belajar dari serat dewaruci: menemukan dan … · karno, kekasihku, sahabat-sahabat. orang-orang...

124
BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN MEMAKNAI GURU SEJATI DALAM TERANG YESUS KRISTUS SANG GURU S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Monica Wahyuningsih NIM: 051124035 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

Upload: others

Post on 15-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI:

MENEMUKAN DAN MEMAKNAI GURU SEJATI

DALAM TERANG YESUS KRISTUS SANG GURU

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Monica Wahyuningsih

NIM: 051124035

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2009

Page 2: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

ii

Page 3: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

iii

Page 4: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Allah Sumber Kehidupan, Asal dan Tujuan Segala Sesuatu

(Sangkan Paraning Dumadi)

Yesus Kristus Sang Guru Sejati, Perantara Pada Keselamatan

(Manunggaling Kawula Gusti)

Guru-guru sejatiku

(Bapak dan ibuku, Adik, keluarga bapak Agustinus Karno, Kekasih dan Sahabat)

Page 5: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

v

MOTTO

Jika kita mencari Allah dalam segala hal, Kita akan mendadak terhenyak

menyadari Allah ternyata ada di samping kita

(St. Petrus Claver, SJ)

Aku adalah apa yang aku pikirkan

jadi jika aku berfikir BISA maka aku akan BISA

Page 6: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Mei 2009

Penulis

Monica Wahyuningsih

Page 7: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

vii

Page 8: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

viii

ABSTRAK

Konstitusi GS membawa suatu visi baru terhadap dunia dan manusia. Terdapat sebuah penghargaan terhadap nilai-nilai yang terdapat di luar Gereja. dalam art 42 dijelaskan bahwa Gereja tidak terikat pada suatu budaya tertentu atau sistem politik, ekonomi, sosial manapun. Berdasarkan sifatnya yang universal, Gereja dapat menjadi tali pengikat antara berbagai masyarakat dan bangsa manusia, asal mereka percaya kepada Gereja. Dalam art 58 mengatakan bahwa Gereja telah memanfaatkan sumber-sumber kebudayaan untuk menyebarluaskan pewartaan Kristus kepada semua bangsa. Kekayaan budaya yang digali untuk pewartaan kabar gembira selain memberikan pengakuan otonomi budaya setempat juga membuka ruang untuk berdialog antar budaya dan nilai-nilai yang diwartakan oleh Gereja.

Skripsi ini menjadi usaha untuk memanfaatkan ruang dialog antar budaya yang dijelaskan dalam konstitusi GS. Skripsi ini mempertemukan budaya Jawa dengan kabar gembira yang dibawa oleh Yesus Kristus. Usaha tersebut ditempuh dengan merefleksikan dan menemukan makna Guru Sejati dalam serat Dewaruci yang merupakan kekayaan budaya Jawa. Serat Dewaruci mempunyai gambaran relasi guru dan murid serta ajaran-ajaran yang mengandung kedalaman refleksi dan makna.

Refleksi religius budaya Jawa dalam kisah Dewaruci akan dipertemukan dengan ajaran dan relasi guru dan murid dari Yesus Sang Guru. Yesus Sang Guru diperkenalkan dan diuraikan kisah-kisah hidupNya beserta ajaran-ajaranNya yang merupakan tokoh utama dalam pewartaan Injil. Ia disebut sebagai Guru Sejati.

Kedua kisah yang berbeda akar budaya ini dipertemukan dalam satu titik yaitu Guru Sejati yang membawa pada keselamatan sejati. Dalam serat Dewaruci, keselamatan disimbolkan dengan Tirtapawitra (air hidup) hanya akan dirasakan dan didapat oleh manusia yang mawas diri, mengenal dirinya sedalam-dalamnya dan semurni-murninya. Dengan mengenal diri, ia akan menjadi suci dan hal inilah yang menghantarkan pada Sang Ilahi. Sementara dalam ajaran Yesus, Ia juga mengajarkan pada murid-muridNya untuk mawas diri agar sampai pada keselamatan. Namun selain mawas diri, para murid harus bersatu dengan Yesus Kristus dengan meneladan cara hidup dan mengikuti ajaranNya. Kedua Guru dari dua kisah yang memiliki kekhasannya masing-masing mempunyai kesamaan ajaran tentang keselamatan dan kesatuan dengan Ilahi yang dimulai dengan mengenal diri semurni-murninya.

Page 9: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

ix

ABSTRACT

The Constitution of Gaudium et Spes brings a new vision to the world and human beings. There is an appreciation for the values, which are precent outside of the church. The article of 24 of the document explains that the church is not bound to any certain cultural, political, economical, or social system. Based on her universal nature, the church could be are unifier for various nations and people, as long as they believe in her. In the article of 58, it says that the church had used sources of culture to spread the Gospel of Christ to all nations. The richness of the culture, beside of giving confession on the autonomy of the local culture, but also opens space for dialog of the culture and values spread by the Church.

This thesis becomes and effort to use the space for cultural dialog, which is explained in the constitution of Gaudium et Spes. This thesis brings the Javanese culture into the contact with the Gospel brought by Jesus Christ. This effort is done by reflecting and finding the meaning of true Teacher in the Serat Dewaruci as one of the Javanese culture. Serat Dewaruci has a picture of Teacher and student’s relationship and its teaching contains deep reflections and values.

Religious reflection on Javanese culture found in the story of Dewaruci will be brought into the contact with the Jesus’ teaching and teacher-student’s relationship. Jesus, the Teacher,is introduced and explained his life stories, His Teachings as well, who is a central figure in spreading the Gospel. He is called the True Teacher.

These two stories that have different cultural background are brought into the contact with a single point, the True Teacher who brings human beings to the true salvation. In the story of Serat Dewaruci, the salvatior is symbolized by Tirtapawitra (living water), which could be reached by people who are attention, and know their selves as deep and clear as they can. By knowing self, he or she will be holy and it will bring him or her to The Divine. While in Jesus’ teaching, He also thought his disciples to be attention so that they could reach the salvation. Beside of being attention, the discaples have to unite themselves with Jesus Christ by following Jesus’ lifestyle and teaching. The two unique teachers of these different stories have the same teaching on salvation and unity with The Divine, starting knowing self clearly.

Page 10: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah yang penuh kasih atas segala kasih karuniaNya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul

“BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN MEMAKNAI

GURU SEJATI DALAM TERANG YESUS KRISTUS SANG GURU” disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana SI pada Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Bersama rasa syukur itu, penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Rm. Dr.J.Darminta, SJ yang telah menyisihkan sebagian besar waktu,

tenaga dan hati yang sangat berharga untuk membimbing penulis skripsi

ini.

2. Rm. Dr.CB.Putranta, SJ yang telah memberikan inspirasi penulisan skripsi

ini dan membimbing penulis selama belajar di kampus ini.

3. Bp.FX.Dapiyanta, SFK, MPd. yang telah berkenan membaca dan

memberikan masukan guna semakin menyempurnakan skripsi ini.

4. Rm. Albertus Mardi Santosa, SJ, rm. CB. Mulyatno, Pr, rm. Yohanes

Riyanto, Pr, sr. Inez, FCJ, keluarga Andreas Tumijan, keluarga Agustinus

Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa

dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis selalu

mampu merasakan kasih Kristus Sang Guru Sejati yang tidak pernah

berkesudahan.

Page 11: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

xi

5. Teman-teman angkatan 2005 yang memberikan dukungan dengan caranya

masing-masing.

Penulis menyadari kekurangan yang ada dalam skripsi ini. Untuk itu, atas segala

masukna demi perbaikan karya tulis ini, penulis mengucapkan terima kasih.

Akhirnya, semoga sebagai pewarta banyak katekis menyelenggarakan

pewartaan dengan menggunakan nilai-nilai budaya setempat dan tidak pernah

melupakan bahwa umat telah terbentuk oleh budaya masing-masing yang telah

lama dihidupi dan diyakini. Terpujilah Bapa dan Yesus Kristus Sang Guru Sejati

yang bersama dengan Roh Kudus hidup dalam hati semua orang beriman.

Page 12: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..…………….................. ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………..…...................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………...….. iv

MOTTO ………………………………………………...……………........ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………….... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……………………...… vii

ABSTRAK ……………………………………………………………….. viii

ABSTRACT …………………………………………………………........ ix

KATA PENGANTAR …………………………………………………... x

DAFTAR ISI …………………………………………………..……....... xv

DAFTAR SINGKATAN ……………………………………………...… xvi

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah ………………………….................... 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………......... 6

C. Tujuan Penulisan .…………………………………………….. 7

D. Manfaat Penulisan ....……………………………………......... 7

E. Metode Penulisan …………………………...…………........... 8

F. Sistematika Penulisan ……………………………………....... 8

BAB II. POKOK-POKOK PENGERTIAN TENTANG GURU .......... 9

A. Makna, Pelayanan dan Syarat Menjadi Guru Dalam Sejarah.....................................................................................

9

1. Zaman Purba........................................................................ 9

Page 13: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

xiii

2. Tradisi India......................................................................... 10

3. Tradisi Hindu........................................................................ 11

4. Tradisi Budha........................................................................ 12

5. Tradisi Islam.......................................................................... 13

6. Tradisi Jawa.......................................................................... 14

B. Tradisi Kristiani Timur Bapa Rohani: Seorang Guru Hidup..... 15

1. Asal mula Munculnya Bapa Rohani......................................... 15

2. Sikap Seorang Murid............................................................... 16

a. Sang Murid Sebagai Orang Yang Bertanya....................... 16

b. Menyatakan Pikiran-Pikirannya Dengan Terbuka............. 17

3. Karunia, Kemampuan, dan Sikap Bapa Rohani....................... 17

a. Pembedaan Roh Atau Wiweka........................................... 18

b. Kesabaran............................................................................. 18

c. Belaskasihan......................................................................... 19

d. Karunia Kata-kata Hikmat.................................................... 20

e. Teladan (Kesatuan Kata dan Karya)..................................... 20

f. Sabda Allah dan Kata-kata Bapa Rohani.............................. 20

g. Cinta Kasih........................................................................... 21

BAB III GURU SEJATI DALAM SERAT DEWARUCI....................... 22

A. Serat Dewaruci............................................................................... 22

1. Pengarang dan Latar Belakang Serat Dewaruci...................... 22

2. Isi Buku................................................................................. 24

3. Kisah Dewaruci........................................................................ 25

Page 14: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

xiv

a. Bima Berguru Kepada Druna............................................... 25

b. Bima di Gunung Candramuka.............................................. 26

c. Bima Diutus Druna ke Dasar Samudera dan Bertarung

Dengan Naga Nemburnawa.................................................

27

d. Bima Bertemu Dengan Dewaruci........................................ 29

4. Tafsir Serat Dewaruci............................................................... 31

a. Bima Berguru Kepada Druna............................................... 33

b. Bima Bertarung Melawan Rukmamuka dan Rukmakala..... 34

c. Bima Pergi ke Telenging Samudera (Pusat Samudera)........ 35

d. Bima Diserang Naga Nemburnawa...................................... 36

e. Bima Mendapat Wejangan Dari Dewaruci........................... 37

B. Guru Sejati..................................................................................... 40

1. Tokoh Bima........................................................................... 40

2. Tokoh Druna.... ..................................................................... 42

3. Tokoh Dewaruci....................................................................... 43

C. Berguru Berarti Belajar “Ngelmu” dari Sang Guru....................... 45

D. Makna Keselamatan dan Usaha Mencapainya............................ 46

BAB IV YESUS GURU SEJATI........................................................... 50

A. Kuasa Yesus Sebagai Guru............................................................ 51

1.Yesus Mewujudkan Kebenaran Dalam DiriNya......................... 52

2.Hasrat Untuk Menolong.............................................................. 53

3.Yesus Yakin Akan Manfaat Dari PengajaranNya...................... 55

4. Paham Akan Firman Allah......................................................... 55

Page 15: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

xv

5.Yesus Memahami Sifat Manusia................................................ 56

6.Cakap mengajar....................................................................... 57

B. Yesus Mengajar dengan Jelas dan Khas....................................... 58

C. Prinsip-Prinsip Dalam Mengajar................................................... 60

D Makna Keselamatan dan Usaha Mencapainya............................ 63

BAB V DIALOG ANTARA DUA GAMBARAN................................... 66

A. Ajaran Kedua Guru Dalam Memaknai Kematian, Keselamatan

dan Hidup Kekal............................................................

66

B. Persamaan..................................................................................... 70

1. Makna Keselamatan dan Manunggaling Kawula Gusti.......... 70

2. Menghantar Pada Keselamatan................................................ 73

3. Relasi Guru dan Murid............................................................ 76

4. Gambaran Pribadi-Pribadi Yang Sempurna............................. 79

C Titik Temu.................................................................................... 80

BAB VI. PENUTUP.................................................................................... 83

A. Kesimpulan .…………………………………………………....... 83

B. Saran .............................................................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 89

Lampiran Serat Dewaruci Karangan Yasadipura I

Page 16: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

xvi

DAFTAR SINGKATAN

Art : Artikel

Gal : Galatia

GS : Gaudium et Spes

Kej : Kejadian

LG : Lumen Gentim

St : Santo

VCD : Video Compact Disk

Yoh : Yohanes

Page 17: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perayaan Natal tahun 2005 di Gereja Santo Ignatius Danan, terdapat sebuah

drama yang terbungkus dengan nilai-nilai budaya Jawa dengan penampilannya

yang diwarnai dengan tari Jawa, dialog bahasa Jawa dan pakaian adat Jawa. Nilai

budaya yang digunakan tersebut dipersembahkan untuk menyambut Sang Pembawa

Damai dan membawa pada sebuah kesadaran tentang makna kehadiran Kristus di

tengah konteks budaya. Tokoh Buto dengan topeng yang menyeramkan dengan

bahasa tubuh gagah berani dan angkuh menjadi peran yang harus dipelajari. Tokoh

tersebut menggambarkan pribadi yang memandang dirinya paling kuat sehingga

apapun yang ia inginkan harus didapatkan walaupun hal tersebut telah menjadi

milik orang lain. Kehadiran bayi Kristus yang dibawa oleh ibu berpakaian Jawa

membawa Buto yang angkuh pada sebuah kesadaran akan dirinya dan

kehidupannya selama ini. Kehidupan yang penuh ambisi dan keangkuhan sehingga

tidak bisa melihat kehadiran Allah dalam diri orang lain sehingga apapun akan

dilakukan untuk mendapatkan apa yang diambisikannya, termasuk menghancurkan

semua orang yang menghalanginya.

Pengalaman tersebut membawa pada kesadaran bahwa Gereja perlu hadir di

tengah konteks budaya setempat. Kekayaan budaya setempat dijadikan sarana

untuk menghadirkan Kristus pada umat, sehingga iman umat semakin kuat. Pada

keyataannya, iman akan Kristus di hayati oleh orang-orang tertentu dalam budaya

Page 18: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

2

tertentu, dalam pola pikir, dalam pengalaman tertentu pula. Refleksi iman yang

muncul dari pengalaman dan pengolahan secara nyata dalam budaya masing-

masing akan mendapatkan wajah iman tersendiri dan tidak hanya memutar kembali

refleksi iman yang telah ada. Katolik mempunyai arti universal begitu juga

kehadiran Kristuspun bersifat universal. Hal ini mempunyai arti bahwa Kristus

tidaklah datang untuk menyelamatkan bangsa Israel saja namun semua bangsa

adalah murid dan umat yang hendak diselamatkanNya.

Dalam sebuh diskusi muncullah gagasan bahwa refleksi iman perlu

dibarengi dengan dialog budaya. Dalam hal ini adalah budaya Jawa dengan budaya

Alkitab sehingga terjadi komunikasi iman, terjadi pewartaan, terjalin pertemuan.

Iman akan Kristus yang dilandaskan pada nilai-nilai budaya dalam hal ini adalah

budaya Jawa akan memberi sumbangan bagi berakarnya iman kristiani di bumi dan

tanah Jawa. Kita mencoba membiarkan dua budaya yaitu budaya Jawa dan budaya

Alkitab bertemu dan bertumbuh dalam dialog yang kritis dan jujur. Hal ini

dilandaskan pada keyakinan bahwa Allah berkarya dalam sejarah umat manusia

dan keyakinan bahwa Allah yang mewahyukan diri adalah Allah yang berkarya

dalam dunia, juga di kalangan orang-orang Jawa (LG art. 2; 13; 17, GS art. 53-62).

Umat akan sangat terbantu dan dihargai latarbelakang budayanya untuk

menerima Kristus sebagai penyelamat dan guru dalam mencari dan memaknai

hidup tanpa meninggalkan budaya yang telah membentuk kehidupannya dan yang

telah ia hidupi sebelum mengenal Kristus. Seperti halnya tokoh katekese Alexandre

De Rhodes yang sangat menghormati budaya orang Vietnam. Ia sangat hati-hati,

bijak dan rendah hati mengadopsi budaya dalam ketekesenya. De Rhodes tidak

Page 19: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

3

membawa budaya Perancis atau Portugis untuk dipakaikan kepada umat di

Vietnam. Dalam pewartaannya, De Rhodes bukan hanya menyesuaikan diri tetapi

juga mencintai dan menghormati budaya setempat sejauh tidak bertentangan

dengan dengan nilai-nilai Injil dan ajaran Yesus Kristus. De Rhodes memakai nilai-

nilai budaya setempat yang positif dan meneguhkannya namun ia juga mengkritik

unsur-unsur yang bersifat takhayul dan bertentangan dengan ajaran Kristen. Ia

berusaha menamai budaya setempat dengan terminologi Kristen sehingga umat

bangga dengan iman dan budaya mereka sendiri.

Aspek yang penting dalam budaya Jawa adalah pemaknaan akan paham

keselamatan. Orang Jawa memandang kesatuan dengan yang Ilahi merupakan

tujuan sekaligus sarana keselamatan bagi manusia. Yang Ilahi digambarkan sebagai

sangkan paraning dumadi (asal dan tujuan semua ciptaan). Keharmonisan relasi

manusia dengan yang Ilahi ditempatkan dalam suatu laku (proses perjalanan

kehidupan) (Yohanes Riyanto, 2007: 2).

Refleksi atas perjalanan manusia untuk bersatu dengan yang Ilahi ini akan

dilihat dari sisi penemuan dan pemaknaan akan Guru Sejati. Guru yang membawa

sang murid kepada keselamatan. Sebagai orang Kristiani, kita menyebut sebagai

pengikut atau murid Kristus. Kristus Sang Guru Sejati itulah yang akan membawa

manusia pada Bapa/Allah yang memiliki keselamatan dan damai sejati.

Pemahaman dan yang kita jalani saat ini adalah untuk bisa bersatu dengan yang

Ilahi, berarti harus menjadi pengikutNya. Dalam ajaran Kristiani, kita harus

memahami bahwa sang Ilahi atau Allahlah yang mempunyai inisiatif agar kita

mengikuti atau menjadi muridNya. Yesus Sang Putera diutus ke dunia untuk

Page 20: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

4

memanggil manusia sehingga percaya, mengikutiNya dan mendapatkan

keselamatan.

Sebagai seorang Guru, Yesus sempurna dari segi Ilahi maupun insani. Ia

“datang sebagai guru yang diutus Allah” (Yoh 3:2). Yesus adalah Guru yang

memiliki kepribadian dengan selalu memberi teladan tidak hanya dengan kata-kata

karena perbuatan seseorang lebih berpengaruh dari pada perkataannya. Ia selalu

memperhatikan keperluan orang lain dan hasrat untuk menolong orang lain. Yesus

selalu melihat bahwa relasiNya dengan para murid menjadi sarana untuk membina

cita-cita, pandangan dan kelakuan murid-muridNya. Syarat lain untuk menjadi guru

adalah pemahaman akan firman Allah, sebab firman Allahlah yang akan menjadi

bahan pengajaran. Yesus sangat paham dengan sifat-sifat para muridNya “Ia tahu

apa yang ada di dalam hati manusia” (Yoh 2:25). Gelar Yesus sebagai guru

mempunyai maksud bahwa Yesus memilki otoritas llahi dan hal ini tepat. Sejak

semula pribadi Yesus telah ditonjolkan dalam Injil dengan tanda anggur dan Bait

Allah. Hal ini memberi gambaran bahwa Allah hadir di tengah-tegah umatNya.

Yang melihat Yesus berarti melihat Bapa. Yesus hanya mengerjakan pekerjaan-

pekerjaan Bapa. Yang mendengar Yesus mendengar Allah, yang diajari Yesus

diajar Allah. Allah adalah sumber keselamatan hadir dalam diri Yesus. Maka tepat

jika Yesus disebut sebagi Guru.

Melihat Yesus sebagai Guru berarti kita perlu mengetahui bagaimana dan

seperti apa menjadi seorang muridNya. Perlu kita pahami bahwa murid-murid tidak

terbatas pada kedua belas murid tetapi kita, manusia yang percaya dan terus belajar

dariNya untuk mendapat keselamatan dan bersatu dengan Allah. Manusia dari masa

Page 21: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

5

ke masa tidak berubah yaitu bercacat. Tidak ada manusia sempurna di dunia ini,

kodrat manusia pada dasarnya tetap sama. Oleh karena itu kita harus terus mencari

Guru Sejati dan “berguru” kepadaNya.

Pencarian dan pemaknaan Guru Sejati nampak dalam Serat Dewaruci.

Kisah Dewaruci menggambarkan perjalanan Bima untuk mendapatkan

Tirtapawitra, air yang bukan air dalam pengertian harafiah. Bima adalah tokoh

utama dalam serat Dewaruci. Ia seorang ksatria dari keluarga Pandawa yang

mempunyai keyakinan kuat akan mendapatkan air suci (Tirtapawitra). Ia mendapat

petunjuk dari gurunya pendeta Druna untuk mendapatkan air suci tersebut.

