opini mahasiswa
DESCRIPTION
Tulian ini berisikan sejarah dan struktur organisasi PGRITRANSCRIPT
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Tugas Karya Tulis Dan Jawaban Soal –Soal
BAB I Peran Penting Guru Anggota PGRI dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
BAB II Guru Menjalankan Sikap Profesionalisme Sesuai Sifat PGRI
BAB III PGRI dan Dinamikanya pada Masa Reformasi
BAB IV Meningkatkan Konsolidasi PGRI Melalui Forum Organisasi PGRI
BAB V PGRI Berjuang Meningkatkan Profesionalisme Guru
BAB VI Profesionalisme Guru Penentu dalam Penigkatan Mutu
Pendidikan
BAB VII PGRI Sebagai Serikat Pekerja Dapat Mempercepat
Kesejahteraan Anggota
BAB VIII Program PGRI untuk Meningkatkan Pemerataan Pendidikan
BAB IX Tanggung Jawab Pgri Dalam Membangun Pendidikan Yang
Lebih Baik
BAB X Kompetensi Guru Peletak Dasar Kemajuan Pendidikan
BAB XI Persiapan Jadi Guru Profesional di LPTK
Purwanto, Ngalim. M . 1984. Administrasi Pendidikan Jakarta. Mutiara.
Musaheri. 2007 Pengantar Pendidikan Jogjakarta. IRCISOD.
.2007 . ke PGRI an. Jogjakarta. Diva press
Tilaar , H .A. R. 2001 Menejemen Pendidikan Nasional. Bandung
PT Remaja Rosdakarya
. .2003. Kekuasaan Dan Pendiikan Tinjauan Dari Perspektif
Studi Kultura. Magelang: indonesia tera
Bafal, ibrahim. 2003. Peningkatan Profesional Guru Sekolah Dasar.
Jakarta. PT Bumi Aksara.
Moh Uzer Usman .1995. Menjadi Guru Profesional.. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya
Sid, Indra DJati. 2002 Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta: Paramadina
Undang – Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta .
Makalah PGRI
BAB I
Peran Penting Guru Anggota PGRI dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Kemajuan dunia pendidikan di tentukan oleh segenap pemangku pendidikan.
Pendidiakan bukan urusan semata belaka melainkan semua pihak harus peduli, ada
kesadaran dari partisipasi dan akhirnya ada tangung jawab dari semua pihak untuk
membangun dunia pendidikan berkualitas ( Musaheri : 2007)
Dalam membangun dunia pendidikan dewasa ini, memerlukan berbagai
elemen yang mendukungnya. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting
dan sangat diperlukan dalam era globalisasi saat ini. Dengan adanya pendidikan
yang baik dan benar, secara langsung kita telah mempersiapkan generasi masa
depan yang yang cemerlang dan kehidupan yang layak.
Dalam pendidikan, yang paling ditekankan adalah prosesnya, karena
pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang
berlangsung dari diri peserta didik karena itu pendidikan sangat menekankan pada
proses, maka sebagai pendidik kita harus mengetahui bahwa tumpuan utama
pendidikan ada pada pendidikan dan peserta didik.
Pendidikan merupakan proses pendewasaan bagi anak didik dan sebagai
media pengembangan segenap potensi yang dimiliki sehingga pada akhirnya anak
didik mampu mewujudkan cita-cita yang diinginkan. Dalam proses pendidikan
Peserta didik sangat memerlukan pertolongan dari seorang guru dalam bentuk
bimbingan, pembalajaran atau pelatihan supaya rohaninya (fikir, rasa, karsa, cipta
dan budi nurani) berkembang dan jasmaninya (fisik dan panca indra) tumbuh sehat.
Disitulah urgensi keberadaan guru sangat dipentingkan.
Kunci sukses pembelajaran adalah dengan menempatkan peserta didik
sebagai subjek, bukan objek pembelajaran. Pembelajaran bisa efektif bila
menempatkan peserta didik sebagai pusat kegiatannya. Sedangkan guru
menghargai dan menghormati masing-masing pribadi peserta didik, keunikan,
kemampuan dan potensi belajar mereka. Penerimaan apa adanya akan
menciptakan suasana yang merdeka dan nyaman, sehingga dapat membangun
relasi pribadi dengan guru dan temannya secara bebas dan terbuka. Mereka akan
selalu jujur mengekspresikan apa yang dirasakan di dalam hati dan mengutarakan
gagasan yang ada dalam pikirannya. Yang pada akhirnya proses pembelajaran
betul-betul mampu mengejawantahkan tujuan hakiki dari pendidikan yakni
memanusiakan manusia. Atau dalam bahasa yang berbeda bisa membentuk
manusia seutuhnya.
Guru harus mampu dan memiliki kepekaan menangkap kata-kata dan
bagaimana cara mengatakannya sehingga mudah dimengerti oleh peserta didik.
Disinilah diperlukan kreatifitas dan kemampuan agar betul-betul bisa berbuat sesuai
kebutuhan anak didik. Akan menjadi mala petaka pendidikan jika tuntutan tersebut
tidak bisa dipenuhi oleh seorang guru. Dan dengan sendirinya apa yang menjadi
pesan yang harus disampaikan oleh guru tidak tersampaikan.
Dalam hal ini Guru tidak sekedar mendengarkan kata-kata yang terucap,
tetapi juga yang secara non verbal maksudnya ketika mendengarkan sikap guru
tidak mengadili, namun sungguh menempatkan diri sebagai pendengar yang baik.
Guru juga harus melaksanakan 4 kompetensinya diantaranya kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial dan professional.
Guru sebagai tenaga inti kependidikan memiliki tanggung jawab untuk
mengembangkan potensi peserta didik secara maksimal dan membangun
pertumbuhan yang dapat menunjang perkembangan peserta didik. Dengan
demikian, guru harus memiliki modal dasar penting dalam mengarahkan peserta
didik untuk mencapai yang diharapkan baik perkembangan ranah afektif, kognetif
dan psikomotoriknya..
Dalam upaya mewujudkan hal tersebutlah peranan PGRI sebagai organisasi
yang menghimpun para guru diperlukan. PGRI dituntut bisa mengikuti perkembagan
terbaru dalam pendidikan. Sehingga dengan demikian PGRI lebih mudah untuk
melahirkan program-program yang sesuai dengan tuntutan masa kini. Yakni tuntutan
pendidikan di bawah gebrakan globalisasi dengan segala dinamikanya.
Artinya dalam konteks kekinian PGRI dituntut mampu menyusun program-program
yang dapat membantu meningkatkan kemampuan guru dalam segala aspek. Mulai
dari kamampuan secara intelektual maupun kamampuan-kemampuan yang lain
yang bisa menambah kecakapan guru. Sebab dengan demikian sebagai organisasi
guru, PGRI akan mampu mambantu meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.
Hal ini merupakan tugas penting PGRI sebagai organisasi guru dalam menyiapkan
guru-guru masa depan. Yakni guru yang betul-betul mampu menjadi tumpuan dalam
proses pembelajaran. Sebab masih diyakini bahwa proses pendidikan sangat
ditentukan oleh keberadaan seorang guru. Maka dalam melakukan proses tersebut
profesionalisme seorang guru menjadi prasyarat wajib menuju pendidikan yang
bermutu, pendidikan yang berkualitas. Yang pada akhirnya juga akan mampu
menyiapkan kader-kader yang berkualitas dan siap berdialektika dengan segala
tuntutan keadaan baik yang dihadapi maupun akan diihadapi..
1. Manfaat dan keuntungan dengan keterlibatan masyarakat profesi dalam
pendidikan?
- dalam meningkatkan kualitas dunia pendidikan tentunya memerlukan adanya
dukungan dari berbagai pihak salah satunya adalah masyarakat profesi yang
bergerak dan intent dalam dunia pendidikan. Salah satu elemen dari
masyarakat profesi adalah oganisasi profesi yakni PGRI (persatuan guru
republik indonesia) yang mempunyai peran strategis dalam meningkatkan
mutu pendidikan dengan fokus perhatian pada peningkatan profesionalisme
guru disertai kesejahteraan yang ada melalui bimbingan, pelatihan dan
pengembangan mutu. Dengan terciptanya profesionalitas pada guru maka
sudah dipastikan guru tersebut mempunyai kompetensi dan kredibilitas tinggi
dalam meningkatkan mutu pendidikan saat ini. Karena bagaimanapun guru
merupakan salah satu ujung tombak dari dunia pendidikan. Selain dari pada
itu :
- proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar
- pembangunan nasional akan segera tercapai / terlaksana
- akan tercipta suasana baru yang lebih berkreasi dan mengedepankan
kehidupan yang cara berfikirnya masih lawas.
2. kerugian dan dampak yang ditimbulkan dengan tidak adanya keterlibatan
masyarakat profesi dalam pendidikan?
- masyarakat Indonesia tidak akan pernah maju karena mudah terpengaruh oleh
hal-hal yang berbau negatif terutama masalah moral yang semakin hari moral
masyarakat Indonesia sangatlah memprihatinkan.
- Pergaulan bebas, yang saat ini sudah menjadi lumrah bagi masyarakat
Indonesia bukan hanya bagi anak-anak remaja tetapi bagi orang-orang yang
sebenarnya sudah tidak lazim lagi (orang yang lebih tua dari kita) mereka
tidak pernah berfikir apakah yang mereka lakukan sudah benar/ sangatlah
pantas untuk dilakukan, ini sangat berpengaruh sekali terhadap terhadap
generasi penerus bangsa yang juga bisa menghambat terlaksananya
pembangunan nasional.
- Menurunnya minat / keinginan untuk menuntut ilmu, yang sangat menunjang
masa depan kita dan sangat berpengaruh terhadap berkembangnya bangsa
Indonesia.
3. manfaat yang bisa dipetik jika guru dan calon guru menguasai dan mendalami
pengetahuan ke-PGRI-an?
- mengetahui sejarah dan kiprah PGRI
- mengetahui struktur dan gambaran besar mengenai organisasi pgri
- sebagai langkah awal dalam mengevaluasi diri akan kekurangan pada dirinya
- sebagau bekal awal dalam meningkatkan kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru.
- Sebagai wadah / tempat menuangkan ide – ide kreatif
- pembangunan nasional akan segera terlaksana / tercapai.
- Proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancer karena kedua belah pihak
sudah memahami dan mengerti tentang materi yang akan disampaikan.
- Tidak akan ada kebodohan yang merajalela dinegara kita, karena semuanya
sudah cerdas, jadi tidak mudah dibohongi oleh orang lain.
4. kegunaan dari keterlibatan guru jika menjadi anggota PGRI serta kaitannya
dengan 4 kompetensi guru?
