mengukur citra lewat opini publik.doc
TRANSCRIPT
Modul 14 Mengukur citra melalui opini public 2008 – revisi 2 1
POKOK BAHASAN :
MENGUKUR CITRA LEWAT OPINI PUBLIK
DESKRIPSI : Modul 14 membicarakan manfaat membentuk citra baru,
mempertahankannya, memperbaikinya citra terpuruk serta
menguatkan citra karena berhadapan dengan pesaing.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:
Setelah mempelajari dan memahami modul 14, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pembentukan citra baru, dan mempertahankan citra yang
sudah terbangun,
2. Menjelaskan citra yang terpuruk dan menguatkan citra karena kekuatan
pesaing.
Tugas opini publik membicarakan institusi atau kelembagaan, atau
organisasi dalam modul ini hanya berkaitan dengan apa yang dihasilkan institusi,
organisasi atau perusahaan itu berupa produksi atau jasa. Kemudian kita bertanya,
siapa saja yang berperan atau yang dapat mengendalikan, seandainya institusi atau
perusahaan dan produk atau jasa yang dihasilkannya mendapat sorotan negatif dari
masyarakat atau khalayak?
Di setiap institusi atau perusahaan terdapat bagian yang melayani dan
menjelaskan sesuatu yang dihadapi oleh sebuah institusi atau perusahaan, mereka
itu disebut PR (Public Relations) atau Humas dan bagian Marketing (=pemasaran)
Mereka ini menjadi penghubung antara institusi atau perusahaan dan khalayak atau
publik Penjelasan ini biasanya melalui media massa (surat kabar-radio-televisi)
yang khusus diundang oleh PR, yang didampingi oleh bagian Pemasaran untuk
Pusat Pengembangan Bahan Ajar – UMB | Dra Helena Olii, MM Opinion Publik
MODUL 14
OPINI PUBLIK
Dra Helena Olii, MM
Modul 14 Mengukur citra melalui opini public 2008 – revisi 2 2
memperjelas apa yang telah dimuat atau dipublikasikan oleh media massa kepada
khalayak/publik. Mereka itu ialah bertugas sebagai “wartawan, atau jurnalis atau
reporter”. Perubahan sikap khalayak/publik ini terhadap hasil produk dari
perusahaan itu berasal dari petugas media massa yang terbaca, melalui surat
kabar, mendengar radio dan menonton televisi. Dengan harapan penjelasan pesan-
pesan oleh Humas tersebut akan dapat mengubah citra publik terhadap institusi
atau perusahaan. Yang dipublikasikan oleh media.
14. 1 Membentuk Citra Baru.
Bagaimana peranan seorang PR dan Marketing dalam usaha membentuk
citra baru? Kalau institusi atau organisasi baru yang belum banyak diketahui publik
keberadaannya, tugas Humaslah yang akan memperkenalkan. Publikasinya melalui
selebaran (news-release) atau brosur-brosur, melalui iklan suratkabar, radio dan
televisi. Pembentukan citra baru berlaku juga bagi perusahaan yang sedang
memperkenalkan atau memasarkan produk baru.
Upaya memperkenalkan diri kepada khalayak merupakan strategi
komunikasi yang mutlak dilakukan. Memperoleh pengikut bukanlah persoalan yang
mudah, sebab dewasa ini orang menyamakan dirinya dengan orang lain atau pihak
lain tidak semata-mata mengikuti aspek “kebutuhan nyata”, tetapi lebih berperan
dalam keputusannya adalah “rasa membutuhkan”
Mungkin dalam kenyataannya mereka membutuhkan produk itu tetapi kalau
tidak ada rasa membutuhkan, mereka tidak akan mendekatinya. Tugas penting dari
organisasi atau perusahaan ini ialah bagaimana merumuskan nilai-nilai penting
yang bisa mendekatkan, produk dan institusinya atau perusahaannya kepada
segmen pasar. Membentuk citra baru lebih mudah dilakukan bagi produk-produk
baru yang sebelumnya tidak dikenal masyarakat luas. Apalagi produk baru itu tidak
mempunyai pesaing yang berarti. Tugas komunikasi hanyalah bagaimana
menciptakan aktivitas komunikasi secara teratur, berkesinambungan, dan
menggandakan pemakaian saluran komunikasi yang digunakan. Dalam kaitan,
tugas komunikasi bagaimana agar pengetahuan baru ini berterima?
