mengukir angin - galeri buku jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... ·...

98
Mengukir Angin

Upload: others

Post on 20-Jul-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Mengukir Angin

Page 2: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Sanksi Pelanggaran Pasal 113

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

Tentang Hak Cipta

1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin

Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin

Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Page 3: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Kumpulan Puisi

Mengukir Angin

Muhammad KK Irni Resmi Apriyanti Lailatul Qomariyah

Moh. Salman Vicky Firmansyah

RUANG SASTRA Gresik 2018

Page 4: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Kumpulan Puisi

Mengukir Angin Copyright © Ruang Sastra Gresik

Muhammad KK, Irni Resmi Apriyanti, Lailatul Qomariyah, Moh. Salman, Vicky Firmansyah

Penyunting & Penyelia: Abizar P. & Nizar R. Gambar sampul & ilustrasi: Irni Resmi Apriyanti Diterbitkan oleh PAGAN PRESS Dusun Tanjungwetan, RT/RW 001/001 No. 35 Desa Munungrejo, Kec. Ngimbang, Lamongan Telp.: 081-335-682-158 E-Mail: [email protected]

Cetakan I, Desember 2018 Ruang Sastra Gresik, PAGAN PRESS, 2018 90 + viii hlm.; 13 x 20 cm ISBN: 978-602-5934-34-6 1. Sajak. I. Ruang Sastra Gresik Isi di luar tanggung jawab percetakan Hak cipta dilindungi undang-undang All rights reserved

Page 5: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Meruang dalam sastra Bagi siapa saja

Page 6: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

DAFTAR ISI Meladang Rasa -1 MUHAMMAD KK

- Kata Sisa -2 - Tak Ada Hujan Malam Ini -3 - Jika Berpisah -4 - Menjemput Kekasih -5 - Gajah -6 - Elegi -7 - Aku -8 - Pengayuh -9 - Malam Lucu -10 - Cemas -11 - Mendoakan Rindu -12 - Meladang Duka -13 - Pagi Jam Dua -14 - Sisa -15 - Teori-Teori, Asas-Asas, Metode-Metode, Sistem-

Sistem, Teknik-Teknik, dan Rumus-Rumus untuk Jatuh Cinta Padamu -16

Yang Datang dari Masanya -17 IRNI RESMI APRIYANTI

Ruang Keempat - Caturmatra -18 Sebelum Tuhan Mempertemukan - Anggasta (Bersemayam) -19 - Dvidasa -20 - Catri -21 - Yang Datang dari Sebelum Masanya -22 - Risalah -23 Waktunya Kami - Bersama “Yang Datang dari Setelah Masanya” -24 - Anabela (Penuh Kekaguman) -26 - Nirmana -27

Page 7: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

- Kinanti -30 Yang Masih Tersisa - Cekah (Terbelah) -33 - Empat Jiwa Menjadi Tiga -34 Mereka Tetap Satu - Dwitunggal -36 - Ironi; Mendekati Munajat -37 - Munajat Ruang Keempat -39

Singgah Sejenak -41 LAILATUL QOMARIYAH

- Sejenak -42 - Luka Tanpa Darah -43 - Hanya Lewat -44 - Hujan, Ia Pergi -45 - Persimpangan -46 - Terlupakan -47 - Kamu -48 - Munajat -49 - Apa Kabar UPN -50 - Agape -51 - Penat -52 - Aku Ingin Kembali -53 - Harapan Senja -54 - Solitude -55 - Dan Nasihat -56

Menuju Baka -57 MOHAMMAD SALMAN

- Hati Susah -58 - Porak Poranda -59 - Kelabu -60 - Anganku -61 - Mesin-Mesin 2000 -62 - Kesenangan -63 - Untuk Tuhan, Bacalah -64 - Kusayang -65

Page 8: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

- Tangisanmu -66 - Sendu -67 - 666 -68 - Perih Hati -69 - Bisikan Malam -70 - Patera -71 - Gadisku -72

Kota Manusia -73 VICKY FIRMANSYAH

- Batas Jalan -74 - Bias Telaga -75 - Bocah Kardus -76 - Di Perapian -77 - Dongeng ‘Cerita Subuh’ -78 - Inspirasi Kosong -79 - Jendela Mentari -80 - Klise Tentangmu -81 - Kota Sepi -82 - Nelayan Sakit Jiwa -83 - Penantian Penyair Tua -84 - Penulis Senja -85 - Sudut Mata -86 - Perajut Hari Kehilangan Pagi -87 - Tentang Mimpi di Sepertiga Cahaya Bulan -88

PARA PENULIS -89

Page 9: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 1

Meladang Rasa MUHAMMAD KK

Page 10: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

2 / Mengukir Angin

KATA SISA Selamat malam, apa kabar Kau perkenalkan namamu, Sita Terlahir dari periuk jingga Kau menggodaku Dengan bicara tiada kupu-kupu di tamanmu Tapi semua kilah bisu Bola matamu sendu Selamat datang Dalam dunia yang kita tahu sebagai mimpi Maafkan, bukan salahku Aku tak mengundangmu Kau yang datang sendiri Silalah menari dan bersenang-senang Cukup aku di sini tersenyum memandang Dan kini sudah pagi Sudah waktunya kembali Pada kupu-kupu yang kau ikat Manis kuning mengilat Tapi lihat sejenak kemari Ada sisa kata Sebelum kau pergi

Page 11: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 3

TAK ADA HUJAN MALAM INI Tak ada hujan malam ini Gelap semakin pucat, enggan berpuisi Sementara angin terus saja memaksa berbicara Dengan bahasa entah apa Sebelum sepi merebut kata-kata Rasanya ada bekas mesra Tak ada hujan malam ini Hanya kusimak warna kusut jalan Lalu menghirup aroma kota yang membosankan Canda menjadi pekat Riuh menjelma pucat Akhirnya batu menghentikan tawa Semua sepakat menjadi hampa Tersisa sunyi dan tak ada hujan malam ini Tapi aku merindukanmu sekali lagi

Page 12: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

4 / Mengukir Angin

JIKA BERPISAH Jika ada waktu Mari duduk di bawah pohon mangga Kita berbincang sejenak Aku seduhkan untukmu teh beraroma mawar Sambil menunggu Kau bisa ikut burung gereja bergunjing tentang waktu Jika berkenan Aku ingin bertanya Apakah bunga ini masih bisa dibasuh, Dengan rindu kita bersama? Tak apa, ucapkan saja selembut pagi Meski bibirmu merekahkan duri. Harus ada yang terjadi, dan Selagi masih hangat Kecup teh beraroma mawar ini Sebelum burung gereja terbang menuju biru Lalu kita sepakat tak saling bertemu

Page 13: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 5

MENJEMPUT KEKASIH Bosan sudah meratap hati Muak sudah berlari-lari Lelah menjejak bumi Wajahnya pucat pasti Seorang lelaki Tenang sekali Menyesap sisa kopi Lalu beranjak pergi Menjemput sang kekasih Yang lebih dulu abadi

Page 14: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

6 / Mengukir Angin

GAJAH Entah pagi, entah petang Gajah besi lalu dan lalang Memikul kegelisahan Dihantar menuju kefanaan Melata di jalan legam Menggilas sisa harapan Angkuh berdentum bergetar Tunggangan mungil malaikat kematian: Menakutkan