- dapat menciptakan PGRI yang fungsional terutama terhadap tuntutan
perubahan dan dapat menjawab tantangan yang dihadapi oleh guru yang
pada gilirannya PGRI menjadi organisasi yang dibutuhkan guru dan tenaga
kependidikan lainnya serta berwibawa dan disegani bagi organisasi lain yang
peduli untuk kemajuan pendidikan.
- Membantu guru dalam kesulitan dalam banyak hal, mulai memperjuangkan
kesejahteraan dan juga meningkatkan kemampuan melalui program yang ada
-
BAB II
Guru Menjalankan Sikap Profesionalisme Sesuai Sifat PGRI
Kompleksitas permasalahan pendidikan membuat segenap pelaku pendidiikan
bekerja ekstra dan saling berkompetisi dalam memberikan kontribusinya terhadap
pendidikan sebagai bentuk pengabdiannya dalam menentukan arah pendidikan
kedepan. Dedikasi, krtedibilitas, komitmen dan kompetensi serta sikap
profesionalisme dibutuhkan dalam memperbaiki, mengembangkan dan
meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam sebuah proses pendidikan, guru menjadi penentu keberhasilan.
Keberadaan guru akan sangat penting untuk memberikan perbaikan, khususnya
dalam proses pembelajaran. Dari situlah kemudian profesionalisme menjadi wajib
dimiliki oleh seorang guru dalam mengemban amanah mulia tersebut. Sebab hanya
dengan demikian, proses pendidikan akan mencapai cita-cita luhur yang memang
menjadi keinginan para pendahulunya. Sikap profesionalisme seorang guru tidak
hanya diperlukan di lingkup persekolahan di perlukan dalam kehidupan berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat. Serta sebagai bentuk unjuk prestasi baik di tingkat
regional, nasional maupun internasional.
Organisasi PGRI merupakan wadah tempat berhimpunnya segenap guru dan
tenaga kepandidikan lainnya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan
organisasi ketenagakerjaan yang berdasarkan asas pancasila/ manipol.
PGRI sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi
ketenagakerjaan adalah bersifat unitaristik tanpa memandang perbedaan ijazah,
tempat kerja, kedudukan, suku, agama dan asal usul. Disamping itu PGRI juga
bersifat independen dan tidak berplitik praktis yang bisa menghancurkan organisasi.
berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki PGRI tersebut sehingga sangtlah patut
seorang guru sebagaii ujung tombank dari aktifitas pendidikan diharapkan bahkan
harus mampu menjalankan atau bersikap profesional sesuai dengan sifat yang
dimiliki oleh PGRI itu sendiri dalam meningkatkan mutu pendidikan persekolahan.
Guru merupakan profesi bidang pendidikan. Suatu profesi memiliki ciri
spesifik. Menurut surya (1999) mengidentifikasikan karakteristik guru professional
tinjau dari sudut pandang siswa, orang tua serta ditinjau dari sudut pandang
pemerintah, masyarakat dan budaya. Dari sudut pandang siswa guru profesional
adalah guru berkualitas yang memiliki penampilan sedemikian rupa sebagai sumber
motivasi dan inspirasi belajar yang menyenangkan bagi anak didiknya sehingga
tercipta kretifitas. Pada umumnya siswa mengharapkan guru memiliki sifat-sifat yang
ideal sebagai sumber keteladanan, bersikap murah dan penuh kasih sayang,
penyabar, mengeuasai berbagai model pembelajaran sehingga proses belajar tidak
menjenuhkan dan siswa tidak merasa bosan karena kekayaan metode yang dimiliki
sang guru.
Dari sudut pandang orang tua siswa guru profesional adalah pribadi yang
diharapkan dapat menjadi mitra pendidikan bagi anak-anak yang akan dididik. Orang
tua berharap agar guru dapat menggantikan peran orang tua di sekolah sehingga
dapat melengkapi, menambah, memperbaiki pola-pola pendidikan di dalam
keluarga. Itulah sebuah harapan besar yang dimiliki oleh orang tua anak didik
terhadap guru. Dan dengan demikian guru senantiasa akan mampu menjalankan
fungsinya sebagai mana mestinya. Oleh sebab itulah akan terjadi sinergisitas dan
simbiosis motualisme antara orang tua murid dengan guru. Yang itu semua akan
sangat membantu dalam proses pendidikan.
Dengan memandang posisinya sebagai tenaga utama dalam kependidikan,
dipundak gurulah peran sentral kemajuan pendidikan dipercayakan. Peran dan
tanggung jawab guru sangat vital dalam membawa peningkatan mutu pendidikan
dimana proses pembelajaran, didikan, bimbingan dan pelatihan yang diberikan guru
menjadi penentu dalam mengantar kesuksesan anak didik sebagai penerus masa
depan bangsa. dengan kata lain guru juga menjadi penentu terhadap kemajuan
bangsa.
jika dilihat dari pentingnya posisi guru dalam pendidikan.Dengan demikian,
maka jalan utama untuk mensukseskan pendidikan adalah peningkatkan kualitas
dan profesionalisme guru, hanya pada guru professional sebagai tenaga profesi
dalam bidang pendidikan yang dapat menjalankan tugasnya dalam membangun
mutu pendidikan .
sebagai bentuk intropeksi diri bagi seorang guru akan pertanyaan “ apakah
saya adalah guru profesional? “. Seorang guru harus memenuhi persyaratan
sebagai guru profesional. Kualifikasi kompetensi profesional guru (bidang tugas
profesi guru) dimulai dari memiliki pengetahuan, kecakapan, keterampilan dan sikap
yang mantap sehingga mampu mengelola proses belajar mengajar secara tepat.
Selain itu seorang guru juga harus memiliki pengetahuan, kecakapan, keterampilan
dan sikap pembaharuan, juga memiliki visi keguruan yang mantap dan luas
perspekifnya. Dengan demikian seorang guru akan mampu melakukan proses
pembelajaran dengan baik. Dan itu juga merupakan cita-cita yang dinginkan dalam
PGRI itu sendiri.
1. Alasan yang mendasari PGRI berupaya menjadi organisasi yang dinamis,
mandiri dan berwibawa yakni untuk menghadapi tantangan era
globalobalisasi serta ingin memperjuangkan hak guru untuk melaksanakan
kewajiban meningkatkan profesionalisme serta mengangkat harkat dan
martabat guru.
2. Kaitan misi nasional PGRI dan misi profesionalis PGRI keduanya saling
mendukung dan saling bnerkaitan yakni ingin mewujudkan guru profesionalis
dengan hak dan martabatnya yang tujuannya untuk mempertakankan,
mengisi dan mawujudkan cita-cita profesionelis sehingga guru terse but
mampu memberikan bahan ajar yang baik kepada peserta didik dan mampu
memilki 4 kompetensi yang harus dimilki oleh seorang guru atau pendidik.
3. Kaitannya dengan misi kesejahteraan PGRI adalah misi kesejahteraan PGRI
mamberikan dorongan dan berusaha meningkatkan kesejahtaraan guru
sebagai dasar awal memotifasi guru dalam menjalankan kipran secara
profesional tanggung jawab dan akhirnya maningkatkan kedudukannya,
wibawa, harkat dan martabat guru sebagai petugas PGRI dalam pendidikan.
4. Maksud dari misi jati diri PGRI diatas kaitannya dengan misi pembangunan
nasional PGRI adalah misi jati diri PGRI ingin mewujudkan dan
mensukseskan pembangunan nasional melalui aktif mambangun bangsa,
medan pengabdian PGRI dengan cara mempertinggi kasadaran, kamauan
dan mutu profesi guru dan demi meningkatkan kasehteraan guru anggota
PGRI.
BAB III
PGRI dan Dinamikanya pada Masa Reformasi
Mengawali kiprah yang ditandai adanya perubahan orde senantiasa
mewarnai iklim ditubuh PGRI. Pergantian orde dari orde baru menuju orde lama
terus berjalan ke era reformasi. Pergartian yang di tandai dengan lengsernya orang
nomor 1 di indonesia dan telah memegang kendali pemerintahan selama 32 tahun
yakni presiden soeharto atas dasar demokrasi merupakan suatu wujud ditandainya
orde yang penuh demokratis yakni era reformasi
Era reformasi merupakan suatu kurun waktu yang ditandai dengan berbagai
perubahan untuk membentuk suatu keseluruhan tatanan baru yang lebih baik. Era
reformasi ditandai dengan runtuhnya sebuah rezim orde baru yang otoriter. Yang
dengan sifat otoriternya maka sistem pemerintahannya sentralistik, termasuk juga
dalam bidang pendidikan yang sangat memusat. Setelah orde baru tumbang maka
perubahan menjadi pilihan pembangunan bangsa. Dan era perubahan itulah yang
dikenal era reformasi. Perubahan dalam reformasi dilakukan secara konsepsional
dan konstitusional dengan strategi dan program yang lebih efektif dalam suasana
madani.
Perjuangan PGRI pada masa reformasi ini meliputi bidang keorganisasian,
kesejehteraan, ketenagakerjaan, perundang-undangan, reformasi pendidikan
nasional serta kemitraan nasional dan interbasional. Pada masa sekarang ini masih
banyak pula pihak yang memandang PGRI hanya sebagai aspek tertentu yang
sempit dalam bentuk serpihan-serpihan yang tidak terpadu dan dilandasi oleh
kepentingan tertentu sebagai akibatnya banyak berkembang persepsi yang kurang
baik terhadap PGRI dan ini sudah banyak benimbulkan berbagai hal yang kurang
menguntungkan bagi PGRI dan terutama pada anggotanya.
Seperti yang kita ketahui dalam pasal (4) Anggaran Dasar(AD) PGRI
dijelaskan bahwa PGRI merupakan organisasi nasional yang bersifat unitaristik
(mewadahi semua guru tanpa memandang ijazah, tempat bekerja, kedudukan dll)
independen (PGRI berlandaskan pada prinsip-prinsip kemandirian organisasi
dengan mengutamakan mitra kesejajaran) non politik praktis (tidak terikat/
mengikatkan diri pada kekuatan organisasi atau partai politik manapun)
kesejahteraan guru merupakan inti dari keseluruhan perjuangan PGRI.
Dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan pendidikan nasional, PB, PGRI
ikut berperan serta secara aktif dengan memberikan masukan pada pemerintah agar
berbagai agenda reformasi yang sedang dan akan dilaksanakan dapat terwujud
dengan tepat sasaran. Salah satu komponen yang sering dijadikan sasaran
penyebab menurunnya mutu pendidikan yaitu kurikulum. Kritikan yang cukup tajam
terhadap kurikulum antara lain materinya terlalu padat, tidak sesuai dengan
kebutuhan bahkan merepotkan guru dalam menjalankan civitasnya dibidang
akademik..