James Lull, menganjurkan untuk membentuk citra baru itu lebih baik menggunakan
media televisi. Mengutip George Gerbner dan Larry Gross, televisi merupakan alat
Pusat Pengembangan Bahan Ajar – UMB | Dra Helena Olii, MM Opinion Publik
Modul 14 Mengukur citra melalui opini public 2008 – revisi 2 3
yang mapan dan berfungsi menyampaikan dan mempertahankan, bukan
mengubah, mengancam atau melemahkan keyakinan..
Upaya lain dalam membangun citra baru:
1. Menjalin kerja sama dengan tokoh-tokoh masyarakat yang menjadi panutan
sosial
2. Mengadakan aktivitas bersama dengan institusi lain yang mempunyai
reputasi baik, sehingga menciptakan kesan seolah-olah ada kesejajaran
dengan institusi atau perusahaan tersebut.
14. 2 Mempertahankan Citra yang Sudah Terbangun.
Dalam hal mempertahankan citra, lebih sulit daripada membangun citra.
Mengapa? Karena citra sudah terbangun, biasanya akan mengundang pesaing
berkompetisi. Pada saat muncullah ujian, mempertahankan citra yang sudah mapan
dengan kerja pola yang lama, dan sudah terbentuk pengikut yang setia/fanatik.
Ketika memutuskan untuk mengubah citra, risikonya harus membangun startegi
komunikasi dari awal lagi yang berarti membutuhkan dana/cost tambahan yang
tidak sedikit.
Dalam mempertahankan citra, yang perlu diperhatikan bagaimana
menyusun pesan, tidak terkesan ambisius, mengundang konflik (mencari musuh).
James Lull menyatakan agar dipertimbangkan unsur budaya. Lull mengambil
contoh “suasana nasional” di Amerika Serikat sesuai perang Teluk menggambarkan
dengan jelas bagaimana struktur nilai yang berdasarkan pada budaya dapat
digunakan untuk menjual produk.
Bagaimana di Indonesia? Misal, bagaimana PT Unilever mempertahankan
citra terhadap “pasta gigi pepsodent” terhadap keberadaannya, di tengah-tengah
pesaing, dengan berbagai merek dan rasa. Produk-produk baru itu menjanjikan, dan
menjamin gigi akan kuat, cemerlang, disertai tambahan beberapa bahan baku, yang
dikenal banyak orang dan lazim digunakan dalam produk makanan. Perusahaan
penghasil “pepsodent” ini tetap menggunakan merek tersebut, menambah
kemasan dengan menjanjikan kecemerlangan gigi, dan kekuatannya disertai
gambar dari bahan baku yang disertai dalam “pasta gigi” tersebut. Hal itu juga
berlaku bagi produk sabun mandi dengan berbagai kemasan, pemakaian bahan
baku sama dengan sabun produk lain, juga diperhatikan warna dan aromanya.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar – UMB | Dra Helena Olii, MM Opinion Publik
Modul 14 Mengukur citra melalui opini public 2008 – revisi 2 4
14. 3 Memperbaiki Citra yang Terpuruk
Apakah yang bisa dilakukan ketika opini publik sedang buruk, artinya citra
sedang terpuruk? Hampir-hampir tidak ada yang bisa dilakukan, karena ketidak
kepercayaan publik terhadap kita membuat publik menuntut kita tidak melakukan
apapun. Setiap tindakan yang dilakukan tidak akan mengundang simpati, malah
sebaliknya yaitu mengundang antipati.
Dalam situasi Citra terpuruk, pembelaan diri tidak ada gunanya. Meskipun
menggunakan format bahasa yang halus, argumentasi yang kuat, bahkan data
pendukung sekalipun.
Prasangka negatif publik, tidak bisa memaksakan diri mengatakan warna yang
sebenarnya, karena memang mereka tidak dapat lagi membedakan warna satu
sama lain.
Diam adalah emas (the silent is gold) adalah tindakan yang paling tepat,
untuk ditempuh perusahaan atau institut tersebut. Minimal membiarkan opini publik
menurunkan tensinya, karena publik mempunyai titik kejenuhan dalam mengikuti
opini publik tertentu. Ketika publik sudah jenuh, bahkan sudah melupakan dan
beralih kepada opini publik lain, barulah strategi berkomunikasi dengan publik mulai
disusun.
