menkon jembatan batam

3
Nama : Muhammad Feraldi Yulizar Kelas : 2 Sipil 2 Pagi NIM : 1108020373 Tugas : Manajemen Konstruksi I embatan Sultan Zainal Abidin merupakan jembatan keempat pada rangkaian Jembatan Barelang (terdiri dari 6 jembatan yang menghubungkan 3 pulau) yang menghubungkan Pulau Setokok dan Pulau Rempang. Pembangunan dimulai bulan Oktober tahun 1993 dan selesai secara bertahap mulai tahun 1996 sampai dengan bulan Januari 1998. jembatan ini memiliki konstruksi Balance Cantilever Double Box Girder, dengan bentang utama 145 m (365 m). J Prinsip perencanaan Segmental box girder dapat dilakukan secara precast atau cast-in-place dan apapun cara pelaksanaannya hal ini dikategorikan sebagai metode konstruksi sama seperti span by span, balance cantilever, incremental launching atau progressive placement. Dan untuk mengevaluasi jembatan yang sudah ada, metode pelaksanaan harus diketahui untuk memperkirakan beban-beban yang mungkin sudah dipertimbangkan akibat urutan ereksi yang digunakan. Untuk mempertahankan kekuatan, jembatan box girder harus selalu dalam kondisi tekan (compression). Kekuatan tekan ini dapat diciptakan oleh posttensioning. Hasilnya struktur beton dapat sangat kuat, bila gaya tekannya cukup. Problem Umum Banyak faktor yang menyebabkan struktur box girder perlu diperbaiki. Kurangnya petunjuk perencanaan menyebabkan banyaknya pendekatan dalam perencanaan yang tidak selalu baik. Tidak jelasnya batasan untuk rangkak, shrinkage dan relaksasi baja menyebabkan perencanaan diluar yang diharapkan dari sudut padang serviceability. Lebih lanjut efek dari perbedaan temperatur memberikan andil yang sangat besar. Tegangan-tegangan akibat perbedaan temperatur ini biasanya diabaikan pada perencanaan. Hal-hal yang menunjukan distress pada struktur box girder, seperti retak geser, retak lentur biasanya dapat diperbaiki dengan menambah external posttensioning yang akan meningkatkan tegangan tekan pada beton dan akan memaksa retak yang ada menutup dan akan mengurangi retak-retak baru untuk muncul. Bagian lain dari distress adalah pada angker tendon dan pada daerah deviation. Apabila retak-retak diabaikan bukan mustahil akan menyebabkan korosi pada tulangan dan kabel posttensioning dan tentu akan mengurangi umur teknis jembatan.

Upload: aldiemoz

Post on 21-Jun-2015

176 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENKON JEMBATAN batam

Nama : Muhammad Feraldi Yulizar

Kelas : 2 Sipil 2 Pagi

NIM : 1108020373

Tugas : Manajemen Konstruksi I

embatan Sultan Zainal Abidin merupakan jembatan keempat pada rangkaian Jembatan Barelang (terdiri dari 6 jembatan yang menghubungkan 3 pulau) yang menghubungkan Pulau Setokok dan Pulau Rempang. Pembangunan dimulai bulan Oktober tahun 1993

dan selesai secara bertahap mulai tahun 1996 sampai dengan bulan Januari 1998. jembatan ini memiliki konstruksi Balance Cantilever Double Box Girder, dengan bentang utama 145 m (365 m).

JPrinsip perencanaan

Segmental box girder dapat dilakukan secara precast atau cast-in-place dan apapun cara pelaksanaannya hal ini dikategorikan sebagai metode konstruksi sama seperti span by span, balance cantilever, incremental launching atau progressive placement. Dan untuk mengevaluasi jembatan yang sudah ada, metode pelaksanaan harus diketahui untuk memperkirakan beban-beban yang mungkin sudah dipertimbangkan akibat urutan ereksi yang digunakan. Untuk mempertahankan kekuatan, jembatan box girder harus selalu dalamkondisi tekan (compression). Kekuatan tekan ini dapat diciptakan oleh posttensioning. Hasilnya struktur beton dapat sangat kuat, bila gaya tekannya cukup.Problem Umum

