menkes 2.doc

15
Makalah Manajemen Kesehatan Kepemimpinan Dental Hygienist dalam Pelayanan Kesehatan Gigi Disusun Oleh Kelompok 2 : WAHYUNI (09519) RISKHA FEBRIANI H. (09520) ANIS SHALIHAH (09521) KENDRA IVANA (09522) INDAH NURDIAH DAUD (09523) TITIN RIYADININGSIH (09524) RIZZA UMAMI A. (09525) FATIKHAH DELLA (09526) NUR SAFITRI (09527)

Upload: titin-riyadiningsih

Post on 29-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Modul Pelatihan Kader UKGMD

Makalah Manajemen Kesehatan Kepemimpinan Dental Hygienist dalam Pelayanan

Kesehatan Gigi

Disusun Oleh Kelompok 2 :

WAHYUNI

(09519)

RISKHA FEBRIANI H.

(09520)

ANIS SHALIHAH

(09521)

KENDRA IVANA

(09522)INDAH NURDIAH DAUD (09523)TITIN RIYADININGSIH

(09524)RIZZA UMAMIA.

(09525)FATIKHAH DELLA

(09526)NUR SAFITRI

(09527)PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah manajemen kesehatan dengan judul Kepemimpinan Dental Hygienist dalam Pelayanan Kesehatan GigiTujuan dalam penyusunan makalah ini adalah guna meningkatkan wawasan menegnai kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang dental hygienist ketika bekerja dalam pelayanan kesehatan gigi. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Drg. Julita Hendrartini, M.Kes yang telah memberikan bimbingan ini sehingga kami dapat menyusun pembuatan makalah Kepemimpinan Dental Hygienist dalam Pelayanan Kesehatan Gigi.Kami menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan tidak lepas dari kesalahan baik kalimat maupun bahasanya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk kelengkapan makalah ini.Yogyakarta, 14 April 2015 Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar ........................................................................................................2

Daftar Isi ..................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................5

B. Rumusan Masalah ............................................................................................5

C. Tujuan ...............................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

A. Kompetensi Dasar Kepemimpinan Dental Hygiensit..................................7

B. Kepemimpinan Kolaborasi untuk Dental Hygiene C. Tantangan Kepemimpinan Dental Hygiene9

BAB III PENUTUP

Kesimpulan...........................................................................................................29

Daftar Pustaka

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk dapat menginspirasi individu, masyarakat atau organisasi sehingga mampu membuat dan menjabarkan visi agar mempermudah kinerja mereka dalam mencapai visi (Quinones, 2010). Dental hygiene adalah anggota tim pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang memberikan pelayanan secara optimal dengan menggunakan keahliannya untuk mencegah maupun merawat penyakit gigi dan mulut (Andrews, 2007).Sebagai anggota yang terlibat sebagai team pelayanan kesehatan,seorang dental hygiene memainkan peran menyeluruh dalam membantu pasien untuk memperoleh dan mempertahankan kesehatan mulut mereka.Dental hygiene memberikan pendidikan,tindakan klinis,dan pelayanan konsultasi kepada setiap individu dan populasi pada semua umur,termasuk kesepakatan medis,keterbatasan mental atau fisik,dan dirugikan secara fisik maupun budaya.( ADEA,2004)Pada umumnya, dokter gigi dianggap sebagai pemimpin dalam pelayanan kesehatan gigi. Namun setiap orang dalam pelayanan kedokteran gigi dapat menjadi seorang pemimpin, termasuk dental hygiene. Hal yang diperlukan untuk memimpin adalah dapat membuat kolaborasi, yang akan menimbulkan kepercayaan dan kerjasama yang lebih tinggi untuk mendukung satu sama lain. Seorang dental hygiene dapat menjadi pemimpin dan tidak harus menjadi yang paling cerdas, paling kreatif, paling fasih atau yang paling dominan untuk memimpin. Dental hygiene dapat menjadi seorang pemimpin dengan mempunyai sifat jujur, visioner, berkompeten, dan dapat menginspirasi (Jahn, 2008).B. Rumusan Masalah

1. Apa kompetensi dasar kepemimpinan dental hygiene?2. Bagaimana kolaborasi kepemimpinan dental hygiene?3. Apa tantangan kepemimpinan dental hygiene ?C. Tujuan

1. Untuk mengetahui kompetensi dasar kepemimpinan dental hygiene.2. Untuk memahami kolaborasi kepemimpinan dental hygiene.3. Untuk mengetahui tantangan kepemimpinan dental hygiene.BAB II

PEMBAHASAN

A. Kompetensi Dasar Kepemimpinan Dental Hygienist

Kompetensi dasar dental hygiene dalam kempemimpinan adalah (Quinones, 2010) :

1. Mempelajari interaksi antara manusia dengan lingkungan sosial sehingga dapat berpengaruh terhadap individu, kelompok, organisasi dan masyarakat.

