meningokel dan ensefhalokel
DESCRIPTION
pengertian meningokel, pengertian ensefalokel, etilogi, patofisiologi/patogenesis, gejala klinis, penangganan, dllTRANSCRIPT
Meningokel dan Ensefhalokel
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul
sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting
terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir.
Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh
kelainan kongenital yang cukup berat, hal ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alam
terhadap kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan
kongenitaI besar, umumnya akan dilahirkan sebagai bayi berat lahir rendah bahkan sering pula
sebagai bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital
berat, kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama kehidupannya.
Disamping pemeriksaan fisik, radiologik dan laboratorik untuk menegakkan diagnose
kelainan kongenital setelah bayi lahir, dikenal pula adanya diagnosisi pre/- ante natal kelainan
kongenital dengan beberapa cara pemeriksaan tertentu misalnya pemeriksaan ultrasonografi,
pemeriksaan air ketuban dan darah janin. Penyebab langsung kelainan kongenital sering kali
sukar diketahui.
Pertumbuhan embryonal dan fetaI dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor genetik,
faktor lingkungan atau kedua faktor secara bersamaan. Banyak kelainan kongenital yang tidak
diketahui penyebabnya. Faktor janinnya sendiri dan faktor lingkungan hidup janin diduga dapat
menjadi faktor penyebabnya. Masalah sosial, hipoksia, hipotermia, atau hipertermia diduga dapat
menjadi faktor penyebabnya. Seringkali penyebab kelainan kongenitai tidak diketahui.
Salah satunya adalah Ensefalokel dan Meningokel. Ensephalokel adalah suatu kelainan
tabung saraf yang ditandai dengan adanya penonjolan meningens (selaput otak) dan otak yang
berbentuk seperti kantung melalui suatu lubang pada tulang tengkorak. Meningokel terjadi
karena adanya defek pada penutupan spina yang berhubungan dengan pertumbuhan yang tidak
normal korda spinalis atau penutupnya.
Biasanya terletak di garis tengah. Meningokel biasanya terdapat di daerah servikal atau
daerah torakal sebelah atas. Kantong hanya berisi selaput otak, sedangkan korda tetap dalam
korda spinalis (dalam durameter tidak terdapat saraf).
1.2 RUMUSAN MASALAH\
1. Apa pengertian dari meningokel dan ensefalokel ?
2. Apa etiologi dari meningokel dan ensefalokel ?
3. Apa tanda dan gejala dari meningokel dan ensefalokel ?
4. Bagaimana patofisiologi dari meningokel dan ensefalokel ?
5. Bagaimana cara penatalaksanaan dari meningokel dan ensefalokel ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi meningokel ensefalokel
2. Untuk mengetahui etiologi meningokel ensefalokel
3. Untuk Mengetahui Gejala meningokel ensefalokel
4. Menangani adanya meningokel ensefalokel
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
A. Meningokel
Meningokel adalah salah satu dari tiga jenis kelainan bawaan spina bifida. Meningokel
adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu
benjolan berisi cairan dibawah kulit. Spina bifida (sumbing tulang belakang) adalah suatu celah
pada tulang belakang (vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra
gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh (Wafi Nur, 2010).
Meningokel terbentuk saat meninges berherniasi melalui defek pada lengkung vertebra
posterior. Medulla spinalis biasanya normal dan menerima posisi normal pada medulla spinalis,
meskipun mungkin terlambat, ada siringomielia, atau diastematomielia. Massa linea mediana
yang berfluktuasi yang dapat bertransiluminasi terjadi sepanjang kolumna vertebralis, biasanya
berada dipunggung bawah. Sebagian meningokel tertutup dengan baik dengan kulit dan tidak
mengancam penderita (Behrman dkk, 2000).
Meningokel adalah satu dari tiga jenis kelainan bawaan spina bifida. Meningokel adalah
meningens yang menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan
berisi cairan di bawah kulit. Spina bifida (sumbing tulang belakang) adalah suatu celah pada
tulang belakang (vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal
menutup atau gagal terbentuk secara utuh. Meningokel merupakan kelainan kongenital SSP yang
paling sering terjadi. Biasanya terletak di garis tengah. Meningokel biasanya terdapat di daerah
servikal atau daerah torakal sebelah atas. Kantong hanya berisi selaput otak, sedangkan korda
tetap dalam korda spinalis (dalam durameter tidak terdapat saraf). Tidak terdapat gangguan
sensorik dan motorik. Bayi akan menjadi normal sesudah operasi. (IKA-FKUI. Hal-1136).