Upaya reformasi pendidikan pada sistem nasional hanya akan terwujud
apabila guru mendapat tempat yang sentral dan menjadi prioritas utama.
Sehubungan dengan itu, PGRI menekankan agar masalah guru pada era reformasi
pada pendidikan nasional PGRI diharapkan mendapat perhatian dan prioritas utama
mengingat peranan guru yang fundamental. Sebab dengan demikian perbaikan
dalam dunia pendidikan akan terwujud. Persoalan pelik dalam pendidikan, yakni
persoalan mutu dengan sendirinya juga akan teratasi. Namun jika itu tidak terpenuhi,
maka keberadaan dunia pendidikan tidak akan pernah menjadi baik. Masalah mutu,
yang sekarang menjadi persoalan yang paling krusial dalam pendidikan juga sulit
untuk teratasi.
Pada era reformasi, di tubuh pgri juga mengalami perubahan yakni dengan
melakukan penyesuaian AD/ ART organisasi dan sesuai dengan tantangan dan
tuntutan reformasi yang ditandai dengan kongres ke XVIII dibandung. Selain dari
pada itu perubahan sebagai organisasi yang mampu beradaptasi dan mewujudkan
dirinya sebagai the learnig organization (organisasi pembelajar).
Itulah sekilas gambaran tentang kiprah PGRi dan dinamikanya sampai pada
era reformasi. Meski tidak bisa terdiskripsikan secara utuh, namun paling tidak itu
juga bisa memberikan kontribusi pemahaman. Sebab saat ini keberadaan guru
memang masih memprihatinkan yang imbasnya pendidikan juga sudah mulai
menurun. Maka pada masa yang seperti ini kontribusi pemikiran, kajian, dan diskusi
tentang persoalan pendidikan, termasuk juga PGRI sebagai organisasi guru dalam
rangka mencari solusi yang lebih baik bagi masa depan pendidikan bangsa kita. Dan
tentu apa yang menjadi malasah dalam dunia pendidikan seperti dijelaskan di atas
juga harus dipikirkan oleh PGRI. Harus diakui itu juga merupakan tantangan masa
depan PGRI.
Jawaban Soal hal 66
1. Nilai-nilai positif PGHB dalam memajukan guru
- Dengan sifat organisasi yang unitaristik memungkinkan setiap elemen boleh
menjadi anggota PGHD mulai dari guru bantu sampai penilik sekolah tanpa
memandang strata dan jenjang pendidikannya.
- Memperjuangkan nasib para anggotanya yang memiliki pangkat, strata dan latar
belakang yang berbeda
- dengan adanya PGHB keinginan para guru dapat terakomodir (tertampung)
- mempererat tali persaudaraan antar guru
- guru lebih mudah dalam memperjuangkan hak-haknya
Nilai-nilai negatif Nilai-nilai positif PGHB
- Tidak mampu mengimbangi konsisi sosial dan politik pada saat itu
- memicu adanya perpecahan dikalangan guru.
2. Dasar motifasi berdirinya PGRI dan tujuan yang ingin dicapai pada saat PGRI
baru didirikan.
- menyatukan perpecahan diantara kelompok guru dan bersatu untuk mengisi
kemerdekaan dengan tujuan mempertahankan dan menyempurnakan RI,
mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar
kerakyatan serta membela hak dan nasib buruh umumnya dan guru pada
khususnya.
3. perjalanan politik PGRI saat demokrasi terpimpin
perjalanan politik pgri saat pestra demokrasi tidaklah berjalan seperti yang
diharapkan. Politik yang tidak sehat sepertihalnya politik adu domba kerap kali
mewarnai suasana pada saat kongres IX dan kongres IX.
Pada kongres ke IX PGRI di surabaya pada tahun 1959. soebandri dkk.
Meluncurkan politik adudombanya terutama saat pemiliah ketua umum.
Meskipun pada akhirnya politik tersebut tidak berhasil. Politik serupa juga
dilanjacarkan pada kongres ke x di gelora bungkarno jakarta 1962. ambisi untuk
menduduki kursi ketua umum PB PGRI membuat soebandri dkk menghalalkan
segala cara untuk merobohkan lawan politiknya.
Politik kotor soebandri seperti membuat dan mengedarkan selebaran yang
menuding ME. Subiadinata adalah anti manipol/ pancasila. Namun politik
tersebut tidak dan ME.subiadinata terpilih untuk menjadi ketua umum PB PGRI
dan menetapkan pancasila sebagai Usdek dasar PGRI.
4. Segi positif dan negatif dengan PGRI melibatkan diri pada politik praktis.
segi positif
- menyatukan semua guru didalam satu wadah organisasi guru yaitu PGRI
- memperjuangkan agar PGRI menjadi organisasi guru yang tidak banyak bersifat
unitaristik, tetapi juga independent dan non partai politik.
- Membersihkan dunia pendidikan Indonesia dari unsure-unsur PKI
Segi negatif
- PGRI dianggap terlalau dekat dengan TNI angkatan darat sehingga
muncul serangan yang berupa tulisan
- PGRI dianggap berafiliasi dengan salah satu kelompok sehingga orang
yang merasa di luar kelompoknya enggan untuk masuk
BAB IV
Meningkatkan Konsolidasi PGRI Melalui Forum Organisasi PGRI
Organisasi merupakan gambaran sistem kerjasama dari PGRI. Organisasi
PGRI merupakan suatu wadah berhimpunnya segenap guru serta tenaga pendidik
yang lainnya yang menjadikan pancasila sebagai pedoman bangsa indonesia.
Keanggotaan yang ada di PGRI yaitu warga negara indonesia yang dengan suka
rela mengajukan permohonan menjadi anggota dan memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam anggaran dasar rumah tangga (AD/ART) serta mempunyai
kewajiban untuk menjunjung tinggi nama dan harkat martabat organisasi serta
mematuhi kode etik dalam bersikap dan perilaku yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas yang harus mempunyai disiplin diri dan rasa tangghung jawab
yang tinggi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.
Selain itu keanggotaan PGRI juga memilki hak bicara atau hak yang diberikan
kepada anggota untuj mengeluarkan gagasan atau ide-iede baru untuk
meningkatkan organisasi. Adanya hak suara atau dengan kata lain hak yang
diberikan kepada anggota dalam rangka memilih, seperti contoh misalnhya anghota
PGRI dapat memilih denagn cara memberikan hak suara serta adanya hak membela
diri dan hak dipilih. Selain itu juga anggota PGRI mempunyai keawajiban untuk
mensukseskan organisasi yaitu dengan salah satuya malalui membayar iuran,
disiplin dan selalu mengikuti kegiatan dalam organisasi PGRI serta mentaati
peraturan yang tercantum dalam organisasi.
Dalam melakukan konsolidasi atau perbuatan yang memperkuat organisasi
PGRI untuk mempertanggung jawabkan kagaiatan yang dilakukan serta
mengevaluasi kinerja pengurus, memilih pengurus dalam rangka kederisasi dan
menyusun berbagai perogram untuk kegitan selanjutnya dilakukan dalam forum
organisasi, salah satu contoh forum yang terdapat dalam organisasi PGRI meliputi
kongres, konfrensi, rapat anggaran dan rapat pengurus dan lain-lain, yanag
dilaksanakan dari tingkat pusat sampai dengan ranting. Para anggota yang telah
dipilih menjadi pengurus organisasi harus siap melaksanakan segala progran yang
telah direncakan oleh organisasi. Dalam hal ini, kepengurusan PGRI dipilih dalam
lima tahun sekali melalui suatu kongres, dengan ketentuan dan syarat-syarat yang
telah ditentukan. Forum PGRI diadakan tiap tiga bulan sekali uuntuk rapat PGRI,
pertemuan ini bertujuan sebagai wadah pertemuan atau silaturrahim antara
pengurus dan anggota sehingga dapat terjalin komonikasi satu dengan yanag
lainnya.
Anak lembaga PGRI merupakan suatu instansi pengembangan dari induk
lembaga PGRI, terbantuknya forum ini sebagai anak lembaga yakni dalam rangka
menagani suatu persoalan khusus yang terjadi dalam organisasi yang disebut
perkumpulan pembina lembaga pendidikan PGRI (PPLP), kerna PGRI memilki tugas
yakni menangani pendirian, pembinaan pengembangan dan melindungi serta
menangani peermasalahan dalam PGRI.
Dalam meningkatkan konsolidasi melalui forum organisasi kita dapat
mempersatukan anggota PGRI salah satunya dengan sistem informasi dan
komonikasi yang bermanfaat dapat memberikan gambaran aktifitas organisasi pada
masing-masing kepengurusan, serta pengalaman suatu pengurus dan dapat
memperoleh berbagai informasi khususnya berbagai jenis kegiatan yanag telah
dilaksanakan oleh berbagai jenjang lainnya, selain itu konsolidasi juga dapat
menimbulkan rasa saling dorong yang sifatnya konstruktif antar jajaran sehingga
menimbulkan kesamaan persepsi, threaded suatu hal sehingga dalam pengambilan
keputusan dapat lebih mudah.
Adakannya pertemuan PGRI dalam suatu forum dapat menginformasikan
secara langsung barbagai kebijakan terbaru dalam dunia pendidikan. Dan hal
tersebut juga akan bisa menjadi ajang untuk bertukar ide, gagasan dan pikiran dari
semua kalangan pemikir yang ada di PGRI. Sebab dengan demikian solusi-solusi
cerdas tentang pendidikan juga akan muncul guna menjawab semua problem
pendidikan.
Jawaban Soal hal 76-77
1. Kepengurusan pgri dari tingkat pusat sampai ranting menjalin komonikasi
secara vertikal dan hoarizontal yakni dilakukan dari pengurus besar PGRI,
turun ke PGRI provensi dan ke kabupaten/kota, sampai pada jajaran ranting
PGRI atau sebaliknya. Komonikasi secara diagonal adalah jalinan informasi
dan komonikasi PGRI dengan badan dan anak lembaga PGRI serta lembaga
konsultasi dan bantuan hukum PGRI dalam memeratakan informasi dan
komonikasi. Manfaat adanay komonikasi dalam PGRI mempercepat
mengimformasikan berbagai kebijakan terbaru secara cepat ketingkat yang
paling bawah sehingga terjalin ikatan secara struktural dan kultural dalam
PGRI.
2. manfaat Lembaga Bantuan Hukum dalam PGRI dalam kaitannya dengan UU
No. 14 Th.2005 tentang Guru dan Dosen yakni adanya pembelaan hukum
terhadap anggota PGRI yang menghadap masalah dengan hukum serta
pengaduan hukum dari anggota PGRI dapat ditampung bahkan dilakukan
pembelaan, agar Guru dan Dosen tidak mudah disepelekan dan dilecehkan
secara hukum.