2. Menyalurkan pengetahuan baru dan memberikan pelayanan terbaik saat bekerja.3. Menerapkan keahlian kepemimpinan, teori dan prinsip-prinsip dalam berinteraksi dengan kelompok dan organisasi untuk meningkatkan inovasi dan perubahan.

4. Mendukung kemajuan profesi kesehatan gigi dan peningkatan kesehatan mulut dengan memberikan pelayanan dan bergabung dalam asosiasi profesi.

5. Mengembangkan strategi yang dapat memotivasi orang lain untuk memecahkan masalah, pengambilan keputusan, dan melakukan evaluasi.

6. Membangun tim yang baik, berdiskusi, dan kemampuan untuk mengatasi konflik dalam tim.7. Memberikan pengetahuan tentang pembinaan, pendampingan dan keterampilan dalam interaksi dengan individu, kelompok, organisasi, dan masyarakat

Terdapat empat kompetensi dasar dalam Leadership Training for Dental and Dental Hygiene Students yaitu ( Taichman dkk, 2012 ):

1. Kemampuan Berkomunikasi

Tenaga kesehatan gigi harus dapat mengembangkan keterampilan untuk memotivasi dan menginspirasi para stake holder, termasuk karyawan, untuk mencapai kinerja yang baik melalui komunikasi yang efektif. Dengan memiliki kompetensi yang baik, dapat menghasilkan sesuatu yang memuaskan dirinya sendiri dan memiliki dampak positif pada produktivitas, profitabilitas, retensi, komitmen, dan keterlibatan.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan:

a. Jaringan dan ketrampilan dalam bernegosiasi penting dalam praktik karena dapat memungkinkan pemimpin untuk melakukan bisnis yang saling menguntungkan lingkungan.

b. Kemampuan komunikasi verbal.

c. Keterampilan menulis yang efektif memunginkan seorang pemimpin mampu untuk menyampaikan informasi, konsep, dan sudut pandang secara profesional dan meyakinkan seluruh masyarakat.d. Kemampuan untuk dapat memanfaatkan teknologi sangat penting untuk membantu pemimpin mengevaluasi dan menyebarluaskan informasi.

2. Kemampuan Self-Reflection

Salah satu aspek penting dari kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin untuk dapat mengubah visi ke dalam tindakan atau dapat merealisasikan suatu tujuan. Pemimpin juga harus dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan untuk dapat meningkatkan kinerja.

3. Berpikir Kritis dan Keterampilan Memecahkan Masalah

Cara untuk dapat berpikir kritis adalah fokus pada isu-isu atau keadaan yang dapat memicu respon tersebut. Fokus ini datang dari isu-isu yang bermakna menginspirasi pemimpin. Konsep lain yang sangat penting untuk berinovasi dan berpikir kritis adalah mengambil ide-ide atau konsep dan menjadikannya hal yang baru.4. Profesionalisme, Etika, dan Tanggung Jawab Sosial

Pellegrino menyatakan bahwa profesi medis adalah "komunitas moral yang anggotanya terikat satu sama lain yang memegang komitmen etika dan yang tujuannya adalah sesuatu yang lebih daripada kepentingan pribadi.American Dental Association of Ethics and Professional Condusts menyatakan bahwa "profesi gigi harus aktif mencari klien dari seluruh masyarakat dalam suatu kegiatan yang akan membantu meningkatkan akses pelayanan perawatan untuk semua." Program berbasis masyarakat harus menjadi bagian dari kesehatan interprofessional sistem dengan dokter dan perawat.

Kepemimpinan etis sangat berarti dalam segala organisasi. American Dental Association of Ethics menyatakan bahwa para dokter gigi harus mendukung otonomi dan praktek profesi mereka dengan memperhatikan prinsip nonmaleficence, beneficence, justice, dan veracity.

Tenaga kesehatan gigi berkewajiban untuk melakukan advokasi pada pasien dan masyarakat tentang isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan mulut (misalnya, fluoride, sealant dan amalgam) serta menanggapi isu-isu global yang berkaitan dengan kesehatan komunitas mereka ( Taichman dkk, 2012 ).

B. Kolaborasi Kepemimpinan untuk Dental Hygiene

Sifat penting dari kepemimpinan sekarang saat ini berubah karena dunia menjadi lebih saling berhubungan dan saling ketergantungan. Oleh karena itu muncul suatu kepemimpinan kolaboratif. Para pemimpin kolaboratif melibatkan orang-orang dan kelompok-kelompok untuk bekerja menuju tujuan bersama yang didasarkan peran tradisional, disiplin, pengalaman dan keyakinan masa lalu mereka. Kepemimpinan kolaboratif adalah bentuk yang lebih menantang dari kepemimpinan karena menarik daya minat, empati, inovasi, akuntabilitas, pengetahuan dan pengalaman. Para pemimpin kolaboratif menginspirasi orang dengan visi yang jelas dan tujuan yang berarti. Mereka bekerja membangun kepercayaan dan berbagi kekuasaan untuk mempengaruhi mereka di seluruh organisasi tersebut.

