menyikapi nasib buruk

Upload: mhd-anugrah-soemitro

Post on 09-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Menyikapi Nasib Buruk

Menyikapi Nasib Buruk

Mendapatkan keberuntungan bukan sekedar tentang menciptakan dan menangkap peluang. Prinsip penting lain adalah cara kita menyikapi nasib buruk, demikian disampaikan Profesor Richard Wiseman, peneliti faktor keberuntungan.

Bayangkan Anda menjadi atlet Olimpiade dan berhasil memenagkan medali perunggu nomor lari atletik. Tentu Anda akan senang, gembira berbunga-bunga. Bayangkan tahun berikutnya Anda kembali mengikuti lomba atletik dan kali ini meraih medali perak. Tentu Anda semakin gembira. Betul demikian? Ternyata tidak. Riset menunjukkan bahwa atlit peraih medali perunggu lebih merasa puas dibandingkan dengan peraih perak. Mengapa demikian? Peraih medali perak relatif kurang puas karena merasa dengan sedikit usaha lagi dia bisa meraih emas. Sedangkan peraih medali perunggu merasa sangat puas karena untung tidak kurang usaha sehingga masih bisa mendapat medali.

Penelitian Wiseman menunjukkan bahwa orang beruntung menggunakan counter-factual thinking untuk meredam dampak dari kejadian buruk. Psikolog menyebut counter-factual sebagai kemampuan imajinasi untuk membayangkan kejadian lain yang mungkin terjadi sebagai kemungkinan altrnatif kejadian sesungguhnya yang kita alami. Wiseman menanyakan kepada kelompok orang beruntung dan orang yang merasa sial tanggapan atas suatu kejadian imajinatif di bank. Mereka diminta membayangkan sedang berada di bank saat tiba-tiba terjadi perampokan. Tanpa sengaja perampok menembakkan senjata sehingga mengenai lengan tangan dan menyebabkan luka parah. Para partisipan percobaan diminta memberikan tanggapan tentang hal itu. Apakah kejadian ini untung atau sial? Kelompok orang yang merasa tidak beruntung cenderung mengatakan bahwa mereka sial karena berada di bank pada saat yang salah. Kelompok orang yang beruntung sebaliknya mengatakan bahwa situasi bisa lebih buruk dari yang mereka alami. Untung cuma kena tangan, coba kalau kena kepala demikian komentar pasrtisipan yang masuk kelompok orang-orang beruntung. Partisipan lain bahkan mamapu membalik nasib buruk itu menjadi kemungkinan nasib baik. Kamu bisa jual ceritamu ke koran dan mendapat uang , ujarnya.

Orang beruntung cenderung mambayangkan kejadian yang mungkin lebih buruk, sehingga mereka merasa beruntung dengan kejadian yang telah menimpa mereka. Hal ini membuat mereka merasa lebih baik tentang nasib mereka, membuat mereka tetap optimis dengan masa depan, dan meningkatkan kemungkinan untuk menikmati kehidupan yang beruntung di kemudian hari.

Profesor Richard Wiseman akhirnya membuat sekolah untuk meningkatkan keberuntungan, yang menurut dia bukanlah hal mistis. Salah satu muridnya adalah partisipan dari kelompok sial dalam penelitiannya. Pendidikannya sederhana. Awalnya setiap murid diminta untuk menggambarkan berapa beruntung dia, dan berapa puas mereka dalam enam hal utama di kehidupannya. Setelah itu mereka diajari empat prinsip keberuntungan dan dijelaskan bagaimana orang-orang yang beruntung menggunakan hal itu dalam kehidupannya. Dijelaskan pula bagaimana kiat sederhana untuk berperilaku seperti orang beruntung, misalnya menggunakan berbagai cara untuk menciptakan peluang, mengubah rutinitas dengan mencoba hal baru, dan berimajinasi kejadian yang lebih buruk daripada yang sedang ia hadapi sekarang. Para murid diminta menggunakan kiat itu selama beberapa bulan.