3. Adanya jalinan komonikasi PGRI kaitannya dengan nilai kekeluargaan PGRI
adalah agar jajaran pengurus dari tingkat pusat sampai tingkat bawah dapat
lebih cepat menginformasikan barbagai kebijakan terbaru dan dapat
mempererat hubungan antar anggota PGRI agar saling menhenal sehingga
terjalin ikatan struktural dan kultural yang serempak dalam PGRI.
4. misi yang dimaksut adalah sebagai lembaga pendidikan PGRI yang
mengemban perjuangan, aspirasi dan jati diri organisasi induknya dengan
upayanya mengembangkan pendidikan dengan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi demi memajukan kepentingan pembangunan nasional.
BAB V
PGRI Berjuang Meningkatkan Profesionalisme Guru
Profesi guru pada sat ini masih banyak diperbincangkan oleh khalayak ramai,
baik dari kalangan pakar pendidikan baik diluar pakar pendidikan. Bahkan selama
dasawarsa terakhir ini hampir setiap hari, media massa khususnya media cetak baik
harian maupun mingguan memuat berita tentang guru. Ironisnya banyak yang
cenderaung melecehkan posisi guru.
Masyarakat/ orang tua siswa pun kadang – kadang mencemooh dan menuding
guru tidak kompeten, tidak berkualitas dan sebagainya. Manakala putra / putrinya
tidak bisa menyelesaikan persolan yang dihadapinya atau memiliki kemampuan
tidak sesuai dengan keinginannya.
Sikap dan perilaku masyarakat tersebut memang bukan tanpa alasan. Memang
sebagian kecil oknum guru yang menyimpang dari kode etiknya. Anehnya lagi
kesalahan sekecil apa pun yang diperbuat guru memancing reaksi yang begitu hebat
dimasyarakat. Hal ini dapt dimaklumi karena dengan adanya sikap demikian
menunjukkan bahwa memang guru seyogyanya menjadi anutan dari masyarakat.
Sebetulnya berbagai permasalahan yang terjadi tidak seharus guru yang
dijadikan sebagai kambing hitamnya akan tetapi masyarakat harus mamu
memandang lebih luas akan persoalan yang terjadi.
Salah satu komponen yang sering dijadikan sasaran penyebab menurunnya
mutu pendidikan ialah kurikulum dan saat ini mulai diterapkan kurikulum berbasis
kompotens dan kopentsi tingkat satuan pendidikani maksudnya kurikulum sebagai
rujukan pengalaman belajar yang diarahkan bagi tercapainya penguasan
kompotensi. Dalan hal ini diperlukan sekurang-kurangnya lima pemain yang dapat
menentukan maju mundurnya mutu pendidikan. Diantarnay masyarakat lokal, orang
tua, beserta didik, Negara dan pengelola profesional pendidikan.
`Denagan posisinya sebagai tenaga utama kependidikan, dipundak gurulah
peran sentral kemajuan pendidikan dipercayakan. Dengan posisinya digarda
terdepan yang bersentuhan langsung dengan peserta didik, pern dan tanggung
jawab guru sungguh fital dalam membawa peningkatan mutu pendidikan. Sebagai
pelaku utama yang berada dilini terdepan dalam proses pembelajaran, maka
didikan, bimbingan dan pelatihan yang diberikan guru kepad peserta didik menjadi
penentu dalam menghantar kesuksesan pendidikan.
Jalan utama untuk mensukseskan pendidikan adalah meningkatkan kualitas
profesionalisme guru dan hanya pada guru prfesional sebagai tenaga profesi dalam
bidang pedidikan yang dapat menjalankan tugasnya membangun mutu pendidikan
dengan lingkup tugasnya yang demikian ditengah tuntutan tugas yang terus
berkembang sejalan dinamika perkembangan iptek, dan kian kian kiatnya harapan
terhadap pemenuhan kebutuhan untuk membentuk kompetensi peserta didik, maka
hanya guru yang memiliki kompeten profesional yang dapat menerjemahkan dan
mewujudkan harapan peningkatan kualitas pendidikan. Pintu kerbang untuk
melahirkn sosok guru profesional tersebut berada dipundak lembaga pendidikan
tenaga kependidikan (LPTK).
kompetensi profesional guru ditunjukkan pula oleh kemampuan guru dalam
megembangkan materi studi yang diajarkan dalam bentuk penelitian dan secara
nyata menghasilkan karya-karya produktif sepreti penulisan bahan ajar, termasuk
menulis buku yang berkaitan dengan meteri yang diajarkan. Materi yang dikuasai
bukan hanya sekedar materi ajar yang di ajarka sekolah sesuai sabaran dalam
kurikulum sekolah, melainkan pula materi yang memayunginya. Dengan menguasai
materi yang memayunginya, maka diharapkan guru akan mampu menjelaskan
materi ajar dengan baik, dengan ilustrasi jelas dan landasan yang mapan, dan dapat
memberikan contoh yang kontekstual. Di samping itu, dikuasai pula struktur
keilmuan dari bidang keahliannya.
Dengan meningkatkan dedikasi, loyalitas dan profesionalisme guru akan memilki
dampak positif terhadap kinerja dan prestasi guru. Pada akhirnya juga akan
berdampak pada peningkatkan kualitas sebagai kontribusinya dalam kegiatan
pembangunan bangsa. Prestasi kerja guru ini sangat penting karena merupakan
wujud dari harkat dan martabat guru yang mulia dalam mengabdi pada kemanusiaan
dan kesetiaan pada bangasa dan Negara.
Selain itu mimang harus diakui bahwa dalam proses membangun sebuah bangsa
kontribusi pemikiran menjadi modal utama. Makanya pembangunan SDM menjadi
hal penting dalam proses tersebut. Dan dalam melakukan hal tersebut kegiatan yang
terorganisir menjadi penting dilakukan dalam mempermudah menjcapai apa yang
dinginkan. Termasuk oleh seorang guru, sabagai salah satu pilar penting dalam
pendidikan.
Dalam proses tersebut PGRI-lah sebagai salah satu organisasi guru yang tepat
untuk menjadi media dalam melakukan proses. Sebab peningkatan profesionalisme
guru juga merupakan cita-cita luhur yang juga diperjuangkan oleh PGRI. Melalui
program dan aktifitas lainnya yang telah diorganisir dengan rapi PGRI menjadi salah
satu organisasi yang akan tetap mengawal lahirnya guru-guru profesional.
Sederhananya PGRI merupakan organisasi yang berjuang dalam meningkatkan
profesionalisme guru, selain dari memperjungkan kesejahteraan guru.
Jawaban Soal hal 107
1. PGRI sebagai organisasi guru dan tenaga pendidikan lainnya masih
dihadapkan sejumlah tantangan kebuttuhan dengan segala potensi dan
kekurangan yang dimiliki PGRI. Dalam mengahadapi berbagai tantangan dan
tuntutan pgri dituntut untuk terus berjuan dan berjuang untuk kepentingan
guru dan tenaga kepentingan lainnya.
Selagi ada keinginan PGRI untuk maju dan berkembang seta
berkesinambungan secara fungsional dalam perjuangannya dalam
mensolidasikan diri guna memperkuat bangunan sistem pendidikan diera
otonomi daerah maka perjuangan belum berakhir
Dan juga kuatnya peran birokrasi pendidikan yang seringkali dalam
memberikan pelayanan masih belum memuaskan sesuai dengan harapan
khususnya yang mengyangkut hak guru, dengan ini segenap elemen PGRI
dituntut untuk berjuang secara optimal.
Maka dari pada itu sebelum tugu pendidikan di bangun secara kokoh, PGRI
berada di barisan terdepan dalam menegakkan tongkat pendidikan tsb hingga
titik darah penghabisan.
2. Perjuangan PGRI dalam mengembangkan dan menginkatkan dunia
pendidikan akan sukses bila sesuai dengan prinsip perjuana dan didukung
strategi yang tepat.
Perjuangan PGRI dalam meningkatkan dan mengembangkan dunia
pendidikan tidak boleh terlepas dari prinsip perjuangan PGRI dimana dalam
prinsip PGRI harus:
memiliki kemurinian perjuangan artinya seluruh anggota dan pengurus PGRI
dalam menjalankan kiprahnya harus bersungguh – sungguh dan
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dengan berjdasarkan ketentua
AD/ ART serta program kerja PGRI yang telah ditetapkan melalui kongres,
konferda, kongkerda, konfercab dan kongkercab.
Segenap pengurus PGRI harus mengedepankan kepentingan organisasi dan
kepentingan anggotanya sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan sehinga
kesuksesan dalam perjuangan mudah diraih
Segenap pengurus harus mengedepankan nilai – nilai solidaritas dlam
setiakawan, kompak, dan harmonis serta melakukan sharing secara sinergis
bersama elemen masyarakat dalam memecahkan persoalan terutama
persoalan pendidikan.
Tidak hanya sesuai dengan prinsip perjuangan saja akan tetapi juga perlu
mengambil langkah – langkah strategis dalam perjuangannya. Seperti halnya
intensifikasi silaturrahmi, optimalisasi kemitraan, aktualisasi program kerja
dan transparansi manajemen.
Perjuangan PGRI tidak akan sukses bila sudah tidak sesuai dengan prinsip
dan didukung oleh strategi yang tepat dan tidak akan berjalan maksimal jika
hal itu semua tidak dilakukan secara totalitas
3. Lintasan perjuangan PGRI yang paling terkesan yang memberi dampak besar
pada kesejahteraan guru yaitu perjuangan pada bidang formasi pendidikan
nasional dimana PB-PGRI ikut berperan aktif dengan memberitakan masukan
kepada pemerintah agar berbagai agenda reformasi yang sedang dan akan
dilaksanakan dapat terwujud dengan tepat sasaran. Contoh: adanya
pendekatan BBE( pendidikan berbasis luas) yang tujuannya menyelamatkan
nasional sebagai soko guru pembangun bangsa.
4. Educational International (EI) merupakan oranisasi guru internasional yang
diikuti oleh 304 organisasi guru yang terdiri dari 155 negara dan mempunyai
24 juta anggota.
Mengingat betapa besarnya organisasi tersebut merupakan sebuah modal
awal bagi PGRI untuk memperluas akses serta dukungan. Jadi PGRI tidak
hanya mendapat dukungan dari tingkat nasional akan tetapi juga internasional
sehingga PGRI tidak hanya dikatakan besar dinegaranya saja akan tetapi
juga bisa berkecipung dan besar di tingkat internasional
Sebagai wahana untuk mengukur tingka kompetensi PGRI dikancah
internasional dan mampu bersaing dengan negara negara lainnya.
