsepuasnya di Sungai Digul juga tidak dilarang. Tidak ada peleton pengawal, seperti di Pulau Buru yang mengawasi,” tulis TrikoyoRamidjo di dalam bukunya Kisah-kisah Tanah Merah (2003).

Trikoyo benar, saat itu, ada puluhan usaha pelarian, tapikebanyakan gagal. Tak mudah kabur dari kamp Digoel, sebabsekelilingnya masih hutan belantara. Di sungai dan rawa-rawa juga banyak buaya. Hampir semua usaha pelarian tidak membuatmereka bebas. Jika tidak tertangkap oleh serdadu, merekaumumnya hilang.

Digoel adalah tempat yang cocok untuk membuang kaumpergerakan yang keras kepala seperti orang-orang PKI. Di tempat isolasi, orang-orang ini tidak bisa membuat agitasi propaganda yang melahirkan kerusuhan di kota-kota industri maupun perkebunankolonial. Meski begitu, orang-orang seperti Marco masih bisamenuliskan pengalamannya yang diterbitkan bersambung di harian Pewarta Deli pada 1931. Hatta juga masih sempat mengirim tulisan untuk surat kabar di Jawa dan Sumatera. Orang Pergerakan danMata-mata sebagian orangtua yang hidup di tempat buangan zaman kolonial ini percaya bahwa mereka pernah bertemu Bung Karnodi Boven Digoel.

Menurut Pitoy, orang Manado yang lama di Digoel, “mereka (orang-orang tua) itu bilang mereka yang angkat koper Bung Karno.” Nyatanya, Bung Karno tak pernah dibuang ke Boven Digoel,melainkan hanya sampai Ende saja. Hanya Bung Hatta dan Bung Kecil alias Sutan Syahrir yang pernah diisolasi di sana. Hatta dan Syahrir termasuk orang yang bisa melawan rasa sepi di Digoel. Tapi, Hatta pernah tumbang karena malaria. Kebanyakan penghuniDigoel adalah orang-orang yang terlibat pemberontakan PKI 1926, ditambah pengikut Hatta dan Syahrir yang dibuang setelah 1935.

Apapun ideologinya, entah komunis, Islam atau nasionalisme, orang-orang yang dibuang di sana adalah para pembangkangpemerintah kolonial Belanda. Kaum komunis awam, yang tidakpaham benar soal komunisme pun jumlahnya cukup banyak.Musuh utama di kamp pembuangan Digoel bukanlah rasa lapar, tetapi kesendirian dan kesunyian yang membuat banyak dari orang orang buangan menjadi depresi dan hilang akal.

Di antara orang-orang buangan itu, tentu banyak yang berusaha untuk tetap waras. Mereka biasanya menyibukkan diri.Di awal-awal masa pembuangan, Thomas Najoan cukup aktif. Dia berusaha mendirikan perpustakaan dan juga tempat penyemaian benih. Setelah gagal, dia ikut mengajar di sekolah yang didirikan orang-orang buangan. Marco juga rajin menulis, seperti halnya Hatta kemudian. Tapi Syahrir lain. Ia menjaga kewarasannya denganjalan-jalan di sekitar kampung. Kadang ia bertandang ke kampung lain, berenang di sungai Digoel, bermain sepakbola, atau bermain dengan anak-anak.

Cara untuk waras yang agak aneh adalah merencanakan pelarian. Rencana itu membuat mereka berpikir melawan kejenuhan dankesepian di Digoel. Setidaknya, mereka jadi berpikir dan punyakegiatan menyiapkan makanan atau perahu untuk kabur. Thomas Najoan, ketika berencana kabur lebih terlihat bahagia ketimbangketika dia lama tidak kabur. Dia pernah coba bunuh diri ketika terlalu lama tidak mencoba kabur.

Di tengah perpecahan di kalangan orang buangan itu, Pemerintah Kolonial melalui polisinya dan pejabatnya di Boven Digoelmemancing di air keruh. Mereka membuat lembaga bernama Rust en Orde Bewakking (ROB), penjaga ketertiban yang bertugasmemata-matai orang-orang buangan. Penulis biografi Syahrir inipenasaran dengan tempat itu karena Syahrir pernah dibuangke sana selama setahun pada 1935.

Mrazek pernah menunjukkan koleksi arsipnya yang unik.Bundelan-bundelan itu isinya laporan intelijen ROB. Mata-mata itu terdiri dari tahanan politik juga. Tugas mereka mencatatperkembangan teman-temannya sendiri, sesama orang buangan. Hal-hal yang menurut mereka janggal, terekam dalam laporan. Laporan-laporan itu ditulis dalam bahasa Melayu pasar.