Pemimpin kolaboratif mengembangkan dan memberdayakan para pemimpin lainnya melalui pendampingan dan pembinaan serta mereka terus belajar bagaimana dapat meningkatkan kemampuan kepemimpinan diri mereka sendiri. Dental Hygiene yang dapat memimpin dalam hal yang masih baru, akan menjadi organisasi kolaboratif yang mempunyai permintaan tinggi di masa mendatang. Tantangan yang dihadapi saat ini dalam perawatan kesehatan adalah sebagian besar aspek masyarakat yang terlalu kompleks untuk diselesaikan oleh individu tersebut. Dental Hygiene dapat membangun hubungan dengan pebisnis, pemimpin kesehatan masyarakat dan penyedia layanan kesehatan lainnya. Kemampuan untuk berkolaborasi dengan profesi dan organisasi lain merupakan tantangan yang signifikan untuk Dental Hygiene. Para pemimpin profesi kesehatan gigi harus berani, mampu berkolaborasi, dan sebagai anggota mampu bekerja dengan perwakilan di organisasi lainnya Dental Hygiene tidak memiliki kekuatan untuk menyelaraskan praktek namun dapat bekerja sama dalam masyarakat lokal melalui inisiatif terkoordinasi yang dapat mencapai tujuan masa depan yang diinginkan. Kepemimpinan kolaboratif akan memerlukan pengetahuan baru dan kompetensi yang disebut soft skill.C. Tantangan Kepemimpinan Dental Hygiene

Tantangan dental hygiene sebagai leader adalah mencari cara baru untuk memaksimalkan sumber daya dan produktivitas dengan tetap memperhatikan proses pengambilan keputusan etis dan komitmen untuk perawatan mulut yang berkualitas. Pemimpin menghormati tenaga kesehatan lainnya di masyarakat dan menempa hubungan kolaboratif dalam memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal untuk masyarakat. Dental hygiene sebagai leader bekerja dalam profesi untuk memastikan kompetensi lanjutan, belajar sepanjang hayat, dan pemeliharaan standar kualitas praktek ( Geurink, 2012)

Selain itu mengidentifikasi pilihan pekerjaan pada pelayanan kesehatan, industri, pendidikan dan penelitian dan mengevaluasi semua aspek yang dapat menghambat kinerja dental hygiene. Mengembangkan praktik manajemen dan strategi pemasaran yang akan digunakan dalam penyediaan layanan kesehatan Secara professional mengakses jejaring sosial agar dapat memperoleh target yang professional ( ADEA, 2004 ).BAB III

PENUTUP

KESIMPULANDental hygiene mempunyai kompetensi dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada kliennya.Oleh karena itu kepemimpinan dalam dental hygiene sangat dibutuhkan. Berbagai macam kompetensi dasar kepemimpinan yang dapat dimiliki oleh seorang dental hygiene. Dental hygiene dalam melakukan pekerjaannya akan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya. Kompetensi yang dimiliki oleh dental hygiene akan membawa seorang dental hygiene mampu bertindak sebagai leader dalam suatu kolaborasi. Tantangan akan dihadapi oleh dental hygiene dalam pelaksanaan kepemimpinan. Tantangan tersebut tentunya dapat dihindari salah satunya dengan mengembangkan praktik manajemen dan strategi pemasaran. DAFTAR PUSTAKA

Andrews, Esther K. 2007. Practice Management for Dental Hygienists. Philadelphia: Lippincott Williams & WilkinsNotgarnie, H.M. Clinical Leaders The Role of the Hygienist as a Leader. RDH Magazine. Taichman, Russell S., dkk. 2012. Program Design Considerations for Leadership Training for Dental and Dental Hygiene Students, Journal of Dental Education..76 (2) : 193-96. Quinones, Pamela L. 2010. A Letter from the 2011-2012 ADHA President. ADHAGeurink, Kathy Voigt. 2012. Oral Health Practice for the Dental Hygienist Third Edition. Elsevier: Missouri.

Jahn, Carol A. 2008. How to Lead When You Are Not in Authority. https://www.adha.org/resources-docs/7634_How_to_Lead_Jahn.pdf diakses tanggal 12 April 2015 waktu 08:46 WIB.American Dental Education Association. 2004. Competencies for entry into the profession of dental hygiene, Exhibit 7. J Dent Educ; 68 (7) : 745-910