mengungkap makna yang tersirat dalam surat cintanya novel azab dan sengsara karya mirari siregar
TRANSCRIPT
Analisis Novel Azab dan Sengsara 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran,
perasaan, ide-ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran yang konkret
yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa (Sumardjo, 1994 : 3). Sastra sebagai
ungkapan pribadi manusia, tentunya mengandung berbagai hal atau permasalahan
sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh sang pengarang dalam karangannya.
Oleh karena itu, hal-hal yang ingin diungkapkan sastrawan dalam karyanya
adalah hal-hal yang berasal dan kehidupan sehingga dapat diresapi. Bahkan apa pun
yang dilakukan sastrawan terhadap bahan yang telah dipilih dan diambil dan
kehidupan, tujuan sastrawan sudahlah pasti. Melalui karyanya ia memperluas,
memperdalam dan mempejernih penghayatan pembaca terhadap salah satu sisi
kehidupan yang disajikan (Saini, 1990: 15).
Sastra tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat.
Lewat sastra dapat diketahui pandangan suatu masyarakat, sastra juga mewakili
kehidupan dalam arti kenyataan sosial (Rene Wellek dan Austinn Warren, 1995: 15).
Sehubungan dengan pandangan tersebut, maka kaitan antara sastra dengan
masyarakat inilah, sebenarnya yang menjadi dasar timbulnya masalah apresiasi sastra
itu (Nafron Hasyim, 1987: 57). Berpedoman pada apresiasi yang menjadi sandaran
dalam menggauli karya sastra dengan sungguh-sungguh, sehingga timbul pengertian,
penghargaan, kepekaan perasaan dan pikiran positif terhadap karya sastra.
Novel yang merupakan bagian dari karya sastra yang melukiskan berbagai
macam kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya masyarakat, tentunya harus
ada bentuk apresiasi dari penikmat dan masyarakat sastra terhadap karya sastra yang
telah dihasilkan oleh para sastrawan. Sebagai salah satu bentuk perhatian terhadap
karya sastra (novel), peneliti tertarik untuk menganalisis novel yang berjudul “Azab
dab Sengsara” Karya Merari Siregar.
Novel yang satu ini menggambarkan kehidupan dua anak manusia yang yang
sangat memilukan, karena keadaan tidak menghendaki mereka bersatu dan hidup
bahagia, sehingga kesengsaraan-kesengsaraanlah yang kerap kali mereka terima.
Analisis Novel Azab dan Sengsara 2
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji yang berjudul “Azab dan
Sengsara” ini dari aspek cinta kasih. Ada beberapa alasan yang mendorong penulis
memilih novel ini sebagai bahan kajian antara lain: karena dalam novel yang
berjudul “Azab dan Sengsara” ini cukup sesuai dengan keadaan jaman tahun 1920-an
atau zaman sekarang yang masih ada sebagian masyarakat menganutnya, yaitu ketika
banyaknya kejadian kawin paksa atau perjodohan atas kehendak orang tua bukan atas
dasar cinta.
1.2.Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian adalah suatu topik untuk dipecahkan atau dicari
penyelesaiannya. Berdasarkan latar belakang yang telah diatas, masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini yaitu: Bagaimanakah aspek Cinta Kasih kehidupan
yang tercermin dalam novel “Azab dan Sengsara”?
1.3.Deskripsi Masalah
Pada hakikatnya sejak manusia dilahirkan, manusia sudah diberikan perasaan
oleh Tuhan. Perasaan merupakan kebutuhan manusia yang fundamental.
Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, manusia selalu memiliki perasaan
cinta kasih dalam berbagai macam aspek kehidupan. Contoh, cinta kepada keluarga,
cinta kepada teman, cinta kepada saudara, cinta kepada suatu pekerjaan, cinta kepada
alam, dan lain-lain. Tidak ada manusia di dunia ini yang memiliki rasa cinta kasih,
kecuali orang yang jiwanya telah menghilang (jiwanya telah mati).
1.4.Pembatasan Masalah
Agar masalah dapat diidentifikasi dengan jelas, penulis melakukan
pembatasan masalah. Oleh karena itu, masalah dalam penganalisisan ini dibatasi
hanya pada bagian yang menggambarkan cinta kasih tokoh dalam novel Azab dan
Sengsara.