Langkah-langkah yang ditempuh misalnya:
1. Penggolongan posisi individu dalam kelompok, ada yang disebut anggota
internal (members group) dan individu yang merupakan anggota lain, tetapi
sering menjadi panutan (references group). Biasanya references group lebih
dipercaya, karena itu dalam opini publik terpuruk, mereka digunakan atau
diminta berbicara.
2. Strategi lain. Memilih fokus kegiatan yang bersifat “kemanusiaan (=
humanities) Misalnya, kegiatan amal sosial. Menyantuni anak yatim,
program penghijauan, dan sebagainya.
14. 4 Menguatkan Citra karena Kekuatan Pesaing.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar – UMB | Dra Helena Olii, MM Opinion Publik
Modul 14 Mengukur citra melalui opini public 2008 – revisi 2 5
Citra ternyata bisa juga menurunkan popularitas, karena kuatnya citra
pesaing yang mengganggu dukungan publik kepadanya. Situasi semacam ini dapat
merugikan organisasi. emosional, dan semakin merusak citra. Respon emosional
makin memperparah citra.
Sebagai ilustrasi:
Persaingan bisnis pers setelah reformasi menjadi sangat ketat, sementara
daya beli dan minat baca masyarakat masih lemah. Pers lokal sukar
menembus pasar yang didominasi oleh pers pusat yang menggunakan
fasilitas tekhnologi yang canggih. Ada kecenderungan pers lokal memboikot
surat kabar dari pusat, dengan memborong dan baru dikeluarkan pada sore
hari, dengan alasan terlambat, sebagai jawaban bagi pelanggan.
Cara ini kadang menghancurkan pesaing, dengan merusak merek dagang
melalui iklan yang memperburuk usaha lawan. Masyarakat kita tidak senang apabila
menjelek-jelekan lawan, bisa jadi berbalik menyerang diri kita sendiri.
Mempromosikan diri secara tidak jujur dan sengaja mengelabui khalayak, sama
saja tindakan itu bunuh diri. David Ogilvy seperti yang dikutip A.Sony Keraf
(Panuju, 2002) memberi nasehat sebagai berikut:
Kalau Anda mengatakan kebohongan tentang sesuatu produk, Anda akan
diketahui, mungkin pemerintah yang akan membantu Anda menghadapi
pesaing. Citra ini akan mengesankan dan memberi “nilai lebih” Anda
dibandingkan dengan yang lain
14. 5 Menguatkan atau mempertahankan Citra ketika
Berada di Puncak.
Keberhasilan komunikasi dapat meningkatkan penjualan, jadi keberhasilan
penjualan ini tidak selamanya identik dengan citra yang menguntungkan. Walaupun
dampak komunikasi dalam hal ini terbatas. Kekuatan persuasif opini publik bisa
menimbulkan perilaku pasar yang sulit dinalar oleh akal sehat.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar – UMB | Dra Helena Olii, MM Opinion Publik
Modul 14 Mengukur citra melalui opini public 2008 – revisi 2 6
Misalnya : Ketika Kiplik yang bermain dalam sinetron “Kiamat sudah dekat” menyisir
rambutnya seperti bulu landak, maka hampir semua anak seusianya
meniru gaya rambut bahkan tingkah lakunya, dan merupakan kepuasan
yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
Gejala ini mirip yang dilukiskan oleh Andersen & Meyer sebagai apa yang disebut
decision making in an irrational market.
Ketika popularitas menurun maka ikut menurun pula gairah mengikutnya, karena
popularitas menentukan kepuasan.
Konsumen yang sementara tidak bisa diandalkan untuk hubungan jangka panjang.
Citra seperti apa yang kuat merupakan modal jangka panjang.
o Seluruh informasi yang keluar sebaiknya ditinjau supaya dikenal,
agar konsumen mengetahui dengan baik produk tersebut;
o Konsumen memutuskan untuk membeli produk itu atas kesadaran
yang mendalam;
o Ketika citra berada diatas, “bahan dasar” untuk menciptakan citra
supaya diteliti;
o Kalau citra bisa permanent, supaya konsumen diingatkan bahwa
keberadaan sangat dihargai.
Pertanyaan latihan.
Setelah mempelajari modul 14 mengenai “Mengukur Citra Lewat Opini
Publik”, maka jawablah pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa yang harus Anda lakukan untuk organisasi atau perusahaan baru
tempat Anda bekerja supaya diketahui khalayak?