Perjalanannya untuk mendapatkan Tirtapawitra sangat berat. Ia harus

meninggalkan keluarga Pandawa yang selalu berduka saat ditinggalkannya karena

begitu sayangnya keluarga Pandawa kepada Bima. Keluarga Pandawa tidak pernah

memberikan ijin kepada Bima untuk mencari Tirtapawitra karena guru Bima yaitu

pendeta Druna adalah musuh keluarga Pandawa. Ancaman kematian karena

banyaknya bahaya selalu berjalan bersama dengan Bima. Ia tidak mendengarkan

dan teguran dari keluarga Pandawa mengenai pandangan tentang rencana jahat guru

Druna. Bima menganggap pendapat dan tuntunan sang guru selalu benar. Ia selalu

menghormati dan menjalankan perintah guru tanpa mempunyai dugaan sedikitpun

bahwa perintah guru Druna tersebut akan membahayakannya. Inilah gambaran

dimana dari masa ke masa manusia memang tidak pernah bisa sempurna. Bima

sang kesatria gagah berani dan cerdas tidak bisa bersikap kritis akan perintah

gurunya. Dalam pencarian Tirtapawitra Bima bertemu dengan seorang dewa

”bajang” yang bernama Dewaruci. Dari dialah Bima mendapat pelajaran-pelajaran

Page 22: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

6

yang bersifat keagamaan dan kefilsafatan. Bima merasa puas karena telah

mendapatkan cita-citanya, telah menemukan Tirtapawitra yang pada hakekatnya

adalah sesuatu ilmu gaib, ilmu keagamaan dan filsafat. Menyadari bahwa Druna

bukanlah Guru Sejati, Bima membayangkan Dewaruci sebagai orang yang telah

mencapai taraf hidup lahir batin yang tinggi sehingga Bima berguru kepadanya.

Maka Dewaruci digambarkan sebagai manusia yang telah mencapai taraf hidup

lahir batin yang amat tinggi.

Gambaran Guru Sejati dalam serat Dewaruci merupakan titik pijak

pembahasan pada keselamatan sejati. Penemuan dan pemaknaan akan Guru Sejati

dalam serat Dewaruci tetap harus dikomunikasikan dengan ajaran dalam Alkitab

dan ajaran Kristus sendiri sehingga penulis mengambil judul ”BELAJAR DARI

SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN MEMAKNAI GURU SEJATI

DALAM TERANG YESUS KRISTUS SANG GURU ”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, permasalahan yang

yang menjadi perhatian penulis adalah:

1. Sejauh mana serat Dewaruci menjadi gambaran untuk menemukan dan

memaknai Guru Sejati yang akan membawa pada keselamatan?

2. Nilai-nilai apa yang dapat diambil dari serat Dewaruci untuk memaknai dan

memahami Yesus sang Guru Sejati?

Page 23: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

7

C. Tujuan Penulisan

1. Menjadi usaha untuk menggali dan melestarikan warisan budaya setempat yang

semakin langka. Simbol-simbol budaya yang kaya makna semakin tersingkir di

tengah arus globalisasi. Oleh karena itu penulis ingin mencoba melestarikan

warisan budaya yang mulai tersingkir tersebut.

2. Penggalian kekayaan budaya merupakan salah satu cara untuk mewartakan

Firman secara kontekstual. Pemahaman terhadap kebudayaan menjadi wahana

berdialog dengan umat dan menjadi sarana untuk memaknai hidup yang sedang

mencari Guru Sejati. Umat akan semakin bangga dengan iman dan budayanya.

3. Mendapatkan pengetahuan dan pemahaman baru akan penemuan dan

pemaknaan Guru Sejati bertolak dari budaya yang tertulis dalam serat

Dewaruci.

D. Manfaat Penulisan

Menambah pengetahuan, wawasan dan pemahaman lebih dalam akan Guru

Sejati bercermin dari perjalanan Bima yang dituntun oleh pendeta Druna dalam

mencari Tirtapawitra dan perjumpaannya dengan Dewaruci Sang Guru Sejati

dalam serat Dewaruci. Selain itu memberi gambaran kepada kaum muda akan nilai-

nilai warisan budaya yang tetap relevan untuk dikaji dan dipelajari. Mencoba untuk

memberi inspirasi kepada para katekis muda dan tua untuk tetap menggali nilai-

nilai budaya dan mengadopsinya dalam rangka pewartaan sejauh tidak bertentangan

dengan ajaran Kristus dan Injil.

Page 24: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

8

E. Metode Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan

memanfaatkan studi pustaka untuk memperoleh gambaran Guru Sejati bertolak dari

serat Dewaruci dan terang Yesus Sang Guru Sejati.

F. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan skripsi ini, penulis ingin memaparkan hal-hal

berikut:

Dalam Bab I yaitu bagian pendahuluan yang meliputi: Latar belakang

penulisan skripsi, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan

sistematika penulisan.

Bab II penulis akan menguraikan pokok-pokok pengertian umum tentang

guru hidup dalam sejarah, proses berguru dan perkembangan makna guru.

Bab III memaparkan serat Dewaruci, dimulai dari sejarah serat Dewaruci,

memaparkan kisah dan menganalisisnya sehingga dapat menemukan makna guru,

nilai-nilai ajaran dan peran guru dalam perkembangan hidup pengikutnya.

Dalam Bab IV Memberi gambaran Yesus sebagai Guru Sejati berdasarkan

kisah-kisah dalam Kitab Suci yang bertolak dari ajaran-ajaranNya, kotbah,

perumpamaan dan kisah hidupNya sendiri

Bab V mencoba mempertemukan dua tokoh guru yang telah diuraikan pada

bab III dan IV, mendialogkan serat Dewaruci dengan kisah Yesus sebagai Guru

Sejati, menemukan perbedaan, kesamaan dan titik temunya.

Dan dalam Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Page 25: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

9

BAB II

POKOK-POKOK PENGERTIAN TENTANG GURU

A. Makna, Pelayanan Dan Syarat Menjadi Guru Dalam Sejarah

1. Zaman Purba

Peradaban belum berkembang, namun masyarakat telah mengenal guru

yang mengajarkan kehidupan. Ayah, ibu, kakek, nenek, tetangga dan orang yang

lebih dewasa adalah guru kehidupan bagi mereka. Orang-orang tersebut disebut

guru karena memiliki umur yang lebih tua dan dianggap mempunyai pengalaman

hidup lebih mendalam.

Makna guru masih sangat luas dan khas. Orang-orang yang ahli dalam

pandai besi dan dukun juga disebut sebagai guru. Mereka bukan orang-orang

istimewa namun mereka mempunyai panggilan atau sebutan khusus yaitu empu

(engku, teuku) artinya tuan (Banawiratma, 1977: 19).

Selain pandai besi dan dukun, terdapat petugas agama semacam imam yang

mengajar umat: Tomina (Toraja), Pamangku (Bali, disamping pedanda), Marapu

(Sumba), Dinati (bugis), Sikerei (Mentawai), Empu (Jawa Kuno). Mereka

memberikan petuah-petuah dan nasehat-nasehat kepada orang-orang. Empu dalam

hidup agama mengajarkan tentang kehidupan. Selain empu, ayah dan ibu menjadi

guru hidup pada masa ini karena tidak ada sesuatu apapun yang dirahasiakan dari

mereka. Mereka memberi pengajaran berdasar pengalaman dan pergulatan dalam

hidupnya. Sejauh ini memang belum terlihat adanya syarat khusus untuk menjadi

Page 26: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

10

seorang guru. Guru pada masa itu hanyalah orang yang dewasa dari segi usia

(Mohamad Ali, 1961:221-224).

2. Tradisi India

Perubahan sosial dan struktur kehidupan telah membawa empu-empu masa

purba sebagai guru yang istimewa. Mereka bekerja dan mengabdi pada keluarga

besar keraton. Para empu mendapat pengajaran dari para Berahmana yang

didatangkan dari India. Para empu akan menjadi guru baru dengan keahlian baru:

berbahasa sansekerta, menulis tata negara India, kesenian membuat gedung-gedung

secara baru, arca-arca dan perhiasan menurut dasar-dasar baru. Empu-empu itupun

memiliki agama baru. Mereka digunakan oleh pihak keraton untuk

mengembangkan cita-cita dalam keluarga keraton: cita-cita berkuasa, dihormati,

bertuah, mewah (Banawiratma, 1977: 20).

Para empu merupakan gudang ilmu. Siapa saja yang ingin memiliki

kemampuan, kecakapan atau ilmu mereka harus berguru (maguru) kepada empu,

sang berahmana, sang guru. Namun seringkali mereka harus bersabar karna sang

guru hanya akan memberi jika ia berkehendak memberi. Pelajaran bergantung dari

kemurahan hati guru. Apabila guru tidak mengajar, maka murid hanya akan

menjadi pelayan di rumah sang guru. Cara belajar ini disebut sebagai sistem ”guru-

kula”, murid termasuk keluarga guru (Singgih Wibisono, 1996: 33).

Para ahli yang disebut sebagai berahmana atau guru memiliki ideologi

keraton dan cita-cita keraton tercantum dalam agama, segala sesuatu berasal dari

agama. Kepada para guru diberikan penghormatan dengan memberi gelar ajar,

Page 27: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

11

haji (lain dengan ”haji” dalam bahasa arab; haji = aji = raja dalam bahasa kuno),

berahmana, puruhita, guru kepada mereka. Para guru tersebut seolah menjadi kunci

surga. Berguru berarti menghaji artinya mengabdi sambil belajar. Ajar, berahmana,

puruhita adalah orang-orang penting setelah raja. Kedudukannya yang istimewa

dalam struktur keraton memberikan julukan kepada mereka sebagai ”ayah raja”

karena menjadi penasehat raja (Harun Hadiwijono, 1971: 179).

3. Tradisi Hindu

Pada akhir abad ke-V muncullah dalam hinduisme suatu pemuka religius

yang istimewa yaitu guru. Guru dalam masyarakat Hindu dibedakan dari acharya

yang pada umumnya lebih menunjuk pada seorang pengajar tinggi dan ahli. Guru

sebagai pemuka religius memiliki otoritas religius. Guru merupakan hukum yang

hidup. Guru adalah Wisnu, guru adalah Siwa, guru adalah berahmana sendiri, tidak

ada dewa yang lebih tinggi dari pada guru (Shankara, 788-826). Demikianlah guru

diidentifikasikan dengan yang Ilahi hingga perkataan, pemikiran, dan ”tindak-

tanduk” guru menjadi sumber pembaharuan tanpa minta alasan. Guru mempunyai

kuasa yang begitu besar, dia sendirilah hukum yang hidup (Banawiratma, 1977:

21).

Guru adalah orang yang memberikan kelahiran baru dalam Brahmana yaitu

kelahiran dalam ilmu pengetahuan. Guru menjadi ”yang Ilahi menampak”, menjadi

pembebas yang hidup. Istilah tersebut menjadi latar belakang pemahaman bahwa

manusia bukanlah pribadi yang sempurna dan sejati. Oleh karena itu ia harus

dibawa mencapai kesejatiannya. Usaha tersebut akan sampai dengan bantuan guru

Page 28: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

12

sebagai hukum yang hidup, pembebas yang hidup. Sebagai pembebas yang hidup,

guru menggantikan obyek ibadat yang transenden. Karena guru adalah hukum yang

hidup atau malah pembebas yang hidup maka dengan memusatkan perhatian

kepada guru, siswa mengguasai tubuh, suara, organ-organ inderawi maupun

jiwanya. Murid menggantungkan dirinya kepada guru (Banawiratma, 1977: 23)

4. Tradisi Budha

Guru adalah sang Budha sendiri. Guru dipandang sebagai orang yang sakti,

maha tahu, orang yang utama. Guru atau berahmana menjadi orang bertuah yang

amat besar kuasanya. Selain berahmana atau empu diluar keraton terdapat guru

yang disebut resi atau pertapa. Mereka meninggalkan hidup ramai, mengejar hidup

sempurna dan mati sempurna: kesempurnaan itu disebut wairagya. Wairagya dari

vi-raga berarti tanpa raga, tanpa hawa nafsu, merdeka batin, bebas dari hasrat

duniawi (Harun Hadiwijono, 1971: 15).

Mohamad Ali mengatakan bahwa guru pertapa adalah orang yang sama

sekali tidak boleh mementingkan diri sediri. Orang tidak boleh lagi mementingkan

hidup di duniawi. Ia hidup di dalam dunia ramai, tetapi ia seolah-olah sudah mati,

sebab ia tak boleh ikut serta dalam urusan dunia. Ia seperti orang mati. Wairagya

berarti juga bahwa orang tidak boleh mempunyai keinginan apa-apa. Ia tak ingin

dipuji, tak ingin menjadi kaya, tak ingin mendapat sesuatu. Bila ia mengerjakan

sesuatu pekerjaan ia tak ingin memetik hasil pekerjaannya itu. Ia berbuat karena itu

memang kewibawaannya. Wairagya ialah: selalu berkurban untuk semua makhluk

di seluruh dunia. Ketika dilahirkan manusia telanjang bulat, demikianlah ia

Page 29: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

13

seterusnya: tak memiliki sesuatu apa! Tak menginginkan apapun juga. Acuh tak

acuh terhadap duka-sengsara dan bersikap acuh pula terhadap suka-bahagia. Ia mati

dalam hidup, hidup dalam maut! Tetapi ia hidup juga. Ia hanya mementingkan

Tuhan. Setiap detik jiwanya menuju kepadaNya. Bila mati sempurnalah ia.

Tentulah ia mendapat moksha atau kebahagiaan yang tidak terhingga. Bebas dari

kesengsaraan, terlepas dari penderitaan, itulah kesempurnaan. (Banawiratma, 1977:

24).

5. Tradisi Islam

Dalam tradisi Islam, Guru keraton dan guru pertapa memiliki kekhasannya

masing-masing. Jika kita telah melihat bahwa guru keraton, para empu atau guru

atau Berahmana menjadi milik dari keraton dan mengajar bagi orang-orang yang

berada di keraton beserta keluarga besarnya. Guru pertapa memiliki kekhasannya

sendiri yaitu lebih sebagai guru rakyat, pengaruhnya dalam kehidupan rakyat sangat

besar. Ia menjadi pusat kehidupan rakyat. Para wali masa itu merantau untuk

menjumpai guru-guru pertapa dan mengajak mereka untuk bertukar fikiran dan

pengetahuan (Woro Aryandini, 1996: 35).

Guru keraton telah menjadi pujangga biasa, hanya guru pertapalah yang

dipandang sakti dan bertuah. Kesaktian dan ilmu yang dimiliki telah menguasai

rakyat. Rakyat tunduk dan selalu mendengar dan mengikuti petuah sang guru.

Suluk Sech Samsi Tabarit mengatakan ”apakah arti buku-buku dan kitab-kitab?

Betapa banyak juga kitab-kitab yang dapat kau baca, tak ada gunanya. Carilah

seorang guru yang mulia! Ialah yang dapat membuka jalan kesempurnaan”. Guru

Page 30: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

14

adalah jalan kesempurnaan. Dalam hal ini, guru mempunyai ajaran yang tidak

berhenti pada sebuah teori namun lebih praksis dalam kehidupan. Para guru akan

memberikan ajaran untuk kehidupan dan kesempurnaan dalam menjalani

kehidupan ini.

Guru pertapa dicari oleh para murid yang menginginkan kesempurnaan

hidup, ilmu rahasia yang membuka pintu surga; guru pertapa adalah pintu surga. Ia

disebut arif karena mengetahui segala sesuatu, lahir maupun batin. Ia arif bijaksana

karena rahasia alam terbuka baginya. Ia disebut sang ”mardikeng budi” yang bebas

dan merdeka jiwanya. Ia tak terikat pada penghidupan di dunia. Ia tidak tunduk dan

taat kepada punggawa maupun raja. Ialah wujud ilmu gaib yang dapat membawa ke

alam baka dengan sempurna. (Banawiratma, 1977: 26)

6. Tradisi Jawa

Dalam usaha manusia mencapai kesempurnaan hidup, guru merupakan

orang yang menyampaikan petunjuk jalan kehidupan. Guru menunjukkan apa yang

baik dan buruk, bagaimana orang harus mencapai kebaikan. Guru menerangi hati,

menunjukkan jalan kemuliaan. Karena keunggulan ”ilmunya” guru mempunyai

kuasa karismatis. Guru dihormati dan ditaati, sering disebut Bapa. Apa yang

dikatakan guru penuh kuasa. Tapa mempunyai peranan dalam kedudukan guru.

Dalam tradisi Jawa, dalang selaku pewarta lakon hidup manusia atau lebih luas

pergelaran wayang mempunyai fungsi yang serupa dengan fungsi guru

tersebut(Singgih Wibisono, 1996: 32).

Page 31: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

15

Guru memberikan petunjuk sekaligus kritik, karena baik dan buruk ditunjuk

oleh guru. Tanpa dipungkiri kritik dapat menyentuh segi-segi kehidupan yang lebih

luas atau menjadi gerakan sosial kemasyarakatan. Terlihat bahwa guru mempunyai

peranan yang cukup pluriform sesuai situasi murid atau masyarakat (Banawiratma,

1977: 55).

B. Tradisi Kristiani Timur Bapa Rohani: Seorang Guru Hidup

1. Asal Mula Munculnya Bapa Rohani

Para rahib hidup bersama menurut semangat Injil dengan melaksanakan

cinta kasih persaudaraan dan menyediakan banyak waktu untuk berdoa dan bekerja.

Satu-satunya peraturan hidup bersama adalah cinta tanpa syarat dan tanpa batas

seperti Yesus Kristus yang memberikan diri yang diwujudkan dalam kurban di

salib.

Ke”bapa”an rohani sangat penting sepanjang abad. Nama atau sebutan

untuk para rabi, guru ataupun rahib bisa saja berubah namun inti dan tujuan pokok

keberadaannya tidaklah berubah. Bapa padang gurun mengatakan “Barang siapa

hidup dalam ketundukan terhadap seorang bapa rohani mendapat pahala lebih besar

dari pada orang yang hidup menyendiri di padang gurun” (Sugino, 1991: 411).

Bimbingan rohani merupakan suatu kebutuhan yang berakar dalam setiap

diri manusia sepanjang jaman yang ingin berkembang dalam hubungan dengan

Yang Rohani, Yang Ilahi, Allah (J. Darminta, 2006: 33). Sejak dulu orang-orang

dalam menghadapi berbagai macam kesulitan hidup pergi kepada orang-orang yang

dipandang sebagai orang bijaksana dan kompeten. Mereka pergi kepada para

Page 32: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

16

“pembimbing rohani” untuk meminta nasehat. Para filsuf adalah pembimbing

rohani sebelum muncul kristianisme. Mereka menjadi tempat penasehat ahli dan

guru dalam hidup moral (Sugino, 1991: 412).

Lingkungan orang-orang Kristen timur tumbuh para bapa padang gurun atau

bapa rohani. Relasi mereka adalah hubungan antara murid dan guru: seorang guru

yang sudah sungguh berpengalaman hidup menurut jalan roh dan seorang murid

yang begitu ingin menimba ilmu dari pengalaman mereka. Santo Antonius Abbas

mengingatkan ”Ikatkanlah dirimu pada dengan seorang yang takut akan Allah dan,

dengan berada dekat dengannya, engkau akan belajar juga takut akan Allah,

Ikatkanlah perahumu pada perahu bapa-bapamu; mereka akan membimbingmu

kepada Yesus”. Hal itupun mengingatkan pada kitab Ulangan 32:7 ”Tanyakanlah

kepada ayahmu, maka ia akan memberitahukannya kepadamu, kepada para tua-

tuamu, maka mereka mengatakannya kepadamu”

2. Sikap Seorang Murid

Seorang murid yang datang kepada bapa rohani perlulah memiliki sikap-

sikap tertentu yang mengandaikan hubungan yang erat antara guru dan murid:

a. Sang Murid Sebagai Orang Yang Bertanya

Pertanyaan-pertanyaan berasal dari hati yang murni disampaikan dengan

keinginan untuk taat. Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi simbol sikap hidup

Kristen: mengenai kemiskinan, ketaatan, matiraga, doa sunyi, percobaan, kasih,

pengampunan, pelayanan dan belaskasih. Pertanyaan yang diajukan menunjukkan

kepercayaan total terhadap bapa rohani yang dianggap sebagai ”jurubicara” Allah.

Page 33: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

17

Ada kesadaran bapa rohani adalah orang yang menyatukan diri dengan Kristus.

Bapa Rohani menyampaikan kata-kata murni dan transparan. Hal itu menunjukkan

mutu kesatuannya dengan Kristus (Sugino, 1991: 413).

b. Menyatakan Pikiran-Pikirannya Dengan Terbuka

Murid tidak menyembunyikan apa-apa dari bapa rohani. Maksudnya supaya

ia mampu mengungkapkan pikiran-pikirannya, selain itu menghindari kompleks-

kompleks, luka-luka psikologis, penyimpangan-penyimpangan yang sulit

disembuhkan. Sebagai murid perlulah menanamkan kepercayaan tanpa syarat.

Sebagai murid harus merasa bahwa dirinya dicintai (J. Darminta, 2006: 43). Namun

tetap terdapat kekurangan bapa rohani sebagai sebuah kesadaran bahwa Allah

mengunakannya sebagai ”pengantara”. Ia berbicara atas dorongan Roh Kudus.

Kepercayaan murid sama dengan iman dan spiritualitas bapa rohani adalah Roh

Kudus yang berkarya di dalam dirinya (Sugino, 1991: 413).

3. Karunia, Kemampuan, dan Sikap Bapa Rohani

Dalam spiritualitas timur, menjadi bapa rohani adalah karunia yang

berdasarkan pilihan Allah dan anugerah. Menjadi bapa rohani tidak bergantung

pada umur, namun lebih pada kemampuan dan kualitas hidup rohaninya (Sugino,

1991: 414).

Kemampuan dan kualitas tersebut adalah:

Page 34: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

18

a. Pembedaan Roh atau wiweka

Kemampuan agar bapa rohani mampu menangkap misteri Allah dan

rahasia-rahasia hati manusia. Pembedaan roh lebih untuk membedakan yang nyata

dan maya, penting dan tidak penting, berdaya guna dengan tanpa guna, yang benar

dan palsu, mementingkan diri sendiri atau menanggalkan kepentingan pribadi. Raga

manusia ada dua. Raga sering kali tidak sama dengan MANUSIA (jiwa).

Pembedaan roh merupakan ”batu sendi” dari setiap bimbingan. Hal itu

memungkinkan untuk menemukan pemecahan masalah sesuai situasi batin murid.