Banyak faktor yang menyebabkan struktur box girder perlu diperbaiki. Kurangnya petunjuk perencanaan menyebabkan banyaknya pendekatan dalam perencanaan yang tidak selalu baik. Tidak jelasnya batasan untuk rangkak, shrinkage dan relaksasi baja menyebabkan perencanaan diluar yang diharapkan dari sudut padang serviceability. Lebih lanjut efek dariperbedaan temperatur memberikan andil yang sangat besar. Tegangan-teganganakibat perbedaan temperatur ini biasanya diabaikan pada perencanaan. Hal-hal yang menunjukan distress pada struktur box girder, seperti retak geser, retak lentur biasanya dapat diperbaiki dengan menambah external posttensioning yang akan meningkatkan tegangan tekan pada beton dan akan memaksa retak yang ada menutup dan akan mengurangi retak-retak baru untuk muncul. Bagian lain dari distress adalah pada angker tendon dan pada daerah deviation. Apabila retak-retak diabaikan bukan mustahil akan menyebabkan korosi pada tulangan dan kabel posttensioning dan tentu akan mengurangi umur teknis jembatan. Perbaikan segera dilakukan pada awal timbulnya distress untuk mengurangi kerusakan besar dan untuk mengembalikan kondisi precompressionnya.

1. RetakUmumnya kelemahan ditandai dengan adanya retak. Retak yang diakibatkan

shrinkage atau tidak cukupnya tulangan temperatur adalah hal biasa. Namun demikian tergantung pada lokasi dan ukuran, beberapa retak mungkin berbahaya pada struktur. Berapapun ukurannya, semua retak dapat memberikan jalan pada uap atau air asin untuk mencapai tulangan atau duct atau kabel pratekan (strand). Retak lentur. Retak melintang pada bagian bawah atau atas box biasanya menunjukan tanda tidak cukupnya kapasitas struktur. Hal ini dapat disebabkan gaya pratekan atau tulangan tidak cukup untuk memikul gaya tarik yang disebabkan oleh beban luar. Tidak cukupnya kapasitas dapat disebabkan underestimate beban mati dan hidup, losses pratekan, rangkak & shrinkage dan momen distribusi. Gambar 3, menunjukan lokasi retak umumnya terjadi pada struktur box girder. Retak Zone Lokal. Retak dekat daerah angker tendon biasanya ditandai tidak cukupnya tulangan zone lokal. Akibat gaya pratekan yang didesakan pada box girder, timbul juga retak tarik akibat bursting disamping retak tarik dari daerah angker tendon.

Page 2: MENKON JEMBATAN batam

2. Perbedaan TemperaturBiasanya perbedaan temperatur dimaklumi sebagai sesuatu yang penting sebagai

dasar pertimbangan dalam menentukan perletakan dan expansion joint. Namun demikian, perbedaan temperatur sering dilupakan dalam perencanaan bangunan atas. Efek dari perbedaan temperatur ini ada apabila bagian atas bangunan atas panas atau dingin dibandingkan bagian bawah. Hal ini disebabkan adanya pemuaian atau susut yang tidak merata dari suatu section bangunan atas. Akibat adanya kondisi ini akan timbul tegangan-tegangan tambahan pada sistem bangunan atas jembatan sebagai akibat dari adanya usaha penyerasian permukaan/bidang yaitu plane remain plane, teori Navier untuk balok mengalami efek lentur. Menurut teori ini tegangan atau regangan pada setiap titik akibat bending diasumsikan proporsional terhadap jaraknya dari sumbu netral. Kondisi ini lebih-lebih menjadi pertimbangan penting pada struktur box girder dimana terdapat jebakanruangan kosong yang suhunya sangat berbeda dari bagian luar. Efek dari perbedaan temperatur pada struktur di atas 2 tumpuan dan tinggi box tidak melebih ±300 mm (BMS ’92) tidak akan memimbulkan tegangan-tegangan sekunder asalkan pada tumpuan tidak terdapat pengekangan momen. Efek dari perbedaan temperatur pada kondisi di atas ini akanmenyebabkan terjadinya deformasi saja. Sama halnya dengan efekperbedaan temperatur rata-rata yang biasanya dipakai untuk perencanaan bearing dan expansion joint.

Karya spektakuler nan megah menjadi catatan sejarah bangsa menjelang melenium 3 ini harus dilengkapi dengan manual operasional dan program pemeliharaan dan rehabilitasi secara sistematis dan terperinci. Seperti jembatan-jembatan besar di dunia lainnya, pemasangan peralatan monitoring yang real time perlu dipertimbangkan seperti pengukuran vibrasi, suhu, pergerakan tumpuan dan lain sebagainnya. Hal ini sangat diperlukan kalau kita menginginkan tingkat layan yang optimal dari jembatan selama umur rencana teknis jembatan.