Page 15: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 7

ELEGI Kuingat Kemarin lusa masih musim hujan Kau menari basah di taman bunga kenanga hati Lalu kemarin kemarau tiba-tiba Merontokkan dedaunan Air mata Kata dusta Segalanya Dan hari ini musim hujan lagi Kau menari kembali Di taman bunga melati Jauh sebelum pagi Taman bunga kenanga hati menjadi taman elegi Melihatnya pun kau tak sudi Semoga esok semua musim dicekik sepi Terkapar mati

Page 16: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

8 / Mengukir Angin

AKU Aku bukan Aku Dalam aku ada aku lain Yaitu Aku Aku yang lebih aku dariku Dalam keakuanku Aku hanya menjadi aku Bukan Aku Aku tak memiliki aku Aku dimiliki Aku Aku adalah aku

Page 17: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 9

PENGAYUH Semakin dekat denganku Parasnya terlihat kusut kelabu Telah ia tempuh aspal depan pabrik Penghasil debu dan bau Dugaanku Pada bahunya mengendap sudah Kisah-kisah lelah dan lara Seorang pengayuh becak tua Diturunkan tuannya Lalu menyambut lembar beribu Berharga seliter beras Dengan senyum keriput tulus bersipu Ia simpan dalam lusuh saku baju Bersuji koyak, terurai tak utuh Diputarnya kemudi Dengan keringat sisa Mengayuh kembali hidupnya

Page 18: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

10 / Mengukir Angin

MALAM LUCU Napasmu lucu Aromamu lucu Diammu lucu Resahmu lucu Angin berkejaran lucu Jangkrik bernyanyian lucu Batu dan rumput beradu lucu Bulan menyimaknya lucu Ini malam lucu Mereka berdusta lucu Dalam tanya-tanya lucu Bersama jawaban-jawaban lucu Dan aksen-aksen lucu Aku tersayat lucu Oleh manusia-manusia lucu Dengan kata-kata lucu

Page 19: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 11

CEMAS Malamku dingin berkabut cemas Ketakutanku lepas Tenangku terpangkas Luntur terkelupas Susun penggalan napas Ritme mencoba pantas Agar mimpiku tak bias Ah! Tetap saja cemas Itu saja terlintas Parasmu terias Terlukis tanpa kuas Tanpa cat dan kain alas Terbeber amat luas Merahasiakan batas Padahal sudah kucoba keras Redam kenangmu yang buas Dengan diksi dan majas-majas Kemudian bagaimana bisa lekas Gelisah berterbang bebas Napas terselesaikan tunas Semua kumiliki lunas Untukku terlelap puas Malamku dingin berkabut cemas

Page 20: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

12 / Mengukir Angin

MENDOAKAN RINDU Bikin susah saja rindu ini Sudah sepi, hati dicabik-cabik lagi Tapi tersadar diri Sepayah menghendaki Bukan kau kumiliki Kusirat padamu sebait doa abadi Di titik terdiam hati

Page 21: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 13

MELADANG DUKA Ia tengadah di bawah pohon randu Samar tersedu Menanti aksara tergugur dari ranting tua Dikumpulkan menjadi nama kekasihnya Untuk ia tanam kembali Di ladang lelah hati Agar nama kekasihnya tumbuh Ia siram saban pagi Dengan air mata Meski tersadar Akan lagi memanen duka

Page 22: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

14 / Mengukir Angin

PAGI JAM DUA Tidurmu akan nyenyak Malam-malam selanjutnya Tinggal aku yang terus terjaga Dan sedikit demi sedikit iseng Menambah kadar sakit jiwa Tertawalah Teriaklah Terlukalah Terdukalah Terimalah!

Page 23: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 15

SISA Kapan Enyahmu? Pikirkan! Aku Hanya Ingin Terlelap, Angankan Nyenyat

Page 24: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

16 / Mengukir Angin

TEORI-TEORI, ASAS-ASAS, METODE-METODE, SISTEM-SISTEM, TEKNIK-TEKNIK, DAN RUMUS-RUMUS UNTUK JATUH CINTA PADAMU Tidak ada

Page 25: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 17

Yang Datang dari Masanya IRNI RESMI APRIYANTI

Page 26: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

18 / Mengukir Angin

RUANG KEEMPAT Caturmatra

Bagiannya adalah ketiadaan Isi penuhnya adalah kekosongan Tak dapat dikatakan senyap lagi sunyi Bukan meresapnya dingin yang membekukan Pantang meninabobokan sebelum mati Demikian jejak gosong yang dilumat panas Dusta jika abu menjadi selimut matra Juga, hikayat Hanya bagi yang ingin merasa padahal semestinya, ada Monolog mancawarna Dialog, dwitunggal Manjakan indra Meretas, meresap prana Nyatanya tetap hana Tak dapati makna di balik isi Bersemayam Sampai gamang menghilang Semesta mengamini Diketahui-Nya

Page 27: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 19

SEBELUM TUHAN MEMPERTEMUKAN Anggasta (Bersemayam) Separuhnya Terasa pekat, mengikat Hasratnya ingin menjerat panas Silirannya mendekati nol derajat Menggigil. pecah Maya. Separuhnya Terasa liat, merengat Menjalar kemudian tegap Hasratnya melesat Mencengkeram satu titik nol derajat Tertunu. Abu. Maya. Ajag. Sendirian.

Page 28: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

20 / Mengukir Angin

Dvidasa Yang datang dari sebelum masanya Berkharisma di balik jamanika cakranya Diamnya menjadi satire sesamanya Aga! Katanya mereka Momok para jawara Dvidasa, Yang datang dari sebelum dan setelah masanya, Ailurophile

Page 29: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 21

Catri Yang datang dari sebelum masanya Lihai menyembunyikan bias kirana-nya Ceriwisnya menjadi bahagia tua dan muda Si Priya! Katanya mereka Pesona desa Catri, Yang datang dari sebelum dan setelah masanya, Eccentric

Page 30: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

22 / Mengukir Angin

Yang Datang dari Sebelum Masanya Tertegak Menyapu pandangan pasar di hari Rabu malam Ini bukan ruang Agora biasa. Siaga Percepatan rupa Meruangnya labirin Perlahan meliuk, tanda nirmana dalam matra. Degup dada yang menyeruak Sengaja menjadi sinom pengantar Gusar Sebelum pandangannya berubah menjadi wimba acak Kemudian menjadi satu titik temu Menenangkan. Tandas. Empat mata bertemu Bukan yang perdana Mereka tak pernah tahu Ini takdir sambungan kedua Setelah yang datang dari sebelum masanya Babak muhabah Semesta raya menasdikannya Diamini-Nya.

Page 31: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 23

Risalah Melantunkan doa kepada-Nya, menjadi titah ‘tuk angin; menyejukkannya Tak ingin retakan penyesalan berjejak menutupi taburan syukur, setelahnya Meyakini doa kepada-Nya, menjadi mandat ‘tuk hujan; menyucikannya Tak ingin genangan kesedihan menggerus habluminannas, setelahnya Memercayai doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk api; menghangatkannya Tak ingin kekal kemarahan membekukan kesabaran, setelahnya Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan kekecewaan terbenam dalam hati habluminallah, setelahnya Dvidasa dan Catri adalah pasangan hati yang saling menjaga dalam doa Mereka ingin menjaga takdir-Nya Atas risalah kelahiran; pertemuan, Kematian; perpisahan, atau jika diamini-Nya adalah yang "lainnya".