Sebagai akses informasi yang terjadi dalam dunia pendidikan internasional
sehingga penididkan nasional ita tidak kalah bersaing dengan negara –
negara lainnya
Keuntungan lainnya yang diperoleh dengan masuknya PGRI dalam Education
internasional (EI) yaitu: PB PGRI duduk dalam kepengerusan EI untuk
kawasan Asia. (Fasifik) ketua umum PB PGRI mendapat kehormatan untuk
menjadi salah seorang pembicara dalam beberapa konferensi internasional
dan kerjasama bilateral telah terbina dengan STU dll.
BAB VI
Profesionalisme Guru Penentu dalam Penigkatan Mutu Pendidikan
Teringat akan perkataan bijak akan guru menyatakan bahwa “ guru merupakan
panutan dan sebagai sumber ilmu bagi muridnya sampai kapanpun posisi/ peran
guru tidak akan bisa digantikan sekalipun dengan mesin canggih”.
Cukup terbukti penyataan tersebut bahwa Sampai hari ini masih diyakini
bahwa salah satu pilar penting dalam membangun sebuah bangsa yang
berkeadaban adalah pendidikan. Dengan pendidikan yang baik, sebuah bangsa juga
akan bisa menjadi baik. Dan sebaliknya apabila pendidikan dalam suatu bangsa
berada dalam keadaan yang memperihatinkan (tidak baik/terpuruk), maka itu juga
akan menjadi awal kehancuran bangsa tersebut.
Bicara pendidikan dan kemajuannya maka banyak hal yang akan mempengaruhi,
mulai dari kebijakan pemerintah, fasilitas yang digunakan dan juga guru sebagai
unsur terpenting dalam pendidikan. Dari beberapa komponen tersebut guru memiliki
peranan sangat penting dalam mensukseskan pendidikan. Sebab guru merupakan
unsur yang paling banyak berinteraksi dengan anak didik baik dalam proses
pembelajaran di kelas ataupun di luar kelas. Sehingga dengan demikian
keberadaannya akan sangat berpengaruh terhadap keberadaan anak didik. Ia
(Guru) menjadi ujung tombak dalam menentukan keberadaan anak didik.
Sebagai ujung tombak yang akan menentukan hitam putihnya dimensi pendidikan
kedepan, maka guru harus benar-benar menyadari bahwa dipundaknyalah masa
depan anak didik, masa depan pendidikan dan masa depan bangsa berada.
Sehingga dengan kesadaran tersebut maka ia akan memahami apa yang harus
dilakukan untuk memberikan yang terbaik dalam proses pendidikan.
Untuk memantapkan peranannya dan untuk bisa memberikan yang terbaik bagi
pendidikan, maka kualitas atau profesionalisme guru menjadi prasayarat utama
untuk diperhatikan. Dengan profesionalisme seorang guru akan mampu mangangkat
pendidikan kita dari keterpurukan. Sehingga profesionalisme menjadi modal yang
paling utama yang harus dimiliki oleh seorang guru. Jika tidak, maka ia (guru) tidak
akan bisa bebuat apa-apa bagi pendidikan. Atau bahkan malah keberadaanya
menjadi beban terhadap proses pembangunan bangsa.
Profesionalisme guru dibutuhkan dalam tiap proses pendidikan, utamanya dalam
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, profesionalisme menjadi modal
yang utama. Ketika guru tidak profesional, maka jelas tidak akan mampu melakukan
proses pembelajaran dengan efektif. Jika proses pembelajaran tidak efektif maka itu
juga akan sangat berpengaruh terhadap capaian pendidikan.
Dalam proses pembelajaran profesionalisme yang harus dimiliki oleh seorang guru
minimal yang pertama, penguasaan terhadap disiplin ilmu yang menjadi
pegangannya. Penguasaan terhadap materi dan tidak hanya terpaku pada materi
yang ada dalam buku-buku yang sudah biasa atau sering disebut dengan buku
paket akan sangat menentukan terhadap proses pembelajaran. Dan ketika guru
tidak paham secara utuh terhadap disiplin ilmu yang diajarakan, maka jelas akan
kesulitan dalam melakukan proses pembelajaran. Itulah yang akan menjadi awal
kegagalan guru dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Kedua, Selain menguasai terhadap disiplin ilmu yang diajarkan, seorang guru juga
harus kaya dalam hal metoda pembelajaran. Kemampuan pemahaman keilmuan
yang tidak diiringi dengan kekayaan metode juga akan mengalami kegagalan dalam
proses pembelajaran. Sebab dengan demikian pesan atau nilai yang akan
disampaikan terhadap anak didik ketika tidak menggunakan metode yang pas maka
akan sulit untuk dipahami. Dengan sendirinya pemahaman yang mantap tanpa
metode yang pas juga akan sia-sia. Anak didik juga tidak bisa menerima apa-apa
dari gurunya.
Dalam hal metode, disinilah seorang guru dituntut untuk betul-betul kreatif agar bisa
menemukan metode yang bisa digunakan mengajar dengan baik. Guru paling tidak
terlebih dahulu dituntut untuk bisa memahami keadaan anak didik. Sebab
pemahaman terhadap keberadaan anak didik akan menjadi awal untuk bisa
menemukan metode yang pas dan dengan demikian pada akhirnya mutu pendidikan
akan dapat diperbaiki.
Jawaban Soal hal 119-120
1. kiprah PGRI terhadap perkembangan profesionalisme guru
PGRI adalah organiasi profesi yang mengabi dibidang pendidikan. Bertekad
melanjutkan reformasi menata pendidikan melalui penyelengaraan otonomi
pendidikan bermutu untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
dimasa depat dapat maju dan berkembang.
Berkenaan dengan pengikatan sumber daya manusia. Tentunya PGRI dalam
kiprahnya memberikan pemberdayaan terhadap guru sehingga menjadi guru
profesional. PGRI sebagai organisasi profesi bertugas membina seta
mngembangkan sikap prilaku dan keahlian agar para guru anggota PGRI
khususnya mampu melakukan tugasnya dengan baik dan penh tanggung
jawab seta dapat diandalkan oleh pemerintah dan masyarakat.
Melalui seminar dan pembinaan serta pelatihan yang intensif dan
berkesinambungan terhadap guru dalam upaya memiliki dan menguasai 4
kompetensi guru sehingga dapat meningkatkan pofesionalismenya sebagai
guru menjadi angenda utama PGRI dalam menyongsong pembangunan
nasional karena bagaimanapun juga, guru merupakan ujung tombak dan pilar
utama keberhasilan pendidian..
2. Peran PGRI dalam mensukseskan pelaksanaan sertifikasi guru marupakan
strategi PGRI yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraannya yang
berdasarkan kwalifikasi dan kompetensi guru dan pembinaan untk menjaga
dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru dalam pelaksanaan tugas
sebagai tenaga profesional
3. setuju, karena profesionalisme dan kesejahteraan saling menunjang sebab
pemberian kesejahtaraan, seperti penghargaan dan sertifikasi dapat
meningkatkan kinerja peran guru agar lebih profesional, dan menjlankan
kiprahnya secara tanggung jaewab serta meningkatkan harkat dan martabat
guru sebagi tenaga pendidik. Disamping itu, adanya kesejahteraaan yang
diberikan akan lebih memicu semangat dari para guru untuk melaksanakan
tugas dan fungsinya sebagai tenaga pendidik. Oleh karena itu kesejahtaeraan
seorang guru sangat berperan threaded keprofesionalan guru tersebut,
meskipun disisi lain masih kite temui guru yang tidak mengharap adanya hal
itu (tunjangan), dan ini bisa kite lihat masih adanya guru-guru agama/ngaji
yang terus melaksanakan tugasnya tanpa mamperhatikan gaji atau tunjangan
yang lainya.
BAB VII
PGRI Sebagai Serikat Pekerja Dapat Mempercepat Kesejahteraan Anggota
Selain meningkatkan mutu pendidikan, pemberdayaan terhadap masyarakat PGRI juga tidak pernah lupa untuk memberdayakan anggotanya. Begitu juga dengan kesejahteraan anggotanya.
PGRI menempatkan dirinya sebagai serikat pekerja maksutnya adalah susunan dan aturan dari berbagai aturan dari bergabai bagian sehingga manjadi kesatuan yang teratur yang pembentukannya dari, oleh dan untuk pekerja atau buruh baik diprusahaan maupun diluar perusahaan yang mempunyai sifat bebas, mandiri demokrasi dan sekaligus yang bertanggung jawab dalam penyeimbangan hak dan kewajiban dalam meningkatkan dan memperjuangkan kesejahteraan pekerja dan keluarga. Dalam hal ini PGRI harus mampu beradaptasi dengan organisasi pekerja menjadi trade union (teachers union) yang tujuan utama memperjuangkan kesejahteraan.
PGRI tidak harus mengubah sufat dan prinsip-prinsionya terhadapap organisasi
serikat pekerja, sebab sifat dan prinsip tersebut tidak bertentangan, bahkan antara
PGRI dan serikat kerja keduannya saling membangun dan saling melengkapi antar
anggota organisasi. Sehingga sangatlah cocok kedua organisasi ini bekerja sama
dalam membangun tatanan dunia baru yang lebih baik sekaligus dapat
meningkatkan kesejahteraan anggota beserta keluarga.
Dengan masuknya PGRI dalam serikat pekerja, PGRI harus berjuang keras
untuk mempercepat kesejahteraan anggota PGRI, kerena mendapatkan
kesejahteraan tidaklah mudah. Salah satu cara untuk mendapatkan kesejahteraan
yakni dengan melalui perjuangan. Dalam bergabunnya PGRI kepada serikat
pekereja yakni berjuang untuk berupaya meningkatkan kesejahteraan guru seperti
halnya menuntut peningkatan tunjangan dan gaji guru karena anggota PGRI yakin
dan percaya bahwa bila kesejahteraan telah dipenuhi maka para guru dpat
menyelesaikan tugasnya dengan lebih baik dalam mendidik peserta didik serta
memajukan pendidikan yang berkualitas di Indonesia. Langkah-langkah yang
diambil yakni mengadakan kerja sama dengan luar negri seperti Education
International (EI), International Labour Organization( ILO), United Nations
Educational (UNISCO) dan mencari mitra di luar negri sebanyak mungkin dengan
cara menyelenggarakan seminar dan pelatihan-pelatihan sebagai bentuk sosialisasi
tentang serikat pekerja.
Sesuai dengan fisi dan misi sekaligus jati diri PGRI sebagai organisasi profesi
perjuangan dan ketenaga kerjaan, PGRI harus juga memperjuangkan kualitas
profesi guru dalam pendidikan yang mana pengartian guru akan meningkat dalam
rangka meningkatkan kualitas pendidikan yakni dengan guru haruslah memperolah
kesejahteraan dimana hak-hak guru harus terpenuhi sehinnga guru dapat
mengembangkan hak dan kewajibannya yang selaras apalagi diera reformasi dan
cara pemerintahan yang lebih banyak memberikan kekuasaan kepada pemerintah
daerah (desentralisasi). Dalam bidang ketenagakerjaan PGRI harus berusaha
sekuat mungkin untuk mencari dana dalam membiayai berbagai kegiatan
yangdiselenggarakan oleh organisasi.