Meningokel adalah penonjolan dari pembungkus medulla spinalis melalui spina bifida dan
terlihat sebagai benjolan pada permukaan. Pembengkakan kistis ini ditutupi oleh kulit yang
sangat tipis. (Prinsip Keperawatan Pediatric, Rosa M. sachrin. Hal-283).
2.2 ETIOLOGI MENINGOKEL
Penyebab terjadinya meningokel adalah karena adanya defek pada penutupan spina bifida
yang berhubungan dengan pertumbuhan yang tidak normal dari korda spinalis atau penutupnya,
biasanya terletak di garis tengah. Resiko melahirkan anak dengan spina bifida berhubungan erat
dengan kekurangan asam folat, terutama terjadi pada awal kehamilan.
Meningokel terbentuk saat meninges berherniasi melalui defek pada lengkung vertebra
posterior. Medulla spinalis biasanya normal dan menerima posisi normal pada medulla spinalis,
meskipun mungkin terhambat, ada siringomeielia. Meningokel membentuk sebuah kista yang
diisi oleh cairan serebrospinal dan meninges. Massa linea mediana yang berfluktuasi yang dapat
bertaransiluminasi terjadi sepanjang kolumna vertebralis, biasanya terjadi dibawah punggung.
Sebagian bessar meningokel terutup dengan baik dengan kulit dan tidak mengancam penderita.
Pemeriksaan neurologis yang cermat sangat dianjurkan.
Penyebab spesifik dari meningokel atau belum diketahui. Banyak factor seperti keturunan
dan lingkungan diduga terlibat dalam terjadinya defek ini. Tuba neural umumnya lengkap empat
minggu setelah konsepsi. Hal- hal berikut ini telah ditetapkan sebagai faktor penyebab; kadar
vitamin maternal rendah, termasuk asam folat dan hipertermia selama kehamilan. Diperkirakan
hampir 50% defek tuba neural dapat dicegah jika wanita bersangkutan meminum vitamin-
vitamin prakonsepsi, termasuk asam folat. (buku saku keperawatan pediatric Cecila L. Betz &
Linda A. Sowden.2002)
Kelainan konginetal SSP yang paling sering dan penting ialah defek tabung neural yang
terjadi pada 3-4 per 100.000 lahir hidup. Bermacam-macam penyebab yang berat menentukan
morbiditas dan mortalitas, tetapi banyak dari abnormalitas ini mempunyai makna klinis yang
kecil dan hanya dapat dideteksi pada kehidupan lanjut yang ditemukan secara kebetulan.
(Patologi Umum Dan Sistematik Vol 2, J.C.E. Underwood. 1999. )
Gangguan pembentukan komponen janin saat dalam kandungan. Penonjolan dari korda
spinalis dan meningens menyebabkan kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf, sehingga
terjadi penurunan atau gangguan fungsi pada bagian tubuh yang dipersarafi oleh saraf tersebut
atau bagian bawahnya.
2.3 GEJALA
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda spinalis dan akar
saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, sedangkan yang
lainnya mengalami kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh korda spinalis maupun akar
saraf yang terkena (Wafi Nur, 2010). Kebanyakan terjadi di punggung bagian bawah, yaitu
daerah lumbal atau sakral, karena penutupan vertebra di bagian ini terjadi paling akhir.
Kelainan bawaan lainnya yang juga ditemukan pada penderita spina bifida: hidrosefalus,
siringomielia, serta dislokasi pinggul. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala,
sedangkan yang lainnya mengalami kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh korda
spinalis maupun akar sarf yang terkena.
Terdapat tiga jenis spina bifida, yaitu :
1. Spina bifida okulta, merupakan spina bifida yang paling ringan. Satu atau beberapa vertebra
tidak terbentuk secara normal, tetapi korda spinalis dan selaputnya (meningens) tidak menonjol.
2. Meningokel, yaitu meningens menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai
suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit.
3. Mielokel, merupakan jenis spina bifida yang paling berat, dimana korda spinalis menonjol dan
kulit di atasnya tampak kasar dan merah.