54 | BHUMIPURA 2019 55BHUMIPURA 2019 |

CACING LAUTBerbeda dengan makanan ekstrim yang pertama, sate ulat sagu. Cacing laut ini adalah makanan khas

papua yang bukan hanya dimasak sate, namun dapat juga dibumbui balado, ataupun digoreng. Cacing laut ini dipercaya sebagai sumber keperkasaan dan kejantanan pria, Nah, jadi untuk anda para

pria, kalian wajib banget mencicipi olahan cacing laut yang lezat ini. Anda dapat mencicipinya di depot, restoran, dan warung yang menjual makanan Papua.

SARANG SEMUTSarang semut ini adalah makanan khas papua yang sudah terkenal di Indonesia, bahkan hingga ke

mancanegara. Sarang semut ini dipercaya bisa menyembuhkan penyakit tumor, sel kanker, rematik, TBC, dan masih banyak penyakit yang bisa disembuhkan oleh sarang semut.

Untuk anda yang belum tahu, sarang semut ini adalah obat-obatan Papua yang berasal dari rumah segerombolan semut. Anda dapat menemukan dan membeli sarang semut ini di apotik. Walau unik, makanan ini berguna untuk kesehatan tubuh. Sangat cocok dijadikan oleh-oleh/buah tangan.

KERIPIK KELADIMakanan yang ke tujuh ini adalah keripik keladi, sejenis umbi-umbian yang biasanya tumbuh di rawa

yang biasanya dibuat keripik oleh orang Papua. Memiliki cita rasa yang gurih, pedas, dan manis. Dijamin Anda akan ketagihan. Cocok untuk camilan di perjalanan selama travelling di Papua atau untuk oleh-oleh.

PAPEDASelain sate ulat sagu, ada lagi nih makanan yang terbuat dari sagu. Makanan ini memiliki tekstur yang

lengket, rasa yang tawar. Biasanya dicampur dengan potongan ikan tongkol, sayur, jagung, dengan racikan bumbu khas papua dan kuah yang menjadikan papeda ini terasa lezat.

Makanan tradisional ini biasanya ada saat acara adat Papua, tapi jika anda ingin mencobanya, anda dapat menemukan di depot-depot yang ada di Papua. Yuk buruan cobain papeda saat berada di papua.

Gimana makanan yang ada di atas unik dan lezat bukan? Daripada penasaran yuk buruan jelajahkuliner di Papua. Dijamin anda akan dimanjakan dengan menu-menunya yang ekstrim, unik, berbeda, dan menjadi pengalaman yang tak terlupakan tentunya bagi anda yang suka jelajah kuliner.

SATE ULAT SAGUKuliner yang satu ini adalah makanan khas Papua Barat. Untuk anda yang belum pernah mencoba,

makanan ini tergolong ekstrim karena terlihat geli dan menjijikan. Tapi siapa sangka, sate ulat sagu ini memiliki cita rasa yang sangat lezat dan memiliki banyak sekali manfaat serta mengandung protein yang baik untuk tubuh.

Makanan yang satu ini sangat disukai di Papua, jadi saat anda berada di Papua wajib banget mencicipi makanan yang satu ini. Jangan tertipu dengan penampilannya, karena anda akan ketagihan denganlezatnya sate ulat sagu khas Papua ini pada gigitan pertama.

Untuk menemukan sate ulat sagu ini selain di Papua anda bisa menemukannya di kota-kota yang saat ini anda tinggali, dengan mendatangi beberapa depot yang menjual makanan Papua. Yuk, berburu sate ulat sagu!

KUE LONTARMakanan yang satu ini memang terkenal di Papua, namun kue lontar ini sebenarnya makanan dari

Belanda bernama Rontart pada zaman penjajahan dulu. Kue ini biasanya ada saat hari perayaan ulangtahun, lebaran, dan tahun baru. Jika anda yang ingin mencicipi kue lontar atau membawanya sebagai buah tangan orang terdekat, bisa mendatangi pusat oleh-oleh Papua. Kue lontar ini terbuat dari tepung, susu, margarin, dan bumbu rahasia yang membuat sepotong kue lontar ini terasa lezat.

UDANG SELINGKUHDari namanya saja sudah unik ya hmm. Udang selingkuh ini adalah makanan khas yang cukup terkenal

di Papua yang wajib anda coba. Ada sejarah di balik penciptaan nama udang selingkuh. Hal inidikarenakan udang ini memiliki capit seperti kepiting. Wow, unik ya!