Sosialisasi kepada seluruh anggota PGRI dan pelaksanaan serikat pekerja,
maksutnya dalam usaha untuk mengubah misi peerseorangan menjadi milik umum
sebagai anggota PGRI dan serikat pekerja. Dalam melaksanakan sosialisasi ini,
banyak sekali membutuhkan biaya yang cukup besar sehingga sosialisasi serikat
pekerja ini, dilaksanakan dengan dilakukannya pada tiap pertemuan pengurus dan
anggota PGRI, memanfaatkan wahana majalah PGRI serta menerbitkan buletin
dimana dalam buletin tersebut memuat berbagai ruang lingkup atau aspek tentang
serikat pekerja sehingga PGRI dapat lebih jelas mengenal bagaimana serikat
pekerja itu.
Dalam bergabungnya atau bekerja samanya PGRI dengan organisasi serikat
pekerja yakni dapat saling membantu dan saling mandapatkan keuntungan antara
yang satuu dengan yang lainnya karena dapat saling mengisi kekurangan-
kekurangan yang ada di PGRI maupun di organisasi serikat pekerja. Sehingga dapat
lebih mudah mencapai kesejahteraan setiap anggota baik anggota PGRI maupun
anggota organisasi serikat pekerja. Disitulah simiosis motualisme akan terjalin dan
dengan seperi itu pula kita akan lebih mudah mencapai yang diinginkan.
.Jawaban Soal hal 141-142
1. Guru adalah pekerja dan hak-hak pekerja adalah hak-hak guru tidak setuju
dengnan pernyataan ini karena setiap hak-hak pekerja belum tentu semuaanya
menjadi hak guru. Guru memang di katagorikan di masukkan sebagia pekerja
yang organisasinya harus menyesuaikan diri dengan organiasasi kerja dimana
semuanya harus berjuang untuk melindungi dan meningkatkan kesejahtearaan
anggota beserta keluarganya.
2. Keuntungan PGRI sebagai serikat pekerja yaitu
- PGRI akan lebih mudah memperjuanagkan program- program yang di
rencanakan.
- PGRI akan berwibawa , independen dan di segani oleh semanya.
3. Masuknya PGRI sebagi serikat pekerja akan memperkuat serikat pekerja
indonisia maksudnya dengan adanya PGRI sangat membantu sekali dalam
peningkatan kesejahteraan anggota dan keluarganya dalam mencapai
kesejahteraan yang di inginkan sangatlah sulit di capai dan banyak menghdapi
tantangan yang sangat berisiko.
4. PGRI sebagi organisasi buruh , tidak setuju karena tugas yang di emban PGRI
lebih mula dari pada seorang buruh. PGRI berjuang untuk kesejahteraan anggota
dan keluarganya layaknya buruh, namun dibalik itu juga PGRI berperan aktif
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebab PGRI tempat berhimpunnya yang
berperan dalam dunia pendidikan.
BAB VIII
Program PGRI untuk Meningkatkan Pemerataan Pendidikan
Evaluasi yang dilakukan dalam menyusun progaram kerja suatu hal yang lazim
dalam sebuah organisasi begitu juga PGRI sebagai organisasi yang eksis dibidang
pendidikan. Dal ini dilakukan untuk bagaimana roda organisasi diarahkan. Sehingga
dari hasil evaluasi tersebut nantinya dapat melahirkan program kerja efektif, efisien
dan sesuai dengan kebutuhan dalam rangka menjawab problema yang muncul pada
saat ini dan masa yang akan datang.
Problem besar bangsa kita hari ini masih pada persoalan rendahnya mutu
pendidikan. Pendidikan yang diakui menjadi modal paling penting dalam
membangun sebuah bangsa masih tidak bisa diandalkan. Samapai hari ini yang
namanya mutu pendidikan kita masih jauh dari harapan. Belum lagi masih
banyaknya angka putus sekolah dan banyaknya masyarakat yang mimang tidak
pernah mengenyam pendidikan.
Pemerataan pendidikan sampai pelosok desa juga bisa berjalan dengan maksimal.
Pemerintah dengan program Wajar Dikdas juga belum bisa terealisasi dengan
sebagaimana mestinya. Ini masih bisa dilihat dari masih banyaknya angka putus
sekolah, masih menumpuknya masyarakat yang belum mengenyam pendidikan.
Dan kebanyakan dari mereka problemnya sama, yakni persoalan biaya pendidikan
yang masih sulit untuk bisa dijangkau. Meski sekarang ada dana BOS tapi masih
ada saja biaya-biaya lain yang sering dipungut pihak sekolah, sehingga masyarakat
miskin tetap tidak bisa mengeyam pendidikan yang menjadi haknya.
Inilah yang menjadi problem bersama ditingkatan masyarkat miskin dalam persoalan
pendidikan. Yakni tidak terjangkaunya biaya pendidikan. Belum lagi keluaran dari
lembaga pendidikan yang juga masih banyak tidak bisa berbuat apa-apa, mereka
hanya bisa menjadi pelengkap penderita dalam masyarakat. Sehingga masyarakat
juga tambah apatis untuk menyekolahkan anaknya pada lemabaga pendidikan
formal. Makanya sampai hari ini yang namanya pemerataan pendidikan hanya
tinggal namanya. Namun masyarakat tetap banyak yang belum kesampaian hal
tersebut.
Melihat persoalan tersebut yang sebenarnya itu merupakan tanggungjawab
pemerintah yang paling besar untuk mangatasinya. Namun ketika meluhat
pemerintah yang sekarang juga masih belum serius, maka sebenarya ini harus ada
kepedulian dari semua elemen. Sebab mimang harus disadarai secara hakikat
persoalan pendidikan juga menjadi persoalan semua masyarakat Indonesia.
Dalam konteks PGRI, juga sudah banyak hal yang dilakukan dalam upaya
pemerataan pendidikan. PRGI dengan semua lembaga pendidikan yang
dinaunginya itu juga merupakan satu bukti konkrit peran sertanya dalam pemerataan
pendidikan. Telah diketahui bersama ditiap daerah di Indonesia sudah banyak
lembaga-lembaga pendidikan milik PGRI berdiri, mulai dari Pendidikan Dasar,
menengah, bahkan juga pendidikan tinggi. Ini menunjukkan bahwa PGRI juga
membantu dalam pemerataan pendidikan.
Selain lembaga pendidikan yang ada, PGRI juga berperan dalam memberikan
pemahaman terhadap masyarakat. Sebab persoalan pemerataan bukan semata-
mata pada persoalan tersedianya lembaga pendidikan. Namun ada masalah lain
selain hal tersebut. Yakni persoalan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
pendidikan.
Sekarang masih banyak masyarakat yang berasumsi bahwa pendidikan bukan hal
yang penting bagi kehidupan. Asumsi ini lahir dikarenakan banyak orang yang
berpendidikan masih menganggur. Artinya alumni lembaga pendidikan masih belum
bisa berbuat apa-apa ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Kebanyakan dari
mereka tidak mampu untuk melakukan perubahan pada kehidupan masyarakat.
PGRI sebagai organisasi guru, harus melakukan upaya dalam rangka membangun
kesadaran bagi masyarakat. Sosialisasi pentingnya pendidikan menjadi hal yang
seringkali dilakukan dalam rangka membangun kesadaran masyarakat. PGRI tidak
hanya menghimpun guru, tapi juga menghimpun masyarakat untuk sadar akan
peran penting pendidikan dalam kehidupan. Dengan seperti itulah pemerataan
pendidikan akan berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Dan pada akhirnya jika hal
tersebut tercapai, maka apa yang menjadi cita-cita luhur bangsa kita juga akan
tercapai.
Jawaban Soal hal 166-167
1. Dengan memiliki jumlah anggota yang banyak yang terdiri dari tingkat pusat
hingga tingkat sampai ke daerah – daerah terpencil, sruktur organisasi yang
merata diseluruh wilayah sampai kedesa – desa, semangat juang dan
pengalaman yang tinggi, tempat pengabdian dari kabupaten sampai desa,
pengakuan atas eksistensi yang cukup tinggi dari masyarakat dan pemerintah
menjadikan ini semua sebagai kekuatan PGRI.
Dengan kekutan tersebut PGRI dapat memberikan pembinaan dan pelatihan
terhadap guru – guru baik guru yang berada dikota maupun di desa atau daerah
terpencil sehingga pemerataan kemampuan guru dapat teripta dari tingkat pusat
sampai daerah – daerah jika kemampuan guru merata di seluruh tingkatan akan
memungkinkan untuk pemerataan kualitas pendidikan sehingga terjadi
peningkatan di dunia pendidikan, memberikan sosialisasi mengenai kebijakan –
kebijakan dari pusat kepada daerah sebagai landasan untuk mengawal jalannya
pendidikan nasional. Membantu anggota atau pun masyarakat dalam
menyalurkan aspirasinya terutama dalam bidang pendidikan sebagai bahan
evaluasi pemerintah dalam tahun – tahun berikutnya, memupukkan semangat
juang yang tinggi serta rasa tanggung jawab dan kredibilitas yang tinggi dalam
eksistensinya memberikan pemberdayaan terhadap masyarakat dengan
melakukan sharing bersama seluruh elemen masyarakat sehingga tercipta
gagasan – gagasan serta ide – ide yang cemerlang.
selain hal berkenaan diatas secara garis besarnya cara menggunakan kekuatan
untuk meningkakan mutu pendidikan yaitu menggunakan kekuatan tersebut
secra tepat guna misalnya meningkatkan mutu dan relevan dan pendidikan pada
lembaga pendidikan baik umum maupaun pendidikan keagamaan mulai
pendidikan persekolahan sempai dengan pendidikan lanjutan , mengembangkan
kursus keterampilan meningkakan motivasi belajar siswa agar menjadi siswa
yang berprestasi dalam segala hal dan semuanya tidak luput dari kerja sungguh
–sungguh dalam melaksanakannnya.