Contoh gejala dari spina bifida umumnya berupa:
a. Penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir.
b. Jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya.
c. Kelumpuahn/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki.
d. Penurunan sensasi, inkontinensia uri (beser) maupun inkontinensia tinja (diare).
e. Korda spinalis yang tertekan rentan terhadap infeksi (meningitis).
Gejala pada spina bifida okulta, adalah:
a. Seberkas rambut pada daerah sakral (panggul bagian belakang).
b. Ada Lekukan pada daerah sakrum.
c. Korda tetap dalam korda spinalis (dalam durameter tidak terdapat saraf).
Operasi akan mengoreksi kelainan, sehingga tidak terjadi gangguan sensorik dan motorik dan
bayi akan menjadi normal.
2.4 PENCEGAHAN
Risiko terjadinya spina bifida bisa dikurangi dengan mengkonsumsi asam folat. Kekurangan
asam folat pada seorang wanita harus dikoreksi sebelum wanita tersebut hamil, karena kelainan
ini terjadi sangat dini.
Kepada wanita yang berencana untuk hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat
sebanyak 0,4 mg/hari. Kebutuhan asam folat pada wanita hamil adalah 1 mg/hari.
Pada janin kecukupan asam folat berperan dalam mengurangi risiko terjadinya kecacatan
pada sistem saraf pusat (gangguan pada bumbung saraf/Neural Tube Defects (NTD) dan cacat
lahir lainnya seperti meningokel. Kelainan-kelainan tersebut disebabkan karena gagalnya tabung
saraf tulang belakang untuk tertutup sebagaimana mestinya pada hari ke-28 pasca-konsepsi.
2.5 DIAGNOSIS
Diagnosis spina bifida, termasuk meningokel ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan fisik. Pada trimester pertama, wanita hamil menjalani pemeriksaan darah yang
disebut triple screen. Tes ini merupakan tes penyaringan untuk spina bifida, sindroma down dan
kelainan bawaan lainnya.
Sebanyak 85 % wanita yang mengandung bayi dengan spina bifida, akan memiliki kadar
serum alfa fetoprotein yang tinggi. Tes ini meliliki angka positif palsu yang tinggi, karena itu
jika hasilnya positif, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat diagnosis.
Dilakukan USG yang biasanya dapat menemukan adanya spina bifida. Kadang-kadang dilakukan
amniosentesis (analisa cairanm ketuban).
Setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan rontgen tulang belakang untuk menentukan luas
dan lokasi kelainan, pemeriksaan USG tulang belakang bisa menunjukkan adanya kelainan pada
korda spinalis maupun vertebra, serta pemeriksaan CT-Scan atau MRI tulang belakang kadang-
kadang dilakukan untuk menentukan lokasi dan luasnya kelainan (Wafi Nur, 2010).
Pemeriksaan neurologis yang cermat sangat dianjurkan. Anak yang tidak bergejala dengan
pemeriksaan neurologis normal dan keseluruhan tebal kulit menutup meningokel dapat menunda
pembedahan. Sebelum koreksi defek dengan pembedahan penderita harus secara menyeluruh
diperiksa dengan menggunakan rontgenogram sederhana, ultrasonografi, dan tomografi
komputasi (CT) dengan metrizamod atau resonansi magnetik (MRI) untuk menentukkan luasnya
keterlibatan jaringan syaraf jika ada dan anomali yang terkait, termasuk diastematomelia,
medulla spinalis terlambat dan lipoma. Penderita dengan kebocoran cairan serebrospinalis (CSS)
satu kulit yang menutupi tipis harus dilakukan pembedahan segera untuk mencegah meningitis.
Scan CT kepala dianjurkan pada anak dengan meningokel karena kaitannya dengan hidrosefalus
pada beberapa kasus. Meningokel anterior menonjol ke dalam pelvis melalui defek pada sakrum
(Behrman dkk, 2000).
2.5 PENGOBATAN DAN PENANGANAN
Penanganan yang dilakukan adalah:
1. Tujuan: mengurangi kerusakan saraf akibat spina bifina dan meningokel, meminimalkan
komplikasi (misalnya infeksi)
2. Terapi non farmakologis:
a. Cegah infeksi perlukaan ensefalokel waktu lahir, menutup luka dengan kasa steril setelah lahir.
b. Untuk membantu memperlancar aliran air kemih bisa dilakukan penekanan lembut diatas
kandung kemih.
c. Pembedahan shunting dilakukan untuk menutup lubang yang terbentuk dan untuk mengobati
hidrosefalus.
d. bergerak akan melatih pergerakan sendi tetap terjaga dan untuk memperkuat fungsi otot.
e. Untuk mengobati atau mencegah meningitis, infeksi saluran kemih dan infeksi lainnya,
diberikan antibiotik. Kasus yang berat kadang harus dilakukan pemasangan kateter.
f. Diet kaya serat dan program pelatihan buang air besar bisa membantu memperbaiki fungsi
saluran pencernaan.