1.5.Tujuan Penelitian
“Tiap penelitian harus mempunyai tujuan atau tujuan-tujuan yang dicapai”
Nasution (1982:24). Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan
Analisis Novel Azab dan Sengsara 3
untuk mengetahui aspek Cinta kasih seperti apakah yang tercermin dalam novel
“Azab dan Sengsara” karya Mirari Siregar.
1.6.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik untukpenulis,
guru bahasa dan sastra Indonesia maupun lembaga pendidikan. Adapun manfaat
yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1) Guru bahasa dan sastra Indonesia, hasil penelitian ini memberikan informasi
bagi guru tentang aspek cinta kasih yang tercermin dalam novel “Azab dan
Sengsara”, sehingga dapat dijadikan alternatif pemilihan bahan pembelajaran
apresiasi sastra, khususnya novel.
2) Penulis dapat mengetahui dan menambah wawasan tentang aspek cinta kasih
yang tercermin dalam novel “Azab dan Sengsara”, sekaligus berbagai hal
yang berkaitan tentang pendekatan sastra.
3) Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat memotivasi siswa dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari, khususnya yang berkaitan dengan cinta. Dan juga dapat
memotivasi siswa dalam pembelajaran apresiasi sastra yang lebih menarik
dan apresiatif.
1.7.Sistematika Penelitian
Untuk memberikan arah yang lebih jelas dan gambaran umum
tentangpenelitian ini, maka penulis membuat uraian singkat tentang isi setiap bab
daripenelitian ini, sistematikanya adalah sebagai berikut:
KELENGKAPAN PENDAHULUAN
Berisi halaman kata pengantar dan halaman daftar isi.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini isinya meliputi latar belakang, rumusan masalah,
deskripsi masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II KAJIAN TEORI
Analisis Novel Azab dan Sengsara 4
Dalam bab ini menguraikan teori-teori tentang cinta kasih yang
berkaitan dengan novel sekaligus dijadikan bahan untuk menganalisis
novel.
BAB III ANALISIS
Bab ini merupakan inti dari penelitian yang penulis lakukan, karena
dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang nilai cinta kasih yang
terhadap Novel ”Azab dan Sengsara” karya Mirari Siregar.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi penarikan simpulan dari hasil penelitian yang sudah
dilakukan pada bab-bab terdahulu dan saran-saran yang berkaitan
dengan penelitian ini.
Analisis Novel Azab dan Sengsara 5
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.Pengertian Cinta Kasih
Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan
bahwa cinta itu terutama member, bukan menerima, dan member merupakan
ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam member
adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan
unsure-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan
pengenalan.
Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi
unsur terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal atau Segitiga Cinta) di sertai
dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang
bertanggung jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif,
berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan
kebahagiaan.
2.2.Macam-macam Cinta
Menurut Erich Fromm (1983 : 54) dalam bukunya Seni Mencintai
mengemukakan tentang adanya berbagai macam-cinta yang dapat di uraikan sebagai
berikut :
1. Cinta Diri Sendiri
Secara alami manusia mencintai dirinya sendiri (self love) dan banyak
orang yang menafsirkan cinta diri sendiri diidentikan dengan egoistis. Jika
demikian cinta diri sendiri ini bernilai negatif. Namun apabila diartikan
bahwa cinta diri sendiri adalah mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan
jamsmani dan rohaninya terpenuhi seimbang ini bernilai positif. Dengan
demikian cinta terhadap dirinya tidak harus dihilangkan tetapi harus
berimbang dengan cinta kepada orang lain untuk berbuat baik.
2. Cinta Sesama Manusia atau Persaudaraan
Cinta kepada sesama manusia atau persaudaraan (agape Bahasa
Yunani) itu merupakan watak manusia itu sendiri dan diwujudkan dalam
tingkah laku atau perbuatannya kepada sesama manusia. Perbuatan dan
perlakuan yang baik kepada sesama manusia bukan berarti karena seseorang
Analisis Novel Azab dan Sengsara 6
itu membela, menyetujui, mendukung dan berguna, bagi dirinya, melainkan
datang dari hati nuraninya yang ikhlas disertai tujuan yang mulia. Motivasi
perbuatan dan perlakuan seseorang mencintai sesama manusia itu disebabkan
karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendirian (manusia sebagai
makhluk social) dan sudah merupakan suatu kewajiban.