Pembedaan roh menjadi tanda kejernihan roh, rendah hati, melupakan diri sendiri,

menaruh perhatian besar untuk bersatu dengan Allah. Dengan mengikuti teladan

guru, sang murid mampu menjalankan pembedaan roh. Sebagai murid hendaknya

meletakkan pikiran-pikiran di samping sang guru. Murid adalah satu dengan

gurunya jika murid hanya memalingkan pikirannya ke dalam alam pikir sang guru

untuk mengetahui apakah ada kesesuaian. Manakala tidak ada kesesuaian berarti

hal itu salah dan ia harus segera merubahnya sebab pikiran sang guru itu sempurna

dan ia tahu segala-galanya (Alcyone, 1990: 35).

b. Kesabaran

Bapa rohani selalu meletakkan atau menempatkan diri pada situasi murid.

Hal ini dilakukan untuk semakin memahami pergulatan para murid (J. Darminta,

2006: 48). Ia masuk dalam hidup sang murid. Hal ini tidak menutup kemungkinan

bapa rohani mencobai muridnya. Namun pencobaan yang diberikan tetap lah untuk

memperlihatkan sikap tegas atau keras yang dibungkus ke dalam aura kesabaran.

Page 35: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

19

Perhatian bapa rohani yang bertindak dan bersikap sabar sesuai dengan sikap Allah

yang mengutamakan keselamatan manusia (Sugino, 1991: 415).

Usaha untuk menempatkan diri pada kehidupan murid akan memampukan

guru untuk mendapatkan materi dan cara ajar yang sesuai dengan situasi murid.

Metode tersebut sungguh membutuhkan kesabaran dan kerendahan hati karena

harus mempelajari kehidupan orang lain yang status mereka hanyalah seorang

murid.

c. Belaskasihan

Sikap sabar dan tegas sang bapa rohani diresapi oleh belas kasihan dan

ditandai oleh harapan. Ia mempunyai pengertian mendalam mengenai keterbatasan-

keterbatasan, kelemahan-kelemahan dan kerapuhan manusiawi. Sikap belaskasihan

dinyatakan dalam kelemahlembutan (J. Darminta, 2006: 43). Hal ini mengundang

murid untuk mempunyai belas kasih terhadap semua orang. Mereka menyadari

bahwa belaskasihan merupakan jalan untuk bertemu dengan Allah (Sugino, 1991:

416).

Allah dapat dirasakan kehadiranNya dalam pribadi sesama manusia. Usaha

merasakan kehadiran Allah dimulai dengan menjalin relasi baik dengan sesama

manusia. Hal ini membutuhkan belas kasih yang sama terhadap Allah dan sesama.

Yesus mengungkapkan bahwa apa yang manusia perbuat untuk orang lain itu

diperbuat juga untukNya.

Page 36: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

20

d. Karunia Kata-Kata Hikmat

Penyampaian kata-kata yang efektif dan berdaya guna didapat dari

kedalaman rohani dan intensitas persatuan dengan Kristus. Hal ini adalah karunia

untuk berkata-kata dengan hikmat (1 Kor 12:8). Kata-kata bapa rohani

menggerakkan para murid untuk semakin berkembang dalam cinta kasih, untuk

tidak bersikap malas. Kata-kata tersebut mempunyai daya untuk transformasi diri

sang murid dan ini berkat kedalaman hidup rohaninya dan persatuannya yang

begitu erat dengan Kristus (Sugino, 1991: 416).

e. Teladan (Kesatuan Kata dan Karya)

Hidup bapa rohani menjadi teladan hidup. Bapa rohani mendapat dan

mengalami kedamaian yang mendalam sehingga ia memberikan rasa damai yang

mendalam bagi murid-muridnya. Bapa rohani menyambut, meneguhkan dan

mendalami pengalaman para murid secara mendalam (Sugino, 1991: 417). Contoh

teladan selalu meyakinkan dari pada kata-kata. Kata-kata tanpa perbuatan adalah

kosong. Orang yang mengajar namun tidak melakukan apa-apa dalam hidupnya

seperti sumber mata air, ia memberi minum dan membersihkan semua tetapi ia

tidak mampu membersihkan diri sendiri.

f. Sabda Allah dan Kata-Kata Bapa Rohani

Ciri khas menjadi bapa rohani adalah kesatuannya yang sangat total dengan

sabda Allah. Sabda tersebut telah membentuk pikiran mereka. Bapa rohani adalah

manusia yang secara total menyatukan diri dengan Kristus (J. Darminta, 2006: 37).

Page 37: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

21

Taat kepada bapa rohani sama dengan taat pada Allah karena bapa rohani

”mewakili” Allah. Seorang murid tidak akan salah dihadapan Allah jika ia percaya

kepada bapa rohani dan menyerahkan seluruh kehendak kepadanya (Sugino, 1991:

418).

g. Cinta Kasih

Cinta kasih mendorong murid pada kebebasan roh yang membuat mereka

dewasa, bertanggung jawab. Ia membimbing kepada kebebasan roh. Hubungan

bapa-murid ditandai oleh cinta kasih. Cinta kasih diungkapkan dalam seluruh

hidupnya dalam kelembutan, kehangatan, ketegasan yang berciri rohani dan

manusiawi. Seperti Kristus dalam hidup-Nya, cinta kasih mengandung persatuan

yang mendalam (Sugino, 1991: 418).

Page 38: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

22

BAB III

GURU SEJATI DALAM SERAT DEWARUCI

A. Serat Dewaruci

1. Pengarang dan Latar Belakang serat Dewaruci

Cerita dan pentas yang berupa pewayangan, biasanya diambil dari kisah

Ramayana dan Mahabarata. Kedua cerita tersebut berasal dari India dan dibawa

masuk ke Indonesia bersama dengan agama Hindu. Seperti agama Hindu, kisah

Mahabarata maupun Ramayana telah mengalami proses penyesuaian dengan alam

pikir Jawa. Pada puncak asimilasi dan akulturasi agama Hindu tersebut terdapatlah

tulisan sebagai cerita Nawaruci, karya empu Syiwamurti tahun 1500-1619 A.D.

Cerita ditulis dalam bentuk prosa dimaksudkan sebagai skenario (lakon) untuk

pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Cerita Nawaruci ini diklasifikasikan

sebagai karya tulis bukan karya sa stra. Dalam Nawaruci, filsafat dan mistik yang

terkandung di dalamnya dipengaruhi oleh pandangan Hindu. Lebih tepatnya kisah

Nawaruci bercorak Hindu-Jawa (Sri Mulyono, 1978: 21).

Sementara itu ada yang menyebutkan cerita Dewaruci ditulis dalam bahasa

jawa kuno (Kawi), tertulis pada daun lontar dan digubah oleh Empu Wijayaka di

Kediri (Warsito S, 1972: 41). Serat Dewaruci termuat dalam berbagai kitab kuno,

dua di antaranya kini masih tersimpan di Perpustakaan Lembaga kebudayaan

Indonesia di Museum Jakarta. Gubahan ke dalam Bahasa Jawa modern dilakukan

oleh Yasadipura I dari Surakarta dan M. Ng. Kramaprawira dari Yogyakarta.

Gubahan yang lebih baru dengan judul Nawaruci dilakukan oleh K.P.A. Singasari

Page 39: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

23

dari Surakarta tahun 1847. Serat Nawaruci juga muncul dalam versi Bali, tetapi

isinya agak lain dengan versi Jawa. Ada juga versi bahasa melayu dengan judul

Tawaruci. Dewaruci dalam versi Islam, tokoh Bima digantikan dengan Syeh Senan

sedangkan tokoh Dewaruci diganti Nabi Kilir (seorang nabi yang tidak pernah mati,

ia merupakan guru dari Nabi Musa). Sunan Bonang merupakan penulis dan

penggubah serat Dewaruci dalam versi Islam.

Serat Bimasuci sering disebut juga kisah Dewaruci karena pesan pokok

cerita merupakan wejangan Dewaruci kepada Bima. Bima yang mendapat

wejangan dalam guagarba Dewaruci. Serat Bimasuci oleh pujangga Surakarta,

Yasadipura I digubah dalam bentuk tembang Jawa dengan metrum macapat pada

tahun 1793 (atau 1720 tahun Jawa). Oleh karena itu, tulisan Yasadipura I

diklasifikasikan dalam karya sastra. Dalam karya tersebut, dimuat sengkala ”niring

sikara wiku tunggal” (1720), yang artinya: hilangnya segala kendala, orang suci

dapat menyatukan dirinya dengan sang khalik. Sengkala tersebut selain untuk

mengingat tahun selesainya penulisan karya sastra juga dimaksudkan untuk

mengetengahkan isi pokok ”Serat Bimasuci”.

Pada tahun 1803 (atau 1730 tahun jawa), pujangga Yasadipura I menulis

ulang ”Serat Bimasuci”, masih dalam bentuk puisi Jawa, hanya metrumnya diubah

menjadi metrum jawa Kuno (tembang gede). Sengkala yang dimuat di dalam

tulisan ulang ini tertulis ”meletiking dahana goraning rat” (1630), yang artinya:

meloncatnya api (jiwa, roh, sukma), menggegerkan (menakutkan, mencemaskan)

dunia (manusia). Pujangga Yasadipura I berpendapat bahwa orang takut

menghadapi ajal, sehingga Yasadipura I merasa perlu untuk memberi pegangan

Page 40: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

24

kepada orang yang takut menghadapi kematiannya. Ajaran tentang mati atau ilmu

kematian dalam sastra Jawa klasik disebut sebagai ”kelepasan”, yang dalam bahasa

Indonesia diistilahkan ”ilmu pelepasan”. Maka ilmu pelepasan itu dimuat dalam

wejangan Dewaruci (Yohanes Riyanto, 2007: 23).

Pelacakan asal-usul cerita Dewaruci sebenarnya masih menyisakan

pertanyaan untuk diteliti dan dikaji lebih dalam. Masing-masing peneliti memiliki

analisa yang berbeda menyangkut asal-usul cerita Dewaruci. Dalam skripsi ini,

tidak akan dibahas mengenai sumber yang asli dari kisah ini. Pemaparan di atas

kiranya dapat menjadi bukti betapa terkenalnya kisah Dewaruci di kalangan

masyarakat jawa. Cerita Dewaruci diwariskan lewat tulisan tangan yang disalin dari

masa ke masa oleh pujangga Jawa. Selain itu serat Dewaruci menjadi bahan refleksi

sebagai bekal wawasan rohani dan spiritualitas (S.P. Adhikara, 1986: 1).

2. Isi Buku

Kisah Dewaruci yang disadur dan di Indonesiakan oleh cabang bagian

bahasa jawatan kebudayaan dan kementrian, pendidikan, pengajaran dan

kebudayaan Yogyakarta pada tahun 1958, pada aslinya merupakan terjemahan dari

karangan kyai Ngabei Yasadipura I. Cerita Dewaruci berdasarkan tembang macapat

karya Yasadipura I dibagi menjadi 9 bagian yaitu

Bagian 1 : Bima diberi tugas oleh Druna untuk mencari Tirtapawitra

Bagian 2 : Bima berangkat ke hutan Tikbrasana

Bagian 3 : Bima tiba di gunung Candramuka

Bagian 4 : Bima kembali ke Ngastina

Page 41: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

25

Bagian 5 : Bima minta diri pada keluarga Pandawa dan prabu Kresna

Bagian 6 : Bima melanjutkan perjalanan menuju ke samudera

Bagian 7 : Bima sampai di tepi samudera, terjun ke air dan berkelahi dengan

naga Nemburnawa

Bagian 8 : Keluarga Pandawa gelisah akan nasib Bima

Bagian 9 : Bima menerima wejangan ilmu kasunyatan dari Dewaruci (Cabang

Bagian Bahasa Jawatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Pengajaran Dan

Kebudayaan, 1958: 21-54).

3. Kisah Dewaruci

Ringkasan cerita Dewaruci karangan Kyai Ngabehi Yasadipura I telah

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Cabang Bagian Bahasa Jawatan

Kebudayaan Kementerian Pendidikan Pengajaran Dan Kebudayaan pada tahun

1958 dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:

a. Bima Berguru Kepada Druna

Bima adalah murid yang sangat hormat dan patuh pada resi Druna. Atas

saran Druna gurunya, Bima memohon diri kepada saudara-saudara di Ngamarta

untuk mencari air kehidupan (Tirtapawitra). Druna memberitahukan bahwa

Tirtapawitra dapat menyucikan hidupnya. Para Pandawa membaca adanya niat

jahat dari keluarga Kurawa kepada Bima melalui pendeta Druna. Para Pandawa

tidak mengijinkan Bima pergi. Namun tekat Bima sangat kuat dan bulat, Bima

percaya kepada yang dikatakan gurunya dan iapun segera pergi mencari

Tirtapawitra. Bima pergi ke tempat yang telah ditunjukkan oleh sang guru yaitu

Page 42: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

26

gunung Candramuka di hutan Tribasara di bawah gunung Gadamadana (Cabang

Bagian Bahasa Jawatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Pengajaran Dan

Kebudayaan, 1958: 21-25).

b. Bima di Gunung Candramuka

Setiba di tempat yang ditunjukkan sang guru, dengan gembira hati Bima

segera mencari Tirtapawitra yang digandrungi. Ia menuju gua, batu-batu besar

digulingkannya dan dibongkar, pohon-pohon dan kayu ditumbangkan, semak-

semak direbahkannya. Bima segera masuk ke dalam gua. Tiba-tiba dua raksasa

yang diam di dalam gua merasa terganggu. Mereka keluar dari pertapaan dengan

ganas dan bengis. Kedua raksasa itu bernama Rukmamuka dan Rukmakala. Mereka

hendak membunuh Bima yang mengganggu ketenangannya (Cabang Bagian

Bahasa Jawatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Pengajaran Dan

Kebudayaan, 1958: 26).

Pertarungan hebat antara Bima dengan Rukmamuka dan Rukmakalapun tak

terelakkan. Dengan kekuatannya, Bima menghancurkan dan mengalahkan kedua

raksasa itu. Namun demikian mayat kedua raksasa itu lenyap tidak berbekas karena

kedua raksasa itu merupakan jelmaan Dewa Endra dan Dewa Bayu yang karena

kesalahannya dikutuk menjadi raksasa (Cabang Bagian Bahasa Jawatan

Kebudayaan Kementerian Pendidikan Pengajaran Dan Kebudayaan, 1958: 26).

Bima melanjutkan pencariannya namun Tirtapawitra tak kunjung

didapatnya. Dalam keletihannya tiba-tiba terdengar suara dari hutan yang

memanggil Bima. Suara itu adalah suara sang Dewa Indrabayu (Endrabayu) yang

Page 43: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

27

hendak mengucapkan terimakasih atas bantuan Bima telah melepaskan kutukannya

dari sang Dewaraja yang telah menjadikannya raksasa. Selain itu Dewa Indrabayu

memberitahukan bahwa Tirtapawitra memang ada tetapi tidak ada di tempat itu.

Dewa Indrabayu menyarankan agar Bima kembali dan menanyakannya kembali

kepada pendeta Druna keberadaan Tirtapawitra sesungguhnya. Bimapun segera

meninggalkan hutan Tikbrasana menuju Ngastina untuk bertemu dengan pendeta

Druna (Cabang Bagian Bahasa Jawatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan

Pengajaran Dan Kebudayaan, 1958: 28).

c. Bima Diutus Druna ke Dasar Samudera Dan Bertarung Dengan Naga

Nemburnawa

Bima kembali ke Ngastina dan segera menemui gurunya, pendeta Druna.

Melihat Bima kembali dengan selamat dan tidak menemukan luka sedikitpun

Druna mengatakan bahwa perjalanan Bima ke gunung Candramuka untuk mencari

air suci hanyalah usaha untuk mengetahui kesetiaan Bima kepada sang guru. Druna

segera mengatakan bahwa Tirtapawitra akan ditemukan di dasar samudera. Dengan

sigap, Bima segera pamit kepada keluarga Pandawa dan Kurawa untuk mencari

Tirtapawitra di dasar samudera. Keluarga Pandawa tetap tidak memberikan ijin

namun hal ini tidak mengurungkan niat Bima untuk menemukan air suci yang

menyegarkan jiwanya (Cabang Bagian Bahasa Jawatan Kebudayaan Kementerian

Pendidikan Pengajaran Dan Kebudayaan, 1958: 29-32).

Setibanya di pantai Bima melihat dahsyatnya gelombang pantai dan

derasnya gelombang samudera, Bima ragu. Bima teringat akan keluarga Pandawa

Page 44: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

28

yang tidak membirinya ijin mencari Tirtapawitra karena melihat adanya niat jahat

keluarga Kurawa kepadanya melalui pendeta Druna. Tetapi jiwa kesatria Bima

mengalahkan keragu-raguan tersebut. Ia menceburkan diri ke air. Dengan aji

Jalasengara, Bima menguasai ombak samudera sehingga ia seperti berjalan di

daratan biasa (Cabang Bagian Bahasa Jawatan Kebudayaan Kementerian

Pendidikan Pengajaran Dan Kebudayaan, 1958: 36).

Dalam perjalanan selanjutnya Bima diserang oleh ular raksasa yang serta

merta melilit tubuhnya. Ular raksasa atau naga itu bernama Nemburnawa, ia

menyemburkan bisa ke muka Bima. Dengan kuku Pancanaka, Bima merobek dan

mengoyakkan tubuh naga tersebut. Naga Nemburnawapun tewas (Cabang Bagian

Bahasa Jawatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Pengajaran Dan

Kebudayaan, 1958: 38).

Kematian naga Nemburnawa membuat samudera menjadi terang. Dalam

kelelahan Bima memulai kembali perjalanannya ke pusat samudera. Melihat

kegigihan Bima, dewata diangkasa menaruh kasih dan bangga atas keberaniannya.

Dewata hendak membantu Bima yang melakukan perintah tidak jelas dari gurunya.

Tirtapawitra tersimpan tersembunyi, hanya orang-orang yang mendapat anugerah

dari dewata yang akan memperolehnya (Cabang Bagian Bahasa Jawatan

Kebudayaan Kementerian Pendidikan Pengajaran Dan Kebudayaan, 1958: 38-39) .

d. Bima Bertemu Dengan Dewaruci

Setelah mengalahkan naga Nemburnawa, Bima merasakan udara yang segar

dan ketenangan kalbu. Tiba-tiba tidak tahu dari mana datangnya Bima melihat

Page 45: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

29

seorang bocah kecil sedang mondar-mandir seperti bermain-main dan

menghampirinya. Bima merasa tidak asing dengan sosok yang hanya sebesar jari

kelingkingnya. Setelah sosok yang mirip bajang itu dapat menguraikan silsilah

Bima. Dewa kerdil itu juga menunjukkan kebodohan Bima yang melaksanakan

perintah sang guru tanpa petunjuk yang jelas. Bima segera bertanya siapakah

sebenarnya bocah kerdil itu. Nama dewa kerdil itu Dewaruci. Mendengar jawaban

dewa bajang itu, Bima memperbaiki sikapnya, segera ia mengakui kebodohannya

dan ia sadar sedang berhadapan dengan seorang dewa (Cabang Bagian Bahasa

Jawatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Pengajaran Dan Kebudayaan, 1958:

41).

Bima memohon wejangan-wejangan kepada Dewaruci. Untuk mendapatkan

wejangan-wejangan itu Bima diminta masuk ke dalam ”guagarba” (rahim yang

menjadi tempat kehidupan baru dimulai dan simbol penerimaan diri) Dewaruci

melalui lubang telinga kirinya. Mendengar perintah Dewaruci, Bima tertawa karena

ia melihat badannya yang sangat tinggi besar dan gagah, mustahil jika harus masuk

ke guagarba Dewaruci yang sangat kerdil. Menanggapi ketidakyakinan Bima,

Dewaruci mengatakan bahwa dunia tidak akan sesak apabila masuk ke dalam

guagarbanya. Mendengar titah Dewaruci, Bima segera mentaatinya. Di dalam

guagarba Dewaruci, Bima bingung tidak tahu arah utara-selatan, barat-timur, atas-

bawah, dan muka-belakang. Segera Bima melihat Dewaruci dihadapannya.

Dewaruci masuk ke dalam guagarbanya sendiri dan menemani Bima di dalam

kebingungan itu (Cabang Bagian Bahasa Jawatan Kebudayaan Kementerian

Pendidikan Pengajaran Dan Kebudayaan, 1958: 42-43).

Page 46: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

30

Di dalam guagarba inilah Dewaruci memberikan wejangan-wejanganya.

Wejangan Dewaruci berisi pancaratna (lima permata), yaitu: pancamaya (lima

bayangan), Pancamaya adalah hati yang merupakan penunjuk jalan, pemuka badan

dan disebut muka sifat yang artinya hati yang membawa kepada sifat yang luhur,

sifat yang sejati; Caturwarna (empat warna), hitam, merah, kuning, dan putih yang

terdapat dalam kalbu manusia yang mewarnai tingkah laku dan peringai manusia.

Tiga warna pertama adalah bahaya-bahaya menuju dunia dengan segala isinya,

warna putih mempunyai sifat-sifat yang luhur; pramana (denyut nadi, yang

menjadikan hidupnya badan) ia menjaga hidupnya sukma (jiwa). Jika ia terlepas

dari manusia, maka tubuh tidak akan berdaya lagi, lemah lesu dan tak bertenaga

lagi. Ia berkuasa atas hidup manusia, karena ia membawa hidup manusia. Hal inilah

yang dinamakan ilmu pelepasan yaitu ilmu lepasnya sukma dari raga;

manunggaling kawula Gusti (persatuan yang sejati antara manusia dengan sang

khaliknya) segala warna yang menguraikan isi alam semesta yang tergambar dalam

dirinya hingga tidak ada perbedaan antara manusia sebagai dunia kecil

(mikrokosmos) dengan dunia besar (makrokosmos), timur dan barat, utara dan

selatan, atas dan bawah, semua mata angin tidak hanya terdapat di dunia yang besar

tapi juga terdapat di dunia yang kecil. Dewaruci berpesan kepada Bima agar tidak

menggunakan ilmu yang telah didapatnya sebagai pembicaraan tentang pandangan

hidupnya pribadi (Cabang Bagian Bahasa Jawatan Kebudayaan Kementerian

Pendidikan Pengajaran Dan Kebudayaan, 1958: 44-46).