Page 32: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

24 / Mengukir Angin

WAKTUNYA KAMI Bersama “Yang Datang dari Setelah Masanya” Jika reinkarnasi itu tidak ada, lalu, apa nama dari sekuelnya? Tak bisakah disebut kekuasaan takdir Sang Kuasa? “Aku menemukanmu kembali!” pekiknya menyirep kembang sejagat bermekaran Setelah jutaan tahun cahaya. Yang datang dari sebelum masanya. Yang datang dari setelah masanya Berputar dalam cakrabuana yang sama. Tidak lagi seperti Matahari dan Bulan Tapi Candra dan Kartika dalam kegelapan Dvidasa dan Catri bukan sekedar roman Semesta mengetahui, Dia mengamininya. Dvidasa terperanjak, deru hati senang dan bimbang dipecundangi zaman yang berulang, membuatnya memasang badan. Senyuman hanya bahasa kesenangan yang tak mampu disembunyikan. Begitupun Catri kegirangan. Jinaknya membuai, liarnya memabukkan, berdesakan, menggeliat, dan hampir membuncah dari balik tabir doa. Bauran acak prana tanpa raga berebut merengkuh jagat asmaraloka. Apa daya, raga menjadi batas muhabah mereka. Terdengar dengung di antara frekuensinya. Terlihat abstrak di antara spektrumnya. Petal cahaya di antaranya adalah wujud kesemrawutan emosi kerinduan atas rengkuhan. Masing-masing si Empu-nya raga kebingungan, gelisah, dan merasakan hangat mengisi sanubari. Diam-diam mengijinkan menyertakan cinta kembali ke dunia nyata.

Page 33: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 25

Tanpa tahu seluk beluk narasi, yang datang dari sebelum masanya. Waktunya Kami, Caturasmi - Empat Nama, merajut kinanti. Aamiin.

Page 34: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

26 / Mengukir Angin

Anabela (Penuh Kekaguman) Izin-Nya Berlama-lama dalam diamnya raga Semakin tertarik pada poros kedalaman rindu. Jiwa. Semoga selalu dalam balut doa Semoga, bukan maksud menduakan-Nya Semoga, jalan dipertemukan antara benar dan baik-Nya Akhirnya bercerita Kejujuran pertama Singa betina menjelma kupu-kupu De javu Aku merasa pernah melihatmu Di suatu masa Dengan pandangan yang memuja Tapi di mana? Izinkan aku menelisik tabir dengan menyentuh satu cakramu Menggelitik. Sejuk. Mengagumkan. Seketika, aku jatuh cinta padamu (kali kedua?) Seketika, aku jatuh cinta pada diriku sendiri (perdana?) Seketika, aku merasa melihat separuhnya aku, padamu Anabela Aamiin.

Page 35: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 27

Nirmana Setelah melewati hampir tiga masa penghujan. Sembari menahan hasrat meninggalkan pijakan. Yang datang setelah masanya itu tiba, membawa kejutan. Kemudian tak lagi membosankan. Menyeruaknya fenomena nirmana. Menjadikan matra penuh ragam sensasi suka dan duka.

“Daya impuls terhadap estetika itu dapat dilatih, tumbuh, dan berkembang. Proses itu dilatih, tumbuh, dan berkembang. Di antaranya melalui keteraturan dan kelainan. Keteraturan. Adalah bagian dominan (di antaranya) perulangan, kemiripan, cerminan, dan roncetan. Kelainan. Adalah ketidak-teraturan. Kelainan ada dalam keteraturan sebagai unsur yang teratur. Diantara kelainan dan keteraturan, menyusup kecengkahan. Keteraturan mematuhi. Kelainan menjadi anomali. Tapi, kecengkahan terdapat juga dalam keteraturan itu sendiri.”

Perasaan itu bagian dari Estetika. Cinta itu Perasaan. Cinta itu Estetika.

“Daya impuls terhadap cinta itu dapat dilatih, tumbuh, dan berkembang. Proses itu dilatih, tumbuh, dan berkembang. Di antaranya melalui keteraturan dan kelainan. Keteraturan. Adalah bagian dominan (di antaranya) perulangan; kemiripan, cerminan, dan roncetan. Kelainan. Adalah ketidak-teraturan. Kelainan ada dalam keteraturan sebagai unsur yang teratur.

Page 36: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

28 / Mengukir Angin

Di antara kelainan dan keteraturan, menyusup kecengkahan.

Keteraturan mematuhi. Kelainan menjadi anomali. Tapi, kecengkahan terdapat juga dalam keteraturan itu

sendiri.” Perulangan Bertemu (titik) petang Merengkuh (pancaran) fajar Memikirkan (jejak barik) berkali-kali Menata (ruang kosong) hanyalah niat sesekali, Berakhir pada janji (serasi) untuk diingkari Berpolah (irama) sama Serupa (kejelasan), tapi bukan Dominasi Tiba-tiba rindu Tiba-tiba prahara Tiba-tiba tersenyum Tiba-tiba air mata Mengacak Berulang. Merepotkan; kekanak-kanakan, ketidaksetujuan, kegelisahan, kekesalan, kesedihan, kemarahan, kerinduan. Mengherankan; kepatuhan, percekcokan, keheningan, kekonyolan, kecemburuan, kegairahan, kerinduan. Membahagiakan; keberadaan, kebersamaan, kepedulian, kecerewetan, ketenangan, kegembiraan, kedewasaan, kecintaan, kesamaan, kenyamanan, kerinduan. Menyakitkan; Penyangkalan dengan diam, kepalsuan dengan ucapan, kasih karena kasihan, kerinduan. Juga, cinta itu perulangan kerinduan.

Page 37: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 29

Yang merepotkan, yang mengherankan, yang membahagiakan, yang menyakitkan.

Page 38: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

30 / Mengukir Angin

Kinanti “Aku ada untuk membantumu, menjagamu, selayaknya pasangan. Suami.” Hah?! Ada yang aneh tentangnya. Sepulang liburan, awal-awal pertemuan.

*** “Kenapa takut jatuh cinta kepadaku?” “Karena kita; berjarak.” “Kenapa takut jatuh cinta kepadaku?” “Lupakan!” Dialog tanpa kesimpulan.

*** “Apa yang akan terjadi jika aku tak berpetualang ?

Bagaimana kita akan bertemu? Mungkin aku tak akan tahu, ada kamu yang sekarang.”

“Tidak! Kita harus bertemu. Bagaimanapun caranya, kamu akan tetap datang. Atau Dia tunjukkan cara lainnya.”

Merona. Padahal tidak ada ungkapan cinta.

***

“Aku tak peduli masa lalu dan kelakuanmu yang menurut kebanyakan orang itu ugal-ugalan. Terlepas dari benar dan tidaknya, perasaanku tetap

sama. Sejak itu, aku menikmati cintaku meskipun bayang itu selalu menjadi tamu. Sementara mereka menyebutku sosok bodoh dan tidak tahu diri jika benar-benar menyayangimu. Sindiran terakhir tak membuatku ciut, marah, atau sedih. Hanya rumor tentangmu yang membuatku sakit dan merasa tidak adil. Aku menyayangkan pikiran mereka yang tidak

Page 39: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 31

bergeming ketika tahu berita itu bohong atau kamu sudah berubah menjadi lebih baik.”