2. PGRI memiliki kelemahan , cara mengurangi kelemahan untuk meningkatkan
mutu pendidikan yaitu harus meningkaan kerja dari organisasi dan anggota PGRI
, PGRI harus berusaha mencari tambahan dana agar kegiatan yang di
laksanakan terlaksana sesuai dengan yang di inginkan , PGRI harus lebih
realistis dalam menghadapi masalah yang bersangkutan dengn pendidikan
( kurangnya para pemikir dari anggota PGRI)
3. PGRI memiliki peluang cara merebut peluang dan cara memanfaatkan
kesempatan untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu : harus bisa
menempatkan diri dan ikut berperan aktif dalam organisasi PGRI sehingga kita
dapat dengan mudah mengambil peluang yang terdapat dalam organisasi
tersebut. Misalnya, menangani masalah pendidikan, dimana pada zaman saat ini
masih banyak anak yang putus sekolah , padahal meraka sangat membutuhkan
didikan dan ilmu dari bangku sekolah, yang dapat memberikan inspirasi dan
gambaran tentang apa dan bagaimana kita menghadapi masa depan yang dapat
menunjang kehidupan kita kelak
4. PGRI memiliki ancaman, cara menghadapi ancaman untuk meningkatkan mutu
pendidikan yaitu :
- PGRI harus lebih tegas dalam mengambil keputusan dan dapat
dipertanggung jawabkan
- Meningkatkan solidaritas bersama,
- Mencegah adanya paham-paham baru yang dapat merusak kinerja PGRI
BAB IX
TANGGUNG JAWAB PGRI DALAM MEMBANGUN PENDIDIKAN YANG LEBIH BAIK
Setiap manusia diberikan sebuah hak dan kewajiban dalam mengarungi
hidupnya. Begitu juga dengan tanggung jawabnya, dimana setiap tanggung
jawabnya dalam beraktivitas perlu dipertanggung jawabkan sebagai bentuk bahwa
manusia tersebut adalah manusia yang bertanggung jawab
Dalam perjalanaannya Persatuan Guru Repuoblik Indonesia (PGRI)
merupakan organisasi tempat berhimpunnya segenap guru dan tenaga
kependidikan yang lainnya. Dengan berpegang teguh kepada pancasila dan
mengabdi dibidang pendidikan dan berupaya menata pendidikan yang lebih baik
agar dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia demi kemajuan dan
perkembangan.
Organisasi PGRI sangat erat kaitannya dengan pendidikan, dimana
pendidikan sendiri merupakan bantuan atau pertolonganyang diberikan seorang
kepada orang lain secara usaha sadar dan terencana guna menciptakan suasana
belajar dan proses pembelajran agar peserta didik dapat secara aktif
mengembangkan potensi yang mereka miliki untuk meningkatkan kemampuan dan
menuju taraf kehidupan yang lebih baik, pendidikan yang berbasis luas, seperti
diketahui konsep yang ada di BBE pada awalnya menunjukkan pada pendidikan
yang memberi landasan yang kuat pada pengetahuan dasar atau ilmu-ilmu yang
mendasarinya.
Para guru hanya membekali para siswa dengan kemampuan tertentu yang
spesifik. Pada awalnya, peserta didik tidak cukup hanya dengan belajar untuk
menguadsai kemampuan atau keterampilan tertentu, melainkan mereka dituntut
untuk menguasai ilmu-ilmu yang lain yang relevan yang melandasi atau menunjang
pembangunan pendidikan yang ada dengan pemikiran yang cemerlang. Landasan
ilmu-ilmu tersebut berupa ilmu pengetahuan dasar, ilmu umum atau liberal arts
education.
Sejak tingkat pendidikan hingga perguruan tinggi peserta didik harus
mempelajari berbagai jenis mata pelajaran atau disiplin ilmu dengan tujuan agar
mereka memiliki landasan yang cukup nguna belajar alebih lanjut dengan memiliki
berbagai keahlian yang sesuai denagn dirinya. Sehingga peserta didik tidak hanya
dilatih untuk menguasai keahlian atau keterampilan tertentu, melainkan mere biasa
dibekali berbagai ilmu pengetahuan.
Dalam hal ini PGRI marupakan suatu wadah guru harus mempunyai rasa
tanggung jawab dalam menjalankan kemajuan pendidikan dlam membangun
tatanan baru dunia pendidikan yang lebih baik dan melaksanakan berbagai basis
pendidikan demi memajukan pendidikan. Tanggung jawab PGRI adalah suatu
kesediaan dan kemampuan anggota PGRI dalam organisasi untuk menanggung
segala akibat dari perbuatan yang mereka lakukan serta harus mempunayi
kesediaan dlam membangun tatanan dunia baru pendidikan yang lebih baik.
Agar kualitas pendidikan lebih baik PGRI selaku organisasi yang bergerak
dalam dunia pendidikan harus ikut bertanggung jawab dengan cara ikut serta secara
aktif dan konsrtuktif dalam menjalankan tugas keprofesionalan, dalam hal ini guru
sebagai anggota terdepan organisasi harus dapat memahami hak dan kewajiban
sebagai pendidik dengan berbagai upaya dan strategi yang dilakukan sebagai
organisasi profesi. Tanggung jawab PGRI dalam memajukan pandidikan dapat juga
dilihat dari usaha PGRI dalam mencari mitra sebanyak mungkin dan mencari
dukungan dari luar negri seperti halnya PGRI membangun mitra secara internasional
melalui education international (EI). Pada era otonomi daerah PGRI juga terus
mengikuti dan menyikapi berbagai permasalahan dan tantangan sesuai dengan
tuntutan otonomi daerah demi memajukan tatanan pendidikan yang lebih baik.
PGRI juga bertanggung jawab dalam pembentukan guru yang profesional
yang disertai empat kompetensi yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial
dan kompetensi kamahiran (profesional) sehingga guru dapat memberikan bahan
ajaran yang berkualitas dan dapat diterima oleh peserta didik serta guru dapat
memahami karakteristik sehingga lebih mudah dalam menyampaikan meteri
pelajaran.
Jawaban Soal hal 191
1. di era reformasi, menurut surya (2003), PGRI sekurang –kurangnya menghadapi
tiga lingkup tantangan yakni: tantangan global, tantangan nasional dan tantangan
organisasional
menjawab tantangan global
menjawab tantangan global tidaklah seperti membalikkan kedua belah tangan
atau mengedipkan mata. Karena sifatnya yang global jadi ruang lingkupnya
sedikit lebih luas. Untuk menjawab tantangan global ini maka PGRI dengan
meningkatkan muttu dan kualitas sumber daya manusia (baca : anggota) yang
bermutu dan profesional yang mampu mengatasi berbagai tantangan dan
memenuhi kebutuhan.
Kerja tim (team work) yang kompak. Paling tidak dengan kesinegian dan
kekompakan yang terjadi di seluruh pengurus dan serta anggota paling tidak
mengkokohkan rasa persatuan dan persatuan dan mengurangi beban dalam
menghadapi tantangan sehingga tidak terkesan tercerai berai yang mana
nantinya akan membuat rapuh organisasi selevel PGRI.
Sumberdaya yang mengusai IPTEK, iptek wajib hukumnya bagi setiap anggota
PGRI untuk dikuasai hal ini di tekan kan agar setiap anggota maupun pengurus
pgri tidak ketingalan pengetahuan dengan negara – negara lain dan mampu
berkompetensi dengan negara lain. Dengan menguasai iptek kita dapat
mengurangi dampak arus globalisasi.
2. membangun keterbukaan di PGRI dalam menyikapi perkembangan yang terus
berlangsung yakni dengan terbuka untuk kesempatan berpartisipasi, membuka
seluas-luasnya perbedaan perspektif tentang isu, penyelesaian konflik secara
terbuka dan transparan, keterbukaan trhadap pandangan dan refleksi dalam
mengemukakan fikiran dan perasaan serta keterbukaan threaded kesalahan agar
dapat berperilaku dan belajar dari kesalahan yang lalu.
3. Kiprah PGRI di ere otonomi pendidikan PGRI harus melakukan adapatasi dalam
aspek kultural (penyusuaian struktur organisasi dengan otonomi) aspek kultur
(PGRI harus lebih demokratis dan terbuka) aspek substansi (PGRI berusaha
untuk mampu mengakomudasi berbagai aspirasi anggota sesuai dengan kondisi
daerah masing-masing) dan aspek sumber daya manusia PGRI harus mampu
memnerikan sumbangan threaded pelaksanaan otonomi yang berada dalam
persatuan dan kesatuan bangsa.
4. PGRI membangun kerja sama internasional terhadap perkembangan global yakni
PGRI bekerja sama membangun kemitraan internasional terutama melalui
edicational international (EI) karena PGRI dapat memperkuat, belajar dan dapat
mentranspormasikan keberadaan PGRI dan gagasan PGRI untuk masyarakat
dunia dalam membangun tatanan dunia baru yang lebih baik terutama pada
aspek pendidikan.
BAB X
Kompetensi Guru Peletak Dasar Kemajuan Pendidikan
Masih belum ada jawaban yang pasti sampai hari ini terhadap persoalan
terpuruknya pendidikan kita. Pendidikan yang dipahami sebagai modal utama dalam
proses memajukan sebuah bangsa berada pada kondisi yang memprihatinkan.
Kualitas yang masih jauh dari standart pendidikan internasional menjadi bukti konkrit
bahwa pendidikan kita tidak maju. Out put pendidikan yang tidak kreatif, tidak bisa
berbuat apa-apa ketika kembali pada masyarakat menjadi wujud nyata bahwa
pendidikan kita mimang harus dilakukan perubahan.
Kegelisahan banyak kalangan terhadap kondisi pendidikan yang memprihatinkan
juga tidak menjadikan pendidikan kita lebih baik. Disukusi para pakar pendidikan
dalam rangka mencari solusi bagi masalah pendidikan juga tidak kunjung
menemukan jalan keluar. Kebijakan pemerintah mulai dari perubahan kurikulum,
sampai pada kebijakan Ujian Nasional juga tidak mampu menjadi jawaban bagi
masalah yang melilit dunia pendidikan.
Kebijakan sertifikasi guru yang diyakini juga bisa memperbaiki keadaan guru hanya
melahirkan masalah baru dalam dunia pendidikan. Guru dengan proses sertifikasi
daharapkan lebih profesional, malah tidak berpengaruh apa-apa bagi perbaikan
guru. Itu disebabkan apresisasi guru terhadap sertifikasi bukan untuk memperbaiki
kualitasnya. Hanya saja dengan lulus sertifikasi yang diharapkan para guru hanya
tunjangan yang berlipat ganda. Sehingga itu tidak berpengaruh terhadap
kualitasnya. Yang ada dalam pikiran guru kebanyakan dengan sertifikasi gajinya
makin banyak bukan kualitas pendidikan labih baik.
Dengan fenomena yang demikian maka kita harus mengrutkan dahi lagi untuk
berpikir bagaimana pendidikan bisa lebih baik. Semua jurus sudah dikeluarkan,
namun penjahat dunia yang berupa kebodohan belum juga terbunuh secara tuntas.
Sebenarnya memperbaiki pendidikan dengan memperbaiki kulitas guru merupakan
jalan yang tepat. Sebab guru menjadi penentu dalam proses pendidikan khususnya
dalam proses pembelajaran. Ketika dalam proses pembelajaran tidak efektif dan
tidak berjalan dengan baik maka pendidikan kita tidak bisa diharapkan bisa berubah
kearah yang lebih baik.