Pedoman untuk orang yang ingin memiliki perilaku yang baik adalah mati

dalam hidup dan hidup dalam mati. Jika suasana pertengkaran dan menimbulkan

Page 47: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

31

selisih paham mengalahlah untuk menyelesaikan masalah, berpasrah dan mati

dalam hidup. Hidup dalam mati mempunyai arti bahwa di dunia yang masih banyak

orang hidup ini hendaklah mampu mati mengalahkan hawa nafsu duniawi. Mati

dalam hidup artinya lebih pada kesediaan orang yang telah mematikan hawa

nafsunya dan ia tetap hidup di dunia orang hidup (Cabang Bagian Bahasa Jawatan

Kebudayaan Kementerian Pendidikan Pengajaran Dan Kebudayaan, 1958: 48).

Setelah Dewaruci menyelesaikan wejangannya, ia menyuruh Bima untuk

kembali ke alamnya karena belum waktunya Bima menetap di tempat itu. Bima

yang telah suci karena wejangan-wejangan Dewaruci itu disebut sebagai Bimasuci.

Bima kini disebut sebagai satriya pinandita, seorang satriya yang sakti di medan

perang sekaligus seorang brahmana yang sudah wruh sangkan paraning dumadi

(Cabang Bagian Bahasa Jawatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Pengajaran

Dan Kebudayaan, 1958: 48-54).

4. Tafsir Serat Dewaruci

Pada umumnya, kisah Dewaruci menceritakan perjalanan seorang anak

manusia bernama Bima yang mawas diri. Mawas diri adalah mengenang hidup

pribadi, sejak masih anak-anak sampai saat mawas diri. Seluruh pengalaman

hidupnya yang telah dijalani dan direkam dalam ketidaksadaran diulang kembali

seolah-olah melihat pertunjukan sandiwara dengan sutradara, penulis skenario,

peran utama, dan penontonnya adalah dirinya sendiri. Cerita yang dilakonkan

adalah seluruh kehidupannya sendiri. Perjalanan Bima untuk mendapatkan air suci,

diibaratkan seperti seorang yang ingin mendapatkan ilmu keagamaan. Untuk

Page 48: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

32

mendapatkannya Bima haruslah berguru kepada orang yang lebih tahu. Atas saran

pendeta Druna, Bima membongkar gunung Candramuka. Hal ini memberi

gambaran untuk mendapatkan ilmu yang menyegarkan jiwa bukanlah pekerjaan

yang mudah, ia harus berhasil membongkar gunung untuk mendapatkan ilmu

tersebut. Demikianlah mawas diri bukanlah suatu laku hidup yang mudah

(S.P.Adhikara, 1986: 2).

Tujuan orang mawas diri adalah untuk memperbaiki kehidupan pribadi pada

waktu yang akan datang. Orang yang mawas diri haruslah jujur dalam menilai

perilakunya pada waktu yang telah lalu serta mengetahui cacat cela pribadi dan

batas-batas kemampuannya dalam menempuh kehidupan di alam raya ini. Orang

mawas diri adalah orang yang mengaku dosa atas dosanya kepada dirinya sendiri.

Di kalangan ahli tasawuf di Timur Tengah, mawas diri merupakan

pekerjaan yang sangat penting dalam menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Bagi mereka semboyan yang sering digunakan adalah ”Barang siapa ingin

mengenal Tuhan, ia harus mengenal diri pribadi terlebih dahulu” (S.P.Adhikara,

1986: 3).

Perjalanan Bima untuk mendapatkan Tirtapawitra merupakan gambaran

anak manusia yang melakukan perjalanan rohani untuk menemukan Guru Sejati.

Laku Bima untuk mendapatkan Tirtapawitra merupakan laku hidup rohani

(S.P.Adhikara, 1986: 2-4)

Tujuan akhir dari laku adalah sangkan paraning dumadi (kembalinya

manusia pada asal usul dan tujuan hidup). Dalam serat Dewaruci, pencapaian

tujuan tersebut digambarkan dalam laku Bima mencari Tirtapawitra. Untuk

Page 49: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

33

mempermudah pemahaman tafsir serat Dewaruci, di bawah ini cerita dibagi dalam

lima bagian yaitu:

a. Bima berguru kepada Druna

b. Bima bertarung melawan Rukmamuka dan Rukmakala

c. Bima Pergi ke telenging samudera (pusat samudera)

d. Bima diserang naga Nemburnawa

e. Bima mendapat wejangan dari Dewaruci

Tafsir cerita Dewaruci di bawah ini berdasarkan pada yang telah dikonstruksikan

menjadi lima bagian tersebut dan penafsiran secara spesifik dengan melihat simbol-

simbol dalam serat Dewaruci yang menunjukkan usaha untuk mencapai

keselamatan dan pemaknaannya. Hal tersebut akan diuraikan secara seksama

sebagai berikut:

a. Bima Berguru Kepada Druna

Cerita Dewaruci mengandung nilai kefilsafatan serta keagamaan yang

dalam. Dewaruci menggambarkan perjalanan seorang kesatria bernama Bima. Ia

mempunyai kemauan keras mencari jalan sebaik-baiknya yang dapat membawa

manusia sampai kepada kebahagiaan yang kekal di surga. Dalam usahanya

memperoleh cita-citanya, ia menjumpai banyak rintangan atau kesukaran tetapi

berkat ketabahan hatinya yang disertai dengan kemauan yang tidak mengenal putus

asa, Bima mendapatkan apa yang menjadi impiannya (Cabang Bagian Bahasa

Jawatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Pengajaran Dan Kebudayaan, 1958:

7-8).

Page 50: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

34

Setelah Bima mendapatkan titah dari Druna mengenai Tirtapawitra, ia

segera pergi. Belum begitu jelas apakah titah tersebut murni untuk mencelakai

Bima namun ia segera pergi ke hutan Tibasara, di kaki gunung Gadamadana

menuju gua Candramuka. Menurut kamus bahasa Jawa, nama hutan ”Tibasara”

berasal dari kata ”tibra” dan ”sara”. ”Tibra” berarti susah, sedih, prihatin, nesu

banget. ”Sara” artinya panah, blumbang, tlaga, pathi, galih, kukuh, sangsara.

Gunung ”Gadamadana” berasal dari kata ”gada” yang berarti bindhi, penthung

cendhak, dhampolan renthenganing kolang-kaling, tumpukan krambil sing

disunduki, arane jinising krambil sing ora duwe manggar. Sedangkan ”madana”

berarti sih, sengsem, kesenengan, katresnan. Nama gua ”Candramuka” berasal dari

kata ”candra” dan ”muka”. ”Candra” berarti pepindan, crita kaananing maujud

sarana pepindan, rembulan, perumpamaan. ”Muka” artinya rai, ngarep, hadap.

b. Bima Bertarung Melawan Rukmamuka dan Rukmakala

Sesampainya di tempat tujuan Bima tidak bertemu atau menemukan apa

yang dicari, ia malah diserang oleh dua raksasa yang bernama ”Rukmamuka” dan

”Rukmakala”. Pertarungan dimenangkan Bima namun mayat kedua raksasa

tersebut lenyap. Kedua raksasa tersebut merupakan jelmaan Dewa Endrabayu.

Tidak begitu jelas apakah dewa itu satu atau dua. Namun jika dua, dewa tersebut

adalah Dewa Endra dan Dewa Bayu (S.P.Adhikara, 1986: 8-9).

Menurut kamus bahasa Jawa nama ”Rukmamuka” dan ”Rukmakala”

mempunyai arti tersendiri. Nama tersebut berasal dari kata ”rukma”, ”muka”,

”kala”. ”Rukma” artinya rukmi, emas, hal-hal duniawi. ”Kala” artinya ala, jiret,

Page 51: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

35

dienggo masangi manuk, araning kewan entup-entupan, wektu, mangsa, dhek, buta.

Raksasa menjadi lambang ketamakan, keserakahan. Dewa Indrabayu berasal dari

kata ”endra” dan ”bayu”. ”Endra” berarti ratu, luhur dan ”bayu” mempunyai arti

angin, urut, dalan, getih, jiwa, hidup. ”Dewa” melambangkan kebaikan, keluhuran,

kesucian. Perintah pendeta Druna yang dapat dilihat adalah bertapa melawan

pertarungan batin antara sifat baik dan buruk (S.P.Adhikara, 1986: 14). Pergulakan

di dalam hati Bima dapat digambarkan sebagai berikut:

”Wahai Bima apa yang kamu hadapi (muka) di hutan ini, adalah gambaran perumpamaan (candar) ketamaan (raksasa) dan keasyikan (madana) akan keduniawian (rukma) yang dihadapi (muka) seseorang, sehingga ia akhirnya menuju (sara) dan terjerat (jala) kesedihan (tibra). Oleh karena itu, binasakan (gada) keserakahan (raksasa) dalam diri itu”

c. Bima Pergi Ke Telenging Samudera (Pusat Samudera)

Perintah yang kedua adalah pergi ke pusat samudera. Hal ini agak masuk

akal karena yang dicari Bima adalah air. Bima menceburkan diri ke air setelah

mengilangkan rasa cemas dan ragu-ragu akan kedahsyatan samudera. Samudera

adalah lambang cermin. Orang dapat melihat dirinya sendiri karena bayangannya

terpantul oleh air yang jernih. Bayangan yang terpantul menjadi simbol orang yang

berefleksi, melihat diri sendiri dalan kedalaman batinnya. Segambaran jelas

sebelum Bima bertemu dengan sang Guru Sejati, ia sungguh ingin mengenali

dirinya serta cacat celanya.

Sebagai seorang murid, Bima menjalankan secara total titah dari sang guru.

Ia sungguh sempurna dalam ”ngelmu”, tidak ada keluhan lahir dan batin.

Dikisahkan bahwa Bima ke tengah samudera menggunakan ”aji jalasagara”

sehingga ia seperti berjalan di daratan. Jalasagara berasal dari kata ”jala” yang

Page 52: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

36

berarti jaring dan ”sengara” berarti kendala atau rintangan. ”Jalasagara” mampu

menguasai gelombang samudera. Dalam cerita, seakan-akan ombak menjadi

rintangan karena menimbulkan keragu-raguan dalam diri Bima. Bima

menggunakan ”aji jalasagara” untuk sampai pada telenging samudera. ”Aji

Jalasagara” mampu menghilangkan semua kendala yang merintangi Bima

mengendalikan pikirannya ketika dia bertapa (S.P.Adhikara, 1986: 16-17).

d. Bima Diserang Naga Nemburnawa

Pertarungan Bima dengan naga ”Nemburnawa” dipandang dari sudut

anatomi manusia. Menurut S.P.Adhikara, manusia terdiri atas raga dan jiwa. Pada

raga manusia ada panca indera. Empat indera yang terdapat pada muka orang yaitu

mata, hidung, mulut dan telinga sedangkan indera yang kelima adalah seluruh

permukaan kulit.

Ketika Bima berkelahi dengan naga laut, seluruh tubuhnya dililit naga

sedangkan bisanya disemburkan ke mukanya. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa

panca indera Bima “dimatikan” oleh naga tersebut. Memutuskan diri dari dunia luar

dikiaskan dengan ditusukkannya “Pancanaka” ke naga dan merobek-robek tubuh

naga tersebut.

e. Bima Mendapat Wejangan dari Dewaruci

Setelah Bima mampu mengendalikan pikirannya, mematikan

pancainderanya, dan memutuskan dari dunia luar, dia berada di alam kejiwaan atau

Page 53: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

37

dapat dikatakan ia “beraga sukma”. Alam kejiwaan itu alam yang tidak disangga

ruang serta tidak mengemban waktu.

Di dalam kejiwaan itu Bima bingung sebab ia tidak tahu apakah tujuan

tapanya dan ia tidak tahu pula apa arti air suci itu. Bisa dikatakan kedatangan

Dewaruci tidak pernah diharapkan oleh Bima. Dewaruci sosok “bajang” yang mirip

dengannya namun aneh karena ia datang disaat Bima kebingungan dan berpasrah

memberikan dirinya dan menemukan Yang Ilahi sebagai anugerah (S.P. Adhikara,

1986: 18).

Adegan Bima masuk ke dalam “guagarba” Dewaruci, Bima digambarkan

sebagai “sarung keris” dan Dewaruci adalah “keris”. Keduanya menyatu seperti

seperti kesatuan manusia dengan khaliknya.

Dewaruci adalah air hidup yang dicari. Ia adalah bentuk kecil dari Bima.

Bima telah menemukan dirinya sendiri. Kesempurnaan hidup dapat ditemukan

dalam diri sendiri setelah berlaku tapa mengalahkan nafsu duniawi (Yohanes

Riyanto, 2007: 59-60).

Dari Dewaruci, Bima mendapatkan wejangan-wejangan. Yang pertama

adalah “pancamaya” yaitu lima bayangan yang digambarkan sebagai hati sanubari.

Ia menuntun pada keselamatan. Empat warna yang terlihat tersebut adalah hitam,

putih, merah dan kuning dan cahaya. Warna hitam, merah dan kuning adalah

penghalang bagi manusia yang hendak berbuat baik. Ketiganya adalah musuh bagi

para pertapa dan menjadi rintangan cipta karsa yang luhur yaitu untuk memperoleh

perpaduan tersebut dengan Yang Ilahi. Warna hitam mempunyai sifat mudah

marah. Segala sesuatu digusari. Warna hitam adalah hati yang selalu menghalang-

Page 54: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

38

halangi maksud yang baik. Warna merah menutupi segala hati yang awas dan

waspada, ia pemarah dan cemburu. Warna kuning selalu merintangi angan-angan

dan tindakan yang menuju pada keselamatan. Hanya warna putihlah yang

mempunyai sifat-sifat luhur: tenang, suci, tidak banyak bicara tetapi banyak bekerja

(Cabang Bagian Bahasa Jawatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Pengajaran

Dan Kebudayaan, 1958: 16-17).

Wejangan yang kedua adalah ”makrokosmos” dan ”mikrokosmos”. Setelah

keempat warna dan cahaya menghilang dari penglihatan Bima melihat nyala yang

memancarkan delapan warna. Dewaruci menerangkan mengenai ”mikrokosmos”

(dunia kecil) dan ”makrokosmos” (dunia besar). Yang dimaksud dunia besar adalah

alam semesta seisinya yang dapat ditanggapi oleh pancaindera manusia. Tanggapan

pancaindera ini disimpan dalam ketidaksadaran sebagai pancamaya. Dengan

demikian, isi alam semesta ini ada pada diri manusia walaupun hanya sebagai

bayangan. Isi alam digambarkan sebagai delapan warna yang berasal dari satu

nyala yaitu alam semesta. Delapan warna itu dapat diinterpretasikan sebagai

delapan laku utama atau ”Astabrata”. Dalam alam raya, delapan warna itu

menggambarkan matahari, bulan, bintang, bumi, laut, angin, air dan api. Sebagai

”mikrokosmos”, delapan warna itu menggambarkan delapan laku utama yaitu

matahari (melestarikan kehidupan), bulan (keindahan), bintang (keajegan), bumi

(kesabaran), laut (kemampuan menyandang suka dan duka serta menyelesaikan

masalah hidup), angin (ketelitian), air (kesucian) dan api (ketuntasan) (S.P.

Adhikara, 1986: 36).

Page 55: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

39

Wejangan yang ketiga adalah ”pramana”. Bima melihat benda kecil sebesar

anak lebah, menyerupai anak-anakan terbuat dari gading yang memancarkan

cahaya menyilaukan. ”Pramana” berarti denyut jantung, jadi selama jantung masih

berdenyut, selama itu pula raga manusia masih hidup. Maka raga itu yang

menghidupi ”pramana”, sedangkan yang menghidupi ”pramana” itu disebut sukma

jati, yang merasakan adanya sifat-sifat keTuhanan Yang Maha Esa pada raga dan

jiwa manusia. Apabila raga manusia mati, ”pramana” turut mati, akan tetapi sukma

jati hidup terus dalam alam yang tidak disangga ruang dan tidak mengemban waktu

(S.P. Adhikara, 1986: 38).

Wejangan yang keempat adalah ilmu pelepasan. Bima telah menguasai

”pramana” setelah itu ia maminta untuk diajari ilmu pelepasan. Ilmu pelepasan

menjawab pertanyaan Bima mengenai hidup dan mati. Tentang mati, Dewaruci

mengatakan bahwa hidup itu tiada yang menghidupi, sebab semua ada sejak

makhluk berupa janin. Hidup itu tidak bersela waktu artinya hidup itu langgeng.

Yang mengalami kematian adalah raga dan raga yang telah mati kembali ke tanah

sesuai dengan pernyataan: dari debu kembali ke debu. Jiwa atau sukma yang

diemban raga, selama hayat dikandung badan, tidak mengalami kematian,

melainkan kembali kepada asalnya yaitu Yang menciptakan alam semesta. Kendala

mati yang sempurna adalah keduniawian. Dewaruci mengatakan agar manusia tidak

terikat dengan hal-hal duniawi. Dewaruci mengatakan kepada Bima supa

menyiapkan juga keperluan ajal tidak melulu keperluan duniawi.

Hidup dalam mati, mati dalam hidup merupakan wejangan Dewaruci yang

terakhir. Wejangan ini menyimpan kesimpulan dari semua wejangan. Hidup dalam

Page 56: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

40

mati dan mati dalam hidup diartikan bahwa selama orang hidup kiranya mampu

melawan hawa nafsu dan memadamkannya dan dalam keadaan nafsu terpadamkan

manusia tetap hidup. Nafsu yang harus dipadamkan adalah nafsu untuk berbuat

tidak baik karena orang tidak dapat hidup tanpa nafsu. Yang tinggal dalam manusia

adalah nafsu untuk berbuat baik. Nafsu yang dipadamkan adalah nafsu yang

diwarnai hati hitam, merah dan kuning, dan yang dilestarikan adalah nafsu yang

diwarnai hati putih suci (S.P. Adhikara, 1986: 48).

B. Guru Sejati

1. Tokoh Bima

Tokoh penting dalam cerita Dewaruci adalah Bima. Bima memiliki cukup

banyak nama antara lain: Sena, Bratasena, Wrekudara, Senapati, Bayusuta,

Bayutanaya, Awirota, Angkusprana, Gandrawastratmaja, Ardanareswari. Nama dan

gelar yang dimilikinya dapat membantu dalam usaha mengenal pribadinya.

Dia diberi nama Bima atau Bima Sena. Artinya adalah manusia yang

memiliki tekad yang bulat dan keras hati, sebab gajah sena yang merobek

bungkusnya saat ia lahir telah menyatu dalam dirinya menjadi penunjang kekuatan

jasmaninya.

Bayusuta mempunyai arti putera Dewa Bayu. Dia dijuluki pula sebagai

Bratasena, artinya seorang kesatria yang sudah sampai pada taraf hidup jiwa

terdalam. Bima telah hidup sampai pada tingkatan mistik (orang yang rindu akan

asal usul kehidupan). Oleh karena itu dalam pewayangan, Bima mendapatkan

peranan khusus. Bima adalah tokoh pewayangan yang sempurna, lahir maupun

Page 57: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

41

batin. Dialah satria pendeta (satriya pinandhita). Sebagai satria, dia tidak pernah

mengenal kata mundur dalam peperangan. Kata mundur adalah tabu baginya.

Gerak-geriknya tiba-tiba mampu menjadi ganas seperti saat ia bertarung dengan

kuku panjangnya (kuku pancanaka = lima kuku), ia akan merobek-robek lawannya.

Namun demikian ia adalah seorang kesatria yang mempunyai tingkatan jiwa

seorang pendeta, karena hanya dialah yang mampu bersatu dengan dirinya sendiri

(Yohanes Riyanto, 2007: 33-34).

Dalam serat Dewaruci, pembaca akan melihat bahwa ia adalah kesatria yang

sangat percaya dengan kekuatannya sendiri. Dalam mencari Tirtapawitra belum

pernah diceritakan ia pergi dengan menggunakan kendaraan, kereta, kapal, kuda,

gajah, kapal, perahu atau apapun namun ia berjalan kaki dan bahkan berlari

mengandalkan kekuatannya sendiri. Dalam peperangan melawan musuhpun ia

menggunakan kekuatannya.

Ia diberi nama Arya Bima. Artinya si keras hati, si bulat hati yang

mempunyai semangat. Jika ia mempunyai keinginan dan tujuan tertentu, hatinya

sekeras baja. Tidak ada satu tokohpun yang dapat mengendorkan, membelokkan

dan memupus keinginannya yang telah bulat. (S.P. Adhikara, 1984: 5)

Dia adalah putera kedua dari Pandu dan Kunti. Setelah melahirkan

Yudistira, Pandu menginginkan anak laki-laki yang bertubuh kuat dan berhati

teguh. Anak yang mampu menjaga ibu dan saudara-saudaranya. Suaranya

bergemuruh tetapi tidak merusak hati orang lain tetapi bila menggeram, singan dan

harimau akan takut. ”Dewa mana yang memiliki semua itu” pikir Kunti.

Teringatlah ia kepada Batara bayu, dewa penguasa angin dan guntur. Dengan

Page 58: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

42

mantra sakti Druwarsa, ia mendatangkan dewa itu. Betara bayu memberikan

seorang anak laki-laki yang ajaib. Anak itu terbungkus seperti telur angsa.

Bertahun-tahun anak itu bergelundung ke sana kemari. Tiada seorang ahli

bedahpun dapat membedah bungkusnya, bahkan dewapun tidak. Betara Gurupun

menaruh iba. Dia mengirim puteranya yang berbentuk gajah bernama Sena. Dengan

kedua kakinya, gajah Sena menginjak bungkus sang bayi. Bungkus pecah namun

bayi marah. Dengan kekuatan yang ajaib, bayi itu membanting gajah hingga

musnah dan manunggal (bersatu) dengannya. Maka ia diberi nama Bima Sena, Dua

nama yang digabung menjadi satu (Herman Pratikta, 1978: 12-14).