“Siapa yang berani berkata itu?” “Berkata soal rumor kamu? Jangan dipikirkan, aku tak percaya!” “Bukan, bukan soal perkara rumor. Aku tidak peduli. Yang aku pedulikan, rasa marah pada manusia yang mengatakan perasaanmu kepadaku adalah semacam ketidaknormalan sekaligus pembodohan pikiran, hati, dan jasmanimu. Siapa orangnya?” “Sudahlah. Bukannya aku bilang, hal itu malah tidak aku hiraukan.” “Tapi, itu membuatmu sedih bukan?” desaknya. Ada yang menerawang dan menghela napas sebagai jawabannya. “Buktinya sekarang, kamu termenung dan sinar matamu meredup. Menyakitkan melihatmu bersedih. Aku marah pada manusia yang membuatmu seperti ini. Lancang!” mendengarnya membuat sedih berubah haru. Sebagian sifat Dvidasa ada dalam dirinya.

“Aku sedih karena mereka tidak tahu kamu manusia baik.”

*** “Keputusannya adalah aku atau kamu pergi ke tanah

seberang agar kita semua terbebaskan.” “Tidak!” “Kenapa?” “Kalau kamu kesulitan dan ada masalah, aku akan susah

menemui dan membantumu” “Lho?! Tujuan pergi adalah untuk saling melepaskan diri dari keterikatan yang tidak jelas ini dan aku bisa menanggung tiap masalah tanpa bantuanmu.”

Page 40: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

32 / Mengukir Angin

“Jangan. Tidak boleh!” Baper?! Begitu kata kiasannya di generasi kekinian. Padahal mungkin hanya karena kasihan.

***

“Aku takut kamu terjebak dengan cerita kenisbian masa lalu. Romansa yang membuatmu berat menerimanya. Karena mungkin kamu tidak mencintai keduanya. Tidak cinta Catri, begitu pun aku yang nyata. Atau mengingkari Dvidasa yang bersemayam diam-diam dalam dirimu. Aku ingin membunuh energinya! Ketiganya; Cintaku, Catri, dan Dvidasa.”

Dia terhenyak mendengarnya. Dia menoreh panas di sekitaran ruas tulang rusuk perempuannya.

“Apa?! Kenapa membunuhnya? Jangan pernah mengusik energi, dimana ada aku didalamnya!”

Reaksi absurd. Tapi s u k a. Merona hati (lagi).

*** Aku merasa dibodohi bayanganku sendiri jika mengingatnya sekarang, dialog-dialognya; berakhir dengan (hanya) w a c a n a. Aku pun ingin tidak memercayai yang telanjur diperkenalkan. Dvidasa mulai bersemadi. Haruskah melepaskan “separuhnya” dan menetap pada semestinya raga? Dvidasa mencintai Catri dan menyukai aku. Sementara (sepertinya) dia tidak. Salah satunya dari pasangannya menjadi pincang.

Page 41: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 33

YANG MASIH TERSISA Cekah (Terbelah) Ruang keempatnya mendekati hana, tipis-tipis bengkahannya mengawang Demikian masih terasa munajat pengantar asa perekat mancawarna Kali ini disisipi keputusasaan. Ya Rabbana, jangan putuskan naim-nya Sebelum pecah terberai hilang Jangan sampai Tapi kuasa tak bisa ditolak Sudah ada serpih serbuk yang menolak muhabat. Serpihannya diam-diam menyepi Tak ada yang menyadari Retaknya dalam sunyi dan tak berteman Separuhnya, menangguhkan. Ya Rabbana, jangan putuskan naim-nya.

Page 42: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

34 / Mengukir Angin

Empat Jiwa menjadi Tiga Bukan tentang romansa dua pasang Ketika permainannya berubah menjadi babak prolog pembuka ruang Cengkah menjadi aku, dia, dan mereka. Yang datang dari setelah masanya Menjadi kenisbian yang dipilih Aga-nya aku dan dia, “Aku adalah aku.” Dilema Persimpangan delusi dan riilnya Atmosfer di luar frekuensi nalar Juga kasatnya, satu sama lainnya memaksa Bahwasanya perulangan jiwa bukan takdir-Nya. Menolak pernah merasa memberi makna dan cinta Padahal, diam-diam mencari apa yang benar dan indahnya Setidaknya, pernah saling menjanjikan satu sama lainnya Saling menjaga matra Hanya, dilampaui. Plin-plan Kuasanya menutupi Ingkar Kami, masing-masing sendiri. Sementara mereka tetap bersama Dwitunggal dalam prana Mengiba mengajak menjadi esa Yang datang dari sebelum masanya. Dvidasa dan Catri lelah berpisah

Page 43: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 35

Mereka yang memeluk euforia setelah penantian panjang Kini menjadi penghuni tanpa raga di Ruang Keempat Yang semestinya ada empat jiwa menjadi satu, bukan tiga. Aku sendiri merindukannya.

Page 44: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

36 / Mengukir Angin

MEREKA TETAP SATU Dwitunggal Aku masih bisa merasakan desiran Panjang dan pelan Di sekitaran ulu hati Bergumul sesekali Aku bertahan Aku kira telah gila. Menjanjikan surga yang tak hanya dunia Hanya yakini atas niat, maka ada, atas izin-Nya Bisik setengah menggoda dalam kharismanya. Jauh di sana Dia memilih menutup semua celah jalan ruangnya Benteng ego yang menjalar Dia tak dapat merasakan yang sama. Munafik Ingin ikut serta, tapi takut dosa Pasrahku berserah, merapal doa Hingga basah di pelupuk mata Padahal tidak hujan aku tak sanggup menjadi inang sendirian. Kembali bermunajat.

Page 45: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 37

Ironi; Mendekati Munajat Keputusan ketika nyali tidak setajam i n t u i s i . Ragu meyakini hati akan lebih baik nanti. Sejujurnya, enggan berucap selamat tinggal, k a m u ! Dibanding perasaan tentang k i t a ; Atau hanya perasaanku. Terdalam yang pernah a d a . Atau (mungkin) perasaan yang k a m u simpan untuk aku, meskipun hanya dalam sepersekian w a k t u. Perasaan yang tidak terangkat ke permukaan, karena telanjur bilang “t i d a k !” Gengsi. Aku bantu putuskan di bawah ambang sadar. Meragukan intuisi dan biarkan tanpa kamu tahu, (usaha; Berusaha; bimbang) I k h l a s sebelum memperjuangkan; R e l a tidak bersahabatan dengan kesempatan; Memusuhi sementara mereka yang datang dari sebelum m a s a n y a. Meskipun ada bahagia yang menggoda. Tapi sayang, mungkin (memaksakan percaya itu) s e m e n t a r a. Padahal perih nanti menjanjikan sangat l a m a. Sekarang untuk n a n t i, begitu bisik nalarnya. Mengetahui lebih awal; Merasakan terlalu dini. Ketika nanti hitamnya berdarah, yang tersisa hanya sedih menahan amarah. Meskipun pasti yakin, setelah ini akan ada jatuh hati yang terdalam. Beraninya sekarang hanya mengamati dalam diam. Intinya pura-pura tidak akan pernah tahu; Usaha saling memalingkan m u k a. Prasangka jika besok ada cerita yang baru; Aku tanpa c i n t a ; Kamu lupa akan s u k a . Prahara atas rasa selanjutnya yang akan terjebak lebih lama untuk nanti; Aku dan kamu, masing-masing kembali mencari c i n t a .