3. Untuk mengatasi gejala muskuloskeletal (otot dan kerangka tubuh) perlu campur tangan
dari ortopedi (bedah tulang) maupun terapi fisik.
Tujuan dari pengobatan awal spina bifida, termasuk meningokel adalah mengurangi
kerusakan saraf akibat spina bifida, meminimalkan komplikasi (misalnya infeksi), serta
membantu keluarga dalam menghadapi kelainan ini. Pembedahan dilakukan untuk menutup
lubang yang terbentuk dan untuk menutup lubang yang terbentuk dan untuk mengobati
hidrosefalus, kelainan ginjal dan kandung kemih serta kelainan bentuk fisik yang sering
menyertai spina bifida.
Terapi fisik dilakukan agar pergerakan sendi tetap terjaga dan untuk memperkuat fungsi
otot. Untuk mengobati atau mencegah meningitis, infeksi saluran kemih dan infeksi lainnya,
diberikan antibiotik. Untuk membantu memperlancar aliran air kemih bisa dilakukan penekanan
lembut diatas kandung kemih. Pada kasus yang berat kadang harus dilakukan pemasangan
kateter. Diet kaya serat dan program pelatihan buang air besar bisa membantu memperbaiki
fungsi saluran pencernaan.
Untuk mengatasi gejala muskuloskeletal (otot dan kerangka tubuh) perlu campur tangan
dari ortopedi (bedah tulang) maupun terapi fisik. Kelainan saraf lainnya diobati sesuai dengan
jenis dan luasnya gangguan fungsi yang terjadi. Kadang-kadang pembedahan shunting untuk
memperbaiki hidrisefalus akan menyebabkan berkurangnya mielimeningokel secara spontan.
2.6 PENATALAKSANAAN
a. Sebelum dioperasi, bayi dimasukkan kedalam incubator dengan kondisi tanpa baju.
b. Bayi dalam posisi telungkup atau tidurjika kantungnya besar untuk mencegah infeksi.
Berkolaborasi dengan dokter anak, ahli bedah dan ahli ortopedi, dan ahli urologi, terutama
untuk tidakan pembedahan, dengan sebelumnya melakukan informed consent.
Penanganan yang dapat dilakukan pada kelainan ini, antara lain :
a. Untuk spina bifida atau meningokel tidak diperlukan pengobatan
b. Perbaikan mielomeningokel, kadang-kadang meningokel, melalui pembedahan diperlukan
c. Apabila dilakukan perbaikan melalui pembedahan, pemasangan pirau (shunt) untuk
memungkinkan drainase CSS perlu di lakukan untuk mencegah hidrosefalus dan peningkatan
tekanan intrakranial selanjutnya
d. Seksio sesarea terencana sebelum mulainya persalinan dapat penting dalam mengurangi
kersakan neurologis yang terjadi pada bayi dengan defek medula spinalis (Corwin, 2009).
2.7. Pengertian Ensephalokel
Ensefalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan adanya penonolan
meningens (selaput otak) dan otak yang berbentuk seperti kantung melalui suatu lubang pada
tulang tengkorak. Ensefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung saraf selama
perkembangan janin. Bisa di belakang kepala, puncak kepala, atau di antara dahi dan hidung.
Melalui celah inilah, sebagian struktur otak dan selaput otak keluar. Akibat kelainan ini:
kelumpuhan anggota gerak, keterlambatan perkembangan, retardasi mental, dan kejang berulang.
Ada dua pengertian Ensephalokel, yaitu :
1. Ensephalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan adanya penonjolan
meningens (selaput otak) dan otak yang berbentuk seperti kantung melalui suatu lubang pada
tulang tengkorak.
2. Ensephalokel adalah kelainan pada bagian oksiital. Terdapat kantong berisi cairan jaringan
saraf atau sebagian otak karena adanya celah pada bagian oksital.