2. Tokoh Druna

Resi Druna adalah guru Pandawa dan Kurawa, namun dalam situasi konflik

ia lebih memihak kepada Kurawa. Pribadi Druna lebih dipahami sebagai pribadi

yang memihak kepada kejahatan. Keluarga Pandawa membenci niat busuk Druna,

hal ini terungkap dalam dialog antara Bima dengan keluarga Pandawa. Mereka

membaca bahwa Druna hanya ingin menghabisi keluarga Pandawa dengan

membunuh Bima. Pribadi Druna pada serat Dewaruci adalah pribadi yang mendua.

Muncul sebuah pertanyaan apakah Druna memberikan jalan yang benar kepada

Bima atau sebaliknya, menjerumuskannya ke tempat yang berbahaya agar Bima

mati seperti apa yang diharapkan keluarga Kurawa.

Dalam pandangan Jawa, Druna sering diartikan sebagai ”angen-angen”

(akal, ratio), yang dalam hal ini lebih memihak kepada Kurawa (nafsu-nafsu jahat).

Page 59: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

43

Bima memiliki watak bumi yakni kemurnian dan kejujuran (lugu dan lurus, apa

adanya dan bagaimana mestinya) (Warsito. S, 1972: 42).

Lain halnya bagi para dalang Jawa Tengah, Druna telah diolah menjadi

seorang guru yang berkualitas. Druna merupakan guru yang sudah “mungkur”

(sudah menyingkiri nafsu-nafsu jahat). Hal ini terlihat dalam tampilan wayang

Druna yang tangan kirinya diikat. Artinya “laku ngiwa” (tindakan yang melanggar

susila atau aturan) telah mampu dikendalikannya. Mata wayang Druna setengah

tertutup, hidungnya bengkok. Artinya semua inderanya sedah tidak berfungsi.

Semua indera yang sedah tidak berfungsi ini menyimbolkan bahwa ia telah

menyingkiri hal-hal yang berhubungan dengan nafsu inderawi, jiwanya telah

menyingkir dari hal-hal yang justru oleh kebanyakan orang dilihat indah dan

menyenangkan. (Sri Mulyono, 1978: 22-25).

3. Tokoh Dewaruci

Kata “Dewaruci” berasal dari kata “dewa” yang mempunyai arti ”Mahkluk

yang suci” dan “ruci” yang artinya “kotor”. Namun demikian Dewaruci bukan

berarti dewa yang kotor atau dewa kotor, melainkan dewa yang suci. Kesuciannya

dibandingkan dengan dewa-dewa lain, kesucian dewa lain masih kotor. Dengan

kata lain Dewaruci adalah dewa yang sangat suci. Ungkapan ini dapat diketemukan

dalam bahasa Jawa yang telah diterjemahkan menjadi tutur bahasanya pahit madu,

pikirannya tajam lutut “landhep dengkul”, duduknya tenang kincir “anteng kitiran”,

larinya lonjong peluru, dsb. Percakapan antara Bima Katik dan Bima Pertapa

menjadi awal dari banyaknya wejangan yang dierima oleh Bima Pertapa dari Bima

Page 60: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

44

Katik. Dewaruci, sang Bima Katik merupakan dewa yang telah mencapai taraf

super ego. Ia menguraikan silsilah dari Bima Pertapa yang merupakan silsilah

hidupnya sendiri (S.P. Adhikara, 1986: 27-28).

Sumber lain mengatakan bahwa Dewaruci berasal dari kata “dewa” yang

berarti mahkluk suci dan “ruci” yang berarti sinar cahaya, indah, suka dan hasrat.

Dewaruci merupakan personifikasi dari cahaya suci (Sri Mulyono, 1978: 16).

Dewaruci bukanlah Tirtapawitra yang dicari oleh Bima. Sifat keilahian

Dewaruci muncul karena ia adalah mahkluk suci utusan yang Tunggal. Yang

tunggal sendiri tidak dapat digambarkan maupun dijelaskan dengan kata-kata (R.

Tanaya, 1979: 17).

Dewaruci serupa dengan Bima. Ia adalah simbolisasi dari jati diri Bima

sendiri. Tempatnya berada di dalam lubuk hati sanubari Bima (samudra menang

kalbu). Dewaruci ini sebagai pintu masuk bagi Bima untuk bertemu dengan Yang

sejati (Ki Manteb Sudarsono, VCD).

Dewaruci adalah gambaran pribadi Bima. Diri yang suci karena merupakan

bagian dari yang Ilahi. Dengan demikian melalui pintu inilah, manusia dapat

sampai kepada Yang Ilahi (Yohanes Riyanto, 2007: 57).

C. Berguru Berarti Belajar ”Ngelmu” dari Sang Guru

Bima mampu melihat keunggulan Drono maka ia tidak ragu berguru kepada

Druna. Dapat disimpulkan bahwa ciri khas dalam mendambakan kesempurnaan

hidup adalah dengan berguru.

Page 61: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

45

Kata kawruh berkaitan dengan masalah epistemologi, yaitu mengenai

pengetahuan tentang sistem-sistem pengetahuan. Sistem epistemologi tersebut

biasanya mempunyai kaitan dengan ontologi (pengetahuan tentang struktur alam

semesta) maupun deontologi (pengetahuan mengenai kaidah-kaidah dan norma-

norma yang mengatur alam semesta). Kebudayaan Sansekerta mempunyai sistem

epistemologinya sendiri. Kata kawruh mungkin berasal dari bahasa Sansekerta.

Epistemologi Sansekerta tampaknya begitu mendasar dan berpengaruh luas

terhadap perkembangan epistemologi Jawa.

Ditinjau dari kata-kata, bahasa Jawa mempunyai banyak istilah tentang

mengetahui dan pengetahuan, seperti misalnya: weruh, ngerti, sumurup, miyat,

tampa, nampa, ngrasa, pana, kawruh, pengerten, panampa, pangrasa, ngelmu,

wikan, dhong, dunung. Semua itu menunjukkan betapa telah terjadi proses

observasi yang tekun dan cermat mengenai pengetahuan, sampai-sampai orang

dapat membentuk istilah-istilah yang masing-masing mempunyai nuansa tersendiri.

Kata kawruh dalam pola pikir Jawa mempunyai kaitan penting dengan soal

kasunyatan, sangkan paran, dan kasampurnan, yakni adanya pembedaan antara

kawruh lahir dan kawruh batin, ngelmu lahir dan ngelmu batin. Kawruh lahir

adalah pengetahuan yang objeknya adalah hal-hal lahir dan daya yang

dipergunakan juga adalah daya-daya lahir. Tergolong ke dalam kawruh lahir seperti

ini adalah pengetahuan mengenal alam, seperti misalnya hal tanem tuwuh,

pranatamangsa. Termasuk ke dalam kawruh lahir seperti ini adalah juga yang

disebut sebagai kanuragan (olah kekuatan fisik manusia). Kawruh batin adalah

adalah kawruh yang objeknya adalah hal-hal batin dan daya-daya yang digunakan

Page 62: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

46

adalah juga daya-daya batin seperti kawruh mengenai hidup dan kehidupan, kawruh

kasukman, kawruh mengenai hubungan antara manusia dengan Tuhan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian mencari ilmu yang

dimaksud adalah mencari ajaran tentang kasunyatan, sangkan paran dan

kasampurnan, yang tergolong ke dalam kawruh batin dan merupakan bagian dari

kebudayaan Jawa yang tumbuh terutama pada jalur tradisi lisan. (AMW. Pranarka,

1987: 5-10)

D. Makna Keselamatan dan Usaha Untuk Mencapainya

Tirtapawitra merupakan tujuan akhir dari pencarian Bima. Namun demikian

pada akhir kisah, Dewaruci memberi gambaran tentang Tirtapawitra dengan

konsep tentang Yang Ilahi.

“Adapun yang kau maksud itu adalah sesuatu yang menguasai segala hidup. Ia tidak dapat kau lihat, kaena tak berwujud dan tak berwarna serta tak bertempat. Hanya orang yang waspada dapat mengerti di mana tempatnya, karena hanya menampakkan diri berupa alamat-alamat dan tanda-tanda, yang tak dapat di raba.”

Nampak bahwa Tirtapawitra yang dicari Bima merupakan bahasa simbolis

yang hendak mengungkapkan tentang Yang Ilahi. Ia sebagai Sang Sumber Hidup.

Yang Ilahi menguasai seluruh kehidupan, ia tidak dapat dilihat, tanpa rupa, tanpa

warna, tanpa wujud, tidak tampak, tanpa arah dan tanpa tempat, namun Ialah tujuan

yang dicari Bima. Hal ini memberi gambaran bahwa Tirtapawitra tidak diartikan

sebagai air secara harafiah. Ia menghubungkan sifat air sebagai unsur material yang

dibutuhkan kehidupan dengan sifat Yang Ilahi sebagai Sumber Kehidupan.

Page 63: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

47

Yang Ilahi hanya terdapat pada manusia yang waspada. Ia ada di dalam diri

manusia, ada dalam segala ciptaan. Dalam serat Dewaruci Yang Ilahi nampak

dalam simbolisasi pribadi Dewaruci. Dewaruci digambarkan sebagai Bima kecil

merupakan simbol jati diri Bima. Masuknya Bima dalam guagarba Dewaruci untuk

menerima wejangan-wejangan diartikan Bima masuk dalam relung batinnya.

Digambarkan bahwa Bima bertemu dengan Yang Ilahi dalam guagarba Dewaruci,

berarti Yang Ilahi bersemayam dalam lubuk hati manusia sendiri yang paling

dalam. Hal ini memberi gambaran bahwa manusia adalah mahkluk paling mulia

karena Yang Ilahi sudi hadir dalam diri manusia. Jadi relasi dengan Yang Ilahi bagi

manusia sangatlah mungkin.

Relasi yang erat dengan Yang Ilahi adalah tujuan akhir dari mistik Jawa.

Terlihat pula puncak kisah Dewaruci adalah bersatunya Bima dengan Yang Ilahi.

Kemanunggalan adalah tujuan laku Bima tujuan dari laku Bima adalah menemukan

Tirtapawitra mengarah pada penemuan pengetahuan tentang Ilmu Sejati.

Pengetahuan dari Yang Ilahi yang hanya bisa diperoleh dengan manunggal dengan

Yang Ilahi.

Dapat disimpulkan bahwa pandangan keselamatan dalam kisah Dewaruci

adalah kemanunggalan semua ciptaan dengan Yang Ilahi. Yang Ilahi digambarkan

sebagai asal dan tujuan sgala ciptaan (sangkan paraning dumadi). Keselamatan

hanya dapat dicapai jika ciptaan bersatu dengan Sang Pencipta. Orang yang selamat

adalah orang yang kembali dan bersatu dengan Sang Pencipta.

Karena Yang Ilahi adalah suci maka orang yang ingin bersatu denganNya

haruslah suci. Hidup yang lekat dengan keduniawian merupakan hambatan untuk

Page 64: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

48

bersatu dengan Yang Ilahi. Dalam serat Dewaruci, Bima harus mampu

mengendalikan pikirannya dari ketamakan (raksasa) dan keasikan (madana),

keduniawian (rukma) yang dihadapi (muka) manusia, sehingga akhirnya menuju

(sara) dan terjerat (jala) kesedihan (tibra). Oleh karena itu, Bima harus mampu

membinasakan (gada) keserakahan (raksasa) dalam dirinya. Bima yang dililit Naga

Nemburnawa dan mukanya disembur dengan bisa berarti Bima mampu mematikan

pancainderanya dan memutuskan diri dari dunia luar untuk lepas dari keduniawian

dan masuk dalam kejiwaan untuk bersatu dengan Yang Ilahi. Dari gambaran

tersebut, kemanunggalan menuntut tindakan mati raga atau asketis agar manusia

terbebas dari kelekatan keduniawian. Sang Dewata melihat usaha Bima untuk

mendapatkan Tirtapawitra menaruh kasih padanya dengan mengutus Dewaruci

menemuinya untuk memberikan wejangan-wejangan tentang kehidupan. Hal ini

berarti selain usaha manusia dengan mawas diri terdapat campur tangan Sang

Dewata untuk mendapatkan keselamatan tersebut.

Persatuan dengan Sang Pencipta dicapai oleh manusia selama masih hidup

di dunia dengan laku ngelmu jati. Namun, Kemanunggalan sebagai tujuan akhir

hidup manusia hanya dapat dialami setelah kematian. Gambaran akan pelepasan

dalam Serat Dewaruci memperlihatkan adanya kehidupan setelah kematian. Orang

Jawa mengenal dan percaya akan adanya hidup kekal. Kematian bukanlah akhir

dari perjalanan hidup manusia. Bahkan diyakini bahwa hidup di dunia ini hanyalah

singgah sebentar untuk minum (mung mampir ngombe). Hal ini berarti hidup di

dunia tidaklah kekal. Hidup kekal akan dialami manusia hanya dengan bersatu

dengan Yang Ilahi.

Page 65: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

49

Tirtapawitra yang dicari Bima adalah Yang Ilahi sendiri. Ia adalah Sang

Pencipta dan Sumber Hidup Sejati. Kisah Bima bersatu dengan Dewaruci berarti

Bima telah mencicipi kemanunggalan dengan Yang Ilahi, maka ia telah

memperoleh Tirtapawitra. Kesatuan penuh dengan Yang Ilahi akan dinikmati Bima

setelah kematian. Yang Ilahi inilah makna keselamatan dalam kisah Dewaruci.

Page 66: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

50

BAB IV

YESUS GURU SEJATI

Dalam masyarakat Yahudi, Yesus dianggap sebagai seorang guru agama

dan kesusilaan. Ia disebut sebagai ”rabi”. Sebagai seorang rabi atau guru dalam

masyarakatnya, Yesus menerima Perjanjian Lama sebagai wahyu Ilahi. Ia

menunjukkan semua yang utama dalam Perjanjian Lama, sama seperti para rabi

pada masa itu. Ia menafsirkan Hukum Musa seperti mereka, tetapi ia juga

mengajukan kritik, sebuah perbuatan yang tidak pernah terpikirkan oleh para rabi

lain karena tidak berani (Adolf Hueken, 1976: 43).

Kata-kata Yesus penuh kuasa ”Belum pernah seorang manusia berkata

seperti itu!” (Yoh 7:46). Itu adalah jawaban orang yang hendak menangkap Yesus.

Ia berkata-kata atas kuasaNya yang bersifat pribadi bukan sekedar statusNya

sebagai Putera Allah ”barang siapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus

Aku”, kepribadian Yesus ditonjolkan untuk memberi gambaran akan kehadiran

Bapa dalam diriNya. Yang mengutus Yesus adalah Allah sendiri sehingga sebagai

Guru Ia memiliki keistimewaan-keistimewaan (Tom Jacobs, 2007: 35). Seperti

dalam percakapanNya dengan perempuan Samaria di sumur Yakub dalma Yoh 4:

1-42. Melalui percakapan ini, pembaca diajak untuk merenungkan nilai-nilai

kehidupan dengan sangat mendalam. Pergulatan pribadi untuk sampai kepada hidup

dengan pengenalan dan penyerahan diri kepada Yesus. Penyerahan kehidupan

kepada pemilik hidup berarti beriman. Dengan iman akan Yesus, orang

memperoleh keselamatan.

Page 67: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

51

Kisah perjumpaan Yesus dengan perempuan Samaria mengungkapkan

identitas Yesus sebagai Sumber Keselamatan. Pemaknaan akan Yesus sebagai

Sumber Keselamatan dijembatani dengan simbolisasi air. Air yang berasal dari

sumur Yakub sebagai air minum dalam arti harafiah menjadi titik pijak yang

mengantar pada paham akan identitas Yesus Sang Sumber Air Sejati. Pandangan

harafiah tentang fungsi air dalam hidup sehari-hari mendapat makna lebih dalam

ketika digunakan secara simbolis oleh Yesus untuk mengungkapkan identitasNya.

Untuk melihat keistimewaan Yesus sebagai Guru Sejati yang menghantarkan pada

keselamatan, penulis berpijak pada Percakapan Yesus dengan Perempuan Samaria

dalam Yohanes 4: 1-42.

A. Kuasa Yesus Sebagai Guru

Yesus benar-benar seorang guru yang sempurna. Ia sempurna dari segi Ilahi

dan insani. Yesus adalah tokoh yang sangat manusiawi: Ia duduk di pinggir sumur,

Ia letih, pergi ke sumur dan meminta air kepada orang yang belum dikenalNya

(Yoh 4: 6-7). Namun Ia juga sangat bijak dengan mengingatkan perempuan

Samaria mengenai hidupnya yang berada dalam perselingkuhan tanpa membuatnya

merasa dipermalukan atau dihukum (Yoh 4: 16-18). Namun Yesus juga

memperlihatkan diriNya sebagai tokoh yang bukan sekedar manusia. Pertanyaan

mengenai diriNya mendapat jawaban yang sama yakni Bapa. Dari mana Yesus

datang? Dari Bapa (Yoh 16: 28). Apa yang dikerjakanNya? Pekerjaan Bapa (Yoh 4:

34). Apa yang dikatakanNya? Berasal dari Bapa (12: 49). Jawaban-jawabanNya

mengarahkan pada inti rahasia Ilahi dalam diri Yesus. Ia adalah diriNya sendiri

yang sekaligus selalu berhubungan dengan BapaNya. Relasi Allah dengan Yesus

Page 68: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

52

sangatlah erat. Memang Ia “datang sebagai guru yang diutus Allah” (Yoh 3: 2).

Kriteria menjadi seorang guru yang sempurna dalam unsur insani dan Ilahi telah

dimilikiNya. Ia dapat mengandaikan ajaran seperti sudah biasa didengar oleh

pendengarNya. Allah esa, Dialah Raja surga dan dunia, Yang Maha Baik dan Maha

Kuasa. Karena Ia Tuhan dan raja, hanya kepadaNyalah kita taat. Hal ini pula yang

menjadi dasar pengajaran Yesus. Ia memulai dengan menunjukkan keutamaan dari

Perjanjian Lama. Namun Ia mempunyai cara dan tujuan tersendiri dalam

pengajaranNya (J.M.Price, 1968: 5). Ada beberapa hal penting yang kiranya dapat

menjadi inspirasi dan masukan bagi semangat sebagai guru.

1. Yesus Mewujudkan Kebenaran Dalam DiriNya

Guru perlu memahami dan mengenali kepribadiannya sendiri. Hal ini

hendak menggarisbawahi bahwa menjadi guru perlulah memiliki kepribadian yang

baik. Sebuah teladan akan lebih bermanfaat dan bermakna dari pada seribu kata-

kata. Perbuatan atau kegiatan nyata lebih mudah dipahami dan berpengaruh

daripada perkataan. Guru hendaklah merasa bahwa dialah pelajaran yang terbaik.

Hidup dan kehidupan guru menjiwai pengajaran tentang kehidupan yang ia ajarkan

kepada muridnya. Kepribadian guru perlulah mencerminkan kebenaran dari

pengajarannya.

Yesus adalah penjelmaan dari kebenaran. Ia berkata

”Akulah.........kebenaran” (Yoh 14:6) apa yang diajarkanNya diwujudkanNya

dalam hidupNya. Ia tidak mengajarkan apa yang tidak diperbuatNya. Seorang guru

Alkitab mengatakan bahwa ”JiwaNya yang besar memberikan tempat secukup-

cukupnya bagi Roh Kudus untuk mengurapi Dia sepenuhnya. Apabila kita

Page 69: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

53

memandang mataNya, maka tampaklah cahaya yang amat terang. Ia penuh

kebenaran, keagungan, kemurahan, semangat, kesabaran, keuletan dan penderitaan.

Percakapan dengan perempuan samaria menjadi sebuah pengajaran yang sungguh

hidup. Terlihat jelas perbedaan status sosial antara Yesus sebagai seorang rabi dan

perempuan Samaria yang memiliki kasus perselingkuhan ini. Diketahui bahwa

perempuan ini sedang dalam perselingkuhan dan dikucilkan dari pergaulan

sosialnya. Maka, cara pergaulan Yesus yang terbuka dapat dilihat sebagai sikap

Allah yang mau merangkul semua orang tanpa memandang status sosial yang

dikenakan masyarakat.

Orang-orang percaya kepadaNya karena pengajaranNya dipraktekan di

dalam kehidupanNya sendiri. Apa yang Ia ajarkan adalah kenyataan yang Ia alami

dalam hidupNya. Hal besar yang para murid dapatkan bukanlah doktrinnya namun

pengaruh hidupNya. Pengalaman terbesar adalah pengalaman kehidupan mereka

bersama Yesus. Yesus sungguh hadir sebagai guru melalui hidup dan diriNya

sendiri. Kita diundang untuk merelakan dan menyerahkan diri, dibentuk,

dipengaruhi oleh hidup dan pribadi Yesus. Dengan hidup bersama dan melihatNya,

kita diajak untuk mengalami hidup Yesus, lebih mengenal, menyerap dan memiliki

hidup seperti yang Ia ajarkan (J. Darminta, 1997: 44).

2. Hasrat Untuk Menolong

Guru perlu memperhatikan keperluan orang lain dan hasrat untuk menolong

orang. Kekurangan dalam memberikan perhatian terhadap orang lain tidak dapat

digantikan dengan keahlian yang lain. Kasih dan hasrat untuk melayani orang lain

Page 70: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

54

dalam hal ini adalah para murid dapat mengurangi atau menutupi ketidakmampuan

dalam hal pengetahuan dan ketidaksempurnaan mengajar.