3. Cinta Erotis
Cinta yang erat dorongannya dengan dorongan seksual (sifat
membirahikan) ini merupakan sifat eksklusif (khusus) yang bias
memperdayakan cinta yang sebenarnya. Hal itu dikarenakan cinta dan nafsu
tersebut letaknya tidak berbeda jauh. Disi lain Cinta erotis jika didasari
dengan cinta ideal, kasih sayang, keserasian maka berfungsi dalam
melestarikan keturunan dalam ikatan yang sah yaitu pernikahan. Sebaliknya
jika tidak didasari kasih sayang yaitu nafsu yang membutakan akal pikiran
sehingga yang ada hanya nafsu birahi didalamnya akan timbul rasa ketidak
puasan bias berakhir dengan sebuah perceraian bahkan akan mungkin timbul
juga perselingkuhan atau ke tempat pelacuran yang didalamnya tidak
mungkin akan timbul rasa kasih sayang karena yang ada hanya nafsu birahi
berhubungan badan saja, dengan uang sebagai bayarannya
4. Cinta Keibuaan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan
yang terdapat pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak
terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan
hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan
menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan
karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
5. Cinta terhadap Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan
yang dapat memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya
perasaan simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada
Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan pendorong yang
mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta
yang lain.
Analisis Novel Azab dan Sengsara 7
6. Cinta terhadap Rasul
Ini merupakan ideal yang sempurna bagi manusia baik dalam tingkah
laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
Seorang mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan
mencintai Rasulullah yang telah menanggung derita dakwah Islam, berjuang
dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam tersebar di seluruh penjuru
dunia. dan membawa kemanusiaan dan kekelaman kesesatan menuju cahaya
petunjuk.
Analisis Novel Azab dan Sengsara 8
BAB III
MENGUNGKAP MAKNA YANG TERSIRAT DALAM SURAT CINTANYA
NOVEL AZAB DAN SENGSARA KARYA MIRARI SIREGAR
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang dciptakan oleh Tuhan
Yang Maha Esa, manusia mempunyai akal dan pikiran yang membedakan manusia
dengan makhluk yang lainnya. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak hidup
sendirian, manusia membutuhkan cinta dihidupnya oleh karena itu manusia dan cinta
tidak dapat dipisahkan.
Novel Azab dan Sengsara merupakan novel yang berlatar belakang realitas
kehidupan sosial dengan berbagai macam problematika dan keniscayaan yang dapat
terjadi di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Merupakan kenyataan yang
telah digoreskan pengarang dalam imajinasi sebuah kehidupan nyata dalam sebuah
cerita.
Dari berbagai aspek tersebut ada hal menarik yang membuat penulis
terangsang untuk menganalisisnya, yaitu isi surat yang di kirimkan oleh Aminu’ddin
dan surat balasan Mariamin yang isinya sebagai berikut:
“Anggiku Mariamin yang amat kucintai!
Sebelum kakanda menceritakan sebabnya kakanda berkirim
surat ini, lebih dahulu kakanda meminta doa kepada Allah, supaya Ia
memberi Adinda kekuatan akan manahan kabar yang akan
kuberitakan ini kepada Adinda.
Riam, berat yang ku pikul, ngeri perasaanku sampai pada
waktu menulis surat ini. ... Hatiku remuk-redam.
Engkau pun tentu demikian. Sebab itu kumpulkanlah
tenagamu, pikullah bebanmu dengan hati yang sabar sebagai aku.
Anggi Riam, kekasihku tiada berkurang akan dikau.
Percayalah, engkau tak kulupakan dari dahulu sampai
sekarang, ya, sehingga matiku. Aku pun percaya, Adindakasih juga
akan dari kakanda, sebab itu lebih dahulu aku minta ampun, dan
keampunan itu harap aku peroleh, sebab Riam kasih kepada kakanda
anak yang terbuang-buang di rantau ini.
Analisis Novel Azab dan Sengsara 9
Sekarang sampailah tulisanku ini kepada kabar yang
meremukkan hatimu. Ayah kita sudah datang ke Medan membawa
anak yang lain, dan kawan sehidupku.