Udang selingkuh ini biasanya di masak dengan bumbu khusus, disajikan dengan cara di rebus atau di goreng. Rasanya? Tidak usah ditanya, sudah pasti sedap sekali. Anda dapat menemukan menu udangselingkuh ini di restoran yang ada di Papua dan beberapa depot seafood yang biasanya menjualudang selingkuh.

IKAN BAKAR COLOIkan bakar Colo ini makanan khas Papua yang berasal dari suku Kamoro atau yang sering terkenal

dengan daerah Timika. Ikan bakar colo ini adalah ikan laut yang bernama ikan dabu-dabu. Biasanyadiolah dengan bumbu pedas dan beberapa sayur.

Ikan dabu-dabu ini memiliki kandungan gizi dan protein yang baik untuk tubuh. Bagi anda yang ingin mencari ikan bakar colo, makanan ini mudah sekali ditemukan di warung-warung, depot, dan restaurant yang ada di pesisir pantai Papua. Saat berada di Papua, anda wajib banget mencicipi ikan bakar colokarena dagingnya lembut, bumbunya manis, pedas. Hmm, lezat.

8 Kuliner Khas Papua yang Wajib Dicoba

Foto:Sam Fernando, Shutterstock& Google Images

Teks:

Sam Fernando

Kasubag Humas Ditjenim

Semua orang pasti tahu betapa eksotisnya Indonesia bagian Timur, terutama cantiknya dan luasnya Papua. Nah, bagi kamu yang ingin sekali ke Papua atau bahkan sudah merencanakan untuk melancong ke daerah eksotis ini. Untuk masalah kuliner, mungkin kalian akan membayangkan sagu karena sebagian besar makanan khas Papua ini terbuat dari sagu. Bahkan sagu

menjadi sumber makanan pokok. Padahal, kuliner khas papua itu beragam loh! Makanya, sebelum melancong ke Papua, kenali dulu nih enam kuliner khas Papua yang sayang banget kalau dilewatkan atau bahkan tidak dicoba saat di sana.

56 | BHUMIPURA 2019 57BHUMIPURA 2019 |

Foto:

Sam Fernando

Teks:

Sam Fernando

Kasubbag Humas Ditjen Imigrasi

LembayungSenja Di Kondo,Sebuah KisahTentang DedikasiDi Ujung Negeri

Malam itu hujan deras membasahi bumi Animhaseperti air mata kesedihan seorang ibu. Manusia hidup dengan tujuannya masing masing. Mereka memilih, meniti, dan akhirnya sampai pada tujuan yang mereka ingini. Betapapun sulitnya hidup, jika hidup ini berjalan di atas sesuatu yang

menyenangkan bukankah akan terasa mudah? Bukan!!! Hidup tak akan pernah terasa sulit jika dunia berjalan searah dengankeinginan kita. Hanya saja tak semua orang bisa menggenggamdunianya sendiri.

Namanya Florentinus Keith seorang putra dari Suku Mandobo, dan sudah sejak tahun 2013 bertugas di Pos Imigrasi Kondo yang termasuk dalam wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas II Merauke. Desa Kondo terhitung dalam daerah yang terisolir. Tidak ada jalan menuju ke sana. Keith harus membelah hutan dan padang ilalang bilamenuju ke sana. Listrik hanya menyala 6 jam di sini, itupun baru beberapa tahun belakangan, setelah pemerintah membangun pem-bangkit listrik tenaga surya.Bagaimana dengan sinyal handphone?? Jangan berharap banyak di sini. Warga sekitar punya istilah “pohon asmara” untuk sinyal hand-phone. Sekilas tidak ada yang istimewa dari pohon tersebut. Hanya pohon mangga yang pokoknya cukup besar yang entah umurnya be-rapa puluh tahun. Pohon yang ini berjasa besar dalam menuntaskan rindu para petugas penjaga perbatasan.

“Hanya di bawah pohon inilah sinyal telepon seluler bisa ditangkap. Itu pun harus dengan cara menggantungkan telepon di bawahdahannya. Pohon mangga berbuah handphone kelakar teman teman senasib,” kata Keith.

Keith dan Daniel Bonara bertugas sebagai Petugas Imigrasi di Pos Imigrasi Perbatasan Kondo. Setiap hari mereka mengayuh sepeda tua yang mengarahkannya menembus dinginnya dahan-dahanrerumputan yang masih basah oleh embun pagi. Melewati jalanberdebu yang merupakan jalan tanah satu-satunya menuju PosImigrasi perbatasan tempatnya bekerja.