2.8. ETIOLOGI ENSEPHALOKEL
Ada beberapa dugaan penyebab penyakit itu diantaranya, infeksi, faktor usia ibu yang
terlalu muda atau tua ketika hamil, mutasi genetik, serta pola makan yang tidak tepat sehingga
mengakibatkan kekurangan asam folat. Langkah selanjutnya, sebelun hamil, ibu sangat
disarankan mengonsumsi asam folat dalam jumlah cukup.
Encefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung saraf selama perkembangan
janin. Kegagalan penutupan tabung saraf ini disebabkan oleh gangguan pembentukan tulang
cranium saat dalam uterus seperti kurangnya asupan asam folat selama kehamilan, adanya
infeksi pada saat kehamilan terutama infeksi TORCH, mutasi gen (terpapar bahan radiologi),
obat – obatan yang mengandung bahan yang terotegenik.
Ensefalokel disebabkan oleh defek tulang kepala, biasanya terjadi dibagian occipitalis,
kadang – kadang juga dibagian nasal, frontal, atau parietal.
2.9. GEJALA
Gejala dari ensefalokel, antara lain berupa :
a. Hidrosefalus
b. kelumpuhan keempat anggota gerak (kuadriplegia stastik).
c. Mikrosefalus
d. gangguan penglihatan, keterbelakangan mental, dan pertumbuhan.
e. Ataksia
f. kejang.
Beberapa anak memiliki kecerdasan yang normal. Ensefalokel seringkali disertai dengan
kelainan kraniofasial atau kelainan otak lainnya.
2.10 PENANGANAN
Biasanya dilakukan pembedahan untuk mengembalikan jaringan otak yang menonjol ke
dalam tulang tengkorak, membuang kantung dan memperbaiki kelainan kraniofasial yang terjadi.
Untuk hidrosefalus mungkin perlu dibuat suatu shunt. Pengobatan lainnya bersifat simtomatis
dan suportif.
Penanganan Pra Bedah:
a. Segera setelah lahir daerah yang terpakai harus dikenakan kasa steril yang direndam salin yang
ditutupi plastik, atau lesi yang terpapar harus ditutpi kasa steril yang tidak melekat untuk
mencegah jaringan saraf yang terpapar menjadi kering.
b. Perawatan pra bedah neonatus rutin dengan penekanan khusus pada saat mempertahan suhu
tubuh yang dapat menurun dengan cepat. Pada beberapa pusat tubuh bayi ditempatkan dalam
kantong plastik untuk mencegah kehilangan panas yang dapat terjadi akibat
permukaan lesi yang basah.
c. Lingkaran occipito frontalis kepala diukur dan dibuat grafiknya.
d. Akan diminta X-Ray medulla spinalis.
e. Akan diambil photografi dari lesi.
f. Persiapan operasi.
g. Suatu catatan aktifitas otot pada anggota gerak bawah dan sringter anal akan dilakukan
oleh fisioterapi.
h. Pembedahan medulla spinalis yang terpapar ditutupi dengan penutup durameter dan kulit dijahit
diatas dura yang diperbaiki. Jika celah besar, maka perlu digunakan kulit yang lebih besar untuk
menutupi cacat. Pada bayi ini drain sedot diinsersikan dibawah flap.
Perawatan pasca bedah :
e. Pemberian makan pr oral dapat diberikan 4 jam setelah pembedahan.
f. Jika ada drain penyedotan luka makan harus diperiksa setiap jam untuk menjamin tidak adanya
belitan atau tekukan pada saluran dan terjaganya tekanan negatif dan wadah.
Lingkar kepala diukur dan dibuat grafik sekali atau dua kali seminggu. Sering kali terdapat
peningkatan awal dalam pengukuran setelah penutupan cacat spinal dan jika peningkatan ini
berlanjut dan terjadi perkembangan hidrochephalus maka harus diberikan terapi yang sesuai.
6. PENCEGAHAN
Bagi ibu yang berencana hamil, ada baikya mempersiapkan jauh jauh hari. Misalnya,
mengkonsumsi makanan bergizi serta menambah suplemen yang mengandung asam folat. Hal
itu dilakukan untuk mencegah terjadinya beberapa kelainan yang bisa menyerang bayi.