Sifat yang sangat nyata dalam diri Yesus adalah perhatianNya akan

kesejahteraan orang-orang lain. Ia lebih mementingkan orang dari pada hukum atau

organisasi. Yang menjadi fokus adalah manusia sebagai pribadi, yang mampu

beriman, percaya untuk membangun hidup (J. Darminta, 1996: 23). Dalam

masyarakat Yahudi waktu itu, kaum perempuan dipandang sebagai kelompok

masyarakat kelas dua. Kelas pertama adalah kaum laki-laki. Kaum perempuan tidak

diperbolehkan memegang jabatan pemerintahan, tidak diikutsertakan dalam

kehidupan bermasyarakat dan orang lebih suka mereka tinggal di rumah. Dalam

kehidupan keagamaan, mereka dikelompokkan setara dengan budak kafir dan anak-

anak yang belum dewasa. Dalam perkawinan, hak-hak mereka terbatas. Mereka

dianggap sebagai penggoda sehingga laki-laki terlebih rabi tidak diperbolehkan

berbicara dengan seorang perempuan yang belum dikenalnya. Oleh karena itu

sangat wajar jika para murid keheranan melihat Yesus berbicara dengan seorang

perempuan yang belum dikenal di tempat umum (Yoh 4: 27). Lebih mengherankan

lagi bahwa perempuan tersebut adalah perempuan Samaria yang dicap ooleh

masyarakat setempat sebagai perempuan asusila. Yesus tidak hanya memperhatikan

orang namun lebih juga dengan kehidupan dan persoalan yang mereka hadapi.

3. Yesus Yakin Akan Manfaat Dari PengajaranNya

Yesus melihat bahwa mengajar menjadi sarana untuk membina cita-cita,

pandangan, dan kelakuan orang. Ia sering menyembuhkan orang, kadang-kadang

Page 71: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

55

melakukan mukjizat-mukjizat, dan kerap kali berkotbah, tetapi yang utama adalah

mengajar. Ia menjadikan pengajaran sebagai alat untuk mengantarkan orang pada

penebusan dosa. Pengajaran Yesus memang mempunyai tujuan demi keselamatan

manusia (J.M.Price, 1968: 8). Perempuan Samaria yang terkucil dari masyarakat

sosial ini bertemu, berdialog dan mendengarkan ajaran Yesus Sang Mesias. Hal ini

berarti keselamatan ada dalam hidup perempuan Samaria ini. Ia yang sebelumnya

terasing dari kehidupan sosial, kini sangat dekat dengan masyarakat untuk

mewartakan kehadiran Mesias. Hidupnya menjadi kesaksian bagi orang-orang di

sekitarnya.

Di dalam keempat Injil, Yesus dikenal sebagi guru. Ia disebut sebagai guru,

rabi, tuan, yang semuanya itu mempunyai arti umum yang sama dengan pengakuan

Nikodemus: ”Rabi kami tahu Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah ” (Yoh

3:2). Yesus sangat mengutamakan pengajaranNya. Hal ini dapat dilihat dari

kegembiraan dan ketekunanNya pada waktu mengajar (Tom Jacobs, 2004: 33).

4. Paham Akan Firman Allah

Yesus sungguh paham akan Firman Allah. Ia mamakai Firman Allah untuk

menghadapi pencobaan-pencobaan iblis. Ia tidak hanya mengetahui Firman Allah

namun Iapun menggunakan Firman tersebut dalam situasi dan masalah pada masa

itu. Pemahaman dan pengertianNya akan Firman Allah adalah buah dari belajarNya

bukan semata-mata karena Dia Allah. Hubungan Yesus dan Allah yang

digambarkan sebagai Anak dan Bapa memang penuh misteri. ”Aku dan Bapa

Page 72: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

56

adalah satu” (Yoh 10: 30). Ia mulai belajar sejak masih kanak-kanak dalam suatu

keluarga Yahudi. Suasana keagamaan dan pendidikan Yahudi mempengaruhiNya.

Yesus belajar dari rumah atau keluarga, rumah ibadat dan pergaulanNya

untuk memahami dan mengetahui Firman Allah. Kemahiran Yesus akan Firman

Allah dapat dilihat dari caraNya mengutip ayat-ayat secara langsung atau dari

ucapan-ucapanNya yang berhubungan dengan Taurat, kitab-kitab Yesaya, Yeremia,

Daniel, Yoel, Hosea, Mikha, Zhakaria, Maleakhi, dan kitab Mazmur (J.M.Price,

1968: 12).

5. Yesus Memahami Sifat Manusia

Seorang guru harus dan perlu mengenal sifat-sifat manusia. Kebenaran

Alkitab sulit untuk disampaikan apabila guru tidak mengenal sifat-sifat para murid.

Setiap orang yang bergaul dengan orang lain dalam pekerjaannya, maka ia perlu

mengenal rekan kerjanya dan orang yang menjadi relasinya. Yesus sebagai guru

mengenal kondisi hati dan batin manusia, sebagaimana Yesus mampu

mengungkapkan identitas perempuan Samaria padahal perempuan itu tahu bahwa

Yesus belum mengenal dia sebelumnya (Yoh 4: 18).

Yesus adalah seorang ahli yang mampu menyelami hati dan memahami

batin seseorang. Alkitab berkata ”Ia tahu apa yang ada dalam hati manusia” (Yoh

2:25) Ia mengenal pendengar-pendengarNya, mengetahui mereka itu baik atau

jahat, memperhatikan atau tidak, ramah atau tidak, tertarik atau tidak, mengerti atau

tidak, setuju atau menentang. PengetahuanNya mengenai sifat-sifat manusia

memungkinkan Dia memahami kemampuan, keperluan, pendirian dan maksud

Page 73: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

57

murid-muridNya dan mendasarkan pengajaranNya atas hal-hal tersebut (J.M.Price,

1968: 15).

6. Cakap Mengajar

Ia sangat cakap dalam mengajar, Ia tidak mengemukakan suatu prinsip ilmu

jiwa, teori pendidikan, maupun ilmu mendidik namun demikian Ia menguasai

unsur-unsur yang penting dalam semua hal itu menggunakannya dengan sebaik-

baiknya. Ia menggunakan metode-metode secara leluasa dan efisien. Ia menghadapi

setiap situasi yang timbul pada waktu mengajar dengan kecakapan yang sempurna

(Rufus Pereira, 2002: 20-21).

Yesus sangat cakap dalam seni mengajar. Hal ini dapat dilihat dari

kenyataan bahwa Ia kerap kali menggunakan semua metode pengajaran yang

digunakan pada masa sekarang. Metode bertanya, berceramah, bercerita,

berdiskusi, dengan drama, alat peraga, proyek dan sebagainya. Susunan

pengajaranNya jika dipisah-pisah akan menemukan bagian pendahuluan, isi dan

penutup. Yesus mempunyai penyerahan diri secara total untuk orang lain, tekun,

dan setia, selain itu Ia memiliki pengetahuan akan metode-metode dan prosedur

pengajaran. Yesus mengajar dengan kuasaNya sendiri. Ia berbicara dengan penuh

keyakinan (J.M.Price, 1968: 18).

B. Yesus Mengajar Dengan Jelas dan Khas

Tujuan mengajar yang jelas dan khas menjadi sangat penting. Demikian

pula Yesus mengajar tidak hanya semata-mata karena Ia harus mengajar. Ia

Page 74: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

58

mempunyai banyak rencana dalam pengajaranNya dan Ia berusaha untuk

mencapaiNya. Tujuan pengajaranNya tidak hanya untuk menyampaikan materi

“Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup” (Yoh 10:10). Yesus melihat

kehidupan orang-orang dan memperbaharui yang tidak benar dalam masyarakat.

Sama seperti pelayanan penyembuhanNya, demikian pula pelayanan pengajaran

Yesus bersumber dari belas kasihanNya dan kuasa sabdanNya (Rufus Pereira,

2002: 21)

Seorang guru mengatakan “cita-cita merupakan katrol yang mengangkat

sifat asli manusia kepada tingkat yang lebih tinggi”. Manusia yang hidup dengan

cita-cita yang tinggi akan selalu mengusahakan tercapainya cita-cita itu. Ia tidak

akan melakukan hal-hal yang bertentangan atau menjauhkan dari tercapainya cita-

cita itu. Yesus dalam pengajaranNya berusaha membentuk cita-cita yang luhur.

Sifat dan diri Allah yang sempurna dijadikan Yesus sebagai gambaran akan cita-

cita yang harus dicapai para pengikutNya. Kesempurnaan Allah digambarkan

sebagai Bapa yang mengasihi, kesal dengan dosa manusia, bukan raja yang bengis

yang cuek (tidak peduli, acuh tak acuh) dengan penderitaan rakyat. Seperti dalam

perumpamaan mata uang yang hilang, domba yang hilang, anak yang hilang,

demikianlah kasih Allah kepada manusia. Seluruh pengajaran Yesus terpusat pada

pencapaian kesempurnaan hidup dalam Allah. Ia memperingatkan orang untuk

waspada pada rasa tamak, amarah dan tinggi hati. Hal ini akan menjauhkan dari

kesempurnaan hidup dan mendekati kebodohan. Semua amarah adalah tindakan

bodoh.

Page 75: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

59

“Kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan

kamu” (Yoh 8:32). Hal itu dikatakan kepada orang-orang Yahudi yang percaya

kepadaNya, dan syaratnya adalah mereka harus taat kepada perkataanNya. Yesus

sebagai Guru tidak hanya mengajarkan kebenaran namun juga meneguhkan

keyakinan akan kebenaran itu. Selain pengetahuan dan tindakan nyata, Yesus

meyakini bahwa semangat perlu dibangkitkan dan pandangan hidup

diperkembangkan. Yang menjadi tuntutan dari murid adalah kemaua (J. Darminta,

1996: 30). Squires mengatakan “Ia menghadapi hidup dalam keseluruhannya,

bukan proses pemikiran murid-muridNya saja yang diperhatikan. Ia memelihara

kehidupan emosi dan kehidupan akal murid-muridNya juga”. Dalam pengajaran

haruslah memiliki kesadaran yang kuat tentang nilai-nilai kebenaran yang mereka

pelajari dan suatu tekat bulat untuk melaksanakannya.

Iapun berkata kepada Nikodemus yang terpelajar “Jika orang tidak

dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” (Yoh 3: 3). Sebagai

Guru, Yesus mengajak dan mendorong para murid pada pertobatan kepada Allah.

Pertobatan itulah kelahiran, kebangkitan, hati baru, perubahan cara berpikir.

Pertobatan akan membentuk hal-hal yang baru “kamu menyembah apa yang tidak

kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari

bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa

penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam Roh dan Kebenaran”

(Yoh 4: 22-23). Hal inilah yang mengubah dunia yang menyembah berhala beralih

kepada Bapa.

Page 76: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

60

Kebahagiaan dan keteguhan kepribadian selalu dicari dan diusahakan Yesus

untuk ditanamkan dalam diri para murid. Pengajaran Yesus tidak pernah lepas dari

kehidupan pendengarNya. Orang-orang adalah tujuan pengajaran Yesus. Firman

Allah dan bahan-bahan lain adalah sarana atau alat untuk sampai pada tujuan.

Sasaran pengajaranNya adalah kehidupan bukan pada pengetahuan saja (J.

Darminta, 1996: 30-31).

Dalam mengajar, Yesus mengusahakan juga untuk membentuk para murid

menjadi pribadi-pribadi yang tangguh. Ia mencegah orang menyerah pada godaan

yang datang bertubi-tubi dengan hebatnya, menolong orang mengatasi nafsu yang

mencengkram dirinya, menyelamatkan pemungut cukai yang tinggi hati,

melepaskan wanitia tuna susila dari pengaruh-pengaruh yang mengusainya. Cita-

cita Yesus bagi para murid adalah kehidupan yang bebas dari dosa. Yesus

mengajarkan untuk berbuat lebih besar daripada apa yang tertulis pada undang-

undang dan kitab nabi-nabi (J.M.Price, 1968: 20).

C. Prinsip-Prinsip Dalam Mengajar

Jika dicermati sepintas, pengajaran Yesus seperti tidak terencana dengan

baik. Ia mengajar seperti sebuah kegiatan spontanitas tanpa filsafat tertentu yang

menjadi dasar. Namun hal tersebut salah. Pertama untuk melihat kesalahan

argumen tersebut adalah dengan melihat caraNya memilih dan mengutus kedua

belas murid. Orang-orang yang beruntung tersebut bukanlah orang-orang pandai

namun mereka mempunyai kecakapan yang tampak pada masa sekarang dan masa

yang akan datang. Misalnya keputusan Yesus memanggil Simon yang impulsif,

Page 77: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

61

radikal dan tidak tetap namun Yesus melihat dan sungguh terbukti bahwa Simon

mampu menjadi orang yang berani dan tangguh. Simon pun mendapat nama Petrus

(batu).

Sebagaimana seorang pelukis melihat gambar yang akan dilukisNya di atas

kain kanfas dan seperti seorang pemahat membayangkan bentuk yang akan

dipahatkan pada batu, demikian pula Tuhan Yesus melihat dalam diri setiap

muridNya pribadi yang akan timbul dan perlu dibina secara optimis dan dengan

penuh kesabaran sehingga gambar itu dijadikanNya. Namun selalu ada harapan

bagi yang paling jahat dan lemah sekalipun (J.M.Price, 1968: 52)

Sepanjang Ia mengajar, Yesus menghabiskan sebagian besar hidupNya

bersama dengan pribadi-pribadi atau murid-muridNya. Yesus memperhatikan

keperluan dan pergulatan orang secara personal. Dengan memperhatikan secara

pribadi, Ia mendapat banyak kesempatan yang lebih baik untuk mengerti keperluan

mereka dan membimbingnya.

Ia mengajar secara wajar, tidak dengan kepercayaan-kepercayaan yang telah

dirumuskan lebih dahulu atau pokok-pokok atau tradisi-tradisi bahkan dengan

Kitab Suci. Ia memulai pengajaranNya dari pengalaman hidup orang yang

mendengarNya. Ia menyampaikan ajaranNya sesuai dengan keadaan orang yang

ada dihadapanNya. Ia mengajar orang dari pengalaman hidup orang itu sendiri dan

mengantarnya ke tujuan yang dikehendakiNya. Dari Yoh 4:10 terlihat bagaimana

Yesus memberi pengajaran kepada wanita tuna susila di tepi sumur Yakub, Ia

memulai dengan “air” hal yang menarik bagi wanita itu kemudian diantarNya

Page 78: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

62

kepada air hidup. Pengajaran yang sesuai dengan perhatian, keperluan, dan

menggunakan bahasa yang dikenal merupakan kebenaran dalam mengajar.

Yesus mengetahui bahwa masalah-masalah hidup timbul dari naluri-naluri

dasar seperti naluri menyelamatkan diri, berbiak, proyektif, dan sosial. Ia sendiri

mengalami pencobaan dalam hal-hal tersebut. Disadari bahwa dosa-dosa dalam

masyarakat timbal dari penyalahgunaan naluri. Sifat manusia adalah masalah pokok

yang dihadapi. Yesus selalu berfokus pada masalah ini karena tujuan

pengajaranNya adalah kesempurnaan hidup manusia. Dalam menghadapi masalah,

Yesus tidak berlama-lama membahas permasalahannya namun lebih cepat

menemukan kuasa dari menyikapi permasalahan tersebut (J. Darminta, 1996: 30-

31).

Yesus hadir di suatu bangsa yang penuh dengan peraturan. Melihat

kenyataan tersebut, Yesus tampil dan memberi pengajaran bahwa manusia

dilahirkan bukan untuk peraturan namun peraturan ditujukan untuk manusia. Ia

mengarahkan pada hati nurani masing-masing orang. Hal penting yang

menyebabkan orang mempunyai rasa tanggung jawab moral atau kepekaan

terhadap hal-hal yang benar dan salah. Ia banyak mengolah hati nurani dari pada

akal budi. Hal ini mendorong orang yang telah menerima pengajaranNya untuk

melakukan sesuatu. Hati nurani harus diterangi dan digerakkan. Sebaiknya jangan

kita memaksakan orang untuk melakukan sesuatu yang mereka tidak ingin lakukan,

tetapi lebih baik mendorong mereka melakukan apa yang mereka kehendaki (J.

Darminta, 1996: 33).

Page 79: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

63

Yesus mengajarkan untuk melihat kepribadian orang lain dengan kacamata

positif. Seperti Ia memilih Simon dengan segala sifatnya. Yesus melihat dengan

kacamata positif bahwa dengan perhatianNya akan menjadikan Simon seorang

yang besar. Yesus menghidupkan iman orang dengan menunjukkan kepercayaan

kepadanya. Yohanes yang tidak mengenal kasihan menjadi murid yang dikasihi dan

iapun menjadi orang yang mengerti perasaan orang lain dan penuh dengan kasih

(Adolf Hueken, 1976: 52-57).

Sebagai seorang Guru, Yesus mendorong para muridNya untuk aktif. Saat

Yesus berkata dan bertindak, para murid diajakNya untuk aktif meresponnya.

Menghadapi pertanyaan yang diajukan para murid, Yesus tidak langsung

menjawabnya namun menganjurkan mereka menemukan sendiri jawabannya.

“Bagaimana pendapatmu?” itulah lontaran-lontaran sapan Yesus yang dapat kita

temui (J. Darminta, 1996: 33). Ia berkata “Barang siapa mau melakukan

kehendakNya, ia akan tahu” (Yoh 7:17). Dalam perumpamaan tentang talenta,

orang yang menggunakan kemampuannya akan mengembangkan kemampuan itu,

sedangkan orang yang tidak menggunakannya akan kehilangan apa yang telah

dimilikinya.

D. Makna Keselamatan dan Usaha Mencapainya

Bertolak dari percakapan Yesus dengan perempuan Samaria di sumur

Yakub, pengertian Air Hidup diartikan sebagai pribadi Yesus maupun pribadi Roh

Kudus. Dapat disimpulkan bahwa pengertian Air Hidup dipahami sebagai person

atau pribadi, baik Yesus maupun Roh Kudus. Jika Yesus disebut sebagai

Page 80: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

64

Juruselamat (Yoh 4: 42), maka hidup kekal menunjuk pada pengharapan akan

keselamatan yang akan dibawa oleh Yesus. Berbicara mengenai hidup kekal berarti

berbicara mengenai pengharapan akan keselamatan Allah yang akan dibawa oleh

Yesus. Yesus diyakini sebagai pemenuhan janji keselamatan Allah (Yoh 1: 14).

Pengharapan akan keselamatan ini dikabarkan oleh Roh Allah sendiri dalam diri

setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus.

Paham keselamatan dikaitkan dengan pribadi Yesus sebagai Juruselamat

(Yoh 4: 42). Yesus sebagai pengantara keselamatan kepada Allah. Melalui Yesus,

orang dapat menjalin relasi yang utuh dengan Allah. Percaya kepada Yesus Sang

Juruselamat berarti orang mendapat keselamatan. Maka keselamatan dapat dihayati

secara dinamis sampai menjadi utuh dan lengkap dalam relasi dengan Allah melalui

Yesus. Keselamatan merupakan puncak kehidupan, hidup sepenuh-penuhnya.

Manusia perlu mengusahakan untuk bersatu dengan Yesus Sang

Juruselamat agar mendapatkan keselamatan. Hanya denganbersatu bersama Yesus,

manusia akan mendapatkan dan merasakan keselamatan. Kehadiran Air Hidup

merupakan tawaran keselamatan. Namun demikian perlu adanya usaha konkrit

manusia untuk mendapatkan keselamatan itu dengan bertobat terus menerus. Maka

meminum Air Hidup berarti percaya kepadaNya dan melakukan kehendak Allah

dalam perjuangan hidup sehari-hari. Inilah jalan untuk memperoleh keselamatan.

Dengan demikian, kita menjelaskan maksud Yesus ketika berbicara tentang

makanan kepada para muridNya, dengan bersabda: “MakananKu ialah melakukan

kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya” (Yoh 4: 34).

Perkataan “memakan” atau “meminum” berarti melakukan kehendak Allah seperti

Page 81: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

65

yang telah dilakukan Yesus. Oleh karena itu, benar dikatakan Yesus dalam ayat 14

“orang yang meminum air yang akan Ia berikan, ia tidak akan haus lagi dan akan

menjadi mata air dalam dirinya yang memancar sampai kepada kehidupan kekal”.

Sabda Yesus itu dapat kita pahami dengan melakukan kehendak Allah.

Page 82: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

66

BAB V

DIALOG ANTARA DUA GAMBARAN

KISAH DEWARUCI DAN YESUS SANG GURU SEJATI

Sesudah menguraikan dan menganalisis serat Dewaruci dan makna Guru

Sejati dalam terang Yesus Sang Guru, dalam bab ini akan dicoba untuk

merangkumnya. Pada kenyataannya disamping kesamaan yang ada antara uraian

dari kisah Dewaruci dan kisah Yesus Sang Guru Sejati, ada juga kekhasan antara

keduanya. Pemahaman Guru Sejati dalam kedua kisah berasal dari latar belakang

budaya yang berbeda dan memiliki kekhasan masing-masing. Kekhasan-kekhasan

tersebut memperkaya pemahaman dan wawasan tentang Guru Sejati dari dua

budaya. Yang menarik dan menjadi benang merah dari kedua kisah adalah

keduanya memberi gambaran bahwa Guru Sejati mengantar pribadi murid dengan

kekuatan sendiri dan campur tangan Allah pada keselamatan. Peran Guru Sejati

inilah yang menghubungkan kekhasan kedua pandangan tersebut.

A. Perbedaan Ajaran Kedua Guru Dalam Memaknai Kematian, Keselamatan

Dan Hidup Kekal

Hidup kekal itu tidak lain “mengenal”, percaya, menyerahkan dan bersatu

dengan Bapa Yesus Kristus. Hidup kekal bukan sesuatu di masa yang akan datang

melainkan kini sudah diserap melalui iman kepercayaan kepada Yesus (Yoh 3: 26,

5: 24, 6: 40, 47: 20). Dengan demikian “dunia” yang dikasihi Allah (Yoh 3: 16, 12:

4) terpecah menjadi dua, yaitu dunia yang membenci Bapa, Yesus dan pengikutNya

karena tidak percaya dan mereka yang percaya dan mendapat hidup kekal. Hidup

Page 83: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

67

Kehidupan yang dimaknai sebagai kehidupan yang akan datang dalam iman akan

Kristus, Yohanes membicarakannya sebagai kehidupan yang sudah ada sekarang

ini. Sekarang ini juga manusia telah mengalami keselamatan, hidup kekal tidak

perlu menanti kematian untuk mengenal hidup yang paling dalam (Dr. C. Groenen,

1995: 173).

Hal di atas diungkapkan Yesus dengan berkata “Barang siapa mencintai

nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya tetapi barang siapa tidak mencintai

nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup kekal” (Yoh 12: 25).

