menyusun laporan keuangan perusahaan jasa

10
qwertyuiopasdfghjklzxcvbn mqwertyuiopasdfghjklzxcvbn mqwertyuiopasdfghjklzxcvbn mqwertyuiopasdfghjklzxcvbn mqwertyuiopasdfghjklzxcvbn mqwertyuiopasdfghjklzxcvbn mqwertyuiopasdfghjklzxcvbn mqwertyuiopasdfghjklzxcvbn mqwertyuiopasdfghjklzxcvbn 0 | TIK Materi Akuntansi SMK Laporan Keuangan Perusahaan Jasa 5/8/2014 Rini Handayani (7101413171) UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014

Upload: rini-handayani

Post on 21-Jun-2015

6.560 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw

ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiop

asdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf

ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjk

lzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc

vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn

mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer

tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui

0 | T I K

Materi Akuntansi SMK

Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

5/8/2014

Rini Handayani (7101413171)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2014

Page 2: Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

1 | T I K

Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Fungsi utama akuntansi adalah menyediakan laporan keuangan secara periodik kepada

manajemen, investor, kreditur, dan pihak-pihak lain di luar perusahaan. Laporan keuangan yang

disajikan harus dapat memberikan gambaran secara jelas terhadap posisi keuangan (neraca) dan

kinerja suatu perusahaan (laporan laba/ rugi). Hal ini dimaksudkan agar para pemakai akuntansi,

baik intern maupun ekstern perusahaan dapat mengambil keputusan ekonomi sesuai dengan apa

yang dikehendaki.

Laporan keuangan dapat diidentifikasikan secara jelas dari informasi yang diperoleh oleh suatu

perusahaan. Komponen laporan keuangan selalu disajikan dengan urutan sebagai berikut.

1. Nama perusahaan pelapor atau identitas lain.

2. Cakupan laporan keuangan, apakah mencakup hanya satu entitas atau beberapa entitas.

3. Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang lebih tepat bagi setiap

komponen laporan keuangan.

4. Mata uang pelaporan.

5. Satuan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.

Laporan keuangan yang disajikan setiap akhir periode tersebut didasarkan pada Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) yang terdiri atas laporan laba rugi, laporan perubahan modal,

neraca, dan laporan arus kas.

1. Laporan Laba/Rugi (Income Statement)

Laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan beban dari suatu

perusahaan dalam satu periode akuntansi. Laporan laba/rugi perusahaan disajikan sedemikian

rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara

wajar. Bentuk laporan laba/rugi yang lazim digunakan ada dua, yaitu:

a. Bentuk Langsung (Single Step)

Menurut bentuk ini, seluruh pendapatan dijumlahkan dan semua beban dijumlahkan. Dari

selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban dapat diketahui besarnya laba atau rugi usaha.

Page 3: Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

2 | T I K

b. Bentuk Bertahap (Multiple Step)

Menurut bentuk ini, dalam laporan laba/rugi diadakan pengelompokan atas jenis pendapatan

dan jenis beban. Di mana pendapatan dibedakan atas pendapatan usaha dan pendapatan di luar

usaha, serta beban dibedakan pula atas beban usaha dan beban di luar usaha. Kemudian dari

selisih pendapatan dan beban diperoleh laba atau rugi perusahaan.

Page 4: Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

3 | T I K

2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)

Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan sebab-sebab adanya

perubahan modal, dari modal awal sampai dengan modal akhir periode. Dalam laporan

perubahan modal ditunjukkan dengan perhitungan antara modal pemilik awal periode ditambah

laba bersih seperti yang tercantum dalam laporan laba/rugi, kemudian dikurangi dengan

pengambilan pribadi pemilik (prive), sehingga diperoleh modal pemilik akhir periode.

3. Neraca (Balance Sheet)

Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan atau posisi keuangan suatu

perusahaan pada akhir periode. Posisi keuangan yang dimaksud terdiri atas jumlah aktiva,

kewajiban, dan modal. Dalam penyusunan neraca harus diurutkan sesuai dengan tingkat

likuiditasnya atau tingkat kelancarannya. Rekening yang lancar harus didahulukan

penyusunannya dan rekening yang kurang lancar disusun di bawahnya. Neraca dapat disusun

dengan dua bentuk, yaitu bentuk stafel dan bentuk skontro.

a. Bentuk Laporan (Stafel)

Neraca yang disusun dalam bentuk stafel artinya neraca disajikan dengan harta atau aktiva di

bagian atas dan kewajiban serta modal di bagian bawahnya. Neraca bentuk stafel sering disebut

juga bentuk laporan/ vertikal.

Page 5: Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

4 | T I K

b. Bentuk T (Skontro) atau Bentuk Rekening

Neraca yang disusun dalam bentuk T artinya penyajian harta atau aktiva di sebelah kiri,

sedangkan kewajiban dan modal di sebelah kanan. Neraca bentuk skontro sering disebut juga

bentuk sebelahmenyebelah.

Page 6: Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

5 | T I K

4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)

Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan arus masuk dan arus keluar tentang

kas dan setara dengan kas. Kas merupakan uang tunai atau saldo kas dan rekening giro,

sedangkan setara kas merupakan investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek yang

dengan cepat dapat dijadikan kas. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode

tertentu dapat diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, dengan

disesuaikan bisnis perusahaan tersebut. Pengklasifikasian menurut aktivitas bertujuan

memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh

aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara

dengan kas.

a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari pendapatan perusahaan. Oleh karena

itu arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang memengaruhi

penetapan laba atau rugi bersih. Arus kas dari aktivitas operasi meliputi:

1) Penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa,

2) Penerimaan kas dari royalti, fee, komisi, dan pendapatan lain,

3) Pembayaran kas kepada pemasok barang atau jasa,

4) Pembayaran kepada karyawan,

5) Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi,

klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya,

6) Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat

diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi,

7) Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha

dan perdagangan.

b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan

dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa

depan. Arus kas dari aktivitas investasi meliputi:

1) Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka

panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang

dibangun sendiri,

Page 7: Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

6 | T I K

2) Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, peralatan, aktiva tak berwujud, dan

aktiva jangka panjang lain,

3) Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain

4) Uang muka dari pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali

yang dilakukan oleh lembaga keuangan),

5) Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option

contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan

perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan

sebagai aktivitas pendanaan.

c. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab

berguna untuk memprediksi klain terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal

perusahaan. Arus kas dari aktivitas pendanaan meliputi:

1) Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.

2) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham

perusahaan,

3) Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya.

4) Pelunasan pinjaman,

5) Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban

yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).

(sumber: http://ssbelajar.blogspot.com/2012/04/laporan-keuangan.html)