Riam tahu benar, bukanlah dia yang kuminta, tetapi
Adindalah. Akan tetapi sudah jauh telanjur. Sehingga tak dapat
diulangi lagi. Dengan nama Allah kakanda bersumpah, bahwa
kakanda tak bersalah, Adinda pun tidak. Ya, hanya ini sajalah yang
kakanda katakan: sekaliannya itu terjadi dengan kehendak Allah yang
Mahakuasa. Oleh sebab itu kepada Dia-lah kita serahkan
penanggunagn kita yang sedih ini. Allh yang kasih akan hambanya,
Dialah yang dapt membuat hal ini berkesudahan yang baik, baik
kepada kakanda, baik kepada Adinda.
Dan sekarang kita lupakanlah sekalian angan-angan dan janji
kita yang dahulu itu. Ya, apa boleh buat, sekaliannya telah hanyut ke
laut kedukaan.
Kalau Adinda da semufakat, inilah kita janjikan, yakni kasih
dan cinta yang bertahun-tahun ini kita biarkan hidup dalam kalbu kita
berdua.
Anggi Riam, buah hatiku, percayalah bahwa kakanda takkan
melupakan Adinda, selama ada hayat dikandung badan. Orang lain,
istriku yang sekarang pun, tiadalah dapat kukasihi dengan sepenuh-
penuh hatiku, karena ruangan kalbuku telah penuh olehmu.
Akan penutup suratku ini, kakanda memberi pengakuan
kepada Adinda, yakni pengakuan yang keluar dari fuat zakiyat, bahwa
surat ini kusurat dengan perkataan yang terbit dari piala keikhlasan
hatiku. Dan sebagai permintaan yang penghabisan, tetapi ini tak
kuharapkan, kakanda ingin sekali menerima surat balasan daripada
adinda, yakni surat keampunan, supaya ombak was-was yang
berpalu-paluan di atas karang wasangka hati kakanda itu, agak teguh
sedikit rasanya.
Selamat ..., selamatlah engkau Riam. Tuhan memberkati
jiwamu!
Analisis Novel Azab dan Sengsara 10
Salam takzim daripada kakanda
yang gundah gulana,
AMINU’DDIN
Jelas tertera dalam surat di atas bahwa terdapat kandungan nilai nilai yang dapat kita
pelajari.
Cinta merupakan bagian dari nilai yang ada dalam surat ini yang secara jelas
mengungkapkan rasa hati yang sampai kapanpun cinta tokoh Aminuddin akan selalu
bersemi selamanya. Namun jalan tidak selalu lurus. Begitu pula kandungan surat ini
yang menyatakan adanya orang lain yang tidak di cintai, walaupun tidak ada tempat
di hati ini, pernyataan ini sebenarnya untuk meyakinkan bahwa orang yang saat ini
mendampingiku tidak seperti kamu yang aku cintai, dari pernyataan itu sudah bahwa
tidak setiap orang yang mendampingi kita adalah orang yang kita cintai dan
sebaliknya orang yang kita cintai tidak selamanya harus kita miliki. Namun semua
pernyataan itu tetap dikukuhkan dan dipasrahkan kepada tuhan yang maha
menentukan mariaamin ataukah istri yang sekarang yang akan menjadi pendamping
di singgasanaku. Selain itu kisah para tokoh dalam surat tersebut bercerita kehidupan
dua orang sama-sama dekat dengan kedekatan yang berbeda namun hurus merelakan
salah satunya dengan tanggungan reseko yang berbeda. Dengan kata lain salah satu
di antara mereka yang tidak dipilih pasti memiliki konsekwensi tersendiri.
Dengan segala harap surat aminuddin menutup suratnya dengan harapan
balasan dari pernyataan keikhlasan dan kejujurannya dengan harapan dapat
menghapuskan kewaswasan dalam hati.
Surat balasan dari Mariamin.
Yang terhormat
Kakanda Aminu’ddin!
Surat Kakanda itu sudah adinda terima. Ya, apa boleh buat, sudahlah
demikian taldir Tuhan berlaku atas hambanya. Semua itu takkan
kusesalkan kepada Kakanda.
Analisis Novel Azab dan Sengsara 11
Ya. Apa disesal kepada puan,
Puan suasana tempaan Bantan.
Apa disesal kepada tuan,
Nasibku itu pendapatan badan.