Page 46: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

38 / Mengukir Angin

Karenanya manusia, tak bisa menjanji kisah berseri panjang, tanpa ada sakit nanti dengan insan yang b e d a . Keputusan ketika nyali tidak setajam i n t u i s i . Persiapan hati demi sosok yang masih misteri. Kamu mengingkari Dvidasa. Yang kemudian mati suri. Catri mengurung kesedihannya. (Berpura-pura) menguatkan raga dan sukmanya. A k u . Sedangkan diri ini masih (r a g u) atas tidak ingin cerita baru yang akhirnya belum tentu atau (siapa tahu); k a m u. Kemudian menghantarkan wahana pertanyaan yang sekalipun tak pernah tersiratkan dalam pencarian jati diri dalam monolog bersama-Nya.

“Dapatkah doa merubah takdir-Mu? Karena diri-Mu Maha membolak-balikan hati umat-Mu. Karena diri-Mu menyukai hamba yang memohon atas harapannya. Kepada-Mu. Atau, jika memang sudah takdir-Mu, Melepaskan asa sepertinya bukan suatu masalah. Segarisnya, apa yang seharusnya menjadi milik umat-Mu, Ketika dilesapkan, Pasti akan tetap menjadi milik hamba-Mu.”

Akhirnya kembali pada misteri putusan Illahi. (Berharap) Diamini-Nya.

Page 47: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 39

Munajat Ruang Keempat Yang datang dari setelah masanya Lama menghilang Dikira tersesat melayang Ternyata berburu kebebasan Berpetualang. Yang menyisakan imprint dalam ruang waktu yang datar Meskipun demikian tetap mendusta Yin menarik banyak titik embun Menjauhi caturmatranya. Demikian, harap saling mencari Membebaskan untuk bersama berpulang Repetisi imaji

"Jika doamu lebih kuat dariku, maka mata hatiku akan bergerak ke arahmu. Namun, begitu pun jika doaku atasnya lebih kuat, maka aku dan dia adalah takdir kembali."

Dialog banyak peran Yang datang dari setelah masanya Sepertiga malam kembali ditemani kunang-kunang Berharap terus ditemani-Nya.

Page 48: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

40 / Mengukir Angin

Page 49: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 41

Singgah Sejenak LAILATUL QOMARIYAH

Page 50: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

42 / Mengukir Angin

SEJENAK Sejenak kisah singgah Menulis kasih hati Bunga mekar racun cinta Wangi tercium indrawi Persinggahan sejenak Datang menapak menyapa Memberi aura Merah bunga terlihat membara Membekas kisah persinggahan dulu Merah ini redup sudah Mekar bunga tak lagi ada Sang penulis kisah sejenak Hanya datang menyapa

Page 51: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 43

LUKA TANPA DARAH Dadaku tertekan sesak mendera Perwujudan sakit tanpa luka Apa yang selama ini kuimpikan Apakah akan hilang Mimpi yang kudamba, namun Kini diri harus merela Beradu dengan sang mahkota Apatah takdir telah dilukis begini Mungkinkah titik akhir telah sampai Apatah sang pena lelah Tuhan Calon pejuang hendak memulai Suguhan kesakitan telah kujalani Naluri raja rimba yang dulu Kini perlahan pudar Meninggalkan asa dan hasrat Tanpa tujuan.

Page 52: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

44 / Mengukir Angin

HANYA LEWAT Ada apa dengan diriku Bagai bunga cantik, berduri Sekadar menyentuh, tak sudi Angin datang, cuma lewat Hujan turun, singgah sejenak Sebegitu burukkah diriku Lalu yang mana perlu diubah Banyak tanda tanya berkeliaran Berteriak menyahut menjawab Ah, ambigu yang terdengar Kepastian yang terubah

Page 53: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 45

HUJAN, IA PERGI Aroma tanah menyeruak di kepalaku Sore ini hujan datang menyapa Gemericik air bersahutan bagai irama Kupandang langit sore yang menghitam Bersama rintik hujan Pikiranku kembali ke masa itu Senyum mengembang, tiada henti Bunga cinta bermekaran di hati Suara gelak tawa masih teringat jelas Namun kini hanyalah sepi Diriku berdiri, sendiri Sore itu dia pergi Bersama rintik hujan, menemani Tuhan, terima kasih telah membiarkan dia pergi Sekarang aku tahu maksud semua ini Kehadiran hujan selalu didampingi pelangi Sama seperti detik ini Melihat yang nanti tepat berdiri di sampingku "Ayo pulang! Hujan sudah reda," Ia genggam jemariku, dinginku Kuulas senyum bersama anggukan kepala.

Page 54: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

46 / Mengukir Angin

PERSIMPANGAN Riuh rendah itu tak sanggup membuatku menengok Hanya mampu menunduk Resah dan malu menyatu Pertapaan termakmur hanya di sini Dan teguran membuatku mendongak, sejenak Bisikan kawan hanya pintas kudengar Siang itu entah apa yang merasuk Tepat persimpangan tangga itu, Bukti mulai mengubah mata pandang Bagai medan magnet, ia kutub yang berkubu Hati bergetar tidak selayaknya tersentuh Sinar matahari menyapa ragamu Kaca-kaca mata menghiasi rupamu Untuk sejenak aku lupa Ke mana aku harus melangkah Karena pesonamu senantiasa menyerang.

Page 55: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 47

TERLUPAKAN Sesak rasaku saat ini Iri menghampiri Menekan membakar relung hati Inginku bicara, tapi hanya keluh Senyum dan tawa terbit pesona Walau ada yang terlupa Aku menangis dalam diam, dalam Kalian bersorak-sorai bahagia Apa kalian lupa? Ha? Hitam putih hidup telah kita lalui Tawa-tangis-haru baru menggema Kini hilang, sia-sia Ketika semua itu telah tiada Teronggok tak berguna Saat keberadaanku tak lagi sama Yang lama terlupa, yang baru berbunga Hati ini memaksa menerima Dan, sakit Ah, biar Tak ada yang bisa kulakukan Ketika hening saja terasa purba Diriku yang telah dilupa.

Page 56: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

48 / Mengukir Angin

KAMU Hei, kamu! Mata masa yang pernah menemaniku Terima kasih Telah menyisihkan waktu Terima kasih Atas mata kisah yang telah kau ukir Diriku yang dulu Mungkin tidak akan jadi seperti ini Kau tanggal segala lara Dengan dusta yang terucap Kamu yang saat ini bahagia Rengkuhlah, bahagiakan Nikmati indah dunia bersamanya

Page 57: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 49

MUNAJAT Terjaga dalam tidur Kegagalan yang tampak menghantu-hantu Ketegangan dalam tragedi Harap itu tak terjadi Di tiga malam akhir mata yang terpejam Kini terbelalak enggan menutup kembali Masih teringat jelas Tangisan yang tampak nyata Walau sekadar bias mimpi Ketenangan nurani Basuh air membasahi Kupasang kain putih menutupi diri Sujud harap pada sang ilahi “Nastagfirullah, wallahu, wallahu akbar.” Hati berdoa memohon kerelaan.