2. Dapatkah Anda meyakinkan khalayak terhadap produk baru? Jelaskan!
3. Bagi produk baru, walaupun secara nyata diperlukan, tetapi konsumen
enggan mendekatinya. Bagaimana Anda menciptakan “rasa membutuhkan”
terhadap konsumen?
4. Langkah-langkah apa yang Anda gunakan untuk mempertahankan cara
yang sudah terbangun? Berikan contoh!
5. Tindakan Anda menghadapi dunia yang penuh dengan persaingan. Apakah
Anda memuji organisasi atau lembaga Anda atau menjelekkan lembaga
orang lain bahkan produk mereka?
6. Mengapa “the silent is gold” yang Anda pilih pada saat posisinya pada citra
terpuruk?
Pusat Pengembangan Bahan Ajar – UMB | Dra Helena Olii, MM Opinion Publik
Modul 14 Mengukur citra melalui opini public 2008 – revisi 2 7
7. Mengapa kalau mempertahankan citra, konsumen selalu diberikan
informasi?
Contoh kasus.
1. Perusahaan-perusahaan besar yang memproduksi bahan-bahan untuk
kepentingan orang banyak, bahkan khalayak enggan mengganti salah
satu produk yang sudah menjadi langganannya. Namun para pengusaha
tersebut berupaya tetap mempertahankan produk-produknya ditengah-
tengah para pesaing dengan produk yang sama dengan gencar
memasuki pasar. Mereka mempelajari produk baru dengan penonjolan
iklan yang banyak menjanjikan, mengubah kemasan dengan beragam
variasi.
2. Aparat penegak hukum banyak mendapat sorotan negatif dari khalayak
adalah oknum polisi. Dia alam reformasi ini, peranan kepolisian dalam
upaya pelayanan dapat dikatakan “terpuji”. Namun, mengapa oknum
kepolisian masih juga kurang mendapat kepercayaan atas kerjanya.
Dengan demikian apa yang harus dilakukan oleh kepolisian menghadapi
dugaan tersebut? Cara yang terpuruk ini sebaiknya kepolisian
menempuh “diam itu emas” (the silent is gold) Ada masa jenuh karena
akan bermunculan opini public lain, sehingga masalah kepolisian
terlupakan. Kalau demikian apa yang harus di lakukan mereka untuk
menghindari atau mengurangi dugaan negatif tersebut.
3. Stasiun radio yang terbesar di Indonesia sama dengan saat Indonesia
merebut kemerdekaannya dari penjajah. Stasiun tersebut menjadi pusat
informasi yang terpercaya selama hampir 35 tahun mengudara.
Masalah yang dapat diketahui, program-program dengan pola pikir yang
lama, melangkah setapak menyesuaikan dengan kemajuan termasuk
perkembangan tekhnologi, belum dijalankan secara sempurna. Masalah
yang tidak di tolerir lagi, stasiun tersebut menjadi corong sebuah
kekuasaan, dengan melibatkan karyawan terbelenggu tanpa bebas
mengeluarkan pendapat (UUD 1945 pasal 28). Kehadiran stasiun-
stasiun pesaing bermunculan, semua pendengar beralih perhatiannya
kepada stasiun-stasiun yang menyajikan kemasan-kemasan yang
menarik. Stasiun yang satu ini secara perlahan ditinggalkan pendengar.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar – UMB | Dra Helena Olii, MM Opinion Publik
Modul 14 Mengukur citra melalui opini public 2008 – revisi 2 8
Di alam reformasi dan demokrasi yang berarti ada terselip rasa
kebebasan, terutama kebebasan memperbaiki citra yang terpuruk.
Berbagai cara digunakan, mendudukan kembali bahwa stasiun satu ini
kembali melayani masyarakat pendengar dengan berbagai krativitas
para pengelolanya. Apa Anda sependapat, yang mana lagi perlu
disempurnakan.
Tugas dan pelatihan
Secara berkelompok membuat resume dari pelajaran yang dipelajari dan masing-
masing kelompok mengemukakan pendapatnya.
Daftar bacaan.
Panuju, Redi (2001), Relasi Kuasa Negara Media Massa dan Publik, Yogyakarta,
Pustaka Pelajar.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar – UMB | Dra Helena Olii, MM Opinion Publik