Dan tentang angan-angan dan cita-cita kita yang dahulu itu,
sebenarnyalah perkataan Kakanda itu, lebih eloklah kita melupakan
dia daripada hati kita. Oleh sebab itu baiklah kita buat sementara
jangan berkirim-kiriman surat, agar supaya luka hati jangan
terantuk-antuk. Maklumlah Kakanda Aminu’ddin, bagaimana
pendertiaan adinda ini. Ya, perempuan itu mempunyai perasaan yang
lebih halus, dan luka hatinya itu tiada mudah sembuh, sebagai laki-
laki. Oleh sebab itu baiklah kita membiarkan, yang sudah tinggal
sudah, janganlah kita mengulang-ulangi dia.
Permintaan itu, Aminu’ddin, kukabulkan dengan segala suci
hati. Lagi pula seharusnyalah kita bermaaf-maafan. Tetapi
sungguhpun perhubungan kita sudah putus, adinda ini harap juga,
supaya kita sebagai orang yang bersaudara.
Ya ... lebih dari itu tak mungkin lagi. Sehingga ini dahulu
suratku ini, surat yang terbit daripada hati yang putih.
Salam waltakrim daripada adikmu,
MARIAMIN
Seperti itulah kutipan balasan surat mariamin, dia berusaha
menjelaskan dan membesarkan hatinya untuk menyampaikan kejadian ini
adalah takdir tuhan yang berlaku bagi siapun, dari kutipan itu takdir tuhan
bisa menimpa siapapun tanpa terkecuali dan kita sebagai hambanya harus
berusaha ikhlas tanda ada penyesalan. Dengan demikian luka hati tidak akan
pernah menimpa kita.
Di baris berikutnya mariamin memberikan nasehat dan himbauan agar
lebih baiknya melupakan janji dan kenangan indah masa lalu tanpa
Analisis Novel Azab dan Sengsara 12
mengirimkan surat atau berkomonikasi ini perasaan hati perempuan yang
lembut yang ketika terlanjur disakiti tidak mudah untuk di sembuhkan.
Kita lupakan semua kenangan masa lampau, maka mungkin alangkah
sebaiknya kita saling bermaafan untuk kemudian menjadi saudara, dan tanpa
harapan lebih karena kita sudah tidak lagi mungkin lebih dari hubungan
bersaudara. Dari semua kutipan itu jelas bahwa cinta mariamin sangatlah
besar akan tetapi mariamin berusaha melangkah ke jalan yang benar dengan
mengorbankan perasaannya. Karna mariamin di sini sadar bahwa hal itu
tindakan yang tidak benar, maka dengan segala harap dia memberikan
masukan nasehat kepada aminuddin untuk kemudian menhargai apa yang
seharusnya dia ayomi dan cintai.
Analisis Novel Azab dan Sengsara 13
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Dalam novel Azab dan Sengsara, mencerminkan nilai cinta kasih bahwa cinta
itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala cinta itu
tidak sesuai dengan apa yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan apa yang
didambakan bertolak belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur tercipta dalam
angan-angan maka cinta bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan penderitaan
yang luar biasa.
Cinta memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta
merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan
pemeliharaan anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan manusiawi
yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan
Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas mengikuti perintah-
Nya dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
4.2. Saran-saran
Demikianlah makalah penelitian yang telah penulis susun. Penulis berharap
makalah ini berguna sebagaimana mestinya dan dapat diterima dengan baik dan
semoga dapat memberikan pencerahan bagi kita khususnya dalam mewujudkan
perilaku baik yang berpengaruh terhadap kepribadian keimanan dan ketaqwaan kita.
sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan, penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga penulis sebagai
pemakalah dapat memperbaiki kekurangan dan mempertahankan kelebihan yang ada
pada makalah ini. Terima kasih.
Analisis Novel Azab dan Sengsara 14
DAFTAR RUJUKAN
Saryono, Djoko. 2009. Dasar Apresiasi Sastra. Yogyakarta : Elmatera Publishing.
Kutha Ratna, Nyoman. 2008. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sugihastuti. 2002. Teori dan Apresiasi Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Wellek, Rene dan Warren, Austin.. 1989. Teori Kasusastraan. Jakarta: Gramedia
From.Erich. 1983. Seni Mencintai. Jakarta: Sinar Harapan.
http://ibd99.blogspot.com/2012/12/makalah-manusia-dan-cinta-kasih.html