Page 58: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

50 / Mengukir Angin

APA KABAR UPN rin/Du d/I/kau sang pemberi gelis/Ah gundah gulana /U/tusan pencipta pembangkit jiwa diam telah mengubahku dikau hadir /P/enuntun kakunya raga kontak jiwa raga dirimu dengan milikku seolah menyatu di sini rindu menggebu pikira/N/ menjerit bertanya wicara pun tak memberi arti.

Page 59: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 51

AGAPE Agape? Jangan sembarangan, bukan yang itu Di sini kuperikan yang sesungguhnya Bukan melulu tentang percintaan remaja Klasik! Kisah ini tentang kasih mama kepada sang putra kebanggaan, namun runcing bedanya Ya, beliau wanita hebat Mendidik tak lelah, membimbing tak keluh Menghadapi sikap spesial sang putra Memberi cinta kasih tulus tanpa batas Sudah tahu apa itu agape? Agape!

Page 60: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

52 / Mengukir Angin

PENAT Legit kucium, aku terusik Duduk sejenak ditemani bola-bola kecil, kenyal Kotak putih empuk tenggelam dalam hamparan air panas Kriuk! Kaul dimulai Mengalir Tertawa, kemudian Diam kembali Usahkan terlena diri Suruhan romaji dan kanji menanti Lekuk sang hiragana Benar kewajiban harus disegerakan Sudikah kau izinkan akal ini rehat barang sejenak? Teruntuk sensei Aku tidaklah secerdik kebanggaanmu itu!

Page 61: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 53

AKU INGIN KEMBALI Subuh telah tampak Rona keemasan terlihat samar Matahari mengintip di antara rindang pohon Embun masih setia pada daun Gereja terbang berkicau Dingin pagi menusuk kulit Menjamah air pun segan Asap dapur tampak mengepul Terlihat nyaman sekadar menghangatkan badan Itu bayangku, setahun lalu Menginap dalam gubuk kokoh Di bawah kaki Bromo

Page 62: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

54 / Mengukir Angin

HARAPAN SENJA Merah-jingga membaur bersama mega-mega Rumput sawah mulai berbayang Sehasta demi sehasta Kelelawar keluar dari peraduan Layangan mulai diturunkan Selawat samar menguing Anak berteriak berlarian Senja Aku ingin menitipkan rasa Dalam sajak-sajak kata Sebuah pengharapan kepada pencipta Bersama hilangnya surya Yang kini bertukar dengan gemerlap bintang.

Page 63: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 55

SOLITUDE Sanubari sunyi Nyenyat tanpa arti Pengap ruang hampa Kosong keinginan diri ini Lepas menyendiri dalam sepi Sampai diri tak mampu berimaji

Page 64: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

56 / Mengukir Angin

DAN NASIHAT Lelah Bukan alasan untuk menepi, berhenti Perjuangan masih panjang, tak sampai sini Teruskan hingga akhir nanti Bunga selalu mekar Mentari pun tetap bersinar Seperti halnya cinta

Yang tidak semudah mengucap kata saranghae Yang kau puja itu

Semua butuh jalan liku-liku Jangan terlalu risih berkhayal memikirkan sebuah kenangan

Page 65: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 57

Menuju Baka MOHAMMAD SALMAN

Page 66: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

58 / Mengukir Angin

HATI SUSAH Duka nestapa Seperti yang buta kehilangan prasasti Selalu mengesah Seperti lampu, minyak kurang Merah padam mukamu Kau belah cakrawala Bahkan tak terbayang di pikirmu Bagai mencencang air tak putus Kau empaskan keras Dan anjing pun mengunyah belulang Terdiam seketika Teringat tentang dukamu Jangan seperti air daun talas Bangun dan lanjutkan sisa hidupmu Dihantam bangkit lagi, dihantam bangkit lagi Hingga Jingga senja

Page 67: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 59

PORAK PORANDA Buku berserakan Bagai guna alu: sesudah menumbuk, dicampakkan Rak-rak berjatuhan diguncang lindu Sampul-sampul pun sobek tergores pisau tajam Tulisan-tulisan meleleh Sajak-sajak indah mengabu Bisikan bising mulai merambat Selaras getar-geser-gesek tanah Buku pun mulai bicara Bukankah itu benar Inginkan kekal selamanya

Page 68: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

60 / Mengukir Angin

KELABU Langit menghitam Tak satu bintang Suasana mencekam Suara angin, suara dingin Bersama gesekan pepohonan Seperti 9:45 Terjebak aku Berkhayal Seolah putung perun menari-nari Seolah kuda lepas dari pingit Mendidih sekujur darahku Bagai kucing dengan kucing: siapa yang raja? Terkejut, bulan memancarkan cahayanya Ribuan bintang berjatuhan seperti daun berguguran Memercik Tersadar, ternyata aku terjebak dalam ruangmu

Page 69: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 61

ANGANKU Dunia, tak baka Sama persis kasihmu padaku Hatiku setengah karam Laiknya mawar hilang kelopaknya Harapanku sudah padam Sampai bulan pun tanpa pantulannya Tampaknya diriku sudah salah Kuteringat Sudah lama semenjak engkau pergi Hati kecilku bicara rindu ini Sudah menjadi Abu

Page 70: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

62 / Mengukir Angin

MESIN-MESIN 2000 Dari sebutan nama itu mungkin semua orang sudah tau Benarlah Tempat yang padat penduduk dan penuh dengan perindustrian Seperti gula-gula yang diintai seribu semut Dan dari sinilah aku mulai lahir dari rahimku dulu Mungkin semua umurku: nol sampai kini Masih berpijak di sini Di sinilah aku mulai belajar Dari sinilah aku mulai perlahan mengenalnya Mengenal populasi Mengenal polusi Mengenal ilusi Populasi urban mungkin tak ilegal Hanya polusi yang begitu padat, mengintai Dan ilusi pembangunan yang belum rampung Di situlah mesin-mesin tercipta

Page 71: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 63

KESENANGAN Warna-warnimu Bak mawar kubelah seribu Kilau pesonamu Bagai purnama pembalas rindu Barisan lentikmu Memuaskan setiap mata yang melihatmu Lengkungmu Seakan membelah langit biru Andai engkau bisa kurayu Kuhadiahkan kau pada cintaku

Page 72: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

64 / Mengukir Angin

UNTUK TUHAN, BACALAH Tuhan, bebaskan mereka setan dunia Lindungi mereka Beri mereka kekuatan Banyak anak kecil tak bersalah dijatuhi peluru Menderita karenanya Melawan dengan senjata seadanya Serpihan bola-bola kaca Ujung tombak yang patah Luapan amarah menggetar-getar Mereka dihantam ditampar dibunuh diperlakukan binatang Tuhan mereka kesakitan bila mati sisakan surga untuknya Tempatkan mereka tepat di sampingmu Dan berikan balasan atas orang-orang yang membunuh merampas inginnya