Memang tugas di daerah terpencil tentu memiliki resiko lebihketimbang di daerah kota. Sarana dan prasarana amatlah kurang, jangan berharap apapun. Ketika diterima menjadi petugasimigrasi yang ditempatkan di perbatasan, Ayah Keith tersenyum bangga dengan keberhasilannya itu. Tak tanggung-tanggung, demi kebahagiaannya itu ayahnya menggelar syukuran yang cukup besar. Semua diundang, mulai kerabat, handai-taulan, orang terkemuka di distrik tempat tinggal. Dengan bangga ia bercerita bahwa anaknya sekarang sudah menjadi pegawai“Pokoknya pace ingin ale menjadi pegawai negeri, ale harus bisa membanggakan keluarga, membanggakan almarhum tetemu,karena ko anak laki-laki satu-satunya yang pace miliki,” begitulahpesan Ayah Keith kepadanya.

Pekerjaan sebagai penjaga perbatasan ialah pengabdian. Itulah pesan ayahnya kepadanya ketika itu di awal pengabdian. Ayahnya bangga kepadanya. Dirinya ikhlas, jika sewaktu-waktu hanyanamanya yang pulang. Hanya itulah kata-kata ayah yang bisa iaingat. Sama sekali ia tidak menangis. Ia sangat tegar dan samasekali tiada guratan kesedihan dari wajahnya itu. Berbeda dengan mace yang tak kuasa menahan tangisnya.

Berapa pun beratnya tugas, kami tak pernah boleh menolakuntuk memberikan pelayanan Keimigrasian di perbatasan. Kamitelah terikat dengan sumpah yang diucapkan saat dilantik, “Saya akan membaktikan hidup saya demi kepentingan ibu pertiwi,Indonesia.”

Bila di media sedang ribut ributnya terkait dengan pemilihan presiden sehingga menyebabkan kondisi masyarakat terpecah, kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat pengabdian sebagian pegawai imigrasi untuk menjelajah ke pegunungan atau ke tengah hutan atau ke pulau terpencil. Daerah- daerah demikian tidak hanya minim fasilitas tapi juga sarana dan prasarana. Bertugas ke daerah terpencil tentu mengorbankan banyak hal. Terasing meninggalkan kenyamanan dan kemewahan metropolitan, jauhnya dari rumah dan keluarga, bertemu wajah-wajah asing dengan watak dan budaya yang sangat berbeda, dan berhadapan dengan ganasnya nyamuk anopheles atau jurang terjal atau amukan ombak atau bahkan adu parang dan peluru antarwarga.

Tentang malaria, ada kisah dari seorang senior yang pernahmenjadi petugas perbatasan di Pos Imigrasi Perbatasan Mindiptana di Boven Digoel. Umumnya, seorang yang akan datang ke daerahendemis malaria akan minum obat profilaksis (pencegahan). Dari 8 (delapan) orang yang bertugas di sana, yang pertama kali terkena malaria adalah orang yang minum obat profilaksis.“Senior saya sendiri selama bekerja sudah lima kali terkena malaria, bahkan ada petugas Imigrasi di Perbatasan Waropko yang terkena malaria berkomplikasi ke otak (malaria cerebral),” kisahnya.

Ia dievakuasi ke RSUD Merauke dan berhasil selamat, setelah ditolak oleh RSUD Boven Digoel karena keterbatasan tenaga medis dan tempat. Selama 12 jam mereka berjibaku dengan lumpur dan jalan rusak sampai tiba di Merauke. Nasib baik ia selamat. Itu baru malaria, belum kisah-kisah berbahaya lainnya yang tidak terekam.

Keith punya kisah lain yaitu tentang rekannya bernama Putra yang bertugas di Pos Imigrasi Mindiptana. Keadaan di sana jugatidak lebih baik daripada kondisi di Kondo. Tidak ada rumah dinas di sana. Mereka tinggal di pos sekaligus rumah tinggal, bahkan untuk makan saja mereka harus bercocok tanam karena mahalnya bahan pangan di sana.

Baik Pemerintah Indonesia maupun Papua Nugini mengakui dan mengizinkan pergerakan orang melintasi perbatasan antar negara yang dilakukan oleh penduduk tradisional. Hal ini karena kelahiran atau perkawinan masyarakat ini secara tradisional melakukankegiatan melintasi perbatasan. Kegiatan tradisional yang dimaksud meliputi hubungan sosial dan upacara-upacara termasukperkawinan, berkebun, berburu, pengumpulan, dan penggunaan tanah, penangkapan ikan dan penggunaan perairan, perdagangan perbatasan, olahraga, serta kegiatan kebudayaan.