Orang beriman adalah orang yang menginsafi dirinya sebagai orang yang telah

mengalami peralihan dari keadaan sebagai pendosa yang bakal menemui

kehancuran menjadi keadaan seorang anak Allah yang sedang menuju kebahagiaan.

Ia sudah ditebus dari kedosaan yang mengurung dirinya. Ia kini terarah kepada

Allah, bukan lagi kepada dirinya sendiri, maka setiap tindakannya adalah tindakan

manusia yang terarah kepada Allah. Hal ini adalah wujud keselamatan yang telah

tiba padanya, sehingga keselamatan telah dirasakan manusia dalam hidupnya

(Agustinus Gianto, 1981: 343). Keselamatan yang diwartakan Yesus dalam hidup

dan ajarannya dapat diperoleh dengan bersatu bersama Bapa. Untuk dapat bersatu

dengan Bapa, manusia perlu bersatu dengan Yesus yang merupakan anak Allah

dalam rupa manusia. “Ia telah mengaruniakan anakNya yang tunggal, supaya setiap

orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal”

(Yoh 3: 16). Manusia perlu mengikuti dan meneladan apa yang dikerjakan Yesus.

Iapun mengatakan “barang siapa percaya kepadaNya, ia tidak akan dihukum;

barang siapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak

Page 84: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

68

percaya dala nama Anak Tunggal Allah” (Yoh3: 18). Untuk mendapatkan

keselamatan, manusia perlu mengikuti Yesus dan percaya kepadaNya. Hal ini

menuntut kesetiaan untuk menapaki jalan kehidupanNya, dengan mengenakan

keutamaan-keutaaan dan keprihatinanNya serta pilihan-pilihanNya. Keberadaan

dan kehadiran yesus untuk menyelamatkan manusia dari dosa adalah sebuah kasih

yang total dari Allah sehingga manusiapun dapat bersatu denganNya.

Keselamatan akan didapat dengan iman dan perjuangan, suatu usaha dan

perbuatan untuk selalu benar di hadapan Allah sama seperti yang telah Yesus

teladankan selama hidupNya. Keselamatan adalah kasih karunia Allah bukan

karena usaha manusia sendiri untuk memperolehnya. Usaha manusia memperoleh

keselamatan merupakan upaya manusia untuk selalu berlaku benar dan

menghindari dosa di hadapan Allah dan Allah sendirilah yang menghendaki

manusia untuk memperoleh keselamatan.

Dalam kisah Dewaruci, Tirtapawitra digambarkan sebagai air hidup yang

member kehidupan kekal bagi orang yang mendapatkannya.

“Hendaklah kamu pergi mencari air suci Tirtapawitra, yang akan menyucikan hidupmu. Apabila dapat, kamu akan menjadi bersih, tak bercacat dan akan menguasai hidup. Dengan itu kamu menjadi wasiat sempurna. Diseluruh dunia tidak ada mahkluk yang sepadan dengan kamu. Kamu dapat melindungi serta memberi kebahagiaan kepada orang tuamu, kebahagiaan yang terbesar dalam tribuana (ketiga dunia) dan kekal adanya” (Cabang Bagian Bahasa Jawatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Pengajaran Dan Kebudayaan, 1958: 24)

Air hidup dihubungkan dengan kesempurnaan dan hidup kekal. Orang yang

mendapatkan Tirtapawitra akan menjadi bersih dan mampu menguasai hidupnya.

Hal ini akan membuat orang sempurna sehingga ia mempunyai kehidupan kekal.

Page 85: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

69

Kehidupan kekal dapat dialami orang setelah kematian atau kelepasan yang

sempurna. Kehidupan kekal berkaitan dengan ilmu pelepasan. Dalam serat

Dewaruci, alam semesta tidaklah diciptakan abadi, segala yang tercipta baik besar

maupun kecil, merangkak atau merayap akan mengalami kematian. Bumi bukan

tempat tinggal manusia selamanya. Bumi akan ditinggalkan setelah kematian.

Pandangan tentang hidup didasarkan pada pemaknaan Pramana yang menguasai

raga manusia. Pramana hidup karena dihidupi oleh Hyang Suksma. Jika manusia

mati, pramanapun mati. Tetapi suksma yang hilang dari raga tetap hidup. Dewaruci

menggambarkan bahwa hidup kekal sebagai kelepasan hidup yang manusiawi yang

tidak dipengaruhi oleh raga. Manusia harus lepas dari jeratan hawa nafsunya

sehingga ia dapat bersatu dengan Yang Ilahi. Jalan yang harus ditempuh manusia

adalah: mengenal diri sendiri, menyadari bahwa ia berasal dari Yang Ilahi,

menyadari hidup yang selalu diliputi hawa nafsu, bertobat dan merubah hidup. Dari

sana manusia akan bertemu dengan inti sari hidupnya dan bersatu dengan Yang

Ilahi.

Manusia ada dan hidup serta merasakan segalanya dengan segala

kelengkapannya yang ada, tetapi hidup manusia bukanlah dari kemampuan manusia

sendiri melainkan dari suber Yang Maha Menghidupkan yaitu Sang Ilahi. Bima

yang mawas diri disalurkan oleh Dewaruci yang sudah mencapai unio misica atau

manunggaling kawula Gusti dengan Khaliknya. Dengan mengenal dirinya, Bima

akan mengenal Khaliknya dan bersatu denganNya. Dewaruci dalam bentuk dewa

bajang menjadi simbol manusia yan masih murni hendak mengatakan bahwa usaha

Bima untuk mawas diri adalah jalan untuk mendapatkan dirinya yang semurni-

Page 86: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

70

murninya karena dalam diri yang murni dan suci itulah ia dapat menemukan Yang

Ilahi.

Serat Dewaruci mengajarkan bahwa keselamatan manusia yang diperoleh

dengan manunggal dengan Yang Ilahi baru akan terlaksana setelah kematian.

Untuk dapat kembali ke asal dan tujuan hidupnya, maka kematian harus melalui

proses pelepasan dari yang duniawi dan ragawi. Ajaran tentang pelepasan dengan

kematian inderawi dalam Dewaruci memberi gambaran akan adanya hidup kekal

atau hidup yang sejati setelah kematian. Orang Jawa percaya akan adanya hidup

kekal. Hal itu akan dialami manusia setelah perjalanan di dunia berakhir. Orang

Jawa meyakini hidup di dunia seperti orang yang singgah untuk minum (mampir

ngombe). Itu berarti hidup di dunia tidak kekal. Keselamatan dan hidup kekal baru

akan dinikmati manusia setelah kematian datang dan tidak dirasakan selama alat

inderawi masih berfungsi.

B. Persamaan Antara Dua Gambaran Tokoh Sebagai Guru

1. Makna Keselamatan Dan Manunggaling kawula Gusti

Keselamatan yang diwartakan oleh Yesus tidak lepas dari latar belakang

hidupNya dan situasi masyarakat pada masa itu. Dalam Kitab Suci, keselamatan

juga digambarkan secara konkrit tidak hanya merupakan suatu ide yang abstrak

atau cita-cita yang semata-mata rohani. Latar belakang bangsa Israel yang miskin

dan putus asa dengan penjajahan Roma, mereka mengharapkan kehadiran Kerajaan

Allah sebagai turun tangannya Allah dalam penderitaan manusia. Yesus

mengajarkan kepada murid-muridNya untuk mendekati Allah sebagai Bapa dan

Page 87: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

71

sesama sebagai saudara. “Kerajaan Allah ada diantara kamu” (Luk 17: 21).

Keselamatan berarti keharmonisan, yang mulai dalam hubungan keselamatan

adalah kehadiran Allah sebagai daya kekuatan antara manusia sebagaimana tampak

dalam mukjizat-mukjizat Yesus (Tom Jacobs, 2004: 5-6).

Dalam hidup sehari-hari terdapat pandangan iman bahwa perbuatan baik

mendekatkan orang pada keselamatan dan perbuatan jahat menjauhkan dari

keselamatan. Namun demikian surat Paulus kepada jemaat di Galatia mengatakan

dengan terang-terangan bahwa tak seorangpun menjadi lurus karena menjalankan

aturan Taurat, kecuali bila ia mempercayai Kristus (Gal 2: 16). Bila menjadi

“lurus” dimengerti sebagai “selamat” dan “menjalankan aturan Taurat” sebagai

“berbuat baik” maka keyakinan yang dibuat di atas tidak sejalan dengan ajaran

yang diwartakan Paulus. Ayat dalam Galatia tersebut menantang untuk

merenungkan kembali apa dan di mana peranan perbuatan baik dalam rangka

keselamatan. Paulus menjelaskan lebih lanjut bahwa perbuatan baik justru baru bisa

berperan bagi keselamatan seseorang asalkan orang sudah memperoleh

keselamatan. Perbuatan baik bukanlah sebab untuk mencapai keselamatan. Yang

menjadi sebab ialah belas kasihan serta kerahiman Tuhan sendiri (Agustinus

Gianto, 1981: 342-345).

Keselamatan adalah karya Allah sepenuhnya, karena yang menjadi intinya

ialah panggilan Allah kepada manusia untuk hidup bersama-samaNya. Dengan

demikian manusia akan menjadi manusia yang utuh, manusia yang sempurna

seperti yang dicita-citakan Allah sendiri sewaktu menciptakannya, yakni menurut

“gambar dan rupa” Allah sendiri (Kej 1: 26). Segala sesuatu yang dikerjakanNya

Page 88: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

72

akan menjadi pekerjaan Allah sendiri. begitu pula Allah sendiri akan seutuhnya

tamnpak sebagai Allah yang didambakan manusia, “karena sekarang kita melihat

dalam cermin suatu gambaran yang samara-samar, tetapi nanti kita akan melihat

muka dengan muka” (1 Kor 13: 12). Kerajaan Allah yang kini bisa dialami

belumlah sepenuhnya mengungkapkan kebesaranNya secara utuh. Pewahyuan

secara penuh baru terjadi bila manusia juga mampu menerimaNya” (Agustinus

Gianto, 1981: 345).

Makna keselamatan selalu dihubungkan dengan adanya penderitaan

sehingga dengan mudah keselamatan diartikan sebagai pembebasan dari hukuman,

penderitaan dan mendapat hidup kekal, lepas dari kegelapan menuju hidup yang

penuh terang. Dengan iman akan Kristus, keselamatan akan diperoleh jika manusia

bersatu denganNya “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun

yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14: 6). Dasar iman

tentang keselamatan bersumber dari Allah melalui satu-satunya perantara yang

ditunjuk yaitu Yesus kristus. Tidak ada pribadi lain selain dia yang mampu

membawa manusia memperoleh keselamatan. Iman akan Kristus mampu membawa

manusia pada keselamatan dengan dibarengi dengan usaha konkrit manusia karena

Yesuspun berkata “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! sebab

Aku berkata kepadamu: Banyak orang yang akan berusaha untuk masuk, tetapi

tidak akan dapat” (Luk 13: 24).

Relasi yang erat manusia dengan yang transenden menjadi tujuan akhir dari

mistik Jawa. Puncak dari kisah Dewaruci adalah bersatunya Bima dengan

khaliknya. Kemanunggalan adalah tujuan dari laku Bima, maka tujuan dari laku

Page 89: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

73

Bima mencari Tirtapawitra sebenarnya mengarah pada kawruh ngelmu sejati

(pengetahuan tentang ilmu yang sejati) yakni pengetahuan dari yang Ilahi sendiri

hanya diperoleh dengan manunggal dengan khaliknya. Pandangan keselamatan

dalam kisah dewaruci adalah Kemanunggalan semua yang tercipta dengan Yang

Ilahi. Yang Ilahi digambarkan sebagai sangkan paraning dumadi (asal mula dan

tujuan segala ciptaan). Keselamatan hanya dapat dicapai jika ciptaan bersatu

dengan Sang Pencipta. karena Yang Ilahi adalah suci maka orang yang ingin

bersatu denganNya haruslah suci. Hidup yang lekat dengan duniawi adalah

hambatan bersatu dengan Yang Ilahi. Maka Kemanunggalan menuntut manusia

lepas dari keduniawian (Yohanes Riyanto, 2007: 95-96).

Dengan mawas diri, Bima mampu mengenali dirinya dan mendengarkan

suara Yang Ilahi. Bima menemukan Yang Ilahi dalam dirinya yang murni karena

dalam hati nuraninya itulah Yang Ilahi mewahyukan diriNya. Dengan mengingat

pula sangkan paraning dumadi, manusia harus berusaha untuk dapat mengetahui

“siapa sebenarnya dirinya, dari mana asalnya dan kemana nanti akan pergi”. Mawas

diri adalah landasan pokok untuk mengenal hal-hal lain dan untuk pengebangan

diri.

2. Menghantar Pada Keselamatan

Pendeta Druna dan Dewa bajang yang disebut sebagai Dewaruci dalam laku

Bima untuk mendapatkan kesegaran jiwa menjadi tokoh yang sangat penting. Hal

ini terlepas dari niat Druna untuk mencelakakan Bima dengan berbagai titah yang

mengancam keselamatan Bima. Namun demikian laku inilah yang membawa Bima

Page 90: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

74

untuk berelasi dengan Yang Ilahi. Keutuhan relasi dengan Allah dalam kehidupan

kekal baik dalam wejangan Dewaruci maupun ajaran Yesus menjadi hal yang

penting.

Bercermin dari kisah Dewaruci, orang Jawa merefleksikan hubungan

manusia dengan Yang Ilahi. Hubungan dengan Yang Ilahi itu didapat dengan usaha

dan perjumpaan Bima dengan Dewaruci menjadi simbol pembentukan manusia

sejati dengan mengenali dirinya sendiri. Bima yang mampu kembali mengenali

dirinya sendiri mampu membebaskan diri sendiri dari jerat kejasmanian dan

keduniawian sehingga mampu kembali kepada inti hidupnya, kembali kepada Yang

Ilahi, asal dan tujuan hidupnya (sangkan paraning dumadi). Inti hidup dalam serat

Dewaruci dirumuskan dengan manunggaling kawula Gusti, sang tujuan hidup.

Keselamatan dalam Yesus dikaitkan dengan pribadi Yesus sebagai

Juruselamat. Yesus adalah pengantara keselamatan kepada Allah. Melalui Yesus,

orang dapat berelasi utuh dengan Allah. Percaya dan mengikuti Yesus berarti orang

mendapatkan keselamatan. Keselamatan itu didapat jika orang mau berelasi dengan

Allah melalui Yesus. Keselamatan adalah puncak kehidupan, hidup sepenuhnya.

Pribadi Yesus sebagai Juruselamat memberi daya hidup yang kuat walaupun

sumber utama keselamatan adalah Allah sendiri. Orang yang percaya ambil bagian

dalam kehidupanNya. Inti hidup sesungguhnya adalah hubungan, relasi yang erat

dan mesra dengan Allah, maka mulai dirasakan bahwa hidup bukanlah terikat dan

terkurung pada keberadaan yang duniawi. Untuk mencapai relasi terdalam dengan

Allah, manusia harus berani lepas dari eksistensi keduniawian. Sebab pada

Page 91: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

75

kenyataan eksistensi keduniawian tidak pernah berkembang, bahkan sangat

terhambat dan gagal karna adanya kematian.

Yesus mengajarkan Allah adalah sumber dan tujuan dari hidup, melalui

Dialah manusia sampai pada Yang Ilahi. Keselamatan yang sejati adalah ketika

manusia kembali pada yang Ilahi melalui Yesus Sang Juruselamat, sang air hidup.

“Barang siapa haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum”. Dalam Yoh 7: 37-52,

pengertian air hidup dikaitkan dpribadi Yesus, tokoh yang member air hidup. Air

tersebut akan menjadi mata air di dalam dirinya yang terus memancar sampai yang

kekal. Air hidup tersebut dihubungkan juga dengan daya kekuatan Yang Ilahi.

Yesus sebagai pemberi air hidup memiliki hubungan erat dengan sumber air hidup

sendiri.

Air hidup menurut Dewaruci adalah bahasa simbolis tentang Yang Ilahi

sebagai Sang Sumber Hidup. Tirtapawitra yang dicari Bima diwejangkan oleh

Dewaruci sebagai berikut:

“Adapun yang kau maksud itu adalah sesuatu yang menguasai segala hidup. Ia tidak dapat kau lihat, kaena tak berwujud dan tak berwarna serta tak bertempat. Hanya orang yang waspada dapat mengerti di mana tempatnya, karena hanya menampakkan diri berupa alamat-alamat dan tanda-tanda, yang tak dapat di raba.”

Dari wejangan itu dikatakan bahwa air hidup yang dicari Bima didefinisikan

sebagai Yang Ilahi sendiri. Dia berada dalam diri orang yang awas dan sadar

terhadap rahasia kehadiranNya. Dewaruci mengajarkan bahwa air hidup adalah

Yang Ilahi sendiri, yang menjadi sumber dan tujuan segala ciptaan.

Pemakaian simbol air untuk menggambarkan keselamatan dan sumber dari

sama-sama digunakan oleh kedua guru dalam mengajar. Dewaruci dan Yesus

Page 92: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

76

menggunakan air hidup sebagai pewahyuan tentang Yang Ilahi. Pemaknaan air

hidup mengarah pada gabaran keIlahian yang membawa pada hidup kekal.

3. Relasi Guru Dan Murid

Dalam kisah Dewaruci diuraikan bagaimana Bima bertemu dengan dewa

bajang bernama Dewaruci yang mempunyai rupa sama dengan Bima. Dari

Dewaruci inilah Bima mendapatkan wejangan-wejangan perihal kehidupan. Untuk

mendapat wejangan dari Dewaruci, Bima harus masuk ke dalam guagarba (rahim)

Dewa Ruci. Di dalam guagarba itulah Bima melihat keluasan yang tidak bertepi

sehingga Bima bingung dan takut karena tidak tahu arah. Bima kembali

menemukan Dewaruci di hadapannya dan kelihatan bercahaya terang. Bima

melihat pancamaya dan catur warna yakni hitam, merah, kuning dan putih.

Hilangnya empat warna serta selesainya penjelasan mengenai artinya, Bima melihat

suatu nyala dengan delapan rupa. Bima kemudian melihat boneka gading yang

bersinar. Bima terus meminta wejangan seraya mengatakan bahwa tanpa wejangan

dari Dewaruci, Bima tidak mau keluar dari rahim Dewaruci. Dewaruci meneruskan

wejangannya mengenai bersatunya manusia dengan Gusti yang menjadi asal dan

tujuan dalam hidup.

Dari serat Dewaruci inilah yang penting adalah pengalaman hubungan

manusia dengan Allah yang diperoleh dalam konteks hubungan guru dengan murid.

Ketaatan Bima dalam berguru kepada pendeta Druna yang hendak menjerumuskan

itu berakhir dengan pengalaman yang luar biasa bertemu dengan Dewaruci. Pendeta

Druna telah menghantar Bima kepada Dewaruci Sang Guru Sejati. Sebagai seorang

Page 93: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

77

murid, Bima mencari dengan tekun dan sungguh-sungguh, berusaha sekuat tenaga

untuk hidup sempurna. Bima merasa rendah saat berhadapan dengan Dewaruci

namun demikian ia menemukan dirinya sebagai mahkluk yang luhur, dia

mengalami kekosongan dan kegelapan sekaligus terus mendapat terang dan

kepenuhan.

Perjumpaan Bima dengan Dewaruci menjadi gambaran pengalaman

manusia bertemu dan menemukan dirinya sendiri. Pengalaman menemukan dirinya

sendiri itu sekaligus juga pengalaman bersatu dengan Gusti. Bersatu dengan Gusti

membawa manusia menemukan dirinya sendiri, menemukan kesempurnaan

hidupnya. Bersatunya Bima di dalam guagarba Dewaruci berarti bahwa Bima

memperoleh petunjuk kehidupan yang dicari dan ia menemukan, mengenal asal dan

tujuan hidupnya.

Dewaruci menegaskan bahwa Bima mempunyai tugas memerangi kejahatan

di dunia sehingga ia tidak diperkenankan tinggal dalam guagarba Dewaruci. Hal

ini merupakan perutusan untuk terus berjuang untuk orang lain dengan memerangi

nafsu kejahatan.

Dengan mengikuti ajaran Yesus manusia telah disatukan dengan Bapa.

Perbuatan atau karya Yesus adalah karya Allah sendiri sehingga jika manusia

meneladan Yesus, Allah sendiri yang menjadi sumber teladan. Dalam Yohanes 12-

20 digambarkan keteladanan Yesus untuk saling membasuh kaki. Jikalau Yesus

yang disebut sebagai Guru dan Gusti melakukannya maka muridpun harus

meneladanNya.

Page 94: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

78

Kesetiaan untuk meneladan karya Yesus yang adalah karya Allah sendiri

membawa manusia bersatu dengan Allah Sang Keselamatan. Yesus mengajarkan

tentang kehidupan melalui hidupNya sendiri. Para murid mendapatkan pengajaran

dari kata-kata dan tindakan Sang Guru. Ia menunjukkan hal-hal yang dekat lalu

dikembangkan sampai pada kesimpulan.ia memulai pengajaran dari hal-hal yang

dapat dilihat dengan mata dan lukisan-lukisan yang khas. Dengan perkataan mulai

dari yang telah diketahui, dari yang konkrit ke yang abstrak. Dalam perumpamaan-

perumpamaan Yesus akan menjelaskan apa yang diucapkanNya kepada murid-

muridNya.

Yesus menyebut dirinya Juruselamat dan mengundang para murid untuk

bersatu denganNya sehingga manusia mendapatkan keselamatan Yang Ilahi. Yesus

berperan sebagai perantara untuk sampai pada keselamatan. Setelah para murid

mendapat pengajaranpun, ia dituntut untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Tokoh Bima

dalam serta Dewarucipun mendapat tugas untuk memerangi kejahatan duniawi.

Kehadiran dan kesatuan dalam Yesus menginspirasi para murid untuk

melihat dirinya dan belajar dari setiap sisi atau kepingan kehidupannya. Dalam

serat Dewaruci, hal ini digambarkan Bima yang mawas diri. Orang yang mampu

mawas diri mempunyai tujuan untuk memperbaiki kehidupan pribadi pada waktu

yang akan datang sehingga semakin mengenal dirinya. Sebagai murid Yesus,

manusia dituntut untuk mampu melakukan apa yang telah Yesus ajar dan

teladankan. Hal itulah yang menjadi kunci untuk bersatu dengan Yang Ilahi sumber

keselamatan.