Page 73: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 65

KUSAYANG Dia ada Dia berjasa Aku bangga Memberi kasih sayang tiada henti Memberi ilmu tanpa kenal lelah Terselip dalam benak Ingin sekali kubalas Menjagaku tak kenal takut Siang, malam, selalu ada Sekarang kau tiada Belum sempat membalas semuanya Perlakuan baik darimu Tugas terakhirku sudah pasti Mengantarkanmu Menuju peristirahatan terakhirmu Menuju baka

Page 74: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

66 / Mengukir Angin

TANGISANMU Badanmu yang kecil terkadang tak sanggup membawa otakmu Engkau selalu menangis di malam hari Seperti orang kehilangan kantuk Hai, Nak! Bangkitlah! Jangan selalu membuatnya cemas Kau harus tahu, coba cari tahu Betapa berat beban yang ditanggung Jangan menunggu waktu esok untukmu Memang benar. Tak selamanya hal yang kita inginkan tercapai Tapi ada hal yang harus kita lakukan Untuk segera dimulai dengan sebuah tekad “Nak, kau dengar itu?”

Page 75: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 67

SENDU Kelak jadi daun kering Terpisah dari ranting Mulai gugur Berbunyi bak sorak semarai Terngiang di liang telinga Hilang semua Tertimbun dalam tanah Ungkapan kerapuhan Sampai saatnya tiba Daun baru pun bermunculan

Page 76: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

68 / Mengukir Angin

666 Kastil tak kasat mata Pakaian berubah warna Impian menjadi dusta Mereka sama Memiliki jiwa yang penuh amarah Seperti api dalam sekam Menghasut Ketakutan manusia kabar baik baginya Sembunyi dalam kegelapan Jika waktu sudah tiba Datang membawa pasukan

Page 77: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 69

PERIH HATI Lukamu tak kunjung sembuh Terbuka seperti lapar Sayatan-sayatan tipis Merah lebam Daging segar Mungkin tak akan lama Membeku, membusuk Maka, mau dusta seperti apa?

Page 78: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

70 / Mengukir Angin

BISIKAN MALAM Malam sudah datang Kini kau menyala terang seperti sinar rembulan Bukan cuma satu Jutaan, bahkan miliaran sepertimu Indah Menawan Seperti tanda titik di langit Tapi tak abadi Tatkala berjatuhan Menyerupa rintikan dongeng Ingin kugapai, namun tak sampai Hanya puas mata menatapmu

Page 79: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 71

PATERA Patera sedikit saja tak pernah berteriak Dia jua tak pernah mengeluh Meski pada akhirnya gugur Sedikit dia bertanya Kenapa kau tinggalkanku?

Page 80: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

72 / Mengukir Angin

GADISKU Aku ingin menjadikanmu putri Dalam singgasana mimpiku Seperti dalam dunia fantasi Sedikit kata bisa kuucapkan Semoga saja itu terjadi dalam kentaraku Aih, mimpiku selalu kamu

Page 81: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 73

Kota Manusia VICKY FIRMANSYAH

Page 82: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

74 / Mengukir Angin

BATAS JALAN Jalan dibatasi trotoar Langit dan Bumi dibatasi gerombolan awan Manusia dibatasi akal Dan semua kalimat terhenti pada suatu titik. Katanya Lihat titik itu hanya pemisah kata-kata dan belum berarti makna Menggelikan Kata buku itu Batas dan batas yang hanya bisa kau baca Trotoar hanya jalan untuk berjalan Dan awan hanya kamuflase air hujan Terbatas katanya? Dia yang terbatas di atas kesombongan yang tak tahu tentang lingkaran Dan tak pernah ada ujung definisi batas yang dia katakan

Page 83: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 75

BIAS TELAGA Terbit atau terbenam Gerhana atau cuma bulan sabit Berjalan atau berhenti Biasan yang tampak di telaga Tenang menjadi saksi bisu kenyataan Tetesan embun mengisyaratkan kisah Tentang bias yang bergelombang Menghapus bayang untuk sementara Seperti telaga cermin dari segala yang terlintas Seperti aku tidak dirimu yang terus tergoyah Meninggalkan bayang dan tak mengerti apa yang hilang dari arti sebuah cerita kegembiraan

Page 84: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

76 / Mengukir Angin

BOCAH KARDUS Pijakan kaki seorang bocah mengempaskan debu Kalian tahu saat dia berjalan? Di tengah kebisingan orang-orang Saling menggerutu tentang ketidakpuasan mereka Selalu mencerca, memaki Demi ego yang mereka timbulkan sendiri Di balik fiksi, realita tanpa narasi Semua hilang hanya tinggal hari Dengarkanlah jeritan bocah di balik kardus itu! Berteriak sambil menggenggam pensil di jari jemari Dengan tekun menulis kata mimpi Untuk dunia yang tak terkendali

Page 85: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 77

DI PERAPIAN Seikat tangkai api-api Tersusun di belantara daun kering Cahaya kebiruan menari Seraya memori lama di kejauhan Pantat panci hitam kemerahan Memberi hangat tubuh yang menggigil Gulita malam sunyi dan tenda kecil Angin mengajak berbincang dalam lamunan Pohon-pohon tinggi menjaga api Indah malam ini hanya terlihat satu sudut di sana Andai dapat menyapa: “Hai, keindahan! Ingin kutanya sebuah nama.”

Page 86: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

78 / Mengukir Angin

DONGENG ‘CERITA SUBUH’ Larut malam selarut jiwa Mendongeng Cerita Serban Pak Tua Menunggu fajar menggurat ‘alif’ di hitungan tasbih kaukah Khizib mengguncang langit Pak tua menyeka wajah Uban telah basah Langit terbelah kemerahan semakin merekah Di atas kubah bersimfoni suara panggilan-Nya

*tasbih kaukah : biji tasbih berbahan kayu kaukah (kokka)

Page 87: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 79

INSPIRASI KOSONG Kau tak butuh puisi sekarang Kau tak butuh puisi besok Kemarin di atas tanah secarik kertas kau injak Sekarang kau bersihkan, hiasi dengan tulisan Apa yang kau pikirkan saat terbayang masa-masa kelam Sajak dipenuhi kalimat ketidakwarasan Di antara kebimbangan dan kekosongan Itu di hatimu Bagai menulis di atas air Di mana tiap hurufnya? Hanyut tak berbekas Bodoh itu aku Tak meneteskan sesuatu

Page 88: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

80 / Mengukir Angin

JENDELA MENTARI Cahaya merasuk di sela-sela jendela Manusia terbangun oleh sukma sang raja Berjalan di antara penistaan dan kehilangan Tanpa sadar telah sampai di ufuk nirwana Udara segar menerpa wajahnya yang muram Melihat mentari Dia tertawa mendengar sabda baginda raja: “Kecil tidak berarti besar, tapi kecil akan menjadi besar Hilang! Hilang dan hilang masanya Sudah saatnya menyulam benang.” “Tapi aku tak ingin dipandang karena bayang-bayang,” tegasnya