Sumber asam folat banyak didapatkan dari:
a. Sayuran seperti bayam, asparagus, brokoli, lobak hijau, selada romaine, kecambah.
b. Kacang segar atau kering, kacang polong, gandum, biji bunga matahari. Produk biji-bijian yang
diperkaya (pasta, sereal, roti)
c. Buah-buahan seperti: jeruk, tomat, nanas, melon , jeruk bali, pisang, strawberry, alpukat, pisang
d. Susu dan produk susu seperti keju yoghurt.
e. Hati
f. Putih Telur
Salah satunya, encephalocele atau ensefalokel. Biasanya dilakukan pembedahan untuk
mengembalikan jaringan otak yang menonjol ke dalam tulang tengkorak, membuang kantung
dan memperbaiki kelainan kraniofasial yang terjadi. Untuk hidrosefalus mungkin perlu dibuat
suatu shunt. Pengobatan lainnya bersifat, simtomatis dan suportif. Prognosisnya tergantung
kepada jaringan otak yang terkena, lokasi kantung dan kelainan otak yang menyertainya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kelainan bawaan pada bayi berupa
meningokel dan ensefalokel. Dimana bahwa meningokel biasanya terdapat pada daerah servikal
atau daerah torakal sebelah atas. Sedangkan ensefalokel biasanya terjadi pada bagian oksipital.
Pada bagian ini terdapat kantong berisi cairan, jaringan saraf, atau sebagian otak. Ensefalokel
akan berkaitan dengan kelainan mental yang berat meskipun sudah dilakukan
operasi.Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan
teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan dibawah kulit. Penyebab terjadinya meningokel
adalah karena adanya defek pada penutupan spina bifida yang berhubungan dengan pertumbuhan
yang tidak normal dari korda spinalis atau penutupnya, biasanya terletak di garis tengah. Resiko
melahirkan anak dengan spina bifida berhubungan erat dengan kekurangan asam folat, terutama
terjadi pada awal kehamilan. Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada
korda spinalis dan akar saraf yang terkena. Diagnosis spina bifida, termasuk meningokel
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Tujuan dari pengobatan awal spina
bifida, termasuk meningokel adalah mengurangi kerusakan saraf akibat spina bifida,
meminimalkan komplikasi (misalnya infeksi), serta membantu keluarga dalam menghadapi
kelainan ini. Pembedahan dilakukan untuk menutup lubang yang terbentuk dan untuk menutup
lubang yang terbentuk dan untuk mengobati hidrosefalus, kelainan ginjal dan kandung kemih
serta kelainan bentuk fisik yang sering menyertai spina bifida. Terapi fisik dilakukan agar
pergerakan sendi tetap terjaga dan untuk memperkuat fungsi otot. Risiko terjadinya spina bifida
bisa dikurangi dengan mengkonsumsi asam folat. Kepada wanita tang berencana untuk hamil
dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat sebanyak 0,4 mg/hari. Kebutuhan asam folat pada
wanita hamil 1 mg/hari.
Ensefalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan adanya penonolan
meningens (selaput otak) dan otak yang berbentuk seperti kantung melalui suatu lubang pada
tulang tengkorak. Ada beberapa dugaan penyebab penyakit itu diantaranya, infeksi, faktor usia
ibu yang terlalu muda atau tua ketika hamil, mutasi genetik, serta pola makan yang tidak tepat
sehingga mengakibatkan kekurangan asam folat. Gejala dari ensefalokel, antara lain berupa :
hidrosefalus, kelumpuhan keempat anggota gerak (kuadriplegia stastik), mikrosefalus, gangguan
penglihatan, keterbelakangan mental, dan pertumbuhan, ataksia, kejang. anya dilakukan
pembedahan untuk mengembalikan jaringan otak yang menonjol ke dalam tulang tengkorak,
membuang kantung dan memperbaiki kelainan kraniofasial yang terjadi. Bagi ibu yang
berencana hamil, ada baikya mempersiapkan jauh jauh hari. Misalnya, mengkonsumsi makanan
bergizi serta menambah suplemen yang mengandung asam folat.
B. SARAN
Meningokel dan ensefalokel merupakan kelainan yang berbahaya dan berdampak buruk pada
perkembangan anak selajutnya, maka sebagai tenaga kesehatan (bidan) harus mengetahui dan
memahami tentang etiologi, penyebab, penanganan dan pencegahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, Richard E dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Lia Dewi, Vivian Nanny. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Ba