Hasilnya dramatis. Sebanyak 80% murid menjadi lebih bahagia, lebih puas dengan kehidupannya, dan menjadi lebih beruntung. Yang awalnya sial berubah menjadi beruntung, dan yang awalnya beruntung menjadi lebih beruntung lagi. Salah satu contoh adalah Patricia. Patricia adalah seorang pramugari yang dianggap pembawa sial. Salah satu penerbangannya terpaksa berhenti sementara karena ada penumpang mabuk dan bertindak kasar. Penerbangan lainnya tersambar petir. beberapa minggu kemudian penerbangannya terpaksa mendarat darurat. Patricia dianggap pembawa sial. Dia juga berkali-kali putus dengan pacarnya, dan sepertinya selalu berada di waktu dan tempat yang salah. Setelah ikut sekolah, Patricia menjadi orang yang berbeda. Segala kesialannya lenyap, tak lagi mengalami penerbangan bermasalah, dan menjadi lebih bahagia dengan hidupnya. Murid yang lain menemukan pasangan hidup lewat pertemuan tak sengaja, dan ada juga yang mendapat promosi pekerjaan lewat suatu kesempatan tak disangka.

Empat ciri orang beruntung, hasil penelitian Prof. Wiseman adalah :

1. terlatih mengenali dan menciptakan peluang

2. membuat keputusan yang menguntungkan dengan mendengarkan intuisi

3. membuat ramalan-yang-terpenuhi-sendiri (self-fulfilling prophesies) melalui pikiran positif

4. luwes menanggapi kejadian buruk menjadi kejadian baik

Setelah 10 tahun meneliti faktor keberuntungan, Profesor Richard Wiseman mengambil kesimpulan bahwa keberuntungan lebih disebabkan pikiran dan perilaku. Lebih penting lagi bahwa setiap orang mempunyai kesempatan meningkatkan peruntungan di dalam hidupnya.

Artikel terkait : Faktor Keberuntunganhttp://www.luckfactor.co.uk

Silahkan beri komentar ya..., tanya, kritik, atau menambah ... Komentar Anda akan turut menyempurnakan ilmu kami, dan berharga buat pembaca lainnya. Tks! - khairul -

4 Comments

1. mungkin ini balik lagi kepada bagaimana kita memandang kejadian hidup ini, dan bukan kejadian hidup itu sendiri. Kalau kita selalu berusaha memandangnya dari sudut positif, mungkin disitulah kita selalu merasa beruntung Comment by zuki August 7, 2005 @ 10:29 am

2. Didasari keyakinan bahwa Tuhan yg diatas sana penuh kasihakan umatnya..kejadian yg dikehendakinya pasti yg terbaikbagi umatnya.Dg keyakinan itulah saya merasa selalu masihberuntung cobaan akan selalu ada semasa kita masih hidupTuhan selalu penuh kasih itulah yg membesarkan jiwa saya.

Comment by Ria Kusuma October 6, 2005 @ 12:02 am

3. Masalahnya gak usah terlalu mengandalkan faktor lucky, teruslah menjemput rizki Allah yg Maha Luas..asal kita ikthiar dan tawakal terusterus berusaha mendapat takdir yg lebih baik dan lebih baik lagi, Ok ?!!

Comment by Rony Prasetya December 8, 2005 @ 9:17 am

4. Dear Khairul, aku baru aja baca 1 artikel Menyikap Nasib Buruk. I really agree and Love to read it absolutely!If you have a free time, I want to be your discussion partner. Saat ini aku lagi explore mengenai hal-hal yang Anda sudah tulis. especially, mengenai hidup dan sukses seseorang dan kesehatan mental. I`m a Buddhist, If you dont mind, kita bisa saling sharing dan transfer ide mengenai pandangan2x hidup. Aku tunggu ya balasan/ respon emailnya. Thankss and good luck selalu.

::: Thanks banget Maya atas apresiasimu. Apresiasimu menjadi motivasiku untuk berkontribusi lebih banyak. Saya selalu terbuka untuk berdiskusi dan berbagi ilmu. Ilmu dibagi tidak akan pernah habis, malah terus bertambah bukan? Saya juga orang yang inklusif, jadi senang berdiskusi dengan semua kalangan. Kalau ada sudut pandang yang berbeda justru kita bisa menggali kebenaran dengan lebih lengkap. Tks ya sudah mampir.. khairul