Page 89: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 81

KLISE TENTANGMU Kau terlalu jauh Hingga tak satu pun kata yang kuingat Kau akan datang Entah pagi ini, esok, atau hanya klise tentangmu yang aku samakan di tiap bait puisi ini Sendiri Seperti hari yang lalu Sama seperti hari ini Lihat lentera itu! Bertanya pada tetes air yang tanggal, dari matamu Atau pengibaratanku yang tak tahu tentangmu Yang kutahu ini rinduku Yang sekarang Atau Nanti dulu

Page 90: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

82 / Mengukir Angin

KOTA SEPI Angin dan udara Barangkali mempercepat hujan Melukis awan dengan pertanyaan Dalam ukiran takdir yang telah ditetapkan Sudah Itu musnah tak ada Di daratan Aku bukan Dia Aku bukan apa Aku tidak tahu nama untuk didengar oleh mereka Aku hanya nyawa yang ingin bahagia Ya, bahagia Kota ini Memisahkan jarak antara ramai dan sepi Apa kabar kota ini? Hanya kota yang mati Sampai besok ada lagi

Page 91: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 83

NELAYAN SAKIT JIWA Jaring-jaring di tepi dermaga Tubuh hitam mengilat merajut asa Di antara industri kota Kita rakyat jelata Tak tahu apa-apa Tak tahu apa yang salah Ibarat ranting-ranting patah Hingga nelayan sakit jiwa Menggeledek bongkahan kapal-kapal pecah Solar-solar tumpah Lempar jala diberi sampah Jaring-jaring di tepi dermaga Ikan sudah punah Di antara industri kota Janji di muka? Hm… Hanya air yang bercampur bahan kimia Harapan apa yang kita punya? Rayuan kata-kata atau bualan belaka Laut utara Kita rindu sebelum ada mereka

Page 92: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

84 / Mengukir Angin

PENANTIAN PENYAIR TUA Sekian kalinya aku berjalan di antara alang-alang sawah Tanpa sadar aku bertemu penyair tua Bercerita kata-kata indah: "Pelangi belum bercahaya, dia masih dilanda rindu hujan Seperti burung itu bernyanyi dengan irama menawan di tengah sebuah penantian Sekalipun ia tak gundah karena embus angin menjaganya" Aku bertanya pada penyair tua: "Apa arti dari sebuah penantian?" Ia menjawab sebuah kata: "Dunia" Sekali lagi aku bertanya: "Kapan tiba akhir dunia?" Penyair tua tersenyum Sembari menulis dengan wajah penuh makna Ditunjukkannya selembar kertas Kata demi kata Hanya menyebut nama Tuhannya

Page 93: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 85

PENULIS SENJA Kadang ilalang tak seindah rerumputan Seperti mimpi yang tak seindah kenyataan Dan harapan yang berujung bualan Sebentar senang, sebentar kesakitan Senja pun mulai hitam Sedang malam tak kunjung memberi tawa Aku rindu merah jingga cahayanya Meski kutahu itu akan lama Sang mega menyambut sinar sang surya Mendayu indah di balik nirwana Ditimpa pagi buta bernada Aku tahu ini tentang rasa Peran seorang pujangga menulis sebuah kata Mengingat sosok nyata dalam buaian belaka Memudar di tengah lirih yang tak tahu kapan sudahnya Menunggu saat waktu mempertemukan nyala jingga cahayanya Yang memberi makna di setiap tulisannya

Page 94: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

86 / Mengukir Angin

SUDUT MATA Masa lalu tak pernah tahu Apa yang ingin kau sampaikan Tulis saja Buat puisi agar mereka tetap tak tahu Masa depan menyuruhmu: “Buka matamu! Apa yang kau lihat dan apa yang tak kau lihat.” Tahukah kau? Bukan soal wujudnya Tapi soal cara pandangmu yang aku takutkan Coba lihat dia Tersenyum Coba lihat mereka Menangis Coba lihat dirimu Tak ada apa-apa

Page 95: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 87

PERAJUT HARI KEHILANGAN PAGI Ia duduk di kursi rotan Sambil menggaruk ubannya yang gatal Sarapan dengan nasi sisa semalam Halaman belakang Cukup nyaman untuk terdiam Di beberapa kisaran hitungan jam Seseorang pemakai serban mengatakan: “Ia kehilangan pagi saat mendengar nyanyian para perajut hari Lirik penuh arti dalam rangkaian konotasi Seakan mengajaknya pergi Berlari! Ia tak sadarkan diri.”

Page 96: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

88 / Mengukir Angin

TENTANG MIMPI DI SEPERTIGA CAHAYA BULAN Dulu sempat menuai mimpi Sampai-sampai aku tak mau terbangun oleh hangat sinar pagi Tapi itu dulu sebelum tawaku kau kurung di balik jeruji angan Dan sekarang ku hanya mampu menatap sepertiga cahaya bulan Saat mimpi yang kau bawa pergi hanya tinggal ilusi dan suara rintik hujan yang tak tahu kapan akan berhenti Aku sengaja di sini sendiri dalam dinginnya angin yang rindu pagi Dan kini hanya ada sebuah luka sedih yang sengaja kututupi Tapi aku bisa atasi, saat senja esok hari menyambut pelangi setelah hujan malam ini Dan saat ini mengenang mimpi hanya sebuah inti untuk bisa berdiri lagi di kemudian hari

Page 97: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

Ruang Sastra Gresik / 89

PARA PENULIS

MUHAMMAD KK Lahir di Gresik, Juli 1993. Tinggal di Kauman, Gresik. Suka membaca, menulis, dan naik gunung. Saat ini beraktivitas menjadi peng-karya melalui tulisan dan jahitan. Bisa saling bersua di Instagram @muhammad_kk19.

IRNI RESMI APRIYANTI Nama lengkap dicukupkan Irni Resmi Apriyanti. Mojang asal Bandung, kelahiran 34 tahun silam, 16 April 1984. IG: irniresmi. Surel: [email protected]. Menyukai menulis sejak mengenal alfabet, terutama sejak mengenal produk happening serupa buku harian/diary. Bukan tulisan fiksi skala

profesional, tapi tulisan nonfiksi ala kadar ketika masih imut. Pyuh!

LAILATUL QOMARIYAH Memiliki nama pena Moonight Girl. Lahir di Gresik, Jawa Timur pada 23 April 2000. Tinggal di Dahanrejo Lor, Kebomas, Gresik. Perempuan penggemar K-Pop dan musik india ini juga suka menulis puisi dan pengalaman hidup sejak SMP hingga SMA kini. IG: @lailatulqmry atau [email protected]

Page 98: Mengukir Angin - Galeri Buku Jakartagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/04/... · Menuliskan doa kepada-Nya, menjadi petuah ‘tuk bumi; menjaga serta Tak ingin kuburan

90 / Mengukir Angin

MOHAMMAD SALMAN Lahir di Gresik, 4 Mei 2000. Tinggal di Pongangan RT 2 RW 1, Gresik. Suka minum kopi dan membaca. Saat ini masih sekolah di SMK PGRI 1 Gresik, jurusan otomotif.

VICKY FIRMANSYAH Lahir di Gresik, 5 April 1989. Tinggal di Kroman, Gresik. Berawal dari bergerak di kepemudaan yang hobi menulis dan membaca puisi sekaligus dialih-wahanakan menjadi musikalisasi puisi, teater, dan monolog. Bisa saling bersua di Instagram @vicky_arf.