Garis batas perbatasan yang sangat panjang dan kondisi alam yang sulit untuk dijangkau terkadang menimbulkan masalah yang yang cukup pelik. Seperti pernah dialami Keith, ada warga negara PNG yang juga mengakui bahwa wilayah yang ada di perbatasan adalah tanah milik nenek moyangnya, sehingga mereka merasa berhak memanfaatkannya. Kondisi demikian tidak dapat dibiarkan berlarut-larut, karena jika keadaan seperti ini dibiarkan dalam waktu lama maka akan timbul gesekan-gesekan antar penduduk. Kearifan lokal adalah salah satu jawabannya agar hal seperti ini dapatdiantisipasi.

58 | BHUMIPURA 2019 59BHUMIPURA 2019 |

KARTUNRESENSI

Teks:

Tomi Purba

Foto:

Google Images

Judul Buku:

Millennials Kill Everything

Penulis:

Yuswohady, Farid Fatahillah, Budi

Tryaditia, Amanda Rachmaniar

Penerbit :

PT Gramedia Pustaka Utama

Terbit :

April 2019

Jumlah Halaman:

340

Bahasa:

Indonesia

Generasi Millennials menjadi topik yang cukup hangat dikalangan masyarakat, mulai dari segi pendidikan,teknologi, maupun moral, dan budaya. Seperti yangdiketahui, Millennials (kadang juga disebut dengangenerasi Y) adalah sekelompok orang yang lahir setelah Generasi X, yaitu orang yang lahir pada kisaran tahun 1980

s/d 2000an atau lebih mudahnya jika saat ini berumur 17 s/d 37 tahun maka bisa dikatakan masuk dalam Generasi Millennials.

Millennials sendiri dianggap spesial karena generasi ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, apalagi dalam hal yang berkaitan denganteknologi. Generasi Millennials memiliki ciri khas tersendiri yaitu, mereka lahir pada saat TV berwarna, handphone, dan internet sudah diperkenalkan sehingga generasi ini sangat mahir dalam teknologi.

Namun di balik itu semua, Generasi Millennials ternyata juga menjadiancaman dan momok bagi Generasi Baby Boomers dan Generasi X yangsudah terbiasa dengan pola hidup yang teratur, disiplin, dan rutin. Totalterdapat 50 produk, layanan, dan industri yang “dibunuh” oleh GenerasiMillennials. Siapkah menghadapi generasi Millennials yang disruptifdi era digital ini??

Kelebihan BukuDengan membaca buku ini pembaca akan mendapatkan wawasan

lebih detail mengenai perilaku Generasi Millennials terhadap produk, layanan, dan industri saat ini. Buku ini memuat analisa detail mengenai 50 produk, layanan, industri, teknologi, musik, olahraga, bahkan tingkah laku yang “dibunuh” Generasi Millennials karena dianggap produk tersebut sudah tidak relevan lagi di mata mereka.

Dalam buku ini setiap bab juga memiliki kesimpulan dan tipsbagaimana cara menyikapi dan menghadapi Generasi Millennials agar tetap hidup di zaman serba praktis dan canggih. Dengan membaca buku ini, para pemilik brand, pemilik perusahaan, dan pimpinan kerja dapat mengetahui perilaku Generasi Millennials serta cara untuk mengubah paradigma lama menjadi paradigma baru. Buku ini juga dipenuhi dengan ilustrasi gambar yang sangat menarik sehingga membuat pembaca nyaman membaca dan tidak cepat bosan.

Kelemahan BukuSetelah membaca buku Millennials Kill Everything ini, sebagian orang bisa

berpikiran bahwa Generasi Millennials adalah generasi yang manja, memiliki perilaku disruptif, dan citra buruk. Padahal tidak semua Generasi Millennials memiliki sifat dan perilaku yang sama. Generasi Millennials yang bisamemanfaatkan teknologi malah bisa menjadi pemimpin yang baik. Oleh karena itu diharapkan pembaca tetap memiliki sudut pandang membaca yang luas.

Hampir tidak ada kelemahan dari buku ini karena cara penulisan danilustrasi dalam buku ini sangat baik dan dapat mudah dipahami. No matter how you define success, you will need to be resilient, empowered, authentic, and limber to get there.

Millennials KILLEverything,Really?

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RIDIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

PLBN Skouw, Papua