Makanya, memperbaiaki keadaan guru menjadi jalan utama dalam mencari
kebuntuhan problem pendidikan. Hanya saja upaya untuk kesitu tidak bisa dibiarkan
secara alamiah. Pada prosesnya harus dilakukan pengawalan sebagai wujud
keseriusan untuk melakukan perbaikan pendidikan.
Memperbaiki mutu guru melalui sertifikasi juga merupakan jalan yang tepat. Namun
pada prosesnya juga tetap harus ada pengawalan dan tepat. Sebab jika tidak, maka
jelas juga akan ada penyimpangan. Sehingga pada akhirnya sertifikasi tidak lagi
menjadi upaya memperbaiki guru, namun hanya sebagai upaya untuk memperbaiki
kesejahteraan guru yang seringkali banyak tidak berpengaruh terhadap
profesionalisme seorang guru.
Selain itu, yang terpenting juga kometmen seorang guru untuk betul-betul ingin
melakukan perbaikan pada pendidikan. Artinya para guru harus menghilangkan
paradigma menjadi guru hanya semata-mata ingin mencari kerja.Sebab itu seringkali
itu akan mengahambat dan akan menghilankan profesiobalisme ketika menjadi guru.
Orentasi kerja dalam menjadi akan sangat menghambat kemajuan pendidikan.
Selain itu seorang guru harus senantiasa melakukan upaya perbaikan diinternal
dirinya. Artinya upaya untuk menambah wawasan keilmuannya sesuai dengan
disiplin ilmu yang ditekuni harus dilakukan.Yang terpenting juga seorang guru harus
kaya akan metode pembelajaran sehingga mudah dalam melakukan proses
pembelajaran.
Jawaban Soal hal 212
1. Usaha saya agar memiliki kompetensi paedagogik guru adalah harus mampu
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pengembangan peserta didik, dan
mempunyai karakter pandangan sehat, berkepribadian utuh, rasa percaya
diri, terbuka pada pengalam baru dengan penuh inisiatif dan aktif bergerak
yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
2. Pandangan saya terhadap masalah yang dihadapi guru dalam kemajuan
pendidikan meliputi aspek kuantitas (guru belum cukup untuk menghadapi
siswa), aspek kualitas (guru belum memiliki pendidikan yang maksimal),
aspek penyebaran guru diberbagai daerah, aspek kesejahteraan, dan sisten
pengajaran guru (pendapatan yang diperoleh tidak sebanding dengan
tanggung jawabnya), aspek pengelolaan dan jenjang karier guru
(pelaksanaan yang banyak kendala sehingga perlu pengembangan karier)
dari mmanagemen SDM guru masih belum nampak keterpaduan.
3. Pengaruh materi kuliah Pengantar Pendidikan dalam meningkatkan
kompetensi profesinal guru adalah guna untuk perspektif dasar tentang sisten
pendidikan sebaga kerangka awal dalam memahami pendidikan dan
persoalan pendidikan yang lebih mendalam dan upaya pemecahannya
sebagai modal dasar utama pada medan pengabdian di dunia pendidikan.
4. Upaya saya agar kelak setelah menjadi guru yang berwibawa yakni dengan
harus mempunyai kaunggulan dan mempunyai kompetensi guru yang dalam
pelaksanaan tugas mempunyai rasa percaya diri, ktepatan dalam pengembila
keputusan serta pertannggung jawaban terhadap keputusan yang telah
diambil seorang guru yang akan menimbulkan konsekuaensi baik barista
negatif maupun positif.
BAB XI
Persiapan Jadi Guru Profesional di LPTK
Profesi guru adalah jabatan atau pekerjaan yang membutuhkan keahlian
( skill ) untuk mendaptkan imbalan yang layak untuk kepentingan hidup dalam
mendidik peserta didik. Artinya pekerjaan seornag guru tidak bias dilakukan semua
orang, akan tetapi hanya bias dilakukan oleh orang-orang yang memilki kemampuan
dan terlatuh secara khusus. Keahlian ersebut diperoleh dari aoa yang disebut
profesionelisasi yang yang dilakukan seorang guru menjalani profesi itu
(pendidikan/latihan pra-jabatan) maupun setelah menjalani profesinya sebagai
seorang guru(in serfis training). Profesionel seorang guru merupakan orang yang
menyandang suatu profesi dan penampilan seorang dalam melakukan pekerjaan
yang sesuai dengan profesinya.
Profesionalisme menunjuk pada komitmen para anggota PGRI untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya dengan terus menerus mengembangkan
strategi yang dilakukan dalam memlakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesi
seorang guru. Dilain pihak profesionalitas mengacu pada sikap para guru khususnya
anggota PGRI terhadap profesi serta derajad pengetahuan dan keterampilan yang
mereka miliki dalam rangka melakukan profesinya atau pekerjaannya. Sedang
profesionalisasi menunjuk pada proses peningkatan para guru khususnya anggota
PGRI dal;am mencapai kreteria yang standart dalam penampilannya sebagai
anggota suatu profesi(pekarjaan). Dengan kata lain profesionaliasasi pada dasarnya
merupakan serangkaian proses pengembangan professional (profesionel
development) baik dilakukan melalui pendidikan atau latihan pra jabatan atau dalam
jabatan sehingga profesionalisasi bersifat life long dan never ending secepat
seorang telah menyatakan dirinya sebagai earga guru suatu profesi.
Menjadi guru yang berkopetensi dan professional seperti halnya yang
dijelaskan diata, calon guru atau guru harus mempunyai persiapan-persiapan
khusus agar dapat menyandang guru yang professional dan mempunyai kompetensi
salah satunya melalui LPTK. Bagi LPTK kurikulum berbasis kompetensi untuk
menuju kepada professional seorang guru bukanlah suatu hal yang baru. Sejak
tahun 1970-an LPTK sudah menganut “pendidikan guru berbasis kompetensi
(PGBK) atau kompetensi based teacer education. Pada tingkat menengah keguruan
sudah resmi menggunakan CBTE yang dikembangkan oleh pengembangan
pendidikan guru. Sedangkan pada tingkat IKIP/FKIP sudah diterapkan pada semua
bidang studi yang melahirkan calon guru untuk SLTA, PGBK sangatlah popular
sehingga struktur maupun isi kurikulum berorentasi pada kompetensi yang
seyogyanya dimilki oleh seorang guru atau tenaga pendidikan yang lain.
Kompetensi-kompetensi LPTK yakni dimaksutkan meliputi kompetensi
pribadi, professional serta social, pedagogic, cultural atau biasanya juga kedalam
kompetensi dalam pengetahuan, nilai-nilai sesuai dengan norma atau sikap dan
keterampilan dalam mendidik peserta didik. Dan di LPTK juga dituntut dari calon
guru yaitu kompetansi dalam mengembangkan kepribadian seorang guru, menyusun
program, mengembangkan alat dan bahan pembelajaran dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan alat dan lingkungan dengan
berinteraksi dengan siswa, masyarakat dan kalangan pendidik lainnya, dengan
menerapkan metode atau tekhnik dan alat yang sesuai dengan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta didik, serta nilai peruses dan hasil beajar, mengidentifikasi
dan membantu kesulitan belajar peserta didik, serta calon guru atau guru
melaksanakan tugas-tugas administrasi dan melakukan penelitian yang sederhana
untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau proses pembelajaran kepada peserta
didik.
Kompetensi dasar tersebut kemudian mewarnai struktur kurikulum dan isi
mata kuliah di LPTK sehingga guru atau calon guru memiliki profesionalitas atau
cakap dalam menjalankan tugasnya, dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk
menjadi guru yang profesioanal.
Jawaban Soal hal 230
1. Upaya yang ditempuh PGRI untuk mendukung rekrutmen guru :
- menganalisis seberapa besar kekurangan guru (kebutuhan guru) ditiap sekoalh
beserta mata pelajarannya
- guru yang di rekrut harus mempunyai latar belakang pendidikan yang minimal
dan mantap
- membantu dalam perekrutan guru yang dilakukan secara transparan system
keterbukaan
2. upaya yang ditempuh PGRI untuk mendukung penataan dan pembinaan guru :
Melakukan analisa terhadap kebutuhan guru, melakukan pembinaan calon guru
pada perguruan tinggi penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan (PT
P2TK)
3. upaya yang ditempuh PGRI dalam mensukseskan pemberian penghargaan
terhadap guru:
- turut adil dalam penyerahan penghargaan tersebut
- dapat memilih atau menentukan guru yang patut menjadi suri teladan
- memberikan penghargaan sesuai dengan prestasi yang dicapai atau yang
diperoleh.
4. upaya yang ditempuh PGRI untuk mendukung terhadap jaminan hari tua kepada
guru :
- mengadakan bimbingan psikologis atau penyiapan mental menjelang pensiun
- wawasan social, olahraga, keagamaan dan bisnis
- keterampilan bisnis dan materi lain yang sesuai dengan minat guru
mengurangi jam kerja agar guru dapat beradaptasi
Ke-PGRI-aN
Kumpulan Tugas Karya Tulis & Jawaban Soal-soal
(diselesaikan untuk memenuhi tugas Ke-PGRI-aN)
Oleh :
Hendro wahyudi
2009 133 214
Pend. Geografi 2 F
UNIVERSITAS PGRI
PALEMBANG
KATA PENGANTAR
Segala puji senantiasa penulis panjatkan kehadirad Allah SWT, sebagai wujud dari
rasa Syukur atas nikmat yang telah dikaruniakan-Nya. Sehingga, meski dalam keadaan yang
penuh keterbatasan masih bisa menyelesaikan tugas yang telah dibebankan terahadap Penulis,
yakni berupa penulisan rangkuman mata kulyah ke-PGRI-an
Solawat beriring salam tidak lupa saya panjatkan kepada Nabi besar Muhamadd Swt
sebagai utusan sang Maha Kuasa sebagai pedoman hidup manusia, serta keluaga, sahabat,
dan InsyaAllah semua pembaca menjadi pengikutnya yang setia sampai akhir Zaman. Aminn
Selain itu saya juga mengucapkan banyak terimakasih terhadap semua pihak yang
telah memberikan dukungan sehingga penulis bisa menyelesakan tugas ini dengan baik,
khususnya kepada bapak pembimbing mata kulyah ke-PGRI-an yaitu Bapak,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Dalam penulisan ini, penulis meyakini tidak sempurna sebagaimana yang penulis
inginkan, maka demi perbaikan dalam penulisan tugas-tugas selanjutnya, kritik yang
konstruktif sangat penulis harapkan.
Palembang, 7 Maret 2010