Page 95: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

79

4. Gambaran Pribadi-Pribadi Yang Sempurna

Baik Yesus maupun Dewaruci disebut sebagai Guru Sejati. Sebagai Guru

Sejati, Yesus merupakan utusan dari Allah sendiri. Ia sempurna dari unsur Ilahi dan

insani. Sebagai manusia, pelayananNya ditunjukkan secara total hingga di kayu

salib. PribadiNya sebagai anak Allah ditunjukkan dengan mukzizat dan

kebangkitanNya. Yesus adalah klebenaran itu sendiri. Ia mengajar bertolak dari apa

yang Ia lakukan dan kerjakan. Yesuspun mewujudkan secara nyata apa yang Ia

ajarkan. Yesus mengajarkan apa yang ada dalam diriNya, pengalaman hidup dan

kata-kataNya sendiri.

Dewaruci dalam laku Bima telah sampai pada taraf superego. Ia mampu

mengetahui segala sesuatu tentang Bima tanpa bertanya. Sebagai Guru Sejati,

Dewaruci memberi banyak wejangan sebagai bekal sebelum mengutus Bima

kembali ke dunianya. Dewaruci adalah simbolisasi dari jati diri Bima sendiri, asal

dan tujuan dari hidup Bima.

Kesatuan Bima dalam guagarba Dewaruci telah memberikan banyak ajaran

kepada Bima. Dewarucipun memberi wejangan dari apa yang ada di dalam dirinya

sendiri. Bima diajaknya untuk melihat kembali siapa dirinya dan menemukan Bima

yang sejati.

Perjumpaan Bima dengan Dewaruci membawa dirinya pada sebuah

kesadaran untuk terus belajar untuk hidup. Ia mendapati dirinya sebagai yang hina,

rendah dan bodoh. Kesadaran tersebut membuat Bima ingin dan meminta banyak

petunjuk dari Dewaruci untuk merubah hidupnya. Wejangan-wejangan dari

Page 96: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

80

Dewaruci mampu membawa kesegaran dalam jiwa Bima sehingga ia mengetahui

siapa dirinya dan akan kemana ia akan melanjutkan hidupnya.

Yesuspun sebagai Guru Sejati mampu menginspirasi dan membawa para

murid pada kesadaran siapa dirinya. Kedekatan relasi Yesus dengan pribadi para

murid menjadi sebuah hubungan intim dengan para murid. Ia mengenal murid-

muridNya dan selalu mengajar bertolak dari kehidupan mereka sehingga ajaran

Yesus menjadi sesuatu yang relevan dengan dengan kehidupan para murid.

Kedekatan relasi ini pula yang mendorong para murid kepada pertobatan terus

menerus dengan semakin mengenali dirinya untuk menjadi lebih baik.

Kepribadian dan ajaran Yesus maupun Dewaruci memampukan para murid

untuk melihat diri sendiri. Kemampuan untuk mawas diri inipun mendorong untuk

terus menerus bertobat dan semakin mendekatkan diri pada Yang Ilahi yaitu asal

dan tujuan hidup.

C. Titik Temu

Mengkomunikasikan dua kisah dengan dua tokoh utama yang berperan

sebagai guru dalam budaya yang berbeda, sekilas nampak seperti berjalan di atas

dua rel yang tidak ada ujung pangkalnya. Namun demikian jika dicermati lebih

mendalam akan nampak gagasan-gagasan yang mempertemukan keduanya. Kedua

gambaran yang diambil adalah Kisah Dewaruci karangan Yasadipura I yang telah

digubah dan diterjemahkan oleh cabang bagian bahasa Jawatan Kebudayaan

Kementrian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Yogyakarta dengan gambaran

Yesus sebagai Guru Sejati. Kisah Dewaruci dilihat dari sudut proses Bima mencari

Page 97: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

81

Tirtapawitra dengan berguru kepada orang-orang yang telah mencapai taraf hidup

lahir dan batin yang tinggi bagi gagasan religiositas budaya Jawa dan perjalanan

maupun pengajaran Yesus mewakili gagasan Kristiani. Kedua kisah ini diambil

dengan fokus pembahasan pada pemaknaan guru bertolak dari peranan dan ajaran

mereka. Keberadaan dan kehadiran Guru Sejati ini menjadi titik kesamaan yaitu

menghantar dan mengarahkan pada pemaknaan keselamatan.

Baik Dewaruci maupun Yesus sebagai pribadi yang mengikrarkan diri

sebagai guru berasal dari yang mempunyai hidup itu sendiri. Yesus dalam Yohanes

diperkenalkan sebagai tokoh yang bukan sekedar manusia tetapi Ia adalah sungguh-

sungguh manusia. Ia berasal dari Bapa. Yang Ia kerjakan adalah pekerjaan Bapa

dan perkataanNya adalah berasal dari bapa. Ia adalah diriNya sendiri yang

sekaligus berhubungan dengan Bapa. Yesus selalu berelasi dengan Allah. Dewaruci

merupakan gambaran jati diri Bima. Diri yang sejati ini suci karena dia merupakan

bagian dari Yang Ilahi sehingga manusia dapat berelasi denganNya. Melalui pintu

jati diri inilah orang masuk ke dalam pemahaman akan Yang Sejati.

Hidup manusia akan sempurna saat bersatu dengan Yang Ilahi. Namun

Penjelasan tersebut tidaklah mudah. Kedua guru yang menjadi fokus pembahasan

telah menghantar dan merelakan diriNya untuk menjadi perantara para murid untuk

bersatu dengan Yang Ilahi. Bersatu dengan Yang Ilahi bagi manusia merupakan

sebuah anugerah. Dari pihak murid juga diperlukan keaktifan untuk mencapinya.

Bima menjalani laku dengan mencari Tirtapawitra sebagai simbolisasi Yang Ilahi.

dalam lakunya, Bima harus memberikan dirinya secara total. Dia melepaskan

segala-galanya untuk memperoleh Tirtapawitra. Usaha Bima tampak sia-sia namun

Page 98: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

82

Dewaruci datang dan memberikan petunjuk tentang makna Tirtapawitra yang

dicarinya. Bima menemukan air hidup di dasar batinnya berkat tuntunan Dewaruci

sehingga ia mencapai tahap manunggaling kawula Gusti. Sebagai umat Kristiani

yang mengikuti Kristus, manusia menjalani laku atau peziarahan untuk menemukan

dan bersatu dengan Allah dengan mengikuti apa yang Yesus ajarkan dan

teladankan. Hal ini bertolak bahwa Yesus berasal dari Allah sendiri, sang pemberi

hidup. Iman kepada Yesus akan menghantarkan umat beriman bersatu dengan Yang

Ilahi sebab Dialah jalan, kebenaran dan hidup.

Kedua guru menyatakan keselamatan telah didapat di dalam kesatuan

dengan Yang Ilahi tersebut. Inti dan refleksi dari kedua tokoh bertolak dari latar

belakang para murid yang merindukan keselamatan. Dengan mendengar dan

mengikuti ajaran sang guru, para murid menaruh kepercayaan penuh akan mampu

mendapatkan keselamatan. Tujuan pengajaran Yesus adalah supaya orang percaya

dan memperoleh hidup dalam nama Yesus, Dewaruci juga berpesan kepada Bima

agar apa yang sudah didapat diterapkan sebagai kebijaksanaan hidup. Kedua guru

tidak menghendaki para muridnya hanya sampai pada mengerti pengajarannya saja

tapi juga ada statu tindakan iman yang konkrit seperti orang Jawa meyakini bahwa

ngelmu iku kelakone kanthi laku.

Page 99: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

83

BAB VI

PENUTUP

Pada bab ini penulis menyampaikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan

untuk mempertegas dan memberikan gambaran menyeluruh mengenai hasil belajar

dari bab sebelumnya. Penulis juga menyampaikan beberapa saran untuk membantu

para pembaca agar dapat memahami dan tertarik untuk memberi tanggapan

berkaitan dengan hasil belajar skripsi ini.

A. Kesimpulan

Wayang merupakan suatu alat yang baik untuk memberitakan Injil kepada

orang Jawa. Sebuah kesimpulan yang masih menyisakan pertanyaan jika dikaitkan

dengan fungsinya sebagai alat informasi atau doktrinasi. Namun secara umum

dapat dikatakan bahwa orang Jawa memandang lakon wayang sebagai potret atau

gambaran kehidupan manusia. Wayang kaya akan arti simbolis dari bentuk maupun

nama-nama yang dipakai dalam pertunjukannya. Hal ini dapat dipahami tiap-tiap

lakon berisikan pesan tertentu tentang hidup manusia. Kisah Dewaruci menjadi

suatu alat yang dapat dipakai oleh gereja untuk mewartakan Yesus sebagai Guru.

Pesan, simbol dan gambaran kisah Dewaruci memiliki banyak kesamaan dengan

ajaran Yesus tentang kehidupan dan keselamatan.

Cerita Dewaruci yang menjadi bagian dalam pewayangan membawa pesan

kemanusiaan yang khas. Hal itu tergambar dari simbol nama-nama, bentuk wayang

dan keseluruhan cerita. Bima seorang murid yang menaruh kepercayaan penuh

pada sang guru dengan memulai laku pencarian Tirtapawitra. Ia

Page 100: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

84

selalu berpegang pada titah-titah gurunya. Bima dan sang guru selalu menjalin

kedekatan relasi sebagai guru dan murid. Titah dan wejangan yang disampaikan

sang guru mengarahkan Bima untuk sampai pada inti kehidupan yaitu keselamatan.

Keselamatan yang diajarkan Dewaruci mengarah pada suatu syarat yaitu

harus bersatu dengan Allah sendiri. Ajaran ini pula yang menjadi bahan pengajaran

Yesus kepada para muridNya. Manusia memulai lakunya dengan menjalankan dan

meng”amin”i ajaran Yesus sebagai jalan, kebenaran dan hidup. Ia menyatakan

bahwa melalui Dialah manusia akan bersatu dengan Allah yang disebutNya sebagai

Bapa. Bapa sendirilah yang mengutusNya ke dunia dan mengajar manusia. Kedua

guru dari dua kisah dan dua budaya yang berbeda tersebut telah membawa murid-

muridnya pada terang kehidupan dan melepaskan diri dari kegelapan dan

ketidakpahaman akan hidup.

Mengkomunikasikan dua ajaran dari dua tokoh dan budaya yang berbeda

memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kedua tokoh memiliki

kekhasan dari cara mengajar, pembawaan dan isi pengajarannya. Menjadi guru

dengan segala makna saat ini yang terkait mulai dari pahlawan tanpa tanda jasa,

digugu lan ditiru, panutan, orang tua kedua dan sebagainya. Semua makna tersebut

adalah suatu penjelajahan dan perjalanan emosional, intelektual dan spiritual. Guru

yang dalam bahasa Sansekerta berarti seorang ahli, konselor, saga, sahabat,

pendamping, dan pemimpin spiritual bukan hanya seorang pengajar . guru sebagai

kata benda berarti tempat sakral ilmu pengetahuan dan sebagai kata sifat berarti

berbobot karena ilmu pengetahuan dan kearifan spiritual. Guru menggambarkan

Page 101: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

85

suatu metafora peralihan dari kegelapan menjadi terang. Guru bermakna seseorang

yang membebaskan dari kegelapan karena ketidaktahuan dan ketidaksadaran.

Dewaruci dan Yesus, keduanya merupakan guru hidup. Mereka menjalin

relasi yang dekat dengan para muridNya. Yesus mengungkapkan jika manusia ingin

selamat, ia harus bersatu denganNya. Yesus menuntut para muridNya untuk

memiliki kedekatan relasi yang berarti bukan hanya secara fisik namun kata-kata,

karya dan kehidupan para murid bertolak dari ajaran-ajaran Yesus yang berasal dari

Bapa sendiri. Dewaruci bahkan digambarkan sebagai hati nurani Bima, sanga

murid. Ia memiliki bentuk, rupa yang sama dengan Biama. Bisa dikatakan

Dewaruci merupakan miniatur dari tokoh Bima. Dewaruci mengetahui segala hal

tentang Bima mulai dari silsilah keluarga, kehidupan dan tujuan lakunya. Hal ini

juga menggambarkan betapa dekatnya relasi antara guru dengan sang murid.

Dari uraian tersebut dapat diambil benang merah bahwa usaha mewartakan

kabar gembira berdasarkan ajaran Yesus pada umat perlulah memperhatikan

budaya setempat. Mengingat umat memiliki latar belakang budaya dan ajaran dari

sejarah yang telah mereka hidupi sebelum Injil masuk. Gereja dapat mengambil

maupun mengkomunikasikan ajaran-ajaran, tokoh-tokoh dan symbol-simbol yang

dimiliki umat lokal untuk mewartakan ajaran Yesus sejauh tidak menyimpang dari

warta gembira yang Yesus wartakan. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa tokoh

pewayangan Bima sangat cocok untuk mewartakan Yesus sebagai Guru Sejati bagi

umat Jawa. Ia adalah tokoh lokal di Jawa yang memiliki ajaran yang sama dengan

ajaran Yesus kepada umatNya. Dewaruci Guru Sejati orang Jawa dan Yesus adalah

Guru Sejati orang Jawa Katolik. Yesus sebagai guru menyentuh kehendak Bapa,

Page 102: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

86

hati nurani yang memotivasi yang tidak hanya ada di hati nurani tetapi secara baru

melalui hidup Yesus.

B. Saran

Akhirnya berikut ini adalah saran-saran yang bisa diungkapkan kepada

pembaca dan siapa saja yang berkehendak untuk meneruskan belajar dari budaya

umat setempat dalam usaha pewartaan kabar gembira yang dibawa Yesus untuk

umat universal.

1. Dengan belajar dari budaya setempat, pewarta dapat mengetahui cara berfikir,

penggunaan dan pemaknaan bahasa, gambaran kehidupan dan pemaknaan akan

kehidupan dan laku peziarahan di dunia ini. Pemahaman akan guru hidup yang

bertolak dari tokoh setempatpun akan membantu umat untuk lebih cepat

menerima Yesus sebagai Guru Sejati dengan melihat kesamaan ajaran

Dewaruci dengan Yesus. Dewaruci sebagai tokoh lokal tetap mendapat tempat

dalam mewartakan Yesus. Seperti Yesus yang terus belajar dari umat yang

dihadapi, begitu juga pewarta iman jaman sekarang harus mampu menjadi guru

sejati yang mampu mengikuti hidup umat.

2. Hasil belajar menunjukkan bahwa ruang komunikasi yang telah diciptakan oleh

Gereja dalam dokumen GS mampu memberi ruang untuk mengangkat nilai-

nilai budaya setempat yang sejalan dengan ajaran Injil dalam berkatekese

maupun bentuk pewartaan yang lain.

3. Seperti yang tertulis dalam latar belakang bahwa inkulturasi telah membantu

umat paroki St. Ignatius Danan dalam memaknai kelahiran Yesus sebagai

Page 103: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

87

pembawa terang dan menyingkirkan kegelapan dunia, kiranya dalam

berkatekese yang telah dan akan digeluti oleh para katekis mampu menggali

budaya setempat dalam karya katekesenya. Hal ini selain membantu dalam

pemahaman juga memberikan penghargaan dan usaha melestarikan budaya

setempat. Gereja hadir bersifat universal dan tidak membawa satu budaya saja.

4. Dari kesamaan akan makna keselamatan dalam ajaran dewaruci dan Yesus,

penulis dapat mengatakan bahwa kedekatan dan kesatuan relasi dengan Guru

Sejati dapat menjadi jalan untuk dapat bersatu dengan Allah sampai pada

manunggaling kawula Gusti. Selain inisiatif Allah yang mengasihi umat juga

perlu berusaha untuk sampai pada sumber keselamatan itu sendiri dengan

ngelmu pada Guru Sejati. Semakin kita mengenal diri sendirimanusia akan

semakin dekat dengan Allah karena hanya dalam keadaan suci dan murnilah

manusia dapat bersatu dengan Allah. manusia perlu selalu mawas diri.

5. Sebagai kaum muda yang dididik untuk menjadi pewarta iman (guru agama),

hendaknya tetap harus terus belajar untuk menemukan cara-cara yang tepat

untuk berkarya. Seperti Yesus dan Dewaruci yang begitu dekat dengan para

murid, begitu juga kita harus mampu mengenal dan memperhatikan

perkembangan iman maupun permasalahan yang sesama sedang alami.

Sehingga pewartaan yang kita bawa bukan menjadi sesuatu yang asing bagi

umat namun menjadi jalan menemukan hidupnya. Pewarta harus mempu

mengikuti perkembangan iman umat seperti Yesus dan Dewaruci yang sangat

memperhatikan muridnya.

Page 104: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

88

DAFTAR PUSTAKA

Adhikara, S.P. (1984). Unio Mystica, Bima: Analisis Cerita Bimasuci: Jasadipoera

I. Bandung: ITB. (1986). Analisis “Serat Bima Suci”. Yogyakarta. Ali, Mohamad. (1961). Riwayat Guru. Bandung: Balai Pendidikan Guru. Aryandini, Woro. (1996). Citra Bima Sepanjang Masa. Jakarta. Banawiratma.JB. (1977). Yesus Sang Guru, Pertemuan Kejawen Dengan Injil.

Yogyakarta: Kanisius. Riyanto, Yohanes. (2007). Paham Air Hidup dan Makna Keselamatan:

Perjumpaan Antara Kisah Dewaruci dan Kisah Perempuan Samaria. Yogyakarta.

Hadiwijoyo, Harun. (1971). Agama Hindu dan Agama Budha. Jakarta: Badan Penerbit Kristen.

Wibisono, Singgih. (1996). Bima. Jakarta Sugino. (1991). Bapa Rohani Dalam Tradisi Kristiani Timur. Jakarta Alcyone. (1990). Yesus Sang Guru. Bandung. Warsito, S. (1987). Tokoh Bima Dalam Masyarakat, Sastra Dan Budaya Jawa.

Yogyakarta. Pratikta, Herman. (1987). Bima Sena Satu-satunya Satria Yang Dapat Manunggal

Dengan Hidupnya. Gatra. Tanaya, R. (1979). Bima Suci. Jakarta. Pranaka, A.M.W. (1988). Kasunyatan, Sangkan Paran, Kasampurnan. Yogyakarta. Hueken, Adolf. (1976). Jesus Dari Nazaret. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. Jakobs, Tom. SJ. (2004). Arti Keselamatan Sekarang. Yogyakarta. Price, J.M. (1968). Yesus Guru Agung. Bandung: Lembaga Literatur Baptis. Giyanto, Agustinus. (1981). Perbuatan Baik Dan Keselamatan. Yogyakarta. Cabang Bagian Bahasa Jawatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Pengajaran

Dan Kebudayaan. (1958). Kitab Dewarutji Berisikan Tjeritera: Bima berguru Kepada Pendeta Drona, Tjeritera mengandung keagamaan dan Kefilsafatan. Yogyakarta: Cabang Bagian Bahasa Jawatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Pengajaran Dan Kebudayaan.

Clark, Dennis. E. (1977). Kehidupan dan Ajaran YESUS SANG MESIAS. Surabaya: YAKIN (Yayasan Penerbitan Kristen Injil).

Darminta, J. SJ. (2006). Praksis Bimbingan Rohani. Yogyakarta: Kanisius. (1996). Yesus Mendidik Para Murid. Yogyakarta: Kanisius. (1996). Yesus, Mistikus, dan nabi. Yogyakarta: Kanisius. Fuellenta, John. Svd. (1999). Kerajaan Allah Pesan Inti Ajaran Yesus bagi Dunia

Modern. Ende: Nusa Indah. Julaman, Yohn. (1986). Mawas diri, Apa dan Bagaimana. Koesmo. FX. (1989). Bima – Sena: Penganut eksistensialisme Religius. Semarang:

Seri Pustaka Kuntara. Konferensi Wali Gereja Indonesia. (1996a). Iman Katolik: Buku Informasi dan

Referensi. Yogyakarta: Kanisius

Page 105: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

89

Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Obor (Dokumen asli diterbitkan tahun 1965)

Leks, Steafan. (1987). Percakapan Tentang Mengikuti Yesus (Berdasarkan Alkitab). Yogyakarta: Kanisius.

Mulyono, Sri. (1978). Wayang, Asal-usul, Filsafat dan Masa Depannya. Jakarta: Gunung Agung.

(1978). Mistik Jawa dan Suluk Bimasuci. Murtiyasa Bambang. (1996). Berkenalan Dengan Tokoh Bima. Jakarta. Pereiro, Rufus. (2002). YESUS KRISTUS KINI Guru, penyelamat, Tuhan dan

Temanku. Jakarta: Obor. Poernomo, R.P. (1986). Mawas Diri dan Mengenal Diri Sendiri. Pujangga Surakarta. (1996). Serat Dewaruci, Kidung dari Bentuk Kakawin.

Semarang: Dahara Price. Sastraamidjojo, Seno. (1964). Renungan Tentang Pertundjukan Wayang Kulit.

Jakarta: Kinta Jakarta. Siswoharsojo. (1960). Serat Dewaruci – Bimapaksa (warangka manjing tjuriga,

tjuriga manjing warangka). Yogyakarta. VCD pertunjukan wayang kulit oleh Ki Manteb Sudarsono dalam lakon “Bimasuci”

Page 106: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis

90

Page 107: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis
Page 108: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis
Page 109: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis
Page 110: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis
Page 111: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis
Page 112: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis
Page 113: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis
Page 114: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis
Page 115: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis
Page 116: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis
Page 117: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis
Page 118: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis
Page 119: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis
Page 120: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis
Page 121: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis
Page 122: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis
Page 123: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis
Page 124: BELAJAR DARI SERAT DEWARUCI: MENEMUKAN DAN … · Karno, kekasihku, sahabat-sahabat. Orang-orang yang sangat luar biasa dan selalu memberikan dukungan dan cintanya sehingga penulis