menguap dalam islam-buletin

2
Menguap dalam Islam Menguap merupakan gejala bahwa otak dan tubuh seseorang sedang dalam kondisi yang membutuhkan oksigen dan nutrisi. Hal ini sering terjadi ketika kita sedang mengantuk atau pusing, lesu, dan orang yang sedang menghadapi kematian. Menguap seperti diketahui merupakan aktivitas menghirup udara dalam-dalam melalui mulut dan bukan aktivitas yang normal mengingat mulut bukanlah organ yang disiapkan untuk menyaring udara seperti hidung. Mulut yang terbuka lebar dalam keadaan menguap maka meningkatkan potensi masuknya berbagai jenis mikroba dan debu hingga kutu bersamaan dengan masuknya udara ke dalam tubuh sehingga datang petunjuk nabawi yang mulia agar kita melawan “menguap” ini sekuat kemampuan kita, atau pun menutup mulut saat menguap dengan tangan kanan atau pun dengan punggung tangan kiri. Seseorang yang menguap-terkhusus ketika shalat- diperintahkan untuk menahannya semampu dia termasuk diperintahkan kepada seorang yang menguap adalah menghentikan bacaan shalatnya agar tidak hilang (terlewatkan) sebagian huruf atau kata/kalimat dari bacaannya tersebut. Hal diatas dapat berlaku ketika membaca Al-Fatihah yang merupakan salah satu rukun shalat, wajib bagi orang yang shalat untuk membacanya dengan memperhatikan huruf- huruf dan kata-perkatanya sehingga ketika tidak dibaca (walaupun) satu huruf saja, atau membaca huruf yang seharusnya ditasydid namun tidak mentasydidnya, atau bahkan salah dalam membacanya sehingga mengubah maknanya-padahal lisannya normal dan seharusnya bisa untuk tidak terjatuh pada kesalahan tersebut- maka shalatnya batal. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ُ بُ اَ ثَ لت اْ نِ مِ انَ طْ يَ ش ل ا اَ ذِ اَ فَ بَ اءَ ثَ ! تْ مُ كُ دَ حَ اُ هَ ذُ رَ يْ لَ ف اَ مَ اعَ طَ يْ س اَ نِ اَ فْ مُ كَ دَ حَ ا اَ ذِ اَ الَ ف اَ هَ 1 كِ حَ ضُ انَ طْ يَ ش ل ا“Menguap adalah dari setan, jika salah seorang dari kalian menguap, maka hendaknya ditahan semampu dia, sesungguhnya jika salah seorang dari kalian (ketika menguap) mengatakan (keluar bunyi): ‘hah’, maka setan tertawa.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan ini lafazh riwayat Al-Bukhari) Al-Imam Malik rahimahullah mengungkapkan : “Mulutnya ditutup dengan tangannya ketika shalat sampai selesai menguap. Jika menguap ketika sedang membaca bacaan shalat, kalau dia memahami apa yang dibaca, maka hukumnya makruh namun sudah mencukupi baginya (bacaan dia). Tetapi jika tidak memahaminya, maka dia harus mengulangi bacaannya, dan jika tidak mengulanginya, -kalau bacaan tersebut adalah surat Al-Fatihah-, maka itu tidak mencukupi (tidak sah shalatnya), dan kalau selain Al-Fatihah, maka sudah mencukupinya (shalatnya sah).

Upload: afiya-fathina

Post on 12-Dec-2014

109 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bulletin An-Nafi'

TRANSCRIPT

Page 1: Menguap Dalam Islam-BULETIN

Menguap dalam Islam

 Menguap merupakan gejala bahwa otak dan tubuh seseorang sedang dalam kondisi yang membutuhkan oksigen dan nutrisi.Hal ini sering terjadi ketika kita sedang mengantuk atau pusing, lesu, dan orang yang sedang menghadapi kematian. Menguap seperti diketahui merupakan aktivitas menghirup udara dalam-dalam melalui mulut dan bukan aktivitas yang normal mengingat mulut bukanlah organ yang disiapkan untuk menyaring udara seperti hidung. Mulut yang terbuka lebar dalam keadaan menguap maka meningkatkan potensi masuknya berbagai jenis mikroba dan debu hingga kutu bersamaan dengan masuknya udara ke dalam tubuh sehingga datang petunjuk nabawi yang mulia agar kita melawan “menguap” ini sekuat kemampuan kita, atau pun menutup mulut saat menguap dengan tangan kanan atau pun dengan punggung tangan kiri.

Seseorang yang menguap-terkhusus ketika

shalat- diperintahkan untuk menahannya semampu dia termasuk diperintahkan kepada seorang yang menguap adalah menghentikan bacaan shalatnya agar tidak hilang (terlewatkan) sebagian huruf atau kata/kalimat dari bacaannya tersebut.

Hal diatas dapat berlaku ketika membaca Al-Fatihah yang merupakan salah satu rukun shalat, wajib bagi orang yang shalat

untuk membacanya dengan memperhatikan huruf-huruf dan kata-perkatanya sehingga ketika tidak dibaca (walaupun) satu huruf saja, atau membaca huruf yang seharusnya ditasydid namun tidak mentasydidnya, atau bahkan salah dalam membacanya

sehingga mengubah maknanya-padahal lisannya normal dan seharusnya bisa untuk tidak terjatuh pada kesalahan tersebut- maka shalatnya batal.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

�اؤ�ب� �ث �ط�ان� م�ن� الت ي �ذ�ا الش� �اء�ب� ف�إ �ث �م� ت �ح�د�ك د�ه� أ �ر� �ي �ط�اع� م�ا ف�ل ت �ن� اس� �م� ف�إ �ح�د�ك �ذ�ا أ ض�ح�ك� ه�ا ق�ال� إ

�ط�ان� ي الش�“Menguap adalah dari setan, jika salah seorang dari kalian menguap, maka hendaknya ditahan semampu dia, sesungguhnya jika salah seorang dari kalian (ketika menguap) mengatakan (keluar bunyi): ‘hah’, maka setan tertawa.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan ini lafazh riwayat Al-Bukhari)

Al-Imam Malik rahimahullah mengungkapkan :“Mulutnya ditutup dengan tangannya ketika shalat sampai selesai menguap. Jika menguap ketika sedang membaca bacaan shalat, kalau dia memahami apa yang dibaca, maka hukumnya makruh namun sudah mencukupi  baginya (bacaan dia). Tetapi jika tidak memahaminya, maka dia harus mengulangi bacaannya, dan jika tidak mengulanginya, -kalau bacaan tersebut adalah surat Al-Fatihah-, maka itu tidak mencukupi (tidak sah shalatnya), dan kalau selain Al-Fatihah, maka sudah mencukupinya (shalatnya sah).”

Seorang yang menguap ketika shalat, dia harus menghentikan bacaan shalatnya sampai menguapnya selesai, kemudian melanjutkan bacaannya. Ini adalah perkataan Mujahid, dan ini ucapan yang bagus,

Page 2: Menguap Dalam Islam-BULETIN

ditunjukkan oleh riwayat dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يدخل الشيطان فإن فمه على بيده فليمسك أحدكم تثاءب إذا“Jika salah seorang di antara kalian menguap, hendaknya dia tahan mulutnya dengan tangannya, karena setan berupaya untuk masuk.” (HR. Muslim)